Post on 06-Feb-2018
i
PENGGUNAAN INSTRUMEN EVALUASI DENGAN KALIMAT TANYA
TINGKAT TINGGI TAKSONOMI BLOOM UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MATA
PELAJARAN SKI KELAS VIII SEMESTER SATU DI
MTs YASIN WATES KEDUNGJATI GROBOGAN
TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011.
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syaratguna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam
dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam
Oleh:
SAMULINIM: 073 111 168
FAKULTAS TARBIYAHINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG2011
ii
ABSTRAK
Samuli (NIM: 073 111 168). Penggunaan Instrumen Evaluasi Dengan KalimatTanya Tingkat Tinggi Taksonomi Bloom Untuk Meningkatkan KemampuanBerpikir Kreatif Siswa dalam Mata Pelajaran SKI Kelas VIII Semester Satu DiMTs YASIN Wates Kedungjati Grobogan Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi,Program starata 1 jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, IAINWalisongo Semarang, 2011.
Permasahan yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimanapenggunaan instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkattinggi taksonomi Bloom dalam mata pelajaran SKI kelas VIII semester satu diMTs YASIN Wates Kedungjati Grobogan tahun pelajaran 2010/2011?. 2)Bagaimana Kemampuan berpikir kreatif siswa sebelum dan sesudah penggunaaninstrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat tinggitaksonomi Bloom dalam mata pelajaran SKI kelas VIII semester satu di MTsYASIN Wates Kedungjati Grobogan tahun pelajaran 2010/2011?. 3) Sejauh manapenggunaan instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkattinggi taksonomi Bloom dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalammata pelajaran SKI kelas VIII semester satu di MTs YASIN Wates KedungjatiGrobogan tahun pelajaran 2010/2011?.
Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)yang dilaksanakan melalui prosedur pengkajian berdaur yang terdiri atas 4(empat) tahap yaitu: Perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Dilaksanakanselama 2 (dua) siklus pada siswa kelas VIII MTs YASIN Wates pada matapelajaran SKI tahun pelajaran 2010/2011. Dengan teknik pengumpulan data tesdan pengamatan/observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, Penggunaaninstrumen evaluasi dengan lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat tinggitaksonomi Bloom pada mata pelajaran SKI di kelas VIII di MTs YASIN Watestahun pelajaran 2010/2011 yaitu meliputi; membandingkan, hubungan sebabakibat, memberi alasan, menyimpulkan, mengelompokkan, menerapkan,menganalisis, sisntesis dan evaluasi. Kedua, Kemampuan berpikir kreatif siswameningkat dari semula pada tingkatan C1 hafalan dan C2 Pemahaman meningkatpada C3 aplikasi dan C4 analisis dengan menggunakan instrumen evaluasi lembarkerja kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom pada mata pelajaran SKI dikelas VIII di MTs YASIN Wates tahun pelajaran 2010/2011. Ketiga,Penggunaan Instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkattinggi taksonomi Bloom dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalammata pelajaran SKI kelas VIII Semester satu di MTs YASIN Wates tahun pelajran2010/2011. Bahwa pada siklus 1 siswa yang memperoleh nilai dibawah 70sebanyak 17 anak (43%) sedangkan siswa yang sudah mencapai tingkatketuntasan sebanyak 23 anak (57%) dan secara klasikal masih kurang 42%.Sedangkan pada siklus 2 siswa yang belum mencapai ketuntasan masih 3 anak(8%) dan sebanyak 37 anak (92%) telah mencapai tingkat ketuntasan, hal ini dapatdiartikan bahwa berdasarkan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan jikasudah mencaai 85% siswa mencapai ketuntasan maka dapat dikatakan berhasil.
iii
Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi damasukan bagi para mahasiswa, tenaga pendidik, para peneliti khususnya dalamhal penggunaan instrumen evaluasi dengan kaimat tanya tingkat tinggi taksonomiBloom.
iv
NOTA DINAS Semarang, 11 Maret 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu alaikum wr. Wb
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : PENGGUNAAN INSTRUMEN EVALUASI DENGANKALIMAT TANYA TINGKAT TINGGI TAKSONOMIBLOOM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANBERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MATA PELAJARANSKI KELAS VIII SEMESTER SATU DI MTs YASINWATES KEDUNGJATI GROBOGAN TAHUNPELAJARAN 2010 / 2011.
Nama : SAMULI
NIM : 073 111 168
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diujikan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.
Wassalamu alaikum wr. Wb
Pembimbing,
DR. H. Raharjo, M.Ed.St
v
vi
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggungawab, penulis menyatakan bahwa skripsi
ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali
informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 11 Maret 2011
Deklarator,
SamuliNIM: 073 111 168
vii
MOTTO
§NèO’ Í?ä.Ï̀BÈe@ ä.ÏNºt• yJ ¨W9 $#’ Å5 è=ó™ $$ sùŸ@ ç7 ß™Å7În/u‘Wxä9 èŒ4ßl ã• øƒs†. Ï̀B$ ygÏRqäÜ ç/Ò>#uŽŸ°ì#Î=tF øƒ’C¼ çmçRºuqø9 r&ÏmŠÏù
Öä!$ xÿϩĨ$ ¨Z=Ïj93¨b Î)’ Îûy7Ï9ºsŒZptƒUy5Qöqs)Ïj9tbrã•©3xÿtG tƒÇÏÒÈ
Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dantempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). dari perutlebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda(kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. (Qs. An-Nahl16: 69)1
1 Departemen Agama RI, AL-Qur an dan Terjemahnya, (Semarang, AL-Wa’ah, 1999), hlm. 412
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini, penulis persembahkan kepada :
1. Ayah Nurulloh dan Ibu Sukirah
2. Bapak Mertua Tamhid dan Ibu mertua Imronah
3. Istri As’adatul Muntadliroh dan anak-anakku tercinta:
a. Lilik Chayyatin Nafi’ah
b. Jauhar Fahmi Aqwa.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah swt. yang telah memberikan
rahmat, dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga mampu menyelesaikan skripsi
ini dengan baik sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan islam
pada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Shalawat serta salam penulis
haturkan pada baginda nabi agung Muhammad saw. Beserta keluarga, sahabat
dan umatnya.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis memilih judul: ”Penggunaan
Instrumen Evaluasi Dengan Kalimat Tanya Tingkat Tinggi Taksonomi Bloom
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Mata Pelajaran
SKI Kelas VIII Semester Satu di MTs YASIN Wates Kedungjati Grobogan Tahun
Pelajaran 2010/2011”. Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, peneliti
sampaikan bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan
dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. DR. H. Abdul Djamil, M.A., selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang.
2. DR. Suja’i, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang.
3. Ahmad Muthohar, M.Ag., selaku ketua Program peningkatan kualifikasi guru
S-1 bagi guru Madrasah dan RA Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
4. DR.H. Raharjo, M.Ed.St., selaku pembimbing skripsi.
5. Segenap Bapak/Ibu dosen dan karyawan pada Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang.
6. Abdul Harish, S.Pd.I Kepala MTs YASIN Wates Kec. Kedungjati yang telah
memberikan ijin penelitian ini.
7. Keluarga besar MTs/MA YASIN Wates Kecamatan Kedungjati Kabupaten
Grobogan.
8. Semua pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung yang telah
memberikan bantuan, dorongan dan semangat kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
x
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih perlu
dikembangkan, disempurnakan, karena masih banyak kekurangan. Maka dari itu
kritik dan saran dari semua pihak, sangat penulis harapkan. Semoga Allah swt.
memberi manfaat bagi kita semua. Amin.
Semarang, Maret 2011
Penulis
SamuliNIM: 073 111 168
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….…i
ABSTRAK………………………………………………………………...………ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………........…iv
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………….v
HALAMAN DEKLARASI ………………………………………………………vi
HALAMAN MOTTO ……………………………………………………….. .... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN……...…………………………………………viii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………… ix
DAFTAR ISI…………………………………………………………………. ..... xi
DAFTAR TABEL.... …………………………………………………………... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………… 1
B. Identifikasi Masalah………………………………………………… .. 3
C. Pembatasan Masalah………………………………………………… . 4
D. Perumusan Masalah ……………………………..………………… 5
E. Manfaat Penelitian ………………………………………………… 6
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Deskripsi Teori……………………………………………………… 7
1. Evaluasi ………………………………………………………… 7
a. Pengertian Evaluasi………………………………………… 7
b. Instrumen evaluasi dengan lembar kerja…………… …… 9
c. Tujuan Penggunaan pertanyaan tingkat tinggi… ………….. 10
2. Tujuan Evaluasi…………………………… ……………………10
3. Fungsi Evaluasi…. ...................................................................... 11
4. Macam-Macam Bentuk Tes evaluasi…………………………… 12
5. Alat-Alat Evaluasi ……………………………………………. 14
6. Ketrampilan Berpikir ………………………………………….. 15
xii
a. Pengertian Berpikir ………………………………………… 15
b. Berbagai Macam Cara Berpikir …………………………… 15
c. Indikator Berpikir Kreatif ………………………………….. 16
d. Tipe-Tipe Hasil Belajr Kognisi Taksonomi Bloom………… 16
e. Indikator Kalimat tanya tingkat tinggi ………………………. 21
7. Pembelajaran SKI ……………………………………………… 21
a. Pengertian Pembelajaran SKI ……………………………… 21
b. Fungsi Pembelajaran SKI ………………………………….. 24
c. Tujuan Pembelajran SKI ……………………………………. 25
d. Ruang Lingkup Pembelajaran SKI ………………………….. 27
e. Pendekata dan Metode Pembelajaran SKI ………………….. 29
f. Media Pembelajran SKI …………………………………….. 31
g. Evaluasi Mata Pelajaran SKI ……………………………….. 31
B. Kajian Penelitian yang relevan……………………………………… 33
C. Rumusan Hipotesis Tindakan…………………………………… 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian ……………………………………………………35
1. Subyek Penelitian ………………………………………………. 35
2. Waktu dan Tempat Penelitian ………………………………… 35
3. Desain Penelitian PTK …………………………………………. 36
B. Prosedur Penelitian PTK …………………………………………. 37
C. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………… 38
D. Teknik Analisis Data ………………………………………………39
E. Indikator Keberhasilan …….............................................................. 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Setting Penelitian …………………………………… 44
B. Proses Analisa Data ……………………………………………… 49
1. Hasil Penelitian Siklus 1 …………………………………… 51
2. Hasil Penelitian Siklus 2 …………………………………….. 56
C. Pembahasan dan Pengambilan Kesimpulan………………………… 62
xiii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………….66
B. Saran – saran ……………………………………………………… .. 67
C. Penutup ………………………………………………………………68
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR LAMPIRAN – LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Keadaan Siswa Madrasah Tsanawiyah YASIN ................................. 46
Tabel 4.2 Data guru MTs YASIN ....................................................................... 47
Tabel 4.3 hasil tes pada siklus 1 ........................................................................... 52
Tabel 4.4 Penilaian keaktifan dan Sikap Siswa pada siklus 1 .............................. 54
Tabel 4.5 Hasil tes pada siklus 2 ......................................................................... 58
Tabel 4.6 Penilaian keaktifan dan Sikap Siswa pada siklus 2 .............................. 59
Tabel 4.7 Penyebaran distribus frekuensi hasil tes ............................................. 63
Tabel 4.8 perbandingan hasil pngamatan siklus 1 dan siklus 2 ........................... 64
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran:
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus 1
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus 2
3. Format Pengamatan tentang Penilaian Keaktifan dan Sikap Siswa Dalam
Proses Pembelajaran di Kelas (Siklus 1)
4. Format Pengamatan tentang Penilaian Keaktifan dan Sikap Siswa Dalam
Proses Pembelajaran di Kelas (Siklus 2)
5. Format Tentang Pengamatan Kolaborator
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan yang menentukan eksistensi dan
perkembangan manusia, karena pendidikan merupakan usaha melestarikan dan
mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam segala aspek
dan jenisnya kepada generasi penerus untuk mengangkat harkat dan martabat
manusia.1
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan pengendalian
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.2
Dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional disebutkan bahwa: “Tujuan pendidikan adalah untuk berkembangnya
potensi agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.3
Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat dikategorikan menjadi tiga
bidang, yakni: bidang kognitif (penguasaan intelektual), bidang afektif
(berhubungan dengan sikap dan nilai) serta bidang psikomotor
(kemampuan/ketrampilan bertindak/berperilaku). Ketiganya tidak berdiri sendiri,
tapi merupakan satu kesatuan.4
1Hujair AH. Sanaky, Paradigma Pendidikan Islam Membangun Masyarakat MadaniIndonesia, ( Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2003), hlm. 5.
2Undang-undang RI, Nomor 20 tahun 2003, Tentang Sisdiknas, (Jakarta: CV. Mini YogyaAbadi, 2003 ), Cet.1, hlm. 5.
3 Ibid, hlm. 9.4 Nana Sudjana, Dasar–dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algesindo,2008 ), Cet: 9 hlm 49.
1
2
Kemampuan yang menimbulkan perubahan perilaku dalam domain
kognitif meliputi beberapa tingkat atau jenjang. Banyak klasifikasi dibuat para
ahli psikologi dan pendidikan, namun klasifikasi yang paling banyak digunakan
adalah yang dibuat oleh Benjamin S Bloom. Bloom membagi dan menyusun
secara hirarkhis tingkat hasil belajar kognitif mulai dari yang paling rendah dan
sederhana yaitu hafalan sampai yang paling tinggi dan kompleks yaitu evaluasi.
Makin tinggi tingkat maka makin kompleks penguasaan suatu tingkat
mempersyaratkan penguasaan tingkat sebelumnya.5
Intelegensi merupakan suatu kemampuan mental yang bersifat umum
(general ability) untuk membuat atau mengadakan analisa, memecahkan masalah,
menyesuaikan diri, dan menarik generalisasi, serta merupakan kesanggupan
berpikir seseorang. Orang yang berintelegensi tinggi akan cepat dan tepat dalam
mengadakan analisa, memecahkan masalah, dan dapat menarik suatu generalisasi
dari suatu masalah dengan tepat, serta cepat dalam melakukan sesuatu, dan
memberikan reaksi terhadap suatu stimulus6.
Intelegensi dapat diukur dengan alat–alat tes intelegensi. Dalam
melakukan tes ini seseorang disuruh melakukan suatu perbuatan (performance
test) atau menjawab sejumlah pertanyaan (verbal tes).
Sering kita mengamati guru yang mengajukan banyak pertanyaan
dalam proses pembelajarannya di dalam kelas. Pertanyaan–pertanyaan tersebut
terkadang sangat banyak sehingga terkesan bahwa guru itu sedang menguji
siswanya. Namun, apabila dicermati, jenis–jenis pertanyaan yang dilontarkan
hanya sebatas pertanyaan yang membutuhkan jawaban “ya” atau “tidak”, atau
pertanyaan yang membutuhkan hanya satu jawaban tertentu. Pertanyaan tersebut
sama sekali tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir kreatif, yaitu
kurang menuntut siswa untuk mengemukakan gagasannya sendiri.
5 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), cet. 10. Hlm. 506 Ngalim purwanto, Psikologi pendidikan, (Bandung;Remaja rosdakarya, 2007), hlm. 52
3
Jenis pertanyaan yang diajukan atau tugas yang diberikan oleh guru
sangat berpengaruh terhadap perkembangan ketrampilan berpikir siswa.
Pertanyaan/tugas tersebut bukan hanya untuk memfokuskan siswa pada kegiatan,
tetapi juga untuk menggali potensi belajar mereka. Pertanyaan atau tugas yang
memicu siswa untuk berpikir analitis, evaluatif, dan kreatif dapat melatih siswa
untuk menjadi pemikir yang kritis dan kreatif7.
Di MTs YASIN Wates masih banyak dijumpai guru dalam membuat
pertanyaan, cenderung tidak menggali potensi siswa dalam menjawab pertanyaan
tersebut, pertanyaan yang dibuat hanya mengacu pada menghafal, mengingat,
mendefinisikan saja. Hal ini dapat dilihat pada instrumen tes yang digunakan oleh
guru pada waktu ulangan harian dan mid semester. Sehingga instrumen tes yang
dibuat oleh guru akan berdampak pada kemampuan berpikir siswa yang hanya
berfokus pada hafalan tentang pengertian saja dan lebih cenderung sesuai dengan
apa yang ada dibuku, tidak mengembangkan kemampuan kognisi siswa sampai
pada tingkat berpikir analisis.
Kondisi di atas menarik perhatian penulis untuk melakukan tindakan
penelitian kelas (classroom action research) dengan judul “Penggunaan
Instrumen Evaluasi Dengan Kalimat Tanya Tingkat Tinggi Taksonomi Bloom
Untuk Meningkatkan Ketrampilan Berpikir Kreatif Siswa Dalam Mata Pelajaran
SKI Kelas VIII Semester Satu Di Mts Yasin Wates Kedungjati Grobogan Tahun
Pelajaran 2010/2011”
B. Identifikasi Masalah
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas pada kelas VIII MTs
YASIN Wates Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan tahun pelajaran
2009/2010 tentang Penggunaan Instrumen Evaluasi dengan Lembar Kerja
Kalimat Tanya Tingkat Tinggi Taksonomi Bloom Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir krewatif Siswa . Adapun identifikasi masalah adalah :
7 Handout, Desentralized Basic Education(DBE),
4
1. Instrumen Evaluasi dengan Lembar Kerja Kalimat Tanya Tingkat Tinggi
Taksonomi Bloom Pada Siswa Kelas VIII MTs YASIN Wates Kedungjati
Grobogan tidak menggunakan kalimat tanya tingkat tinggi .
2. Kemampuan Berfikir Kreatif siswa kelas VIII MTs MTs YASIN Wates
Kedungjati Grobogan masih sederhana.
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari kemungkinan kesalahan penafsiran dengan maksud
utama penulis, maka perlu dijelaskan beberapa batasan yang dianggap penting,
antara lain:
1. Instrumen Evaluasi:
Instrumen adalah alat yang dipakai untuk mengerjgakan sesuatu; sarana
penelitian (berupa seperangkat tes dan sebagainya) untuk memperoleh data
sebagai bahan pengolahan.8sedangkan Evaluasi adalah penilaian9. Jadi, yang
dimaksud dengan instrument evaluasi disini adalah alat yang dipakai untuk
melakukan penilaian yang berupa seperangkat tes. Dalam hal ini yang
dimaksud dengan instrument evaluasi adalah Lembar Kerja (LK) yang disusun
oleh guru di MTs YASIN Wates kelas VIII tahun pelajaran 2009/2010.
