Peybe meyliaty presentasi

Post on 25-Jun-2015

178 views 3 download

description

Suatu Tinjauan Teologis Tentang Bisnis Dan Relevansinya Bagi Gereja Masa Kini

Transcript of Peybe meyliaty presentasi

Adanya pemisahan antara dunia bisnis dengan dunia gereja.

Bisnis adalah sebuah pelayanan yang patut dijangkau oleh gereja masa kini.

Gereja masih belum menyentuh secara gamblang kehidupan bisnis dan pebisnisnya.

Banyak orang Kristen yang tidak memegang teguh nilai-nilai iman Kristen didalam dunia bisnis.

Gereja belum menjangkau dunia yang lebih luas yaitu bisnis.

Dunia bisnis adalah mandat dari Tuhan untuk diagarap oleh gereja Tuhan.

Bagaimana pandangan Alkitab terhadap pelayanan di dunia bisnis dan penerapannya bagi gereja-gereja masa kini.

jika Alkitab memberi mandat untuk melayani dunia bisnis maka gereja pun memberi perhatian juga untuk melayani bisnis, termasuk para pelaku-pelaku bisnis.

Pertama, pandangan Alkitab tidak pernah ambigu bagi dunia bisnis. Banyak ayat-ayat dalam Alkitab yang menulis tentang bisnis.

Kedua, bahkan Alkitab bersikap dunia bisnis untuk dijangkau sebagai mimbar untuk menyuarakan keselamatan dan kebenaran Allah dapat dipraktekkan.

Ketiga, gereja tidak lagi menganggap dunia bisnis yang perlu dijauhi, melainkan gereja mempersiapkan jemaat untuk menjadi Terang dan Garam dunia.

Dalam penulisan skripsi ini, Penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan, yaitu dengan membaca buku, artikel, Alkitab, dan lain-lain yang berkaitan dengan judul di atas.

Bab II Pandangan Tentang Bisnis

Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba.

Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan.

Menurut Ricky W.Griffin dan Ronald J Ebert dalam bukunya yang berjudul “Bisnis “menjelaskan ada 3 bentuk dasar kepemilikan bisnis, yaitu :

1. Perusahaan perseorangan. 2. Persekutuan. 3. Perseroan.

Bisnis berdasarkan aktivitas yang dilakukan adalah :1. Manufaktur.2. Bisnis jasa.3. Pengecer dan distributor.4. Bisnis pertanian dan pertambangan.5. Bisnis finansial.6. Bisnis informasi.7. Utilitas.8. Bisnis real estate.9. Bisnis transportasi .

Pandangan gereja terhadap bisnis dapat berbeda-beda. Sejarah mencatat dunia Yunani tidak mempunyai konsep tentang panggila(vocation) dan menganggap bekerja adalah sebagai kutukan. Pola pikir ini sangat mempengaruhi pandangan gereja mula-mula sehingga sebagian besar bapa-bapa gereja mula-mula (kecuali Clement dari Alexandria) menerapkan pendekatan (atas dan bawah) dalam kehidupan

Berada dalam urutan tertinggi adalah rohaniawan yang tidak melakukan pekerjaan biasa di dunia. Secara universal, bidang bisnis biasanya menempati urutan kedua atau bahkan ketiga.

Pandangan ini mulai berubah ketika Martin Luther dan diikuti John Calvin dan kaum Puritan mengungkapkan bahwa kita tidak memilih, kita dipanggil.

5 sikap gereja terhadap bisnis yaitu : (1) Bukan urusan.(2) Krisis/Anti.(3) Mengatur.(4) Kolaborasi.(5) Alternatif.

Dalam perjanjian lama terlihat jelas bahwa bisnis dipandang sebagai bagian kehidupan sehari-hari yang tidak boleh ditinggalkan dan dianggap sebagai sebuah kegiatan yang tidak bertentangan dengan perintah Tuhan.

Pertama, bisnis merupakan salah satu bentuk penyembahan kita pada Tuhan.

Kedua, tujuan utama bisnis tidak lagi diarahkan pada keuntungan semata namun diarahkan pada tujuan-tujuan Kerajaan Allah.

Bab IIIBisnis Sebagai

Pelayanan

Banyak orang Kristen terpengaruh budaya Yunani, yang menganut pemisahan rohani dan sekuler. Yang berhubungan dengan agama dianggap suci dan lebih tinggi nilainya daripada yang sekuler

Ini pandangan yang salah dan tidak Alkitabiah. Paulus berkata bahwa apa pun yang kita lakukan, entah rohani atau “sekuler”, jika kita lakukan untuk memuliakan Tuhan, merupakan bentuk pelayanan kita kepada-Nya. Pekerjaan kita bukan sekadar kegiatan sekuler, melainkan pelayanan kita kepada Tuhan.

Sekarang ini pelayanan tidak hanya dibatasi dalam gedung gereja tetapi makna pelayanan sudah berkembang begitu luas, makna pelayanan sekarang adalah melayani Tuhan sesuai dengan domain yang Tuhan berikan. Domain itu ditentukan oleh panggilan kita sebagai anak Tuhan. Ada orang yang dipanggil dalam dunia usaha, maka dia akan melayani Tuhan dalam dunia usaha.

Hubungan misi dan bisnis.1. Bisnis dan misi – kedua

teriosolasi.2. Bisnis untuk misi.3. Bisnis sebagai sebuah

kerangka untuk misi. 4. Misi dalam bisnis.5. Bisnis sebagai misi.

Bisnis adalah alat Tuhan untuk mencapai kesejahteraan bagi jemaat Tuhan. Karena di dalam bisnis, jemaat akan belajar untuk berusaha mengembankan diri dan berusaha untuk hidup mandiri tanpa harus meminta belas kasihan orang.

Bab IVBisnis Yang

Menghadirkan Kerajaan Allah

Jika Yesus yang menjadi pusat dari bisnis kita maka kita sedang membangun kerajaan Allah di bisnis kita. Kerajaan Allah merupakan bentuk luas yang ada di muka bumi ini dan ini meliputi seluruh aspek kehidupan manusia di muka bumi ini. Tujuan bisnis bukan hanya mendapatkan keuntungan tetapi juga melalui bisnis kita dapat menghadirkan kerajaan Allah di tempat kita bekerja / berusaha.

Menunjukkan karakter Kristus.Menjalankan prinsip-prinsip kerajaan Allah.

Sinergi bukan hanya dapat bekerja sama tetapi sinergi juga berarti dapat melihat memanfaatkan kelebihan dan mengatasi kelemahan yang ada. Dalam konteks ini gereja dan bisnis harus memiliki saling pemahaman untuk bekerjasama mendatangkan kerajaan Allah di muka bumi ini.

Bab VKesimpulan dan Saran

1. Gereja harus merubah pandangan atau paradigmanya tetang dunia bisnis sehingga tidak ada lagi perbedaan antara dunia sekuler dan rohani.

2. Pelayanan di dunia bisnis adalah pelayanan yang Alkitabiah dan meruakan sarana yang efektif untuk menjangkau jiwa,.

3. Dunia bisnis harus mencerminkan nilai-nilai kerajaan Allah sehingga dapat menghadirkan kerajaan Allah.

1. Perlu ada terobosan yang baru dalam melayani orang – orang yang bekerja di dunia bisnis.

2. Gereja harus saling bekerja sama untuk menjangkau orang-orang yang bekerja di dunia bisnis.

3. Gereja perlu memberi perhatian yang serius terhadap pelayanan di dunia bisnis.