Post on 13-Aug-2015
1. HAKEKAT PERPUSTAKAAN
(menurut UU No. 43 tahun 2007)
- Bertujuan memberikan layanan kepada pemustaka
meningkatkan kegemaran membaca serta memperluas
wawasan dan pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa.
- Berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian,
pelestarian, informasi dan rekreasi untuk meningkatkan
kecerdasan dan keperdayaan bangsa.
2. FUNGSI PERPUSTAKAAN
Perpustakaan sebagai lembaga pemberi layanan informasi
masyarakat berfungsi sebagai berikut :
a. Perpustakaan sebagai sarana pendidikan masyarakat.
Perpustakaan sebagai penyimpanan koleksi bahan pustaka
yang berisi berbagai macam pengetahuan yang dilengkapi
dengan ruang bacanya.
b. Perpustakaan sebagai pusat layanan informasi.
Koleksi bahan pustaka yang meliputi buku laporan
pembangunan, majalah dan surat kabar serta bahan informasi
yang terekam yang terdapat pada perpustakaan.
c. Perpustakaan sebagai reset/penelitian.
Dengan menyediakan berbagai macam bahan informasi
dalam perpustakaan baik berupa buku, laporan dan hasil
penelitian.
d. Perpustakaan sebagai pusat rekreasi/hiburan.
Disamping koleksi perpustakaan yang bersifat ilmu
pengetahuan juga menyediakan bahan buku yang bersifat
hiburan.
e. Perpustakaan sebagai sarana pelestarian budaya bangsa.
Perpustakaan sebagai sarana penyediaan dan penyebarluasan
informasi tertulis.
3. Kegiatan yang paling utama dilakukan oleh perpustakaan adalah
proses pengolahan bahan pustaka. Proses pengolahan buku
meliputi prosedur sebagai berikut :
a. Pembelian buku
b. Menerima dan menghitung dengan teliti buku yang diterima
c. Bubuhkan cap segi empat dan cap milik perpustakaan/
instansi pada halaman depan, tengah dan terakhir.
Contoh cap segi empat
Asal
Tgl. Pendaftaran
No. Inventaris
No. Klasifikasi
d. Klasifikasi
- Tujuan perpustakaan adalah mengusahakan agar pemakai
perpustakaan dapat secara mudah dan langsung memperoleh
bahan pustaka yang diperlukan. Oleh karena itu perlu suatu
sistem penyusunan koleksi perpustakaan yang salah satunya
adalah klasifikasi.
- Arti dan tujuan klasifikasi
Berdasarkan definisi klasifikasi adalah penyusunan bahan
pustaka atau bahan-bahan lainnya menurut persamaan dan
ketidaksamaannya (Soejono Trino, 1985). Dalam klasifikasi
bahan pustaka dipergunakan golongan berdasarkan ciri
tertentu yaitu :
a. Karena bentuk fisik yang berbeda maka penempatan
bahan pustaka itu dipisahkan dari koleksi majalah, surat
kabar, film dan lain-lain.
b. Dengan demikian tujuan klasifikasi adalah untuk
memudahkan perpustakaan dan pemakai untuk
menemukan kembali bahan pustaka.
- Manfaat klasifikasi
a. Pustakawan dan pemakai dapat mensurvai jumlah koleksi
yang dimiliki oleh perpustakaan.
b. Untuk memilih kemungkinan adanya perkembangan
koleksi.
c. Mengetahui kekurangan dan kelemahan koleksi
perpustakaan.
d. Membantu dalam melengkapi fakta dalam memberi
informasi.