2. Kalimat tanya tingkat tinggi: pertanyaan atau tugas yang memicu siswa untuk
berpikir analitis, evaluatif, dan kreatif yang dapat melatih siswa untuk menjadi
pemikir yang kritis dan kreatif. Kalimat Tanya tersebut dituangkan dalam
bentuk Lembar Kerja (LK)10.
3. Taksonomi Bloom:
Taksonomi berasal dari bahasa Yunani tassein berarti untuk mengklasifikasi
dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi berarti klasifikasi berhirarkhi dari
sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak,
benda diam, tempat, dan kejadian-kejadian sampai pada kemampuan berpikir
8 Trisno Yuwono-Pius Abdullah, Kamus Lengkap bahasa Indonesia Praktis, (Surabaya:Arkola,2004) hlm. 195
9 Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), cet. 7, hlm.610 Handout, Desentralized Basic Education(DBE)
5
dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi11. Taksonomi
Bloom yang dimaksud oleh penulis disini adalah yang berkaitan dengan
konsep tingkatan dalam berpikir. Tingkatan berpikir yang dipakai oleh guru
dalam menyusun pertanyaan atau tugas yang akan diberikan kepada siswa
yang meliputi; mengkreasi, mengevaluasi, menganalisis, menerapkan,
memahami, dan mengingat.
4. Ketrampilan berpikir kreatif: ketrampilan untuk mengembangkan kemampuan
siswa untuk menciptakan hal-hal baru (gagasan/ide, informasi, produk, cara
pandang) dengan menggunakan pengetahuan yang telah mereka pelajari
sebelumnya12. Dalam hal ini adalah ketrampilan berfikir kreatif siswa di MTs
YASIN Wates.
D. Perumusan Masalah
1. Bagaimana penggunaan instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat
tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom dalam mata pelajaran SKI kelas VIII
semester satu di MTs YASIN Wates Kedungjati Grobogan tahun pelajaran
2010/2011?.
2. Bagaimana kemampuan berpikir kreatif siswa sebelum dan sesudah
penggunaan instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya
tingkat tinggi taksonomi Bloom dalam mata pelajaran SKI kelas VIII semester
satu di MTs YASIN Wates Kedungjati Grobogan tahun pelajaran 2010/2011?.
3. Sejauh mana penggunaan instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan
kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom dapat meningkatkan
kemampuan berpikir siswa dalam mata pelajaran SKI kelas VIII semester satu
di MTs YASIN Wates Kedungjati Grobogan tahun pelajaran 2010/2011?.
11 Wikipedia. (http://en.wikipedia.org/wiki/Bloom%27s_Taxonomy).12 Handout, Desentralized Basic Education(DBE)
6
E. Manfaat Penelitian
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini, yaitu
diharapkan hasil penelitian ini memberikan manfaat yang positif, antara lain :
1. Manfaat Teoritis, yaitu hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan
tambahan pengembangan pendidikan utamanya dalam penyusunan dan
pembuatan instrumen evaluasi dengan kalimat tanya tingkat tinggi dalam
rangka meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
2. Manfaat Praktis, yaitu diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan
manfaat yang positif, baik bagi guru maupun kepala madrasah, dalam upaya
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
a. Bagi Siswa, yaitu diharapkan hasil penelitian ini menjadi bahan bacaan yang
berguna bagi siswa, khususnya dalam upaya meningkatkan kemampuan
berpikir/kognisinya melalui instrumen eavaluasi.
b. Bagi Peneliti, yaitu hasil penelitian ini diharapkan lebih memotivasi peneliti
sendiri untuk lebih giat dan terus mengembangkan kemampuan diri dalam
melakukan penelitian tentang penggunaan instrumen evaluasi dengan
kalimat tanya tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom pada mata pelajaran
SKI di kelas VIII.
7
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. LANDASAN TEORI
1. Evaluasi
a. Pengertian Evaluasi
Menurut Purwanto evaluasi adalah pengambilan keputusan
berdasarkan hasil pengukuran dan standar kriteria.1 Sedangkan menurut
Suharsimi Arikunto, pengertian evaluasi diartikan sebagai berikut, suatu
kegiatan yang dilakukan melalui kegiatan mengukur dan menilai. Di dalam
istilah asingnya, pengukuran adalah measurement, sedang penilaian adalah
evaluation. Jadi, Evaluasi adalah suatu kegiatan menilai yang dilakukan
dengan mengukur terlebih dahulu.2 Dari kata evaluation inilah diperoleh
kata Indonesia evaluasi yang berarti menilai.
Dari pengertian tersebut evaluasi adalah suatu proses
merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat
diperlukan utuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Sesuai dengan
pengertian tersebut maka setiap kegiatan evaluasi atau penilaian merupakan
suatu proses yang sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau
data; berdasarkan data tersebut kemudian dicoba membuat suatu
keputusan.
Dalam hubungan dengan kegiatan pengajaran. Norman E.
Grounlound sebagaimana dikutip oleh Ngalim Purwanto pengertian
evaluasi sebagai berikut: ”Evaluation...a systematic process of determining
the extent to wich instructional objectives are achived by pupil”. (Evaluasi
adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat
1 Purwanto, Op.cit., hlm. 12 Suharsimi arikunto, Dasar – dasar evaluasi pendidikan, (Jakarta;Bumi aksara, 2001) hlm.3
7
8
keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh
siswa)3.
Dengan kata-kata yang berbeda, tetapi mengandung pegertian yang
hampir sama, Wrightstone dan kawan-kawan mengemukakan rumusan
evaluasi pendidikan sebagai berikut: ”Educational evaluation is the
estimation of the growth and progress of pupils to ward objectives or
values in the curriculum”.(Evaluasi pendidikan ialah penaksiran terhadap
pertumbuhan dan kemajuan siswa ke arah tujuan-tujuan atau nilai-nilai
yang telah ditetapkan di dalam kurikulum.)
Dari rumusan-rumusan tersebut di atas sedikitnya ada tiga aspek
yang perlu diperhatikan untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan
evaluasi, khususnya evaluasi pengajaran, yaitu:4
1) Kegiatan evaluasi merupakan proses yang sistematis. Ini berarti bahwa
evaluasi (dalam pengajaran) merupakan kegiatan yang terencana dan
dilakukan secara berkesinambungan. Evaluasi bukan hanya merupakan
kegiatan akhir atau penutup dari suatu program tertentu, melainkan
merupakan kegiatan yang dilakukan pada permulaan, selama program
berlangsung, dan pada akhir program setelah program itu dianggap
selesai. Yang dimaksud program disini adalah program satuan pelajaran
yang akan dilaksanakan dalam satu pertemuan atau lebih, program catur
wulan ataupun program semester.
2) Di dalam kegiatan evaluasi diperlukan berbagai informasi atau data
yang menyangkut obyek yang sedang dievaluasi. Dalam kegiatan
pengajaran, data yang dimaksud berupa perilaku atau penampilan siswa
selama mengikuti pelajaran, hasil ulangan atau tugas-tugas pekerjaan
rumah, nilai ujian akhir semester dan sebagainya. Berdasarkan data
3 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: RemajaRosda karya,2000),cet. 10. hlm. 3
4 ibid
9
itulah selanjutnya diambil suatu keputusan sesuai dengan maksud dan
tujuan evaluasi yang sedang dilaksanakan. Perlu dikemukakan di sini
bahwa ketepatan keputusan hasil evaluasi sangat bergantung kepada
kesahihan dan obyektivitas data yang digunakan dalam pengambilan
keputusan.
3) Setiap kegiatan evaluasi-khususnya evaluasi pengajaran-tidak dapat
dilepaskan dari tujuan-tujuan pengajaran yang hendak dicapai. Tanpa
menentukan atau merumuskan tujuan-tujuan terlebih dulu, tidak
mungkin menilai sejauh mana pencapaian hasil belajar siswa. Hal ini
adalah karena setiap kegiatan penilaian memerlukan suatu kriteria
tertentu sebagai acuan dalam menentukan batas ketercapaian objek yang
dinilai. Adapun tujuan pengajaran merupakan kriteria pokok dalam
penilaian.5
b. Instrumen evaluasi dengan lembar kerja
Pada penggunaan lembar kerja (LK) perlu memperhatikan ciri dan
komponen–komponen yang terdapat pada LK tersebut :
1) Dalam soal ada Informasi atau permasalahan yang menginspirasi siswa
untuk berpikir. Perlu diperhatikan ketika di dalam LK tersebut
informasinya terlalu sedikit maka akan membuat siswa tidak berdaya,
sebaliknya jika informasinya terlalu banyak maka akan membatasi
kreatifitas siswa.
2) Di dalam LK tersebut memunculkan pertanyaan atau perintah yang; 1)
menyelidiki, 2) menemukan, 3) memecahkan masalah dan 4)
mengkreasi.
5 Ibid, hlm. 4
10
c. Tujuan penggunan pertanyaan tingkat tinggi :
1) Mengembangkan kemampuan siswa untuk menciptakan hal–hal baru
(gagasan/ide, produk, cara pandang) dengan menggunakan pengetahuan
yang telah mereka pelajari sebelumnya.
2) Mengembangkan kemampuan siswa untuk membuat keputusan
berdasarkan refleksi/perenungan, kritik, dan penilaian yang
sungguh-sungguh dari siswa sendiri.6
2. Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi pendidikan ialah untuk mendapat data pembuktian yang
akan menunjukkan sampai di mana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa
dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler. Disamping itu, juga dapat digunakan
oleh guru-guru dan para pengawas pendidikan untuk mengukur atau menilai
sampai dimana keefektifan pengalaman-pengalaman mengajar, kegiatan-kegiatan
belajar, dan metode-metode mengajar yang digunakan7.
3. Fungsi Evaluasi
Secara lebih rinci, fungsi evaluasi dalam pendidikan dan pengajaran
menurut Ngalim Purwanto dapat dikelompokkan menjadi empat fungsi, yatu8:
a. Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta kberhasilan siswa
setelah megalami atau melakukan kegiatan beljar selama jangka waktu
tertentu. Hasil evaluasi yang diperoleh itu selanjutnya dapat digunakan untuk
memperbaiki cara belajar siswa (fungsi formatif) dan atau untuk mengisi
raport atau Surat tanda tamat belajar, yang berarti pula untuk menentukan
kenaikan kelas atau lulus atau tidaknya seorang siswa dari suatu lembaga
pendidikan tertentu (fungsi sumatif).
b. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran. Pengajaran
sebagai suatu sistem terdiri atas beberapa komponen yang saling berkaitan sau
6 Handout DBE7 Daryanto, Op.Cit.,hlm. 68 Ngalim Purwanto, Op.cit., hlm. 5
11
sama lain. Komponen-komponen dimaksud antara lain adalah tujuan, materi
atau bahan pengajaran, metode dan kegiatan belajar mengajar, alat dan sumber
pelajaran, dan prosedur serta evaluasi.
c. Untuk keperluan Bimbingan dan Konseling (BK). Hasil-hasil evaluasi yang
telah dilaksanakan oleh guru terhadap siswanya dapat dijadikan sumber
informasi atau data bagi pelayanan BK oleh para konselor sekolah atau guru
pembimbing lainnya seperti antara lain:
1) Untuk membuat diagnosis mengenai kelemahan-kelemahan dan kekuatan
atau kemampuan siswa.
2) Untuk mengetahui dalam hal-hal apa seseorang atau sekelompok siswa
memerlukan pelayanan remedial.
3) Sebagai dasar dalam menangani kasus-kasus tertentu di antara siswa.
4) Sebagai acuan dalam melayani kebuthan-kebutuhan siswa dalam rangka
bimbingan karier.
d. Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang
besangkutan. Sedangkan dengan bahasa yang lebih ringkas, Suharsimi
Arikunto menjelaskan fungsi evaluasi/penilaian, sebagai berikut:9
1) Penilaian berfungsi selektif
Dengan cara mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk
mengadakan seleksi atau penilaian terhadap siswanya.
2) Penilaian berfungsi diagnostik
Apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi
persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui
kelemahan siswa. Disamping itu diketahui pula sebab musabab kelemahan
itu. Dengan diketahuinya sebab-sebab kelemahan ini, akan lebih mudah
dicari cara untuk mengatasi.
9 Suharsimi Arikunto, Op.cit, hlm 10
12
3) Penilaian berfungsi sebagai penempatan
Setiap siswa sejak lahirnya telah membawa bakat sendiri-sendiri sehingga
pelajaran kan lebih efektif apabila disesuaikan dengan pembawaan yang
ada. Akan tetapi disebabkan karena keterbatasan sarana dan tenaga,
pendidikan, yang bersifat individual kadang-kadang sukar sekali
dilaksanakan. Pendekatan yang lebih bersifat melayani perbedaan
kemampuan, adalah pengajaran secara kelompok. Untuk dapat menentukan
dengan pasti di kelompok mana seorang siswa harus ditempatkan,
digunakan suatu penilaian.
4) Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan
Fungsi keempat dari penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh
mana suatu program berhasil diterapkan. Maka ditentukan oleh beberapa
faktor yaitu faktor guru, metode mengajar, kurikulum, sarana dan sistem
administrasi.
4. Macam-macam bentuk tes
Yang dmaksud dengan tes hasil belajar atau achievement test ialah tes
yang dipergunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan oleh
guru kepada murid-muridnya, atau oleh dosen kepada mahasiswa, dalam jangka
waktu tertentu.
Di dalam pendidikan terdapat bermacam-macam alat penilaian yang dapat
dipergunakan untuk menilai proses dan hasil pendidikan yang telah dilakukan
terhadap anak didik.
Seperti dikemukakan oleh Ngalim Purwanto dalam bukunya, Evaluation
in Modern Education, Wrightstone menggolongkan macam-macam alat evaluasi
itu menjadi sembilan pokok, yaitu10:
a. Short answer test
b. Essay and oral Examinations
10 Ngalim Purwanto, Op.Cit, hlm. 65
13
c. Observation and Anecdotal Records
d. Questionaries, Inventories and Interviews.
e. Checklist and Rating Scales
f. Personal Report and Projective Techniques
g. Sociometric Methods
h. Case Studies
i. Cumulative Record
Untuk melaksanakan evaluasi hasil mengajar dan belajar itu, seorang guru
dapat menggunakan dua macam tes, yakni tes yang telah distandarkan
(standarized test) dan tes buatan guru sendiri (teacher-made test).
Yang dimaksud dengan standarized test ialah tes yang telah mengalami
proses standarisasi, yakni proses validasi dan keandalan (reliability) sehingga tes
tersebut benar-benar valid dan andal untuk suatu tujuan dan bagi suatu kelompok
tertentu.
Suatu tes disebut andal (dapat dipercaya) jika tes tersebut menunjukkan
ketelitian dalam pengukuran. Ketelitian itu berlaku untuk setiap orang yang
diukur dengan tes yang sama. Dengan kata lain, keadaan suatu tes dapat
ditentukan dengan menggunakan tes yang sama pada kelompok murid yang sama
dalam kondisi yang sama. Jika tes itu andal, maka skor hasil tes yang dibuat
murid itu tetap sama.
Adapun perbedaan tes standar dengan tes buatan guru adalah sebagai
berikut:
a. Standarized achievement test
1) Didasarkan atas isi dan tujuan-tujuan umum bagi sekolah-sekolah (yang
sejenis) di seluruh negara atau daerah.
2) Berhubungan dengan bagian-bagian yang luas dari pengetahuan,
kecakapan, atau ketramplan, biasanya dengan hanya sejumlah item yang
diperlukan untuk mengukur suatu skill atau topik tertentu.
14
3) Dikembangkan dengan bantuan penulis-penukis profesional, para ahli
mereview, dan editor-editor soal tes.
4) Menggunakan item-item yang telah di-try out-kan, dianalisis, dan
direvisi sebelum menjadi bagian dari tes itu.
5) Memiliki keadaan yang tinggi.
6) Memiliki ukuran-ukuran (norms) untuk bermacam-macam kelompok
yang secara luas mewakili performance seluruh negara atau daerah.
b. Teacher–made test
1) Berdasarkan isi dan tujuan-tujuan khusus untuk kelas atau sekolah di
tempat guru itu mengajar.
2) Dapat menyangkut topik, kecakapan, atau ketrampilan khusus dan
tertentu, tetapi dapat juga menyangkut bagian-bagian yang lebih luas
dari pengetahuan dan ketrampilan.
3) Biasanya dikembangkan oleh seorang guru dengan sedikit atau tanpa
bantuan dari luar.
4) Menggunakan item-item yang jarang atau tidak pernah di-try out-kan,
dianalisis, atau direvisi sebelum menjadi bagian dari tes tersebut.
5) Memiliki keandalan yang rendah atau sedang saja.
6) Biasanya terbatas pada suatu kelas atau sekolah sebagai kelompok
pemakainya.
5. Alat – alat evaluasi :
a. Teknik non tes, yang meliputi:
1) Skala bertingkat (rating scale)
2) Kuesioner( questionair)
3) Daftar cocok (check list)
4) Wawancara ( interview)
5) Pengamatan (observation)
6) Riwayat hidup.
15
b. Teknik Tes, yang meliputi:
1) Tes diagnostik
2) Tes formatif
3) Tes sumatif
6. Ketrampilan Berpikir
a. Pengertian Berpikir
Berpikir adalah satu keaktipan pribadi manusia yang mengakibatkan
penemuan yang terarah kepada satu tujuan. Kita berpikir untuk menemukan
pemahaman/pengertian yang kita kehendaki.11
Orang berpikir menggunakan pikirannya. Cepat tidaknya dan
terpecahkan atau tidaknya suatu masalah tergantung kepada kemampuan
intelegensiya. Intelegensi dapat diilustrasikan dengan kemampuan memahami
sesuatu, makin tinggi intelegensi seseorang, maka makin cepat ia memahami
sesuatu yang dihadapi, problem dirinya sendiri, dan problem lingkungannya.12
b. Berbagai macam cara berpikir
1) Berpikir induktif
Berpikir induktif ialah suatu proses dalam berpikir yang berlangsung dari
khusus menuju kepada yang umum. Orang mencari ciri–ciri atau sifat–sifat
yang tertentu dari berbagai fenomena, kemudian menarik kesimpulan–
kesimpulan bahwa ciri–ciri/sifat–sifat itu terdapat pada semua jenis
fenomena tersebut.
2) Berpikir Deduktif
Berpikir deduktif prosesnya berlangsung dari yang umum menuju kepada
yang khusus. Dalam cara berpikir ini, orang bertolak dari suatu teori ataupun
prinsip atau kesimpulan yang dianggapnya benar dan sudah bersifat umum.
