PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2...

119
i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh: Pande Ayu Sawitri Dewi 149114202 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2...

Page 1: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

i

PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH

DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI

KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL

SKRIPSI

HALAMAN JUDUL

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh:

Pande Ayu Sawitri Dewi

149114202

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

ii

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH

DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI

KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL

SKRIPSI

Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Program Studi Psikologi

Disusun oleh:

Pande Ayu Sawitri Dewi

149114202

Telah Disetujui Oleh:

Pembimbing Skripsi

Dr. Tjipto Susana, M.Si. Yogyakarta,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

iii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH

DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI

KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL

Dipersiapkan dan disusun oleh:

Pande Ayu Sawitri Dewi

NIM: 149114202

Telah diperteangungjawabkan di hadapan Panitia Penguji

Pada tanggal:

Dan dinyatakan memenuhi syarat.

Susunan Panitia Penguji:

Nama Penguji: Tanda Tangan

1. Penguji 1 : Dr. Tjipto Susana, M.Si.

2. Penguji 2 : Dr. Aquilina Tanti Arini

3. Penguji 3 : Dr. Victorius Didik Suryo Hartoko

Yogyakarta,

Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma

(Dr. Titik Kristiyani, M. Psi.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

iv

HALAMAN MOTTO

Be Yourself and Love Yourself

Always Grateful and Stay Positive

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan untuk:

Kemajuan penelitian dibidang dibetes mellitus dan pencegahan diabetes

melitus

Untuk semua penjuang diabetes di Indonesia

Untuk semua generasi muda yang memiliki risiko diabetes mellitus

Untuk masyarakat Indonesia

dan Almamaterku Universitas Sanata Dharama Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 13 Januari 2020

Penulis,

Pande Ayu Sawitri Dewi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

vii

PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES

MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI

DAN KONSENSUS SOSIAL

Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma

Pande Ayu Sawitri Dewi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas perlakuan disonansi kognitif dan

konsensus sosial untuk mengubah gaya hidup di Indonesia. Hipotesis penelitian ini yaitu intervensi

konsensus sosial lebih efektif untuk mengubah gaya hidup di Indonesia. Penelitian ini merupakan

penelitian eksperimen menggunakan rancangan pretest-posttest control group design. Partisipan

penelitian sebanyak 30 orang yang dibagi secara acak dalam 3 kelompok, yaitu kelompok

eksperimen disonansi kognitif, kelompok eksperimen konsensus sosial dan kelompok kontrol.

Partisipan penelitian adalah mahasiswa dan mahasiswi yang berusia 18-25 tahun. Penelitian ini

menggunakan alat pengukuran berupa skala gaya hidup dan pengetahuan diabetes yang disusun

oleh peneliti. Analisis data mengunakan one way anova gainscore. Hasil analisis menunjukkan

nilai uji F (2,26) = 3.512 dengan P = 0.045 (P < 0.05). Artinya terdapat perbedaan yang signifikan

antara gain score kelompok disonansi kognitif, konsensus sosial dan kontrol. Hasil analisis post

hoc yang disajikan pada tabel 17 menunjukkan bahwa hanya rata-rata gain score konsensus sosial

dan kontrol yang memiliki perbedaan, sedangkan rata-rata gain score antar kelompok disonansi

kognitif dan kelompok kontrol tidak berbeda secara signifikan. Dengan demikian, intervensi yang

paling berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan gaya hidup adalah konsensus sosial.

Kata kunci: Gaya hidup, disonansi kognitif, konsensus sosial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

viii

LIFESTYLE CHANGES TO PREVENT DIABETES

MELLITUS TYPE 2 REVIEWED WITH THE COGNITIVE

DISSONANCE THEORY AND SOSIAL CONSENSUS

Faculty of Psychology

Sanata Dharma University

Pande Ayu Sawitri Dewi

ABSTRACT

This study aims to examine the effectiveness of cognitive dissonance and sosial consensus

treatments to change lifestyles in Indonesia. The hypothesis of this study is that sosial consensus

interventions are more effective in changing lifestyles in Indonesia. This research is an

experimental study using a pretest-posttest control group design. Research participants were 30

people who were randomly divided into 3 groups, namely the cognitive dissonance experimental

group, the sosial consensus experimental group and the control group. The research participants

were college students and students aged 18-25 years. This study uses measurement tools in the

form of lifestyle scales and diabetes knowledge scale compiled by researchers. Data analysis using

oneway ANOVA gain score analysis results showed the test value F (2.26) = 3,512 with P = 0.045

(P <0.05). This means that there is a significant difference between the group gain scores on

cognitive dissonance, sosial consensus and control. The results of the post hoc analysis presented

in Tabel 17 show that only the average gain score of sosial consensus and control have

differences, while the average gain score between groups of cognitive dissonance and control

groups does not differ significantly. Thus, the most influential interventions Significantly against

an increase in lifestyle is sosial consensus.

Keywords: Lifestyle, cognitive dissonance, sosial consensus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

ix

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata

Dharma

Nama : Pande Ayu Sawitri Dewi

Nomer Induk Mahasiswa : 149114202

Dengan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH

DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI

KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL

Demikian saya menyerahkan kepada perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas,

dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu memilnta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal,

Yang menyatakan

(Pande Ayu Sawitri Dewi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkah dan

kasih-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Prubahan Gaya

Hidup Untuk Mencegah Diabetes Melitus tipe 2 Ditinjau dengan Teori Kognitif

Disonansi dan Konsensus Sosial” dengan baik. Dalam penyusunan skripsi ini,

penulis banyak mendapat bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Dosen Pembimbing Akademik sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi, Dr.

Tjipto Susan, yang telah membimbing dan membantu saya dalam

penyusunan skripsi saya. Mengajarkan saya apa arti “berusaha” dan

membuat saya menjadi lebih kuat.

2. Pak Edward Theodorus M.App.Psy. yang membantu memberikan

masukan dan artikel jurnal yang menjadi bagian penting dalam skripsi

saya

3. Pak Albertus Harimuri S.Psi.,M.Hum. yang telah membantu berdiskusi

mengenai teori budaya dalam skripsi saya

4. Pak Agung Santoso Ph.D. yang membantu memberikan masukan terkait

analisis data SPSS.

5. Mas Muji sebagai Kepala Laboratorium Psikologi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta yang telah membantu kelancaran dalam pengambilan

data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

xi

6. Sahabatku Ni Nyoman Indah Triwahyuni yang banyak membantu dan

memberikan dukungan yang tulus dalam penyusunan skripsi saya.

7. Sahabatku Deva Methia Guntari, terimakasih atas segala dukungan dan

bantuan yang tulus semala ini.

8. Keluargaku yang tercinta, ibu, guru, mbok eka, dan bli kadek yang telah

mencintaiku dan selalu memberikan dukungan berupa material dan

dukungan moral selama proses perkuliahanku hingga skripsi ini berhasil

aku selesaikan.

9. Semua partisipan yang telah bersedia mengikuti penelitian dan membantu

kelancaran dalam pengambilan data.

10. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang telah

membantu dan mendukung kelancaran saya dalam keberhasilan skripsi

saya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masij jauh dari kata sempurna dan masih

terdapat banyak kekurangan dalam penelitian ini, mengingat keterbatasan dan

kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya

kritik dan saran dari pembaca demi kemajuan di masa yang akan dating. Terima

kasih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................ iii

HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

ABSTRACT ......................................................................................................... viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .............................................................. ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 13

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 13

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 13

1. Manfaat Teoretis ..................................................................................... 13

2. Manfaat Praktis ....................................................................................... 13

BAB II ................................................................................................................... 14

LANDASAN TEORI ............................................................................................ 14

A. Diabetes Melitus......................................................................................... 14

1. Jenis-jenis diabetes melitus .................................................................... 15

a. Diabetes tipe 1 .................................................................................... 15

b. Diabetes tipe 2 .................................................................................... 16

2. Faktor-faktor penyebab diabetes melitus tipe 2...................................... 16

a. Faktor yang tidak dapat diubah atau dimodifikasi .............................. 16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

xiii

1) Faktor genetika ................................................................................ 16

2) Usia ................................................................................................. 17

b. Faktor yang dapat diubah atau dimodifikasi ....................................... 17

1) Gaya hidup yang buruk ................................................................... 17

2) Kelebihan berat badan ..................................................................... 18

B. Gaya Hidup ................................................................................................ 18

1. Pembentukan dan perubahan gaya hidup ............................................... 19

2. Gaya hidup dan diabetes melitus ............................................................ 19

3. Pencegahan diabetes dengan gaya hidup yang sehat .............................. 20

C. Disonansi Kognitif dan Perilaku ................................................................ 22

1. Pengurangan disonansi ........................................................................... 25

a. Mengubah elemen kognitif perilaku ................................................... 25

b. Mengubah elemen kognitif lingkungan .............................................. 26

c. Menambahkan elemen kognitif baru .................................................. 27

2. Resistensi Perubahan Perilaku ................................................................ 27

3. Dinamika Disonansi Kognitif dan Gaya Hidup ..................................... 29

4. Intervensi Disonansi Kognitif ................................................................ 29

D. Konsensus Sosial dan Perilaku................................................................... 31

1. Konsensus Sosial dan Perubahan Gaya Hidup ....................................... 32

2. Intervensi Konsensus Sosial ................................................................... 33

E. Konsensus Sosial, Disonansi Kognitif dan Budaya ................................... 34

BAB III ................................................................................................................. 38

METODE PENELITIAN ...................................................................................... 38

A. Jenis dan Desain Penelitian ........................................................................ 38

B. Variabel Penelitian ..................................................................................... 39

C. Definisi Operasional................................................................................... 40

1. Gaya Hidup ............................................................................................. 40

2. Intervensi Disonansi Kognitif ................................................................ 40

3. Intervensi Konsensus Sosial ................................................................... 41

4. Tanpa Intervensi ..................................................................................... 41

D. Manipulasi Variabel Bebas ........................................................................ 41

E. Pengecekan Manipulasi .............................................................................. 42

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

xiv

F. Validitas Internal ........................................................................................ 46

1. Proactive history .................................................................................... 46

2. Maturation .............................................................................................. 47

3. Testing .................................................................................................... 47

4. Instrumentation effect ............................................................................. 47

5. Bias eksperimenter ................................................................................. 48

G. Pengalaman Partisipan ............................................................................... 48

H. Partisipan Penelitian ................................................................................... 48

I. Prosedur Penelitian..................................................................................... 49

J. Pelaksanaan Eksperimen ............................................................................ 52

1. Prosedur eksperimen .............................................................................. 52

a. Pre-test ....................................................................................................... 52

b. Perlakuan ................................................................................................ 53

1. Kelompok eksperimen disonansi kognitif .............................................. 53

2. Kelompok eksperimen konsensus sosial ................................................ 53

3. Kelompok Kontrol .................................................................................. 54

c. Post-test .................................................................................................. 54

2. Alat Pengumpulan Data .......................................................................... 54

K. Validias dan Reliabilitas ............................................................................ 56

1. Uji Validitas Isi ...................................................................................... 56

2. Analisis Item ........................................................................................... 57

L. Reliabilitas Konsistensi Internal ................................................................ 60

M. Metode Analisis Data ............................................................................. 60

BAB IV ................................................................................................................. 61

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 61

A. Uji Validitas Isi .......................................................................................... 61

B. Analisis Item Skala .................................................................................... 61

C. Reliabilitas ................................................................................................. 64

D. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................... 64

1. Pre-test .................................................................................................... 64

E. Post-test ...................................................................................................... 65

F. Uji Pengecekan Manipulasi........................................................................ 66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

xv

G. Analisis Data .............................................................................................. 70

1. Deskripsi data penelitian ........................................................................ 70

H. Uji Asumsi ................................................................................................. 71

a. Uji Normalitas..................................................................................... 71

3 Uji Homogenitas ..................................................................................... 72

I. Uji Hipotesis .............................................................................................. 73

a. ANAVA satu jalur gain score ............................................................ 73

J. Pembahasan ................................................................................................ 75

BAB V ................................................................................................................... 79

KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 79

A. Kesimpulan ................................................................................................ 79

B. Kelebihan dan keterbatasan penelitian ....................................................... 79

C. Saran ........................................................................................................... 80

1. Bagi peneliti selanjutnya ........................................................................ 80

D. Bagi praktisi kesehatan .............................................................................. 81

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 82

LAMPIRAN ......................................................................................................... 86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Between Subject Pretest-Posttest Control Group Design ....................... 39

Tabel 2. Skor Penilaian Angket Gaya Hidup ........................................................ 55

Tabel 3. Skor Penilaian Angket Diabetes ............................................................. 56

Tabel 4. Distribusi Item Skala Gaya Hidup Sebelum Uji Coba ............................ 58

Tabel 5. Distribusi Item Skala Pengetahuan Diabetes Uji Coba ........................... 59

Tabel 6. Distribusi Item Skala Pengetahuan Diabetes Setelah Uji Coba .............. 62

Tabel 7. Distribusi Item Skala Lifestyle Setelah Uji Coba ................................... 63

Tabel 8. Data Deskriptif Subjek ............................................................................ 66

Tabel 9. Data Deskriptif Pengecekan Manipulasi Partisipan Penelitian ............... 67

Tabel 10. Uji Anova Hasil Pengecekan Manipulasi ............................................. 68

Tabel 11. Data Deskriptif Hasil Penelitian ........................................................... 70

Tabel 12. Data Deskriptif Gain Score ................................................................... 71

Tabel 13. Hasil Uji Normalitas ............................................................................. 72

Tabel 14. Hasil Uji Homogenitas .......................................................................... 72

Tabel 15. Deskripsi Statistik Pada KDK, KKS dan KK ....................................... 73

Tabel 16. Analisis Anava Satu Jalur Gain Score .................................................. 74

Tabel 17. Post Hoc Gain Score ............................................................................. 74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. ........................................................................................................... 87

Informed Consent .................................................................................................. 87

Lampiran 2. ........................................................................................................... 88

Skala Gaya Hidup dan Skala Diabetes .................................................................. 88

Lampiran 3. ........................................................................................................... 95

Tabel Uji Reliabilitas dan Validitas Isi Skala Gaya Hidup ................................... 95

Lampiran 4. ........................................................................................................... 96

Tabel Uji Reliabelitas dan Validitas Isi Pengetahuan Diabetes. ........................... 97

Lampiran 5. ........................................................................................................... 99

Hasil Uji Asumsi ................................................................................................... 99

Lampiran 6. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................ 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi akibat pankreas tidak

dapat menghasilkan cukup insulin atau apa bila tubuh tidak dapat secara

efektif menggunakan insulin yang dihasilkan (WHO, 2017). Insulin adalah

hormon yang mengatur gula darah dalam tubuh. Peningkatan kadar gula darah

atau Hiperglikomia, merupakan efek umum dari diabetes yang tidak

terkontrol. Seiring berjalannya waktu hal tersebut menyebabkan kerusakan

serius pada banyak sistem tubuh, terutama syaraf dan pembuluh darah (WHO,

2017). Diabetes merupakan penyakit seumur hidup yang disebabkan karena

tubuh tidak dapat menghasilkan insulin atau tidak dapat menggunakan insulin

yang dihasilkan oleh tubuh untuk mencukupi kebutuhan (Jhonson, 1998).

Data WHO (2017) mengungkapkan bahwa pada tahun 2014, delapan

koma lima persen orang dewasa berusia 18 tahun ke atas menderita diabetes.

Selain itu, pada tahun 2014 diabetes telah mencapai angka 422 juta jiwa di

dunia. 1 dari 11 orang mengidap diabetes dan 3,7 juta orang meninggal karena

tingginya glukosa dalam darah. Di indonesia 6% kematian disebabkan oleh

penyakit diabetes dan diabetes berada pada urutan ke 6 sebagai

penyebab kematian di Indonesia. Pada tahun 2015, diabetes adalah penyebab

langsung 1,6 juta kematian dan pada tahun 2012 tinginya glukosa dalam darah

adalah penyebab 2,2 juta kematian di dunia. Sekitar 8% wanita di dunia hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

2

dengan diabetes, lebih dari setengah bagiannya tinggal di Asia Tenggara dan

Pasifik Barat.

Menurut Organisai Kesehatan Dunia (WHO, 2017), diabetes yang

paling umum terjadi adalah diabetes tipe 2 pada orang dewasa. Pada diabetes

tipe 2 tubuh menjadi resisten terhadap insulin atau tidak dapat menghasilkan

cukup insulin. Diabetes tipe 2 bisaanya menyerang orang dewasa akan tetapi

sekarang telah menyerang anak-anak. Diabetes tipe 2 bisaanya tidak disadari

selama beberapa tahun, sampai terjadinya komplikasi dan kemudian pasien

sadar telah terkena diabetes. Diabetes tipe 2 paling sering menyerang orang

dewasa yang memiliki kelebihan berat badan yang telah berumur lebih dari 40

tahun. Diabetes tipe 2 juga disebut diabetes yang menyerang usia dewasa

(adult or maturity onset diabetes). Kebanyakan kasus diabetes tipe 2

didominasi oleh orang dewasa usia di atas 40 tahun, namun tidak menutup

kemungkiunan pada usia yang lebih muda (Jhonson, 1998).

Menurut WHO (2017) Diabetes tipe 2 disebabkan oleh faktor genetik

dan faktor metabolisme yang tidak sehat. Memiliki riwayat keluarga mengidap

diabetes, kelebihan berat badan, obesitas, pola makan yang tidak sehat, kurang

melakukan aktivitas fisik dan merokok dapat meningkatkan risiko terkena

diabetes tipe 2. Berat badan berlebih dan kurangnya aktivitas fisik menjadi

faktor risiko terkuat sekaligus menjadi penyebab utama diabetes tipe 2 di

dunia. Selain itu, perilaku merokok secara aktif dapat meningkatkan risiko

terkena diabetes tipe 2. Hal ini juga diungkapkan oleh (Jhonson, 1998) bahwa

faktor keturunan menjadi pencetus utama terjadinya diabetes tipe 2. Selain itu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

3

kelebihan berat badan dan kurang olahraga juga menjadi faktor utama selain

faktor keturunan sebagai penyebab terjadinya diabetes tipe 2.

Seseorang yang telah didiagnosa mengidap diabetes bila tidak bisa

menjaga kadar gula dalam tubuhnya akan memberikan dampak negatif secara

fisik yaitu timbulnya berbagai macam penyakit lainnya. Menurut WHO,

(2017) semua jenis diabetes dapat menyebabkan komplikasi di banyak bagian

tubuh dan dapat meningkatkan kematian dini. Kompikasi yang terjadi meliputi

serangan jantung, stroke, gagal ginjal, kehilangan penglihatan, amputasi pada

kaki dan kerusakan syaraf. Pada kehamilan, diabetes yang tidak terkontrol

dapat meningkatkan risiko kematian janin dan komplikasi lainnya. Diabetes

dan komplikasinya juga dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang besar

bagi penderita diabetes dan keluarganya. Perawatan rumah sakit yang harus

dibayar secara langsung dan rawat jalan menghabiskan banyak beaya,

ditambah lagi dengan kenaikan beaya insulin yang diresepkan oleh dokter.

Selain itu, diabetes juga berpengaruh secara langsung kepada sistem kesehatan

dan ekonomi nasional (Jhonson, 1998).

Tidak hanya secara fisik diabetes juga menimbulkan dampak buruk

secara psikologis yang akan dialami secara langsung oleh penderitanya seperti

stres, depresi, kurang bisa menerima diri dan penurunan kesejahteraan

psikologis. Menurut Jhonson, (1998) setelah didiagnosis mengalami diabetes,

sebagian besar orang mulai menyendiri dan menarik diri dari lingkungan

sosial. Seseorang yang telah divonis mengidap diabetes kurang bisa menerima

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

4

kenyataan dan merasa orang lain kurang bisa menerima kondisi mereka

sehingga perlahan para penderita diabetes mengurangi kontak sosial.

Banyak penelitian telah dilakukan kuhususnya di Indonesia guna

mengatasi permasalahan psikologis yang ditimbulkan oleh penyakit diabetes.

