Perkembangan Transportasi Sungai

18
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu sektor kegiatan yang sangat penting karena berkaitan dengan kebutuhan setiap orang. Kebutuhan ini misalnya kebutuhan untuk mencapai lokasi kerja, lokasi sekolah, mengunjungi tempat hiburan atau pelayanan, dan bahkan untuk bepergian ke luar kota. Transportasi tidak hanya mengangkut orang, tetapi juga untuk memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lain. Perkembangan transportasi memungkinkan berbagai kegiatan dapat diangkut melalui darat, udara ataupun laut dengan jenis angkut yang beragam. Namun yang perlu diingat, bahwa sebagai fasilitas pendukung kegiatan kehidupan, maka perkembangan transportasi harus diperhitungkan dengan tepat dan secermat mungkin agar dapat mendukung tujuan pembangunan secara umum dari suatu daerah. Pemerintah Indonesia lebih terfokus pada kebijakan pengembangan lalu lintas darat (land transport). Hal ini dapat dilihat dari berkembangnya sarana dan prasarana lalu lintas darat berupa jalan tol, jalan negara-provinsi, jalan kabupaten dan jembatan. Demikian juga dilihat dari jumlah kendaraan darat yang meningkat tajam yang mengakibatkan kemacetan lalu lintas tidak dapat dihindari. Indonesia dengan 17.504 pulau (tahun 2006), baik pulau besar maupun kecil, peranan Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) tentu sangatlah penting. ASDP diperlukan untuk menjangkau daerah terpencil dimana prasarana jalan raya belum tersedia atau berkembang dengan baik. Di samping itu, 1

description

Berisi pengertian angkutan sungai, dan perkembangan angkutan sungai dari dahulu hingga sekarang

Transcript of Perkembangan Transportasi Sungai

Page 1: Perkembangan Transportasi Sungai

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Transportasi merupakan salah satu sektor kegiatan yang sangat penting karena

berkaitan dengan kebutuhan setiap orang. Kebutuhan ini misalnya kebutuhan untuk mencapai

lokasi kerja, lokasi sekolah, mengunjungi tempat hiburan atau pelayanan, dan bahkan untuk

bepergian ke luar kota. Transportasi tidak hanya mengangkut orang, tetapi juga untuk

memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lain.

Perkembangan transportasi memungkinkan berbagai kegiatan dapat diangkut melalui

darat, udara ataupun laut dengan jenis angkut yang beragam. Namun yang perlu diingat, bahwa

sebagai fasilitas pendukung kegiatan kehidupan, maka perkembangan transportasi harus

diperhitungkan dengan tepat dan secermat mungkin agar dapat mendukung tujuan

pembangunan secara umum dari suatu daerah.

Pemerintah Indonesia lebih terfokus pada kebijakan pengembangan lalu lintas darat

(land transport). Hal ini dapat dilihat dari berkembangnya sarana dan prasarana lalu lintas

darat berupa jalan tol, jalan negara-provinsi, jalan kabupaten dan jembatan. Demikian juga

dilihat dari jumlah kendaraan darat yang meningkat tajam yang mengakibatkan kemacetan lalu

lintas tidak dapat dihindari.

Indonesia dengan 17.504 pulau (tahun 2006), baik pulau besar maupun kecil, peranan

Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) tentu sangatlah penting. ASDP

diperlukan untuk menjangkau daerah terpencil dimana prasarana jalan raya belum tersedia atau

berkembang dengan baik. Di samping itu, angkutan sungai danau juga dapat dimanfaatkan

untuk mengangkut kebutuhan bahan pokok dan barang dalam jumlah yang relatif besar seperti

hasil hutan. Pulau Kalimantan, Sumatera dan Irian adalah beberapa daerah yang sangat

merasakan peranan angkutan sungai danau ini.

