Presentasi Dka n Dki

Post on 25-Jul-2015

206 views 8 download

Transcript of Presentasi Dka n Dki

PEMBIMBING:Letkol CKM dr. Dian

Andriani, SpKK 

DISUSUN OLEH:Khairiyah Gusleni

090221234

Dermatitis berasal dari kata dermo (kulit) dan itis (radang/inflamasi), sehingga dermatitis dapat diterjemahkan sebagai suatu keadaan di mana kulit mengalami inflamasi.

Dermatitis kontak iritan berbeda dengan dermatitis kontak alergi, dimana dermatitis kontak iritan merupakan suatu respon biologis pada kulit berdasarkan variasi dari stimulasi eksternal atau bahan pajanan yang menginduksi terjadinya inflamasi pada kulit tanpa memproduksi antibodi spesifik.

Epidemiologi

Dermatitis kontak iritan dapat diderita oleh semua orang dari berbagai golongan umur, ras, dan jenis kelamin.

Definisi

Dermatitis kontak iritan adalah efek sitotoksik lokal dan langsung dari bahan iritan pada sel-sel epidermis, dengan respon peradangan pada dermis.

Etiologi

• faktor eksogen (iritan dan lingkungan) dan faktor endogen

Faktor eksogen

(1) Sifat kimia bahan iritan: pH, kondisi fisik, konsentrasi, ukuran molekul, jumlah, polarisasi, ionisasi, bahan dasar, kelarutan

(2) Sifat dari pajanan: jumlah, konsentrasi, lamanya pajanan dan jenis kontak, pajanan serentak dengan bahan iritan lain dan jaraknya setelah pajanan sebelumnya

(3) Faktor lingkungan: lokalisasi tubuh yang terpajan dan suhu, dan faktor mekanik seperti tekanan, gesekan atau goresan.

Ada empat mekanisme yang dihubungkan dengan dermatitis kontak iritan, yaitu:

Hilangnya substansi daya ikat air dan lemak permukaan

Jejas pada membran sel Denaturasi keratin epidermis Efek sitotoksik langsung

Iritan kuat memberikan gejala akut, sedang iritan lemah memberi gejala kronis.Berdasarkan penyebab tersebut dan pengaruh faktor tersebut, dermatitis kontak iritan dibagi menjadi sepuluh macam, yaitu:

Dermatitis Kontak Iritan Akut Dermatitis Kontak Iritan Lambat

(Delayed ICD)

Dermatitis Kontak Iritan Kronis (DKI Kumulatif)

Reaksi Iritan Reaksi Traumatik (DKI Traumatik) Dermatitis Kontak Iritan

Noneritematous Dermatitis Kontak Iritan Subyektif

(Sensory ICD) Dermatitis Kontak Iritan Gesekan

(Friction ICD) Dermatitis Kontak Iritan Akneiform Dermatitis Asteatotik

Dermatitis Kontak Iritan AkutDermatitis Kontak Iritan Kronis (DKI Kumulatif)

Reaksi Iritan

Dermatitis Kontak Iritan Gesekan (Friction ICD)

Dermatitis Kontak Iritan Akneiform Dermatitis Asteatotik

• Kompres dingin dengan Burrow’s solution

• Glukokortikoid topikal• Antibiotik dan antihistamin• Anastesi dan Garam Srontium (Iritasi

sensoris)• Kationik Surfaktan• Emolien• Imunosupresi Oral• Fototerapi dan Radioterapi Superfisial

Definisi Penyakit bertendensi resesif dan

menjadi kronis Dermatitis kontak alergi adalah suatu dermatitis atau peradangan kulit yang timbul setelah kontak dengan alergen melalui proses sensitasi.

Dermatitis kontak iritan timbul pada 80% dari seluruh penderita dermatitis kontak sedangkan dermatitis kontak alergik kira-kira hanya 20%. Sedangkan insiden dermatitis kontak alergik terjadi pada 3-4% dari populasi penduduk.

Usia tidak mempengaruhi timbulnya sensitisasi namun dermatitis kontak alergik lebih jarang dijumpai pada anak-anak. Lebih sering timbul pada usia dewasa tapi dapat mengenai segala usia. Prevalensi pada wanita dua kali lipat dari pada laki-laki.

Kulit dapat mengalami suatu dermatitis bila terpapar oleh bahan-bahan tertentu, misalnya alergen, yang diperlukan untuk timbulnya suatu reaksi alergi. Hapten merupakan alergen yang tidak lengkap (antigen)

Dupuis dan Benezra membagi jenis-jenis hapten berdasarkan fungsinya yaitu:

1. Asam, misalnya asam maleat.2. Aldehida, misalnya formaldehida.

3. Amin, misalnya etilendiamin, para-etilendiamin.

4. Diazo, misalnya bismark-coklat, kongo- merah.

5. Ester, misalnya Benzokain6. Eter, misalnya benzil eter7. Epoksida, misalnya epoksi resin8. Halogenasi, misalnya DNCB, pikril klorida.9. Quinon, misalnya primin, hidroquinon.10. Logam, misalnya Ni2+, Co2+,Cr2+,

Hg2+.11. Komponen tak-larut, misalnya terpentin

Kriteria diagnosis dermatitis kontak alergik adalah :

Adanya riwayat kontak dengan suatu bahan satu kali tetapi lama, beberapa kali atau satu kali tetapi sebelumnya pernah atau sering kontak dengan bahan serupa.

Terdapat tanda-tanda dermatitis terutama pada tempat kontak.

Terdapat tanda-tanda dermatitis disekitar tempat kontak dan lain tempat yang serupa dengan tempat kontak tetapi lebih ringan serta timbulnya lebih lambat, yang tumbuhnya setelah pada tempat kontak.

Rasa gatal Uji tempel dengan bahan yang

dicurigai hasilnya positif.

TerapiKortikosteroids topikal Antihistamin Tars Imunoterapi Identifikasi dan eliminasi faktor-faktor

eksaserbasi Kortikosteroid sistemikThymopentinTacrolimusPimecrolimusGammaglobulin

Secara konvensional pengobatan DA kronik pada prinsipnya adalah sebagai berikut (Menurut Boguniewicz & Leung 1996) :

Menghindari bahan iritan Mengeliminasi alergen yang telah

terbukti Menghilangkan pengeringan kulit

(hidrasi) Pemberian pelembab kulit

(moisturizing)

Kortikosteroid topikal Pemberian antibiotik Pemberian antihistamin Mengurangi stress Memberikan edukasi pada penderita

maupun keluarganya

Pada anak penderita DA, 75% akan disertai penyakit alergi lain di kemudian hari.

Penderita DA mempunyai kecenderungan untuk mudah mendapat infeksi virus maupun bakteri (impetigo, folikulitis, abses, vaksinia, Molluscum contagiosum dan herpes).

Penderita dermatitis atopik yang bermula sejak bayi, sebagian (40 %) sembuh spontan, sebagian berlanjut ke bentuk anak dan dewasa. Ada pula yang mengatakan bahwa 40-50% sembuh pada usia 15 tahun. Sebagian besar menyembuh pada usia 30 tahun.

Secara umum bila ada riwayat dermatitis atopik di keluarganya bersamaan dengan asma bronchial, masa awitan lambat, atau dermatitisnya berat, maka penyakitnya lebih persisten.