PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PROYEK DENGAN CPM

Post on 15-Jan-2017

251 views 9 download

Transcript of PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PROYEK DENGAN CPM

PENJADWALAN PROYEK DENGAN CPM/PERT

Pertemuan 6

Pendahuluan :

Keberhasilan proyek-proyek berskala besar dapat dicapai melalui pengelolaan (perencanaan, penjadwalan, dan pengawasan) yang hati-hati dari berbagai aktivitas yang saling berkaitan.

Untuk memudahkan pengelolaan sebuah proyek, dikembangkan suatu metode penyelesaian yang didasarkan pada penggunaan jaringan (network).

Dua teknik perencanaan yang sangat berguna untuk menyusun perencanaan, penjadwalan, dan pengawasan proyek adalah : CPM (Critical Path Method) PERT (Project Evaluation and Review

Technique).

CPM dan PERT digunakan untuk berbagai jenis proyek, a.l.:

Penelitian dan pengembangan produk baru

Pembangunan pabrik, gedung, dan jalan raya

Pemeliharaan peralatan yang besar dan kompleks

Rancangan dan instalasi sistem baru

CPM dan PERT membantu menjawab pertanyaan yang sering muncul dalam pengerjaan proyek, seperti: Berapa total waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan proyek tersebut? Kapan tanggal mulai dan selesai yang

dijadwalkan untuk setiap kegiatan tertentu? Manakah aktivitas-aktivitas yang penting dan

harus diselesaikan tepat sesuai jadwal agar proyek itu tidak terlambat dalam penyelesaiannya.

Berapa lama aktivitas-aktivitas yang “tidak penting” dapat ditunda sebelum menyebabkan keterlambatan dalam keseluruhan proyek?

CPM dan PERT pada dasarnya merupakan metode yang berorientasikan waktu, yaitu keduanya akan menghasilkan penentuan penjadwalan waktu penyelesaian suatu proyek.

CPM dan PERT memiliki tujuan umum yang sama dan banyak menggunakan terminologi yang sama, tetapi kedua teknik tersebut sebenarnya digunakan secara terpisah.

Perbedaan yang paling menonjol diantara keduanya adalah perkiraan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu kegiatan (aktivitas), dimana bersifat deterministik pada CPM dan probabilistik pada PERT

CPM (Critical Path Method)

Teknik ini dikembangkan terutama untuk proyek-proyek industri di mana waktu penyelesaian dianggap diketahui.

Teknik ini menawarkan pilihan mengurangi waktu aktivitas dengan menambah lebih banyak pekerja dan atau sumber daya, biasanya dengan kenaikan biaya. Jadi, CPM memungkinkan pertukaran waktu dan biaya untuk berbagai kegiatan proyek

PERT (Program Evaluation and Review Technique) Pada awalnya (th 1950an) dilakukan pada

proyek peluru kendali Polaris, dimana banyak aktivitas/pekerjaan yang berhubungan dengan proyek belum pernah dicoba sebelumnya, sehingga sulit untuk memprediksi waktu penyelesaian berbagai aktivitas/pekerjaan tersebut.

Jadi, teknik ini dikembangkan untuk menangani adanya ketidakpastian waktu penyelesaian aktivitas/pekerjaan.

Teknik penjadwalan proyek (project schedulling technique) terdiri dari 3 tahapan, yaitu:

Tahapan perencanaan dimulai dengan memecah atau menguraikan proyek

menjadi kegiatan-kegiatan (aktivitas-aktivitas). Setelah itu, ditentukan perkiraan waktu untuk

menyelesaikan masing-masing kegiatan kemudian dibuat suatu diagram jaringan kerja (network).

Dalam diagram jaringan kerja digambarkan mengenai keterkaitan antara berbagai kegiatan suatu proyek

Tahap penjadwalan Diagram network yang dibuat pada tahap

perencanaan berguna untuk mengembangkan suatu jadwal untuk proyek (project schedulling).

Tujuan akhir dari tahap penjadwalan adalah membentuk suatu time-chart yang menunjukkan waktu mulai dan selesainya setiap kegiatan, serta hubungannya satu sama lain dalam proyek.

Dalam penjadwalan, juga ditunjukkan kegiatan-kegiatan yang bersifat kritis yaitu kegiatan yang memerlukan perhatian khusus agar proyek dapat selesai tepat waktu

Tahap pengawasan Merupakan tahap akhir dalam manajemen proyek. Pengawasan proyek (project control) meliputi

penggunaan diagram anak panah dan time-chart yang digunakan untuk membuat laporan kemajuan proyek secara periodik.

Jaringan kerja perlu diperbarui dan dianalisis, dan jika diperlukan dapat dibuat suatu jadwal baru untuk sisa bagian proyek yang belum selesai

Simbol yg digunakan :

Anak panahNode (lingkaran)Anak panah putus-putus

Anak panah : Menyatakan sebuah aktivitas (kegiatan) Kegiatan (aktivitas) adalah sesuatu yang

memerlukan durasi (jangka waktu tertentu) dalam pemakaian sejumlah resources (tenaga, alat, material, biaya).

Panjang anak panah maupun kemiringan anak panah tidak mempunyai arti apa-apa, sehingga tidak perlu menggunakan skala.

Kepala anak panah dapat digunakan sebagai pedoman untuk menggambarkan arah dari tiap kegiatan.

Node atau lingkaran :

Menyatakan sebuah kejadian / peristiwa / event

Kejadian / peristiwa /event adalah sebagai ujung atau pertemuan dari satu atau beberapa kegiatan (aktivitas)

Anak panah putus-putus:

Menyatakan kegiatan semu atau disebut juga dengan dummy.

Dummy berguna untuk membatasi mulainya kegiatan.

