Post on 23-Jun-2019
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI PADA BAYI UMUR 1-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
LALOWARU KECAMATAN MORAMO UTARA KABUPATEN KONAWE SELATAN
TAHUN 2018
SKRIPSI
Di ajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan
Program Studi Diploma IV Jurusan Kebidanan
Politeknik kesehatan Kendari
OLEH :
YUNIANTI P00312017149
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKES KEMENKES KENDARI
PRODI DIV KEBIDANAN TAHUN 2018
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas Allah SWT, karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyeselesaikan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pijat Bayi Terhadap
Peningkatan Berat Badan Bayi pada Bayi 1-6 Bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konsel Tahun
2018” dapat selesai tepat waktu.
Dalam Proses penyusunan penelitian ini ada banyak pihak yang
membantu, oleh karena itu sudah sepantasnya penulis dengan segala
keikhlasan dan kerendahan hati peneliti mengucapkan banyak terimakasih
sebesar-besarnya terutama kepada Ibu Melania Asi, S.Si.T, M.Kes selaku
pembimbing I dan Ibu Heyrani, S.Si.T, M.Kes selaku pembimbing II yang
telah banyak membimbing sehingga proposal penelitian ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Selain itu penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes selaku direktur Poltekkes Kemenkes
Kendari
2. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes selaku ketua jurusan Poltekkes
Kemenkes Kendari
3. Ibu Wahida, S.Si.T, M.Keb selaku penguji I, Ibu Yustiari, SST, M.Kes
selaku penguji II dan Ibu Fitriyanti, SST, M.Keb selaku penguji III.
4. Seluruh dosen dan staf administrasi di jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Kendari
v
5. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan yang telah bersedia
mengeluarkan surat izi penelitian.
6. Kepala Puskesmas Lalowaru yang telah bersedia menerima peneliti
untuk melakukan penelitian di Wilayah kerja Puskesmas Lalowaru.
7. Teristimewa untuk ayah tercinta bapak Faisal dan Ibu tersayang Ibu Wa
Ode Ambe yang tiada henti-hentinya memberikan doa dan dukungan
moril maupun materil pada penulis selama penulisan penelitian.
8. Saudara/(i) Andri, Metriani dan Mirta serta seluruh keluarga yang selalu
memberikan semangat tersendiri bagi penulis.
9. Sahabat-sahabatku yang selalu memberi semangat yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu terima kasih banyak untuk kebaikan
kalian selama ini. Teman-teman Alih Jenjang D-IV Kebidanan
khususnya kelas C yang namanya tidak dapat saya sebutkan satu-
persatu.
Dalam penyusunan penelitian ini penulis menyadari bahwa
penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dalam penyempurnaan
penelitian ini serta sebagai bahan pembelajaran dalam penyusunan
penelitian berikutnya.
Kendari, Agustus 2018
Penulis
vi
RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS DIRI
1. Nama : Yunianti
2. Nim : P00312017149
3. Tempat/ tanggal lahir : Tampo, 16 November 1994
4. Agama : Islam
5. Suku/Kebangsaan : Bugis/Indonesia
6. Alamat : Desa Torobulu
B. IDENTITAS ORANG TUA
1. Nama Ayah/Ibu : Faisal / Wa Ode Ambe
2. Pekerjaan : Wiraswasta / IRT
7. Alamat : Desa Torobulu
C. PENDIDIKAN
1. SD : SD Negeri Torobulu Tahun 2004
SD Negeri 2 Wawo Tahun 2005
SD Negeri 7 Napabalano Tahun 2007
2. SMP : SMP Negeri 4 Lainea Tahun 2010
3. SMA : SMA Negeri 1 Napabalano Tahun 2013
4. D-III : Akademi Kebidanan Paramata Raha
Kabupaten Muna Tahun 2016
5. Sejak tahun 2017 mengikuti pendidikan D-IV Kebidanan di
Poltekkes Kemenkes Kendari yang direncanakan selesai tahun
2018
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………….………….... i
HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………….... ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………….. iii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………..... iv
RIWAYAT HIDUP …………………………………………………………... vi
DAFTAR ISI …………………………………………………………………. vii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………. ix
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………… x
ABSTRAK …………………………………………………………………… xi
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar Belakang..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………. 7
C. Tujuan Penelitian…………................................................... 7
D. Manfaat Penelitian................................................................ 8
E. Keaslian Penelitian ……………………………………………. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 11
A. Telaah Pustaka.……………………………………….………. 11
1. Bayi……........................................................................... 11
2. Pijat Bayi………...........................……………….……….. 14
3. Penigkatan Berat Badan Bayi…...................................... 23
B. Landasan Teori..................................................................... 26
C. Kerangka Teori ………………………………………………... 39
D. Kerangka Konsep.................................................................. 30
E. Hipotesis Penelitian............................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN............................................................... 31
A. Jenis dan Rancangan Proposal............................................. 31
B. Waktu dan Tempat Penelitian................................................ 33
C. Subjek Penelitian................................................................... 33
D. Variabel Penelitian ……………………………………………… 34
E. Defenisi Operasional …………………………………………… 35
F. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ………………………….. 35
G. Istrumen Penelitian …………………………………………….. 36
H. Pengelolaan dan Analisis Data.............................................. 36
viii
BAB IV HASIL PENENLITIAN DAN PEMBAHASAN ………………….. 40
A. Hasil Penelitian …………………………………………………. 40
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian …………………….. 40
2. Karakteristik Responden …………………………………. 42
B. Pembahasan ……………………………………………………. 47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………. 54
A. Kesimpulan ……………………………………………………... 54
B. Saran ……………………………………………………………. 54
Daftar Pustaka ……................................................................................. 55
Lampiran
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Umur di Wilayah Kerja
Puskesmas Lalowaru Kabupaten Konawe Selatan Tahun
2018………………………………………………………………….. 12
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Peningkatan Berat Badan di Wilayah Kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Tahun 2018……………………...…... 45 Tabel 3. Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan
Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Tahun 2018 ……………………………………….. 46
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Pijatan pada Kaki Bayi ……………………………………….. 20
Gambar 2. Pijatan pada Perut Bayi ………………………………………. 21
Gambar 3. Pijatan pada Tangan Bayi ……………………………………. 22
Gambar 4. Pijatan pada Wajah Bayi ……………………………………... 23
Gambar 5. Kerangka Teori ………………………………………………… 29
Gambar 6. Kerangka Konsep ……………………………………………… 30
Gambar 7. Rancangan Penelitian Quasi Eksperimen ………………….. 31
Gambar 8. Grafik Karakteristik Responden ……………………………… 42
Gambar 9. Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Lalowaru
Kecamatan Moramo Utara Tahun 2018 ……………………. 43
Gambar 10. Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Asupan
Nutrisi di Wilayah Kerja Puskesmas Kerja Puskesmas
Lalowaru ………………………………………………………… 44
xi
ABSTRAK
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN
BAYI PADA BAYI UMUR 1-6 BULAN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS LALOWARU KECAMATAN MORAMO
UTARA KABUPATEN KONAWE SELATAN
TAHUN 2018
Yunianti1 Melania Asi2 Heyrani3
Latar Belakang : Berbagai upaya di lakukan untuk meningkatkan berat
badan bayi normal setiap bulannya. Salah satu metode yang efektif untuk
meningkatkan berat badan bayi yaitu dengan prosedur dan teknik pijat bayi
yang kontiniu.
Metode Penelitian : Jenis penelitian Quasy Eksperiment dengan
rancangan non equivalen control group dan desain Pretest-posttest
Pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling.
Hasil Penelitian : Uji statistik pada seluruh responden menggunakan
paired T tes dengan ɑ = 0,05 atau Convident Interval (CI) 95% diperoleh
t=3,767, p value 0,000. Dengan t hitung (3,767) > t tabel (2,045).
Kesimpulan : Terjadi peningkatan berat badan dari 30 responden
sebanyak 25 responden yang mengalami kenaikan dan berdasarkan uji
statistic yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan
terhadap peningkatan berat badan bayi pada bayi yang dipijat dan tidak.
Kata Kunci : Pijat Bayi, Peningkatan Berat Badan
Pustaka : 31 Literatur (2007-2018)
1Mahasiswa DIV Kebidanan Poltekkes Kendari
2Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kendari
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indikator BB/TB menggambarkan status gizi yang sifatnya akut
sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung dalam waktu yang
pendek, seperti menurunnya nafsu makan akibat sakit atau karena
menderita diare. Dalam keadaan demikian berat badan anak akan
cepat turun sehingga tidak proporsional lagi dengan tinggi badannya
dan anak menjadi kurus. Prevalensi nasional balita kurus adalah 7,4%
dan balita sangat kurus adalah 6,2%. Kemudian sebanyak 25 provinsi
mempunyai prevalensi balita kurus diatas prevalensi nasional, yaitu
Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera
Selatan, Kepualuan Riau, DKI Jakarta, Jawa Timur, Banten, Nusa
Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi tengah,
Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat,
Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua (Riskesdas. 2007).
Kemudian, Riskesdas 2013 menyatakan secara nasional, prevalensi
berat-kurang pada tahun 2013 adalah 19,6 persen, terdiri dari 5,7
persen gizi buruk dan 13,9 persen gizi kurang. Jika dibandingkan
dengan angka prevalensi nasional tahun 2007 (18,4 %) dan tahun
2010 (17,9 %) terlihat meningkat. Perubahan terutama pada
prevalensi gizi buruk yaitu dari 5,4 persen tahun 2007, 4,9 persen
pada tahun 2010, dan 5,7 persen tahun 2013. Sedangkan prevalensi
2
gizi kurang naik sebesar 0,9 persen dari 2007 dan 2013. Untuk
mencapai sasaran SDGs tahun 2015 yaitu 15,5 persen maka
prevalensi gizi buruk-kurang secara nasional harus diturunkan
sebesar 4.1 persen dalam periode 2013 sampai 2015. (Depkes, 2012)
Diantara 33 provinsi di Indonesia,18 provinsi memiliki prevalensi gizi
buruk-kurang di atas angka prevalensi nasional yaitu berkisar antara
21,2 persen sampai dengan 33,1 persen. Urutan ke 19 provinsi
tersebut dari yang tertinggi sampai terendah adalah (1) Nusa
Tenggara Timur; (2) Papua Barat; (3) Sulawesi Barat; (4) Maluku; (5)
Kalimantan Selatan; (6) Kalimantan Barat; (7) Aceh; (8) Gorontalo; (9)
Nusa Tenggara Barat; (10) Sulawesi Selatan; (11) Maluku Utara; (12)
Sulawesi Tengah; (13) Sulawesi Tenggara; (14) Kalimantan Tengah;
(15) Riau; (16) Sumatera Utara; (17) Papua, (18) Sumatera Barat dan
(19) Jambi. Sulawesi Tenggara masuk dalam daerah dengan
prevalensi gizi buruk dan gizi kurang yang tinggi.
Di Indonesia AKB mencapai 34/1000 kelahiran hidup pada
tahun 2007, dan turun lagi menjadi 32/1000 kelahiran hidup pada
tahun 2012. Pada tahun 2014 AKB di Indonesia mencapai 23/1000
kelahiran hidup dan meningkat pada tahun 2015 mencapai 30/1000
kelahiran hidup, sedangkan target SDG’s tahun 2015 AKB turun
menjadi <23/1000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2016).
