Post on 14-May-2015
PERILAKU KONSUMEN
Dibuat Oleh : YAYU MEGA DINI 18210611 3 EA 21
Program Study Ekonomi Manjemen
Jurusan Manajemen
UNIVERSITAS GUNADARMA
PERILAKU KONSUMEN
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 APA YANG DIMAKSUD DENGAN PERILAKU KONSUMEN?
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan
pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi
memenuhi kebutuhan dan keinginan.
1. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat
keputusan pembelian.
2. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan
dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-
involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang
matang.
Pengertian Perilaku Konsumen Menurut Para Ahli :
1. Engel, Blackwell dan Miniard (1990), perilaku konsumen diartikan “Those actions
directly involved in obtaining, consuming, and disposing of products and services,
including the decision processes that precede and follow this action”.
Perilaku konsumen merupakan tindakan–tindakan yang terlibat secara langsung dalam
memperoleh, mengkonsumsi, dan membuang suatu produk atau jasa, termasuk proses
keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan – tindakan tersebut.
2. Mowen (1995), “Consumer behavior is defined as the study of the buying units and
the exchange processes involved in acquiring, consume, disposing of goods, services,
experiences, and ideas”.
3. Blackwell, Miniard, & Engel (2001), Perilaku adalah aktivitas seseorang saat
mendapatkan, mengkonsumsi, dan membuang barang atau jasa.
4. The American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai
interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana
manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya. Dalam kata lain perilaku konsumen
mengikutkan pikiran dan perasaan yang dialami manusia dan aksi yang dilakukan saat
proses konsumsi, Peter & Olson (2005).
5. Hanna & Wozniak (2001), Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas yang
berhubungan dengan konsumsi dari individu. Perilaku konsumen berhubungan
dengan alasan dan tekanan yang mempengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan,
dan pembuangan barang dan jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan pribadi.
1
I.2 PEMIKIRAN YANG BENAR TENTANG KONSUMEN
Konsumen adalah Raja. Kewajiban produsen untuk memberikan informasi yang benar,
jelas, dan jujur pada kemasan barang dan atau jasa yang diperdagangkan haruslah
diimbangi oleh tanggung jawab konsumen dalam membaca dengan teliti kebenaran label
dan iklan tersebut. Upaya ini merupakan sesuatu hal yang penting untuk mendidik
produsen agar mereka mengerti harus memberi apa atas imbalan yang mereka terima
sekaligus mendidik konsumen untuk mengetahui mereka mendapatkan apa atas sejumlah
harga yang dibayarkan. Bila posisi ini dipahami dan dilaksanakan masing-masing pihak
maka sinergi produsen-konsumen dalam memberi peluang yang sehat akan terbuka luas.
Pada umumnya konsumen terpuaskan apabila mamfaat atau kegunaan yang didapatkan
sebanding bahkan lebih tinggi dari pengorbanan berupa harga yang telah dibayarkan.
Terlebih bagi perusahaan yang bergerak di bidang jasa khususnya jasa pendistribusian
bahan pokok dimana kepuasan konsumen harus tetap senantjasa dijaga. Perbaikan dan
peningkatan terhadap layanan jasa yang sudah ada dapat dilakukan dengan memperbaiki
dan meningkatan mutu pelayanan. Kewajiban pelaku usaha terhadap konsumennya harus
dilaksanakan dengan benar sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Pasal 7 Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang
menjelaskankan apa yang menjadi kewajiban pelaku usaha, diantaranya:
a. beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;
b. memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang dan atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan, dan
pemeliharaan;
c. memperiakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif; (penjelasan : pelaku usaha dilarang membeda-bedakan konsumen dalam
memberikan pelayanan. Pelaku usaha dilarang membeda-bedakan mutu pelayanan
kepada konsumen);
d. menjamin mutu barang dan atau jasa yang diproduksi dan atau jasa diperdagangkan
berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan atau jasa yang berlaku;
e. memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan atau mencoba barang dan
atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan atau garansi atas barang yang dibuat dan
atau yang diperdagangkan; (penjelasan : yang dimaksud dengan barang dan atau jasa
tertentu adalah barang yang dapat diuji atau dicoba tanpa mengakibatkan kerusakan
atau kerugian);
f. memberi kompensasi, ganti rugi dan atau penggantian atas kerugian akibat
penggunaan, pemakaian dan pemamfaatan barang dan atau jasa yang diperdagangkan;
g. memberi kompensasi ganti rugi dan atau penggantian apabiia barang dan atau jasa
yang diterima atau dimamfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kewajiban konsumen mencakup
pemberian informasi dan penggunaan barang atau jasa, pelayanan konsumen, penjaminan
mutu barang yang sesuai dengan strandar yang berlaku, pemberian kesempatan kepada
konsumen untuk mencoba barang, dan penyediaan garansi atau jaminan atas barang yang
dibuat atau diperdagangkan. Disamping itu produsen juga harus memberikan kompensasi
atau ganti rugi akibat kerugian yang disebabkan pemakaian dan barang yang tidak sesuai
dengan perjanjian.