Dummy tidak mempunyai durasi (jangka waktu tertentu) karena tidak memakai atau tidak menghabiskan sejumlah resources.

Aturan yang berlaku dalam pembuatan jaringan kerja:Diantara dua event yang sama, hanya

boleh digambarkan satu anak panah

1 2

Benar

1 2

Salah

Nama suatu aktivitas (kegiatan) dinyatakan dengan huruf atau dengan nomer event.

1 2

A

1 2

(1,2)atau

Aktivitas mengalir dari event yang bernomer rendah ke event bernomer tinggi

1 2

3 4

5 6

Diagram hanya memiliki sebuah initial event (node awal) dan sebuah terminal event ( node tujuan / node akhir)

1 2

3 4

5 6

Awal Akhir

Logika kebergantungan kegiatan-kegiatan sebuah proyek :

Jika kegiatan A harus diselesaikan dahulu sebelum kegiatan B dapat dimulai, maka hubungan antara kedua kegiatan tersebut digambarkan sebagai berikut:

1 2 3A B

Jika kegiatan C, D, dan E harus selesai sebelum kegiatan F dapat dimulai, maka hubungan antara kedua kegiatan tersebut digambarkan sebagai berikut:

2

1

2

4 5

C

D

E

F

Jika kegiatan G dan H harus selesai sebelum kegiatan I dan J, maka hubungan antara kedua kegiatan tersebut digambarkan sebagai berikut

1

2

3

4

4

G

H

I

J

Jika kegiatan K dan L harus selesai sebelum kegiatan M dapat dimulai, tetapi kegiatan N sudah boleh dimulai bila kegiatan L sudah selesai, maka hubungan antara kedua kegiatan tersebut digambarkan sebagai berikut

1

2

3

4

5

6

K

L

M

N

Jika kegiatan P, Q, dan R dimulai dan selesai pada kejadian yang sama, maka hubungan antara kedua kegiatan tersebut digambarkan sebagai berikut

R

Q

P

1

2

3

4

Penentuan waktu :Asumsi yang digunakan dalam

perhitungan penentuan waktu adalah : Perhitungan maju (Forward Computation)

Perhitungan bergerak mulai dari initial event menuju terminal event

Perhitungan mundur (Backward Computation)

Perhitungan bergerak mulai dari terminal event menuju initial event

Untuk melakukan perhitungan maju dan perhitungan mundur, maka lingkaran event (kejadian) dibagi menjadi 3 bagian, yaitu

a

b c

Dimana :• a adalah angka yang menunjukkan nomer event• b adalah angka yang menunjukkan saat tercepat terjadinya event (ET), yang juga merupakan hasil perhitungan maju.• c adalah yang menunjukkan saat paling lambat terjadinya event (LT), yang juga merupakan hasil perhitungan mundur.

Langkah-langkah proses penjadwalan proyek CPM/PERT: Membuat daftar aktivitas-aktivitas yang akan

menghasilkan proyek tersebut. Menentukan waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan masing-masing aktivitas Menentukan hubungan diantara aktivitas-

aktivitas Menggambar jaringan kerja Menghitung waktu penyelesaian proyek Menentukan aktivitas-aktivitas kritis Menentukan pertukaran waktu dan biaya untuk

proyek

Contoh 1 : Sebuah perusahaan kontraktor akan membangun

sebuah rumah. Aktivitas, uraian aktivitas, dan estimasi lamanya waktu yang dibutuhkan untuk membuat rumah dituliskan dalam tabel dibawah ini

Aktivitas Deskripsi Aktivitas Pendahulu

Lamanya Aktivitas (minggu)

A Desain rumah - 3

B Membuat pondasi A 2

C Pesan bahan bangunan A 1

D Bangun rumah B, C 3

E Pilih cat B, C 1

F Pilih karpet E 1

G Penyelesaian pekerjaan D, F 1

Pertimbangan biaya : Dalam pengelolaan proyek, aspek biaya juga

diperhitungkan dengan cara mendefiniskan hubungan biaya (cost) dengan lamanya kegiatan dalam proyek.

Biaya yang dimaksud disini adalah biaya langsung (direct cost), sedangkan biaya tidak langsung seperti biaya untuk keperluan administrasi, supervisi, dsb. tidak dimasukkan dalam evaluasi

Dalam praktik, sering digunakan hubungan yang linier antara lamanya waktu kegiatan (duration) dengan biaya (cost).

Sehingga dalam keadaan normal, berlaku bahwa waktu pelaksanaan proyek dapat diperpendek dengan konsekuensi akan terjadi penambahan/kenaikan sumber daya atau biaya.

Pengurangan waktu pelaksanaan proyek ini ada batasnya yang disebut dengan waktu desak (crash time), dimana setelah titik ini waktu tidak bisa dikurangi lagi.

Pada titik ini (crash point), kenaikan penggunaan sumber daya (biaya) hanya akan menambah jumlah biaya langsung.

Contoh 2 : Bila diperoleh informasi tentang kegiatan suatu proyek seperti

dituliskan dalam tabel dibawah. Diketahui bahwa (1,2), (2,4), dan (4,5) merupakan kegiatan kritis dan proyek diselesaikan dalam 18 sw (satuan waktu). Hitung tambahan biaya yang diperlukan bila pelaksanaan penyelesaian proyek diinginkan dipercepat menjadi 16 sw (satuan waktu). Kegiatan

(i,j)Normal Crash

Lamanya waktu Biaya Lamanya waktu Biaya

(1,2) 8 100 6 200

(1,3) 4 150 2 350

(2,4) 2 50 1 90

(2,5) 10 100 5 400

(3,4) 5 100 1 200

(4,5) 3 80 1 100