Di Sulawesi Tenggara pada tahun 2014 AKB mencapai 172
jiwa atau 7/1000 kelahiran hidup dan pada tahun 2014 AKB mencapai
157 jiwa atau sekitar 3/1000 kelahiran hidup sedangkan tahun 2016
3
AKB tetap pada 3/1000 kelahiran hidup. Jumlah AKB dipenguruhi oleh
berbagai faktor, yaitu pelayanan kesehatan, tingkat social ekonomi,
gizi, kesehatan lingkungan dan lainnya. Tersedianya berbagai fasilitas
atau aksesibilitas pelayanan kesehatan serta kesediaan masyarakat
untuk merubah kehidupan tradisional kenorma kehidupan modern
(sehat) dalam bidang kesehatan juga merupakan faktor-faktor yang
sangat berpengaruh terhadap AKB (Badan Pusat Statistik, 2017).
Jumlah kematian bayi tahun 2014 dan 2016 di Kabupaten
Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara masing-masing adalah
AKB pada tahun 2014 sebanyak 4/1000 kelahiran hidup dan
padatahun 2016 sebanyak 2/1000 kelahiran hidup. (Profil Dinkes
Konsel, 2016).
Di Kecamatan Moramo Utara AKB tahun 2015 mencapai
4/1000 kelahiran hidup. Kemudian Pada tahun 2016 menurun menjadi
0/1000 kelahiran hidup dan meningkat kembali pada tahun 2017
sebanyak 2/1000 kelahiran hidup. Hal ini perlu diwaspadai agar tidak
terlalu banyak kematian pada bayi. Banyak faktor yang mengkibatkan
bayi mengalami kematian, di antaranya adalah perawatan yang tidak
optimal dan kurangnya asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh sibayi.
Oleh karenaitu salah satu peran pemerintah dalam hal ini adalah
pihak kesehatan harus berupaya agar dapat menanggulangi kematian
yang terjadi pada bayi salah satunya adalah bentuk perawatan
optimalisasi pertumbuhan bayi dengan cara melakukan pijat bayi yang
4
berguna untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan bayi.
(Profil Kesehatan Puskesmas Lalowaru, 2017)
Pijat merupakan salah satu metode pengobatan tertua di dunia.
Pijat meliputi seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang mampu
melemaskan sendi yang terlalu kaku dan menyatukan organ tubuh
dengan gosokan yang kuat. Terapi pijat tidak hanya digunakan disalon
dan spa saja, tapi juga diberbagai rumah sakit dan pusat perawatan
kesehatan. Saat ini, teknik pijat telah banyak digunakan untuk
kesehatan dan peningkatan berat badan pada bayi (Syaukani, 2015).
Pada tahun 2007 cakupan penimbangan balita yaitu yang
ditimbang dibagi jumlah sasaran (D/S) mencapai 81,99%, untuk
cakupan balita yang mengalami kenaikkan berat badan dibagi jumlah
sasaran (N/D) yaitu pada balita mencapai 97,56%. Menargetkan
cakupan penimbangan balita diposyandu mencapai 90%. Cakupan
penimbangan balita yang ditimbang dibagi jumlah sasaran (D/S)
mencapai 76%. Untuk cakupan balita yang mengalami kenaikan berat
badan dibagi jumlah sasaran (N/D) yaitu pada balita mencapai 86%.
Pemerintah menargetkan penimbangan balita mencapai 100% (Lubis,
2015).
Berdasarkan survey data awal hasil penimbangan bayi di
bulan Januari-April di wilayah kerja Puskesmas Lalowaru
Kecamatan Moramo Utara, terdapat 160 bayi yang tercatat
melakukan penimbangan di posyandu dan hasilnya hanya terdapat
128 bayi atau sekitar 49% yang mengalami kenaikan berat badan,
5
sisanya 132 bayi atau sekitar 51% bayi tidak mengalami kenaikan
berat badan yang seharusnya. Rata-rata ibu bayi tersebut tidak
mengetahui cara perawatan kesehatan bayi dengan stimulasi
pertumbuhan bayi menggunakan pijat bayi. Observasi awal yang
dilakukan oleh penulis pada petugas kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo Utara bahwa disemua desa
belum ada yang melakukan teknik pemijatan bayi secara spesifik
yang berguna untuk meningkatan kesehatan dan perawatan pada
bayi.
Pijat bayi dapat digolongkan sebagai aplikasi stimulasi
sentuhan, karena dalam pijat bayi terapat unsur sentuhan berupa
kasih sayang, perhatian, suara atau bicara, pandangan mata,
gerakan, dan pijatan. Stimulasi ini akan merangsang perkembangan
struktur maupun fungsi sel-sel otak (Ivra, dkk, 2014). Saat ini telah
banyak penelitian yang menyatakan bahwa pijat bayi memiliki banyak
manfaat baik fisik maupun emosional. Beberapa manfaat pijat bayi
adalah diantaranya meningkatkan nafsu makan, melipatgandakan
keuntungan ASI ekslusif, meningkatkan berat badan, meningkatkan
daya tahan tubuh, membuat bayi tidur lebih nyenyak, dan membina
keterikatan antara orang tua dan anak.
Beberapa penelitian mengatakan pijat bayi bisa merangsang
nervus vagus, dimana saraf ini meningkatkan peristaltik usus sehingga
pengosongan lambung meningkat dengan demikian akan merangsang
nafsu makan bayi. Disisi lain pijat juga melancarkan peredaran darah
6
dan meningkatkan metabolisme sel, dari rangkaian tersebut berat
badan bayi akan meningkat. Roesli mengutip penelitian Field dan
Scafidi yaitu pada bayi prematur yang dilakukan pemijatan 3x10 menit
selama 10 hari, kenaikan berat badannya tiap hari 20%-47% dan pada
bayi cukup bulan usia 1-6 bulan dipijat 15 menit, dua kali seminggu
selama enam minggu, kenaikan berat badannya lebih baik daripada
yang tidak dipijat. Mengutip pula penelitian yang dilakukan oleh Tri
Sunarsih (2010), bayi pada kelompok eksperimen mengalami
peningkatan berat badan sebesar 17,32% dan kelompok kontrol
meningkat sebesar 13,48%.
Dilihat dari uraian tentang masalah berat badan bayi yang tidak
mengalami peningkatan dan perkembangan yang cukup baik dan
kurangnya pengetahuan ibu dan petugas kesehatan mengenai
pentingnya stimulasi pertumbuhan dan perkembangan bayi
menggunakan pijat bayi, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat
Badan Bayi pada Bayi Umur 1-6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan
Tahun 2018”
7
B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah
ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi pada
bayi umur 1-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan
Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2018 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi pada
bayi umur 1-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Lalowaru
Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Tahun
2018.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi kenaikan berat badan bayi sebelum
dilakukan pemijatan di wilayah kerja Puskesmas Lalowaru
Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Tahun
2018.
b. Untuk mengetahui distribusi terhadap kenaikan berat badan
bayi setelah dilakukan pemijatan di wilayah kerja Puskesmas
Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe
Selatan Tahun 2018.
8
c. Untuk menganalisis hubungan pengaruh pemijatan terhadap
kenaikan berat badan bayi setelah dilakukan pemijatan di
wilayah kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo Utara
Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2018
D. Manfaat Penelitian
Adapun penelitian ini memiliki manfaat secara teoritis dan
praktis, yaitu sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumbangan bagi
ilmu pengetahuan khususnya tentang Pengaruh Pijat Bayi
Terhadap Kenaikan Berat Badan Bayi, sehingga dapat
digunakan sebagai dasar untuk membangun kesadaran ibu
terhadap tumbuh kembang bayinya terutama melalui
pemijatan.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi Profesi
Penelitian ini di harapkan dapat dijadikan Sebagai
sumber informasi bagi pendidikan kebidanan bahwa ada hasil
“evidencebased” tentang salah satu intervensi kebidanan
yang dapat digunakan untuk meningkatkan berat badan bayi
melalui pemberian teknik pemijatan, sehingga menjadi
pedoman dalam memberikan asuhan pada bayi secara
profesional, memberikan pendidikan kesehatan pada ibu bayi
untuk perawatan kesehatan bayi dan mencegah masalah-
9
masalah kesehatan bayi lainnya yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan bayi melalui teknik pijat bayi.
b. Manfaat bagi Penulis
Dapat menambah wawasan khususnya tentang
pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi,
serta melatih peneliti dalam pembuatan proposal.
c. Manfaat Bagi Institusi
Sebagai tambahan sumber kepustakaan bagi
mahasiswa kebidanan dalam meningkatkan pengetahuan
khususnya mengenai pengaruh pijat bayi terhadap
peningkatan berat badan bayi usia 0-12 bulan.
d. Manfaat Bagi Penulis Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
sumber data atau informasi bagi pengembangan proposal
penelitian berikutnya terutama yang berhubungan dengan
pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan
bayi.
10
E. Keaslian Penelitian
1. Dewi, Rahmayani. (2014). Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan ibu terhadap pijat bayi usia 0-12 bulan dikomplek TNI
AL Sabang. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif
analitik dengan jumlah sampel 40 responden menggunakan desain
cross sectional. Analisa data menggunakan SPSS. Perbedaan
penelitian ini dengan peneliti adalah terletak pada variabel
penelitian dan metode penelitian.
2. Anna, Astri., Sintia. (2007). Hubungan antara pijat bayi dengan
kenaikan berat badan bayi umur 0-3 bulan di pondok bersalin desa
Balak Siaga Cawas Klaten 2007. Jenis penelitian yang digunakan
adalah deskriptif operasional dengan menggunakan pendekatan
retrospektif. Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian
ini adalah case control. Perbedaan penelitian ini dengan peneliti
adalah terletak pada metode penelitian dimana penelitian ini
menggunakan metode quasi eksperimen.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
Telaah pustaka ini akan memberikan pemahaman tentang
beberapa konsep yang berhubungan dengan bayi, pijat bayi dan
peningkatan berat badan bayi.
1. Bayi
a. Pengertian bayi
Bayi adalah masa tahapan pertama kehidupan seorang
manusia setelah lahir dari rahim seorang ibu. Pada masa ini,
perkembangan otak dan fisik bayi selalu menjadi perhatian
utama (Rizema, 2012).
Masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa kritis
perkembangan seseorang. Masa bayi dibagi menjadi dua
periode, yaitu masa neonatal dan masa post neonatal. Masa
neonatal dimulai dari umur 0 sampai 28 hari, sedangkan masa
post neonatal dimulai dari umur29 hari sampai 11 bulan
(Departemen Kesehatan, 2009).
b. Pertumbuhan dan perkembangan bayi
1) Pertumbuhan bayi
Menurut Hellbrugge. dkk, 1988 dalam (Maryunani,
2011). Pertumbuhan adalah perubahan dari tubuh yang
berhubungan dengan bertambahnya ukuran-ukuran tubuh.
