Post on 05-Feb-2018
PERILAKU HARIAN RUSA TIMOR (Cervus timorensis) DI TAMAN
SATWA LEMBAH HIJAU BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
WENDY DWI PUTRA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2016
PERILAKU HARIAN RUSA TIMOR (Cervus timorensis) DI TAMAN
SATWA LEMBAH HIJAU BANDAR LAMPUNG
Oleh
Wendy Dwi Putra
ABSTRAK
Rusa timor (Cervus timorensis) merupakan subspesies rusa Indonesia yang dilindungi
dengan status konservasi rentan (vulrenable) dengan ancaman perburuan liar. Upaya
konservasi secara ek-situ di penangkaran telah dilakukan di Taman Satwa Lembah Hijau
Bandar Lampung. Penelitian tentang perilaku hariannya dilakukan pada bulan Juni- Juli
2015, bekerja sama dengan Taman Satwa Lembah Hijau Lampung, menggunakan
metode scan sampling dengan selang waktu 10 menit selama 24 jam terhadap empat
ekor rusa timor yaitu rusa jantan dewasa (α), betina dewasa (β), jantan anakan (a), dan
betina anakan (b). Rusa timor jantan dewasa banyak melakukan aktivitas istirahat
(26,85%), rusa timor jantan anakan banyak melakukan aktivitas makan (26,05%), rusa
timor betina anakan banyak melakukan aktivitas berjalan (24,51%) dan aktivitas
bersuara banyak dilakukan oleh individu jantan baik dewasa ataupun anakan (15,28%)
dan (13,47%)
Kata Kunci : rusa timor, perilaku harian, penangkaran.
PERILAKU HARIAN RUSA TIMOR (Cervus timorensis) DI TAMAN
SATWA LEMBAH HIJAU BANDAR LAMPUNG
Oleh
Wendy Dwi Putra
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar
SARJANA SAINS
Pada
Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2016
RIWAYAT HIDUP
22 tahun yang lalu, tepatnya 08 Mei 1993, penulis dilahirkan
di Jakarta dari pasangan Bapak Edy dan Ibu Wahyu sebagai
putra kedua dari tiga bersaudara. Penulis menempuh
pendidikan kanak-kanak di TK Muslimin, Kotabumi. Setelah
itu penulis melanjutkan pendidikan dasar di SD Negeri 04
Tanjung Aman, Kotabumi tahun 1999 – 2005. Kemudian penulis melanjutkan
pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 01Kotabumi tahun 2005 – 2008.
Penulis melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA Al-Kautsar Bandar
Lampung tahun 2008 – 2011. Pada tahun 2011, penulis terdaftar sebagai
mahasiswa Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
(FMIPA), Universitas Lampung (Unila) melalui Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri Jalur Undangan (SNMPTN Undangan) dan melaksanakan
kuliah di perguruan tinggi tersebut hingga meraih gelar Sarjana Sains pada tahun
2015.
Selama menjadi mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA Unila, penulis aktif dalam
organisasi Himpunan Mahasiswa Biologi (Himbio) FMIPA Unila sebagai
Anggota Muda Baru (Amuba) periode 2011 – 2012, Anggota Bidang (Abid) 5
RT periode 2012 – 2013, dan Anggoa Bidang (Abid) 4 Komunikasi dan Informasi
(Kominfo) periode 2013 – 2014. Selain itu juga, penulis pernah menjadi asisten
dosen untuk kegiatan praktikum tiga matakuliah, yakni Biologi Umum, Perilaku
Hewan, dan Ekologi Hewan Tanah. Pada awal tahun 2014, penulis melaksanakan
Kuliah Kerja Nyata selama 38 hari di Desa Candi Sari, Kecamatan Padang Cermin,
Kabupaten Pesawaran Lampung. Pada pertengahan tahun 2014, penulis
melaksanakan Kerja Praktik di Balai KOnservasi Sumber Daya Alam (BKSDA)
dengan judul laporan “Kelimpahan Spesies Burung Bangau Tong Tong di Lahan
Basah Tulang Bawang Barat.
“God Moves In Mysterious Way His Wonders to Perform; He Plants His
Footsteps in The Sea and Rides Upon The Strom” – William Cowper
“Allah Support With His Victory Whom He Wills” – The Qur’an 03:13
“The Only Way To Have The Greatest Work In Your Life Is Love What
You Do First” – Anonymous
“Life will always have a different plan for you. If you don’t give up, you
will eventually get to your destination. But towards the end of your life,
you may look back and realize that it was never really about the
destination; it was the journey that counted.” - King Samuel Benson
Karya ilmiah ini saya persembahkan untuk papah dan mamah ku tercinta
yang merupakan sumber motivasi terbesarku, untuk kakak dan adikku
tersayang, almamater yang ku banggakan, dan seseorang yang akan
menjadi pendamping hidupku kelak.
