Post on 13-Dec-2014
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perkawinan adat Sunda memiliki banyak prosesi, sama seperti perkawinan di suku
lainnya. Indonesia memang kaya akan budaya, oleh karena itu Anda harus bangga menjadi
bangsa Indonesia.
Berbagai upaya dilakukan untuk membuat pesta pernikahan menjadi meriah dan tak
terlupakan. Terkikis oleh waktu dan zaman, prosesi pernikahan di Indonesia menjadi lebih
sederhana dan modern. Banyak pasangan yang "memotong" prosesi agar lebih mudah dan
cepat, atau mengurangi prosesnya karena dianggap tidak terlalu penting. Saat ini, semakin
banyak pasangan yang lebih menyukai pernikahan ala negara barat karena dianggap lebih
modern dan prosesnya cukup kilat. Salah satu prosesi pernikahan adat yang mulai tergerus
modernisasi adalah pernikahan adat Sunda. Menurut Drs. M. Rachmat Sastradipradja, atau
yang lebih dikenal dengan Mang Rachmat yang bergelut di bidang kesenian Sunda sejak
tahun 1968 ini, musik dan lagu dalam pernikahan adat Sunda, sudah mulai diganti dengan
lagu dangdut yang dianggap lebih populer dan menghibur. Padahal menurut Mang Rachmat
dengan melakukan prosesi pernikahan tradisional yang sesuai dengan adat istiadat, sama
dengan meneruskan dan menjaga budaya leluhur yang sangat berharga. Sesuatu yang
seharusnya tak kita biarkan hilang ditelan kemajuan zaman
2. Tujuan Pembuatan Makalah
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai tugas mata pelajaran sosiologi kelas x
SMA Negeri 2 OKU, selain itu tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk
mendefinisikan upacara adat pernikahan Sunda.
3. Manfaat Pembuatan Makalah
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah agar siswa kelas x SMA N 2 OKU mengerti
tentang prosesi pernikahan Adat Sunda
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Prosesi Pernikahan Adat Sunda
Pertama, tahap Nendeun Omong.
Tahap ini adalah pembicaraan orang tua kedua pihak mempelai atau siapapun yang
dipercaya jadi utusan pihak pria yang punya rencana mempersunting seorang gadis sunda.
Orang tua atau sang utusan datang bersilaturahmi dan menyimpan pesan bahwa kelak sang
gadis akan dilamar. Sebelumnya memang orang tua masing-masing sudah membuat
kesepakatan untuk menjodohkan atau laki-laki dan perempuannya sudah sepakat untuk
‘mengikat janji’ dalam suatu ikatan pernikahan, maka selanjutnya orang tua pria datang
sendiri atau menyuruh orang ke rumah sang gadis untuk menyampaikan niat. Intinya,
neundeun omong (titip ucap, menaruh perkataan atau menyimpan janji) yang menginginkan
sang gadis agar menjadi menantunya. Dalam hal ini, orang tua atau utusan memerlukan
kepandaian berbicara dan berbahasa, penuh keramahan.
Kedua, tahap Lamaran.
2
Tahap melamar atau meminang ini sebagai tindak lanjut dari tahap pertama. Proses ini
dilakukan orang tua calon pengantin keluarga sunda dan keluarga dekat. Hampir mirip
dengan yang pertama, bedanya dalam lamaran, orang tua laki-laki biasanya mendatangi calon
besannya dengan membawa makanan atau bingkisan seadanya, membawa lamareun sebagai
simbol pengikat (pameungkeut), bisa berupa uang, seperangkat pakaian, semacam cincin
pertunangan, sirih pinang komplit dan lainnya, sebagai tali pengikat kepada calon pengantin
perempuannya. Selanjutnya, kedua pihak mulai membicarakan waktu dan hari yang baik
untuk melangsungkan pernikahan.
Ketiga, tahap Tunangan.
