Post on 05-Mar-2020
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING
DENGAN METODE MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR
FIQH DI MTS ISLAMIYYAH CIPUTAT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh
Riska Rudithia Lestari
NIM 111400110000098
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M/ 1440 H
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi Yang Berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Learning Dengan
Metode Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Fiqh Di Mts Islamiyyah Ciputat”
Disusun oleh Riska Rudithia Lestari, NIM 11140110000098, diajukan kepada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan
dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqosah
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 15 Maret 2019
Yang Mengesahkan,
Pembimbing
Dr. Sapiudin, M. Ag.
NIP. 19670328 200003 1 001
i
ABSTRAK
RISKA RUDITHIA LESTARI (11140110000098). PENGARUH MODEL
PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DENGAN METODE
MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR FIQH DI MTS
ISLAMIYYAH CIPUTAT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh model
pembelajaran Quantum Learning dengan metode Peta Pikiran (Mind
Mapping) terhadap Hasil Belajar siswa pada mata pelajaran Fiqh di MTs
Islamiyah Ciputat. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dan subjek
penelitian ini adalah siswa kelas VIII IR sebagai kelas kontrol dan VIII IS
sebagai kelas eksperimen angkatan 2018/2019 yang berjumlah masing-masing
30 siswa. Proses pengumpulan data menggunakan metode test, yaitu
pengumpulan data menggunakan tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest)
setelah dilaksanakan treatment.
Analisis yang digunakan untuk mengetahui perbedaan prestasi siswa
antara kelas kontrol dan kelas eksperimen digunakan analisis uji t-test.
Sebelum dilaksanakan analisis data terlebih dahulu dilakukan uji instrumen
dan uji prasyarat analisis yang meliputi uji normalitas, dan uji homogenitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, prestasi belajar siswa yang
diajar dengan menggunakan model pembelajaran quantum learning dengan
metode peta pikiran (mind mapping) terhadap hasil belajar siswa lebih tinggi
bila dibandingkan dengan model dan metode pembelajaran konvensional pada
mata pelajaran Fiqh di MTs Islamiyah Ciputat, hal ini ditunjukkan dengan
hasil uji-t diperoleh thitung = 8,260 dan ttabel = 2,002 pada taraf signifikan ɑ
= 0,05, maka thitung > ttabel (8,260 > 2,002). Atas dasar ini maka Ho ditolak
dan Ha diterima, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Fiqih dengan
menggunakan model pembelajaran Quantum Learning pada metode Mind
Mapping lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar Fiqh yang
menggunakan metode pembelajaran konvensional.
Kata kunci : Model pembelajaran Quantum Learning dengan metode Peta
Pikiran (Mind Mapping), Prestasi siswa.
ii
ABSTRACT
RISKA RUDITHIA LESTARI (11140110000098). INFLUENCE OFTHE
QUANTUM LEARNING MODEL WITH THE MIND MAPPING
METHOD ON STUDENT ACHIEVEMENT IN FIQH SUBJECTS AT
MTS ISLAMIYYAH CIPUTAT
This study aims to determine whether there is the influence of the
Quantum Learning model with the Mind Mapping method on student
achievement in Fiqh subjects at Ciputat MTs Islamiyah. This research is an
experimental research and the subject of this research is class VIII IR students
as a control class and VIII IS as an experimental class of 2018/2019 which
amounts to 30 students each. The process of collecting data uses a test
method, which is data collection using the initial test (pretest) and the final
test (posttest) after the treatment is carried out.
The analysis used to determine the differences in student the results
between the control class and the experimental class was used in the analysis
of the t-test. Before the data analysis is carried out the instrument test and
analysis prerequisite test include normality test, and homogeneity test.
The results showed that student learning achievement taught using
quantum learning methods with mind mapping approach to student
achievement was higher when compared to conventional learning methods in
Fiqh subjects at Ciputat MTs Islamiyah, this was indicated by the test results -
t obtained t = 8.260 and t table = 2.002 at a significant level significan = 0.05,
then t count> t table (8.260> 2.002). On this basis, Ho is rejected and Ha is
accepted, it can be concluded that the results of Fiqh learning using the
Quantum Learning model in the Mind Mapping method are higher than the
learning outcomes of Fiqh which uses conventional learning methods.
Key Word: Quantum learning with Mind Mapping Method, experiment, learning
outcomes
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirabbil ‘aalamin. Segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan banyak nikmat, dan hidayah sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan skipsi ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi besar
Muhammad SAW, yang selalu mencintai dengan kasih sayang Aamiin.
Alhamdulillah, atas karunia dan hidayah-Nya, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Quantum
Learning Dengan Metode Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Fiqh Di Mts
Islamiyyah Ciputat”.
Terima kasih kepada orang tua tecinta Ayahanda Ruhdin dan Ibunda Tati
Sumiati, atas segala pengorbanan dan kasih sayang yang tercurahkan, yang telah
mengajarkan penulis kebaikan, makna hidup, dan telah mendidik penulis dengan
kasih sayang sejak kecil.
Selama proses skripsi ini, penulis menyadari banyak kesulitan dan hambatan
yang dihadapi. Namun atas bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak penulis dapat
menyelesaikannya. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih juga kepada:
1. Dr. Sururin, M.Ag Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakata.
2. Dr. Abdul Majid Khon, MA Ketua Jurusan dan Dosen Penasihat Akademik
Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Marhamah Shaleh, Lc, MA Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv
4. Dr. Sapiudin, M.Ag Dosen pembimbing Skripsi yang selalu meluangkan
waktunya untuk membimbing dan memotivasi penulis.
5. Aep Saepullah, S. Pd Kepala Sekolah MTs Islamiyah Ciputat, yang telah
membeikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di MTs Islamiyah
Ciputat.
6. Drs. Aris Herdiana Guru Fiqih Kelas VII VIII IX di MTs Islamiyah Ciputat,
yang telah memberikan izin dan menyediakan waktu untuk penulis teliti di
MTs Islamiyah Ciputat.
7. Yang terhormat dan tercinta Ayahanda Ruhdin dan Ibunda Tati Sumiati, yang
telah memberikan semua kasih sayangnya, memberikan pelajaran hidup yang
berharga, menuangkan segala norma hidup baik secara hukum maupun Islam,
menaburkan pengorbanan jerih payah demi keberhasilan dan kebahagiaan
penulis, sehingga dengan untaian doa disetiap sujudnya juga hentakan
motivasinya memerikan semangat dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
8. Sahabat-sahabat dan teman-teman yang selalu memberikan semangat, kasih
sayang, serta teman-teman seperjuangan PAI angkatan 2014 UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan teman-teman KAHFI BBC Motivator School yang
selalu memberikan motivasi terbaiknya.
Serta semua pihak yang berjasa, mudah-mudahan bantuan, bimbingan, dan
doa yang telah diberikan menjadi pintu datangnya ridha dan kasih sayang Allah SWT.
didunia dan akhirat kelak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi khazanah ilmu pengetahuan pada umumnya.
Jakarta, 03 Maret 2019
Penulis
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ............................................................................................................ i
ABSTRACT ........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. viii
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ...................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 5
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoritik ......................................................................................... 7
1. Hakikat Model Pembelajaran ..................................................................... 7
2. Model Pembelajaran Quantum Learning ................................................... 7
vi
3. Pembelajaran Fiqh...................................................................................... 17
4. Hasil Belajar. .............................................................................................. 20
B. Penelitian yang Relevan ............................................................................... 29
C. Kerangka Berfikir ......................................................................................... 30
D. Hipotesis Penelitian ...................................................................................... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Penelitian ...................................................................................... 32
B. Waktu Penelitian ........................................................................................ 32
C. Metode dan Desain Penelitian ................................................................... 33
D. Populasi dan Sampel .................................................................................. 35
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 36
F. Variabel dan Instrumen Penelitian ............................................................. 38
G. Uji Coba Instrumen .................................................................................... 42
H. Teknik Analisis Data .................................................................................. 48
I. Hipotesis Statistik ...................................................................................... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data ............................................................................................ 54
1. Deskripsi Subjek Penelitian .................................................................. 54
2. Hasil Pretest ........................................................................................... 54
3. Hasil Pretest ........................................................................................... 57
4. Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Postest .......................................... 59
B. Pengujian Prasyarat dan Analisis Pengujian .............................................. 60
Hasil Uji Prasyarat Analisis ....................................................................... 60
1. Uji Normalitas ................................................................................ 60
2. Uji Homogenitas ............................................................................ 61
C. Hasil Pengujian Hipotesis .......................................................................... 62
D. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................... 65
vii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 69
B. Implikasi..................................................................................................... 69
C. Saran........................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 72
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ..................................................................... 32
Tabel 3.2 Control Group Pre-test Post-test Design ................................................ 34
Tabel 3.3 Langkah-langkah Pembelajaran ............................................................. 35
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Tes ........................................................................... 39
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Soal .......................................................................... 43
Tabel 3.6 Interpretasi Realibilitas ........................................................................... 45
Tabel 3.7 Hasil Uji Realibilitas Instrumen Tes ....................................................... 46
Tabel 3.8 Kateori Tingkat Kesukaran ..................................................................... 46
Tabel 3.9 Hasil Analisis Tinkat Kesukaran Soal .................................................... 47
Tabel 3.10 Klasifikasi Daya Pembeda .................................................................... 47
Tabel 3.11 Hasil Analisis Daya Pembeda ............................................................... 48
Tabel 3.12 Klasifikasi Taraf Ketercapaian .............................................................. 48
Tabel 4.1 Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin .............................................. 54
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest .......................................................... 54
Tabel 4.3 Pemusatan dan Penyebaran Data Pretest ................................................ 55
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Nilai Postest ........................................................... 57
Tabel 4.5 Pemusatan dan Penyebaran Data Postest ................................................ 58
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Postestest ................................................ 59
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol ........................................................ 61
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen ................................................. 61
Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Kelas Kontrol .................................................... 62
Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen............................................ 63
Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis ................................................................................ 64
ix
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Diagram Pemusatan dan Penyebaran Hasil Pretest .............................. 56
Grafik 4.2 Diagram Pemusatan dan Penyebaran Hasil Postest ............................... 58
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Profil Madrasah
Lampiran 2. RPP Kelas Eksperimen
Lampiran 3. RPP Kelas Kontrol
Lampiran 4. Instrumen Soal
Lampiran 5. Hasil Nilai Kelas Eksperimen
Lampiran 6. Hasil Nilai Kelas Kontrol
Lampiran 7. Hasil Uji Reabilitas
Lampiran 8. Hasil Tingkat Kesukaran Soal
Lampiran 9. Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 10. Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 11. Surat Tanda Bukti Penelitian
Lampiran 12. Photo Dokumentasi
Lampiran 13. Biodata Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses pendidikan terjalin melalui dua lembaga, lembaga yang
pertama yaitu keluarga, anak dididik dengan sebaik-baiknya oleh orang
tua kemudian diajarkan pengetahuan agama dan pengetahuan umum
lainnya. Selanjutnya lembaga kedua yang mengajarkan tentang
pengetahuan yang lebih meluas adalah sekolah. Melalui lembaga
sekolah, anak diberikan banyak pengetahuan dan juga dapat
mengembangkan potensi yang dimilikinya. Dalam proses pendidikan
sendiri mempunyai beberapa tujuan pendidikan di antaranya menggali
dan mengembangkan potensi iman atau fitrah manusia dan membentuk
manusia yang berakhlak mulia.1
Salah satu dari rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI) adalah fiqh, di mana materinya berkisar tentang syari’at-syari’at
ajaran Islam baik yang harus dikerjakan maupun yang harus
ditinggalkan. Jadi, pendidikan fiqh harus mencakup tiga ranah, yaitu:
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sehingga apa yang didapatkan pada
materi yang diajarkan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Pelaksanaan pembelajaran agama Islam di berbagai lembaga
pendidikan formal yang berbasis Islam, ini merupakan bukti perhatian
seluruh pendidik akan kedudukan ilmu agama sebagai syarat untuk
memahami dan menerapkan perintah Allah swt. Dengan ilmu itu
peserta didik mengetahui baik dan buruk serta sanksi terhadap
pelanggaran agama sekaligus berita gembira atas pelaksanaan ibadah
yang disyariatkan. Dalam peraktek pembelajaran di mana terkumpulnya
banyak peserta didik tentu membutuhkan metode sebagai salah satu cara
untuk memudahkan penyampaian materi.
1 Abadin Ibnu Rusd, Pemikiran Al Ghozali Tentang Pendidikan, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 1998), hal. 60
2
Pembelajaran fiqih dalam kurikulum MTs adalah salah satu
pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,
dan mengamalkan hukum Islam yang kemudian menjadi dasar
pandangan hidupnya melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan,
penggunaan pengalaman, serta pembiasaan seseorang.
Pembelajaran Fiqih di MTs bertujuan untuk membekali peserta
didik agar dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam
secara terperinci dan menyeluruh baik berupa dalil aqli dan naqli.
Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi pedoman
hidup dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya.2 Mengingat betapa
pentingnya pembelajaran fiqh maka dalam penyampaian materinya
membutuhkan metode agar peserta didik dapat berperan secara aktif
dalam proses belajar. Khususnya yang berhubungan dengan aplikasi
dalam perbuatan dari materi yang disampaikan, bila peserta didik tidak
aktif atau tidak peduli dalam pencapaian tujuan pembelajaran maka
proses tersebut tidak berjalan sesuai dengan pencapaian yang dituju.
Salah satu contoh materi fiqh yang mungkin tidak akan maksimal
ialah jika tidak memperhatikan model dan metode pembelajaran yang
disebabkan adanya unsur praktek di dalam materi yang berkaitan dengan
pelaksanaan ajaran Islam. Melihat dari semua permasalahan yang
dipaparkan di atas, maka dibutuhkan tindakan yang mampu mencari
jalan keluarnya. Salah satu solusi adalah penggunaan model dan metode
pembelajaran yang tepat, yaitu metode yang mampu membuat seluruh
siswa terlibat dalam suasana pembelajaran. Metode mengajar merupakan
salah satu cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan
siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu, peranan
2 Departemen Agama RI., Kurikulum Berbasis Kompetensi MTs. Bidang Studi
Fiqih, (Dirjen: Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 2003), hal. 2
3
model dan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses
belajar mengajar.3
Salah satu alternatif yang dapat dilakukan oleh seorang guru
agar lebih mengaktifkan dan memunculkan prestasi belajar siswa di
kelas yaitu dengan menggunakan pembelajaran Quantum Learning.
Model pembelajaran ini dapat diterapkan pada kegiatan belajar untuk
mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan dan diketahui siswa
dengan membagikan bahan ajar yang lengkap.
Salah satu pakar pendidikan berhasil menciptakan cara baru dan
praktis untuk mempengaruhi keadaan mental pelajar yang dilakukan
oleh guru. Semua itu terangkum dalam Quantum Learning yang berarti
pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada dalam diri siswa
menjadi sesuatu yang bermanfaat baik bagi diri siswa itu sendiri
maupun bagi orang lain. Di sinilah letak pengembangan model
pembelajaran Quantum Learning, yaitu mengubah bermacam-macam
interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Karena
itulah guru harus tahu apa yang ada pada siswanya. Begitu juga harus
ada kerjasama yang solid antara guru dan siswa, bila guru berusaha
membimbing dan mengarahkan siswanya, maka diharapkan siswa juga
berusaha untuk mencapai hasil belajar. Dalam pelaksanaan Quantum
Learning lebih menekankan pada emosioanal anak, sebagaimana
prinsip-prinsip yang dikembangkan dalam Quantum Learning yaitu
"Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita dan Antarkan Dunia kita ke
Dunia Mereka”.4
Sedangkan belajar itu sendiri adalah suatu proses yang
kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya.
3 Suryasubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta,
1997), hal.43 4 Bobbi DePorter dkk, Quantum Teaching memperaktekkan Quantum Learning
didalam kelas, (Bandung: Kaifa, 2015), hal. 7
4
Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang
dengan lingkungannya.5
Mata pelajaran fiqh yang mencakup materi tentang hubungan
manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan manusia sangat
cocok menggunakan model pembelajaran Quantum Learning. Karena
peserta didik tidak hanya menerima dan memahami penjelasan dari
guru, tetapi dengan pendekatan kontekstual ini peserta didik dituntut
untuk mengalami sendiri.
Uraian di atas, menunjukkan bahwa dalam pembelajaran fiqh
dibutuhkan strategi pembelajaran yang relevan, sehingga peserta didik
dapat memahami materi pembelajaran yang telah disampaikan serta
dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata. Dari latar belakang
pemikiran di atas, peneliti bermaksud mengangkat permasalahan
tersebut menjadi skripsi dengan judul: Pengaruh Model
Pembelajaran Quantum Learning Dengan Metode Mind Mapping
Terhadap Hasil Belajar Fiqh Di Mts Islamiyyah Ciputat.
B. Identifikasi Masalah
1. Kegiatan belajar ditandai dengan tidak selarasnya antara hasil dan
proses yang telah siswa alami dalam pembelajaran.
2. Seorang guru belum bisa menyesuaikan dan menggunakan metode
yang tepat dalam kegiatan belajar agar tercipta kegiatan pembelajaran
yang nyaman dan menyenangkan.
3. Guru Fiqh menggunakan metode ceramah yang terlalu sering
walaupun sesekali menggunakan beberapa metode lain
4. Pembelajaran fiqh merupakan materi yang harus di aplikasikan di
dalam kehidupan nyata sebagai bentuk beribadah kepada Allah dan
menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, namun
masih ada beberapa siswa yang belum mengaplikasikannya di
kehidupan nyata.
5 Bobbi DePorter, Ibid., hal.4
5
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, untuk menghindari luasnya
pembahasan penelitian, maka penelitian ini dibatasi pada masalah aplikasi
ilmu fiqh yang telah siswa pelajari dalam kehidupan nyata setelah
diterapkannya model pembelajaran Quantum Learning ditandai dengan
meningkatnya hasil belajar fiqh. Yang dibatasi hanya pada bab sujud syukur
dan sujud tilawah.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka
dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah terdapat Pengaruh
Model Pembelajaran Quantum Learning Dengan Metode Mind Mapping
Terhadap Hasil Belajar Fiqh Di Mts Islamiyyah Ciputat.?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui Terdapat pengaruh atau tidak dalam
penggunaan Model Pembelajaran Quantum Learning Dengan Metode
Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Fiqh Di Mts Islamiyyah Ciputat.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Peserta Didik
Penerapan model pembelajaran Quantum Learning pada pembelajaran
Fiqh diharapkan menjadikan peserta didik senang dan menyenangkan dalam
mengikuti proses pembelajaran dengannya dapat meningkatkan hasil belajar
serta dapat mengaplikasikannya di dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bagi Pendidik
Penelitian ini diharapkan sebagai informasi kepada para pendidik
akan pentingnya penerapan model dan metode pembelajaran terhadap
6
proses belajar mengajar, yang dalam hal ini para pendidik memiliki peran
penting dalam pemilihan model dan metode pembelajaran sebagai cara
untuk menyampaikan materi agar dapat tercapai dan berhasil sesuai dengan
tujuan pendidikan.
3. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan menjadi bentuk referensi bagi para
pendidik dalam menjalankan proses pembelajaran yang efektif dan efisien
dengan tetap memperhatikan model pembelajaran sebagai hal yang utama
dan terpenting dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu dapat pula
memberikan kontribusi pemikiran tentang model dan metode pembelajaran
yang baik bagi para pendidik di MTs Islamiyyah Ciputat dalam
meningkatkan hasil belajar siswa.
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahun,
pengalaman dan keterampilan peneliti ketika menjadi seorang pendidik
mengenai model dan metode belajar, khusunya model pembelajaran
Quantum Learning dengan metode Mind Mapping.
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoritik
1. Model Pembelajaran Quantum Learning
a. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah pola interaksi siswa dengan guru di
dalam kelas yang menyangkut pendekatan, strategi, metode, teknik
pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar di kelas. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual
yang melukiskan prosedur yang sistematik dan mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi
sebagai pedoman para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan dan melakukan aktivitas pembelajaran.6
Kedudukan dan fungsi pembelajaran yang strategis adanya
kerangka konseptual yang mendasar. Dalam suatu model pembelajaran
ditentukan bukan hanya apa yang harus dilakukan guru, akan tetapi
menyangkut tahapan-tahapan, sistem sosial yang diharapkan, prinsip-
prinsip reaksi guru dan siswa serta sistem penunjang yang diisyaratkan.
