529-539 Tanaman Obat Sekolah (TOS)

11
Jurnal Lepa-lepa Open https: //ojs.unm.ac.id/JLLO/index Volume 1 Nomor 3, 2021 e-ISSN 2776-4176 email : [email protected] 529 halaman 529-539 Submitted : 12/12/2020 Reviewed : 12/01/2021 Accepted : 16/02/2021 Published : 28/02/2021 Tanaman Obat Sekolah (TOS) Sebagai Program Pengajaran Edukatif Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Mengenai Obat Herba Di UPTD SDN 150 Inpress Toddopulia Ainun Mardiyah 1 , Aminah 2 , Firawati 3 , Intan Junaeda 4 , Marwa 5 , Nur Mutmainnah 6 , Summiati 7 1,2,3,4,5,6,7 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Makassar 1 [email protected], 2 [email protected], 3 [email protected], 4 [email protected], 5 [email protected], 6 [email protected], 7 [email protected] ABSTRAK Pemahaman mengenai jenis obat dan pemanfaatannya perlu dilakukan sejak dini, agar pengetahuan anak-anak terhadap obat asli Indonesia akan meningkat. Salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai tanaman obat adalah melalui program pengajaran edukatif berupa Tanaman Obat Sekolah (TOS). Tanaman Obat Sekolah (TOS) sebagai program pengajaran edukatif yang berupa pengadaan tanaman obat di lingkungan sekolah beserta dengan informasi seputar manfaat dan cara pengolahan tanaman hingga menjadi obat herba. Terdapat 32 jenis tanaman obat dengan khasiat yang berbeda yang ada di lahan Tanaman Obat Sekolah. Pelaksanaan program kerja Tanaman Obat Sekolah (TOS) berlansung selama dua pekan, terhitung mulai tanggal 08 Oktober sampai 17 Oktober 2020. Kata Kunci: Tanaman obat sekolah, Pengajaran edukatif, Pemahaman, Obat herbal. ABSTRACT Understanding of the type of drug and its utilization needs to be done early, so that children's knowledge of the original drug of Indonesia will increase. One of the ways used to improve students' understanding of medicinal plants is through educational teaching programs in the form of Tanaman Obat Sekolah (TOS). Tanaman Obat Sekolah (TOS) as an educational teaching program in the form of procurement of medicinal plants in the school environment along with information about the benefits and ways of processing plants to become herbal medicine. There are 32 types of medicinal plants with different properties in the land of School Medicinal Plants. The implementation of the Tanaman Obat Sekolah (TOS) work program lasted for two weeks starting from October 08 to October 17, 2020. Keyword: School medicinal plants, Educational teaching, Understanding, Herbal medicine. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara yang dilalui oleh garis khatulistiwa dan memiliki iklim tropis, sehingga dikenal sebagai negara yang kaya akan keanekaragaman tumbuhan. Keanekaragaman tumbuhan di Indonesia terdiri dari ± 30.000 spesies tumbuhan dan ± 940 spesies diantaranya merupakan tumbuhan berkhasiat yang dapat dijadikan sebagai obat (Zulyetti, 2019). Tanaman obat adalah tanaman yang memiliki khasiat obat dan digunakan sebagai obat dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit. Seiring dengan perubahan zaman, pola hidup masyarakat pun ikut berubah. Salah satunya dapat dilihat dari segi pengobatan. Masyarakat sekarang lebih cenderung memilih obat modern yang mengandung bahan kimia ketika sedang sakit dibandingkan dengan obat herba yang tersedia di alam. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Latifa pada tahun 1999, menunjukkan bahwa pemahaman masyarakat terkait tanaman obat herba masih rendah, yaitu berada pada persentase 40,25% (Anwar et al., 2015). Kurangnya pemahaman masyarakat tentang pemanfaatan obat herba merupakan salah satu faktor terjadinya perubahan pola konsumtif yang lebih instan dalam pemilihan obat (Harniawati et al., 2014). Manusia adalah makhluk yang terus tumbuh dan berkembang sejak lahir hingga menutup usia. Masa pertumbuhan dan perkembangan manusia diawali dari masa kandungan, bayi, anak-anak, remaja, hingga dewasa. Masa anak-anak adalah masa perkembangan yang paling penting, dikarenakan pada masa inilah anak-anak mulai dapat mengenali dan belajar memahami segala sesuatu yang terjadi