12
Pertumbuhan berat badan dan panjang badan bayi sesuai
umur bayi dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Tabel Pertumbuhan Balita
Umur Berat (Gram) Panjang Badan
(Cm)
Standar Atas
80% Standar
80% Standar
Lahir 0 –1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 Bulan 6 Bulan 7 Bulan 8 Bulan 9 Bulan 10 Bulan 11 Bulan 12 Bulan
3.400 4.300 5.000 5.700 6.300 6.900 7.400 8.000 8.400 8.900 9.300 9.600 9.900
2.700 3.400 4.000 4.500 5.000 5.500 5.900 6.300 6.000 7.100 7.400 7.700 7.900
50.5 55.0 58.0 60.0 62.5 64.5 66.0 67.5 69.0 70.5 72.0 73.5 74.5
40.5 43.5 46.0 48.0 49.5 51.0 52.5 54.0 55.5 56.5 57.5 58.5 60.0
1 thn 3 Bulan 6 Bulan 9 Bulan
10.600 11.300 11.900
8.500 9.000 9.600
78.0 81.5 84.5
62.5 65.0 67.5
2 thn 0 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 9 Bulan
12.400 12.900 13.500 14.000
9.900 10.500 10.800 11.200
87.0 89.5 92.0 94.0
69.5 71.5 73.5 75.0
3 thn 0 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 9 Bulan
14.500 15.000 13.500 16.000
11.600 12.000 12.400 12.900
96.0 98.0 99.5 101.5
77.0 78.5 79.5 81.5
4 thn 0 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 9 Bulan
16.500 17.000 17.400 17.900
13.200 13.600 14.000 14.400
103.5 105.0 107.0 108.0
82.5
85.5 86.5
5 thn 0 Bulan 18.400 14.700 109.0 87.0
2) Perkembangan bayi
Perkembangan adalah bertambah sempurnanya
fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh
kematangan dan belajar, terdiri dari kemampuan gerak
kasar dan halus, pendengaran, bicara, emosi-sosial,
kemandirian, intelegensia, dan perkembangan moral
(Muslihatun, 2011).
13
c. Bayi sehat dan bayi sakit
Pada bayi yang sehat, umumnya ditandai oleh beberapa
hal diantaranya:
1) Matanya yang cemerlang saat menatap.
2) Bergerak aktif, di mana gerakannya itu melibatkan tubuh,
kepala, kaki, dan tangan secara seimbang.
3) Cukup "rakus" mengisap ASI.
4) Tangisannya cukup bertenaga dan mudah ditenangkan
lagi.
5) Suka tersenyum dan tertawa saat diajak bicara.
6) Pernapasan 40-60x/menit dan suhu 36,5-37,5℃.
Sementara, pada bayi yang sakit umumnya ditandai oleh:
1) Matanya tidak cemerlang dan redup.
2) Terlihat lemas dan malas bergerak.
3) Susah disusui atau meminum susu.
4) Sering nangis dan sulit ditenangkan (rewel).
5) Lebih banyak tidur dari biasanya.
6) Kemudian, diikuti gejala-gejala susulan seperti kaki dan
tangannya terasa dingin (maupun panas), hidung berair
(jika flu), batuk-batuk terkadang disertai muntah (jika
infeksi tenggorokan), mencret-mencret (jika diare), suhu di
atas 37,5℃ dan lain sebagainya. Tergantung dari penyakit
yang dialaminya
14
d. Peran Bidan pada Bayi
Bulan pertama kehidupan merupakan masa transisi dan
penyesuaian baik untuk orang tua maupun bayi, oleh karena
itu bidan harus dapat memfasilitasi proses tersebut. Peran
bidan pada bayi satu bulan pertama dalam praktiknya
dilakukan secara komprehensif dan multidisipliner, yakni
perawatan anak (Muslihatun, 2011). sesuai dengan
keputusan Menteri Kesehatan tentang registrasi dan praktek
bidan menyebutkan bahwa bidan berwenang memantau
tumbuh kembang bayi melalui deteksi dini dan stimulasi
tumbuh kembang. Salah satu bentuk stimulasi yang selama ini
dilakukan masyarakat adalah dengan pijat bayi (Destyna,
2015).
2. Pijat Bayi
Dalam pijat bayi ini akan membahas mengenai pengertian
pijat bayi, mengenal pijat bayi, manfaat pijat bayi, persiapan
sebelum memijat dan tehnik pemijatan bayi.
a. Pengertian pijat bayi
Menurut Naurah (2009) bahwa pijat bayi adalah terapi
sentuh tertua yang dikenal manusia dan paling popular. Pijat
adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang
dipraktekkan sejak awal diciptakan di dunia, mungkin karena
pijat berhubungan sangat erat dengan kehamilan dan proses
kelahiran manusia (Dewi Sri, 2014)
15
Pijat bayi biasa disebut dengan stimulus touch. Seperti
yang diuangkapkan oleh Dewi (2010) bahwa Pijat bayi dapat
diartikan sebagai sentuhan komunikasi yang nyaman antara
ibu dan bayi, jadi pijat bayi ini merupakan suatu
pengungkapan rasa kasih saying antara orang tua dengan
anak lewat sentuhan pada kulit yang dapat memberikan
dampak sanagat luar biasa (Perpustakaan.uns.ac.id)
Menurut Irfan (2008) dalam Imam Santoso (2010) Pijat
bayi adalah suatu sentuhan ringan yang diberikan pada
jaringanlunak yang member banyak manfaat pada tumbuh
kembang anak.
Pijat bayi adalah memberikan sentuhan pada tubuh bayi
atau anak yang bermanfaat untuk menstimulus tumbuh
kembang bayi dan sebagai salah satu cara untuk
mengungkapkan kasih saying orang tua terhadap anaknya
(Uswatun, 2017).
b. Mengenal pijat bayi
Pijat bayi merupakan bentuk pengobatan alternative
yang menjadi semakin popular karena kesederhanaan,
efektivitas biaya, mudah dipelajari dan dapat dilakukan
dirumah oleh keluarga, namun banyak ibu yang belum bisa
melakukan pijat bayi secara mandiri. Pijat telah digunakan
untuk pengobatan dan menjadi bagian rutin perawatan bayi
16
selama ratusan tahun dibanyak kebudayaan dan salah satu
teknik terapi tertua di dunia. (Butsainatul, dkk. 2015).
Menurut Suririnah (2009) dalam Dewi Sri (2014) bahwa
pengalaman pijat yang pertama yang dialami manusia adalah
pada waktu dilahirkan, yaitu pada waktu melalui jalan lahir
harus meninggalkan rahim yang hangat, aman dan nyaman
dengan keterbatasan ruang gerak menuju ke suatu dunia
dengan kebebasan gerak tanpa batas, yang menakutkan,
tanpa sentuhan-sentuhan yang nyaman dan aman
disekelilingnya, seperti halnya ketika berada didalam rahim.
c. Manfaat pijat bayi
Adapun manfaat pijat bayi menurut para ahli adalah
sebagai berikut:
1) Manfaat bagi bayi
a) Efek biokimia dan fisik yang positif
b) Meningkatkan berat badan.
c) Meningkatkan pertumbuhan
d) Meningkatkan konsentrasi bayi dan membuat bayi
tidur lebih lelap
e) Membina ikatan kasih sayang antara orang tua dan
anak (bonding)
f) Meningkatkan produksi ASI
g) Sentuhan ibu akan membuat bayi merasa nyaman
17
h) Sentuhan akan meransang peredaran darah dan
menambah energi sebenarnya
2) Manfaat bagi orang tua
a) Meningkatkan kepercayaan diri.
b) Memudahkan orang tua mengenali bayinya.
c) Membina ikatan kasih sayang orang tua dan anak.
d) Hiburan menyenangkan keluarga (Syaukani, 2015).
Para ahli berpendapat, pemijatan bayi yang dapat
dilakukan sedini mungkin setelah bayi dilahirkan, lebih
cepat mengawali pemijatan, bayi akan mendapat
keuntungan yang lebih besar. Apalagi pemijatan sejak
kelahiran sampai bayi berusia 6 sampai 7 bulan
(Syaukani, 2015).
d. Mekanisme pijat bayi
1) Meningkatkan aktifitas nervus vagus
Hal ini disebabkan bayi yang dipijat mengalami
peningkatan kadar enzim penyerapan dan insulin
sehingga penyerapan terhadap sari makanan pun menjadi
lebih baik. Hasilnya, bayi menjadi cepat lapar dan karena
itu lebih sering menyusu sehingga meningkatkan produksi
ASI (Suparyanto 2011). Pemijatan juga meningkatkan
mekanisme penyerapan makanan oleh nervusvagus
sehingga nafsu makan bayi jugaakan meningkat yang
18
dapat secara langsung meningkatkan berat badan bayi
(Syaukani, 2015).
2) Produksi serotin meningkatkan daya tahan tubuh
Aktifitas pemijatan akan meningkakan aktifitas
neorotransmitter serotin, yaitu meningkatkan kapasitas sel
reseptor yang berfungsi meningkatkan glucocorticoid
(adrenalin, suatu hormon stres). Proses ini akan
menyebabkan terjadinya penurunan kadar hormon
adrenalin (hormon stres) penurunan kadar hormon stres
ini akan meningkatkan daya tahan tubuh, terutama IgM
dan IgG.
3) Pijatan dapat mengubah gelombang otak
Pijat bayi akan membuat bayi tidur lebih leleap dan
meningkatkan kesiagaan (alertness) atau konsentrasi. Hal
ini dikarenakan pijatan yang baik dapat mengubah
gelombang otak. Pengubahan ini terjadi dengan cara
menurunkan gelombang alpha dan meningkatkan
gelombang beta serta tetha yang dapat dibuktikan dengan
penggunaan EEG (electro encephalogram) (Syaukani,
2015).
e. Persiapan sebelum memijat
Ada baiknya sebelum melakukan pemijatan, orang tua
atau pemijat harus memperhatikan hal-hal berikut ini :
1) Tangan harus bersih dan dalam keadaan hangat.
19
2) Kosongkan tangan dari segala perhiasan agar tidak
mengakibatkan goresan pada kulit bayi, dan juga pastikan
kuku tidak dalam keadaan panjang.
3) Persiapan ruangan agar terasa hangat dan hindari
ruangan yang terasa pengap.
4) Pastikan perut bayi sudah terisi dan tidak dalam keadaan
kosong.
5) Sediakan waktu untuk tidak diganggu minimal selama 15
menit guna melakukan seluruh tahap-tahap pemijatan.
6) Duduklah pada posisi nyaman dan tenang.
7) Baringkanlah bayi diatas permukaan kain yang rata,
lembut dan bersih.
8) Siapkanlah handuk, popok, baju ganti dan minyak bayi
(baby oil atau lotion).
9) Mintalah izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan
dengan cara membelai wajah dan kepala bayi sambil
mengajaknya bicara (Syaukani 2015).
f. Teknik memijat bayi
Seperti keterangan sebelumnya, pemijatan bayi memiliki
mekanisme tersendiri.Pada dasarnya pijat bayi memiliki urutan
sebagai berikut ini :
1) Pijatan pada kaki
Ada beberapa teknik pijatan yang dapat dipraktekan
dalam memijat kaki bayi, di antaranya:
20
a) Perahan (seperti memerah susu)
Pertama kali, peganglah kaki bayi pada pangkal paha,
seperti memegang pemukul pada olah raga softball,
kemudian gerakan tangan ke bawah secara
bergantian, seperti memerah susu.
b) Peras dan putar
Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua
tangan secara bersamaan, kemudian peras dan putar
kaki bayi dengan lembut dimulai dari pangkal paha
kearah mata kaki perlahan.