Pemilihan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi
yang akan diajarkan, tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran
tersebut, serta tingkat kemampuan peserta didik.7
b. Pengertian Quantum Learning
Quantum learning berasal dari dua kata yaitu quantum dan
learning. Definisi quantum, menurut Stephen Hawking, seorang ahli fisika
ialah suatu unit terkecil yang gelombangnya bisa memancarkan atau
menyerap energi. Sedangkan Rahmat mendefinisikan quantum sebagai
loncatan. Keunggulan dan kemampuan manusia yang luar biasa adalah
6 M. Ibrahim, Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: University Press, 2000),
hal.2 7Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2007), hal.11
7
8
meloncat ke atas yang jangkauannya tidak diperkirakan.8 Quantum
didefinisikan sebagai “interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi
cahaya”. Semua kehidupan adalah energi. Rumus yang terkenal dalam
fisika quantum adalah massa kali kecepatan cahaya kuadrat sama dengan
energi. Atau sering dikenal dengan E = m x c². Sebagai pelajar tujuan kita
adalah meraih sebanyak mungkin cahaya, interaksi, hubungan, inspirasi
agar menghasilkan energi cahaya.9 Dalam pembelajaran Quantum
dimaknai sebagai interaksi yang terjadi dalam proses belajar yang mampu
mengubah berbagai potensi yang ada di dalam diri manusia menjadi
pancaran atau ledakan-ledakan gairah (dalam memperoleh hal-hal baru)
yang dapat ditularkan (ditunjukkan) kepada orang lain.10
Adapun definisi learning menurut Harold Spears dalam Thobroni
dan Arif Mustofa learning is to observe, to read, to imitate, to try
something themselves, to listen, to follow direction (belajar adalah
mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar, dan
mengikuti arah tertentu). Menurut Budiningsih belajar merupakan suatu
proses pembentukan pengetahuan, dimana peserta didik aktif melakukan
kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep, dan memberi makna tentang
hal-hal yang sedang dipelajari.11
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah disebutkan di atas,
dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses interaksi
melalui tahap demi tahap dalam proses belajar sehingga membuahkan
hasil yang menunjukkan adanya perubahan prilaku yang disadari dan
berkembang dari waktu ke waktu.
Diartikan Pembelajaran quantum learning adalah model
pembelajaran yang menarik dan berkarakter yang disatukan ke dalam
8 Jalaluddin Rahmat, Catatan Kang Jala; Visi, Media, Politik, Pendidikan
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997), hal. 350. 9 Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan, (Bandung: Kaifa, 2015), hal. 16. 10
Hernowo, Quantum Writing,(Bandung: Mizan Media Utama, 2016), hal.12 11
Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran; Teori dan Aplikasi, (Jakarta:
Ar-Ruz Media, 2014), hal. 15.
9
praktik pendidikan yang terbaik. Model pembelajaran ini menjalankan
secara bersama-sama proses pembelajaran antara teori dan praktik. Model
pembelajaran ini telah membuktikan dapat meningkatkan prestasi
akademik dan memperbaiki sikap peserta didik terhadap pembelajaran.
Model pembelajaran ini merupakan program yang lengkap, menyatu,
penerapan sederhana dari teori ke dalam praktik, yang dapat digunakan
segera di dalam ruang kelas.
Menurut DePorter dan Hernacki quantum learning
menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar, dan NLP
(Program Neurolinguistik) dengan teori, keyakinan dan metode kami
sendiri. Termasuk diantaranya konsep-konsep kunci dari berbagai teori
dan metode belajar yang lain seperti:
1) Teori otak kanan atau kiri.
2) Peta pikiran (Mind Mapping).
3) Pilihan modalitas (Visual, Auditori dan Kinetik).
4) Teori kecerdasan ganda.
5) Pendidikan menyeluruh (holistic).
6) Belajar berdasarkan pengalaman.
7) Simulasi atau permainan.12
Suatu proses pembelajaran akan menjadi efektif dan bermakna
apabila ada interaksi antara peserta didik dan sumber belajar dengan
materi, kondisi ruangan, fasilitas, penciptaan suasana dan kegiatan belajar
yang tidak monoton diantaranya melalui penggunaan musik pengiring.
Interaksi ini berupa keaktifan peserta didik dalam mengikuti proses
belajar. Menurut De Porter dan Hernacki dengan belajar menggunakan
quantum learning akan didapatkan berbagai manfaat yaitu:
a) Bersikap positif.
b) Meningkatkan motivasi.
c) Keterampilan belajar seumur hidup.
12
Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan
Belajar Nyaman dan Menyenangkan, (Bandung: Kaifa, 2015), hal. 16.
10
d) Kepercayaan diri.
e) Sukses atau hasil belajar yang meningkat.13
c. Prosedur Pelaksanaan Model Pembelajaran Quantum Learning
Dalam quantum learning terdapat rancangan pengajaran yang dapat
mewujudkan pembelajaran yang dinamis. Kerangka pengajaran tersebut dalam
pelaksanaannya dilakukan dengan enam langkah yang tercermin dalam istilah
TANDUR, yaitu:
1) Tumbuhkan
Tumbuhan minat belajar peserta didik dengan motivasi rasa ingin
tahu dalam bentuk: apakah Manfaatnya Bagiku, jika aku mengikuti topik
pelajaran ini. Misalnya menanamkan “value/nilai (akhlak
karimah/karakter islami). Setidaknya ada karakter pendidikan agama
(PAI) yang harus ditanamkan kepada peserta didik yaitu religius, jujur,
disiplin, bertanggung jawab, cinta ilmu, ingin tahu, percaya diri,
menghargai keberagaman, patuh pada aturan sosial, bergaya hidup sehat,
sadar akan hak dan kewajiban, kerja keras, dan peduli. Keteladanan sangat
penting bagi seorang pendidik untuk menumbuh kembangkan sikap
beribadah yang baik untuk peserta didiknya, oleh sebab itu harus
melakukan pilihan dalam berbagai hal. Dan ketika kita melakukan suatu
pilihan konsekuensinya ada hikmah ada sanksi. Menciptakan atau
mendatangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua peserta
didik.
2) Alami
Cara apa yang terbaik agar peserta didik dapat berprilaku terpuji.
Misalnya “tanamkan lima kata ajaib yang harus sering digunakan yaitu:
salam, maaf, tolong, permisi, dan terima kasih. Pembiasaan peserta didik
seperti ini dapat memberikan kontribusi yang besar dalam pola prilaku
dalam kehidupan sehari-hari.
3) Namai
13
Ibid., hal. 13.
11
Setelah peserta didik melalui pengalaman belajar pada kompetensi
dasar tertentu, kita ajak untuk menulis dikertas, menamai apa saja yang
mereka peroleh, apakah informasi itu berupa gambar, tempat dan
sebagainya kemudian mengajak mereka menempelkan hasilnya dipapan
tulis. Hal ini bersenerji dalam jurnal yang ditulis oleh Rusniati yaitu,
“Setelah peserta didik melalui pengalaman belajar pada topik tertentu,
ajak mereka untuk membuat peta konsep dikertas, menamai apa saja yang
telah mereka peroleh, apakah itu informasi, dalil naqli /aqli, pengalaman
pribadi, dan sebagainya.”
4) Demonstrasikan14
Setelah peserta didik mengalami belajar akan sesuatu, beri
kesempatan mereka untuk mendemonstrasikan kemampuaannya. Melalui
pengalaman belajar peserta didik akan mengetahui dan mengerti bahwa
dia memiliki pengetahuan dan informasi yang cukup memadai. Misalnya
materi sujud syukur dan sujud tilawah, materi makanan dan minuman
yang halal dan haram sesuai dengan syariat. Melalui ini tentu peserta didik
akan mudah mengingat materi yang di ajarkan.
5) Ulangi
Pengulangan akan memperkuat koneksi saraf. Ulangi pelajaran
yang sudah berlalu melalui pancingan-pancingan pertanyaan kepada
peserta didik dan hubungkan dengan pelajaran yang saat ini diajarkan.
Dengan pengulangan materi yang diajarkan, data akan tertanam lama pada
memori otak peserta didik.
6) Rayakan
Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan
ketrampilan dan ilmu pengetahuan, bisa dilakukan dengan memberikan
tepuk tangan maupun pemberian hadiah. Menurut DePorter dalam Nasir
A. Baki bahwa dalam pembelajaran quantum learning agar dapat berjalan
dengan benar, paradigma yang harus dianut oleh peserta didik dan
pendidik yaitu:
14
Ibid., hal. 16.
12
a) Setiap orang adalah pendidik dan sekaligus peserta didik sehingga
bisa saling berfungsi sebagai fasilitator.
b) Bagi kebanyakan orang belajar akan sangat efektif jika dilakukakan
dalam suasana yang menyenangkan, lingkungan dan suasana tidak
terlalu formal, penataan tempat duduk setengah melingkar tanpa
meja, penataan sinar atau cahaya yang baik sehingga peserta didik
merasa santai dan rileks.
c) Setiap orang mempunyai gaya belajar, bekerja dan berpikir yang unik
dan berbeda yang merupakan pembawaan alamiah sehingga tidaklah
perlu mengubahnya, dengan demikian perasaan nyaman dan positif
akan terbentuk dalam menerima informasi atau materi yang diberikan
oleh pemdidik.
d) Modul pembelajaran tidaklah harus rumit tapi seharusnya dapat
disajikan dalam bentuk sederhana dan lebih banyak ke suatu kasus
nyata atau aplikasi langsung.
d. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Quantum Learning
1) Kelebihan15
Pembelajaran quantum menekankan perkembangan akademis dan
keterampilan. Dari sebuah pengalaman yang diselenggarakan oleh
Learning Forum di Supercamp yang mempraktekkan pembelajaran
quantum ternyata murid-muridnya mendapat nilai yang lebih baik, lebih
banyak berpartisipasi dan merasa lebih bangga pada diri mereka sendiri.
Dalam pendekatan pembelajaran quantum, pendidik mampu menyatu dan
membaur pada dunia peserta didik sehingga pendidik bisa lebih
memahami peserta didik dan ini menjadi modal utama yang luar biasa
untuk mewujudkan metode yang lebih efektif yaitu metode belajar-
mengajar yang lebih menyenangkan.
Model pembelajarannya pun lebih santai dan menyenangkan
karena ketika belajar sambil diiringi musik. Hal ini untuk mendukung
proses belajar karena musik akan bisa meningkatkan kinerja otak sehingga
15
Ibid., hal. 20
13
diasumsikan bahwa belajar dengan diiringi musik akan mewujudkan
suasana yang lebih menenangkan dan materi yang disampaikan lebih
mudah diterima.
Pada pembelajaran quantum, objek yang menjadi tujuan utama
adalah siswa. Maka dari itu guru mengupayakan berbagai interaksi dan
menyingkirkan hambatan belajar dengan cara yang tepat agar siswa dapat
belajar secara mudah dan alami.
Quantum learning sebagai salah satu model belajar dapat
memadukan antara berbagai sugesti positif dan interaksinya dengan
lingkungan yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar seseorang.
Lingkungan belajar yang menyenangkan dapat menimbulkan motivasi
pada diri seseorang sehingga secara langsung dapat mempengaruhi proses
belajar metode Quantum Learning dengan teknik peta pikiran (mind
mapping) memiliki manfaat yang sangat baik untuk meningkatkan potensi
akademis (prestasi belajar) maupun potensi kreatif yang terdapat dalam
diri siswa.
2) Kelemahan
a) Memerlukan dan menuntut keahlian dan keterampilan guru lebih
khusus.
b) Memerlukan proses perancangan dan persiapan pembelajaran yang
cukup matang dan terencana dengan cara yang lebih baik.
c) Adanya keterbatasan sumber belajar, alat belajar, dan menuntut
situasi dan kondisi serta waktu yang lebih banyak.16
2. Hakikat Metode Pembelajaran
a. Pengertian Metode
Secara istilah, definisi metode berasal dari bahasa Yunani
“metodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata, yakni “metha” yang
berarti melewati atau melalui dan “hodos” yang berarti jalan atau
16
Tony Buzan, Mind Map: Untuk Meningkatkan Kreativitas, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2004), hal. 35
14
cara.17
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, “metode” ialah sebuah
cara yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai
dengan sesuai yang dikehendaki.18
Muhibbin Syah berpendapat bahwa metode dapat diartikan
sebagai cara melakukan sesuatu kegiatan atau cara melakukan
pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep secara sistematis.19
Berdasarkan dari beberapa pengertian sebelumnya, bahwa pengertian
metode prinsipnya sama yaitu merupakan suatu cara yang digunakan
dalam melaksanakan suatu kegiatan dengan menggunakan fakta dan
konsep secara sistematis agar tercapai dengan tujuan yang dikehendaki.
b. Syarat-syarat Metode dalam Pembelajaran
Penerapan berbagai metode yang ada dalam pembelajaran harus
memperhatikan beberapa syarat, diantaranya :
1) Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat membangkitkan
motif, minat, atau gairah belajar peserta didik.
2) Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat menjamin
perkembangan kegiatan kepribadian peserta didik.
3) Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat memberi
kesempatan bagi peserta didik untuk mewujudkan suatu hasil
karya.
4) Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat merangsang
keinginan peserta didik untuk belajar lebih lanjut, melakukan
eksplorasi, dan inovasi terbaru.
5) Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat mendidik peserta
didik dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh
pengetahuan melalui usaha pribadi.
17
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hal. 61 18
kbbi.web.id/metode. diakses Tanggal 20 Januari 2018. 19
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru
(Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1995), hal. 198.
15
6) Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat meniadakan
penyajian yang bersifat verbalitas dan menggantinya dengan
pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan.
7) Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat menanamkan
dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang
diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam
kehidupan sehari-hari.20
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode
Menurut Winarno Surakhmad dalam Saiful Bachri Djamarah dan
Aswan Zain, mereka mengemukakan ada lima macam faktor yang
mempengaruhi metode mengajar sebagai berikut:
1) Tujuan yang memiliki berbagai jenis dan fungsinya
2) Peserta didik yang memiliki berbagai tingkat kematangannya
3) Situasi dan berbagai keadaannya
4) Fasilitas yang berbagai kualitas dan kuantitasnya
5) Kepribadian pendidik serta kemampuan profesionalnya yang
berbeda-beda21
Dari uraian di atas terlihat bahwa pentingnya metode dalam dunia
pendidikan terkhusus pada proses belajar mengajar, di mana seorang
pendidik mampu mentransfer ilmunya kepada peserta didik dengan baik
sehingga tujuan pendidikan yang intinya untuk kesuksesan peserta didik di
masa depan dapat tercapai dengan baik.
3. Metode Mind Mapping
Menurut De Porter & Hernacki, ada 3 (tiga) metode utama dalam
pembelajaran Quantum Learning: (1) Mind Mapping yang artinya peta
pikiran (2) Speed Reading yang artinya membaca cepat; dan (3) Super
Memory System yang artinya mengoptimalkan daya ingat.
20
Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1997),
hal. 52. 21
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006), hal. 46.
16
DePorter dan Sulistyowati menyatakan bahwa pemetaan pemikiran
(mind mapping) pertama kali diciptakan oleh Tony Buzan dalam rangkaian
penelitian tentang bagaimana cara kerja otak yang sebenarnya. Teknik
mencatat dengan menggunakan peta pikiran berdasarkan optimalisasi otak
kiri dan otak kanan. Otak kiri dan otak kanan akan berfungsi optimal jika
digunakan secara bersama atau dikombinasi. Pemetaan pikiran adalah teknik
pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan
prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan.22
Menurut Maryadi, “Pembelajaran dengan Mind Mapping dapat
menghemat waktu persiapan bahan pelajaran, memudahkan perbaikan
bahan pelajaran, memudahkan pengorganisasian bahan pelajaran,
menyelaraskan penjelasan bahan belajar dengan waktu yang tersedia, dan
membantu pemahaman peserta didik secara lebih mendalam”. Lebih lanjut
Buzan mengatakan “Mind Mapping merupakan teknik yang paling baik
dalam membantu proses berpikir otak secara teratur karena menggunakan
teknik grafis yang bermanfaat untuk membuka potensi otak”.
Nesbit dan Adesope mengemukakan bahwa Mindmapp membantu
para siswa mempelajari informasi, mengolahnya, mengorganisasikan dan
memasukan gambar serta mewarnainya. Peta terlihat lebih kecil ekstrinsik
memuat kognitif karena siswa membuat tempat dua dimensi yang
menghubungkan ide dan konsep yang saling berkaitan.
Menurut Liu, Zhao, Ma, dan Bo bahwa, mind mapping atau
pemetaan pikiran dapat membuat kegiatan belajar mengajar lebih hidup
dengan demikian dapat meningkatkan daya ingat serta meningkatkan
motivasi belajar peserta didik. Hal ini senada dengan hasil penelitian
Jones, Mind Mapping memungkinkan peserta didik untuk membuat
gambar visual untuk meningkatkan pembelajaran mereka dan dapat
digunakan sebagai alat metakognitif yang memungkinkan mereka untuk
membuat koneksi ke materi dengan cara yang berarti. Penelitian yang
22
Tony Buzan, Mind Map: Untuk Meningkatkan Kreativitas, .(Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2004), hal.38.
17
dilakukan Tee, Azman, Mohamed, Muhammad, Mohamad, Yunos, Yee
dan Othman menunjukan bahwa, teknik pemetaan pikiran akan
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembelajaran khususnya
untuk pelaksanaan pendekatan konstruktivisme oleh guru kelas, karena
manfaat tersebut maka ada kebutuhan bagi guru untuk mengetahui
bagaimana cara mengajar teknik peta pikiran kemudian
mengasosiasikannya dalam pelajaran.
4. Pembelajaran Fiqh
a. Hakikat dan Tujuan Pembelajaran Fiqh
Pembelajaran adalah proses belajar mengajar yang terdiri dari dua
kata belajar dan mengajar. Belajar menurut Fatah Syukur adalah proses
penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media
tertentu ke penerima pesan atau disebut proses komunikasi. Pembelajaran
adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,
material fasilitas, pelengkap dan prosedur yang saling mempengaruhi
untuk mencapai tujuan pembelajaran.23
Para ulama sependapat bahwa di dalam syari’at Islam telah
terdapat segala hukum yang mengatur semua tindak tanduk manusia,
baik perkataan maupun perbuatan. Hukum-hukum itu adakalanya
disebutkan secara jelas serta tegas dan adakalanya pula hanya ditemukan
dalam bentuk dalil-dalil dan kaidah-kaidah secara umum. Untuk
memahami hukum Islam dalam bentuk yang disebut pertama tidak
diperlukannya ijtihad, tetapi cukup diambil begitu saja dan diamalkan
apa adanya, karena memang sudah jelas dan tegas disebut oleh allah.
Adapun untuk mengetahui hukum Islam dalam bentuk kedua diperlukan
upaya yang sungguh-sungguh oleh para mujtahid untuk menggali hukum
yang terdapat di dalam nash melalui pengkajian dan pemahaman yang
23
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),
hal. 57 30
Arifin, op, cit., hal. 16
18
mendalam. Keseluruhan hukum yang ditetapkan melalui cara seperti
yang disebut terakhir ini ”fiqh”.24
Secara bahasa kata fiqh dapat diartikan al-ilm, artinya ilmu, dan al-
fahm, artinya pemahaman. Jadi fiqh dapat diartikan ilmu yang
mendalam atau faham yang mendalam, mengetahui batinnya sampai
kedalamannya.25
Secara istilah fiqh adalah ilmu yang menerangkan
tentang hukum-hukum syar’i yang berkaitan dengan perbuatan-
perbuatan para mukalaf yang dikeluarkan dari dalil-dalilnya yang
terperinci. Mukalaf adalah orang yang layak dibebani dengan
kewajiban. Seorang dianggap mukalaf setidaknya ada dua ukuran:
pertama, aqil maksudnya berakal. Cirinya adalah seseorang sudah dapat
membedakan antara baik dan buruk, antara benar dan salah. Kedua,
baligh maksudnya sudah sampai pada ukuran-ukuran biologis. Untuk
laki-laki sudah pernah mimpi basah sedangkan perempuan sudah haid.26
Pendidikan Fiqh adalah suatu bentuk bimbingan jasmani-rohani
berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya
kepribadian utama. Jadi pembelajaran pendidikan fiqh adalah proses
belajar mengajar sebagai suatu bentuk bimbingan jasmani-rohani
berdasarkan hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian
yang utama. Hakikat pendidikan fiqh adalah proses membimbing dan
mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik agar
menjadi manusia dewasa sesuai tujuan pendidikan Islam.
Sedangkan mata pelajaran fiqh adalah bahan kajian yang memuat
ide pokok yaitu mengarahkan peserta didik untuk menjadi muslim yang
taat dan saleh dengan mengenal, memahami, menghayati, dan
mengamalkan hukum Islam sehingga menjadi dasar pandangan hidup.
Melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta pengalaman
24
Alaiddin Koto, Ilmu Fiqh Dan Ushul Fiqh, ( Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada, 2011), hal. 1 25
Zurinal & Aminuddin, Fiqh Ibadah, ( Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), hal. 5 26
Rahman Ritonga, Fiqh Ibadah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), hal. 87
19
peserta didik sehingga menjadi muslim yang selalu bertambah
keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah swt.
b. Fungsi Pembelajaran Fiqh
Pembelajaran Fiqh merupakan pembelajaran yang mengarahkan peserta
didik untuk memahami, menghayati, serta mengamalkan hukum Islam dengan
sempurna, pada dasarnya pembelajaran Fiqh memiliki fungsi sebagai berikut:
1) Meneguhkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt serta
menanamkan akhlak peserta didik seoptimal mungkin.
2) Menanamkan nilai-nilai dan kesadaran beribadah peserta didik kepada
Allah swt sebagai pedoman untuk mencapai kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat.
3) Membiasakan pengalaman terhadap hukum Islam kepada peserta didik
dengan ikhlas dan perilaku yang sesuai dengan peraturan yang berlaku
di sekolah maupun lingkungan sekitar.
