Post on 23-Dec-2015
description
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Transportasi merupakan salah satu sektor kegiatan yang sangat penting karena
berkaitan dengan kebutuhan setiap orang. Kebutuhan ini misalnya kebutuhan untuk mencapai
lokasi kerja, lokasi sekolah, mengunjungi tempat hiburan atau pelayanan, dan bahkan untuk
bepergian ke luar kota. Transportasi tidak hanya mengangkut orang, tetapi juga untuk
memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lain.
Perkembangan transportasi memungkinkan berbagai kegiatan dapat diangkut melalui
darat, udara ataupun laut dengan jenis angkut yang beragam. Namun yang perlu diingat, bahwa
sebagai fasilitas pendukung kegiatan kehidupan, maka perkembangan transportasi harus
diperhitungkan dengan tepat dan secermat mungkin agar dapat mendukung tujuan
pembangunan secara umum dari suatu daerah.
Pemerintah Indonesia lebih terfokus pada kebijakan pengembangan lalu lintas darat
(land transport). Hal ini dapat dilihat dari berkembangnya sarana dan prasarana lalu lintas
darat berupa jalan tol, jalan negara-provinsi, jalan kabupaten dan jembatan. Demikian juga
dilihat dari jumlah kendaraan darat yang meningkat tajam yang mengakibatkan kemacetan lalu
lintas tidak dapat dihindari.
Indonesia dengan 17.504 pulau (tahun 2006), baik pulau besar maupun kecil, peranan
Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) tentu sangatlah penting. ASDP
diperlukan untuk menjangkau daerah terpencil dimana prasarana jalan raya belum tersedia atau
berkembang dengan baik. Di samping itu, angkutan sungai danau juga dapat dimanfaatkan
untuk mengangkut kebutuhan bahan pokok dan barang dalam jumlah yang relatif besar seperti
hasil hutan. Pulau Kalimantan, Sumatera dan Irian adalah beberapa daerah yang sangat
merasakan peranan angkutan sungai danau ini.
Sungai adalah salah satu moda transportasi yang sangat penting dan tidak dapat
dipandang sebelah mata. Bagaimanapun , sungai dan alat transportasi yang ada di sungai
adalah sarana yang dapat memperlancar pergerakan ekonomi dan segala aspek kehidupan
sehingga keberadaannya takkan bisa tergantikan apalagi untuk negara yang memiliki banyak
sungai seperti Indonesia. Walaupun perkembangan teknologi transportasi sungai relatif lebih
lambat dibanding transportasi laut, darat, maupun udara namun pasti terdapat perkembangan
terhadap transportasi sungai. Mengingat kita dalam lingkup Teknik Sipil, dengan
mempelajarinya dapat membantu pemahaman tentang transportasi sungai, perkembangannya
serta segala hal yang berhubungan dengan transportasi sungai.
1
1.2. Rumusan Masalah
Berdasar Latar Belakang diatas maka dapatlah disusun beberapa permasalahan
yang menjadi bahasan dalam makalah ini :
1. Pengertian Angkutan Sungai atau Transportasi Sungai.
2. Peraturan Perundang-Undangan tentang Angkutan Sungai.
3. Jenis Angkutan yang Beroperasi di Sungai
4. Perkembangan Angkutan Sungai dari Dahulu hingga Sekarang.
5. Kelebihan dan Kekurangan Angkutan Sungai.
Dari beberapa rumusan masalah diatas maka didapat satu pokok pembahasan yang
disusun dalam satu pertanyaan, yaitu : Bagaimana perkembangan Angkutan atau
Moda Transportasi Sungai dari dahulu hingga sekarang ?
1.3. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari makalah ini adalah mengetahui apa yang
dimaksud dengan moda transportasi sungai serta hal-hal yang berkaitan dengan moda
transportasi sungai, juga untuk mengetahui perkembangan yang terjadi pada moda
transportasi sungai.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Angkutan Sungai atau Transportasi Sungai
Angkutan pada dasarnya adalah sarana untuk memindahkan orang atau barang dari suatu
tempat ke tempat lain. Prosesnya dapat dilakukan menggunakan sarana angkutan berupa
kendaraan atau tanpa kendaraan (diangkut oleh orang) (Warpani, 1990: 170).
