Post on 21-Jan-2016
PENGENDALIAN
MUTU TERPADU
(Total Quality Control)
PENYAJI
ARMULA PRATAMA(09.5888)
CINDUANE GILANG FRIDARAHMA(09.5908)
DYAH AYU RATNA NURMALINDA(09.5947)
RAMADHANIATI(09.6093)
RENGGANIS WORO MAHARSI (09.6098 )
PENDAHULUAN
Mekanisasi industri mendukung
peningkatan kuantitas produksi secara
besar-besaran
Akan tetapi, perubahan tersebut tidak
diikuti oleh tingkat kualitas produk yang
memadai
Diperlukan solusi agar kualitas produk
yang dihasilkan tetap sesuai standar.
PENDAHULUAN(2)
Awal mula konsep pengendalian mutu
muncul tahun 1950-an berkat Edward
Deming (ahli statistik AS)
Tanggapan publik tidak terlalu baik,
namun berhasil menyebarkan gagasan di
Jepang.
TQC melibatkan seluruh komponen dan
diperlukan untuk meningkatkan kualitas
manajemen organisasi
Mutu/kualitas
Pengendalian
Pengendalian Mutu Terpadu
DEFINISI
PENGENDALIAN
KBBI: “pengawasan atas kemajuan (tugas)
dengan membandingkan hasil dan sasaran
secara teratur serta menyesuaikan usaha
(kegiatan) dengan hasil pengawasan”
Suatu proses untuk mendelegasikan tanggung
jawab dan wewenang untuk kegiatan
manajemen sambil tetap menggunakan cara-
cara untuk menjamin hasil yang memuaskan.
DEFINISI MUTU/KUALITAS
Keseluruhan gabungan karakteristik produk dan
jasa pemasaran, rekayasa, pembuatan dan
pemeliharaan membuat produk dan jasa yang
digunakan memenuhi harapan pelanggan
(Feigenbaum, 1992)
Sejumlah karakter terukur yang menunjukkan
derajat kebaikan suatu produk, ataupun dapat
diartikan sebagai suatu keadaan terbaik dalam
batas-batas kondisi tertentu sesuai dengan
keinginan konsumen
DIMENSI MUTU
Menurut Garvin
(1988):
Performance
Features
Reliability
Conformance
Durability
Serviceability
Aesthetics
Perchieved quality
Menurut Berry
dkk.(1990):
Reliability of services
Responsiveness
Assurance
Emphaty
Tangible
PENGENDALIAN
MUTU TERPADU
Sistem manajemen yang bersifat menyeluruh
sehingga semua tingkatan karyawan ikut
dilibatkan dalam kegiatan kendali mutu
melalui konsep metode statistik sehingga baik
karyawan maupun pelanggan akan merasa
terpuaskan.
TUJUAN TQC
Memperbaiki proses yang tidak terkendali.
Mengendalikan produk jadi.
Menghasilkan produk yang berkualitas.
Mengusahakan biaya inspeksi atau pemeriksaan
dapat ditekan seminimal mungkin.
Mengusahakan agar biaya desain produk dan
proses dengan menggunakan mutu produksi
tertentu dapat menjadi seminimal mungkin.
Mengusahakan agar biaya produksi dapat
ditekan serendah mungkin.
RUANG LINGKUP TQC
Aktifitas pengendalian mutu terpadu
(TQC) harus dilakukan dalam semua
operasi utama, yaitu :
1. Perancangan
2. Produksi
3. Pemasaran
4. Hubungan industrial pelayanan
bidang-bidang pokok yang serupa
MANFAAT TOTAL
QUALITY CONTROL
Agar produk akhir yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi produk dan standar yang ditetapkan.
Pengendalian mutu terpadumembimbing terkoordinirnya tindakan-tindakan antara orang (man), mesin(machine), dan informasi (information).
SYARAT TQC DALAM SUATU
PERUSAHAAN
Setiap perusahaan/organisasi harus secara terus
menerus melakukan perbaikan mutu produk dan
pelayanan sehingga dapat memuaskan para
pelanggan.
