Post on 12-Jan-2017
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user i
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA KOGNITIF
TERHADAP HASIL BELAJAR MENGGAMBAR TEKNIK DASAR
DENGAN AUTOCAD
(Experimen pada Klas X Program Studi Teknik Gambar Bangunan
SMK Se Kabupaten Pati Jawa Tengah)
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Magister
Program Studi Teknologi Pendidikan
Oleh:
MARIA IMMACULATA RETNO S.A
NIM S 811002006
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
PENGESAHAN PEMBIMBING TESIS
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA KOGNITIF
TERHADAP HASIL BELAJAR MENGGAMBAR TEKNIK DASAR
DENGAN AUTOCAD
(Experimen pada Klas X Program Studi Teknik Gambar Bangunan
SMK se Kabupaten Pati Jawa Tengah)
TESIS
Oleh:
MARIA IMMACULATA RETNO S.A
NIM S 811002006
Telah Disetujui oleh Tim pembimbing:
Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal
Pembimbing I Prof. Dr. Mulyoto, MPd …………… 18 Mei 2011 NIP. 19430712 197301 1 001
Pembimbing II Prof. Dr. Samsi Haryanto , MPd …………… 18 Mei 2011 NIP. 19440404 197603 1 001
Mengetahui :
Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan
Prof. Dr.Mulyoto, MPd
NIP. 19430712 197301 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
PENGESAHAN PENGUJI TESIS
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA KOGNITIF
TERHADAP HASIL BELAJAR MENGGAMBAR TEKNIK DASAR
DENGAN AUTOCAD
(Experimen pada Klas X Program Studi Teknik Gambar Bangunan
SMK se Kabupaten Pati Jawa Tengah)
Oleh:
MARIA IMMACULATA RETNO S.A
NIM S 811002006
Telah Disetujui oleh Tim penguji:
Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal
Ketua Prof. Dr. Sri Anitah Wiryawan, M.Pd …………….. …………….
Sekretaris Dr. Nunuk Suryani, M.Pd …………… …………….
Anggota Penguji: 1. Prof. Dr.Mulyoto, MPd .................. .....................
2. Prof. Dr. Samsi Haryanto , MPd …………. …………….
Mengetahui
Direktur Program Pascasarjana Ketua Program Studi
Teknologi Pendidikan
Prof.Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D Prof. Dr.Mulyoto, MPd
NIP. 19570820 198503 1 004 NIP. 19430712 197301 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Maria Immaculata Retno Setyaningtyas Agustiani
NIM : S 811002006
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis berjudul : PENGARUH STRATEGI
PEMBELAJARAN DAN GAYA KOGNITIF TERHADAP HASIL BELAJAR
MENGGAMBAR TEKNIK DASAR DENGAN AUTOCAD (Experimen pada Klas
X Program Studi Teknik Gambar Bangunan SMK se Kabupaten Pati Jawa Tengah)
adalah betul – betul karya saya sendiri. Hal – hal yang bukan karya saya, dalam Tesis
tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik yang berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh
dari tesis tersebut
Surakarta, 18 Mei 2011
Yang membuat pernyataan
Maria Immaculata Retno S.A
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
MOTTO
Smile is the shortest distance between two people.
The best and most beautiful things in this world cannot be seen or even heard,
but must be felt with the heart.( Helen Keller)
Friends is someone you can be alone with and have nothing to do and not be
able to think of anythink to say and be comfortable in the silence ( Sheryl
Condie)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
PERSEMBAHAN
Tesis ini kupersembahkan kepada :
1. Ibunda tersayang
2. Suami dan anak- anakku yang kukasihi
3. Rekan dan Sahabatku seperjuangan
4. Keluarga Besar Teknologi Pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Bapa Yang Maha Kasih atas karuniaNya, sehingga tesis
yang berjudul “Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Gaya Kognitif Terhadap Hasil
Belajar Menggambar Teknik Dasar Dengan Autocad” yang merupakan salah satu
persyaratan untuk memperoleh derajad Magister Pendidikan ini dapat terselesaikan.
Dalam proses penyusunan tesis ini tidak lepas dari campur tangan beberapa
pihak, untuk itu disampaikan rasa terima kasih yang mendalam antara lain kepada :
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS selaku Rektor Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin penelitian.
3. Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd selaku Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan
sekaligus selaku Pembimbing Pertama yang telah memberikan arahan dan
bimbingan dalam penyusunan tesis.
4. Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd selaku Pembimbing Ke dua yang telah
memberikan bimbingan selama dalam penyusunan tesis.
5. Drs. Edy Sudaryanto, M.Pd selaku Kepala SMK N 2 Pati yang telah
memberikan ijin untuk penelitian di sekolah tersebut
6. Suharto, ST selaku Kepala SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana yang telah
memberikan ijin untuk penelitian di sekolah tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
7. Bapak / Ibu guru Gambar/Autocad SMK N 2 Pati dan SMK Bhina Tunas
Bhakti Juwana atas kerjasamanya dalam proses penelitian.
8. Sahabat dan Rekan – Rekanku yang senantiasa memberikan motivasi selama
pendidikan sampai penyusunan tesis ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu
sehingga terselesaikannya tesis ini
Semoga atas segala kebaikan ini akan mendapatkan karunia berlebih dari Tuhan
Yang Maha Kuasa.
Tidak lupa mohon saran yang konstruktif demi tindak lanjut tesis ini, dengan
penuh harapan semoga tesis ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan di
masa yang akan datang.
Surakarta, Mei 2011
Penyusun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………........i
PENGESAHAN PEMBIMBING TESIS .......……………………........................ii
PENGESAHAN PENGUJI TESIS ..........................................................................iii
PERNYATAAN ..................................................................................................iv
MOTTO ...................................................................................................v
PERSEMBAHAN ..................................................................................................vi
KATA PENGANTAR .....................................................................................vii
DAFTAR ISI ..............................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................xviii
ABSTRAK ................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................5
C. Pembatasan Masalah ..................................................................................6
D. Perumusan Masalah ..................................................................................7
E. Tujuan Penelitian .....................................................................................8
F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 9
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka ……………………………………………………….10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
B. Penelitian Yang Relevan .........................................................................24
C. Kerangka Berfikir .........................................................................27
D. Hipotesis Penelitian .........................................................................30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode .................................................................................................32
B. Populasi Dan Sampel .........................................................................35
C. Tempat dan Waktu Penelitian ...............................................................39
D. Definisi Operasional ........................................................................ 41
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................43
F. Teknik Analisis Data ...........................................................................53
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data ……………………………………………………….59
B. Pengujian persyaratan Analisis Data ……………………………….76
C. Uji Hipotesis ……………………………………………………….83
D. Pembahasan Hasil penelitian ……………………………………….92
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan …………………………………………………….. ..98
B. Implikasi ……………………………………………………..101
C. Saran ……………………………………………………..102
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................104
LAMPIRAN ……………………………………………………………..109
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR : HALAMAN
1. Kerangka Berpikir ……………………………………………………….30
2. Histogram skor hasil belajar gambar teknik dasar dengan
Autocad dengan strategi pembelajaran backward chaining ………………….66
3. Histogram skor hasil belajar gambar teknik dasar dengan
Autocad dengan strategi pembelajaran forward chaining ……………………68
4. Histogram skor hasil belajar gambar teknik dasar dengan
Autocad pada dengan gaya kognitif field independent ……………………….71
5. Histogram skor hasil belajar gambar teknik dasar dengan
Autocad pada dengan gaya kognitif field dependent ……………………….73
6. Histogram skor hasil belajar gambar teknik dasar dengan
Autocad pada dengan strategi pembelajaran backward chaining
gaya kognitif field independent ………………………………………………...75
7. Histogram skor hasil belajar gambar teknik dasar dengan
Autocad pada dengan strategi pembelajaran backward chaining
gaya kognitif field dependent …………………………………………………..78
8. Histogram skor hasil belajar gambar teknik dasar dengan
Autocad pada dengan strategi pembelajaran forward chaining
gaya kognitif field independent ………………………………………………...81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
9. Histogram skor hasil belajar gambar teknik dasar dengan
Autocad pada dengan strategi pembelajaran forward chaining
gaya kognitif field dependent ………………………………………………..83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiii
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
1. Perbedaan gaya kognitif field independent dan field dependent............21
2. Rancangan analisis desain faktorial 2 x 2 .....................................33
3. Deskripsi jumlah populasi dan sampel penelitian .........................38
4. Data Statistik Uji T .........................................................................38
5. Jadwal Penelitian .........................................................................41
6. Kisi – kisi soal Pre test .........................................................................44
7. Kisi – kisi soal praktek menggambar teknik dasar .........................46
8. Rumus ringkasan uji ANAVA .................................................57
9. Rekapitulasi Hasil Belajar Gambar Teknik Dasar
Dengan Autocad .........................................................................61
10. Distribusi frekuensi Hasil Belajar Dengan Strategi
Backward Chaining ……………………………………………… 63
11. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Dengan
Strategi Forward Chaining …………………………………….……64
12. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Dengan Gaya
Kognirif Field Independent. ……………………………………….66
13. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Dengan
Gaya Kognirif Field Dependent ……………………………….68
14. Hasil belajar gambar teknik Dasar Dengan Autocad
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiv
siswa yang mendapat strategi pembelajaran Backward
Chaining pada kelompok yang memiliki gaya kognitif
Field Independent ……………………………………………………70
15. Distribusi Frekuensi Hasil belajar gambar teknik
dasar dengan autocad siswa yang mendapat
strategi pembelajaran backward chaining pada
kelompok yang memiliki gaya kognitif field dependent ……………..72
16. Distribusi Frekuensi Hasil belajar gambar teknik
mendapat strategi pembelajaran forward chaining
pada kelompok yang memiliki gaya kognitif field independent ………74
17. Distribusi Frekuensi Hasil belajar gambar teknik dasar
dengan autocad siswa yang mendapat strategi pembelajaran
Forward chaining pada kelompok yang memiliki
gaya kognitif field dependent ………………………………………75
18. Uji Normalitas Hasil Belajar Dengan Strategi Backward Chaining......78
19. Uji Kolmogorof – Smirnov ………………………………………79
20. Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Gambar
Teknik Dasar Dengan Autocad Kelompok Siswa
Dengan Gaya Kognitif Field Independent ....................................80
21. Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Gambar
Teknik Dasar Dengan Autocad Kelompok Siswa
Dengan Gaya Kognitif Field Dependent ....................................81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xv
22. Hasil Uji Homogenitas ………………………………………………82
23. Rangkuman Uji Anava 2 x 2 ………………………………………84
24. Hasil Uji Scheffe dan Tukey ………………………………………88
25. Rangkuman Hasil Uji Scheffe …………………………………………92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN HALAMAN
1. Soal Pretest ...................................................................................109
2. Soal Test GEFT .......................................................................112
3. Hasil Pretest .......................................................................132
4. Hasil Test GEFT .......................................................................133
5. Silabus Gambar Teknik ...........................................................136
6. RPP Kelompok Eksperimen ...........................................................138
7. RPP Kelompok Kontrol ...........................................................169
8. Jobsheet ...................................................................................194
9. Hasil Pengolahan Data SPSS 16,0 ...............................................202
10. Perijinan ...................................................................................226
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvii
ABSTRAK
Maria Immaculata Retno Setyaningtyas Agustiani, S 811002006, 2011. Pengaruh
Strategi Pembelajaran Dan Gaya Kognitif Terhadap Hasil Belajar Menggambar
Teknik Dasar Dengan Autocad” (Eksperimen pada Klas X Program Studi Teknik
Gambar Bangunan SMK se Kabupaten Pati Jawa Tengah). Tesis. Program Studi
Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Tahun 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis : (1). Perbedaan pengaruh Strategi
pembelajaran backward chaining dan forward chaining terhadap hasil belajar
menggambar teknik dasar dengan autocad; (2). Perbedaan pengaruh gaya kognitif
field independent dan field dependent terhadap hasil belajar menggambar teknik dasar
dengan autocad; (3). Interaksi pengaruh strategi pembelajaran dan gaya kognitif siswa
terhadap hasil belajar menggambar teknik dasar dengan autocad. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan eksperimen rancangan factorial
2 x 2 dengan penyajian data secara deskriptif analisis. Populasi penelitian adalah
siswa kelas X di SMK N 2 Pati dan SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana, Pati Jawa
Tengah. Teknik pengambilan sampling menggunakan teknik Cluster random
sampling sejumlah 90 siswa terdiri dari 40 siswa kelompok eksperimen dan 50 siswa
kelompok control. Teknik pengumpulan data menggunakan tes GEFT dan hasil
praktek menggambar Teknik, analisis data menggunakan analisis varians dua jalan,
dengan prasarat uji analisis menggunakan uji normalitas, dan uji homogenitas,
dengan taraf signifikansi 5 %. Hasil uji hipotesis penelitian menunjukkan : (1).
Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara strategi backward chaining dan
forward chaining terhadap hasil belajar menggambar teknik dasar dengan autocad.
Hal ini dibuktikan dari harga F hitung = 133,203 > F tabel (α = 0,05) = 3,97 ; sehingga
hipotesis yang dikemukakan teruji kebenarannya.(2) Terdapat perbedaan pengaruh
gaya kognitif field independent dan field dependent terhadap hasil belajar
menggambar teknik dasar dengan autocad. Hal ini dibuktikan dari harga F hitung =
200,630 > F tabel (α = 0,05) = 3,97 ; sehingga hipotesis yang dikemukakan teruji
kebenarannya. (3) Terdapat interaksi pengaruh strategi pembelajaran dan gaya
kognitif siswa terhadap hasil belajar menggambar teknik dasar dengan autocad. Hal
ini dibuktikan dari harga F hitung = 32,480 > F tabel (α = 0,05) = 3,97 ; sehingga
hipotesis yang dikemukakan teruji kebenarannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xviii
ABSTRACT
Maria Immaculata Retno Setyaningtyas Agustiani, S 811002006, 2011. ”The
Effect Of Instructional Strategy and Cognitive Style Towards The Student’s
Achievement On Basic Technical Drawing By Using AutoCad”( An Experiment In X
Grade Students Of Architecture Program Of Vocational Hight School in Pati, Jawa
Tengah) Thesis. The Graduade Prrogram in Education Technology, Post Graduade
Program, Sebelas Maret University, Surakarta 2011.
This research purposes to analyze : (1) The effect difference of instructional
strategy backward chaining and forward chaining towards the Student’s
Achievement On Basic Technical Drawing By Using AutoCad. (2) The effect
difference of cognitive style field independent and field dependent towards the
Student’s Achievement On Basic Technical Drawing By Using AutoCad. (3) The
effect interaction of instructional strategy and student’s cognitive style towareds the
Student’s Achievement On Basic Technical Drawing By Using AutoCad. This
research uses quantitative method and experimental approach with 2 x 2 factorial
design and descriptive analysis data. The population is student in X Grade in State
Vocational Hight School 2 Pati and Bhina Tunas Bhakti Vocational Hight School
Juwana Pati Jawa Tengah. The reseach uses cluster random sampling of 90 students
that are 40 students in experiment group and 50 students in control group. The
research uses GEFT Test and practical drawing test to collect data. The data were
analyzed by using two way analysis of variance (ANAVA), with prerequisite test of
normally test and variance homogenity test at 5% significance level. The result of
hypothesis test show : (1) There is a significant different of effects of instructional
strategy backward chaining and forward chaining towards the Student’s
Achievement On Basic Technical Drawing By Using AutoCad. It’s shown by Fcount =
133,203 > F table (α = 0,05) = 3,97, indicated that proposed hypothesis is verified. (2)
There is a significant different of effect between cognitive style field independent and
field dependent towarsd the Student’s Achievement On Basic Technical Drawing By
Using AutoCad. It’s shown by F count = 200,630 > F table (α = 0,05) = 3,97, indicated
that proposed hypothesis is verified. (3) there is a significant interaction of
instructional strategy and student’s cognitive style towards the Student’s
Achievement On Basic Technical Drawing By Using AutoCad. It’s shown by F count =
32,480 > F table (α = 0,05) = 3,97. indicated that proposed hypothesis is verified.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan manusia pada prinsipnya atas dasar
dorongan dalam dirinya sendiri maupun dorongan dari luar. Dorongan dari
dalam diri manusia merupakan factor internal yang dapat tumbuh atau
berkembang secara dialektikal (saling mempengaruhi) dengan factor pengaruh
dari luar (eksternal), terutama pengaruh yang disengaja seperti pendidikan.
Menurut UNESCO (1996) terdapat empat pilar pendidikan yang harus
dicapai oleh setiap pengelola pendidikan, yaitu : (1) Belajar untuk menguasai
ilmu pengetahuan (learning to know), (2) Belajar untuk menguasai ketrampilan
(learning to do), (3) Belajar untuk hidup bermasyarakat (learning to life
together), (4) Belajar untuk mengembangkan diri secara maksimal (learnig to
be). Seiring dengan hal tersebut, maka system pendidikan nasional yang
berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Tindakan nyata yang dilakukan pemerintah dalam rangka
mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan antara lain terangkum dalam
berbagai kebijakan strategis pemerintas mengenai pendidikan, yaitu : (1)
pemerataan dan perluasan akses pendidikan, (2) peningkatan mutu, relevansi,
dan daya saing pendidikan, dan (3) penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan
pencitraan public. Kebijakan –kebijakan tersebut salah satunya
diimplementasikan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
sekarang sedang dilaksanakan dalam rincian 8 (delapan) standar pendidikan
yang diamanatkan pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan bagi setiap
penyelenggara pendidikan yaitu : (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar
kompetensi lulusan, (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5) standar
sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8)
standar penilaian pendidikan.