11 Edmund Bachman, Metode Belajar Berpikir Kritis dan Inovatif, (Jakarta: PrestasiPustakaraya, 2005), hlm 82
12 Mustaqim, Psikologi pedidikan, Fak. Tarbiyah Semarang, T.t, T.p
16
Kemudian, ia menerapkannya kepada fenomena-fenomena yang khusus,
dan mengambil kesimpulan khusus yang berlaku bagi fenomena tersebut.
3) Berpikir Analogis
Berpikir analogis ialah berpikir dengan jalan menyamakan atau
memperbandingkan fenomena–fenomena yang biasa/pernah dialami. Di
dalam cara berpikir ini, orang beranggapan bahwa kebenaran dari
fenomena–fenomena yang pernah dialaminya berlaku pula bagi fenomena
yang dihadapi sekarang.
c. Indikator Berpikir Kreatif
Indikator adalah alat untuk mengukur dan sebagai petunjuk, alat
untuk mendeteksi (memberikan keterangan).13 Dalam penelitian ini penulis
menentukan indikator berpikir kreatif sebagaimana yang diungkapkan oleh
Munandar dan dikutip oleh eko13.wordpress.com adalah sebagai berikut: 1)
Dorongan ingin tahu besar, 2) Sering mengajukan pertanyaan yang baik, 3)
Memberikan banyak gagasan atau usul terhadap suatu masalah, 4) Bebas dalam
menyatakan pendapat 5) Mempunyai rasa keindahan. 6) Menonjol dalam salah
satu bidang seni. 7) Mempunyai pendapat sendiri dan dapat
mengungkapkannya, tidak mudah terpengaruh oleh orang lain. 8) Daya
imajinasi kuat. 9) Keaslian (orisinalitas) tinggi (tampak dalam ungkapan
gagasan, karangan, dan sebagainya; dalam pemecahan masalah menggunakan
cara-cara orisinal, yang jarang diperlihatkan anak-anak lain) 10). Dapat bekerja
sendiri. 11) Senang mencoba hal-hal baru. 12) Kemampuan mengembangkan
atau memerinci suatu gagasan (kemampuan elaborasi)
d. Tipe-tipe Hasil Belajar Kognisi taksonomi Bloom
Dalam menyusun tes perlu diperhatikan tipe hasil belajar atau tingkat
kemampuan berpikir mana saja yang akan diukur atau dinilai. Untuk
menentukan tipe hasil belajar atau tingkat kemampuan berpikir mana saja
13 Novianto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Solo: Bringin 55, 2000), hlm. 230
17
yang akan dinilai, penyusunan tes dapat berpedoman kepada tujuan atau
kompetensi dasar dan standar kompetensi yang akan dinilai atau kepada
tujuan evaluasi itu sendiri.
Bloom membagi tingkat kemamuan atau tipe hasil belajar yang
termasuk aspek kognitif menjadi enam, yaitu pegetahuan hafalan, pemahaman
atau komprehensi, penerapan aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.14
1) Yang dimaksud dengan pegetahuan hafalan atau yang dikatakan Bloom
dengan istilah knowledge ialah tingkat kemampuan yang hanya meminta
responden atau testee untuk mengenal atau mengetahui adanya konsep,
fakta, atau istilah-istilah tanpa harus mengerti, atau dapat menilai, atau
dapat menggunakannya. Dalam hal ini testee biasanya hanya dituntut untuk
menyebutkan kembali (recall) atau menghafal saja. Perlu kiranya
dikemukakan di sini bahwa, dilihat dari segi bentuknya, tipe tes yang
paling anyak dipakai untuk mengungkap pengetahuan hafalan adalah tipe
melengkapi (completetion type), tipe isian (fill-in), dan tipe dua pilihan
(true-false).
2) Yang dimaksud dengan pemahaman adalah tingkat kemampuan yang
mengharapka testee mampu memahami arti atau konsep, situasi, serta fakta
yang diketahuinya. Dalam hal ini testee tidak hanya hafal secara verbalistis,
tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang
ditanyakan.pengetahuan komprehensi dapat dibedakan dalam tiga
tingkatan, yaitu:
a) Pengetahuan komprehensi terjemahan seperti dapat mejelaskan arti
Bhinneka tunggal ika dan dapat menjelaskan fungsi hijau daun bagi
suatu tanaman.
14http://educate.intel.com/id/ProjectDesign/ThinkingSkills/ThinkingFrameworks/Bloom_Taxonomy.htm
18
b) Pengetahuan komprehensi penafsiran seperti dapat menghubungka
bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya.
c) Pengetahuan komprehensi ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi seseorang
diharapkan mampu melihat di balik yang tertulis, atau dapat membuat
ramalan tentang konsekuensi sesuatu, atau dapat memperluas
persepsinya dalam arti waktu, dimensi, kasus, atau masalahnya.
Kata kerja operasional yag biasa dipakai, diantaranya: membedakan,
mengubah, mempersiapkan, menyajikan, megatur, menginerpretasikan,
menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi contoh, memperkirakan,
menentukan, mengambil kesimpulan.
3) Kemampuan berpikir yang ketiga adalah aplikasi atau penerapan. Dalam
tingat aplikasi, testee atau responden dituntut kemampuannya untuk
menerapkan atau menggunakan apa yang telah diketahuinya dalam situasi
yang baru baginya. Dengan kata lain, aplikasi adalah penggunaan abstraksi
pada situasi kongkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut dapat berupa
ide, teori, atau petunjuk teknis. Kata kerja operasional penguasaan aplikasi
antara lain: menggunakan, menerapkan, menggeneralisasikan,
menghubungkan, memilih, mngembangkan, mengorganisasi, menyususn,
mengklarifikasikan, mengubah struktur.
4) Tingkat kemampuan analisis, yaitu tingkat kemampuan testee untuk
menganalisis atau menguraikan suatu integritas atau suatu situasi tertentu
ke dalam komponen-komponen atau unsur-unsur pembentuknya. Pada
tingkat analisis testee diharapkan dapat memahami dan sekaligus dapat
memilah-milahnya menjadi bagian-bagian. Hal ini dapat berupa
kemampuan untuk memahami dan menguraikan bagaimana proses
terjadinya sesuatu, cara bekerjanya sesuatu, atau mungkin juga
sistematikanya. Kata kerja operasional jenjang analisis, antara lain:
membedakan, menemukan, mengklasifikasikan, mengategorikan,
menganalisis, membandingkan, mengadakan pemisahan.
19
5) Tipe hasil belajar yang kelima adala tingkat kemampuan sintesis. Yang
dimaksud dengan sintesis ialah penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian
ke dalam suatu bentuk yang menyeluruh. Dengan kemampuan sintesis
seseorang dituntut untuk dapat menemukan hubungan kausal atau urutan
tertentu, atau menemukan asbstraksinya yang berupa integritas. Tanpa
kemampuan sintesis yang tinggi, seseorang akan hanya melihat unit-unit
atau bagian-bagian secara terpisah tanpa arti. Berpikir sintesis merupakan
salah satu terminal untuk menjadikan orang lebih kreatif. Dan berpikir
kreatif ini merupakan salah satu hasil yang dicapai dalam pendidikan. Kata
kerja operasional yang digunakan antara lain; menghubungkan,
menghasilkan, mengkhususkan, mengembangkan, menggabungkan,
mengorganisasi, mensintesis, mengklasifikasikan, menyimpulkan.
6) Tipe hasil belajar kognitif yang terakhir adalah evaluasi. Dengan
kemampuan evaluasi, testee diminta untuk memuat suatu penilaian tentang
suatu pernyataan, konsep, situasi, dsb. Berdasarkan suatu kriteria tertentu.
Kegiatan penilaian dapat dilihat dari segi tujuannya, gagasannya, cara
bekerjanya, cara pemecahannya, metodenya, materinya, atau lainnya.
Bentuk evaluasi berdasarkan kriteria internal dapat berua mengukur
probabilitas suatu kejadian; menerapkan kriteria tertentu pada hasil suatu
karya; mengenal ketepatan, kesempurnaan dan relevansi data; membedakan
valid tidaknya generalisasi, argumentasi, dan semacamnya; mengetahui
adanya pengulangan yang tidak perlu. Kata kerja operasional yang
digunakan diantaranya; Menafsirkan, menilai, menentukan,
mempetimbangkan, membandingkan, melakukan, memutuskan,
mengargumentasikan, menaksir.
Secara lebih ringkas tingkatan berpikir taksonomi Bloom
tersebut yang dapat dapat dipakai guru dalam menyusun pertanyaan atau
tugas yang akan diberikan kepada siswa. Berikut adalah tingkatan
berpikir Bloom:
20
1) Mengkreasi: menghasilkan ide–ide baru, produk, atau cara memandang
terhadap sesuatu.
kegiatan: mendisain, membangun, merencanakan, menemukan.
2) Mengevaluasi; menilai suatu keputusan atau tindakan, kemampuan
kognitif yang berhubungan dengan kemampuan dalam menilai dan
membuat keputusan terhadap situasi yang di hadapi.15
Kegiatan: memeriksa, membuat hipotesa, mengkritik, bereksperimen,
memberi penilaian.
3) Menganalisis; memecah sebuah entitas ke dalam elemen–elemen
konstituennya16. Mengolah informasi untuk memahami sesuatu dan
mencari hubungan, atau kemampuan menguraikan sebuah konsep dan
menjelaskan saling keterkaitan komponen–komponen yang terdapat di
dalamnya.
Kegiatan: membandingkan, mengorganisasi, menata ulang, mengajukan
pertanyaan, menemukan.
4) Menerapkan/aplikasi; menggunakan informasi dalam situasi lain yang
terkait dengan kemampuan dalam menerapkan prinsip dan aturan yang
telah di pelajari sebelumnya.
Kegiatan : menerapkan, melaksanakan, menggunakan, melakukan.
5) Memahami; merupakan kemampuan dalam menjelaskan dan
mengartikan suatu konsep.
Kegiatan: menginterpretasi, menerangkan, mengelompokkan,
menerangkan.
6) Mengingat; kemampuan dalam mengidentifikasi dan menyebutkan
informasi dan data faktual.
Kegiatan: mengenali, membuat daftar, menggambarkan, menyebutkan.
15 Beny Pribadi, Model desain sistem pembeajaran, (Jakarta: Dian rakyat, 2009) hlm. 1616 John Adari, Berpikir kreatif, berpikir sukses, (Yogyakarta : Rumpun, 2009) hlm. 72
21
e. Indikator Kalimat Tanya tingkat tinggi
Untuk mempermudah dalam memahami tentang penggunaan kalimat
tanya tingkat tinggi, maka dalam penelitian ini ditentukan indikator kalimat
tanya tingkat tinggi, yaitu: 1) Kalimat tanya yang mengukur tentang
kemampuan analisis (C4), dengan kata kerja operasional yang dipakai
adalah; membedakan, menemukan, mengklasifikasikan, mengategorikan,
menganalisis, membandingkan, dan mengadakan pemisahan. 2) kalimat
tanya yang mengukur tingkat kemampuan sintesis (C5), dengan kata kerja
operasional yang digunakan meliputi; menghubungkan, menghasilkan,
mengkhususkan, mengembangkan, menggabungkan, mengorganisasi,
mensintesis, mengklasifikasi dan menyimpulkan.
7. Pembelajaran SKI
a. Pengertian Pembelajaran SKI
Pembelajaran atau ungkapan yang lebih dikenal sebelumnya
“pengajaran” adalah upaya untuk membelajarkan siswa.17Oemar Hamalik
menuturkan bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun
meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur
yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.18 Pembelajaran yang
efektif menurut M. Sobry Sutikno adalah suatu pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah,
menyenangkan dan dapat tercapai tujuan pembelajaran sesuai dengan
harapan.19Pembelajaran menurut Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid
dalam kitabnya “At-Tarbiyah wa al-Turuku al-Tadris” adalah :
17 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama IslamDi Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2002), hlm. 183.
18 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 5719 M. Sobry Sutikno, Pembelajaran Efektif: Apa dan bagaimana mengupayakannya?,
(Mataram: NTP Press, 2005), hlm. 37
22
,
.
Ungkapan tersebut dapat diartikan sebagai berikut; Adapun
pembelajaran itu terbatas pada pengetahuan dari seorang guru kepada murid.
Pengetahuan itu yang tidak hanya terfokus pada pengetahuan normatif saja
namun pengetahuan yang memberi dampak pada sikap dan dapat membekali
kehidupan dan akhlaknya.
Dalam buku Educational Psychology dinyatakan bahwa learning is
an active process that needs to be stimulated and guided toward desirable
outcomes.21 (Pembelajaran adalah proses aktif yang membutuhkan
rangsangan dan tuntunan untuk menghasilkan hasil yang diharapkan). Dan
pada dasarnya pembelajaran merupakan interaksi antara guru dan peserta
didik, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
Proses pembelajaran harus diupayakan dan selalu terikat dengan
tujuan (goal based). Oleh karenanya, segala interaksi, metode dan kondisi
pembelajaran harus direncanakan dan mengacu pada tujuan pembelajaran
yang dikehendaki.
Menurut E. Mulyasa bahwa proses pembelajaran pada hakekatnya
merupakan proses interaksi para peserta didik dengan lingkungannya
sehingga terjadi perubahan perilaku yang baik. Dalam interaksi tersebut
banyak diketahui oleh faktor internal yang dipengaruhi oleh diri sendiri
maupun faktor eksternal yang berasal dari lingkungan pembelajaran, tugas
20 Sholih Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid, At-Tarbiyah wa Turuku At-Tadris,(Mesir: Darul Ma’arif, 1968), Juz I, hlm. 61.
21 Lester D. Crow and Alice Crow, Educational Psychology, (New York: American BookCompany, 1958), hlm. 225.
23
seorang guru yang utama adalah mengkondisikan lingkungan agar
menunjang perubahan perilaku peserta didik.22
Sebagai salah satu mata pelajaran yang mengandung muatan ajaran
Islam dan tatanan nilai kehidupan Islami, pembelajaran SKI perlu
diupayakan melalui perencanaan yang baik agar dapat mempengaruhi
pilihan, putusan dan pengembangan kehidupan peserta didik. Ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran SKI yaitu :23
1) Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan
bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang dilakukan secara
berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.
2) Peserta didik disiapkan untuk mencapai tujuan, dalam arti dibimbing,
diajari atau dilatih dalam meningkatkan keyakinan, pemahaman,
penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama Islam.
3) Pendidik melakukan kegiatan bimbingan dan latihan secara sadar
terhadap peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam.
4) Kegiatan pembelajaran PAI diarahkan untuk meningkatkan keyakinan,
pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran Islam peserta didik.
Pembelajaran terkait dengan bagaimana membelajarkan siswa atau
bagaimana membuat siswa dapat belajar dengan mudah dan dorongan oleh
kemauannya sendiri untuk mempelajari apa yang teraktualisasikan dalam
kurikulum sebagai kebutuhan peserta didik. Oleh karena itu pembelajaran
berupaya menjabarkan nilai-nilai yang terkandung dalam kurikulum dengan
menganalisa tujuan pembelajaran dan karakteristik isi bidang studi
pendidikan agama yang terkandung dalam kurikulum. Selanjutnya dilakukan
kegiatan untuk memilih, menetapkan dan mengembangkan cara-cara
(strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
22 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,2004), hlm. 100.
23 Muhaimin, et. al. Op. Cit., hlm. 76.
24
ditetapkan sesuai dengan kondisi yang ada agar kurikulum dapat
diaktualisasikan dalam proses pembelajaran sehingga belajar terwujud dalam
peserta didik.24
Keterangan tersebut menunjukkan bahwa pengertian pembelajaran
agama Islam adalah proses pendidikan yang memfokuskan untuk
mempelajari agama Islam sehingga siswa menguasai tiga aspek (afektif,
kognitif dan psikomotorik) yang berkaitan dengan masalah Islam, karena
pembelajaran agama Islam suatu upaya untuk membuat peserta didik dapat
belajar, butuh belajar, terdorong belajar, mau belajar dan tertarik untuk
mengetahui bagaimana cara beragama yang benar maupun mempelajari
Islam sebagai pengetahuan.25
b. Fungsi Pembelajaran SKI
Kurikulum pendidikan agama Islam mata pelajaran SKI untuk
sekolah/madrasah berfungsi sebagai berikut:26
1) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik
kepada Allah Swt yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada
dasarnya dan pertama-tama kewajiban menanamkan keimanan dan
ketaqwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah
berfungsi untuk menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak
melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan
ketaqwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat
perkembangannya.
2) Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup
di dunia dan di akhirat.
24 Muhaimin, et.al, Op. Cit., hlm. 14525Muhaimin, Op.Cit., hlm. 183.26Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep
dan Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), cet. II, hlm. 134-135.
25
3) Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya
baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah
lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.
4) Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-
kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan,
pemahaman pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
5) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya
atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat
perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
6) Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam
nyata dan nir-nya), sistem dan fungsi nasionalnya.
7) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat
khusus di bidang Agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang
secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi
orang lain.
c. Tujuan Pembelajaran SKI
Tujuan pendidikan merupakan akhir dari pelaksanaan proses
pendidikan di sekolah, karena sekolah sebagai lembaga pendidikan formal
memiliki landasan dan pencapaian tujuan pendidikan. Sedangkan pendidikan
agama Islam bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan
dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia
muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt serta berakhlak mulia
dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.27
Pendidikan agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta
didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus
27 Chabib Thoha dan Abdul Mu’thi, PBM-PAI di Sekolah, (Yokyakarta: Pustaka Pelajar,1989), hlm. 181-182.
26
berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa, dan bernegara,
serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi
(Kurikulum PAI: 2002).
Tujuan pendidikan merupakan hal yang dominan dalam pendidikan.
Oleh karena itu berbicara pendidikan agama Islam, baik makna maupun
tujuannya haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam dan tidak
dibenarkan melupakan etika sosial atau moralitas sosial. Penanaman nilai-nilai
ini juga dalam rangka menuai keberhasilan hidup (hasanah) di dunia bagi
anak didik yang kemudian akan mampu membuahkan kebaikan (hasanah) di
akhirat kelak.
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut:
1) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari
landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibangun
oleh Rasulullah saw dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan
peradaban Islam.
2) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan
tempat yan merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan
masa depan.
3) Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara
benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.
4) Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap
peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa
lampau.
5) Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari
peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh
berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik,
27
ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain utuk mengembangkan kebudayaan
dan peradaban islam.28
d. Ruang Lingkup Pembelajaran SKI
Kegiatan pendidikan agama Islam adalah pengajaran agama Islam.