Transcript of 529-539 Tanaman Obat Sekolah (TOS)

Page 1: 529-539 Tanaman Obat Sekolah (TOS)

JurnalLepa-lepaOpenhttps://ojs.unm.ac.id/JLLO/indexVolume1Nomor3,2021e-ISSN2776-4176

email:[email protected] 529 halaman529-539

Submitted:12/12/2020Reviewed :12/01/2021Accepted :16/02/2021Published :28/02/2021

Tanaman Obat Sekolah (TOS) Sebagai Program Pengajaran Edukatif Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Mengenai Obat Herba

Di UPTD SDN 150 Inpress Toddopulia

Ainun Mardiyah1, Aminah2, Firawati3, Intan Junaeda4, Marwa5, Nur Mutmainnah6, Summiati7 1,2,3,4,5,6,7 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan,

Universitas Negeri Makassar [email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected],

[email protected]

ABSTRAK Pemahaman mengenai jenis obat dan pemanfaatannya perlu dilakukan sejak dini, agar

pengetahuan anak-anak terhadap obat asli Indonesia akan meningkat. Salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai tanaman obat adalah melalui program pengajaran edukatif berupa Tanaman Obat Sekolah (TOS). Tanaman Obat Sekolah (TOS) sebagai program pengajaran edukatif yang berupa pengadaan tanaman obat di lingkungan sekolah beserta dengan informasi seputar manfaat dan cara pengolahan tanaman hingga menjadi obat herba. Terdapat 32 jenis tanaman obat dengan khasiat yang berbeda yang ada di lahan Tanaman Obat Sekolah. Pelaksanaan program kerja Tanaman Obat Sekolah (TOS) berlansung selama dua pekan, terhitung mulai tanggal 08 Oktober sampai 17 Oktober 2020.

Kata Kunci: Tanaman obat sekolah, Pengajaran edukatif, Pemahaman, Obat herbal.

ABSTRACT Understanding of the type of drug and its utilization needs to be done early, so that children's

knowledge of the original drug of Indonesia will increase. One of the ways used to improve students' understanding of medicinal plants is through educational teaching programs in the form of Tanaman Obat Sekolah (TOS). Tanaman Obat Sekolah (TOS) as an educational teaching program in the form of procurement of medicinal plants in the school environment along with information about the benefits and ways of processing plants to become herbal medicine. There are 32 types of medicinal plants with different properties in the land of School Medicinal Plants. The implementation of the Tanaman Obat Sekolah (TOS) work program lasted for two weeks starting from October 08 to October 17, 2020.

Keyword: School medicinal plants, Educational teaching, Understanding, Herbal medicine.

PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara yang dilalui oleh garis khatulistiwa dan memiliki iklim

tropis, sehingga dikenal sebagai negara yang kaya akan keanekaragaman tumbuhan. Keanekaragaman tumbuhan di Indonesia terdiri dari ± 30.000 spesies tumbuhan dan ± 940 spesies diantaranya merupakan tumbuhan berkhasiat yang dapat dijadikan sebagai obat (Zulyetti, 2019). Tanaman obat adalah tanaman yang memiliki khasiat obat dan digunakan sebagai obat dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit. Seiring dengan perubahan zaman, pola hidup masyarakat pun ikut berubah. Salah satunya dapat dilihat dari segi pengobatan. Masyarakat sekarang lebih cenderung memilih obat modern yang mengandung bahan kimia ketika sedang sakit dibandingkan dengan obat herba yang tersedia di alam. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Latifa pada tahun 1999, menunjukkan bahwa pemahaman masyarakat terkait tanaman obat herba masih rendah, yaitu berada pada persentase 40,25% (Anwar et al., 2015). Kurangnya pemahaman masyarakat tentang pemanfaatan obat herba merupakan salah satu faktor terjadinya perubahan pola konsumtif yang lebih instan dalam pemilihan obat (Harniawati et al., 2014). Manusia adalah makhluk yang terus tumbuh dan berkembang sejak lahir hingga menutup usia. Masa pertumbuhan dan perkembangan manusia diawali dari masa kandungan, bayi, anak-anak, remaja, hingga dewasa. Masa anak-anak adalah masa perkembangan yang paling penting, dikarenakan pada masa inilah anak-anak mulai dapat mengenali dan belajar memahami segala sesuatu yang terjadi

Page 2: 529-539 Tanaman Obat Sekolah (TOS)

Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 530

email:[email protected] halaman529-539

dikehidupannya. Oleh karena itu, pemahaman tentang pemanfaatan tanaman obat herba harus ditanamkan sejak dini kepada anak-anak, khususnya pada anak usia Sekolah Dasar (SD) (Julianti & Ressandy, 2020). Usia SD merupakan sasaran terbaik untuk memberikan pemahaman, karena pada fase ini siswa memiliki sifat yang amat realistik, rasa keingintahuan yang sangat besar, serta semangat untuk belajar yang masih tinggi (Samiudin, 2017).

