Power Poin Landasan Filosofis

19
Landasan Filosofis Bimbingan dan Konseling Disajikan oleh Kelompok 5 : Hendi Suhendi

Transcript of Power Poin Landasan Filosofis

Page 1: Power Poin Landasan Filosofis

Landasan FilosofisBimbingan dan

Konseling

Disajikan oleh Kelompok 5 :

Hendi Suhendi

Page 2: Power Poin Landasan Filosofis

Makna Landasan Filosofis Bimbingan dan

Konseling• Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani kuno philos dan sophia. Philos berarti cinta dan sophia berarti kebijakan, kebaikan atau kebenaran, atau bisa juga diartikan cinta atau hikmah.

Page 3: Power Poin Landasan Filosofis

• Kamus Webster New Universal memberikan pengertian bahwa filsafat merupakan ilmu yang mempelajari kekuatan yang didasari proses berpikir dan bertingkah laku, teori tentang prinsip-prinsip atau hukum-hukum dasar yang mengatur alam semesta serta mendasari semua pengetahuan dan kenyataan, termasuk ke dalamnya studi tentang estetika, etika, logika, metafisika, dan lain sebagainya

Page 4: Power Poin Landasan Filosofis

• Sikun Pribadi (1981) mengartikan filsafat ini sebagai suatu “usaha manusia untuk memperoleh pandangan atau konsepsi tentang segala hal yang ada, dan apa makna hidup manusia di alam semesta ini”. Dapat diartikan juga sebagai perenungan atau pemikiran tentang kebenaran, keadilan, kebaikan, keindahan, religi serta sosial budaya.

Page 5: Power Poin Landasan Filosofis

• Landasan filosofis merupakan landasan yang dapat memberikan arahan dan pemahaman khususnya bagi konselor dalam melaksanakan setiap kegiatan bimbingan dan konseling yang lebih bisa dipertanggungjawabkan secara logis, etis maupun estetis.

• Landasan filosofis dalam bimbingan dan konseling terutama berkenaan dengan usaha mencari jawaban yang hakiki atas pertanyaan filosofis tentang : apakah manusia itu ?

Page 6: Power Poin Landasan Filosofis

• Landasan Filosofis Bimbingan dan Konseling tersebut bermanfaat dalam membantu konselor memahami situasi konseling serta dalam proses pengambilan keputusan yang tepat, dan selain itu untuk konselor sendiri memungkinkan konselor menjadikan hidupnya sendiri lebih mantap, lebih fasilitatif serta lebih efektif dalam penerapan upaya penerapan bantuannya.

Page 7: Power Poin Landasan Filosofis

Fungsi Filsafat dalam Bimbingan dan

Konseling• Filsafat mempunyai fungsi

dalam kehidupan manusia :(1)Setiap manusia harus mengambil

keputusan atau tindakan(2)Keputusan di ambil adalah keputusan

sendiri(3)Dengan berfilsafat dapat mengurangi

salah paham dan konflik, dan (4)Menghadapi banyak kesimpangsiuran

dan dunia yang selalu berubah

Page 8: Power Poin Landasan Filosofis

• Prayitno dan Erman Amti (203-204) mengemukakan pendapat dari Belkin (1975) yang menyatakan bahwa “Pelayanan bimbingan dan konseling meliputi kegiatan atau tindakan yang semuanya diharapkan merupakan tindakan yang bijaksana”. Oleh karena itu maka diperlukan dasar-dasar filsafat dalam pelaksanaan proses bimbingan dan konseling.

Page 9: Power Poin Landasan Filosofis

Prinsip-prinsip filosofis Bimbingan dan Konseling

• Prinsip yang terkait dengan landasan filosofis dalam bimbingan konseling (Jhon J Pietrofesa et.al., 1980) :

1. Objective Viewing. • Konselor membantu konseli agar memperoleh suatu

perspektif tentang masalah khusus yang dialaminya, dan membantunya untuk menilai atau mengkaji konseli mampu merespon interest, minat atau keinginannya secara konstruktif.

2. The Counselor must have the best interest of the client at heart. Konselor harus merasa puas dalam membantu konseli mengatasi masalahnya. Konselor membantu konseli dalam upaya mengembangkan keteampilan konseli dalam menghadapi masalah (coping) dan keterampilan hidupnya (life skills).

Page 10: Power Poin Landasan Filosofis

• James Cribbin mengungkapkan prinsip-prinsip dalam bimbingan :

1. Bimbingan hendaknya didasarkan kepada pengakuan akan kemuliaan dan harga diri individu (konseli) dan atas hak-haknya untuk mendapat bantuan.

2. Bimbingan merupakan proses pendidikan yang beresinambungan. Artinya bimbingan merupakan bagian integral dalam pendidikan.