SANWACANA
Assalammualaikum wr.wb.
Alhamdulillahirabbilalamin. Puji syukur atas rahmat dan karunia Allah SWT
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar. Skripsi ini
berjudul “ Perilaku Harian Rusa Timor (Cervus timorensis) Di Taman Satwa
Lembah Hijau Bandar Lampung” sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Sains di Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.
Penulis menyadari bahwa selama pelaksanaan penelitian sampai skripsi ini selesai
disusun, penulis telah mendapatkan sangat banyak bantuan. Oleh karena itu,
sehubungan dengan terselesaikannya skripsi ini, penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak dan ibu tercinta yang telah bekerja keras untuk membiayai semua biaya
perkuliahan, memberikan bimbingan, dan nasehat, serta doa yang diberikan.
Terima kasih Bapak dan Ibu. Terima kasih juga Kakak-adik tersayang, dr.
Reza Yuditama dan Annisa Ayudia (Ica).
2. Shandra Wijayanti, terima kasih untuk doa, dukungan, semangat, motivasi,
inspirasi, pengertian, kesabaran, kasih sayang, dan kepercayaannya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi ini dengan baik dan lancar.
3. Bapak M. Irwan Nasution sebagai pimpinan Taman Satwa Lembah Hijau
Bandar Lampung atas izin penelitian yang telah diberikan kepada penulis.
4. Bapak Rasyid Ibransyah, S.Kh atas bantuan dan bimbingan, serta arahan saat
pelaksanaan penelitian.
5. Dra. Elly Lestari Rustiati, M.Sc. sebagai Pembimbing I yang telah
membimbing penulis sebelum, saat, dan setelah penelitian hingga skripsi ini
selesai disusun. Terima kasih juga atas motivasi, nasehat, kritik, dan saran
yang telah diberikan untuk penulis.
6. Jani Master, M.Si. sebagai Pembimbing II yang telah membimbing dan
memberikan saran kepada penulis sebelum, saat, dan setelah penelitian hingga
skripsi ini selesai disusun.
7. Prof. Dr. Ir. H. Sugeng P. Harianto, M.S. sebagai pembahas yang telah
memberikan nasehat, kritik, dan saran untuk pelaksanaan penelitian dan
penyusunan skripsi ini.
8. Prof. Suharso, Ph.D. sebagai Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
9. Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc. sebagai Ketua Jurusan Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung, dan juga
sebagai Pembimbing Akademik telah memberikan bimbingan akademik
selama penulis menjadi mahasiswa.
10. Para Sahabat Blacklist Agung, Abdul, Fakhri, dan Owi yang selalu
mendukung, memberi semangat, dan berbagi suka cita maupun duka.
11. Seluruh teman-teman seperjuangan, mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Lampung angkatan 2011. Para kakak dan adik tingkat yang telah
membantu penulis selama menjadi mahasiswa.
12. Seluruh pihak lainnya yang telah membantu pelaksanaan penelitian
dan penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan, ketidaksempurnaan, dan
kekhilafan perkataan dan perbuatan selama pelaksanaan penelitian dan proses
penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis memohon maaf kepada semua
pihak untuk hal tersebut di atas. Penulis berharap agar skripsi ini menjadi salah
satu sumber informasi terbaru dan bermanfaat untuk para pembacanya.
Wassalammualaikum wr.wb.
Bandarlampung, 1 Februari 2016
Penulis,
Wendy Dwi Putra
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii
I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................. 1 B. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 2 C. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 3
D. Kerangka Pikir ............................................................................................. 3
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 5
A. Waktu dan Tempat ....................................................................................
..........................................................................................