Di samping itu, adanya aturan mengenai Standar Pelayanan Minimal
(SPM) bagi setiap penyelenggara pendidikan, sertifikasi guru dalam jabatan,
dan proses evaluasi, serta pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) ini merupakan salah satu bentuk keseriusan pemerintah
dalam peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Proses
evaluasi dan pengembangan KTSP dilaksanakan secara : (1) komprehensif dan
fleksibel dalam mengadaptasi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
mutakhir, (2) berkala untuk merespon perubahan kebutuhan peserta didik dan
masyarakat, serta perubahan system pendidikan, maupun perubahan social, (3)
integrative dan monolitik sejalan dengan perubahan tingkat mata pelajaran, (4)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
menyeluruh dengan melibatkan berbagai pihak, meliputi : dewan pendidik,
komite sekolah/madrasah, pemakai lulusan, dan alumni (lampiran
Permendiknas No. 19 tahun 2007)
Guru sebagai insane pendidik yang terlibat langsung dalam
perencanaan dan proses pendidikan harus mampu merespon upaya pemerintah
tersebut, dengan cara selalu berusaha mengembangkan diri, menciptakan dan
mengimplementasikan pembelajaran yang inovatif, menjaga kondisi
pembelajaran yang kondusif dalam rangka menuju pencapaian kompetensi
siswa yang sempurna.
Dalam KTSP Program Studi Teknik Gambar Bangunan SMK di Pati
terdapat kelompok Dasar Kompetensi Kejuruan yang terdiri dari beberapa
kompetensi antara lain Menggambar Teknik Dasar. SMK di Kabupaten Pati
yang mempunyai Program Studi Teknik Gambar Bangunan adalah SMK N 2
Pati dan SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana.
Pembelajaran Menggambar Teknik Dasar diberikan dengan waktu 4
jam TM/minggu yang terdiri dari teori dan praktek. Termasuk di dalamnya
juga terdapat sub kompetensi pengenalan penggambaran dengan perangkat
lunak ( software / AutoCad ). Dalam proses pembelajaran gambar dengan
AutoCad ini mengalami beberapa kendala.
Menurut Ardjo (2003:51) dengan membuat program otomasi gambar
teknik menggunakan Visual LISP, dapat direduksi waktu penggambaran
komponen konstruksi bangunan 190-207 kali lebih cepat. Oleh karenanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
gambar suatu komponen yang bentuknya standard dapat digambar oleh
program, cukup dengan memasukkan variable / ukuran yang diinginkan.
Kendala yang dihadapi dalam mengajarkan AutoCad mendorong suatu upaya
agar dilakukan pendekatan terhadap proses pembelajaran yang mampu
mempermudah penguasaan keterampilan gambar AutoCad.
Van Lengen dan Maddux (2004) menyarankan agar dilakukan
pemilihan strategi pembelajaran program komputer untuk meningkatkan
efektivitas pembelajarannya, sehingga dengan demikian siswa akan meningkat
kemampuannya dalam memecahkan masalah.
Pendekatan terhadap proses pembelajaran dapat dilakukan melalui
kajian terhadap strategi pembelajaran agar siswa program studi Teknik
Gambar Bangunan SMK dapat memiliki kemampuan menggambar AutoCad
dengan baik dalam waktu yang relatif singkat. Salah satu strategi pembelajaran
yang ingin dikaji adalah strategi pembelajaran heuristik dan algoritmik.
Terdapat beberapa pendekatan strategi pembelajaran heuristik yang dapat
dipilih, antara lain pendekatan analogi, pendekatan bekerja mundur, dan
pendekatan memperkecil perbedaan. Pada penelitian ini dikaji implementasi
strategi pembelajaran heuristik pendekatan mundur (backward chaining,
working backward), yaitu penyajian materi yang diawali dari tujuan / sasaran,
dari keseluruhan menuju bagian-bagian, dari hasil akhir menuju awal.
Sebagai kebalikannya digunakan strategi pembelajaran algoritmik
dengan pendekatan maju (forward chaining, front chaining), yaitu penyajian
materi yang diawali dari sekumpulan fakta atau data dan penyajian yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
berurutan dari mudah menuju sukar, dari bagian yang sederhana menuju bagian
yang rumit, dari bagian menuju keseluruhan, dari awal menuju akhir.
Gaya kognitif siswa dalam proses pembelajaran terkait dengan hal-hal
seperti: kemampuan menganalisis dan mengorganisasikan informasi yang
dirumuskan dalam dikotomi gaya kognitif field independent / field dependent;
divergensi dan konvergensi arah berpikkir yang dirumuskan dalam klasifikasi
gaya kognitif divergen dan konvergen; dan spontanitas pemberian respon yang
dirumuskan dalam klasifikasi gaya kognitif reflektif dan impulsif.
Strategi Pembelajaran heuristik dan algoritmik merupakan kegiatan
yang tidak lepas dari kegiatan mengorganisasikan informasi, oleh karena itu
dikotomi gaya kognitif field independent dan field dependent juga perlu
mendapatkan perhatian dalam proses pembelajaran menggambar dengan
AutoCad.
B. Identifikasi Masalah
Didasarkan pada uraian latar belakang, maka terkait dengan
kemampuan penggambaran dengan AutoCad dapat diidentifikasi masalah-
masalah seperti berikut :
1. Bagaimana kemampuan menggambar AutoCad dari siswa kelas x program
Studi Teknik Gambar Bangunan ?
2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kemampuan menggambar
dengan AutoCad ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
3. Strategi pembelajaran yang mana yang dapat meningkatkan kemampuan
menggambar AutoCad ?
4. Apakah strategi pembelajaran backward chaining dapat meningkatkan
kemampuan menggambar AutoCad ?
Apakah strategi pembelajaran forward chaining dapat meningkatkan
kemampuan menggambar Autocad ?
5. Manakah yang lebih baik dalam pembelajaran AutoCad, strategi
pembelajaran bacward chaining atau strategi pembelajaran forward
chaining
6. Bagaimanakah gaya kognitif siswa program studi Teknik Gambar
Bangunan
7. Bagaimanakah kemampuan menggambar Autocad siswa yang memiliki
gaya kognitif field independent ?;
8. Bagaimanakah kemampuan menggambar Autocad yang memiliki gaya
kognitif field dependent ?
9. Apakah strategi pembelajaran menggambar Autocad sebaiknya
mempertimbangkan gaya kognitif siswa ?
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini menitikberatkan pada permasalahan bagaimana hasil
belajar menggambar teknik dasar dengan AutoCad siswa memberikan hasil
yang optimal dengan menentukan strategi pembelajaran yang digunakan serta
dengan memperhatikan latar belakang gaya kognitif yang dimiliki siswa. Oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
karena itu masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada kajian di
bawah ini:
1. Strategi Pembelajaran
. Strategi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini
adalah backward chaining dan forward chaining dalam pembelajaran
menggambar teknik dasar dengan autocad.
2. Gaya Kognitif
Gaya kognitif yang dimiliki siswa meliputi gaya kognitif field
dependent / field independent terhadap pembelajaran menggambar teknik
dasar dengan autocad.
3. Hasil Belajar
Hasil Belajar dibatasi pada kompetensi menggambar teknik dasar
dengan autocad siswa kelas X SMK Se Kabupaten Pati Jawa Tengah.
D. Perumusan Masalah :
Berdasarkan identifikasi permasalahan dan dengan memperhatikan
pembatasan masalah maka dapat dirumuskan masalah-masalah yang akan
diteliti seperti berikut :
1. Apakah terdapat perbedaan pengaruh kemampuan menggambar teknik
dengan AutoCad antara siswa yang mengikuti pelajaran dengan strategi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
pembelajaran backward chaining dan siswa yang mengikuti pelajaran
dengan strategi pembelajaran forward chaining ?
2. Apakah terdapat perbedaan pengaruh kemampuan menggambar teknik
dengan AutoCad antara siswa yang memiliki gaya kognitif field
independent dengan siswa yang memiliki gaya kognifif field dependent?
3. Apakah terdapat interaksi pengaruh antara strategi pembelajaran dan gaya
kognitif terhadap kemampuan menggambar teknik dengan AutoCad ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini mempunyai
tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pengaruh kemampuan
menggambar teknik dengan AutoCad antara siswa yang mengikuti
pelajaran dengan strategi pembelajaran backward chaining dan siswa yang
mengikuti pelajaran dengan strategi pembelajaran forward chaining ?
2. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pengaruh kemampuan
menggambar teknik dengan AutoCad antara siswa yang memiliki gaya
kognitif field independent dengan siswa yang memiliki gaya kognifif field
dependent?
3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh interaksi antara strategi
pembelajaran dan gaya kognitif terhadap kemampuan menggambar teknik
dengan AutoCad ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoroitis
Karena penelitian ini mengkaji teori-teori tentang strategi
pembelajaran dan gaya kognitif, di mana keduanya memerlukan
pembuktian dalam kaitannya terhadap proses pembelajaran menggambar
otomasi gambar teknik, maka dari penelitian ini diharapkan memperkaya
khasanah penelitian yang mengungkap hubungan antara strategi
pembelajaran dan gaya kognitif pada subyek keteknikan yang
memanfaatkan dukungan logika menggambar dan teknologi komputer.
Oleh karena itu dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar
pertimbangan dalam menyusun kurikulum/silabus/SAP bagi program studi
yang akan mengarahkan siswa memiliki kompetensi dalam menggambar
dengan AutoCad.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang diharapkan dapat disumbangkan dari
penelitian ini khususnya ditujukan kepada instruktur/Guru menggambar
dengan AutoCad, perencana pendidikan, dan peneliti karena dari hasil
penelitian ini diharapkan instruktur/Guru dapat menerapkan berdasarkan
karakteristik siswa dan menerapkan strategi pembelajaran yang tepat.
Demikian pula bagi suatu lembaga pelatihan/perusahaan hasil penelitian
ini diharapkan dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam
melaksanakan pelatihan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
BAB II.
KAJIAN PUSTAKA, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA
BERFIKIR, DAN HIPOTESIS
A. KAJIAN PUSTAKA
1. Strategi Pembelajaran
Dikaji dari sudut pandang teknologi pendidikan / pembelajaran
dengan mengacu pada kerangka teori pembelajaran yang dikemukakan oleh
Yusufhadi Miarso (2004:244) masalah rendahnya kualitas pembelajaran dapat
diklasifikasikan sebagai masalah yang bersumber dari kondisi pembelajaran
(karakteristik siswa dan karakteristik materi) dan masalah yang bersumber dari
metode pembelajaran.
Masalah yang bersumber dari karakteristik siswa misalnya kesulitan
memahami konsep, sedang kesulitan yang bersumber dari karakteristik materi
misalnya kesulitan memahami alur bekerjanya sintaks program yang tidak
semudah dibandingkan dengan sintaks yang terangkai menjadi tulisan.
Sedangkan masalah yang bersumber dari metode pembelajaran mencakup:
penggunaan metode pembelajaran yang tidak sesuai dengan karakteristik siswa,
suasana pembelajaran yang kurang kondusif, dan strategi pembelajaran yang
dipilih tidak sesuai materi pembelajaran (Kirkwood and Symington, 1966:339-
343). Masalah yang bersumber dari metode pembelajaran dapat diupayakan
diatasi dengan memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan karaketristik
materi pembelajaran dan karakteristik siswa. Seels and Richey (1994:31)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
mendefinisikan strategi pembelajaran sebagai rincian atau spesifikasi dari
seleksi pengurutan peristiwa dan kegiatan dalam pelajaran. Sedangkan menurut
Gagne, Briggs, and Wagner (1974:67) strategi pembelajaran adalah suatu
perencanaan untuk membantu para siswa melalui berbagai usaha untuk
mencapai tujuan. Dick and Carey (1990:62) menyatakan bahwa strategi
pembelajaran menjelaskan komponen-komponen umum dari suatu kumpulan
materi pembelajaran dan prosedur yang akan digunakan bersama materi
pembelajaran untuk menghasilkan hasil belajar tertentu. Brandon (2003:1),
Rushall and Ford (1982:16-20), Sherman and Rushall (1993:106), Rushal
(1996:638-656) mengkaji strategi pembelajaran backward chaining dan
forward chaining, yang dalam penelitian ini dipilih sebagai variabel yang
diamati. Oleh karena itu kedua strategi pembelajaran tadi dijadikan upaya untuk
meningkatkan hasil pembelajaran gambar teknik dasar dengan autocad.
a.. Strategi Pembelajaran Backward Chaining
Brandon (2003:2-3) mendefinisikan Backward Chaining sebagai
strategi pembelajaran yang melakukan pekerjaan dalam urutan terbalik.
Sistematika penggunaan Backward Chaining dalam desain pembelajaran
akan memberikan hasil: (1) pembelajaran minimum, yang akan mereduksi
permintaan penggunaan ingatan jangka pendek atau ingatan kerja, (2)
memfasilitasi transfer informasi prosedural menuju ingatan jangka panjang,
(3) menjaga siswa tetap terlibat dan tertantang, (4) memberi kesempatan
siswa menyelesaikan tugas lebih cepat, (5) dapat digunakan sebagai media
presentasi dalam berbagai media. Strategi pembelajaran Backward Chaining
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
ideal diaplikasikan bila hasil akhir dari pembelajaran merupakan akumulasi
langkah-langkah pembelajaran yang banyak, rumit, dan memerlukan
penggunaan memori kerja yang berat..
Backward Chaining, adalah metode instruksional pada
pembelajaran yang dimulai dengan sub tugas atau sub aktivitas terakhir dari
urutan dan bergerak mundur sepanjang rantai subtugas yang telah dikuasai.
Backward Chaining umumnya diawali dengan kesimpulan yang diminati,
yang bukan merupakan fakta eksplisit.
b. Strategi Pembelajaran Forward Chaining
Forward Chaining adalah suatu strategi pembelajaran dengan
instruksi dimulai dengan masuk pada rantai pertama, selanjutnya,
penguasaan tiap langkah, sampai langkah terakhir dicapai. Cara ini
bermanfaat bagi siswa yang berfungsi pada tingkat tinggi. Penggunaan
forward chaining dilakukan saat siswa dapat melaksanakan masing-masing
langkah secara individu dan diperlukan hanya untuk mengikat siswa
melakukan tugas bersama, atau saat langkah-langkah pada awal rantai
tampak lebih mudah bagi siswa.
Rushall and Ford (1982:16-20) menyatakan bahwa pembelajaran
dengan urutan tradisional (sebagai lawan dari pembelajaran backwards)
memiliki sejumlah kelemahan, yaitu: (1) pembelajaran menjadi lebih sulit
untuk dikembangkan, (2) diperlukan mental kerja yang lebih besar bagi
siswa, karena siswa tidak mampu memfokuskan perhatian pada hal baru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
yang akan diajarkan, (3) adanya gangguan dan pikiran yang akan mereduksi
laju pembelajaran, sebab bagi pemula akan mengalami kesulitan untuk
mengingat seluruh aspek yang berbeda, (4) adanya kontaminasi emosional
yang akan memperlambat pencapaian hasil, yaitu terbentuknya mental
checklist, yang berusaha diikuti siswa yang dapat membentuk suatu
kebiasaan.
2. Gaya Kognitif
Gaya kognitif berhubungan dengan cara siswa mengorganisasikan,
menyaring, mentransformasi, dan memproses informasi. Gaya Kognitif
seseorang ditentukan oleh cara seseorang melekatkan pada dirinya yang
diambil dari lingkungannya. Hal ini dikomposisikan dari variabel-variabel
yang berkaitan dengan bagaimana kita berpikir, merasakan, dan mengerti atau
mendapatkannya. Gaya kognitif seseorang adalah pola strategi yang
digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah termasuk masalah belajar.
Gaya kognitif dalam pengolahan informasi adalah kebiasaan pengolahan
informasi yang mewakili gaya belajar yang secara khas merasakan, berpikir,
memecahkan masalah, dan mengingat.
Gaya kognitif pada seseorang dapat dibedakan menjadi 2, yaitu field-
dependent (FD) dan field-independent (FI). Perbedaan keduanya dapat dilihat
berdasarkan ciri-cirinya (Woolfolk, 2004; Altun, 2006; Daniels, 1996).
Seseorang yang memiliki gaya kognitif field-dependent cenderung menerima
suatu pola informasi secara menyeluruh, tidak memisahkan satu bagian dengan
bagian lainnya. Mereka memiliki kesulitan untuk fokus pada satu aspek situasi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
mengambil hal-hal rinci yang penting, menganalisis suatu pola ke dalam bagian-
bagian yang berbeda. Mereka memiliki kecenderungan bekerja dengan baik
dalam kelompok, memiliki daya ingat yang baik untuk informasi sosial, dan
lebih menyenangi bidang seperti bahasa dan sejarah. Ilmu-ilmu sosial
merupakan bidang yang cocok untuk orang dengan gaya kognitif field-
dependent ini.
Seseorang yang memiliki gaya kognitif field-independent lebih suka
untuk mengamati pemrosesan informasinya sendiri. Mereka dapat menerima
secara terpisah-pisah bagian-bagian dari suatu pola, dan dapat menganalisa
suatu pola berdasarkan bagian-bagiannya. Mereka tidak terbiasa dengan
hubungan sosial sebagaimana orang dengan gaya kognitif field-dependent.
Kelompok field-independent ini dapat bekerja dengan baik dalam lingkup
matematika dan ilmu pengetahuan alam, di mana kemampuan analisisnya
diperlukan.