- Beberapa Sistem Klasifikasi
Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan maka sistem
klasifikasi ikut berkembang pula. Ada beberapa macam
klasifikasi yang dipergunakan di dunia internasional :
a. DDC (Dewey Decimal Classification) yang merupakan
sistem klasifikasi yang banyak dipergunakan secara
internasional dan mulai diterbitkan tahun 1876. Sistem
ini diciptakan oleh Malvin Dewey (1851 sampai 1931)
seorang ahli perpustakaan dari Amerika Serikat.
b. UDC (Universal Decimal Classification) dikembangkan
oleh dua orang Belgia yakni Paul Otlet dan Hendrila
Fantaimo pada tahun 1905. Sistem ini digunakan pada
perpustakaan khusus.
c. LCC (Library of Congres Classification) yang digunakan
pada perpustakaan kongres di Amerika Serikat
dikembangkan pada tahun 1901.
d. CC (Calon Clasification) diciptakan oleh seorang India
bernama Shiyali Ramanrita Rangarhan diterbitkan tahun
1923.
- Cara Mengklasifikasi
Seorang pengklasir untuk dapat menyelesaikan tugasnya
dengan baik, ia harus membaca buku secara teknis. Dengan
kemampuan teknis ini, ia akan dapat membaca secara ekonomis
yakni dengan cepat dapat menentukan subyek sebuah buku
dengan tepat bahkan akan menangkap keterangan-keterangan
lainnya dengan tepat. Untuk mengelompokkan atau mengklasir
buku, petugas harus tahu subyek/isinya. Maka ada beberapa
langkah yang harus dilakukan oleh seorang pengklasir :
a. Memakai tajuk subyek
b. Judul buku
c. Kata pengantar
d. Daftar isi
e. Pendahuluan
- Analisis Bahan Pustaka dan Prinsip-prinsip Umum Mengklasir
Bahan Pustaka
1. Jenis Konsep
a. Disiplin ilmu : yaitu istilah yang digunakan untuk satu
bidang atau cabang ilmu. Misalnya Ilmu pendidikan,
Psikologi.
b. Fenomena : yaitu benda atau wujud yang menjadi obyek
kajian dari satu bidang ilmu. Misalnya : “Peternakan
sapi”.
c. Bentuk : adalah cara bagaimana sebuah subyek disajikan,
seperti penyajian bentuk kamus, bibliografi dsb.
Misalnya : Kamus Pendidikan Pendidikan
Adalah disiplin ilmu, dan kamus adalah bentuk
penyajiannya jadi urutan subyeknya adalah : Pendidikan ;
Kamus.
2. Analisa Bahan Pustaka
Untuk mengetahui subyek sebuah bahan pustaka, dapat
dilakukan dengan cara menganalisa bahan pustaka tersebut melalui:
a. Judul bahan pustaka
b. Kata Pengantar
c. Daftar Isi
d. Pendahuluan
e. Daftar Bacaan atau Bibliografi
f. Keahlian Penulis / Pengarang
g. Isi / Teks Bahan Pustaka
h. Keterangan dari luar
3. Prinsip-prinsip umum mengklasir bahan pustaka
a. Klasirlah sebuah bahan pustaka menurut subyeknya dan
kemudian menurut bentuknya.
b. Klasirlah sebuah bahan pustaka sesuai dengan maksud dan
tujuan pengarangnya.
c. Klasirlah sebuah bahan pustaka pada subyek yang paling
khusus, bukan pada golongan yang lebih umum.
d. Klasirlah sebuah bahan pustaka pada kelas yang paling
bermanfaat bagi pemakaian perpustakaan yang bersangkutan.
e. Bila sebuah bahan pustaka membahas lebih dari satu subyek :
- Yang membahas dua subyek atau lebih, dan yang satu
berhubungan dengan yang lain, hendaknya diklasir pada
subyek yang lebih diutamakan. Yang membahas dua subyek
atau lebih yang tidak begitu berhubungan maka hendaknya
diklasir pada subyek yang lebih luas pembahasannya.
- Bila tidak jelas apa yang lebih luas sebuah bahan pustaka
yang memuat tiga subyek atau lebih yang semuanya
merupakan bagian dari subyek yang lebih luas, hendaknya
diklasir pada subyek yang mencakup semuanya.
- Yang membahas dua subyek atau lebih tetapi uraiannya
sama banyak hendaknya diklasir pada yang terlebih
dahulu dibahas.
f. Lebih dari dua aspek
Karya yang berisi antar disiplin, yakni subyek yang ditinjau
dari dua sudut pandang/dua aspek atau lebih, hendaknya
diklasir pada aspek yang paling diutamakan.