Sungai adalah salah satu moda transportasi yang sangat penting dan tidak dapat

dipandang sebelah mata. Bagaimanapun , sungai dan alat transportasi yang ada di sungai

adalah sarana yang dapat memperlancar pergerakan ekonomi dan segala aspek kehidupan

sehingga keberadaannya takkan bisa tergantikan apalagi untuk negara yang memiliki banyak

sungai seperti Indonesia. Walaupun perkembangan teknologi transportasi sungai relatif lebih

lambat dibanding transportasi laut, darat, maupun udara namun pasti terdapat perkembangan

terhadap transportasi sungai. Mengingat kita dalam lingkup Teknik Sipil, dengan

mempelajarinya dapat membantu pemahaman tentang transportasi sungai, perkembangannya

serta segala hal yang berhubungan dengan transportasi sungai.

1

Page 2: Perkembangan Transportasi Sungai

1.2. Rumusan Masalah

Berdasar Latar Belakang diatas maka dapatlah disusun beberapa permasalahan

yang menjadi bahasan dalam makalah ini :

1. Pengertian Angkutan Sungai atau Transportasi Sungai.

2. Peraturan Perundang-Undangan tentang Angkutan Sungai.

3. Jenis Angkutan yang Beroperasi di Sungai

4. Perkembangan Angkutan Sungai dari Dahulu hingga Sekarang.

5. Kelebihan dan Kekurangan Angkutan Sungai.

Dari beberapa rumusan masalah diatas maka didapat satu pokok pembahasan yang

disusun dalam satu pertanyaan, yaitu : Bagaimana perkembangan Angkutan atau

Moda Transportasi Sungai dari dahulu hingga sekarang ?

1.3. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari makalah ini adalah mengetahui apa yang

dimaksud dengan moda transportasi sungai serta hal-hal yang berkaitan dengan moda

transportasi sungai, juga untuk mengetahui perkembangan yang terjadi pada moda

transportasi sungai.

2

Page 3: Perkembangan Transportasi Sungai

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Angkutan Sungai atau Transportasi Sungai

Angkutan pada dasarnya adalah sarana untuk memindahkan orang atau barang dari suatu

tempat ke tempat lain. Prosesnya dapat dilakukan menggunakan sarana angkutan berupa

kendaraan atau tanpa kendaraan (diangkut oleh orang) (Warpani, 1990: 170).

Angkutan sungai atau yang lebih lengkap dikenal sebagai “ASDP” kepanjangan dari

“Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan”. merupakan istilah yang terdiri dari dua aspek

yaitu “Angkutan Sungai dan Danau” atau ASD dan “Angkutan Penyeberangan. Istilah ASDP

ini merujuk pada sebuah jenis “moda” atau “jenis angkutan” dimana suatu sistem transportasi

terdiri dari 5 macam yaitu moda angkutan darat (jalan raya), moda angkutan udara, moda

angkutan kereta api, moda angkutan pipa, moda angkutan laut dan moda ASDP.

Angkutan sungai merupakan angkutan yang tumbuh dan berkembang secara alami di

Indonesia akibat kondisi geografis alam yang memiliki banyak sungai. Jalan bagi transportasi

air ini selain bersifat alami (laut, sungai, danau), ada pula yang bersifat buatan manusia (kanal,

anjir, danau buatan). Transportasi ini biasa disebut juga dengan “inland water transportation”

(Chandrawidjaja, 1998: 5).

Angkutan Perairan Daratan merupakan sebuah istilah yang diserap dari bahasa Inggris

yaitu Inland Waterways atau juga dalam bahasa Perancis yaitu Navigation d’Interieure atau

juga voies navigables yang memiliki makna yang sama yaitu pelayaran atau aktivitas angkutan

yang berlangsung di perairan yang berada di kawasan daratan seperti sungai, danau dan kanal.

2.2. Peraturan Perundang-Undangan tentang Angkutan Sungai

Beberapa pengertian yang menyangkut Sungai dan Danau (ASDP) menurut peraturan

perundang-undangan adalah sebagai berikut :

1. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 1999 tentang Angkutan Perairan,

Pasal 1 : Angkutan sungai dan danau adalah kegiatan angkutan dengan

menggunakan kapal yang dilakukan di sungai, danau waduk, rawa,anjir,kanal dan

terusan untuk mengangkut penumpang, barang dan atau hewan yang

diselenggarakan oleh perusahaan angkutan sungai dan danau.

