pp pemicu 2 ss

Post on 25-Dec-2015

263 views 1 download

Transcript of pp pemicu 2 ss

KELOMPOK 1PEMICU 2

Fasilitator : dr. Lidia

Ketua : Doni TrinandaSekretaris : Epi Nurafni

Merdalis NurliviaAnggota : Agus Amin S

Ahmad Perwira Kevin Anita Sari Putri Denny Christian Lucas Ika Novaza Sartika Selvi Sulistia Ningsih

Pemicu II

I. - WANITA 65 TH- PENGLIHATAN KABUR SJK 1 TH YG LALU- DM DG GULA DARAH TDK TERKONTROL SJK 20 TH YG LALU- PF DAN FUNDUSKOPI :

I. - WANITA 20 TH- MATA MERAH- KELUAR SEKRET KOTOR- GANGGUAN PENGLIHATAN (-)

Mata kanana. Visus 2/60b. Tek. bola mata 18

mmHgc. Refleks fundus (-)d. Lensa keruh total

Mata kiria. Visus 6/30b. Tek. bola mata 15 mmHgc. Mikroaneurismed. Perdarahan dot dan blote. Eksudat

Identifikasi Masalah

Wanita 65 th mengalami gangguan penglihatan sejak 1 th yang lalu dg riwayat DM dg gula darah yang tidak terkontrol sejak 20 th yg lalu

Wanita 20 th mengalami mata merah dg pengeluaran sekret kotor serta tidak mengeluhkan gangguan penglihatan

Analisis Masalah

Gangguan Penglihatan (+)

Penyakit Mata

KatarakRetinopatiGlaukoma

Kronik

Gangguan Penglihatan (-)

Mata merah

Degeneratif Konjungtivitis

dll

Hipotesis

Wanita 65 th mengalami gangguan penglihatan akibat komplikasi DM dan penuaan.

Wanita 20 th mengalami mata merah dan mengeluarkan sekraet kotor tanpa gangguan penglihatanakibat infeksi di daerah konjungtiva.

Pertanyaan

A. 1. Kataraka. Definisi dan

etiologib. Patofisiologic. Epidemiologid. Manifestasi klinise. Pemeriksaanf. Tatalaksanag. Prognosish. Faktor resikoi. pencegahan

2. Retinopati- Diabetik- Hipertensi

3. Glaukoma

B. Konjungtivitis

C. 1. Apa etiologi dan patofisiologi mata merah?

2. Bgmn proses terbentuk eksudat dan mikroaneurisma

3.Bagaimana proses penularan penyakit mata?

4. Jelaskan interpretasi hasil pemeriksaan pd pemicu?

KATARAK

A. DEFINISIkekeruhan pada lensa yg dpt tjd akibat hidrasi lensa, denaturasi protein lensa, atau keduanya.

B. ETIOLOGI• Penyebab sistemik: diabetes, obat-obat

sistemik, infeksi, radiasi sinar-X, dll.• Kondisi okular: trauma, uveitis, tumor

intraokular

• 50% idiopatik

Faktor resiko

Penderita DM lebih lama (> 10 tahun) Usia tua Tidak bekerja Gula darah tidak terkontrol

Epidemiologi

Prevalensi katarak pada usia 65-74 adalah 50 %

Prevalensi pada usia di atas 75 adalah 70 &

Perbandingan pria : wanita = 1:8

Manifestasi Klinis

Gejala : Opasitas di mata

Tanda: Tajam penglihatan menurun

Klasifikasi

Berdasarkan usia: Katarak kongenital Katarak juvenil Katarak senilis

Berdasarkan morfologi: Capsular Subcapsular cortical

Pemeriksaan

Gambaran khas lensa pada katarak diabetik: snowflake cataract (kekeruhan spt tebaran salju di korteks lensa)

USG

u/ melihat struktur abnormal pada mata dgn kepadatan dan kekeruhan media jaringan dalam mata, dimana tdk mungkin dilihat secara langsung.

USG mrpknpemeriksaan khusus u/ katarak terutama mononuklear akan terlihat kelainan badan kaca seperti perdarahan, peradangan, ablasio retina dan kelainan kongenital atau tumor intraokular.

Ultrasonografi

Mata normal Mata katarak

F. TERAPImeski telah banyak usaha yg dilakukan utk memperlambat progresivitas katarak atau mencegah terjadinya katarak, tatalaksana masih tetap dengan pembedahan.

G. PROGNOSISpembedahan katarak pd org dewasa 95% dpt meningkatkan kualitas hidup. 5%kerusakan retina, komplikasi postoperative lainnya.

Komplikasi: Prolaps iris Edema makular sistoid Ablasio retina Opafikasi kapsul posterior

Pencegahan

Usahakan mengonsumsi vitamin C setiap hari

Pakailah kacamata saat di luar ruangan

Retinopati Diabetik

Definisi retinopati diabetikadalah kelainan retina berupa suatu mikroangiopati yg ditandai oleh kerusakan dan sumbatan pembuluh-pembuluh halus , meliputi arteriol prekapiler retina, kapiler-kapiler dan vena yang ditemukan pada penderita diabetes melitus.

