Post on 16-Jan-2017
Oleh :Kepala Biro Keuangan dan
Perlengkapan
PERANAN UNIT AKUNTANSI WILAYAH PADA LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN
DASAR PEMBENTUKAN
Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 585/Kpts/KP.150/2002 Tentang
Penunjukkan Unit Akuntansi Wilayah dan Pembentukan Organisasi Unit Akuntansi
Wilayah
ORGANISASI UAPPA-B/W
Kepala Satuan kerja/
Penanggung Jawab
Koord SAIBA
Petugas Akuntansi
SAIBA
Petugas Komputer
SAIBA
Koord SIMAK
Petugas Akuntansi
SIMAK
Petugas Komputer
SIMAK
TUGAS DAN FUNGSITugas penanggung jawab UAPPA/B-W adalah menyelenggarakan akuntansi keuangan/barang milik negara di lingkungan satuan kerja, dengan fungsi sebagai berikut:1. Menyelenggarakan akuntansi keuangan/barang
milik negara;2. Menyusun dan menyampaikan Laporan
Keuangan/Barang Milik Negara secara berkala;3. Memantau pelaksanaan akuntansi
keuangan/Barang Milik Negara
PENANGGUNGJAWAB1. Membina pelaksanaan sistem akuntansi keuangan/BMN
berdasarkan target yang telah ditetapkan;2. Menunjuk dan menetapkan petugas pelaksana sistem akuntansi
keuangan/BMN di lingkungannya;3. Mengkoordinasikan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan/BMN;4. Membentuk Tim untuk melakukan Stock Opname barang inventaris
dan barang persediaan tiap semester;5. Memantau dan mengevaluasi prestasi kerja petugas pelaksana;6. Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi dengan Kanwil Ditjen
Perbendaharaan setiap bulan;7. Menelaah dan menandatangani Laporan Keuangan UAPPA/B-W;8. Menyampaikan Laporan Keuangan UAPPA/B-W dan ADK ke
Kanwil Ditjen Perbendahaan dan UAPPA/B-E1
KOORDINATOR SAIBA
Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara Laporan Barang Milik Negara dengan Laporan Keuangan;
Meneliti dan menyetujui Laporan keuangan UAPPA-W sebelum ditandatangani oleh KPA
Menyampaikan laporan keuangan UAPPA-W yang telah ditandatangani oleh KPA kepada UAPPA-E1
KOORDINATOR SIMAK BMN
1. Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara Laporan Barang Milik Negara dengan Laporan Keuangan;
2. Meneliti dan menyetujui Laporan BMN UAPPB-W sebelum ditandatangani oleh KPB
3. Menyampaikan laporan BMN UAPPB-W yang telah ditandatangani oleh KPB kepada UAPPB-E1
PETUGAS AKUNTANSI
1. Mengarsipkan Dokumen Sumber dan dokumen akuntansi;2. Melakukan verifikasi atas Register Transaksi Harian (RTH)
yang dihasilkan aplikasi Sistem Akuntansi Instansi (SAIBA dan SIMAK BMN) dengan Dokumen Sumber (DS);
3. Melaksanakan rekonsiliasi internal antara laporan keuangan dengan laporan barang;
4. Petugas akuntansi keuangan melakukan rekonsiliasi dengan KPPN setiap bulan serta melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan;
5. Melakukan analisa untuk membuat CaLK/ LBMN;6. Menyusun laporan keuangan/BMN tingkat UAPPA / B-W;7. Menyimpan arsip data Keuangan / Barang Milik Negara.
PETUGAS AKUNTANSI8. Membukukan / menginput Dokumen Sumber (DS) ke
dalam aplikasi SAK / SIMAK BMN.9. Petugas Komputer Keuangan menerima data SIMAK
BMN dari petugas akuntansi barang milik negara.10. Menyiapkan data komputer untuk dikirim ke tingkat
UAPPA-E1.11. Melakukan analisa untuk membuat catatan atas laporan
keuangan/BMN.12. Menyusun laporan keuangan/BMN tingkat UAPPA/B-W.13. Menyampaikan laporan keuangan/BMN tingkat
UAPPA/B-W yang telah ditandatangani oleh KPA kepada UAPPA-E1
14. Melakukan proses tutup buku setiap akhir tahun anggaran.
PERATURAN-PERATURAN TERKAIT• UU 17/2003 tentang Keuangan Negara
• UU 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara
• UU 15/2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
• PP 71/2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
• PMK 238/PMK.05/2011 tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan
• PMK 213/PMK.05/2013 tentang SAPP.
• PMK 215/PMK.05/2013 tentang Jurnal Standar
• 270/PMK.05/2014 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Pusat.