3

Page 4: Perkembangan Transportasi Sungai

2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran,

Pasal 80 (1) : Penyelenggaraan angkutan sungai dan danau disusun secara terpadu

intra dan antar moda yang merupakan kesatuan tatanan transportasi nasional.

Pasal 80 (2) : angkutan sungai dan danau diselenggarakan dengan menggunakan

trayek tetap dan teratur yang dilengkapi dengan trayek tidak tetap dan tidak

teratur.

3. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 73 tahun 2004 tentang penyelenggaraan

angkutan Sungai dan Danau,

Pasal 2 (4) ; Wilayah operasi angkutan sungai dan danau, waduk, rawa, anjir,

kanal dan terusan.

2.3. Jenis Angkutan yang Beroperasi di Sungai

Pelayanan angkutan sungai dan danau meliputi pelayanan angkutan penumpang dan

barang. Sarana angkutan sungai pada umumnya menggunakan kapal bertipe kecil dengan

kepemilikan masyarakat atau perorangan. Beberapa jenis angkutan sungai tradisional dan

modern dapat dilihat pada tabel.

NoJenis Angkutan

SungaiTipe Angkutan Keterangan

1. Klotok Angkutan barang dan

penumpang

• Melayani penyeberangan jarak dekat

• Daya angkut maksimal 12 orang

• Digerakkan oleh mesin, berbahan

bakar solar

2. Speed Boat Angkutan penumpang • Melayani rute antar kota (relatif jauh)

• Daya angkut maksimal 12 orang

• Digerakkan oleh mesin, berbahan

bensin dan minyak tanah

3. Jukung Angkutan barang

(terutama tanaman

pangan)

• Melayani trayek yang cukup jauh, ke

daerah transmigrasi atau pedalaman

• Daya angkut 30-60 ton barang

• Digerakkan oleh mesin, berbahan

bakar solar

4. Tongkang Angkutan barang

(hasil tambang,

• Tidak bermesin

• Berlabuh di pelabuhan/dermaga/

4

Page 5: Perkembangan Transportasi Sungai

industri dan hutan) pangkalan khusus milik

perusahaan/industri

5. Sampan Angkutan tradisional • Kapal kayu sederhana tidak bermotor

• Dimiliki perorangan, sebagai sarana

transportasi pribadi

6. Kapal

Venes/Kapal

layar

Kapal dagang • Milik pribadi atau perusahaan antar

provinsi.

Sumber : Mulyana, 2005: 8

Tabel diatas berisi alat transportasi yang beroperasi di sungai, tapi pada setiap nama alat

transportasi diatas bisa saja terdapat perbedaan pengertian di setiap wilayah yang berbeda.

Seperti pada pengertian jukung, Peterson berpendapat bahwa jukung memiliki beragam jenis

berdasarkan fungsi dan kegunaannya, ada yang untuk mengangkut penumpang dan ada pula

untuk angkutan barang. Masih menunurut Peterson, jukung adalah istilah yang sering

digunakan oleh masyarakat dataran rendah Barito dan digunakan untuk semua jenis

perahu/kapal. Pada dasarnya jukung memiliki dua tipe dasar, yaitu jukung sudur yang diolah

dari pohon yang dibelah dua dan jukung yang diolah dari satu batang pohon yang utuh.

Namun, ada pula masyarakat yang menyebut jukung sebagai perahu kecil tak bermesin.

2.4. Perkembangan Angkutan Sungai dari Dahulu hingga Sekarang

Transportasi air merupakan sarana transporasi yang berkembang lebih awal

dibandingkan denangan transportasi lainnya. Hal ini terjadi karena permukaan air yang datar

serta tidak banyak mengalami rintangan alam. Selain itu permukaan air mempunyai gaya

gesek yang lebih kecil sehingga memudahkan untuk dilalui.

Manusia purba sudah dapat membuat sebuah alat penyeberangan dalam bentuk yang

sederhana. Yaitu dengan melubangi batang kayu dan meruncingkan ujungnya. Alat ini mereka

gunakan sebagai alat untuk menyebrangi sungai ataupun danau.