- Beberapa Skema Klasifikasi Perpustakaan
a. Dewey Decimal Classification (DDC) mulai diterbitkan
tahun 1876.
b. Universal Decimal Classification (UDC)
Skema UDC ini dikembangkan oleh orang Belgia yaitu Paul
Otlet Henri La Fotaine pada tahun 1905.
c. Library of Congres Classification (LCC) : Skema LCC ini
mulai digunakan pada perpustakaan Kongres Amerika
Serikat, dan mulai dikembangkan pada tahun 1899.
d. Colon Classification (CC), edisi pertamanya terbit tahun
1933.
Adapun untuk selanjutnya pembahasan dalam makalah ini
hanya membicarakan klasifikasi persepuluhan Dewey edisi
bahasa Indonesia / DDC edisi ringkas terjemahan bahasa
Indonesia.
- Dewey Decimal Classification (DDC) / Klasifikasi Persepuluhan
Dewey
a. Latar Belakang dan Perkembangannya
Skema DDC diciptakan oleh Melvil Dewey atau nama
lengkapnya Melville Louis Kossuth Dewey tahun (1851-
1931). Dewey merupakan warga Amerika Serikat yang
mulai tahun 1874 sudah menjadi pustakawan di Amhers
Collage Massachusetts. DDC edisi pertama diterbitkan tahun
1876 dengan judul “A Classification And Subyeet Indeks For
Library” dengan jumlah 42 halaman yaitu 12 halaman bagan dan
18 halaman indeks. Sejak edisi pertama sampai sekarang DDC
terus menerus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.
Banyak subyek-subyek baru yang ditambahkan, ada kalanya
notasi mengalami perluasan atau perubahan lokasi karena
perkembangan subyek tersebut. DDC secara berkala ditinjau
kembali dan diterbitkan edisi barunya. Lembaga yang
mengawasi dan mendukung penerbitan DDC ini adalah “The
Lake Placed Education Foundation” dan “The Library Of
Congres” di Amerika Serikat. DDC terbit dalam dua versi, yaitu
edisi lengkap dan edisi ringkas. Edisi ringkas untuk digunakan
pada perpustakaan yang memiliki koleksi dibawah 20.000 judul,
biasanya di perpustakaan - perpustakaan sekolah dan
perpustakaan umum yang koleksinya tersebut masih terbatas.
DDC edisi lengkap yang terbaru adalah edisi 21, dan sampai
sekarang digunakan oleh sekitar 135 negara yang sudah
diterjemahkan ke dalam 30 bahasa lebih, termasuk ke dalam
bahasa Indonesia. Selanjutnya yang akan dibahas pada makalah
ini adalah DDC edisi ringkas terjemahan bahasa Indonesia.
Adapun DDC tersebut adalah terdiri dari tiga komponen, yaitu
bagan, tabel-tabel dan indeks relatif.
b. Notasi
Sebelum melanjutkan uraian pada bagan, tabel-tabel dan indeks
relatif, maka terlebih dahulu kami bahas mengenai notasi,
karena DDC itu sendiri terdiri dari simbol angka atau notasi-
notasi dalam penunjukkan subyeknya.
Yang dimaksud dengan “Notasi” adalah sistem bilangan nomor
yang digunakan untuk menunjukkan kelas-kelas dalam
klasifikasi. Jadi notasi berupa simbol singkat dari tiap-tiap
subyek yang berada pada bagan.
Adapun fungsi notasi pada umumnya adalah :
a. Menunjukkan tempat bahan pustaka di rak.
b. Menyatakan urutan-urutan bagan klasifikasi.
c. Dalam sistem indeks relatif, subyek yang disusun
berdasarkan abjad terdapat juga notasinya, dan notasi
tersebut menunjukkan tempat subyeknya dalam bagan
klasifikasi.
c. Bagan
DDC atau disebut juga KPD (Klasifikasi Persepuluhan Dewey)
termasuk pada klasifikasi alam/fundamental. Bagan DDC
menganut sistem hirarki dan sistem desimal untuk membagi
semua bidang ilmu pengetahuan.
