Power Poin Landasan Filosofis

Post on 25-Jun-2015

292 views 0 download

Transcript of Power Poin Landasan Filosofis

Landasan FilosofisBimbingan dan

Konseling

Disajikan oleh Kelompok 5 :

Hendi Suhendi

Makna Landasan Filosofis Bimbingan dan

Konseling• Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani kuno philos dan sophia. Philos berarti cinta dan sophia berarti kebijakan, kebaikan atau kebenaran, atau bisa juga diartikan cinta atau hikmah.

• Kamus Webster New Universal memberikan pengertian bahwa filsafat merupakan ilmu yang mempelajari kekuatan yang didasari proses berpikir dan bertingkah laku, teori tentang prinsip-prinsip atau hukum-hukum dasar yang mengatur alam semesta serta mendasari semua pengetahuan dan kenyataan, termasuk ke dalamnya studi tentang estetika, etika, logika, metafisika, dan lain sebagainya

• Sikun Pribadi (1981) mengartikan filsafat ini sebagai suatu “usaha manusia untuk memperoleh pandangan atau konsepsi tentang segala hal yang ada, dan apa makna hidup manusia di alam semesta ini”. Dapat diartikan juga sebagai perenungan atau pemikiran tentang kebenaran, keadilan, kebaikan, keindahan, religi serta sosial budaya.

• Landasan filosofis merupakan landasan yang dapat memberikan arahan dan pemahaman khususnya bagi konselor dalam melaksanakan setiap kegiatan bimbingan dan konseling yang lebih bisa dipertanggungjawabkan secara logis, etis maupun estetis.

• Landasan filosofis dalam bimbingan dan konseling terutama berkenaan dengan usaha mencari jawaban yang hakiki atas pertanyaan filosofis tentang : apakah manusia itu ?

• Landasan Filosofis Bimbingan dan Konseling tersebut bermanfaat dalam membantu konselor memahami situasi konseling serta dalam proses pengambilan keputusan yang tepat, dan selain itu untuk konselor sendiri memungkinkan konselor menjadikan hidupnya sendiri lebih mantap, lebih fasilitatif serta lebih efektif dalam penerapan upaya penerapan bantuannya.

Fungsi Filsafat dalam Bimbingan dan

Konseling• Filsafat mempunyai fungsi

dalam kehidupan manusia :(1)Setiap manusia harus mengambil

keputusan atau tindakan(2)Keputusan di ambil adalah keputusan

sendiri(3)Dengan berfilsafat dapat mengurangi

salah paham dan konflik, dan (4)Menghadapi banyak kesimpangsiuran

dan dunia yang selalu berubah

• Prayitno dan Erman Amti (203-204) mengemukakan pendapat dari Belkin (1975) yang menyatakan bahwa “Pelayanan bimbingan dan konseling meliputi kegiatan atau tindakan yang semuanya diharapkan merupakan tindakan yang bijaksana”. Oleh karena itu maka diperlukan dasar-dasar filsafat dalam pelaksanaan proses bimbingan dan konseling.

Prinsip-prinsip filosofis Bimbingan dan Konseling

• Prinsip yang terkait dengan landasan filosofis dalam bimbingan konseling (Jhon J Pietrofesa et.al., 1980) :

1. Objective Viewing. • Konselor membantu konseli agar memperoleh suatu

perspektif tentang masalah khusus yang dialaminya, dan membantunya untuk menilai atau mengkaji konseli mampu merespon interest, minat atau keinginannya secara konstruktif.

2. The Counselor must have the best interest of the client at heart. Konselor harus merasa puas dalam membantu konseli mengatasi masalahnya. Konselor membantu konseli dalam upaya mengembangkan keteampilan konseli dalam menghadapi masalah (coping) dan keterampilan hidupnya (life skills).

• James Cribbin mengungkapkan prinsip-prinsip dalam bimbingan :

1. Bimbingan hendaknya didasarkan kepada pengakuan akan kemuliaan dan harga diri individu (konseli) dan atas hak-haknya untuk mendapat bantuan.

2. Bimbingan merupakan proses pendidikan yang beresinambungan. Artinya bimbingan merupakan bagian integral dalam pendidikan.