Seperti penelitian yang dilakukan oleh Marthan, Hardjanta, dan Yudiati,

(2013) mengenai latihan berpikir positif terhadap depresi pada penderita

diabetes melitus. Ada pula penelitian yang dilakukan oleh Sujana,

Wahyuningsih dan Uyun, (2015) yang mengenai peningkatan kesejahteraan

psikologis pada penderita diabetes melitus tipe 2 dengan mengguanakn group

positive psychotherapy, kemudian penelitian yang dilakukan oleh Ramanda,

(2014) mengenai gambaran tingkat depresi pasien diabetes melitus tipe 2.

Penelitian-penelitian di Indonesia tersebut berfokus pada area kuratifnya. Para

peneliti tersebut mencoba mengatasi permasalahan-permasalahan yang

dialami para penderita diabetes. Namun di sisi lain, setiap tahunnya penyakit

diabetes semakin meningkat dan penelitian yang membahas pencegahan

diabetes masih sangat kurang dan perlu banyak dilakukan penelitian di area

preventif guna menekan angka penyakit diabetes.

Pencegahan dini diabetes tipe 2 dapat dilakuakan dengan gaya hidup

sehat sepreti berolahraga secara teratur, pola makan sehat, menghindari

merokok, dan menjaga tekanan darah dan berat badan (WHO 2017). Dengan

olah raga secara teratur dapat mencegah ataupun memperlambat terjadinya

diabetes tipe 2. Menurut (Jhonson, 1998) banyak penelitian telah dilakukan

berkaitan dengan pencegahan dan penanganan diabetes melitus, dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

5

menjaga gaya hidup sehat (healty life syle), diet yang tepat dan olah raga yang

cukup. Salah satunya adalah penelitian dari Juornal of American Medical

Association yang melaporkan hasil penemuan studi 21 ribu orang dokter.

Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa dengan berolah raga lima kali

seminggu dapat menurunkan 42% kasus diabetes melitus tipe 2. Bahkan hanya

dengan berolah raga sekali seminggu dapat menurunkan risiko terkena

diabetes. Lifestyle intervensi berbasis kelompok selama 6 tahun dapat

mencegah atau menunda terserang penyakit diabetes hingga 14 tahun setelah

intervensi dilaksanakan (Li, 2008).

Gaya hidup diartikan sebagai suatu kebisaaan, kebiaasan yaitu segala

sesuatu yang dilakukan seseorang secara rutin dan teratur yang membentuk

bagaimana seseorang menjalani hidup (Rumahorbo, 2014). Menurut Kotler,

(2006) Gaya hidup adalah sebuah pola hidup seseorang di dunia yang

ditampilkan dalam aktivitas, minat, dan pendapat. Gaya hidup

menggambarkan bagaimana seseorang secara utuh "pribadi yang utuh"

berinteraksi dengan lingkungannya (Kotler, 2006). Dalam psikologi gaya

hidup mempelajari mengenai anteseden, konsekuensi dan interaksi perilaku

gaya hidup yang termasuk didalammnya yaitu pola makan, konsumsi alkohol,

merokok, penggunaan narkoba, kegiatan fisik dan praktik seksual (Thirlaway

& Upton, 2009). Faktor risiko penyakit diabetes tipe 2, 98% adalah gaya

hidup dan perubahan gaya hidup merupakan kebutuhan dasar dalam

pecegahan diabetes, kendati demikian diperlukan kesadaran dan kemauan

dalam mengubah gaya hidup (Rumahorbo, 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

6

Di luar negeri telah banyak dilakukan penelitian yang membahas

preventif diabetes tipe 2. Seperti penelitian yang dilakukan oleh

Ramachandran dkk, (2006) yang berjudul “The Indian Diabetes Prevention

Programme shows that lifestyle modification and metformin prevent type 2

diabetes in Asian Indian subjects with impaired glucose tolerance (IDPP-

1)”dalam penelitian ini pencegahan diabetes dilakukan dengan memberikan

serangkaian intervensi perubahan gaya hidup dan pemberian obat metformin

yang dibagi kedalam 4 kelompok eksperimen yeng menemukan hasil bahwa

perubahan gaya hidup dan pemberian obat metformin dapat membantu pasien

diabetes. Ada pula penelitian yang dilakukan oleh Lindström dkk, (2006) yang

berjudul “Sustained reduction in the incidence of type 2 diabetes by lifestyle

intervention: follow-up of the Finnish Diabetes Prevention Study” dalam

penelitian ini setiap peserta diberikan intervensi perubahan gaya hidup yang

intensif selama 4 tahun berupa konseling gaya hidup, melakukan aktivitas

fisik yang intens dan mengontrol asupan lemak dalam tubuh. Selain itu

penelitian yang dilakukan oleh (Tuomilehto dkk, 2001) yang berjudul

“Prevention of Type 2 Diabetes Melitus by Change in Lifestyle Among

Subjects with Impaired Glucose Tolerance” dalam penelitian ini, 522 subjek

menerima konseling individual, program penurunan berat badan, peningkatan

aktivitas fisik dan kontrol pola makan. Penelitian-penelitian terdahulu

kebanyakan berfokus pada tertiary prevention, yaitu pencegahan yang

bertujuan mencegah memburuknya kondisi seseorang yang telah mengalami

diabetes tipe 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

7

Selain itu, banyak pula penelitian mengenai bagaimana mengubah gaya

hidup, salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Carels, Darby,

Cacciapaglia and Douglass, (2004) mengenai mengurangi faktor risiko

kardiovaskular pada wanita pascamenopause melalui intervensi perubahan

gaya hidup. Dalam penelitian tersebut 40 wanita diubah gaya hidupnya

dengan aktifitas fisik, diet dan intervensi kontrol diri. Dari hasil penelitian

tersebut didapatkan perubahan gaya hidup berdasarkan intervensi yang

diberikan dan ditemukan bahwa intervensi perubahan gaya hidup efektif

mengurangi risiko kardiovaskular wanita obesitas dan pasca menopause. Ada

pula penelitian yang di lakukan oleh Rejeski dkk, (2012) mengenai perubahan

gaya hidup dan mobilitas pada orang dewasa yang obesitas dengan diabetes

tipe 2. Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa perubahan gaya hidup

dengan Intervensi gaya hidup intensif menghasilkan penurunan berat badan

dan meningkatkan kebugaran yang dapat memperlambat hilangnya mobilitas

pada pasien obesitas. Selain itu, Lindstrom dkk, (2006) dalam penelitinnya

Pencegahan penyakit diabetes tipe 2 melalui intervensi gaya hidup yang

merupakan tindak lanjut dari studi pencegahan diabetes finlandia menemukan

bahwa intervensi perubahan gaya hidup menghasilkan perubaha gaya hidup

yang menguntungkan penurunan berat badan, mengurangi total asupan lemak

jenuh, peningkatan asupan pola makan sehat, dan peningkatan aktivitas fisik

pada orang yang memiliki risiko diabetes tipe 2. Penelitian- penelitian tersebut

secara langsung mengubah gaya hidup dengan memberi intervensi gaya hidup

pada pasein ataupun pada seseorang yang meiliki risiko diabetes tipe 2. Hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

8

tersebut membuat pasien atau seseorang yang memiliki risiko debetes tipe 2

kurang menyadari pentingnya mengubah gaya hidup dari dalam dirinya

sendiri guna mencegah atau memperlambat penyakit diabetes tipe 2.

Penelitian-penelitian terdahulu hanya berfokus pada mengubah

behaviour dari para pasien diabetes saja. Hal tersebut, membuat peneliti ingin

melakukan penelitian di area preventif yaitu penelitian yang mengupayakan

pencegahan diabetes dengan melihat perubahan perilaku gaya hidup melalui

proses kognitifnya. Melalui proses kognitif perubahan gaya hidup akan dapat

bertahan dalam waktu lama tanpa pengawasan dari pihak lain. Seperti

penelitian yang dialakukan oleh Senemeaud & Somat, (2009) yang berjudul

“Dissonance Arousal and Persistence in Attitude Change” membuktikan

kemampuan perubahan sikap jangka panjang dari teori disonansi kognitif,

Hasilnya menunjukkan bahwa perubahan sikap tidak hanya berlangsung

selama situasi eksperimental, namun terus berlanjut seiring waktu dan bahkan

perubahan sikap tersebut bertahan hingga sebulan kemudian. Berbeda dengan

penelitian (Senemeaud & Somat, 2009) peneliti mengguanakan Disonansi

Kognitif dan teori Konsensus Sosial.

Peneliti memilih menggunakan teori disoansi kognitif karena teori

disonansi kognitif memiliki kelebihan yaitu ketika seseorang mengalami

disonansi kognitif orang tersebut akan berusaha mengubah perilakunya sendiri

atau melakukan usaha internal untuk mengubah perilakunya. Menurut teori

Disonansi Kognitif, ketika seseorang mengalami perbedaan antara sikap dan

perilakunya akan menimbulkan pertentangan dan ketidaknyamanan psikologis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

9

(Hidayat & Bashori, 2016). Individu tersebut akan merasionalkan perilakuya

dengan mengubah perilakunya sejalan dengan sikapnya ataupun sebaliknya

sehingga individu tersebut tidak lagi merasakan ketegangan dalam dirinya

(Hidayat & Bashori, 2016).

Konsensus adalah bagaimana orang bereaksi ketika dibandingkan

dengan orang-orang lain pada keadaan atau stimulus tertentu. Seseorang yang

mengalami konsensus akan berprilaku seperti perilaku orang- orang lain

kebanyakan (Walgito, 2003). Dalam teori konsensus sosial, pembentukan

keyakinan dipengaruhi oleh keyakinan teman sebaya (Ciao & Latner, 2011).

Konsensus sosial mengubah sikap subjektif seseorang menjadi realitas

obyektif yanga ada di masyarakat Hardin & Higgins (dalam Pisrlin, 2012).

Konsensus Sosial mempengaruhi perilaku individu dalam kelompok, ketika

individu menerima informasi bahwa teman-temannya memiliki sikap atau

perilaku yang sama tentang kelompok tertentu atau memiliki konsensus sosial

tentang suatu kelompok, individu cenderung mengubah keyakinan dan sikap

untuk menyesuaikan dirinya dengan norma-norma kelompok (Sechrist &

Stangor: Sechrist & Milford dlm Young, 2011).

Sebelumnya sudah ada penelitian yang menggunakan kedua pendekatan

tersebut. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh (Ciao & Latner, 2011) yang

berjudul “Reducting Obesity Stigma : The Effectiveness of Cognitive

Dissonance and Sosial Consensus Interventions” yang subjeknya mahasiswa

Universitas Hawaii, Amerika membahas mengenai bagaimana cara

menurunkan stigma obesitas di Amerika dengan menggunakan intervensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

10

kognitif disonansi dan konsensus sosial. Dari penelitian tersebut ditemukan

bahwa kognitif disonansi lebih baik dalam perubahan sikap mengenai stigma

obesitas dibandingkan konsensus sosial. Namun, dari hasil penelitian tersebut

kemungkinan belum tentu bisa digeneralisasikan di Indonesia. Negara Asia

seperti China dan Indonesia, tidak menekankan pada nilai-nilai individual,

namun menekankan pada nilai-nilai kolektivisme (Kitayama & Cohen, 2007).

Salah satu perwujudan kolektivisme Indonesia tercermin dari norma sosial

tolong-menolong yang berkembang di masyarakat pedesaan. Anak-anak

Indonesia dilatih untuk mengembangkan pibadi yang selaras dan harmoni

dengan kelompok, serta memiliki rasa hormat terhadap otoritas. (Lestari,

2007).

Menurut Kitayama & Cohen, (2007) mereka yang berasal dari budaya

kolektif cendrung menekankan keanggotaan mereka dalam suatu kelompok

atau hubungan keterikatan mereka dengan yang lainnya. Dalam budaya

Hawaii memiliki hubungan yang dekat dengan keluarga adalah hal yang

sangat penting dan menyadari bahwa kita tidak bisa hidup sendiri karena

setiap individu bagian dari kelompok yang saling mendukung (Kupo, 2010).

Penduduk asli Hawaii memiliki pemahaman yang kompleks dan canggih

tentang diri mereka sebagai individu yang utuh dan menjadi bagian dari

keseluruhan budaya kolektif (Mc Cubbin & Marsella, 2009). Indonesia dan

Hawaii sama-sama memiliki budaya kolektivis, namun Indonesia dan Hawaii

memiliki latar belakang dan situasi negara yang berbeda. Negara Indonesia

adalah Negara kesatuan yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dengan bentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

11

pemerintahan republik dimana memiliki satu kekuasaan pemerintah yang

berada di tangan pemerintah pusat (Suwanto &Indranto, 2009). Sedangkan,

Hawaii merupakan bagian dari Amerika Serikan sebagai Negara federal yang

terdiri dari 50 negara bagian (Saraswati & Widaningsih, 2008). Amerika

adalah Negara demokratis yang sangat menghargai hak asasi manusia dan

memiliki 50 negara bagian yang berdiri sendiri dimana Hawaii dan Alaska

adalah Negara bagian termuda (Saraswati & Widaningsih, 2008). Hal ini

menunjukan perbedaan situasi dan latar belakang Indonesia dan Hawai yang

membuat penelitian sebelumnya belum tentu bisa di generalisasikan di

Indonesia dan mungkin akan menunjukkan hasil yang berbeda. Hal tersebut

menarik untuk diteliti, sehingga peneliti ingin melihat apakah di Indonesia

kognitif disonansi lebih baik dalam mengubah gaya hidup dibandingkan

konsensus sosial.

Pernyataan tersebut merupakan hal yang menarik untuk diteliti, kareana

setiap tahunnya penyakit diabetes terus meningkat namun, penelitian-

penelitian terdahulu kebanyakan hanya berfokus pada mengubah behaviour

dari seseorang yang telah mengalami penyakit diabetes melitus tipe 2. Peneliti

ingin meneliti di daerah preventif, yaitu dengan melihat perubahan gaya hidup

seseorang untuk mencegah terkena diabetes melitus tipe 2 yang berfokus pada

proses kognitifnya. Peneliti ingin menguji efektivitas teori disonansi kognitif

dan konsensus sosial untuk mengetahui teori manakah yang paling evektif

untuk mengubah gaya hidup di Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

12

Indonesia dan Hawaii sama-sama memiliki budaya kolektivis, namun

Indonesia dan Hawaii memiliki situasi dan latar belakang negara yang

berbeda. Negara Indonesia adalah Negara kesatuan dengan bentuk

pemerintahan republik yang memiliki satu kekuasaan pemerintah yaitu

pemerintah pusat. Sedangkan, Hawaii merupakan bagian dari Amerika Serikat

sebagai Negara federal dan demokratis yang terdiri dari 50 negara bagian yang

berdiri sendiri. Hal ini membuat penelitian sebelumnya belum tentu bisa di

generalisasikan di Indonesia karena perbedaan budaya dan situasi negara yang

perbedaan, sehingga penelitian selanjutnya mungkin akan menunjukkan hasil

yang berbeda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

13

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan pertanyaan

sebagai permasalahan penelitian:

Diantara teori disonansi kognitif dan konsensus sosial teori manakah

yang lebih berpengaruh pada perubahan gaya hidup di Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Menguji efektivitas disonansi kognitif dan konsensus sosial untuk

mengubah gaya hidup di Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

a. Menambah studi literatur khususnya psikologi kesehatan mengenai

perubahan gaya hidup untuk mencegah diabetes melitus tipe 2.

b. Menambah studi literatur khususnya di area preventif dari penelitian

diabetes melitus tipe 2.

c. Menguji efektivitas intervensi disonansi kognitif dan konsensus sosial

dalam mengubah gaya hidup di Indonesia.

2. Manfaat Praktis

a. Melalui penelitian ini, subjek penelitian akan tergerak untuk mengubah

gaya hidup sendiri.

b. Menemukan cara yang efektif untuk mengubah gaya hidup yang

berguna dalam membantu program pencegahan diabetes melitus tipe 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Diabetes Melitus

Menurut Internasional Diabetes Federation, (2017) diabetes adalah

kondisi terjadinya peningkatan kadar glukosa dalam darah atau ketika tubuh

tidak dapat menghasilkan dan menggunakan insulin secara efektif. Dalam

jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada berbagai organ

tubuh yang mengarah pada komplikasi kesehatan yang mengganggu dan

mengancam jiwa seperti penyakit kardiovaskular, neuropati, nefropati dan

penyakit mata, yang menyebabkan retinopati dan kebutaan. Diabetes adalah

penyakit seumur hidup yang diakibatkan oleh tubuh yang tidak dapat

memproduksi cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin yang

diproduksi dengan baik (Johnson, 1998). Penyakit diabetes merupakan

penyakit degenerative yang terkait secara langsung dengan gaya hidup atau

lifestyle (Rumahorbo, 2014).

Menurut Internasional Diabetes Federation, (2017) di dunia sebanyak

empat ratus dua puluh lima juta orang pada usia produktif 20-79 tahun

menderita diabetes dan 159 juta orang berada di wilayah pasifik barat.

Diabetes menyumbang 10,7% dari semua penyebab kematian secara global di

antara orang-orang dalam kelompok usia produktif. Hal Ini lebih tinggi

daripada gabungan jumlah kematian akibat penyakit menular (HIV / AIDS)

sebesar 1,1 juta kematian, tuberkolosis 1,8 juta kematian dan 0,4 juta dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

15

malaria pada tahun 2015). Pada tahun 2045 diperkirakan diabetes akan

meningkat sebanyak 183 juta kasus. Secara global, lebih dari 400 juta orang

dewasa menderita diabetes, dan pada tahun 2015 diabetes secara langsung

menyebabkan 1,6 juta kematian (WHO, 2018). Indonesia sendiri termasuk

kedalam 10 negara dengan jumlah penederita diabetes terbesar di dunia. Pada

tahun 2017 lebih dari 10.276.100 kasus diabetes terjadi di Indonesia dan

prevelensi diabetes pada orang dewasa mencapai 6,7% (IDF, 2017). Menurut

IDF, (2017) diabetes yang umum terjadi adalah diabetes tipe 2 yang paling

sering menimpa dewasa tua, namun saat ini telah menyerang usia dewasa

muda, remaja dan anak-anak karena meningkatnya tingkat obesitas, kurangnya

aktifitas fisik dan pola makan yang buruk.

1. Jenis-jenis diabetes melitus

a. Diabetes tipe 1

Diabetes tipe 1 merupakan diabetes yang disebabkan oleh reaksi

autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel beta

penghasil insulin pada kelenjar pankreas. Hal tersebut menyebabkan

tubuh tidak menghasilkan insulin yang di butuhkan tubuh manusia.

Dibetes tipe 1 bersifat genetik yang berkembang pada usia berapa pun

tetapi diabetes tipe 1 paling sering terjadi pada anak-anak dan remaja.

Orang dengan diabetes tipe 1 membutuhkan suntikan insulin setiap

hari untuk mempertahankan kadar glukosa dan untuk bertahan hidup

(IDF, 2017).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

16

b. Diabetes tipe 2

Diabetes tipe 2 merupakan diabetes yang terjadi ketika tubuh

menjadi resisten terhadap insulin atau tidak dapat menghasilkan cukup

insulin. Diabetes tipe 2 disebabkan oleh faktor genetik dan faktor

metabolisme yang tidak sehat. Diabetes tipe 2 paling sering dialami

orang dewasa yang lebih tua, tetapi semakin banyak terjadi pada anak-

anak, remaja dan orang dewasa yang lebih muda karena meningkatnya

tingkat obesitas, kurangnya aktivitas fisik dan pola makan yang buruk

(IDF, 2017).