4) Membentuk kedisiplinan dan rasa tanggungjawab sosial di sekolah
atau madrasah dan masyarakat.
5) Memperbaiki kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta
didik dalam pelaksanaan ibadah dan muamalah dalam kehidupan
sehari-hari.
6) Membekali peserta didik dalam bidang Fiqh atau hukum Islam untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.27
c. Ruang Lingkup Materi Pembelajaran Fiqh di MTs
Pembelajaran Fiqh dalam kurikulum MTs adalah salah satu bagian
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk
menyiapkan peserta didik mengenal, memahami, menghayati, dan
mengamalkan hukum Islam yang kemudian menjadi dasar pandangan
hidupnya (Way Of Life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan,
penggunaan, pengalaman dan pembiasaan. Fiqh di MTs bertujuan untuk
membekali peserta didik agar dapat mengetahui dan memahami pokok-
27 Depag RI Kurikulum, Pedoman Umum Pengembangan Silabus Madrasah
Ibtidaiyyah, (Jakarta: Direktoral Jenderal Pengembangan Kelembagaan Agama Islam,
2004), hal. 2.
20
pokok hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh baik berupa dalil
aqli maupun dalil naqli.28
Secara garis besar, ruang lingkup Fiqh mencakup tiga dimensi, yaitu :
1) Dimensi pengetahuan fiqh (knowledge) yang mencakup bidang ibadah dan
muamalah. Materi pengetahuan fiqh dalam bidang tersebut meliputi
pengetahuan tentang thaharah, shalat, dzikir, puasa, haji, umrah, sujud dluar
sholat, makanan, minuman, binatang halal dan haram, qurban, dan aqiqah.
2) Dimensi keterampilan fiqh (fiqh skill) meliputi keterampilan melakukan ibadah
mahdhah, memilih dan mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal,
melakukan kegiatan muamalah dan sesama manusia berdasarkan syariat Islam,
memimpin, dan memelihara lingkungan.
3) Dimensi nilai-nilai fiqh (fiqh values) mencakup penghambaan Allah swt yang
meliputi ta’bud, penguasaan atas nilai religius, disiplin, percaya diri,
komitmen, norma dan moral, nilai keadilan, demokrasi, toleransi, kebebasan
individual.
d. Materi Mata Pelajaran Fikih
1) Materi MTs kelas 8 semester ganjil
a) Melaksanakan tatacara Sujud diluar Shalat
b) Memahami tatacara Puasa
c) Melaksanakan tatacara Zakat
2) Materi MTs. Kelas 8 semester genap
a) Memahami ketentuan pengeluaran harta diluar zakat (shadaqoh, hibah,
hadiah)
b) Memahami hukum islam tentang Haji dan Umroh
c) Memahami hukum Islam tentang makanan dan minuman29
5. Hasil Belajar
a. Definisi Belajar
Beberapa pengertian belajar menurut beberapa ahli, sebagai berikut:
28
Departemen Agama RI, Kurikulum Berbasis Kompetensi MTs. Bidang Studi
Fiqih, (Jakarta: Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 2003), hal. 2. 29
Silabus pembelajaran fikih MTs.kelas 7-9,semester 1 dan 2.
21
1) Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Belajar adalah berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu; berlatih; berubah tingkah laku atau
tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman”.30
2) Menurut Oemar Hamalik, “Belajar adalah perubahan tingkah laku yang
relatif baik berdasarkan hasil latihan dan pengalaman.31
3) Menurut Wittig yang dikutip Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi
Pendidikan, “Belajar ialah perubahan yang relative menetap yang terjadi
dalam segala keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil
pengalaman”.32
4) Menurut R.Gagne, belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di
mana suatu organisme berubah prilakunya sebagai akibat pengalaman.
Bagi Gagne, belajar dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh
motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.
Selain itu Gagne juga menekankan bahwa belajar sebagai suatu upaya
memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui instruksi. Instruksi
yang dimaksud adalah perintah atau arahan dan bimbingan dari seorang
pendidik atau guru.33
Dari beberapa pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa
bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan
sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep,
pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang
terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir,
merasa maupun dalam bertindak. Belajar merupakan usaha atau suatu
kegiatan yang dilakukan secara sadar supaya mengetahui atau dapat
melakukan sesuatu. Hasil kegiatan belajar adalah perubahan diri, dari
30
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
PT Gramedia, 2012), cet. 4, hal. 23. 31
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2005), cet. 4, hal. 154. 32
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2010), cet. 16, hal, 89 33
Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran, (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2013) hal. 2
22
keadaan tidak tahu menjadi tahu, dari tidak melakukan sesuatu menjadi
melakukan sesuatu, dari tidak mampu melakukan sesuatu menjadi mampu
melakukan sesuatu. Perubahan yang dialami seseorang dari belum bisa
mengerjakan sesuatu menjadi bisa mengerjakan sesuatu disebabkan
karena proses latihan yang bersifat kontiniu dan fungsional.
b. Definisi Hasil Belajar
Hasil belajar berasal dari bahasa Belanda “prestatie” yang kemudian
dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti hasil usaha.
Prestasi selalu dihubungkan dengan aktivitas tertentu, misalnya belajar.
Syah (1997) menjelaskan bahwa prestasi belajar merupakan taraf
keberhasilan siswa atau santri dalam mempelajari materi pelajaran di
sekolah atau pondok pesantren yang dinyatakan dalam bentuk skor yang
diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.
Prestasi belajar berfungsi untuk mengetahui tingkat kemajuan atau
penguasaan yang telah dicapai siswa dalam segala aspek.34
Menurut Reigeluth dalam Jamil Suprihatiningrum berpendapat
bahwa hasil belajar atau pembelajaran dapat juga dipakai sebagai
pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode alternatif
dalam kondisi yang berbeda. Ia juga mengatakan secara spesifik bahwa
hasil belajar adalah suatu kinerja (performance) yang diindikasikan
sebagai suatu kapabilitas (kemampuan) yang telah diperoleh. Hasil belajar
selalu dinyatakan dalam bentuk tujuan (khusus) prilaku (unjuk kerja).35
Menurut pemikiran Gagne dalam Thobroni dan Arif bahwa hasil
belajar berupa hal-hal berikut:
1) Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam
bentuk bahasa baik lisan maupun tulisan.
34
Fadhilah Suralaga dan Solicha, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), hal. 94 35
Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran; Teori dan Aplikasi, (Jakarta:
Ar-Ruzz Media, 2013), hal. 37
23
2) Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempersentasikan konsep
dan lambang.
3) Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya (penggunaan konsep dan kaidah dalam
memacahkan masalah).
4) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme
gerak jasmani.
5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut atau nilai-nilai standar prilaku.
Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku,
sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Oleh sebab itu, dalam penilaian hasil belajar,
peranan tujuan instruksional yang berisi rumusan kemampuan dan tingkah
laku yang diinginkan dikuasai siswa menjadi unsur penting sebagai dasar
dan acuan penilaian.36
Hasil belajar lebih dikenal dengan taksonomi bloom dengan cara
mengklasifikasikan hal-hal yang kompleks maksudnya mengklasivikasikan
secara sederhana ketingkat yang kompleks. Dalam hal ini tujuan belajar
dibagi menjadi beberapa tiga ranah37
, yaitu:
1) Ranah Kognitif
Dalam hubungannya dengan satuan pelajaran, ranah kognitif ini
memegang tempat utama dalam tujuan pengajaran di sekolah. Ranah Kognitif
mencakup:
a) Pengetahuan (Knowledge), dalam jenjang ini seseorang dituntut dapat
mengenali atau mengetahui adanya konsep, fakta.
b) Pemahaman (Comprehension), kemampuan ini menuntut siswa
memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang
36
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 3 37
Agus Suprijojo, cooperative learning teori dan aplikasi PAIKEM,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal. 6-7
24
sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa harus
menghubungkannya dengan hal-hal lain.
c) Penerapan (Application), jenjeang kognitif yang menuntut kesanggupan
menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-
prinsip, serta teori-teori dalam situasi baru dan konkret.
d) Analisis (Analysis), tingkat kemampuan yang menuntut seseorang untuk
dapat menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-
unsur atau komponen pembentuknya.
e) Sintesis (Synthesis), jenjang ini menuntut seseorang untuk dapat
menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara menggabungkan berbagai
faktor.
f) Evaluasi (Evaluation), jenjang yang menuntut seseorang untuk dapat
menilai suatu situasi, keadaan, pernyataan, atau konsep berdasarkan
suatu kriteria tertentu.
2) Ranah Afektif 38
Ranah afektif merupakan sikap yang menunjuk ke arah pertumbuhan
batiniah yang terjadi bila individu menjadi sadar tentang nilai yang diterima
dan kemudian mengambill sikap sehingga menjadi bagian dari dirinya dalam
membentuk nilai dan menentukan tingkah lakunya. Ranah afektif mencakup:
a) Menerima (Receiving), diharapkan siswa peka terhadap eksistensi
fenomena atau rangsangan tertentu. Kepekaan ini diawali dengan
penyadaran kemampuan untuk menerima dan memperhatikan.
b) Menjawab (Responding), siswa tidak hanya peka pada suatu fenomena
saja tetapi juga bereaksi terhadap salah satu cara.penekanannya pada
kemauan siswa untuk menjawab secara sukarela ataupun membaca tanpa
ditugaskan.
c) Menilai (Valuing), diharapkan siswa dapat menilai suatu objek, fenomena
atau tingkah laku tertentu dengan
38
Abdul Majid, Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, cet I, 2014), hal.48
25
d) Organisasi (Organization), tingkat ini berhubungan dengan menyatukan
nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan/memecahkan masalah,
membentuk suatu sistem nilai.
e) Characterization (karakteristik).
3) Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya
melalui keterampilan yang melibatkan otot dan kekuatan fisik, mata pelajaran
yang berkaitan dengan psikomotor adalah mata pelajaran yang lebih berorientasi
pada gerakan dan menekankan pada reaksi-reaksi fisik dan keterampilan tangan.
Keterampilan itu sendiri menunjukkan tinkat keahlian seseorang dalam suatu
tugas atau sekumpulan tugas tertentu. Ranah psikomotor mencakup:
a) Imitasi, merupakan kemampuan dalam melakukan kegiatan-kegiatan
sederhana dan sama persis dan yang dilihat atau diperhatikan
sebelemumnya.
b) Manipulasi, merupakan kemampuan melakukan keiatan sederhana yang
belum pernah dilihat, tetapi berdasarkan pada pedoman atau petunjuk saja.
c) Presisi, merupakan kemmapuan melakukan kegiatan-kegiatan yang akurat
sehingga mampu menghasilkan produk kerja yang tepat.
d) Artikulasi, merupakan kemampuan melakukan kegiatan yan kompleks dan
tepat seinga hasil kerjanya merupakan sesuatu yang utuh.
e) Naturalisasi, merupakan kemampuan melakukan kegiatan secara refleks,
yakni kegiatan yang melibatkan fisik saja sehingga efektivitas kerja tinggi.
Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan prilaku
seseorang secara keseluruhan bukan hanya satu ranah tetapi mencakup segala
perubahan indviidual atau kematangan peserta didik.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar39
Menurut Muhibbin Syah “Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa
dapat dipengaruhi oleh tiga macam faktor yaitu faktor intern (faktor dari dalam
siswa), eksternal (faktor dari luar siswa) dan faktor pendekatan belajar
(approach to learning), yaitu strategi dan metode yang digunakan siswa untuk
39
Muhibbin Syah, op. cit., hal. 129.
26
melakukan kegiatan pembelajaran”.40
Berikut ini faktor yang mempengaruhi
hasil belajar :
1) Faktor internal siswa, yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri siswa,
terdiri atas dua aspek yaitu: Aspek fisiologis yaitu faktor yang
mempengaruhi belajar bersifat jasmaniah seperti tingkat kesehatan anggota
badan diantaranya kesehatan indera pendengar dan penglihat. Aspek
psikologis yaitu faktor yang mempengaruhi belajar yang berkaitan dengan
aspek rohaniah. Berikut ini yang termasuk faktor psikologis, diantaranya :
a) Intelegensi/kecerdasan
Intelegensi merupakan tingkat kemampuan belajar siswa dalam
memahami lingkungan, berpikir secara logis, dan kemampuan dalam
kehidupannya. Semakin tinggi kemampuan intelektual maka semakin
besar peluang hasil belajar yang tinggi. Dan semakin rendah
kemampuan intelektual siswa maka akan semakin rendah pula hasil
belajar siswa.
b) Sikap
Dalam buku Muhibbin Syah, sikap diartikan sebagai gejala internal yang
berdimenasi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi/merespons
dengan cara yang relatif tetap terhadap objek baik secara positif maupun
negatif.41
c) Bakat
Menurut Chaplin yang dikutip oleh Muhibbin Syah menyebutkan
bahwa, “Bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang”.
d) Minat
Menurut Slameto, “Minat adalah suatu rasa lebih suka atau rasa
keterikatan pada suatu hal/aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”.42
e) Motivasi
40
Muhibbin Syah, op. cit., hal. 129. 41
Muhibbin Syah, op. cit., hal. 132. 42
Slameto, Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), hal. 180.
27
Menurut Oemar Hamalik, “Motivasi adalah perubahan energi dalam diri
(pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi
untuk mencapai tujuan”.43
2) Faktor Eksternal Siswa
a) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial terdiri dari lingkungan sosial sekolah
diantaranya meliputi para guru, para staf/karyawan, dan teman-teman
sekolah yang dapat menjadi faktor belajar. Guru dan keluarga
masyarakat sekolah yang berprilaku baik dan sopan maka akan
mendorong siswa melakukan hal yang positif dalam belajar. Selanjutnya,
selain lingkungan sekolah terdapat lingkungan yang berpengaruh dalam
diri siswa yaitu orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.
Situasi di dalam keluarga besar pengaruhnya terhadap emosi
penyesuaian sosial, minat, sikap, tujuan, disiplin, dan perbuatan siswa di
sekolah.44
Oleh karena itu, sebagai orang tua harus berperan serta dalam
mengawasi dan membantu guru untuk mengatasi kesulitan belajar yang
dialami oleh siswa tersebut. Antara orang tua dan guru harus terjalin
komunikasi yang baik agar mengetahui perkembangan anak tersebut.
b) Lingkungan Nonsosial
Yang termasuk lingkungan nonsosial adalah gedung sekolah dan
letaknya, tempat tinggal dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca
dan waktu belajar siswa. Hal-hal ini berpengaruh terhadap tingkat
keberhasilan belajar siswa. Begitu juga keadaan rumah yang nyaman
atau tidak nyaman dan berantakan yang akan menyebabkan siswa malas
belajar. 45
3) Faktor Pendekatan Belajar
Menurut Muhibbin Syah, menyatakan bahwa “Pendekatan belajar adalah
strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efesiensi
43
Oemar Hamalik, Proses Belajar & Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014),
cet. 14, hal. 158. 44
Oemar Hamalik, op. cit., hal. 102. 45
Muhibbin Syah, op. cit, hal. 135.
28
proses belajar materi tertentu”. Semakin baik siswa mendalam cara belajar
siswa maka semakin baik hasil belajar siswa tersebut.
d. Teknik Evaluasi Hasil Belajar
Menurut Muhibbin Syah, “Evaluasi adalah penilaian terhadap
tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam
sebuah program”.46
Jadi evaluasi merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan untuk menilai kepada suatu kegiatan yang telah dilakukan
sebelumnya. Selanjutnya, evaluasi pengajaran dapat dikategorikan
menjadi dua, yaitu:
1) Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir
pembahasan suatu pokok bahasan/topik. Jadi evaluasi formatif
digunakan untuk menilai/mengetahui seberapa jauh peserta didik
telah menguasai materi yang telah disampaikan oleh guru pada pokok
bahasan.
2) Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir
satu satuan waktu yang didalamnya tercakup lebih dari satu pokok
bahasan.47
Jadi evaluasi sumatif dilakukan guna menentukan tingkat
keberhasilan peserta didik dalam waktu tertentu misal satu semester,
seperti pemberian tugas, ulangan harian, ulangan tengah semester dan
ulangan akhir semester.
Kemudian alat evaluasi yang berhubungan dengan hasil mengajar
dan belajar, biasa disebut achievement test. Achievement test yang
banyak dilakukan oleh guru dapat terdiri dari dua golongan, yaitu:
a) Tes lisan (oral test)
b) Tes tertulis (written test) Tes tertulis dapat dibagi menjadi tes essay
dan tes objektif.
Jadi, kegiatan evaluasi ini membantu guru untuk memperbaiki cara
mengajar dan membantu siswa dalam meningkatkan belajarnya.
Selain itu evaluasi hasil belajar juga dapat digunakan untuk
46
Muhibbin Syah, op. cit., hal. 139. 47
Ibid., hal. 143.
29
mengevaluasi atau menilai sampai mana kualitas pengalaman
mengajar, proses belajar mengajar, serta strategi-strategi mengajar
yang digunakan oleh guru.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan ini merupakan hasil kajian (review) dari
laporan hasil-hasil penelitian terdahulu yang sesuai dengan masalah atau
pokok tema yang diajukan peneliti. Penelitian yang relevan ini sangat
penting karena dapat membantu peneliti untuk mengkomparasikan
penelitian yang akan dilakukan dengan temuan penelitian sebelumnya
tentang hal-hal penting yang menjadi kelebihan dan kelemahan penelitian
yang sebelumnya. Dengan cara menjelaskan persamaan dan perbedaan
antara penelitian yang penulis teliti dengan penelitian terddahulu. Adapun
hasil penelitian yang relevan yang mendukung penulisan penelitian ini
antara lain:
1. “Pengaruh Penggunaan Model Quantum Learning Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp
Negeri 1 Air Hitam Kabupaten Lampung Barat Tahun Pelajaran
2016/2017” yang dilakukan oleh Supardi Muh. Said pada tahun 2016.
Hasil penelitian ini menunjukkan Ada perbedaan hasil belajar siswa
kelas VII yang mengggunakan model quantum learning di kelas
eksperimen dengan siswa kelas VII yang menggunakan model
konvensional pada mata pelajaran IPS Terpadu. Hal ini dapat
diidentifikasi dari hasil belajar siswa yang menggunakan model
quantum learning lebih tinggi dibandingkan yang menggunakan model
konvensional.
2. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah “Pengaruh Metode
Quantum Learning Dalam Pembelajaran Fikih Di Mts Ddi Seppong
Kabupaten Majene Sulawesi Barat” yang dilakukan oleh Supardi Muh.
Said pada tahun 2016. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pembelajaran fikih dapat berhasil dengan baik, baik dari pendidik
30
maupun peserta didik terlebih lagi pada penggunaan metode yang
kemudian dapat terealisasi dalam menjalankan ajaran agama Islam agar
peserta mudah dan termotivasi mengikuti proses pembelajaran sehingga
dengannya mendapatkan pengetahuan yang luas dan pengamalan
tentang hukum-hukum Islam.
3. Selanjutnya yaitu penelitian dengan judul “Pengaruh Metode
Pembelajaran Quantum learning Dengan Pendekatan Peta Pikiran (Mind
Mapping) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi
Motor Diesel di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta” yang dilakukan
oleh Fuat Muchlisin pada tahun 2013. Penelitian ini menggunakan
metode eksperimen dengan uji data statistik. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa yang diajar dengan
menggunakan metode pembelajaran quantum learning dengan
pendekatan peta pikiran (mind mapping) terhadap prestasi belajar lebih
tinggi bila dibandingkan dengan metode konvensional pada mata
pelajaran Teknologi Motor Diesel di SMK Muhammadiyah 3
Yogyakarta.
C. Kerangka Berpikir
Manusia dan pendidikan merupakan dua sisi yang tidak dapat
terpisahkan antara satu dengan yang lainnya. Belajar agama adalah hal yang
mutlak untuk kita pelajari, sebab agama merupakan petunjuk dalam kebaikan
terkhusus ajaran agama Islam. Telah dijelaskan dalam Islam bahwa
diwajibkan bagi manusia untuk belajar, terutama untuk belajar agama.
Pembelajaran fikih merupakan pelajaran dasar dalam menjalankan hukum
Islam yang berlandaskan al-Quran dan al-Hadis. Pembelajaran fikih
merupakan salah satu yang harus dipahami oleh seorang Muslim dalam
pendidikan Islam sebab di dalamnya diajarkan hukum-hukum Islam sebagai
pelaksanaan ibadah kepada Allah swt dan muamalah kepada sesama.
Pada pembelajaran Fiqh siswa kelas VIII MTs Islamiyah, peneliti
masih melihat ada beberapa siswa yang memiliki nilai rendah dibandingkan
dengan kelas lainnya. Pemilihan model pembelajaran yang tepat dapat
31
mendatangkan keefektifan kualitas pembelajaran di kelas dalam hal ini dapat
meminimalisir kebosanan siswa, menjadikan siswa penuh semangat dalam
belajar, kreatif.