Berdasarkan karakteristik kedua macam gaya koginitif ini, dapat
diperkirakan bahwa seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan dari
kelompok ilmu alam dan matematika cenderung terbiasa dengan gaya kognitif
field-independent, sedangkan seseorang yang memiliki latar belakang
pendidikan dari kelompok ilmu sosial cenderung terbiasa dengan gaya kognitif
field-dependent. Dengan kecenderungan seperti itu, maka dapat diduga bahwa
pola belajar orang dewasa kemungkinan besar akan tergantung dari latar
belakang pendidikan formalnya, apakah dari kelompok ilmu MIPA atau dari
kelompok ilmu Sosial. (Joko Sutrisno, S.Si., M.Pd. : 2009)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Setiap individu mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Oleh
karena itu, cara seseorang dalam bertingkah laku, menilai, dan berpikir akan
berbeda pula. Labunan (2004) menyatakan: setiap individu memiliki cara-cara
tersendiri yang dilakukan dalam menyusun dalam pikirannya, apa yang
dilakukan, dilihat, diingat dan apa yang dipikirkan. Individu akan memiliki cara-
cara yang berbeda atas pendekatan yang dilakukannya terhadap situasi belajar,
dalam cara mereka menerima, mengorganisasikan, serta menghubungkan
pengalaman-pengalamam mereka dalam cara mereka merespon terhadap
metode pengajaran tertentu. Perbedaan ini bukanlah merupakan suatu tingkat
kemampuan seseorang namun merupakan suatu bentuk kemampuan individu
dalam memproses dan menyusun informasi serta cara individu untuk tanggap
terhadap stimulus yang ada di lingkungannya. Perbedaan-perbedaan yang
menetap pada setiap individu dalam cara mengolah informasi dan menyususnya
dari pengalaman-pengalamannya lebih dikenal dengan gaya kognitif.
Jadi dapat dikatakan gaya kognitif adalah cara setiap individu dalam
menerima, mengoraganisasikan, merespon, mengolah informasi dan
menyusunnya berdasarkan pengalaman-pengalaman yang dialaminya
berdasarkan kajian psikologis menurut Nurdin (2005), ada perbedaan cara orang
memproses dan mengorganisasikan kegiatannya, dengan demikian perbedaan
tersebut akan mempengaruhi kuantitas serta kualitas dari kegiatan yang
dilakukan, termasuk kegiatan yang dilakukan siswa di sekolah perbedaan inilah
yang disebut dengan gaya kognitif (cognitif style).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Lebih lanjut Nurdin (2005) menyatakan bahwa gaya kognitif mengacu
pada cara orang memperoleh informasi dan memakai strategi untuk merespon
suatu stimulus dari luar. Disebut sebagai gaya kognitif dan tidak sebagai
kemampuan karena merujuk pada bagaimana sesorang memperoleh informasi
serta memecahkan masalah. Dan bukannya mengacu pada bagaimana
seseorang untuk memperoleh cara yang terbaik dalam memproses informasi
dan memecahkan masalah.
Gaya kognitif merujuk pada cara seseorang memproses, menyimpan,
maupun menggunakan informasi untuk menanggapi suatu tugas atau
menanggapi berbagai jenis situasi lingkungannya. Ada beberapa pengertian
tentang cognitive styles/gaya kognitif yang dikemukakan oleh beberapa ahli,
namun pada prinsipnya pengertian tersebut relatif sama. Coop (dalan Nurdin,
2005) mengemukakan bahwa istilah gaya kognitif mengacu pada kekonsistenan
pemolaan (patterning) yang ditampilkan seseorang dalam menanggapi berbagai
jenis situasi. Juga mengacu pada pendekatan intelektual dan atau strategi dalam
menyelesaikan masalah. Thomas (1990) mengemukakan bahwa cognitive
styles merujuk pada cara seseorang memproses informasi dan menggunakan
strategi untuk menanggapi suatu tugas. Woolfolk (1993) mengemukakan
bahwa cognitive styles adalah bagaimana seseorang menerima dan
mengorganisasikan informasi dari dunia sekitarnya.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa yang
dimaksud dengan cognitive styles adalah cara seseorang dalam memproses,
menyimpan, maupun menggunakan informasi untuk menanggapi suatu tugas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
atau menanggapi berbagai jenis situasi lingkungannya. Salah satu dimensi gaya
kognitif yang secara khusus perlu dipertimbangkan dalam pendidikan, adalah
gaya kognitif yang dibedakan berdasarkan perbedaan psikologis yakni: gaya
kognitif field-independent dan field-dependent. Gaya kognitif field-dependent
dan field independent perlu dipertimbangkan dalam pembelajaran mengingat
adanya kesesuaian antara kedua gaya kognitif field-independent dan field-
dependent.
Kesesuaian yang dimaksud yaitu hubungan antara gaya kognitif field-
dependent dan orientasi sesama atau menonjolnya solidaritas (rasa
kebersamaan, kooperatif). Kesesuaian gaya kognitif field-independent dalam
hakikat hubungan antara manusia dan manusia, yaitu orientasi individual yang
muncul secara dominan yakni orientasi yang pada dasarnya menghargai
kemampuan individual dalam meraih prestasi.
Tiap orang akan memiliki gaya kognitif yang berbeda-beda dalam
memecahkan masalah. Berbagai gaya kognitif tersebut merupakan suatu sifat
kepribadian yang relatif menetap sehingga dapat dipakai untuk menjelaskan
prilaku seseorang dalam menghadapi berbagai situasi. Menurut Abdurrahman
(1999) menyatakan ada dua dimensi yang mendapat perhatian besar dalam
pengkajian anak dalam berkesulitan belajar yaitu dimensi gaya kognitif
keterikatan dan ketidakterikatan pada lingkungan (field dependent dan field
independent). Cakan (2006) mengemukakan, gaya kognitif (cognitive style),
memiliki arti yang berbeda dengan gaya belajar (learning style). Gaya belajar
merupakan cara orang untuk memperoleh informasi, sedangkan gaya kognitif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
memiliki arti yang lebih luas yaitu mengacu pada cara orang memperoleh
informasi dan memandang lingkungan sekitarnya sebagai stimulus dan
berinteraksi didalamnnya.
Menurut Bull (2000:3) terdapat 20 macam gaya pembelajaran (Twenty
Elements of Style), satu diantaranya dikotomi Field independence / dependence.
(analytic Vs non-analytic).
Pengukuran gaya kognitif penelitian ini menggunakan GEFT ( Group
Embedded Figure Test ). Yang pelaksanaan maupun pengadaan
instrumennya dilakukan oleh para pakar dari Fakultas Psikologi Universitas
Persada Indonesia YAI Jakarta.
Garton, Dryer, and King (2000:48) mengkategorikan individu field
dependent adalah yang memperoleh skor GEFT 0 sampai dengan10, individu
field neutral adalah yang memperoleh skor GEFT 11 sampai dengan 13, dan
individu field independent adalah yang memperoleh skor GEFT 14 sampai
dengan 18.
a. Gaya Kognitif Field independent
Dalam proses pembelajaran, karakteristik Field independent men-
cakup: berfikir analitis, sekuensial, induktif, belajar langkah demi langkah,
membangun konsep secara skuensial kumulatif, rancangan formal, memer-
lukan penguatan visual, kebutuhan yang kuat untuk melengkapi tugas saat
bekerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Liu (1999:2) menya-takan bahwa individu Field independent lebih
otonom pada pengembangan keterampilan merestruktur kognitif dan kurang
otonom dalam pengembangan keterampilan inter-personal.
Salah satu gaya kognitif yang mempengaruhi karakteristik individu
adalah gaya kognitif field independent. Witkin, dkk (dalam Candiasa, 2002)
mengklarifikasikan beberapa karakteristik individu yang memiliki gaya
kognitif field-independent, antara lain: (1) memiliki kemampuan menganalisis
untuk memisahkan objek dari lingkungan sekitar, sehingga persepsinya tidak
terpengaruh bila lingkungan mengalami perubahan; (2) mempunyai
kemampuan mengorganisasikan objek-objek yang belum terorganisir dan
mereorganisir objek-objek yang sudah terorganisir; (3) cenderung kurang
sensitif, dingin, menjaga jarak dengan orang lain, dan individualistis; (4)
memilih profesi yang bisa dilakukan secara individu dengan materi yang lebih
abstrak atau memerlukan teori dan analisis; (5) cenderung mendefinisikan
tujuan sendiri, dan (6) cenderung bekerja dengan mementingkan motivasi
intrinsik dan lebih dipengaruhi oleh penguatan instrinsik.
Dari karakteristik tersebut dapat diketahui bahwa individu yang memiliki
gaya kognitif field independent mempunyai kecenderungan dalam respon
stimulus menggunakan persepsi yang dimilikinya sendiri dan lebih analitis.
Lebih lanjut Musser (dalam Sugiarthawan, 2007): menjelaskan kondisi
pembelajaran yang memungkinkan siswa yang memiliki gaya kognitif field
independent belajar secara maksimal antara lain: (1) pembelajaran yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
menyediakan lingkungan belajar secara individual; (2) disediakan lebih bayak
kesempatan untuk belajar dan menemukan sendiri suatu konsep atau prinsip;
(3) disediakan lebih banyak sumber dan materi belaja; (4) pembelajaran yang
hanya sedikit memberikan petunjuk dan tujuan; (5) mengutamakan instruksi
dan tujuan secara individual; (6) disediakan kesempatan untuk membuat
ringkasan, pola, atau peta konsep berdasarkan pemikirannya.
b. Gaya Kognitif Field dependent
Dalam proses pembelajaran, karakteristik Field dependent mencakup:
berfikir global, diawali dengan mempelajari konsep, dilanjutkan konsentrasi
pada rincian, belajar dalam kelompok, merespon gambar lebih baik.
Individu dengan gaya kognitif Field dependent dalam proses
pembelajaran memiliki ciri-ciri: berfikir global, memiliki motivasi eksternal
dan penghargaan eksternal, penalaran analitis dinamis melalui penemuan dan
intuisi, penerimaan melalui pendengaran dan penglihatan, menggunakan otak
kanan dengan pemrosesan non linier, serial, sekuensial, penerimaan abstrak
melalui analisis, dan memililki prosesor yang reflektif.
Perbedaan gaya kognitif tersebut dapat dilihat seperti dalam tabel berikut
ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Tabel. 1. Perbedaan gaya kognitif field dependent dan field independent
Dimensi Type:Field Independent Type : Field Dependent
Pengaruh
lingkungan
Kurang dipengaruhi oleh
lingkungan dan
pendidikan masa lampau
Sangat dipengaruhi oleh
lingkungan, bergantung
pendidikan sewaktu kecil
Pendidikan
Dididik untuk berdiri
sendiri dan mempunyai
otonomi atas
tindakannya
Dididik untuk selalu
memperhatikan orang lain
Ingatan
Tidak peduli akan norma
- norma
Mengingat hal – hal dalam
konteks social / norma
Cara bicara
Berbicara cepat tanpa
menghiraukan daya
tangkap orang lain
Bicara lambat agar dapat
dipahami orang lain
Hubungan Sosial
Kurang mementingkan
hubungan sosial
Mempunyai hubungan
social yang luas
Bidang psikologi
Lebih sesuai memilih
psikologi eksperimental
Lebih cocok untuk
memilih psikologi klinis
Pemilihan jurusan
Lebih cepat memilih
bidang keahliannya
sesuai dengan
kemampuan yang
Lebih sukar mdan sering
pindah jurusanemastikan
bidang keahliannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
dimiliki
Pemberian
petunjuk
Tidak memerlukan
petunjuk yang terperinci
Memerlukan petunjuk
yang lebih banyak untuk
memahami sesuatu, bahan
hendaknya tersusun
langkah de4mi langkah
Sikap terhadap
kritik
Dapat menerima kritik
demi perbaikan
Lebih peka akan kritik dan
perlu memnapat
dorongan, kritik jangan
bersifat pribadi
Sumber : S. Nasution, 2006. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar &
Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara.
3. Pengertian Hasil belajar Menggambar Teknik Dasar dengan AutoCad
a. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran tertentu (Brigg’s,1977:56). Hasil belajar secara spesifik
mengacu pada capaian siswa yang didasarkan pada hasil belajar, yang
bersandar pada bukti dari pembelajaran siswa dan meliputi penguasaan,
pemahaman, dan sikap. Reigeluth (1985:18-20) mengklasifikasi-kan hasil
belajar terdiri dari efektifitas, efisiensi, dan daya tarik. Efektivitas dari
pembelajaran pada umumnya diukur dengan tingkat pencapaian siswa
terhadap berbagai hal. Efisiensi pembelajaran pada umumnya diukur dengan
keefektifan dibagi dengan waktu belajar siswa. Daya tarik dari pembelajaran
pada umumnya diukur dengan tendensi siswa untuk melanjutkan belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Dalam penelitian ini hasil belajar ditekankan pada efektivitas, yaitu
kemampuan memecahkan masalah/soal yang diberikan. Menurut Snelbecker
(1974:11-21) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang ditandai oleh
perilaku baru yang merupakan hasil belajar aktual, hasil belajar baru ini
berlaku dalam waktu lama, hasil belajar baru ini diperoleh karena
pembelajaran. Berdasarkan taksonomi variabel pembelajaran Bloom’s seperti
dikutip Krathwohl (2001:138), hasil belajar dibagi dalam tiga ranah, yaitu:
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Taksonomi ranah kognitif ini oleh
Anderson and Krathwohl direvisi menjadi dimensi proses kognitif dan
dimensi pengetahuan. Dimensi proses kognitif terdiri dari tingkatan :ingatan,
pemahaman, penerapan, analisis, evaluasi, dan kreasi. Dimensi pengetahuan
terdiri dari tingkatan: pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual,
pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif.
b. Menggambar Teknik Dasar dengan AutoCad.
AutoCad merupakan kependekan dari kata Automatic Computer Aided
Desaign, yang berarti bahwa Autocad merupakan suatu program komputer
sebagai alat bantu dalam proses desain atau perancangan, dalam hal ini
merupakan salah satu sub kompetensi dari Gambar Teknik Dasar yang
diberikan pada kelas X program studi Teknik Gambar Bangunan. Selanjutnya
pengertian hasil belajar menggambat teknik dasar dengan komputer
merupakan kompetensi siswa di bidang gambar dengan perangkat lunak
(software). Sehingga kompetensi yang dicapai sesuai dengan rancangan
pembelajaran yang tercantum dalam masing – masing jobsheet.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
B. Penelitian yang relevan
Berikut ini adalah beberapa penelitian yang relevan yang telah dilakukan,
khususnya dengan variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini.
1. C. A. Sherman dan B. S. Rushall (1993) http://www-
rohan.sdu.edu/dept/coachsci/csa/vol31/tabel.htm). dalam penelitian tentang
Per-kembangan Mengubah dan Penyempurnaan Teknik Berenang
Menggunakan Pengajaran Terbalik dinyatakan bahwa dengan strategi
backward chaining terjadi penyempurnaan hasil yang signifikan, perubahan
perilaku dan kinerja yang efektif, menghasilkan sedikit kesalahan, dan
merupakan strategi pembelajaran yang efektif.
2. Muhhamad Ali Salmani (2002) dalam penelitian tentang Hubungan
Terpengaruh lingkungan/dependent dan Kinerja Mahasiswa EFL orang Iran
pada Tes Komunikasi dinyatakan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna
antara kinerja peserta tes dengan gaya kognitif Terpengaruh lingkungan dan
gaya kognitif Independent. (Nodoushan University of Tehran,2002)
http://www.geocities.com/nodoushan/articles/homepage.html.
3. Sakorn Boondao dan Glenn Rowley (1991) : Paper presented at AARE
Annual Conference 1991 Suffers Paradise, Queensland 20 – 26, 1991)
dalam penelitian tentang Pengaruh dari Penugasan bagi Maha-siswa
Terpengaruh lingkungan - Terbebas lingkungan dalam Pembelajaran
Matematik dengan Pendidikan Jarak Jauh dinyatakan bahwa terdapat pengaruh
positif di antara mahasiswa dengan gaya kognitif Terpengaruh lingkungan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
di antara mahasiswa dengan gaya kognitif Terbebas lingkungan. Mahasiswa
dengan dengan gaya kognitif Terbebas lingkungan ternyata memiliki kinerja
lebih baik.
4. John W. Hansen (1995) yang melakukan penelitian pada mahasiswa teknik
industri dan pendidikan kejuruan di Center California University menemukan
bahwa pada mahasiswa jurusan teknik mesin skor GEFT dan skor S-V
(Spatial-Visual) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Prestasi
Kumulatif (IPK). Skor GEFT dan skor S-V yang tinggi menunjukkan Indeks
Prestasi Kumulatif yang tinggi pula. ( Journal of Technology Education,
volume 6 number 2, spring 1995), pp.4 -7
5. SheriClark, Elaine Set, dan Fred Weber (2000) dalam penelitiannya tentang
kinerja mahasiswa teknik pada kelompok GEFT di Fakultas Teknik
Universitas Tennessee pada 53 mahasiswa seni liberal, 157 mahasiswa jurusan
teknik, menunjukkan bahwa skor GEFT rerata mahasiswa seni liberal 11,7,
dan skor GEFT rerata mahasiswa jurusan teknik 14,6. Mahasiswa jurusan
teknik yang memiliki kemampuan menyelesaikan masalah secara superior
adalah mereka yang memiliki nilai matematika dan sains yang tinggi, serta
sedikit sekali mahasiswa dengan nilai GEFT yang rendah mendapatkan Indeks
Prestasi kumulatif yang rendah. Sementara itu mahasiswa dengan skor GEFT
yang rendah tidak ingin berlama-lama menjadi mahasiswa jurusan teknik.
http://fie.engrng.pitt.edu/ie2000/papers/1038.pdf.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
6. Steven R. Terrel (2002:4) dalam penelitiannya tentang penggunaan gaya
kognitif sebagai prediktor dari keanggotaan dalam program sekolah menengah
dan program sekolah tinggi bagi orang berbakat menggunakan GEFT
menunjukkan bahwa pria lebih terbebas lingkungan dibanding wanita. (paper
presented at the Annual Meeting).