3. Bimbingan harus respek terhadap hak-hak setiap konseli yang meminta bantuan atau pelayanan.

4. Bimbingan bukan prerogratif kelompok khusus profesi kesehatan mental.

5. Focus bimbingan adalah membantu individu dalam merealisasikan potensi dirinya.

6. Bimbingan merupakan elemen pendidikan yang bersifat individualisasi, personalisasi, dan sosialisasi

Pandangan Hakikat Manusia

• Pandangan tentang manusia dalam konsep dan landasan filosofis mengenai bimbingan dan konseling dari berbagai teori :

1. Pendekatan Psikoanalitik.Manusia pada dasarnya ditentukan oleh energi psikis dan pengalaman-pengalaman dini. Motif-motif dan konflik-konflik tak sadar adalah sentral dalam tingkah laku sekarang. Kekuatan-kekuatan irrasional kuat; orang didorong oleh dorongan-dorongan seksual dan agresif. Perkembangan dini penting karena masalah-masalah kepribadian berakar pada konflik-konflik masa kanak-kanak yang direpresi.

Lanjutan.......

2. Pendekatan Eksistensial-HumanistikBerfokus pada sifat dari kondisi manusia yang mencakup kesanggupan untuk menyadari diri, bebas untuk menentukkan nasib sendiri, kebebasan dan tanggung jawab, kecemasan sebagai suatu unsur dasar, pencarian makna yang unik di dalam dunia yang tak bermakna, berada sendirian dan berada dalam hubungan dengan orang lain, keterhinggaan dan kematian, dan kecenderungan untuk mengaktualkan diri.

Lanjutan........

3. Pendekatan Client-CenteredMemandang manusia secara positif; manusia memiliki suatu kecenderungan ke arah menjadi berfungsi penuh. Dalam konteks hubungan konseling, konseli mengalami perasaan-perasaan yang sebelumnya diingkari. Konseli mengaktualkan potensi dan bergerak ke arah meningkatkan kesadaran, spontanitas, kepercayaan kepada diri, dan keterarahan dalam.

Lanjutan....

4. Pendekatan GestaltManusia terdorong ke arah keseluruhan dan integrasi pemikiran perasaan serta tingkah laku. Pandangannya anti deterministik dalam arti individu dipandang memiliki kesanggupan untuk menyadari bagaimana pengaruh masa lampau berkaitan dengan kesulitan-kesulitan sekarang.

Lanjutan...

5. Pendekatan Analisis TransaksionalManusia dipandang memiliki kemampuan memilih. Apa yang sebelumnya ditetapkan, bisa ditetapkan ulang. Meskipun manusia bisa menjadi korban dari putusan-putusan dini dan skenario kehidupan, aspek-aspek yang mengalihkan diri bisa diubah dengan kesadaran.

Lanjutan.....

6. Pendekatan Tingkah LakuManusia dibentuk dan dikondisikan oleh pengondisian sosial budaya. Pandangannya deterministik, dalam arti tingkah laku, dipandang sebagai hasil belajar dan pengondisian.

Lanjutan......

8. Pendekatan RealitasManusia membutuhkan identitas dan mampu mengembangkan "identitas kegagalan". Pendekatan realitas berlandaskan motivasi pertumbuhan dan antideterministik.

Lanjutan.....7. Pendekatan Rasional Emotif

Manusia dilahirkan dengan potensi untuk berpikir rasional, tetapi juga dengan kecenderungan-kecenderungan ke arah berpikir curang. Mereka cenderung untuk menjadi korban dari keyakinan-keyakinan yang irrasional dan untuk mereindoktrinasi dengan keyakian-keyakinan yang irrasional itu. Tetapi berorientasi kognitif-tingkah laku-tindakan, dan menekankan berpikir, menilai, menganalisis, melakukan dan memutuskan ulang. Modelnya adalah didaktif direktif, Terapi dilihat sebagai proses reduksi.

Kesimpulan

1. Konselor seyogyanya memiliki pemahaman yang mendalam tentang filsafat manusia (filosofis antropologis) agar memiliki pedoman yang akurat dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling kepada konseli ke arah kehidupan yang sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan yang dimiliki konseli.

2. Landasan filosofis memberikan pemikiran-pemikiran tentang hakikat dan tujuan hidup manusia dipandang dari perspektif filsafat untuk menemukan hakikat manusia secara utuh mengingat bimbingan konseling akan selalu berkaitan dengan manusia sebagai objeknya.