2. Faktor-faktor penyebab diabetes melitus tipe 2

a. Faktor yang tidak dapat diubah atau dimodifikasi

1) Faktor genetika

Memiliki riwayat keluarga mengidap diabetes, dapat

meningkatkan kemungkinan terkena diabetes dan hal tersebut tidak

dapat diubah (WHO, 2018). Diabetes tipe 2 memiliki

kecenderungan keturunan yang sangat kuat. Jika seseorang

memiliki seorang anggota keluarga yang mengalami penyakit

diabetes, kemungkinan orang tersebut akan mendapat risiko

diabetes 2 kali lebih tinggi dari orang bisaa yang tidak memiliki

keluarga yang menderita diabetes. Jika seseorang memiliki 2 orang

anggota keluarga yang menderita diabetes maka orang tersebut

memiliki kemungkinan mendapat 4 kali lipat lebih tinggi mendapat

diabetes tipe 2 (Johnson, 1998).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

17

2) Usia

Menurut Jhonson (1998), diabetes tipe 2 disebut juga

diabetes yang menyerang pada usia dewasa (adult or maturity

onset diabetes). Orang dewasa yang memiliki kelebihan berat

badan yang telah memasuki usia 40 tahun ke atas paling sering

terserang penyakit diabetes tipe 2 (WHO, 2017). Menurut Flint dan

Arslanian, (2011) prevelensi penyakit diabetes tipe 2 mengalami

peningkatan seiring bertambahnya usia namun hal ini terjadi juga

pada usia muda seiring dengan meningkatnya obesitas pada

kelompok usia muda.

b. Faktor yang dapat diubah atau dimodifikasi

1) Gaya hidup yang buruk

Diabetes tipe 2 memiliki hubugan yang kuat dengan pola

makan yang buruk, konsumsi kalori berlebih, asupan lemak jenuh

berlebih dan konsumsi tinggi minuman manis erat kaitannya

dengan risiko diabetes tipe 2. Selain itu, konsumsi rokok dan

alkohol serta kurangnya asupan buah dan sayuran yang cukup, juga

menjadi salah satu faktor diabetes tipe2 (IDF, 2017). Hal ini juga

diungkapkan oleh WHO (2017), bahwa peningkatan risiko

terserang diabetes tipe 2 dipengaruhi oleh perilaku aktif merokok.

Selain itu, kurangnya aktivitas fisik menjadi faktor risiko terkuat

sekaligus menjadi penyebab utama diabetes tipe 2 di dunia. Olah

raga adalah cara yang paling baik untuk membantu mencegah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

18

terjadinya penyait diabetes karena gaya hidup yang buruk

(WHO,2017).

2) Kelebihan berat badan

Menurut IDF (2017), penyebab terjadinya diabetes tipe 2

erat kaitannya dengan kelebihan berat badan. Menurut Johnson,

(1998) obesitas atau kelebihan berat badan menjadi faktor risiko

yang dapat mengundang terjadinya diabetes militus. Ketika

seseorang memiliki kelebihan berat badan atau memiliki kelebihan

lemak dalam tubuh, menyebabkan insulin tidak bisa bekerja

dengan sempurna. Bila seseorang mengkonsumsi kalori berlebih

dari apa yang dibutuhkan tubuh, hal ini membuat pankreas terus

bekerja memproduksi insulin sehingga membuat pankreas bekerja

melebihi waktunya dan akhirnya kehilangan kemampuan untuk

memproduksi insulin (Johnson, 1998).

B. Gaya Hidup

Menurut Stebbins (1997), Gaya hidup adalah suatu atribut yang berbeda

atau pola perilaku nyata yang dapat dikenali dan mencerminkan situasi hidup

bersama yang menggabungkan minat, nilai-nilai, sikap, dan orientasi terkait

yang menciptakan identitas sosial yang khas. Gaya hidup adalah sebuah pola

hidup seseorang di dunia yang ditampilkan dalam aktivitas, minat, dan

pendapat atau dapat digambarkan sebagaimana seseorang secara utuh

berinteraksi dengan lingkungannya (Kotler, 2006). Menurut Thirlaway dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

19

Upton (2009), lifestyle merupakan interaksi perilaku gaya hidup yang

mencangkup pola makan, konsumsi alkohol, konsumsi rokok, penggunaan

narkoba, kegiatan fisik, praktik seksual dan konsekuensi-konsekuensinya.

1. Pembentukan dan perubahan gaya hidup

Menurut Stebbins (1997), gaya hidup dibentuk oleh pola perilaku

individu atau kolektif, juga oleh nilai-nilai, sikap dan orientasi tertentu.

Menurut Hendricks dan Hatch (2006), secara umum gaya hidup

bergantung pada pilihan pribadi yang dimanifestasikan melalui perilaku

individu. Dalam psikologi gaya hidup memiliki dua dimensi yaitu kondisi

dan perubahan. Kondisi terdiri dari kondisi internal dan eksternal. Kondisi

Internal yaitu faktor keturunan, kecerdasan, ketajaman indera, kognisi

untuk membuat, membenarkan, atau merasionalisasi pilihan dan

kemampuan. Kondisi eksternal yaitu kondisi fisik, keluarga, teman, atau

hubungan sosial yang menopang kecenderungan individu untuk terlibat

dalam satu atau beberapa bentuk perilaku yang berpola. Perubahan

berasal dari kombinasi internal dan eksternal. Yaitu proses mental atau

kognisi yang berubah dan kondisi eksternal yang menekan individu

sehingga menimbulkan perubahan gaya hidup (Hendricks dan Hatch,

2006).

2. Gaya hidup dan diabetes melitus

Gaya hidup yang berhubungan dengan kesehatan yaitu sebuah

pilihan perilaku mengenai aktivitas makan, aktivitas fisik, konsumsi

alkohol, merokok tembakau, konsumsi narkoba dan praktik seksual yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

20

dilakukan individu (Thirlaway & Upton, 2009). Gaya hidup yang dapat

memicu timbulnya diabetes melitus tipe 2 antara lain pola makan yang

tidak sehat, kurang melakukan aktivitas fisik dan merokok dapat

meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2. Konsumsi makanan berlebih,

terlalu banyak mengkonsumsi makanan tinggi gula atau makanan olahan

gula menimbulkan beban berat pada kelenjar pankreas yang mengarah

pada penyakit diabetes (Johnson, 1998). Selain itu, berat badan berlebih

dan kurangnya aktivitas fisik menjadi faktor risiko terkuat sekaligus

menjadi penyebab utama diabetes tipe 2 di dunia (WHO, 2017).

3. Pencegahan diabetes dengan gaya hidup yang sehat

Diabetes dapat dicegah dengan gaya hidup yang sehat, yakni

menjaga pola makan yang seimbang, berolahraga secara rutin dan

mempertahankan berat badan ideal. Pencegahan diabetes dapat dilakukan

sedini mugkin oleh orang sehat agar tetap sehat dan pada mereka yang

telah memiliki kecenderungan atau risiko untuk menyandang diabetes

(Rumahorbo, 2014). Dasar pengobatan dan pencegahan diabetes tipe 2

adalah gaya hidup yang sehat yaitu melakukan diet sehat, peningkatan

aktivitas fisik, berhenti merokok, dan menjaga berat badan yang ideal.

Penelitian dari berbagai belahan dunia menghasilkan bukti bahwa

modifikasi gaya hidup dengan melakukan diet sehat dan melakukan

aktivitas fisik dapat mencegah atau menunda terjadinya diabetes tipe 2

(IDF, 2017). Rekomendasi IDF untuk diet sehat untuk populasi umum

antara lain yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

21

a. Memilih menkonsumsi air putih, kopi atau teh rendah gula, bukan jus

buah, soda atau minuman manis lainnya

b. Gula/ minuman manis ≤ 450 kcal (36 ons) perminggu

c. Mengkonsumi setidaknya tiga porsi sayuran setiap hari, termasuk

sayuran hijau.

d. Konsumsi hingga tiga porsi buah segar setiap hari.

e. Mengganti cemilan dengan kacang, buah segar atau yoghurt tanpa

gula.

f. Membatasi konsumsi alcohol maksimum dua minuman standar per

harinya.

g. Memilih mengkonsumsi daging putih, unggas, atau makanan laut tanpa

lemak daripada mengkonsumsi daging olahan atau sejenisnya.

h. Memilih mengganti selai coklat dengan selai kacang.

i. Memilih mengkonsumsi roti gandum, beras merah dan pasta gandum

dan tidak mengkonsumsi roti putih, nasi putih, atau pasta.

j. Memilih mengkonsumsi lemak tak jenuh (minyak zaitun, minyak

canola, minyak jagung atau minyak bunga matahari) dari pada

mengkonsumsi lemak jenuh (mentega, ghee, lemak hewani, minyak

kelapa atau minyak sawit).

Rekomendasi untuk aktivitas fisik pada kelompok usia yang

berbeda:

a. Melakukan setidaknya 60 menit aktivitas fisik intensitas sedang

hingga tinggi setiap harinya untuk orang dewasa berusia 18-64 tahun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

22

atau melakukan setidaknya 150 menit aktivitas fisik aerobik intensitas

sedang (jalan cepat, joging, berkebun) menyebar dalam seminggu,

atau setidaknya 75 menit aktivitas fisik aerobik intensitas tinggi dalam

seminggu, atau kombinasi yang setara dari aktivitas intensitas sedang

dan kuat.

b. Untuk orang dewasa yang lebih tua, direkomendasikan jumlah

aktivitas fisik yang sama, tetapi juga harus mencakup kegiatan

keseimbangan dan penguatan otot yang disesuaikan dengan

kemampuan dan keadaan mereka.

Menurut IDF (2017), untuk mencegah atau menunda terkena

penyakit diabetes tipe 2, dapat dilakukan dengan modifikasi gaya hidup

dengan melakukan diet sehat dan melakukan aktifitas fisik. Faktor risiko

penyakit diabetes tipe 2 adalah gaya hidup dan perubahan gaya hidup

menjadi kebutuhan utama dalam pecegahan diabetes, oleh sebab itu

diperlukan kesadaran dan kemauan dalam mengubah gaya hidup

(Rumahorbo, 2014).

C. Disonansi Kognitif dan Perilaku

Disonansi kognitif adalah ketidak konsistenan yang terjadi antara dua

elemen kognitif yang menyebabkan ketidak nyamanan psikologis. Hal

tersebut memotvasi seseorang untuk mengurangi disonansi tersebut

(Festinger,1957). Menurut Festinger, kognisi atau elemen kognitif yaitu

mencangkup hal-hal yang diketahui seseorang mengenai pengetahuan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

23

pandangan, kepercayaan, tentang dirinya sendiri, tentang perilakunya, dan

tentang lingkungannya (Festinger,1957). Ketika dalam diri seseorang terjadi

ketidak konsistenan antara elemen-elemen kognisi tersebut, orang tersebut

akan mengalami disonansi kognitif (Festinger, 1957). Seseorang yang

mengalami disonansi akan merasakan ketegangan secara psikologis yang tidak

menyenangkan. Ketegangan disonansi bersifat seperti drive, mirip seperti pada

saat kita merasakan lapar atau haus yang menimbulkan dorongan untuk

mengurangi perasaan tersebut. Demikian pula dengan disonansi, seseorang

akan memiliki dorongan untuk mengurangi ketegangan yang dirasakannya

(Festinger, 1957).

Dalam teori disonansi kognitif terdapat istilah konsonan dan disonan.

Konsonan adalah hubungan yang berjalan secara harmonis dan sejalan antara

elemen-elemen kognitif, sedangkan Disonan yaitu perasaan tidak nyaman

yang terbentuk akibat hubungan yang tidak selaras atau tidak konsisten yang

mendorong individu untuk melakukan sesuatu agar disonansi tersebut dapat

dikurangi sehingga akan menciptakan keadaan yang harmoni atau konsonan

(Festinger, 1957).

Menurut Festinger (1957), faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya

disonansi kognitif yaitu peristiwa dan informasi baru. Ketika seseorang

menerima informasi baru yang tidak sesuai dengan kognisi yang dimiliki

maka akan terjadi disonansi. Peristiwa baru dapat terjadi setiap saat atau

informasi baru dapat diakses kapanpun, yang menciptakan setidaknya

disonansi sesaat. Hal ini dapat terjadi karena seseorang tidak memiliki kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

24

yang menyeluruh atas informasi yang diterima atau peristiwa yang terjadi

pada seseorang tersebut (Festinger, 1957). Contoh: Seseorang berencana untuk

pergi piknik dengan memiliki keyakinan bahwa cuaca akan cerah, namun saat

sebelum berangkat ke tempat ia akan piknik mulai turun hujan. Pengetahuan

mengenai saat ini turun hujan tidak sesuai dengan keyakinan orang tersebut

bahwa hari akan cerah dan rencana akan pergi piknik.

Disonansi hampir tidak dapat terhindarkan dalam kehidupan sehari-hari

bahkan tanpa adanya informasi baru. Hal ini dapat terjadi karena dalam

kehidupan sehari-hari kita tidak bener-benar memiliki batas hitam, putih

dalam kehidupan yang jelas. Disonansi hampir tak terhindarkan tercipta

diantara tindakan sadar yang kita ambil dengan pendapat kita ataupun saat

tindakan yang kita lakukan tidak sesuai dengan pengetahuan yang kita miliki

(Festinger, 1957). Contoh: seseorang ingin membeli sebuah mobil baru yang

bagus, namun memiliki budget yang terbatas. Orang tersebut menyukai mobil

A karena modelnya yang bagus namun mobil tersebut memiliki harga yang

sangat mahal, sehingga orang tersebut membeli mobil B yang memiliki harga

yang sesuai dengan budgetnya namun ia tidak menyukai model mobil B

tersebut.

Disonansi memilik magnitude atau faktor yang mempengaruhi seberapa

besar tingkat disonansi. Faktor - faktor yang dapat mempengaruhi tingkat

disonansi: 1 Tingkat Kepentingan, atau seberapa signifikan suatu kognisi,

Tidak semua kognisi memiliki kepentingan yang sama. Semakin penting

kognisi, semakin banyak disonansi kognitif yang akan individu alami (Cooper,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

25

2007). 2 Rasio disonansi atau jumlah kognisi disonan, Semakin banyak

atau terdapat dua kognisi yang berbeda, semakin besar disonansi yang dialami.

Jadi, besarnya disonansi kognitif akan tergantung pada tingkat perbedaan

antara dua kognisi. Semakin besar perbedaan, semakin besar

ketidaknyamanan, dan semakin termotivasi individu untuk menguranginya

(Cooper, 2007).

1. Pengurangan disonansi

Kehadiran disonansi mendorong kita untuk menguranginya

misalnya, saat kita merasa kelaparan menyebabkan kita nengambil

tindakan untuk mengurangi rasa lapar. Hal ini, mirip dengan aksi drive,

semakin besar disonansi, semakin besar motivasi untuk mengurangi

disonansi dan semakin besar penghindaran terhadap situasi yang akan

meningkatkan disonansi. Secara umum, jika ada disonansi antara dua

elemen kognitif, disonansi ini dapat dihilangkan dengan mengubah salah

satu elemen tersebut (Festinger, 1957). Disonansi kognitif didasarkan pada

gagasan tentang apa yang terjadi dan diproses di dalam kepala manusia.

Kognisi yang tidak konsisten menyebabkan ketegangan yang tidak

menyenangkan, ketegangan itu memiliki sifat seperti drive dan harus

dikurangi (Cooper, 2007). Hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi

disonansi antara lain:

a. Mengubah elemen kognitif perilaku

Ketika disonansi terjadi antara elemen pengetahuan tentang

lingkungan dan elemen perilaku. Hal yang paling sering dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

26

untuk menghilangkan disonansi yaitu dengan mengubah elemen

kognitif perilaku sehingga sesuai dengan elemen lingkungan. Hal ini

dapat dilakukan dengan mengubah tindakan atau perasaan yang

merupakan elemen perilaku, ketika perilaku berubah maka elemen

kognisi tentang perilaku akan berubah sehingga disonansi dapat

dihilangkan (Festinger, 1957). Contoh: ketika seseorang sedang piknik

lalu hujan turun maka yang orang lakukan adalah berkemas pulang

menghindari hujan dan membatalkan pikniknya.

b. Mengubah elemen kognitif lingkungan

Mengubah elemen kognitif lingkungan dengan mengubah situasi

agar sesuai dengan elemen kognitif lainnya untuk menghilangkan

disonansi. Hal Ini paling sulit dilakukan karena jauh lebih sulit

mengubah lingkungan daripada mengubah perilaku seseorang, karena

seseorang harus memiliki tingkat kontrol yang cukup tinggi atas

lingkungan sosialnya (Festinger, 1957). Contoh: seorang tenaga kerja

Indonesia memutuskan untuk bekerja di suatu perusahaan di Jepang.

Setelah beberapa waktu orang tersebut merasa tertekan dengan

lingkungan kerjanya yang memiliki budaya ontime dan kerja cepat.

Hal tersebut membuat orang tersebut meminta teman-teman kerjanya

untuk mengubah cara kerja teman-temannya agar lebih santai dan

sesuai dengan gaya kerja orang tersebut. Namun hal tersebut tidak

berhasil dilakukan mengingat dalam budaya Jepang orang bisaanya

bekerja dengan cepat dan tepat waktu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

27

c. Menambahkan elemen kognitif baru

Untuk mengurangi total besarnya disonansi dapat dilakukan

dengan menambahkan elemen kognitif baru. Misalnya, jika ada

disonansi antara beberapa elemen kognitif dapat dikurangi dengan

menambahkan unsur kognitif baru yang sesuai dengan salah satu

elemen kognitif yang akan dipertahankan. Dengan adanya ketidak

nyamanan disonansi, maka seseorang akan secara aktif mencari

informasi baru yang akan mengurangi disonansi dan pada saat yang

sama akan menghindari informasi baru yang dapat meningkatkan

disonansi yang ada (Festinger, 1957). Contoh: seorang perokok yang

mengetahui bahaya merokok akan mencari informasi positif mengenai

maanfaat merokok untuk tetap mempertahankan perilaku merokoknya

dan mengurangi disonansi yang dialaminya.

2. Resistensi Perubahan Perilaku

a. Perubahan yang dilakukan bisa memberikan dampak yang

menyakitkan atau memberikan kerugian (Festinger, 1957). Contoh:

Seseorang yang ingin berhenti menggunakan narkoba dalam usahanya

untuk berubah orang tersebut harus menanggung ketidaknyamanan dan

rasa sakit (sakau) dan reaksi tubuh lainnya sebagai konsekuensinya.

Dalam keadaan seperti itu akan ada resistensi untuk berubah. Besarnya

resistensi ditentukan oleh tingkat rasa sakit yang akan di dapat.

b. Perilaku saat ini mungkin memberikan kepuasan sehingga sulit untuk

melakukan perubahan (Festinger, 1957). Contoh: seorang perokok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

28

mendapatkan kepuasan saat merokok dan merasa rokok dapat

mengurangi stresnya sesaat akan sulit untuk berubah dan untuk

berhenti merokok karena dari perilaku merokoknya ia mendapatkan

kepuasan.

c. Melakukan perubahan tidak mungkin dilakukan. Ada beberapa hal

yang tidak mungkin untuk dilakukan seseorang karena keterbatasan

dan berbagai alasan yang dimiliki. Beberapa perilaku dan reaksi

emosional tidak berada dalam kendali secara penuh (Festinger, 1957).

Contoh: kita memiliki pengetahan bahwa bumi mengelilingi matahari

sebagai pusat tata surya. Fakta tersebut sulit bahkan tidak mungkin

untuk kita ubah.

Kelebihan mengguakan teori disonansi kognitif yaitu ketika

seseorang mengalami disonansi kognitif orang tersebut akan berusaha

mengubah perilakunya sendiri atau melakukan usaha internal untuk

mengubah perilakunya. Menurut teori Disonansi Kognitif, ketika

seseorang mengalami perbedaan antara sikap dan perilakunya akan

menimbulkan pertentangan dan ketidaknyamanan psikologis sehingga

menimbulkan perubahan perilaku dan sikap (Hidayat & Bashori, 2016).