2) Pijatan pada telapak kaki
Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara
bergantian dan perlahan yang diawali dengan memijat
tumit kaki menuju jari-jari diseluruh telapak kaki. Pijatan
pada kaki dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 : Pijatan pada kaki
3) Pijatan pada perut
Pemijatan pada perut harus dilakukan dengan ekstra
hati-hati, apalagi bagi orang tua yang baru punya anak
21
dan baru mempraktekan pijatan pada bayi. Gerakan
pijatan yang bisa dilakukan pada perut bayi yaitu
gerakakan mengayuh sepeda dengan melakukan gerakan
memijat pada perut bayi seperti mengayuh sepeda,
dimulai dari bagian atas kebawah perut, gerakan ini
dilakukan secara bergantian dengan tangan kanan dan
kiri.
Pijatan pada perut dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 : Pijatan pada perut
4) Pijatan pada tangan
Ada beberapa gerakan yang bisa dilakukan pemijatan
pada tangan bayi, diantaranya sebagai berikut :
a) Pijatan pada ketiak
Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas
kebawah.
b) Peras dan putar
Peras dan putarlah lengan bayi dengan lembut mulai
dari pundak kepergelangan tangan.
c) Membuka tangan
22
Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari dari
pergelangan tangan kearah jari-jari.
Pijatan pada tangan dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 : Pijatan pada tangan
5) Pijatan daerah muka
Pijatan pada muka atau bayi akan merelaksasi dan
melemaskan otot-otot wajah bayi, dan bayi akan terlihat
lebih ceriah.
a) Pijatan pada dahi
Pertama, letakan jari-jari kedua tangan pada
pertengahan dahi, lalu tekankan jari-jari dengan
lembut mulai dari tengah dahi keluar kesamping
kanan dan kiri.
b) Pijatan pada alis
Letakan ke dua ibu jari di antara kedua alis mata
dengan menggunakan kedua ibu jari untuk memijat
secara lembut pada alis mata dan di atas kelopak
mata, mulai dari tengah ke sampingseolah menyetrika
alis.
23
c) Belakang telinga
Dengan mempergunakan ujung-ujung jari, berikan
tekanan lembut pada daerah belakan telinga kanan
dan kiri (Syaukani, 2015). Pijatan pada wajah dapat
dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 : Pijatan pada wajah
3. Peningkatan Berat Badan Bayi
Berat badan merupakan hasil peningkatan atau penurunan
semua jaringan yang ada pada tubuh, antara lain tulang, otot,
lemak, cairan tubuh, dll. Berat badan dipakai sebagai indikator
terbaik saat ini untuk mengetahui keadaan gizi dan pertumbuhan
bayi. Peningkatan berat badan bayi merupakan perbandingan
secara langsung dapat dilihat dari hasil penimbangan sebelumnya
dibandingkan dengan penimbangan anak terkini yang menunjukan
peningkatan berat badan bayi yang signifikan. Pada bayi yang
lahir cukup bulan, berat badan waktu lahir akan kembali pada hari
ke–10. Berat badan akan kembali menjadi 2 kali lipat berat lahir
pada bayi umur 5 bulan, menjadi 3 kali lipat berat lahir pada bayi
umur 5 bulan, menjadi 3 kali lipat berat lahir pada umur 1 tahun
24
dan menjadi 4 kali lipat berat badan lahir pada umur 2 tahun
(Sugiharti, dkk, 2012).
Menurut Hidayat (2008) dalam Trisasmi dkk (2014),
Kenaikan berat badan anak pada tahun pertama kehidupan
apabila anak mendapat gizi yang baik yaitu dari bayi lahir sampai
6 bulan pertama pertambahan berat badan setiap minggu 140-200
gram. Berat badan bayi akan meningkat pada akhir 6 bulan
pertama. Sedangkan pada umur 6-12 bulan pertambahan berat
badan berkisar antara 85-400 gram. Berat badan akan meningkat
sebesar 3 kali berat badan lahir pada akhir tahun pertama.
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting
dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Pada
masa bayi-balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat
laju pertumbuhan fisik maupun gizi kecuali terdapat kelainan klinis
seperti dehidrasi, asites, adema dan adanya tumor. Di samping itu
pula berat badan dapat dipergunakan sebagai dasar perhitungan
dosis obat dan makanan (Trisasmi, dkk, 2014).
Pengukuran berat badan menurut Hidayat (2008) bahwa
perlu dilakukan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan
semua jaringan yang ada pada tubuh misalnya tulang, otot, lemak,
organ tubuh dan cairan tubuh sehingga dapat diketahui status
keadaan gizi atau tumbuh kembang anak (Dewi Sri, 2014).
Salah satu prosedur yang dapat menggambarkan berat
badan seseorang yaitu dengan cara penimbangan berat badan.
25
Penimbangan merupakan salah satu kegiatan utama program
perbaikkan gizi yang menitik beratkan pada pencegahan dan
peningkatan keadaan gizi anak. Anak sehat bertambah umur akan
bertambah berat badannya dan persentase balita yang naik
timbangannya dapat menggambarkan tingkat kesehatan balita di
wilayah kerja. Penimbangan berat badan bayi sangat penting
karena banyak fakta menunjukan pertumbuhan bayi yang tidak
normal. Menimbang berat badan bayi merupakan salah satu
upaya yang harus dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan bayi
sehingga diketahui normal atau tidaknya pertumbuhannya. Berikut
ini prosedur dalam melakukan penimbangan bayi yaitu:
a) Cuci tangan
b) Jelaskan pada keluarga tentang tindakan yang akan
dilaksanakan, sesuai tingkat perkembangan dan kemampuan
keluarga dalam komunikasi.
c) Setel timbangan dengan penunjuk pada angka nol.
d) Buka selimut bayi atau pakaian dibuat seminim mungkin,
sepatu, baju/pakaian yang cukup tebal harus ditanggalkan.
Lalu baringkan bayi di atas timbangan atau tidurkan bayi
didalam timbangan bayi. Lihat ujung jarum yang menunjukkan
besar berat badan bayi, baca berat badan.
e) Rapikan bayi ke tempat semula.
f) Catat berat badan pada lembar observasi.
g) Bereskan alat.
26
h) Cuci tangan (Anggun, 2016)
Pijat bayi adalah terapi sentuhan yang dilakukan pada bayi,
yang dapat memberikan jaminan adanya kontak tubuh
berkelanjutan, mempertahankan perasaan aman pada bayi dan
dapat mempererat tali kasih orang tua dengan anak. Pijat bayi
merupakan salah satu stimulus dari luar yang bermanfaat untuk
meningkatkan berat badan bayi, dan juga berperan bagi
pertumbuhan fisik dan perkembangan emosional anak (Sulung,
dkk, 2014).
Bayi yang dipijat mengalami peningkatan kadar enzim
penyerapan dan insulin sehingga penyerapan terhadap sari
makanan pun menjadi lebih baik. Alhasil bayi menjadi cepat lapar
dan karena itu lebihsering menyusu sehingga meningkatkan
produksi ASI (Suparyanto, 2011). Pemijatan juga meningkatkan
mekanisme penyerapan makanan oleh nervus vagus sehingga
nafsu makan bayi jugaakan meningkat yang dapat secara
langsung meningkatkan berat badan bayi (Asmar, 2012).
B. Landasan Teori
Landasan teori dalam penelitian ini mencakup pijat bayi dan
peningkatan berat badan bayi. Dimana pijat bayi merupakan bentuk
pengobatan alternative yang menjadi semakin popular karena
kesederhanaan, efektivitas biaya, mudah dipelajari dan dapat
dilakukan dirumah oleh keluarga, namun banyak ibu yang belum bisa
melakukan pijat bayi secara mandiri. (Butsainatul, dkk. 2015). Pijat
27
telah digunakan untuk pengobatan dan menjadi bagian rutin
perawatan bayi selama ratusan tahun dibanyak kebudayaan dan
salah satu teknik terapi tertua di dunia.
Pijat bayi adalah memberikan sentuhan pada tubuh bayi atau
anak yang bermanfaat untuk menstimulus tumbuh kembang bayi dan
sebagai salah satu cara untuk mengungkapkan kasih saying orang tua
terhadap anaknya (Uswatun, 2017).
Pijat bayi sangat bermanfaat bagi bayi dan ibu. Bagi bayi
pemijatan dapat menimbulkan efek biokimia dan efek yang positif,
meningkatkan berat badan, meningkatkan pertumbuhan,
meningkatkan konsentrasi bayi dan membuat bayi tidur lebih lelap dan
masih banyak manfaat lainnya. Sedangkan manfaatnya bagi ibu yaitu
meningkatkan kepercayaan diri, memudahkan orang tua mengenali
bayinya, membina ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi dan lain-
lain (Syaukarni, 2015).
Berat badan merupakan hasil peningkatan atau penurunan
semua jaringan yang ada pada tubuh, antara lain tulang, otot, lemak,
cairan tubuh, dll. Peningkatan berat badan bayi merupakan
perbandingan secara langsung dapat dilihat dari hasil penimbangan
sebelumnya dibandingkan dengan penimbangan anak terkini yang
menunjukan peningkatan berat badan bayi yang signifikan. Berat
badan akan kembali menjadi 2 kali lipat berat lahir pada bayi umur 5
bulan, menjadi 3 kali lipat berat lahir pada bayi umur 5 bulan, menjadi
28
3 kali lipat berat lahir pada umur 1 tahun dan menjadi 4 kali lipat berat
badan lahir pada umur 2 tahun (Sugiharti, dkk, 2012).
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting
dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Pada
masa bayi-balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju
pertumbuhan fisik maupun gizi kecuali terdapat kelainan klinis seperti
dehidrasi, asites, adema dan adanya tumor. Di samping itu pula berat
badan dapat dipergunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan
makanan (Setiadi, 2008)
Pengukuran berat badan menurut Hidayat (2008) bahwa perlu
dilakukan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua
jaringan yang ada pada tubuh misalnya tulang, otot, lemak, organ
tubuh dan cairan tubuh sehingga dapat diketahui status keadaan gizi
atau tumbuh kembang anak (Dewi Sri, 2014).
29
C. Kerangka Teori
Gambar 5. Kerangka teori
(Sumber : Anggun Primanta G, 2016)
Aktivitas Nervus
Vagus
Pijat Bayi
Beta Endorphin Teori
Bayi
Gelombang
Peningkatan tonus
Nervus Vagus
Peristaltik
Meningkat
Pengosongan
Lambung Cepat
Cepat Lapar
Frekuensi Konsumsi
Meningkat
Penyerapan zat
Nutrient Lebih Baik
Peningkatan Berat
Badan
30
D. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini memiliki variabel
independen (pijat bayi) dan variabel dependen (peningkatan berat
badan bayi) yang terbagi dalam kelompok intervensi dan kelompok
kontrol. Kerangka konsep dalam penelitian ini dapat dilihat pada
gambar 6.
Gambar 6. Kerangka Konsep Penelitian
E. Hipotesis Penelitian
Ha : Ada pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan berat badan
bayi
Pijat Bayi Peningkatan
berat badan
bayi
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan untuk proposal ini adalah
quasi eksperimen (eksperimen semu). Penelitian quasi eksperimen
(eksperimen semu) adalah desain penyusunan di mana penulis
melakukan intervensi/perlakuan pada subjek (Sulistyaningsih, 2011).
Tujuan Penelitian quasi eksperimen (eksperimen semu) dalam
proposal ini adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan
perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen
sebenarnya (Setiadi, 2013).