7. Anwar Sukito Ardjo (2008) dalam penelitiannya (disertasi tidak
dipublikasikan) tentang pengaruh strategi pembelajaran dan gaya kognitif
terhadap hasil belajar pemrograman otomasi gambar teknik pada mahasiswa
program DIII Teknik Mesin Universitas Negeri Yogyakarta dengan GEFT:
Jakarta UNJ, menunjukkan bahwa mahasiswa yang mengikuti pembelajaran
Otomasi Gambar Teknik dengan strategi backward chaining lebih tinggi dari
pada yang mengikuti pembelajaran dengan strategi forward chaining. Pada
bagian lain juga ditemukan bahwa terbukti hasil belajar pemrograman Otomasi
Gambar Teknik mahasiswa yang memiliki gaya kognitif field independent
lebih tinggi dari pada mahasiswa yang memiliki gaya kognitif field dependent.
Temuan juga mengindikasikan ada interaksi antara strategi pembelajaran dan
gaya kognitif terhadap hasil belajar pemrograman Otomasi Gambar Teknik.
8. Aghniyani Zakiah (2008) dalam penelitiannya (tesis tidak dipublikasikan) tentang
pengaruh penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual (contextual teaching and
learning) bermedia VCD dan LKS terhadap pencapaian kompetensi mata pelajaran
sejarah ditinjau dari gaya kognitif siswa : Surakarta, UNS. Menunjukkan bahwa hasil
pencapaian kompetensi mata pelajaran sejarah bagi siswa yang memiliki gaya kognitif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
field independen lebih tinggi dari pada siswa yang mempunyai gaya kognitif field
dependent.
C. Kerangka Berfikir
1. Perbedaan pengaruh hasil belajar gambar teknik dasar dengan AutoCad
berdasarkan strategi pembelajaran
Backward Chaining merupakan strategi pembelajaran yang
aktivitasnya dilakukan dalam urutan terbalik, dari bagian akhir menuju langkah awal.
Beberapa ciri dari strategi pembelajaran Backward Chaining yang menarik untuk
diimplementasikan adalah upaya pembuktian bahwa strategi pembelajaran ini akan
memberikan hasil : (1) pembelajaran minimum, yang akan mereduksi penggunaan
ingatan jangka pendek atau ingatan kerja, (2) memfasilitasi transfer informasi
prosedural menuju ingatan jangka panjang, (3) menjaga siswa tetap terlibat dan
tertantang, (4) memberi kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan tugas lebih
cepat, (5) pembelajar melakukan contoh lebih sedikit, (6) siswa setiapkali
mengalami penguatan terminal, (7) memberi kesempatan pembelajar untuk
menyajikan hanya satu langkah.
Beberapa ciri dari strategi pembelajaran forward chaining yang menarik
untuk diimplementasikan adalah upaya pembuktian bahwa strategi pembelajaran ini
akan memberikan hasil : (1) setiap kali siswa mengalami penguatan terminal, (2)
siswa mengalami keseluruhan tugas dalam urutan yang alami, (3) dapat melakukan
penyajian secara spontan dan leluasa, (4) aktivitas dapat disajikan secara alami dan
sederhana, namun setiapkali siswa harus menjalani keseluruhan aktivitas, (5) siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
harus menyajikan seluruh langkah yang belum dikuasai setiap kali aktivitas dicoba,
(6) jika dilaksanakan pembelajaran yang lebih intensif pada aktivitas tertentu, maka
saat dilanjutkan dapat terjadi keutuhan aktivitas menjadi terganggu.
Dampak dari hasil pembelajaran yang muncul pada implementasi strategi
pembelajaran forward chaining adalah akan terbentuknya checklist mental, yaitu
siswa akan kehilangan upaya untuk menemukan langkah selanjutnya secara
individu. Mental yang terbentuk ini akan menyebabkan ketergantungan siswa
terhadap pengajar yang ditandai dengan aktivitas menunggu hingga pengajar
menyajikan langkah selanjut-nya. Hal seperti ini diharapkan dapat diatasi dengan
mengimplementasikan strategi pembelajaran Backward Chaining. Hal ini dapat
terjadi karena langkah pembelajaran dimulai dari hasil akhir pembelajaran, sehingga
siswa sudah mempunyai gambaran yang nyata hasil pembelajaran yang harus
dicapai. Oleh karenanya semangat untuk dapat mencapai hasil pembelajaran melalui
upaya sendiri akan muncul, sehingga pembelajar tidak harus menyajikan seluruh
langkah sebelumnya secara rinci maupun keseluruhan.
Bertitik tolak dari kerangka pikir di atas, diduga bahwa hasil belajar
menggambar teknik dengan AutoCad dari sampel yang mengikuti pembelajaran
dengan strategi pembelajaran Backward Chaining akan lebih tinggi dibandingkan
dengan mereka yang mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran forward
chaining.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
2. Perbedaan hasil belajar gambar teknik dasar berdasarkan gaya kognitif
Gaya kognitif adalah karakteristik, mode-mode diri yang konsisten dari
pemfungsian sehingga individu menunjukkan perseptual dan aktivitas intelektualnya.
Aspek gaya perseptual dapat diklasifikasikan menjadi field independent dan field
dependent. Gaya kognitif juga berkaitan dengan cara siswa mengorganisasikan,
memfilter, mentransformasi, dan memproses informasi. Dikotomi field independent
dan field dependent sering juga disebut berpikir global-berpikir analitik.
Karakteristik individu field independent mencakup: menangkap secara
analitis, membuat pembedaan konsep secara spesifik, berorientasi impersonal,
mempelajari materi sosial hanya untuk maksud khusus, tertarik pada konsep baru
yang dibangun sendiri, memerlukan penentuan sasaran dan penguatan sendiri, dapat
membangun sendiri struktur situasi, kurang menghargai kritikan, menggunakan
pendekatan pengujian hipotesis untuk pencapaian konsep, menyukai kompetisi.
Karakteristik field dependent yang erat kaitannya dengan aktivitas
pembelajaran mencakup: menangkap secara global, membuat pembedaan umum
konsep dan melihat keterhubungannya, lebih berorientasi sosial, lebih mudah
menguasai materi yang berorientasi sosial, lebih tertarik pada materi yang sesuai
dengan pengalaman pribadi, memerlukan penentuan sasaran dan penguatan dari luar
dirinya, memerlukan pengorganisasian materi yang baik, lebih memperhatikan
kritikan, memerlukan bantuan pengajar terus-menerus, memerlukan orang lain untuk
melihat pencapaian konsep.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Berdasarkan uraian di atas maka diduga siswa dengan gaya kognitif field
independent akan memiliki hasil belajar gambar teknik dengan AutoCad yang lebih
tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki gaya kognitif field dependen.
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, dapat digambarkan skema dari kerangka
pikir sebagai berikut :
Gambar 1. Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan di
atas, dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut :
1. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara strategi pembelajaran backward
chaining dengan forward chaining terhadap hasil belajar menggambar teknik dasar
dengan AutoCad .
Strategi Pembelajaran
Backward Chaining
Strategi Pembelajaran
Forward Chaining
Gaya Kognitif :
Field Independent
Field Dependent
Pencapaian Hasil
Belajar Menggambar
Teknik Dasar dengan
AutoCad
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
2. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara gaya kognitif field independent
dengan field dependent terhadap hasil belajar menggambar teknik dasar dengan
AutoCad
3. Terdapat interaksi pengaruh strategi pembelajaran dan gaya kognitif terhadap hasil
belajar menggambar teknik dasar dengan AutoCad.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode
Penelitian ini menggunakan Metode Eksperimen, yaitu dengan
melakukan percobaan / tindakan terhadap kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol untuk mencari sebab akibat antara dua factor yang
sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminir factor pengganggu.
Metode eksperimen adalah metode yang mengobservasi di bawah
kondisi buatan (artificial condition) dimana kondisi tersebut dibuat dan
diatur oleh si peneliti. Dengan demikian, penelitian eksperimental adalah
penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap obyek
penelitian serta adanya control.(Nasir,1988:74)
Memanipulasi variabel ini tidak mempunyai arti yang negatif seperti
yang terjadi di luar konteks penelitian. Yang dimaksud dengan manipulasi
yaitu tindakan atau perlakuan yang dilakukan oleh seorang peneliti atas
dasar pertimbangan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan secara
terbuka guna memperoleh perbedaan efek dalam variable terikat. (Sukardi,
2004:181)
Metode ini dengan desain faktorial 2 x 2. Desain factorial merupakan
suatu tindakan terhadap satu variable atau lebih yang dimanipulasi secara
simultan agar dapat mempelajari pengaruh setiap variabel terhadap variabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
terikat, atau pengaruh yang diakibatkan adanya interaksi antara beberapa
variabel.
Factorial Design is one in which two or more variables are
manipulated simultaneously in order to study the independent
effect of each variable on the dependent variable as well as the
effects due to interactions among the several variables (Ary dkk,
1985) seperti dikutip Sukardi (2004:187)
1. Desain Penelitian
Desain penelitian menggunakan desain factorial 2 x 2, dimana
masing – masing variable bebas mempunyai dua nilai. Variabel bebas
pertama (X1) Strategi pembelajaran backward chaining dan forward
chaining yang dimanipulasi disebut variable eksperimental, sedangkan
variable bebas ke dua (X2) gaya kognitif terdiri dari gaya kognitif field
independent dan field dependent disebut variable atribut. Pengaruh
perlakuan eksperimen terhadap variable terikat (Y) hasil belajar
menggambar teknik dasar dengan autocad dinilai setiap tingkatan
variable. Untuk lebih jelasnya, desain factorial 2 x 2 dapat dilihat dari
table berikut ini :
Tabel. 2. Rancangan Analisis Desain Faktorial 2 x 2
GAYA KOGNITIF
(B) Backward Chaining (A1) Forward Chaining (A2)
Field Independent (B1) A1B1 A2B1
Field Dependent (B2) A1B2 A2B2
STRATEGI PEMBELAJARAN ( A )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Keterangan :
A1B1 : Kelompok siswa dengan perlakuan strategi
backward chaining yang mempunyai gaya
kognitif field independent.
A2B1 : Kelompok siswa dengan perlakuan strategi
forward chaining yang mempunyai gaya
kognitif field independent.
A1B2 : Kelompok siswa dengan perlakuan strategi
backward chaining yang mempunyai gaya
kognitif field dependent.
A2B2 : Kelompok siswa dengan perlakuan strategi
forward chaining yang mempunyai gaya
kognitif field dependent.
Pemilihan metode ini disesuaikan dengan data yang diharapkan,
yaitu perbedaan kemampuan menggambar teknik dengan AutoCad.
Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah
kemampuan menggambar teknik dengan AutoCad, sedang variabel
bebas (independent variable) perlakuan dari penelitian ini adalah
strategi pembelajaran forward chaining dan strategi pembelajaran
backward chaining. Variabel bebas intervensi berupa variabel atribut
adalah gaya kognitif field independent dan gaya kognitif field
dependent.
2. Variabel Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Variabel yang digunakan dalam penelitian perlu untuk
diidentifikasi dan diklasifikasikan. Jumlah variabel yang digunakan
tergantung dari luas dan sempitnya penelitian yang dilakukan. Menurut
Moh. Nazir (2000: 149), “variable adalah konsep yang mempunyai
bermacam nilai, sehingga variable mempunyai sifat karakteristik yang
mempunyai nilai numerik dan kategori”.
Penelitian ini melibatkan dua variabel bebas dan satu variabel
terikat. Untuk lebih jelasnya, tiga variable tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a. Variabel bebas pertama (X1) adalah strategi pembelajaran
backward chaining dan forward chaining, ini merupakan variabel
aktif ( variable yang dimanipulasi ) disebut variabel eksperimental
b. Variabel bebas ke dua (X2) adalah gaya kognitif siswa, yang terdiri
dari field independent dan field dependent merupakan variabel yang
tidak dimanipulasi disebut variabel atribut. Sehingga dapat dilihat
interaksinya dengan variable aktif dalam mempengaruhi variable
terikat.
c. Variabel terikat (Y) adalah hasil belajar menggambar teknik dasar
dengan autocad
B. Populasi dan Sampel
Population is all members of well defined class of people, events,
or objects ( Ary, dkk: 1985: 138) seperti dikutip oleh Sukardi (2004: 53).
Populasi pada prinsipnya adalah semua anggota kelompok manusia,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat
dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu
penelitian.Menurut Sugiyono (2006:89) “ populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik”. Sehingga populasi penelitian merupakan suatu kelompok
individu yang diselidiki tentang aspek – aspek yang terdapat dalam
kelompok.
Populasi dalam penelitian ini adalah sejumlah 131 siswa SMK,
yang terdiri dari 89 siswa SMK Negeri 2 Pati yang terbagi dalam 3 klas,
kelas XB1 sebanyak 24 siswa, kelas XB2 sebanyak 32 siswa, dan kelas
XB3 sebanyak 33 siswa, serta 42 siswa klas X di SMK Bhina Tunas
Bhakti Juwana, keduanya untuk program studi Teknik Gambar Bangunan.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Suharsimi Arikunto, 2006 : 117) Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari tiga kelompok yaitu : kelompok threatmen,
kelompok control, dan kelompok uji coba instrument. Cara pengambilan
sampel dilakukan dengan multistage cluster purposive random sampling
sebagai berikut :
1. Untuk memilih sekolah digunakan cluster random sampling. Agar
tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran dari sekolah yang
diteliti, maka pengambilan sampel ditetapkan sebanyak 2 sekolah
sesuai dengan program studi Teknik Gambar Bangunan yang ada di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
kabupaten Pati Jawa Tengah. Untuk ini diambil satu kelas dari SMK
Bhina Tunas Bhakti Juwana dan dua kelas dari SMK Negeri 2 Pati
Jawa Tengah. Sampel tersebut adalah siswa kelas X, Program Studi
Teknik Gambar Bangunan SMK N 2 Pati sebanyak 56 siswa, yaitu
kelas X B1 dan kelas X B2, serta 42 siswa kelas X di SMK Bina
Tunas Bhakti Juwana.
2. Untuk menentukan kelompok eksperimen, dilakukan secara cluster
random sampling dengan cara undian dari kedua sekolah yang akan
diteliti. Hasilnya kelas X B1 dan kelas X B2 SMK negeri 2 Pati
dengan perlakuan Pembelajaran Gambar Teknik Dasar dengan
AutoCad menggunakan strategi Backward Chaining, sebagai
kelompok kontrol, dan kelas X TGB SMK Bhina Tunas Bhakti
Juwana dengan perlakuan Pembelajran Gambar Teknik Dasar dengan
AutoCad menggunakan strategi Forward Chaining, sebagai kelompok
threatment.
3. Untuk kelompok uji coba instrument, dipilih secara purposive
sampling, yaitu siswa kelas XI B1 terdiri dari 32 siswa dan kelas XI
B2 terdiri dari 30 siswa dari SMK Negeri 2 Pati.
Berikut ini dapat dilihat deskripsi jumlah populasi dan sampel
dalam penelitian ini sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Tabel 3. Deskripsi Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian
No Nama Sekolah Jumlah Populasi Jumlah sampel
1 SMK Negeri 2 Pati 89 56
SMK Bhina Tunas Bhakti 42 42
Juwana - Pati
Jumlah 131 98
2
Untuk membuktikan bahwa kelas XI Bangunan SMK Negeri 2 Pati
dan kelas XI Bangunan SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana berkualitas
setara maka diperlukan data yang dapat dipercaya, data yang diampil
adalah nilai akhir semester satu kelas XI pada mata pelajaran gambar
teknik dasar dengan autocad, yang diuji dengan teknik t – test untuk
sampel yang berasal dari populasi yang sama.
Tabel 4. Data Statistik Uji t
Dari hasil analisis yang dibantu dengan program komputer statistik
SPSS for window 16,0 dapat diketahui bahwa harga t pada equal
varian assumed yakni -0,469 dengan tingkat signifikansi 0,000 sedang
Group Statistics
Asal Sekolah N Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Gambar Teknik Dasar
SMK N 2 Pati 56 80.4000 2,734 .422
SMK BTB Juwana
42 79,6000 2.592 .473
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
harga t tabel (0.05, df 58) = 1,658 dengan –t1-1/2 α demikian t hitung
sebesar – 0.469 < t tabel < -1.658
Kenyataan ini menunjukkan bahwa pada dasarnya rata – rata hasil
belajar gambar teknik dasar dengan autocad kelas X semester satu
SMK N 2 Pati dan rata – rata hasil belajar gambar teknik dasar dengan
autocad kelas XI SMK BTB Juwana adalah sama / tidak berbeda
(lihat lampiran 9 hal. 204).
C. Tempat dan Waktu penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Program Studi Teknik Gambar
Bangunan SMK se Kabupaten Pati Jateng, yang terdiri dari dua sekolah
yaitu SMK N 2 Pati dan SMK Bina Tunas Bhakti Juwana.
a. SMK Negeri 2 Pati
SMK Negeri 2 Pati merupakan salah satu SMK RSBI di
Kabupaten Pati dan telah bersertifikat ISO. Sekolah ini beralamatkan
di Jl. Gembong Rendole KM 4 Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati
Jawa Tengah. Sekolah ini mempunyai 5 program studi yaitu : 1)
Teknik Gambar Bangunan, 2) Teknik Audio Video, 3) Teknik Listrik
Industri, 4) Teknik Mesin Perkakas, dan 5) Teknik Mekanik Otomotif.
Masing - masing program studi mempunyai 7 kelas yaitu 3 kelas X, 2
kelas XI, dan 2 kelas XII, dengan 140 Guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
b. SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana
SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana adalah sekolah yang telah
melaksanakan Sistem Manajemen Mutu dalam upaya tertib
administrasi guna meningkatkan kualitas hasil pendidikan dan
pelatihan, Sekolah ini beralamat di Jl. Sunan Ngerang no. 109 Juwana,
Ada empat program studi di SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana
yaitu : 1). Teknik Gambar Bangunan, 2) Teknik Elektronika, 3) Teknik
Mesin, dan 4) Teknik Otomotif, dengan jumlah guru 58 orang.
