Post on 24-Oct-2021
PENGARUH MEDIA FLASH CARD TERHADAP
PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA INGGRIS DI
SDIT DAUROH KABUPATEN TANGERANG BANTEN
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana dalam bidang
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Nama: Pratiwi Ismi Yanthi
NPM: 1686206106
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan peranan penting dalam hidup dan kehidupan. Bahasa memiliki
pengaruh yang luar biasa dalam kehidupan ini. Dengan bahasa, manusia dapat
berkomunikasi untuk menyampaikan pesan dan memperoleh informasi.Bahasa juga
merupakan sarana komunikasi untuk menyatakan segala sesuatu yang tersirat di
dalam diri manusia dan alat komunikasi sehari-hari antar manusia satu dengan
manusia yang lain. Komunikasi akan terlaksana dengan adanya bahasa.Bahasa
merupakan salah satu identitas suatu bangsa dan memiliki perbedaan antara satu
daerah dengan daerah yang lain.
Dalam pendidikan pembelajaran bahasa sangatlah penting. Manusia dapat
berpikir tanpa menggunakan bahasa, tetapi adanya bahasa memudahkan dalam
meningkatkan kemampuan belajar dan mengingat, memecahkan persoalan dan
menarik kesimpulan. Dalam belajar mengajar perlu adanya kemampuan berbahasa
yang baik guna memudahkan transfer ilmu pengetahuan.Kemampuan berbahasa
mampu meningkatkan kemampuan belajar peserta didik termasuk mengingat materi
pelajaran, memecahkan permasalahan dan dapat menarik kesimpulan sesuai dengan
materi yang dipelajarinya.Bahasa memudahkan guru dan murid dalam berkomunikasi,
sehingga tujuan pembelajaran dapat tersampaikan.Pembelajaran bahasa terdapat di
Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah. Pembelajaran bahasa memiliki peran yang
penting, karena dengan penguasaan bahasa sejak dini memudahkan komunikasi
dimasa yang akan datang.
Dalam pembelajaran bahasa terdapat bahasa asing yang juga dipelajari di Sekolah
Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah. Bahasa Inggris ditetapkan sebagai bahasa asing yang
pertama sesuai dengan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.
096/1967. Terpilihnya Bahasa Inggris sebagai bahasa asing pertama di Indonesia
diantara bahasa asing lainnya didasarkan pada beberapa pertimbangan bahwa bahasa
Indonesia belum dapat dipakai sebagai alat komunikasi dengan dunia luar. Bahasa
Inggris sebagai salah satu mata pelajaran.Dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), pelajaran Bahasa Inggris di SD/MI merupakan salah satu mata
pelajaran di sekolah. Materi pelajaran Bahasa Inggris masuk kedalam kurikulum
KTSP dan sudah disiapkan oleh pemerintah . Berbeda dengan kurikulum 2013,
pelajaran Bahasa Inggris di SD/MI masuk kekegiatan ekstrakulikuler, yang
pelaksanaannya diluar jam pelajaran. Pelajaran Bahasa Inggris dalam kurikulum 2013
tidak dihilangkan, hanya saja tidak masuk kedalam jam pelajaran sehingga pelajaran
bahasa inggris masuk di ekstrakulikuler sekolah.
Bahasa Inggris merupakan Bahasa Internasional yang sangat penting untuk
dikuasai. Bahasa Inggris juga salah satu bahasa yang dipergunakan di seluruh dunia.
Menyadari kenyataan pentingnya bahasa Inggris di masa depan, maka pembelajaran
Bahasa Inggris sedini mungkin harus diterapkan di sekolah-sekolah.Pembelajaran
Bahasa Inggris terintegrasi dalam empat keterampilan yaitu mendengarkan (listening),
berbicara (speaking), membaca (reading) dan menulis (writing) yang kesemuanya itu
minimal harus dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran penentu keberhasilan dalam
mempelajari semua bidang studi.Pentingnya Bahasa Inggris saat ini dikarenakan
zaman yang semakin modern dan untuk antisipasi di era globalisasi. Dengan
penerapan bahasa inggris sejak dini diharapkan mampu membentuk karakter peserta
didik yang mampu bersaing di kancah internasional.
Dalam pembelajaran Bahasa Inggris peserta didik perlu penguasaan kosa kata.
Kosa kata merupakan komponen penting dari bahasa.Kosa kata adalah komponen
bahasa yang paling berkuasa. Dalam menggunakan bahasa, peserta didik yang kaya
kosa kata akan berhasil dalam kemampuan keterampilan ekspresi. Kosa kata adalah
jumlah kata yang bila digabungkan akan membentuk bahasa.Seseorang akan kesulitan
dalam komunikasi jika kurang memahami bahasa, sehingga akan sulit untuk
mengembangkan bahasa mereka. Kosa kata merupakan faktor penting dalam belajar
mengajar bahasa Inggris sebagai bahasa asing bahkan dalam semua bahasa. Agar
siswa dapat menguasai kosa kata Bahasa Inggris dengan jumlah banyak maka perlu
banyak latihan. Bahasa tidak terlepas dari kosa kata, karena kosa kata merupakan
aspek yang sangat penting dalam pembelajaran bahasa. Semakin banyak keterampilan
kosa kata yang dimiliki maka semakin baik kemampuan berbahasa yang dimiliki.
Pada pembelajaran bahasa inggris di SD/MI pemahaman terhadap kosa kata
Bahasa Inggris dirasa masih sulit, dikarenakan guru menyampaikan pembelajaran
hanya dengan metode ceramah, apalagi penggunaan media yang sangat minim. Salah
satu cara agar pembelajaran Bahasa Inggris itu efektif yaitu dengan menggunakan
media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari proses belajar mengajar. Demi terwujudnya tujuan pendidikan pada
umumnya dan tujuan pembelajaran disekolah khususnya.Dengan adanya media
pembelajaran diharapkan tujuan pembelajaran akan tersampaikan sesuai dengan
keinginan. Adanya media memudahkan guru dalam transfer ilmu dan memudahkan
siswa dalam memahami pembelajaran. Penyampaian materi dan pesan dalam proses
pembelajaranpun akan semakin mudah dan efektif, sehingga akan meningkatkan
minat dan motivasi peserta didik dalam belajar.