• Permentan Nomor: 41/Permentan/OT.140/9/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja UAPPA/B-W
Piramida Penyusunan Laporan Keuangan
Kementerian Pertanian TA.2016LK
Kementa
n
LK Eselon I
LK Wilayah
LK Satker
11 ES 1
33 Provinsi
1187 DIPA
Potensi Masalah Tugas dan Fungsi
UAPPA/B-WPembinaan Satker : a. kendala kordinasi dengan satker yang level eselonnya
lebih tinggi;
b. Lokasi satker yang jauh perlu pembinaan;
c. SDM Wilayah yang terbatas;
d. Perlu pendekatan khusus agar terkordinasi yang baik dengan Biro KP, Unit Eselon I dan Pemerintah daerah;
e. Progres dan tindak lanjut atas temuan Tim Pemeriksa BPK RI, Itjen dan BPKP yang masih belum ditindaklanjuti;
f. Permasalahan e-rekon, dimana data yang tersaji pada e-rekon di aplikasi Wilayah banyak yang berbeda dengan data hasil konsolidasi ADK di Wilayah;
g. Aplikasi e-rekon di tingkat wilayah hanya mengakomodir satker-satker jenis kewenangan KD, sedangkan satker DK/TP, UAW tidak dapat mengakses data e-rekon;
h. Kurangnya koordinasi oleh Eselon I ke UAW dalam rangka penyelesaian dan TL permasalahan satker di Provinsi.
Pembinaan SDM: a. Seringnya pergantian SDM pada satker; b. Satu SDM menangani lebih dari satu DIPA;c. Satu SDM menangani SIMAK BMN dan SAIBA;d. Peralatan olah data satker tidak dianggarkan eselon 1;e. Honor tenaga operator/verifikator yang tidak memadai;f. Jaringan internet untuk kegiatan e-rekon satker tidak
memadai;g. Jabatan fungsional yang belum terwadahi dengan baik;
Potensi Masalah Tugas dan Fungsi
UAPPA/B-W
Penganggaran: a. Penganggaran dari Biro KP yang sering dipotong
dan digunakan untuk kegiatan selain UAPPA/B-Wb. Anggaran satker tidak menyediakan untuk
kordinasi dan penyusunan laporan keuanganc. Anggaran satker tidak menyediakan untuk
peningkatan kapasitas SDMd. Anggaran satker tidak menyediaan honor yang
memadai dan peratatan olah data
Potensi Masalah Tugas dan Fungsi
UAPPA/B-W
1. Melakukan pembinaan dan sosialisasi langsung ke satker-satker yang menjadi tanggungjawabnya terkait adanya kebijakan akuntansi berbasis akrual;
2. Melakukan monitoring dan pendampingan pada satker-satker dalam penerapan laporan keuangan berbasis akrual;
3. Berkoordinasi secara intensif dengan KPPN dan KPKNL setempat serta Kanwil DJPB/DJKN terkait kebijakan akuntansi berbasis akrual;
4. Berkoordinasi dengan Eselon I lingkup Kementerian Pertanian terkait permasalahan-permasalahan LK/LBMN pada satker di Provinsi;
5. Melakukan monitoring lebih intensif atas LK satker sebelum satker tersebut melakukan upload data ke aplikasi e-rekon;
Peran BPTP selaku UAW terkait Kebijakan Akuntansi Berbasis Akrual
Temuan UAPPA/B-W Sulsel1. Temuan terkait satker inaktif;
2. Ketidakakuratan hasil verifikasi satker di bawah;
3. Aset Tetap pada BBKP Makassar belum dilakukan inventarisasi secara keseluruhan;
4. Penyetoran PNBP ke Kas Negara oleh Wilker BBKP Makassar Berlarut-larut;
5. Aset Tanah pada kebun percobaan bone-bone belum memiliki sertifikat seluas 11.437.944 m2;
6. Peralatan dan Mesin senilai Rp. 3.443.692.236 pada satker BPTP Sulsel belum diketahui keberadaannya;
7. Aset Tetap hasil pelimpahan satker inaktif pada Dinas Pertanian Provinsi Sulsel tidak dapat diyakini keberadaannya;
8. Saldo Persediaan pada Dinas TPH Prop Sulsel sebesar Rp116.315.207.397 tidak menggambarkan kondisi sebenarnya;
9. Pelaksanaan pertanggungjawaban belanja perjarluh Prop Sulsel tidak sesuai dengan manifest penerbangan garuda senilai Rp. 1.077.000.