Epidemiologi Di inggris penyakit mata diabetik penyebab kebutaan

pd kelompok usia 30-65 thn. Diabetes tipe 1, memiliki prevalensi 2 per 1000 pd usia

< 20 thn Diabetes tipe 2, memiliki prevalensi 5-20 per 1000 pd

usia yang lebih tua.

Etio-patogenesis3 proses biokimiawi yg terjadi pada hiperglikemia yg menimbulkan retinopati diabetik:1. jalur poliol2. glikasi nonenzimatik3. protein kinase C

Faktor resiko Lamanya menderita diabetes Kontrol diabetes yg tidak teratur Hipertensi Merokok

Patofisiologi Sel disekitar pembuluh darah retina yang tipis

( sel perisit) menghasilkan sorbitol >> ( hiperglikemia) sel membengkak mempersempit pembuluh darah

Dinding pembuluh darah menebal karena glikolisasi iskemia jaringan pembentukan mediator angiotrofik, peningkatan permebilitas vaskular, neovaskularisasi, perdarahan memperkeruh badan kaca & iskemia retina rusak

Manifestasi klinis Gangguan pengelihatan kabur Mikroaneurisma Perdarahan blot, dot Dilatasi pemb. Darah Hard exudate Soft exudate Neovaskularisasi Edema retina hiperlipidemia

Diagnosis retinopati diabetik Diagnosis ditegakkan atas hasil funduskopi. Pemeriksaan mata lengkap: pemeriksaan visus,

tekanan bola mata, slit-lamp biomicroscopy, gonioskop, funduskopi dan stereoscopic fundus photography

Pemeriksaan dapat dilanjutkan dengan optical coherence tomography (OCT) dan ocular ultrasonography bila perlu.

OCT memberikan gambaran penampang aksial untuk menemukan kelainan yang sulit terdeteksi oleh pemeriksaan lain dan menilai edema makula serta responsnya terhadap terapi.

Klasifikasi Retinopati diabetik

Pencegahan dan pengobatan Kontrol glukosa darah Kontrol tekanan darah Ablasi kelenjar hipofisis melalui pembedahan

atau radiasi Fotokoagulasi dengan sinar laser:

Fotokoagulasi panretinal untuk RDP atau glaukoma

Fotokoagulasi fokal untuk edema makula Vitrektomi untuk perdarahan vitreus atau

ablatio retina

Retinopati Hipertensi

Definisi : kelainan kelainan retina dan pembuluh darahnya akibatnya tekanan darah tinggi

Klasifikasi: Stadium I Stadium II Stadium III Stadium IV

Epidemiologi Banyak ditemukan pada orang usia di

atas 40 tahun Patofisiologi Hioertensi perubahan arteri retina

akut (spasme arteriol dan kerusakan endotel) hialinisasi elastisitas menurun mikroaneurisma dan perdarahan retina

Penatalaksanaan Penggunaan ACE inhibitor terbukti dapat

megurangi kekeruhan dinding arteri retina

Edukasi Menurunkan berat badan Mengurangi konsumsi makanan dengan

kadar lemak jenuh yang tinggi Pembatasan konsumsi alkohol dan garam

GLAUKOMA

Definisi : penyakit mata yang ditandai oleh tekanan bola mata yang meningkat, atrofi papil saraf optik dan gangguan lapaang pandang.

Etiologi :- tekanan bola mata yaang meningkat- mata yang bersumbu pendek- sudut bilik depan yang dangkal

- lensa yang secara fisiologik terus membesar karena usia

- Iris tebal- sempitnya celah pada trabekula

Klasifikasi Glaukoma

1. Glaukoma primer1. Glaukoma sudut bilik mata tertutup2. Glaukoma sudut bilik mata terbuka

2. Glaukoma sekunder3. Glaukoma kongenital4. Glaukoma absolut

Tekanan Bola Mata

Normal : 15-20 mmHg Batas tertinggi : 24,4 mmHg High normal/waspada : 22 mmHg

Komplikasi

Sinekia anterior perifer Katarak Atrofi papil saraf optik Glaukoma kongestif kronik Glaukoma Absolut

Pemeriksaan

1. Tajam penglihatan2. Tonimotri untuk mengukur tekanan bola

mata3. Genioskopi memeriksa sudut bilik mata

depan4. Oftalmoskopi pemeriksaan fundus mata5. Lapang pandang

CAUSES OF CONJUNCTIVITIS

Etiologi mata merah

Hiperemia konjungtiva terjadi akibat:1. Bertambahnya asupan pembuluh darah atau

berkurangnya pengeluaran darah2. Pelebaran pembuluh darah konjungtiva

peradangan akut, ex: konjungtivitis, keratitis, iridosiklitis

3. Pecahnya pembuluh darah pada konjungtiva

Penularan Penyakit Mata

Berdasarkan mikroorganisme penyebab infeksi

Neisseria gonorrhoeae Infeksi neonatus lewat jalan lahir,infeksi

bayi lewat ibu yang menderita,dewasa menular lewat hubungan kelamin

S . Aureus Dari hidung dan kontak (skin fingers)