Memberikan kepuasan kepada pemilik, pemasok,
karyawan, dan para pemegang saham.
Memiliki wawasan jauh ke depan dalam mencari
laba dan memberikan kepuasan.
Fokus utama ditujukan pada proses, baru
menyusul hasil.
SYARAT TQC DALAM SUATU
PERUSAHAAN (2)
Menciptakan kondisi di mana para karyawan
aktif berpartisipasi dalam menciptakan
keunggulan mutu.
Ciptakan kepemimpinan yang berorientasi pada
bawahan dan aktif memotivasi karyawan bukan
dengan cara otoriter sehingga diperoleh suasana
kondusif bagi lahirnya ide-ide baru.
Rela memberikan ganjaran, pengakuan bagi
yang sukses dan mudah memberikan maaf bagi
yang belum berhasil/berbuat salah.
SYARAT TQC DALAM SUATU
PERUSAHAAN (3)
Setiap keputusan harus berdasarkan pada data,
baru berdasarkan pengalaman/ pendapat.
Setiap langkah kegiatan harus selalu terukur
jelas sehingga pengawasan lebih mudah.
Program pendidikan dan pelatihan hendaknya
menjadi urutan utama dalam upaya peningkatan
mutu.
PRINSIP TQC
Pelaksanaan Model TQM harus berpegang padaprinsip-prinsip kesuksesan model TQM berikut,
Kesuksesan TQM membutuhkan perubahantingkah laku dan budaya
Manajemen TQM harus dipisah dari HRD danManajemen Organisasional (OM), dengan kata lain divisi TQM hendaknya dibuat tersendiri.
Kesuksesan sistem TQM adalah kemampuanuntuk memadukan manajemen organisasidengan Departemen Human Resource Development.
TQM, HRM, dan OM haruslah memiliki satukesatuan pandangan dan berkesinambungan
DASAR TQC
Dasar TQC adalah mentalitas,
kecakapan, dan manajemen
partisipatif dengan sikap
mental yang mengutamakan
kualitas kerja.
MENTALITAS DASAR
TQC memiliki dasar yaitu mentalitas,
kecakapan, dan manajemen partisipatif
dengan sikap mental yang
mengutamakan kualitas kerja.
Mentalitas adalah kesediaan bekerja
sungguh-sungguh, jujur dan bertanggung
jawab melaksanakan pekerjaannya.
MENTALITAS
DASAR TQC
1. Kerjasama dan Partisipasi Total
2. Berorientasi Kepada Mutu
3. Hubungan Atasan dan Bawahan
MENTALITAS DASAR (2)
Kerjasama dan Partisipasi Total
Tujuan :
1. Berorientasi pada tanggung jawab kelompok
2. Bersedia berpartisipasi dalam bidang yang
berhubungan
3. Menciptakan kesadaran kelompok
4. Dapat saling menghargai antar golongan
tingkatan
MENTALITAS DASAR (3)
Berorientasi Kepada Mutu
Prinsip kualitas :
1. Kepuasan pemakai, bukan berorientasi
pada standar
2. Mencakup kualitas dari semua jenis
pekerjaan
3. Tanggung jawab setiap orang
MENTALITAS DASAR (4)
Hubungan Atasan dan Bawahan
1. Plan (Penentuan objektif dengan
kerjasama)
2. Do (Pencapaian objektif secara kerjasama)
3. Check (Penilaian hasil bersama)
4. Action (Pemecahan masalah bersama-
sama)
SISTEM MANAJEMEN
TQC
Sistem Manajemen :
- Policy management
- Activity management
- Quality Control
- Circle management
SISTEM MANAJEMEN
TQC(2)
Sistem manajemen memilih tiga tingkat
aktivitas sesuai dengan struktur
pyramidal organisasi dan setiap jenjang
memiliki tugas membantu penerapan
TQC sesuai dengan lingkungan masing-
masing.