Individu tersebut akan merasionalkan pikiranya dengan mengubah

perilakunya sejalan dengan sikapnya ataupun sebaliknya sehingga individu

tersebut tidak lagi merasakan ketegangan dalam dirinya (Hidayat &

Bashori, 2016).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

29

3. Dinamika Disonansi Kognitif dan Gaya Hidup

Disonansi kognitif dapat mempengaruhi perubahan perilaku

seseorang, hal ini dapat terjadi ketika seseorang mendapatkan informasi

baru yang tidak sesuai dengan elemen-elemen kognisi yang dimiliki maka

akan terjadi disonansi. Jika seseorang mengetahui elemen kognitif perilaku

dan elemen kognitif pengetahuan tidak selaras, orang tersebut dapat

mengubah salah satu atau kedua elemen tersebut (Cooper, 2007). Keadaan

disonan mendorong seseorang untuk mengambil tindakan agar disonansi

tersebut dapat dikurangi sehingga akan menciptakan keadaan yang

harmoni atau konsonan. Menurut Tangney (1995), ketika seseorang

melakukan perbuatan yang melanggar moralnya sendiri atau ketentuan

baik dan benar yang di tentukan untuk dirinya sendiri orang tersebut akan

merasakan perasaan bersalah. Perasaan bersalah memiliki dua karakteristik

khusus yaitu, evaluasi perilaku negatif dan memperbaiki tindakan (Cohn &

Fredrickson, 2010). Hal tersebut akan menyebabkan perubahan pada

perilaku yang tidak sesuai dengan ketentuan baik dan benar seseorang

dengan melakukan evaluasi dan perbaikan perilaku.

4. Intervensi Disonansi Kognitif

Ketika seseorang diberikan sebuah informasi bahwa sikapnya tidak

sejalan dengan perilakunya, maka orang tersebut akan mengalami

disonansi kognitif (Festinger, 1957). Elemen-elemen kognitif yang dibuat

tidak konsisten dalam penelitian ini yaitu elemen pengetahuan dan elemen

perilaku partisipan. Dengan menciptakan inkonsistensi pada pengetahuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

30

dan perilaku, diharapkan partisipan akan mengalami disonansi kognitif.

Dalam penelitian ini intervensi disonansi kognitif akan menggunakan

dinamika perubahan sesuai penjelasan diatas dengan cara menciptakan

kesenjangan atau menghadapkan partisipan pada perbedaan antara nilai

atau sikap partisipan dengan perilaku partisipan (Ciao & Latner, 2011).

Dalam penelitian ini yang akan diubah yaitu gaya hidup, maka

intervensi disonansi yang diciptakan yaitu dengan cara memberikan

partisipan informasi bahwa partisipan memiliki elemen kognitif

pengetahuan yang baik mengenai diabetes namun memiliki elemen

kognitif perilaku yang buruk. Menurut Tangney (1995), ketika seseorang

melakukan perbuatan yang melanggar moralnya sendiri (ketentuan baik

dan benar) yang di tentukan oleh dirinya sendiri, ia akan merasakan

perasaan bersalah. Perasaan bersalah akan mendorong seseorang untuk

melakukan evaluasi perilaku negatif dan memperbaiki tindakan (Cohn &

Fredrickson, 2010). Hal tersebut akan mendorong partisipan untuk

memperbaiki gaya hidupnya dengan mengubah gaya hidupnya menjadi

lebih sehat agar sejalan dengan pengetahuannya yang sudah baik.

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti merumuskan hipotesis

yaitu: Intervensi Disonansi Kognitif dapat meningkatkan perilaku gaya

hidup sehat seseorang. Ketika individu diberikan informasi bahwa elemen

kognitif perilakunya lebih buruk dibandingkan dengan elemen kognitif

pengetahuannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

31

D. Konsensus Sosial dan Perilaku

Konsensus sosial adalah bagaimana orang bereaksi ketika dibandingkan

dengan orang-orang lain pada keadaan atau stimulus tertentu. Seseorang

dikatakan melakukan konsensus sosial ketika ia berprilaku seperti perilaku

orang- orang lain kebanyakan (Walgito, 2003). Dalam teori konsensus sosial,

pembentukan keyakinan dipengaruhi oleh keyakinan kelompok (Ciao &

Latner, 2011). Teori konsensus sosial membahas pengaruh kuat dari

keyakinan kelompok terhadap pembentukan keyakinan dan sikap individu

(Sechrist & Stangor: Sechrist & Milford dlm Young, 2011).

Teori ini menunjukkan bahwa ketika individu menerima informasi

bahwa seorang individu berbeda dengan teman-temannya atau kelompoknya,

makai ia akan cenderung mengubah dirinya sesuai dengan kelompoknya.

Individu cenderung mengubah keyakinan dan sikap untuk menyesuaikan diri

individu dengan norma-norma kelompok (Sechrist & Stangor: Sechrist &

Milford dlm Young, 2011).

Teori konsensus tergabung kedalam teori atribusi, teori atribusi

merupakan teori yang ingin menjelaskan mengenai perilaku seseorang.

Apakah perilaku tertentu disebabkan oleh faktor internal ataukah eksternal.

Faktor internal misalnya, sikap, sifat tertentu ataupun aspek-aspek internal

lainnya, sedangkan keadaan eksternal misalnya, lingkungan atau situsai

tertentu (Walgito, 2003). Kelley mengembangkan lagi teori atribusi,

menurutnya prilaku manusia dapat disebabkan oleh faktor internal, faktor

eksternal atau faktor internal dan eksternal secara bersamaan. Untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

32

menentukan suatu perilaku merupakan atribusi internal atau atribusi eksternal

ataukah atribusi internal-eksternal, Kelley menggunakan tiga determinan

yaitu: konsensus, konsistensi, dan distinctiveness (Walgito, 2003).

Konsensus, yaitu bagaimana individu bereaksi bila dibandingkan

dengan orang lain kebanyakan, terhadap stimulus tertentu. Misalnya bila

indivdu berperilaku tertentu sedangkan orang-orang lain tidak melakukan

perilaku demikian, maka dapat dikatakan bahwa konsensus individu tersebut

rendah dan sebaliknya (Walgito, 2003).

Konsistensi, yaitu bagaimana individu berperilaku atau bereaksi

terhadap stimulus yang sama dalam situasi yang berbeda. Bila individu

tersebut bereaksi dengan cara yang sama terhadap stimulus yang sama pada

keadaan yang berbeda, maka indivitu tersebut mempunyai konsistensi yang

tinggi dan sebaliknya (Walgito, 2003).

Distinctiveness, yaitu bagaimana seseorang bereaksi pada stimulus atau

situasi yang berbeda-beda. Bila orang tersebut memberikan reaksi yang sama

pada stimulus yang berbeda, maka dapat diakatakan orang tersebut memiliki

distinctiveness rendah dan sebaliknya (Walgito, 2003).

1. Konsensus Sosial dan Perubahan Gaya Hidup

Konsensus Sosial dapat mempengaruhi gaya hidup seseorang. hal

ini dapat terjadi karena ketika seseorang berada dalam keadaan berbeda

seseorang akan mengubah perilakunya seperti perilaku orang kebanyakan.

Konsensus sosial yaitu bagaimana seseorang bereaksi ketika dibandingkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

33

dengan orang lain pada keadaan atau stimulus tertentu. Ketika seseorang

merasa dirinya berbeda dengan norma kelompok, maka menurut teori

konsensus sisoal orang tersebut akan mengubah perilakunya seperti

perilaku orang- orang lain kebanyakan (Walgito, 2003). Dalam teori gaya

hidup dipengaruhi oleh kondisi eksternal, yaitu kondisi fisik, keluarga,

teman, atau hubungan sosial yang menopang kecenderungan individu

untuk terlibat dalam satu atau beberapa bentuk perilaku yang berpola

(Hendricks dan Hatch, 2006). Melalui kondisi eksternal menimbulkan

perubahan gaya hidup karena tekanan dari luar diri individu menyebabkan

individu menyesuaikan diri dengan norma kelompok (Hendricks dan

Hatch, 2006).

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti merumuskan hipotesis

yaitu: Intervensi Konsensus Sosial dapat meningkatkan gaya hidup sehat

seseorang. Ketika individu diberikan informasi bahwa gaya hidupnya lebih

buruk dibandingkan dengan kelompoknya.

2. Intervensi Konsensus Sosial

Intervensi Konsensus sosial yaitu menciptakan situasi atau

menghadapkan partisipan pada perbedaan antara nilai atau perilaku

partisipan dengan perilaku kelompoknya (Ciao & Latner, 2011). Dalam

penelitian ini, peneliti meciptakan perbedaan antara gaya hidup partisipan

dan gaya hidup kelompok. Partisipan memiliki gaya hidup yang buruk dan

merupakan gaya hidup yang paling buruk bila dibandingkan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

34

teman-teman kelompok partisipan. Hal tersebut akan membuat partisipan

mengalami kondisi konsensus sosial sehingga partisipan akan mengubah

perilaku gaya hidupnya agar sesuai dengan teman-teman kelompoknya.

E. Konsensus Sosial, Disonansi Kognitif dan Budaya

Sebelumnya telah dilakukan penelitian yang menggunakan

pendekatan teori Disonansi Kognitif dan teori Konsensus Sosial.

Penelitian tersebut berjudul “Reducting Obesity Stigma: The Effectiveness

of Cognitive Dissonance and Sosial Consensus Interventions” yang

dilakukan oleh (Ciao & Latner, 2011). Subjek dari penelitian tersebut

adalah mahasiswa Universitas Hawaii, Amerika Serikat yang membahas

mengenai bagaimana cara menurunkan stigma obesitas di Amerika dengan

menggunakan intervensi kognitif disonansi dan konsensus sosial. Hasil

penelitian tersebut menemukan bahwa disonansi kognitif lebih baik dalam

mempengaruhi perubahan sikap mengenai stigma obesitas dibandingkan

konsensus sosial. Namun, hasil penelitian tersebut kemungkinan belum

tentu bisa digeneralisasikan di Indonesia.

Dalam budaya kolektivis seperti Indonesia, orang memandang

norma sosial sebagai prediktor yang lebih baik dibandingkan kepuasan

hidup pribadi (Suh, Diener, Oishi & Triandis 1998). Seorang individu

dalam budaya kolektivis akan merasa lebih bermakna hidupnya di dalam

hubungan sosialnya dibandingkan dalam tindakan otonomnya yang

independen (Markus & Kitayama 1991). Dalam budaya timur yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

35

kolektivis, memiliki ketergantungan pada orang lain dianggap sebagai

bagian dari relasi sosial dimana perilaku seseorang ditentukan atau

bergantung pada pemahaman seseorang terhadap pemikiran, perasaan, dan

tindakan orang lain dalam suatu hubungan sosial (Markus dan Kitayama

1991).

Seseorang yang interdependensi menganggap dirinya bagian

dalam kelompok sosial tertentu dan memandang baik diri dan orang lain

adalah sama (Taylor, Peplau & Sears, 2009). Indonesia merupakan Negara

Asia yang tidak menekankan pada nilai-nilai individual, namun

menekankan pada nilai-nilai kolektivisme (Kitayama, 2007). Sejak kecil,

anak-anak Indonesia dilatih kolektivis untuk memiliki rasa hormat

terhadap otoritas dan mengembangkan pibadi yang selaras (harmoni)

dengan kelompok (Lestari, 2007).

Dalam budaya kolektivis, ketika individu merasa dirinya berbeda

dengan norma kelompok, maka ia cenderung akan mengalami

ketidaknyamanan sehingga individu tersebut akan mengubah dirinya

sesuai dengan kelompok atau orang lain kebanyakan (Walgito, 2003). Hal

tersebut menyebabkan intervensi konsesnsus sosial akan lebih

berpengaruh pada perubahan perilaku di negara-negara yang menganut

budaya kolektivis.

Dalam budaya individualis, emosi individual merupakan hal yang

lebih baik dibandingkan norma sosial (Suh, Diener, Oishi & Triandis

1998). Di budaya barat seperti Negara Amerika sangat menekankan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

36

individualitas yang membedakan diri dengan orang lain yang dipandang

sebagai hal yang unik (Maerkus & Kitayama, 1991). Dalam budaya barat

seseorang tidak hanya memandang diri sebagai unit yang independen,

namun menjadikan independensi sebagai dasar untuk bersoaialisasi

(Maerkus & Kitayama, 1991). Orang dengan konstruksi diri independen

akan cenderung mengabaikan lingkungan sosial saat mengambil

kesimpulan personalnya (Kuhen, Hannover & Schubert, 2001). Orang

yang memahami diri sebagai diri yang independen akan memandang

dirinya sebagai sosok yang unik dan tidak menganggap diri mereka sama

dengan orang lain (Taylor, Peplau & Sears, 2009).

Dalam budaya individualis seseorang lebih mementingkan

independensi dalam dirinya sebagai dasar berinteraksi dengan orang lain

dibandingkan dengan menganggap dirinya mengikuti orang lain (Suh,

Diener, Oishi & Triandis 1998). Sehingga ia akan lebih terganggu oleh

keadaan inkonsistensi dalam dirinya dibandingkan ketika ia berbeda

dengan lingkungan sosialnya. Hal tersebut menyebabkan disonansi

kognitif akan lebih berpengaruh pada perubahan perilaku, di negara-negara

yang menganut budaya individualis.

Berdasarkan pemaparan sebelumnya, peneliti merumuskan

hipotesis sebagai berikut: intervensi konsensus sosial akan lebih

berpengaruh pada peningkatan gaya hidup sehat dibandingkan intervensi

disonansi kognitif di Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

37

Hal ini membuat peneliti ingin melihat perubahan gaya hidup dari

seseorang yang fokusnya pada area kognitif dengan menguji evektifitas

intervensi disonansi kognitif dan konsensus sosial untuk mengetahui

intervensi manakah yang paling evektif untuk mengubah gaya hidup untuk

mencegah diabetes melitus tipe 2 di Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen dengan jenis rancangan

penelitian Between subject pretest-posttest control group design. Rancangan

tersebut dipilih peneliti untuk melihat pengaruh variable bebas (VB) terhadap

variabel tergantung (VT) melalui perbedaan skor VT antara kelompok yang

diberikan perlakuan yang berbeda dan melihat perbedaan sebelum dan sesudah

pemberian perlakuan (Seniati, Yulianto, & Setiadi, 2015). Melalui rancangan

ini peneliti melakukan randomisasi dengan memasukkan partisipan secara

acak ke kelompok kontrol (KK) dan kelompok eksperimen (KE).

Efikasi kredibilitas perlakuan yang diberikan dilakukan dengan cara

membandingkan hasil pengukuran kinerja pretest dan posttest kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol (Seniati, Yulianto & Setiadi, 2008). Pada

penelitian ini akan dibentuk 3 kelompok yaitu Kelompok Eksperimen

Disonansi Kognitif (EDK), Kelompok Eksperimen Konsensus Sosial (EKS)

dan Kelompok Kontrol (KK). Kelompok Eksperimen Disonansi Kognitif dan

Kelompok Eksperimen Konsensus Sosial akan diberikan masing-masing

umpan balik yang berbeda setealah pretest dilakukan, sedangkan kelompok

kontrol tidak diberikan perlakuan apapun.

Penelitian ini menggunakan pretest-posttest control group design.

Dalam desain ini pretest dilambangkan dengan ( ) sebagai lambang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

39

pengukuran variable terikat sebelum eksperimen, tanda (X) melambangkan

perlakuan yang diberikan, dan kondisi posttest dilambingkan dengan ( ).

Tabel 1.

Between Subject Pretest-Posttest Control Group Design

Random

Assignment Subjek Pretest Perlakuan Postt

est

RA

RA

Kelompok Eksperimen

Disonansi Kognitif

Kelompok Eksperimen

Konsensus Sosial

X

X

RA Kelompok Kontrol

(KO)

O¹ - O²

B. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, terdapat satu variable terikat dan dua variable

bebas. Masing-masing variable tersebut adalah:

1. Variabel Terikat : Gaya Hidup

2. Variabet Bebas 1 : Intervensi Disonansi Kognitif

3. Variabel Bebas 2 : Intervensi Konsensus Sosial

Keterangan:

O¹ : Pretest (Tes Awal) O² : Posttest (Tes Akhir)

X : Perlakuan (Feedback)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

40

C. Definisi Operasional

1. Gaya Hidup

Gaya Hidup merupakan sebuah pilihan perilaku mengenai aktivitas

makan, aktivitas fisik, konsumsi alkohol, konsumsi rokok, yang dilakukan

individu. Gaya hidup yang sehat yaitu melakukan diet sehat, peningkatan

aktivitas fisik, berhenti merokok, tidak menkonsumsi alkohol dan menjaga

berat badan yang ideal. Dalam penelitian ini gaya hidup partisipan diukur

dengan menggunakan skala gaya hidup yang terdiri dari 4 aspek dengan

13 item. Jawaban subjek diskor berdasarkan 5 skala likert, 5 untuk respon

“sangat sering”, 4 untuk respon “sering”, 3 untuk respon “kadang-

kadang”, 2 untuk respon “jarang” dan 1 untuk respon “tidak pernah”.

Semakin tinggi skor total partisipan menunjukan semakin baik gaya hidup

yang dimiliki partisipan.

2. Intervensi Disonansi Kognitif

Disonansi kognitif adalah keadaan ketika seseorang mengalami

ketidak konsistenan antara keyakinan, sikap, dan perilakaku dalam dirinya,

hal tersebut akan menimbulkan ketidak nyamanan pskologis, sehingga

orang tersebut akan termotivasi menghilangkan ketidak konsisitenannya

dengan mengubah sikap atau perilakunya (Ciao& Latner, 2011). Dalam

penelitian ini kondisi disonansi kognitif dimunculkan dengan cara

memberikan umpan balik kepada partisipan bahwa terdapat kesenjangan

antara pengetahuan tentang diabetes dan gaya hidup. Keadaan disonansi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

41

kognitif yang dialami partisipan akan menimbulkan perubahan perilaku

dalam gaya hidup partisipan

3. Intervensi Konsensus Sosial

Konsensus sosial adalah pembentukan keyakinan dipengaruhi oleh

keyakinan teman sebaya atau kelompok (Ciao & Latner, 2011). Ketika

seseorang merasa dirinya berbeda dengan norma kelompok, maka menurut

teori konsensus sisoal orang tersebut akan mengubah perilakunya seperti

perilaku orang- orang lain kebanyakan (Walgito, 2003). Dalam penelitian

ini kesenjangan antara keyakinan kelompok atau teman sebaya

dimunculkan dengan cara memberikan informasi ke pada partisipan bahwa

gaya hidupnya berbeda dengan partisipan lain dalam kelompok penelitian

ini.

4. Tanpa Intervensi

Tanpa intervensi adalah kondisi tidak memberikan perlakuan pada

partisipan. Partisipan hanya mengerjakan angket diabetes dan angket gaya

hidup tanpa diberikan intervensi khusus lainnya.

D. Manipulasi Variabel Bebas

Dalam penelitian ini akan dibentuk 3 kelompok secara random dengan

mengguanakan fish boal. Kelompok 1 disebut kelompok Intervensi Disonansi

Kognitif, kelompok 2 disebut kelompok Intervensi Konsensus Sosial dan

kelompok 3 disebut Kelompok Kontrol. Partisipan dalam kelompok intervensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

42

disonansi kognitif akan diberikan perlakuan berupa pemberian umpan balik,

setelah partisian mengisi tes pengetahuan diabetes dan tes gaya hidup. Umpan

balik untuk kelompok disonansi kognitif berupa informasi bahwa partisipan

mempunyai pengetahuan diabetes yang baik, tetapi memiliki skor rendah

dalam angket gaya hidup.

Partisipan dalam kelompok intervensi Konsensus Sosial akan diebrikan

perlakuan berupa pemberian umpan balik, setelah partisipan mengisi tes

pengetahuan diabetes dan tes gaya hidup. Umpan balik untuk kelompok

konsensus sosial berupa informasi bahwa partisipan mempunyai pengetahuan

yang baik tenteng diabetes, tetapi skor gaya hidupnya paling rendah

dibandingkan partisipan lainnya.

Untuk partisipan dalam kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan

apapun dan hanya mengerjakan tes pengetahuan diabetes dan tes gaya hidup.