Rancangan penelitian yang digunakan dalam proposal ini
adalah rancangan non equivalen kontrol group. Rancangan
penelitian ini digunakan untuk membandingkan hasil intervensi
program kesehatan di suatu kontrol yang serupa, tetapi tidak perlu
kelompok yang benar-benar sama. Penelitian yang menggunakan
desain penelitian eksperimental merupakan penelitian dengan
hasil yang mendekati kebenaran (Nasir, 2011).
Rancangan penelitian pada proposal ini dapat dilihat pada
Gambar 7 :
Pre Test Eksperimen Post Test
Kel. perlakuan
Kel. Kontrol
Gambar 7: Rancangan Penelitian Quasi Eksperimen
O1 X O2
O1’ O2’
32
Keterangan kelompok eksperimen:
O1 = Pre-Test
X = Perlakuan
O2 = Post-test
Keterangan kelompok kontrol:
O1’ = Pre-Test
O2’ = Post-test (Sulistyaningsih, 2011).
Eksperimen ini dilakukan pada bayi usia 1-6 bulan yang berada
di wilayah kerja Puskesmas Lalowaru yang telah memenuhi criteria
inklusi dan ekslusi. Sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu
kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Kemudian dilakukan pre-
test pada seluruh sampel (menimbang berat badan awal) dengan
menggunakan timbangan bayi yang sudah terstandarisasi dan sudah
digunakan untuk menimbang berat badan bayi secara berulang yang
sebelumnya sudah ditera (skala 0) untuk mendapatkan hasil yang
sama, selanjutnya kelompok intervensi diberikan terapi pijat bayi
sedangkan pada kelompok control tidak diberikan terapi pijat bayi.
Perlakuan berlangsung selama 10 hari terhitung dari saat pemberian
terapi pijat bayi pertama kali. Langkah akhir adalah melakukan post
test (penimbangan berat badan akhir) dengan menggunakan
timbangan bayi yang sudah terstandarisasi dan sudah digunakan
untuk menimbang berat badan bayi secara berulang yang
sebelumnya sudah ditera (skala 0) untuk mendapatkan hasil yang
sama, kemudian dilihat dan dibandingkan antara kelompok intervensi
33
dan kelompok control melalui uji statistic untuk melihat ada tidaknya
pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi.
B. Waktu Penelitian dan Tempat Penelitian
1. Waktu
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juli tahun 2018.
2. Tempat
Penelitian ini telah dilakukan di wilayah kerja Puskesmas
Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konsel.
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini terbagi atas populasi dan sampel.
1. Populsi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi usia
1-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Lalowaru yang
berjumlah 160 orang bayi.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah 30 bayi yang berumur
1-6 bulan yang tercatat di buku register Puskesmas Lalowaru.
Dimana 15 sebagai kelompok intervensi dan 15 sebagai kelompok
kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan
tehnik purposive sampling yaitu dengan pengambilan sampel
minimum 15 subyek pergroup dimana penelitian eksperimental
dengan kontrol eksperimen memiliki sampel minimum antara 10-
20 responeden pergroup. Kriteria pemilihan sampel terbagi
menjadi kriteria inklusi dan kriteria ekslusi.
34
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi (kriteria yang layak diteliti) adalah
karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi
target dan terjangkau yang akan diteliti (Setiadi, 2013). Kriteria
sampel inklusi dalam penelitian ini adalah :
1) Bayi sehat.
2) Orang tua responden yang bersedia untuk dilakukan
pemijatan bayinya.
b. Kriteria Ekslusi
Kriteria ekslusi (kriteria yang tidak layak diteliti) adalah m
enghilangkan/mengeluarkan subyek yang tidak memenuhi
criteria inklusi dan studi (Setiadi, 2013). Kriteria sampel
ekslusi dalam penelitian ini adalah :
1) Orang tua responden yang tidak bertempat tinggal tetap di
wilayah kerja Puskesmas Lalowaru.
2) Bayi yang tiba-tiba mengalami sakit selama proses
penelitan.
Dari hasil penarikan sampel ditetapkan responden
penelitian berjumlah 30 bayi, yaitu 15 bayi sebagai kelompok
intervensi yang diberikan pijat bayi dan 15 bayi sebagai
kelompok kontrol yang tidak diberikan pijat bayi.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel independen (bebas) dalam proposal ini adalah pijat bayi
2. Variabel dependen (terikat) adalah peningkatan berat badan bayi
35
E. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini variable yang akan diteliti adalah
sebagai berikut :
1. Pijat bayi
Upaya yang dilakukan oleh bidan melalui pijatan pada
bagian-bagian tertentu tubuh bayi untuk meningkatkan berat
badan bayi
2. Peningkatan Berat badan bayi
Berat badan bayi setelah dilakukan upaya pemijatan.
Kriteria penilaian :
Meningkat : Berat badan bayi meningkat >200 gram setelah
dilakukan pemijatan selama 15 menit/hari dalam waktu 10
hari
Tidak meningkat : Berat badan bayi meningkat <200 gram
setelah dilakukan pemijatan selama 15 menit/hari dalam
waktu 10 hari
F. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
1. Data Primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari
responden melalui pre test dan post test berdasarkan defenisi
operasional variable dengan langsung mengunjungi bayi dan
melakukan pemijatan pada bayi berdasarkan persetujuan orang
tua bayi di wilayah kerja Puskesmas Lalowaru.
36
2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari wilayah Puskesmas
Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konsel terkait
jumlah bayi yang berusia 1-6 bulan.
G. Instrument Penelitian
Instrument yang digunakan pada penelitian ini adalah
timbangan bayi dan lembar observasi.
H. Pengelolaan dan Analisis Data
1. Pengelolaan Data
Data yang diperoleh dilakukan pengolahan data agar dapat
dilakukan analisis sehingga menghasilkan informasi yang benar,
ada 4 tahapan pengolahan data yang harus dilalui yaitu :
a. Edit Data (Editing)
Pada tahap ini peneliti terlebih dahulu memeriksa
kelengkapan isian kuisioner yang telah diisi responden. Jika
ditemukan ada ketidak lengkapan, maka peneliti perlu
menanyakan pada pengumpul data, untuk melengkapi data
yang ada secepatnya, atau mencari responden lain dimana
karakteristiknya tidak jauh berbeda dengan responden awal
sebagai pengganti.
b. Mengkode data (Coding)
Pada tahap ini, peneliti memberikan kode-kode tertentu pada
data-data yang sudah dikumpul dengan tujuan memudahkan
pengelolaan data selanjutnya. Contoh, untuk jenis kelamin
diberi kode dengan pilihan laki-laki (L) dan perempuan (P).
37
c. Proses (Processing)
Setelah semua kuisioner terisi dan benar, serta sudah
melewati pengkodean, maka langkah selanjutnya adalah
proses data agar data yang sudah dientri dapat dianalisis.
Pemrosesan data dilakukan dengan cara memasukkan data
dari kuisioner kepaket program komputer.
d. Pembersihan Data (Cleaning)
Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali
data yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak,
dengan cara:
1) Mengetahui kehilangan data
Cara mendeteksi adanya kehilangan data adalah dengan
melakukan list (distribusi frekuensi) dan variabel yang ada.
2) Mengetahui variasi data
Dengan mengetahui variasi data akan diketahui apakah
data yang dimasukkan benar atau salah, cara mendeteksi
dengan cara mendeteksi dengan mengeluarkan distribusi
frekuensi masing-masing variabel.
3) Mengetahui konsistensi data
Dengan cara menghubungkan dua variabel maka dapat
mengetahui atau mendeteksi adanya ketidak konsistensi
data (Dewi Sri, 2014).
38
2. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat
dan analisis bivariat.
a. Analisis Univariat
Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data disajikan
dalam bentuk Tabel distribusi frekuensi dan diagram. Dalam
penelitian ini dilakukan analisis univariat secara deskriptif
sederhana berupa persentase. Rumus yang digunakan
adalah:
P =f
nX 100%
Keterangan:
f = Frequensi setiap kategori variabel
P = Persentase
n = Jumlah sampel
b. Analisis bivariat
Uji statistik dengan menggunakan Microsoft excel dan Paired
Test untuk menguji perbedaan dari data dependen (sampel
terikat). Taraf kesalahan atau tingkat signifikasi (a) yang
digunakan adalah 0,05 dengan confidence interval (CI) 95%.
39
Adapun rumus yang digunakan adalah
𝑡𝑛 =�̅�
𝑆𝑑
√𝑛⁄
d̅ = ∑ = 1di
n
in⁄
Sd =√∑ = 1n
i − (di − d̅) 2
n − 1
Keterangan :
Sd = Standar devisiasi
n = Besar sampel
�̅� = Rata-rata selisih
𝑑𝑖 = Selisih
𝑡𝑛 = Nilai t hitung
Kriteria pengujian:
a. Jika ρ value < 0,05 atau nilai t hitung > t tabel maka H0
ditolak dan Ha diterima yang berarti ada pengaruh pijat
bayi terhadap peningkatan berat badan bayi di wilayah
kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo Utara
Kabupaten Konsel tahun 2018.
b. Jika ρ value > 0,05 atau nilai t hitung < t tabel maka H0
diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak ada pengaruh
pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi di
wilayah kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo
Utara Kabupaten Konsel tahun 2018.
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Keadaan Wilayah
Puskesmas Lalowaru Merupakan salah satu dari 23
Puskesmas yang ada di Kabupaten Konawe Selatan, yang
terletak di Kelurahan Lalowaru Kecamatan Moramo Utara.
Jarak dari ibu kota Kabupaten lebih kurang 82 km dan dari ibu
kota Provinsi lebih kurang 23 km
b. Letak Geografi
Bila ditinjau dari letaknya, batas wilayah kerja Puskesmas
Lalowaru
1) Sebelah utara, berbatasan dengan Kota Kendari
2) Sebelah selatan, berbatasan dengan kecamatan Moramo
3) Sebelah timur, berbatasan dengan laut banda
4) sebelah barat, berbatasan dengan kecamatan Konda
c. Luas Wilayah Kerja, Status Desa / Kelurahan dan Kepadatan
Penduduk
Luas Wilayah kerja Puskesmas Lalowaru Kec. Moramo
Utara adalah ± 189.05 Km2 (BPS, 2017). Luas wilayah ini
meliputi daerah hutan Negara. Jumlah desa / kelurahan
seluruhnya di wilayah kerja Puskesmas Lalowaru yaitu terdiri
dari 9 (Sembilan) desa yaitu Puasana, desa Tanjung Tiram,
41
desa Wawatu, desa Sanggula, desa Mekar Jaya, Lamokula,
desa Mata Lamokula dan desa Lombuea serta 1 (Satu)
Kelurahan yaitu Kelurahan Lalowaru sebagai ibu kota
Kecamatan keacamatan dengan kepadatan penduduk yaitu
42 jiwa/km2
d. Keadaan Demografi
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Lalowaru
pada tahun 2015 adalah sebesar 7.814 jiwa dengan proporsi
penduduk yaitu laki-laki sebesar 3.954 jiwa dan perempuan
sebesar 3.860 jiwa, dengan jumlah KK sebanyak 2.204 KK,
yang tersebar dalam 9 desa dan 1 kelurahan.