Salah satu media pembelajaran adalah card media atau media kartu. Media kartu
merupakan salah satu media pembelajaran cetak. Media kartu berisi gambar-gambar
(benda-benda, binatang, dan sebagainya) yang dapat melatih peserta didik dan
memperkaya kosa kata. Kartu-kartu tersebut menjadi petunjuk atau rangsangan bagi
peserta didik untuk memberikan respon yang baik.Dan media kartu dapat digunakan
dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Media kartupun cukup efektif, mudah dibuat,
dan tidak membutuhkan biaya yang banyak. Media kartu bahan yang dipakai sangat
mudah didapat dan sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Media kartupun bisa
membuat anak aktif dan belajar sambil bermain.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan di SDIT
Dauroh pada hari Rabu tanggal 17-18 Juli 2019 dengan koordinator mata pelajaran
Bahasa Inggris yaitu Ibu Nurul Izzah Islami,S.Pd. dapat disimpulkan bahwa para
peserta didik masih kesulitan dalam penguasaan kosa kata Bahasa Inggris. Apalagi
penggunaan media pembelajaran yang minim dan jarang dilakukan oleh guru
tersebut.Peneliti mewawancarai salah satu murid kelas V yang bernama Faqih di
SDIT Dauroh, siswa tersebut mengatakan bahwasannya pelajaran Bahasa Inggris
dinilai sedikit sulit karena tidak tahu artinya dan harus bergantung kepada kamus. Ini
berarti sangat berhubungan dengan kosa kata. Melihat kendala-kendala tersebut dan
fenomena yang ada di lapangan,maka penulis mencoba mencari berbagai macam
teknik dan strategi untuk membantu meningkatkan penguasaan kosa kata terutama
pada siswa SD kelas V, dimana sebelumnya penulis memperhatikan sifat anak SD itu
sendiri yang masih senang bermain, hal tersebut membuat mereka sulit untuk bisa
berkonsentrasi dalam belajar.Penulis harus bisa membuat anak merasa tertarik untuk
belajar, agar tidak bosan para siswa bisa belajar sambil bermain. Diantaranya yaitu
dengan penerapan media atau alat bantu ajar.Ada beberapa jenis media pendidikan
atau alat bantu ajar yang biasa digunakan dalam proses pengajaran antara lain sebagai
berikut.
1) Media grafis seperti gambar, foto, poster, kertas komik. Media grafis sering
juga disebut media 2 dimensi.
2) Media 3 dimensi, dalam bentuk model seperti model padat, model penampang,
diorama, mark up,dll.
3) Media proyeksi seperti slide, film scrip, film, penggunaan OHP, dsb.
4) Penggunaan lingkungan sebagai media pendidikan.
Namun penulis hanya akan menerapkan penggunaan media flash card karena
media tersebut berupa gambar berwarna yang disertai dengan kosa kata serta cara
membacanya dan akan dibahas dalam penelitian yang berjudul pengaruh penggunaan
flash card terhadap penguasaan kosa kata pada siswa SD kelas V.
Salah satu cara agar membuat pembelajaran lebih menarik yaitu melakukan
berbagai macam interaksi dengan menggunakan media pembelajaran sebagai
perantara. Dalam menuntut ilmu akan ada rintangan dan hambatan. Tetapi tetap wajib
menuntut ilmu bagi setiap muslim. Pembelajaran Bahasa Inggris penting dipelajari
dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi. Pentingnya belajar ini terbukti dengan
adanya firman Allah sebagai berikut :
- 58:11
“Yā ayyuhallażīna āmanū iżā qīla lakum tafassaḥụ fil-majālisi fafsaḥụ
yafsaḥillāhu lakum, wa iżā qīlansyuzụ fansyuzụ yarfa'illāhullażīna āmanụ mingkum
wallażīna ụtul-'ilma darajāt, wallāhu bimā ta'malụna khabīr”
Artinya : Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Q.S. al-Mujadalah :
11).
Dengan melihat latar belakang tersebut peneliti melakukan penelitian pengaruh
media flash card. Adanya media pembelajaran dengan menggunakan media kartu
bergambar ini, diharapkan dapat membantu siswa dalam penguasaan kosa kata
Bahasa Inggris. Selain itu dapat membantu guru dalam memberikan materi agar siswa
mencapai nilai yang lebih baik. Selain itu peneliti berharap dengan adanya media
flash card ini dapat memberikan suatu media pembelajaran SD/MI yang dapat
digunakan guru dalam pembelajaran kosa kata bahasa inggris dan dapat memudahkan
guru dalam mengajar dengan cara yang menarik. Oleh sebab itu peneliti melakukan
penelitian skripsi dengan judul “Pengaruh Media Flash Card Terhadap Penguasaan
Kosa Kata Bahasa Inggris Di SDIT Dauroh Kabupaten Tangerang Banten”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas bahwa dalam pengajaran bahasa Inggris di
sekolah dasar perlu menggunakan media ajar yang tepat dan bisa merangsang
keaktifan siswa. Salah satunya yaitu dengan media flash card.
Adapun penerapan flash card sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
seperti ketersediaannya kondisi siswa, kondisi kelas, ketersediaan dana, faktor
motivasi dan minat siswa serta lingkungan siswa. Sehingga sehubungan dengan
faktor-faktor tersebut diatas, maka muncul beberapa masalah yang berhubungan
dengan penelitian yaitu :
1. Bagaimana penguasaan kosa kata pada siswa SD kelas V?
2. Bagaimana teknik penerapan media flash card dalam proses mengajar kosa
kata di SDIT Dauroh Kabupaten Tangerang Banten ?
3. Apakah ada perbedaan penguasaan kosa kata antara siswa yang diajar dengan
menggunakan media flash card beserta LKS dengan siswa yang diajar hanya
menggunakan LKS?
C. Pembatasan Masalah
Masalah tentang penerapan flash card dalam penelitian ini jika digali
secara mendalam dan mendetail maka akan sangat luas sehingga karena
keterbatasan waktu, jarak, serta kemampuan yang ada maka penulis hanya
membatasi permasalahan yaitu tentang pengaruh penerapan media flash card
terhadap penguasaan kosa kata siswa SD kelas V tahun pelajaran 2019/2020
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, baik yang dibahas dalam latar belakang,
identifikasi masalah, maupun pembatasan masalah, maka penulis dapat
merumuskan perumusan masalah penelitian ini yaitu sebagai berikut "Apakah
penggunaan media flash card efektif terhadap penguasaan kosa kata pada siswa
Sekolah Dasar kelas V ?."
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas
penggunaan flash card terhadap penguasaan kosa kata pada Siswa Sekolah
Dasar Kelas V.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini
diharapkan mempunyai manfaat dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat yaitu :
a. Membantu mengembangkan penelitian dalam bidang pendidikan lebih jauh,
terutama pada bidang pendidikan bahasa Inggris.
b. Sebagai pijakan dan referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya yang
berhubungan dengan penguasaan kosa kata bahasa inggris serta menjadi bahan
kajian lebih lanjut.
c. Memberikan sumbangan ilmiah dalam ilmu Pendidikan anak sekolah dasar,
yaitu membuat inovasi penggunaan media dalam peningkatan kemampuan
penguasaan kosa kata bahasa inggris
2. Manfaat praktis
Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut :
a. Bagi peneliti
Dengan penelitian ini penulis dapat mengetahui perbedaan efektivitas
penggunaan media flash card dalam pembelajaran bahasa Inggris
b. Bagi siswa
Siswa diharapkan lebih tertarik dan lebih aktif dalam meningkatkan
penguasaan kosakata bahasa Inggris melalui proses pembelajaran kosakata
bahasa Inggris dengan media kartu gambar.