2
I.3 PENELITIAN KONSUMEN SEBAGAI SUATU BIDANG YANG DINAMIS
Sifat Dari Perilaku Konsumen :
1. Consumer Behavior Is Dynamic
Perilaku konsumen dikatakan dinamis karena proses berpikir, merasakan, dan aksi
dari setiap individu konsumen, kelompok konsumen, dan perhimpunan besar
konsumen selalu berubah secara konstan. Sifat yang dinamis demikian menyebabkan
pengembangan strategi pemasaran menjadi sangat menantang sekaligus sulit. Suatu
strategi dapat berhasil pada suatu saat dan tempat tertentu tapi gagal pada saat dan
tempat lain. Karena itu suatu perusahaan harus senantiasa melakukan inovasi-inovasi
secara berkala untuk meraih konsumennya.
2. Consumer Behavior Involves Interactions
Dalam perilaku konsumen terdapat interaksi antara pemikiran, perasaan, dan tindakan
manusia, serta lingkungan. Semakin dalam suatu perusahaan memahami bagaimana
interaksi tersebut mempengaruhi konsumen semakin baik perusahaan tersebut dalam
memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen serta memberikan value atau nilai
bagi konsumen.
3. Consumer Behavior Involves Exchange
Perilaku konsumen melibatkan pertukaran antara manusia. Dalam kata lain seseorang
memberikan sesuatu untuk orang lain dan menerima sesuatu sebagai gantinya.
Pendekatan Dalam Meneliti Perilaku Konsumen
Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen.
- Pendekatan pertama adalah pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali secara
mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan
melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna
sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen
ketika membeli dan menggunakannya.
- Pendekatan ke dua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode
dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi.
Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan
perilaku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen
dan survei untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana
seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh
lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen.
- Pendekatan ke tiga disebut sebagai sains pemasaran yang didasari pada teori dan
metode dari ilmu ekonomi dan statistika.
Pendekatan ini dilakukan dengan
mengembangkan dan menguji coba model matematika berdasarkan hierarki
kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow untuk memprediksi pengaruh strategi
marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi, yang dikenal dengan sebutan moving
rate analysis.
3
Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan tinggi dan memberikan pemahaman
atas perilaku konsumen dan strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis
yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh
pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.
Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal :
1. Merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat
yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli.
2. Perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik.
Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan
transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket
transportasi di hari raya tersebut.
3. Dalam hal pemasaran sosial (social marketing), yaitu penyebaran ide di antara
konsumen. Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang
dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif.
4
BAB II
SEGMENTASI PASAR DAN ANALISIS DEMOGRAFI
II.1 SEGMENTASI PASAR
Definisi Segmentasi Pasar Menurut Para Ahli
1. Swastha & Handoko (1997) mengartikan segmentasi pasar sebagai kegiatan
membagi–bagi pasar/market yang bersifat heterogen kedalam satuan–satuan pasar
yang bersifat homogen.