Tahap ini adalah prosesi ‘patuker beubeur tameuh’, yaitu dilakukan penyerahan ikat
pinggang warna pelangi atau polos kepada si gadis.
Keempat, tahap Seserahan (3 – 7 hari sebelum pernikahan).
Calon pengantin pria membawa uang, pakaian, perabot rumah tangga, perabot dapur,
makanan, dan lain-lain.
3
Kelima, tahap Ngeuyeuk seureuh (opsional, jika ngeuyeuk seureuh tidak dilakukan,
maka seserahan dilaksanakan sesaat sebelum akad nikah).
Tahap ini dilakukan sebagai berikut:
1. Dipimpin Pengeuyeuk.
2. Pengeuyek mewejang kedua calon pengantin agar meminta ijin dan doa restu kepada
kedua orang tua serta memberikan nasehat melalui lambang-lambang atau benda yang
disediakan berupa parawanten, pangradinan dan sebagainya.
3. Diiringi lagu kidung oleh Pangeuyeuk
4. Disawer beras, agar hidup sejahtera.
5. dikeprak dengan sapu lidi disertai nasehat agar memupuk kasih sayang dan giat
bekerja.
6. Membuka kain putih penutup pengeuyeuk. Melambangkan rumah tangga yang akan
dibina masih bersih dan belum ternoda.
7. Membelah mayang jambe dan buah pinang (oleh calon pengantin pria). Bermakna
agar keduanya saling mengasihi dan dapat menyesuaikan diri.
8. Menumbukkan alu ke dalam lumpang sebanyak tiga kali (oleh calon pengantin
pria).
4
Keenam, tahap Membuat Lungkun.
Dua lembar sirih bertangkai saling dihadapkan. Digulung menjadi satu memanjang.
Diikat dengan benang kanteh. Diikuti kedua orang tua dan para tamu yang hadir. Maknanya,
agar kelak rejeki yang diperoleh bila berlebihan dapat dibagikan kepada saudara dan handai
taulan.
Ketujuh, tahap Berebut uang
di bawah tikar sambil disawer. Melambangkan berlomba mencari rejeki dan disayang
keluarga.
5
Kedepalan, tahap Upacara
1. Penjemputan calon pengantin pria , oleh utusan dari pihak wanita
2. Ngabageakeun, ibu calon pengantin wanita menyambut dengan pengalungan bunga
melati kepada calon pengantin pria, kemudian diapit oleh kedua orang tua calon pengantin
wanita untuk masuk menuju pelaminan.
3. Akad nikah, petugas KUA, para saksi, pengantin pria sudah berada di tempat nikah. Kedua
orang tua menjemput pengantin wanita dari kamar, lalu didudukkan di sebelah kiri pengantin
pria dan dikerudungi dengan tiung panjang, yang berarti penyatuan dua insan yang masih
murni. Kerudung baru dibuka saat kedua mempelai akan menandatangani surat nikah.
4. Sungkeman,
5. Wejangan, oleh ayah pengantin wanita atau keluarganya.
6. Saweran, kedua pengantin didudukkan di kursi. Sambil penyaweran, pantun sawer
dinyanyikan. Pantun berisi petuah utusan orang tua pengantin wanita. Kedua pengantin
dipayungi payung besar diselingi taburan beras kuning atau kunyit ke atas payung.
7. Meuleum harupat, pengantin wanita menyalakan harupat dengan lilin. Harupat disiram
pengantin wanita dengan kendi air. Lantas harupat dipatahkan pengantin pria.
8. Nincak endog (menginjak telur), pengantin pria menginjak telur dan elekan sampai pecah.
Lantas kakinya dicuci dengan air bunga dan dilap pengantin wanita.
9. Muka Panto (buka pintu). Diawali mengetuk pintu tiga kali. Diadakan tanya jawab dengan
pantun bersahutan dari dalam dan luar pintu rumah. Setelah kalimat syahadat dibacakan,
pintu dibuka. Pengantin masuk menuju pelaminan.