Islam adalah ajaran yang berisi tentang cara hidup yang diturunkan kepada
para Rasul-Nya, ajaran itu berwujud prinsip atau pokok-pokok yang
disesuaikan dengan kebutuhan umat manusia menurut keadaan dan
kebutuhan, bahkan disesuaikan dengan kebutuhan manusia secara
keseluruhan, yang dapat berlaku dalam segala masa dan tempat.
Ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup usaha
mewujudkan keserasian, keselarasan, keseimbangan hubungan antara manusia
dengan Allah SWT, manusia dengan sesama manusia, manusia dengan dirinya
sendiri, serta hubungan manusia terhadap makhluk lain dan lingkungannya.
Hal ini dimaksudkan agar segala hubungan dan aktivitas manusia sesuai
dengan syariat Islam.
Ruang lingkup Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Tsanawiyah
meliputi:
1) Pengertian dan tujuan mempelajari sejarah kebudayaan Islam
2) Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW periode Makkah
3) Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW periode Madinah
4) Memahami peradaban Islam pada masa Khulafaurrasyidin
5) Perkembangan masyarakat Islam pada masa Dinasi Bani Umaiyah
6) Perkembangan masyarakat Islam pada masa Dinasi Bani Abbasiyah
7) Perkembangan masyarakat Islam pada masa Dinasi Bani Al Ayyubiyah
8) Memahami perkembangan Isam di Indonesia.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
28 Peraturan Menteri Agama RI nomor 2 tahun 2008 tentang iStanar kompetensi lulusandan standar isi PAI dan Bahasa Arab di Madrasah.
28
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran SKI kelas VIII
adalah sebagai berikut:
Kelas VIII, Semester 1STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Memahami perkembanganIslam pada masa BaniAbbasiyah
1.1 Menceritakan sejarah berdirinyaDaulah Abbasiyah
1.2 Mendeskripsikan perkembangankebudayaan/peradaban Islam padamasa Bani Abbasiyah
1.3 Mengidentifikasi tokoh ilmuwanmuslim dan perannya dalamkemajuan kebudayaan/peradabanIslam pada masa Bani Abbasiyah
1.4 Mengambil ibrah dariperkembangankebudayaan/peradaban Islam padamasa Bani Abbasiyah untuk masakini dan yang akan datang
1.5 Meneladani ketekunan dankegigihan Bani Abbasiyah
Kelas VIII, Semester 2STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
2. Memahami perkembanganIslam pada masa Dinasti AlAyyubiyah
2.1 Menceritakan sejarah berdirinyaDinasti al-Ayyubiyah
2.2 Mendeskripsikan perkembangankebudayaan/peradaban Islam padamasa Dinasti al-Ayyubiyah
2.3 Mengidentifikasi tokoh ilmuwanmuslim dan perannya dalamkemajuan kebudayaan/peradabanIslam pada masa Dinasti AlAyyubiyah
2.4 Mengambil ibrah dariperkembangankebudayaan/peradaban Islam padamasa Dinasti al-Ayyubiyah untukmasa kini dan yang akan datang
2.5 Meneladani sikap keperwiraanShalahuddin al-Ayyubi
29
e. Pendekatan dan Metode Pembelajaran SKI
Pendekatan diartikan sebagai orientasi atas cara memandang terhadap
sesuatu. Pendekatan yang berbeda tentu akan berdampak pada pengambilan
langkah-langkah yang berbeda pula. Mulyasa menawarkan tujuh pendekatan
dalam pembelajaran SKI yang berbeda dengan pendekatan di atas.
Pendekatan-pendekatan tersebut meliputi:
1) Pendekatan Keimanan, yaitu mendorong peserta didik untuk
mengembangkan pemahaman dan keyakinan tentang adanya Allah Swt
sebagai sumber kehidupan makhluk sejagad ini.
2) Pendekatan Pengalaman, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mempraktikkan dan merasakan hasil-hasil pengalaman ibadah
dan akhlak dalam kehidupan sehari-hari.
3) Pendekatan Pembiasaan, yaitu memberikan kesempatan untuk
membiasakan sikap dan perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam yang
terkandung dalam ajaran Islam dan budaya bangsa dalam menghadapi
masalah kehidupan.
4) Pendekatan Rasional, yaitu usaha memberikan peranan pada rasio (akal)
peserta didik dalam memahami dan membedakan berbagai bahan ajar dan
standar materi serta kaitannya dengan perilaku yang baik dan buruk dalam
kehidupan.
5) Pendekatan Emosional, yaitu upaya menggugah perasaan (emosi) peserta
didik dalam menghayati perilaku yang sesuai dengan ajaran agama Islam
dan budaya bangsa.
6) Pendekatan Fungsional, yaitu menyajikan bentuk standar materi (Al-
Qur’an, Keimanan, Akhlak, Fiqh, Ibadah dan Tarikh) yang memberikan
manfaat nyata bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dalam arti
luas.
30
7) Pendekatan Keteladanan, yaitu pembelajaran yang menempatkan figure
guru agama dan non agama serta petugas sekolah lainnya maupun orang
tua peserta didik, sebagai cerminan m.anusia berkepribadian agama.29
Selain pendekatan dalam pembelajaran hal lain yang sangat penting
adalah metodologi yang digunakan dalam pembelajaran tersebut. Banyak
metode pembelajaran yang ditawarkan oleh para akademisi dan pakar
pendidikan, di antara metode-metode pembelajaran tersebut, seperti yang
diungkap oleh Mulyasa adalah30:
1) Metode Demonstrasi, dengan metode ini guru memperlihatkan suatu
proses, peristiwa, atau cara kerja alat kepada siswa.
2) Metode Penemuan, Penemuan merupakan metode yang menekankan pada
pengalaman langsung. Pembelajaran dengan metode penemuan lebih
mengutamakan proses dari pada hasil.
3) Metode eksperimen, Merupakan metode pembelajaran yang melibatkan
peserta didik bekerja dengan benda-benda, bahan-bahan dan peralatan
laboratorium, baik secara kelompok ataupun individual.
4) Metode Karyawisata, Metode karyawisata merupakan perjalanan atau
pesiar yang dilakukan oleh peserta didik untuk memperoleh pengalaman
belajar, Terutama pengalaman secara langsung dan merupakan bagian
integral dari kurikulum sekolah.
5) Metode Ceramah, dengan metode ini guru menyajikan bahan melalui
penuturan atau penjelasan secara langsung.
6) Metode Problem Solving, metode pemecahan masalah merupakan suatu
metode pengajaran yang mendorong siswa untuk mencari dan
memecahkan persoalan-persoalan.
29 Abdul Majid, Op. cit. hlm 2830 Mulyasa, op. cit., hlm. 107-116
31
Metode-metode lain yang dapat digunakan dalam proses belajar agama
diantaranya metode analisis, metode problem solving, ceramah, tanya
jawab, pemberian tugas, analogi, sinektik dan sebagainya.31
f. Media Pembelajaran SKI
Dengan media pengajaran diharapkan dapat mempertinggi proses
belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat
mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.
Jadi, media adalah sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat
merangsang pikiran, perasaan dan kemauan siswa, sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar pada diri siswa.
Media merupakan sesuatu yang bersifat meyakinkan pesan dan dapat
merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audiens (siswa) sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.32
g. Evaluasi Mata Pelajaran SKI
Evaluasi pendidikan agama Islam adalah suatu kegiatan untuk
menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan dibidang pendidikan agama
Islam.33 Dengan kata lain evaluasi adalah alat untuk mengukur sampai dimana
kemampuan penguasaan siswa terhadap pelajaran yang telah diberikan.
Sesuai dengan fungsi dan tujuannya evaluasi terhadap siswa di
sekolah, digolongkan atas 4 macam, yaitu:34
1). Evaluasi formatif
Yaitu evaluasi hasil belajar pada akhir setiap satuan pelajaran.
Evaluasi ini untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar
untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan remedial
program siswa.
2). Evaluasi sumatif
31 Abdul Majid, op. cit., hlm. 10032 Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipa, 2007), cet.4. hlm. 1233 Zuhairini, et.al., Op. Cit., hlm. 8734 Ibid
32
Adalah evaluasi hasil belajar jangka panjang, yaitu evaluasi hasil
belajar pada akhir catur wulan akhir tahun ajaran dari keseluruhan program.
Evaluasi ini untuk menentukan angka kemajuan hasil belajar lebih lanjut
untuk menentukan kenaikan kelas atau kelulusan sebagai laporan kepada
orang tua.
3). Evaluasi placement (penempatan)
Yaitu evaluasi untuk menempatkan murid dalam situasi belajar
mengajar yang tepat atau program pendidikan yang sesuai dengan tingkat
kemampuan yang dimiliki.
4). Evaluasi diagnostik
Untuk mengenal latar belakang siswa yang mengalami kesulitan
belajar, yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan
kesulitan belajar yang dialami.
Sesuai dengan jenisnya, evaluasi SKI dapat dibagi menjadi 3 macam:
a) Evaluasi harian, yaitu kegiatan evaluasi yang dilakukan sehari-hari baik
diberitahukan lebih dahulu atau tidak.
b) Ulangan umum, yaitu kegiatan evaluasi yang dilakukan pada akhir catur
wulan atau semester
c) Evaluasi pada akhir tahun ajaran terhadap murid tingkat akhir.
Dalam melaksanakan evaluasi pendidikan agama ada dua macam
cara yang dapat ditempuh:
(1) Kuantitif : yaitu hasil evaluasi yang diberikan dalam bentuk angka,
misalnya: 6, 7, 65, 70, 75 dan seterusnya.
(2) Kualitatif: yaitu hasil evaluasi yang diberikan dalam bentuk
pernyataan verbal, misalnya baik, cukup, kurang dan sebagainya.35
35 Ibid., hlm. 155-158.
33
B. Kajian Penelitian Yang Relevan
Telaah pustaka dalam penelitian ilmiah dijadikan sebagai bahan rujukan
untuk memperkuat kajian teoritis dan memperoleh informasi yang berkaitan
dengan topik pembahasan.
Dalam penulisan skripsi ini, selain peneliti menggali informasi dari buku-
buku yang ada kaitannya tentang penggunaan instrument evaluasi dengan kalimat
Tanya tingkat tinggi untuk meningkatkan ketrampilan berpikir kreatif siswa
dalam pembelajaran SKI, peneliti juga menggali informasi dari skripsi terdahulu
sebagai bahan pertimbangan. Yaitu;
Implementasi Evaluasi Afektif bidang studi Akidah Akhlak di MAN 1
Semarang (2007) oleh: Dliyaurrohman (03102269). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa imlementasi valuasi afektif bidang study Akidah Akhak yang diterapkan
oleh guru Akidah Akhlak di MAN Semarang I adalah lebih dominan memakai
teknik studi kasus, dimana dalam menilai (afektif) siswa guru lebih menekankan
perhatiannya kepada siswa siswi yang mengalami kasus tertentu seperti dalam hal
pelanggaran kedisiplinan dan tata tertib sekolah, atau bagi siswa yang mempunyai
permasalahan pribadi yang bisa mengganggu konsentrasi siswa dalam mengikuti
pelajaran akidah akhlak. Adapun cara guru untuk mendapatkan data/informasi
tentang bagaimana dan kenapa siswa mengalami masalah, guru memakai teknik
observasi tak terstruktur dan wawancara bebas. Dalam hal ini kerjasama dengan
berbagai pihak seperti guru BK, wali kelas, guru lain serta pihak sekolah menjadi
suatu keniscayaan.
Pelaksanaan evaluasi Pendidikan Agama Islam Program Akselarasi di
SMPN 2 Semarang tahun pelajaran 2006/2007. Oleh Agus Soleh Badrudin:
3102319.bHasil penelitian dapat diungkapkan bahwa pada dasarnya pelaksanaan
evaluasi PAI program akselarasi di SMPN 2Semarang pada umumnya sama/tidak
jauh berbeda dengan program reguler, hanya saja ada beberapa perbedaannya,
antara lain: dari segi soal yang lebih berbobot/tingkat kesukarannya lebih tinggi,
dan dari segi alokasi waktu yang lebih singkat dibanding kelas reguler. Hal ini
34
dilakukan karena pada kelas akselarasi merupaka kelas unggulan bagi mereka-
mereka yang mempunyai kecerdasan diatas kelas reguler. Sehingga sangat wajar
apabila dibedakan dalam hal tingkat kesukaran soal dan alokasi waktu dalam
mengerjakan tes, oleh karena itu, peserta didik dari program kelas akselarasi
dituntut untuk bisa melaksanakannya secara cepat.
Dari kedua penelitia yang terdahulu terdapat persamaan dan perbedaan
dengan penelitian penulis lakukan. Persamaan penelitiannya adalah pada bidang
kajian yang diteliti yaitu tentang evaluasi, sedangkan perbedaannya adalah;
perbedaan pertama, Saudara Dliyaurrohman lebih berkonsentrasi pada evaluasi
domain efektif, dan Saudara Dliyaurrohman meneliti evaluasi pada program
akselarasi, sedangkan peneliti pada instrumen evaluasi dengan kalimat tanya
tingkat tinggi taksonomi Bloom. Perbedaan yang kedua, Pada mata pelajaran,
Saudara Agus Soleh Badrudin pada mata pelajaran Akidah Akhlak dan Saudara
Dliyaurrohman pada mata pelajaran PAI, sedangkan peneliti pada mata pelajaran
SKI. 3. Bidang kajian yang diteliti, peneliti mengkaji penggunaan instrumen
evaluasi, sedangkan yang terdahulu tidak menuliskan secara spesifik evaluasi
yang diteliti.
C. Rumusan Hipotesis Tindakan
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir di atas, maka
hipotesis tindakan penelitian ini adalah sebagai berikut: Penggunaan instrumen
evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom
dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam mata pelajaran SKI kelas
VIII semester satu di MTs YASIN Wates Kedungjati Grobogan tahun pelajaran
2010/2011.
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Subyek Penelitian
a. Siswa
Siswa dalah murid, pelajar1. Sedangkan dalam penelitian ini siswa yang
menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas VIII MTs YASIN Wates
Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2010/2011
yang berjumlah 42 siswa.
b. Peneliti dan Kolaborator
Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan secara sistematik untuk
mengumpulkan, mengolah dan menyimpulkan data, dengan menggunakan
metode dan teknik tertentu dalam rangka mencari jawaban atas
permasalahan yang dihadapi.2 Sedangkan orang yang melakukan penelitian
disebut peneliti, jadi peneliti adalah orang yang melakukan kegiatan
mengumpulkan dan mengolah dan menyimpulkan dari data dengan metode
dan teknik tertentu untuk mencari jawaban atas permaslahan yang dihadapi.
Dalam penelitian ini peneliti adalah mahasiswa IAIN Walisongo Semarang
Program Peningkatan Kualifikasi Guru Madrasah/RA.
Sedangkan Kolaborator adalah orang yang melakukan kerja sama
dengan,3dalam penelitian ini sebagai Kolaborator adalah guru mata
pelajaran SKI pada MTS YASIN Wates yaitu saudara Abdul Malik, S.Pd.I
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2010 sampai dengan bulan
Nopember 2010,
2. Desain Penelitian PTK
1 Trisno Yuwono, Pius Abdullah, Op.Cit., hlm. 3882 Nana Sudjana, Ibrahim, Peneltian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2000), cet. 11. Hlm 33 Trisno Yuwono, Pius Abdullah, Op.Cit., hlm. 235
35
36
Dalam penelitian ini menggunakan Konsep pokok penelitian tindakan
menurut Hopkins. Daur ulang dalam penelitian tindakan diawali dengan
perencanaan tindakan (planning),Penerapaan tindakan (action), mengobservasi
dan mengevaluasi proses dan hasil tinakan (observation and evaluation), dan
melakukan refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau
peningkatan yang diharapkan tercapai (Indikator keberhasilan)4. Hubungan
keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus yang digambarkan
sebagai berikut:
B. Prosedur Penelitian PTK
4 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian tindakan kelas, ( Jakarta; Bumi aksara, 2008), hlm.104
Identifikasi Masalah
Perencanan
Refleksi
Observasi
AksiSiklus 1
Perencananulang
Refleksi
Observasi
AksiSiklus 2
Kesimpulan
37
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan melalui prosedur
pengkajian berdaur yang terdiri atas 4 (empat) tahap yaitu: Perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi. Menurut Taggart sebagaimana dikutip oleh
Zainal Aqib prosedur penelitian PTK mencakup:5
1. Penetapan fokus masalah penelitian, yang meliputi; a. Merasakan adanya
masalah, b. Analisis maslah, dan c. Perumusan Masalah.
2. Perencanaan Tindakan, meliputi a. Membuat skenario pembelajaran, b.
Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas.
Seperti RPP dan lembar observasi, c. mempersiapkan instrumen untuk
merekam dan menganlisis data mengenai proses dan hasil tindakan, d.
Melaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji
keterlaksanaan rancangan.
3. Pelaksanaan Tindakan, pelaksanaan tindakan yang meliputi pelaksanaan
kegiatan penelitian, waktu dan tempat peneltian. Skenario tindakan yang telah
direncanakan, dilaksanakan dalam situasi yang aktual. Pada saat bersamaan
kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interpretasi serta
diikuti dengan kegiatan refleksi.
4. Pengamatan Interpretasi, pada bagian pengamatan, dilakukan perekaman data
yang meliputi proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan. Dengan tujuan
untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan
landasan dalam melakukan refleksi. Pengamatan dilakukan oleh kolaborator.
5. Refleksi, pada bagia refleksi dilakukan analisis data mengenai proses,
masalah, dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi
terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan.
Analisis datanya berlangsung terus menerus sejak awal penggalian data
sampai akhir PTK. Caranya adalah (a) setiap gejala perubahan dalam PBM
5 Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru, (Bandung: Yrama Widya, 2008), cet. 4,hlm. 32
38
dicatat dengan rapi, dikelompokkan sesuai dengan konsep atau indikatornya; (b)
diklasifikasi dan dilakukan editing ulang; (c) hasil editing didialogkan lagi baik
pada siswa maupun teman sejawat (guru lain); dan (3) verifikasi dan menarik
kesimpulan. Dengan tahapan sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan, meliputi :
1) Merumuskan masalah
2) Mengadakan study pendahuluan untuk mengumpulkan data atau informasi
sehubungan dengan masalah yang diteliti.
3) Merumuskan hipotesis
4) Menentukan populasil penelitian
5) Menyusun rancangan penelitian yang akan dijadikan pedoman selama
penelitian, yang meliputi :
a) Masalah yang diteliti dan alasan dilakukan penelitian
b) Bentuk atau jenis data yang diperlukan
c) Tujuan dilakukannya penelitian
d) Lokasi penelitian
e) Hipotesa yang diajukan
f) Teknik pengumpulan data dan pengolahan data
g) Pola atau sistematik laporan yang di rencanakan
b. Tahap pelaksanaan penelitian, kegiatan pada tahap ini adalah :
1) Pengumpulan data, dilakukan dengan mengumpulkan data siswa kelas VIII
B MTS YASIN Wates Kedungjati.