Siswa mendapatkan pengalaman belajar yang menarik melalui media kartu
gambar yang berwarna dan berbeda dari pembelajaran kosakata bahasa Inggris
sebelumnya karena menggunakan permainan yang memanfaatkan media kartu
gambar selama proses pembelajaran berlangsung.
c. Bagi Guru
Memacu para guru dalam mengajarkan bahasa Inggris dengan cara yang lebih
efektif, kreatif dan menyenangkan.
d. Bagi sekolah
Sekolah dapat memanfaatkan media kartu gambar untuk menunjang
pembelajaran.
Sekolah dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga menghasilkan
pembelajaran yang berkualitas.
e. Bagi Institusi
Memberi masukan mengenai penggunaan flash card dalam mengajarkan kosa
kata pada anak untuk pelajaran bahasa inggris.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan teori
1. Pengajaran Bahasa Inggris pada Siswa Sekolah Dasar
Mata pelajaran bahasa Inggris secara resmi bisa diajarkan di sekolah
dasar sejak tahun ajaran 1994 sebagai mata pelajaran muatan lokal. Walaupun
dalam kenyataan ada sekolah dasar yang sudah memprogramkan pelajaran
bahasa Inggris bagi siswanya sebelum tahun tersebut, terutama sekolah-
sekolah swasta yang mampu menyediakan pengajar dan bahan ajamya.
1.1. Kebijakan Pembelajaran Bahasa Inggris di SD
Sebagai kebijakan yang berorientasi ke depan, pemerintah telah
menerbitkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989
tentang system Pendidikan Nasional diikuti dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 28 Tahun 1990 yang menyebutkan tentang pengembangan
sumber daya manusia.
Selain itu terdapat kebijakan mengenai mata pelajaran muatan lokal
di SD, yaitu kebijakan Depdikbud Republik Indonesia Nomor
0487/14/1992 Bab VIII yang menyatakan bahwa sekolah dasar dapat
menambah mata pelajaran dalam kurikulumnya. Setahun kemudian,
kebijakan ini disusul oleh Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 060/U/1993 tanggal 25 Februari 1993 tentang
dimungkinkannya program bahasa Inggris lebih dini sebagai satu mata
pelajaran muatan lokal. Mata pelajaran ini dapat dimulai di kelas 4 SD
sesuai aturan pemerintah.
1.2. Hakikat Pembelajaran
Menurut Hafidin Pembelajaran pada hakekatnya adalah usaha dari
guru atau pendidik untuk menyuruh, menciptakan dan mengembangkan
situasi belajar mengajar yang kondusif yaitu suatu keadaan kelas yang
mendorong, merangsang menantangkan, memberikan rasa aman dan
menarik minat anak didik untuk melakukan kegiatan dan aktifitas belajar
secara optimal. Hilgard ( 1948:10 ) menyatakan bahwa :
Learning is the process by which on activity orginates or is
changed through training procedures ( wheter in the laboratory or in
the natural environment ) as distinguished from changes by factors not
atrisutable to training
Dalam proses pembelajaran akan terjadi interaksi antara murid
dengan lingkungannya. Dengan demikian dalam proses pembelajaran
tidak hanya terjadi antara guru dengan murid tetapi juga dengan sumber-
sumber lainnya. Seperti: media dan materi.
1.3 Pengertian Bahasa dan Pembelajaran Bahasa Inggris
Bahasa adalah sesuatu yang paling berguna dan merupakan
penemuan yang mengagumkam yang dicapai oleh manusia. Setiap bahasa
mempunyai pola dan system yang sangat luas dan berbeda antara bahasa
satu dengan bahasa lainnya.
Menurut kamus Oxford Advance Dictionary, Language is
human_and non instinctive methode of communicating ideas, feeling and
desires by means of system of sound and sounds symbols.
Sementara itu Robert D. Hess & Doreen J. Croft mengatakan The
complex system of speech sounds that we call language is the basic
channel for human intellectual and social interaction.
Dan WJS Poerwadarminta mengatakan Bahasa adalah system dari
pada lambang (tanda yang berupa sebarang bunyi-bahasa bunyi yang
dipakai orang untuk melahirkan fikiran dan perasaan.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa
adalah alat komunikasi yang digunakan manusia untuk menyampaikan
pesan dari pengirim pesan kepada si penerima. Belajar bahasa tidak
tumbuh dengan sendirinya tetapi memerlukan interaksi dengan yang
lainnya. Anak-anak yang tumbuh dan terisolasi dari lingkungan sosial
bahasanya tidak akan berkembang. Manusia mempunyai kemampuan
untuk menghasilkan bermacam-macam suara. Suara-suara tersebut
dikembangkan menjadi symbol yang bermakna. " The ability of children
to think symbolically and to produce sounds symbols makes it possible
for children to learn language, the need to communicate makes it
necessary for children to learn language" . Jadi, Anak-anak mempunyai
kemampuan untuk belajar bahasa apapun, termasuk belajar bahasa
inggris sebagai bahasa asing.
Untuk mengoptimalkan " golden Age " dalam pembelajaran bahasa
Inggris, Guru diharapkan mampu memfasilitasi pembelajaran yang
bervariasi dengan menggunakan game , lagu dan alat bantu lainnya untuk
mencapai hasil yang memuaskan . " Young children love to imitate and
mime; They are inhibited in acting out roles, and they enjoy repetition
because it gives than a sense of assurance and achievement".
Berdasarkan beberapa alasan di atas tidak diragukan lagi bahwa
anak-anak dapat dan mampu belajar bahasa Inggris di Sekolah Dasar
dengan mudah, antusias dan alami.
2. Media Pengajaran
Berdasarkan keterangan di atas, kita ketahui bahwa salah satu cara untuk
membantu anak dalam belajar vocabulary yaitu dengan penerapan media ajar.
Menurut Piaget (1963:35), cara berfikir anak berkembang melalui
keterlibatan langsung dengan benda dan lingkungan yang ada di sekitarnya. Serta
semua anak adalah pebelajar aktif.
2.1. Pengertian Media
Dalam Kamus Bahasa Indonesia Modern, media berarti alat atau
sarana. Media berasal dari bahasa latin dalam bentuk jamak medium,
maksudnya adalah segala sesuatu yang membawa pesan dari suatu sumber
kepada penerima pesan (Anita,1987:72).