Pseudomonas aureginosa Obat tetes mata yang kadaluarsa,gunting

kuku dan sabun mandi

C. Trachomatis Kontak langsung dan kolam berenang

Adenovirus Debu pabrik

Patofisiologi Eksudat Retina

Diabetes Mellitus

Infiltrasi lipid ke retina

Mikroinfrak akibat penyumbatan

arteriole/kapiler

Eksudat retina

Patofisiologi Mikroaneurisma

Diabetes Mielitus

Produksi VEGF dan IGF-1

Kehilangaan perisit pada pembukuh darah lama dan

baru

Mikroaneurisma

Penipisan dinding pembuluh darah

Penyumbatan arteri/kapiler retina

Retinal ischemicRuptur

Pendarahan retina biasanyaa tipe dot

and blot

PengobatanPengobatan dengan obat – obatan :

1. Miotik2. Carbonicanhidrase inhibitor3. Morfin4. Obat hiperosmotik

Pembedahan :5. Iridektomi perifer6. Pembedahan filtrasi7. Iridektomi perifer preventif8. Trabekulektomi

Interpretasi hasil pemeriksaan

Tekanan bola mata kanan 18 mmHg normal

Tekanan bola mata kiri 15 mmHg normal

Refleks fundus mata kanan negatif ditandai bercak hitam di depan latar belakang media refraksi keruh

Shadow test negatif tidak ada bayangan iris di depan lensa lensa keruh

Mata kiri terdapat aneurisma ,perdarahan dot dan blot serta eksudat retinopati diabetik

Kesimpulan

Berdasarkan keluhan dan hasil pemeriksaan Nenek Shanti pada pemicu mengalamai komplikasi DM berupa retinopati diabetik

Di samping itu,beliau juga menderita katarak di mata kanannya

Mata merah yang dialami Rika di pemicu , disebabkan oleh infeksi mikroorganisme pada bagian konjungtiva

Daftar Pustaka

1. Wong TY, Mitchell P, editors. Current concept hypertensive retinopathy. The New England Journal of Medicine 2004 351:2310-7 [Online]. 2004 Nov 25 [cited 2008 May 21]: [8 screens]. Available from: URL:http://www.nejm.org/cgi/reprint/351/22/2310.pdf

2. Hughes BM, Moinfar N, Pakainis VA, Law SK, Charles S, Brown LL et al, editors. Hypertension. [Online]. 2007 Jan 4 [cited 2008 May 21]: [7 screens]. Available from: URL:http://www.emedicine.com/oph/topic488.htm

3. Riodan-Eva P. In: Vaughan DG, Asbury T, Riodan-Eva P, editors. Oftalmologi umum: anatomi dan embriologi mata. 14th ed. Jakarta. Penerbit Widya Merdeka; 1996. p. 7-9

4. Lang GK. In: Ophtalmology a short textbook: retina. 1st ed. New York, Thieme Stuttgart Germany; 2000. p. 299-314, 323-5

. Pavan PR, Burrows AF, Pavan-Langston D. In: Pavan-Langston D, Azar DT, Azar N, Beyer J, Baruner SC, Burrows A et at, editors. Manual of ocular diagnosis and therapy: retina and vitreous. 6th ed. Massachusetts. Lippincotts Williams and Wilkins; 2008. p. 213-22

6. Wong YT, McIntosh R, editors. Hypertensive retinopathy signs as risk indicators of cardiovascular morbidity and mortality. British Medical Bulletin 2005;73 and 74;57-70. [Online]. 2005 Jul 13 [cited 2008 May 21]: [14 screens]. Available from: URL:http://bmb.oxforsjournals.org/cgi/reprint/73-74/1/57

7. Sehu WK, Lee WR, editors. In: Ophtalmic pathology an illustrated guide for clinicians: retina: vascular diseases, degenerations and dystrophies. 1st ed. Carlton Australia, Blackwell Publishing Limited; 2005. p. 204, 213-4

8

. Khaw PT, Shah P, Elkington AR, editors. In: ABC of eyes: general medical disorders and the eye. 4th ed. London. BMJ Publishing Group Limited; 2004. p. 69-71

9. Ilyas SH, editor. In: Ilmu penyakit mata : penglihatan turun perlahan tanpa mata merah: retinopati hipertensi. 3rd ed. Jakarta, Balai Penerbit FKUI; 2005. p. 221-3

10. Section 12 basic and clinical science course 2003-2004: retina and vitreous [CD-ROM] [cited 2008 May 25]; New York (NY): American Academy of Ophthalmology; 2004.