2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu :
a. Tahap persiapan, meliputi penentuan judul, penyusunan proposal,
seminar proposal, studi pustaka, penyusunan instrument penelitian
yang dimulai bulan Oktober 2010.
b. Tahap pelaksanaan eksperimen, yang meliputi pelaksanaan uji coba
instrumen, test GEFT untuk membedakan gaya kognitif siswa, dan
pelaksanaan pembelajaran dilakukan pada awal semester genap tahun
pelajaran 2010/2011, yaitu mulai bulan januari 2011. Eksperimen
dilaksanakan selama sepuluh kali tatap muka pembelajaran yang
terdiri dari dua tatap muka awal untuk test GEFT, sedangkan
perlakuan dan pengumpulan data dilakukan selama delapan kali tatap
muka pembelajaran sampai dengan pertengahan bulan April 2011.
c. Tahap analisis data dan penulisan laporan penelitian. Kegiatan ini
dimulai bulan April 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Untuk memperjelas waktu pelaksanaan penelitian ini dapat
dilihat dalam jadwal penelitian berikut ini :
Tabel 6. Jadwal Penelitian
Tahun 2010
10 11 12 1 2 3 4 5
1 Tahap Persiapan :
a. Pengajuan judul
b. Penyusunan proposal
c. Seminar proposal
d. Perijinan penelitian
e. Penyusunan instrumen
2 Tahap Pelaksanaan Eksperimen :
a. Melaksanakan Uji coba instrumen
b. Melaksanakan test GEFT untuk
mengetahui gaya kognitif siswa
c. Melaksanakan penelitian eksperi-
men melalui proses pembelajaran
d. Mengumpulkan data penelitian
yang terdiri dari hasil test GEFT
dan hasil penilaian praktek gambar
e. Menganalisis data, membuk-
tikan hipotesis, dan menarik
kesimpulan
3 Tahap Penyusunan Laporan Hasil
Penelitian
Penyelesaian penyusunan laporan
hasil penelitian secara lengkap
Jenis KegiatanNo Tahun 2011
Bulan ke
D. Definisi Operasional
Penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu 1) variable bebas (A1 dan
A2) adalah strategi pembelajaran Forward Chaining dan Backward
Chaining, 2) variable bebas intervensi yang berupa variable atribut (B1 dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
B2) yaitu gaya kognitif Field Dependent dan Field Independent, 3) variable
terikat hasil belajar Gambar Teknik Dasar dengan AutoCad
Untuk mempertegas variable tersebut dapat dijelaskan definisi
operasionalnya sebagai berikut :
1. Strategi Pembelajaran Backward Chaining
Backward Chaining adalah metode instruksional pada pembelajaran yang
dimulai dengan sub tugas atau sub aktivitas terakhir dari urutan dan bergerak
mundur sepanjang rantai subtugas yang telah dikuasai.
Brandon (2003:2-3) mendefi-nisikan Backward Chaining sebagai strategi
pembelajaran yang melakukan pekerjaan dalam urutan terbalik.
2. Strategi Pembelajaran Forward Chaining
Forward Chaining adalah suatu strategi pembelajaran dengan instruksi
dimulai dengan masuk pada rantai pertama, selanjutnya, penguasaan tiap
langkah, sampai langkah terakhir dicapai. Cara ini bermanfaat bagi siswa yang
berfungsi pada tingkat tinggi. Penggunaan forward chaining dilakukan saat
siswa dapat melaksanakan masing-masing langkah secara individu dan
diperlukan hanya untuk mengikat siswa melakukan tugas bersama, atau saat
langkah-langkah pada awal rantai tampak lebih mudah bagi siswa.
3. Gaya Kognitif
Gaya kognitif seseorang adalah pola strategi yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah-masalah termasuk masalah belajar. Gaya kognitif
dalam pengolahan informasi adalah kebiasaan pengolahan informasi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
mewakili gaya belajar yang secara khas merasakan, berpikir, memecahkan
masalah, dan mengingat. Gaya kognitif dibedakan menjadi dua yaitu gaya
kognitif field dependent (terpengaruh lingkungan) dan field independent
(terbebas lingkungan). Gaya kognitif field dependent adalah memandang obyek
dan lingkungannya sebagai satu kesatuan berorientasi social atau lingkungan
yang terstruktur dan mempunyai penguatan eksternal. Sedangkan gaya kognitif
field independent adalah memandang obyek terdiri dari bagian yang terpisah
dari lingkungannya atau memisahkan stimuli dari konteks dan mempunyai
penguatan intrinsic.
Pemisahan gaya kognitif dalam penelitian ini dilakukan dengan Test
GEFT (Group Embedded Figure Test ). (terlampir)
4. Hasil Belajar Menggambar Teknik Dasar dengan AutoCad
Hasil belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam memahami konsep
secara teoritis dan menguasai ketrampilan dalam praktek menggambar teknik
dasar, terutama menggambar Teknik Dasar dengan AutoCad. Hal ini
diindikasikan siswa dapat menyelesaikan dan kompeten dalam tugas – tugas
gambar dengan AutoCad seperti : menggambar garis, sudut, bidang, sampai
dengan menyelesaikan gambar denah bangunan.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Instrument penelitian merupakan alat yang digunakan peneliti dalam
mengumpulkan data. Dalam penelitian ini terdapat tiga instrument
penelitian, yaitu instrument penelitian berupa Pre test untuk menjajagi
pengetahuan awal siswa dalam memahami gambar proyeksi, Test
GEFT yang dipergunakan untuk memisahkan gaya kognitif siswa, dan
test praktek menggambar teknik dasar dengan autocad untuk mengukur
hasil belajar menggambar teknik dasar dengan autocad.
a. Pre Test : pre test ini diberikan untuk mengetahui sejauh mana siswa
sudah mengetahui tentang pelajaran gambar teknik dasar sebelum
mereka mendapatkan pembelajaran. Test mencakup pengetahuan
tentang garis, sudut, proyeksi dan system proyeksi. Test berbentuk
obyektif (matching test) dengan jumlah 24 soal.
Tabel 7. Kisi – Kisi Soal Pre Test
No Kompetensi Dasar/Indikator Jumlah Soal
1 Sistem Gambar Proyeksi 24
a. Proyeksi Orthogonal
b. Proyeksi Oblique
c. Proyeksi Aksonometri
d. Proyeksi Perspektif
b.Test GEFT : test GEFT diberikan untuk memisahkan gaya kognitif
siswa meliputi gaya kognitif field dependent dan gaya kognitif field
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
independent. Test ini berupa test praktek menggambar (menemukan
pola gambar dalam gambar yang lebih kompleks) sebanyak 18 soal.
Garton, Dryer, and King (2000:48) mengkategorikan individu sebagai berikut
1) Perolehan skor 0 – 10 : kelompok field dependent
2) Perolehan skor 11 – 13 : kelompok netral
3) Perolehan skor 14 – 18 : kelompok field independent
Test GEFT ini diambil dari hasil karya Philip K Oltman, Evelyn Raskin, dan
Herman A. Witkin yang masih tetap dipergunakan dalam lingkup internasional
seperti yang telah dikutip oleh para pakar Fakultas Psikologi Universitas
Persada Indonesia YAI , Jakarta 2008. ( soal terlampir )
c. Post Test (Test Kompetensi Gambar Teknik Dasar) :
Test ini diperlukan untuk mengetahui hasil belajar menggambar teknik
dasar dengan autocad setelah selesai proses pembelajaran. Test berupa tugas
praktek menggambar sesuai dengan urut – urutan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) Data pokok yang dikumpulkan dari penelitian ini
adalah data nilai kemampuan hasil belajar menggambar teknik dengan
Autocad sebagai variabel terikat, yang diperoleh setelah proses KBM
selesai. Penilaian berdasarkan kriteria yang telah dijelaskan dalam
RPP.(lihat lampiran…..hal……)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Tabel 8. Kisi – Kisi Soal Praktek Menggambar Teknik Dasar
No Kompetensi Dasar/Indikator Job
1 Menggambar dengan perangkat
lunak (softwere)
a. Menggambar Garis 1. garis tebal / gambar
2. garis putus - putus
3. garis putus - titik
4. garis tipis
5. garis titik - titik
b. Menggambar bidang Menggambar Segi Banyak
beraturan :
1. segi tiga
2. segi empat
3. segi lima
4. segi enam
5. segi tujuh
6. segi sembilan
7. segi sebelas
c. Menggambar simbol - simbol 1. simbol bahan bangunan
gambar bangunan 2. simbol pasangan
3. simbol plambing
d. Menggambar proyeksi 1. proyeksi orthogonal
2. proyeksi oblique
3. proyeksi aksonometri
4. proyeksi perspektif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
2. Uji Coba Instrumen :
Instrumen harus memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas
(handal). Instrumen yang valid berarti instrument yang mampu mengukur
apa yang diukur. Instrumen yang memenuhi reliabilitas (handal) berarti
instrument menghasilkan ukuran yang konsisten walaupun instrument
tersebut digunakan mengukur berkali – kali. Selain memenuhi
persyaratan validitas dan reliabilitas, instrument hendaknya juga
memenuhi persyaratan kepraktisan. Artinya instrument tersebut praktis
untuk dilaksanakan, ringkas, mudah dimengerti, dan hemat biaya. Uji
coba instrument dipergunakan untuk mengetahui sejauh mana alat
pengukur memiliki validitas dan reliabilitas serta untuk mengetahui
tingkat kesukaran dan daya pembeda pada instrument test.
a. Tempat dan waktu uji coba
Uji coba instrument dilaksanakan pada kelas XIB1 dan XIB2 SMK
Negeri 2 Pati pada awal bulan Januari 2011. Uji coba untuk pre test
dan test GEFT. Soal pre test sejumlah 24 butir soal obyektif
(matching test), maupun soal GEFT sejumlah 18 butir merupakan test
menggambar / menemukan pola gambar sederhana dalam pola yang
lebih kompleks (lihat lampiran)
b. Komponen uji coba
1) Uji Validitas : Untuk menguji apakah instrument yang digunakan,
dalam hal ini adalah Pre Test dan Test GEFT memenuhi
persyaratan validitas, pada dasarnya digunakan korelasi Product
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Moment Pearson. Cara analisisnya dengan cara menghitung
koefisian korelasi antara masing – masing nilai pada nomor
pertanyaan dengan nilai total dari nomor pertanyaan tersebut.
Selanjutnya koefien korelasi yang diperoleh (r) masih harus diuji
signifikansinya menggunakan Uji t ( Uji Beda ) atau dengan
membandingkannya dengan r tabel. Bila t hitung > dari r
tabel, maka nomor pertanyaan tersebut valid. Jika menggunakan
program komputer ( SPSS 16 ) asalkan r yang diperoleh diikuti
harga p < 0,05 berarti nomor pertanyaan itu valid. (Sri Rahayu
Sanusi, staf pengajar Departemen Biostatistika dan
Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Sumatra Utara. Diunduh tanggal 10 April 2011)
= N(∑XY) – (∑X)(∑Y)
√
(Suharsimi Arikunto,2009:72)
Keterangan :
= koefisien korelasi antara variable X dan Y
∑X = jumlah skor variable X
∑XY = jumlah perkalian X dan Y
∑X2
= jumlah kuadrat X
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
∑Y2
= jumlah kuadrat Y
T - Test atau Uji t adalah teknik analisa statistik yang dipakai
untuk melihat ada tidaknya perbedaan “mean” dari dua kelompok
sampel. Jika dua kelompok sampelnya berasal dari distribusi
sampel yang berbeda ( dari populasi yang berbeda ), maka teknik
analisa yang digunakan adalah Independent Samples Test.
Sedangkan jika sampelnya berasal dari distribusi sampel yang
sama, maka teknik analisa yang digunakan adalah Paired Samples
Test atau Correlated Samples.
2) Uji Reliabilitas : Perlu diketahui bahwa yang diuji kehandalannya
(reliabilitas) hanyalah nomor yang sahih saja. Metode yang biasa
digunakan untuk uji reliabilitas adalah teknik ukur ulang dan
teknik sekali ukur. Teknik sekali ukur terdiri atas teknik genap
gasal, belah tengah, belah acak, Kuder Richardson, Teknik Hoyd,
dan Alpha Cronbach. Uji reliabilitas merupakan konsistensi alat
ukur untuk mengukur kelompok tertentu dengan hasil yang
relative tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali
terhadap subyek yang sama. Dalam penelitian ini dipergunakan
Formula KR – 20 sebagai berikut :
k ∑p(1-p)
r 11 = [ 1 - ]
k-1 S2
x
(Syaifuddin Azwar,2010:187)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Keterangan :
r 11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
k = banyaknya aitem
p = indeks kesukaran aitem
S2
x = varians skor test (X)
Koefisien korelasi selalu terdapat antara – 1,00 sampai dengan
+1,00. Namun karena dalam menghitung sering dilakukan
pembulatan angka – angka, sangat mungkin diperoleh koefisien
lebih dari 1,00. Koefisien negative menunjukkan hubungan
kebalikan, sedangkan koefisien positif menunjukkan adanya
kesejajaran untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya
koefisien korelasi adalah sebagai berikut :
Koefisien 0,800 – 1,00 : sangat tinggi
Koefisien 0,600 – 0,800 : tinggi
Koefisien 0,400 – 0,600 : cukup
Koefisien 0,200 – 0,400 : rendah
Koefisien 0,00 – 0,200 : sangat rendah
(Suharsimi Arikunto, 2009: 75)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
3) Analisis Butir Soal
a) Indeks kesukaran soal : soal tes yang baik adalah yang tidak
terlalu mudah dan juga tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu
mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha
memecahkan soal tes. Sebaliknya soal tes yang terlalu sukar
menyebabkan hilangnya semangat mencoba karena di luar
kemampuan. Bilangan yang menunjukkan sukar dan
mudahnya soal tes disebut indeks kesukaran. Rumus yang
dipergunakan untuk menentukan indeks kesukaran soal adalah
sebagai berikut :
B
P =
JS
(Suharsimi Arikunto,2009: 209)
Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Interpretasi indeks kesukaran soal sering diklasifikasikan
sebagai berikut :
Soal dengan P 1,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah
b) Indeks Daya Beda (Diskriminasi) : Daya pembeda soal
adalah kemampuan suatu soal untuk dapat membedakan
antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan
siswa yang bodoh (berkemampuan rendah)
Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah sebagai
berikut :
BA - BB
D = = PA - PB
JA JB
( Suharsimi Arikunto, 2009:213)
Keterangan :
D = indeks diskriminasi
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya kelompok atas yang menjawab
Soal dengan benar
BB = banyaknya kelompok bawah yang menjawab
Soal dengan benar
PA = BA = proporsi peserta kelompok atas yang
JA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
menjawab benar
PB = BB = proporsi peserta kelompok bawah yang
JB
menjawab benar
Interpretasi indeks diskriminasi adalah sebagai berikut :
D : 0,00 - 0,20 : jelek (poor)
D : 0,20 - 0,40 : cukup (satisfactory)
D : 0,40 - 0,70 : baik (good)
D : 0,70 - 1,00 : baik sekali (excellent)
(Suharsimi Arikunto,2009:218)
Data yang terkumpul digunakan sebagai bahan analisis dan pengujian
hipotesis yang diajukan. Oleh karena itu pengumpulan data dilakukan
secara sistematis sesuai dengan identifikasi masalah penelitian. Dalam
hal ini adalah hasil penyelesaian semua test yang diberikan.
E. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan
setelah seluruh data dari responden atau sumber data lain terkumpul.
Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Ada dua macam statistic yang dipergunakan untuk analisis data yaitu :
Statistic Deskriptif dan Statistic Inferensial. Statistik inferensial meliputi
statistic parametris dan statistic non parametris.
Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya. Analisis deskriptif dilakukan dengan menyajikan data
melalui table destribusi frekuensi dan histogram. Analisis inferensial
digunakan untuk menguji hipotesis. Dalam analisis data diadakan uji
persyaratan sebagai berikut :
1. Uji Normalitas : tujuan diadakannya uji normalitas adalah untuk
mengetahui apakah suatu variable normal atau tidak. Normal disini
dalam arti mempunyai distribusi data yang normal. Normal atau
tidaknya berdasarkan patokan distribusi normaldari data dengan mean
dan stabdar deviasi yang sama. Jadi uji normalitas pada dasarnya
melakukan perbandingan antara data yang kita miliki dengan data
berdistribusi normal yang memiliki mean dan standar deviasi sama
dengan data kita. Hal ini diperlukan agar analisis varian (anava) dapat
digunakan. Uji Normalitas sampel dengan menggunakan uji
Kolmogorof – Smirnov (Chakravart, Laha, dan Roy, 1967)
2. Uji Homogenitas : digunakan untuk menguji kesamaan varians antara
dua kelompok yang dibandingkan. Untuk menguji apakah kelompok
tersebut homogen atau tidak, dilakukan dengan teknik analisis varian
homogenitas Uji F. Rumus yang digunakan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
S12 varians terbesar
Fht = atau Fht =
S22 varians terkecil
( Sudjana, 1982:242)
3. Uji Hipotesis : uji untuk analisis hipotesis digunakan untuk mengolah
data hasil penelitian yang berupa angka, sehingga dapat menghasilkan
jawaban rumusan masalah yang diajukan secara logis dan sistematis.
a. Uji ANAVA 2 Jalur :
Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan teknik analisis varians (Anava) dua jalur pada taraf
signifikansi α = 0,05.