Angkutan sungai atau yang lebih lengkap dikenal sebagai “ASDP” kepanjangan dari
“Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan”. merupakan istilah yang terdiri dari dua aspek
yaitu “Angkutan Sungai dan Danau” atau ASD dan “Angkutan Penyeberangan. Istilah ASDP
ini merujuk pada sebuah jenis “moda” atau “jenis angkutan” dimana suatu sistem transportasi
terdiri dari 5 macam yaitu moda angkutan darat (jalan raya), moda angkutan udara, moda
angkutan kereta api, moda angkutan pipa, moda angkutan laut dan moda ASDP.
Angkutan sungai merupakan angkutan yang tumbuh dan berkembang secara alami di
Indonesia akibat kondisi geografis alam yang memiliki banyak sungai. Jalan bagi transportasi
air ini selain bersifat alami (laut, sungai, danau), ada pula yang bersifat buatan manusia (kanal,
anjir, danau buatan). Transportasi ini biasa disebut juga dengan “inland water transportation”
(Chandrawidjaja, 1998: 5).
Angkutan Perairan Daratan merupakan sebuah istilah yang diserap dari bahasa Inggris
yaitu Inland Waterways atau juga dalam bahasa Perancis yaitu Navigation d’Interieure atau
juga voies navigables yang memiliki makna yang sama yaitu pelayaran atau aktivitas angkutan
yang berlangsung di perairan yang berada di kawasan daratan seperti sungai, danau dan kanal.
2.2. Peraturan Perundang-Undangan tentang Angkutan Sungai
Beberapa pengertian yang menyangkut Sungai dan Danau (ASDP) menurut peraturan
perundang-undangan adalah sebagai berikut :
1. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 1999 tentang Angkutan Perairan,
Pasal 1 : Angkutan sungai dan danau adalah kegiatan angkutan dengan
menggunakan kapal yang dilakukan di sungai, danau waduk, rawa,anjir,kanal dan
terusan untuk mengangkut penumpang, barang dan atau hewan yang
diselenggarakan oleh perusahaan angkutan sungai dan danau.
3
2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran,
Pasal 80 (1) : Penyelenggaraan angkutan sungai dan danau disusun secara terpadu
intra dan antar moda yang merupakan kesatuan tatanan transportasi nasional.
Pasal 80 (2) : angkutan sungai dan danau diselenggarakan dengan menggunakan
trayek tetap dan teratur yang dilengkapi dengan trayek tidak tetap dan tidak
teratur.
3. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 73 tahun 2004 tentang penyelenggaraan
angkutan Sungai dan Danau,
Pasal 2 (4) ; Wilayah operasi angkutan sungai dan danau, waduk, rawa, anjir,
kanal dan terusan.
2.3. Jenis Angkutan yang Beroperasi di Sungai
Pelayanan angkutan sungai dan danau meliputi pelayanan angkutan penumpang dan
barang. Sarana angkutan sungai pada umumnya menggunakan kapal bertipe kecil dengan
kepemilikan masyarakat atau perorangan. Beberapa jenis angkutan sungai tradisional dan
modern dapat dilihat pada tabel.
NoJenis Angkutan
SungaiTipe Angkutan Keterangan
1. Klotok Angkutan barang dan
penumpang
• Melayani penyeberangan jarak dekat
• Daya angkut maksimal 12 orang
• Digerakkan oleh mesin, berbahan
bakar solar
2. Speed Boat Angkutan penumpang • Melayani rute antar kota (relatif jauh)
• Daya angkut maksimal 12 orang
• Digerakkan oleh mesin, berbahan
bensin dan minyak tanah
3. Jukung Angkutan barang
(terutama tanaman
pangan)
• Melayani trayek yang cukup jauh, ke
daerah transmigrasi atau pedalaman
• Daya angkut 30-60 ton barang
• Digerakkan oleh mesin, berbahan
bakar solar
4. Tongkang Angkutan barang
(hasil tambang,
• Tidak bermesin
• Berlabuh di pelabuhan/dermaga/
4
industri dan hutan) pangkalan khusus milik
perusahaan/industri
5. Sampan Angkutan tradisional • Kapal kayu sederhana tidak bermotor
• Dimiliki perorangan, sebagai sarana
transportasi pribadi
6. Kapal
Venes/Kapal
layar
Kapal dagang • Milik pribadi atau perusahaan antar
provinsi.
Sumber : Mulyana, 2005: 8
Tabel diatas berisi alat transportasi yang beroperasi di sungai, tapi pada setiap nama alat
transportasi diatas bisa saja terdapat perbedaan pengertian di setiap wilayah yang berbeda.