Peranan sekolah dalam membentuk pemahaman siswa juga sangatlah penting. Dengan demikian, sekolah seharusnya menyediakan wahana pembelajaran tentang pemanfaatan tanaman obat herba. Berdasarkan hasil pengamatan penulis, UPTD SDN 150 Inpres Toddopulia yang terletak di Kabupaten Maros dapat dikategorikan sebagai sekolah dengan wahana pembelajaran yang masih sedikit. UPTD SDN 150 Inpres Toddopulia belum memiliki wahana pembelajaran yang mendukung rasa ingin tahu dan pemahaman siswa mengenai pemanfaatan tanaman obat herba, baik tanaman obat herba yang ada di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat/tempat tinggal. Akibatnya, pemahaman siswa mengenai hal itu sangat kurang. Oleh karena itu, penulis merasa perlu untuk mengadakan program yang bertujuan memberikan pengajaran edukatif untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai obat herba, baik dari segi pengolahan maupun dari segi pemanfaatannya. Bertalian dengan uraian di atas, maka penulis memutuskan untuk mendedikasikan program Tanaman Obat Sekolah (TOS) sebagai program pengajaran edukatif untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai obat herba. Dengan adanya program Tanaman Obat Sekolah (TOS) ini, diharapkan mampu memberikan pengajaran edukatif yang nantinya dapat memberikan pengenalan dan pemahaman lebih dalam terkait dengan pemanfaatan tanaman obat herba secara langsung kepada siswa di UPTD SDN 150 Inpres Toddopulia. Program ini dimulai dengan penanaman tanaman obat herba, pemberian informasi seputar tanaman obat herba, dan cara pemanfaatan tanaman obat herba. Adanya Tanaman Obat Sekolah (TOS) sebagai pengajaran edukatif, maka setiap warga sekolah dapat memanfaatkan tanaman yang ada sebagai obat serta meningkatkan pemahaman siswa mengenai obat herba (Harniawati et al., 2014).

METODE KEGIATAN

Program Tanaman Obat Sekolah (TOS) yang dilaksanakan oleh mahasiswa KKN-PPL Terpadu mencakup bidang pendidikan, kesehatan, dan lingkungan hidup. Secara rinci, diuraikan sebagai berikut: 1. Bidang pendidikan

Dilihat dari sudut pandang bidang pendidikan, program ini dikhususkan untuk memberikan pengajaran edukatif dalam rangka meningkatkan pemahaman siswa mengenai tanaman yang berkhasiat obat, baik dari segi pengelohan tanaman obat herba maupun dari segi pemanfaatan tanaman obat herba.

2. Bidang kesehatan Dilihat dari sudut pandang bidang kesehatan, program ini ditujukan untuk menyediakan dan

mensuplai kebutuhan obat herba bagi warga sekolah berupa tanaman rempah dan buah yang dapat berkhasiat obat.

3. Bidang lingkungan hidup Dilihat dari sudut pandang bidang lingkungan hidup, program ini ditujukan untuk

memanfaatkan lahan sekolah sebagai lokasi pemberdayaan tanaman obat herba. Program Tanaman Obat sekolah (TOS) dilaksanakan di UPTD SDN 150 Inpres Toddopulia, Desa Toddopulia, Kecamatan Tanralili, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Program Tanaman Obat Sekolah (TOS) dilaksanakan selama 2 pekan, terhitung pada tanggal 08 Oktober 2020 - 17 Oktober 2020. Adapun tahapan pelaksanaan program Tanaman Obat Sekolah (TOS), yaitu tahap observasi lahan, tahap pembersihan lahan, tahap pembuatan konsep Tanaman Obat sekolah (TOS), tahap pembuatan rak tanaman, tahap pemilihan bibit, tahap penanaman, tahap pemberian informasi yang meliputi nama, khasiat, serta cara pengolahan, dan tahap perawatan.

HASIL & PEMBAHASAN Tanaman Obat Sekolah (TOS) merupakan program pengajaran edukatif yang dapat memberikan

pengenalan dan meningkatkan pemahaman siswa terkait dengan pemanfaatan tanaman obat herba di UPTD SDN 150 Inpres Toddopulia. Program ini dilaksanakan selama 2 pekan, terhitung pada tanggal 08 Oktober 2020 - 17 Oktober 2020. Dana yang digunakan dalam program ini sejumlah Rp. 565.000.00 yang bersumber dari pendanaan swadaya mahasiswa KKN PPL Terpadu Universitas Negeri Makassar di UPTD SDN 150 Inpres Toddopulia.

Page 3: 529-539 Tanaman Obat Sekolah (TOS)

Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 531

email:[email protected] halaman529-539

Adapun tahap-tahap pelaksanaan program Tanaman Obat Sekolah (TOS), diuraikan sebagai berikut: 1. Tahap observasi lahan

Pada tahap ini, mahasiswa KKN PPL Terpadu melakukan observasi secara langsung di lingkungan sekolah serta melakukan diskusi terbuka dengan pihak sekolah.

Gambar 1. Tahap observasi lahan 2. Tahap pembersihan lahan

Pada tahap ini, mahasiswa KKN PPL Terpadu melakukan kegiatan pembersihan lahan guna mempersiapkan lahan yang akan digunakan. Kegiatan pembersihan ini meliputi pemangkasan tanaman liar, pengumpulan dan pembakaran sampah, perataan tanah lahan, serta penataan batu bata sebagai akses jalan.

Gambar 2. Tahap pembersihan lahan

3. Tahap pembuatan konsep Tanaman Obat sekolah (TOS) Tahap pembuatan konsep Tanaman Obat sekolah (TOS) meliputi proses perumusan konsep

program, diskusi lokasi peletakan tanaman berdasarkan jenis, dan rancangan gambaran program secara visual, serta penentuan alat dan bahan yang akan digunakan untuk penanaman. Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk penanaman, yaitu alat: parang, gergaji, paku dan palu, linggis, cangkul, bor, serta pot.

4. Tahap pembuatan rak tanaman Proses pembuatan rak tanaman ini dilakukan oleh mahasiswa KKN PPL Terpadu dengan

memanfaatkan bambu sebagai bahan utama pembuatannya. Rak yang dibuat dalam proses ini terdiri dari dua buah rak, yang masing-masing memiliki ukuran sebagai berikut:

1. Panjang 150 cm 2. Lebar 90 cm (masing-masing 30 cm untuk setiap tingkatan rak) 3. Tinggi 30 cm (untuk tingkatan pertama), 60 cm (untuk tingkatan kedua), dan 90 cm (untuk

tingkatan ketiga) Adapun tahapan pembuatannya, dimulai dari proses pemotongan bambu, pembuatan

kerangka rak, perakitan kerangka rak (termasuk proses pemakuan), pengecatan, hingga finishing dan uji kelayakan serta kekuatan rak.

Gambar 3. Tahap pembuatan rak

Page 4: 529-539 Tanaman Obat Sekolah (TOS)

Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 532

email:[email protected] halaman529-539

5. Tahap pemilihan bibit

Pada tahap pemilihan bibit, mahasiswa KKN PPL Terpadu bekerja sama dengan pihak Persemaian Permanen Maros yang terletak di Jalan Poros Maros-Bantimurung, Kelurahan

5. Tahap pembuatan konsep Tanaman Obat sekolah (TOS) Tahap pembuatan konsep Tanaman Obat sekolah (TOS) meliputi proses perumusan konsep

program, diskusi lokasi peletakan tanaman berdasarkan jenis, dan rancangan gambaran program secara visual, serta penentuan alat dan bahan yang akan digunakan untuk penanaman. Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk penanaman, yaitu alat: parang, gergaji, paku dan palu, linggis, cangkul, bor, serta pot.

6. Tahap pembuatan rak tanaman Proses pembuatan rak tanaman ini dilakukan oleh mahasiswa KKN PPL Terpadu dengan

memanfaatkan bambu sebagai bahan utama pembuatannya. Rak yang dibuat dalam proses ini terdiri dari dua buah rak, yang masing-masing memiliki ukuran sebagai berikut:

4. Panjang 150 cm 5. Lebar 90 cm (masing-masing 30 cm untuk setiap tingkatan rak) 6. Tinggi 30 cm (untuk tingkatan pertama), 60 cm (untuk tingkatan kedua), dan 90 cm (untuk

tingkatan ketiga) Adapun tahapan pembuatannya, dimulai dari proses pemotongan bambu, pembuatan

kerangka rak, perakitan kerangka rak (termasuk proses pemakuan), pengecatan, hingga finishing dan uji kelayakan serta kekuatan rak.

6. Tahap pemilihan bibit Pada tahap pemilihan bibit, mahasiswa KKN PPL Terpadu bekerja sama dengan pihak

Persemaian Permanen Maros yang terletak di Jalan Poros Maros-Bantimurung, Kelurahan Samangki, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros sebagai tempat penyaluran bibit Tanaman Obat Sekolah (TOS). Tahapan ini meliputi, registrasi pengambilan bibit, pemilihan bibit yang akan diambil, pengisian berkas tanda terima bibit, dan pengangkutan bibit ke lokasi Tanaman Obat Sekolah (TOS).

Gambar 4. Tahap pemilihan bibit

7. Tahap penanaman

Bibit yang telah diambil dari Persemaian Permanen Maros, kemudian ditanam langsung berdasarkan jenis tumbuhannya di lahan yang telah disiapkan (ada yang ditanam di tanah secara langsung dan ada pula yang ditanam dalam pot).

Page 5: 529-539 Tanaman Obat Sekolah (TOS)

Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 533

email:[email protected] halaman529-539

Gambar 5. Tahap penanaman

8. Tahap pemberian informasi Tahap pemberian informasi meliputi: Pertama, kegiatan pengumpulan data berupa nama

tanaman, nama ilmiah tanaman, manfaat tanaman, cara pengolahan tanaman hingga menjadi obat herba, serta gambar tanaman. Kedua, pembuatan barcode cara pengolahan tanaman. Ketiga, pembuatan desain papan informasi tanaman obat herba. Keempat, proses percetakan papan informasi tanaman obat herba (spanduk). Kelima, proses pemasangan papan informasi pada tiang bambu. Keenam, pemasangan papan informasi pada lahan Tanaman Obat Sekolah (TOS).

Gambar 6. Tahap pemberian informasi

9. Tahap perawatan tanaman

Perawatan tanaman meliputi proses penyiraman tanaman obat herba yang dilakukan secara berkala, yaitu 2 kali sepekan dan proses pembersihan tanaman dari gulma.

Gambar 8. Tahap perawatan tanaman

Berikut ini adalah jenis-jenis beserta manfaat tanaman obat herba yang terdapat dalam Tanaman Obat Sekolah (TOS):

NO. NAMA TANAMAN

(NAMA ILMIAH TANAMAN) MANFAAT TANAMAN OBAT

1. Pepaya (Carica Papaya) a. Mengatasi hipertensi b. Menyembuhkan malaria c. Mengobati panas dingin d. Mengobati cacingan dan saluran air kemih e. Melancarkan saluran pencernaan f. Mengobati luka g. Sebagai antioksidan untuk melawan sel

kanker.

Page 6: 529-539 Tanaman Obat Sekolah (TOS)

Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 534

email:[email protected] halaman529-539

2. Jambu Biji (Psidium guajava) a. Mengobati sariawan hingga gusi bengkak b. Menurunkan kolesterol c. Meningkatkan keteraturan denyut jantung d. Menjaga daya tahan tubuh hingga mencegah

kanker e. Mencegah anemia f. Menjaga kesehatan mata.

3. Rambutan (Nephelium Lappaceum l.) a. Kulit buah dapat mengobati disentri dan demam

b. Kuit kayu dapat mengobati sariawan c. Daun dapat mengatasi diare dan

menghitamkan rambut d. Akar dapat mengatasi demam e. Biji dapat mengatasi kencing manis

4. Daun Ungu (Graptophyllum pictum) a. Sebagai anti radang dan inflamasi b. Mengatasi demam c. Mengobati ambien d. Mengatasi plak pada gigi e. Mencegah sembelit

5. Patah Tulang (Euphorbia Tirucalli) a. Mengobati patah tulang atau fraktur b. Mengobati kapalan dan kutil c. Mengobati sakit gigi d. Mengobati luka akibat tertusuk kaca dan duri.

6. Adam Hawa (Tradescantia Spathace) a. Menyembuhkan rematik b. Mengatasi pendarahan c. Obat penyakit bronchitis d. Obat batuk darah e. Mengatasi disentri, sembelit, dan anemia f. Mengatasi luka-luka

7. Daun Katuk (Sauropus Androgynus)

a. Mengobati osteoporosis b. Meredakan flu c. Mengatasi anemia d. Melancarkan ASI e. Menyehatkan mata f. Baik untuk kesehatan pria

8. Bidara (Ziziphus Mauritiana)

a. Melancarkan haid b. Mengobati wasir c. Mengobati diabetes d. Mempercepat penyembuhan luka e. Menghilangkan jerawat f. Menguatkan rambut g. Penghilang depresi

9. Jarak Pagar (Ricinus Communis) a. Mampu melawan bakteri b. Menstabilkan kadar gula darah c. Memperbaiki kerusakan hati d. Penghasil minyak e. Mengatasi sakit gigi

10 Binahong (Andredera Cordifolia) a. Mencegah penyakit jantung dan menurunkan kolesterol

Page 7: 529-539 Tanaman Obat Sekolah (TOS)

Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 535

email:[email protected] halaman529-539

b. Mempercepat penyembuhan luka bakar c. Mengatasi maag d. Mengatasi asam urat e. Mencegah kanker f. Menurunkan kadar gula dalam darah (obat

diabetes) g. Mengatasi anemia

11. Cocor Bebek (Kalanchoe Pinnata) a. Menyembuhkan luka b. Meredakan demam c. Meredakan sakit gigi d. Mengobati bisul dan memar e. Menyembuhkan sembelit f. Mengobati nyeri lambung g. Mengobati wasir h. Mengobati diare dan asma

12. Ginseng Jawa (Talinum Paniculatum) a. Menghilangkan lelah b. Menghilangkan sakit kepala c. Mengobati batuk berdahak d. Mengobati radang paru-paru e. Mengobati diare f. Melancarkan haid g. Meningkatkan produksi ASI

13. Lidah Buaya (Aloe vera) a. Mengobati masalah pencernaan b. Sebagai obat kumur c. Menurunkan gula darah d. Perawatan kulit e. Melawan kanker payudara f. Membantu menghambat pertumbuhan bakteri g. Menjaga kesehatan rambut

14. Kunyit (Curcuma longa) a. Meredakan maag b. Mengobati diabetes c. Mengobati batuk d. Mengobati diare e. Mengatasi perut kembung

15. Sambang Getih/Daun Syaraf (Hemigraphis Alternata)

a. Mengobati muntah darah b. Menghentikan pendarahan c. Menyembuhkan luka d. Mengobati sakit kulit e. Mengobati batu ginjal f. Mencegah infeksi

16. Daun Afrika (Vernonia Amygdalina)

a. Menurunkan kolesterol b. Membantu mengobati kanker payudara dan

diabetes c. Mencegah penyakit jantung d. Meredakan gejala demam dan malaria e. Mengobati kanker prostat f. Mengandung antioksidan

17. Seledri (Apium Graveolens) a. Menjaga kesehatan ginjal b. Menyuburkan rambut

Page 8: 529-539 Tanaman Obat Sekolah (TOS)

Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 536

email:[email protected] halaman529-539

c. Menurunkan kolestero d. Mengatasi alergi e. Mengurangi kolik dan sakit perut f. Meredakan batuk g. Mengobati bronchitis h. Menurunkan tekanan darah i. Mengatasi mata kering j. Mengobati rematik

18. Jahe (Zingiber Officinale)

a. Meobati batuk b. Sebagai obat rematik, nyeri panggung dan

pinggang c. Sebagai obat mual d. Sebagai obat terkilir e. Menghangatkan badan

19. Sirsak (Annona Muricata L.)

a. Mengobati asam urat b. Menurunkan kolesterol c. Mengobati kanker d. Mengobati penyakit paru-paru e. Membunuh parasite f. Membersihkan saluran pencernaan g. Menyembuhka nyeri h. Meredakan saluran pernapasan i. Menghilangkan stress j. Menjaga kesehatan kulit k. Meningkatkan kesehatan tubuh

20. Kumis Kucing (Orthosiphon Aristatus)

a. Menyembuhkan infeksi saluran kemih b. Mengobati gangguan ginjal c. Mengatasi rematik d. Meredakan batuk e. Mengobati gusi bengkak f. Mengontrol kadar gula darah g. Menurunkan tekanan darah tinggi h. Mengurangi gatal karena alergi

21. Sambiloto (Androgaphis Paniculata Ness)

a. Menurunkan demam b. Sebagai obat tifus c. Meredakan radang tenggorokan d. Meredakan sakit gigi e. Anti malaria f. Mengobati asam urat.

22. Sereh (Cymbopogon Citratus) a. Menurunkan tekanan darah b. Mengurangi resiko kanker c. Sebagai obat batuk d. Sebagai obat sakit gigi e. Sebagai obat terkilir f. Sebagai obat sakit maag g. Sebagai obat pengusir nyamuk h. Menghilangkan nyeri dan menghangatkan

badan

Page 9: 529-539 Tanaman Obat Sekolah (TOS)

Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 537

email:[email protected] halaman529-539

23. Alpukat (Persea Americana)

a. Mengobati asma b. Menurunkan tekanan darah c. Mengobati kencing batu d. Meredakan nyeri lambung e. Mengatasi wajah kering f. Mengatasi sariawan g. Mengobati sakit gigi karena berlubang h. Mengatasi bengkak karena peradangan i. Mengobati kencing manis

24. Jarak Merah (Jatropha gossypiifolia)

a. Mengobati penyakit kulit menyembuhka sembelit

b. Meredakan rasa nyeri c. Mengobati sakit gigi d. Menyembuhkan patukan ular dan sengatan

kalajengking e. Meredakan demam f. Mengobati memar g. Mengobati masuk angin h. Membunuh kuman dan bakteri

25. Lengkuas (Alphania Galanga)

a. Menambah nafsu makan b. Mengobati rematik c. Mengatasi bronkhitis d. Mengatasi campak e. Mengobati sakit limpa

26. Bunga Pagoda (Clerodendrum Japonicum)

a. Mengobati gondok b. Mengatasi insomnia c. Mengobati wasir berdarah ( hemoroid ) d. Mengatasi bisul dan korengan e. Mengatasi keputihan f. Mengobati luka

27. Temulawak (Curcuma Zanthorrhiza)

a. Mengobati hepatitis b. Mengobati diare c. Mengobati maag d. Mengatasi nyeri haid e. Memperlancar ASI f. Mengatasi radang lambung g. Menurunkan kolesterol jahat h. Mengobati sakit kepala dan masuk angina i. Mengobati sakit limpa

28. Cakar Ayam (Selaginella Deoderleinii Hieron)

a. Menghentikan pendarahan b. Membersihkan darah c. Mengatasi demam d. Mencegah penyakit infeksi saluran kemih e. Menyehatkan ginjal f. Membantu pemyembuhan patah tulang g. Mengobati penyakit kulit Anti racun

29. Pacar Air (Impatiens Balsamina Linn)

a. Mengobati bengkak b. Mengobati rematik c. Mengobati radang kuku

Page 10: 529-539 Tanaman Obat Sekolah (TOS)

Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 538

email:[email protected] halaman529-539

d. Mengobati radang usus buntu kronis e. Peluruh haid dan keputihan f. Mengobati bisul g. Meredakan nyeri h. Mencegah dan mengobati kanker

30. Brotowali (Inospora Cardifolia)

a. Mengobati sakit demam b. Mengobati penyakit kuning c. Mengobati diabetes d. Sebagai obat malaria e. Sebagai obat asam urat f. Menjaga kesehatan jantung g. Menurunkan tekanan darah h. Menurunkan gejala ramatik i. Menambah nafsu makan

31 Sirih (Piper Betel)

a. Meringankan sembelit b. Meningkatkan kerja pencernaan c. Meningkatkan nafsu makan d. Meningkatkan kesehatan mulut e. Mengatasi masalah pernapasan f. Meredakan batuk g. Meringankan bronkhitis h. Meringankan nyeri punggung i. Meyembuhkan luka infeksi j. Menjaga kebersihan daerah kewanitaan k. Mencegah bau badan

32 Jeruk Nipis (Citrus Aurantiifolia)

a. Meremajakan kulit. b. Memerangi infeksi c. Membantu penurunan berat badan d. Menurukan gula darah e. Mengurangi resiko penyakit jantung f. Mencegah kanker g. Mengurangi peradangan

Keberadaan tanaman obat herba di sekolah menjadi salah satu hal yang penting dipahami. Adanya program Tanaman Obat Sekolah (TOS) ini diharapkan mampu memberi dampak positif pada sekolah dan turut berkontribusi nyata dalam hal pengembangan sekolah. Tanaman Obat Sekolah (TOS) dapat menjadi solusi untuk mengatasi kurangnya ketidaktahuan/pemahaman siswa mengenai obat herba, terlebih lagi pada obat herba yang banyak terdapat di lingkungan sekolah. Pemahaman siswa yang dimaksudkan adalah kesanggupan siswa untuk dapat mendefinisikan obat herba dengan cara memahami pengolahan dan pemanfaatannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman siswa terbagi menjadi dua, yaitu faktor interen dan eksteren. Faktor interen berupa kemampuan intelengensi atau kemampuan seseorang untuk menggunakan inteleknya. Adapun faktor eksteren berupa faktor-faktor dari luar individu pemikir, misalnya faktor penyampaian materi, cara penyajian pengajaran, serta wadah atau sarana pembelajaran (Srihartati, 2015). Dampak yang dirasakan pihak sekolah setelah adanya program Tanaman Obat (TOS) sebagai program pengajaran edukatif mengenai obat herba, antara lain:

a. Meningkatnya pemahaman siswa tentang tanaman obat herba b. Bertambahnya sarana atau wadah pembelajaran siswa c. Pemanfaatan lahan yang kosong dan tidak terurus

Page 11: 529-539 Tanaman Obat Sekolah (TOS)

Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 3, 2021| 539

email:[email protected] halaman529-539

d. Adanya ikon baru di sekolah e. Adanya sentra tanaman obat herba di sekolah.

Dampak Tanaman Obat Sekolah (TOS) bagi masyarakat luar dan sekitar sekolah, antara lain: a. Masyarakat akan ikut termotivasi untuk mengubah pola konsumtif obat-obatan modern menjadi

obat-obatan herba. b. Masyarakat akan mudah mendapatkan informasi seputar obat herba dan cara pengolahannya

KESIMPULAN & SARAN

Tanaman Obat Sekolah (TOS) merupakan program pengajaran edukatif yang memberikan pengenalan dan meningkatkan pemahaman siswa terkait dengan pemanfaatan tanaman obat secara langsung di UPTD SDN 150 Inpres Toddopulia. Adanya program ini ditujukan untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai tanaman obat herba, manfaat obat herba, dan cara pengolahan obat herba.

Semoga pihak sekolah dapat terus merawat dan melestarikan Tanaman Obat Sekolah (TOS) yang ada di UPTD SDN 150 Inpres Toddopulia, serta menjadikan ini sebagai inspirasi untuk melakukan pengembangan pengajaran edukatif lainnya dan memotivasi masyarakat luas untuk mengurangi penggunaan obat kimia dan beralih kepenggunaan obat herba yang alami.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, R. K., Rizal, E., & Saepudin, E. (2015). Kemampuan Literasi Informasi Siswa tentang Apotek Hidup Berbasis Individual Competence Framework. Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan, 3(1), 9–32.

Harniawati, D., Krisnawati, & Widya, T. Y. (2014). Edukatif tentang Penerapan Hidup Sehat pada Sekolah Dasar di Kediri Tocap ( Toga Education Programs ) Through Improving Educative Teaching For Implementing Of Healthy Life At Elementary School In Kediri. Seminar Nasional XI Pendidikan Biologi FKIP UNS, 1084–1087.

Julianti, T. B., & Ressandy, S. S. (2020). Program Edukasi “ TOLUNI ” (Tanaman Obat Keluarga Usia Dini) di SDN 015 Kota Samarinda. Abdi Geomedisains, 1(1), 33–38. https://doi.org/10.23917/abdigeomedisains.v1i1.97

Samiudin. (2017). Pentingnya Memahami Perkembangan Anak Untuk Menyesuaikan Cara Mengajar yang Diberikan. PANCAWAHANA: Jurnal Studi Islam, 12(1), 1–9.

Srihartati, E. (2015). Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Pemerolehan Konsep Terhadap Pemahaman Siswa pada Materi Pelajaran Ekonomi di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pangkalan Kuras Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupate Pelalawan. Universitas UIN Suska Riau.

Zulyetti, D. (2019). Studi pengetahuan siswa terhadap jenis, khasiat dan cara pemanfaatan tanaman obat yang terdapat di lingkungan sekolah. BIOEDUSAINS: Jurnal Pendidikan Dan Sains, 2, 122–132.