Di indonesia alat itu dikenal dangan nama perahu,di Afrika dan Amerika Selatan dikenal

dengan nama kano. Orang Eskimo menamakan perahu dengan nama kayak. Di inggris perahu

dinamakan coracle. Selain itu di ada juga yang yang disebut dengan catamaran,yaitu sejenis

perahu yang terdiri dari tiga buah batang kayu yang diikat menjadi satu dengan tali sabuk yang

terbuat dari kulit. Ada juga yang disebut dengan rakit yang terbut dari batang-batang kayu atau

bambu yang diikat menjadi satu. Perahu digerakkan dengan tenaga manusia yaitu dengan

menggunakan dayung.

5

Page 6: Perkembangan Transportasi Sungai

Sedangkan perkembangan angkutan sungai bisa dibagi menjadi dua, yaitu angkutan

sungai tanpa mesin dan angkutan sungai dengan mesin.

1. Angkutan Sungai Tanpa Mesin

a. Sampan

Sampan atau perahu dayung terbuat dari kayu. Perahu ini berukuran lebar 1,5 meter dan

panjang 5 meter. Bentuk dari perahu dayung ini memiliki bagian depan/haluan yang sama

persis dengan bagian belakang/buritannya. Keberadaan perahu dayung ini berkembang hingga

tahun 1975an.

Sampan atau perahu dayung ini dijadikan mata pencaharian dimana sebagian kecil

masyarakat menjual jasa penyeberangan menggunakan perahu dayung tersebut. Kegiatan ini

dikelola secara swadaya oleh perorangan masyarakat. Perahu dayung ini membutuhkan tenaga

yang tidak sedikit untuk menggerakannya dan juga relatif sangat lambat jika dibandingkan

dengan perahu bermesin yang ada saat ini.

b. Tongkang

Tongkang atau Ponton adalah suatu jenis kapal dengan lambung datar atau suatu kotak

besar yang mengapung, digunakan untuk mengangkut barang dan ditarik dengan kapal tunda

atau digunakan untuk mengakomodasi pasang-surut seperti pada dermaga apung.

Ponton digunakan juga untuk mengangkut mobil menyeberangi sungai, didaerah yang

belum memiliki jembatan. Sangat banyak digunakan pada tahun 1960an hingga 1980an di jalur

lintas Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua. Sekarang sebagian besar sudah digantikan

dengan jembatan.

Untuk keperluan wisata, ponton juga masih digunakan. Untuk meningkatkan kestabilan

kapal biasanya digunakan dua ponton yang digabungkan secara paralel.Tongkang sendiri tidak

memiliki sistem pendorong (propulsi) seperti kapal pada umumnya. Pembuatan kapal tongkang

juga berbeda karena hanya konstruksi saja, tanpa sistem seperti kapal pada umumnya.

Tongkang sendiri umum digunakan untuk mengangkut muatan dalam jumlah besar seperti

kayu, batubara, pasir dan lain-lain. Di Indonesia tongkang banyak diproduksi di daerah Batam

(Kepulauan Riau) yang merupakan salah satu basis produksi perkapalan di indonesia.

2. Angkutan Sungai dengan Mesin

6

Page 7: Perkembangan Transportasi Sungai

Perkembangan teknologi memacu perkembangan dalam segala bidang termasuk

mesin dalam bidang transportasi. Hal ini menciptakan ruang kemudahan dan efisiensi

bagi pekerjaan yang dilakukan manusia. Begitupula dengan perubahan yang terjadi

pada transportasi darat dimana dahulu hanya digunakan sepeda dan kendaraan tidak

bermesin, kemudian berkembang menjadi sepeda motor, mobil, dan kendaraan

bermesin lainnya.

Demikian juga yang terjadi pada transportasi sungai dimana dengan

ditemukannya mesin dan bahan bakar yang dapat memudahkan pekerjaan manusia,

sehingga perahu dayung bertransformsi menjadi perahu mesin. Dan perahu bermesin

yang muncul setelah perkembangan teknologi antara lain.

a. Klothok

Klothok adalah salah satu perahu tradisional yang beroperasi di sungai-sungai

Indonesia. Klotoks biasanya dipakai untuk mengangkut manusia dan barang. Klothok

biasa ditemukan di pasar apung, taman nasional, dan tempat memancing. Berdasarkan

fungsinya atau alat yang melengkapinya, klothok dapat disebut dengan bermacam-

macam nama.