DDC membagi ilmu pengetahuan ke dalam 10 kelas utama, dan
diberi lambang angka (notasi) 0000 sd. 900. Dari masing-masing
kelas utama tersebut dibagi lagi ke dalam 10 Devisi, dan setiap
devisi dibagi lagi ke dalam sepuluh seksi, dari masing-masing
seksi dibagi lagi ke dalam 10 sub seksi, dan seterusnya.
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh pembagiannya sebagai
berikut :
000 Karya Umum
100 Filsafat
200 Agama
300 Ilmu – ilmu sosial
400 Bahasa
600 Ilmu teknologi terapan
700 Kesenian, hiburan, olah raga
800 Kesusastraan
900 Geografi dan sejarah umum
Dari tiap-tiap kelas utama tersebut dibagi kedalam 10 Devisi
atau disebut rinkasan kedua. Contoh misalnya diambil dari kelas
300 yaitu Ilmu-ilmu sosial :
300 Ilmu-ilmu sosial
310 Statistik
320 Ilmu Politik
306 Klasifikasi
Kon Pengarang
K Judul Buku
306 Klasifikasi
K Judul sebagai perkataan pengarang
330 Ilmu Ekonomi
340 Ilmu Hukum
350 Administrasi Negara
360 Masalah-masalah sosial
370 Pendidikan
380 Perdagangan, komunikasi
390 Adat istiadat dan folklor
d. Memasukkan dalam buku inventaris
Tgl.
Pendaf-
taran
No.
Urut
No.
InventarisPengarang Judul
Tempat
Terbit,
Th.Terbit
Call
NumberAsal
Jenis BahasaCet
JilidHlm Ex.
Tajuk
SubyekDae Ind As
e. Pemasangan Nomor Pengenal (Call Number)
Contoh Call NumberYang ada Pengarang
Contoh Call NumberTanpa Pengarang / Pengarang Lebih Dari Tiga Orang
3,5 cm
5 cm
f. Membuat Kartu Buku
g. Lembar Tanggal Kembali
h. Membuat Kantong Buku
3,5 cm
5 cm
PERPUSTAKAAN DAERAH KAB. BADUNG
JUDUL : _______________________________
_______________________________
PENGARANG : _______________________________
NO. INVENT : _______________________________
NOMOR ANGGOTA
TANGGALPARAF
PINJAM KEMBALI
1 2 3 4
PERPUSTAKAAN DAERAH KAB. BADUNG
Kembalikanlah buku ini sebelum atau padatanggal tertera di bawah ini
i. Pengertian Katalog dan Katalogisasi
a) Katalog
Secara luas yang disebut katalog adalah daftar barang atau
benda yang disusun untuk tujuan tertentu, oleh karena itu sesuai
dengan tujuannya katalog-katalog akan dapat dibagi bermacam-
macam katalog yaitu : katalog perdagangan, katalog
perpustakaan dan lain sebagainya.
Di dalam kaitannya dengan perpustakaan maka katalog
mempunyai arti yakni daftar berbagai pustaka (buku dan non
buku) yang merupakan koleksi sebuah atau kelompok
perpustakaan yang disusun berdasarkan rencana tertentu, (Dien
Saldinah, 1987). Katalog ini berisikan sejumlah kesatuan
keterangan bibliografi yang masing-masing menggambarkan ciri
khusus atau identitas dari setiap karya milik perpustakaan
bersangkutan. Pada umumnya setiap kesatuan keterangan
bibliografi terdiri dari : call number, nama pengarang, judul,
edisi, cetakan (jika ada), kota terbit, penerbit, tahun terbit,
keterangan pengarang lainnya, jumlah halaman, ukuran fisik
buku, subyek pokok bahasan dan lain-lain yang membedakan
satu karya dengan yang lainnya, yang disajikan sedemikian rupa
dalam bentuk entri katalog. Sedangkan penyusunan entri dapat
disusun berdasarkan yaitu nama pengarang, judul buku, subyek
dan shelflist yang sesuai dengan keperluan, maka diatas dapat
pula dikatakan bahwa katalog tidak lain adalah daftar : entri
yang mewakili koleksi perpustakaan.