Jumlah Penduduk berdasarkan kelompok umur,
persentase kelompok umur terbesar yaitu berada pada
kelompok umur 5-9 tahun yaitu 14,6% dari jumlah penduduk,
dan persentase kelompok umur terkecil berada pada
kelompok umur 70-74 tahun yaitu 1,1% dari jumlah penduduk
Keseluruhan.
e. Visi dan Misi Puskesmas Lalowaru
1) Visi puskesmas Lalowaru
Menjadikan Puskesmas Lalowaru sebagai Pusat
Pelayanan Kesehatan Dasar Paripurna yang Bermutu,
Merata, Mandiri dan Terjangkau dan Menjadikan pusat
Pengembangan serta Pembangunan yang berwawasan
42
Kesehatan Masyarakat dalam upaya mewujudkan
Kecamatan Moramo Utara Sehat .
2) Misi Puskesmas Lalowaru
▪ Melakukan perencanaan lebih terarah dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan yang meliputi
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
▪ Melakukan pelayanan pro aktif serta pemberian
pelayanan yang komprehensif dan lebih berkualitas
bagi masyarakat.
2. Karakteristik Responden
Karakteristik responden meliputi umur, jenis kelamin dan
asupan nutrisi. Setiap karakteristik responden dibuat dalam tabel
dengan tahapan pembuatan tabel sebagai berikut :
a. Umur responden
Karakterisitik responden berdasarkan umur bayi yang
menjadi responden penelitian di Kecamatan Moramo Utara,
dapat dilihat pada gambar distribusi umur berikut.
Gambar 8. Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di Wilayah Kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Maoramo Utara Tahun 2018.
1 bulan 2 bayi
2 bulan 6 bayi
3 bulan 8 bayi
4 bulan 10 bayi
5 bulan 4 bayi
43
Berdasarkan Gambar 8, dketahui responden terbanyak
berumur 4 bulan yaitu 10 responden (33,3%), selanjutnya
berumur 3 bulan sebanyak 8 responden (26,7%) kemudian
responden berumur 2 bulan yaitu 6 responden atau sekitar
(20%) kemudian bayi 5 bulan sebanyak 4 responden (13,3%)
dan bayi umur 1 bulan sebanyak 2 responden (6,7%)
sedangkan bayi umur 6 bulan tidak ada (0%). Umur bayi
dihitung berdasarkan tanggal lahir bayi sampai hari
pengambilan data awal bayi baik secara sekunder maupun
primer.
b. Jenis kelamin responden
Karakterisitik responden berdasarkan jenis kelamin di
Kecamatan Moramo Utara, dapat dilihat pada gambar
distribusi berikut.
Sumber : Data primer 2018 Gambar 9. Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Tahun 2018.
Berdasarkan Gambar 9. Responden terbanyak dalam
penelitian ini, berjenis kelamin perempuan yaitu berjumlah 16
14
16
13
13.5
14
14.5
15
15.5
16
16.5
Laki-Laki Perempuan
44
responden sedangkan sisanya, responden berjenis kelamin
laki-laki berjumlah 14 responden.
c. Asupan nutrisi responden
Karakterisitik responden berdasarkan asupan nutrisi di
Kecamatan Moramo Utara, dapat dilihat pada gambar berikut.
Sumber : Data Primer 2018 Gambar 10. Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan
Asupan Nutrisi di Wilayah Kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Tahun 2018.
Berdasarkan Gambar 10 diketahui bahwa bahwa bayi
yang hanya diberi ASI sebanyak 8 bayi, sedangkan yang
diberi namun juga diberikan makanan tambahan berupa sun
biskuit sebanyak 17 bayi dan sisanya sudah tidak diberi ASI
namun hanya makanan tambahan.
d. Analisis univariat
0
10
20
ASIPASI
ASI+PASI
8
5
17
45
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Peningkatan Berat Badan di Wilayah Kerja Puskesmas
Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Tahun 2018 dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Peningkatan Berat Badan di Wilayah Kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Tahun 2018.
Peningkatan Berat Badan
Frekuensi Persentasi (%)
Ya 25 83,3
Tidak 1 3,3
Tetap 2 6,7
Turun 2 6,7
Jumlah (n) 30 100
Sumber: Data Primer 2018
Berdasarkan Tabel 2, responden yang mengalami
peningkatan berat badan sebanyak 25 orang (83,3%) yang
terdiri dari 13 bayi intervensi dan 12 bayi kontrol. Responden
yang tidak mengalami peningkatan berat badan sebanyak 1
orang (3,3%) dari kelompok intervensi, yang tetap sebanyak 2
orang (6,7%) dan yang menurun sebanyak 2 orang (6,7) dari
kelompok kontrol.
e. Analisis bivariat
46
1) Pemberian Pijat Bayi Terhadap Peningkatan berat badan
bayi
Analisis pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat
badan bayi dapat dilihat berdasarkan hasil perhitungan
pada Tabel 3.
Tabel 3. Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Tahun 2018.
N Pemberian Pijat
Bayi
Peningkatan Berat Badan bayi
(gram)
Nilai T
Sebelum Sesudah Hitung Tabel
15 Ya 88.270 95.050 3,767
2,045 15 Tidak 87.710 90.320
Tabel 3 menunjukan bahwa dari 30 orang responden
yang terbagi dalam kelompok intervensi yakni yang
diberikan pijat bayi dan kelompok kontrol yang tidak
diberikan pijat bayi, terdapat 25 responden yang
mengalami peningkatan berat badan (83,4%) yang terdiri
dari 13 bayi intervensi dan 12 bayi kontrol. Responden
yang tidak mengalami peningkatan berat badan sebanyak
1 orang (3,3%) dan responden yang memiliki berat badan
tetap sebanyak 2 orang (6,7%) dan responden yang berat
badannya menurun sebanyak 2 orang (6,7%).
Berdasarkan hasil uji t statistik dengan
menggunakan paired t test didapatkan t hitung (3,767) > t
tabel (2,045) oleh karena t hitung lebih besar dari t tabel
maka H0 ditolak dan Ha diterima, hal ini menunjukan ada
47
pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan
bayi di wilayah kerja Puskesmas Lalowaru Utara
Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konsel 2018.
B. PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian data demografi responden didapat rata-
rata berat badan responden sebelum dan sesudah dipijat yaitu
sebelum dipijat pada kelompok intervensi adalah 5.884 gr dan
mengalami peningkatan berat badan setelah dipijat dengan rata-rata
6.336 gr dengan standar deviasi 272,84 sedangkan pada kelompok
kontrol rata-rata berat badan sebelum dipijat adalah 5.847 gr dan
setelah dipijat mengalami peningkatan berat badan rata-rata 6.021 gr
dengan standar deviasi 559,65.
Berdasarkan hasil uji statistik paired test diperoleh hasil
bahwa ada perbedaan yang signifikan pada peningkatan berat
badan bayi sebelum dan sesudah dilakukan pemijatan pada
kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Data yang diperoleh
pada tabel 3 yang menunjukan bahwa responden yang terbagi dalam
kelompok eksperimen yakni yang diberikan pijat bayi terdapat 25
responden yang mengalami peningkatan berat badan (83,3%) yang
terdiri dari 13 bayi intervensi dan 12 bayi kontrol. Responden yang
tidak mengalami peningkatan berat badan sebanyak 5 orang (6,7%)
2 orang dari kelompok intervensi dan 3 (10%/) dari dari kelompok
kontrol.
Secara rinci peningkatan berat badan bayi ditunjukan pada
48
Tabel 2. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan paired t
test didapatkan t = 3,767. Oleh karena t hitung (3,767) > t tabel
(2,045) maka H0 ditolak dan Ha diterima, hal ini menunjukan ada
pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi di
wilayah kerja Puskesmas Lalowaru Utara Kecamatan Moramo Utara
Tahun 2018.
Peningkatan berat badan bayi tersebut tentunya sangat
dipengaruhi oleh pemberian pijat bayi yang diberikan secara kontiniu.
Pada dasarnya bayi yang dipijat akan mengalami peningkatan kadar
enzim penyerapan dan insulin sehingga penyerapan terhadap sari
makanan pun menjadi lebih baik. Hasilnya, bayi menjadi cepat lapar
dan karena itu lebih sering menyusu sehingga meningkatkan produksi
ASI (Suparyanto 2011). Pemijatan juga meningkatkan mekanisme
penyerapan makanan oleh nervus vagus sehingga nafsu makan bayi
juga akan meningkat yang dapat secara langsung meningkatkan berat
badan bayi (Syaukani, 2015).
Berdasarkan pengamatan secara kualitatif, diketahui bahwa
faktor-faktor perancu seperti asupan nutrisi yang didapatkan oleh
responden penelitian ini juga memberi pengaruh yang cukup
bermakna baik pada kelompok eksperimen maupun pada kelompok
kontrol.
Dari Tabel 3 menunjukan bahwa responden yang terbagi
49
dalam kelompok eksperimen yakni yang diberikan pijat bayi terdapat
25 responden yang mengalami peningkatan berat badan (83.3%)
yang terdiri dari 13 bayi intervensi dan 12 bayi kontrol. Responden
yang tidak mengalami peningkatan berat badan sebanyak 5 orang
(6,7%) dari kelompok eksperimen dan kontrol. Dari 15 bayi intervesi
yang mengalami peningkatan berat badan diketahui rata-rata bayi
tersebut mendapatkan asupan nutrisi berupa ASI dan 2 responden
yang tidak mengalami peningkatan berat badan bayi mendapatkan
asupan nutrisi berupa PASI dan sebagian mendapatkan ASI namun
juga telah diberikan PASI. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap
sistem pencernaan bayi yang belum mampu mencerna dengan baik
nutrisi berupa makanan pendamping ASI yang tidak sesuai dengan
kebutuhan nutrisi bayi sehingga pertumbuhan bayi tidak menjadi
optimal. Selain itu ibu tidak menyusui atau memberikan ASI pada
bayinya setiap 2-3 jam sekali, hal ini tentu berpengaruh pada proses
pemnuhan kebutuhan nutrisi bayi. Dan selain itu ibu yang telah
memberikan PASI pada bayinya sudah jarang menyusui karena
berfikir bahwa bayinya membutuhkan PASI dibanding ASI,
sementara bayi yang berusia 0-6 bulan seharusnya mendapatkan
ASI eksklusif.
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa terdapat beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi penigkatan berat badan pada bayi
diantaranya adalah pengetahuan ibu mengenai gizi, status kesehatan,
psikologi bayi, serta faktor pribadi dan kesukaan belum dapat
50
disingkirkan sebagai faktor perancu penelitian ini. Status sosial
ekonomi dan budaya pangan mempunyai tanggung jawab yang cukup
besar terhadap status kesehatan bayi. Namun, secara khusus
penelitian ini membuktikan bahwa pemberian pijat bayi dapat
membantu mengoptimalkan pertumbuhan bayi dengan peningkatan
berat badan bayi.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Tri Sasmi Irva (2014) dengan uji mann-Whitney didapatkan p value
sebesar 0,01 (<0,05) sehingga pemberian terapi pijat berpengaruh
terhadap peningkatan berat badan bayi. Berdasarkan uji Wilcoxon
pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah pemberian terapi
pijat didapatkan p value sebesar 0,000 (p<0,05) yang bermakna
adanya peningkatan berat badan, peningkatan berat badan yang
terjadi yaitu sebesar 700 gram selama 2 minggu pemijatan.
