Post on 21-Feb-2016
description
Pembimbing : dr. Djoko Heru S, Sp.MDipresentasikan oleh : Arum Diannitasari (012106093)
• Nama Pasien : Nn. ND• Umur : 19 tahun• Jenis Kelamin : Perempuan• Status pernikahan : Belum Menikah • Agama/suku : Islam/Jawa• Alamat : Karang Anyar - Demak• Pekerjaan : Mahasiswa• Nomor CM : 632903
Anamnesis secara : Auto anamnesis dan allo anamnesis pada tanggal 5 Agustus 2015 di Poliklinik Mata RSUD Kudus.
Keluhan Utama : Pasien merasa penglihatannya kabur pada kedua mata
Riwayat Penyakit Sekarang:Pasien datang ke Poliklinik Mata RSUD Kudus dengan keluhan
penglihatan mata kanan dan kiri kabur saat melihat jauh. ± 1 tahun yang lalu, mata kanan dan kiri pasien mulai kabur saat melihat tulisan di papan tulis. Mata kanan dan kiri penglihatannya kabur timbul secara perlahan, awalnya mata kabur tidak terlalu mengganggu, namun lama – kelamaan pasien merasa terganggu dalam kegiatan hariannya terutama saat membaca jarak jauh, pasien merasa lebih jelas saat membaca/melihat dekat.
Penderita sering menonton tv jarak dekat dan sering membaca sambil tidur. Penderita menyangkal suka membaca di tempat yang remang-remang. Tidak ada keluhan lain pada mata. Penderita telah berobat ke dokter dan telah dilakukan koreksi lensa pada mata kanan dan kiri penderita dengan menggunakan lensa negative (0,75). Pasien sudah memakai kacamata minus selama 1 tahun.
± 4 bulan yang lalu semenjak kacamata pasien hilang, penglihatan pasien semakin kabur, pasien juga mengalami kesulitan apabila melihat garis lurus / huruf dari jauh, yang terlihat garisnya seperti bengkok , ada bayangannya yang menjadikan pusing. Pasien mengaku sering menyipitkan mata kanan dan kiri apabila melihat jauh.Pasien merasa nyaman apabila melihat dekat. Mata merah tidak ada, mata berair tidak ada, kotoran mata tidak ada, nyeri pada mata tidak ada, gatal tidak ada. Silau terhadap sinar tidak ada, melihat seperti kabut tidak ada, melihat pelangi tidak ada, melihat seperti kilatan cahaya tidak ada.
Riwayat Penyakit Dahulu:Riwayat penggunaan kacamata (+)Riwayat memakai lensa kontak (-)Riwayat operasi yang berhubungan dengan mata disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga:Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keadaan
serupa.
A. STATUS GENERALISATA
Tanggal Pemeriksaan : 5-8-2014Keadaan Umum : BaikKesadaran : Compos mentisKooperativitas : kooperatifStatus Gizi : BaikTensi (T) : 110/90 mmHgNadi (N) : 80 kali/ menitSuhu (T) : 36,5o c Respiration :20 x / menit
B. STATUS OFTALMOLOGI
SubyektifPasien datang ke Poliklinik Mata RSUD Kudus dengan keluhan penglihatan mata kanan dan kiri kabur saat melihat jauh. Pasien sudah memakai kacamata sejak 1 tahun yang lalu. ± 4 bulan yang lalu semenjak kacamata pasien hilang, penglihatan pasien semakin kabur, pasien juga mengalami kesulitan apabila melihat garis lurus / huruf dari jauh, yang terlihat garisnya seperti bengkok , ada bayangannya yang menjadikan pusing. Pasien mengaku sering menyipitkan mata kanan dan kiri apabila melihat jauh.Pasien merasa nyaman apabila melihat dekat.
Obyektif
Oculi dexter et sinister
Astygmatisme myopicus compositusMyopia Astigmatisme myopicus simplexAstigmatismemixtus
ODS Astigmatisme myopi compositus
Terapi non medikamentosa :
Resep kacamata sesuai koreksi:
OD S –1,75 C – 0,25 axis 700 6/6OS S – 1,75 C – 0,25 axis 200 6/6
OD OS
Quo ad visam Ad bonam Ad bonam
Quo ad sanam Ad malam Ad malam
Quo ad function Ad bonam Ad bonam
Quo ad cosmeticam Ad bonam Ad bonam
Quo ad vitam Ad bonam Ad bonam
• Menjelaskan bahwa penglihatan kaburnya disebabkan kelainan pembiasan pada mata, dan pemberian kacamata silinder dapat membantu penglihatannya namun tidak dapat menghilangkan.
• Apabila membaca, pertahankan jarak baca yang cukup dari buku. Jangan membaca sambil tiduran.
• Membatasi waktu bila menonton televisi (Duduk 5-6 kaki dari televisi).