Nama klothok sendiri berawal karena perahu ini mengeluarkan bunyi “klok tok tok

tok” yang cukup keras. Nama klothok juga dapat dipanggil dengan nama lain seperti

taksi air, gondola bermotor atau kapal pemukat mini.

Klothok terbuat dari kayu dengan bentuk mendatar, ukurannya bervariasi tergantung

kegunaanya. Ukuran biasanya adalah 12 meter pada panjang dan 2,5 meter pada lebar,

dan bisa lebih lebih besar. Klothok biasanya memiliki dan memiliki daya angkut yang

berbeda tiap ukuran yang berbeda.

b. Speed Boat

Speed boat atau motor boat adalah perahu yang digerakkan dengan mesin. Beberapa

speed boat dipasangi dengan mesin inboard, dan ada juga yang dipasang diluar pada

bagian belakang.Speed boat memiliki ukuran yang bermacam-macam mulai dari 4

meter dan ukuran yang cukup besar yang dapat mengrungi perairan dengan jarak cukup

jauh.

c. Jukung

7

Page 8: Perkembangan Transportasi Sungai

Jukung atau kano adalah perahu kecil yang biasanya terbuat dari kayu, jukung memiliki

dua sayap sebagai penyeimbang. Perahu ini digunakkan untuk mempermudah

kehidupan sehari-hari biasanya digunakkan untuk pergi ke kantor, sekolah, atau

berdagang dan bisa digunakkan di pasar terapung.

d. Kapal Venes

Kapal pesiar adalah kapal penumpang yang digunakan untuk pelayaran, yang

dilengkapai dengan fasilitas kapal.Pada awalnya, kapal layar digerakkan oleh tenaga

manusia sebagai pendayung dan layar. Model dari kapal jenis ini dapat dilihat pada

kapal viking, kapal Mesir Kuno, kapal Romawi Kuno, Kapal India Kuno sampai masa

Kapal Borobudur yang sudah menggunakan kapal layar.

Karena adanya perkembangan zaman seperti di yang dijumpai di indonesia yaitu

kapal layar bercadik,Kapal dengan menggunakan layar segitiga seperti yang dijumpai

di Timur tengah dan Kapal layar segi empat yang digunakan oleh Bangsa bangsa Eropa

menjelang memasuki abad penjelajahan, Serta kapal layar lipat dengan model yang

dijumpai di Jepang ataupun China.

Pada masa kini umumnya kapal layar dilengkapi dengan mesin tempel untuk

menghadapi kemungkinan tidak bertiupnya angin pada daerah daerah tertentu agar tetap

melanjutkan perjalanannya.

2.5. Kelebihan dan Kekurangan Angkutan Sungai

Keunggulan

1. Tidak perlu membuat/membangun jalan air karena sungai sebagai prasarana sudah tersedia

secara alami dan pemeliharaan prasarana yang tidak terlalu memakan banyak biaya.

2. Dapat memberikan pelayanan dari pintu ke pintu (door to door service) untuk permukiman

di pinggir sungai.

3. Mampu mencapai daerah pedalaman dengan dominasi perairan.

4. Kemampuan untuk mengangkut barang tanpa mempengaruhi pembebanan pada badan

sungai (daya angkut bisa besar).

5. Ramah lingkungan dan tidak macet.

Kelemahan

8

Page 9: Perkembangan Transportasi Sungai

1. Kecepatan umumnya lebih rendah dibandingkan dengan moda lain.

2. Kenyamanan dan standar keselamatan relatif rendah.

3. Ketersediaan sarana pendukung masih kurang.

BAB III

9

Page 10: Perkembangan Transportasi Sungai

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan

Transportasi air merupakan sarana transporasi yang berkembang lebih awal

dibandingkan denangan transportasi lainnya. Meskipun perkembangannya masih kalah

jauh dengan moda transportasi yang lain, namun pengaplikasian mesin dan bahan bakar

pada angkutan sungai sangat membantu aktivitas manusia khusunya yang berhubungan

dengan transportasi sungai.