Hipotesis statistik yang diajukan dalam penelitian ini sebagai
berikut :
1) Hipotesis 1 H0 : µ A1 = µ A2
H1 : µ A1 ≠ µ A2
2) Hipotesis 2 H0 : µ B1 = µ B2
H1 : µ B1 ≠ µ B2
3) Hipotesis 3 H0 : A x B = 0
H1 : A x B ≠ 0
Keterangan :
µ A1 = penggunaan strategi backward chaining
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
µ A2 = penggunaan strategi forward chaining
µ B1 = gaya kognitif field independent
µ B2 = gaya kognitif field dependent
A = strategi pembelajaran
B = gaya kognitif
Analisis varian (ANAVA) 2 jalur difungsikan untuk menyelidiki dua
pengaruh utama (main effect) dan satu pengaruh interaksi (interaction
effect). Pengaruh utama yaitu perbedaan strategi pembelajaran terhadap
hasil belajar menggambar teknik dasar dengan autocad dan pengaruh
gaya kognitif terhadap hasil belajar menggambar teknik dasar dengan
autocad. Sedangkan rumus – rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut :
FA = RkA / Rkd
FB = RkB / Rkd
FAB = RkAB / Rkd
Dimana :
RkA = JkA / dbA dbA = p - 1
RkB = JkB / dbB dbB = q - 1
RkAB = JkAB / dbAB dbAB = (p – 1)(q – 1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Rkd = Jkd / dbd dbt = N – 1
dbd = dbt – (dbA + dbB + dbAB)
(Tulus Winarsunu, 2000:142 – 148)
Tabel 9. Rumus Ringkasan Uji ANAVA
Sumber Jk db Rk Fhitung Ftabel Interpretasi
Baris (A) JkA p - 1 RkA FA Ft sig. / tidak
Kolom (B) JkB q - 1 RkB FB Ft sig. / tidak
Interaksi (AB) JkAB (p-1)(q-1) RkAB FAB Ft sig. / tidak
Galat (d) Jkd N - pq Rkd
Total Jkt N - 1
Jika Fhitung > Ftabel maka hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh
strategi pembelajaran, gaya kognitif terhadap hasil belajar menggambar
teknik dasar dengan autocad diterima.
b. Uji Lanjut
Setelah uji analisis Varian (ANAVA) dua jalur, dilanjutkan
dengan Uji Scheffe untuk mengetahui kelompok mana yang lebih
unggul secara signifikan. Uji Scheffe digunakan untuk menguji
perbedaan dua buah rata – rata secara berpasangan ( 1 vs 2 ; 1 vs 3 ;
dan 2 vs 3) dan perbedaan kombinasi rata – rata yang kompleks
seperti [(1 +2) / 2 vs 3)] (Furqon,2008: 213)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Pada jumlah n yang sama, maka rumus uji scheffe yang
digunakan sebagai berikut :
C
t =
√ 2MSw
N
(Furqon,2008:214)
Keterangan :
C = Nilai kontras ( perbandingan antara rata – rata yang
Dibandingkan)
MSw = Rata – Rata kuadrat dalam kelompok pada table
Anava
N = Jumlah sampel
Nilai t yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai kritis
bagi uji scheffe (ts) yang ditentukan menggunakan rumus sebagai
berikut :
ts = √(k-1).F(1-α,k-1,n-k) (Furqon,2008:214)
Keterangan :
k = Jumlah kelompok dalam Anava
F(1-α,k-1,n-k) = Nilai pada distribusi F
Dari hasil perbandingan nilai t dan ts maka : terima H0 jika t > ts dan
tolak H0 jika t < ts
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan disajikan deskripsi data hasil penelitian, uji persyaratan
analisis, pengujian hipotesis, dan keterbatasan penelitian. Data penelitian akan
disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan diagram. Pengujian hipotesis
dilakukan denganteknik analisis vaktorial (ANAVA), dan uji lanjut setelah
hipotesis terbukti dengan menggunakan teknik Uji Scheffe. Pengolahan data
dalam penelitian ini dibantu dengan software SPSS for window series 16,0.
A. Deskripsi Data
Data hasil penelitian yang diperoleh dari populasi siswa, dengan sampel
berjumlah 98 siswa, dari hasil Test GEFT untuk pengelompokan gaya
kognitif siswa SMK N 2 Pati dengan sampel sejumlah 56 siswa terdapat 6
siswa dalam kelompok netral, sehingga yang dilakukan penelitian hanya 50
siswa. Hasil test membedakan 30 siswa mempunyai gaya kognitif field
independent dan 20 siswa mempunyai gaya kognitif field
dependent.Sedangkan siswa dari SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana dengan
jumlah sampel 42 siswa terdapat kelompok netral sebanyak 2 siswa, sehingga
yang dilakukan penelitian sebanyak 40 siswa. Hasil tes membedakan 28 siswa
mempunyai gaya kognitif field independent dan 12 siswa mempunyai gaya
kognitif field dependent.( lihat lampiran....)
Hasil penelitian secara keseluruhan dapat dilihat pada deskripsi data yang
terlihat pada tabel – tabel berikut ini meliputi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
1. Skor hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad menggunakan
strategi pembelajaran backward chaining secara keseluruhan.
2. Skor hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad menggunakan
strategi pembelajaran forward chaining secara keseluruhan.
3. Skor hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad kelompok siswa
yang memiliki gaya kognitif field independent secara keseluruhan.
4. Skor hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad kelompok siswa
yang memiliki gaya kognitif field independent secara keseluruhan.
5. Skor hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad menggunakan
strategi pembelajaran backward chaining kelompok siswa yang memiliki
gaya kognitif field independent secara keseluruhan.
6. Skor hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad menggunakan
strategi pembelajaran backward chaining kelompok siswa yang memiliki
gaya kognitif field dependent secara keseluruhan.
7. Skor hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad menggunakan
strategi pembelajaran forward chaining kelompok siswa yang memiliki
gaya kognitif field independent secara keseluruhan.
8. Skor hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad menggunakan
strategi pembelajaran forward chaining kelompok siswa yang memiliki
gaya kognitif field dependent secara keseluruhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Rekapitulasi data hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad dapat
dilihat pada tabel 8 berikut ini :
Tabel. 9. Rekapitulasi Hasil Belajar Gambar Teknik Dasar Dengan
Autocad
BC (A1) FC (A2)
N 30 28 58
X 82,433 77,3571 79,89505
Field Indep. δ (SD) 2,238 1,544 1,891
B1 min 78 75 76,5
max 84 81 82,5
N 20 12 32
Field Dep. X 77,25 75,25 76,25
B2 δ (SD) 1,773 0,452 1,1125
min 75 75 75
max 83 76 79,5
N 50 40 90
X 79,8415 76,30355 78,07253
Total δ (SD) 2,0055 0,998 1,50175
min 76,5 75 75,75
max 83,5 78,5 81
GayaSumber
Statistik
Strategi PembelajaranTotal (∑)
Keterangan:
A1 = kelompok siswa yang mengikuti strategi pembelajaran
backward chaining
A2 = kelompok siswa yang mengikuti strategi pembelajaran forward
chaining
B1 = kelompok siswa yang memiliki gaya kognitif field independent
B2 = kelompok siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent
N = banyaknya sampel tiap kelompok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
X = rerata
δ (SD) = Standar Deviasi
Min = Nilai minimum yang diperoleh
Max = Nilai maksimum yang diperoleh
1. Data hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad
menggunakan strategi pembelajaran backward chaining secara
keseluruhan.
Hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad siswa
yang mendapat strategi pembelajaran backward chaining secara
keseluruhan memiliki rentangan skor teoretik 75,00 – 85,00;
n=50, dengan skor terendah 75 dan skor tertinggi 84; memiliki
rentang 9,00. Hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad
siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rerata sebesar 80,36,
skor median sebesar 80,00; dan standar deviasi sebesar 3,28
( lihat lampiran ………)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Tabel 10. Distribusi frekuensi Hasil Belajar Dengan Strategi Backward Chaining.
Secara grafis distribusi frekuensi hasil belajar gambar
Gambar 2. Histogram Skor hasil belajar gambar teknik dasar dengan
autocad dengan strategi pembelajaran backward chainin
2. Deskripsi Data Hasil Belajar Gambar Teknik Dasar Dengan
Autocad dengan Strategi Pembelajaran forward chaining
Secara Keseluruhan.
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 75 1 2.0 2.0 2.0
76 8 16.0 16.0 18.0
77 3 6.0 6.0 24.0
78 8 16.0 16.0 40.0
79 4 8.0 8.0 48.0
80 3 6.0 6.0 54.0
82 3 6.0 6.0 60.0
83 2 4.0 4.0 64.0
84 18 36.0 36.0 100.0
Tot
al 50 100.0 100.0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Dari data penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar
gambar teknik dasar dengan autocad menggunakan strategi
pembelajaran forward chaining, secara keseluruhan memiliki
jumlah responden(n) = 40, dengan skor terendah 75 dan skor
tertinggi 81; Hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad
siswa pada kelompok ini memiliki skor rerata sebesar 76,725 ,
skor median 76,5, dan deviasi standar sebesar 1,6328 (lihat
lampiran…..)
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Dengan
Strategi Forward Chaining
Nilai
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 75 12 30.0 30.0 30.0
76 8 20.0 20.0 50.0
77 9 22.5 22.5 72.5
78 5 12.5 12.5 85.0
79 3 7.5 7.5 92.5
80 2 5.0 5.0 97.5
81 1 2.5 2.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Gambar 3. Histogram Skor hasil belajar gambar teknik dasar dengan
autocad dengan strategi pembelajaran forward chaining
Secara grafis distribusi hasil belajar gambar teknik dasar
dengan autocad siswa dengan strategi pembelajaran forward chaining
ditunjukkan pada gambar 3 di atas.
3. Deskripsi Data Hasil Belajar Gambar Teknik Dasar dengan
autocad siswa yang Memiliki Gaya Kognitif field independent
Dari data penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar
gambar teknik dasar dengan autocad kelompok siswa yang
memiliki gaya kognitif field independent secara keseluruhan
memiliki jumlah responden(n) = 58, dengan skor terendah 75 dan
skor tertinggi 84; Hasil belajar gambar teknik dasar dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
autocad siswa pada kelompok ini memiliki skor rerata sebesar
79,9828 , skor median 79, dan deviasi standar sebesar 3,198
Secara lebih jelas data tersebut tercantum dalam Tabel 12 berikut
ini :
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Dengan Gaya
Kognirif Field Independent.
Field Independent
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 75 3 5.2 5.2 5.2
76 5 8.6 8.6 13.8
77 9 15.5 15.5 29.3
78 8 13.8 13.8 43.1
79 5 8.6 8.6 51.7
80 5 8.6 8.6 60.3
81 1 1.7 1.7 62.1
82 3 5.2 5.2 67.2
83 1 1.7 1.7 69.0
84 18 31.0 31.0 100.0
Total
58 100.0 100.0
Secara grafis dapat diperjelas pada histogram berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Gambar 4. Histogram Skor hasil belajar gambar teknik dasar dengan
autocad siswa dengan gaya kognitif field independent
4. Deskripsi Data Hasil Belajar Gambar Teknik Dasar Dengan
Autocad siswa yang Memiliki Gaya Kognitif Field Dependent
Dari data penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar gambar
teknik dasar dengan autocad kelompok siswa yang memiliki gaya
kognitif field dependent secara keseluruhan memiliki jumlah
responden(n) = 32, dengan skor terendah 75 dan skor tertinggi 83;
Hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad siswa pada
kelompok ini memiliki skor rerata sebesar 76,5 , skor median 76,
dan deviasi standar sebesar 1,722. Distribusi frekuensi
diikhtisarkan pada tabel 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Dengan Gaya Kognirif Field
Dependent.
Secara grafis Hasil belajar gambar teknik dasar dengan
autocad siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent
ditunjukkan pada gambar 5 berikut ini :
Gambar 5. Histogram Hasil Belajar Gambar Teknik Dasar
Kelompok Field Dependent
Field Dependent
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 75 10 17.2 31.2 31.2
76 11 19.0 34.4 65.6
77 3 5.2 9.4 75.0
78 5 8.6 15.6 90.6
79 2 3.4 6.2 96.9
83 1 1.7 3.1 100.0
Total 32 55.2 100.0
Missing System 26 44.8
Total 58 100.0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
5. Deskripsi Data Hasil belajar gambar teknik dasar
dengan autocad siswa yang mendapat strategi pembelajaran
backward chaining pada kelompok yang memiliki gaya
kognitif field independent
Dari data penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar
gambar teknik dasar dengan autocad kelompok siswa yang
mendapat strategi pembelajaran backward chaining dan memiliki
gaya kognitif field independent secara keseluruhan memiliki
jumlah responden(n) = 30, dengan skor terendah 78 dan skor
tertinggi 84; Hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad
siswa pada kelompok ini memiliki skor rerata sebesar 82,423 , skor
median 74, dan deviasi standar sebesar 2,238.
Distribusi frekuensi diikhtisarkan pada tabel 13 dan secara
grafis hasil belajar gambar teknikdasar denan autocad siswa
dengan strategi pembelajaran backward chaining untuk kelompok
kelompok yang memiliki gaya kognitif field independent
ditunjukkan pada gambar 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Dengan Strategi
Backward Chaining dan Gaya Kognirif Field
Independent.
Gambar 6. Histogram Skor Hasil Belajar Gambar Teknik Dasar dengan
Autocad siswa yang Mendapat Strategi Pembelajaran backward
chaining pada Kelompok yang Memiliki Gaya Kognitif field
independent
Backward Chaining & Field.Independent
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 78 3 5.2 10.0 10.0
79 2 3.4 6.7 16.7
80 3 5.2 10.0 26.7
82 3 5.2 10.0 36.7
83 1 1.7 3.3 40.0
84 18 31.0 60.0 100.0
Total 30 51.7 100.0
Missing System 28 48.3
Total 58 100.0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
6. Deskripsi Data Hasil Belajar Gambar Teknik Dsar Dengan
Autocad siswa yang Mendapat Strategi Pembelajaran
Backward Chaining pada Kelompok yang Memiliki Gaya
Kognitif Field Dependent
Dari data penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar
gambar teknik dasar dengan autocad kelompok siswa yang
mendapat strategi pembelajaran backward chaining dan memiliki
gaya kognitif field in dependent secara keseluruhan memiliki
jumlah responden (n) = 20, dengan skor terendah 75 dan skor
tertinggi 83; Hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad
siswa pada kelompok ini memiliki skor rerata sebesar 77,25 , skor
median 77, dan deviasi standar sebesar 1,773. Secara lengkap
dipaparkan dalam tabel berikut ini
Tabel 15. Distribusi Frekuensi Hasil belajar gambar teknik
dasar dengan autocad siswa yang mendapat
strategi pembelajaran backward chaining pada
kelompok yang memiliki gaya kognitif field
dependent
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Secara grafis hasil belajar gambar teknik dasar dengan
autocad siswa yang mendapat strategi pembelajaran backward
chaining pada kelompok yang memiliki gaya kognitif field
dependent ditunjukkan pada gambar 7.