Model quantum learning adalah salah satu model melalui pendekatan
kooperatif yang membuat proses pembelajaran menjadi lebih bermakna dan
nyaman. Dalam penggunaan model pembelajaran quantum learning pada
mata pelajaran Fiqh pada penelitian ini, diharapkan dapat memberi
pengetahuan tentang hukum Islam secara mendalam. Dengan menggunakan
metode quantum learning proses belajar-mengajar berjalan dengan efektif
dan efesien. Agar kemudian peserta didik memiliki kesadaran akan fungsi
dan kedudukannya sebagai hamba Allah swt.
D. Hipotesis Penelitian
Ada perbedaan dari hasil belajar siswa yang mengunakan model
pembelajaran Quantum Learning dengan metode Mind Mapping dikelas
eksperimen dengan hasil belajar siswa dikelas kontrol yang menggunakan
metode konvensional pada mata pelajaran Fiq dikelas VIII di MTs
Islamiyah Ciputat. Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan
sementara, yang sifatnya bisa benar atau bisa salah” maka dari itulah
diperlukan penelitian. Jadi dari penulisan diatas hipotesis yang diajukan
sementara ini untuk menjawab benar atau tidaknya dugaan sementara
mengenai pengaruh model pembelajaran Quantum Learning dengan
metode Mind Mapping terhadap hasil belajar siswa kelas VIII di MTs
Islamiyyah Ciputat dalam mata pelajaran Fiqh maka penulis mengajukan
hipotesis sebagai berikut :
Ho : tidak terdapat pengaruh antara metode Quantum Learning dengan
hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Fiqh
Ha : terdapat pengaruh antara metode Quantum Learning terhadap hasil
belajar siswa dalam mata pelajaran Fiqh
Keterangan :
Ho : hipotesis nihil (nol)
Ha : hipotesis alternatif
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Penelitian
Penelitian ini bertempat di MTs. Islamiyah Ciputat yang beralamat di Jl.
Ki Hajar Dewantara No. 23, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten 15411,
Indonesia.
B. Waktu Penelitian
Penelitian yang berjudul “Pengaruh Metode Quantum Learning dalam
Mind Mapping terhadap hasil belajar Fiqh di MTs Islamiyyah Ciputat” ini
dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2018/2019 pada bulan
September-November 2018. Dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
Tanggal Kegiatan Penelitian
08 September 2018 Observasi
15 September 2018 Uji coba instrumen tes
29 September 2018 Mengadakan pretest di kelas
eksperimen dan kontrol
06 - 27 Oktober 2018 Pelaksanaan pembelajaran
24 November 2018 Mengadakan posttest di kelas
eksperimen dan kontrol
C. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan,
32
33
dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat
digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah
dalam bidang pendidikan.48
Metode yang digunakan ialah penelitian kuantitatif, penelitian ini lebih
menekankan pada pengumpulan data empiris yang kemudian diolah
menggunakan statistik untuk menjawab permasalahan yang ada atau tidak
adanya hubungan kedua variabel yang diteliti dan melihat berapa besar
variabel bebas dan variabel terikatnya yang mempengaruhi. Adapun jenis
metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen,
metode ini digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap
yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Menurut Mahmud, “Metode
eksperimen adalah satu-satunya metode penelitian yang dianggap cukup tepat
untuk menguji hipotesis mengenai hubungan sebab akibat”. 49
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode True
Experiment yaitu eksperimen yang sebenarnya, dimana peneliti dapat
mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen.50
Dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang
mempengaruhi jalannya eksperimen. Ciri utama dari True Experiment adalah
bahwa sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok
kontrol yang diambil secara random dari populasi tertentu.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Control
Group Design. Desain ini melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Lebih jelasnya, desain penelitian dapat
dilihat pada tabel berikut:
48
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 6. 49
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011),
hal. 106. 50
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: CV.
Alfabeta, 2011), hal. 113.
34
Tabel 3.2
Control Group Pre-test Post-test Design
Kelompok Pre-test Variabel Terikat Post Test
Kelas Eksperimen T1 X e T2
Kelas Kontrol T3 X k T4
Keterangan51
:
T1 = Pretest kelas eksperimen
T2 = Posttest kelas eksperimen
T3 = Pretest kelas kontrol
T4 = Posttest kelas kontrol
Xe = Pemberian pembelajaran yang menggunakan
pembelajaran Quantum Learning pada Mind Mapping
Xk = Pemberian pembelajaran dengan metode pembelajaran
konvensional
Dalam desain penelitian di atas, Kedua kelompok akan diberikan pretest
sebelum diberikan perlakuan. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang
diberikan perlakuan dengan menggunakan pembelajaran Quantum Learning
pada Mind Mapping, sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang
diberikan perlakuan menggunakan pembelajaran konvensional.
Setelah kedua kelompok diberikan perlakuan, maka selanjutnya diberikan
posttest diakhir pertemuan untuk mengukur tingkat keberhasilan (variabel
terikat) dari masing masing kelas. Langkah-langkah pembelajaran pada kedua
kelas dapat dilhat pada tabel berikut:
Tabel 3.3
Langkah-langkah Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas kontrol
Langkah-Langkah Pembelajaran Kelas
Eksperimen
Langkah-Langkah Pembelajaran Kelas
51
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendiidkan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal. 186
35
Kontrol
Membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan metode Quantum
Learning pada Mind Mapping
Membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan metode konvensional
Mempersiapkan sarana dan media
yang akan digunakan dalam
pembelajaran
Mempersiapkan sarana dan media
yang akan digunakan dalam
pembelajaran
Memberikan pretest Memberikan pretest
Proses pembelajaran dengan
menggunakan metode Quantum
Learning pada Mind Mapping
Proses pembelajaran dengan
menggunakan metode konvensional
Memberikan posttest Memberikan posttest
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah jumlah atau keseluruhan subyek penelitian. Menurut
Ridwan populasi ialah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil
pengukuran yang menjadi objek penelitian.52
Adapun menurut Djarwanto,
populasi dapat dimaknai sebagai keseluruhan objek/subjek yang dijadikan
sebagai sumber data dalam suatu penelitian seperti orang, benda, kejadian,
waktu, dan tempat dengan sifat dan ciri-ciri yang sama. Jadi, populasi
merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya dan dijadikan sebagai
sumber data dalam suatu penelitian.53
Populasi bukan hanya orang, tetapi juga
obyek dan benda-benda alam lain.populasi juga bukan sekedar jumlah yang
52
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian (untuk Guru, karyawan, dan peneliti
pemula), (Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 54 53
Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial, (Bandung:
Alfabeta, 2014), hal. 55
36
ada pada obyek/ subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karak teristik
atau sifat yang dimiliki olehh subyek atau obyek itu.54
2. Sampel
Sampel ialah sebagian dari populasi yang dijadikan objek/subjek dalam
penelitian. Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari/meneliti semua yang ada pada populasi tersebut. Sampel yang
diambil dari populasi tersebut harus representatif atau mewakili populasi.55
Adapun teknik penarikan sampel pada penelitian ini adalah purposive
sampling, yaitu teknik penarikan sampel yang dilakukan untuk tujuan
tertentu saja. Purposive sampling digunakan untuk tujuan tertentu dan
pertimbangan tertentu saja.56
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelompok,
yaitu:
a. Kelompok eksperimen, yaitu kelompok siswa yang mendapat
perlakuan dengan pembelajaran kooperatif dengan metode quantum
learning tipe mind mapping. Sampel yang dipilih sebagai kelompok
eksperimen adalah siswa kelas VIII IS yang berjumlah 30 siswa.
b. Kelompok kontrol, yaitu kelompok siswa yang tidak mendapat
perlakuan dengan pembelajaran kooperatif dengan metode quantum
learning tipe mind mapping. Sampel yang dipilih sebagai kelompok
kontrol adalah siswa kelas VIII IR yang berjumlah 30 siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes,
yaitu dengan cara memberikan tes awal yang dilakukan sebelum pembelajaran
(pretest) dan sesudah pembelajaran (posttest) pada dua kelompok yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun tes sebagai alat penilaian
54
Sugiyono, op.cit., hal. 80. 55
Hamadi Darmadi, op. cit., hal. 57 56
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011), hal. 221
37
adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat
jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes
tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan).57
Tes yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tes tulisan dalam bentuk pilihan ganda (Multiple
Choice).
Untuk mendapatkan data penelitian membutuhkan teknik yang tepat, antara lain
sebagai berikut :
1. Tes
Menurut Arikunto tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan
serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Teknik tes bertujuan untuk memperoleh dan mengukur data kemampuan akhir
siswa setelah diberi perlakuan dengan menggunakan model quantum learning
dan model pembelajaran konvensional. Peneliti menggunakan tes berupa
pilihan ganda (multiple choice). Bentuk soal pilihan ganda dapat dipakai untuk
menguji penguasaan kompetensi pada tingkat berpikir rendah seperti
pengetahuan dan pemahaman, sampai pada tingkat berpikir tinggi seperti
aplikasi, analisis, evaluasi.58
Pembelajaran berlangsung dalam enam kali
pertemuan di kelas, sedangkan alat pengumpul data berupa tes pilihan ganda
(multiple choice) diberikan dua kali yaitu pada pertemuan pertama dan
pertemuan kelima. Jumlah butir soal multiple choice yaitu 30 soal dengan
materi yang diujikan yaitu Sujud Syukur dan Sujud Tilawah.
2. Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah sebagai upaya untuk memperoleh data dan
informasi berupa catatan tertulis atau gambar yang tersimpan berkaitan dengan
masalah yang diteliti. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data-data
gambaran umum MTs Islamiyyah Ciputat yang berkaitan dengan lokasi, sejarah
berdirinya sekolah, serta keadaan guru dan siswa.
57
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 35. 58
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011), hal. 196
38
F. Variabel dan Instrumen Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel adalah karakteristik atau atribut dari individu atau organisasi
yang apabila diamati atau diukur hasilnya selalu beragam atau bervariasi antara
orang-orang atau organisasi yang diteliti.59
Dalam penelitian ini terdapat dua
variabel, yaitu variabel bebas dan terikat.
a. Variabel Bebas
Variabel bebas (independen) adalah merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat).60
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran
kooperatif dengan metode quantum learning tipe mind mapping.
b. Variabel Terikat
Variabel Terikat (dependen) adalah merupakan variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Adapun variabel
terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar Fiqih Siswa Kelas VIII MTs.
Islamiyah Ciputat semester I Tahun ajaran 2018/2019.
1) Hasil Belajar Fiqh
a) Definisi Konseptual
Hasil belajar Fiqh adalah kemampuan Fiqh siswa pada ranah kognitif yang
dimiliki siswa setelah mendapatkan pengalaman belajar Fiqh dalam jangka
waktu tertentu dengan berdasarkan KD dan indikator pada akhir satuan waktu
(beberapa sub pokok bahasan). Kemudian dibuat keputusan akhir tentang
kemampuan yang telah dikuasai siswa berkaitan dengan indikator kemampuan
yang telah ditetapkan.
b) Definisi Operasional
Hasil belajar Fiqh adalah kemampuan Fiqh adalah skor Fiqh yang
didapat siswa dari skor pemberian tes dengan menggunakan tes hasil belajar
Fiqh bentuk pilihan ganda (Multiple Choice) yang disusun berdasarkan kisi-kisi
59
Edi Riadi, Metode Statistika Parametrik & Nonparametrik, (Tangerang:
Pustaka Mandiri, 2014), hal. 34. 60
Sugiyono, op.cit., hal. 64.
39
pembuatan tes yang mengacu kepada pendalaman pokok bahasan/sub pokok
bahasan yang mencerminkan kemampuan pembelajaran Fiqh siswa pada ranah
kognitif dari hasil proses belajar mengajar Fiqh siswa di MTs. Islamiyah Ciputat
Kelas VIII Semester I Tahun Ajaran 2018/2019 pada pokok bahasan Sujud
Syukur dan Sujud Tilawah.
2. Instrumen Penelitian
a. Instrumen Tes
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar Fiqh.
Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah tes objektif yang
berupa pilihan ganda (Multiple Choice). Masing-masing item pada soal pilihan
ganda terdiri dari 4 alternatif jawaban dengan satu jawaban yang benar. Jumlah
soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 soal pilihan ganda (Multiple
Choice).
Indikator yang akan diukur melalui tes tersebut dapat digambarkan pada tabel
berikut :
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Tes
Kompetensi
Inti
Kompetensi
Dasar
Materi Indikator Bentuk
Soal
No
Soal
Jumlah
Soal
3. Memahami
dan
menerapkan
pengetahuan
(faktual,
konseptual,
dan
prosedural)
berdasarkan
rasa ingin
tahunya
3.2
Memahami
tata cara
sujud
syukur,
sujud
tilawah
Membaca dan
menelaah
litelatur untuk
menemukan
pengertian
sujud syukur
3.2.1 Menunjukkan
pengertian sujud
syukur
PG 1,2 2
Membaca dan
menelaah
litelatur untuk
menemukan
hukum sujud
syukur
3.2.2 Menjelaskan
hukum sujud syukur
PG 21 1
40
tentang ilmu
pengetahuan,
teknologi,
seni, budaya
terkait
fenomena dan
kejadian
tampak mata
Membaca dan
menelaah
litelatur untuk
menemukan
pengertian
dasar dalil
tentang sujud
syukur
3.2.3 Menjelaskan
tentang arti sujud
syukur
PG 3, 4,
23
3
Membaca dan
menelaah
litelatur untuk
menemukan
tata
cara sujud
syukur
3.2.4 Menjelaskan
tata cara bersyukur
atas nikmat Allah
SWT
PG 5, 6,
7,
22,
24
3
Membaca dan
menelaah
litelatur untuk
menemukan
hikmah
melaksanakan
sujud syukur
3.2.5 Menjelaskan
hikmah
melaksanakan sujud
syukur
PG 8 1
Membaca dan
menelaah
litelatur untuk
menemukan
pengertian
sujud tilawah
3.2.6 Menunjukkan
pengertian sujud
tilawah
PG 9 1
Membaca dan
menelaah
litelatur untuk
menemukan
3.2.7 Menjelaskan
hukum sujud tilawah
PG 10 1
41
hukum sujud
tilawah
Membaca dan
menelaah
litelatur untuk
menemukan
ayat-ayat
tilawah
3.2.8 Menjelaskan
tentang sujud
tilawah ketika
membaca dan
mendengar ayat
tilawah
PG 11 1
Membaca dan
menelaah
litelatur untuk
menemukan
tentang rukun
sujud tilawah
3.2.9 Menjelaskan
rukun sujud tilawah
PG 12,
13,
30
3
Membaca dan
menelaah
litelatur untuk
menemukan
ayat-ayat
sajdah
didalam al
Qur’an
3.2.10 Menjelaskan
jumlah ayat-ayat
sajdah di dalah al
Qur’an
PG 14,
15
2
Membaca dan
menelaah
litelatur untuk
menemukan
bukti dalil
dasar sujud
tilawah
3.2.11 Menjelaskan
tentang dalil sujud
tilawah
PG 16,
17,
25,
26,
27,
28
6
Membaca dan
menelaah
litelatur untuk
3.2.12 Menjelaskan
tentang melakukan
sujud tilawah
PG 18,
19,
3
42
menemukan
tentang tata
cara sujud
tilawah
29
Membaca dan
menelaah
litelatur untuk
menemukan
hikmah
melaksanakan
sujud tilawah
3.2.13 Menjelaskan
hikmah
melaksanakan sujud
tilawah
PG 30 1
G. Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen tes dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kualitas
instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian. Suatu tes yang baik
harus mampu mengukur apa yang akan diukur (aspek validitas) dan konsisten
atau stabil dalam mengukur apa yang akan diukur (aspek reliabilitas). Oleh
karena itu sebelum instrumen tes digunakan, tes tersebut harus diuji coba
terlebih dahulu untuk mengetahui apakah tes tersebut memenuhi persyaratan
validitas dan realibilitas atau tidak.
1. Validitas
Validitas atau kesahihan data ialah untuk menunjukkan sejauh mana alat
ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Dalam suatu penelitian yang
baik melibatkan variabel atau konsep yang tidak dapat diukur secara langsung,
didalam validitas menyangkut penjabaran konsep dari tingkat teoritis sampai
empiris.61
Kata valid sering diartikan dengan ketepatan, kebenaran, keshahihan,
atau keabsahan. Jadi tes hasil belajar dapat dinyatakan valid apabila tes hasil
belajar tersebut (sebagai alat ukur keberhasilan belajar peserta didik) dengan
secara tepat, benar, shahih, dan absah telah dapat mengukur atau mengungkap
61
Sofyan Siregar, op. cit., hal. 46
43
hasil-hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik, setelah mereka
menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.62
Sebelum guru menggunakan suatu tes, hendaknya guru mengukur terlebih
dahulu derajat validitasnya berdasarkan kriteria tertentu. Untuk mengukur
kevalidan atau keshahihan butir soal, analisis yang digunakan untuk menguji
validitas butir angket adalah korelasi product moment. Perhitungan korelasi
dibantu dengan program SPSS 23 , item dikatakan valid membandingkan
dengan r tabel. Jika r hitung > r tabel, maka valid perhitungan secara SPSS 23
langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Masuk progam SPSS 23
b. Klik variabel view pada SPSS 23 data editor
c. Pada kolom decimal angka ganti menjadi 0 untuk seluruh item
d. Buka data view pada SPSS 23
e. Klik analyze-correlate-Bivariate
f. Klik semua variabel dan masukkan ke kotak vaiabel
g. Klik OK hasil output uji validitas akan muncul,63
Untuk menginterpretasikan nilai korelasi yang diperoleh adalah dengan
melihat tabel nilai r product moment. Jika harga rhitung>rtabel maka butir
soal tersebut dinyatakan valid. Berdasarkan hasil uji coba yang telah
dilakukan dari 40 soal yang telah digunakan pada uji validitas sebanyak 30
soal yang dinyatakan valid dan 10 soal di nyatakan tidak valid. Maka peneliti
hanya mengambil 30 soal dari soal yang valid. Validitas terhadap soal bisa
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.5
No No Soal Keterangan
1 Soal 1 Valid
2 Soal 2 Valid
62
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada,2009), hal. 93-94 63
C. Trihendradi, Step by Step SPSS 18 Analisis Data Statistik, (Yogyakarta:
CV Andi Offset, 2010), hal. 130.
44
3 Soal 3 Tidak Valid
4 Soal 4 Valid
5 Soal 5 Valid
6 Soal 6 Valid
7 Soal 7 Valid
8 Soal 8 Valid
9 Soal 9 Tidak Valid
10 Soal 10 Valid
11 Soal 11 Valid
12 Soal 12 Tidak Valid
13 Soal 13 Valid
14 Soal 14 Valid
15 Soal 15 Valid
16 Soal 16 Tidak Valid
17 Soal 17 Valid
18 Soal 18 Valid
19 Soal 19 Valid
20 Soal 20 Valid
21 Soal 21 Valid
22 Soal 22 Valid
23 Soal 23 Tidak Valid
24 Soal 24 Valid
25 Soal 25 Tidak Valid
26 Soal 26 Valid
27 Soal 27 Valid
28 Soal 28 Valid
29 Soal 29 Valid
30 Soal 30 Valid
31 Soal 31 Valid
32 Soal 32 Valid
45
33 Soal 33 Tidak Valid
34 Soal 34 Valid
35 Soal 35 Tidak Valid
36 Soal 36 Valid
37 Soal 37 Valid
38 Soal 38 Tidak Valid
39 Soal 39 Tidak Valid
40 Soal 40 Valid
2. Realibilitas
Realibilitas ialah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengkuran tetap
konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang
sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula.64
Realibialitas tes
berkenaan dengan pertanyaan apakah suatu tes teliti dan dapat dipercaya sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan suatu tes dapat dikatakan reliabel jika selalu
memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu
atau kesempatan yang berbeda.65
Teknik pengujian reliabilitas menggunakan
perhitungan dibantu dengan program SPSS 23. Langkah-langkah reabilitas
menggunakan prorgram SPSS 23:
a. Masuk progam SPSS 23
b. Klik variabel view untuk memberi nama variabel, mengatur type data di
type, lebar kolom di (width), decimal di (decimals), lebel di (lebel).
c. Klik data view pada untuk menampilkan lembar kerja
d. Entri data ke program SPSS 23
e. Klik analyze-scale-reability analyze
f. Klik semua variabel dan masukkan ke kotak vaiabel
g. Klik statistik pada descriptipes for klik scale if item deleted klik continue
64
Sofyan Siregar, op. cit., hal. 55 65
Zainal Arifin, op.cit., hal. 258.
46
h. Klik OK hasil output uji reabilitas akan muncul.66
Tabel 3.6 Interpretasi Reliabilitas
0.91-1.00 Sangat tinggi
0.71-0.90 Tinggi
0.41-0.70 Cukup
0.21-0.40 Rendah
<0.20 Sangat rendah
Hasil uji reliabilitas instrument tes dengan menggunakan software spss dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrument Tes
Statistik Butir Soal
Cronbach's Alpha 0,482
Kesimpulan Cukup
Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa instrument ini cukup layak digunakan
dalam penelitian.