2) Pengolahan atau analisis data, merupakan kegiatan mengolah data untuk
menguji kebenaran hipotesa yang telah diajukan sebelumnya.
c. Tahap laporan penelitian, dalam bagian ini peneliti membuat laporan
penelitian dalam bentuk skripsi.
C. Teknik Pengumpulan Data
39
Teknik pengumpulan data yang digunakan ada tiga, yaitu metode: (1)
metode Tes. Metode tes, metode ini di gunakan untuk mengumpulkan data nilai
berpikir kreatif siswa melalui instrumen evaluasi dengan kalimat tanya tingkat
tinggi sebelum siklus (pra siklus), siklus 1 dan siklus 2 hasil pengumpulan data
melalui tes/ulangan harian ini kemudian dianalisis dengan pendekatan deskriptif
kuantitatif mean; (2) observasi partisipatif, yaitu peneliti terlibat dengan kegiatan
sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data
penelitian.6 Metode ini digunakan untuk melakukan observasi selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Pengamatan selama siklus satu dan siklus kedua pada
semua siswa kelas VIII B dilakukan dengan menggunakan format pedoman
observasi (format observasi ada dalam lampiran). Hasil pengamatan observasi ini
kemudian dianalisis.
D. Teknik Analisis Data.
Dalam rangka memecahkan ketiga permasalahan penelitian tersebut di
atas, maka teknik analisis data (pemecahan masalah) dalam proses PTK ini
adalah: 1. untuk memecahkan permasalahan pertama, peneliti menggunakan
instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat tinggi
taksonomi Bloom dalam mata pelajaran SKI. 2. Untuk memecahkan masalah
kedua, peneliti menganalisis statistik deskriptif kuantitatif dalam bentuk analisis
Mean. Teknik pengumpulan datanya adalah melalui tes. 3. Untuk memecahkan
permasalahan ketiga peneliti mengkomparasikan hasil tes dan nilai rata-rata yang
dicapai pada siklus 1 dan siklus 2.
Dalam menganalisis data dalam penelitian ini mengikuti model PTK
(Penelitian Tindakan Kelas) dengan kegiatan sebagai berikut:
1. Identifikasi Masalah dan Perencanaan Tindakan
6 Sugiyono, Metode Peelitian Bisnis,(Bandung, Alfabeta,2004), cet.7, hlm. 139
40
Masalah diidentifikasi bersama-sama dengan rekan sejawat guru
berdasarkan Identifikasi Masalah yang ditulis guru. Kegiatan ini dilakukan
dalam pra siklus,s Identifikasi Masalah ini secara naratif dan detil
menjelaskan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang
dilaksanakan oleh guru, serta refleksi oleh guru. Dari Identifikasi Masalah,
diidentifikasi bahwa dalam memberikan jawaban pada soal tes yang diberikan,
para siswa cenderung masih belum mampu mengembangkan jawaban dengan
lebih mengarah kepada kemampuan berpikir kreatif, hal ini juga terkait
dengan soal yang dibuat oleh guru. Berdasarkan diskusi dengan rekan sejawat
guru dan juga dari beberapa pustaka, tindakan yang dipilih guru untuk
memperbaiki proses belajar mengajar tersebut adalah dengan menerapkan
penggunaan istrumen evaluasi dengan kalimat tanya tanya tingat tinggi
taksonomi Bloom.
Selanjutnya guru membuat perencanaan tindakan, terdiri dari
penyusunan RPP untuk kegiatan belajar mengajar (lampiran 1),
mempersiapkan bahan belajar dari berbagai sumber (lampiran 2),
mengembangkan latihan dan butir soal untuk evaluasi hasil belajar (lampiran
3), menyiapkan lembar observasi (lampiran 4), meminta satu orang rekan guru
untuk melakukan observasi kegiatan belajar, serta membuat denah kelas
(lampiran 5) untuk memudahkan pelaksanaan observasi.
2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran dilakukan dalam dua
siklus. Dalam satu siklus dilaksanakan 2 kali pertemuan. Satu kali
pembelajaran terdiri dari 2 jam pelajaran.
a. Siklus 1 dimulai dengan pembukaan oleh guru, kemudian guru
menyampaikan materi yang akan dibahas selanjutnya Siswa dibagi dalam
kelompok-kelompok kecil, kemudian setelah guru memberikan lembar
kerja pada masing-masing kelompok, siswa berdiskusi untuk
41
mengerjakan lembar kerja.hasil pekrjaan siswa di analisis Selanjutnya,
kegiatan belajar ditutup dengan postes 1 yang dikerjakan oleh siswa.
b. Siklus 2 dilaksanakan kurang lebih sama dengan siklus satu. Untuk siklus
2, penjelasan yang diberikan guru berfokus pada cara menjawab soal,
agar memperhaikan soal atau lemba kerja yang disediakan. Kemudian,
siswa berlatih untuk memberikan jawaban yang lebih mengarah pada
analitis dan kritis pada soal. Siklus 2 ditutup dengan postes 2 dan
rangkuman oleh guru dan siswa tentang hal-hal yang telah dipelajari.
Sementara siklus 1 dan 2 berlangsung, 2 orang rekan guru melakukan
observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah tersedia. Hasil
observasi berupa data tentang proses belajar, situasi kelas, dan masalah yang
dihadapi siswa (secara otentik berdasarkan nama siswa).
Setelah kegiatan belajar berakhir, guru menuliskan refleksi dari
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilakukannya.
3. Pengumpulan data dan analisis data
Data dikumpulkan dari hasil observasi rekan guru dengan
menggunakan lembar observasi yang tersedia, dan dari tes hasil belajar (pretes
dan postes) pada saat pelaksanaan tindakan selama 2 siklus, serta refleksi diri
yang dilakukan guru terhadap kegiatan belajar mengajar yang telah
dilaksanakan sebanyak 2 siklus.
Analisis data dilakukan terhadap dua jenis data, yaitu data kualitatif
berupa catatan hasil observasi guru serta catatan refleksi guru, dan data
kuantitatif berupa skor pretes dan postes hasil belajar siswa.
Untuk data kualitatif dicari key point dan juga informasi tambahan
dari hasil observasi, kemudian dirangkum hal-hal inti yang perlu memperoleh
perhatian dalam proses pembelajaran. Untuk data kuantitatif dicari gain score
(skor perolehan antara) postes 1 dan 2. Hasil analisis keduanya kemudian
dirangkum dan disimpulkan.
42
4. Refleksi dan Tindak Lanjut
Hasil analisis data beserta kesimpulannya didiskusikan guru dan
rekan sejawat dalam pertemuan refleksi untuk mengkilas balik hal-hal yang
sudah terjadi, kendala, dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kegiatan
belajar mengajar yang sudah dilaksanakan.
Guru mencatat masukan dan saran yang didiskusikan, kemudian
membuat rencana perbaikan pembelajaran berikutnya berdasarkan masukan.
5. Pelaporan
Dengan mengacu pada proposal, penulisan laporan dilakukan dengan
mengintegrasikan berbagai aspek dan kegiatan yang sudah dilaksanakan
dalam proses perbaikan pembelajaran, pengumpulan data, serta analisis data.
Laporan ditulis menggunakan format yang ditetapkan, dan menjelaskan secara
rinci permasalahan, rencana perbaikan, pelaksanaan perbaikan, hasil yang
diperoleh, dampak dari solusi pemecahan masalah, serta kesimpulan dan saran
Data hasil observasi pembelajaran dianalisa bersama-sama dengan mitra
kolaborasi, kemudian ditafsirkan berdasarkan kajian pustaka dan pengalaman
guru. Sedangkan hasil belajar siswa (evaluasi) dianalisis berdasarkan ketentuan
belajar siswa.
E. Indikator Keberhasilan
Untuk memberikan gambaran tentang keberhasilan hasil penelitian ini,
maka penulis menetapkan indikator keberhasilan hasil penelitian, sebagai berikut:
1. Kemampuan berpikir kreatif siswa diukur dengan menilai lembar kerja yang
dibuat dengan kalimat tanya tingkat tinggi, yang meliputi; membandingkan,
hubungan sebab-akibat, memberi alasan, meringkas, menyimpulkan,
berpendapat, mengelompokkan, menciptakan, menerapkan, analisis, sintesis,
dan evaluasi. Siswa dikatakan mengalami peningkatan dalam hal kemampuan
berpikir kreatif ketika mampu menjawab soal pada tes subyektif pada tes
dengan nilai minimal 70.
43
2. Dan Penelitian ini dikatakan berhasil dengan ukuran bahwa 85% siswa dalam
satu kelas telah mencapai nilai miniml yang telah ditetapkan.
44
BAB IV
ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Setting Penelitian
MTS YASIN Wates Kedungjati didirikan oleh oleh Lembaga
Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama’ (LP. Ma’arif NU). Yang bermula dari
Madrasah Diniyyah Wasatiyah sore hari, kemudian pada tahun 1992 dibentuklah
Yayasan untuk menaungi lembaga-lembaga pendidikan yang yaitu; Yayasan
Sosial Islam Nurul Huda atau disingkat YASIN dengan nomor akta pendirian;
nomor 39 tanggal 27 Agustus tahun 1992. Dengan lembaga Pendidikan yaitu, 1.
TK AL-Qur’an, 2. Madrasah Diniyyah Awwaliyah, 3. Madrasah Diniyyah
Wasatiyah, 4. Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan 5. Madrasah Aliyah (MA).1
MTs YASIN dahulu bernama MTs Nurul Huda, dan Sebagai Kepala
Madrasah yang pertama adalah; Asyhari sampai pada tahun 1991, kemudian
dilanjutkan oleh M. Khozin Mu’alim sampai pada tahun 1998, pada tahun 1992
seiring dengan terbentuknya Yayasan maka MTs Berganti nama menjadi MTS
YASIN. Kepemimpinan Mts YASIN pada 1998–1999 dijabat oleh Abdul Wachid
selama 1 tahun, kemudian M. Khozin Mu’alim menjabat kembali sebagai Kepala
MTS YASIN mulai tahun 1999 sampai dengan tahun 2007 selama 2 (dua) periode,
selanjutnya Abdul Harish, S.Pd.I melanjutkan kepemimpinan MTs sampai
sekarang2.
Kondisi MTs YASIN Wates Kedungjati terdiri dari 6 rombongan
belajar, kelas VII 2 rombel, kelas VIII 2 rombel, dan kelas IX 2 rombel. Jumlah
guru 20 orang, 3 staff Administrasi, dan 1 penjaga.
Status Akreditasi pada tahuun 2005 TERAKREDITASI C, MTs YASIN
adalah salah satu MTs di Kabupaten Grobogan yang masuk dalam Madrasah
Education Developmnt Project (MEDP) ADB Loan 2294 (INO) SF, yang
1 Sumber dokumen Madrasah2 Hasil wawancara dengan pengurus Yayasan Sa’dulloh
44
45
mentargetkan status TERAKREDITASI minimal B pada akreditasi yang akan
datang.
Adapun visi-misi MTS YASIN Wates Kedungjati adalah sebagai
berikut:
1. Visi MTS YASIN Wates Kedungjati
Terbentuknya peserta didik yang berakhlak mulia, beriman, bertaqwa dan
unggul dalam prestasi dengan berbasis Teknologi.
2. Misi MTS YASIN Wates Kedungjati.
a. Menciptakan peserta didik yang berakhlak mulia beriman, bertaqwa dan
berilmu, terampil disegala bidang.
b. Melaksanakan proses pembelajaran dengan memadukan kurikulum nasional
dengan kurikulum muatan lokal yang berciri khas islam ala ahlus sunnah wal
jama’ah menuju KTSP.
c. Menciptakan peserta didik yang aktif, kreatif, dan inovatif sehat jasmani dan
rohani.
d. Membimbing peserta didik yang potensial dengan mengembangkan
teknologi agar dapat mengikuti perkembangan jaman.
3. Letak Geografis MTS YASIN Wates Kedungjati
a. Sebelah utara berbatasan dengan rumah Bapak Sudadi
b. Sebelah timur berbatasan dengan Jalan kampung
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Masjid Jami’ Bait Al-Ghoffar
d. Sebelah barat berbatasan dengan rumah Bapak Sa’id.
4. Data Siswa
Siswa–siswi di Madrasah Tsanawiyah YASIN Wates berasal dari
anak–anak lulusan SD/MI di bawah ini :
a. SD Negeri 1 Wates alamat Wates
b. SD Negeri 2 Wates alamat Wates
c. SD Negeri 1 Jumo alamat Dawung Jumo
d. SD Negeri 2 Jumo alamat Jumo
46
e. MI Miftahul Huda 1 alamat Lukas Kalimaro
f. SD Negeri 1 Penadaran alamat Penadaran Gubug
g. SD Negeri 2 Penadaran alamat Penadaran Gubug
Dan keadaan siswa–siswi pada Tahun Pelajaran 2010/2011 sebagaimana
tabel di bawah ini :
Tabel 4.1
Keadaan Siswa Madrasah Tsanawiyah YASIN Wates
Tahun Pelajaran 2010/2011.3
KELASJENIS
KELAMIN JMLL P
Kelas VIIA 18 24 42
Kelas VIIB 16 23 39
Kelas VIIIA 18 16 42
Kelas VIIIB 17 16 41
Kelas IXA 19 21 40
Kelas IXB 16 24 40
Jumlah 104 124 244
5. Data Guru
Guru di MTs YASIN berjumlah 20 orang 17 Laki-laki dan 3 orang guru
perempuan, dibanu oleh 2 orang staff Aministrasi, dengan tingkat pendidikan
S1 10 orang (50%) dan 3 orang dalam study S-1, melalui program Peningkatan
kualifikasi guru madrasah Kemenag 1 orang di IAIN Walisongo dan 2 orang di
UNNES Semarang melalui Program MEDP.
3 Dokumen Madrasah,. op.cit.
47
Tabel 4.2
Data guru MTs YASIN Wates tahun pelajaran 2010/20114
No NAMA
L/P
TEMPAT/TGL.LAHIR PEND. GO
L
Tanggal Mapel
Mulai Tugas Yg.Diampu
1 ABDUL HARIS, S.Pd.I L Grobogan, 27Oktober 1976 S1 - 1-Jul-2003 B.Inggris
2 M.KHOZIN MU'ALIM,S.Pd. L Grobogan, 16 Juni
1958 S1 - 30-Jun-1982 Qur'anHadits
3 DJUM'AN L Grobogan , 17 Juni1959 SMU - 1-Jun-1985 MTK
4 FADLILATULHIDAYATI P Grobogan, 15
Agustus 1973 MA - 30-Jun-1992 Aswaja
5 AHMAD ROFIQ L Grobogan 12 Juli1969 MAN - 1-Jun-1988 Aqidah
Ahlak
6 MUKTADI L Grobogan , 04 Juni1969 SMU - 17-Jun-1989 Penjaskes
7 SAMULI.S.Pd. L Grobogan, 9 Oktober1975 S1 - 30-Jun-1996 IPA
8 MASHARYATI P Rembang , 31Oktober 1969 SMU - 30-Jun-1994 IPS
9 SA'DULLOH, S.Ag L Grobogan, 12 Juni1975 S1 - 30-Jun-1997 B.Arab
10 AMRI, S.Ag L Grobogan, 19 Mei1962 S1 - 30-Jun-2004 Fiqih
11 M.KHANIP, S.Pd. L Grobogan, 17Agustus 1978 SI - 1-Jul-1998 KTK
12 NUR IKHWAN, S.Pd L Grobogan, 2 Februari1978 S1 - 30-Jul-2001 MTK
13 SA'ADAH, S.Pd. P Grobogan, 27 Mei1982 S1 - 30-Jun-2002 PKN
14 AGUS TRIYONO, S.Pd L Grobogan, 17Agustus 1974 S1 - 30-Jun-2002 IPS
15 SYAMSUDIN L Grobogan, 25Desembr 1976 MA - 30-Jun-2003 Nahwu/Sh
orof
16 ABDUL MALIK, S.Pd.I L Grobogan, 25Septembr 1984 S1 - 1-Jul-2003 SKI
17 MUH. RO'IS, S.Pd.I L Grobogan, 28 Januari1980 S1 - 1-Jul-2004 IPA
18 SAHID DANUJI, S.Pd L Grobogan, 6 Oktober1974 S1
Pentk
III/d30-Jun-2005 B.Indonesi
a
19 MUKHASONAH, S.Ag P Grobogan , 15 Juli1962 S1 - 30-Jun-2004 Qur'an
Hadits
4 Data dokumen madrasah,
48
1. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah YASIN
KA. YAYASANSUBADI, A.mA
KOMITEMADRASAH
KEPALA MADRASAHABDUL HARISH, S.Pd.I
BENDAHARANurodhi
WAKAMADAbdul Malik, S.Pd.I
WAKA BID. URUSAN
UR. BP / BKSamsudin, S.Ag
UR. KESISWAANSahid Danuji, S.Pd
UR. HUMASSa’dulloh, S.Ag
UR. SAR – PRASKanip, S.Pd
WALI KELAS
KELAS VIIIAMuhtadi
KELAS VIIASyamsuddin
KELAS VIIBMuh. Ro’is, S.Ag
KELAS IXBSamuli
KELAS IXASa’adah
KELAS VIIIBMasharyati
49
B. Proses Analisa Data
Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa pokok
masalah penelitian yang akan dikaji melalui pendekatan perpaduan ini ada tiga,
yaitu: (1) Bagaimana kemampuan berpikir kreatif siswa sebelum dan sesudah
penggunaan instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat
tinggi taksonomi Bloom dalam mata pelaaran SKI Kelas VIII Semester 1 di MTs
YASIN Wates Kedungjati Grobogan tahun Pelajaran 2010/2011?, (2) Bagaimana
penggunaan instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat
tinggi taksonomi Bloom dalam mata pelajaran SKI Kelas VIII Semester 1 di MTs
YASIN Wates Kedungjati Grobogan tahun Pelajaran 2010/2011?, dan (3) Sejauh
mana penggunaan instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya
tingkat tinggi taksonomi Bloom dapat meningkatkan kemampuan berfikir kreatif
siswa Kelas VIII Semester 1 di MTs YASIN Wates Kedungjati Grobogan tahun
Pelajaran 2010/2011.