Seperti pada pengertian jukung, Peterson berpendapat bahwa jukung memiliki beragam jenis
berdasarkan fungsi dan kegunaannya, ada yang untuk mengangkut penumpang dan ada pula
untuk angkutan barang. Masih menunurut Peterson, jukung adalah istilah yang sering
digunakan oleh masyarakat dataran rendah Barito dan digunakan untuk semua jenis
perahu/kapal. Pada dasarnya jukung memiliki dua tipe dasar, yaitu jukung sudur yang diolah
dari pohon yang dibelah dua dan jukung yang diolah dari satu batang pohon yang utuh.
Namun, ada pula masyarakat yang menyebut jukung sebagai perahu kecil tak bermesin.
2.4. Perkembangan Angkutan Sungai dari Dahulu hingga Sekarang
Transportasi air merupakan sarana transporasi yang berkembang lebih awal
dibandingkan denangan transportasi lainnya. Hal ini terjadi karena permukaan air yang datar
serta tidak banyak mengalami rintangan alam. Selain itu permukaan air mempunyai gaya
gesek yang lebih kecil sehingga memudahkan untuk dilalui.
Manusia purba sudah dapat membuat sebuah alat penyeberangan dalam bentuk yang
sederhana. Yaitu dengan melubangi batang kayu dan meruncingkan ujungnya. Alat ini mereka
gunakan sebagai alat untuk menyebrangi sungai ataupun danau.
Di indonesia alat itu dikenal dangan nama perahu,di Afrika dan Amerika Selatan dikenal
dengan nama kano. Orang Eskimo menamakan perahu dengan nama kayak. Di inggris perahu
dinamakan coracle. Selain itu di ada juga yang yang disebut dengan catamaran,yaitu sejenis
perahu yang terdiri dari tiga buah batang kayu yang diikat menjadi satu dengan tali sabuk yang
terbuat dari kulit. Ada juga yang disebut dengan rakit yang terbut dari batang-batang kayu atau
bambu yang diikat menjadi satu. Perahu digerakkan dengan tenaga manusia yaitu dengan
menggunakan dayung.
5
Sedangkan perkembangan angkutan sungai bisa dibagi menjadi dua, yaitu angkutan
sungai tanpa mesin dan angkutan sungai dengan mesin.
1. Angkutan Sungai Tanpa Mesin
a. Sampan
Sampan atau perahu dayung terbuat dari kayu. Perahu ini berukuran lebar 1,5 meter dan
panjang 5 meter. Bentuk dari perahu dayung ini memiliki bagian depan/haluan yang sama
persis dengan bagian belakang/buritannya. Keberadaan perahu dayung ini berkembang hingga
tahun 1975an.
Sampan atau perahu dayung ini dijadikan mata pencaharian dimana sebagian kecil
masyarakat menjual jasa penyeberangan menggunakan perahu dayung tersebut. Kegiatan ini
dikelola secara swadaya oleh perorangan masyarakat. Perahu dayung ini membutuhkan tenaga
yang tidak sedikit untuk menggerakannya dan juga relatif sangat lambat jika dibandingkan
dengan perahu bermesin yang ada saat ini.
b. Tongkang
Tongkang atau Ponton adalah suatu jenis kapal dengan lambung datar atau suatu kotak
besar yang mengapung, digunakan untuk mengangkut barang dan ditarik dengan kapal tunda
atau digunakan untuk mengakomodasi pasang-surut seperti pada dermaga apung.
Ponton digunakan juga untuk mengangkut mobil menyeberangi sungai, didaerah yang
belum memiliki jembatan. Sangat banyak digunakan pada tahun 1960an hingga 1980an di jalur
lintas Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua. Sekarang sebagian besar sudah digantikan
dengan jembatan.
Untuk keperluan wisata, ponton juga masih digunakan. Untuk meningkatkan kestabilan
kapal biasanya digunakan dua ponton yang digabungkan secara paralel.Tongkang sendiri tidak
memiliki sistem pendorong (propulsi) seperti kapal pada umumnya. Pembuatan kapal tongkang
juga berbeda karena hanya konstruksi saja, tanpa sistem seperti kapal pada umumnya.
Tongkang sendiri umum digunakan untuk mengangkut muatan dalam jumlah besar seperti
kayu, batubara, pasir dan lain-lain. Di Indonesia tongkang banyak diproduksi di daerah Batam
(Kepulauan Riau) yang merupakan salah satu basis produksi perkapalan di indonesia.