Sebelum adanya mesin transportasi di sungai hanyalah perahu dayung yang

disebut dengan sampan.Pengoperasiannya memerlukan tenaga besar dan relatif sangat

lambat. Selain dayung ada juga perahu tak bermesin yaitu tongkang yang biasanya

digunakan untuk mengangkut hasil tambang industri dan hasil hutan.

Perkembangan teknologi memacu perkembangan dalam segala bidang termasuk

mesin dalam bidang transportasi. Perkembangan teknologi juga merambah pada dunia

transportasi sungai sehingga muncullah perahu-perahu bermesin yang beroperasi di

sungai denagn daya angkut yang lebih besar dan juga kecepatan yang pasti relatif lebih

cepat dari perahu tak bermesin.

3.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari makalah diatas, maka dapat disampaikan beberapa saran sebagai

berikut.

1. Sungai merupakan prasarana yang secara alami sudah tersedia, sehingga perlu

direncanakan upaya peningkatan aktivitas penggunaan angkutan sungai dalam kota

sebagai alternatif transportasi yang dapat mengurangi beban jaringan jalan darat yang

sudah begitu padat. Upaya ini misalnya dengan cara membenahi kondisi fisik angkutan

sungai, meningkatkan keamanan, kenyamanan dan keselamatan, serta pelayanan

fasilitas dermaga.

2. Perlu direncanakannya keterpaduan antar moda (angkutan sungai dan darat), sehingga

terjadi kemudahan koneksi bagi pengguna angkutan sungai yang akan melanjutkan

perjalanan dengan menggunakan angkutan darat dan sebaliknya.

10

Page 11: Perkembangan Transportasi Sungai

3. Pengembangan kawasan tepi sungai, dimana selain membenahi angkutan sungai itu

sendiri juga dengan membenahi kawasan tepi sungai.

4. Pengembangan teknologi moda transportasi sungai yang saat ini masih kalah jauh

dengan moda transportasi yang lain.

BAB IV11

Page 12: Perkembangan Transportasi Sungai

DAFTAR PUSTAKA

Chandrawidjaya, Robert. 1998. Navigasi Perairan Daratan. Banjarmasin: Fakultas

Teknik Lambung Mangkurat.

https://en.wikipedia.org/wiki/Jukung diakses tanggal 9 Maret 2015 pukul 15.03

http://hubdat.dephub.go.id/berita/1083-angkutan-sungai-danau-dan-penyeberangan-

dukung-perkembangan-daerah-dan-multimoda diakses tanggal 6 Maret 2015 pukul 07.53

http://id.wikibooks.org/wiki/

Manajemen_Angkutan_Sungai_Danau_dan_Penyeberangan/Pendahuluan diakses tanggal 6

Maret 2015 pukul 07.30

http://id.wikipedia.org/wiki/Tongkang diakses tanggal 9 Maret 2015 pukul 15.28

https://llasdp.wordpress.com/2008/01/15/sekilas-tentang-asdp/ diakses tanggal 6 Maret

2015 pukul 08.15

http://materikuliahsipil.blogspot.com/2010/12/dasar-dasar-rekayasa-transportasi.html

diakses tanggal 6 Maret 2015 pukul 08.18

https://wennypuspita.wordpress.com/2011/03/09/perahu-layar/ diakses tanggal 9 Maret

2015 pukul 16.05

http://www.google.com/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&cad=rja&uact=8&ved=0CEwQFjAJ&url=http

%3A%2F%2Feprints.undip.ac.id

%2F19144%2F1%2FRIZKI_PERMATA_SARI.pdf&ei=_WX9VNfxN8zguQTQ64HYCQ&us

g=AFQjCNHB8x921I3bSWBpEZw42I-

bjRoogQ&sig2=d9IRQB1mHxAnudOk8_agUQ&bvm=bv.87611401,d.c2E diakses tanggal 6

Maret 2015 pukul 08.23

12