Uraian tentang deskripsi data hasil penelitian ini dikelompokkan menjadi
tiga bagian, yaitu: (1) analisis deskripsi kuantitatif mean tentang kemampuan
berfikir kreatif siswa pada mata pelajaran SKI sebelum penggunaan instrumen
evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom
(2) analisis siklus 1 dan 2 tentang kondisi keterlibatan siswa selama proses
pembelajaran dengan menggunakan instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan
kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom untuk mencapai kemampuan
berpikir keatif yang berkualitas, dengan analisis kuantitatif persentase dan
deskriptif kualitatif; dan (3) berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran SKI setelah
penggunaan instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat
tinggi taksonomi Bloom dengan analisis kuantitatif mean.
1. Deskripsi kuantitatif tentang kondisi prestasi belajar siswa dalam bentuk
ulangan harian pada K.D. 1.2. (Mendeskripsikan perkembangan
kebudayaan/peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah) yang telah
dilakukan dengan tidak menggunakan instrumen evaluasi dengan lembar
50
kerja. Metode pembelajaran yang dipakai adalah metode konvensional yaitu
ceramah murni. Pertimbangan peneliti menggunakan metode konvensional
untuk pembelajaran K.D 1.2. ini adalah: (a) untuk memperoleh input tentang
ketrampilan berpikir kreatif siswa pada pembelajaran di kelas; dan (b) untuk
mengetahui pentingnya penggunaan instrumen evaluasi pada lembar kerja
dengan kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom pada materi berikutnya
yaitu KD 1.3.
Setelah proses pembelajaran K.D. 1.2. dengan metode konvensional diperoleh
kesimpulan: (a) data tingkat berpikir kreatif siswa pada K/D 2.2. dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional diperoleh angka rata-rata
(mean) prestasi belajar siswa kelas VIII sebesar 60,14 (lihat lampiran 02).
Dari jumlah tersebut menunjukkan bahwa secara klasikal tidak diperoleh
ketuntasan belajar, karena jumlah ketuntasan belajar setiap K.D telah
ditetapkan minimal sebesar 70,00; (b) jumlah siswa yang mencapai ketuntasan
belajar hanya mencapai 23 siswa dari 40 siswa (57 %), sedangkan jumlah
siswa yang tidak tuntas adalah 17 siswa dari 40 siswa (43 %) (lihat lampiran
02); dan (c) kondisi keterlibatan atau keaktifan siswa selama proses
pembelajaran sangat minim, nampak siswa kurang bersemangat dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Jadi, potensi dan kemampuan yang
dimiliki setiap siswa tidak bisa berkembang dengan baik.
2. Berdasarkan data prestasi belajar pada K.D. 1.2. tersebut di atas yang tidak
dapat mencapai ketuntasan belajar secara klasikal, dan juga berdasarkan
pengamatan partisipatif selama proses pembelajaran di kelas, maka model
pembelajaran yang dipakai untuk materi selanjutnya yaitu K.D. 1.3
(Mengambil ibrah dari perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada
masa Bani Abbasiyah untuk masa kini dan yang akan datang), adalah
menggunakan instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya
tingkat tinggi taksonomi Bloom. Sedangkan proses dari awal hingga akhir
pelaksanaan instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya
51
tingkat tinggi taksonomi Bloom dapat dideskripsikan dalam siklus pertama
dan siklus kedua sebagaimana pada uraian berikut ini.
1. Hasil Penelitian Siklus I
Pada siklus pertama materi pelajaran yang disajikan adalah tentang; 1.
Menceritakan sejarah berdirinya Daulah Abbasiyah, 2. Meneladani ketekunan dan
kegigihan Dinasti Abbasiyah. Jadi, ruang lingkup perencanaan, tindakan, observasi
dan refleksi yang dilakukan guru pada siklus pertama adalah menyangkut dua hal
tersebut, yang terdiskripsikan sebagai berikut:
a. Perencanaan.
Pada tahap perencanaan ini ada enam hal yang harus disusun guru
untuk memperlancar proses pembelajaran, yaitu: (1) Menyusun pedoman
pengamatan berkaitan dengan pokok permasalahan yang akan dikaji, (2)
Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan: Tujuan
instraksional, Alokasi waktu; Materi pembelajaran; Metode atau pendekatan
yang dipilih, dan evaluasi, (3) Menyusun langkah-langkah penggunaan
instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat tinggi
taksonomi Bloom; (4) Menyusun pedoman pengamatan yang dilakukan oleh
Kolaborator terhadap proses pembelajaran (5) menyusun cara melakukan
pengamatan dan sekaligus memberikan evaluasi tentang keterlibatan siswa,;
dan (6) Menyusun laporan secara deskriptif naratif tentang proses pembelajaran
di kelas pada siklus pertama.
b. Tindakan
Berdasarkan perencanaan yang telah disusun, guru melakukan
langkah-langkah operasional di kelas, antara lain: (1) Sebelum memulai
kegiatan belajar atau memasuki meteri pelajaran, guru memberikan sejumlah
pertanyaan asosiasi untuk mengkaitkan pengalaman atau pengetahuan yang ada
pada diri siswa dengan materi yang akan diberikan; (2) Guru menjelaskan
konsep-konsep penting (pokok) tentang sejarah berdirinya daulah bani
52
abbasiyah; (3) Guru membagi lima kelompok (A, B, C, D dan E) masing-
masing kelompok beranggotakan antara 8-9 siswa.
Pada akhir kegiatan pembelajaran siswa diberikan soal/tes untuk
mengetahui sejauhmana pemahaman terhadap materi yang telah disampaikan
dan juga digunakan untuk mengukur tingkat berpikir siswa. Data hasil nilai
pada siklus 1sebagai berikut:
Tabel 4.3
Hasil tes siswa pada siklus 1
NO Nama nilai ket1 A Riyadus solikin 65 tdk tuntas2 Abdul Jalil 75 tuntas3 Aji saka 80 tuntas4 Alfiyatur rohmawati 85 tuntas5 Atik ernawati 75 tuntas6 Daimatul khasanah 70 tuntas7 Daryati 65 tdk tuntas8 Edi maryanto 60 tdk tuntas9 Ernawati 60 tdk tuntas
10 Fadhilah wijayanti 65 tdk tuntas11 Fahrudin 65 tdk tuntas12 Fatikhatus sa'diyah 80 tuntas13 Indah susilowati 65 tdk tuntas14 Jazilatul maghfiroh 75 tuntas15 M. Sayidin 70 tuntas16 M. Ulinuha 65 tdk tuntas17 Maria ulfa 70 tuntas18 Mufandhilin 65 tdk tuntas19 Muh Sobirin 65 tdk tuntas20 Ngainul Baroya 70 tuntas21 Nur rohatun 75 tuntas22 Nyaman 70 tuntas23 Puji utomo 60 tdk tuntas24 Riniwati 65 tdk tuntas25 Samlawi saifudin 75 tuntas
53
NO Nama nilai ket26 Siti muayanah 70 tuntas27 Siti nur janah 70 tuntas28 Sri rizqi puji LN 65 tdk tuntas29 Sri wahyuni 65 tdk tuntas30 S. Fatimah 80 tuntas31 St Niswatus sahiroh 65 tdk tuntas32 Siti Ruqoyah 65 tdk tuntas33 Siti zaenatun fitriyani 65 tdk tuntas34 Sunarti 70 tuntas35 Supriyono 75 tuntas36 Susilowati 75 tuntas37 Tatik 75 tuntas38 Uli Ajnihatin 80 tuntas39 Widayanti 80 tuntas40 Agus putra P 75 tuntas
Rata-rata 70.25
c. Observasi
Proses pelaksanaan atau tindakan selalu diikuti dengan pengamatan
langsung oleh guru dan dicatat dilembar-lembar khusus. Dari proses
pengamatan (observasi partisipatif) tersebut diperoleh kesimpulan: (1) Pada
saat sebelum pelajaran dimulai, pertanyaan yang bersifat asosiatif yang
disampaikan guru pada siswa, siswa tidak begitu responsif untuk menjawab; (2)
Pada saat guru menjelaskan konsep-konsep pokok materi, perhatian siswa
cukup baik; dan (3) Pada saat proses berlangsungnya pembelajaran, diperoleh
pada data tabel 4.4 sebagai berikut:
54
Tabel 4.4
Tentang Penilaian Keaktifan dan Sikap Siswa dalam Proses pembelajaran.
No.Aspek yang dinilai Status dan Skor Persentase
1.Kerjasama dalamkelompok belajarselama pembelajaran
Amat Baik = 12Baik = 20Cukup = 4Kurang = 5Sangat Kurang = 1
28,57 %47,61 %9,52 %11,90 %2,38 %
2.Respon / inisiatifdalam memberikanalternatif jawabanterhadappermasalahan yangada
Amat Baik = 9Baik = 17Cukup = 10Kurang = 6Sangat Kurang = 0
21,42 %40,47 %23,80 %14,28%0 %
3.Penuh perhatianselama prosespembelajaran
Amat Baik = 9Baik = 19Cukup = 7Kurang = 7Sangat Kurang = 0
21,42 %45,23 %16,66 %16,66 %0 %
4.Tanggungjawabterhadap tugas yangharus diselesaikandalam kelompok
Amat Baik = 9Baik = 22Cukup = 4Kurang = 5Sangat Kurang = 2
21,42 %52,38 %9,52 %11,92 %4,76 %
Dari data pada tabel 4.4 tersebut diperoleh kesimpulan bahwa empat
aspek yang diamati tentang keterlibatan siswa kelas VIII dalam proses
pembelajaran di kelas mayoritas adalah berada pada kondisi baik, yaitu: (a)
kerjasama siswa dalam kelompok selama kegiatan pembelajaran mencapai
47,61 80 %; (b) respon/ inisiatif siswa dalam memecahkan persoalan yang ada
mencapai 40,47 %; (c) penuh perhatian selama proses pembelajaran mencapai
45,23 %; dan (d) tanggungjawab terhadap tugas yang harus diselesaikan dalam
kelompok mencapai 52,38 %. Apabila setiap siswa di kelas VIII secara
kumulatif dinilai dari empat aspek keaktifan dan sikap selama proses
55
pembelajaran menunjukkan hasil antara lain kategori: (1) Amat Baik (AB)
adalah 21,42 %; (2) Baik (B) adalah 47,61 %; (3) Cukup (C) adalah 19,04 %;
(4) Kurang (K) adalah 7,14 %; dan (5) Sangat Kurang (SK) adalah 4,76 %.
Menurut peneliti, diantara faktor yang mempengaruhi kelancaran
proses kerjasama para anggota dalam lima team/kelompok adalah,
permasalahan yang diajukan dimengerti dan mekanisme kerja dalam
pembelajaran telah dipahami oleh setiap anggota kelompok. Sepanjang
pengamatan peneliti, diperoleh pemahaman bahwa keaktifan dan semangat
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran untuk mata pelajaran SKI secara
umum berlangsung secara baik.
Menurut peneliti melalui hasil pengamatan dan wawancara
takterstruktur diperoleh data empirik, bahwa: (1) proses pembelajaran ini akan
membuktikan bahwa siswa yang mempunyai kegemaran membaca beragam
sumber informasi ilmu pengetahuan akan nampak lebih dominan dalam
memberikan alternatif pemikiran untuk memecahkan persoalan yang dihadapi
kelompoknya, sementara siswa yang tidak mempunyai kegemaran membaca
beragam sumber ilmu pengetahuan akan menampilkan sikap pasif dalam proses
diskusi kelompok; (2) secara umum suasana pembelajaran di kelas lebih
dinamik dan siswa lebih aktif dalam bertukar pikiran untuk memecahkan
masalah yang diajukan oleh guru.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil obervasi partisipatif selama proses pembelajaran di
kelas dengan menggunakan instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan
kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom diperoleh gambaran sebagai
berikut; (1) aspek keaktifan/keterlibatan siswa selama proses pembelajaran di
kelas masih ada sebagian siswa yang hanya mencapai predikat cukup (18,04
%), predikat kurang (7,14 %) dan predikat Sangat Kurang (4,76 %); (2) proses
diskusi dalam kelompok masih nampak ada sebagian siswa yang lebih
mendominasi proses penyelesaian masalah, hal ini menunjukkan proses diskusi
56
kurang berjalan dengan baik; (3) pada siklus 1 ini jumlah siswa yang
memperoleh nilai dibawah 70 sebanyak 17 siswa (43%) atau tidak tuntas,
sedangkan yang sudah mencapai nilai diatas 70 sebanyak 23 siswa (57%), jika
di bandingkan dengan indikator yang telah ditetapkan, maka untuk mencapai
ketuntasan klasikal 85% masih kurang 42%; dan (4) secara umum hasil
pengamatan peneliti tentang keaktifan siswa secara klasikal adalah lebih baik
dari pada model pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Ketiga sisi
kekurangan tersebut di atas sebagai hasil proses pembelajaran instrumen
evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi
Bloom pada siklus pertama akan diperbaharui atau ditindaklanjuti pada siklus
ke dua. Diharapkan melalui siklus kedua nanti kekurangan pada siklus pertama,
baik pada aspek kerja team, pemaparan dan penguasaan konsep untuk
menjelaskan enam permasalahan bisa terselesaikan lebih baik. Jadi, hasil
analisis siklus pertama diperoleh kesimpulan bahwa melalui model
pembelajaran instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya
tingkat tinggi taksonomi Bloom, keaktifan dan sikap siswa dalam kerja
kelompok serta prestasi belajar siswa lebih meningkat dari pada model
pembelajaran konvensional.
2. Hasil Penelitian Siklus II
Setelah peneliti memperoleh gambaran tentang beberapa sisi
kekurangan atau kelemahan proses pembelajaran pada siklus pertama, maka
peneliti perlu melakukan perbaikan atau tindak lanjut pada siklus kedua,
dengan penjabaran sebagai berikut:
a. Perencanaan.
Tahap perencanaan pada siklus kedua ini ada enam hal yang harus
disusun peneliti untuk memperlancar proses pembelajaran di kelas, yaitu:
(1) menyusun atau melihat kembali rumusan tujuan yang hendak dicapai
dalam proses pembelajaran KD.1.3 dengan menggunakan instrumen
evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi
57
Bloom seperti pada siklus pertama; (2) menyusun kembali lima
permasalahan yang harus dipecahkan, dengan alternatif jawaban yang
lebih lengkap (lebih komprehensif), (3) menyusun kembali aturan atau
mekanisme kerja dalam proses kerja kelompok, secara lebih jelas,
sehingga para anggota kelompok pada siklus pertama yang kurang aktif
dapat lebih aktif; (4) menyusun blangko observasi partisipatif dengan
komponen sikap yang dinilai sama seperti pada siklus pertama dengan
ditambah satu aspek yaitu tentang kedisiplinan siswa dalam mengikuti
segala aturan dalam kerja kelompok; (5) menyusun blangko observasi
untuk kolaborator, untuk mengamati proses pembelajaran yang telah
dilakukan oleh peneliti/guru; dan (6) menyusun tes akhir kegiatan
pembelajaran KD.1.3 dalam bentuk soal uraian sebanyak lima pertanyaan.
Tes ini merupakan tes ulangan harian dan sekaligus untuk mengetahui
efektifitas penggunaan instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan
kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom dalam upaya peningkatan
berpikir kreatif siswa.
b. Tindakan
Berdasarkan perencanaan siklus kedua yang telah disusun,
peneliti/guru melakukan langkah-langkah operasional di kelas, antara lain:
(1) sebelum memulai kegiatan belajar atau memasuki meteri pelajaran,
peneliti/guru menyampaikan tujuan pembelajaran,(2) peneliti/guru
mengarahkan tentang deskripsi, analisa, klasifikasi dan menentukan ciri;
(3) selama proses kerja dalam kelompok a pada proses pembelajaran,
peneliti/guru melakukan observasi partisipatif, dengan melihat lima aspek
pola perilaku dalam pembelajaran di kelas, apakah terdapat perubahan
lebih baik tentang keaktifan atau keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran apabila dibandingkan pada siklus pertama; (4) ketika
kelompok telah selesai mempresentasikan, peneliti/guru memberikan
pengarahan dan kesimpulan akhir; dan (5) peneliti/ guru memberikan tes
58
akhir kegiatan pembelajaran KD.1.3 dalam bentuk soal uraian sebanyak
lima pertanyaan.
Dari hasil siklus 2 diperoleh nilai sebagai berikut:
Tabel 4.5
Perolehan nilai siswa pada siklus 2
NO Nama nilai ket1 A Riyadus solikin 72 tuntas2 Abdul Jalil 82 tuntas3 Aji saka 87 tuntas4 Alfiyatur rohmawati 92 tuntas5 Atik ernawati 82 tuntas6 Daimatul khasanah 77 tuntas7 Daryati 72 tuntas8 Edi maryanto 67 tdk tuntas9 Ernawati 67 tdk tuntas
10 Fadhilah wijayanti 72 tuntas11 Fahrudin 72 tuntas12 Fatikhatus sa'diyah 87 tuntas13 Indah susilowati 72 tuntas14 Jazilatul maghfiroh 82 tuntas15 M. Sayidin 77 tuntas16 M. Ulinuha 72 tuntas17 Maria ulfa 77 tuntas18 Mufandhilin 72 tuntas19 Muh Sobirin 72 tuntas20 Ngainul Baroya 77 tuntas21 Nur rohatun 82 tuntas22 Nyaman 77 tuntas23 Puji utomo 67 tdk tuntas24 Riniwati 72 tuntas25 Samlawi saifudin 82 tuntas26 Siti muayanah 77 tuntas27 Siti nur janah 77 tuntas28 Sri rizqi puji LN 72 tuntas29 Sri wahyuni 72 tuntas
59
NO Nama nilai ket30 S. Fatimah 87 tuntas31 St Niswatus sahiroh 72 tuntas32 Siti Ruqoyah 72 tuntas33 Siti zaenatun fitriyani 72 tuntas34 Sunarti 77 tuntas35 Supriyono 82 tuntas36 Susilowati 82 tuntas37 Tatik 82 tuntas38 Uli Ajnihatin 87 tuntas39 Widayanti 87 tuntas40 Agus putra P 82 tuntas
77.25
c. Observasi
Proses pelaksanaan atau tindakan selalu diikuti dengan pengamatan
partisipatif dengan menitik beratkan pada aspek-aspek yang menjadi
kekuarangan pada siklus pertama. Dari proses pengamatan (observasi
partisipatif) tentang penilaian keaktifan dan sikap siswa dalam proses
pembelajaran di kelas pada siklus kedua diperoleh data sebagaimana pada
tabel berikut ini.