• Mengistirahatkan mata • Jika membaca atau berkerja menggunakan computer,
pastikan cahayanya tepat. Karena bekerja dengan cahaya minim dapat menyebabkan kelelahan mata, tapi cahaya yang terlalu terang juga tidak baik. Arah cahaya terbaik jika bekerja menggunakan computer adalah dari lampu meja bercahaya lembut dari arah samping. Kurangi tingkat terang (brightness) monitor. Warna memang jadi tak terlalau tajam, tapi mata akan jadi lebih nyaman.
• Keluhan ini tidak bisa sembuh mungkin akan bertambah lagi.
• Bisa dilakukan operasi lasik jika minusnya sudah stabil, dan untuk pemakaian lensa kontak belum bisa karena ada silindernya
Kelainan Refraksi
Titik fokus bervariasi di antara mata individu normal tergantung bentuk bola mata dan korneanya. Mata emetrop secara alami memiliki fokus yang optimal untuk penglihatan jauh. Mata ametrop memerlukan lensa koreksi agar terfokus dengan baik untuk melihat jauh. Gangguan optik ini disebut kelainan refraksi.
Panjang bola mata seseorang dapat berbeda-beda. Bila terdapat kelainan pembiasan sinar oleh kornea (mendatar, mencembung) atau adanya perubahan panjang (lebih panjang, lebih pendek) bola mata maka sinar normal tidak dapat terfokus pada makula. Keadaan ini disebut sebagai ametrop dapat berupa miopia, hipermetropia, atau astigmatisme.
Kelainan lain pada pembiasaan mata normal adalah gangguan perubahan kecembungan lensa yang dapat berkurang akibat berkurangnya elastisitas lensa sehingga terjadi gangguan akomodasi. Gangguan akomodasi dapat terlihat pada usia lanjut sehingga terlihat keadaan yang disebut presbiopia.
Kelainan Refraksi
Ametrop
Dikenal berbagai bentuk ametropia,seperti :• Ametropia aksial
Ametropia yang terjadi akibat sumbu optik bola mata lebih panjang, atau lebih pendek sehingga bayangan benda difokuskan di depan atau di belakang retina. Pada miopia aksial fokus akan terletak di depan retina karena bola mata lebih panjang dan pada hipermetropia aksial fokus bayangan terletak di belakang retina.
• Ametropia refraktifAmetropia akibat kelainan sistem pembiasaan sinar di
dalam mata. Bila daya bias kuat maka bayangan benda terletak di depan retina (miopia) atau bila daya bias kurang maka bayangan benda akan terletak di belakang retina (hipermetropia refraktif)
Astigmatism
• Keadaan dimana terjadi penglihatan yang kabur karena sinar dari arah berbeda-beda difokuskan pada titik yang berbeda.
• Etiologi kelainan astigmatisma adalah sebagai berikut : – Adanya kelainan kornea dimana permukaan luar kornea
tidak teratur.– Adanya kelainan pada lensa dimana terjadi kekeruhan
pada lensa.– Intoleransi lensa atau lensa kontak pada postkeratoplasti– Trauma pada kornea – Tumor
Klasifikasi
• Berdasarkan posisi garis fokus dalam retina Astigmatisme dibagi sebagai berikut: Astigmatisme Reguler
Bila ditinjau dari letak daya bias terkuatnya, bentuk astigmatisme regular ini dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
Astigmatism With the Rule Astigmatism Against the Rule Astigmatisme ireguler
Klasifikasi
Berdasarkan letak titik vertical dan horizontal pada retina, astigmatisme dibagi sebagai berikut:
• Astigmatisme Miopia Simpleks
• Astigmatisme Hiperopia Simpleks
Klasifikasi
• Astigmatisme Miopia Kompositus
• Astigmatisme Hiperopia Kompositus
Klasifikasi
• Astigmatisme Mixtus
Berdasarkan tingkat kekuatan Dioptri :• Astigmatismus Rendah (< 0,50 Dioptri)• Astigmatismus Sedang (0,75 Dioptri s/d 2,75 Dioptri)• Astigmatismus Tinggi (> 3,00)
Manifestasi Klinis
Pada umumnya, seseorang yang menderita astigmatismus tinggi menyebabkan gejala-gejala sebagai berikut :
Memutarkan kepala agar dapat melihat benda dengan jelas.
Menyipitkan mata seperti halnya penderita myopia, hal ini dilakukan untuk mendapatkan efek pinhole.
Pada saat membaca, penderita astigmatismus ini memegang bacaan mendekati mata, seperti pada penderita myopia. Hal ini dilakukan untuk memperbesar bayangan, meskipun bayangan di retina tampak buram.
Manifestasi Klinis
Sedang pada penderita astigmatismus rendah, biasa ditandai dengan gejala – gejala sebagai berikut :
• Sakit kepala pada bagian frontal.• Ada pengaburan sementara / sesaat pada
penglihatan dekat, biasanya penderita akan mengurangi pengaburan itu dengan menutup atau mengucek-ucek mata.
Diagnosis
– Pemeriksaan pin hole• Subjektif : Optotipe dari Snellen & Trial lens• Objektif : Autorefraktometer, Keratometri
– Uji refraksi– Uji pengaburan– Keratoskop
Penatalaksanaan
• Koreksi lensa• Orthokeratology• Bedah refraksi