2. Pride & Ferrel (1995) mengatakan bahwa segmentasi pasar adalah suatu proses
membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan kesamaan
karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli.
Di lain pihak Pride & Ferrel (1995) mendefinisikan segmentasi pasar sebagai suatu
proses pembagian pasar keseluruhan menjadi kelompok – kelompok pasar yang terdiri
dari orang–orang yang secara relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa.
3. Swastha & Handoko (1987) yang merumuskan segmentasi pasar adalah suatu
tindakan membagi pasar menjadi segmen–segmen pasar tertentu yang dijadikan
sasaran penjualan yang akan dicapai dengan marketing mix.
4. Kotler, Bowen dan Makens (2002, p.254) pasar terdiri dari pembeli dan pembeli
berbeda-beda dalam berbagai hal yang bisa membeli dalam keinginan, sumber daya,
lokasi, sikap membeli, dan kebiasaan membeli. Karena masing-masing memiliki
kebutuhan dan keinginan yang unik, masing-masing pembeli merupakan pasar
potensial tersendiri. Oleh sebab itu penjual idealnya mendisain program
pemasarannya tersendiri bagi masing-masing pembeli. Segmentasi yang lengkap
membutuhkan biaya yang tinggi, dan kebanyakan pelanggan tidak dapat membeli
produk yang benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk itu, perusahaan
mencari kelas-kelas pembeli yang lebih besar dengan kebutuhan produk atau
tanggapan membeli yang berbeda-beda. Segmen pasar terdiri dari kelompok
pelanggan yang memiliki seperangkat keinginan yang sama, Kotler (2005, p.307).
II.1.a Segmentasi Dan Kepuasan Konsumen
Segmentasi (Segmentation) Menurut Solomon dan Elnora (2003:221), segmentasi adalah ”The process of dividing
a larger market into smaller pieces based on one or more meaningful, shared
characteristic”. Dengan melaksanakan segmentasi pasar, kegiatan pemasaran dapat
dilakukan lebih terarah dan sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat digunakan
secara lebih efektif dan efisien dalam rangka memberikan kepuasan bagi konsumen.
II.1.b Segmentasi Dan Profitabilitas
Pemahaman variasi kebutuhan dan keinginan konsumen menjadi pedoman dalam
kepentingan merancangan strategi pemasaran. Konsumen memiliki preferensi
sekaligus urutan tertinggi produk tersendiri.
5
Dan tak dapat dihindari modus tindakan pembelian mereka adalah mencapai kepuasan
dimana permintaan bervariasi sesuai
dengan cara produk digunakan, serta pola konsumsi. Variasi-variasi demikian,
mendorong pembagian atau dikenal segmentasi pasar. Segmentasi pasar merujuk
kepada pengertian proses pembagian pasar. Proses memotong kue tar sedemikian rupa
menjadi bentuk bagian-bagian termasuk menentukan potongan kue tar mana yang
hendak kita makan.
Probabilitas segmentasi pasar muncul dari perbedaan atau variasi konsumen. Titik
balik perbedaan tidak lain kesamaan yang menjadi basis penempatan individu
konsumen ke dalam segmen. Perbedaan dan kesamaan tersebut, pun dipandang
berbeda dalam keberadaannya oleh masing-masing bisnis yang berkepentingan. Oleh
karena mengandung persamaan dan perbedaan termasuk sama-sama potongan kue tar,
maka setiap segmen dapat diperbandingkan kuantitas dan atau kualitasnya sesuai
dengan tujuan.
Proses segmentasi dimulai dari penentuan pasar. Lantas pasar dipandang berdasarkan
kebutuhan atau preferensi konsumen, perilaku pembelian, karakteristik bisnis maupun
manusia, atau berbasis situasi penggunaan. Masing-masing basis pandangan
mempertimbangkan tanggapan konsumen terhadap perbedaan, mampu
diidentifikasikan, dapat dilaksanakan, efektif dan efisien, serta stabil setiap waktu.