H. Upacara Adat Sunda Akad Pernikahan
Pada hari yang telah ditetepkan dan disepakati oleh kedua keluarga calon pengantin.
Rombongan keluarga calon pengantin pria datang ke kediaman calon pengantin perempuan.
Selain membawa untuk mas kawin biasanya juga membawa barang-barang seperti peralatan
dapur, perabotan kamar tidur, kayu bakar, gentong (gerabah untuk menyimpan beras).
Di daerah Priangan susunan acara upacara akad nikah, biasanya
seperti berikut ini :
1. Pembukaan
a. Penjemputan calon pengantin pria. Dalam acara ini biasanya dilaksanakan
prosesi upacara mapag.
b. Mengalungkan untaian bunga melati
6
c. Gunting pita
2. Penyerahan calon pengantin pria
a. Yang mewakili pemasrahan calon penganti pria biasanya diwakilkan kepada
orang yang dituakan (ahli berpidato)
b. Yang menerima dari perwakilan calon pengantin perempuan juga biasanya
diwakilkan.
3. Akad nikah
Diserahkan kepada petugas dari Kantor Urusan Agama (KUA)
4. Menyerakan mas kawin (mahar)
5. Sungkeman
Kedua pengantin melakukan sungkeman meminta do’a dan restu dari kedua orang tua
mereka.
II. Upacara Adat Sunda Setelah Akad Pernikahan
Setelah melaksanakan akad nikah kedua mmempelai masih harus melakukan serangkaian
upacara adat yang disebut bantayan. Orang yang memimpin upacara ini harus orang yang
mempunyai watak humor. Adapun acara adat yang dilakukan pada upacara bantayan adalah
sebagai berikut :
1. Sawer pengantin
Kata sawer berasal dari kata panyaweran , yang dalam bahasa Sunda berarti tempat
jatuhnya air dari atap rumah atau ujung genting bagian bawah. Mungkin kata sawer ini
diambil dari tempat berlangsungnya upacara adat tersebut yaitu panyaweran.
Bahan-bahan yang diperlukan dan digunakan dalam upacara sawer ini tidaklah lepas
dari symbol dan maksud yang hendak disampaikan lepada penganti baru ini, seperti :
a. beras yang mengandung symbol kemakmuran. Maksudnya mudah-mudah
setelah berumah tangga pengantin bisa hidup makmur
b. uang recehan mengandung symbol kemakmuran maksudnya apabila kita
mendapatkan kemakmuran kita harus ikhlas berbagi dengan Fakir dan yatim
c. kembang gula, artinya mudah-mudah dalam melaksanakan rumah tangga
mendapatkan manisnya hidup berumah tangga.
7
d. kunyit, sebagai symbol kejayaan mudah-mudahan dalam hidup berumah
tangga bisa meraih kejayaan.
e. Kemudian semua bahan dan kelengkapan itu dilemparkan, artinya kita harus
bersifat dermawan.
Syair-syair yang dinyanyikan pada upacara adapt nyawer adalah sebagai berikut :
KIDUNG SAWER
Pangapunten kasadaya
Kanu sami araya
Rehna bade nyawer heula
Ngedalkeun eusi werdaya
Dangukeun ieu piwulang
Tawis nu mikamelang
Teu pisan dek kumalancang
Megatan ngahalang-halang
Bisina tacan kaharti
Tengetkeun masing rastiti
Ucap lampah ati-ati
Kudu silih beuli ati
Lampah ulah pasalia
Singalap hayang waluya
Upama pakiya-kiya
Ahirna matak pasea
1 Nincak endog (menginjak telur)
Mengandung symbol keperawanan dan benih artinya agar pengantin perempuan bisa
memberikan keturunan yang baik.