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan…………………………………………………………………26
B. Saran……………………………………………………………………..26
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 27
A. Biologi Rusa ................................................................................................ 5B. Habitat Rusa Timor...................................................................................... 7C. Perilaku Rusa Timor .................................................................................. 8D. Status Konservasi Rusa Timor .................................................................... 9E. Gambaran Taman Satwa Lembah Hijau ................................................... 10
III. METODE PENELITIAN ........................................................................... 11
A. Perilaku Harian Rusa Timor Hari Kerja Dan Hari Libur…………………15
B. Aktivitas Istirahat…………………………………………………………16
C. Aktivitas Makan…………………………………………………………..19
D. Aktivitas Berjalan, Bersuara, Tidur, Minum dan Eliminatif……………...22
11
B. Alat dan Bahan 11
C. Prosedur Penelitian ....................................................................................12
D. Analisis Data……………………………………………………………..14
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Naskah
1. Rusa timor di Taman Satwa Lembah Hijau, Bandar Lampung...................11
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Rusa Timor Di Penangkaran Taman Satwa Lembah Hijau ................ .5
Gambar 2. Rusa Timor Jantan Taman Satwa Lembah Hijau………………….. . 6
Gambar 3. Kandang Peraga Rusa Timor di Taman Satwa Lembah Hijau…. .....10
Gambar 4. Aktivitas Harian Rusa Timor Pada Hari Kerja di Taman Satwa Lembah
Hijau, Bandar Lampung..…………………………………………...14
Gambar 5. Aktivitas Harian Rusa Timor Pada Hari Libur di Taman Satwa Lembah
Hijau, Bandar Lampung ……………………………………………14
Gambar 6. Aktifitas Istirahat Keempat Rusa Timor di Taman Satwa Lembah
Hijau, Bandar Lampung ……………..……………………………..16
Gambar 7. Suhu udara Di Taman Satwa Lembah Hijau, Bandar
Lampung…………………………………………………………….16
Gambar 8. Rusa Jantan Dewasa dan Kelompok Rusa Sedang Beristirahat di bawah
Pohon, Taman Satwa Lembah Hijau, Bandar Lampung…………….17
Gambar 9. Aktifitas Makan keempat Rusa Timor di Taman Satwa Lembah Hijau,
Bandar Lampung ……………………………………………………18
Gambar 10. Pengunjung Memberikan Makan Kepada Rusa Timor di Taman Satwa
Lembah Hijau, Bandar Lampung………………………………...….19
Gambar 11. Aktivitas Makan Rusa Timor Jantan Anakan dengan Pakan Tambahan
Ampas Tahu di Taman Satwa Lembah Hijau, Bandar Lampung……21
Gambar 12. Rusa Timor Berkelompok Mengeluarkan Suara Pada Saat Pemberian
Pakan di Taman Satwa Lembah Hijau, Bandar Lampung …………..22
Gambar 13. Aktivitas Tidur Rusa Timor Betina Anakan di Taman Satwa Lembah
Hijau, Bandar Lampung …………………………………………….23
Gambar 14. Rusa Timor Betina Dewasa Sedang Melakukan Aktivitas Minum di
Taman Satwa Lembah Hijau, Bandar Lampung ……………………24
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rusa merupakan salah satu sumber kekayaan satwa yang ada di Indonesia,
terdiri dari empat spesies endemik yaitu: muntjak (Muntiacus muntjak), rusa
bawean (Axis kuhlii), rusa sambar (Cervus unicolor), dan rusa timor (Cervus
timorensis). Menurut van Bemmel (1949), masuknya rusa ke Indonesia
dimulai pada abad ke 17 yaitu dari Cervus timorensis. Rusa timor merupakan
jenis rusa tropis yang berasal dari Jawa, banyak dijumpai di berbagai
kepulauan Indonesia baik di habitat alaminya maupun di penangkaran, salah
satunya ada di Lampung (Santoso, 2011). Pengelolaan rusa timor di bawah
Direktorat Jenderal Hutan, Konservasi Alam dan Departemen Kehutanan,
keberadaannya dikhawatirkan akan punah oleh ancaman perburuan liar dan
perusakan habitat (Lelono, 2003).
Salah satu upaya untuk menjaga keberadaan rusa timor yaitu dengan
melakukan upaya penangkaran. Penangkaran adalah suatu kegiatan untuk
pengembangbiakan satwa liar yang bertujuan untuk meningkatkan populasi
dengan tetap mempertahankan kemurnian genetik sehingga kelestarian dan
keberadaan jenis satwa dapat dipertahankan di habitat alaminya (Thorari,
Haryanto, Rinaldi, Arief, Djatmiko, Kosmaryandi dan Sudjatnika, 1991).
2
Oleh karena itu usaha penangkaran rusa perlu dilakukan untuk antisipasi
kepunahan rusa (Afzalani, Muthalif dan Musnandar, 2008).
Penangkaran rusa saat ini sudah banyak dilakukan, baik in-situ maupun ek-
situ. Untuk mencapai perlindungan dan perkembangbiakannya perlu
dipahami berbagai aspek ekologinya, salah satunya adalah informasi tentang
perilaku harian satwa sebagai informasi dasar untuk pemahaman mengenai
pakan, reproduksi, ekologi dan habitat.
Penangkaran rusa secara ek-situ di Bandar Lampung telah dilakukan di
Taman Satwa Lembah Hijau, dengan 23 rusa timor yang terdiri dari 12
individu jantan dewasa, 9 individu betina dewasa, 1 individu jantan anakan
dan 1 individu betina anakan yang berada pada kandag peraga seluas 190 m2
(Lembah Hijau, 2015).
B. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku harian rusa timor yang
meliputi aktivitas makan, minum, istirahat, bersuara, berjalan, tidur, dan
perilaku eliminatif rusa timor di Taman Satwa Lembah Hijau, Bandar
Lampung.
3
C. Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dasar mengenai
perilaku harian rusa timor di penangkaran dalam mendukung keberhasilan
upaya konservasi eksitu.