Tabel 4.6
Tentang Penilaian Keaktifan dan Sikap Siswa dalam Proses Pembelajaran
No. Aspek yang dinilai Status dan Skor Persentase
01. Kerjasama dalam
kelompok belajar selama
pembelajaran
Amat Baik = 28
Baik = 5
Cukup = 4
Kurang = 5
Sangat Kurang = 0
66, 66 %
11, 90 %
9, 52 %
11, 90 %
0 %
60
No. Aspek yang dinilai Status dan Skor Persentase
02. Respon/inisiatif dalam
memberikan alternatif
jawaban terhadap
permasalahan yang ada
Amat Baik = 25
Baik = 10
Cukup = 4
Kurang = 3
Sangat Kurang = 0
59, 52 %
23, 80 %
9, 52 %
7, 14 %
0 %
03. Penuh perhatian selama
proses pembelajaran
Amat Baik = 24
Baik = 8
Cukup = 5
Kurang = 5
Sangat Kurang = 0
57, 14 %
19, 04 %
11, 90 %
11, 90 %
0 %
04. Tanggungjawab terhadap
tugas yang harus
diselesaikan dalam
kelompok
Amat Baik = 26
Baik = 10
Cukup = 3
Kurang = 3
Sangat Kurang = 0
61, 90 %
23, 80 %
7, 14 %
7, 14 %
0 %
Dari data pada tabel 4.2 tersebut diperoleh kesimpulan bahwa lima
aspek yang diamati tentang keterlibatan siswa kelas VIII dalam proses
pembelajaran , mayoritas adalah berada pada kondisi Amat Baik (AB),
yaitu: (1) kerjasama siswa dalam kelompok belajar selama pembelajaran
mencapai 66, 66 %, ada peningkatan 38,09 %; (2) respon/inisiatif siswa
dalam memberikan alternatif jawaban terhadap permasalahan yang ada
mencapai 59,52 %, ada peningkatan 38,10 %; (3) sikap penuh perhatian
siswa selama proses pembelajaran mencapai 57,14 %, ada peningkatan
35,72 %; dan (4) tanggungjawab siswa terhadap tugas yang harus
61
diselesaikan dalam kelompok mencapai 61,90 %, ada peningkatan 40,48
%; dan (5) Kedisiplinan siswa dalam mengikuti segala aturan dalam kerja
kelompok mencapai 73, 80 %. Sedangkan predikat Kurang (K) untuk
semua aspek sikap yang dinilai adalah menurun, bahkan untuk predikat
Sangat Kurang (SK) adalah 0 %. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus
kedua adalah lebih baik dan dapat mendorong terbangunnya sikap positif
dalam kerja kelompok.
Hasil pengamatan partisipatif selama proses pembelajaran pada
siklus kedua diperoleh data, bahwa: (1) secara umum keterlibatan siswa
kelas VIII dalam proses diskusi lebih baik apabila dibandingkan dengan
siklus pertama, hal ini disebabkan materi pembelajaran lebih dipahami dan
siswa telah belajar dari kekurangan pada siklus pertama; (2) pada siklus
kedua telah terjadi banyak revisi tentang kesalahan atau kekurangan dalam
memberikan alternatif jawaban dari permasalahan yang dihadapi, yaitu
tentang mengambil ibrah dari perkembangan kebudayaan/peradaban Islam
pada masa Dinasti Abbasiyah untuk masa kini dan yang akan datang; (3)
pada siklus kedua peneliti/guru telah memperoleh data melalui
penggunaan instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya
tingkat tinggi taksonomi Bloom pada materi KD.1.3, bahwa penggunaan
instrumen evaluasi pada lembar kerja dapat meningkatkan kerampilan
berpikirkreatif siswa pada mata pelajaran SKI, yaitu rata-rata prestasi
belajar KD. 1.3 mencapai 77,25, dengan demikian telah terjadi ketuntasan
belajar secara klasikal. Sedangkan secara individu yang belum mencapai
ketuntasan belajar adalah 3 (tiga) siswa (8 %); dan (4) suasana
pembelajaran di kelas terasa lebih menyenangkan, karena sesama teman
saling bertukarpikiran, proses pembelajaran tidak monoton pada guru
sentris, disamping itu nampak adanya kompetisi antar siswa dalam
mengajukan argumentasi secara lebih baik. Kondisi psikholis
62
pembelajaran di kelas yang kondusif tersebut tentu sangat menguntungkan
bagi proses pembelajaran di kelas.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil obervasi partisipatif selama proses pembelajaran
di kelas pada siklus kedua diperoleh data sebagai berikut; (1) aspek
keaktifan/keterlibatan siswa secara klasikal selama proses pembelajaran di
kelas pada siklus kedua telah mengalami peningkatan kualitas apabila
dibandingkan dengan siklus pertama, hal ini bisa dilihat dari perbedaan
persentase pada tabel 4.1 dan tabel 4.2. Data tersebut membuktikan
penggunaan penggunaan instrumen evaluasi pada lembar kerja untuk
materi K.D. 1.3 adalah sangat bagus; (2) proses diskusi dalam kelompok,
pada siklus kedua sudah merata. Pada siklus pertama masih nampak ada
sebagian siswa yang lebih mendominasi proses penyelesaian masalah, hal
ini menunjukkan proses diskusi team ahli pada siklus kedua sudah
berjalan dengan cukup baik; (3) secara umum baik pada siklus pertama
maupun siklus kedua masih nampak keterbatasan beragam alternatif
wacana atau sudut pandang, hal ini dapat dimaklumi, karena input dan
kualitas SDM siswa memang masuk kategori berkemampuan berpikir
relatif rendah, dan (4) setelah pelaksanaan siklus pertama dan kedua,
peneliti/guru melakukan tes akhir, hasil dari tes akhir menunjukkan
ketrampilan berpikir kreatif siswa mengalami peningkatan.
D. Pembahasan dan Pengambilan Kesimpulan
Dari hasil penelitian tindakan pada siklus 1 dan siklus 2, maka dapat
disimpulkan melalui tabel penyebaran frekuensi sebagai berikut:
63
Tabel 4.7
Penyebaran frekuensi distribusi hasil tes
Siklus 1 Siklus 2NIlai Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase
100 0 0% 0 0%95 0 0% 0 0%90 0 0% 1 3%85 1 3% 5 13%80 5 13% 9 23%75 9 23% 8 20%70 8 20% 14 35%65 14 35% 3 8%60 3 8% 0 0%55 0 0% 0 0%50 0 0% 0 0%
40
Data tersebut menggambarkan bahwa pada siklus 1 siswa yang memperoleh
nilai dibawah 70 sebanyak 17 anak (43%) sedangkan siswa yang sudah mencapai
tingkat ketuntasan sebanyak 23 anak (57%) dan secara klasikal masih kurang
42%. Sedangkan pada siklus 2 siswa yang belum mencapai ketuntasan masih 3
anak (8%) dan sebanyak 38 anak (92%) telah mencapai tingkat ketuntasan, hal ini
dapat diartikan bahwa berdasarkan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan
jika sudah mencaai 85% siswa mencapai ketuntasan maka dapat dikatakan
berhasil. Keberhasilan yang dicapai pada siklus 2 ini dipengaruhi oleh
penggunaan instrumen evaluasi dengan kalimat tanya tingkat tinggi yang
mempengaruhi cara berpikir siswa, dari semula para siswa dalam menjawab
pertanyaan biasanya text book (sesuai yang ada di buku), menjadi lebih
berkembang sesuai dengan pemahaman dan bahasa mereka sendiri, dan ketika
jawaban dari siswa dibacakan di depan kelas, maka seluruh siswa mampu
memahami karena sesuai dengan tingkat penguasaan bahasa mereka, serta lebih
memberikan apresiasi atas hasil kerja siswa. Pencapaian hasil tersebut penulis
64
hubungkan dengan teori yang penulis sampaikan pada bab dua tentang landasan
teori dan tingkatan kemampuan berpikir taksonomi Bloom, diperoleh kesimpulan
bahwa ada peningkatan kemampuan berpikir siswa yang semula pada tingkatan
C1 pengetahuan hafalan, dan C2 pemahaman telah mengalami peningkatan pada
tingkatan C3 aplikasi dan C4 Analisis.
Sedangkan dari hasil pengamatan keaktifan dan sikap siswa pada siklus 1
dan siklus 2, dapat diperbandingkan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.8
Perbandingan hasil pengamatan pada siklus 1 dan siklus 2
no.Aspek yangdinilai
Siklus 1 Siklus 2
Status dan Skor Persentase Status dan Skor Persenta
se
1.Kerjasamadalamkelompokbelajarselamapembelajaran
Amat Baik = 12Baik = 20Cukup = 4Kurang = 5Sangat Kurang = 1
28,57 %47,61 %9,52 %11,90 %2,38 %
Amat Baik = 28Baik = 5Cukup = 4Kurang = 5Sangat Kurang = 0
66,66 %11,90 %9, 52 %11,90 %0 %
2.Respon /inisiatifdalammemberikanalternatifjawabanterhadappermasalahanyang ada
Amat Baik = 9Baik = 17Cukup = 10Kurang = 6Sangat Kurang = 0
21,42 %40,47 %23,80 %14,28%0 %
Amat Baik = 25Baik = 10Cukup = 4Kurang = 3Sangat Kurang = 0
59,52 %23,80 %9, 52 %7, 14 %0 %
3.Penuhperhatianselama prosespembelajaran
Amat Baik = 9Baik = 19Cukup = 7Kurang = 7Sangat Kurang = 0
21,42 %45,23 %16,66 %16,66 %0 %
Amat Baik = 24Baik = 8Cukup = 5Kurang = 5Sangat Kurang = 0
57,14 %19,04 %11,90 %11,90 %0 %
4.Tanggungjawab terhadaptugas yang
Amat Baik = 9Baik = 22Cukup = 4
21,42 %52,38 %9,52 %
Amat Baik = 26Baik = 10Cukup = 3
61,90 %23,80 %7, 14 %
65
no.Aspek yangdinilai
Siklus 1 Siklus 2
Status dan Skor Persentase Status dan Skor Persenta
se
harusdiselesaikandalamkelompok
Kurang = 5Sangat Kurang = 2
11,92 %4,76 %
Kurang = 3Sangat Kurang = 0
7, 14 %0 %
Dari tabel di atas menggambarkan bahwa melalui diskusi kelompok yang
diterapkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui
instrumen evaluasi dapat dijelaskan bahwa kerjasama kelompok selama
pembelajaran mengalami peningkatan kategori Amat Baik pada siklus 1 sebesar
28,57% meningkat pada siklus sebesar 66,66%, pada aspek Respon/inisiatif
dalam memberikan jawaban kategori amat baik pada siklus 1 sebesar 21,42%
meningkat menjadi 59,52%, aspek perhatian selama proses pembelajaran dari
siklus 1 21,42% mengalami peningkatan 57,14%, dan aspek tanggungjawab
terhadap tugas juga pada kategori amat baik pada siklus1 21,42% pada siklus 2
menjadi 61,90%. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh kemampuan berpikir
siswa. Hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Mustaqim yang penulis
sampaikan pada bab dua, bahwa cepat tidaknya dan terpecahkan atau tidaknya
suatu masalah tergantung kepada kemampuan intelegensinya. Intelegensi dapat
diilustrasikandengan kemampuan memahami sesuat, makin tinggi intelegensi
seseorang, maka makin cepat ia memahami sesuatu yang dihadapi, problem
dirinya sendiri, dan problem lingkungannya.
Proses penelitian ini memberikan beberapa remokemendasi berkaitan
penelitian tentang fenomena berpikir kreatif siswa, antara lain:
1. Penelitian ini membuktikan pentingnya menggunakan pendekatan
perpaduan penelitian kuantitatif-kualitatif dalam memahami fenomena
66
berpikir kreatf siswa di madrasah baik bidang akademik maupun non
akademik.
2. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa menggunakan instrumen evaluasi
pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom
dapat meningkatkan aktivitas, kreatifitas dan kerjasama antar siswa selama
proses pembelajaran di kelas. Hal ini selaras dengan beberapa hasil
penelitian terdahulu, bahwa kreativitas siswa dapat dikembangkan dengan
memberi kepercayaan, komunikasi kebebasan berpendapat dalam kelompok.
Disisi lain kegiatan pembelajaran dikelas yang lebih menekankan aspek
pengembangan pribadi, kreatifitas siswa untuk menangkap makna atau
peristiwa sosial selama proses interaksi dalam kelompok, kemudian setiap
siswa diberi kesempatan untuk memodifikasi dan menginterpretasi sesuai
dengan taksonomi kognitif Bloom.
3. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan instrumen evaluasi
pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat tinggi taksonomi Bloom
dapat meningkatkan: Rasa harga diri siswa menjadi lebih tinggi;
Memperbaiki sikap terhadap matapelajaran dan sekolah; Sikap tolerir atau
penerimaan terhadap perbedaan individu; Kerjasama dalam kelompok
sehingga mengurasi konflik Pemahaman siswa pada konsep mata pelajaran
lebih mendalam; Motivasi dan hasil belajar siswa lebih tinggi; Pola berpikir
kritis, kreatif dan tanggap dalam menghadapi persoalan.
4. Proses analisis data kualitatif Penelitian Tindakan Kelas dengan model
Spradley menghasilkan proposisi penelitian sebagai berikut, “penggunaan
instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya tingkat tinggi
taksonomi Bloom secara baik menyebabkan meningkatnya ketrampilan
berpikir siswa siswa di kelas selama proses pembelajaran mata pelajaran
SKI”.
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas mengenai “Penggunaan
Instrumen Evaluasi Dengan Kalimat Tanya Tingkat Tinggi Taksonomi Bloom
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dalam Mata Pelajaran
Ski Kelas VIII Semester Satu Di MTs Yasin Wates Kedungjati Grobogan Tahun
Pelajaran 2010 / 2011”, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1. Penggunaan instrumen evaluasi dengan lembar kerja dengan kalimat tanya
tingkat tinggi taksonomi Bloom pada mata pelajaran SKI di kelas VIII di MTs
YASIN Wates tahun pelajaran 2010/2011 yaitu meliputi; membandingkan,
hubungan sebab akibat, memberi alasan, menyimpulkan, mengelompokkan,
menerapkan, menganalisis, sisntesis dan evaluasi.
2. Kemampuan berpikir kreatif siswa meningkat dari semula pada tingkatan C1
hafalan dan C2 Pemahaman meningkat pada C3 aplikasi dan C4 analisis
dengan menggunakan instrumen evaluasi lembar kerja kalimat tanya tingkat
tinggi taksonomi Bloom pada mata pelajaran SKI di kelas VIII di MTs
YASIN Wates tahun pelajaran 2010/2011
3. Penggunaan Instrumen evaluasi pada lembar kerja dengan kalimat tanya
tingkat tinggi taksonomi Bloom dapat meningkatkan kemampuan berpikir
siswa dalam mata pelajaran SKI kelas VIII Semester satu di MTs YASIN
Wates tahun pelajran 2010/2011. Bahwa pada siklus 1 siswa yang
memperoleh nilai dibawah 70 sebanyak 17 anak (43%) sedangkan siswa yang
sudah mencapai tingkat ketuntasan sebanyak 23 anak (57%) dan secara
klasikal masih kurang 42%. Sedangkan pada siklus 2 siswa yang belum
mencapai ketuntasan masih 3 anak (8%) dan sebanyak 37 anak (92%) telah
mencapai tingkat ketuntasan, hal ini dapat diartikan bahwa berdasarkan
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan jika sudah mencaai 85% siswa
mencapai ketuntasan maka dapat dikatakan berhasil.
67
68
B. Saran-Saran
Dari uraian tersebut diatas, penulis mencoba memberikan saran-saran
dengan maksud proses pembelajaran SKI yang diterapkan dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran dan meningkatkan cara berpikir kreatif siswa:
1. Kepada Guru:
a. Untuk mempersiapkan rencana pembelajaran dengan baik, termasuk
penggunaan Lembar Kerja yang dirancang dengan instrumen evaluasi
kalimat tanya tingkat tinggi, sehingga akan merangsang daya bepikir kreatif
siswa.
b. Guru lebih bertindak sebagai fasilitator dalam pembelajaran, dan hanya
mengambil sikap ketika dalam hal konfirmasi sedangkan pada tahap
eksplorasi dan elaborasi dilakukan oleh siswa.
2. Kepada Siswa
Siswa agar terus meningkatkan prestasi hasil belajar agar mendapatkan hasil
yang baik dalam proses pembelajaran yang dilakukan, dengan cara menambah
pengetahuan melalui bahan kepustakaan dan kegiatan kretatifitas dan aktif
dalam mengikuti proses belajar mengajar.
3. Kepada Orang Tua
Orang tua harus mendukung program belajar yang telah diprogramkan oleh
sekolah dengan cara ikut aktif melalui komite sekolah, dan juga memantau
perkembangan hasil prestasi yang dicapai oleh anak, sehingga terwujud
komunikasi aktif antara pihak orang tua, komite dan pihak sekolah.
A. Penutup
Rasa syukur alhamdulilah penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas
terselesaikannya penelitian ini. Dengan menyadari akan kekurangan dan
kekhilafan yang ada pada diri penulis, tidak menutup kemungkinan adanya
perbaikan-perbaikan dalam penelitian tindakan kelas ini. Oleh karena itu, penulis
mengharap kritik dan saran demi lebih sempurnanya PTK ini.
69
Akhirnya penulis menyampaikan terima kasih yang tak terhingga
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan Penelitian Tindakan
Kelas ini, dengan harapan semoga Allah SWT menerima sebagai amal kebaikan
dan memberi pahala di dunia dan akhirat.
Dengan iringan do’a dan harapan semoga penelitian tindakan kelas
ini dapat membawa manfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada
umumnya.
70
1
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal, Penelitian Tindakan Kelas, Yrama Widya, Bandung, 2006.
Arikunto, Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta, 2008
....................., Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi, RinekaCipta, Jakarta, 2004.
Bachman, Edmud, Metode Berpikir Kritis dan Inovatif, Prestasi Pustakaraya, Jakarta,2010,
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Cet , Rineka Cipta, Jakarta, 2002.Hamruni, Strategi dan model-model pembelajaran aktif menyenangkan, Fakultas
Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2009.
Hujair AH. Sanaky, Paradigma Pendidikan Islam Membangun Masyarakat MadaniIndonesia, Safiria Insania Press, Yogyakarta, 2003.
Hand out, Desentralized Based Educatio (DBE),Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, RASAIL, Semarang,
2008.
Khaerudin,dkk, KTSP dan implementasinya di madrasah, Pilar Media, Jogjakarta,2007.
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2008.
Pribadi,Benny, Model Desain Sistem Pembelajaran, Dian Rakyat, Jakarta, 2009.
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007.