Bayi yang dipijat mengalami peningkatan kadar enzim
penyerapan dan insulin sehingga penyerapan terhadap sari makanan
pun menjadi lebih baik. Hasilnya, bayi menjadi cepat lapar dan karena
itu lebih sering menyusu sehingga meningkatkan produksi ASI
(Suparyanto 2011). Pemijatan juga meningkatkan mekanisme
penyerapan makanan oleh nervus vagus sehingga nafsu makan bayi
juga akan meningkat yang dapat secara langsung meningkatkan berat
badan bayi (Syaukani, 2015).
Aktifitas pemijatan akan meningkakan aktifitas neorotransmitter
serotin, yaitu meningkatkan kapasitas sel reseptor yang berfungsi
51
meningkatkan glucocorticoid (adrenalin, suatu hormon stres). Proses
ini akan menyebabkan terjadinya penurunan kadar hormon adrenalin
(hormon stres) penurunan kadar hormon stres ini akan meningkatkan
daya tahan tubuh, terutama IgM dan IgG. Pijat bayi akan membuat
bayi tidur lebih leleap dan meningkatkan kesiagaan (alertness) atau
konsentrasi. Hal ini dikarenakan pijatan yang baik dapat mengubah
gelombang otak. Pengubahan ini terjadi dengan cara menurunkan
gelombang alpha dan meningkatkan gelombang beta serta tetha yang
dapat dibuktikan dengan penggunaan EEG (electro encephalogram)
(Syaukani, 2015).
Menurut Rini Sekartin, dokter spesialis anak dari Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, pijatan pada bayi mampu
merangsang motorik, membantu proses tidur, mengurangi rasa cemas
dan keluhan. Terjadi peningkatan zat-zat makanan di saluran
pencernaan dan mengembangkan mental anak, membuat suhu tubuh
bisa lebih stabil serta mampu meningkatkan hormon gastrin dan
insulin yang berperan dalam penyerapan makanan sehingga berat
badan bayi naik lebih cepat (Sutrianto, 2014).
Penelitian pijat bayi juga dilakukan oleh Universitas Gajah
Mada pada tahun 2012, pijat bayi merupakan peluang yang
berpengaruh terhadap peningkatan berat badan sebesar 2,68%.
Kenaikan berat bayi berat lahir rendah yang diberikan perlakuan pijat
selama 10 hari lebih besar dibandingkan dengan bayi yang tidak
dilakukan pijat (Asmar, 2012).
52
Penelitian lain yang telah dilakukan oleh Underdown, (2006)
seorang peneliti masalah anak dari Warwick Medical School, Institute
of Education dan Universiity Warwick Coventry menyatakan bahwa
pemijatan yang dilakukan pada bayi dan balita akan meningkatkan
kesehatan fisik dan ketahanan tubuh dari berbagai penyakit. Pijat bayi
juga diteliti oleh Stikes Fort De Kock Bukit tinggi, rata-rata berat badan
pada minggu pertama sebesar 5.716,67 gram dari ke 12 responden
bayi usia 3-4 bulan kemudian dilakukan pijat bayi selama kurang lebih
15 menit sebanyak empat kali setiap minggu dalam waktu 1 bulan.
Rata-rata berat badan bayi meningkat menjadi 6.366,67. Dari uraian
tersebut dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan sebesar 650 gram
(Sulung, dkk, 2014).
Penelitian yang dilakukan hayati (2012) dalam Tri Sasmi
(2014) menyebutkan pijat bayi berpengaruh dalam meningkatkan
kuantitas tidur bayi umur 3-6 bulan yang dipijat 2 kali sehari selama
15 hari pada pagi hari sebelum mandi dan malam hari sebelum tidur.
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh pijat bayi terhadap
peningkatan berat badan bayi yang telah saya lakukan, telah
diketahui bahwa pijat bayi memberikan manfaat yang sangat besar
terhadap pertumbuhan bayi terutama peningkatan berat badan bayi.
Selain itu, pijat bayi juga telah dibuktikan efektifitasnya terhadap
pertumbuhan dan perkembangan bayi oleh beberapa peneliti dari
berbagai universitas dan dan para ahli menyatakan bahwa bayi yang
rutin diberikan pijat bayi akan memiliki sistem imunitas yang lebih
53
tinggi (bayi tidak gampang sakit) dan menunjukan sikap
perkembangan motorik yang lebih cepat dibandingkan dengan bayi
yang tidak diberikan pijat bayi. oleh karena itu, perlu adanya
penerapan stimulasi bayi menggunakan pijat bayi agar pertumbuhan
dan perkembangan bayi lebih optimal guna meningkatkan kualitas
sumber daya manusuia yang unggul yang tercipta dan terasah pada
1000 hari pertama kehidupannya.
54
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji statistik dapat disimpulkan bahwa :
1. Ada peningkatan berat badan bayi setelah dilakukan pemijatan di
wilayah kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo Utara
Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2018.
2. Dari hasil penelitian yang dilakukan berat badan bayi yang
meningkat adalah sebanyak 25 bayi dari 30 bayi yang menjadi
responden 13 dari kelompok intervensi dan 12 dari kelompok
kontrol di wilayah kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo
Utara Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2018
3. Berdasarkan uji statistic ada pengaruh pijat bayi sebelum dan
setelah dilakukan pemijatan terhadap peningkatan berat badan
bayi di wilayah kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo
Utara Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2018.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta kesimpulan
yang telah diuraikan maka saran penulis adalah :
1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber penelitian
berikutnya terutama mengenai pengaruh pijat bayi terhadap
peningkatan berat badan bayi
2. Bidan sebagai petugas kesehatan perlu lebih memahami tentang
manfaat pijat bayi terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi.
55
Konseling pada ibu menjadi faktor pendukung yang penting serta
memberikan contoh cara memijat bayi yang baik dan benar.
3. Dengan penelitian ini penulis diharapkan mampu menerapkan dan
mempraktekkan teori-teori yang didapat dalam menyelesaikan
penelitian ini setelah bekerja di lapangan nanti.
4. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber di
perpustakaan Poltekkes Kemenkes Kendari khususnya mengenai
pijat pijat bayi.
5. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber data
atau informasi bagi penelitian berikutnya yang berhubungan
dengan pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat bayi.
56
DAFTAR PUSTAKA
Anggun, G. Primanta. (2016). Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kenaikan
Berat Badan Bayi. Di Akses Tanggal 01 Juli 2018. Asmar, (2012) Pengaruh Pijat Bayi Berat Lahir Rendah Terhadap
Kenaikan Berat Badan Di Rsud Panembahan Senopati Bantul Tahun 2012. Diakses pada tanggal 15 Juli 2016
Badan Pusat Statistik (2017) Statistik Sulawesi Tenggara. Butsainatul, B. (2015). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pijat
Bayi Terhadap Perilaku Ibu dalam Memijat Bayi Secara Mandiri di Kelurahan Girimargo Sragen. Diakses Tanggal 26 Juni 2018.
Depkes RI. (2009). Manajemen Laktasi. Direktorat Bina Gizi Masyarakat.
Dirjen Pembinaan Kesehatan Masyarakat. Jakarta. Depkes (Departemen Kesehatan), (2012) Angka Kematian Bayi (AKB)
atau Infant Mortality Rate. Diakses pada tanggal 25 juni 2015 Destyna, (2015) Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan
Bayi Premature di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Imelda Medan. Diakses tanggal 23 Mei 2016
Dewi, S. Marianty. (2014). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pengetahuan Ibu Terhadap Pijat Bayi Usia 0-12 Bulan di Kompleks TNI AL Sabang. Diakses tanggal 28 Juni 2018
Imam Santoso. (2010). Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat
Badan Pada Balita Gizi Kurang Usia 12-24 Bulan di Puskesmas Imogiri II Kabupaten Bantul. Diakses Tanggal 28 Juni 2018
Ivra, S. S., dkk. (2014). Pengaruh Terapi Pijat Terhadap Peningkatan
Berat Badan Bayi. JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014. Program Studi Ilmu Keperawatan Universiatas Riau.
Lubis, H. (2015) Makalah Tentang Pentingnya Penimbangan Berat Badan
Bayi/Balita. Diakses pada tanggal 25 juni 2016 Maryunani Anik, (2010) Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta,
CV. Trans Info Media. Muslihatun Wafi Nur, (2011) Asuhan Neonatus Bayi dan Balita.
yogyakarta, Fitramaya.
57
Nasir, (2011) Buku Ajar Metodologi Kesehatan: Konsep Pembuatan Karya Tulis dan Thesis untuk Mahasiswa Kesehatan. Yogyakarta, Nuha Medika.
Perpustakaan.uns.ac.id. Pijat Adalah Bentuk Kasih Sayang. Diakses
Tanggal 26 Juni 2018 Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Konsel. (2016) Laporan Tahunan
Tahun 2016 Profil Kesehatan Puskesmas Lalowaru. (2017) Laporan Tahunan Program
KIA Puskesmas Lalowaru Tahun 2017. Profil Kesehatan Indonesia, (2014) Tren Angka Kematian Neonatal, Bayi,
dan Balita. Diakses pada tanggal 18 Juli 2016 Riskesdas. (2007). Analisis situasi gizi dan kesehatan masyarakat. Ditjen
bina kesehatan masyarakat. Direktorat gizi masyarakat. Jakarta Rizema Putra Sitiava, (2012) Asuhan Neonates Bayi an Balita Untuk
Keperaatan Dan Kebidanan. Jogjakarta, D-Medika. Setiadi, (2013) Riset dan Penelitian Keperawatan. Jakarta, fitramaya Sulung,Neila, Chania Dini Gayatri Ajeng, (2014) Efektivitas Massage Baby
Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi Usia 3-4 Bulan di BPS bunda Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Bukittinggi Tahun 2014. Diakses pada tanggal 25 Mei 2016
Sutrianto Eko, (2014) Bayi Prematur Dipijat Saat Kondisi Stabil. Diakses
pada tanggal 15 Juli 2016 Sugiharti Nining, YuliatiAlie (2012). Pengaruh Pemijatan pada Bayi Usia 4-
6 Bulan terhadap Peningkatan Berat Badan di Desa Pundong Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang. Diakses pada tanggal 29 Mei 2016
Sulistyaningsih, (2011) Metodologi Penelitian Kebidanan Kuantitatif-
Kualitatif. Yogyakarta, GrahaIlmu. Suparyanto, (2011) Pijat Bayi. Diakses pada tanggal 15 Juli 2016. Syaukani Aulia, (2015) Petunjuk Praktis Pijat, Senam, dan Yoga
Sehatuntuk Bayi agar Tumbuh Kembang Maksimal. Yogyakarta, Araska.
58
Tri Sasmi. I, Oswati, H., Rismadefi (2014) Pengaruh Terapi Pijat Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi. Jom PSIK. Vol. 1 No. 2
Uswatun, A., dkk. (2007). Hubungan Antara Pijat Bayi dengan Kenaikan
Berat Badan Bayi Umur 0-3 Bulan di Pondok Bersalin Desa Balak Siaga Cawas Klaten Tahun 2007. Diakses tanggal 28 Juni 2018.
Uswatun, K. (2017). Pengaruh pijat Bayi Terhadap Pola Tidur pada Bayi
Usia 3-6 Bulan di Dusun Gandekan Desa Trirenggo Bantul. Di akses tanggal 26 Juni 2018.