D. Kerangka Pikir
Rusa merupakan salah satu hewan yang mempunyai banyak keunggulan dan
potensial untuk dikembangkan, mempunyai peranan penting di antaranya
sebagai herbivora rusa dapat mendukung penyebaran biji yang berpengaruh
dalam distribusi tumbuhan, selain itu juga dapat berperan dalam memelihara
kelangsungan hidup tumbuhan melalui pagutannya dengan selalu
meremajakan kembali individu tumbuhan yang dimakannya. Rusa
mempunyai daya adaptasi yang tinggi pada agroekosistem yang sesuai. Rusa
ditangkarkan mengingat banyaknya ancaman terhadap keberadaan rusa baik
perusakan habitat dan perburuan liar (Hefez, 2000).
Saat ini keberadaan rusa hampir mengalami kepunahan, yang salah satunya
diakibatkan perburuan liar (Lelono, 2003). Berdasarkan kategori IUCN Red
list, sejak tahun 2008 rusa timor termasuk kategori rentan (vulnerable), dari
sebelumnya rusa timor berstatus resiko rendah (lower risk) pada tahun 1996.
Perubahan status ini disebabkan total populasi asli rusa timor di daerah
penyebaran aslinya diperkirakan kurang dari 10.000 individu dewasa, dengan
perkiraan penurunan sekurangnya 10 % selama tiga generasi sebagai akibat
dari hilanganya habitat, dan perburuan (IUCN, 2015). Untuk itu upaya
4
pendalaman pengetahuan tentang semua aspek yang berkaitan dengan rusa
khususnya dalam penangkaran perlu ditingkatkan, untuk perlindungan dan
kelestariannya.
Usaha penangkaran rusa saat ini sudah banyak dilakukan, baik in-situ
maupun ek-situ, salah satu nya adalah penangkaran rusa timor di Taman
Satwa Lembah Hijau, Bandar Lampung. Berhasilnya upaya penangkaran
akan sangat membantu meningkatkan perlindungan rusa timor. Untuk
mendukung keberhasilan upaya penangkaran dibutuhkan informasi mengenai
aspek ekologi rusa timor, salah satunya data perilaku harian rusa timor.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Biologi Rusa Timor
Rusa merupakan hewan yang memiliki daya adaptasi tinggi terhadap
lingkungan, sebagai pemakan rumput (grazer) yang baik di padang
rumput, dan pada areal yang ditumbuhi semak dan hutan, rusa dapat
menjadi pemakan rumput (browser) (Sinclair, 1998). Rusa merupakan
salah satu jenis satwa yang termasuk dalam ordo Artiodactyla, sub-ordo
Ruminansia dan family Cervidae. Dalam family Cervidae terbagi atas
enam sub-family yaitu Rangiferinae, Acinae, Hydropotinae, Muntiacinae,
Odocoilinae, dan Cervinae, rusa timor termasuk dalam sub-family
Cervinae. Saat ini diketahui tidak kurang dari 16 genus, 38 spesies, dan
189 sub-spesies rusa dengan sebaran alaminya yang tersebar di
seluruh dunia mulai dari daerah beriklim dingin di daratan Eropa
hingga ke daerah sub-tropis dan tropis di daratan Asia (Semiadi dan
Nugraha, 2004). Jenis rusa yang terdapat di Indonesia terdiri dari
muntjak, rusa bawean, r u s a s a m b a r dan r u s a t i m o r (Harianto dan
Dewi, 2011). Menurut Primack (1998) klasifikasi rusa timor sebagai
berikut :
6
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mammalia
Ordo : Artiodactyla
Family : Cervidae
Sub-Family : Cervinae
Genus : Cervus
Species : Cervus timorensis
Rusa timor mempunyai ukuran tubuh yang kecil, dengan berat badan rusa
timor dewasa mencapai 60 -100 kg, tungkai pendek, ekor panjang, dahi
cekung, gigi seri relatif lebih besar, dan rambut berwarna coklat kekuning-
kuningan (Semiadi dan Nugraha, 2004). Warna rambut berbeda pada musim
kemarau dan penghujan. Warna rambut rusa timor pada musim kemarau
adalah coklat kekuning-kuningan, agak gelap pada bagian belakang, dan lebih
terang pada bagian dada. Pada musim penghujan bagian atasnya berwarna
keabu-abuan (Ismail 1998) (Gambar 1).
Gambar 1. Rusa timor di penangkaran Taman Satwa Lembah Hijau
7
Rusa jantan memiliki ranggah yang relatif lebih besar, ramping, panjang dan
bercabang. Cabang pertama mengarah ke depan, cabang belakang kedua
terletak satu garis dengan cabang belakang pertama, cabang belakang kedua
lebih panjang dari cabang depan kedua, cabang belakang kedua kiri dan
kanan terlihat sejajar (Schroder, 1976) (Gambar 2).