POLICY
MANAGEMENT
1. Dukungan dari manajer puncak dalam
menetapkan kebijaksanaan dan
memberi pengarahan
2. Dukungan dari manajer menengah
untuk turut serta dalam TQC
3. Waskat harus diterapkan oleh tiap
atasan subunit/kelompok kerja dengan
cara yang benar, agar kesalahan dapat
diketahui sedini mungkin
PELAKSANAAN PROGRAM TQC
Hal-hal yang harus diperhatikan
1. Dari sisi karyawan (suasana yang cocok,
komunikasi, dijadikan program sukarela,
pengarahan dan pelatihan, terbuka dan
positif, penyediaan waktu, sarana, fasilitas,
dan dana)
2. Dari sisi manajer (mengajukan program
TQC pada pucuk pimpinan, menjelaskan
hasil dan tujuan, mendapat dukungan dari
pucuk pimpinan)
PROSES KERJA GUGUS
TOTAL QUALITY CONTROL
Meliputi :
1. Pengajuan Masalah
2. Analisis Permasalahan
3. Mencari Pemecahan Masalah
4. Presentasi
5. Menejer akan meninjau,
menyelusuri dan melakukan
tindak lanjut
KENDALA-KENDALA
PELAKSANAAN TQC
Kendala dari Bawahan:
Adanya ketidaksetujuan
Merasa dimanfaatkan oleh pemimpin
Merasa sebagai beban tambahan
Adanya sikap „mengapa saya harus membantu
perusahaan?‟
Tidak dijalankan di lingkungan kerja
Tidak ada waktu untuk berkelompok
KENDALA-KENDALA PELAKSANAAN
TQC(2)
Kendala dari Atasan
Tidak mendukung gagasan TQC
Sangat sibuk
Kurangnya kewenangan
Belum memahami dengan jelas
pengertian TQC
Atasan menganut sentralisasi wewenang
VARIABILITAS MUTU
Mutu produk dan jasa secara langsung dipengaruhioleh 9 bidang dasar (Feigenbaum,1992):
• Market
• Money
• Management
• Man
• Motivation
• Material
•Machine and
Mechanization
•Modern Information
Methods
•Mounting Product
Requirement
KERJA PENGENDALIAN
MUTU
Pengendalian rancangan baru
Pengendalian atas bahan yang diterima
Pengendalian produk
Pengkajian proses khusus
TEKNIK PERBAIKAN KUALITAS
Check sheet
Histogram
Diagram pareto
Diagram Sebab Akibat
Scatter diagram
• Flowchart
• Bagan/peta kendali
• Analitical Hierarchy
Proses
• Formula penanggulangan
5W + 1H
DIAGRAM PARETO
DIAGRAM SEBAB AKIBAT (FISH BONE
DIAGRAM)
SCATTER DIAGRAM
FL
O
W
C
H
A
R
T
BAGAN/PETA KENDALI
METODE ANALITICAL HIERARCHY PROSES
FORMULA PENANGGULANGAN 5W + 1H
• Why
• What
• Where
• When
• Who
• How
PEMECAHAN MASALAH
Pemecahan masalah TQC dilakukan dengan Plan, Do,
Check and Action yang dijabarkan menjadi delapan langkah:
1) Menentukan prioritas masalah
2) Menjelaskan mengapa masalah itu di prioritaskan
3) Mengenali status masalah
4) Susun langkah-langkah perbaikan
5) Melaksanakan langkah-langkah perbaikan
6) Periksa hasil perbaikan
7) Mencegah terulangnya masalah
8) Menggarap masalah selanjutnya
PENGENDALIAN MUTU
Pada tahun 1987, ECS (European
Committee for Standardization)
mengadopsi ISO 9000.
Organisasi internasional yang dibuat
sebagai perwakilan standard dari 91
negara termasuk Amerika Serikat.
„Basic generic‟ dari persyaratan untuk
semua Sistem Manajemen Mutu Terpadu.
PENGENDALIAN MUTU(2)
Nasional Malcom Baldrige
Penghargaan ini dibuat oleh pemerintah federal
Amerika Serikat. Tujuh kriteria yang menjadi
penilaian tersebut adalah:
Senior Executive Leadership
Information dan Analysis
Strategic Quality Planning
HRD and Management
Management of process Quality
Quality and Operational Result
Customer Focus and Satisfaction
PELAKSANAAN MUTU DI AMERIKA
SERIKAT
Krisis tahun 1980 -> deficit tahun 1986 mencapai170 triyuan dollar dan kehilangan pasar up to 50% sejaktahun 1960.