Temuan UAPPA/B-W Jabar1. Persediaan 526 BB Pasca Panen belum memadai dan
Persediaan yang diserahkan kepada masyarakat belum dilengkapi BAST
2. Penatausahaan persediaan pada Balai Embrio Ternak Cipelang belum memadai
3. Penatausahaan PNBP pada BB Padi belum sesuai dengan PP Tarif
4. Penggunaan lahan diseminasi BB Padi oleh Koperasi belum dipungut PNBP
5. Kerjasama penelitian BB Padi belum sesuai ketentuan6. Adanya satker inaktif disetiap Provinsi yang masih membawa
aset (salah satunya permasalahan BAST aset satker inaktif Ditjen PPHP).
7. Progres dan tindak lanjut atas temuan Tim Pemeriksa BPK RI, Itjen dan BPKP yang masih belum ditindaklanjuti
Temuan BPK RI atas Persediaan Pada Laporan Keuangan TA 2015
Pencatatan dan Pelaporan Beban Persediaan yang Akan Diserahkan
Kepada Masyarakat dan beban Bantuan Sosial dalam bentuk Barang Kurang
Memadai
Neraca Persediaan Laporan Keuangan TA 2015
No Eselon I Saldo 31 Desember 2015
Belum Diserahkan
Belum Dapat Dipastikan
1 Ditjen TP 15.730.594.870 - 15.730.594.870
2 Ditjen Hortikultura 107.719002.195 - 107.719002.195
3 Ditjen Perkebunan 98.505.000 98.505.000 -
4 Ditjen Peternakan KH 4.592.600.000 - 4.592.600.000
5 Ditjen PPHP 196.911.914.119 - 196.911.914.119
6 Ditjen PSP 1.968.655.111.385 14.484.487.000 1.954.170.624.385
7 Balitbang 93.166.279.440 42.357.595.055 50.808.684.385
8 BKP 1.808.850.000 1.808.850.000
TOTAL 2.388.682.857.009 56.940.587.055 2.331.742.269.954
Neraca Persediaan Laporan KeuanganSemester I TA 2016
No Eselon I Saldo 31 Desember 2015
Saldo 30 Juni 2016
1 Sekretariat Jenderal - 3.176.671.3502 Ditjen TP 15.730.594.870 1.240.695.031.9023 Ditjen Hortikultura 107.719002.195 175.610.198.8234 Ditjen Perkebunan 98.505.000 59.881.711.0605 Ditjen Peternakan Keswan 4.592.600.000 19.624.253.3196 Ditjen PPHP 196.911.914.119 -7 Ditjen PSP 1.968.655.111.385 3.680.476.400.7108 Balitbang 93.166.279.440 105.217.729.4619 Badan SDMP 967.364.220
10 Badan Ketahanan Pangan 1.808.850.000 175.110.763.750TOTAL 2.388.682.857.009 5.460.760.124.595
Prosedur Pemindahtanganan BMN (Hibah)
Pemindahtanganan BMN (Persediaan MAK
526) mengacu pada :
• PMK 248/PMK 248/PMK.07/2010 (Kewenangan
DK/TP) BAST antara Eselon I dengan Penerima
Hibah
• PMK 111/PMK.06/2016 (Kewenangan KD/KP)
Prosedur terlampir
Prosedur Pemindahtanganan BMN PMK 111/PMK.06/2016 (KD/KP)
1. Pernyataan Bersedia Menerima Hibah2. Persetujuan Hibah3. Naskah Hibah4. Berita Acara Serah Terima5. Surat Keputusan Hibah
Permasalahan Proses Pemindahtanganan BMN
• Proses pengadaan selesai, barang secara fisik telah diserahkan kepada penerima hibah
• Proses adminsitrasi pemindahtanganan aset baru dilaksanakan :
1) Pernyataan Bersedia Menerima Hibah2) Persetujuan Hibah3) Naskah Hibah4) Berita Acara Serah Terima5) Surat Keputusan Hibah
• Sampai akhir periode laporan, proses administrasi belum selesai namun aset tersebut sudah ditangan penerima hibah
Solusi Proses Pemindahtanganan BMN
• Proses pengadaan dan proses penyerahan/ pemindahtanganan BMN/ Persediaan sudah direncanakan sejak awal DIPA
• Penyelesaian pemindahtanganan dapat diproses sebelum pengadaan selesai/barang diserahkan oleh pihak ketiga
Pemindahtanganan BMN Diproses Selaras Dengan Proses Pengadaan
• Pernyataan Bersedia Menerima Hibah
• Persetujuan Hibah
• Naskah Hibah
• Berita Acara Serah Terima
• Surat Keputusan Hibah
PRO
SES PEN
GA
DA
AN
Penyerahan Fisik
Terima Kasih