Gambar 2. Rusa timor jantan di Taman Satwa Lembah Hijau, Bandar
Lampung
B. Habitat Rusa Timor
Habitat merupakan suatu kawasan yang terdiri dari komponen fisik maupun
abiotik yang merupakan suatu kesatuan yang dipergunakan sebagai tempat
hidup serta tempat berkembang biak satwa liar (Alikorda, 1990). Habitat
alami rusa terdiri dari beberapa tipe vegetasi seperti savana sebagai sumber
pakan dan vegetasi hutan yang rapat untuk tempat bernaung (istirahat),
kawin, dan menghindar dari predator (Gartesiasih dan Mariana, 2007).
Rusa timor mampu beradaptasi di hutan, pegunungan dan rawa serta dapat
8
ditemukan di dataran rendah hingga ketiggian 2600 m di atas permukaan
laut (Wemmer, Kunz, Lundie, dan Mcshea, 1996). Dengan kemampuan
adaptasi yang baik ini rusa timor mampu berkembang biak di luar habitat
alaminya, salah satunya di dalam penangkaran (Damanik, Hisyam, dan
Whitten, 1984). Rusa adalah satwa liar yang memerlukan air setiap harinya
untuk mandi dan berkubang (Alikodra 1990; Rizkinta, 2010).
C. Perilaku Rusa Timor
Rusa timor di habitat alaminya merupakan satwa nokturnal, yaitu aktif
pada malam hari (Medway dan Brown, 2002). Individu rusa jantan hidup
sendiri (soliter), sedangkan betina berkelompok dengan anggota berjumlah
2-3 individu, biasanya kelompok tersebut merupakan anakan rusa dari
hasil kelahiran sebelumnya (Jacoeb dan Wiryosuhanto, 1994). Dalam
tingkat penangkaran, rusa timor jantan mampu hidup berdampingan
dengan individu jantan lain atau individu betina. Hal ini mengubah
perilaku asli nya yang bersifat soliter (Semiadi dan Nugraha, 2004).
Rusa timor dapat hidup selama 15 – 20 tahun di alam maupun di
penangkaran, dengan rerata masa hidup 17,5 tahun. Rusa memiliki
kelebihan dibandingkan dengan hewan ruminansia lain. Rusa mampu
beradaptasi dengan berbagai habitat dan efisien dalam penggunaan pakan.
Penggunaan pakan oleh rusa lebih efisien dibandingkan dengan domba
dan sapi pedaging, yakni mencapai 4-5 kali lipat (Agnes, 2006).
9
Menurut Carter (1978), rusa timor menyukai daun yang lunak dan basah
serta bagian muda dari jenis legum seperti lamtoro, turi dan jenis
rerumputan seperti mapu dan ilalang. Pakan tambahan berupa bayam dan
ampas tahu diberkan kepada rusa timor di Taman Satwa Lembah Hijau,
Bandar Lampung.
D. Status Konservasi Rusa Timor
Ancaman bagi rusa timor di habitat alaminya adalah perburuan,
perdagangan ilegal, dan kerusakan habitat. Rusa diburu untuk pemenuhan
pangan dan kesenangan bagi manusia (Jacoeb dan Wiryosuhanto, 1994).
Salah satu upaya untuk menjaga keberadaan rusa timor yaitu dengan
melakukan upaya penangkaran untuk mengantisipasi kepunahan rusa.
Berdasarkan Kategori IUCN Red list, sejak tahun 2008 rusa timor
termasuk kategori rentan (vulnerable). Sebelumnya pada tahun 1996 rusa
timor berstatus resiko rendah (lower risk). Perubahan status ini
disebabkan total populasi asli rusa timor di darah penyebaran aslinya
diperkirakan kurang dari 10.000 individu dewasa, dengan perkiraan
penurunan sekurangnya 10 % selama tiga generasi sebagai akibat dari
hilanganya habitat dan perburuan (IUCN, 2015).
10
E. Gambaran Taman Satwa Lembah Hijau
Taman Satwa Lembah Hijau diresmikan pada 14 April 2007, merupakan
taman satwa dengan lingkungan yang memadukan antara rekreasi dan
pengetahuan. Taman satwa yang terletak di pusat ibukota Bandar
Lampung, Provinsi Lampung ini berdiri di atas kawasan lembah seluas 30
hektar yang terdiri dari taman rekreasi dan kebun binatang mini, dengan
beberapa mamalia yaitu siamang, orang utan, owa sumatera, owa jawa,
rusa timor, kambing gunung, binturong, kuda, beruang madu, dan aves
yaitu pelikan, kakak tua jambul kuning, merak hijau, dan rangkong
(Lembah Hijau, 2015).