Gambar 7. Histogram Skor Hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad
siswa yang mendapat strategi pembelajaran backward chaining pada
kelompok yang memiliki gaya kognitif field dependent
Backward Chaining & Field.Dependent
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 75 1 1.7 5.0 5.0
76 8 13.8 40.0 45.0
77 3 5.2 15.0 60.0
78 5 8.6 25.0 85.0
79 2 3.4 10.0 95.0
83 1 1.7 5.0 100.0
Total 20 34.5 100.0
System 38 65.5
Total 58 100.0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
7. Deskripsi Data Hasil Belajar Gambar Teknik Dasar
dengan Autocad siswa yang Mendapat Strategi
Pembelajaran forward chaining pada Kelompok yang
Memiliki Gaya Kognitif Field Independent
Dari data penelitian menunjukkan bahwa hasil
belajar gambar teknik dasar dengan autocad kelompok siswa
yang mendapat strategi pembelajaran forward chaining dan
memiliki gaya kognitif field independent secara keseluruhan
memiliki jumlah responden (n) = 28, dengan skor terendah 75
dan skor tertinggi 81; Hasil belajar gambar teknik dasar
dengan autocad siswa pada kelompok ini memiliki skor rerata
sebesar 77,3571 , skor median 77, dan deviasi standar sebesar
1,544. Secara lengkap dipaparkan dalam tabel berikut ini
Tabel 16. Distribusi Frekuensi Hasil belajar gambar teknik dasar
dengan autocad siswa yang mendapat strategi
pembelajaran backward chaining pada kelompok yang
memiliki gaya kognitif field dependent
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Gambar 8. Histogram Skor Hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad siswa
yang mendapat strategi pembelajaran forward chaining pada kelompok
yang memiliki gaya kognitif field independent
Forward Chaining & Field.Independent
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 75 3 5.2 10.7 10.7
76 5 8.6 17.9 28.6
77 9 15.5 32.1 60.7
78 5 8.6 17.9 78.6
79 3 5.2 10.7 89.3
80 2 3.4 7.1 96.4
81 1 1.7 3.6 100.0
Total 28 48.3 100.0
Missing System 30 51.7
Total 58 100.0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
8. Deskripsi Data Hasil Belajar Gambar Teknik Dasar dengan
Autocad siswa yang Mendapat Strategi Pembelajaran
forward chaining pada Kelompok yang Memiliki Gaya
Kognitif Field dependent
Dari data penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar
gambar teknik dasar dengan autocad kelompok siswa yang
mendapat strategi pembelajaran forward chaining dan
memiliki gaya kognitif field independent secara keseluruhan
memiliki jumlah responden (n) = 12, dengan skor terendah 75
dan skor tertinggi 76; Hasil belajar gambar teknik dasar
dengan autocad siswa pada kelompok ini memiliki skor rerata
sebesar 75,25 , skor median 75, dan deviasi standar sebesar
0,452. Secara lengkap dipaparkan dalam tabel berikut ini
Tabel 17. Distribusi Frekuensi Hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad
siswa yang mendapat strategi pembelajaran backward chaining pada
kelompok yang memiliki gaya kognitif field dependent
Forward Chaining & Field.Dependent
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
9 15.5 75.0 75.0
3 5.2 25.0 100.0
12 20.7 100.0
46 79.3
58 100.0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Secara grafis hasil belajar gambar teknik dasar dengan
autocad siswa yang mendapatkan strategi pembelajaran forward
chaining dari kelompok siswa yang mempunyai gaya kognitif
field dependent dapat digambarkan dengan histogram berikut ini
:
Gambar . Histogram Skor Hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad siswa
yang mendapat strategi pembelajaran forward chaining pada kelompok
yang memiliki gaya kognitif field dependent
B. Pengujian Persyaratan Analisis Data
Pengujian persyaratan analisis meliputi dua hal yaitu pengujian
normalitas dan pengujian homogenitas data. Berikut ini akan disajikan
mengenai hasil pengujian normalitas distribusi populasi dan homogenitas
varians populasi data hasil penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
1. Uji Normalitas Distribusi Populasi
Tujuan dari dilakukannya uji normalitas tentu saja untuk
mengetahui apakah suatu variable mempunyai distribusi data yang
normal. Normal atau tidaknya berdasar patokan distribusi normal dari
data dengan mean dan standar deviasi yang sama. Jadi uji normalitas
pada dasarnya melakukan perbandingan antara data yang kita miliki
dengan data berdistribusi normal yang memiliki mean dan standar
deviasi yang sama dengan data kita. Pengujian normalitas data dalam
penelitian ini dilakukan terhadap Delapan kelompok data, yaitu: (1)
strategi pembelajaran backward chaining, (2) strategi pembelajaran
forward chaining, (3) gaya kognitif field Independent, (4) gaya kognitif
field dependent, (5) hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad
dengan strategi pembelajaran backward chaining kelompok yang
memiliki gaya kognitif field independent, (6) hasil gambar teknik dasar
dengan autocad dengan metode strategi pembelajaran backward
chaining kelompok yang memiliki gaya kognitif field dependent, (7)
hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad dengan strategi
pembelajaran forward chaining kelompok yang memiliki gaya kognitif
field independent, dan (8) hasil belajar gambar teknik dasar dengan
autocad dengan strategi pembelajaran forward chaining kelompok yang
memiliki gaya kognitif field dependent. Dalam pengujian digunakan
taraf signifikansi = 0,05
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Tabel. 18. Uji Normalitas Hasil Belajar Dengan Strategi Backward
Chaining
Dari Hasil perhitungan yang dibantu dengan program SPSS
for window 16,0 data menunjukkan bahwa : hasil belajar gambar
teknik dasar dengan autocad dengan strategi pembelajaran
backward chaining dengan N = 50 dan taraf signifikansi α = 0.05
diperoleh harga statistik Kolmogorov – smirnov = 0,226 > 0,05 ;
dengan demikian hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad
dengan strategi pembelajaran backward chaining mempunyai
distribusi normal, sehingga analisis variansi dapat dilakukan.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Backward .226 50 .000 .832 50 .000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Tabel 19. Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Gambar
Teknik Dasar Dengan Autocad siswa Dengan
Strategi Pembelajaran Forward Chaining
Dari hasil perhitungan yang dibantu dengan program SPSS for
window 16,0 data menunjukkan bahwa : hasil belajar gambar
teknik dasar dengan autocad dengan strategi pembelajaran
forward chaining dengan N = 40 dan taraf signifikansi α = 0.05
diperoleh harga statistik Kolmogorov – smirnov = 0,171 > 0,05 ;
dengan demikian hasil belajar gambar teknik dasar dengan
autocad dengan strategi pembelajaran forward chaining
mempunyai distribusi normal, sehingga analisis variansi dapat
dilakukan.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Forward .171 40 .005 .885 40 .001
a. Lilliefors Significance
Correction
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Tabel 20. Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Gambar Teknik
Dasar Dengan Autocad Kelompok Siswa Dengan Gaya
Kognitif Field Independent
Dari hasil perhitungan yang dibantu dengan program SPSS
for window 16,0 data menunjukkan bahwa : hasil belajar gambar
teknik dasar dengan autocad kelompok siswa dengan gaya kognitif
field independent dengan N = 58 dan taraf signifikansi α = 0.05
diperoleh harga statistik Kolmogorov – smirnov = 0,206 > 0,05 ;
dengan demikian hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad
pada kelompok siswa dengan gaya kognitif field independent
mempunyai distribusi normal, sehingga analisis variansi dapat
dilakukan.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Field Independent .206 58 .000 .862 58 .000
a. Lilliefors Significance Correction
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Tabel 21. Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Gambar
Teknik Dasar Dengan Autocad Kelompok Siswa
Dengan Gaya Kognitif Field Dependent
Dari hasil perhitungan yang dibantu dengan program SPSS for
window 16,0 data menunjukkan bahwa : hasil belajar gambar
teknik dasar dengan autocad kelompok siswa dengan gaya
kognitif field dependent dengan N = 32 dan taraf signifikansi α =
0.05 diperoleh harga statistik Kolmogorov – smirnov = 0,270 >
0,05 ; dengan demikian hasil belajar gambar teknik dasar dengan
autocad pada kelompok siswa dengan gaya kognitif field
dependent mempunyai distribusi normal, sehingga analisis
variansi dapat dilakukan.
2. Uji Homogenitas
Untuk menguji kondisi homogenitas data hasil belajar
gambar teknik dasar dengan autocad dengan strategi
pembelajaran backward chaining dan forward chaining, pada
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Field
Dependent .270 32 .000 .781 32 .000
a. Lilliefors Significance
Correction
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
siswa yang memiliki gaya kognitif field independent maupun
field dependent digunakan uji Levene’s Test of homogeneity of
variance yang perhitungannya dibantu dengan program SPSS
16,0 digunakan untuk menguji asumsi anava bahwa setiap group
/ kategori variable independence memiliki varians yang
sama.Jika Levene Statistik signifikan pada 0,05 maka dapat
menolak hipotesis nol yang menyatakan group memiliki varian
yang sama. Hasil uji Levene’s Test menunjukkan bahwa nilai F
test sebesar 2,469 dengan nilai probabilitas (angka signifikansi)
sebesar 0,067. Oleh karena angka probabilitas lebih besar dari
0,05 ; maka hipotesis nihil diterima. Hal ini berarti bahwa
varians dari variable terikat adalah sama (homogen), dengan
demikian proses analisis varian dapat dilanjutkan. Data hasil uji
Levene’s Test of homogeneity of variance seperti tercantum
dalam tabel berikut ini
Tabel 22. Hasil Uji Homogenitas
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable:Nilai Gambar Teknik Dasar
F df1 df2 Sig.
2.469 3 86 .067
Tests the null hypothesis that the error variance of
the dependent variable is equal across groups.
a. Design: Intercept + Strategi + Kognitif + Strategi
* Kognitif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas di atas
diperoleh bahwa semua data berasal dari sampel yang normal dan
homogen, sehingga dapat dilakukan pengujian Anava 2 x 2.
C. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakuan melalui metoda
statistik dengan menggunakan formula Anava 2x2. Hasil perhitungan
Anava 2x2 dilakukan dengan dua pendekatan, pendekatan post-hoc
comparison dan planned comparison (orthogonal contrast) menurut
Birnbaum dan Steel . Menggunakan metode post-hoc comparison
melakukan analisis pengaruh setelah diketahui adanya interaksi.
Menggunakan metode planned comparison atau pendekatan ortogonal
dapat diperoleh nilai interaksi antara faktor A dan faktor B setelah
dilakukan perhitungan efek sederhana dan efek utama. Hasil uji Anava 2
x 2 seperti terangkum dalam tabel berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Tabel 23. Rangkuman Uji Anava 2 x 2
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Nilai Gambar Teknik Dasar
Source
Type III Sum
of Squares df
Mean
Square F Sig.
Corrected Model 758.108a 3 252.703 142.494 .000
Intercept 487135.907 1 487135.907 2.747E5 .000
Strategi (A) 236.225 1 236.225 133.203 .000
Kognitif ( B) 355.801 1 355.801 200.630 .000
Strategi *
Kognitif(AxB) 57.601 1 57.601 32.480 .000
Error 152.514 86 1.773
Total 566082.000 90
Corrected Total 910.622 89
a. R Squared = ,833 (Adjusted R Squared = ,827)
1. Uji Hipotesis Pertama
Perbedaan Hasil Belajar Gambar Teknik Dasar Dengan AutoCad
berdasarkan Strategi Pembelajaran
Hasil perhitungan anava 2 jalur untuk faktor strategi pembelajran
(A) menunjukkan bahwa nilai F=133,203 yang ternyata lebih besar dari
nilai F pada tabel = 3,97 untuk taraf signifikansi 0,05 Ini berarti H0
ditolak dan H1 gagal ditolak, sehingga benar bahwa hasil belajar
gambar teknik dasar dengan autocad siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan strategi pembelajaran backward chaining lebih
besar dari hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran forward chaining
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Hasil perhitungan anava dua jalur menunjukkan bahwa kelompok
siswa yang mendapat pembelajaran dengan strategi pembelajaran
backward chaining (kelompok A1) memiliki skor hasil belajar gambar
teknik dasar dengan autocad mempunyai rerata sebesar 80,36,
sedangkan kelompok siswa yang mendapat pembelajaran dengan
strategi pembelajaran forward chaining (kelompok A2) memiliki skor
hasil belajar gambar teknik dengan autocaddengan rerata sebesar
76,725. Jadi uji anava menunjukkan bahwa hasil belajar gambar teknik
dasar dengan autocad kelompok siswa yang mendapat strategi
pembelajaran backward chaining lebih baik atau lebih tinggi dari pada
kelompok siswa yang mendapat pembelajaran dengan strategi
pembelajaran forward chaining Jadi terdapat pengaruh yang sangat
signifikan antara implementasi pembelajaran dengan strategi
pembelajaran backward chaining dengan strategi pembelajaran forward
chaining.
2. Uji Hipotesis Kedua
Perbedaan Hasil Belajar Gambar Teknik Dasar Dengan Autocad
berdasarkan Gaya Kognitif
Hasil perhitungan anava 2 jalur menunjukkan bahwa nilai
F=200,630 ternyata lebih besar dari nilai F pada tabel = 3,97 untuk
taraf signifikansi 0,05. Ini berarti H0 ditolak dan H1 gagal ditolak,
sehingga terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar gambar
teknik dasar dengan autocad antara siswa yang memiliki gaya kognitif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
field independent terhadap hasil belajar gambar teknik dasar dengan
autocad siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent
Hasil perhitungan anava dua jalur menunjukkan bahwa kelompok
siswa yang memiliki gaya kognitif field independent (kelompok B1)
memiliki skor hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad dengan
rerata sebesar 79,9828, sedangkan kelompok siswa yang memiliki gaya
kognitif field dependent (kelompok B2) memiliki skor hasil belajar
gambar teknik dasar dengan autocad dengan rerata sebesar 76,5. Jadi
uji anava menunjukkan bahwa hasil belajar gambar teknik dasar
dengan autocad kelompok siswa yang memiliki gaya kognitif field
independent lebih baik atau lebih tinggi dari pada kelompok siswa yang
yang memiliki gaya kognitif field dependent. Jadi terdapat pengaruh
yang sangat signifikan antara kelompok siswa yang memiliki gaya
kognitif field independent terhadap kelompok siswa yang memiliki gaya
kognitif field dependent.
3. Uji Hipotesis Ketiga
Interaksi pengaruh strategi pembelajaran dan gaya kognitif terhadap hasil
belajar menggambar teknik dasar dengan AutoCad
Untuk interaksi, harga Fhitung = 32,480 yang ternyata lebih besar
dari nilai Ftabel =3,97 untuk taraf signifikansi 0,05 . Dengan demikian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
terdapat interaksi yang signifikan antara strategi pembelajaran terhadap
gaya kognitif dalam pengaruhnya terhadap hasil belajar gambar teknik
dasar dengan autocad. Dengan demikian hasil penelitian menyimpulkan
bahwa ada interaksi pengaruh strategi pembelajaran backward
chaining/forward chaining dan gaya kognitif siswa, baik gaya kognitif
field independent maupun field dependent terhadap hasil belajar gambar
teknik dasar dengan autocad. Dengan adanya interaksi tersebut maka
perlu dilakukan uji lanjut yaitu Uji Scheffe. Adapun hasil Uji Scheffe
terangkum dalam tabel berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Tabel 37. Hasil Uji Scheffe dan Tukey
Keterangan :
A1 : Hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad kelompok siswa
dengan strategi pembelajaran backward chaining
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Nilai Gambar
(I) strategi&gaya kognitif
(J) strategi&gaya kognitif
Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound
Upper Bound
Tukey HSD A1B1 A1B2 5.9500* .38443 .000 4.9428 6.9572
A2B1 5.1643* .34993 .000 4.2475 6.0811
A2B2 7.7000* .45486 .000 6.5083 8.8917
A1B2 A1B1 -5.9500* .38443 .000 -6.9572 -4.9428
A2B1 -.7857 .38988 .190 -1.8072 .2358
A2B2 1.7500* .48627 .003 .4760 3.0240
A2B1 A1B1 -5.1643* .34993 .000 -6.0811 -4.2475
A1B2 .7857 .38988 .190 -.2358 1.8072
A2B2 2.5357* .45948 .000 1.3319 3.7395
A2B2 A1B1 -7.7000* .45486 .000 -8.8917 -6.5083
A1B2 -1.7500* .48627 .003 -3.0240 -.4760
A2B1 -2.5357* .45948 .000 -3.7395 -1.3319
Scheffe A1B1 A1B2 5.9500* .38443 .000 4.8537 7.0463
A2B1 5.1643* .34993 .000 4.1664 6.1622
A2B2 7.7000* .45486 .000 6.4029 8.9971
A1B2 A1B1 -5.9500* .38443 .000 -7.0463 -4.8537
A2B1 -.7857 .38988 .262 -1.8975 .3261
A2B2 1.7500* .48627 .007 .3633 3.1367
A2B1 A1B1 -5.1643* .34993 .000 -6.1622 -4.1664
A1B2 .7857 .38988 .262 -.3261 1.8975
A2B2 2.5357* .45948 .000 1.2254 3.8460
A2B2 A1B1 -7.7000* .45486 .000 -8.9971 -6.4029
A1B2 -1.7500* .48627 .007 -3.1367 -.3633
A2B1 -2.5357* .45948 .000 -3.8460 -1.2254
Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 1,773.
*. The mean difference is significant at the 0,05 level.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
A2 : Hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad kelompok siswa
dengan strategi pembelajaran forward chaining
B1 : Hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad kelompok siswa
yang mempunyai gaya kognitif field independent
B2 : Hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad kelompok siswa
yang mempunyai gaya kognitif field dependent
A1B1 : Kelompok siswa dengan perlakuan strategi backward chaining yang
mempunyai gaya kognitif field independent.
A2B1 : Kelompok siswa dengan perlakuan strategi forward chaining yang
mempunyai gaya kognitif field independent.
A1B2 : Kelompok siswa dengan perlakuan strategi backward chaining yang
mempunyai gaya kognitif field dependent.
A2B2 : Kelompok siswa dengan perlakuan strategi forward chaining yang
mempunyai gaya kognitif field dependent.
Dari hasil uji scheffe di atas, maka dapat dilihat perbedaan interaksi sebagai berikut:
a. Terdapat perbedaan nilai rata – rata 5.9500 pada strategi backward chaining
pada kelompok siswa yang mempunyai gaya kognitif field independent
dengan rata-rata nilai gambar teknik dasar dengan autocad untuk siswa
dengan gaya kognitif field dependent. Dengan standar error 0,38443 dan
tingkat signifikansi 0,000 ( 0,000 < 0,05) yang berarti bahwa antara rata-rata
nilai gambar teknik dasar dengan autocad dengan strategi backward
chaining pada siswa kelompok gaya kognitif field independent berbeda
dengan rata-rata nilai gambar teknik dasar dengan autocad dengan strategi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
backward chaining pada siswa kelompok field dependent.
b. Terdapat perbedaan nilai rata – rata 5.1643 pada strategi backward chaining
dengan rata-rata nilai gambar teknik dasar dengan autocad untuk siswa
dengan strategi forward chaining pada kelompok siswa yang mempunyai
gaya kognitif field independent. Dengan standar error 0,3499 dan tingkat
signifikansi 0,000 ( 0,000 < 0,05) yang berarti bahwa antara rata-rata nilai
gambar teknik dasar dengan autocad dengan strategi backward chaining
pada siswa kelompok gaya kognitif field independent berbeda dengan rata-
rata nilai gambar teknik dasar dengan autocad dengan strategi forward
chaining pada
c. Terdapat perbedaan nilai rata – rata pada 7.7000 strategi backward chaining
pada kelompok siswa yang mempunyai gaya kognitif field independent
dengan rata-rata nilai gambar teknik dasar dengan autocad untuk siswa
dengan strategi pembelajaran forward chaining sdengan gaya kognitif field
dependent. Dengan standar error dan 0,45486 tingkat signifikansi 0,000 (
0,000 < 0,05) yang berarti bahwa antara rata-rata nilai gambar teknik dasar
dengan autocad dengan strategi backward chaining pada siswa kelompok
gaya kognitif field independent berbeda dengan rata-rata nilai gambar
teknik dasar dengan autocad dengan strategi forward chaining pada siswa
kelompok field dependent.
d. Terdapat perbedaan nilai rata – rata pada -0,7857 strategi backward chaining
pada kelompok siswa yang mempunyai gaya kognitif field dependent
dengan rata-rata nilai gambar teknik dasar dengan autocad untuk siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
dengan strategi pembelajaran forward chaining dengan gaya kognitif field
independent. Dengan standar error dan 0,38988 tingkat signifikansi 0,262 (
0,262 > 0,05) yang berarti bahwa antara rata-rata nilai gambar teknik dasar
dengan autocad dengan strategi backward chaining pada siswa kelompok
gaya kognitif field dependent tidak berbeda dengan rata-rata nilai gambar
teknik dasar dengan autocad dengan strategi forward chaining pada siswa
kelompok field independent.
e. Terdapat perbedaan nilai rata – rata 1.7500 pada strategi backward chaining
pada kelompok siswa yang mempunyai gaya kognitif field dependent
dengan rata-rata nilai gambar teknik dasar dengan autocad untuk siswa
dengan strategi pembelajaran forward chaining dengan gaya kognitif field
dependent. Dengan standar error 0,48627 dan tingkat signifikansi 0,007(
0,007 < 0,05) yang berarti bahwa antara rata-rata nilai gambar teknik dasar
dengan autocad dengan strategi backward chaining pada siswa kelompok
gaya kognitif field dependent berbeda dengan rata-rata nilai gambar teknik
dasar dengan autocad dengan strategi forward chaining pada siswa
kelompok field independent.
f. Terdapat perbedaan nilai rata – rata 2.5357 pada strategi backward chaining
pada kelompok siswa yang mempunyai gaya kognitif field dependent
dengan rata-rata nilai gambar teknik dasar dengan autocad untuk siswa
dengan strategi pembelajaran forward chaining dengan gaya kognitif field
dependent. Dengan standar error 0,45948 dan tingkat signifikansi 0,000(
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
0,000 < 0,05) yang berarti bahwa antara rata-rata nilai gambar teknik dasar
dengan autocad dengan strategi backward chaining pada siswa kelompok
gaya kognitif field dependent berbeda dengan rata-rata nilai gambar teknik
dasar dengan autocad dengan strategi forward chaining pada siswa
kelompok field dependent. Rangukan Uji Scheffe tersebut di atas dapat dilihat
dalam tabel berikut ini :
Tabel 38. Rangkuman Hasil Uji Scheffe.
