Post on 17-Jan-2017
PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT
NOMOR 31 TAHUN 2014
TENTANG :PEMERIKSAAN KESEHATAN CALON
JEMAAH HAJI
PERTIMBANGAN
Pemeriksaan kesehatan merupakan :
1. salah satu syarat untuk pendaftaran calon jemaah aji.
2. penilaian penentuan kelayakan pemberangkatan untuk menunaikan ibadah haji
DASAR HUKUM
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1962 tentang Karantina Udara
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Nomor 458 Tahun 2000 dan 1652 Tahun 2000 tentang Calon Haji Wanita Hamil Untuk Melaksanakan Ibadah Haji
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 442 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji
BAB DAN PASAL
Terdiri atas 8 bab dengan 15 pasal
Bab I Ketentuan UmumBab II Maksud dan
TujuanBab III Fungsi
Pemeriksaan Kesehatan
Bab IV Jenis Pemeriksaan Kesehatan
Bab V Standar Pemeriksaan Kesehatan
Bab VI Tim Pemeriksa Kesehatan
Bab VII Imunisasi Meningitis Meningokokus
Bab VIII Pembebanan Biaya
Bab IX Ketentuan Penutup
MAKSUD DAN TUJUAN
MAKSUD :Menilai status kesehatan CJH dengan menggunakan metode pemeriksaan medis yang dibakukan untuk mendapatkan data status kesehatan
TUJUAN :mengetahui status kesehatan CJH bagi upaya perawatan, pemliharaan, pembinaan, perlindungan dan rekomendasi penetapan status kelaikan pemberangkatan haji.
FUNGSI PEMERIKSAAN KESEHATAN
Pemeriksaan kesehatan bagi Calon Jemaah Haji dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap pertama dan tahap kedua.
Fungsi Pemeriksaan kesehatan tahap pertama :◦ Identifikasi, karakterisasi dan
prediksi serta penentuan metode eliminasi faktor risiko kesehatan calon jemaah haji.
◦ Dasar upaya perawatan dan pemeliharaan kesehatan, serta upaya-upaya pembinaan dan perlindungan kesehatan calon jemaah haji.
Fungsi Pemeriksaan kesehatan tahap kedua :
Kegiatan menyediakan data status kesehatan calon jemaah yang lengkap dan terkini melalui kompilasi hasil pemeriksaan tahap pertama, pemeriksaan dalam rangka perawatan dan atau pemeliharaan serta pemeriksaan rujukan.
Identifikasi, karakterisasi dan prediksi serta penentuan metode eliminasi faktor risiko kesehatan calon jemaah haji.
Dasar upaya perawatan dan pemeliharaan kesehatan serta upaya-upaya pembinaan dan perlindungan kesehatan calon jemaah haji.
JENIS PEMERIKSAAN KESEHATAN
Jenis pemeriksaan kesehatan bagi calon jemaah haji dikelompokkan menjadi pemeriksaan pokok, pemeriksaan lanjut dan pemeriksaan khusus.
Pemeriksaan pokok dilakukan pada semua calon jemaah haji, meliputi identitas, riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik (tanda vital, postur, syaraf kranial, toraks, abdomen).
Pemeriksaan lanjut dilakukan sebagai pemeriksaan tambahan pada calon jemaah haji wanita pasangan usia subur, memiliki indikasi gangguan metabolik, lanjut usia dan pendamping jemaah uzur/sakit.
Pemeriksaan khusus dilakukan atas dasar indikasi medis pada calon jemaah haji yang menderita suatu penyakit, dimana penyakit tersebut belum dapat ditegakkan diagnosisnya dengan data pemeriksaan pokok dan lanjut.
STANDAR PEMERIKSAAN KESEHATAN
Standar pemeriksaan kesehatan tahap pertama dan standar pemeriksaan kesehatan tahap kedua bagi Calon Jemaah Haji tercantum pada lampiran
TIM PEMERIKSAKESEHATAN
Pemeriksa Kesehatan Tahap Pertama adalah Tim Pemeriksa Kesehatan yang akan menjalankan fungsi penilaian kesehatan di Puskesmas
Tim Pemeriksa Kesehatan Tahap Pertama paling kurang empat orang, yaitu :
1 orang dokter umum pria/wanita
1 orang perawat wanita1 orang perawat pria
dan1 orang analis
laboratorium kesehatan
TIM PEMERIKSAKESEHATAN
Pemeriksa Kesehatan Tahap Kedua adalah Tim Pemeriksa Kesehatan yang akan menjalankan fungsi penilaian kesehatan tahap kedua, meliputi :
Tim Pemeriksa Puskesmas Tim Pemeriksa RSUD
Tim Pemeriksa RSUD sekurang-kurangnya terdiri dari : 1 orang dokter spesialis
penyakit dalam, obsgin dan bedah
1 orang dokter umum berkemampuan melakukan pemeriksaan General Check Up
1 orang perawat wanita 1 orang perawat pria 1 orang analis laborat
kesehatan 1 orang penata rontgen
TIM PEMERIKSAKESEHATAN
Dalam hal Tim Pemeriksa RSUD tidak mampu menegakan diagnosa maka dilanjutkan kepada Rumah Sakit Rujukan
Tenaga kesehatan yang ditetapkan sebagai Tim Pemeriksa Kesehatan harus mempunyai legalitas untuk melaksanakan fungsinya
Tim Pemeriksa Kesehatan ditetapkan dengan Keputusan Bupati
IMUNISASI MENINGITIS MENINGOKOKUS
Seluruh calon jemaah haji kecuali wanita hamil diwajibkan mendapatkan imunisasi meningitis meningokokus
CJH yang menginginkan imunisasi selain meningitis meningokokus dapat diberikan pelayanan sepanjang vaksin tersedia dan diperbolehkan secara medis.
PEMBEBANAN BIAYA
Jasa pelayanan per CJH sebesar Rp. 75.000 (tujuh puluh lima ribu rupiah) yang dibebankan pada APBD melalui DPA SKPD Dinas Kesehatan
Biaya pemeriksaan kesehatan CJH tahap pertama dan tahap kedua dibebankan kepada CJH sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Pemberian imunisasi kepada CJH untuk : Imunisasi meningitis
meningokokus tidak dikenakan biaya (gratis),
Imunisasi selain meningitis meningokokus dikenakan biaya yang besarannya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dibebankan kepada CJH
KETENTUAN PENUTUP
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal :21 Oktober 2014