Rusa timor yang berada di Taman Satwa Lembah Hijau berjumlah 23 ekor
terdiri dari 12 ekor rusa jantan dewasa, 9 ekor rusa betina dewasa, 1 ekor
rusa jantan anakan dan 1 ekor rusa betina anakan yang berada pada
kandang peraga seluas 190 m2 yang awalnya didatangkan dari perhutani
Bandung, Jawa barat sebanyak 10 ekor yaitu 5 individu jantan dan 5
individu betina.
Taman Satwa Lembah Hijau yang berlokasi di JI. Radin Imba Kesuma
Ratu, Kampung Sukajadi, Kelurahan Sukadanaham, Kecamatan Tanjung
Karang Barat, Bandar Lampung.
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni- Juli 2015 bekerja sama
dengan Taman Satwa Lembah Hijau Bandar Lampung didampingi
pembimbing lapangan Bapak Rasyid Ibransyah, S.KH. Penelitian ini
dilakukan dalam dua tahap penelitian, tahap pertama sebagai proses habituasi,
dan tahap kedua pengambilan data yang dilakukan di kandang peraga
(Gambar 3).
Gambar 3. Kandang peragaan rusa timor di Taman Satwa Lembah Hijau,
Bandar Lampung
11
Kandang peragaan rusa timor di Taman Satwa Lembah Hijau seluas 190 m2.
Fasilitas yang ada di kandang peraga antara lain kolam, gazebo, dengan
vegetasi berupa pohon tangkil, kelapa, bambu dan rumput jepang. Kandang
peraga dibatasi oleh pagar besi untuk mencegah rusa keluar kandang
peragaan.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam pengambilan data selama pengamatan rusa timor
ini yaitu kamera DSLR Canon 1100 D, Jam, lembar kerja. Obyek penelitian
yakni empat individu (satu individu jantan dewasa, satu individu betina
dewasa, satu indivitu jantan anakan, satu individu betina anakan) rusa timor
(Tabel 1.)
Tabel 1. Rusa timor di Taman Satwa Lembah Hijau, Bandar Lampung
Nama Seks Induk Tanggal
datang
Asal Kelompok
umur
α Jantan - 16/05/2006 Perhutani
Bandung
Dewasa
β Betina - 16/05/2006 Perhutani
Bandung
Dewasa
a Jantan α dan β - TSLH Anakan
b Betina α dan β - TSLH Anakan
12
C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian sebagai berikut :
1. Habituasi merupakan tahap 1 penelitian yang dilakukan selama 7 hari
sebelum melakukan pencatatan data. Habituasi merupakan masa
pembiasaan terhadap keberadaan pengamat agar satwa obyek penelitian
tidak terganggu aktivitas hariannya dengan keberadaan pengamat
(Kuncoro, 2014). Habituasi terhadap rusa timor di Taman Satwa Lembah
Hijau dilakukan dengan berdiam diri baik berdiri ataupun duduk dan
berjalan di sekitar kandang peraga dengan jarak pengamat terhadap rusa
3- 5 meter. Pada hari ke 3 rusa sudah terbiasa dengan keberadaan
peneliti.
2. Pengamatan dan pencatatan data dilakukan menggunakan metode scan
sampling (Altmann, 1974) dengan pencatatan interval waktu sepuluh
menit (Patterson, 1992). Pengamatan dibedakan pada hari kerja dan hari
libur untuk mengetahui aktivitas harian rusa pada hari kerja dan hari
libur. Pengamatan dilakukan selama 24 jam baik pada hari kerja dan hari
libur dengan pengulangan sebanyak 3 kali. Pengamatan dilakukan
terhadap empat ekor rusa timor yakni α (jantan dewasa) β (betina dewasa)
a (jantan anakan ) b (betina anakan). Empat individu rusa timor yang
diamati telah mewakili jumlah keseluruhan individu rusa timor di Taman
Satwa Lembah Hijau Bandar Lampung yaitu 23 ekor rusa.
13
3. Pencatatan data tambahan meliputi pencatatan suhu di kandang peraga
yang dilakukan pada hari cerah, mendung, dan pencatatan jumlah
pengunjung yang mengunjungi kandang peraga.
Pada hari libur Taman Satwa Lembah Hijau ramai dikunjungi pengunjung,
dengan jumlah pengunjung pada bulan Juli 2015 sebanyak 575
pengunjung (Lembah Hijau 2015)
Parameter yang diamati pada pengamatan ini meliputi :
1. Aktivitas makan, makan pada rusa disebut grazing (merumput) aktivitas
mencari dan memasukkan hijauan ke dalam mulut.
2. Aktivitas minum, minum adalah aktivitas rusa mencari air dan
memasukkan air ke dalam mulut.
3. Aktivitas istirahat, istirahat adalah ketika rusa relatif tidak melakukan
aktivitas lain dalam periode waktu tertentu dan berteduh di bawah
naungan.