E. Pengecekan Manipulasi

Menurut Sugiyanto (2009). Pengecekan manipulasi bertujuan untuk

memverifikasi keberhasilan atau kesusksesan manipulasi kondisi atau

perlakuan yang direncanankan dalam penelitian. Pengecekan manipulasi

dilakukan setelah partisipan menerima umpan balik dari eksperimenter.

Pengecekan manipulasi dilakukan dengan cara memberikan 6 pertanyaan yang

bertujuan untuk mengetahui apakah efek yang diharapkan terjadi, benar-benar

dirasakan oleh partisipan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

43

Pertanyaan nomor 1 bertujuan untuk mengetahui apakah partisipan

merasakan adanya disonansi kognitif atau tidak. Semakin rendah skor yang

didapat oleh seseorang untuk pertanyaan nomor 1 ini, berarti ia semakin

merasakan adanya disonansi kognitif. Oleh karena itu diharapkan kelompok

intervensi disonansi kognitif akan mendapatkan skor rendah pada pertanyaan

nomor 1 dibandingkan kelompok intervensi konsensus sosial dan kelompok

kontrol. Pertanyaan nomor 2 bertujuan untuk mengetahui apakah partisipan

merasakan adanya perbedaan gaya hidup antara dirinya dengan partisipan lain

dalam penelitian ini. Semakin rendah skor yang didapat oleh seseorang untuk

pertanyaan nomor 2 ini, berarti ia semakin merasakan adanya konsensus

sosial. Oleh karena itu diharapkan kelompok intervensi konsensus sosial

rendah pada pertanyaan nomor 2 dibandingkan kelompok intervensi disonansi

kognitif dan kelompok kontrol.

Pertanyaan nomor 3, 5 dan 6 bertujuan untuk melihat relasi emosi dari

kelompok intervensi disonansi kognitif, kelompok intervensi konsensus sosial

dan kelompok kontrol. apakah kelompok disonansi kognitif, kelompok

consensus sosial dan kelompok kontrol terkejut, kesal dan kecewa setelah

mendapat umpan balik yang diberikan, maka dapat dikatakan umpan balik

yang diberikan mempunyai pengaruh terhadap klompok disonansi kognitif dan

kelompok konsensus sosial. Semakin tinggi skor yang didapat oleh seseorang

untuk pertanyaan nomor 3, 5 dan 6, berarti ia merasa terkejut, kesal dan

kecewa terhadap dirinya sendiri. Oleh karena itu diharapkan kelompok

intervensi disonansi kognitif dan kelompok intervensi konsensus sosial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

44

mendapat skor tinggi pada pertanyaan nomor 3, 5 dan 6 dibandingkan

kelompok kontrol.

Pertanyaan nomor 4 bertujuan untuk mengetahui sejauhmana kelompok

disonansi kognitif dan konsensus sosial percaya pada umpan balik yang

diberikan oleh eksperimenter. Apabiala kelompok disonansi kognitif dan

konsensus sosial merasa bahwa umpan balik tersebut akurat, itu artinya

partisipan percaya pada umpan balik tersebut dan hal ini diharapkan akan

berpengaruh pada perubahan gaya hidup mereka. Semakin tinggi skor yang

didapat oleh seseorang untuk pertanyaan nomor 4, berarti semakin ia merasa

umpan balik yang diberikan akurat atau dapat dipercaya. Oleh karena itu

kelompok disonansi kognitif dan kelompok konsensus sosial diharapkan

mempunyai skor yang tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Berikut ini

merupakan lembar manipulasi cek partisipan. Untuk lembar manipulasi dapat

dilihat pada halaman berikutnya.

Analisis data manipulasi cek mengguanakan analisis vaian (anava) satu

jalur untuk menguji apakah ada perbedaan rata-rata pada lebih dari dua

kelompok (Santoso, 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

45

Nama:

Item pertanyaan

1. Sejauhmana kamu merasa antara pengetahuan tentang Diabetes dan Gaya

hidupmu konsisten?

Sangat konsisten

1 2 3 4 5

2. Sejauhmana kamu merasa pengetahuan tentang Diabetes dan Gaya

hidupmu sama dengan yang lain?

Sama dengan yang lain

1 2 3 4 5

3. Apakah kamu merasa terkejut dengan masukan yang disampaikan?

Sangat terkejut

1 2 3 4 5

4. Apakah kamu merasa masukan yang di berikan akurat?

Sangat akurat

1 2 3 4 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

46

F. Validitas Internal

Validitas internal yaitu sejauh mana hubungan sebab akibat antara

variabael bebas dan terikat yang ditemukan dalam penelitian. Semakin kuat

hubungan sebab akibat antara VB dan VT maka semakin besar validitas

internal dalam penelitian tersebut (Seniati, Yulianto, & Setiadi, 2015). Factor

yang mempengaruhi validitas internal yaitu:

1. Proactive history

Merupakan faktor perbedaan individu yang factor bawaan maupun

suatu hal yang telah dipelajarari sebelumnya. Yang termasuk kedalam

proactive history (usia, jenis kelamin, kepribadian dan intelegensi dll)

(Seniati, Yulianto, & Setiadi, 2015. Hal ini dikontrol dengan cara memilih

partisipan berdasarkan usia (18-25th), jenis kelamin perempuan dan laki-

laki yang juamlahnya seimbang, memilih partisipan dengan tingkat

5. Seberapa kesal kamu terhadap dirimu sendiri?

Sangat kesal

1 2 3 4 5

6. Seberapa kecewa kamu terhadap dirimu sendiri?

Sangat kecewa

1 2 3 4 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

47

pendidikan yang setara, memilih partisipan berdasarkan bacaan, tontonan

selain topik gaya hidup dan pengobatan dan memilih partisipan dengan

jumlah uang saku perbulannya sama.

2. Maturation

Perubahan biologis atau psikologis dalam yang sisitematis pada

organisme pada waktu tertentu. Hal ini dikontrol dengan cara

menggunakan kelompok kontrol, yaitu mengguanakan kelompok yang

tidak diberikan perlakuan VB (Seniati, Yulianto, & Setiadi, 2015).

3. Testing

Dalam penelitian, peneliti memberikan pretest dan posttest kepada

partisipan untuk melihat perbedaan sebelum dan sesudah pemberian

perlakuan. Tes yang diberikan merupakan tes yang sama sehingga

partisipan mencoba mengingat kembali tes tersebut sehingga respon yang

diberikan bukan pengaruh perlakuan (Seniati, Yulianto, & Setiadi, 2015).

Hal ini dikontrol dengan pengukuran pretest-posttest yang cukup jauh

yaitu dua minggu.

4. Instrumentation effect

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian mempengaruhi

validitas internal penelitian, apabila alat ukur kurang akurat akan

menurunkan validitas internal penelitian. Hal ini dikontrol dengan cara

menggunakan alat ukur yang memiliki validitas dan reliabelitas yang baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

48

5. Bias eksperimenter

Perilaku atau karakteristik yang ada pada ekperimenter dapat

menimbulkan bias yang dapat mempengaruhi hasil penelitian (pengalaman

kontak dengan subjek penelitian sebelum penelitian dan keahlian peneliti)

(Seniati, Yulianto, & Setiadi, 2015). Hal ini dikontrol dengan cara

mengunakan seorang eksperimenter khusus yang bukan merupakan

peneliti memberikan perlakuan pada partisipan penelitian. Eksperimenter

tidak diberitahu mengeani hipotesis penelitian dan tidak pernah kontak

secara langsung dengan para partisipan sebelumnya.

G. Pengalaman Partisipan

Pengetahuan dan familiaritas partisipan penelitian terhadap topik

penelitian atau metode eksperimental dapat mempengaruhi hasil

penelitian. Hal ini dikontrol dengan cara memilih partisipan diluar jurusan

psikologi, biologi, farmasi, dan ilmu kesehatan lainnya (Seniati, Yulianto,

& Setiadi, 2015). Dalam penelitian ini partisipan tidak menyadari bahwa

mereka berada dalam penelitian eksperimental, yang partisipan ketahui

yaitu para partisipan mengikuti tes cek kesehatan.

H. Partisipan Penelitian

Partisipan penelitian sebanyak 30 orang yang terdiri dari 15 orang laki-

laki dan 15 orang perempuan. Pembagian kelompok dilakukan dengan

terpisah antara laki-laki dan perempuan. Hal ini bertujuan untuk menyetarakan

jumlah partisipan laki-laki dan perempuan di setiap kelompok. Tehnik

pengacakan yaitu menggunakan undian fish boal untuk memasukkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

49

partisipan ke dalam 3 kelompok, yaitu kelompok eksperimen disonansi

kognitif, kelompok eksperimen konsensus sosial dan kelompok kontrol.

Partisipan penelitian adalah mahasiswa dan mahasiswi yang berusia 18-25

tahun.

I. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Membuat Alat Ukur

a. Membuat skala pengetahuan diabetes dan skala gaya hidup

b. Melakukan uji coba skala diabetes dan gaya hidup

c. Melakukan uji validitas Isi dan reliabelitas

d. Memilih item-item yang layak

2. Memberikan Informed Consent kepada semua partisipan sebelum

melibatkan mereka dalam penelitian untuk menjawab prinsip kesukarelaan

dan kesejateraan partisipan

3. Pengendalian variabel ekstra

No Variabel Cara mengontrol Alasan

1 Usia Dikontrol dengan Teknik

konsentrasi karakteristik, yaitu

dengan menyamakan usia

partisipan (18-25tahuh).

Usia partisipan merupakan

faktor perbedaan individu yang

dibawa maupun suatu hal yang

telah dipelajarari sebelumnya

yang bisa menimbulkan

hubungan yang tidak diharapkan

antara variabel bebas dan

tergantung.

2 Pekerjaan Dikontrol dengan Teknik

konsentrasi karakteristik, yaitu

Pekerjaan partisipan merupakan

faktor perbedaan individu yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

50

dengan memilih partisipan

yang pekerjaannya yaitu

mahasiswa/I Universitas

Sanata Dharma

dibawa maupun suatu hal yang

telah dipelajarari sebelumnya.

yang bisa menimbulkan

hubungan yang tidak diharapkan

antara variabel bebas dan

tergantung.

3 Pendidikan Dikontrol dengan Teknik

konsentrasi karakteristik, yaitu

dengan memilih partisipan

yang memiliki tingkat

pendidikan strata S1.

Tingkat pendidikan partisipan

merupakan faktor perbedaan

individu yang dibawa maupun

suatu hal yang telah dipelajarari

sebelumnya. yang tidak

diharapkan antar variabel bebas

dan tergantung.

4 Status Sosial

Ekonomi

Dikontrol dengan Teknik

konsentrasi karakteristik, yaitu

dengan memberikan

pertanyaan pada partisipan

mengenai berapa jumlah uang

jajanperbulan. Selanjutnya

memilih partisipan yang

memiliki uang jajan perbulan

partisipan yaitu sebesar Rp.

1.000.000 per bulan

Kondisi ekonomi partisipan

merupakan faktor perbedaan

individu yang dibawa maupun

suatu hal yang telah dipelajarari

sebelumnya. yang bisa

menimbukan hubungan yang

tidak diharapkan antara variabel

bebas dan tergantung.

5 Tontonan Dikontrol dengan Teknik

konsentrasi karakteristik, yaitu

dengan memberikan

pertanyaan pada para

partisipan mengenai tontonan

apa saja yang sering ditonton.

Partisipan yang dipilih yaitu

partisipan yang menonton

tontonan selain tema

kesehatan dan gaya hidup.

Tontonan merupakan faktor

perbedaan individu yang dibawa

maupun suatu hal yang telah

dipelajarari sebelumnya yang

bisa menimbukan hubungan

yang tidak diharapkan antara

variabel bebas dan tergantung.

6 Bacaan Dikontrol dengan Teknik

konsentrasi karakteristik, yaitu

dengan memberikan

pertanyaan pada para

Bacaan merupakan faktor

perbedaan individu yang dibawa

maupun suatu hal yang telah

dipelajarari sebelumnya yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

51

partisipan mengenai bacaan

apa saja yang sering dibaca.

Partisipan yang dipilih yaitu

partisipan yang membaca

bacaan selain tema kesehatan

dan gaya hidup.

bisa menimbukan hubungan

yang tidak diharapkan antara

variabel bebas dan tergantung.

7 Kondisi

Ruangan

Mengontrol tingkat kebisingan

ruangan dengan cara

menggunakan ruangan kedap

suara. Variabel suhu udara dan

cahaya dikontrol dengan

menggunakan ruangan yang

cukup sejuk dan cahaya yang

cukup terang.

Agar kondisi ruangan yang

digunakan tidak mempengaruhi

antar keloompok eksperimen

yang bisa menimbulkan yang

bisa menimbukan hubungan

yang tidak diharapkan antara

variabel bebas dan tergantung.

Setelah mengontrol karakteristik partisipan sesuai dengan kriteria

penelitian, selanjutnya partisipan dimasukkan kedalam ketiga kelompok

secara random.

4. Melakukan pengumpulan data pretest dengan memberikan skala diabetes

dan skala gaya hidup kepada partisipan

5. Memberikan umpan balik kepada kelompok eksperimen disonansi dan

kelompok eksperimen konsensus sosial

6. Melakukan pengumpulan data posttest dengan memberikan skala

pengetahuan diabetes dan skala gaya hidup kepada partisipan

Menganalisis hasil tes partisipan berdasarkan skala dan umpan balik

yang diberikan pada partisipan. Melihat efektivitas pemberian perlakuan dari

teori disonansi kognitif dan pemberian perlakuan dari teori konsesnsus sosial

yang lebih berpengaruh terhadap perubahan gaya hidup pada partisipan

penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

52

J. Pelaksanaan Eksperimen

Pelaksanaan pretes berlangsung selama 3 hari, bertempat di Ruang

Observasi 1 dan 2 Gedung Psikologi Universitas Sanata Dharma.

Pengumpulan data pretest dibagi menjadi 2 waktu berbeda yaitu, kloter

pertama pada pukul 10.00- 12.00 dan kloter ke 2 pada pukul 12.00-14.00 di

setiap harinya. Dua minggu kemudian dilaksanakan posttes bertempat di

Ruang Observasi 1 dan 2 Gedung Psikologi Universitas Sanata Dharma.

Pengumpulan data posttes dibagi menjadi 2 waktu berbeda yaitu, kloter

pertama pada pukul 10.00- 12.00 dan kloter ke 2 pada pukul 12.00-14.00 di

setiap harinya. Pada proses pelaksanaan preposttest, peneliti dibantu oleh 2

rekan mahasiswa untuk memandu berlangsungnya eksperimen. Rentang waktu

pretest dan posttes selama 2 minggu bertujuan untuk melihat perubahan gaya

hidup para partisipan setelah melaksanakan pretest yaitu mengisi angket gaya

hidup dan pengetahuan diabetes.

1. Prosedur eksperimen

a. Pre-test

Seluruh partisipan menjalani pengukuran pre-test dengan mengisi

angket gaya hidup dan pengetahuan diabetes secara online. partisipan

dibagi ke dalam 3 kelompok terpisah yaitu kelompok eksperimen

disonansi kognitif, kelompok eksperimen konsensus sosial dan kelompok

kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

53

b. Perlakuan

1. Kelompok eksperimen disonansi kognitif

Setelah partisipan kelompok ekperimen disonansi kognitif mengisi

kedua angket tersebut, berikutnya partisipan akan menunggu selama

10 menit untuk melihat hasil dari tes yang telah dikerjakan partisipan.

Berikutnya partisipan akan menerima hasil tes dalam ruangan khsus

bersama eksperimenter. Hasil tes partisipan yang diterima berupa

umpan balik yang diberikan oleh eksperimenter. Umpan balik untuk

kelompok disonansi kognitif yaitu kelompok disonansi kognitif akan

diberikan perlakuan berupa informasi bahwa partisipan memiliki

pengetahuan diabetes yang baik akan tetapi, memiliki skor rendah

dalam angket gaya hidup.

2. Kelompok eksperimen konsensus sosial

Setelah partisipan kelompok ekperimen konsensus sosial mengisi

kedua angket tersebut, berikutnya partisipan akan menunggu selama

10 menit untuk melihat hasil dari tes yang telah dikerjakan partisipan.

Berikutnya partisipan akan menerima hasil tes dalam ruangan khsus

bersama eksperimenter. Hasil tes partisipan yang diterima berupa

umpan balik yang diberikan oleh eksperimenter. Pada kelompok

eksperimen konsensus sosial, partisipan akan diberikan umpan berupa

informasi bahwa partisipan mempunyai pengetahuan yang baik tenteng

diabetes, tetapi skor gaya hidupnya rendah bila dibandingkan dengan

partisipan lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

54

3. Kelompok Kontrol

Pada kondisi kontrol, kelompok kontrol akan diberikan angket

gaya hidup dan angket pengetahuan diabetes tanpa pemberian umpan

balik khusus setelah pengisian angket oleh parisipan.

c. Post-test

Pengukuran posttest dilakukan dua minggu setelah pretest

dilakukan. Pengukuran posttest dilakukan dengan memberikan angket

gaya hidup dan pengetahuan kepada semua partisipan dari kelompok

eksperimen disonansi kognitif, kelompok konsensus sosial dan kelompok

kontrol. Posttest dilaksanakan dua minggu kemudian untuk melihat

apakah telah terjadi indikasi peningkatan perilaku gaya hidup sehat

partisipan setelah pemberian perlakuan atau untuk mendeteksi apakah

perlakuan yang diberikan pada partisipan berhasil. Setelah pelaksanaan

posttest seluruh partisipan diberi informasi mengenai hasil pretesnya

sebelumnya, untuk dibandingkan dengan hasil posttest, apakah ada

peningkatan atau tidak dalam skor gaya hidup partisipan.

2. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah

angket gaya hidup dan angket pengetahuan diabetes. Angket tersebut

menggunakan skala Likert yang bertujuan untuk meminta partisipan

menyatakan kesetujuan-ketidakstujuan dalam sebuah respon untuk mengukur

atribut psikologi tertentu (Supratiknya, 2014). Skala gaya hidup memiliki

enam pilihan jawaban dan disajikan dalam bentuk pernyataan favoroble dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

55

unfavorable. Pemberian skor dalam pilihan jawaban untuk item favorable

yaitu 5 untuk respon “sangat sering”, 4 untuk respon “sering”, 3 untuk respon

“kadang-kadang”, 2 untuk respon “jarang”, 1 untuk respon “sangat jarang“

dan 0 untuk respon “tidak pernah”. Sedangkan untuk item unfavourable,

pemberian skor 0 untuk respon “sangat sering”, 1 untuk respon “sering”, 2

untuk respon “kadang-kadang”, 3 untuk respon “jarang”, 4 untuk respon

“sangat jarang” dan 5 untuk respon “tidak pernah”. Skala diabetes memiliki 2

pilihan jawaban dan disajikan dalam bentuk pernyataan favourable dan

unfavoranbe. Pemberian skor dalam pilihan jawaban untuk item favorable

yaitu 2 untuk respon “benar”, dan skor 1 untuk respon “salah”. Sedangkan

untuk item unfavourable, pemberian skor 2 untuk respon “salah” dan skor 1

untuk skor “benar”.

Tabel 2.

Skor Penilaian Angket Gaya Hidup

Respon Jawaban Skor nilai item

Favourable

Skor nilai item

Unvaforable

Sangat Sering 5 0

Sering 4 1

Kadang-kadang 3 2

Jarang 2 3

Sangat Jarang 1 4

Tidak Pernah 0 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

56

Tabel 3.

Skor Penilaian Angket Diabetes

Respon Jawaban Favorable Unfavorable

Benar 2 1

Salah 1 2

K. Validias dan Reliabilitas

1. Uji Validitas Isi

Validitas merupakan kualitas dari sebuah alat tes yang

menunjukkan sejauh mana alat ukur tesebut benar-benar mengukur atribut

psikologis yang hendak di ukur. Validtas dapat didefinisikan sebagai taraf

sejauh mana bukti-bukti empiris maupun teoritis membenarkan cara

menafsirkan skor tes sesuai dengan tujuan penggunaan tes (Supratiknya,

2014). Evidensi validitas yang digunakan adalah evidensi terkait isi tes.