8
2 Meuleum harupat (membakar lidi )
Mengandung maksud bahwa dalam memecahkan suatu permasalahan jangan punya sifat
seperti harupat yang mudah patah tetapi harus dengan pikiran yang bijaksana.
Pelaksanaannya yaitu kedua mempelai memegang harupat saling berhadapan dan langsung
mematahkannya.
3 Buka pintu
Diawali mengetuk pintu tiga kali. Diadakan tanya jawab dengan pantun bersahutan dari
dalam dan luar pintu rumah. Setelah kalimat syahadat dibacakan, pintu dibuka. Pengantin
masuk menuju pelaminan..Dialog pengantin perempuan dengan pengantin laki-laki
seperti berikut ini :
KENTAR BAYUBUD
Istri : Saha eta anu kumawani
Taya tata taya bemakrama
Ketrak- ketrok kana panto
Laki-laki : Geuning bet jadi kitu
Api-api kawas nu pangling
Apan ieu teh engkang
Hayang geura tepung
Tambah teu kuat ku era
Da diluar seueur tamu nu ningali
Istri : Euleuh karah panutan
4 Huap lingkung
Setelah buka pintu dilaksanakan kedua mempelai dipertemukan, dan dibawa ke kamar
pengantin untuk melaksanakan upacara huap lingkung.Perlengkapan yang harus
disediakan seperti : sepasang merpati, bekakak ayam,nasi kuning, dll.
5 Melepaskan sepasang burung merpat
9
Upacara ini mengandung maksud bahwa kedua mempelai akan mengarungi dunia baru
yaitu dunia rumah tangga.
6 Numbas
Upacara numbas biasa dilaksanakan satu minggu setelah akad nikah. Upacara numbas
mengandung maksud untuk memberi tahu kepada keluarga dan tetangga bahwa pengantin
perempuan “tidak mengecewakan “ pengantin laki-laki. Upacara numbas dilakukan dengan
cara membagi-bagikan nasi kuning
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perkawinan adat Sunda memiliki banyak prosesi, sama seperti perkawinan di suku
lainnya. Indonesia memang kaya akan budaya, oleh karena itu Anda harus bangga menjadi
bangsa Indonesia.
Berbagai upaya dilakukan untuk membuat pesta pernikahan menjadi meriah dan tak
terlupakan. Terkikis oleh waktu dan zaman, prosesi pernikahan di Indonesia menjadi lebih
sederhana dan modern. Banyak pasangan yang "memotong" prosesi agar lebih mudah dan
cepat, atau mengurangi prosesnya karena dianggap tidak terlalu penting. Saat ini, semakin
banyak pasangan yang lebih menyukai pernikahan ala negara barat karena dianggap lebih
modern dan prosesnya cukup kilat. Salah satu prosesi pernikahan adat yang mulai tergerus
modernisasi adalah pernikahan adat Sunda. Menurut Drs. M. Rachmat Sastradipradja, atau
yang lebih dikenal dengan Mang Rachmat yang bergelut di bidang kesenian Sunda sejak
tahun 1968 ini, musik dan lagu dalam pernikahan adat Sunda, sudah mulai diganti dengan
lagu dangdut yang dianggap lebih populer dan menghibur
B. SARAN
Saran bagi rekan semua khususnya teman-teman SMA Negeri 2 OKU henkanya kita
lebih peduli lagi dengan budaya kita agar budaya kita tetap lestari dengan mengenal budaya-
budaya yang semakin hilang tergerus oleh perkembangan zaman, salah satu budaya yang
perlu kita ketahui adalah budaya pernikahan di setiap daerah yang sangat beragam, agar kita
semakin tau betapa kayabudaya negeri ini.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://www. pernikahanadat .blogspot.com/2010/01/ pernikahan - adat - sunda .html
http://www.eocommunity.com/showthread.php?tid=9875
http://www.urangkampoeng.com/2012/06/upacara-adat-sunda-si-lengser-dalam.html
12