4. Aktivitas berjalan, merupakan keadaan yang menunjukkan rusa
berpindah tempat dari titik satu ke titik lainnya.
5. Aktivitas bersuara, merupakan aktivitas rusa menghasilkan suara
nyaring.
6. Aktivitas tidur, tidur adalah kondisi saat rusa beristirahat dan tidak
melakukan aktivitas lainnya.
7. Defekasi, ialah proses pengeluaran zat sisa pencernaan berupa feses.
8. Urinasi, ialah keluarnya cairan urin dari saluran vesika urinaria.
(Gusmarini, 2005).
14
D. Analsis Data
Setelah data diperoleh dari hasil pengamatan, kemudian data tersebut
dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui persentase frekuensi aktivitas
harian rusa timor di Taman Satwa Lembah Hijau, Bandar Lampung.
Perhitungan presentase aktivitas setiap individu dilakukan dengan
menggunakan rumus (Martin dan Batcson,1988):
Presentase frekuensi aktivitas = x 100%
A = Frekuensi aktivitas per hari
B = Total frekuensi seluruh aktivitas per hari
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil pengamatan perilaku harian rusa timor (Cervus timorensis) yang
dilaksanakan di Taman Satwa Lembah Hijau Bandar Lampung
disimpulkan bahwa :
1. Aktivitas yang dilakukan rusa timor di Taman Satwa Lembah Hijau,
Bandar Lampung meliputi aktivitas : istirahat, makan, berjalan,
bersuara, tidur, minum, urinasi dan defekasi.
2. Aktivitas istirahat rusa timor Di Taman Satwa Lembah Hijau Bandar
Lampung merupakan aktivitas yang dominan dilakukan yaitu (27,55%)
di hari kerja dan (26,67%) di hari libur.
3. Aktivitas eliminatif merupakan akitivitas yang paling sedikit dilakukan
defekasi (2,08%) dan urinasi (2,31%).
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian mengenai interaksi pengunjung dengan rusa
timor pada saat pengunjung memberikan makan kepada rusa.
DAFTAR PUSTAKA
Afzalani. Muthalib. R. A. dan Musnandar. E. 2008. Preferensi pakan, tingkah
laku makan dan kebutuhan nutrien rusa sambar (Cervus unicolor)
dalam usaha penangkaran di provinsi jambi. Jurnal Media
Peternakan. 31 (2):114 - 121.
Agnes. 2006. Skripsi Tanggapan Masyarakat Tentang Penangkaran Rusa Sambar
Unversitas Lampung. Universitas Lampung.
Alikodra, A.H.S.1990. Pengelolaan Satwa Liar, Jilid 1. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Pusat Antara Universitas Ilmu Hayati. IPB. Bogor.
Altmann, J. 1974. Observational Study of Behavior: Sampling Methods.
Behaviour. University of Chicago. Chicago.
Anwar., S.J. Danamik, N.Hisyam dan A.J. Whitten. 1984. Ekologi Ekosistem
Sumatera. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
Bemmel,A.C.Van. , 1949. A revision on the rusine deer in Indo-Australian
Archipelago Trebuia 20: 191-262, pls. 1-5. map
Brown, C. 2002. Cervus timorensis imformation. University of Michigan.
Carter dan W. Veever.1978. Mamalia Darat Indonesia. PT. Intermasa. Jakarta.
. Garsetiasih, dan Mariana. 2007. Model Penangkaran Rusa. Prosiding Ekspos
Hasil-hasil Penelitian.
Gusmarini, N. 2005. Preferensi microhabitat Rusa Sambar (Cervus unicolor)
kerr, 1792) Di Penangkaran Rusa Sambar Universitas Lampung. [
Skripsi]. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Harianto, S.P. dan Dewi, B.S. 2011. Laporan Pengabdian Perilaku Harian Rusa
Sambar (Cervus unicolor) Pada Siswa SD N 1 Sukarame Bandar
Lampung. Universitas Lampung.
Hafez, B. 2000. Reproductive in Farm Animals 7th edition. USA: Lippincot and
Wilkins. 163-165.
IUCN, 2015 International Union for Conservation of Nature and Natural
Reserves. 2015. The Redlist of Threathened Species.
http://www.iucnredlist.org. diakses 8 Oktober 2015
Ishak M. 1996. Analisis Pola Penggunaan Waktu Populasi Rusa Jawa (Cervus
timorensis) Menurut Jenis Kelamin dan Kelas Umur di Pulau Rinca
Taman Nasional Komodo. Skripsi Bogor, Jurusan Konservasi Sumber
Daya Hutan, Fakultas Kehutanan IPB
Ismail, D. 2002. Kajian Tingkah Laku dan Kinerja Reproduksi rusa
Timor (Cervus timorensis) yang dipelihara di Penangkaran
Cariu dan Ranca Upas Jawa Barat, Disertasi. Universitas
Padjadjaran Bandung.