3. Uji Tingkat kesukaran Soal
Tingkat kesukaran soal adalah proporsi jumlah peserta tes yang menjawab
benar, yaitu perbandingan jumlah peserta tes yang menjawab benar dengan jumlah
peserta tes seluruhnya.67
Untuk mengetahui apakah soal tes yang diberikan
tergolong mudah, sedang, atau sukar maka digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
P = Tingkat kesukaran soal
B = Jumlah peserta tes yang menjawab soal dengan benar
JS = Jumlah seluruh peserta yang ikut tes
Dengan kategori tingkat kesukaran sebagai berikut:
66
Nuraida Halid Alkaf, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Ciputat: Islamic
Reserch Publishing, 2009), hal. 114-121. 67
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh,
(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2013), hal. 240.
P = B
JS
47
Tabel 3.8
Tingkat Kesukaran Klasifikasi
0,00 – 0,30 Soal Sukar
0,31 – 0,70 Soal Sedang
0,71 – 1,00 Soal Mudah
Hasil uji coba instrumen tes dengan menggunakan software SPSS dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.9 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal
Kriteria No. Soal Jumlah
Sukar 14,20,22,24,26,28 6
Sedang 1,2,3,5,7,8,9,10,11,13,15,16,17,18,19,21,23,25,26,29 19
Mudah 4,6,12,27,30 5
Total 30
4. Uji Daya Pembeda
Analisis daya pembeda adalah pengkajian butir-butir soal yang dimaksudkan
untuk mengetahui kesanggupan siswa untuk membedakan siswa yang tergolong
mampu dengan siswa yang tergolong tidak mampu.68
Daya pembeda suatu soal
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: 69
Keterangan :
D : daya pembeda
BA : jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok atas
BB : jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok bawah
JA : jumlah siswa di kelas atas
JB : jumlah siswa di kelas bawah
Tabel 3.10 Klasifikasi daya pembeda:
68
Hamzah B. Uno, dan Satria Koni, Assessment Pembelajaran, (Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2013), hal. 177. 69
Ida Farida, Evaluasi Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum Nasional,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2017), hal. 155.
D = 𝐵𝐴
𝐽𝐴−
𝐵𝐵
𝐽𝐵
48
Daya Pembeda Klasifikasi
0,00 – 0,19 Rendah
0,20 – 0,29 Sedang
0,30 – 0,39 Cukup
0,40 – 0,70 Baik
0,70 – 1,00 Baik Sekali
Hasil uji coba instrumen tes dengan menggunakan software SPSS dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.11 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal
Kriteria No. Soal Jumlah
Rendah 2,3,10,15 4
Sedang 1,4,5,6,17,22 8
Cukup 8,18,20,21,23,28,29 6
Baik 7,9,11,12,13,24,26,27 7
Baik Sekali 14,16,19,25,30 5
Total 30
H. Teknik Analisis Data
Untuk data kuantitatif, peneliti menggunakan instrument tes berupa tes
objektif jenis pilihan ganda (Multiple Choice) yang digunakan selama dua
siklus, dalam penentuan nilainya digunakan standar mutlak maka rumus yang
dipergunakan adalah:70
Nilai yang diperoleh dari perhitungan di atas kemudian disesuaikan
dengan klasifikasi taraf ketercapaian pada table dibawah ini:
Tabel 3.12 Klasifikasi Taraf Ketercapaian
70
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2009), hal. 317-318
49
Rentang Skor Huruf Klasifikasi
90-100 A Tinggi Sekali
75-89 B Tinggi
50-74 C Cukup Tinggi
25-49 D Rendah
0-24 E Rendah Sekali
1. Persyaratan Uji Analisis Data
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian yang digunakan untuk menentukan
apakah suatu data sudah sesuai dimodelkan oleh distribusi normal atau tidak.71
Langkah-langkah yang harus dilewati untuk melakukan pengujian normalitas
dengan menggunakan teknik chi kuadrat dapat dilakukan dalam beberapa
tahap, yakni sebagai berikut:
1) Mencari skor terbesar dan terkecil
2) Mencari nilai rentangan (R)
R = skor terbesar − skor terkecil
3) Mencari banyaknya kelas (i)
BK = 1 + 3,3 log N (rumus sturges)
4) Mencari nilai panjang kelas (i) ί=
5) Mencari rata-rata (Mean)
∑
6) Mencari Simpangan Baku (Standar Deviasi)
√ ∑ − ∑
−
71
Edi Riadi, Alat Statistika Parametrik & Nonparametrik. (Tangerang: Pustaka
Mandiri, 2014), hal.93.
50
7) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:
a) Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri batas interval pertama
dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval
ditambah 0,5
b) Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval
c) Mencari luas O-Z dari tabel kurva normal O-Z dengan menggunakan
angka-angka untuk batas kelas
d) Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-
angka O-Z, yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka
baris kedua dikurangi baris ketiga dan begitu seterusnya, kecuali
untuk angka yang berbeda pada baris paling tengah ditambahkan
dengan angka pada baris berikutnya.
e) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas
tiap interval dengan jumlah responden
8) Mencari chi-kuadrat hitung ( dengan rumus:
Keterangan:
X = nilai Chi kuadrat
fe = frekuensi ekspektasi
fo = frekuensi observed (absolut)72
9) Mencari X tabel
Kriteria pengujian:
Jika harga ≥ maka data berdistribusi normal.
Jika harga maka data berdistribusi tidak normal
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah sebaran data dari dua varian
atau lebih berasal dari populasi yang homogen atau tidak yaitu dengan
72
Edi Riadi, op. cit., hal. 94
X = ∑ 𝑓𝑜−𝑓𝑒
𝑓𝑒
51
membandingkan dua atau lebih variansnya.73
Uji homogenitas merupakan uji
kelompok siswa berasal dari varian yang sama (homogeny) atau tidak. Pengujian
membandingkan Fhitung dengan Ftabel.
Uji Homogenitas menggunakan uji Fisher dengan taraf signifikan α = 0,05 untuk
mengetahui apakah kedua kelompok memiliki varian yang sama atau tidak.
Adapun langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:74
1) Hipotesis
2) Membagi data menjadi sua kelompok
3) Cari masing-masing kelompok nilai simpangan bakunya
4) Tentukan Fhitung dengan rumus :
Fhitung =
Keterangan :
Fhitung : Nilai homogenitas yang dicari
s² b : Variansi yang lebih besar
s² k : Variansi yang lebih kecil
5) Tentukan kriteria pengujian :
Jika Fhitung Ftabel maka varian data berdistribusi homogen
Jika Fhitung ≥ Ftabel makavarian data berdistribusi tidak homogen
2. Uji hipotesis
Analisis data yang digunakan dalam pengujian hipotesis ini adalah dengan
menggunakan Uji t untuk hipotesis pertama dan regresi linier sederhana untuk
hipotesis kedua.
a. Uji t
Hipotesis “Ada perbedaan hasil belajar siswa kelas VIII mata pelajaran Fiqh
dengan menggunakan model pembelajaran quantum learning di kelas eksperimen
dengan model konvensional di kelas kontrol”. Langkah-langkah perhitungan uji-t
adalah sebagai berikut :
73
Ibid., hal. 101. 74
Ibid, hal.120
52
1) Mencari mean yaitu M = ∑
∑
2) Mencari Standar Deviasi (SD), yaitu SD = √ ∑ − ∑
−
3) Mencari Standar Error Mean (SEM), yaitu SEM =
√ −
4) Mencari Standar Error dari perbedaan mean (SEM1 – SEM2) antara
variabel: − √ −
5) Mencari “t” atau “to”, yaitu to = −
−
Langkah selanjutnya adalah:
a) Menentukan derajat kebebasan (dk) dengan rumus: Dk = (n1 – 1) + (n2– 1)
b) Menentukan nilai t-tabel
c) Menguji hipotesis
Jika:
(1) thitung < ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
(2) thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
I. Hipotesis Statistik
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan
baru didasarkan dari teori yang relevan blum didasarkan pada fakta-fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.75
Perumusan hipotesis statistic digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
H0 = µ1 ≤ µ2
Ha = µ1 ≥ µ2
Keterangan:
75
Ibid., hal. 99.
53
H0 = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar
Fiqh dengan menggunakan metode Quantum Learning
Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar Fiqh
dengan menggunakan metode Quantum Learning
µ1 = Hasil Belajar Fiqh dengan menggunakan metode Quantum
Learning kelas eksperimen
µ2 = Hasil Belajar Fiqh dengan menggunakan Quantum Learning
kelas kontrol
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Subjek Penelitian
Penelitian ini ini dilakukan di MTs Islamiyah Ciputat. MTs
Islamiyah Ciputat berdomisili di Jl. KH. Dewantara No. 23 Ciputat
Telp. Telp. (021)8612272 Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan
15411. Kepala sekolah saat ini adalah Aep Saepullah, S.Pd. yang
menjadi subjek pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII
MTs Islamiyah Ciputat tahun ajaran 2017/2018 maka dari itu peneliti
menjadikan subjek kelas VIII IS dan VIII IB yang berjumlah 60.
Tabel 4.1 Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin
No Kelas Jumlah Rombel Laki-laki Perempuan Jumlah
1 VII IS 1 14 16 30
2 VIII IR 1 13 17 30
Jumlah 2 27 33 60
2. Hasil Pretest
berdasarkan nilai pretest pada kelas kelas control (kelas VIII IR)
dan eksperimen (kelas VIII IS) MTs Islamiyah sebagai berikut :
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi nilai pretest kelas control dan eksperimen
Nilai Interval Frekuensi Pretest
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
40-44 3 0
45-49 3 0
50-54 8 3
55-59 4 6
60-64 10 16
54
55
65-69 2 5
Jumlah 30 30
Pada Tabel diatas terlihat bahwa frekuensi nilai pretest antara kelas
kontrol dan kelas eksperimen secara umum sangat jauh perbedaannya pada
kelas control diketahui, bahwa siswa yang perolehan nilainya berada pada
interval 40-44 ada 3 siswa, nilai siswa yang berada di interval 45-49
terdapat 3 siswa, siswa yang mendapatkan nilai pada interval 50-54 ada 8,
nilai interval 55-59 terdapat 4 siswa, kemudian nilai pada interval 60-64
terdapat siswa sebanyak 10, dan nilai pada interval 65-69 hanya terdapat 2
siswa.
Sedangkan pada kelas eksperimen, diketahui bahwa tidak ada siswa
yang memperoleh nilai interval 40-44 dan tidak terdapat pula siswa yang
memperoleh nilai pada interval 45-49, lalu nilai interval 50-54 terdapat 3
siswa, nilai interval 55-59 terdapat 6 siswa, pada nilai interval 60-64
terdapat siswa sebanyak 16 yang mencapai nilai tersebut, dan dengan nilai
interval 65-69 terdapat 5 siswa yang mencapai nilai tersebut.
Tabel 4.3 Pemusatan dan penyebaran data pretest kelas control dan
eksperimen
Pemusatan dan
Penyebaran Data
Kelas
Kontrol Ekeperimen
Skor Terendah 40 53
Skor Tertinggi 67 67
Mean 60,47 55,20
Median 60,00 57,00
Modus 60 60
Standar Deviasi 4,125 7,355
Gambar 4.1 Diagram Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest
56
Berdasarkan tabel dan diagram diatas, di ketahui bahwa skor
minimum yang diperoleh kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak
sama, diketahui bahwa nilai kelas eksperimen disini lebih tinggi
dibanding dengan kelas kontrol yaitu kelas eksperimen mendapatkan
nilai skor 53, sedangkan nilai skor minimum kelas control 40.
Tetapi skor maksimum sama besar nilainya antara kelas kontrol
dengan kelas eksperimen, dengan nilai 67. Hal ini menunjukkan bahwa
siswa memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda sebelum diberikan
perlakuan.
Skor rata-rata (mean) pada kelas eksperimen dan kelas control pun
berbeda lebih tinggi nilai rata-rata (mean) di kelas eksperimen dengan
hasil 60,47 sedangkan di kelas control dengan hasil nilai rata-rata
(mean) dengan hasil 55,20. Nilai tengah (median) yang di peroleh kelas
eksperimen adalah 60 sedangkan kelas kontrol dengan hasil nilai 57.
Nilai yang paling banyak muncul (modus) pada kelas eksperimen
dengan kelas kontrol memiliki kesamaan skor yaitu 60. Untuk standar
deviasi yang diperoleh kelas eksperimen yaitu 4,125 sedangkan kelas
kontrol 7,355.
3. Hasil Postest
0
10
20
30
40
50
60
70
80
SkorTerendah
SkorTertinggi
Mean Median Modus StandarDeviasi
Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest
Kelas Kelas
57
Berdasarkan nilai posttest pada kelas control (kelas VIII IR) dan
eksperimen (kelas VIII IS) MTs Islamiyah, diperoleh data sebagai
berikut:
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi nilai posttest kelas control dan
eksperimen
Nilai Interval Frekuensi Postest
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
60-64 5 0
65-69 7 0
70-74 14 3
75-79 4 7
80-84 0 16
85-89 0 4
Jumlah 30 30
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa perolehan nilai postest
kelas kontrol dengan nilai interval 60-64 terdapat 5 siswa sedangkan kelas
eksperimen tidak terdapat siswa yang memperoleh nilai tersebut. Kelas
kontrol dengan nilai interval 65-69 terdapat 7 siswa, sedangkan kelas
eksperimen tidak terdapat siswa yang memperoleh nilai tersebut. Kelas
kontrol dengan nilai interval 70-74 terdapat 14 siswa, sedangkan di kelas
eksperimen terdapat 3 siswa yang memperoleh nilai tersebut. Kelas
kontrol dengan nilai 75-79 terdapat 4 siswa, sedangkan nilai eksperimen
terdapat 7 siswa. Kelas kontrol dengan nilai interval 80-84 tidak terdapat
siswa dengan nilai interval tersebut, sedangkan kelas eksperimen terdapat
16 siswa. Dengan nilai interval 85-89 di kelas kontrol tidak terdapat siswa
yang memperoleh nilai tersebut, sedangkan kelas eksperimen terdapat 4
siswa. Ukuran perumusan dan penyebaran data postest pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol tersebut terdapat pada tabel dibawah ini.
58
Tabel 4.5 Pemusatan dan penyebaran data posttest kelompok eksperimen
dan kontrol
Pemusatan dan
Penyebaran Data
Kelas
Kontrol Ekeperimen
Skor Terendah 60 73
Skor Tertinggi 77 87
Mean 69,57 80,13
Median 69,79 80,00
Modus 67 80
Standar Deviasi 4,783 3,980
Gambar 4.2 Diagram Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Postest
Berdasarkan tabel dan diagram diatas, diketahui bahwa skor
minimum posttest yang di peroleh kelas control lebih rendah dari pada
kelas eksperimen yaitu masing-masing 60 dan 73. Skor maksimum
yang diperoleh kelas eksperimen yaitu 87 sedangkan kelas kontrol 77.
Jika di lihat dari tabel, nilai rata-rata (mean) untuk kelas eksperimen
jauh lebih tinggi di bandingkan kelas kontrol yaitu 80,13 dan 69,57.
Nilai tengah (median) yang diperoleh kelas eksperimen adalah 80,00
sedangkan kelas kontrol 69,79. Nilai yang paling sering muncul
0102030405060708090100
SkorTerendah
SkorTertinggi
Mean Median Modus StandarDeviasi
Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Postets
Kelas Kelas
59
(modus) pada kelas eksperimen adalah 80 sedangkan kelas kontrol ialah
67. Standar deviasi yang diperoleh kelas eksperimen adalah 3,980
sedangkan kelas kontrol yaitu 4,783.
4. Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest
Berdasarkan hasil hitungan pretest dan posttest kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol yang terdiri dari 30 siswa, diperoleh
rekapitulasi data sebagai berikut :
Tabel 4.6 Rekapitulasi Data Hasil Pretest Dan Posttest Kelas
Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Distribusi
Frekuensi
Pretest Posttest
Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen
Skor Terendah 40 53 60 73
Skor Tertinggi 67 67 77 87
Mean 60,47 55,20 69,57 80,13
Median 60,00 57,00 69,79 80,00
Modus 60 60 67 80
Standar Deviasi 4,125 7,355 4,783 3,980
Sebelum melakukan penelitian terhadap kelompok eksperimen dan
kontrol, peneliti melakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal
siswa. Dari hasil pretest diketahui rata-rata nilai kelompok kontrol yaitu
60,47 dan rata-rata nilai kelompok eksperimen 55,20. Hal ini
menunjukan bahwa kedua kelas tersebut mempunyai kemampuan hasil
belajar yang tidak jauh berbeda dari sebelum diberikan perlakuan.
Setelah mengetahui kemampuan awal siswa, selanjutnya adalah
memberikan perlakuan terhadap kelas eksperimen dengan pembelajaran
menggunakan metode Mind Mapping, dan kelas kontrol dengan
pebelajaran konvensional. Tabel diatas menunjukan bahwa terjadi
60
perubahan setelah diberikan perlakuan. Perubahan terbesar terjadi pada
kelas eksperimen yaitu terjadinya kenaikan nilai rata-rata dari dari
55,20 menjadi 80,13, sebesar 24,93 terjadi perubahan pada kelas
eksperimen. Demikian pula pada kelas kontrol nilai rata-rata hanya
meningkat sedikit dari 60,47 menjadi 69,57 yaitu sebesar 9,1. Artinya
kenaikan nilai rata-rata sebelum dan setelah perlakuan pada kelas
eksperimen lebih tinggi disbanding kelas kontrol.
B. Hasil Analisis
1. Hasil Uji Prasyarat Analisis
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu harus
dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan homogenitas.
Berikut adalah hasil uji prasyarat yang dilakukan dalam penelitian ini :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang
digunakan dalam penelitain berasal dari populasi distribusi normal atau
tidak normal uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
Saphiro Wilk yang ada pada perangkat lunak SPSS, berikut disajikan hasil
uji normalitas pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Fiqh Kelas VIII Kelas
Kontrol
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Nilai ,134 30 ,180 ,936 30 ,072
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Fiqh Kelas VIII Kelas
Eksperimen
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
61
Nilai ,154 30 ,066 ,938 30 ,079
Perumusan hipotesis sebagai berikut :
H0 : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
Hi : sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
Hasil uji normalitas pada taraf signifikansi α = 0,05 menunjukan
bahwa data skor hasil belajar fiqh dari kelas kontrol maupun kelas
eksperimen berdistribusi normal. Hal ini dapat diketahui dengan cara
membandingkan nilai signifikansi hasil perhitungan pada kolom saphiro
wilk dengan α = 0,05 yang telah di tetapkan nilai Sig. skor kemampuan
hasil belajar fiqh pada kelas kontrol sebesar 0,072. Sedangkan nilai
signifikansi hasil perhitungan pada kolom saphiro wilk dengan α = 0,05
yang telah di tetapkan nilai Sig. skor kemampuan hasil belajar fiqih pada
kelas eksperimen sebesar 0,079.
Terbukti nilai tersebut Sig. karena hasil antara kelas kontrol dan
kelas eksperimen lebih besar nilainya dari 0,05 sehingga Ho diterima
sehingga dapat disimpulkan bahwa skor hasil belajar fiqh kelas kontrol
maupun kelas eksperimen terdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji prasyarat yang ke dua yaitu uji homogenitas. Uji homogenitas
dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel berasal dari populasi
yang variansnya sama (homogen). Uji homogenitas yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah uji one way anova yang ada pada perangkat
lunak SPSS. Berikut disajikan hasil uji homogenitas pada tabel dibawah
ini:
Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Fiqh Kelas Kontrol
Test of Homogeneity of Variances
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
1,993 1 58 ,163
62
Hasil uji homogenitas pada taraf signifikansi α = 0,05 menunjukan
bahwa variansi data skor hasil belajar materi fiqh ibadah pada kelas
eksperimen kelas kontrol sama (homogen). Hal ini dapat diketahui dengan
cara membandingkan nilai signifikansi hasil perhitungan dengan α = 0,05
yang telah ditetapkan nilai Sig. hasil uji homogenitas sebesar 0,163. Nilai
tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga H0 diterima dan dapat disimpulkan
bahwa skor hasil belajar materi fiqh ibadah pada kelas control mempunyai
variasi yang sama.
Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Fiqh Kelas Eksperimen
Test of Homogeneity of Variances
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
,007 1 58 ,933
Hal ini dapat diketahui dengan cara membandingkan nilai
signifikansi hasil perhitungan dengan α = 0,05 yang telah ditetapkan nilai
Sig. hasil uji homogenitas sebesar 0,933. Nilai tersebut lebih besar dari
0,05 sehingga H0 diterima dan dapat disimpulkan bahwa skor hasil belajar
materi fiqh ibadah pada kelas kontrol mempunyai variasi yang sama
(homogen). Berdasarkan uji prasyarat analisis yang telah dilakukan.
Diperoleh hasil bahwa data skor hasil belajar materi fiqh pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal dan mempunyai
variansi yang sama (homogen).
C. Hasil Pengujian Hipotesis
Hasil uji prasyarat analisis menunjukan bahwa skor hasil belajar
materi fiqh ibadah siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
berdistribusi normal dan mempunyai varians yang sama (homogen)
sehingga untuk pengujian hipotesis menggunakan statistic parametik.