Kemudian aktifitas pemilihan segmen pun dilaksanakan yang terikat erat elemen
kematangan pasar, struktur persaingan, dan pengalaman bisnis. Pendek kata
berlangsung proses identifikasi, pembentukan, penguraian, dan evaluasi segmen.
Aktifitas-aktifitas tersebut, terjadi setelah kehadiran pasar seperti memotong kue tar,
kue tarnya tentu saja ada atau akan kita adakan untuk keberhasilan bisnis yang
diinginkan.
II.1.c Penggunaan Segmentasi Dalam Strategi Pemasaran
Strategi Pemasaran - Menurut Armstrong dan Kotler (2000:5), marketing adalah “A societal process by
which individuals and groups obtain what they need and want through creating,
offering and freely exchanging products and services of value with others”.
Sedangkan pengertian Marketing strategy menurut Armstrong dan Kotler
(2000:37), yaitu “The marketing logic by which the business unit hopes to achieve
its marketing objective”.
- Menurut Guiltinan dan Paul (1992), definisi strategi pemasaran adalah pernyataan
pokok tentang dampak yang diharapkan akan dicapai dalam hal permintaan pada
target pasar yang ditentukan.
Pengusaha yang melakukan segmentasi pasar akan berusaha mengelompokkan
konsumen kedalam beberapa segmen yang secara relatif memiliki sifat-sifat homogen
dan kemudian memperlakukan masing-masing segmen dengan cara atau pelayanan
yang berbeda. Seberapa jauh pengelompokkan itu harus dilakukan, nampaknya
banyak faktor yang terlebih dahulu perlu dicermati. Faktor-faktor tersebut antara lain
sebagai berikut:
6
- Variabel-Variabel Segmentasi
Sebagaimana diketahui bahwa konsumen memiliki berbagai dimensi yang dapat
digunakan sebagai dasar untuk melakukan segmentasi pasar. Penggunaan dasar
segmentasi yang tepat dan berdaya guna akan lebih dapat menjamin keberhasilan
suatu rencana strategis pemasaran. Salah satu dimensi yang dipandang memiliki
peranan utama dalam menentukan segmentasi pasar adalah variabel-variabel yang
terkandung dalam segmentasi itu sendiri, dan oleh sebab itu perlu dipelajari.
Dalam hubungan ini Kotler (1995) mengklasifikasikan jenis-jenis variabel segmentasi
sebagai berikut:
1. Segmentasi Geografi
Segmentasi ini membagi pasar menjadi unit-unit geografi yang berbeda, seperti
negara, propinsi, kabupaten, kota, wilayah, daerah atau kawasan. Jadi dengan
segmentasi ini, pemasar memperoleh kepastian kemana atau dimana produk ini
harus dipasarkan.
2. Segmentasi Demografi
Segmentasi ini memberikan gambaran bagi pemasar kepada siapa produk ini harus
ditawarkan. Jawaban atas pertanyaan kepada siapa dapat berkonotasi pada umur,
jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, siklus kehidupan keluarga seperti anak-
anak, remaja, dewasa, kawin/ belum kawin, keluarga muda dengan satu anak,
keluarga dengan dua anak, keluarga yang anak-anaknya sudah bekerja dan
seterusnya. Dapat pula berkonotasi pada tingkat penghasilan, pendidikan, jenis
pekerjaan, pengalaman, agama dan keturunan misalnya: Jawa, Madura, Bali,
Manado, Cina dan sebagainya.
3. Segmentasi Psikografi
Pada segmentasi ini pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan:
a. Status sosial, misalnya: pemimpin masyarakat, pendidik, golongan elite,
golongan menengah, golongan rendah.
b. Gaya hidup misalnya: modern, tradisional, kuno, boros, hemat, mewah dan
sebagainya.
c. Kepribadian, misalnya: penggemar, pecandu atau pemerhati suatu produk.
4. Segmentasi Tingkah Laku
Segmentasi tingkah laku mengelompokkan pembeli berdasarkan pada
pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk.
Banyak pemasar yakin bahwa variabel tingkah laku merupakan awal paling baik
untuk membentuk segmen pasar.