b) Katalogisasi
Menurut kamus Webster edisi 3, katalogisasi dikatakan
dalam arti luas dan sempit yaitu :
a. Katalog dalam arti luas : ilmu atau profesi (pekerjaan)
mengklasifikasikan bahan pustaka serta buku lainnya dan
membuat entri-entri yang sesuai dengan katalog
perpustakaan.
b. Katalog dalam arti sempit : suatu proses mempersiapkan
sebuah katalog kalau dilihat dari segi operasionalnya
katalogisasi mencakup kegiatan yang dapat
dikelompokkan menjadi yaitu : Kegiatan Pendukung yang
menghasilkan menunjang penyelenggaraan katalog yang
sebagai kegiatan pokok yang menghasilkan entri.
Kegiatan Pendukung yang meliputi sebagai berikut :
a. Penyusunan entri
b. Penyelenggaraan / penyelesaian fisik buku yaitu
melengkapi dengan atribut yang diperlukan seperti cap
segi empat, cap milik, klasifikasi dan lain sebagainya.
c. Revisi entri
d. Menerbitkan buku perolehan baru
e. Membagikan bahan pustaka kepada bagian sirkulasi,
referensi dan sebagainya.
f. Penjajaran buku dalam rak.
Sedangkan dalam kegiatan pokok meliputi sebagai berikut :
a. Klasifikasi yaitu kegiatan mengelompokkan bahan pustaka
berdasarkan subyek (sifat yang sama) yang memungkinkan
penyusunan bahan pustaka secara teratur.
b. Katalogisasi deskriptif yaitu kegiatan mencatat identitas
setiap bahan pustaka yang bersangkutan.
c. Menentukan tajuk subyek yaitu menentukan kata, istilah
atau frase yang dijadikan dasar penempatan urutan entri
dalam katalog.
d. Menentukan tajuk subyek yaitu menentukan kata, istilah
atau frase yang menggambarkan pokok permasalahan yang
dibahas dalam suatu karya.
c) Tujuan dan Fungsi Katalog
Pada umumnya setiap pemakai perpustakaan yang mencari
sebuah bahan pustaka akan mencari dibawah satu dari tiga aspek
yang ada yaitu : nama pengarang, judul bahan pustaka dan
subyek, oleh karena itu katalog perpustakaan merupakan kunci
yang dapat mencerminkan setidak-tidaknya tiga aspek dari
bahan pustaka, karena tujuan utama dari katalog perpustakaan
adalah memudahkan seseorang untuk menentukan sebuah karya
yang telah diketahui nama pengarang, judul dan subyek serta
memperlihatkan koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan yang
bersangkutan. Dasar pertimbangan adalah entri-entri mudah
dibuat duplikasinya sebanyak yang dikehendaki setelah
diberikan tajuk sesuai dengan keperluan masing-masing yang
dapat disusun menjadi katalog pengarang, judul dan subyek,
dengan demikian kehadiran katalog dalam perpustakaan dapat
memberikan jalan menentukan bahan pustaka dalam menelusuri
langsung pada rak/almari.
Pembuatan dan penyelenggaraan katalog harus
berpedoman pada ketentuan yang dapat memberikan kemudahan
pada jasa pemakai perpustakaan. Secara rinci C.A. Sutten
menyatakan tujuan katalog ada tiga yaitu :
1. Memperlihatkan apa yang dimiliki oleh perpustakaan
2. Memudahkan seseorang menentukan sebuah karya yang
telah diketahui baik pengarang, judul dan subyek.