Menurut hasil study yang dilakukan oleh SPI (Strategic Planning Institute), maka data yang diperoleh adalah :
Kondisi pasar menggambarkan besar ukuran pasar, besar pertumbuhan, inflasi, dan jalur distribusi.
Posisi saing diukur jumlah bagian pasar dan relative terhadap persaingan, mutu, harga, biaya, dan tingkatintegrasi vertical.
Kinarja operasi dan financial.
PELAKSANAAN MUTU
DI AMERIKA SERIKAT (1)
Dalam jangka panjang, faktor tunggal yang lebih
menentukan suatu kinerja unit-unit bisnis
adalah mutu dari suatu produk dan layanan,
relative terhadap pesaingnya.
Secara jelas diketahui bahwa perusahaan-
perusahaan yang ada dalam suatu pasar yang
sama namun memiliki mutu yang lebih baik
memiliki biaya yang tidak jauh berbeda dengan
pesaingnya.
PELAKSANAAN MUTU DI AMERIKA
SERIKAT (2)
Pada tahun 1920, Bell Labs memperkerjakan
Walter Shewhart sebagai inspector pengendalian
mutu produk telepon di sebuah pabrik di
Hawthorne dengan jumlah karyawan 40.000
dengan 5.200 orang diantara adalah anggota
departemen pengendalian mutu.
Berdasarkan pemikiran dan temuan dia, bahwa
dengan jumlah inspector yang begitu besar
sekalipun tidak menjadikan semua mutu produk
„lolos‟ sesuai kriteria. AOQL (Average Outgoing
Quality Level)
PELAKSANAAN MUTU DI AMERIKA
SERIKAT (3)
Selain penggunaan metode AOQL, dia juga
menciptakan system Kartu Kendali (Control
Chart) yang digunakan untuk memonitor kinerja
dari suatu proses secara sampling berkala pada
hal-hal yang kritis dari suatu proses dan
umumnya output.
Hewlett-Packard yang mengadakan studi dengan
kenyataan bahwa produk jepang lebih dominan
dalam hal mutu.
PELAKSANAAN MUTU DI
JEPANG
Jepang memiliki manajemen yang menguatkanarea R&D, produksi, dan kerjasama dalamorganisasi dengan pemasok maupun konsumen.
Memudahkan bagian produksi untukmemanufaktur produk dengan mengenali suatuproduk dan prosesnya
Meningkatkan proses teknologinya daripadaAmerika
Pekerja yang bekerja di area tersebut didoronguntuk memikirkan proses bagaimana efektifnya.
Jepang secara dekat memonitor kinerja dariproduk di tangan pelanggan.
PELAKSANAAN MUTU DI
INDONESIA
Sertifikasi ISO 9000 di Indonesia mulai ramai
pada tahun 1996 hingga sekarang.
Pengendalian Mutu Terpadu pertama kali
dikenalkan lewat PT.United Traktor dan
kelompok Astra pada tahun 1980.
Hingga akhir tahun 2000, telah banyak industry
dan perusahaan di Indonesia yang memperoleh
sertifikasi ISO 9000.
PERBEDAAN ORGANISASI
Konsep Jepang QCC Konsep AS/Eropa Barat
MBO
Konsep TQC
1. Tanggung jawab
perorangan terbatas
Tanggung jawab
perorangan besar
Mengutamakan mutu
2. Tanggung jawab
bersama besar
Tanggung jawab bersama
kecil
Memperlakukan proses
berikut sebagai
pelanggan
3. Kesediaan berbuat
lebih
Pengotakan (adanya
spesialisasi tinggi)
Pengendalian mutu
dengan fakta
4. Kesadaran kelompok Adanya pemeran utama Melaksanakan
pengendalian mutu pada
proses
5. Perbedaan golongan
tidak mencolok
Perbedaan golongan yang
nyata