Segmentasi perilaku dapat diukur menggunakan indikator sebagai berikut
(Armstrong, 1997):
a. Manfaat yang dicari
b. Status Pengguna
c. Tingkat Pemakaian
d. Status Loyalitas Konsumen
Agar segmen pasar dapat bermanfaat maka harus memenuhi beberapa karakteristik:
- Measurable : Ukuran, daya beli, dan profil segmen harus dapat diukur meskipun
ada beberapa variabel yang sulit diukur.
7
- Accessible : Segmen pasar harus dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
- Substantial : Segmen pasar harus cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani.
- Differentiable : Segmen-segmen dapat dipisahkan secara konseptual dan
memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen-elemen dan bauran
pemasaran yang berbeda.
- Actionable : Program yang efektif dapat dibuat untuk menarik dan melayani
segmen-segmen yang bersangkutan.
Langkah dalam mengembangkan segmentasi yaitu:
1. Mensegmen pasar menggunakan variabel-variabel permintaan, seperti kebutuhan
konsumen, manfaat yang dicari, dan situasi pemakaian.
2. Mendeskripsikan segmen pasar yang diidentifikasikan dengan menggunakan
variabel-variabel yang dapat membantu perusahaan memahami cara melayani
kebutuhan konsumen tersebut dan cara berkomunikasi dengan konsumen.
II.2 RENCANA PERUBAHAN
II.2.a Analisis Konsumen Dan Kebijakan Sosial
Analisis konsumen berguna untuk melihat bagaimana konsumen mengambil
keputusan dan peran pemasaran di dalamnya. Pengambilan Keputusan Konsumen
Proses pengambilan keputusan yang dilakukan seseorang mengalami berbagai
pentahapan sebagai berikut:
1. Analisis Kebutuhan. Konsumen merasa bahwa dia membutuhkan sesuatu untuk
memenuhi keinginannya. Kebutuhan itu bisa dibangkitkan oleh dirinya sendiri
ataupun stimulus eksternal. Stimulus bisa melalui lingkungan bergaul, sesuatu
yang dilihat, ataupun dari komunikasi produk atau jasa perusahaan lewat media
massa, brosur, dan lain-lain.
2. Pencarian Informasi. Setelah kebutuhan itu dirasakan, konsumen kemudian
mencari produk ataupun jasa yang bisa memenuhi kebutuhannya.
3. Evaluasi Alternatif. Konsumen kemudian mengadakan evaluasi terhadap berbagai
alternatif yang tersedia mulai dari keuntungan dan manfaat yang dia peroleh
dibandingkan biaya yang harus ia keluarkan.
4. Keputusan Pembelian. Konsumen memutuskan untuk membeli merek tertentu
dengan harga tertentu, warna tertentu.
5. Sikap Paska Pembelian. Sikap paska pembelian menyangkut sikap konsumen
setelah membeli produk ataupun mengkonsumsi suatu jasa. Apakah dia akan puas
dan terpenuhi kebutuhannya dengan produk atau jasa tersebut atau tidak.
Analisis Kebijakan Sosial
Analisis kebijakan (policy analysis) dapat dibedakan dengan pembuatan atau
pengembangan kebijakan (policy development).
8
Analisis kebijakan tidak mencakup pembuatan proposal perumusan kebijakan yang
akan datang. Analisis kebijakan lebih menekankan pada penelaahan kebijakn yang
sudah ada. Sementara itu, pengembangan kebijakan lebih difokuskan pada proses
pembuatan proposal perumusan kebijakan yang baru.
Namun demikian, baik analisis kebijakan maupun pengembangan kebijakan keduanya
memfokuskan pada konsekuensi-konsekuensi kebijakan. Analisis kebijakan mengkaji
kebijakan yang telah berjalan, sedangkan pengembangan kebijakan memberikan
petunjuk bagi pembuatan atau perumusan kebijakan yang baru.