Lampiran 1
Lembar Persetujuan Menjadi Responden
(Informed Consent)
Saya bernama Yunianti / P00312017149 adalah mahasiswi di
Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusuan Kebidanan Prodi D-IV. Saat ini
saya sedang melakukan penelitian tentang “Pengaruh pijat bayi terhadap
peningkatan berat badan bayi pada bayi umur 1-6 bulan di wilayah
kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Kabupaten
Konawe Selatan Tahun 2018”. Penelitian ini merupakan salah satu
kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi Poltekkes
Kemenkes Kendari.
Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu agar bayinya
menjadi responden dalam penelitian. Selanjutnya, jika ibu bersedia
silahkan tanda tangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesediaan ibu.
Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga ibu
bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun.
Identitas pribadi bayi ibu dan semua informasi yang ibu berikan akan
dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini.
Terima kasih atas partisipasi ibu dalam penelitian ini.
Kendari, Juli 2018
Peneliti Responden ( Y u n i a n t i ) ( ……………………… )
Lampiran 2
LEMBAR OBSERVASI
NO.
NAMA JK
UMUR ASUPAN PEMBERIAN BB BAYI
(INISIAL) (BULAN) NUTRISI PIJAT BAYI PRE POST
1 BY. H P 4 ASI K. INTERV 6000 6300
2 BY. P P 3 ASI K. INTERV 4900 5260
3 BY. S P 3 ASI+PASI K. INTERV 5120 5350
4 BY. M L 2 ASI K. INTERV 4800 5150
5 BY. H L 4 ASI+PASI K. INTERV 6100 6650
6 BY. P P 4 ASI+PASI K. INTERV 5000 5000
7 BY.H L 2 ASI+PASI K. INTERV 4600 4950
8 BY. I L 4 ASI+PASI K. INTERV 7150 7480
9 BY. P P 5 ASI K. INTERV 7700 8800
10 BY. M L 3 ASI+PASI K. INTERV 4700 5650
11 BY. L P 3 ASI+PASI K. INTERV 4550 4950
12 BY. S L 4 ASI K. INTERV 6150 6700
13 BY. T L 5 PASI K. INTERV 7000 7360
14 BY. M P 5 ASI+PASI K. INTERV 8200 8780
15 BY. R P 4 ASI K. INTERV 6300 6670
16 BY. Y P 1 ASI+PASI K. KONT 4300 4500
17 BY. W P 3 ASI+PASI K. KONT 6550 6340
18 BY. I L 2 ASI+PASI K. KONT 4560 4870
19 BY. R P 2 PASI K. KONT 5500 5500
20 BY. R L 4 ASI+PASI K. KONT 7200 7350
21 BY. R L 4 PASI K. KONT 5300 5200
22 BY. D P 2 ASI+PASI K. KONT 4650 4750
23 BY. B P 4 ASI+PASI K. KONT 7300 7000
24 BY. I P 3 ASI K. KONT 6400 6500
25 BY. Z L 1 PASI K. KONT 4500 6550
26 BY. K P 2 ASI K. KONT 4900 4950
27 BY. L L 3 ASI+PASI K. KONT 4700 4820
28 BY. S L 3 PASI K. KONT 6600 6680
29 BY. N P 4 ASI+PASI K. KONT 7650 7900
30 BY. T L 5 PASI K. KONT 7300 7410
Lampiran 3
PROSEDUR PELAKSANAAN PIJAT BAYI
A. Pijatan Pada Kaki
1. Perahan (seperti memerah susu)
Pertama kali, peganglah kaki bayi pada pangkal
paha, seperti memegang pemukul pada olah
raga softball, kemudian gerakan tangan ke
bawah secara bergantian, seperti memerah
susu.
2. Peras dan putar
Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan
kedua tangan secara bersamaan, kemudian
peras dan putar kaki bayi dengan lembut dimulai
dari pangkal paha kearah mata kaki perlahan.
3. Pijatan pada telapak kaki
Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari
secara bergantian dan perlahan yang diawali
dengan memijat tumit kaki menuju jari-jari
diseluruh telapak kaki.
B. Pijatan Pada Perut
Gerakan pijatan yang bisa dilakukan pada perut bayi
yaitu gerakakan mengayuh sepeda dengan
melakukan gerakan memijat pada perut bayi seperti
mengayuh sepeda, dimulai dari bagian atas
kebawah perut, gerakan ini dilakukan secara bergantian dengan tangan
kanan dan kiri.
C. Pijatan Pada Tangan
1. Pijatan pada ketiak
Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak
dari atas kebawah.
2. Peras dan putar
Peras dan putarlah lengan bayi dengan
lembut mulai dari pundak kepergelangan
tangan.
3. Membuka tangan
Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari dari
pergelangan tangan kearah jari-jari.
D. Pijatan Daerah Muka
1. Pijatan pada dahi
Pertama, letakan jari-jari kedua tangan pada
pertengahan dahi, lalu tekankan jari-jari
dengan lembut mulai dari tengah dahi keluar
kesamping kanan dan kiri.
2. Pijatan pada alis
Letakan ke dua ibu jari di antara kedua alis
mata dengan menggunakan kedua ibu jari
untuk memijat secara lembut pada alis mata
dan di atas kelopak mata, mulai dari tengah ke samping seolah
menyetrika alis.
3. Belakang telinga
Dengan memepergunakan ujung-ujung jari,
berikan tekanan lembut pada daerah belakan
telinga kanan dan kiri.
Lampiran 4
PROSEDUR PENIMBAGAN BAYI 1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada keluarga tentang tindakan yang akan dilaksanakan,
sesuai tingkat perkembangan dan kemampuan keluarga dalam
komunikasi.
3. Setel timbangan dengan penunjuk pada angka nol.
4. Buka selimut bayi, lalu baringkan bayi di atas timbangan, baca berat
badan.
5. Rapikan bayi ke tempat semula.
6. Catat berat badan pada lembar observasi.
7. Bereskan alat.
8. Cuci tangan .
Lampiran 5
PROTAP PENELITIAN TENTANG PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI
PADA BAYI UMUR 1-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LALOWARU KECAMATAN MORAMO UTARA
KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2018
1. Menjelaskan prosedur teknik pijat bayi kepada orang tua responden
atau keluarga
2. Mempraktekkan prosedur teknik pijat pada bayi kepada orang tua
bayi.
3. Melakukan informed consent pada pihak keluarga responden.
4. Melakukan penimbangan kepada responden sebelum dilakukan
pemijatan pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi
5. Melakukan pemijatan pada kelompok intervensi 1 x sehari dalam
15 menit selama 10 hari
6. Melakukan penimbangan setelah dilakukan pijat bayi pada
kelompok kontrol dan kelompok intervensi.
7. Menganalisa data yang sudah terkumpul dan disajikan dalam bentuk
tabel.
Lampiran 6
MASTER TABEL HASIL PENELITIAN
NO.
NAMA JK
UMUR ASUPAN PEMBERIAN BB BAYI SELISIH KET
(INISIAL) (BULAN) NUTRISI PIJAT BAYI PRE POST
1 BY. H P 4 ASI K. INTERV 6000 6300 300 NAIK
2 BY. P P 3 ASI K. INTERV 4900 5260 360 NAIK
3 BY. S P 3 ASI+PASI K. INTERV 5120 5350 230 NAIK
4 BY. M L 2 ASI K. INTERV 4800 5150 350 NAIK
5 BY. H L 4 ASI+PASI K. INTERV 6100 6650 550 NAIK
6 BY. P P 4 ASI+PASI K. INTERV 5000 5000 0 TETAP
7 BY.H L 2 ASI+PASI K. INTERV 4600 4950 350 NAIK
8 BY. I L 4 ASI+PASI K. INTERV 7150 7480 330 NAIK
9 BY. P P 5 ASI K. INTERV 7700 8800 100 TIDAK
10 BY. M L 3 ASI+PASI K. INTERV 4700 5650 950 NAIK
11 BY. L P 3 ASI+PASI K. INTERV 4550 4950 400 NAIK
12 BY. S L 4 ASI K. INTERV 6150 6700 650 NAIK
13 BY. T L 5 PASI K. INTERV 7000 7360 360 NAIK
14 BY. M P 5 ASI+PASI K. INTERV 8200 8780 580 NAIK
15 BY. R P 4 ASI K. INTERV 6300 6670 370 NAIK
16 BY. Y P 1 ASI+PASI K. KONT 4300 4500 200 NAIK
17 BY. W P 3 ASI+PASI K. KONT 6550 6340 -210 TURUN
18 BY. I L 2 ASI+PASI K. KONT 4560 4870 310 NAIK
19 BY. R P 2 PASI K. KONT 5500 5500 0 TETAP
20 BY. R L 4 ASI+PASI K. KONT 7200 7350 150 NAIK
21 BY. R L 4 PASI K. KONT 5300 5200 100 NAIK
22 BY. D P 2 ASI+PASI K. KONT 4650 4750 100 NAIK
23 BY. B P 4 ASI+PASI K. KONT 7300 7000 -300 TURUN
24 BY. I P 3 ASI K. KONT 6400 6500 100 NAIK
25 BY. Z L 1 PASI K. KONT 4500 6550 50 NAIK
26 BY. K P 2 ASI K. KONT 4900 4950 50 NAIK
27 BY. L L 3 ASI+PASI K. KONT 4700 4820 120 NAIK
28 BY. S L 3 PASI K. KONT 6600 6680 80 NAIK
29 BY. N P 4 ASI+PASI K. KONT 7650 7900 250 NAIK
30 BY. T L 5 PASI K. KONT 7300 7410 110 NAIK
JUMLAH 175,980 2E+05
RATA-RATA KI 5,884 6,336
RATA-RATA KK 5847 6,021
Lampiran 7
UJI SAMPEL KESELURUHAN
T-TEST PAIRS=SEBELUM WITH SESUDAH (PAIRED)
/CRITERIA=CI(.9500)
/MISSING=ANALYSIS.
T-Test
[DataSet0]
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 SEBELUM 5866.00 30 1193.001 217.811
SESUDAH 6179.00 30 1219.724 222.690
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 SEBELUM & SESUDAH 30 .929 .000
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1 SEBELUM -
SESUDAH 6.022,5 455.118 83.093 -482.944 -143.056 3.767 29 .001
HASIL UJI SAMPEL KELAS EKSPERIMEN
T-TEST PAIRS=sebelum WITH sesudah (PAIRED)
/CRITERIA=CI(.9500)
/MISSING=ANALYSIS.
T-Test
[DataSet0]
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 sebelum 5884.67 15 1199.773 309.780
sesudah 6336.67 15 1319.625 340.726
Paired Samples Correlations
N
Correlatio
n Sig.
Pair 1 sebelum & sesudah 15 .981 .000
Paired Samples Test
Paired Differences t df
Sig. (2-
tailed)
Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1 sebelum -
sesudah 6.110,67 272.847 70.449 -603.098 -300.902 6.416 14 .000
UJI SAMPEL KELAS KONTROL
T-TEST PAIRS=sebelum WITH sesudah (PAIRED)
/CRITERIA=CI(.9500)
/MISSING=ANALYSIS.
T-Test
[DataSet0]
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 sebelum 5847.33 15 1227.992 317.066
sesudah 6021.33 15 1134.478 292.921
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 sebelum & sesudah 15 .891 .000
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1 sebelum -
sesudah 5.937,67 559.653 144.502 -483.925 135.925 -1.204 14 .249