3. Membantu pemilihan sebuah karya.
Setelah mengikuti arti dan tujuan katalog kiranya dapat
dipahami mengapa perpustakaan mempunyai katalog :
a. Mencatat karya-karya yang terdapat dalam perpustakaan
b. Menyusun nama pengarang sehingga karya dari seseorang
pengarang terkumpul bersamaan di bawah nama yang sama.
c. Mencatat karya-karya dibawah satu subyek sehingga karya
yang bertopik sama akan terkumpul disatu tempat
d. Mencatat judul dari satu karya
e. Memberi petunjuk silang yang dapat membimbing dari
satu entri ke entri lain.
f. Memberi call number (nama pengenal) untuk menunjukkan
dimana bahan pustaka itu disimpan di perpustakaan.
d) Bentuk Fisik Katalog
Bentuk fisik/format sebagai berikut :
1. Bentuk buku seperti halnya buku terdiri dari sejumlah
halaman yang masing-masing halaman dapat memuat
sebuah entri.
2. Shead, berupa lembaran kertas.
3. Bentuk kartu dengan ukuran standart 7,5 cm x 12,5 cm.
setiap kartu memuat satu entri sehingga bentuk kartu ini
paling banyak digunakan oleh perpustakaan.
e) Sistem Penyusunan Katalog
Setelah kartu-kartu katalog dibuat, maka tahap berikutnya
adalah penyusunan-penyusunan kartu-kartu tersebut menjadi
katalog yang dapat digunakan sebagai alat untuk mencari dan
menemukan koleksi pustaka di perpustakaan.
1. Katalog tiga dimensi (tridementional catalog) yaitu pada
katalog tiga dimensi ada tiga jajaran kartu katalog yaitu
katalog pengarang, judul dan subyek yang masing-masing
disusun menurut abjad secara terpisah.
2. Katalog terbagi (Divided catalog) yaitu pada katalog
terbagi ada dua jajaran katu katalog yaitu kartu katalog
pengarang dan judul dicampur kemudian disusun dalam
suatu urutan abjad, sedangkan kartu subyek disusun dalam
urutan abjad yang lain.
3. Katalog kamus (Dictionary catalog) yaitu pada katalog
kamus hanya ada satu jajaran katalog, sedangkan ketiga
macam kartu pengarang, judul dan subyek dicampur dan
disusun dalam satu urut abjad.
4. Katalog sheflist yaitu katalog sistimatis tidak disusun
menurut abjad melainkan dengan nomor klasifikasinya.
Katalog jenis ini hanya terdapat pada sistem klasifikasi
DDC yang menggunakan kode angka desimal.
f) Proses Katalogisasi
Pada dasarnya pedoman yang berisikan syarat-syarat
menentukan deskriftif-bibliografi urutan penulisan dan tanda-tanda
yang digunakan dalam entri katalog adalah sudah tentu ialah
Internasional Standar Bibliografi (ISB) itu dipublikasikan
buku/monografi sosial maupun non buku yang sudah diterima
secara Internasional.
Tujuan dari urutan ISBD ialah membantu kelancaran
komunikasi informasi bibliografi secara Internasional.
a. Jenis-jenis kartu katalog
Pada perpustakaan yang kecil maupun yang besar setidak-
tidaknya harus dibuatkan empat macam kartu katalog atau lebih.
Adapun jenis katalog :
a. Katalog penagrang
b. Katalog Judul
c. Katalog Subyek
d. Katalog Shelflist
b. Deskripsi Bibliografi
Ringkasan yang berikut ini menunjukkan urutan daripada unsur-
unsur deskriftif bibliografi dengan unsur-unsur tanda baca antara
lain :
1) Bidang judul dan keterangan pengarang
Judul biasa
= Judul paralel
: Judul lain atau sub judul
/ Keterangan pengarang
; Keterangan pengarang kedua atau berikutnya
2) Bidang edisi, cetakan
·__ Keterangan edisi, cetakan
·__ Tempat terbit
: Penerbit
; Tahun terbit
3) Bidang kolasi
. . . Paginasi dan atau jumlah jilid
: Keterangan ilustrasi
; Ukuran buku
4) Bidang seri
·__ Keterangan seri
: Keterangan sub seri
; Penomoran dalam seri
1) Bidang ISBN
Internasional Standar Book Number
Kombinasi Unsur Tanda Baca
Bidang 1. Judul biasa / keterangan pengarang, keterangan
pengarang berikutnya.