Media adalah suatu alat yang di pakai sebagai saluran ( cannel ) untuk
menyampaikan suatu pesan ( message ) atau informasi dari suatu sumber (
resource ) kepada penerimanya (soeparno, 1990:81). Media adalah sumber
belajar.secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda ataupun
peristiwa yang membuat kondisi siswa untuk memungkinkan memperoleh
pengetahuan, keterampilan atau sikap. ( Gerlack dan Ely dalam Mudhofar,
1990:81)
Memperhatikan pendapat tentang media, dapat disimpulkan bahwa
media adalah suatu alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan
berfungsi untuk menyampaikan informasi agar siswa memperoleh
pengetahuan keterampilan atau sikap.
2.2. Penggunaan Media dalam PBM
Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan di dalam
melaksanakan kurikulum agar dapat mempengaruhi siswa dalam mencapai
tujuan pendidikannya yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasamya
akan mengantarkan para siswa untuk untuk menuju perubahan tingkah laku,
baik intelektual,moral, maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai
individu dan makhluk sosial.Dalam mencapai tujuan tersebut siswa akan
berinteraksi dengan lingkungan yang diatur oleh guru melalui proses
pengajaran.
Mengajar umumnya atau mengajar bahasa inggris khususnya
merupakan usaha menggabungkan beberapa komponen untuk mencapai
tujuan. Itu berarti bahwa keberhasilan dalam mengajar tidak ditentukan oleh
sebuah komponen yang ada.
Athony (1983:65 ) menyatakan, “ Language teaching is a collective
tittle of a variety of activitas undertaken by different circumstance,
consequently there is no single medium ideal for language teaching as it often
claimed”.
Itu tidak berati bahwa suatu proses belajar mengajar guru harus
membawa semua komponen ke dalam kelas dan menggunakannya. Itu akan
menjadi sulit dilakukan karena beberapa keterbatasan. Karena itu guru sering
memfokuskan penggunaannya yang pasti seperti media visual. Misalnya
dengan menggunakan media gambar.
Dengan alat media dapat mengurangi kejenuhan siswa dalam
belajar, memperjelas materi yang diajarkan dan sangat bermanfaat bagi siswa
di dalam menerima pelajaran.
2.3. Tujuan dan Fungsi Media
Tujuan utama menggunakan media adalah agar pesan atau informasi
yang dikomunikasikan tersebut dapat diserap semaksimal mungkin para siswa
sebagai penerima pesan ( Soeparno, 1987:5). Kedudukan media dalam proses
belajar mengajar sebagai perantara dalam menyampai pesan. Dengan
menggunakan media diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang
dicapai.
Di bawah ini diuraikan tentang fungsi media : Arif Sadiman ( 1986 :
11 ), sebagai berikut:
a. memperjelas penyajian pesan
b. mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan indera
c. mengaktif siswa
d. mengatasi kesulitan guru dalam menghadapi siswa yang mempunyai
sifat unik dan berbeda.
Kriteria pemilihan media :
Sesuai kompetensi, siswa, kebutuhan, daerah, dan biaya
Keadaan sarana pendukung
Kemampuan pengelolaan
Ketepatgunaan/efisiensi
Mutu teknis
Media pembelajaran yang baik
Ukuran harus besar artinya dapat dibaca siswa seluruh kelas
Pesan jelas tidak timbul makna ganda
Gambar berwarna lebih baik daripada hitam putih
Bentuk atau gambar harus realistik artinya memberikan pemahaman nyata
Gambar atau foto yg baik sbg media yang mengandung gerak dan berwarna
Tampilan sederhana tidak kompleks, mudah dipahami, tdk menimbulkan
makna ganda, tulisan, gambar, warna, bentuk, komposisi, keseimbangan
Karakteristik media pembelajaran :
1. Dapat dilihat dan atau didengar :
Model, rekaman video, powerpoint, flash
2. Alat bantu pembelajaran
Alat bantu bukan pengganti guru
3. Medium perantara informasi
Penyampai informasi
4. Alat belajar (modul, rekaman, bahan ajar)
Edgar Dale dalam Wiryang ( 1987 : 10 ) fungsi media adalah sebagai berikut :
a. Memberikan dasar-dasar konkrit untuk berfikir.
b. Menarik perhatian siswa terhadap pelajaran.
c. Hasil belajar lebih tahan lama.
d. Memberikan pengalaman nyata sehingga usaha belajar sendiri dapat berkembang.
e. Mengembangkan keteraturan dan kontinuitas pikir.
f. Kegiatan belajar mengajar lebih mendalam dan beraneka ragam.
2.4. Penggolongan Media
Ada beberapa macam media yang digunakan dalam proses belajar
mengajar, dimana media-media tersebut digolongkan atau dikelompokkan
menjadi beberapa golongan. J. Kemp dalam Soeparnon (1987:13),
menggolongkan media pengajaran bahasa menjadi tiga yaitu : a) Media Pandang
( visual ), b) Media Dengar ( Audio ), dan c) Media Pandang Dengar ( Audio
Visual ). Untuk lebih jelas diuarikan di bawah ini :
a. Media Pandang (visual)
Media pandang adalah media yang mengkomunikasikan pesan melalui alat
penglihatan. Media ini di bedakan menjadi dua yaitu :
1) Media Pandang Proyeksi.
Media pandang proyeksi adalah media pandang pengoperasianya
menggunakan pesawat proyektor atau diproyeksikan dilayar.. Dengan
menggunakan proyektor mated pelajaran dapat dipantaukan pada layer
contoh OHP, Slide, dan Film bisu.
2) Media Pandang Nonproyektor
Media pandang non proyektor adalah media pandang yang
pengoperasiannya tanpa menggunakan pesawat atau proyektor. Media ini
sangat sederhana dan sering digunakan oleh para guru dibandingkan dengan
media yang lain. Contoh media ini adalah gambar, poster, grafik, peta,
papan magnet, papan selip dan kubus struktur.
b. Media Dengar (Audio)
Media audio merupakan saluran untuk menyampaikan pesan dari
pengirim kepada penerima pesan melalalui indera pendengaran (
Zulfahnur,1994 : 33). Contoh media ini adalah radio, rekaman dan lain-lain.
c. Media Pandang Dengar (audio Visual)
Media ini merupakan perpaduan antara dua media dengar. Melalui
media ini siswa dapat mendengarkan dan dapat menikmati pesan. Contoh
media ini adalah slide suara, film suara dan TV.
3. Beberapa Jenis Media Pandang
Ada banyak jenis media pandang ( visual), tetapi dalam penelitian ini
penulis hanya akan membahas tentang media pandang (visual) dalam bentuk
gambar pada flash card dan gambar – gambar pada buku LKS ( Lembar Kerja
Siswa )
3.1.Flash card
Flash card atau Education Card adalah kartu-kartu bergambar yang
dilengkapi kata-kata, yang diperkenalkan oleh Glenn Doman, seorang dokter
ahli bedah otak dari Philadelphia, Pennsylvania. Gambar-gambar pada flash
card dikelompok-kelompokkan antara lain: seri binatang, buah-buahan,
pakaian, warna, bentuk-bentuk angka, dsb. Kartu-Kartu Belajar tersebut
dimainkan dengan cara diperlihatkan kepada anak dan dibacakan secara cepat,
hanya dalam waktu 1 detik untuk masing-masing Kartu Anak.