2. Angkutan Sungai dengan Mesin
6
Perkembangan teknologi memacu perkembangan dalam segala bidang termasuk
mesin dalam bidang transportasi. Hal ini menciptakan ruang kemudahan dan efisiensi
bagi pekerjaan yang dilakukan manusia. Begitupula dengan perubahan yang terjadi
pada transportasi darat dimana dahulu hanya digunakan sepeda dan kendaraan tidak
bermesin, kemudian berkembang menjadi sepeda motor, mobil, dan kendaraan
bermesin lainnya.
Demikian juga yang terjadi pada transportasi sungai dimana dengan
ditemukannya mesin dan bahan bakar yang dapat memudahkan pekerjaan manusia,
sehingga perahu dayung bertransformsi menjadi perahu mesin. Dan perahu bermesin
yang muncul setelah perkembangan teknologi antara lain.
a. Klothok
Klothok adalah salah satu perahu tradisional yang beroperasi di sungai-sungai
Indonesia. Klotoks biasanya dipakai untuk mengangkut manusia dan barang. Klothok
biasa ditemukan di pasar apung, taman nasional, dan tempat memancing. Berdasarkan
fungsinya atau alat yang melengkapinya, klothok dapat disebut dengan bermacam-
macam nama.
Nama klothok sendiri berawal karena perahu ini mengeluarkan bunyi “klok tok tok
tok” yang cukup keras. Nama klothok juga dapat dipanggil dengan nama lain seperti
taksi air, gondola bermotor atau kapal pemukat mini.
Klothok terbuat dari kayu dengan bentuk mendatar, ukurannya bervariasi tergantung
kegunaanya. Ukuran biasanya adalah 12 meter pada panjang dan 2,5 meter pada lebar,
dan bisa lebih lebih besar. Klothok biasanya memiliki dan memiliki daya angkut yang
berbeda tiap ukuran yang berbeda.
b. Speed Boat
Speed boat atau motor boat adalah perahu yang digerakkan dengan mesin. Beberapa
speed boat dipasangi dengan mesin inboard, dan ada juga yang dipasang diluar pada
bagian belakang.Speed boat memiliki ukuran yang bermacam-macam mulai dari 4
meter dan ukuran yang cukup besar yang dapat mengrungi perairan dengan jarak cukup
jauh.
c. Jukung
7
Jukung atau kano adalah perahu kecil yang biasanya terbuat dari kayu, jukung memiliki
dua sayap sebagai penyeimbang. Perahu ini digunakkan untuk mempermudah
kehidupan sehari-hari biasanya digunakkan untuk pergi ke kantor, sekolah, atau
berdagang dan bisa digunakkan di pasar terapung.
d. Kapal Venes
Kapal pesiar adalah kapal penumpang yang digunakan untuk pelayaran, yang
dilengkapai dengan fasilitas kapal.Pada awalnya, kapal layar digerakkan oleh tenaga
manusia sebagai pendayung dan layar. Model dari kapal jenis ini dapat dilihat pada
kapal viking, kapal Mesir Kuno, kapal Romawi Kuno, Kapal India Kuno sampai masa
Kapal Borobudur yang sudah menggunakan kapal layar.
Karena adanya perkembangan zaman seperti di yang dijumpai di indonesia yaitu
kapal layar bercadik,Kapal dengan menggunakan layar segitiga seperti yang dijumpai
di Timur tengah dan Kapal layar segi empat yang digunakan oleh Bangsa bangsa Eropa
menjelang memasuki abad penjelajahan, Serta kapal layar lipat dengan model yang
dijumpai di Jepang ataupun China.
Pada masa kini umumnya kapal layar dilengkapi dengan mesin tempel untuk
menghadapi kemungkinan tidak bertiupnya angin pada daerah daerah tertentu agar tetap
melanjutkan perjalanannya.
2.5. Kelebihan dan Kekurangan Angkutan Sungai
Keunggulan
1. Tidak perlu membuat/membangun jalan air karena sungai sebagai prasarana sudah tersedia
secara alami dan pemeliharaan prasarana yang tidak terlalu memakan banyak biaya.
2. Dapat memberikan pelayanan dari pintu ke pintu (door to door service) untuk permukiman
di pinggir sungai.
3. Mampu mencapai daerah pedalaman dengan dominasi perairan.
4. Kemampuan untuk mengangkut barang tanpa mempengaruhi pembebanan pada badan
sungai (daya angkut bisa besar).