Statistic parametrik yang digunakan yaitu pengujian perbedaan dua rata-
rata menggunakan analisis Independent Sampel T Test yang terdapat pada
63
SPSS. Berikut disajikan hasil hasil uji perbedaan dua rata-rata posttest
kelas eksperimen dan kelas kontrol pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis Hasil Belajar Materi Fiqh Ibadah Kelas
Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed)
Equal variances
assumed 2,314 ,134 8,260 58 ,000
Equal variances not
assumed 8,260 55,371 ,000
Sebelum dilakukan uji t test sebelumnya dilakukan uji kesamaan
varian (homogenitas) dengan F test (Levenes Test), artinya jika varian
sama maka uji t menggunakan Equal Variance Assumed (diasumsikan
varian sama) dan jika varian berbeda menggunakan Equal Variance Not
Assumed (diasumsikan varian berbeda).
Langkah-langkah uji F sebagai berikut:
1. Menentukan Hipotesis
Ho : Kedua varian adalah sama (varian kelompok kelas A dan kelas B
adalah sama)
Ha : Kedua varian adalah berbeda (varian kelompok kelas A dan kelas B
adalah berbeda).
2. Kriteria Pengujian (berdasar probabilitas / signifikansi)
Ho diterima jika P value > 0,05
Ho ditolak jika P value < 0,05
3. Membandingkan probabilitas / signifikansi
Nilai P value (0,134 > 0,05) maka Ho diterima.
4. Kesimpulan
Nilai F = 2,314
64
Nilai P value (0,134 > 0,05) maka Ho diterima
Oleh karena itu nilai probabilitas (signifikansi) dengan equal variance
assumed (diasumsikan kedua varian sama) adalah 0,134 lebih besar dari
0,05 maka Ho diterima, jadi dapat disimpulkan bahwa kedua varian sama.
Pengujian independen sample t test
Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
1. Menentukan Hipotesis
Ho : Tidak ada perbedaan antara rata-rata nilai ujian kelas kontrol dengan
rata-rata nilai ujian kelas eksperimen
Ha : Ada perbedaan antara rata-rata nilai ujian kelas A dengan rata-rata
nilai
ujian kelas B
2. Menentukan tingkat signifikansi
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi a = 5%.
Tingkat signifikansi dalam hal ini berarti kita mengambil risiko salah
dalam mengambil keputusan untuk menolak hipotesis yang benar
sebanyak-banyaknya 5% (signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar
yang sering digunakan dalam penelitian)
3. Menentukan t hitung
Dari tabel di atas didapat nilai t hitung (equal variance assumed) adalah
8,260.
4. Menentukan t tabel
Tabel distribusi t dicari pada a = 5% dibagi 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan
derajat kebebasan (df) n-2 atau 60-2 = 58. Dengan pengujian 2 sisi
(Signifikasi = 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2,002.
5. Kriteria Pengujian
Ho diterima jika - ttabel < t hitung < ttabel
Ho ditolak jika – thitung < - ttabel atau thitung > ttabel
Berdasar probabilitas:
Ho diterima jika P value > 0,05
65
Ho ditolak jika P value < 0,05
6. Membandingkan thitung dengan ttabel dan probabilitas
Nilai thitung > ttabel (8,260 > 2,002) dan P value (0,000 < 0,05) maka Ho
ditolak.
7. Kesimpulan
Oleh karena itu nilai thitung > ttabel (8,260 > 2,002) dan P value (0,000 <
0,05) maka Ho ditolak, artinya bahwa ada perbedaan antara hasil belajar
kelas eksperimen dan hasil belajar kelas kontrol.
Pada tabel Group Statistics terlihat rata-rata (mean) untuk kelas
eksperimen adalah 79,13 dan untuk kelas kontrol adalah 69,57, artinya
bahwa rata-rata nilai ujian kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata
nilai ujian kelas kontrol. Nilai t hitung positif, berarti rata-rata group 1
(kelas eksperime) lebih tinggi daripada group 2 (kelas kontrol) Perbedaan
rata-rata (mean diference) sebesar 9,56 (79,13 - 69,57) dan perbedaan
berkisar antara 17,293 sampai 22,307.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berikut ini adalah pembahasan mengenai proses pembelajaran di kelas
eksperimen dan kelas kontrol:
a. Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen
Untuk kelas eksperimen (kelas yang diajarkan menggunakan model
Quantum Learning pada metode Mind Mapping, peneliti mengambil kelas
VIII IS. Jumlah siswa di kelas ini adalah 30 siswa yang terdiri dari 14
anak laki-laki dan 16 anak perempuan. Tingkat kecerdasan di kelas ini
cukup merata, ini terbukti dari hasil pretest di awal pertemuan sebelum
diberikan pembelajaran.
Setelah pelaksanaan pretest selesai, pertemuan berikutnya dilanjutkan
dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Quantum
Learning pada metode Mind Mapping. Pertama, siswa dibagi ke dalam
66
kelompok-kelompok kecil. Dari 30 siswa dibagi menjadi 4 kelompok
yang masing-masing beranggotakan 7 atau 8 siswa dengan kriteria
kecerdasan yang berbeda. Siswa diberi instruksi untuk berdiskusi dan
membuat Mind Mapping terkait materi yang diajarkan guru. Sumber yang
digunakan siswa untuk berdiskusi adalah buku LKS. Siswa diberi waktu
untuk berdiskusi, kemudian guru meminta kepada siswa untuk membuat
peta konsep di kertas karton dan peralatan lain yang telah di persiapkan.
Di pertemuan berikutnya siswa mempresentasikan hasil diskusi
kelompok yang telah dibuat dalam Mind Mapping. Setiap annggota
kelompok mendapat kesempatan mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya. Sedangkan kelompok lain mendengarkan presentasi
kelompok yan sedang maju. Kemudian memberikan penilaian terkait hasil
Mind Mapping pada kelompok yang sedang presentasi.
b. Proses Pembelajaran Kelas Kontrol
Untuk kelas kontrol (kelas yang diajarkan menggunakan metode
konvensional ceramah), peneliti mengambil kelas VIII IR. Jumlah siswa di
kelas ini adalah 30 siswa yang terdiri dari 17 anak laki-laki dan 13 anak
perempuan. Tingkat kecerdasan di kelas ini cukup merata, ini terbukti dari
hasil pretest di awal pertemuan sebelum diberikan pembelajaran. Setelah
pelaksanaan pretest selesai, dilanjutkan dengan pembelajaran
menggunakan metode pembelajaran ceramah. Sebelum pelaksanaan
pembelajaran, guru meminta siswa untuk fokus terhadap pembelajaran.
Setelah siswa fokus dan siap untuk belajar, guru meminta siswa untuk
membuka dan membaca buku siswa pada pembahasan tentang sujud
syukur dan sujud tilawah selama beberapa menit. Dilanjutkan dengan
penyampaian dan penjelasan materi oleh guru dengan menggunakan
metode ceramah. Dan setelah selesai menjelaskan, guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada materi yang belum
dipahami.
Di akhir pembelajaran, guru membimbing siswa untuk menarik
kesimpulan terkait materi pelajaran yang baru saja disampaikan. Setelah
67
itu, guru melakukan evaluasi dengan memberikan beberapa pertanyaan
kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana materi yang telah dikuasai
oleh siswa.
2. Hasil Belajar Fiqih Siswa
Hasil pretest diperoleh nilai tertinggi untuk kelas eksperimen
sebesar 67 dan nilai terendah 53 dengan nilai rata-rata 60,4. Sedangkan
pada pretest kelas kontrol diperoleh nilai tertinggi 67 dan nilai terendah 40
dengan nilai rata-rata 55,2. Setelah dilakukan proses pembelajaran,
diperoleh hasil posttest pada kelas eksperimen dengan nilai tertinggi 87
dan nilai terendah 73 dengan nilai rata-rata 80,13. Sedangkan pada posttest
kelas kontrol diperoleh nilai tertinggi adalah 77 dan nilai terendah adalah
60 dengan nilai rata-rata 69,57.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa secara hasil uji hipotesis menunjukan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan pada penggunaan model Quantum Learning pada metode
Mind Mapping terhadap hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari nilai rata-
rata posttest siswa kelas eksperimen naik cukup signifikan dari nilai
pretest yang di dapat sebelumnya terdapat selisih sebesar 9,56 . Pada hal
tersebut senada dengan penelitian yang dilakukan Riska Rudithia Lestari
tentang “Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Learning pada Metode
Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Siswa Materi Fiqh Kelas VIII Di
Mts Islamiyah” menyatakan bahwa penerapan metode tersebut dapat
meningkatkan hasil belajar. Pada awal pembelajaran, berdasarkan hasil
pretest diketahui bahwa terdapat kemampuan yang tidak jauh berbeda
antara kelas kontrol dengan nilai rata-rata pretestnya yaitu sebesar 55,2
sedangkan kelas eksperimen mendapatkan rata-rata nilai pretest sebesar
60,4. Namun setelah diberikan perlakukan yang berbeda berupa
pembelajaran konvensional di kelas kontrol dan pembelajaran metode
mind mapping di kelas eksperimen maka hasil posttest menentukan bahwa
rata-rata nilai yang berada di kelas eksperimen yaitu sebesar 80,13 dan
yang didapat oleh kelas kontrol adalah 69,57. Hal tersebut menunjukan
68
bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas
kontrol.
Berdasarkan hasil pengujian menggunakan uji-t nilai thitung 8,260
dan nilai ttabel 2,002 pada taraf siginifikan α = 0,05 maka thitung > ttabel
(8,260 > 2,002). Maka atas dasar ini Ho ditolak dan Ha diterima, dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar Fiqih dengan menggunakan model
Quantum Learning pada metode Mind Mapping lebih tinggi dibandingkan
dengan hasil belajar pembelajaran yang menggunakan metode
konvensional. Dengan demikian pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran Quantum Learning pada metode Mind Mapping
mempunyai pengaruh positif terhadap hasil belajar Fiqih siswa kelas VIII.
69
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian menggunakan uji-t diperoleh thitung =
8,260 dan ttabel = 2,002 pada taraf signifikan ɑ = 0,05, maka thitung >
ttabel (8,260 > 2,002). Atas dasar ini maka Ho ditolak dan Ha diterima,
maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Fiqih dengan menggunakan
model pembelajaran Quantum Learning dengan metode Mind Mapping
lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar Akidah Akhlak yang
menggunakan metode pembelajaran konvensional.
Adanya proses pembelajaran yang menyenangkan dan pemahaman
materi dengan teknik yan mudah diingat dan dipahami, sangat membantu
dan memberikan kemudahan kepada siswa saat penilaian secara individu
di setiap akhir pembelajaran. Kemudahan dalam memahami materi inilah
yang memberikan dampak positif bagi peningkatan hasil belajar siswa.
selain itu dengan menggunakan metode ini juga dapat membantu siswa
dalam memepertajam daya analisis dan logika siswa dalam memahami
materi yang sudah dipelajari.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh model pembelajaran Quantum Learning dengan metode Mind
Mapping di mata pembelajaran fiqh terhadap hasil belajar siswa MTs
Islamiyah. Pengaruh tersebut dilihat dari nilai rata-rata posttest siswa
dengan model pembelajaran Quantum Learning dengan metode Mind
Mapping lebih tinggi dibanding dengan yang menggunakan pembelajaran
konvensional.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikemukakan implikasi secara
teoritis dan praktis sebagai berikut:
69
70
1. Implikasi Teoritis
Pembelajaran metode yang tepat dapat berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa. untuk mata pelajaran Fiqih antara pembelajaran yang
menggunakan metode Quantum Learning dengan pendekatan Mind
Mapping dengan pembelajaran yang menggunakan metode konvensional.
Hasil belajar Fiqih yang menggunakan metode Quantum Learning dengan
pendekatan Mind Mapping lebih tinggi daripada hasil belajar
pembelajaran yang menggunakan metode konvensional.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini digunakan sebagai salah satu saran untuk guru dan
calon guru untuk memperhatikan dan memilih metode yang tepat dan
efektif dalam kegiatan pembelajaran.
C. Saran-Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa hasil belajar
Fiqih siswa yang diberikan pembelajaran yang menggunakan metode
Quantum Learning dengan pendekatan Mind Mapping lebih tinggi daripada
pembelajaran yang menggunakan metode konvensional ceramah, maka
penulis dapat memberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi Sekolah
Kepada sekolah hendaknya mengupayakan untuk memberikan
fasilitas yang lebih baik dan menciptakan lingkungan belajar yang nyaman
demi menunjang proses belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Fiqh, karena dengan adanya fasilitas yang memadai maka akan
meningkatkan aktivitas belajara siswa, dengan begitu hasil belajar Fiqih
akan terus meningkat.
2. Bagi Guru
Guru hendaknya dapat menggunakan metode Quantum Learning
dengan pendekatan Mind Mapping sebagai salah satu metode pembelajaran
yang efektif. Sehingga siswa menjadi nyaman dan aktif dalam
pembelajaran serta akan tercipta suasana belajar yang menyenangkan.
Pembelajaran dengan menggunakan metode Quantum Learning dengan
71
pendekatan Mind Mapping dapat dijadikan alternatif variasi dalam proses
pembelajaran, khususnya dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran Fiqih.
3. Bagi Siswa
Kepada para siswa hendaknya lebih meningkatkan konsentrasi dan
motivasi pada saat kegiatan pembelajaran, karena materi yang
disampaikan oleh guru perlu dicermati dan dipahami terutama dalam
pelajaran Fiqih. Karena pendidikan agama merupakan bekal hidup yang
sangat penting untuk kehidupan sekarang maupun kehidupan di masa
yang akan datang.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Kepada peneliti selanjunya diharapkan untuk mengkaji banyak
sumber maupun referensi yang terkait dengan metode Quantum
Learning dengan pendekatan Mind Mapping agar hasil penelitiannya
dapat lebih baik. Diharapkan juga bagi peneliti selanjutnya agar lebih
mempersiapkan diri dalam proses pengumpulan data dan segala sesuatu
yang diperlukan dalam penelitian agar lebih efektif dan efisien dalam
pelaksanaannya.
72
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia,
1997.
Arifin, M. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1996.
Arifin, Zainal. Penelitian Pedidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011.
Buzan, Tony. Mind Map: Untuk Meningkatkan Kreativitas. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2004.
Darmadi, Hamid. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung:
Alfabeta, 2014.
Depag RI Kurikulum, Pedoman Umum Pengembangan Silabus Madrasah.
Jakarta: Direktoral Jenderal Pengembangan Kelembagaan Agama
Islam, 2004.
Departemen Agama RI. Kurikulum Berbasis Kompetensi MTs. Bidang
Studi Fiqih. Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 2003.
DePorter, Bobbi. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan. Bandung: Kaifa, 2015.
--------------------. Quantum Teaching memperaktekkan Quantum
Learning didalam kelas. Bandung: Kaifa, 2000.
Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara,
2008.
Ibrahim, M. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press, 2000.
Kunandar. Pendidik Professional; Implementasi Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Pendidik.
Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007.
Mahmud. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia, 2011.
Mulyasa, E. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja
Rosadakarya, 2004.
Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. Metode Penelitia
Kuantitatif. Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012.
73
Republik Indonesia, Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Permata Press, 2013.
Riadi, Edi. Alat Statistika Parametrik & Nonparametrik. Tangerang:
Pustaka Mandiri, 2014.
Riduwan. Belajar Mudah Penelitian (untuk Guru, karyawan, dan peneliti
pemula). Bandung: Alfabeta, 2012.
Rusd, Abadin Ibnu. Pemikiran Al Ghozali Tentang Pendidikan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998.
Siregar, Syofian. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada
media Group, 2013.
Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method). Bandung:
Alfabeta, 2011.
Sukardi. Metodologi Penelitian Pendiidkan. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Sulistyaningsih. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Ruko Jambusari,
2012
Suprihatiningrum, Jamil. Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi.
Jakarta: Ar-Ruzz Media. 2014.
Suryasubroto. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka
Cipta. 1997.
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.
Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1995.
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
Prestasi Pustaka. 2007.
Zain, Aswan dan Syaiful Bahri Djamarah. Strategi Belajar Mengajar.
74
JURNAL
Muhclisin, Fuat. Pengaruh Metode Pembelajaran Quantum
Learning Dengan Pendekatan Peta Pikiran (Mind Mapping) Terhadap
Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Motor Diesel Di Smk
Muhammadiyah 3 Yogyakarta. 2013.
Wulanditya, Putri. Quantum Learning: Experiment To Increase
Learning Outcomes. 2015.
Rahayu, Trima. Penerapan Model Pembelajaran Quantum
Learning dengan Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) Sebagai Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mempelajari Ekonomi Kelas X
Mia 1 Sma N 5 Surakarta. 2015.
TESIS
Rifa’atul Mahmudah, 2011. “Pengaruh Model Pembelajaran Quantum
Learning dengan Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) Sebagai
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di MTs Surabaya”. Tesis
pada UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta: 2016.
WEBSITE
kbbi.web.id/metode. diakses Tanggal 20 Januari 2018.
75
LAMPIRAN 1
PROFIL MADRASAH
I. SEJARAH MADRASAH
MTs Islamiyah bernaung dibawah sebuah Yayasan Islamiyah
ciputat. Berdirinya YIC ini bermula adanya keinginan dan semangat
beberapa pemuda yang berada disekitar wilayah ciputat antara lain :
Drs. H. Zarkasih Nur, Drs. Saiful Millah, M.BA., H. M. Anwar Nur,
S.Ag, Hj. Muniroh Nur dll. Mereka merasa terpanggil dan ikut
bertanggung jawab terhadap pelestarian dan pengamalan syariah islam,
dan akhirnya tercetuslah kesepakatan bersama untuk menegakkan dan
mengembangkannya melalui bidang pendidikan. Hal ini didasarkan
bahwa pendidikan tingkat menengah saat itu didaerah ciputat tergolong
masih langka, sehingga mereka yang mempunyai keinginan untuk
melanjutkan studi ketingkat tersebut harus pergi ke jakarta. Kondisi ini
hanya terbatas bagi mereka yang mampu saja, sementara bagi mereka
yang kurang mampu terpaksa menjadi pengangguran dan lebih jauh
lagi dikhawatirkan mereka itu akan terpengaruh oleh lingkungan
kurang baik yang bisa menjerumus kearah kejahatan.
Dari keinginan dan semangat bersama diatas, maka pada tanggal
12 mei 1965 didirikan suatu lembaga pendidikan yang bernama
pendidikan guru agama islamiyah yang mendapatkan sambutan hangat
dari tokoh-tokoh “ahlussunnah wal jamaah” wilayah ciputat dan
sekitarnya. Seiring berjalannya waktu dan sesuai ketentuan dari
Departemen Agama bahwa seluruh sekolah PGA di indonesia diganti
dengan Madrasah Tsanawiyah . Dengan demikian sejak tahun 1978
PGA islamiyah pun berubah nama menjadi MTs Islamiyah Ciputat.
Setelah mengalami pasang surut alhamdulillah sampai saat ini MTs
Islamiyah Ciputata masih mampu melaksanakan kegiatan pendidikan
dan masih banyak diminati masyarakat, karena kami terus berusaha
untuk melaksanakan pembinaan para siswa sesuai harapan masyarakat.
76
MTs Islamiyah Ciputat telah memiliki banyak prestasi, baik akademik
(melanjutkan kesekolah lanjutan) maupun prestasi non akademik
(kegiatan ekskul)
Pada saat ini jumlah rombongan belajar sebayak 9 rombel terdiri
dari : kelas VII 3 Rombel, Kelas VIII 3 Rombel dan Kelas IX 3
Rombel, sampai saat ini MTS Islamiyah ciputat pernah dipimpin 9
orang kepala madrasah hingga sekarang.
II. IDENTITAS MADRASAH
1. Nama Madrasah : MTs Islamiyah Ciputat
2. NPSN : 20623024
3. No. Statistik Madrasah : 121236740011
4. No Rekening : 12360100105569 ( BRI KK
ITC BSD )
5. Status Akreditasi : A Tahun 2012
6. NO SK Akreditasi : 42/BAP-S/M-SK/XI/2012
7. NO SK Ijin Operasional : wj/b-c/4982/1987
8. Alamat Lengkap Madrasah : Jl. Kihajar Dewantara No.23
Desa/Kel. : Ciputat
Kecamatan : Ciputat
Kab/Kota : Tangerang Selatan
Propinsi : Banten
Kode Pos : 15411
No. Tlp/HP : 7409814
9. Visi :
TERBENTUKNYA MANUSIA UNGGUL DALAM IMAN, ILMU DAN
AMAL YANG BERHALUAN AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH
10. Misi :
1) Terbentuknya siswa yang berakhlakul karimah
77
2) Meningkatkan prestasi siswa baik dalam kegiatan
intrakulikuler maupun ekstrakulikuler
3) Melatih dan membimbing siswa untuk selalu ikhlas dalam
tindakan maupun perbuatan
4) Menjunjung tinggi dan melaksanakan kaidah-kaidah
ASWAJA
11. NPWP Madrasah : 02.507.349.5-411.000
12. Nama Kepala Madrasah : Aep Saepullah, S.Pd.
13. NIP :
14. No. Tlp/HP : 085774070323
15. Nama Yayasan : Yayasan Islamiyah Ciputat
16. Alamat Yayasan : Jl. Kihajar Dewantara No.
23
17. No. Tlp/Yayasan : (021) 74716496
18. No. Akte Pendirian Yayasan : 02, Tanggal 07 Februari
2012
19. Ketua Yayasan : Drs. Hilmudin
20. Badan Pendiri Yayasan : 1. Drs. H. Zarkasih Nur
2. Hj. Muniroh Nur
3. H. Anwar Nur, S.Ag.
4. Drs. H. A. Saeful Millah,
M.BA.