Judul biasa = Judul Paralel / keterangan pengarang
Judul biasa : Sub judul / keterangan pengarang
Bidang 2 ·___ Keterangan edisi, cetakan ·___ tempat terbit :
penerbit, tahun terbit
Bidang 3 . . . Paginasi (jilid) : Keterangan ilustrasi ; ukuran buku
Bidang 4 ·___ [Judul seri : Keterangan sub seri ; nomor seri]
Bidang 5 ISBN (Internasional Standar book number)
c. Fungsi tanda baca dan penulisan
1) Tanda baca yang telah ditentukan dan didahului dan diikuti
oleh spasi
2) Tanda baa [ ] dipakai untuk menyatakan bahwa informasi
diambil dari luar sumber
3) Tiga titik (. . .) menyatakan penghilangan sebagian
4) . . . [et.al] singkatan dari at all yang artinya dan kawan-kawan
5) Kota penerbit tidak diketahui memakai tanda [s.l]
6) Nama penerbit tidak diketahui memakai tanda [s.n]
7) Tahun terbit tidak diketahui memakai tanda [19 - ?]
8) Edisi disingkat Ed, cetakan disingkat Cet
9) Sentimeter disingkat Cm
10) Halaman disingkat Hlm
11) Ilustrasi disingkat Ilus
12) Nama penerbit yang memakai PT, CV, NV dan sebagainya
tidak usah ditulis kecuali nama tersebut merupakan kesatuan
arti dengan namanya, misalnya PLN (Perusahaan Listrik
Negara)
13) Gelar Akademis, seperti Drs. Ir. dsb tidak dicantumkan.
d. Pola Penulisan Kerangka Entri Katalog
Setiap entri katalog pada dasarnya terdiri dari tiga bagian :
1) Tajuk yang berfungsi mempermudah pencarian entri yang
diinginkan karena setiap entri disusun dibawah tajuk
2) Deskriptif bibliografi
3) Call number atau nomor pengenal yang berfungsi
menunjukkan letak bahan pustaka pada rak/almari. Yang
dimaksud dengan call number :
a) Nomor klasifikasi
b) Nama pengarang
c) Judul buku
KARTU ENTRI KATALOG
12,5 cm
Call PengarangNumber Judul biasa = judul parallel : sub sub judul /
pengarang I, II, III ; Keterangan pengarang lain ; Ilustrasi oleh – ed, Cet – Tempat Terbit : Penerbit, Th. Terbit.ii, hlm. : Ilus. ; cm. -- / seri : ket. Sub. Seri ; no. seri /Bibliografi : hlm.IndeksJudul asli :ISBN
1. Subyek I. Judul
Dalam kartu katalog shelflist penulisan nomor inventaris di balik
kartu.
Katalog Inging / tanpa pengarang / lebih dari tiga pengarang
e. Sumber Informasi Utama
Setiap bidang deskripsi mempunyai sumber utama jika
informasi yang diperlukan tidak diperolehnya dari sumber utama
tetapi dari sumber lain, maka informasi tersebut ditulis dalam
kurung siku [ ].
Call PengarangNumber Judul biasa = judul parallel : sub sub judul /
pengarang I, II, III ; Keterangan pengarang lain ; Ilustrasi oleh – ed, Cet – Tempat Terbit : Penerbit, Th. Terbit.ii, hlm. : Ilus. ; cm. -- / seri : ket. Sub. Seri ; no. seri /Bibliografi : hlm.IndeksJudul asli :ISBN
1. Subyek I. Judul
Call PengarangNumber Judul biasa = judul parallel : sub judul /
keterangan pengarang lain ; Ilustrasi oleh-- ed, Cet -- Tempat Terbit : Penerbit, Th. Terbit.ii, hlm. : Ilus. ; cm. – [seri : ket. Sub. Seri ; no. seri]
Bibliografi : hlm.IndeksJudul asli :ISBN
1. Subyek
PROSES PENGOLAHANBAHAN PUSTAKA
Oleh :
I Wayan Joniyasa, S.Sos.
KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAHKABUPATEN BADUNG