Tujuan dari metode itu adalah melatih kemampuan otak kanan untuk
mengingat gambar dan kata-kata, sehingga perbendaharaan kata dan
kemampuan membaca anak bisa dilatih dan ditingkatkan sejak usia dini. Flash
card atau Kartu Belajar ini merupakan terobosan baru di bidang metode
pengajaran membaca dengan mendayagunakan kemampuan otak kanan untuk
mengingat.
Namun, sebagaimana umumnya metode-metode baru yang ada,
metode Kids Flash cards ini juga mendatangkan kritik maupun tanda tanya
dari masyarakat maupun profesional di bidang pendidikan dan perkembangan
anak, bahkan ada yang menganggapnya mustahil.
Penyebabnya, dasar dari metode Flash cards adalah melatih anak
menghafal asosiasi antara gambar dan kata-kata, sehingga ketika ia melihat
kata-kata itu lagi di kemudian hari maka ia akan mengingat dan dapat
mengucapkannya. Inilah yang disebut ”membaca”. Namun bila anak melihat
kata-kata baru, ia tak dapat mengucapkannya karena belum pernah
diperkenalkan sebelumnya sehingga penerapan media gambar berwarna pada
anak sangat membantu dalam pengenalan kosa kata baru.
a. Pengertian Flash Card
Flash card adalah kartu ukuran besar, biasanya menggunakan kertas
yang agak tebal, kaku, dan ukurannya A4. Flash card memperlihatkan
gambar atau tulisan kata - kata. Biasanya flash card terdiri atas perangkat
yang dikelompokkan menurut jenis atau kelasnya, misalnya kelompok
gambar makanan , buah - buahan ,sayur - sayuran, alat rumah tangga , alat
transportasi , dan pakaian ( Leach, 1986:5 ).
Menurut Webster (1972 : 6 ), flash card adalah beberapa seperangkat
kartu seperti nomor, kata, dan lain-lain. Dimulai dengan
mempertimbangkan kartu satu persatu secara cepat kemudian mereka
memberikan respons cepat dalam sebuah latihan.
Latihan untuk pengayaan kosa kata sangat dianjurkan dengan
menggunakan flash card agar siswa dapat menambah kosa kata dan
mengingat dengan mudah karena sambil melihat gambarnya . Untuk
menghindari salah persepsi terhadap gambar-gambar yang ada di flash card,
sebaiknya flash card dicoba untuk ditunjukkan dahulu kepada orang lain
sebelum dipakai mengajar anak-anak.
Flash card lebih banyak digunakan untuk seluruh kelas. Karena itu,
ukurannya besar agar jelas dilihat oleh sernua siswa. Biasanya, guru
memegang beberapa buah flash card dan digerakkan dengan cara
memindahkan kartu bergambar yang berada ditumpukkan terakhir ke arah
depan untuk dilihat siswa. Gerakan memindah kartu dilakukan dengan cepat
,mungkin itu alasan mengapa dinamakan flash card (flash = sekilas, dengan
cepat).
Penggunaan flash card pada kegiatan tertentu, misalnya describing
things. Gambar yang berwarna akan lebih menarik sebab anak-anak senang
gambar yang berwarna-warni dibanding gambar hitam putih . Gambar di
flash card dibuat secara kelompok berdasarkan jenisnya. Misalnya,
membuat set yang terdiri dari lima gambar buah yaitu banana, grapes,
apple, orange, dan strawberry. Gambar-gambar pada Flash card dapat
dibuat menggunakan tangan / foto, atau memanfaatkan gambar / foto yang
sudah ada yang ditempelkan pada lembaran-lembaran flash card. Gambar-
gambar yang ada pada flash card merupakan rangkaian pesan yang
disajikan dengan keterangan setiap gambar yang dicantumkan pada bagian
belakangnya.
b. Kelebihan Flash card
1. Mudah di bawa-bawa
Dengan ukuran yang kecil Flash card dapat disimpan di tas bahkan
di saku, sehingga tidak membutuhkan ruang yang luas, dapat digunakan
di mana saja, di kelas ataupun di luar kelas.
2. Praktis
Dilihat dari cara pembuatan dan penggunaannya, media flash card
sangat praktis, dalam menggunakan media ini guru tidak perlu memiliki
keahlian khusus, media ini tidak perlu juga membutuhkan listrik. Jika akan
menggunakan kita tinggal menyusun urutan gambar sesuai dengan
keinginan kita, pastikan posisi gambarnya tepat tidak terbalik, dan jika
sudah digunakan tinggal disimpan kembali dengan cara diikat atau
menggunakan kotak khusus supaya tidak tercecer.
3. Gampang diingat
Karakteristik media flash card adalah menyajikan pesan-pesan
pendek pada setiap kartu yang disajikan. Misalnya antara lain mengenal
huruf, mengenal angka, mengenal nama binatang, atau tata cara berwudlu
dan lain sebagainya. Sajian pesan-pesan pendek ini akan
memudahkan siswa untuk mengingat pesan tesebut. Kombinasi antara
gambar dan teks cukup memudahkan siswa untuk mengenali konsep
sesuatu, untuk mengetahui nama sebuah benda dapat dibantu dengan
gambarnya, begitu juga sebaliknya untuk mengetahui apa wujud sebuah
benda atau konsep dengan melihat huruf atau teksnya.
4. Menyenangkan
Media flash card dalam penggunannya bisa melalui permainan.
Misalnya siswa secara berlomba-lomba mencari satu benda atau nama-
nama tertentu dari flash card yang disimpan secara acak, dengan cara
berlari siswa berlomba untuk mencari sesuai perintah. Selain mengasah
kemampuan kognitif juga melatih ketangkasan (fisik).
c. Manfaat Flash card
Adapun manfaat penggunaan flash card antara lain :
- Meningkatkan kemampuan anak dalam menghafal dan menguasai
kosa kata (vocabulary) bahasa Inggris dalam waktu cepat.
- Memudahkan orang tua atau guru dalam mengajar dan rnengenalkan
kosa kata (vocabulary) kepada anak sejak dini.
- Anak akan mendapatkan dua manfaat sekaligus; mengerti bahasa
Inggris dan mengenal jenis-jenis binatang, buah, dll
d. Cara Pembuatan flash card
Adapun, flash card tidak hanya dapat diperoleh dengan membeli,
tetapi guru dapat membuatnya sendiri dengan biaya yang relative lebih
terjangkau, yaitu:
1) Siapkan kertas yang agak tebal seperti kertas duplek atau dari bahan
kardus. Kertas ini berfungsi untuk menyimpan atau menempelkan
gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2) Kertas tersebut di berikan tanda dengan pensil atau spidol dan
menggunakan penggaris, untuk menentukan ukuran 25X30 cm
3) Potong-potonglah kertas duplek tersebut dapat menggunakan gunting
atau pisau kater hingga tepat berukuran 25X30 cm. Buatlah kartu-kartu
tersebut sejumlah gambar yang akan ditempelkan atau sejumlah materi
yang kita butuhkan.