NO Sumber variansi Beda Rata2 Nilai signifikansi Kesimpulan
1 A1B1 >< A2B1 5,1643 0,000 Signifikan
2 A1B1 >< A1B2 5,9500 0,000 Signifikan
3 A1B1 >< A2B2 7,7000 0,000 Signifikan
4 A2B1 >< A1B2 0,7857 0,262 Tidak Signifikan
5 A2B1 >< A2B2 2,5357 0,000 Signifikan
6 A1B2 >< A2B2 1,7500 0,007 Signifikan
Sumber : Olah Data SPSS For Window 16,0 (Lampiran…..)
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Pengujian ketiga hipotesis yang diajukan pada penelitian ini telah
menghasilkan rincian hasil uji hipotesis sebagai berikut:
1. Hipotesis pertama
Hipotesis pertama, hasil uji hipotesis pertama menyatakan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
hipotesis nol ditolak sehingga terdapat perbedaan yang signifikan hasil
belajar gambar teknik dasar dengan autocad antara kelompok siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran backward
chaining dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
strategi pembelajaran forward chaining. Sehingga secara keseluruhan
hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan strategi pembelajaran backward chaining
lebih tinggi daripada hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad
siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran
forward chaining.
Brandon (2003:2-3) mendefinisikan Backward Chaining sebagai strategi
pembelajaran yang melakukan pekerjaan dalam urutan terbalik. Sistematika
penggunaan Backward Chaining dalam desain pembelajaran akan memberikan
hasil: (1) pembelajaran minimum, yang akan mereduksi permintaan penggunaan
ingatan jangka pendek atau ingatan kerja, (2) memfasilitasi transfer informasi
prosedural menuju ingatan jangka panjang, (3) menjaga siswa tetap terlibat dan
tertantang, (4) memberi kesempatan siswa menyelesaikan tugas lebih cepat, (5)
dapat digunakan sebagai media presentasi dalam berbagai media. Strategi
pembelajaran Backward Chaining ideal diaplikasikan bila hasil akhir dari
pembelajaran merupakan akumulasi langkah-langkah pembelajaran yang banyak,
rumit, dan memerlukan penggunaan memori kerja yang berat. Backward Chaining,
adalah metode instruksional pada pembelajaran yang dimulai dengan sub tugas
atau sub aktivitas terakhir dari urutan dan bergerak mundur sepanjang rantai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
subtugas yang telah dikuasai. Backward Chaining umumnya diawali dengan
kesimpulan yang diminati, yang bukan merupakan fakta eksplisit.
2. Hipotesis kedua
Hipotesis kedua, hasil uji hipotesis kedua menolak hipotesis nol
yang menyatakan adanya perbedaan hasil belajar gambar teknik dasar
dengan autocad antara kelompok siswa yang memiliki gaya kognitif field
independent terhadap kelompok siswa yang memiliki gaya kognitif field
dependent. Sehingga secara keseluruhan hasil belajar gambar teknik
siswa yang memiliki gaya kognitif field independent lebih tinggi daripada
hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad siswa yang memiliki
gaya kognitif field dependent.
Salah satu gaya kognitif yang mempengaruhi karakteristik individu adalah
gaya kognitif field independent. Witkin, dkk (dalam Candiasa, 2002)
mengklarifikasikan beberapa karakteristik individu yang memiliki gaya kognitif
field-independent, antara lain: (1) memiliki kemampuan menganalisis untuk
memisahkan objek dari lingkungan sekitar, sehingga persepsinya tidak terpengaruh
bila lingkungan mengalami perubahan; (2) mempunyai kemampuan
mengorganisasikan objek-objek yang belum terorganisir dan mereorganisir objek-
objek yang sudah terorganisir; (3) cenderung kurang sensitif, dingin, menjaga jarak
dengan orang lain, dan individualistis; (4) memilih profesi yang bisa dilakukan
secara individu dengan materi yang lebih abstrak atau memerlukan teori dan
analisis; (5) cenderung mendefinisikan tujuan sendiri, dan (6) cenderung bekerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
dengan mementingkan motivasi intrinsik dan lebih dipengaruhi oleh penguatan
instrinsik. Dari karakteristik tersebut dapat diketahui bahwa individu yang memiliki
gaya kognitif field independent mempunyai kecenderungan dalam respon stimulus
menggunakan persepsi yang dimilikinya sendiri dan lebih analitis.
Lebih lanjut Musser (dalam Sugiarthawan, 2007): menjelaskan kondisi
pembelajaran yang memungkinkan siswa yang memiliki gaya kognitif field
independent belajar secara maksimal antara lain: (1) pembelajaran yang
menyediakan lingkungan belajar secara individual; (2) disediakan lebih bayak
kesempatan untuk belajar dan menemukan sendiri suatu konsep atau prinsip; (3)
disediakan lebih banyak sumber dan materi belaja; (4) pembelajaran yang hanya
sedikit memberikan petunjuk dan tujuan; (5) mengutamakan instruksi dan tujuan
secara individual; (6) disediakan kesempatan untuk membuat ringkasan, pola, atau
peta konsep berdasarkan pemikirannya.
3. Hipotesis Ketiga
Hasil uji hipotesis ketiga menolak hipotesis nol yang menyatakan
tidak terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya kognitif dalam
pengaruhnya terhadap hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad
pada taraf signifikansi 0,05. Sehingga uji hipotesis ketiga menunjukkan
bahwa terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya kognitif
dalam pengaruhnya terhadap hasil belajar gambar teknik dasar dengan
autocad pada taraf signifikasni 0,05.
Interaksi yang terjadi antara strategi pembelajaran backward
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
chaining dan forward chaining terhadap gaya kognitif field independent dan
field dependent dalam penelitian ini memiliki ciri bahwa dengan strategi
pembelajaran backward chaining siswa dengan gaya kognitif field
independent maupun siswa dengan gaya kognitif field dependent, meskipun
keduanya secara kognitif memiliki perbedaan yang berlawanan (dikotomik)
namun mampu memberikan peningkatan hasil belajar. Secara teoritis
interaksi ini oleh Cresswell disebut interaksi tidak paralel. Hasil belajar
dalam hal ini dapat dijadikan indikator efektifnya informasi yang diterima
dan diproses hingga menuju memori jangka panjang. Lebih jauh dapat
dikatakan bahwa strategi pembelajaran backward chaining mampu
mengarahkan individu dengan gaya kognitif field dependent dapat
mengemulasi masalah tidak terstruktur menjadi lebih terstruksur, jadi dapat
memiliki kinerja seolah-olah individu terbebas lingkungan
.E. Keterbatasan Penelitian
Agar diperoleh hasil yang optimal, berbagai upaya telah dilakukan
dalam pelaksanaan penelitian ini. Kendati demikian masih ada beberapa
faktor yang sulit dikendalikan, sehingga membuat penelitian ini mempunyai
beberapa keterbatasan di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Pertama, hasil signifikan dari penelitian ini hanya dilakukan pada progam
studi Teknik Gambar Bangunan dengan melibatkan sampel sebanyak 98
siswa dan 90 orang diantaranya menjadi responden. Oleh karena itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
untuk membuktikan hasil signifikan ini perlu dilakukan penelitian
untuk jumlah sampel yang lebih besar untuk mereduksi kesalahan
sampling.
2. Kedua, kajian tentang strategi pembelajaran backward chaining
terhitung masih baru, hal ini ditandai oleh sumber bacaan atau referensi
yang peneliti temukan semuanya dari internet dan penelitian yang
dilakukan di negaa-negara barat. Oleh karena itu pula belum ada
panduan yang dapat digunakan dalam menyusun intrumen pembelajaran
dalam penelitian ini.
3. Ketiga, kontrol terhadap hasil belajar gambar teknik dasar dengan
autocad bagi subyek penelitian hanya meliputi variabel strategi
pembelajaran dan gaya kognitif. Variabel lain, seperti : inteligensi,
kecerdasan spasial, minat, motivasi, gaya belajar, lingkungan belajar,
kemampuan penalaran dan lain-lain tidak diteliti. Hasil penelitian dapat
saja dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel yang telah ditetapkan
dalam penelitian ini.
4. Keempat, tes gaya kognitif yang digunakan adalah Group Embedded
Figure Test (GEFT) instrumen ini hanya merupakan salah satu dari
insrumen sejenis yang ada. Sehingga masih dapat dilakukan penelitian
menggunakan instrumen pemilah gaya kognitif lain, untuk mengetahui
tingkat perbedaan hasil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
100
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah semua tahap penelitian dilakukan mulai dari pembuatan
proposal penelitian, kemudian pengkajian teori, selanjutnya penyusunan
instrumen penelitian yang disertai dengan ujicoba dan penyempurnaan instrumen
penelitian, sampai dengan pengumpulan data dan analisis data, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa :
1. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara strategi pembelajaran
backward chaining dan strategi forward chaining terhadap hasil belajar
gambar teknik dasar dengan autocad. Terbukti hasil belajar gambar teknik
dasar dengan autocad siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi
pembelajaran backward chaining lebih tinggi daripada hasil belajar gambar
teknik dasar dengan autocad siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
strategi pembelajaran forward chaining. Backward Chaining adalah metode
instruksional pada pembelajaran yang dimulai dengan sub tugas atau sub aktivitas
terakhir dari urutan dan bergerak mundur sepanjang rantai subtugas yang telah
dikuasai.
2. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara siswa yang memiliki
gaya kognitif field independent dengan siswa yang memiliki gaya kognitif
field dependent. Pada bagian lain juga ditemukan bahwa terbukti hasil belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
101
gambar teknik dasar dengan autocad siswa yang memiliki gaya kognitif field
independent lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki gaya kognitif field
dependent. Demikian juga siswa yang mendapatkan pembelajaran backward
chaining memberikan rerata hasil belajar yang lebih tinggi dari pada siswa
yang mendapatkan pembelajaran forward chaining. Demikian pula siswa
yang memiliki gaya kognitif field independent memiliki rerata hasil belajar
yang lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki gaya kognitif field
dependent..
3. Terdapat interaksi pengaruh yang signifikan antara pembelajaran
menggunakan strategi backward chaining dan forward chaining, dengan
gaya kognitif siswa field independent dan field dependent.
Pada pelaksanaan pembelajaran siswa yang diklasifikasikan menurut
gaya kognitifnya didapati bahwa strategi pembelajaran backward chaining
dan strategi pembelajaran forward chaining memberikan pengaruh yang
signifikan. Bagi kelompok siswa yang memiliki gaya kognitif field
independent, hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad siwa yang
mengikuti pembelajaran dengan stategi pembelajaran backward chaining
lebih tinggi daripada hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad siswa
yang mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran forward
chaining. Sedangkan bagi siswa yang memiliki gaya kognitif field
independent, hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran backward chaining
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
102
tidak lebih tinggi daripada hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad
siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran forward
chaining.
Penelitian ini mengantarkan pada kesimpulan bahwa untuk penelitian
dengan sampel siswa SMK Se Kabupaten Pati pada Program Studi Teknik
Gambar Bangunan ternyata siswa yang mendapatkan pembelajaran
backward chaining memberikan rerata hasil belajar yang lebih tinggi dari
pada siswa yang mendapatkan pembelajaran forward chaining. Serta
ternyata terdapat interaksi antara strategi pembelajaran backward chaining-
forward chaining terhadap gaya kognitif field independent-field dependent.
Selanjutnya dapat diambil kesimpulan juga bahwa bagi siswa yang memiliki
gaya kognitif field independent yang mendapatkan strategi pembelajaran
backward chaining memiliki rerata hasil belajar yang lebih tinggi daripada
siswa yang mendapatkan strategi pembelajaran forward chaining. Demikian
pula ternyata bagi siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent yang
mendapatkan strategi pembelajaran backward chaining memiliki rerata hasil
belajar yang tidak lebih tinggi daripada siswa yang mendapatkan strategi
pembelajaran forward chaining.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
103
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dikemukakan implikasinya
sebagai berikut :
1. Adanya perbedaan pengaruh yang signifikan antara strategi pembelajaran
backward chaining dan forward chaining, maka temuan penelitian ini dapat
memberikan dorongan kepada pihak guru bahwa dalam pembelajaran Gambar
Teknik Dasar dengan AutoCad perlu untuk menerapkan dan mengembangkan
strategi backward chaining dalam pembelajaran. Di samping itu mengingat
akan karakterisitik kompetensi gambar teknik dasar dengan autocad dengan
ciri-cirinya : memerlukan urut-urutan langkah penggambaran yang efisien
agar diperoleh hasil yang memiliki baris program seringkas mungkin;
memerlukan prosedur atau fungsi yang memisahkan setiap bagian tampilan
perintah ( dalam hal ini dapat dibagi menjadi 4 prosedur-tampilan pandangan
atas, pandangan muka, padangan sisi kanan, dan penunjukkan ukuran.
2. Adanya perbedaan pengaruh yang signifikan antara siswa yang memiliki gaya
kognitif field independent dan field dependent terhadap hasil belajar gambar
teknik dasar dengan autocad, maka dapat memberikan acuan bagi guru bahwa
siswa dalam memperoleh, menyimpan serta menerapkan pengetahuan yang
diperoleh dalam proses pembelajaran memiliki cara sendiri yang disukainya
dalam menyusun apa yang dilihat, diingat, dan dipikirkannya. Gaya kognitif
sebagai sikap yang secara stabil menentukan cara siswa dalam menerima,
mengingat, berpikir dan memecahkan masalah pembelajaran, sehingga dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
104
proses pembelajarandemi peningkatan hasil belajar gambar teknik dasar
terutama seorang guru perlu mengetahui gaya kognitif siswa pada awal proses
pembelajaran untuk menentukan strategi yang tepat.
3. Adanya interaksi pengaruh yang signifikan strategi pembelajaran dan gaya
kognitif siswa terhadap hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad,
maka dapat dipakai pedoman untuk menerapkan dan memadukannya antara
strategi dan gaya kognitif tersebut dalam pembelajaran gambar sehingga
diperoleh cara yang lebih cepat dalam mentransfer pengetahuan sehingga
pembelajaran akan lebih bermakna, dimana siswa dilatih untuk lebih aktif
kreatif. Penerapan strategi pembelajaran yang tepat dan gaya kognitif siswa
akan memberikan kemudahan dalam mengelola dan memaksimalkan kegiatan
belajar dalam menerima dan menyimpan informasi, sehingga ketercapaian
tujuan pembelajaran dapat terwujud secara optimal.
C. Saran
Berdasarkan beberapa temuan pada penelitian ini maka dapat disarankan
beberapa hal seperti berikut:
1. Kepada para Guru SMK perlu diperkenalkan implementasi strategi
pembelajaran backward chaining sebagai strategi pembelajaran alternatif
dalam pembelajaran gambar teknik dasar dengan autocad, khususnya untuk
topik-topik yang secara umum menjadi kesulitan bagi pemelajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
105
2. Bila memungkinkan dapat pula kiranya mempertimbangkan gaya kognitif
siswa, khususnya klasifikasi field independent dan field dependent dalam
pelaksanaan pembelajaran gambar teknik dasar dengan autocad. Sehingga
diperoleh kekayaan pengalaman menyajikan materi berdasarkan gaya
kognitifnya dan strategi pembelajaran seperti yang diperoleh melalui
peneliltian ini.
3. Kepada pihak sekolah, jika memungkinkan agar dapat mengklasifikasikan
gaya kognitif siswa dalam memisahkan / membentuk kelas dalam program
studi masing – masing, sehingga pembelajaran dapat diserap dengan gaya
kognitif yang relatif sama sehingga mempermudah dalam mentransfer
kompetensi yang ada.
4. Bagi peneliti yang akan datang hendaknya dapat mengklasifikasikan gaya
kognitif terutama dengan mengkaji menggunakan cara yang berbeda selain
Test GEFT, sehingga dapat memperkaya cara pengklasifikasian gaya kognitif
tersebut.