5. Ramah lingkungan dan tidak macet.
Kelemahan
8
1. Kecepatan umumnya lebih rendah dibandingkan dengan moda lain.
2. Kenyamanan dan standar keselamatan relatif rendah.
3. Ketersediaan sarana pendukung masih kurang.
BAB III
9
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Transportasi air merupakan sarana transporasi yang berkembang lebih awal
dibandingkan denangan transportasi lainnya. Meskipun perkembangannya masih kalah
jauh dengan moda transportasi yang lain, namun pengaplikasian mesin dan bahan bakar
pada angkutan sungai sangat membantu aktivitas manusia khusunya yang berhubungan
dengan transportasi sungai.
Sebelum adanya mesin transportasi di sungai hanyalah perahu dayung yang
disebut dengan sampan.Pengoperasiannya memerlukan tenaga besar dan relatif sangat
lambat. Selain dayung ada juga perahu tak bermesin yaitu tongkang yang biasanya
digunakan untuk mengangkut hasil tambang industri dan hasil hutan.
Perkembangan teknologi memacu perkembangan dalam segala bidang termasuk
mesin dalam bidang transportasi. Perkembangan teknologi juga merambah pada dunia
transportasi sungai sehingga muncullah perahu-perahu bermesin yang beroperasi di
sungai denagn daya angkut yang lebih besar dan juga kecepatan yang pasti relatif lebih
cepat dari perahu tak bermesin.
3.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari makalah diatas, maka dapat disampaikan beberapa saran sebagai
berikut.
1. Sungai merupakan prasarana yang secara alami sudah tersedia, sehingga perlu
direncanakan upaya peningkatan aktivitas penggunaan angkutan sungai dalam kota
sebagai alternatif transportasi yang dapat mengurangi beban jaringan jalan darat yang
sudah begitu padat. Upaya ini misalnya dengan cara membenahi kondisi fisik angkutan
sungai, meningkatkan keamanan, kenyamanan dan keselamatan, serta pelayanan
fasilitas dermaga.
2. Perlu direncanakannya keterpaduan antar moda (angkutan sungai dan darat), sehingga
terjadi kemudahan koneksi bagi pengguna angkutan sungai yang akan melanjutkan
perjalanan dengan menggunakan angkutan darat dan sebaliknya.
10
3. Pengembangan kawasan tepi sungai, dimana selain membenahi angkutan sungai itu
sendiri juga dengan membenahi kawasan tepi sungai.
4. Pengembangan teknologi moda transportasi sungai yang saat ini masih kalah jauh
dengan moda transportasi yang lain.
BAB IV11
DAFTAR PUSTAKA
Chandrawidjaya, Robert. 1998. Navigasi Perairan Daratan. Banjarmasin: Fakultas
Teknik Lambung Mangkurat.
https://en.wikipedia.org/wiki/Jukung diakses tanggal 9 Maret 2015 pukul 15.03
http://hubdat.dephub.go.id/berita/1083-angkutan-sungai-danau-dan-penyeberangan-
dukung-perkembangan-daerah-dan-multimoda diakses tanggal 6 Maret 2015 pukul 07.53
http://id.wikibooks.org/wiki/
Manajemen_Angkutan_Sungai_Danau_dan_Penyeberangan/Pendahuluan diakses tanggal 6
Maret 2015 pukul 07.30
http://id.wikipedia.org/wiki/Tongkang diakses tanggal 9 Maret 2015 pukul 15.28
https://llasdp.wordpress.com/2008/01/15/sekilas-tentang-asdp/ diakses tanggal 6 Maret
2015 pukul 08.15
http://materikuliahsipil.blogspot.com/2010/12/dasar-dasar-rekayasa-transportasi.html
diakses tanggal 6 Maret 2015 pukul 08.18
https://wennypuspita.wordpress.com/2011/03/09/perahu-layar/ diakses tanggal 9 Maret
2015 pukul 16.05
http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&cad=rja&uact=8&ved=0CEwQFjAJ&url=http
%3A%2F%2Feprints.undip.ac.id
%2F19144%2F1%2FRIZKI_PERMATA_SARI.pdf&ei=_WX9VNfxN8zguQTQ64HYCQ&us
g=AFQjCNHB8x921I3bSWBpEZw42I-
bjRoogQ&sig2=d9IRQB1mHxAnudOk8_agUQ&bvm=bv.87611401,d.c2E diakses tanggal 6
Maret 2015 pukul 08.23
12