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Pustaka Pelajar, Bandung, 2010.
Syukur, Fatah, Teknologi Pendidikan, RASAIL, Semarang, 2005.
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung, 2004.
Syamsul Ma’arif, Pesantren vs kapitalisme sekolah, Need’s Press , Semarang, 2008.
Tilaar, Manajemen Pendidikan Nasional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2008.
Uno, Hamzah, Orientasi Baru Salam Psikologi Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta,
2008.
Margono, Metodologi Penelitian, P.T. Rineka Cipta, Jakarta,1996.
Masrukin, Statistik Inferensial, Mitra Press, Kudus, 2004.
2
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan AgamaIslam Di Sekolah, PT Remaja Rosda Karya, Bandung, 2002.
Sutikno, M. Sobry, Pembelajaran Efektif: Apa dan bagaimana mengupayakannya?,NTP Press, Mataram, 2005.
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara , Jakarta, 2003.
Purwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2003.
Pusat dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,Jakarta, 2000.
Sudjana,Nana, dan ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Cet. 9, Sinar BaruAlgesindo, Bandung, 2000.
Sholih Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid, At-Tarbiyah wa Turuku At-Tadris,Darul Ma’arif ,Mesir:, 1968.
Undang-undang RI, Nomor 20 tahun 2003, Tentang Sisdiknas, CV. Mini YogyaAbadi, Cet.1, Jakarta, 2003.
Yuwono, Trisno, dan Abdullah, Pius, Kamus lengkap Bahasa Indonesia Praktis,Arkola, Surabaya, 2002.
Wikipedia, http://en.wikipedia.org/wiki/Bloom%27s_Taxonomy.
http://educate.intel.com/id/Project Design/Thinking Skills/Thinking Framework/Bloom_Taxonomy.html.
3
i
DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN
Nama : S A M U L I
NIM : 073111 168
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Tempat/Tgl. Lahir : Grobogan, 9 Oktober 1975
Alamat : Rt 4 Rw 01 Desa Wates Kec. Kedungjati Kab. Grobogan
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pendidikan Formal:
1. SD Negeri 2 Wates lulus tahun 1989
2. MTs. Nurul Huda Wates lulus tahun 1992.
3. Madrasah Aliyah “YAFALAH” Ginggang Gubug lulus tahun 1995.
4. D I Komputer Akuntansi FAVOURITE COLLEGE Semarang lulus tahun
1997.
5. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Angkatan 2007
Demikianlah daftar riwayat pendidikan penulis ini kami buat dengan
sebenar-benarnya dan apabila di kemudian hari ada kekurangan akan diadakan
pembentulan sebagaimana mestinya.
Grobogan, 11 Maret 2011.
Penulis
SamuliNIM. 073111 168
1
Lampiran 01: Format Pengamatan tentang Penilaian Keaktifan dan Sikap SiswaDalam Proses Pembelajaran di Kelas (Siklus 1)
No. NAMASISWA
Aspek Perilaku Siswa Yang Dinilai Skor
KeteranganKerjasa
maklompok
Responsif/inisiatif
Penuhperhatian
Tanggung jawabpd Tugas
01 A Riyadussolikin
4 3 3 4 14 B
02 Abdul Jalil 3 3 4 4 14 B
03 Aji saka 4 5 5 5 19 AB
04 Alfiyaturrohmawati
4 5 5 5 19 AB
05 Atik ernawati 4 3 3 3 13 C
06 Daimatulkhasanah
5 3 4 2 13 C
07 Daryati 5 3 4 4 16 B
08 Edi maryanto 3 3 2 4 12 C
09 Ernawati 4 4 4 4 16 B
10 Fadhilahwijayanti
2 2 2 1 7 SK
11 Fahrudin 4 4 3 2 13 C
12 Fatikhatussa'diyah
4 4 4 4 16 B
13 Indahsusilowati
4 4 4 4 16 B
14 Jazilatulmaghfiroh
5 3 4 4 16 B
15 M. Sayidin 4 5 5 5 19 AB
16 M. Ulinuha 5 5 5 5 20 AB
17 Maria ulfa 4 4 4 4 16 B
18 Mufandhilin 5 2 3 4 14 B
19 Muh Sobirin 4 4 4 4 16 B
20 NgainulBaroya
2 3 2 3 10 K
2
No. NAMASISWA
Aspek Perilaku Siswa Yang Dinilai Skor
KeteranganKerjasa
maklompok
Responsif/inisiatif
Penuhperhatian
Tanggung jawabpd Tugas
21 Nur rohatun 5 3 3 2 13 C
22 Nyaman 5 4 2 2 13 C
23 Puji utomo 4 4 4 4 16 B
24 Riniwati 4 4 4 4 16 B
25 Samlawisaifudin
2 2 2 4 10 K
26 Sitimuayanah
4 4 4 4 16 B
27 Siti nur janah 5 5 5 5 20 AB
28 Sri rizqi pujiLN
4 4 4 4 16 B
29 Sri wahyuni 3 2 3 3 11 C
30 S. Fatimah 4 4 4 4 16 B
31 St Niswatussahiroh
4 4 4 4 16 B
32 Siti Ruqoyah 1 2 2 1 6 SK
33 Siti zaenatunfitriyani
2 2 2 2 10 K
34 Sunarti 4 4 4 4 16 B
35 Supriyono 5 5 5 5 20 AB
36 Susilowati 2 4 4 4 14 B
37 Tatik 3 3 3 3 12 C
38 Uli Ajnihatin 5 5 5 5 20 AB
39 Widayanti 5 5 5 5 20 AB
40 Agus putra P 5 5 5 5 20 AB
3
Keterangan:
01. Kolom Aspek perilaku Motivasi diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteriasebagai berikut;- Skor 1 = Sangat Kurang (SK)- Skor 2 = Kurang (K)- Skor 3 = Cukup (C)- Skor 4 = Baik (B)- Skor 5 = Amat Baik (AB)
02. Pedoman Penilaian:- Skor Minimal = 4 (1 x 4)- Skor Maksimal = 20 ( 5 x 4)- Skor Maksimal setiap item = 5- Rentangan Nilai adalah 20 – 4 : 5 = 3,2- Kolom Keterangan dapat diisi dengan:
a. amat baik, apabila jumlah skor = 17 – 20b. baik, apabila jumlah skor = 14 – 16c. cukup, apabila jumlah skor = 11 – 13d. kurang, apabila jumlah skor = 8 – 10e. sangat kurang, apabila jumlah skor = 4 - 7
Kedungjati, 1 Nop 2010
Pengamat/ Penilai
Abdul Malik, S.Pd.I.
4
Lampiran 02: Format Pengamatan tentang Penilaian Keaktifan dan Sikap SiswaDalam Proses Pembelajaran di Kelas (Siklus 2)
No. NAMASISWA
Aspek Perilaku Siswa YangDinilai
Skor Keterangan
Kerjasamaklompok
Respon /inisiatif
Penuhperhatian
Tanggung jawabpd Tugas
01 A Riyadussolikin
5 2 4 4 19 B
02 Abdul Jalil 2 4 4 4 18 B
03 Aji saka 5 5 5 5 25 AB
04 Alfiyaturrohmawati
5 5 5 5 25 AB
05 Atikernawati
5 2 2 4 18 B
06 Daimatulkhasanah
2 3 4 4 18 B
07 Daryati 5 5 5 5 25 AB
08 Edimaryanto
3 2 2 4 16 C
09 Ernawati 5 5 5 5 25 AB
10 Fadhilahwijayanti
3 3 3 3 15 C
11 Fahrudin 3 4 2 4 17 C
12 Fatikhatussa'diyah
2 5 4 4 19 B
13 Indahsusilowati
5 5 5 5 25 AB
14 Jazilatulmaghfiroh
5 4 4 2 20 B
15 M. Sayidin 5 5 5 5 25 AB
16 M. Ulinuha 5 5 5 5 25 AB
17 Maria ulfa 5 4 5 2 21 B
5
No. NAMASISWA
Aspek Perilaku Siswa YangDinilai
Skor Keterangan
Kerjasamaklompok
Respon /inisiatif
Penuhperhatian
Tanggung jawabpd Tugas
18 Mufandhilin 5 5 4 5 24 AB
19 MuhSobirin
4 4 5 2 20 B
20 NgainulBaroya
4 3 3 3 16 C
21 Nur rohatun 5 5 2 5 22 AB
22 Nyaman 5 5 2 5 22 AB
23 Puji utomo 5 5 5 5 25 AB
24 Riniwati 5 5 5 5 25 AB
25 Samlawisaifudin
4 3 3 4 17 C
26 Sitimuayanah
5 5 5 5 25 AB
27 Siti nurjanah
5 5 5 5 25 AB
28 Sri rizqipuji LN
5 5 5 5 25 AB
29 Sri wahyuni 2 4 4 5 18 B
30 S. Fatimah 5 5 5 5 25 AB
31 St Niswatussahiroh
5 5 5 5 25 AB
32 SitiRuqoyah
5 5 5 5 25 AB
33 Sitizaenatunfitriyani
4 4 5 5 23 AB
34 Sunarti 5 5 5 5 25 AB
35 Supriyono 5 5 5 5 25 AB
36 Susilowati 5 4 4 4 19 B
37 Tatik 3 4 3 4 16 C
6
No. NAMASISWA
Aspek Perilaku Siswa YangDinilai
Skor Keterangan
Kerjasamaklompok
Respon /inisiatif
Penuhperhatian
Tanggung jawabpd Tugas
38 UliAjnihatin
5 5 5 5 25 AB
39 Widayanti 5 5 5 5 25 AB
40 Agus putraP
5 5 5 5 25 AB
Keterangan:01. Kolom perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria sebagai berikut:
a. Sangat Kurang (SK) = 1b. Kurang (K) = 2c. Cukup (C) = 3d. Baik (B) = 4e. Amat Baik (AB) = 5
02. Kriteria penilaian:a. Skor Minimal = 5 (1 x 5)
b. Skor Maksimal = 25 ( 5 x 5)c. Skor Maksimal setiap item = 5d. Rentangan Nilai adalah 25 – 5 : 5 = 4
03. Kolom Keterangan dapat diisi dengan:a. amat baik, apabila jumlah skor = 22 – 25b. baik, apabila jumlah skor = 18 – 21c. cukup, apabila jumlah skor = 14 – 17d. kurang, a[abila jumlah skor = 10 – 13e. sangat kurang, apabila jumlah skor = 5 - 9
Kedungjati, 1 Nop 2010
kolaborator
Abdul Malik, S.Pd.I.
7
Lampiran 03: Format Tentang Pengamatan Kolaborator
No.
INDIKATOR /
ASPEK YANG DIAMATI
CAPAIAN
SKOR
A.01
02.
03.
Pra Pembelajaran:
Memeriksa/ mengabsen kesiapan siswa dalam prosespembelajaran
Melakukan Penyampaian Tujuan Pembelajaran yang akandicapai
Melakukan kegiatan apersepsi
1; 2; 3; 4; 5
1; 2; 3; 4; 51; 2; 3; 4; 5
B.01.02.
03.
04.
05.06.
07.
08.09.
10.
11.
Kegiatan Inti Pembelajaran:
Mengkaitkan materi dengan pengetahuan siswa yang relevanMenggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar
Menyampaikan konsep pokok materi dengan jelas dan sesuaidengan hirarki belajar
Menguasai kelas dan melaksanakan tahap-tahap pembelajaran
Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual, dansesuai dengan model pembelajaran yang dipilih
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yangdirencanakan
Menggunakan media secara efektif dan efisienMelibatkan siswa dalam pemanfaatan media
Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajarMelakukan penilaian selama proses pembelajaran sesuai dengankompetensi (tujuan)
1; 2; 3; 4; 51; 2; 3; 4; 5
1; 2; 3; 4; 5
1; 2; 3; 4; 51; 2; 3; 4; 5
1; 2; 3; 4; 5
1; 2; 3; 4; 51; 2; 3; 4; 5
1; 2; 3; 4; 5
1; 2; 3; 4; 5
1; 2; 3; 4; 5
8
C.01.
02.
Penutup:Melakukan refleksi atau membuat rangkuman denganmelibatkan siswa
Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, ataukegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan
1; 2; 3; 4; 5
1; 2; 3; 4; 5
Total Skor 71
Jumlah skor adalah 71. Jadi rata-rata adalah 4,43. Kesimpulannya prosespembelajaran yang dilakukan guru adalah Baik.Petunjuk:Berilah skor pada butir-butir pelaksanaan pembelajaran dengan cara melingkari angkapada kolom skor (1, 2, 3, 4, 5) sesuai dengan kriteria sebagai berikut.1 = sangat tidak baik 4 = Baik2 = tidak baik 5 = Sangat Baik3 = kurang baik
Kolaborator,
(Abdul Malik, S.Pd.I)
9
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS 1
Madrasah : YASIN
Mata Pelajaran : SKI
Kelas /Semester : VIII/1
Standar Kompetensi : 1. Memahami perkembangan Islam pada masa Bani
Abbasiyah
Kompetensi Dasar : 1.1 Menceritakan sejarah berdirinya Daulah Abbasiyah
1.2 Mendeskripsikan perkembangan kebudayaan/peradaban
Islam pada mas Bani Abbasiyah
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit ( 1 pertemuan)
Tujuan Pembelajaran
• Melalui kegiatan diskusi kelompok dan mengerjakan instrumen evaluasi LK siswa
dapat memahami perkembangan kebudayaan islam pada masa bani Abbasiyah
Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines)
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Kecintaan ( Lovely)
Kebangsaan (cityzenship )
Materi Pembelajaran
• Sejarah Bani Abbasiyah
Metode Pembelajaran
• Tanya jawab
10
• Diskusi
•
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama dan kedua
Kegiatan Pendahuluan
• Apersepsi
• Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil.
Kegiatan Inti
1). Eksplorasi
• Siswa berkelompok mendiskusikan malalui lembar kerja yang disediakan dengan
mencari bahan dari buku paket, dan bahan kepustakaan yang lain.
2). Elaborasi
• Siswa menyusun sinopsis.
3) Konfirmasi
• Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa
• Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup
• Guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
• Guru melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
• Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
• Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas
individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
11
• Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Sumber Belajar
• Buku SKI Kelas VIII , Penerbit Tiga Serangkai Solo
• LKS MGMP
Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
InstrumenInstrumen / Soal
1. Menceritakan asal mula
berdirinya Bani Abbasiyah
2. Mengenal tokoh-tokoh
islam pada masa Bani
Abbasiyah
Tes lisan Jawaban
singkat1. Apa Penyebab berdirinya Bani
Abbasiyah?
2. Buatlah Perbandingan
kemajuan yang dicapai pada
masa Bani Abbasiyah dengan
masa Bani Ummayah?
3. Apakah Kelebihan dari ani
Abbasiyah dalam ha ilmu
pengetahuan?
4. Tuliskan ibrah yang dapat
kamu ambil dari Dinasti Bani
Abbasiyah?
Kedungjati ................ 2011
Mengetahui Guru Mapel PAI
Kepala MTs
Abdul Harish, S.Pd.I Samuli
12
Instrumen / Soal
1. Apa Penyebab berdirinya Bani Abbasiyah?
2. Buatlah Perbandingan kemajuan yang dicapai pada masa Bani Abbasiyah dengan
masa Bani Ummayah?
3. Apakah Kelebihan dari ani Abbasiyah dalam ha ilmu pengetahuan?
4. Tuliskan ibrah yang dapat kamu ambil dari Dinasti Bani Abbasiyah?
13
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS 2
Madrasah : YASIN
Mata Pelajaran : SKI
Kelas /Semester : VIII/1
Standar Kompetensi : 1. Memahami perkembangan Islam pada masa Bani
Abbasiyah
Kompetensi Dasar : 1.3 Mengidentifikasi tokoh ilmuwan muslim dan perananya
dalam kemajuan kebudayaan/peradaban Islam pada masa
Bani Abbasiyah
1.4 Mengambil ibrah dari perkembangan
kebudayaan/peradaban Islam pada masa bani Abbasiyah
untuk masa kini an yang akan datang
1.5 Meneladani ketekunan dan kegigihan Bani Abbasiyah
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit ( 1 pertemuan)
Tujuan Pembelajaran
• Melalui kegiatan diskusi kelompok dan mengerjakan instrumen evaluasi LK siswa
dapat memahami tokoh-tokoh islam dan peranannya dalam ilmu pengetahuan pada
masa bani Abbasiyah
• Siswa dapat mengambl ibrah dari mempelajari sejarah Bani Abbasiyah dan
meneladani tokoh-tokoh islam pada masa Bani Abbasiyah
Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines)
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Kecintaan ( Lovely)
14
Kebangsaan (cityzenship )
Materi Pembelajaran
• Sejarah Bani Abbasiyah
Metode Pembelajaran
• Tanya jawab
• Diskusi
•
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Kegiatan Pendahuluan
• Apersepsi
• Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil.
Kegiatan Inti
1). Eksplorasi
• Siswa berkelompok mendiskusikan malalui lembar kerja yang disediakan dengan
mencari bahan dari buku paket, dan bahan kepustakaan yang lain.
2). Elaborasi
• Siswa menyusun sinopsis.
3) Konfirmasi
• Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa
• Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup
• Guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
15
• Guru melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
• Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
• Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas
individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
• Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Sumber Belajar
• Buku SKI Kelas VIII , Penerbit Tiga Serangkai SOlo
• LKS MGMP
Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
InstrumenInstrumen / Soal
1. Memahami dan mengenal
para tokoh ilmuwan pada
masa Bani Abbasiyah
2. Mengambil ibrah dan
teladan dari para pemimpin
bani Abbasiyah
Tes lisan Jawaban
singkat1. Tuliskan sebuah pernyataan
tentang peranan tokoh islam
pada masa bani Abbasiyah?
2. Kelompokkan kemajuan –
kemajuan yang dicapai oleh
Bani Abbasiyah beserta para
tokohnya?
3. Tuliskan ibrah dan teladan
yang dapat kamu ambil dari
Dinasti Bani Abbasiyah?
4. Buatlah ringkasan tentang
DaulahBani Abbasiyah?
16
Kedungjati ................ 2011
Mengetahui Guru Mapel PAI
Kepala MTs
Abdul Harish, S.Pd.I Samuli
Instrumen / Soal
1. Tuliskan sebuah pernyataan tentang peranan tokoh islam pada masa bani Abbasiyah?
2. Kelompokkan kemajuan – kemajuan yang dicapai oleh Bani Abbasiyah beserta para
tokohnya?
3. Tuliskan ibrah dan teladan yang dapat kamu ambil dari Dinasti Bani Abbasiyah?
4. Buatlah ringkasan tentang DaulahBani Abbasiyah?