3. Bimbingan harus respek terhadap hak-hak setiap konseli yang meminta bantuan atau pelayanan.

4. Bimbingan bukan prerogratif kelompok khusus profesi kesehatan mental.

5. Focus bimbingan adalah membantu individu dalam merealisasikan potensi dirinya.

6. Bimbingan merupakan elemen pendidikan yang bersifat individualisasi, personalisasi, dan sosialisasi

Page 11: Power Poin Landasan Filosofis

Pandangan Hakikat Manusia

• Pandangan tentang manusia dalam konsep dan landasan filosofis mengenai bimbingan dan konseling dari berbagai teori :

1. Pendekatan Psikoanalitik.Manusia pada dasarnya ditentukan oleh energi psikis dan pengalaman-pengalaman dini. Motif-motif dan konflik-konflik tak sadar adalah sentral dalam tingkah laku sekarang. Kekuatan-kekuatan irrasional kuat; orang didorong oleh dorongan-dorongan seksual dan agresif. Perkembangan dini penting karena masalah-masalah kepribadian berakar pada konflik-konflik masa kanak-kanak yang direpresi.

Page 12: Power Poin Landasan Filosofis

Lanjutan.......

2. Pendekatan Eksistensial-HumanistikBerfokus pada sifat dari kondisi manusia yang mencakup kesanggupan untuk menyadari diri, bebas untuk menentukkan nasib sendiri, kebebasan dan tanggung jawab, kecemasan sebagai suatu unsur dasar, pencarian makna yang unik di dalam dunia yang tak bermakna, berada sendirian dan berada dalam hubungan dengan orang lain, keterhinggaan dan kematian, dan kecenderungan untuk mengaktualkan diri.

Page 13: Power Poin Landasan Filosofis

Lanjutan........

3. Pendekatan Client-CenteredMemandang manusia secara positif; manusia memiliki suatu kecenderungan ke arah menjadi berfungsi penuh. Dalam konteks hubungan konseling, konseli mengalami perasaan-perasaan yang sebelumnya diingkari. Konseli mengaktualkan potensi dan bergerak ke arah meningkatkan kesadaran, spontanitas, kepercayaan kepada diri, dan keterarahan dalam.

Page 14: Power Poin Landasan Filosofis

Lanjutan....

4. Pendekatan GestaltManusia terdorong ke arah keseluruhan dan integrasi pemikiran perasaan serta tingkah laku. Pandangannya anti deterministik dalam arti individu dipandang memiliki kesanggupan untuk menyadari bagaimana pengaruh masa lampau berkaitan dengan kesulitan-kesulitan sekarang.

Page 15: Power Poin Landasan Filosofis

Lanjutan...

5. Pendekatan Analisis TransaksionalManusia dipandang memiliki kemampuan memilih. Apa yang sebelumnya ditetapkan, bisa ditetapkan ulang. Meskipun manusia bisa menjadi korban dari putusan-putusan dini dan skenario kehidupan, aspek-aspek yang mengalihkan diri bisa diubah dengan kesadaran.

Page 16: Power Poin Landasan Filosofis

Lanjutan.....

6. Pendekatan Tingkah LakuManusia dibentuk dan dikondisikan oleh pengondisian sosial budaya. Pandangannya deterministik, dalam arti tingkah laku, dipandang sebagai hasil belajar dan pengondisian.

Page 17: Power Poin Landasan Filosofis

Lanjutan......

8. Pendekatan RealitasManusia membutuhkan identitas dan mampu mengembangkan "identitas kegagalan". Pendekatan realitas berlandaskan motivasi pertumbuhan dan antideterministik.

Page 18: Power Poin Landasan Filosofis

Lanjutan.....7. Pendekatan Rasional Emotif

Manusia dilahirkan dengan potensi untuk berpikir rasional, tetapi juga dengan kecenderungan-kecenderungan ke arah berpikir curang. Mereka cenderung untuk menjadi korban dari keyakinan-keyakinan yang irrasional dan untuk mereindoktrinasi dengan keyakian-keyakinan yang irrasional itu. Tetapi berorientasi kognitif-tingkah laku-tindakan, dan menekankan berpikir, menilai, menganalisis, melakukan dan memutuskan ulang. Modelnya adalah didaktif direktif, Terapi dilihat sebagai proses reduksi.

Page 19: Power Poin Landasan Filosofis

Kesimpulan

1. Konselor seyogyanya memiliki pemahaman yang mendalam tentang filsafat manusia (filosofis antropologis) agar memiliki pedoman yang akurat dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling kepada konseli ke arah kehidupan yang sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan yang dimiliki konseli.

2. Landasan filosofis memberikan pemikiran-pemikiran tentang hakikat dan tujuan hidup manusia dipandang dari perspektif filsafat untuk menemukan hakikat manusia secara utuh mengingat bimbingan konseling akan selalu berkaitan dengan manusia sebagai objeknya.