Pengujian item dari skala dilakukan dengan analisis rasional melalui

professional judgment.

Validitas isi merupakan taraf sejauh mana unsur-unsur dalam suatu

alat ukur dapat mewakili konstruk yang dituju untuk tujuan asesmen

(Supratiknya, 2016). Dalam penelitian ini menggunakan metode indeks

validitas isi (IVI).

Skor IVI taraf item dihitung dengan rumus di bawah ini:

IVI-I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

57

Skor IVI taraf skala total dihitung dengan rumus di bawah ini:

Item dianggap baik dan dapat digunakan apabila memiliki skor IVI-

I lebih dari 0,78 dan skor IVI-S minimal 0,09 (Supratiknya, 2016).

2. Analisis Item

Anilaisis item dilakukan untuk memilih item-item yang akan

membentuk sebuah skala tes yang memiliki daya diskriminasi yang baik

dan bersifat homogen (Kline dalam Supratiknya, 2014). Analisis item

menggunakan korelasi item total dengan batasan koefisien korelasi yang

digunakan untuk menyeleksi item adalah korelasi total ≥ 0,30. Dengan

demikian item yang memiliki koefisien korelasi ≥ 0,30 dianggap baik

digunakan, sedangkan item yang memiliki koefisien korelasi kurang dari

0,30 dianggap kurang baik digunakan karena memiliki daya diskriminasi

rendah (Azwar, 1999).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

58

Tabel 4.

Distribusi Item Skala Gaya Hidup Sebelum Uji Coba

Aspek Indikator Nomor Item Jum-

lah Favora

ble

Unfavo

rable

Pola makan

1. Konsumsi

kalori

utama

Mengonsumsi makanan rendah kalori

Mengonsumsi roti gandum

Mengonsumsi beras merah

Mengonsumsi pasta gandum

Tidak mengonsumsi makanan

cepat saji

13 3, 18 3

2. Asupan

Lemak

Mengonsumsi makanan rendah

lemak

Mengonsumsi daging putih

rendah lemak (tanpa kulit dan

tanpa roses penggorengan)

Mengonsumsi makanan laut

Mengonsumsi lemak tak jenuh

(minyak zaitun, canola,

jagung, bunga matahari)

9, 11 1 3

3. Konsumsi

Gula

Mengnsumsi makanan atau

minuman yang rendah gula

Memilih mengonsumsi air putih

Mengonsumsi teh atau kopi

rendah gula

Tidak menkonsumsi minuman

bersoda atau minuman manis

lainnya

Mengganti cemilan dengan

kacang atau yoghurt tanpa gula

Tidak mengonsumsi selai coklat

(selai manis)

2, 4, 7,

12

8, 10,

14, 15

8

4. Asupan

buah dan

sayur

Mengonsumsi 3 porsi buah

segar setiap hari

Mengonsumsi 3 porsi sayur

setiap hari

16, 5 - 2

Aktivitas Merokok Seseorang dengan risiko diabetes

tidak dianjurkan untuk merokok

- 6 1

Konsumsi Alkohol Tidak atau membatasi konsumsi

alcohol 17 1

Aktivitas Fisik Melakukan setidaknya 60 menit

aktivitas fisik setiap hari

Melakukan setidaknya 150

menit aktivitas fisik (jalan

cepat, jogging, berkebun dll)

menyebar dalam seminggu

19 - 1

TOTAL 19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

59

Tabel 5.

Distribusi Item Skala Pengetahuan Diabetes Uji Coba

Aspek Indikator Nomor Item Jum-

lah Favour

able

Unfavo

rable

Pengertian Diabetes Terjadi peningkatan kadar

glukosa

Tidak dapat menghasilkan dan

menggunakan insulin secara

efektif

Merupakan penyakit

degenerative yang terkait

dengan gaya hidup

1, 3 2, 4 4

Jenis-jenis Diabetes

1. Diabetes

tipe 1

Disebabkan oleh reaksi

autoimun

Bersifat genetic

5 6 2

2. Diabetes

tipe 2

Tubuh tidak dapat menghasilkan

cukup insulin

Disebabkan oleh faktor genetik

dan metabolisme yang tidak

sehat

7 8 2

Faktor Penyebab

(tidak dapat

dimodifikasi)

1. Faktor

Genetik

Memiliki riwayat keluarga

mengidap diabetes

9 10 2

2. Usia Menyerang usia dewasa 11 12 2

Faktor penyebab

(dapat di

modifikasi)

1. Lifestyle

Pola makan yang buruk

Konsumsi kalori berlebih

Asupan lemak jenuh berlebih

Konsumsi tinggi minuman

manis

Aktif merokok

Konsumsi alcohol

Kurangnya asupan buah dan

sayuran

Kurangnya aktivitas fisik

13, 15,

17, 19,

21, 23,

25, 27,

29, 31,

33, 35,

37

14, 16,

18, 20,

22, 24,

26, 28,

30, 32,

34, 36,

38

26

2. Kelebihan

berat

badan.

Kelebihan berat badan atau

obesitas

39. 40 2

TOTAL 40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

60

L. Reliabilitas Konsistensi Internal

Menurut AERA, APA dan NCME, reliabelitas merupakan

konsistensi hasil dari pengukuran jika prosedur pengetesan dilakukan

secara berulang terhadap suatu populasi atau kelompok (Supratiknya,

2014). Menurut Priyanto, (2014) koefisien minimal untuk reliabelitas tes

yang dianggap memuaskan adalah 0,70. Uji reliabelitas dalam penelitian

akan menggunakan Alfa Cronbach.

M. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan data gain scor untuk menguji hipotesis

penelitian. Gain scor merupakan selisih anatara data posttest dan data

pretest (Seniati, Yulianto, & Setiadi, 2008). Dalam penelitian ini

dilakuakan uji normalitas dan homogenitas. Uji normalitas menggunakan

Shapiro-Wilk test karena jumlah data kurang dari 50. Uji homogenitas

menggunakan Levene’s test untuk mengetahui varian populasi data,

apakah antara dua kelompok atau lebih data memiliki varian yang berbeda

ataupun sama.

Peneliti menggunakan rancangan pretest posttest control group

design sehingga uji hipotesis yang dipakai adalah analisis vaian (anava)

satu jalur untuk menguji apakah ada perbedaan rata-rata gian score pada

lebih dari dua kelompok (Santoso, 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

61

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Uji Validitas Isi

Hasil IVI-I pada skala gaya hidup memiliki skor 0,67 - 1 dan IVI-S

sebesar 0,98. Pada item nomor 13 memilki skor IVI-I sebesar 0,67 sehingga

peneliti melakukan perbaikan pada item tersebut. Hasil IVI-I pada skala

pengetahuan diabetes memiliki skor 0,67 - 1 dan IVI-S sebesar 0,99. Pada

item nomer 11 memiliki skor IVI-I sebesar 0,67 sehingga peneliti melakukan

perbaikan pada item tersebut.

B. Analisis Item Skala

Hasil uji validitas item gaya hidup menunjukkan bahwa 6 item pada

angket gaya hidup memiliki validitas yang rendah, yaitu rit < 0,2. Peneliti

memutuskan mengugurkan keenam item tersebut (1 item favourable dan 5

item unfoavorable). Setelah 6 item digugurkan maka jumlah item akhir yang

digunakan berjumalah 13 item.

Uji validitas item pengetahuan diabetes menunjukkan bahwa 19 item

pada angket pengetahuan diabetes memiliki validitas yang rendah, yaitu rit <

0,2. Peneliti memutuskan mengugurkan kesembilan belas item tersebut (17

item favourable dan2 item unfoavorable). Setelah 19 item digugurkan maka

jumlah item akhir yang digunakan berjumalah 21 item.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

62

Tabel 6.

Distribusi Item Skala Pengetahuan Diabetes Setelah Uji Coba

Aspek Indikator Nomor Item Jumlah

Favour

able

Unfavo

rable

Pengertian Diabetes Terjadi peningkatan kadar glukosa

Tidak dapat menghasilkan dan

menggunakan insulin secara efektif

Merupakan penyakit degenerative

yang terkait dengan gaya hidup

1*,3 * 2, 4 2

Jenis-jenis Diabetes

3. Diabetes

tipe 1

Disebabkan oleh reaksi autoimun

Bersifat genetic 5 6* 1

4. Diabetes

tipe 2

Tubuh tidak dapat menghasilkan

cukup insulin

Disebabkan oleh faktor genetik

dan metabolisme yang tidak sehat

7* 8 1

Faktor Penyebab

(tidak dapat

dimodifikasi)

3. Faktor

Genetik

Memiliki riwayat keluarga mengidap

diabetes

9* 10 1

4. Usia Menyerang usia dewasa 11* 12 1

Faktor penyebab

(dapat di modifikasi)

3. Lifestyle

Pola makan yang buruk

Konsumsi kalori berlebih

Asupan lemak jenuh berlebih

Konsumsi tinggi minuman manis

Aktif merokok

Konsumsi alcohol

Kurangnya asupan buah dan

sayuran

Kurangnya aktivitas fisik

13*,

15*,

17*,

19*,

21*,

23*,

25*,

27*,

29,

31*,

33*,

35*,

37*

14, 16,

18, 20,

22, 24,

26, 28,

30, 32,

34, 36,

38

14

4. Kelebihan

berat

badan.

Kelebihan berat badan atau obesitas 39* 40 1

TOTAL 21

* = item yang digugurkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

63

Tabel 7.

Distribusi Item Skala Lifestyle Setelah Uji Coba

Aspek Indikator Nomor Item Jum-

lah Favo

rable

Unfavo

rable

Pola makan

5. Konsumsi

kalori utama

Mengonsumsi makanan rendah kalori

Mengonsumsi roti gandum

Mengonsumsi beras merah

Mengonsumsi pasta gandum

Tidak mengonsumsi makanan

cepat saji

13 3*, 18 2

6. Asupan

Lemak

Mengonsumsi makanan rendah lemak

Mengonsumsi daging putih rendah

lemak (tanpa kulit dan tanpa roses

penggorengan)

Mengonsumsi makanan laut

Mengonsumsi lemak tak jenuh

(minyak zaitun, canola, jagung,

bunga matahari)

9, 11 1* 2

7. Konsumsi

Gula

Mengnsumsi makanan atau minuman

yang rendah gula

Memilih mengonsumsi air putih

Mengonsumsi teh atau kopi rendah

gula

Tidak menkonsumsi minuman

bersoda atau minuman manis

lainnya

Mengganti cemilan dengan kacang

atau yoghurt tanpa gula

Tidak mengonsumsi selai coklat (selai

manis)

2, 4,

7*,

12

8, 10,

14*, 15

6

8. Asupan

buah dan

sayur

Mengonsumsi 3 porsi buah segar

setiap hari

Mengonsumsi 3 porsi sayur setiap

hari

16, 5 - 2

Aktivitas Merokok Seseorang dengan risiko diabetes tidak

dianjurkan untuk merokok

- 6* 0

Konsumsi Alkohol Tidak atau membatasi konsumsi

alcohol - 17* 0

Aktivitas Fisik Melakukan setidaknya 60 menit

aktivitas fisik setiap hari

Melakukan setidaknya 150 menit

aktivitas fisik (jalan cepat, jogging,

berkebun dll) menyebar dalam

seminggu

19 - 1

TOTAL 13

* = item yang digugurkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

64

C. Reliabilitas

Uji reliabelitas dalam penelitian ini menggunakan Alpha Cronbach. Hasil

uji reliabelitas menunjukan bahwa angket lifestyle memiliki α= 0,71. Hal ini

menunjukkan bahwa angket lifestyle memiliki reliabelitas yang baik. Untuk

hasil uji reliabelitas menunjukan bahwa angket pengetahuan diabetes memilki

α= 0,72. Hal ini menunjukkan bahwa angket pengetahuan diabetes memiliki

reliabelitas yang baik

D. Pelaksanaan Penelitian

1. Pre-test

Penelitian berlangsung selama 3 hari yaitu, hari senin, selasa, dan

rabu pada tanggal 14, 15 dan 16 Oktober 2019 (pretest) bertempat di

Ruang Observasi 1 dan 2 Gedung Psikologi Universitas Sanata Dharma.

Pengumpulan data dibagi menjadi 2 waktu yaitu kloter pertama pada pukul

10.00- 12.00 dan kloter ke 2 pada pukul 12.00-14.00 di setiap harinya.

Lama pengambilan data masing-masing peserta kurang lebih 20 menit.

Pengambilan data untuk kelompok eksperimen disonansi kognitif

dilaksanakan pada tgl 14 Oktober 2019 pada pukul 10.00 - 14.00 WIB,

untuk kelompok eksperimen konsensus sosial dilaksanakan pada tgl 15

Oktober 2019 pada pukul 10.00 - 14.00 WIB dan untuk kelompok kontrol

dilaksanakan pada tgl 16 Oktober 2019 pada pukul 10.00 - 14.00 WIB.

Pada proses pelaksanaan ini, peneliti dibantu oleh 2 rekan mahasiswa

untuk memandu berlangsungnya eksperimen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

65

Seluruh partisipan menjalani pengukuran pre-test secara individual

dalam 3 kelompok terpisah yaitu kelompok eksperimen disonansi kognitif,

kelompok eksperimen konsensus sosial dan kelompok kontrol.

E. Post-test

Posttest dilakukan dua minggu setelah pretest yang berlangsung

selama 3 hari yaitu, hari senin, selasa, dan rabu pada tanggal 28, 29 dan 30

Oktober 2019 bertempat di Ruang Observasi 1 dan 2 Gedung Psikologi

Universitas Sanata Dharma. Pengumpulan data dibagi menjadi 2 waktu

yaitu kloter pertama pada pukul 10.00- 12.00 dan kloter ke 2 pada pukul

12.00-14.00 disetiap harinya. Lama pengambilan data masing-masing

peserta kurang lebih 20 menit. Pengambilan data untuk kelompok

eksperimen disonansi kognitif dilaksanakan pada tgl 28 Oktober 2019

pada pukul 10.00 - 14.00 WIB, untuk kelompok eksperimen konsensus

sosial dilaksanakan pada tgl 29 Oktober 2019 pada pukul 10.00 - 14.00

WIB dan untuk kelompok kontrol dilaksanakan pada tgl 30 Oktober 2019

pada pukul 10.00 - 14.00 WIB. Pada proses pelaksanaan ini, peneliti

dibantu oleh 2 rekan mahasiswa untuk memandu berlangsungnya

eksperimen.

Pelaksanaan Posttest dilakukan dengan memberikan angket gaya

hidup dan pengetahuan diabetes kembali kepada semua partisipan dari

kelompok eksperimen disonansi kognitif, konsensus sosial dan kelompok

kontrol. Pada pelaksanaan posttest, kelompok kontrol diberikan umpan

balik oleh eksperimenter berupa informasi mengenai hasil angket pretest

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

66

partisipan sebelumnya. Setelah pelaksanaan posttest partisipan diberikan

informasi terkait hasil pretesnya sebelumnya, untuk dibandingkan dengan

hasil posttest, apakah ada peningkatan atau tidak dalam skor gaya hidup

partisipan.

Tabel 8.

Data Deskriptif Subjek

Kelompok ∑Subjek

Awal

∑Subjek Akhir

Disonansi Kognitif L: 5 L:5

P:5 P:5

Konsensus Sosial L: 5 L: 4

P:5 P:5

Kontrol L: 5 L: 5

P:5 P:5

Total

Partisiapan

Disonansi Kognitif 10 10

Konsensus Sosial 10 9

Kontrol 10 10

N= 30 N= 29

F. Uji Pengecekan Manipulasi

Agar dapat memverifikasi mengenai efektivitas perlakuan yang dibuat

maka peneliti meminta setiap partisipan untuk menjawab 6 item pertanyaan

yang telah disediakan pada lembar Pengecekan Manipulasi. Pengecekan

manipulasi dilakukan setelah partisipan mendapatkan umpan balik dari

eksperimenter. Berikut adalah rerata skor yang diberikan oleh masing-masing

kelompok saat pelaksanaan penelitian:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

67

Tabel 9.

Data Deskriptif Pengecekan Manipulasi Partisipan Penelitian

NO MANIPULASI DISONANSI KONSENSUS KONTROL

Mean s.d Mean s.d Mean s.d

1 1. Sejauhmana kamu

merasa antara

pengetahuan tentang

Diabetes dan Gaya

hidupmu konsisten?

2,10

0,738

3,11

0,928

3,60

0,699

2 2. Sejauhmana kamu

merasa pengetahuan

tentang Diabetes dan

Gaya hidupmu sama

dengan yang lain?

3,20

1,135

2,44

0,527

3,40

0,516

3 3. Apakah kamu

merasa terkejut

dengan masukan yang

disampaikan?

2,10

1,197

3,11

1,453

2,60

0,843

4 4. Apakah kamu

merasa masukan yang

di berikan akurat?

4,70

0,483

4,22

0,833

4,30

0,483

5 5. Seberapa kesal

kamu terhadap dirimu

sendiri?

2,90

0,994

3,33

1,225

2,60

0,843

6 6. Seberapa kecewa

kamu terhadap dirimu

sendiri?

3,20

1,317

3,44

1,333

2,40

0,966

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

68

Tabel 10.

Uji Anova Hasil Pengecekan Manipulasi

Item Df F Sig.

Pertanyaan 1 2, 26 3.974 .001

Pertanyaan 2 2, 26 3.801 .036

Pertanyaan 3 2,26 1.741 .195

Pertanyaan 4 2,26 1.704 .202

Pertanyaan 5 2,26 1.220 .312

Pertanyaan 6 2,26 1.965 .160

Untuk item pertanyan 1 “Sejauhmana kamu merasa antara pengetahuan

tentang Diabetes dan Gaya hidupmu konsisten?” hasilnya menunjukkan

perbedaan yang signifikan antara ketiga kelompok (F (2,26) = 9.374, P 0.001

< 0.05). Dari tabel 9 diketahui bahwa kelompok disonansi kognitif memiliki

nilai rata-rata paling rendah dalam item pertanyaan 1 yaitu sebesar 2.10,

artinya kelompok disonansi benar merasakan disonansi kognitif.

Untuk item pertanyaan 2 “Sejauhmana kamu merasa pengetahuan

tentang Diabetes dan Gaya hidupmu sama dengan yang lain?” hasilnya

menunjukkan perbedaan yang signifikan antara ketiga kelompok (F (2,26) =

3.801, P 0.036 < 0.05). Diketahui kelompok konsensus sosial memiliki nilai

rata-rata paling rendah dalam item nomor 2 yaitu sebesar 2.44, artinya

kelompok konsensus sosial merasakan perbedaan dengan partisipan lainnya.

Untuk item pertanyaan 3 “Apakah kamu merasa terkejut dengan

masukan yang disampaikan?” hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan

yang signifikan antara ketiga kelompok (F (2,26) = 1.741, P 0.195 > 0.05).

Untuk item pertanyaan 4 “Apakah kamu merasa masukan yang diberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

69

akurat?” hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara

ketiga kelompok (F (2,26) = 1.704, P 0.202 > 0.05). Untuk item pertanyaan 5

“Seberapa kesal kamu terhadap dirimu sendiri?” hasilnya menunjukkan tidak

ada perbedaan yang signifikan antara ketiga kelompok (F (2,26) = 1.220, P

0.312 > 0.05). Untuk item pertanyaan 6 “Seberapa kecewa kamu terhadap

dirimu sendiri?” hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan

antara ketiga kelompok (F (2,26) = 1.470, P 0.160 > 0.05).

Berdasarkan hasil pengecekan manipulasi menunjukkan bahwa item

pertanyan 1 dan 2 terdapat perbedaan yang signifikan antara ketiga kelompok.

Untuk hasil item pertanyaan 3, 4, 5 dan 6 menunjukkan tidak ada perbedaan

yang signifikan antara ketiga kelompok. Untuk memeriksa apakah partisipan

dapat mengidentifikasi komponen utama dari perlakuan umpan balik dapat di

lihat dari hasi uji anova untuk pertanyaan 1 dan 2 (Ciao & Latner, 2011).