21. Kepemilikan Tanah : Yayasan
22. Status Tanah : Milik Sendiri
23. Luas Tanah : 360 M2
24. Luas Bangunan : 300 M2
25. Luas Lapangan Olah Raga : 40 M2
26. Luas Halaman : 20 M2
78
27. Data Siswa dalam 4 tahun terakhir
Tahun
Pelajaran
KELAS VII KELAS VIII KELAS IX
L P Juml
ah
Rom
bel L P
Juml
ah
Rom
bel L P
Juml
ah
Rom
bel
2014-2015 54 65 119 3 37 55 91 3 46 51 97 3
2015-2016 55 59 114 3 54 65 119 3 39 53 92 3
2016-2017 50 49 99 3 54 57 111 3 46 64 110 3
2017-2018 38 53 91 3 55 54 109 3 53 55 108 3
28. Data Sarana Prasarana
No Jenis
Prasarana
Jumlah
Ruang
Jumlah
Ruang
Kondisi
Baik
Jumlah
Ruang
Kondisi
Rusak
Kategori Kerusakan Ket
Rusak
Ringan
Rusak
Sedang
Rusak
Berat
1 Ruang Kelas 9 9
2 Perpustakaan 1 1
3. R. Lab IPA 1 1
4 R.Lab
Biologi
5 R. Lab Fisika
6 R. Lab Kimia
7 R.Lab
Komputer 3 3
8 R.Lab
Bahasa 1 1
9 R. Pimpinan 1 1
10 R. Guru 1 1
11 R.Tata Usaha 1 1
79
12 R. Konseling
13 Tempat
Ibadah 1 1
14 R. UKS
15 Jamban 5 5
16 Gudang
17 R. Sirkulasi - -
18 Tempat
Olahraga 2 2
19 R. OSIS
20 R. Lainnya - -
29. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan
NO URAIAN
PNS Non-PNS
Lk Pr Lk Pr
1 Kepala Madrasah 1
2 Wakil Kepala 1 2
3 Jumlah Pendidik 2 3 7 7
4 Jumlah Pendidik
Sertifikasi 2 3 2
3
5 Jumlah Guru Honor 5 8
6 Pegawai TU 1 1
7 Karyawan 2
30. STRUKTUR ORGANISASI
80
III. Prestasi yang pernah diraih
Perjalanan panjang telah dilalui, tantangan dan hambatan telah banyak
dihadapi oleh MTs Islamiyah. Dari panjangnya perjalanan tersebut
tentunya banyak hal-hal yang pernah diperoleh terutama prestasi. Adapun
prestasi yang pernah didapat diantaranya:
1. Juara III Bahasa Indonesia (Olimpiade Sains, Seni, dan Olahraga)
tahun 2017
2. Juara III Bahasa Indonesia (Olimpiade Sains, Seni, dan Olahraga)
tahun 2018
3. Juara II Matematika (Olimpiade Sains, Seni, dan Olahraga) tahun
2019
4. Juara III IPS (Olimpiade Sains, Seni, dan Olahraga) tahun 2017
Komite Madrasah
Hj Yunelis R S.Pd.I Kepala Madrasah
Aep Saepullah S.Pd
Tata Usaha
Wakamad Humas
Dra. Hj Tatu Uyainah Wakamad Kurikulum
Hikmatullah S.Pd
Wakamad Kesiswaan
Masnah S.Pd. I
Pembina Osis Iin
Iin Safrina, S.Pd
BP/BK
Qosim Sarofil
Wali kelas
Guru
Siswa
81
5. Juara I MTQ Tingkat Remaja tahun 1996
6. Juara I (Busana Muslim tingkat Remaja) tahun 1996
7. Harapan I festival Band tahun 2001
8. Juara II dan PBB Dasar terbaik gerak jalan tahun 2006
9. Juara II Best Performance Putra (Perkemahan Penggalang) tahun
2018
10. Juara II MHQ Putri (Olimpiade Sains, Seni, dan Olahraga) tahun
2018
11. Juara I Lari 400 m Putra (Olimpiade Sains, Seni, dan Olahraga)
tahun 2017
12. Juara II MTQ Putri (Olimpiade Sains, Seni, dan Olahraga) tahun
2017
13. Juara II Lari 100 m Putra (Olimpiade Sains, Seni, dan Olahraga)
tahun 2018
14. Juara II Bulutangkis Putri (Olimpiade Sains, Seni, dan Olahraga)
tahun 2018
15. Juara II Purwa SMP/MTS Harlah YSM tahun 2019
16. Juara I Sandi Putra SMP/MTS Harlah YSM tahun 2019
17. Juara III Bulu Tangkis Putri (Olimpiade Sains, Seni, dan Olahraga)
tahun 2019
Selain dari prestasi-prestasi diatas yang pernah diraih MTs Islamiyah,
masih banyak lagi prestasi yang lainnya baik yang didapat dari lomba
maupun dari festival yang pernah di ikuti di berbagai daerah. Yang dalam
hal ini tidak dapat penulis cantumkan semuanya.
82
lAMPIRAN 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Satuan Pendidikan : MTs Islamiyah Ciputat
Kelas / Semester : VIII / 1
Mata Pelajaran : Fiqih
Tema / Topik : Sujud syukur dan sujud tilawah
Pertemuan Ke : 1, 2, 3 dan 4
Alokasi Waktu : 6 x 40 menit
A. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleran, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan
dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual,
dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan
ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN
83
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
1.1 Meyakini pentingnya sujud
syukur dan sujud tilawah
1.1.1 Bersyukur atas segala nikmat yang
dianugerahkan dan segala
marabahaya yang dihindarkan oleh
Allah sebagai implementasi
pelaksanaan sujud syukur
1.1.2 Mendekatkan diri kepada Allah
dengan menghayati makna ayat-ayat
al-Qur’an sebagai implementasi
pelaksanaan sujud tilawah.
2.1 Menghayati perilaku santun
sebagai implementasi dari
sujud syukur, sujud tilawah
2.1.1 Menghayati perilaku bersyukur atas
segala nikmat yang dianugerahkan
dan segala marabahaya yang
dihindarkan oleh Allah sebagai
implementasi pelaksanaan sujud
syukur
2.1.2 Menghayati perilaku santun sebagai
implementasi dari sujud syukur,
sujud tilawah
3.1 Memahami tata cara sujud
syukur, sujud tilawah
Pertemuan ke-1
3.1.1 Menjelaskan pengertian sujud
3.1.2 Menunjukkan dalil tentang sujud
3.1.3 Menjelaskan macam-macam sujud
3.1.4 Menjelaskan ketentuan sujud syukur
3.1.5 Menjelaskan hikmah sujud syukur
Pertemuan ke – 2
3.1.6 Menjelaskan ketentuan sujud
tilawah
3.1.7 Menjelaskan hikmah sujud tilawah
84
3.1.8 Menjelaskan dalil naqli, ketentuan,
tata cara, dan manfaat sujud syukur,
sujud tilawah
Pertemuan ke – 3
3.1.9 Membuat peta pikiran (mind mapping)
terkait materi sujud syukur dan sujud
tilawah. Kemudian murid dibagi
menjadi 4 kelompok besar
4.1 Mendemonstrasikan sujud
syukur dan tilawah
Pertemuan ke – 4
4.1.1 Mendemonstrasikan hasil peta pikiran
(mind mapping) yang telah dibuat
4.1.2 Mempraktikkan tata cara sujud syukur
4.1.4 Mempraktikkan tata cara sujud
tilawah
C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan ke - 1
KD 1.1 :
1.1.1 Meningkatkan kesadaran bahwa manusia makhluk yang lemah
dihadapan Allah sebagai implementasi pelaksanaan sujud syukur
1.1.2 Mendekatkan diri kepada Allah dengan menghayati makna ayat-
ayat al-Qur’an sebagai implementasi pelaksanaan sujud tilawah.
KD 2.1:
2.1.1 Menghayati perilaku bersyukur atas segala nikmat yang
dianugerahkan dan segala marabahaya yang dihindarkan oleh Allah sebagai
implementasi pelaksanaan sujud syukur
2.1.2 Menghayati perilaku santun sebagai implementasi dari sujud
syukur, sujud tilawah.
85
KD 3.1:
3.1.1 Menjelaskan pengertian sujud dengan benar
3.1.2 Menunjukkan dalil tentang sujud dengan benar
3.1.3 Menjelaskan macam-macam sujud dengan benar
3.1.4 Menjelaskan ketentuan sujud syukur dengan benar
3.1.5 Menjelaskan hikmah sujud syukur dengan benar
Pertemuan ke – 2
KD 1.1 :
1.1.1 Meningkatkan rasa syukur atas segala nikmat yang dianugerahkan
dan segala marabahaya yang dihindarkan oleh Allah sebagai implementasi
pelaksanaan sujud syukur
1.1.2 Mendekatkan diri kepada Allah dengan menghayati makna ayat-
ayat al-Qur’an sebagai implementasi pelaksanaan sujud tilawah.
KD 2.1 :
2.1.1 Menghayati perilaku bersyukur atas segala nikmat yang
dianugerahkan dan segala marabahaya yang dihindarkan oleh Allah sebagai
implementasi pelaksanaan sujud syukur
2.1.2 Menghindari perilaku sombong sebagai implementasi pelaksanaan
sujud sahwi
2.1.3 Menghayati perilaku santun sebagai implementasi dari sujud
syukur, sujud tilawah
KD 3.1 :
3.1.6 Menjelaskan ketentuan sujud tilawah dengan benar
3.1.7 Menjelaskan hikmah sujud tilawah dengan benar
3.1.8 Menjelaskan dalil naqli, ketentuan, tata cara, dan manfaat sujud
syukur, sujud tilawah
Pertemuan ke – 3
3.1.9 Para siswa membuat peta pikiran (mind mapping) terkait materi sujud syukur
dan sujud tilawah sesuai dengan kelompok yang telah dibagi
86
Pertemuan ke – 4
4.1.1 Mendemonstrasikan hasil peta pikiran (mind mapping) yang telah dibuat
4.1.2 Mempraktikkan tata cara sujud syukur
4.1.4 Mempraktikkan tata cara sujud tilawah
D. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta
2. Materi Konsep:
Syukur menurut bahasa artinya terima kasih. Sujud syukur adalah sujud
berterima kasih kepada Allah Swt.
Hukumnya adalah sunah.
Sebab-sebab sujud syukur antara lain:
a. Mendapat nikmat yang banyak
b. Mendapat kabar baik
c. Terhindar dari marabahaya
Syarat sujud syukur:
a. Suci dari hadas dan najis
b. Menghadap kiblat
c. Menutup aurat
Dalil-dalil yang menganjurkan supaya kita bersyukur adalah antara lain
“Dan(ingatlah)ketika tuhanmu memaklumkan “sesungguhnya jika kamu
besyukur niscaya aku akan menambah(nikmat)kepadamu, tetapi jika kamu
mengingkari (nikmatku), maka pasti adzabku sangat berat” (Q.S. Ibrahim:
87
19). “Dari Abu Bakrah,Sesungguhnya nabi saw. Apabila mendapatkan
sesuatu yang menyenangkan atau diberi kabar yag menggembirakan
segara beliau sujud sebagai tanda syukur kepad Allah SWT.”(HR At-
Tirmidzi)
Rukun sujud syukur adalah sebagai berikut:
a. Niat
b. Takbiratul ihram
c. Sujud satu kali
d.Salam setelah sujud / sambil duduk
e. Tertib
Bacaan sujud syukur
Bacaan sujud syukur sebagian ulama mengatakan sama dengan bacaan
sujud tilawah. Ada juga yang membaca bacaan sujud syukur itu dengan
membaca surat An-Naml ayat 19 yaitu: Artinya: "Ya Tuhanku berilah aku
ilham untuk tetap mensyukuri nikmat mu yang telah Engkau anugerahkan
kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan
amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu
ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh".
Bacaan sujud tilawah berdasarkan hadits Rasulullah Saw. :
خلقه و شق سعه و بصره بوله و ق وته ف تبارك اهلل أحسن اخلالقي سجد وجهي للذي
Artinya : ”Aku sujud kepada Allah yang telah menciptakan dan
membentuk diriku serta telah membukakan pendengaran dan
penglihatanku dengan kekuasaan dan kekuatan_Nya, Maha Benar
Allah, Dialah sebaik-baik pencipta”.
“Sajada wajhiya lilladzii khalaqahu wasaqqa sam’ahu wabasharahu
bihaulihi waquwwatihi fatabarakallahu ahsanul khaliqiin”
Tilawah menurut bahasa artinya bacaan. Jadi sujud tilawah ialah sujud yang
dikerjakan berkenaan dengan adanya bacaan ayat sajadah di dalam Al-
qur’an.
88
Dalil tentang sujud tilawah “Dari Abu Hurairah ra.bersabda Nabi
Muhammad saw. „Apabila seseorang membaca ayat sajadah lalu ia sujud
maka syaitan menghindar dan menangis serta brtkata ,‟Wah celakalah
kami (setan).Anak Adam (manusia) disuruh sujud lalu ia sujud,maka
baginya syurga sedangkan aku oernah disuruh sujud tapi aku tidak mau
sujud maka bagiku neraka‟.” (HR.Muslim)
Syarat sujud tilawah
a. Suci dari hadas dan najis
b. Meghadap kilat
c. Menutup aurat
d. Setelah membaca ayat sajadah atau mendengarkannya
Rukun sujud tilawah
a. Niat
b. Takbiratul ihram
c. Sujud satu kali
d. Salam setelah sujud / sambil duduk
e. Tertib
E. METODE PEMBELAJARAN
1. Model Quantum Learning dengan menggunakan metode Mind Mapping
2. Presentasi, pemaparan materi sujud syukur dan sujud tilawah
3. Tanya jawab, materi pembelajaran sujud syukur dan sujud tilawah
4. Small group discustion, mendiskusikan materi pembelajaran sujud syukur
dan sujud tilawah
F. MEDIA, ALAT/BAHAN, SUMBER PEMBELAJARAN
1. Media Pembelajaran: Video, Laptop, LCD
2. Alat/Bahan: Papan tulis, Spidol, kertas karton
3. Sumber Belajar:
- Buku Pegangan Siswa Mapel Fikih Kelas VIII MTs, Kemenag RI, 2014
- Buku Pegangan Guru Mapel Fikih Kelas VIII MTs, Kemenag RI, 2014
89
- Buku pegangan lain yang berhubungan dengan materi
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Kegiatan Aktifitas Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pembukaan Memberi salam, berdo’a sebelum belajar,
mengecek absensi, mengecek kesiapan
siswa dan menyiapkan media
pembelajaran.
5 Menit
Apersepsi Menanyakan hal yang berhubungan dengan
materi sebelumnya.
3 Menit
Motivasi Memberikan ice breaking agar siswa
termotivasi dan fokus untuk belajar.
2 Menit
B. Kegiatan inti (60 menit)
Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Alokasi Waktu
Observing (Mengamati) Mengamati dan memberikan
komentar gambar atau
tayangan yang terkait dengan
sujud syukur dan sujud
tilawah
Menyimak dan membaca
penjelasan mengenai
ketentuan sujud syukur dan
sujud tilawah
Membaca dalil naqli
mengenai ketentuan sujud
syukur dan sujud tilawah
60 Menit
Questioning (Menanya)
Dengan dimotivasi oleh guru
mengajukan pertanyaan
tentang ketentuan sujud
syukur dan sujud tilawah
90
Mengajukan pertanyaan
terkait dengan tatacara sujud
syukur dan sujud tilawah
Eksperiment (Mencoba)
Secara berkelompok mencari
data dari berita atau informasi
tentang ketentuan sujud
syukur dan sujud tilawah
Mendiskusikan tatacara sujud
syukur dan sujud tilawah
Mendiskusikan manfaat sujud
syukur dan sujud tilawah
Mendiskusikan materi yang
akan dibuat menjadi peta
pikiran (mind mapping)
Asosiasi
(Menghubungkan)
Guru menyampaikan materi
sesuai kompetensi yang ingin
dicapai.
Guru membagikan kertas
karton kepada kelompok
Setiap kelompok membuat
peta pikiran (mind mapping)
mengenai materi
Communicating
(Komunikasi)
Menyajikan hasil mind
mapping tentang ketentuan
sujud syukur dan sujud
tilawah
Siswa mempresentasikan hasil
diskusi kelompok yang telah
dibuat mind mapping terkait
materi sujud syukur dan sujud
tilawah
Menanggapi pertanyaan
dalam diskusi
Merumuskan kesimpulan.
C. Penutup (10 menit)
Kegiatan Aktifitas Pembelajaran Alokasi
Waktu
91
Penutup Bersama-sama melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Guru memberi apresiasi terhadap hasil kerja
siswa
Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya.
Sebelum berdoa, guru mengingatkan peserta
didik untuk senantiasa bersyukur atas nikmat
Allah.
Bersama-sama menutup pelajaran dengan
berdoa
10 Menit
G. Penilaian Hasil Pembelajaran
Teknik Penilaian : Tes Tulis
Instrumen Penilaian : Pilihan Ganda (Terlampir)
92
lAMPIRAN 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Satuan Pendidikan : MTs Islamiyah Ciputat
Kelas / Semester : VIII / 1
Mata Pelajaran : Fiqih
Tema / Topik : Sujud syukur dan sujud tilawah
Pertemuan Ke : 1, 2, 3 dan 4
Alokasi Waktu : 6 x 40 menit
A. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleran, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan
dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual,
dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan
ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN
93
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
1.1 Meyakini pentingnya sujud
syukur dan sujud tilawah
1.1.1 Bersyukur atas segala nikmat yang
dianugerahkan dan segala
marabahaya yang dihindarkan oleh
Allah sebagai implementasi
pelaksanaan sujud syukur
1.1.2 Mendekatkan diri kepada Allah
dengan menghayati makna ayat-ayat
al-Qur’an sebagai implementasi
pelaksanaan sujud tilawah.
2.1 Menghayati perilaku santun
sebagai implementasi dari
sujud syukur, sujud tilawah
2.1.1 Menghayati perilaku bersyukur atas
segala nikmat yang dianugerahkan
dan segala marabahaya yang
dihindarkan oleh Allah sebagai
implementasi pelaksanaan sujud
syukur
2.1.2 Menghayati perilaku santun sebagai
implementasi dari sujud syukur,
sujud tilawah
3.1 Memahami tata cara sujud
syukur, sujud tilawah
Pertemuan ke-1
3.1.1 Menjelaskan pengertian sujud
3.1.2 Menunjukkan dalil tentang sujud
3.1.3 Menjelaskan macam-macam sujud
3.1.4 Menjelaskan ketentuan sujud syukur
3.1.5 Menjelaskan hikmah sujud syukur
Pertemuan ke – 2
3.1.6 Menjelaskan ketentuan sujud
tilawah
3.1.7 Menjelaskan hikmah sujud tilawah
94
3.1.8 Menjelaskan dalil naqli, ketentuan,
tata cara, dan manfaat sujud syukur,
sujud tilawah
Pertemuan ke – 3
3.1.9 Menjelaskan materi di diskusi
kelompok dari hasil mendengarkan
materi dari guru
4.1 Mendemonstrasikan sujud
syukur dan tilawah
Pertemuan ke – 4
4.1.1 Mendemonstrasikan hasil diskusi
4.1.2 Mempraktikkan tata cara sujud syukur
4.1.4 Mempraktikkan tata cara sujud
tilawah
Tujuan Pembelajaran
Pertemuan ke - 1
KD 1.1 :
1.1.1 Meningkatkan kesadaran bahwa manusia makhluk yang lemah
dihadapan Allah sebagai implementasi pelaksanaan sujud syukur
1.1.2 Mendekatkan diri kepada Allah dengan menghayati makna ayat-
ayat al-Qur’an sebagai implementasi pelaksanaan sujud tilawah.
KD 2.1:
2.1.1 Menghayati perilaku bersyukur atas segala nikmat yang
dianugerahkan dan segala marabahaya yang dihindarkan oleh Allah sebagai
implementasi pelaksanaan sujud syukur
2.1.2 Menghayati perilaku santun sebagai implementasi dari sujud
syukur, sujud tilawah.
KD 3.1:
3.1.1 Menjelaskan pengertian sujud dengan benar
3.1.2 Menunjukkan dalil tentang sujud dengan benar
95
3.1.3 Menjelaskan macam-macam sujud dengan benar
3.1.4 Menjelaskan ketentuan sujud syukur dengan benar
3.1.5 Menjelaskan hikmah sujud syukur dengan benar
Pertemuan ke – 2
KD 1.1 :
1.1.1 Meningkatkan rasa syukur atas segala nikmat yang dianugerahkan
dan segala marabahaya yang dihindarkan oleh Allah sebagai implementasi
pelaksanaan sujud syukur
1.1.2 Mendekatkan diri kepada Allah dengan menghayati makna ayat-
ayat al-Qur’an sebagai implementasi pelaksanaan sujud tilawah.