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa analisis kebijakan sosial adalah
usaha terencana yang berkaitan dengan pemberian penjelasan (explanation) dan
preskripsi atau rekomendasi (prescription or recommendation) terhadap konsekuensi-
konsekuensi kebijakan sosial yang telah diterapkan. Penelaahan terhadap kebijakan
sosial tersebut didasari oleh oleh prinsip-prinsip umum yang dibuat berdasarkan
pilihan-pilihan tindakan sebagai berikut:
1. Penelitian dan rasionalisasi yang dilakukan untuk menjamin keilmiahan dari
analisis yang dilakukan.
2. Orientasi nilai yang dijadikan patokan atau kriteria untuk menilai kebijakan sosial
tersebut berdasarkan nilai benar dan salah.
3. Pertimbangan politik yang umumnya dijadikan landasan untuk menjamin
keamanan dan stabilitas.
II.2.b Perubahan Struktur Pasar Konsumen
Struktur Pasar Konsumen – Persaingan Sempurna, Monopolistik, Oligopoli dan
Monopoli:
1. Pasar Persaingan Sempurna
Jenis pasar persaingan sempurna terjadi ketika jumlah produsen sangat banyak sekali
dengan memproduksi produk yang sejenis dan mirip dengan jumlah konsumen yang
banyak. Contoh produknya adalah seperti beras, gandum, batubara, kentang, dan lain-
lain.
Sifat-sifat pasar persaingan sempurna :
- Jumlah penjual dan pembeli banyak;
- Barang yang dijual sejenis, serupa dan mirip satu sama lain;
- Penjual bersifat pengambil harga (price taker);
- Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran (demand and
supply);
- Posisi tawar konsumen kuat;
- Sulit memperoleh keuntungan di atas rata-rata;
- Sensitif terhadap perubahan harga;
- Mudah untuk masuk dan keluar dari pasar.
9
2. Pasar Monopolistik
Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak
dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut
berbeda-beda antara produsen yang satu dengan yang lain. Contoh produknya adalah
seperti makanan ringan (snack), nasi goreng, pulpen, buku, dan sebagainya.
Sifat-sifat pasar monopolistik :
- Untuk unggul diperlukan keunggulan bersaing yang berbeda;
- Mirip dengan pasar persaingan sempurna;
- Brand yang menjadi ciri khas produk berbeda-beda;
- Produsen atau penjual hanya memiliki sedikit kekuatan merubah harga;
- Relatif mudah keluar masuk pasar.
3. Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa
produsen atau penjual dalam satu wilayah area. Contoh industri yang termasuk
oligopoli adalah industri semen di Indonesia, industri mobil di Amerika Serikat, dan
sebagainya.
Sifat-sifat pasar oligopoli :
- Harga produk yang dijual relatif sama;
- Pembedaan produk yang unggul merupakan kunci sukses;
- Sulit masuk ke pasar karena butuh sumber daya yang besar;
- Perubahan harga akan diikuti perusahaan lain.
3. Pasar Monopoli
Pasar monopoli akan terjadi jika di dalam pasar konsumen hanya terdiri dari satu
produsen atau penjual. Contohnya seperti microsoft windows, perusahaan listrik
negara (PLN), perusahaan kereta api (PT. KAI), dan lain sebagainya.
Sifat-sifat pasar monopoli :
- Hanya terdapat satu penjual atau produsen;
- Harga dan jumlah kuantitas produk yang ditawarkan dikuasai oleh perusahaan
monopoli.
10
REFERENSI :
http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/perilaku-konsumen-definisi-dan-tipe.html
http://pustakaonline.wordpress.com/2008/03/21/studi-tentang-pelaksanaan-kewajiban-pelaku-
usaha-berkaitan-dengan-undang-undang-nomor-8-tahun-1999-tentang-perundungan-
konsumen/
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/segmentasi-pasar-definisi-manfaat-dan.html
http://id.shvoong.com/business-management/management/1657108-segmentasi-pasar/
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/09/strategi-pemasaran-marketing-strategy.html
http://delviadelvi.wordpress.com/2011/01/20/segmentasi-pasar-dan-analisis-demografi/
11