Dengan demikian pertanyaan 1 dan 2 sudah cukup untuk mendeteksi

terjadinya kondisi disonansi kognitif dan konsensus sosial pada partisipan

penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

70

G. Analisis Data

1. Deskripsi data penelitian

Berikut merupakan data deskriptif dari hasil eksperimen:

Tabel 11.

Data Deskriptif Hasil Penelitian

No Klompok Pretest Posttest Gain

Score

Disonansi Kognitif

1 Peserta nomor 1 34 48 14

2 Peserta nomor 2 31 37 6

3 Peserta nomor 3 15 27 12

4 Peserta nomor 4 38 39 1

5 Peserta nomor 5 16 15 -1

6 Peserta nomor 6 31 34 3

7 Peserta nomor 7 23 34 11

8 Peserta nomor 8 43 42 -1

9 Peserta nomor 9 20 22 2

10 Peserta nomor 10 17 19 2

Konsensus Sosial

1 Peserta nomor 1 26 42 16

2 Peserta nomor 2 27 29 2

3 Peserta nomor 3 21 29 4

4 Peserta nomor 4 26 25 3

5 Peserta nomor 5 23 24 1

6 Peserta nomor 6 18 25 7

7 Peserta nomor 7 23 40 17

8 Peserta nomor 8 28 34 6

9 Peserta nomor 9 20 41 21

Kontrol

1 Peserta nomor 1 36 38 2

2 Peserta nomor 2 25 25 0

3 Peserta nomor 3 20 24 4

4 Peserta nomor 4 33 29 -4

5 Peserta nomor 5 31 33 2

6 Peserta nomor 6 13 15 2

7 Peserta nomor 7 32 32 0

8 Peserta nomor 8 12 16 4

9 Peserta nomor 9 18 17 1

10 Peserta nomor 10 28 31 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

71

Tabel 12.

Data Deskriptif Gain Score

N Mea

n

SD Std.

Error

95% Confidence

Interval for Mean

Min Max

Lower

Bound

Upper

Bound

Disonansi

Kognitif

10 4.80 5,613 1,775 0.78 8,82 -1 14

Konsensus

Sosial

9 8.56 7,435 2,435 2,84 14.27 1 21

Kontrol 10 2.00 1,826 1,826 0.69 3.31 -1 4

Total 29 5.00 5,855 5,855 2.77 7.23 -1 21

H. Uji Asumsi

Peneliti menggunakan uji anava satu jalur untuk membandingkan

apakah terdapat perbedaan rata-rata pada gain score ke tiga kelompok

data. Terdapat dua asumsi dasar yang harus dipenuhi untuk melakukan uji

anava satu jalur, yaitu uji normalitas dan homogenitas data.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui

apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. (Siregar, 2012).

Uji normalitas dilakukan pada ketiga kelompok data. Uji normalitas

menggunakan uji Shapiro-Wilk karena jumlah data atau partisipan

kurang dari 50 orang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

72

Tabel 13.

Hasil Uji Normalitas

Shapiro Wilk

Kelompok Statistic Df Sig.

Gain

Score

Disonansi Kognitif .867 10 .092

Konsensus Sosial .860 9 0.95

Kontrol .887 10 .156

Nilai (Sig.) Shapiro-Wilk dikatakan normal apabila nilai p > 0.05.

Hasil menunjukkan bahwa data gain score ketiga kelompok normal.

Untuk kelompok disonansi kognisif p = 0.092, untuk kelompk

konsensus sosial nilai p = 0.095 dan untuk kelompok kontrol nilai p =

0.156.

3 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan Levene’s test untuk melihat

apakah sample data berasal dari populasi yang variasinya sama atau

setara (Siregar, 2017).

Tabel 14.

Hasil Uji Homogenitas

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Gain

score

10.261 2 26 0.001

Homogenitas data dilihat dari nilai Levene’s tets, nilai diangap

signifikan apabila memiliki nilai p> 0.05. Nilai Leveve’s tets untuk

data gain score nilai p = 0.001 < 0.05, yang artinya data gain score

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

73

bersifat tidak homogen atau tidak memiliki variansi yang tidak setara.

Data yang homogen dalam uji homogenitas merupakan salah satu

syarat melakukan uji anava satu jalur, namun apabila jumlah partisipan

antara kelompok hampir sama asumsi homogenitas varian dapat

diabaikan (Santoso, 2014). Dengan demikian uji anava masih tetap

dapat dilakukan.

I. Uji Hipotesis

a. ANAVA satu jalur gain score

ANAVA satu jalur digunakan untuk menguji apakah terdapat

perbedaan rata-rata pada lebih dari dua kelompok data (Santoso,

2014). Peneliti melakukan uji anava satu jalur pada gain score untuk

mengetahui efektivitas perlakuan yang diberikan pada kelompok

eksperimen.

Tabel 15.

Deskripsi Statistik Pada KDK, KKS dan KK

T

a

b

e

l 15 menunjukkan data statistic deskriptif rerata gain score ketiga

kelompok. Nilai rerata gain score gaya hidup pada kelompok disonansi

kognitif sebesar 4.80, untuk kelompok konsensus sosial nilai rerata

Kelompok N Mean Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Gain

score

Disonansi

Kognitif

10 4.80 5.613 1,775

Konsenus

Sosial

9 8.56 7.435 2.478

Kontrol 10 2.00 1.826 0.577

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

74

sebesar 8.56 dan untuk kelompok kontrol sebesar 2.20. Hal ini

menunjukkan bahwa kelompok konsensus sosial mengalami kenaikan

skor gaya hidup sebesar 8.56 yang merupakan skor peningkatan

terbesar diabandingkan dengan kelompok disonansi kognitif dan

kelompok kontrol.

Tabel 16.

Analisis Anava Satu Jalur Gain Score

Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

Between groups 204.178 2 102.089 3.512 0.045

Whitin group 755.822 26 29.070

Total 960.000 28

Berdasarkan tabel 16, diketahui nilai F (2,26) = 3.512 dengan P =

0,045, dari besarnya nilai P dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan

yang signifikan diantara ketiga kelompok.

Tabel 17.

Post Hoc Gain Score

Kelompok N Subset for alpha = 0.05

1 2

Kontrol 10 2.00

Disonansi kognitif 10 4.80 4.80

Konsensus Sisoal 9 8.56

Sig. 0.499 0.294

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

75

Pada susbsets 1 terdapat data kontrol dan disonansi. Artinya rat-

rata gain score kedua kelomok tersebut tidak mempunyai perbedaan

yang signifikan. Dengan kata lain, rata-rata gain score kelompok

kontrol dan disonansi tidak berbeda secara signifikan. Pada susbsets 2

terdapat data disonansi dan konsensus. Artinya rat-rata gain score

kedua kelompok tersebut tidak mempunyai perbedaan yang signifikan.

Dengan kata lain, rata-rata gain scor kelompok disonansi dan

konsensus tidak berbeda secara signifikan.

Dalam penelitian eksperimen ini hanya rata-rata gain score

konsensus dan kontrol yang berbeda, sedangkan rata-rata gain score

lainnya sama. Dengan demikian, intervensi yang berpengaruh secara

signifikan terhadap peningkatan rata-rata gain score gaya hidup

adalah konsensus sosial.

J. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas perlakuan disonansi

kognitif dan konsensus sosial untuk mengubah gaya hidup di Indonesia.

Peneliti menggunakan analisis anava satu jalur gain score kepada kelompok

disonansi kognitif, konsensus sosial dan kontrol untuk melihat perbedaan

score gaya hidup ketiga kelompok setelah pelaksanaan eksperimen. Hasil

analisis menunjukkan nilai uji F (2,26) = 3.512 dengan P = 0.045 (P < 0.05).

Artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara gain score kelompok

disonansi kognitif, konsensus sosial dan kontrol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

76

Hasil analisis post hoc yang disajikan pada tabel 17 menunjukkan

bahwa hanya rata-rata gain score konsensus sosial dan kontrol yang memiliki

perbedaan, sedangkan rata-rata gain score antar kelompok disonansi kognitif

dan kelompok kontrol tidak berbeda secara signifikan. Dengan demikian,

intervensi yang paling berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan

rata-rata gain score gaya hidup adalah konsensus sosial.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intervensi konsensus sosial

lebih efektif untuk meningkatkan gaya hidup partisipan dibandingkan dengan

intervensi disonansi kognitif. Hasil penelitian ini berbeda dengan pnelitian

terdahulu yang dilakukan oleh Ciao dan Latner (2011) yang melibatkan

mahasiswa Universitas Hawaii, Amerika sebagai partisipan penelitian. Hasil

penelitian tersebut menunjukan bahwa disonansi kognitif lebih efektif dalam

mengubah stigma terhadap obesitas dibandingkan konsensus sosial.

Perbedaan hasil kedua penelitian ini diduga berkaitan dengan perbedaan

budaya. Penelitian yang dilakukan oleh Ciao & Latner, (2011) partisipan

penelitiannya yaitu mahasiswa universitas Hawaii Amerika. Budaya barat

seperti negara Amerika lebih menekankan pada individualtas yang

membedakan diri dengan orang lain (Maerkus & Kitayama, 1991). Dalam

budaya barat yang individualis seseorang cenderung memandang dirinya

sebagai unit yang independent dan menjadikan independensi sebagai dasar

untuk bersosialisasi (Maerkus & Kitayama, 1991). Hal ini membuat

seseorang yang dibesarkan dalam budaya individualis cenderung tergantung

pada diri sendiri dibandingkan dengan orang lain. Dengan demikin orang yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

77

berasal dari budaya individualis akan cenderung lebih terganggu jika terjadi

ketidak konsistenan di dalam dirinya atau terjadi perbedaan keyakinan dan

perilaku dalam dirinya.

Penelitian ini menggunakan partisipan dari Indonesia. Menurut

Kitayama, (2007) Indonesia merpakan bangsa Asia yang lebih menekanan

pada nilai-nilai kolektivisme dibandingkan dengan nilai-nilai individualis.

Sejak masa kanak-kanak masyarakat Indonesia terlatih mengembangkan

pribadi yang harmoni dan selaras dengan kelompoknya (Lestari, 2007). Dalam

budaya kolektifis seorang individu akan merasa hidupnya lebih baik dan

bermakna ketika memiliki hubungan sosial yang harmonis dibandingkan

memiliki otonomi yang independent (Markus dan Kitayama 1991). Sehingga

orang-orang yang dibesarkan dalam budaya kolektivis cenderung merasa

terganggu jika dirinya tidak sesuai dengan lingkungan sosial atau

kelompoknya. Hal inilah yang menyebabkan mengapa dalam penelitian ini

konsensus sosial lebih efektif dibandingkan disonansi kognitif.

Pada umumnya orang yang dibesarkan di negara barat seperti Eropa-

Amerika cenderung memandang dirinya dalam kaca mata personal yang

individualis dimana orang tersebut cenderung memiliki locus of control

internal (Matsumoto,1996). Sehingga bisa disimpulkan partisipan dari

penelitian Ciao dan Latner, (2011) yang tinggal di negara Amerika diduga

memiliki locus of contro internal yang lebih tinggi dibandingkan lokus of

control eksternalnya. Sehingga ketika terjadi ketidak konsistenan di dalam

dirinya mereka merasa lebih terganggu dibandingkan ia tidak sama dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

78

lingkungan sosialnya. Oleh karena itu mengapa penelitian Ciao & Latner,

(2011) menujukan bahwa disonansi kognitif lebih efektif.

Di sisi lain orang yang dibesarkan pada budaya kolektivis bisaanya

cenderung memiliki locus of control eksternal, dimana seseorang merasa

kehidupannya sangat dipengaruhi oleh orang lain atau lingkungannya

(Matsumoto,1996). Sehingga orang dengan budaya kolektifis diduga lebih

merasa terganggu ketika terjadi ketidak sesuaian dirinya dengan lingkungan

sosialnya. Oleh karena itu mengapa dalam penelitian ini konsensus sosial

lebih efektif dibandingkan disonansi kognitif.

Dalam penelitian ini pengukuran posttes dilakukan dua minggu setelah

pelaksanaan pretest. Lama waktu pengukuran tersebut belum sampai pada

tahap perubahan perilaku gaya hidup yang menetap dan stabil. Waktu yang

dibutuhkan untuk perubahan gaya hidup yang menetap dan stabil berkisar 18-

254 hari dengan rata-rata 66 hari untuk mendapatkan perubahan gaya hidup

yang stabil (Lally, Potts, & Wardle, 2010). Oleh sebab itu hasil penelitian ini

berada pada tahap awal mendeteksi perubahan atau peningkatan gaya hidup

dan belum memasuki tahap perubahan yang menetap dan stabil. Dibutuhkan

pengukuran dengan waktu yang lebih panjang atau tes follow up untuk melihat

perubahan perilaku gaya hidup yang stabil dan menetap.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

79

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil anava satu jalur pada gain score, diketahui bahwa

rata-rata skor gaya hidup ketiga kelompok memiliki perbedaan yang

signifikan antara gain score kelompok disonansi kognitif, konsensus sosial

dan kontrol. Hasil analisis post hoc menunjukkan bahwa hanya rata-rata gain

score konsensus sosial dan kontrol yang memiliki perbedaan, sedangkan rata-

rata gain score antar kelompok disonansi kognitif dan kelompok kontrol tidak

berbeda secara signifikan. Dengan demikian, intervensi yang paling

berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan rata-rata gain score gaya

hidup adalah konsensus sosial.

B. Kelebihan dan keterbatasan penelitian

Kelebihan penelitian ini adalah penelitian ini masih sangat jarang

dilakukan di Indonesia terutama dalam bidang psikologi kesehatan untuk

pencegahan diabetes. Kedua penelitian ini lebih berfokus pada preventif yaitu

penelitian yang mengupayakan pencegahan diabetes degan mengubah gaya

hidup untuk mengurangi risiko diabetes melalui proses kognitif.

Keterbatasan penelitian ini adalah jumlah partisipan yang sedikit

sehingga hasil penelitian kurang bisa digeneralisasikan. Kedua skala yang

digunakan lebih berpatokan pada gaya hidup sehat secara umum di dunia yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

80

lebih mengarah pada gaya hidup sehat orang barat. Hal tersebut membuat

skala yang digunakan masih kurang sesuai dengan gaya hidup orang

Indonesia. Ketiga waktu pengukuran posttes untuk melihat perubahan gaya

hidup yaitu dua minggu masih belum cukup baik untuk melihat perubahan

gaya hidup yang stabil dan menetap dari partisipan. Perubahan gaya hidup

membutuhkan waktu 18-245 hari dengan rata-rata 66 hari untuk mencapai

perubahan yang stabil dan menetap, sehingga diperlukan pengukuran dengan

waktu yang lebih panjang.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disarankan beberapa hal sebagai

berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti variabel yang sama,

disarankan:

a. Untuk menambah jumlah partisipan penelitian. Hal ini dilakukan untuk

mengantisipasi jumlah partisipan yang berkurang karena drop out dan

untuk meningkatkan kekuatan generalisasi penelitian.

b. Sebaiknya menemukan atau membuat skala yang membahas gaya

hidup sehat yang lebih sesuai dengan kebisaaan orang Indonesia. Skala

penelitian berikutnya diharapkan memiliki reliabelitas yang lebih

tinggi dari skala yang digunakan dalam penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

81

c. Sebaiknya melakukan pengukuran posttest dengan waktu yang lebih

panjang dan melakukan tes follow up secara periodic disetiap minggu

hingga hari ke 66 untuk melihat perubahan gaya hidup yang stabil dan

menetap.

D. Bagi praktisi kesehatan

Bagi praktisi kesehatan yang ingin mengubah gaya hidup dapat

menggunakan metode intervensi konsensus sosial untuk mengubah gaya

hidup sehingga bisa mencegah atau memperlambat terjadinya penyakit

diabetes melitus di Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

82

DAFTAR PUSTAKA

Carels, R., Darby, L., Cacciapaglia, H., and Douglasa, O. (2004). Reducing

cardiovascular risk faktors in postmenopausal Women through a lifestyle

change intervention. Journal of Women’s Health, Volume 13, Number 4.

Ciao, A. C, & Letner, J. D. (2011). Reducing Obesity Stigma: The effectiveness

of cognitive dissonance and sosial consensus interventions. Journal of

Behavior and Psychology doi:10.1038/oby.2011.106.

Cohn, A. Michael, & Fredrickson, B. L. (2010). In search of duarable positive

psychology interventions: predictors and consequences of long-term

positive behavior change. Journal of Positive Psychology Vol. 5 No 5,

355 – 366.

Cooper, J. (2007). Cognitive Dissonance Fifty Years of a Classic Theory. London:

Sage Publications.

Festinger, Leon. (1957). A Theory of Cognitive Dissonance. USA: Row, Peterson

and Company.

Flint, A & Arslanian, S. (2011). Treatment of type 2 diabetes in youth. Journal of

Diabetes Care Vol 34, No 2.

Hendricks, J, & Hatch, R. Laurie. (2006). Handbook of Aging and the Sosial

Science sixth Edition Chapter 17. USA: Elsevier.

Hidayat, R., & Bashori, K. (2016). Psikologi Sosial: Aku, Kamu dan Kita. Jakarta:

Penerbit Erlangga.

International Diabetes Federation, (2017). IDF Diabetes Atlas - 8th Edition.

https://www.diabetesatlas.org.

Johnson, M. (1998). Diabetes, Terapi dan Pencegahannya. Terjemahan P. A.

Siboro. Jawa Barat: Indonesia Publishing House editor J. F. Manulang.

Kotler, P & Keller, K. (2006). Marketing Management Twelfth Edition. New

Jersey: Pearson.

Kitayama, S & Cohen, D. (2007). Hand Book of Cultural Psychology. New York:

The Guilford Press.

Kupo, V. (2010). What is Hawaiian?: Explorations And Understanding Of Native

Hawaiian College Women’s Identities. Dissertation of Bowling Green

State University.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

83

Lally, P., Potts, H.W.W., & Wardle, J. (2010). How are habits formed: Modelling

habit formation in the real world. European Journal of Social

Psychology, 40, 998-1009.

Lestari, Sri. (2012). Psikologi Keluarga Penanaman dan Penanganan Konflik

dalam Keluarga. Jakarta: Fajar Interpratama Mandiri.

Li, G., Zhang, P., Wang, J., Gregg, E., Yang, W., Gang, Q………Bannett, P.

(2008). The Long-term effect of lifestyle interventions to prevent

diabetes in the China da qing diabetes prevention study: A 20-year

follow-up study. Vol 371.

Lindström, J., Ilanne-Parikka, P., Peltonen, M., Aunola, S., Eriksson, J., Hemiö,

K……….Tuomileht, J. (2006). Sustained reduction in the incidence of

type 2 diabetes by lifestyle intervention: follow-up of the Finnish

Diabetes Prevention Study, 368.

Markus, H., R., & Kitayama, S. (1991). Culture and the self: Implications for

cognition, emotion, and motivation. American Psychological Association

Vol. 98, No, 2, 224-253.

Marthan, A., Hardjanta, G., & Yudiati, E. (2013). Latihan berpikir positif terhadap

depresi pada penderita diabetes militus. prediksi, Kajian Ilmiah Psikologi

No 1, Vol. 2.

Matsumoto, D. (1996). Culture and Psychology. New York: Brooks/Cole

Publishing.

McCubbin, L., & Marsella, A. (2009). Native hawaiians and psychology: The

cultural and historical context of indigenous ways of knowing. American

Psychological Association. Cultural Diversity and Ethnic Minority

Psychology. 15(4), 374–387.

Prslin, R., Shaffer, E., & Crowder, M. (2012). Populism vs. Elitism: Sosial

Consensus and Sosial Status as Bases of Attitude Certainty. The Journal

of Sosial Psychology. 152(3), 1–13.

Ramachandran, A., Snehalatha, C., Mary, S., Mukesh, B., Bhaskar, A. and Vijay,

V. (2006) The indian diabetes prevention programme shows that lifestyle

modification and metformin prevent type 2 diabetes in Asian Indian

subjects with impaired glucose tolerance. Diabetologia 49: 289-297.