KD 2.1 :
2.1.1 Menghayati perilaku bersyukur atas segala nikmat yang
dianugerahkan dan segala marabahaya yang dihindarkan oleh Allah sebagai
implementasi pelaksanaan sujud syukur
2.1.2 Menghindari perilaku sombong sebagai implementasi pelaksanaan
sujud sahwi
2.1.3 Menghayati perilaku santun sebagai implementasi dari sujud
syukur, sujud tilawah
KD 3.1 :
3.1.6 Menjelaskan ketentuan sujud tilawah dengan benar
3.1.7 Menjelaskan hikmah sujud tilawah dengan benar
3.1.8 Menjelaskan dalil naqli, ketentuan, tata cara, dan manfaat sujud
syukur, sujud tilawah
Pertemuan ke – 3
3.1.9 Para siswa mendengarkan guru menyampaikan materi dalam metode
ceramah
3.1.10 Menjelaskan materi di diskusi kelompok
Pertemuan ke – 4
96
4.1.1 Mendemonstrasikan hasil diskusi
4.1.2 Mempraktikkan tata cara sujud syukur
4.1.4 Mempraktikkan tata cara sujud tilawah
D. Materi Pembelajaran
1. Syukur menurut bahasa artinya terima kasih. Sujud syukur adalah sujud berterima
kasih kepada Allah Swt.
2. Hukumnya adalah sunah.
3. Sebab-sebab sujud syukur antara lain:
a. Mendapat nikmat yang banyak
b. Mendapat kabar baik
c. Terhindar dari marabahaya
4. Syarat sujud syukur:
a. Suci dari hadas dan najis
b. Menghadap kiblat
c. Menutup aurat
5. Dalil-dalil yang menganjurkan supaya kita bersyukur adalah antara lain
“Dan(ingatlah)ketika tuhanmu memaklumkan “sesungguhnya jika kamu besyukur
niscaya aku akan menambah(nikmat)kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari
(nikmatku), maka pasti adzabku sangat berat” (Q.S. Ibrahim: 19). “Dari Abu
Bakrah,Sesungguhnya nabi saw. Apabila mendapatkan sesuatu yang
menyenangkan atau diberi kabar yag menggembirakan segara beliau sujud
sebagai tanda syukur kepad Allah SWT.”(HR At- Tirmidzi)
6. Rukun sujud syukur adalah sebagai berikut:
a. Niat
b. Takbiratul ihram
c. Sujud satu kali
d. Salam setelah sujud / sambil duduk
e. Tertib
7. Bacaan sujud syukur
97
Bacaan sujud syukur sebagian ulama mengatakan sama dengan bacaan
sujud tilawah. Ada juga yang membaca bacaan sujud syukur itu dengan membaca
surat An-Naml ayat 19 yaitu: Artinya: "Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap
mensyukuri nikmat mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua
orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan
masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang
saleh".
8. Bacaan sujud tilawah berdasarkan hadits Rasulullah Saw. :
ته فتبارك هللا أحسن الخالقين سج د وجهي للذي خلقه و شق سمعه و بصزه بحىله و قى
Artinya : ”Aku sujud kepada Allah yang telah menciptakan dan
membentuk diriku serta telah membukakan pendengaran dan
penglihatanku dengan kekuasaan dan kekuatan_Nya, Maha Benar Allah,
Dialah sebaik-baik pencipta”.
9. Tilawah menurut bahasa artinya bacaan. Jadi sujud tilawah ialah sujud yang
dikerjakan berkenaan dengan adanya bacaan ayat sajadah di dalam Al-qur’an.
Dalil tentang sujud tilawah “Dari Abu Hurairah ra.bersabda Nabi
Muhammad saw. „Apabila seseorang membaca ayat sajadah lalu ia sujud
maka syaitan menghindar dan menangis serta brtkata ,‟Wah celakalah kami
(setan).Anak Adam (manusia) disuruh sujud lalu ia sujud,maka baginya
syurga sedangkan aku oernah disuruh sujud tapi aku tidak mau sujud maka
bagiku neraka‟.” (HR.Muslim)
10. Syarat sujud tilawah
a. Suci dari hadas dan najis
b. Meghadap kilat
c. Menutup aurat
d. Setelah membaca ayat sajadah atau mendengarkannya
11. Rukun sujud tilawah
a. Niat
b. Takbiratul ihram
c. Sujud satu kali
98
d. Salam setelah sujud / sambil duduk
e. Tertib
E. METODE PEMBELAJARAN
1. Metode Ceramah dan diskusi
2. Presentasi, pemaparan materi sujud syukur dan sujud tilawah
3. Tanya jawab, materi pembelajaran sujud syukur dan sujud tilawah
F. MEDIA, ALAT/BAHAN, SUMBER PEMBELAJARAN
1. Media Pembelajaran: Video, Laptop, LCD
2. Alat/Bahan: Papan tulis, Spidol, kertas karton
3. Sumber Belajar:
- Buku Pegangan Siswa Mapel Fikih Kelas VIII MTs, Kemenag RI, 2014
- Buku Pegangan Guru Mapel Fikih Kelas VIII MTs, Kemenag RI, 2014
- Buku pegangan lain yang berhubungan dengan materi
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Kegiatan Aktifitas Pembelajaran Alokasi Waktu
Pembukaan Memberi salam, berdo’a sebelum
belajar, mengecek absensi, mengecek
kesiapan siswa dan menyiapkan media
pembelajaran.
5 Menit
Apersepsi Menanyakan hal yang berhubungan
dengan materi sebelumnya.
3 Menit
99
Motivasi Memberikan ice breaking agar siswa
termotivasi dan fokus untuk belajar.
2 Menit
3 M
e
n
i
t
2. Kegiatan inti (60 menit)
Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Alokasi
Waktu
Observing
(Mengamati)
Mengamati dan memberikan
komentar gambar atau tayangan
yang terkait dengan sujud syukur
dan sujud tilawah
Menyimak dan membaca
penjelasan mengenai ketentuan
sujud syukur dan sujud tilawah
Membaca dalil naqli mengenai
ketentuan sujud syukur dan sujud
tilawah
60 Menit
Questioning
(Menanya)
Dengan dimotivasi oleh guru
mengajukan pertanyaan tentang
ketentuan sujud syukur dan sujud
tilawah
Mengajukan pertanyaan terkait
dengan tatacara sujud syukur dan
sujud tilawah
Eksperiment Secara berkelompok mencari data
100
(Mencoba)
dari berita atau informasi tentang
ketentuan sujud syukur dan sujud
tilawah
Mendiskusikan tatacara sujud
syukur dan sujud tilawah
Mendiskusikan manfaat sujud
syukur dan sujud tilawah
Assosiasi
(Menghubungkan)
Guru menyampaikan materi sesuai
kompetensi yang ingin dicapai
dengan metode ceramah
Communcation
(Komunikasi)
Menyajikan paparan bagan tentang
ketentuan sujud syukur dan sujud
tilawah
Siswa mempresentasikan hasil
diskusi kelompok terkait materi
sujud syukur dan sujud tilawah
Menanggapi pertanyaan dalam
diskusi
Merumuskan kesimpulan.
3. Penutup (10 menit)
Kegiatan Aktifitas Pembelajaran Alokasi
Waktu
Penutup 1. Bersama-sama melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
2. Guru memberi apresiasi terhadap hasil kerja
siswa
3. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari
10 menit
101
pada pertemuan berikutnya.
4. Sebelum berdoa, guru mengingatkan peserta
didik untuk senantiasa bersyukur atas nikmat
Allah.
5. Bersama-sama menutup pelajaran dengan
berdoa
2. Penilaian
Penilaian Hasil Pembelajaran
a. Teknik Penilaian : Tes Tulis
b. Instrumen Penilaian : Pilihan Ganda (Terlampir)
102
LAMPIRAN 4
INSTRUMEN SOAL
Nama : Hari/tanggal:
Kelas : Ujian :
Pilihlah jawaban yang paling benar dari alternatif jawaban a, b, c atau d.
1. Sujud yang dilakukan ketika menerima kabar gembira, mendapatkan nikmat,
atau terhindar dari bencana disebut…..
a. Sujud syukur c. Sujud sahwi
b. Sujud tilawah d. Sujud tilawah
2. Sujud yang hanya dilakukan di luar shalat adalah....
a. Sujud syukur c. Sujud qiraah
b. Sujud sunnah d. Sujud sahwi
ن زبكم لئن شكستم ألشيدنكم ولئن كفس .3 تم إن عرابي لشديد واذ تأذ Ayat disamping adalah dalil
tentang....
a. Sujud sahwi c. Sujud syukur
b. Sujud sunnah d. Sujud wajib
4. Barang siapa yang rajin bersyukur maka akan ditambah........oleh Allah swt
a. Ilmunya c. Nikmatnya
b. Umurnya d. Hartanya
5. Bentuk cara bersyukur dengan hati adalah....
a. Mengucapkan hamdalah c. Meyakini nikmat dari Allah
b. Melakukan sujud syukur d. Melakukan sholat dua rokaat
6. Cara bersyukur terhadap nikmat Allah adalah sebagai berikut, kecuali....
a. Sujud sajdah
b. Membagi kebahagiaan dengan orang lain
c. Meyaikini bahwa segala nikmat datang dari Allah
d. Bersedekah kepada orang lain
7. Salah satu contoh sujud syukur yang dilakukan Nabi Muhammad saw. adalah
...
103
a. Ketika Nabi Muhammad saw. mendapat surat dari Abu Bakar yang isinya
kabar gembira bahwa suku Hamzan masuk Islam.
b. Ketika malaikat jibril memberi kabar gembira bahwa orang yang selalu
bershalawat kepada Nabi Muhammad saw. akan diberi rahmat dan
keselamatan.
c. Ketika mendengar kematian Musailamah al-Kadzdzab mati
d. Mendengar bahwa tobatnya diterima oleh Allah Swt.
8. Yang tidak termasuk hikmah melaksanakan sujud syukur adalah....
a. Selalu ingat kepada Allah Swt., karena nikmat, karunia dan anugrah hanya
datang dari Allah
b. Terhindar dari sifat sombong, karena apa yang diraih manusia berasal dari
Allah Swt.
c. Akan menambah nikmat Allah Swt., karena orang yang bersyukur akan
ditambah nikmatnya.
d. mendatangkan manfaat yang banyak
9. Sujud yang dilakukan ketika membaca ayat sajadah/mendengarnya disebut....
a. Sujud sahwi c. Sujud syukur
b. Sujud tilawah d. Sujud sunnah
10. Melaksanakan sujud tilawah hukumnya ....
a. Fardhu `ain c. Sunah mu`akkad
b. Fardhu kifayah d. Sunnah ghairu mu`akkad
11. Apabila imam dalam shalat ketika membaca ayat sajdah tidak melakukan
sujud maka makmum sebaiknya....
a. Sujud sendiri c. sujud setelah shalat
b. Tidak usah sujud sebagaimana imam d. mengingatkan imam
12. Niat, takbir, sujud satu kali, salam dan tartib adalah rukun....
a. Rukun sholat tahajjud c. Rukun sujud sahwi
b. Rukun sholat hajat d. Rukun sujud tilawah
13. Sujud tilawah dilakukan sebanyak....
a. Sekali c. Tiga kali
b. Dua kali d. Empat kali
104
14. Menurut Abdulloh bin Amr, ayat sajdah didalam al Qur’an jumlahnya ada....
a. 16 c. 15
b. 18 d. 20
15. Menurut Imam Syafii ayat-ayat sajdah itu berjumlah....
a. 15 c. 13
b. 14 d. 12
جدة كبس وسجد وسجدنب معه .16 Hadits disamping كبن يقسأ علينب القسأن فبذا مس ببلس
adalah dalil tentang....
a. Sujud syukur c. Sujud salam
b. Sujud tilawah d. Sujud wajib
17. Di dalam al-Quran, ayat-ayat yang berkenaan dengan sujud tilawah terdapat
dalam QS. ….
a. Ibrahim : 7 c. An-Naml : 19
b. Al-Baqarah : 152 d. An-Nahl : 50
18. Tata tertib sujud tilawah adalah sebagai berikut, kecuali....
a. Dimana saja c. Menghadap Kiblat
b. Niat sujud tilawah d. Membelakangi Kiblat
19. Yang tidak termasuk sebab-sebab melaksanakan sujud tilawah adalah ....
a. Mendengar ayat yang menggembirakan c. Membaca ayat ayat sajdah
b. Mendengar ayat- ayat sajdah d. Mendengar QS. al-Alaq :
19
20. Yang tidak termasuk hikmah melaksanakan sujud tilawah adalah ....
a. Selalu ingat kepada Allah Swt., karena nikmat, karunia dan anugrah hanya
datang dari Allah Swt
b. Terhindar dari sifat sombong, karena apa yang diraih manusia berasal dari
Allah Swt
c. Akan menambah nikmat Allah Swt., karena orang yang bersyukur akan
ditambah nikmatnya
d. Terhindar dari belenggu setan
21. Hukum bersyukur dengan cara melakukan sujud syukur adalah...
a. Wajib c. Mubah
105
b. Sunnah d. Fardhu’ain
22. Orang yang kufur ialah orang yang .... terhadap nikmat yang telah diberikan
Allah SWT.
a. Kafir c. Sombong
b. Tidak bersyukur d. Bersyukur
23. bacaan disamping ialah do’a
sujud....
a. sujud syukur c. sujud tilawah
b. sujud sahwi d. sujud qiraah
24. Perhatikan pernyataan dibawah ini :
i. Niat (di dalam hati)
ii. Takbiratul ihram dengan mengangkat kedua tangan
iii. Takbir untuk sujud tanpa mengangkat kedua tangan
iv. Sujud
v. Bangkit dari sujud sambil takbir
vi. Duduk sesudah sujud (tanpa membaca tasyahhud)
vii. Salam
Pernyataan diatas merupakan .... sujud syukur
a. Syarat c. Rukun
b. Wajib d. Hikmah
25. Bacaan disamping ialah niat sujud...
a. Sahwi c. Syukur
b. Qiraah d. Tilawah
26. Ayat sajdah tersebut terdapat dalam al-Qur’an
surah…
a. An-Nahl : 26 c. Al-Falaq :3
b. al-Alaq :19 d. Al-Hajj : 77
27. Adalah ayat sajdah yang terdapat dalam
Qur’an surat..
a. An-Nahl : 26 c. Al-Alaq :3
b. Al Insyiqoq : 21 d. Al- Hajj : 77
106
28. Arti potongan ayat disaamping ialah ....
a. Dan hanya kepada Allah sajalah bersujud di langit dan di bumi
b. Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan
semua makhluk yang melata di bumi
c. Dan hanya kepada Allah sajalah kami bersujud di langit dan dibumi
d. Dan hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di
29. Yang tidak termasuk cara sujud tilawah ialah ....
a. Ketika kita berada di dalam shalat
b. Ketika kita berada diluar shalat
c. Ketika berada di dalam dan diluar sholat
d. Ketika berada di masjid
30. Yang termasuk rukun sujud tilawah dan sujud syukur di bawah ini adalah . . . .
a. Berwudhu’ c. Mandi
b. Tayammum d. Berniat
107
Lampiran 5
Hasil Nilai Kelas Eksperimen VIII IS
No nama pre test post test
1 Achmad Fahmi 53 73
2 Ananda Dwi Nadia 57 77
3 Anggalyna Musyarafah 53 73
4 Anggita Dwi Agustina 57 77
5 Ardian Saputra Pratama 57 73
6 Dhea Amalia 53 77
7 Dicky Nurdiansyah 60 83
8 Dimas Athalla Muthi 57 80
9 Fadilah Yuflih 60 83
10 Fikri Putra Malik 57 80
11 Juwita Nurhafifah 57 77
12 Kartika Yuliandri 63 80
13 Meisya Aulia 60 80
14 Muhammad Aril 63 83
15 Muhammad Rafli 60 80
16 Muhamad Taufiq 60 77
17 Muhammad Naufal 63 80
18 Muhammad Nur Rohim 60 77
19 Nadia 63 80
20 Nadia Safitri 60 83
21 Rani Dyah Pitaloka 63 87
22 Rismaya Agustira 60 83
23 Rizki Hadi 60 77
24 Selvia Nadia 67 80
25 Suci Ramandani 67 87
26 Sukmadi Prayogo 63 80
27 Vina Rizki 67 80
28 Yusuf Hari Mukti 67 83
29 Zakiah 60 87
30 Zakia Nur Fatwa 67 87
108
LAMPIRAN 6
Hasil Nilai Kelas Control VIII IR
No nama pre test post test
1 A Bhunga Aqillah 60 77
2 Afifatunnisa 43 63
3 Ahmad Fauzan 40 60
4 Ahmad Rizki Z 50 70
5 Anna Setyawati 53 77
6 Dandi Permana 47 70
7 Dimas Prasetyo 63 73
8 Era Naswa Asriansyah 67 73
9 Fadlan Firmansyah 50 67
10 Fadli Firmansyah 43 67
11 Faiz Muhammad 53 73
12 Febbi Ana Mahmuda 60 77
13 Gusti Ananda 57 60
14 Kartika Gustiana 60 77
15 Muhammad Alif 47 73
16 Muhammad Kemal 50 67
17 Muhammad Raihan 57 70
18 Nabiilatussaidah 57 73
19 Nareswary Rostiana 63 67
20 Nur Alam 47 67
21 Nurindah 63 70
22 Putri Halizah 60 73
23 Reno Cykas 53 67
24 Salsabila Oktavianti 60 63
25 Sandrina Dewi 63 73
26 Serli Nur 53 70
27 Shela Elivia 67 70
28 Syifa Annisa 63 70
29 Wafi Safatul 57 63
30 Wafiq Aulia 50 67
109
LAMPIRAN 7
Hasil Analisis Uji Realibilitas
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
s1 20,20 11,890 -,112 ,510
s2 20,20 11,752 -,073 ,504
s3 20,07 12,616 -,334 ,537
s4 19,80 11,752 ,000 ,482
s5 20,20 10,648 ,263 ,449
s6 20,03 10,792 ,274 ,451
s7 20,23 9,564 ,620 ,383
s8 20,17 11,523 -,003 ,493
s9 20,07 11,720 -,055 ,499
s10 20,20 10,993 ,154 ,468
s11 20,10 10,300 ,413 ,426
s12 20,00 12,345 -,265 ,523
s13 19,93 11,306 ,140 ,472
s14 20,10 10,576 ,316 ,442
s15 20,13 11,016 ,159 ,467
s16 20,03 12,516 -,312 ,532
s17 20,10 10,990 ,176 ,465
s18 20,00 10,966 ,230 ,458
s19 20,13 9,844 ,558 ,399
s20 20,27 9,857 ,514 ,403
s21 20,07 11,582 -,011 ,492
s22 20,07 10,616 ,318 ,443
s23 20,20 11,269 ,070 ,482
s24 20,20 11,752 -,073 ,504
s25 20,10 11,886 -,109 ,508
s26 20,20 11,338 ,049 ,485
s27 20,13 10,671 ,272 ,449
s28 20,23 11,082 ,124 ,473
s29 20,07 10,409 ,393 ,431
s30 19,97 11,757 -,057 ,495
110
LAMPIRAN 8
Hasil Analisis Uji Tingkat Kesukaran Soal
Soal N (Valid) Missing Mean
1 30 0 0,60
2 30 0 0,57
3 30 0 0,67
4 30 0 0,90
5 30 0 0,57
6 30 0 0,73
7 30 0 0,50
8 30 0 0,60
9 30 0 0,70
10 30 0 0,57
11 30 0 0,63
12 30 0 0,73
13 30 0 0,70
14 30 0 0,47
15 30 0 0,53
16 30 0 0,63
17 30 0 0,60
18 30 0 0,57
19 30 0 0,53
20 30 0 0,37
21 30 0 0,57
22 30 0 0,57
23 30 0 0,57
24 30 0 0,50
25 30 0 0,53
26 30 0 0,57
27 30 0 0,57
28 30 0 0,50
29 30 0 0,60
30 30 0 0,77
Jumlah 0 17,80
113
LAMPIRAN 13
Dokumentasi
114
Kegiatan Belajar Kelas Kontrol
115
Kegiatan Belajar Kelas Eksperimen
116
Hasil Mind Mapping Kelas Eksperimen
117
LAMPIRAN 14
BIODATA PENULIS
Riska Rudithia Lestari adalah nama penulis
skripsi ini. Penulis merupakan putri kedua dari dua
bersaudara, ayah bernama Ruhdin dan Ibunda
bernama Tati Sumiati penulis dilahirkan di kota
Depok Jawa Barat pada tanggal 21 Agustus 1996.
Penulis mulai menempuh pendidikan dari MI Al-
Wahyu (lulus tahun 2007), melanjutkan ke MTs N
30 Jakarta (lulus tahun 2010), dan MAN 14
Jakarta (lulus tahun 2013) hingga akhirnya dapat
menempuh masa kuliah di perguruan tinggi Negeri yaitu UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan prodi Pendidikan Agama Islam.
Selama menjalani pendidikan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan prodi
Pendidikan Agama Islam, penulis aktif mengikuti berbagai kegiatan internal
maupun eksternal kampus. Berbagai acara kegiatan penulis aktif berpartisipasi.