Jacoeb, T.N., Wiryosuhanto, S.D. 1994. Prospek Budidaya Ternak Rusa. Penerbit
Kanisius, Jakarta. Cetakan pertama.
Kuncoro. 2004. Pengantar Psikologi Hewan jilid 1. Interaksara. Jakarta
Lelono. A. 1996. Ekologi perilaku makan rusa (Cervus timorensis Lyd) dalam
penangkaran di Ranca Upas Ciwidey. Tesis Magister Sains (Biologi)
Institut Teknologi Bandung
Lelono. A. 2001. Pola aktivitas makan harian rusa (Cervus timorensis) dalam
penangkaran. Seminar Biologi Nasional I di Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Jember.
Lelono,A. 2003. Pola Aktivitas Harian Individua Rusa (Cervus timorensis)
dalam penangkaran. Jurnal Ilmu Dasar, 4 (1): 48-53.
Lembah Hijau. 2015. Profil Taman Satwa Lembah Hijau.
http://www.lembahhijaulampung.com/index-1.html diakses pada tanggal
17 April 2015
Martin P, Bateson P. 1988. Measuring Behavior an Introduction Guide. 2nd.
Ed. Cambridge University Press. Cambridge.
Mannes J. 1999. Pemanenan Ranggah Muda (Velvet) Sebagai Tambahan Nilai
Usaha Penangkaran Rusa Timor (Cervus timorensis de Blainville) Perum
Perhutani di Jonggol Jawa Barat [Skripsi]. Bogor : Fakultas Kehutanan.
Institut Pertanian Bogor.
Paterson, J. D. 1992. Animal Behaviour, An Exercise Workbook. Waveland Press
Inc. Prospect Heights-Illinois.
Primack, RB. 1998. Biologi Konservasi. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia.
Reyes E. 2002. Rusa timorensis. University of Michigan. Museum of
Zoology. Anim. Diversity. [13 Agustus 2009]
Rizkinta, E.N. 2010. Skripsi Pola Penggunaan Ruang Oleh Rusa Sambar Jantan
(Cervus unicolor). Di Penangkaran Rusa. Universitas Lampung.
Santoso, S I. 2011. Rusa Timorensis (Cervus timorensis). Graha Ilmu.Indonesia:
1-3.
Schroder T.O. 1976. Deer in Indonesia. Nature Conservation Department.
Wageningen
Semiadi G, RTP Nugraha. 2004. Panduan pemeliharaan rusa tropis. Pusat
Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Bogor
Semiadi, G., Muir, P. D., Barry. T. N. Veltman.1993. Grazing patterns of sambar
deer (Cervus unicolor) and red deer (Cervus elaphus) in captivity. New
Zealand Journal of Agricultural Research, Vol 36 pp 253-260.
Semiadi, G. 1998. Budidaya Rusa Tropika Sebagai Satwa Ternak. Masyarakat
Zoologi Indonesia. Bogor
Sinclair, S. 1998. Deer Farming in Queensland. Rusa Deer Management. DPI
note, Department of Primary Industries Queensland, Brisbane, Australia.
Suparyanto. 2000. Pengaruh Pemberian Tepung Ampas Tahu dalam Ransum
terhadap Produksi Telur Puyuh (Coturnix-coturnix japonica) Umur 20-
32 minggu. Skipsi. Jurusan Peternakan, Universitas Bengkulu.
Susanto, M. 1980. Habitat dan Tingkah Laku Rusa di Indonesia. Makalah, Kursus
Penangkaran Konservasi Lingkungan Angkatan II, Ciawi, Bogor
Thohari M., Haryanto., B. Masy’ud., D. Rinaldi., H. Arief., W.A.
Djatmiko., S.N. Mardiah., N. Kosmaryandi dan Sudjatnika. 1991.
Studi kelayakan dan perancangan tapak penangkaran rusa di BKPH
Jonggol, KPH Bogor, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat. Kerjasama
antara Direksi Perum Perhutani dengan Fakultas Kehutanan Institut
Pertanian Bogor
Wemmer, C., T.H., Kunz, G. Lundie- Jenkins & W.J. McShea. 1996. Mamalia
Sign. In : D.E., Wilson, F.R., Cole, J.D., Nichols. Measuring and
Monitorimg Biological Diversity: Standart Methods For Mammals.
Wirdateti, W.R. Farida dan MS.A Zein. 1997.
Perilaku harian rusa jawa (Cervus iimorensis) di penangkaran
Taman Safari Indonesia
Word, J. 1998, Characteristics of deer in Quenselands Autralia”. In Biology
of Deer. (Ed. R.D. Brown). Springer-Verlag Publ. New York. Pp. 197 - 202.