Ramanda, R. (2014). Gambaran Tingkat Depresi Pasien Diabetes Militus Tipe 2

Di Puskes mas Purnama Pontianak Tahun 2013. Skripsi program Studi

Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak.

Rejeski, W., Edward, H., Bertoni, A., Bray, G., Evans, G., Gregg, E., and Zhang,

Q. (2012). Lifestyle change and mobility in obese adults with type 2

diabetes. The new england journal of medicine.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

84

Priayanto, D. (2014). SPSS 22 Pengolah Data Terpraktis. Yogyakarta: PT Andi

Offset.

Santoso, S. (2014). SPSS 22 From Essential to Expert Skills. Jakarta: Elex Media

Komputindo.

Saraswati, M dan Widaningsih, I. (2008). Be Smart Ilmu Pengetahuan Sosial.

Jakarta: PT Grafindo Media Pratama.

Sechrist, G and Milford, L. (2007). The Influence of sosial consensus information

on intergroup helping behavior. Basic And Applied Sosial Psychology,

29(4), 365–374.

Seniati, L., Aries, Y., & Setiadi, B. N. (2008). Psikologi Eksperimen. Jakarta:

Indeks.

Siregar, Syofian. (2013). Statistic Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif

Dilengkapi Dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17.

Jakarta: PT Bumi Aksara.

Stebbins, R. A. (1997). Lifestyle as a generic concept in ethnographic research.

Journal Department of Sociology, University of Calgary Vol.31, 347 –

360.

Suh, E., Diener, E., Oishi, S, & Triadis, H. C. (1998). The shifing basis of life

satisfaction judgments across cultures: Emotions versus norms. Journal

of Personalty and Sosial Psychology Vol. 74, 482-493.

Sujana, R., Wahyuningsih, H & Uyun, Q. (2015). peningkatan kesejahteraan

psikologis pada penderita diabetes militus tipe 2 dengan mengguanakn

group positive psychotherapy. Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 7 No. 2.

Supratiknya, A. (2016). Kuantifikasi Validitas Isi dalam Asesmen Psikologis.

Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.

Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Penerbit Universitas

Sanata Dharma.

Suwanto, & Indratno, F., T. (2009). Ayo Belajar Pendidikan Kewarganegaraan 5.

Yogyakarta: Kanisius.

Tangney, J. P., & Fiscker, K. W. (1995). Self Conscious Emotions: The

Psychology of Shame Guilt, Embarrassment, and Pride. New York: The

Guilford Press

Taylor, E. S., Peplau, L. A., & Sears, D. O. (2009). Psikologi Sosial Edisi Kedua

Belas. Jakarta: Kencana.

Thirlaway, K & Upton, D. (2009). The Psychology of Lifestyle Promoting Healthy

Behaviour. London: Routledge.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

85

Tuomilehto, J., Lindstrom, J., Eriksson, J., Valle, T., Hamalainen, H., Parikka, P.,

Kiukaannemi, S………Uusitupa, M. (2001). Prevention of type 2 diabetes

militus by change in lifestyle among subjects with Impaired Glucose

Tolerance. The New England Journal of Medican, Vol 344, Number 18.

Torelli, J. Carlos. (2006). Individuality or conformity? the effect of independet

and interdependent self-concepts on public judgments. Journal of

Consumer Psychology, 16 (3), 204-248.

Walgito, Bimo. (2003). Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakata: Andi

Yogyakarta.

World Health Organization, (2018). Guide lines On Second- and third-line

medicines and type of insulin for the control of blood glucose levels in

nonpregnant adults with diabetes mellitus.

https://www.who.int/diabetes/global-report.

Young, A. F. (2011). The influence of sosial consensus information on intergroup

attitudes: The moderating effects of ingroup indentification. Journal of Sosial

Psychology. 151(6), 674-695.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

86

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

87

Lampiran 1.

Informed Consent

Formulir Persetujuan

Selamat datang di halaman Survei Kesehatan. Semua data maupun informasi yang

akan Anda berikan akan terjamin kerahasiaannya. Selanjutnya silahkan Anda

untuk mengisi data diri di bawah ini.

Nama :

Jurusan/Prodi :

Angkatan :

No Hp :

Saya bersedia menjadi partisipan penelitian ini.

(_______________________)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

88

Lampiran 2.

Skala Gaya Hidup dan Skala Diabetes

SKALA PENELITIAN

Disusun ileh:

Pande Ayu Sawitri Dewi

149114202

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

89

PETUNJUK PENGISIAN

SKALA GAYA HIDUP

Kuesioner ini berisikan 13 pernyataan yang berkaitan dengan dengan pola makan

dan aktivitas fisik harian anda. Pilihlah jawaban pada kolom yang telah

disediaakan. Anda bisa menjawab pertanyaan ini dengan pedoman sebagai

berikut:

1. Tidak Pernah (TP) : Jika anda tidak pernah melakukan hal tersebut

dalam seminggu

2. Sangat Jarang (SJ) : Jika anda melakukan hal tersebut sebanyak 1 kali

dalam seminggu

3. Jarang (J) : Jika anda melakukan hal tersebut sebanyak 2 kali

dalam seminggu

4. Kadang-kadang (KK) : Jika anda melakukan hal tersebut sebanyak 3 kali

dalam seminggu

5. Sering (S) : Jika anda melakukan hal tersebut sebanyak 4-6

kali dalam seminggu

6. Sangat Sering (SS) : Jika anda melakukan hal tersebut sebanyak 7

kali/setiap hari dalam seminggu

Tidak ada jawaban benar atau pun salah.

PILIHLAH JAWABAN SESUAI DENGAN KEADAAN ANDA YANG

SESUNGGUHNYA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

90

Skala Gaya Hidup

No Pertanyaan TP SJ J KK S SS

1 Mengonsumsi minimal 8 gelas air

putih perhari

2 Mengonsumsi, plain yoghurt (tanpa

gula), kacang-kacangan dan buah segar

sebagai camilan

3 Mengonsumsi 3 porsi sayur setiap

harinya sebanyak 250gram atau setara

dengan 2 setengah mangkuk sayur,

setelah dimasak dan ditiriskan.

4 Mengonsumsi milk shake, bubble tea,

thai tea, minuman teh kemasan (fruit

tea, fresh tea, teh kotak dll), jus buah

dengan tambahan gula atau jus buah

kemasan (buavita, abc dll) dan

berbagai jenis minuman manis lainnya.

5 Mengonsumsi makanan yang digoreng

dengan minyak zaitun, minyak canola,

minyak jagung atau minyak bunga

matahari maksimal (5 sendok makan)

per hari.

6 Mengonmsi minuman bersoda

7 Mengonsumsi daging putih, unggas,

atau makanan laut tanpa lemak (tanpa

kulit dan tanpa proses menggoreng)

sebanyak 2-4 potong daging ayam

ukuran sedang atau 2-4 potong ikan

ukuran sedang) per harinya

8 Mengonsumsi minuman rendah gula

atau minuman dengan gula maksimal 3

setengah sendok makan gula (36 gram)

dalam satu hari

9 Mengonsumsi 3 (piring) nasi merah

atau mengonsumsi 9 potong roti

gandum dalam 1 hari.

10 Mengonsumsi martabak, roti bakar, ice

cream, keripik kentang, snack

kemasan, kue manis, biskuit, coklat,

permen, atau berbagai macam makanan

ringan lainnya sebagai cemilan.

11 Mengonsumsi buah 3 porsi per harinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

91

sebanyak 150gram buah (setara dengan

3 buah pisang ambon ukuran sedang

atau satu setangah potong pepaya

ukuran sedang atau 3 buah jeruk

ukuran sedang, semangkung penuh

stroberi atau buah kecil lainnya).

12 Mengonsumsi makanan cepat saji

(junkfood) seperti gorengan, nugget,

sosis, burger, kentang goreng, mie

instan, ayam goreng cepat saji dan

sejenisnya atau beragam makanan

olahan lainnya

13 Berolahraga atau melakukan aktifitas

fisik (jogging, jalan cepat, berkebun,

membersihkan pekarangan, merapikan

rumah berjalan kaki, dan memilih

menaiki tangga) minimal 25 menit per

harinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

92

PETUNJUK PENGERJAAN

SKALA PENGETAHUAN DIABETES

Kuesioner ini berisikan 21 pernyataan yang berkaitan dengan penyakit diabetes

melitus. Pilihlah jawaban dengan mengisi kolom penilaian BENAR / SALAH

menurut pilihan anda.

Skala Diabetes

No Pertanyaan Benar Salah

1 Diabetes tipe 2 hanya disebabkan oleh faktor

genetik dan tidak terkait dengan gaya hidup

2 Diabetes bisaanya hanya menyerang lansia

3 Konsumsi karbohidrat seperti nasi putih, berlebih

tidak berpengaruh terhadap peningkatan risiko

diabetes mellitus

4 Diabetes melitus merupakan keadaan kadar gula

yang normal dimana tubuh dapat menghasilkan

dan menggunakan insulin secara efektif

5 Sering menkonsumsi makanan cepat saji tidak

dapat meningkatkan risiko terkena diabetes

mellitus

6 Mengganti karbohidrat harian (nasi putih, roti

putih, atau pasta) dengan mengkonsumsi nasi

merah, roti gandum atau pasta gandum dapat

membantu mengurangi asupan karbohidrat, hal

tersebut tidak berpengaruh terhadap menurunan

risiko diabetes

7 Aktivitas fisik yang kurang di usia muda tidak

berpengaruh terhadap risiko peningkatan terkena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

93

penyakit diabetes tipe 2

8 Memiliki berat badan berlebih tidak meningkatkan

risiko terkena diabetes melitus

9 Mengonsumsi minuman bersoda tidak

berpengaruh terhadap peningkatan kadar gula

dalam darah

10 Alkohol tidak berpengaruh terhadap peningkatan

risiko diabetes

11 Diabetes merupakan penyakit degenerative yang

di sesbabkan oleh faktor genetik dan bukan gaya

hidup

12 Diabetes tipe 1 disebabkan oleh reaksi aoutoimun,

yaitu kekebalan tubuh menyerang sel beta

penghasil insulin pada kelenjar pankreas

13 Memiliki riwayat keluarga mengidap diabetes

bukan merupakan faktor penyebab diabetes

14 Cemilan seperti kacang, buah segar atau yoghurt

tanpa gula bukan merupakan cemilan sehat yang

baik dikonsumsi oleh seseorang yang memiliki

risiko diabetes mellitus.

15 Merokok dapat meningkatkan risiko terkena

diabetes mellitus

16 Konsumsi tinggi lemak jenuh (mentega, lemak

hewani, minyak kelapa atau minyak sawit) tidak

berpengaruh terhadap kesehatan tubuh

17 Berolahraga ringan selama 15-30 menit tidak

berdampak pada penurunan risiko terkena diabetes

meilirus

18 Memiliki pola makan yg buruk tidak berpengaruh

terhadap peningkatan risiko diabetes mellitus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

94

19 Merokok tidak mempengaruhi peningkatan risiko

terkena diabetes mellitus

20 Kurangnya konsumsi buah perharinya tidak

berpengaruh terhadap kesehatan tubuh

21 Sering mengonsumsi minuman bersoda tidak

berpengaruh terhadap peningkatan risiko terkena

diabetes mellitus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

95

Lampiran 3.

Tabel Uji Reliabilitas dan Validitas Isi Skala Gaya Hidup

Reliability Statistics

Cronbach’s

Alpha

N of

Items

.706 13

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach’s

Alpha if

Item Deleted

i1 30.18 53.830 .381 .683

i2 31.89 53.332 .384 .682

i3 31.27 50.783 .513 .664

i4 31.11 55.134 .296 .693

i5 33.20 56.815 .261 .697

i6 30.20 57.602 .208 .702

i7 32.02 54.969 .213 .707

i8 31.37 53.439 .310 .692

i9 33.17 54.724 .419 .681

i10 31.51 55.871 .264 .697

i11 31.71 51.807 .457 .672

i12 31.52 53.799 .392 .682

i13 31.25 53.684 .311 .692

Komponen Item

No.

Taraf Relefansi IVI-

I

Tindakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

96

(Tabel validitas Isi) Analisis Hasil Penilaian Item Skala Gaya Hidup

IVI-S = (Jumlah IVI-I)/ (Jumlah item)

= 17.67/ 18

= 0.98

Sebuah skala disebut memiliki validitas isi yang baik jika IVI-S ≥ 0,90.

Maka, skala ini dapat dinyatakan memiliki Validitas Isi yang baik, karena

IVI-S = 0.98.

Lampiran 4.

Penilai

1

Penilai

2

Penilai

3

Pola Makan

(konsumsi

kalori)

Item 1 1 1 1 1 Dipakai

Item 2 1 1 1 1 Dipakai

Item 3 1 1 1 1 Dipakai

Pola Makan

(asupan lemak)

Item 4 1 1 1 1 Dipakai

Item 5 1 1 1 1 Dipakai

Item 6 1 1 1 1 Dipakai

Pola Makan

(konsumsi gula)

Item 7 1 1 1 1 Dipakai

Item 8 1 1 1 1 Dipakai

Item 9 1 1 1 1 Dipakai

Item 10 1 1 1 1 Dipakai

Item 11 1 1 1 1 Dipakai

Item 12 1 1 1 1 Dipakai

Item 13 1 1 0 0,67 Dipakai

dengan

diperbaiki

Pola Makan

(asupan buah

dan sayur)

Item 14 1 1 1 1 Dipakai

Item 15 1 1 1 1 Dipakai

Aktifitas

Merokok

Item 16 1 1 1 1 Dipakai

Konsumsi

Alkohol

Item 17 1 1 1 1 Dipakai

Aktifitas Fisik Item 18 1 1 1 1 Dipakai

Total IVI-I 17.67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

97

Tabel Uji Reliabelitas dan Validitas Isi Pengetahuan Diabetes.

Reliability Statistics

Cronbach’s

Alpha

N of

Items

.720 23

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach’s

Alpha if

Item Deleted

i1 16.89 10.430 .388 .700

i2 16.65 11.482 .150 .718

i3 16.80 10.703 .349 .704

i4 16.86 10.491 .381 .700

i5 16.72 10.917 .337 .706

i6 17.00 10.740 .254 .713

i7 16.86 10.501 .378 .701

i8 16.69 11.000 .352 .706

i9 16.65 11.317 .259 .713

i10 16.74 10.899 .321 .707

i11 16.68 11.639 .073 .724

i12 16.74 10.918 .313 .707

i13 16.78 11.400 .093 .724

i14 16.85 10.619 .344 .704

i15 17.06 10.677 .267 .711

i16 17.00 10.623 .290 .709

i17 16.79 10.865 .294 .708

i18 16.80 10.477 .439 .696

i19 17.26 12.940 .403 .768

i20 16.76 10.744 .371 .703

i21 16.86 10.642 .330 .705

i22 16.76 10.653 .403 .700

i23 16.68 10.857 .450 .701

(Tabel validitas Isi) Analisis Hasil Penilaian Item Skala Diabetes

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

98

Komponen Item

No.

Taraf Relevansi IVI-I Tindaka

n Penilai

1

Penilai

2

Penilai

3

Pengertian

Diabetes

Item 1 1 1 1 1 Dipakai

Item 2 1 1 1 1 Dipakai

Item 3 1 1 1 1 Dipakai

Item 4 1 1 1 1 Dipakai

Jenis-jenis

Diabetes

Item 5 1 1 1 1 Dipakai

Item 6 1 1 1 1 Dipakai

Item 7 1 1 1 1 Dipakai

Item 8 1 1 1 1 Dipakai

Faktor

Penyebab

(Yang Dapat

Dimodifikasi)

Item 9 1 1 1 1 Dipakai

Item 10 1 1 1 1 Dipakai

Item 11 1 1 0 0,67 Dipakai

dengan

diperbaik

i

Item 12 1 1 1 1 Dipakai

Faktor

Penyebab

(Yang Tidak

Dapat

Dimodifikasi)

Item 13 1 1 1 1 Dipakai

Item 14 1 1 1 1 Dipakai

Item 15 1 1 1 1 Dipakai

Item 16 1 1 1 1 Dipakai

Item 17 1 1 1 1 Dipakai

Item 18 1 1 1 1 Dipakai

Item 19 1 1 1 1 Dipakai

Item 20 1 1 1 1 Dipakai

Item 21 1 1 1 1 Dipakai

Item 22 1 1 1 1 Dipakai

Item 23 1 1 1 1 Dipakai

Item 24 1 1 1 1 Dipakai

Item 25 1 1 1 1 Dipakai

Item 26 1 1 1 1 Dipakai

Item 27 1 1 1 1 Dipakai

Item 28 1 1 1 1 Dipakai

Item 29 1 1 1 1 Dipakai

Item 30 1 1 1 1 Dipakai

Item 31 1 1 1 1 Dipakai

Item 32 1 1 1 1 Dipakai

Item 33 1 1 1 1 Dipakai

Item 34 1 1 1 1 Dipakai

Item 35 1 1 1 1 Dipakai

Item 36 1 1 1 1 Dipakai

Item 37 1 1 1 1 Dipakai

Item 38 1 1 1 1 Dipakai

Item 39 1 1 1 1 Dipakai

Item 40 1 1 1 1 Dipakai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

99

IVI-S = (Jumlah IVI-I)/ (Jumlah item)

= 39.67/40

= 0.99

Sebuah skala disebut memiliki validitas isi yang baik jika IVI-S ≥ 0.90.

Maka, skala ini dapat dinyatakan memiliki Validitas Isi yang baik, karena

IVI-S = 0.99.

Lampiran 5.

Hasil Uji Asumsi

Total IVI-I 39.67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

100

a. Tabel Normality

Tests of Normality

KELOMPOK Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

GAIN_SCORE

DISONANSI .226 10 .160 .867 10 .092

KONSENSUS .250 9 .112 .860 9 .095

KONTROL .200 10 .200* .889 10 .166

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

b. Tabel Homogenity Gain Score

Test of Homogeneity of Variances

GAIN_SCORE

Levene Statistic df1 df2 Sig.

10.261 2 26 .001

Lampiran 6. Hasil Uji Hipotesis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

101

a. Tabel Data Deskriptif Gain Score

Descriptives

GAIN_SCORE

N Mean Std.

Deviation

Std. Error 95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Lower Bound Upper Bound

DISONANSI 10 4.80 5.613 1.775 .78 8.82 -1 14

KONSENSU

S

9 8.56 7.435 2.478 2.84 14.27 1 21

KONTROL 10 2.00 1.826 .577 .69 3.31 -1 4

Total 29 5.00 5.855 1.087 2.77 7.23 -1 21

b. Tabel ANOVA

ANOVA

GAIN_SCORE

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 204.178 2 102.089 3.512 .045

Within Groups 755.822 26 29.070

Total 960.000 28

c. Tabel Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: GAIN_SCORE

Tukey HSD

(I) KELOMPOK (J) KELOMPOK Mean

Difference (I-J)

Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

DISONANSI

KONSENSUS -3.756 2.477 .300 -9.91 2.40

KONTROL 2.800 2.411 .486 -3.19 8.79

KONSENSUS DISONANSI 3.756 2.477 .300 -2.40 9.91

KONTROL 6.556* 2.477 .035 .40 12.71

KONTROL

DISONANSI -2.800 2.411 .486 -8.79 3.19

KONSENSUS -6.556* 2.477 .035 -12.71 -.40

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

d. Tabel Homogeneous Subsets

GAIN_SCORE

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH ...i PERUBAHAN GAYA HIDUP UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DITINJAU DENGAN TEORI KOGNITIF DISONANSI DAN KONSENSUS SOSIAL SKRIPSI HALAMAN JUDUL

102

Tukey HSDa,b

KELOMPOK N Subset for alpha = 0.05

1 2

KONTROL 10 2.00

DISONANSI 10 4.80 4.80

KONSENSUS 9 8.56

Sig. .499 .294

Means for groups in homogeneous subsets are

displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 9,643.

b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of

the group sizes is used. Type I error levels are not

guaranteed.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI