PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT …repository.poltekkes-kdi.ac.id/539/1/SKRIPSI PDF...

87
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI PADA BAYI UMUR 1-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LALOWARU KECAMATAN MORAMO UTARA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2018 SKRIPSI Di ajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma IV Jurusan Kebidanan Politeknik kesehatan Kendari OLEH : YUNIANTI P00312017149 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKES KEMENKES KENDARI PRODI DIV KEBIDANAN TAHUN 2018

Transcript of PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT …repository.poltekkes-kdi.ac.id/539/1/SKRIPSI PDF...

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI PADA BAYI UMUR 1-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

LALOWARU KECAMATAN MORAMO UTARA KABUPATEN KONAWE SELATAN

TAHUN 2018

SKRIPSI

Di ajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan

Program Studi Diploma IV Jurusan Kebidanan

Politeknik kesehatan Kendari

OLEH :

YUNIANTI P00312017149

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKES KEMENKES KENDARI

PRODI DIV KEBIDANAN TAHUN 2018

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas Allah SWT, karena atas

limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyeselesaikan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pijat Bayi Terhadap

Peningkatan Berat Badan Bayi pada Bayi 1-6 Bulan di Wilayah Kerja

Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konsel Tahun

2018” dapat selesai tepat waktu.

Dalam Proses penyusunan penelitian ini ada banyak pihak yang

membantu, oleh karena itu sudah sepantasnya penulis dengan segala

keikhlasan dan kerendahan hati peneliti mengucapkan banyak terimakasih

sebesar-besarnya terutama kepada Ibu Melania Asi, S.Si.T, M.Kes selaku

pembimbing I dan Ibu Heyrani, S.Si.T, M.Kes selaku pembimbing II yang

telah banyak membimbing sehingga proposal penelitian ini dapat

diselesaikan tepat pada waktunya. Selain itu penulis juga mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes selaku direktur Poltekkes Kemenkes

Kendari

2. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes selaku ketua jurusan Poltekkes

Kemenkes Kendari

3. Ibu Wahida, S.Si.T, M.Keb selaku penguji I, Ibu Yustiari, SST, M.Kes

selaku penguji II dan Ibu Fitriyanti, SST, M.Keb selaku penguji III.

4. Seluruh dosen dan staf administrasi di jurusan Kebidanan Poltekkes

Kemenkes Kendari

v

5. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan yang telah bersedia

mengeluarkan surat izi penelitian.

6. Kepala Puskesmas Lalowaru yang telah bersedia menerima peneliti

untuk melakukan penelitian di Wilayah kerja Puskesmas Lalowaru.

7. Teristimewa untuk ayah tercinta bapak Faisal dan Ibu tersayang Ibu Wa

Ode Ambe yang tiada henti-hentinya memberikan doa dan dukungan

moril maupun materil pada penulis selama penulisan penelitian.

8. Saudara/(i) Andri, Metriani dan Mirta serta seluruh keluarga yang selalu

memberikan semangat tersendiri bagi penulis.

9. Sahabat-sahabatku yang selalu memberi semangat yang tidak bisa

penulis sebutkan satu persatu terima kasih banyak untuk kebaikan

kalian selama ini. Teman-teman Alih Jenjang D-IV Kebidanan

khususnya kelas C yang namanya tidak dapat saya sebutkan satu-

persatu.

Dalam penyusunan penelitian ini penulis menyadari bahwa

penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran

yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dalam penyempurnaan

penelitian ini serta sebagai bahan pembelajaran dalam penyusunan

penelitian berikutnya.

Kendari, Agustus 2018

Penulis

vi

RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS DIRI

1. Nama : Yunianti

2. Nim : P00312017149

3. Tempat/ tanggal lahir : Tampo, 16 November 1994

4. Agama : Islam

5. Suku/Kebangsaan : Bugis/Indonesia

6. Alamat : Desa Torobulu

B. IDENTITAS ORANG TUA

1. Nama Ayah/Ibu : Faisal / Wa Ode Ambe

2. Pekerjaan : Wiraswasta / IRT

7. Alamat : Desa Torobulu

C. PENDIDIKAN

1. SD : SD Negeri Torobulu Tahun 2004

SD Negeri 2 Wawo Tahun 2005

SD Negeri 7 Napabalano Tahun 2007

2. SMP : SMP Negeri 4 Lainea Tahun 2010

3. SMA : SMA Negeri 1 Napabalano Tahun 2013

4. D-III : Akademi Kebidanan Paramata Raha

Kabupaten Muna Tahun 2016

5. Sejak tahun 2017 mengikuti pendidikan D-IV Kebidanan di

Poltekkes Kemenkes Kendari yang direncanakan selesai tahun

2018

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………….………….... i

HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………….... ii

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………….. iii

KATA PENGANTAR ……………………………………………………..... iv

RIWAYAT HIDUP …………………………………………………………... vi

DAFTAR ISI …………………………………………………………………. vii

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………. ix

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………… x

ABSTRAK …………………………………………………………………… xi

BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1

A. Latar Belakang..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ……………………………………………. 7

C. Tujuan Penelitian…………................................................... 7

D. Manfaat Penelitian................................................................ 8

E. Keaslian Penelitian ……………………………………………. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 11

A. Telaah Pustaka.……………………………………….………. 11

1. Bayi……........................................................................... 11

2. Pijat Bayi………...........................……………….……….. 14

3. Penigkatan Berat Badan Bayi…...................................... 23

B. Landasan Teori..................................................................... 26

C. Kerangka Teori ………………………………………………... 39

D. Kerangka Konsep.................................................................. 30

E. Hipotesis Penelitian............................................................... 30

BAB III METODE PENELITIAN............................................................... 31

A. Jenis dan Rancangan Proposal............................................. 31

B. Waktu dan Tempat Penelitian................................................ 33

C. Subjek Penelitian................................................................... 33

D. Variabel Penelitian ……………………………………………… 34

E. Defenisi Operasional …………………………………………… 35

F. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ………………………….. 35

G. Istrumen Penelitian …………………………………………….. 36

H. Pengelolaan dan Analisis Data.............................................. 36

viii

BAB IV HASIL PENENLITIAN DAN PEMBAHASAN ………………….. 40

A. Hasil Penelitian …………………………………………………. 40

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian …………………….. 40

2. Karakteristik Responden …………………………………. 42

B. Pembahasan ……………………………………………………. 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………. 54

A. Kesimpulan ……………………………………………………... 54

B. Saran ……………………………………………………………. 54

Daftar Pustaka ……................................................................................. 55

Lampiran

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Umur di Wilayah Kerja

Puskesmas Lalowaru Kabupaten Konawe Selatan Tahun

2018………………………………………………………………….. 12

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Peningkatan Berat Badan di Wilayah Kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Tahun 2018……………………...…... 45 Tabel 3. Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan

Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Tahun 2018 ……………………………………….. 46

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pijatan pada Kaki Bayi ……………………………………….. 20

Gambar 2. Pijatan pada Perut Bayi ………………………………………. 21

Gambar 3. Pijatan pada Tangan Bayi ……………………………………. 22

Gambar 4. Pijatan pada Wajah Bayi ……………………………………... 23

Gambar 5. Kerangka Teori ………………………………………………… 29

Gambar 6. Kerangka Konsep ……………………………………………… 30

Gambar 7. Rancangan Penelitian Quasi Eksperimen ………………….. 31

Gambar 8. Grafik Karakteristik Responden ……………………………… 42

Gambar 9. Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis

Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Lalowaru

Kecamatan Moramo Utara Tahun 2018 ……………………. 43

Gambar 10. Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Asupan

Nutrisi di Wilayah Kerja Puskesmas Kerja Puskesmas

Lalowaru ………………………………………………………… 44

xi

ABSTRAK

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN

BAYI PADA BAYI UMUR 1-6 BULAN DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS LALOWARU KECAMATAN MORAMO

UTARA KABUPATEN KONAWE SELATAN

TAHUN 2018

Yunianti1 Melania Asi2 Heyrani3

Latar Belakang : Berbagai upaya di lakukan untuk meningkatkan berat

badan bayi normal setiap bulannya. Salah satu metode yang efektif untuk

meningkatkan berat badan bayi yaitu dengan prosedur dan teknik pijat bayi

yang kontiniu.

Metode Penelitian : Jenis penelitian Quasy Eksperiment dengan

rancangan non equivalen control group dan desain Pretest-posttest

Pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling.

Hasil Penelitian : Uji statistik pada seluruh responden menggunakan

paired T tes dengan ɑ = 0,05 atau Convident Interval (CI) 95% diperoleh

t=3,767, p value 0,000. Dengan t hitung (3,767) > t tabel (2,045).

Kesimpulan : Terjadi peningkatan berat badan dari 30 responden

sebanyak 25 responden yang mengalami kenaikan dan berdasarkan uji

statistic yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan

terhadap peningkatan berat badan bayi pada bayi yang dipijat dan tidak.

Kata Kunci : Pijat Bayi, Peningkatan Berat Badan

Pustaka : 31 Literatur (2007-2018)

1Mahasiswa DIV Kebidanan Poltekkes Kendari

2Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kendari

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indikator BB/TB menggambarkan status gizi yang sifatnya akut

sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung dalam waktu yang

pendek, seperti menurunnya nafsu makan akibat sakit atau karena

menderita diare. Dalam keadaan demikian berat badan anak akan

cepat turun sehingga tidak proporsional lagi dengan tinggi badannya

dan anak menjadi kurus. Prevalensi nasional balita kurus adalah 7,4%

dan balita sangat kurus adalah 6,2%. Kemudian sebanyak 25 provinsi

mempunyai prevalensi balita kurus diatas prevalensi nasional, yaitu

Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera

Selatan, Kepualuan Riau, DKI Jakarta, Jawa Timur, Banten, Nusa

Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan

Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi tengah,

Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat,

Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua (Riskesdas. 2007).

Kemudian, Riskesdas 2013 menyatakan secara nasional, prevalensi

berat-kurang pada tahun 2013 adalah 19,6 persen, terdiri dari 5,7

persen gizi buruk dan 13,9 persen gizi kurang. Jika dibandingkan

dengan angka prevalensi nasional tahun 2007 (18,4 %) dan tahun

2010 (17,9 %) terlihat meningkat. Perubahan terutama pada

prevalensi gizi buruk yaitu dari 5,4 persen tahun 2007, 4,9 persen

pada tahun 2010, dan 5,7 persen tahun 2013. Sedangkan prevalensi

2

gizi kurang naik sebesar 0,9 persen dari 2007 dan 2013. Untuk

mencapai sasaran SDGs tahun 2015 yaitu 15,5 persen maka

prevalensi gizi buruk-kurang secara nasional harus diturunkan

sebesar 4.1 persen dalam periode 2013 sampai 2015. (Depkes, 2012)

Diantara 33 provinsi di Indonesia,18 provinsi memiliki prevalensi gizi

buruk-kurang di atas angka prevalensi nasional yaitu berkisar antara

21,2 persen sampai dengan 33,1 persen. Urutan ke 19 provinsi

tersebut dari yang tertinggi sampai terendah adalah (1) Nusa

Tenggara Timur; (2) Papua Barat; (3) Sulawesi Barat; (4) Maluku; (5)

Kalimantan Selatan; (6) Kalimantan Barat; (7) Aceh; (8) Gorontalo; (9)

Nusa Tenggara Barat; (10) Sulawesi Selatan; (11) Maluku Utara; (12)

Sulawesi Tengah; (13) Sulawesi Tenggara; (14) Kalimantan Tengah;

(15) Riau; (16) Sumatera Utara; (17) Papua, (18) Sumatera Barat dan

(19) Jambi. Sulawesi Tenggara masuk dalam daerah dengan

prevalensi gizi buruk dan gizi kurang yang tinggi.

Di Indonesia AKB mencapai 34/1000 kelahiran hidup pada

tahun 2007, dan turun lagi menjadi 32/1000 kelahiran hidup pada

tahun 2012. Pada tahun 2014 AKB di Indonesia mencapai 23/1000

kelahiran hidup dan meningkat pada tahun 2015 mencapai 30/1000

kelahiran hidup, sedangkan target SDG’s tahun 2015 AKB turun

menjadi <23/1000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2016).

Di Sulawesi Tenggara pada tahun 2014 AKB mencapai 172

jiwa atau 7/1000 kelahiran hidup dan pada tahun 2014 AKB mencapai

157 jiwa atau sekitar 3/1000 kelahiran hidup sedangkan tahun 2016

3

AKB tetap pada 3/1000 kelahiran hidup. Jumlah AKB dipenguruhi oleh

berbagai faktor, yaitu pelayanan kesehatan, tingkat social ekonomi,

gizi, kesehatan lingkungan dan lainnya. Tersedianya berbagai fasilitas

atau aksesibilitas pelayanan kesehatan serta kesediaan masyarakat

untuk merubah kehidupan tradisional kenorma kehidupan modern

(sehat) dalam bidang kesehatan juga merupakan faktor-faktor yang

sangat berpengaruh terhadap AKB (Badan Pusat Statistik, 2017).

Jumlah kematian bayi tahun 2014 dan 2016 di Kabupaten

Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara masing-masing adalah

AKB pada tahun 2014 sebanyak 4/1000 kelahiran hidup dan

padatahun 2016 sebanyak 2/1000 kelahiran hidup. (Profil Dinkes

Konsel, 2016).

Di Kecamatan Moramo Utara AKB tahun 2015 mencapai

4/1000 kelahiran hidup. Kemudian Pada tahun 2016 menurun menjadi

0/1000 kelahiran hidup dan meningkat kembali pada tahun 2017

sebanyak 2/1000 kelahiran hidup. Hal ini perlu diwaspadai agar tidak

terlalu banyak kematian pada bayi. Banyak faktor yang mengkibatkan

bayi mengalami kematian, di antaranya adalah perawatan yang tidak

optimal dan kurangnya asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh sibayi.

Oleh karenaitu salah satu peran pemerintah dalam hal ini adalah

pihak kesehatan harus berupaya agar dapat menanggulangi kematian

yang terjadi pada bayi salah satunya adalah bentuk perawatan

optimalisasi pertumbuhan bayi dengan cara melakukan pijat bayi yang

4

berguna untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan bayi.

(Profil Kesehatan Puskesmas Lalowaru, 2017)

Pijat merupakan salah satu metode pengobatan tertua di dunia.

Pijat meliputi seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang mampu

melemaskan sendi yang terlalu kaku dan menyatukan organ tubuh

dengan gosokan yang kuat. Terapi pijat tidak hanya digunakan disalon

dan spa saja, tapi juga diberbagai rumah sakit dan pusat perawatan

kesehatan. Saat ini, teknik pijat telah banyak digunakan untuk

kesehatan dan peningkatan berat badan pada bayi (Syaukani, 2015).

Pada tahun 2007 cakupan penimbangan balita yaitu yang

ditimbang dibagi jumlah sasaran (D/S) mencapai 81,99%, untuk

cakupan balita yang mengalami kenaikkan berat badan dibagi jumlah

sasaran (N/D) yaitu pada balita mencapai 97,56%. Menargetkan

cakupan penimbangan balita diposyandu mencapai 90%. Cakupan

penimbangan balita yang ditimbang dibagi jumlah sasaran (D/S)

mencapai 76%. Untuk cakupan balita yang mengalami kenaikan berat

badan dibagi jumlah sasaran (N/D) yaitu pada balita mencapai 86%.

Pemerintah menargetkan penimbangan balita mencapai 100% (Lubis,

2015).

Berdasarkan survey data awal hasil penimbangan bayi di

bulan Januari-April di wilayah kerja Puskesmas Lalowaru

Kecamatan Moramo Utara, terdapat 160 bayi yang tercatat

melakukan penimbangan di posyandu dan hasilnya hanya terdapat

128 bayi atau sekitar 49% yang mengalami kenaikan berat badan,

5

sisanya 132 bayi atau sekitar 51% bayi tidak mengalami kenaikan

berat badan yang seharusnya. Rata-rata ibu bayi tersebut tidak

mengetahui cara perawatan kesehatan bayi dengan stimulasi

pertumbuhan bayi menggunakan pijat bayi. Observasi awal yang

dilakukan oleh penulis pada petugas kesehatan di wilayah kerja

Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo Utara bahwa disemua desa

belum ada yang melakukan teknik pemijatan bayi secara spesifik

yang berguna untuk meningkatan kesehatan dan perawatan pada

bayi.

Pijat bayi dapat digolongkan sebagai aplikasi stimulasi

sentuhan, karena dalam pijat bayi terapat unsur sentuhan berupa

kasih sayang, perhatian, suara atau bicara, pandangan mata,

gerakan, dan pijatan. Stimulasi ini akan merangsang perkembangan

struktur maupun fungsi sel-sel otak (Ivra, dkk, 2014). Saat ini telah

banyak penelitian yang menyatakan bahwa pijat bayi memiliki banyak

manfaat baik fisik maupun emosional. Beberapa manfaat pijat bayi

adalah diantaranya meningkatkan nafsu makan, melipatgandakan

keuntungan ASI ekslusif, meningkatkan berat badan, meningkatkan

daya tahan tubuh, membuat bayi tidur lebih nyenyak, dan membina

keterikatan antara orang tua dan anak.

Beberapa penelitian mengatakan pijat bayi bisa merangsang

nervus vagus, dimana saraf ini meningkatkan peristaltik usus sehingga

pengosongan lambung meningkat dengan demikian akan merangsang

nafsu makan bayi. Disisi lain pijat juga melancarkan peredaran darah

6

dan meningkatkan metabolisme sel, dari rangkaian tersebut berat

badan bayi akan meningkat. Roesli mengutip penelitian Field dan

Scafidi yaitu pada bayi prematur yang dilakukan pemijatan 3x10 menit

selama 10 hari, kenaikan berat badannya tiap hari 20%-47% dan pada

bayi cukup bulan usia 1-6 bulan dipijat 15 menit, dua kali seminggu

selama enam minggu, kenaikan berat badannya lebih baik daripada

yang tidak dipijat. Mengutip pula penelitian yang dilakukan oleh Tri

Sunarsih (2010), bayi pada kelompok eksperimen mengalami

peningkatan berat badan sebesar 17,32% dan kelompok kontrol

meningkat sebesar 13,48%.

Dilihat dari uraian tentang masalah berat badan bayi yang tidak

mengalami peningkatan dan perkembangan yang cukup baik dan

kurangnya pengetahuan ibu dan petugas kesehatan mengenai

pentingnya stimulasi pertumbuhan dan perkembangan bayi

menggunakan pijat bayi, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat

Badan Bayi pada Bayi Umur 1-6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas

Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan

Tahun 2018”

7

B. Rumusan Masalah

Adapun Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah

ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi pada

bayi umur 1-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan

Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2018 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi pada

bayi umur 1-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Lalowaru

Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Tahun

2018.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi kenaikan berat badan bayi sebelum

dilakukan pemijatan di wilayah kerja Puskesmas Lalowaru

Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Tahun

2018.

b. Untuk mengetahui distribusi terhadap kenaikan berat badan

bayi setelah dilakukan pemijatan di wilayah kerja Puskesmas

Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe

Selatan Tahun 2018.

8

c. Untuk menganalisis hubungan pengaruh pemijatan terhadap

kenaikan berat badan bayi setelah dilakukan pemijatan di

wilayah kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo Utara

Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2018

D. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini memiliki manfaat secara teoritis dan

praktis, yaitu sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumbangan bagi

ilmu pengetahuan khususnya tentang Pengaruh Pijat Bayi

Terhadap Kenaikan Berat Badan Bayi, sehingga dapat

digunakan sebagai dasar untuk membangun kesadaran ibu

terhadap tumbuh kembang bayinya terutama melalui

pemijatan.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi Profesi

Penelitian ini di harapkan dapat dijadikan Sebagai

sumber informasi bagi pendidikan kebidanan bahwa ada hasil

“evidencebased” tentang salah satu intervensi kebidanan

yang dapat digunakan untuk meningkatkan berat badan bayi

melalui pemberian teknik pemijatan, sehingga menjadi

pedoman dalam memberikan asuhan pada bayi secara

profesional, memberikan pendidikan kesehatan pada ibu bayi

untuk perawatan kesehatan bayi dan mencegah masalah-

9

masalah kesehatan bayi lainnya yang dapat mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan bayi melalui teknik pijat bayi.

b. Manfaat bagi Penulis

Dapat menambah wawasan khususnya tentang

pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi,

serta melatih peneliti dalam pembuatan proposal.

c. Manfaat Bagi Institusi

Sebagai tambahan sumber kepustakaan bagi

mahasiswa kebidanan dalam meningkatkan pengetahuan

khususnya mengenai pengaruh pijat bayi terhadap

peningkatan berat badan bayi usia 0-12 bulan.

d. Manfaat Bagi Penulis Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

sumber data atau informasi bagi pengembangan proposal

penelitian berikutnya terutama yang berhubungan dengan

pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan

bayi.

10

E. Keaslian Penelitian

1. Dewi, Rahmayani. (2014). Faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan ibu terhadap pijat bayi usia 0-12 bulan dikomplek TNI

AL Sabang. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif

analitik dengan jumlah sampel 40 responden menggunakan desain

cross sectional. Analisa data menggunakan SPSS. Perbedaan

penelitian ini dengan peneliti adalah terletak pada variabel

penelitian dan metode penelitian.

2. Anna, Astri., Sintia. (2007). Hubungan antara pijat bayi dengan

kenaikan berat badan bayi umur 0-3 bulan di pondok bersalin desa

Balak Siaga Cawas Klaten 2007. Jenis penelitian yang digunakan

adalah deskriptif operasional dengan menggunakan pendekatan

retrospektif. Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian

ini adalah case control. Perbedaan penelitian ini dengan peneliti

adalah terletak pada metode penelitian dimana penelitian ini

menggunakan metode quasi eksperimen.

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

Telaah pustaka ini akan memberikan pemahaman tentang

beberapa konsep yang berhubungan dengan bayi, pijat bayi dan

peningkatan berat badan bayi.

1. Bayi

a. Pengertian bayi

Bayi adalah masa tahapan pertama kehidupan seorang

manusia setelah lahir dari rahim seorang ibu. Pada masa ini,

perkembangan otak dan fisik bayi selalu menjadi perhatian

utama (Rizema, 2012).

Masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa kritis

perkembangan seseorang. Masa bayi dibagi menjadi dua

periode, yaitu masa neonatal dan masa post neonatal. Masa

neonatal dimulai dari umur 0 sampai 28 hari, sedangkan masa

post neonatal dimulai dari umur29 hari sampai 11 bulan

(Departemen Kesehatan, 2009).

b. Pertumbuhan dan perkembangan bayi

1) Pertumbuhan bayi

Menurut Hellbrugge. dkk, 1988 dalam (Maryunani,

2011). Pertumbuhan adalah perubahan dari tubuh yang

berhubungan dengan bertambahnya ukuran-ukuran tubuh.

12

Pertumbuhan berat badan dan panjang badan bayi sesuai

umur bayi dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Tabel Pertumbuhan Balita

Umur Berat (Gram) Panjang Badan

(Cm)

Standar Atas

80% Standar

80% Standar

Lahir 0 –1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 Bulan 6 Bulan 7 Bulan 8 Bulan 9 Bulan 10 Bulan 11 Bulan 12 Bulan

3.400 4.300 5.000 5.700 6.300 6.900 7.400 8.000 8.400 8.900 9.300 9.600 9.900

2.700 3.400 4.000 4.500 5.000 5.500 5.900 6.300 6.000 7.100 7.400 7.700 7.900

50.5 55.0 58.0 60.0 62.5 64.5 66.0 67.5 69.0 70.5 72.0 73.5 74.5

40.5 43.5 46.0 48.0 49.5 51.0 52.5 54.0 55.5 56.5 57.5 58.5 60.0

1 thn 3 Bulan 6 Bulan 9 Bulan

10.600 11.300 11.900

8.500 9.000 9.600

78.0 81.5 84.5

62.5 65.0 67.5

2 thn 0 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 9 Bulan

12.400 12.900 13.500 14.000

9.900 10.500 10.800 11.200

87.0 89.5 92.0 94.0

69.5 71.5 73.5 75.0

3 thn 0 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 9 Bulan

14.500 15.000 13.500 16.000

11.600 12.000 12.400 12.900

96.0 98.0 99.5 101.5

77.0 78.5 79.5 81.5

4 thn 0 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 9 Bulan

16.500 17.000 17.400 17.900

13.200 13.600 14.000 14.400

103.5 105.0 107.0 108.0

82.5

85.5 86.5

5 thn 0 Bulan 18.400 14.700 109.0 87.0

2) Perkembangan bayi

Perkembangan adalah bertambah sempurnanya

fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh

kematangan dan belajar, terdiri dari kemampuan gerak

kasar dan halus, pendengaran, bicara, emosi-sosial,

kemandirian, intelegensia, dan perkembangan moral

(Muslihatun, 2011).

13

c. Bayi sehat dan bayi sakit

Pada bayi yang sehat, umumnya ditandai oleh beberapa

hal diantaranya:

1) Matanya yang cemerlang saat menatap.

2) Bergerak aktif, di mana gerakannya itu melibatkan tubuh,

kepala, kaki, dan tangan secara seimbang.

3) Cukup "rakus" mengisap ASI.

4) Tangisannya cukup bertenaga dan mudah ditenangkan

lagi.

5) Suka tersenyum dan tertawa saat diajak bicara.

6) Pernapasan 40-60x/menit dan suhu 36,5-37,5℃.

Sementara, pada bayi yang sakit umumnya ditandai oleh:

1) Matanya tidak cemerlang dan redup.

2) Terlihat lemas dan malas bergerak.

3) Susah disusui atau meminum susu.

4) Sering nangis dan sulit ditenangkan (rewel).

5) Lebih banyak tidur dari biasanya.

6) Kemudian, diikuti gejala-gejala susulan seperti kaki dan

tangannya terasa dingin (maupun panas), hidung berair

(jika flu), batuk-batuk terkadang disertai muntah (jika

infeksi tenggorokan), mencret-mencret (jika diare), suhu di

atas 37,5℃ dan lain sebagainya. Tergantung dari penyakit

yang dialaminya

14

d. Peran Bidan pada Bayi

Bulan pertama kehidupan merupakan masa transisi dan

penyesuaian baik untuk orang tua maupun bayi, oleh karena

itu bidan harus dapat memfasilitasi proses tersebut. Peran

bidan pada bayi satu bulan pertama dalam praktiknya

dilakukan secara komprehensif dan multidisipliner, yakni

perawatan anak (Muslihatun, 2011). sesuai dengan

keputusan Menteri Kesehatan tentang registrasi dan praktek

bidan menyebutkan bahwa bidan berwenang memantau

tumbuh kembang bayi melalui deteksi dini dan stimulasi

tumbuh kembang. Salah satu bentuk stimulasi yang selama ini

dilakukan masyarakat adalah dengan pijat bayi (Destyna,

2015).

2. Pijat Bayi

Dalam pijat bayi ini akan membahas mengenai pengertian

pijat bayi, mengenal pijat bayi, manfaat pijat bayi, persiapan

sebelum memijat dan tehnik pemijatan bayi.

a. Pengertian pijat bayi

Menurut Naurah (2009) bahwa pijat bayi adalah terapi

sentuh tertua yang dikenal manusia dan paling popular. Pijat

adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang

dipraktekkan sejak awal diciptakan di dunia, mungkin karena

pijat berhubungan sangat erat dengan kehamilan dan proses

kelahiran manusia (Dewi Sri, 2014)

15

Pijat bayi biasa disebut dengan stimulus touch. Seperti

yang diuangkapkan oleh Dewi (2010) bahwa Pijat bayi dapat

diartikan sebagai sentuhan komunikasi yang nyaman antara

ibu dan bayi, jadi pijat bayi ini merupakan suatu

pengungkapan rasa kasih saying antara orang tua dengan

anak lewat sentuhan pada kulit yang dapat memberikan

dampak sanagat luar biasa (Perpustakaan.uns.ac.id)

Menurut Irfan (2008) dalam Imam Santoso (2010) Pijat

bayi adalah suatu sentuhan ringan yang diberikan pada

jaringanlunak yang member banyak manfaat pada tumbuh

kembang anak.

Pijat bayi adalah memberikan sentuhan pada tubuh bayi

atau anak yang bermanfaat untuk menstimulus tumbuh

kembang bayi dan sebagai salah satu cara untuk

mengungkapkan kasih saying orang tua terhadap anaknya

(Uswatun, 2017).

b. Mengenal pijat bayi

Pijat bayi merupakan bentuk pengobatan alternative

yang menjadi semakin popular karena kesederhanaan,

efektivitas biaya, mudah dipelajari dan dapat dilakukan

dirumah oleh keluarga, namun banyak ibu yang belum bisa

melakukan pijat bayi secara mandiri. Pijat telah digunakan

untuk pengobatan dan menjadi bagian rutin perawatan bayi

16

selama ratusan tahun dibanyak kebudayaan dan salah satu

teknik terapi tertua di dunia. (Butsainatul, dkk. 2015).

Menurut Suririnah (2009) dalam Dewi Sri (2014) bahwa

pengalaman pijat yang pertama yang dialami manusia adalah

pada waktu dilahirkan, yaitu pada waktu melalui jalan lahir

harus meninggalkan rahim yang hangat, aman dan nyaman

dengan keterbatasan ruang gerak menuju ke suatu dunia

dengan kebebasan gerak tanpa batas, yang menakutkan,

tanpa sentuhan-sentuhan yang nyaman dan aman

disekelilingnya, seperti halnya ketika berada didalam rahim.

c. Manfaat pijat bayi

Adapun manfaat pijat bayi menurut para ahli adalah

sebagai berikut:

1) Manfaat bagi bayi

a) Efek biokimia dan fisik yang positif

b) Meningkatkan berat badan.

c) Meningkatkan pertumbuhan

d) Meningkatkan konsentrasi bayi dan membuat bayi

tidur lebih lelap

e) Membina ikatan kasih sayang antara orang tua dan

anak (bonding)

f) Meningkatkan produksi ASI

g) Sentuhan ibu akan membuat bayi merasa nyaman

17

h) Sentuhan akan meransang peredaran darah dan

menambah energi sebenarnya

2) Manfaat bagi orang tua

a) Meningkatkan kepercayaan diri.

b) Memudahkan orang tua mengenali bayinya.

c) Membina ikatan kasih sayang orang tua dan anak.

d) Hiburan menyenangkan keluarga (Syaukani, 2015).

Para ahli berpendapat, pemijatan bayi yang dapat

dilakukan sedini mungkin setelah bayi dilahirkan, lebih

cepat mengawali pemijatan, bayi akan mendapat

keuntungan yang lebih besar. Apalagi pemijatan sejak

kelahiran sampai bayi berusia 6 sampai 7 bulan

(Syaukani, 2015).

d. Mekanisme pijat bayi

1) Meningkatkan aktifitas nervus vagus

Hal ini disebabkan bayi yang dipijat mengalami

peningkatan kadar enzim penyerapan dan insulin

sehingga penyerapan terhadap sari makanan pun menjadi

lebih baik. Hasilnya, bayi menjadi cepat lapar dan karena

itu lebih sering menyusu sehingga meningkatkan produksi

ASI (Suparyanto 2011). Pemijatan juga meningkatkan

mekanisme penyerapan makanan oleh nervusvagus

sehingga nafsu makan bayi jugaakan meningkat yang

18

dapat secara langsung meningkatkan berat badan bayi

(Syaukani, 2015).

2) Produksi serotin meningkatkan daya tahan tubuh

Aktifitas pemijatan akan meningkakan aktifitas

neorotransmitter serotin, yaitu meningkatkan kapasitas sel

reseptor yang berfungsi meningkatkan glucocorticoid

(adrenalin, suatu hormon stres). Proses ini akan

menyebabkan terjadinya penurunan kadar hormon

adrenalin (hormon stres) penurunan kadar hormon stres

ini akan meningkatkan daya tahan tubuh, terutama IgM

dan IgG.

3) Pijatan dapat mengubah gelombang otak

Pijat bayi akan membuat bayi tidur lebih leleap dan

meningkatkan kesiagaan (alertness) atau konsentrasi. Hal

ini dikarenakan pijatan yang baik dapat mengubah

gelombang otak. Pengubahan ini terjadi dengan cara

menurunkan gelombang alpha dan meningkatkan

gelombang beta serta tetha yang dapat dibuktikan dengan

penggunaan EEG (electro encephalogram) (Syaukani,

2015).

e. Persiapan sebelum memijat

Ada baiknya sebelum melakukan pemijatan, orang tua

atau pemijat harus memperhatikan hal-hal berikut ini :

1) Tangan harus bersih dan dalam keadaan hangat.

19

2) Kosongkan tangan dari segala perhiasan agar tidak

mengakibatkan goresan pada kulit bayi, dan juga pastikan

kuku tidak dalam keadaan panjang.

3) Persiapan ruangan agar terasa hangat dan hindari

ruangan yang terasa pengap.

4) Pastikan perut bayi sudah terisi dan tidak dalam keadaan

kosong.

5) Sediakan waktu untuk tidak diganggu minimal selama 15

menit guna melakukan seluruh tahap-tahap pemijatan.

6) Duduklah pada posisi nyaman dan tenang.

7) Baringkanlah bayi diatas permukaan kain yang rata,

lembut dan bersih.

8) Siapkanlah handuk, popok, baju ganti dan minyak bayi

(baby oil atau lotion).

9) Mintalah izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan

dengan cara membelai wajah dan kepala bayi sambil

mengajaknya bicara (Syaukani 2015).

f. Teknik memijat bayi

Seperti keterangan sebelumnya, pemijatan bayi memiliki

mekanisme tersendiri.Pada dasarnya pijat bayi memiliki urutan

sebagai berikut ini :

1) Pijatan pada kaki

Ada beberapa teknik pijatan yang dapat dipraktekan

dalam memijat kaki bayi, di antaranya:

20

a) Perahan (seperti memerah susu)

Pertama kali, peganglah kaki bayi pada pangkal paha,

seperti memegang pemukul pada olah raga softball,

kemudian gerakan tangan ke bawah secara

bergantian, seperti memerah susu.

b) Peras dan putar

Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua

tangan secara bersamaan, kemudian peras dan putar

kaki bayi dengan lembut dimulai dari pangkal paha

kearah mata kaki perlahan.

2) Pijatan pada telapak kaki

Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara

bergantian dan perlahan yang diawali dengan memijat

tumit kaki menuju jari-jari diseluruh telapak kaki. Pijatan

pada kaki dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 : Pijatan pada kaki

3) Pijatan pada perut

Pemijatan pada perut harus dilakukan dengan ekstra

hati-hati, apalagi bagi orang tua yang baru punya anak

21

dan baru mempraktekan pijatan pada bayi. Gerakan

pijatan yang bisa dilakukan pada perut bayi yaitu

gerakakan mengayuh sepeda dengan melakukan gerakan

memijat pada perut bayi seperti mengayuh sepeda,

dimulai dari bagian atas kebawah perut, gerakan ini

dilakukan secara bergantian dengan tangan kanan dan

kiri.

Pijatan pada perut dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 : Pijatan pada perut

4) Pijatan pada tangan

Ada beberapa gerakan yang bisa dilakukan pemijatan

pada tangan bayi, diantaranya sebagai berikut :

a) Pijatan pada ketiak

Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas

kebawah.

b) Peras dan putar

Peras dan putarlah lengan bayi dengan lembut mulai

dari pundak kepergelangan tangan.

c) Membuka tangan

22

Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari dari

pergelangan tangan kearah jari-jari.

Pijatan pada tangan dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 : Pijatan pada tangan

5) Pijatan daerah muka

Pijatan pada muka atau bayi akan merelaksasi dan

melemaskan otot-otot wajah bayi, dan bayi akan terlihat

lebih ceriah.

a) Pijatan pada dahi

Pertama, letakan jari-jari kedua tangan pada

pertengahan dahi, lalu tekankan jari-jari dengan

lembut mulai dari tengah dahi keluar kesamping

kanan dan kiri.

b) Pijatan pada alis

Letakan ke dua ibu jari di antara kedua alis mata

dengan menggunakan kedua ibu jari untuk memijat

secara lembut pada alis mata dan di atas kelopak

mata, mulai dari tengah ke sampingseolah menyetrika

alis.

23

c) Belakang telinga

Dengan mempergunakan ujung-ujung jari, berikan

tekanan lembut pada daerah belakan telinga kanan

dan kiri (Syaukani, 2015). Pijatan pada wajah dapat

dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 : Pijatan pada wajah

3. Peningkatan Berat Badan Bayi

Berat badan merupakan hasil peningkatan atau penurunan

semua jaringan yang ada pada tubuh, antara lain tulang, otot,

lemak, cairan tubuh, dll. Berat badan dipakai sebagai indikator

terbaik saat ini untuk mengetahui keadaan gizi dan pertumbuhan

bayi. Peningkatan berat badan bayi merupakan perbandingan

secara langsung dapat dilihat dari hasil penimbangan sebelumnya

dibandingkan dengan penimbangan anak terkini yang menunjukan

peningkatan berat badan bayi yang signifikan. Pada bayi yang

lahir cukup bulan, berat badan waktu lahir akan kembali pada hari

ke–10. Berat badan akan kembali menjadi 2 kali lipat berat lahir

pada bayi umur 5 bulan, menjadi 3 kali lipat berat lahir pada bayi

umur 5 bulan, menjadi 3 kali lipat berat lahir pada umur 1 tahun

24

dan menjadi 4 kali lipat berat badan lahir pada umur 2 tahun

(Sugiharti, dkk, 2012).

Menurut Hidayat (2008) dalam Trisasmi dkk (2014),

Kenaikan berat badan anak pada tahun pertama kehidupan

apabila anak mendapat gizi yang baik yaitu dari bayi lahir sampai

6 bulan pertama pertambahan berat badan setiap minggu 140-200

gram. Berat badan bayi akan meningkat pada akhir 6 bulan

pertama. Sedangkan pada umur 6-12 bulan pertambahan berat

badan berkisar antara 85-400 gram. Berat badan akan meningkat

sebesar 3 kali berat badan lahir pada akhir tahun pertama.

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting

dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Pada

masa bayi-balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat

laju pertumbuhan fisik maupun gizi kecuali terdapat kelainan klinis

seperti dehidrasi, asites, adema dan adanya tumor. Di samping itu

pula berat badan dapat dipergunakan sebagai dasar perhitungan

dosis obat dan makanan (Trisasmi, dkk, 2014).

Pengukuran berat badan menurut Hidayat (2008) bahwa

perlu dilakukan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan

semua jaringan yang ada pada tubuh misalnya tulang, otot, lemak,

organ tubuh dan cairan tubuh sehingga dapat diketahui status

keadaan gizi atau tumbuh kembang anak (Dewi Sri, 2014).

Salah satu prosedur yang dapat menggambarkan berat

badan seseorang yaitu dengan cara penimbangan berat badan.

25

Penimbangan merupakan salah satu kegiatan utama program

perbaikkan gizi yang menitik beratkan pada pencegahan dan

peningkatan keadaan gizi anak. Anak sehat bertambah umur akan

bertambah berat badannya dan persentase balita yang naik

timbangannya dapat menggambarkan tingkat kesehatan balita di

wilayah kerja. Penimbangan berat badan bayi sangat penting

karena banyak fakta menunjukan pertumbuhan bayi yang tidak

normal. Menimbang berat badan bayi merupakan salah satu

upaya yang harus dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan bayi

sehingga diketahui normal atau tidaknya pertumbuhannya. Berikut

ini prosedur dalam melakukan penimbangan bayi yaitu:

a) Cuci tangan

b) Jelaskan pada keluarga tentang tindakan yang akan

dilaksanakan, sesuai tingkat perkembangan dan kemampuan

keluarga dalam komunikasi.

c) Setel timbangan dengan penunjuk pada angka nol.

d) Buka selimut bayi atau pakaian dibuat seminim mungkin,

sepatu, baju/pakaian yang cukup tebal harus ditanggalkan.

Lalu baringkan bayi di atas timbangan atau tidurkan bayi

didalam timbangan bayi. Lihat ujung jarum yang menunjukkan

besar berat badan bayi, baca berat badan.

e) Rapikan bayi ke tempat semula.

f) Catat berat badan pada lembar observasi.

g) Bereskan alat.

26

h) Cuci tangan (Anggun, 2016)

Pijat bayi adalah terapi sentuhan yang dilakukan pada bayi,

yang dapat memberikan jaminan adanya kontak tubuh

berkelanjutan, mempertahankan perasaan aman pada bayi dan

dapat mempererat tali kasih orang tua dengan anak. Pijat bayi

merupakan salah satu stimulus dari luar yang bermanfaat untuk

meningkatkan berat badan bayi, dan juga berperan bagi

pertumbuhan fisik dan perkembangan emosional anak (Sulung,

dkk, 2014).

Bayi yang dipijat mengalami peningkatan kadar enzim

penyerapan dan insulin sehingga penyerapan terhadap sari

makanan pun menjadi lebih baik. Alhasil bayi menjadi cepat lapar

dan karena itu lebihsering menyusu sehingga meningkatkan

produksi ASI (Suparyanto, 2011). Pemijatan juga meningkatkan

mekanisme penyerapan makanan oleh nervus vagus sehingga

nafsu makan bayi jugaakan meningkat yang dapat secara

langsung meningkatkan berat badan bayi (Asmar, 2012).

B. Landasan Teori

Landasan teori dalam penelitian ini mencakup pijat bayi dan

peningkatan berat badan bayi. Dimana pijat bayi merupakan bentuk

pengobatan alternative yang menjadi semakin popular karena

kesederhanaan, efektivitas biaya, mudah dipelajari dan dapat

dilakukan dirumah oleh keluarga, namun banyak ibu yang belum bisa

melakukan pijat bayi secara mandiri. (Butsainatul, dkk. 2015). Pijat

27

telah digunakan untuk pengobatan dan menjadi bagian rutin

perawatan bayi selama ratusan tahun dibanyak kebudayaan dan

salah satu teknik terapi tertua di dunia.

Pijat bayi adalah memberikan sentuhan pada tubuh bayi atau

anak yang bermanfaat untuk menstimulus tumbuh kembang bayi dan

sebagai salah satu cara untuk mengungkapkan kasih saying orang tua

terhadap anaknya (Uswatun, 2017).

Pijat bayi sangat bermanfaat bagi bayi dan ibu. Bagi bayi

pemijatan dapat menimbulkan efek biokimia dan efek yang positif,

meningkatkan berat badan, meningkatkan pertumbuhan,

meningkatkan konsentrasi bayi dan membuat bayi tidur lebih lelap dan

masih banyak manfaat lainnya. Sedangkan manfaatnya bagi ibu yaitu

meningkatkan kepercayaan diri, memudahkan orang tua mengenali

bayinya, membina ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi dan lain-

lain (Syaukarni, 2015).

Berat badan merupakan hasil peningkatan atau penurunan

semua jaringan yang ada pada tubuh, antara lain tulang, otot, lemak,

cairan tubuh, dll. Peningkatan berat badan bayi merupakan

perbandingan secara langsung dapat dilihat dari hasil penimbangan

sebelumnya dibandingkan dengan penimbangan anak terkini yang

menunjukan peningkatan berat badan bayi yang signifikan. Berat

badan akan kembali menjadi 2 kali lipat berat lahir pada bayi umur 5

bulan, menjadi 3 kali lipat berat lahir pada bayi umur 5 bulan, menjadi

28

3 kali lipat berat lahir pada umur 1 tahun dan menjadi 4 kali lipat berat

badan lahir pada umur 2 tahun (Sugiharti, dkk, 2012).

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting

dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Pada

masa bayi-balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju

pertumbuhan fisik maupun gizi kecuali terdapat kelainan klinis seperti

dehidrasi, asites, adema dan adanya tumor. Di samping itu pula berat

badan dapat dipergunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan

makanan (Setiadi, 2008)

Pengukuran berat badan menurut Hidayat (2008) bahwa perlu

dilakukan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua

jaringan yang ada pada tubuh misalnya tulang, otot, lemak, organ

tubuh dan cairan tubuh sehingga dapat diketahui status keadaan gizi

atau tumbuh kembang anak (Dewi Sri, 2014).

29

C. Kerangka Teori

Gambar 5. Kerangka teori

(Sumber : Anggun Primanta G, 2016)

Aktivitas Nervus

Vagus

Pijat Bayi

Beta Endorphin Teori

Bayi

Gelombang

Peningkatan tonus

Nervus Vagus

Peristaltik

Meningkat

Pengosongan

Lambung Cepat

Cepat Lapar

Frekuensi Konsumsi

Meningkat

Penyerapan zat

Nutrient Lebih Baik

Peningkatan Berat

Badan

30

D. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini memiliki variabel

independen (pijat bayi) dan variabel dependen (peningkatan berat

badan bayi) yang terbagi dalam kelompok intervensi dan kelompok

kontrol. Kerangka konsep dalam penelitian ini dapat dilihat pada

gambar 6.

Gambar 6. Kerangka Konsep Penelitian

E. Hipotesis Penelitian

Ha : Ada pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan berat badan

bayi

Pijat Bayi Peningkatan

berat badan

bayi

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan untuk proposal ini adalah

quasi eksperimen (eksperimen semu). Penelitian quasi eksperimen

(eksperimen semu) adalah desain penyusunan di mana penulis

melakukan intervensi/perlakuan pada subjek (Sulistyaningsih, 2011).

Tujuan Penelitian quasi eksperimen (eksperimen semu) dalam

proposal ini adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan

perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen

sebenarnya (Setiadi, 2013).

Rancangan penelitian yang digunakan dalam proposal ini

adalah rancangan non equivalen kontrol group. Rancangan

penelitian ini digunakan untuk membandingkan hasil intervensi

program kesehatan di suatu kontrol yang serupa, tetapi tidak perlu

kelompok yang benar-benar sama. Penelitian yang menggunakan

desain penelitian eksperimental merupakan penelitian dengan

hasil yang mendekati kebenaran (Nasir, 2011).

Rancangan penelitian pada proposal ini dapat dilihat pada

Gambar 7 :

Pre Test Eksperimen Post Test

Kel. perlakuan

Kel. Kontrol

Gambar 7: Rancangan Penelitian Quasi Eksperimen

O1 X O2

O1’ O2’

32

Keterangan kelompok eksperimen:

O1 = Pre-Test

X = Perlakuan

O2 = Post-test

Keterangan kelompok kontrol:

O1’ = Pre-Test

O2’ = Post-test (Sulistyaningsih, 2011).

Eksperimen ini dilakukan pada bayi usia 1-6 bulan yang berada

di wilayah kerja Puskesmas Lalowaru yang telah memenuhi criteria

inklusi dan ekslusi. Sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu

kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Kemudian dilakukan pre-

test pada seluruh sampel (menimbang berat badan awal) dengan

menggunakan timbangan bayi yang sudah terstandarisasi dan sudah

digunakan untuk menimbang berat badan bayi secara berulang yang

sebelumnya sudah ditera (skala 0) untuk mendapatkan hasil yang

sama, selanjutnya kelompok intervensi diberikan terapi pijat bayi

sedangkan pada kelompok control tidak diberikan terapi pijat bayi.

Perlakuan berlangsung selama 10 hari terhitung dari saat pemberian

terapi pijat bayi pertama kali. Langkah akhir adalah melakukan post

test (penimbangan berat badan akhir) dengan menggunakan

timbangan bayi yang sudah terstandarisasi dan sudah digunakan

untuk menimbang berat badan bayi secara berulang yang

sebelumnya sudah ditera (skala 0) untuk mendapatkan hasil yang

sama, kemudian dilihat dan dibandingkan antara kelompok intervensi

33

dan kelompok control melalui uji statistic untuk melihat ada tidaknya

pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi.

B. Waktu Penelitian dan Tempat Penelitian

1. Waktu

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juli tahun 2018.

2. Tempat

Penelitian ini telah dilakukan di wilayah kerja Puskesmas

Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konsel.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini terbagi atas populasi dan sampel.

1. Populsi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi usia

1-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Lalowaru yang

berjumlah 160 orang bayi.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah 30 bayi yang berumur

1-6 bulan yang tercatat di buku register Puskesmas Lalowaru.

Dimana 15 sebagai kelompok intervensi dan 15 sebagai kelompok

kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan

tehnik purposive sampling yaitu dengan pengambilan sampel

minimum 15 subyek pergroup dimana penelitian eksperimental

dengan kontrol eksperimen memiliki sampel minimum antara 10-

20 responeden pergroup. Kriteria pemilihan sampel terbagi

menjadi kriteria inklusi dan kriteria ekslusi.

34

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi (kriteria yang layak diteliti) adalah

karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi

target dan terjangkau yang akan diteliti (Setiadi, 2013). Kriteria

sampel inklusi dalam penelitian ini adalah :

1) Bayi sehat.

2) Orang tua responden yang bersedia untuk dilakukan

pemijatan bayinya.

b. Kriteria Ekslusi

Kriteria ekslusi (kriteria yang tidak layak diteliti) adalah m

enghilangkan/mengeluarkan subyek yang tidak memenuhi

criteria inklusi dan studi (Setiadi, 2013). Kriteria sampel

ekslusi dalam penelitian ini adalah :

1) Orang tua responden yang tidak bertempat tinggal tetap di

wilayah kerja Puskesmas Lalowaru.

2) Bayi yang tiba-tiba mengalami sakit selama proses

penelitan.

Dari hasil penarikan sampel ditetapkan responden

penelitian berjumlah 30 bayi, yaitu 15 bayi sebagai kelompok

intervensi yang diberikan pijat bayi dan 15 bayi sebagai

kelompok kontrol yang tidak diberikan pijat bayi.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel independen (bebas) dalam proposal ini adalah pijat bayi

2. Variabel dependen (terikat) adalah peningkatan berat badan bayi

35

E. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini variable yang akan diteliti adalah

sebagai berikut :

1. Pijat bayi

Upaya yang dilakukan oleh bidan melalui pijatan pada

bagian-bagian tertentu tubuh bayi untuk meningkatkan berat

badan bayi

2. Peningkatan Berat badan bayi

Berat badan bayi setelah dilakukan upaya pemijatan.

Kriteria penilaian :

Meningkat : Berat badan bayi meningkat >200 gram setelah

dilakukan pemijatan selama 15 menit/hari dalam waktu 10

hari

Tidak meningkat : Berat badan bayi meningkat <200 gram

setelah dilakukan pemijatan selama 15 menit/hari dalam

waktu 10 hari

F. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Data Primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari

responden melalui pre test dan post test berdasarkan defenisi

operasional variable dengan langsung mengunjungi bayi dan

melakukan pemijatan pada bayi berdasarkan persetujuan orang

tua bayi di wilayah kerja Puskesmas Lalowaru.

36

2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari wilayah Puskesmas

Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konsel terkait

jumlah bayi yang berusia 1-6 bulan.

G. Instrument Penelitian

Instrument yang digunakan pada penelitian ini adalah

timbangan bayi dan lembar observasi.

H. Pengelolaan dan Analisis Data

1. Pengelolaan Data

Data yang diperoleh dilakukan pengolahan data agar dapat

dilakukan analisis sehingga menghasilkan informasi yang benar,

ada 4 tahapan pengolahan data yang harus dilalui yaitu :

a. Edit Data (Editing)

Pada tahap ini peneliti terlebih dahulu memeriksa

kelengkapan isian kuisioner yang telah diisi responden. Jika

ditemukan ada ketidak lengkapan, maka peneliti perlu

menanyakan pada pengumpul data, untuk melengkapi data

yang ada secepatnya, atau mencari responden lain dimana

karakteristiknya tidak jauh berbeda dengan responden awal

sebagai pengganti.

b. Mengkode data (Coding)

Pada tahap ini, peneliti memberikan kode-kode tertentu pada

data-data yang sudah dikumpul dengan tujuan memudahkan

pengelolaan data selanjutnya. Contoh, untuk jenis kelamin

diberi kode dengan pilihan laki-laki (L) dan perempuan (P).

37

c. Proses (Processing)

Setelah semua kuisioner terisi dan benar, serta sudah

melewati pengkodean, maka langkah selanjutnya adalah

proses data agar data yang sudah dientri dapat dianalisis.

Pemrosesan data dilakukan dengan cara memasukkan data

dari kuisioner kepaket program komputer.

d. Pembersihan Data (Cleaning)

Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali

data yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak,

dengan cara:

1) Mengetahui kehilangan data

Cara mendeteksi adanya kehilangan data adalah dengan

melakukan list (distribusi frekuensi) dan variabel yang ada.

2) Mengetahui variasi data

Dengan mengetahui variasi data akan diketahui apakah

data yang dimasukkan benar atau salah, cara mendeteksi

dengan cara mendeteksi dengan mengeluarkan distribusi

frekuensi masing-masing variabel.

3) Mengetahui konsistensi data

Dengan cara menghubungkan dua variabel maka dapat

mengetahui atau mendeteksi adanya ketidak konsistensi

data (Dewi Sri, 2014).

38

2. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat

dan analisis bivariat.

a. Analisis Univariat

Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data disajikan

dalam bentuk Tabel distribusi frekuensi dan diagram. Dalam

penelitian ini dilakukan analisis univariat secara deskriptif

sederhana berupa persentase. Rumus yang digunakan

adalah:

P =f

nX 100%

Keterangan:

f = Frequensi setiap kategori variabel

P = Persentase

n = Jumlah sampel

b. Analisis bivariat

Uji statistik dengan menggunakan Microsoft excel dan Paired

Test untuk menguji perbedaan dari data dependen (sampel

terikat). Taraf kesalahan atau tingkat signifikasi (a) yang

digunakan adalah 0,05 dengan confidence interval (CI) 95%.

39

Adapun rumus yang digunakan adalah

𝑡𝑛 =�̅�

𝑆𝑑

√𝑛⁄

d̅ = ∑ = 1di

n

in⁄

Sd =√∑ = 1n

i − (di − d̅) 2

n − 1

Keterangan :

Sd = Standar devisiasi

n = Besar sampel

�̅� = Rata-rata selisih

𝑑𝑖 = Selisih

𝑡𝑛 = Nilai t hitung

Kriteria pengujian:

a. Jika ρ value < 0,05 atau nilai t hitung > t tabel maka H0

ditolak dan Ha diterima yang berarti ada pengaruh pijat

bayi terhadap peningkatan berat badan bayi di wilayah

kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo Utara

Kabupaten Konsel tahun 2018.

b. Jika ρ value > 0,05 atau nilai t hitung < t tabel maka H0

diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak ada pengaruh

pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi di

wilayah kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo

Utara Kabupaten Konsel tahun 2018.

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Keadaan Wilayah

Puskesmas Lalowaru Merupakan salah satu dari 23

Puskesmas yang ada di Kabupaten Konawe Selatan, yang

terletak di Kelurahan Lalowaru Kecamatan Moramo Utara.

Jarak dari ibu kota Kabupaten lebih kurang 82 km dan dari ibu

kota Provinsi lebih kurang 23 km

b. Letak Geografi

Bila ditinjau dari letaknya, batas wilayah kerja Puskesmas

Lalowaru

1) Sebelah utara, berbatasan dengan Kota Kendari

2) Sebelah selatan, berbatasan dengan kecamatan Moramo

3) Sebelah timur, berbatasan dengan laut banda

4) sebelah barat, berbatasan dengan kecamatan Konda

c. Luas Wilayah Kerja, Status Desa / Kelurahan dan Kepadatan

Penduduk

Luas Wilayah kerja Puskesmas Lalowaru Kec. Moramo

Utara adalah ± 189.05 Km2 (BPS, 2017). Luas wilayah ini

meliputi daerah hutan Negara. Jumlah desa / kelurahan

seluruhnya di wilayah kerja Puskesmas Lalowaru yaitu terdiri

dari 9 (Sembilan) desa yaitu Puasana, desa Tanjung Tiram,

41

desa Wawatu, desa Sanggula, desa Mekar Jaya, Lamokula,

desa Mata Lamokula dan desa Lombuea serta 1 (Satu)

Kelurahan yaitu Kelurahan Lalowaru sebagai ibu kota

Kecamatan keacamatan dengan kepadatan penduduk yaitu

42 jiwa/km2

d. Keadaan Demografi

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Lalowaru

pada tahun 2015 adalah sebesar 7.814 jiwa dengan proporsi

penduduk yaitu laki-laki sebesar 3.954 jiwa dan perempuan

sebesar 3.860 jiwa, dengan jumlah KK sebanyak 2.204 KK,

yang tersebar dalam 9 desa dan 1 kelurahan.

Jumlah Penduduk berdasarkan kelompok umur,

persentase kelompok umur terbesar yaitu berada pada

kelompok umur 5-9 tahun yaitu 14,6% dari jumlah penduduk,

dan persentase kelompok umur terkecil berada pada

kelompok umur 70-74 tahun yaitu 1,1% dari jumlah penduduk

Keseluruhan.

e. Visi dan Misi Puskesmas Lalowaru

1) Visi puskesmas Lalowaru

Menjadikan Puskesmas Lalowaru sebagai Pusat

Pelayanan Kesehatan Dasar Paripurna yang Bermutu,

Merata, Mandiri dan Terjangkau dan Menjadikan pusat

Pengembangan serta Pembangunan yang berwawasan

42

Kesehatan Masyarakat dalam upaya mewujudkan

Kecamatan Moramo Utara Sehat .

2) Misi Puskesmas Lalowaru

▪ Melakukan perencanaan lebih terarah dalam

melaksanakan pelayanan kesehatan yang meliputi

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

▪ Melakukan pelayanan pro aktif serta pemberian

pelayanan yang komprehensif dan lebih berkualitas

bagi masyarakat.

2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden meliputi umur, jenis kelamin dan

asupan nutrisi. Setiap karakteristik responden dibuat dalam tabel

dengan tahapan pembuatan tabel sebagai berikut :

a. Umur responden

Karakterisitik responden berdasarkan umur bayi yang

menjadi responden penelitian di Kecamatan Moramo Utara,

dapat dilihat pada gambar distribusi umur berikut.

Gambar 8. Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di Wilayah Kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Maoramo Utara Tahun 2018.

1 bulan 2 bayi

2 bulan 6 bayi

3 bulan 8 bayi

4 bulan 10 bayi

5 bulan 4 bayi

43

Berdasarkan Gambar 8, dketahui responden terbanyak

berumur 4 bulan yaitu 10 responden (33,3%), selanjutnya

berumur 3 bulan sebanyak 8 responden (26,7%) kemudian

responden berumur 2 bulan yaitu 6 responden atau sekitar

(20%) kemudian bayi 5 bulan sebanyak 4 responden (13,3%)

dan bayi umur 1 bulan sebanyak 2 responden (6,7%)

sedangkan bayi umur 6 bulan tidak ada (0%). Umur bayi

dihitung berdasarkan tanggal lahir bayi sampai hari

pengambilan data awal bayi baik secara sekunder maupun

primer.

b. Jenis kelamin responden

Karakterisitik responden berdasarkan jenis kelamin di

Kecamatan Moramo Utara, dapat dilihat pada gambar

distribusi berikut.

Sumber : Data primer 2018 Gambar 9. Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis

Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Tahun 2018.

Berdasarkan Gambar 9. Responden terbanyak dalam

penelitian ini, berjenis kelamin perempuan yaitu berjumlah 16

14

16

13

13.5

14

14.5

15

15.5

16

16.5

Laki-Laki Perempuan

44

responden sedangkan sisanya, responden berjenis kelamin

laki-laki berjumlah 14 responden.

c. Asupan nutrisi responden

Karakterisitik responden berdasarkan asupan nutrisi di

Kecamatan Moramo Utara, dapat dilihat pada gambar berikut.

Sumber : Data Primer 2018 Gambar 10. Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan

Asupan Nutrisi di Wilayah Kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Tahun 2018.

Berdasarkan Gambar 10 diketahui bahwa bahwa bayi

yang hanya diberi ASI sebanyak 8 bayi, sedangkan yang

diberi namun juga diberikan makanan tambahan berupa sun

biskuit sebanyak 17 bayi dan sisanya sudah tidak diberi ASI

namun hanya makanan tambahan.

d. Analisis univariat

0

10

20

ASIPASI

ASI+PASI

8

5

17

45

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Peningkatan Berat Badan di Wilayah Kerja Puskesmas

Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Tahun 2018 dapat dilihat

pada Tabel 2.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Peningkatan Berat Badan di Wilayah Kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Tahun 2018.

Peningkatan Berat Badan

Frekuensi Persentasi (%)

Ya 25 83,3

Tidak 1 3,3

Tetap 2 6,7

Turun 2 6,7

Jumlah (n) 30 100

Sumber: Data Primer 2018

Berdasarkan Tabel 2, responden yang mengalami

peningkatan berat badan sebanyak 25 orang (83,3%) yang

terdiri dari 13 bayi intervensi dan 12 bayi kontrol. Responden

yang tidak mengalami peningkatan berat badan sebanyak 1

orang (3,3%) dari kelompok intervensi, yang tetap sebanyak 2

orang (6,7%) dan yang menurun sebanyak 2 orang (6,7) dari

kelompok kontrol.

e. Analisis bivariat

46

1) Pemberian Pijat Bayi Terhadap Peningkatan berat badan

bayi

Analisis pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat

badan bayi dapat dilihat berdasarkan hasil perhitungan

pada Tabel 3.

Tabel 3. Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Tahun 2018.

N Pemberian Pijat

Bayi

Peningkatan Berat Badan bayi

(gram)

Nilai T

Sebelum Sesudah Hitung Tabel

15 Ya 88.270 95.050 3,767

2,045 15 Tidak 87.710 90.320

Tabel 3 menunjukan bahwa dari 30 orang responden

yang terbagi dalam kelompok intervensi yakni yang

diberikan pijat bayi dan kelompok kontrol yang tidak

diberikan pijat bayi, terdapat 25 responden yang

mengalami peningkatan berat badan (83,4%) yang terdiri

dari 13 bayi intervensi dan 12 bayi kontrol. Responden

yang tidak mengalami peningkatan berat badan sebanyak

1 orang (3,3%) dan responden yang memiliki berat badan

tetap sebanyak 2 orang (6,7%) dan responden yang berat

badannya menurun sebanyak 2 orang (6,7%).

Berdasarkan hasil uji t statistik dengan

menggunakan paired t test didapatkan t hitung (3,767) > t

tabel (2,045) oleh karena t hitung lebih besar dari t tabel

maka H0 ditolak dan Ha diterima, hal ini menunjukan ada

47

pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan

bayi di wilayah kerja Puskesmas Lalowaru Utara

Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konsel 2018.

B. PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian data demografi responden didapat rata-

rata berat badan responden sebelum dan sesudah dipijat yaitu

sebelum dipijat pada kelompok intervensi adalah 5.884 gr dan

mengalami peningkatan berat badan setelah dipijat dengan rata-rata

6.336 gr dengan standar deviasi 272,84 sedangkan pada kelompok

kontrol rata-rata berat badan sebelum dipijat adalah 5.847 gr dan

setelah dipijat mengalami peningkatan berat badan rata-rata 6.021 gr

dengan standar deviasi 559,65.

Berdasarkan hasil uji statistik paired test diperoleh hasil

bahwa ada perbedaan yang signifikan pada peningkatan berat

badan bayi sebelum dan sesudah dilakukan pemijatan pada

kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Data yang diperoleh

pada tabel 3 yang menunjukan bahwa responden yang terbagi dalam

kelompok eksperimen yakni yang diberikan pijat bayi terdapat 25

responden yang mengalami peningkatan berat badan (83,3%) yang

terdiri dari 13 bayi intervensi dan 12 bayi kontrol. Responden yang

tidak mengalami peningkatan berat badan sebanyak 5 orang (6,7%)

2 orang dari kelompok intervensi dan 3 (10%/) dari dari kelompok

kontrol.

Secara rinci peningkatan berat badan bayi ditunjukan pada

48

Tabel 2. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan paired t

test didapatkan t = 3,767. Oleh karena t hitung (3,767) > t tabel

(2,045) maka H0 ditolak dan Ha diterima, hal ini menunjukan ada

pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi di

wilayah kerja Puskesmas Lalowaru Utara Kecamatan Moramo Utara

Tahun 2018.

Peningkatan berat badan bayi tersebut tentunya sangat

dipengaruhi oleh pemberian pijat bayi yang diberikan secara kontiniu.

Pada dasarnya bayi yang dipijat akan mengalami peningkatan kadar

enzim penyerapan dan insulin sehingga penyerapan terhadap sari

makanan pun menjadi lebih baik. Hasilnya, bayi menjadi cepat lapar

dan karena itu lebih sering menyusu sehingga meningkatkan produksi

ASI (Suparyanto 2011). Pemijatan juga meningkatkan mekanisme

penyerapan makanan oleh nervus vagus sehingga nafsu makan bayi

juga akan meningkat yang dapat secara langsung meningkatkan berat

badan bayi (Syaukani, 2015).

Berdasarkan pengamatan secara kualitatif, diketahui bahwa

faktor-faktor perancu seperti asupan nutrisi yang didapatkan oleh

responden penelitian ini juga memberi pengaruh yang cukup

bermakna baik pada kelompok eksperimen maupun pada kelompok

kontrol.

Dari Tabel 3 menunjukan bahwa responden yang terbagi

49

dalam kelompok eksperimen yakni yang diberikan pijat bayi terdapat

25 responden yang mengalami peningkatan berat badan (83.3%)

yang terdiri dari 13 bayi intervensi dan 12 bayi kontrol. Responden

yang tidak mengalami peningkatan berat badan sebanyak 5 orang

(6,7%) dari kelompok eksperimen dan kontrol. Dari 15 bayi intervesi

yang mengalami peningkatan berat badan diketahui rata-rata bayi

tersebut mendapatkan asupan nutrisi berupa ASI dan 2 responden

yang tidak mengalami peningkatan berat badan bayi mendapatkan

asupan nutrisi berupa PASI dan sebagian mendapatkan ASI namun

juga telah diberikan PASI. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap

sistem pencernaan bayi yang belum mampu mencerna dengan baik

nutrisi berupa makanan pendamping ASI yang tidak sesuai dengan

kebutuhan nutrisi bayi sehingga pertumbuhan bayi tidak menjadi

optimal. Selain itu ibu tidak menyusui atau memberikan ASI pada

bayinya setiap 2-3 jam sekali, hal ini tentu berpengaruh pada proses

pemnuhan kebutuhan nutrisi bayi. Dan selain itu ibu yang telah

memberikan PASI pada bayinya sudah jarang menyusui karena

berfikir bahwa bayinya membutuhkan PASI dibanding ASI,

sementara bayi yang berusia 0-6 bulan seharusnya mendapatkan

ASI eksklusif.

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa terdapat beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi penigkatan berat badan pada bayi

diantaranya adalah pengetahuan ibu mengenai gizi, status kesehatan,

psikologi bayi, serta faktor pribadi dan kesukaan belum dapat

50

disingkirkan sebagai faktor perancu penelitian ini. Status sosial

ekonomi dan budaya pangan mempunyai tanggung jawab yang cukup

besar terhadap status kesehatan bayi. Namun, secara khusus

penelitian ini membuktikan bahwa pemberian pijat bayi dapat

membantu mengoptimalkan pertumbuhan bayi dengan peningkatan

berat badan bayi.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Tri Sasmi Irva (2014) dengan uji mann-Whitney didapatkan p value

sebesar 0,01 (<0,05) sehingga pemberian terapi pijat berpengaruh

terhadap peningkatan berat badan bayi. Berdasarkan uji Wilcoxon

pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah pemberian terapi

pijat didapatkan p value sebesar 0,000 (p<0,05) yang bermakna

adanya peningkatan berat badan, peningkatan berat badan yang

terjadi yaitu sebesar 700 gram selama 2 minggu pemijatan.

Bayi yang dipijat mengalami peningkatan kadar enzim

penyerapan dan insulin sehingga penyerapan terhadap sari makanan

pun menjadi lebih baik. Hasilnya, bayi menjadi cepat lapar dan karena

itu lebih sering menyusu sehingga meningkatkan produksi ASI

(Suparyanto 2011). Pemijatan juga meningkatkan mekanisme

penyerapan makanan oleh nervus vagus sehingga nafsu makan bayi

juga akan meningkat yang dapat secara langsung meningkatkan berat

badan bayi (Syaukani, 2015).

Aktifitas pemijatan akan meningkakan aktifitas neorotransmitter

serotin, yaitu meningkatkan kapasitas sel reseptor yang berfungsi

51

meningkatkan glucocorticoid (adrenalin, suatu hormon stres). Proses

ini akan menyebabkan terjadinya penurunan kadar hormon adrenalin

(hormon stres) penurunan kadar hormon stres ini akan meningkatkan

daya tahan tubuh, terutama IgM dan IgG. Pijat bayi akan membuat

bayi tidur lebih leleap dan meningkatkan kesiagaan (alertness) atau

konsentrasi. Hal ini dikarenakan pijatan yang baik dapat mengubah

gelombang otak. Pengubahan ini terjadi dengan cara menurunkan

gelombang alpha dan meningkatkan gelombang beta serta tetha yang

dapat dibuktikan dengan penggunaan EEG (electro encephalogram)

(Syaukani, 2015).

Menurut Rini Sekartin, dokter spesialis anak dari Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, pijatan pada bayi mampu

merangsang motorik, membantu proses tidur, mengurangi rasa cemas

dan keluhan. Terjadi peningkatan zat-zat makanan di saluran

pencernaan dan mengembangkan mental anak, membuat suhu tubuh

bisa lebih stabil serta mampu meningkatkan hormon gastrin dan

insulin yang berperan dalam penyerapan makanan sehingga berat

badan bayi naik lebih cepat (Sutrianto, 2014).

Penelitian pijat bayi juga dilakukan oleh Universitas Gajah

Mada pada tahun 2012, pijat bayi merupakan peluang yang

berpengaruh terhadap peningkatan berat badan sebesar 2,68%.

Kenaikan berat bayi berat lahir rendah yang diberikan perlakuan pijat

selama 10 hari lebih besar dibandingkan dengan bayi yang tidak

dilakukan pijat (Asmar, 2012).

52

Penelitian lain yang telah dilakukan oleh Underdown, (2006)

seorang peneliti masalah anak dari Warwick Medical School, Institute

of Education dan Universiity Warwick Coventry menyatakan bahwa

pemijatan yang dilakukan pada bayi dan balita akan meningkatkan

kesehatan fisik dan ketahanan tubuh dari berbagai penyakit. Pijat bayi

juga diteliti oleh Stikes Fort De Kock Bukit tinggi, rata-rata berat badan

pada minggu pertama sebesar 5.716,67 gram dari ke 12 responden

bayi usia 3-4 bulan kemudian dilakukan pijat bayi selama kurang lebih

15 menit sebanyak empat kali setiap minggu dalam waktu 1 bulan.

Rata-rata berat badan bayi meningkat menjadi 6.366,67. Dari uraian

tersebut dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan sebesar 650 gram

(Sulung, dkk, 2014).

Penelitian yang dilakukan hayati (2012) dalam Tri Sasmi

(2014) menyebutkan pijat bayi berpengaruh dalam meningkatkan

kuantitas tidur bayi umur 3-6 bulan yang dipijat 2 kali sehari selama

15 hari pada pagi hari sebelum mandi dan malam hari sebelum tidur.

Berdasarkan hasil penelitian pengaruh pijat bayi terhadap

peningkatan berat badan bayi yang telah saya lakukan, telah

diketahui bahwa pijat bayi memberikan manfaat yang sangat besar

terhadap pertumbuhan bayi terutama peningkatan berat badan bayi.

Selain itu, pijat bayi juga telah dibuktikan efektifitasnya terhadap

pertumbuhan dan perkembangan bayi oleh beberapa peneliti dari

berbagai universitas dan dan para ahli menyatakan bahwa bayi yang

rutin diberikan pijat bayi akan memiliki sistem imunitas yang lebih

53

tinggi (bayi tidak gampang sakit) dan menunjukan sikap

perkembangan motorik yang lebih cepat dibandingkan dengan bayi

yang tidak diberikan pijat bayi. oleh karena itu, perlu adanya

penerapan stimulasi bayi menggunakan pijat bayi agar pertumbuhan

dan perkembangan bayi lebih optimal guna meningkatkan kualitas

sumber daya manusuia yang unggul yang tercipta dan terasah pada

1000 hari pertama kehidupannya.

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji statistik dapat disimpulkan bahwa :

1. Ada peningkatan berat badan bayi setelah dilakukan pemijatan di

wilayah kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo Utara

Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2018.

2. Dari hasil penelitian yang dilakukan berat badan bayi yang

meningkat adalah sebanyak 25 bayi dari 30 bayi yang menjadi

responden 13 dari kelompok intervensi dan 12 dari kelompok

kontrol di wilayah kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo

Utara Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2018

3. Berdasarkan uji statistic ada pengaruh pijat bayi sebelum dan

setelah dilakukan pemijatan terhadap peningkatan berat badan

bayi di wilayah kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo

Utara Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2018.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta kesimpulan

yang telah diuraikan maka saran penulis adalah :

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber penelitian

berikutnya terutama mengenai pengaruh pijat bayi terhadap

peningkatan berat badan bayi

2. Bidan sebagai petugas kesehatan perlu lebih memahami tentang

manfaat pijat bayi terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi.

55

Konseling pada ibu menjadi faktor pendukung yang penting serta

memberikan contoh cara memijat bayi yang baik dan benar.

3. Dengan penelitian ini penulis diharapkan mampu menerapkan dan

mempraktekkan teori-teori yang didapat dalam menyelesaikan

penelitian ini setelah bekerja di lapangan nanti.

4. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber di

perpustakaan Poltekkes Kemenkes Kendari khususnya mengenai

pijat pijat bayi.

5. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber data

atau informasi bagi penelitian berikutnya yang berhubungan

dengan pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat bayi.

56

DAFTAR PUSTAKA

Anggun, G. Primanta. (2016). Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kenaikan

Berat Badan Bayi. Di Akses Tanggal 01 Juli 2018. Asmar, (2012) Pengaruh Pijat Bayi Berat Lahir Rendah Terhadap

Kenaikan Berat Badan Di Rsud Panembahan Senopati Bantul Tahun 2012. Diakses pada tanggal 15 Juli 2016

Badan Pusat Statistik (2017) Statistik Sulawesi Tenggara. Butsainatul, B. (2015). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pijat

Bayi Terhadap Perilaku Ibu dalam Memijat Bayi Secara Mandiri di Kelurahan Girimargo Sragen. Diakses Tanggal 26 Juni 2018.

Depkes RI. (2009). Manajemen Laktasi. Direktorat Bina Gizi Masyarakat.

Dirjen Pembinaan Kesehatan Masyarakat. Jakarta. Depkes (Departemen Kesehatan), (2012) Angka Kematian Bayi (AKB)

atau Infant Mortality Rate. Diakses pada tanggal 25 juni 2015 Destyna, (2015) Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan

Bayi Premature di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Imelda Medan. Diakses tanggal 23 Mei 2016

Dewi, S. Marianty. (2014). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pengetahuan Ibu Terhadap Pijat Bayi Usia 0-12 Bulan di Kompleks TNI AL Sabang. Diakses tanggal 28 Juni 2018

Imam Santoso. (2010). Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat

Badan Pada Balita Gizi Kurang Usia 12-24 Bulan di Puskesmas Imogiri II Kabupaten Bantul. Diakses Tanggal 28 Juni 2018

Ivra, S. S., dkk. (2014). Pengaruh Terapi Pijat Terhadap Peningkatan

Berat Badan Bayi. JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014. Program Studi Ilmu Keperawatan Universiatas Riau.

Lubis, H. (2015) Makalah Tentang Pentingnya Penimbangan Berat Badan

Bayi/Balita. Diakses pada tanggal 25 juni 2016 Maryunani Anik, (2010) Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta,

CV. Trans Info Media. Muslihatun Wafi Nur, (2011) Asuhan Neonatus Bayi dan Balita.

yogyakarta, Fitramaya.

57

Nasir, (2011) Buku Ajar Metodologi Kesehatan: Konsep Pembuatan Karya Tulis dan Thesis untuk Mahasiswa Kesehatan. Yogyakarta, Nuha Medika.

Perpustakaan.uns.ac.id. Pijat Adalah Bentuk Kasih Sayang. Diakses

Tanggal 26 Juni 2018 Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Konsel. (2016) Laporan Tahunan

Tahun 2016 Profil Kesehatan Puskesmas Lalowaru. (2017) Laporan Tahunan Program

KIA Puskesmas Lalowaru Tahun 2017. Profil Kesehatan Indonesia, (2014) Tren Angka Kematian Neonatal, Bayi,

dan Balita. Diakses pada tanggal 18 Juli 2016 Riskesdas. (2007). Analisis situasi gizi dan kesehatan masyarakat. Ditjen

bina kesehatan masyarakat. Direktorat gizi masyarakat. Jakarta Rizema Putra Sitiava, (2012) Asuhan Neonates Bayi an Balita Untuk

Keperaatan Dan Kebidanan. Jogjakarta, D-Medika. Setiadi, (2013) Riset dan Penelitian Keperawatan. Jakarta, fitramaya Sulung,Neila, Chania Dini Gayatri Ajeng, (2014) Efektivitas Massage Baby

Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi Usia 3-4 Bulan di BPS bunda Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Bukittinggi Tahun 2014. Diakses pada tanggal 25 Mei 2016

Sutrianto Eko, (2014) Bayi Prematur Dipijat Saat Kondisi Stabil. Diakses

pada tanggal 15 Juli 2016 Sugiharti Nining, YuliatiAlie (2012). Pengaruh Pemijatan pada Bayi Usia 4-

6 Bulan terhadap Peningkatan Berat Badan di Desa Pundong Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang. Diakses pada tanggal 29 Mei 2016

Sulistyaningsih, (2011) Metodologi Penelitian Kebidanan Kuantitatif-

Kualitatif. Yogyakarta, GrahaIlmu. Suparyanto, (2011) Pijat Bayi. Diakses pada tanggal 15 Juli 2016. Syaukani Aulia, (2015) Petunjuk Praktis Pijat, Senam, dan Yoga

Sehatuntuk Bayi agar Tumbuh Kembang Maksimal. Yogyakarta, Araska.

58

Tri Sasmi. I, Oswati, H., Rismadefi (2014) Pengaruh Terapi Pijat Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi. Jom PSIK. Vol. 1 No. 2

Uswatun, A., dkk. (2007). Hubungan Antara Pijat Bayi dengan Kenaikan

Berat Badan Bayi Umur 0-3 Bulan di Pondok Bersalin Desa Balak Siaga Cawas Klaten Tahun 2007. Diakses tanggal 28 Juni 2018.

Uswatun, K. (2017). Pengaruh pijat Bayi Terhadap Pola Tidur pada Bayi

Usia 3-6 Bulan di Dusun Gandekan Desa Trirenggo Bantul. Di akses tanggal 26 Juni 2018.

Lampiran 1

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

(Informed Consent)

Saya bernama Yunianti / P00312017149 adalah mahasiswi di

Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusuan Kebidanan Prodi D-IV. Saat ini

saya sedang melakukan penelitian tentang “Pengaruh pijat bayi terhadap

peningkatan berat badan bayi pada bayi umur 1-6 bulan di wilayah

kerja Puskesmas Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Kabupaten

Konawe Selatan Tahun 2018”. Penelitian ini merupakan salah satu

kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi Poltekkes

Kemenkes Kendari.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu agar bayinya

menjadi responden dalam penelitian. Selanjutnya, jika ibu bersedia

silahkan tanda tangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesediaan ibu.

Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga ibu

bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun.

Identitas pribadi bayi ibu dan semua informasi yang ibu berikan akan

dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini.

Terima kasih atas partisipasi ibu dalam penelitian ini.

Kendari, Juli 2018

Peneliti Responden ( Y u n i a n t i ) ( ……………………… )

Lampiran 2

LEMBAR OBSERVASI

NO.

NAMA JK

UMUR ASUPAN PEMBERIAN BB BAYI

(INISIAL) (BULAN) NUTRISI PIJAT BAYI PRE POST

1 BY. H P 4 ASI K. INTERV 6000 6300

2 BY. P P 3 ASI K. INTERV 4900 5260

3 BY. S P 3 ASI+PASI K. INTERV 5120 5350

4 BY. M L 2 ASI K. INTERV 4800 5150

5 BY. H L 4 ASI+PASI K. INTERV 6100 6650

6 BY. P P 4 ASI+PASI K. INTERV 5000 5000

7 BY.H L 2 ASI+PASI K. INTERV 4600 4950

8 BY. I L 4 ASI+PASI K. INTERV 7150 7480

9 BY. P P 5 ASI K. INTERV 7700 8800

10 BY. M L 3 ASI+PASI K. INTERV 4700 5650

11 BY. L P 3 ASI+PASI K. INTERV 4550 4950

12 BY. S L 4 ASI K. INTERV 6150 6700

13 BY. T L 5 PASI K. INTERV 7000 7360

14 BY. M P 5 ASI+PASI K. INTERV 8200 8780

15 BY. R P 4 ASI K. INTERV 6300 6670

16 BY. Y P 1 ASI+PASI K. KONT 4300 4500

17 BY. W P 3 ASI+PASI K. KONT 6550 6340

18 BY. I L 2 ASI+PASI K. KONT 4560 4870

19 BY. R P 2 PASI K. KONT 5500 5500

20 BY. R L 4 ASI+PASI K. KONT 7200 7350

21 BY. R L 4 PASI K. KONT 5300 5200

22 BY. D P 2 ASI+PASI K. KONT 4650 4750

23 BY. B P 4 ASI+PASI K. KONT 7300 7000

24 BY. I P 3 ASI K. KONT 6400 6500

25 BY. Z L 1 PASI K. KONT 4500 6550

26 BY. K P 2 ASI K. KONT 4900 4950

27 BY. L L 3 ASI+PASI K. KONT 4700 4820

28 BY. S L 3 PASI K. KONT 6600 6680

29 BY. N P 4 ASI+PASI K. KONT 7650 7900

30 BY. T L 5 PASI K. KONT 7300 7410

Lampiran 3

PROSEDUR PELAKSANAAN PIJAT BAYI

A. Pijatan Pada Kaki

1. Perahan (seperti memerah susu)

Pertama kali, peganglah kaki bayi pada pangkal

paha, seperti memegang pemukul pada olah

raga softball, kemudian gerakan tangan ke

bawah secara bergantian, seperti memerah

susu.

2. Peras dan putar

Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan

kedua tangan secara bersamaan, kemudian

peras dan putar kaki bayi dengan lembut dimulai

dari pangkal paha kearah mata kaki perlahan.

3. Pijatan pada telapak kaki

Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari

secara bergantian dan perlahan yang diawali

dengan memijat tumit kaki menuju jari-jari

diseluruh telapak kaki.

B. Pijatan Pada Perut

Gerakan pijatan yang bisa dilakukan pada perut bayi

yaitu gerakakan mengayuh sepeda dengan

melakukan gerakan memijat pada perut bayi seperti

mengayuh sepeda, dimulai dari bagian atas

kebawah perut, gerakan ini dilakukan secara bergantian dengan tangan

kanan dan kiri.

C. Pijatan Pada Tangan

1. Pijatan pada ketiak

Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak

dari atas kebawah.

2. Peras dan putar

Peras dan putarlah lengan bayi dengan

lembut mulai dari pundak kepergelangan

tangan.

3. Membuka tangan

Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari dari

pergelangan tangan kearah jari-jari.

D. Pijatan Daerah Muka

1. Pijatan pada dahi

Pertama, letakan jari-jari kedua tangan pada

pertengahan dahi, lalu tekankan jari-jari

dengan lembut mulai dari tengah dahi keluar

kesamping kanan dan kiri.

2. Pijatan pada alis

Letakan ke dua ibu jari di antara kedua alis

mata dengan menggunakan kedua ibu jari

untuk memijat secara lembut pada alis mata

dan di atas kelopak mata, mulai dari tengah ke samping seolah

menyetrika alis.

3. Belakang telinga

Dengan memepergunakan ujung-ujung jari,

berikan tekanan lembut pada daerah belakan

telinga kanan dan kiri.

Lampiran 4

PROSEDUR PENIMBAGAN BAYI 1. Cuci tangan

2. Jelaskan pada keluarga tentang tindakan yang akan dilaksanakan,

sesuai tingkat perkembangan dan kemampuan keluarga dalam

komunikasi.

3. Setel timbangan dengan penunjuk pada angka nol.

4. Buka selimut bayi, lalu baringkan bayi di atas timbangan, baca berat

badan.

5. Rapikan bayi ke tempat semula.

6. Catat berat badan pada lembar observasi.

7. Bereskan alat.

8. Cuci tangan .

Lampiran 5

PROTAP PENELITIAN TENTANG PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI

PADA BAYI UMUR 1-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LALOWARU KECAMATAN MORAMO UTARA

KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2018

1. Menjelaskan prosedur teknik pijat bayi kepada orang tua responden

atau keluarga

2. Mempraktekkan prosedur teknik pijat pada bayi kepada orang tua

bayi.

3. Melakukan informed consent pada pihak keluarga responden.

4. Melakukan penimbangan kepada responden sebelum dilakukan

pemijatan pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi

5. Melakukan pemijatan pada kelompok intervensi 1 x sehari dalam

15 menit selama 10 hari

6. Melakukan penimbangan setelah dilakukan pijat bayi pada

kelompok kontrol dan kelompok intervensi.

7. Menganalisa data yang sudah terkumpul dan disajikan dalam bentuk

tabel.

Lampiran 6

MASTER TABEL HASIL PENELITIAN

NO.

NAMA JK

UMUR ASUPAN PEMBERIAN BB BAYI SELISIH KET

(INISIAL) (BULAN) NUTRISI PIJAT BAYI PRE POST

1 BY. H P 4 ASI K. INTERV 6000 6300 300 NAIK

2 BY. P P 3 ASI K. INTERV 4900 5260 360 NAIK

3 BY. S P 3 ASI+PASI K. INTERV 5120 5350 230 NAIK

4 BY. M L 2 ASI K. INTERV 4800 5150 350 NAIK

5 BY. H L 4 ASI+PASI K. INTERV 6100 6650 550 NAIK

6 BY. P P 4 ASI+PASI K. INTERV 5000 5000 0 TETAP

7 BY.H L 2 ASI+PASI K. INTERV 4600 4950 350 NAIK

8 BY. I L 4 ASI+PASI K. INTERV 7150 7480 330 NAIK

9 BY. P P 5 ASI K. INTERV 7700 8800 100 TIDAK

10 BY. M L 3 ASI+PASI K. INTERV 4700 5650 950 NAIK

11 BY. L P 3 ASI+PASI K. INTERV 4550 4950 400 NAIK

12 BY. S L 4 ASI K. INTERV 6150 6700 650 NAIK

13 BY. T L 5 PASI K. INTERV 7000 7360 360 NAIK

14 BY. M P 5 ASI+PASI K. INTERV 8200 8780 580 NAIK

15 BY. R P 4 ASI K. INTERV 6300 6670 370 NAIK

16 BY. Y P 1 ASI+PASI K. KONT 4300 4500 200 NAIK

17 BY. W P 3 ASI+PASI K. KONT 6550 6340 -210 TURUN

18 BY. I L 2 ASI+PASI K. KONT 4560 4870 310 NAIK

19 BY. R P 2 PASI K. KONT 5500 5500 0 TETAP

20 BY. R L 4 ASI+PASI K. KONT 7200 7350 150 NAIK

21 BY. R L 4 PASI K. KONT 5300 5200 100 NAIK

22 BY. D P 2 ASI+PASI K. KONT 4650 4750 100 NAIK

23 BY. B P 4 ASI+PASI K. KONT 7300 7000 -300 TURUN

24 BY. I P 3 ASI K. KONT 6400 6500 100 NAIK

25 BY. Z L 1 PASI K. KONT 4500 6550 50 NAIK

26 BY. K P 2 ASI K. KONT 4900 4950 50 NAIK

27 BY. L L 3 ASI+PASI K. KONT 4700 4820 120 NAIK

28 BY. S L 3 PASI K. KONT 6600 6680 80 NAIK

29 BY. N P 4 ASI+PASI K. KONT 7650 7900 250 NAIK

30 BY. T L 5 PASI K. KONT 7300 7410 110 NAIK

JUMLAH 175,980 2E+05

RATA-RATA KI 5,884 6,336

RATA-RATA KK 5847 6,021

Lampiran 7

UJI SAMPEL KESELURUHAN

T-TEST PAIRS=SEBELUM WITH SESUDAH (PAIRED)

/CRITERIA=CI(.9500)

/MISSING=ANALYSIS.

T-Test

[DataSet0]

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 SEBELUM 5866.00 30 1193.001 217.811

SESUDAH 6179.00 30 1219.724 222.690

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 SEBELUM & SESUDAH 30 .929 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 SEBELUM -

SESUDAH 6.022,5 455.118 83.093 -482.944 -143.056 3.767 29 .001

HASIL UJI SAMPEL KELAS EKSPERIMEN

T-TEST PAIRS=sebelum WITH sesudah (PAIRED)

/CRITERIA=CI(.9500)

/MISSING=ANALYSIS.

T-Test

[DataSet0]

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 sebelum 5884.67 15 1199.773 309.780

sesudah 6336.67 15 1319.625 340.726

Paired Samples Correlations

N

Correlatio

n Sig.

Pair 1 sebelum & sesudah 15 .981 .000

Paired Samples Test

Paired Differences t df

Sig. (2-

tailed)

Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 sebelum -

sesudah 6.110,67 272.847 70.449 -603.098 -300.902 6.416 14 .000

UJI SAMPEL KELAS KONTROL

T-TEST PAIRS=sebelum WITH sesudah (PAIRED)

/CRITERIA=CI(.9500)

/MISSING=ANALYSIS.

T-Test

[DataSet0]

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 sebelum 5847.33 15 1227.992 317.066

sesudah 6021.33 15 1134.478 292.921

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 sebelum & sesudah 15 .891 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 sebelum -

sesudah 5.937,67 559.653 144.502 -483.925 135.925 -1.204 14 .249

Penandatanganan Informed consent

Penimbangan

Pemijatan