4) Selanjutnya, jika objek gambar akan langsung dibuat dengan tangan,
maka kertas alas tadi perlu dilapisi dengan kertas halus untuk
menggambar, misalnya kertas HVS, kertas concert atau kertas karton.
5) Mulailah menggambar dengan menggunakan alat gambar seperti kuas,
cat air, spidol, pinsil warna, atau membuat desain menggunakan
komputer dengan ukuran yang sesuai lalu setelah selesai ditempelkan
pada alas tersebut.
6) Jika gambar yang akan ditempel memanfaatkan yang sudah ada,
misalnya gambar-gambar yang di jual di toko, di pasar, maka
selanjutnya gambar-gambar tersebut tinggal di potong sesuai dengan
ukuran, lalu ditempelkan menggunakan perekat atau lem kertas.
7) Pada bagian akhir adalah memeberi tulisan pada bagian kartu-kartu
tersebut sesuai dengan nama objek yang ada didepannya. Nama-nama
ini biasa dengan menggunakan beberapa bahasa misalnya Indonesia
dan Inggris.
e. Penggunaan Flash card Pada Pembelajaran Kosa Kata
Bahasa merapakan alat untuk mengungkapkan makna yang
diwujudkan melalui kata bahasa dan kosa kata. Dengan demikian bahasa
memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa semakin
berfungsi dalam pemakaian berbahasa seseorang dapat dilihat dari
kualitas dan kuantitas kosa kata yang dimiliki.
1) Pengertian vocabulary (kosa kata)
Kosa kata ( Inggris: vocabulary ) adalah himpunan kata yang
diketahui maknanya dan dapat digunakan oleh seseorang dalam suatu
bahasa,. Kosa kata seseorang didefinisikan sebagai himpunan semua
kata-kata yang dimengerti oleh orang tersebut atau semua kata-kata
yang kemungkinan akan digunakan oleh orang tersebut untuk
menyusun kalimat baru. Kekayaan kosa kata seseorang secara umum
dianggap merupakan gambaran dari intelegensia atau tingkat
pendidikannya.
Pemahaman kosa kata secara umum dianggap sebagai bagian
penting dari proses pembelajaran suatu bahasa ataupun pengembangan
kemampuan seseorang dalam suatu bahasa yang sudah dikuasai. Murid
sekolah sering diajarkan kata-kata baru sebagai bagian dari mata
peJajaran tertentu dan banyak pula orang dewasa yang menganggap
pembentukan kosa kata sebagai suatu kegiatan yang menarik dan
edukatif.
Penguasaan kosa kata merupakan hal yang paling mendasar
yang harus dikuasai seseorang dalam pembelajaran bahasa inggris
yang merupakan bahasa asing bagi seluruh siswa dan masyarakat
Indonesia. Bagaimana seseorang dapat mengungkapkan suatu bahasa
apabila ia tidak memahami kosa kata dari bahasa tersebut. Apalagi
kalau yang dipelajari itu adalah bahasa asing, sehingga penguasaan
kosa kata bahasa tersebut merupakan sesuatu yang mutlak dimiliki
oleh pembelajar bahasa.. Apabila seorang siswa memiliki
perbendaharaan kata bahasa inggris yang memadai maka otomatis akan
lebih menunjang pada pencapaian empat kompetensi bahasa inggris
tadi. Demikian juga sebaliknya tanpa memiliki kosa kata yang
memadai seorang siswa akan mengalami kesulitan dalam mencapai
kompetensi berbahasa di atas. Kosa kata bahasa Inggris yang perlu
dipelajari oleh siswa SD diperkirakan sebanyak kurang lebih 500
kata. Hal tersebut dapat dilihat dari (Tarigan, 1989 : 3 )" Kualitas
keterampilan berbahasa seseorang jelas tergantung pada kualitas dan
kuantitas kosa kata yang dimiliki maka semakin besar pula
kemungkinan keterampilan".
Dari uraian diatas dapat terlihat jelas bahwa kualitas dan
kuantitas kosa kata sangat penting dalam meningkatkan keterampilan
berbahasa seseorang. Sehingga baik atau tidaknya kualitas dan
kuantitas kosa kata dapat dilihat dari keterampilan berbahasa
seseorang. Dengan demikian jika masalah ini dipahami benar-benar
maka dapatlah dimengerti betapa kualitas dan kuantitas kosa kata
seseorang turut menentukan bagi perkembangan mental. Hal ini sesuai
dengan pendapat Tarigan bahwa "Kualitas dan kuantitas,tingkat dan
kedalaman kosa kata seseorang merupakan indeks pribadi yang terbaik
bagi perkembangan mentalnya". (Tarigan, 1989 : 3 )
Untuk hal tersebut diatas maka perlu adanya penguasaan kosa
kata dari bahasa yang digunakan atau dipelajari.Kemudian penulisan
mengungkapkan pengertian dari penguasaan kosa kata. Penguasaan
menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : Kemampuan
seseorang untuk mendalami suatu bidang yang dipelajari".
(Depdikbud, 1989 : 462 ).
Sedangkan arti kosa kata adalah : " Perbendaharaan kata" (
Depdikbud, 1989 : 462 ), sehingga dapat penulis simpulkan bahwa
pengertian penguasaan kosa kata adalah kemampuan untuk memahami
perbendaharaan kata bahasa inggris.Pembelajaran penguasaan
vocabulary bisa menggunakan media apa saja.
2) Persiapan Penggunaan Flash card pada pengajaran vocabulary
a. Mempersiapkan diri.
Guru perlu menguasai bahan pembelajaran dengan baik,
memiliki keterampilan untuk menggunakan media tersebut. Kalau
perlu untuk memperlancar lakukanlah dengan latihan berulang-ulang
meski tidak langsung dihadapan siswa. Siapkan pula bahan dan alat-
alat lain yang mungkin diperlukan. Periksa juga urutan gambarnya
kalau-kalau ada yang terlewat atau susunannya tidak tepat.
b. Mempersiapkan flash card
Sebelum dimulai pembelajaran pastikan bahwa jumlahnya
cukup, cek juga urutannya apakah sudah benar.
c. Mempersiapkan tempat
Hal ini berkaitan dengan posisi guru sebagai penyaji pesan
pembelajaran apakah sudah tepat berada di tengah-tengah siswa,
apakah ruangannya sudah tertata dengan baik, perhatikan juga
penerangannya lampu atau intensitas cahaya di ruangan tersebut
d. Mempersiapkan siswa
Sebaiknya siswa ditata dengan baik, diantaranya dengan cara
duduk melingkar dihadapan guru, perhatikan siswa untuk
memperoleh pandangan secara memadai. Cara duduk secara
melingkar dipastikan semua siswa dapat melihat sajian dengan baik,
berbeda dengan berjejer ke belakang, mungkin saja ada siswa yang
tidak dapat melihat ke depan karena terhalang teman yang lainnya,
atau terlalu jauh sehingga tidak jelas.
3) Langkah-langkah Penggunaan Flash Card
- Tunjukkan bagian depan kartu (yang berisi gambar dan kata dalam
bahasa Inggris) kepada anak.
- Kartu-kartu yang sudah disusun di pegang setinggi dada dan
menghadap ke depan siswa.
- Sambil menunjukkan kartu, guru membacakan teks bahasa inggris
sesuai lafal ( cara membacanya ) seperti tertera di belakang kartu,
kemudian bacakan pula artinya agar anak paham.
- Bacakan teks pada kartu dengan suara yang terdengar jelas dan
bimbinglah anak agar mengikuti
- Jangan beralih ke kartu lain sebelum anak dapat mengikuti lafal
bahasa Inggris dengan baik dan benar. Ulangi sampai lafal bahasa
Inggris yang diucapkan anak baik dan benar.
- Lakukan berulang-ulang secara konsisten, agar anak dapat belajar
secara sistematis sehingga daya serapnya dalam mengingat akan
lebih optimal.
Jika sajian dengan cara permainan, letakan kartu-kartu tersebut di
dalam sebuah kotak secara acak dan tidak perlu disusun, siapkan siswa
yang akan berlomba misalnya tiga orang berdiri sejajar, kemudian guru
memberikan perintah, misalnya cari nama binatang kuda, maka siswa
berlari menghampiri kotak tersebut untuk mengambil kartu yang
bergambar kuda dan bertuliskan "kuda”
3.2.Pengajaran Bahasa Inggris dengan LKS
Karena hampir semua sekolah menerapkan buku lembar kerja siswa (
LKS ) yang terdapat mated ajar juga latihan-latihan soal, maka penulis dalam
skripsi ini akan membandingkan penguasaan vocabulary antara siswa yang
diajar dengan penggunaan flash card dengan siswa yang hanya diajar dengan
gambar pada buku LKS
a. Pengertian LKS
Lembar kerja siswa (LKS) ialah lembar kerja yang berisi informasi dan
perintah / instruksi dari guru kepada siswa untuk mengerjakan suatu kegiatan
belajar dalam bentuk kerja, praktek, atau dalam bentuk penerapan hasil
belajar untuk mencapai suatu tujuan. (Http://www.erlangga.co.id )
b. Beberapa Pandangan Tentang LKS
Pandangan pertama tentang LKS, Saat ini di sekolah-sekolah banyak
ditemui penggunaan buku jenis LKS (Lembar Kerja Siswa) yang
sebenaraya merupakan buku rangkuman materi pelajaran yang disertai
dengan kumpulan soal, terutama soal-soal pilihan ganda. LKS yang
semestinya dikerjakan di sekolah dalam kegiatan pembelajaran, seringkali
juga harus dikerjakan di rumah sebagai PR.
Dalam LKS jenis ini, materi pelajaran biasanya tidak disampaikan
dalam bentuk uraian/bacaan, melainkan sudah dalam bentuk rangkuman
atau poin-poin penting saja.
Lembar kerja siswa (LKS) dapat dianggap sebagai suatu media atau
alat pembelajaran, karena dipergunakan guru sebagai perantara dalam
melaksanakan kegiatan pengajaran untuk mencapai tujuan insrruksional
khusus atau tujuan pembelajaran khusus.
Pandangan kedua tentang LKS. LKS dikatakan sebagai sarana
belajar, karena dengan LKS siswa dapat melaksanakan kegiatan belajar
untuk mencapai suatu TIK( Http://www.erlangga.co.id )
c. Fungsi LKS
Dalam proses belajar mengajar ada dua, yaitu: (1) dari segi siswa:
fungsi LKS adalah sebagai sarana belajar baik di kelas, di ruang praktek
maupun di luar kelas sehingga siswa berpeluang besar untuk
mengembangkan kemampuan, menerapkan pengetahuan, melatih
keterampilan, memproses sendiri untuk mendapatkan perolehannya, (2)
dari segi guru: melalui LKS, guru dalam menyelenggarakan kegiatan
belajar mengajar sudah menerapkan metode "membelajarkan siswa"
dengan kadar SAL (Student active learning) yang tinggi. Intervensi yang
diberikan guru bukan dalam bentuk jawaban atas pertanyaan siswa, tetapi
berupa panduan bagi siswa untuk memecahkan masalah.
Lembar kerja siswa (LKS) merupakan salah satu dari sekian banyak
media yang digunakan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Dalam
pengajaran mata pelajaran, media LKS banyak digunakan untuk
memancing aktivitas belajar siswa.
Namun gambar yang ada di LKS kurang jelas karena berwarna
hitam putih dan kurang bervariasi. Sehingga kurang bisa memotifasi siswa
dalam belajar (Http://www.erlangga.co.id )
B. Penelitian Yang Relevan
Peneliti mencoba menggali informasi terhadap skripsi atau karya ilmiah yang
lainnya yang relevan dengan permasalahan yang sedang dilakukan oleh peneliti
sebagai bahan pertimbangan untuk membandingkan masalah-masalah yang diteliti
baik dalam segi metode dan objek penelitian.
1. Eka Fitriyani 2018 dalam skripsinya “Efektivitas media flash card dalam
meningkatkan kosa kata bahasa inggris” menyimpulkan bahwa kemampuan
berbahasa Inggris penting karena kemampuan ini memberikan pengaruh
secara akademis. Kemampuan bahasa Inggris dapat dilihat dari kekayaan
kosakata yang dimiliki seseorang. Salah satu upaya kreatif dalam
pembelajaran agar menarik yaitu menggunakan media flash cards. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui apakah media flash cards dapat meningkatkan
kosakata bahasa Inggris siswa di Sekolah Dasar. Penelitian menggunakan
metode kuasi eksperimen dengan desain nonequivalent pretest-posttest control
group design. Subjek penelitian adalah 35 siswa kelas II Sekolah Dasar, yang
terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hipotesis penelitian
ini adalah ada perbedaan kosakata antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol sebelum dan sesudah pemberian media flash cards. Analisis
independent sample t-test dari data gain score kelompok eksperimen
(11.7895) lebih tinggi daripada kelompok kontrol (3.2500) dengan nilai t-
hitung 8.998 dan sig. 0.000 (p<0.01), artinya terdapat perbedaan yang
signifikan antara pretest-posttest kelompok eksperimen dan kontrol. Hal
tersebut menunjukkan bahwa flash cards dapat meningkatkan kosakata bahasa
Inggris siswa.
2. Siti Nur Zahro dalam skripsinya “Efektivitas Penggunaan Media Flash card
Terhadap Penguasaan Kosa kata Bahasa Inggris Siswa Kelas IV Di MI
Ma’hadul Muta’allimin Sekaralas Widodaren Ngawi Tahun Ajaran
2018/2019” menyimpulkan bahwa (1) penguasaan kosa kata siswa kelas IV
menggunakan media flash card memiliki nilai rata-rata 84,89 (2) penguasaan
kosa kata siswa kelas IV yang tidak menggunakan media flash card memiliki
nilai rata-rata 74,44 (3) Ada perbedaan yang signifikan terhadap perbedaan
efektivitas penggunaan media flash card terhadap penguasaan kosa kata
bahasa Inggris siswa kelas IV. Hal ini ditunjukkan dengan taraf signifikasi
nilai t0 > ttabel (3,373 > 2,03) sehingga H0 tidak diterima dan Ha diterima.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosa kata menggunakan
media flash card lebih baik dibandingkan tanpa menggunakan media flash
card.
3. Herlina Herlina dan Raden Rahmi Dewi dalam skripsinya Hasil penelitian
menunjukkan “Flash card media: The media for developing students
understanding for english vocabulary at elementary school” bahwa
pemahaman siswa tentang kosa kata bahasa Inggris dengan menggunakan
media flash card dapat membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan
kognitif dalam mendeskripsikan gambar dan dapat mengembangkan
kreativitas dalam berkarya karena pada dasarnya flash card sangat mudah
dibuat. Selain bisa menambah kosa kata dalam bahasa Indonesia Bahasa
Inggris kepada siswa ternyata menggunakan media flash card pada siswa
While manfaat guru media flash card memfasilitasi kegiatan belajar seperti
pembuatan media visual yang mudah dan beragam. Berdasarkan kesimpulan
dan Implikasi dari penelitian ini, para peneliti menyampaikan saran yang
ditujukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dan guru dalam proses
pembelajaran sehingga hasilnya diperoleh seperti yang diharapkan. Oleh
karena itu, peneliti menyarankan Untuk siswa, pembelajaran kegiatan siswa
tidak boleh malu dan takut untuk bertanya atau menyatakan pendapat jika
tidak memahami materi pembelajaran, disimpulkan bahwa penelitian hingga
siklus kedua ini Untuk guru, guru diharapkan untuk melanjutkan untuk
meningkatkan kompetensi mereka dalam hal memahami kosa kata bahasa
Inggris menggunakan media flash card. Untuk peneliti sebaiknya peneliti
membuat suasana dan kondisi belajar sesuai dengan karakteristik siswa
sehingga mereka dapat membantu siswa menguasai materi pembelajaran.
Peneliti aplikasi media flash card lebih lanjut dapat diterapkan ke mata
pelajaran lain yang disesuaikan dengan masalah dan materi pembelajaran.
4. Tri Agustini Solihati dalam skripsinya “Pengajaran Kosakata Bahasa Inggris
Melalui Active Learning“ Bahwa Penelitian ini difokuskan pada kemajuan
dalam meningkatkan kualitas kosa kata siswa penguasaan berdasarkan spesifik
ic seperti warna, jenis makanan dan minuman, tubuh manusia, dan keluarga
anggota Materi disampaikan melalui penerapan Pembelajaran Aktif pada
awalnya.Siswa kelas SDN Mulyasari 1, Bandung. Penelitian ini dilakukan
dalam dua siklus. Itu hasil yang diperoleh dalam siklus aktivitas pertama
terdiri dari kegiatan guru dalam menerapkan aktif pembelajaran sekitar 80%
dan jumlah athmosphere kelas adalah 65,25%. Sementara itu evaluasi kegiatan
belajar siswa pada lembar tugas mencapai rata-rata 7,74, 8,78 tes formatif, dan
analisis pengajaran kosakata mencapai 75%. Sementara itu, pada siklus
kedua,hasil yang diperoleh oleh aktivitas guru adalah 90% dan 89,25% untuk
suasana kelas. Rata-rata nilai yang diperoleh siswa selama lembar tugas adalah
8.06, nilai rata-rata tes formatif mencapai 8,96, dan analisis pengajaran kosa
kata adalah 85%. Berdasarkan hasil di atas, itu jelas bahwa implementasi
pembelajaran aktif dalam penguasaan kosakata bahasa Inggris akan membantu
siswa dalam mengingat atau bahkan menguasai kosa kata itu. Prestasi ini tidak
terlepas dari penggunaan media pembelajaran dan metode pengajaran yang
menarik bagi peserta didik.
5. Pascalian Hadi Pradana Dan Febrina Gerhani dalam skripsinya “Penerapan
Media Pembelajaran Flash Card Untuk Meningkatkan Perkembangan Bahasa
Anak” Hasil penelitian menunjunkan bahwa Penelitian ini bertujuan untuk
menerapkan media pembelajaran flash card Untuk Meningkatkan Perkembangan
Bahasa Anak. Metode yang penulis gunakan untuk menentukan daerah penelitian
adalah pusposive sampling. Yang berfungsi responden melalui metode observasi,
dilengkapi dengan metode wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian, media
pembelajaran flash card termasuk kartu gambar yang menarik, mudah di mainkan
sehingga anak dapat merespon dan belajarnya lebih aktif. Media flash card adalah
alat bantu guru untuk anak bermain dan belajar, dapat di gunakan juga di rumah
dengan teman bermainnya. Hasil dari sekolah yang diajarkan oleh guru sangat
baik sekali sehingga hasil perkembangan bahasa anak baik, anak dapat
melaksanakan 2-3 perintah sederhana, dapat menirukan kalimat yang di
sampaikan dan dapat merespon terhadap pertanyaan dengan baik. Perkembangan
bahasa anak dapat menyebutkan kata-kata dengan jelas, kosa katanya baik dan
bisa berbicara dengan baik setelah anaknya masuk sekolah. Simpulan, penerapan
media pembelajaran flash card dapat meningkatkan perkembangan bahasa anak.
6. Empit Hotimah dalam skripsinya “Penggunaan Media Flash card Dalam
Meningkatkan Kemampuan Siswa Pada Pembelajara Kosa kata Bahasa Inggris
Kelas II MI Ar-Rochman Samarang Garut” Hasil penelitian menunjukkan
bahasa inggris pada tingkat Sekolah Dasar bertujuan agar peserta didik dapat
mengembangkan kompetensi berkomunikasi dan memiliki kesadaran tentang
hakikat dan pentingnya Bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa
dalam masyarakat global. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan
kemampuan dasar yang harus dikuasai siswa berupa kemampuan kosakata,
semakin banyak kosakata yang dimiliki seseorang, semakin tinggi pula
keterampilan berbahasanya. Mengingat pentingnya peranan kosakata dalam
berbahasa maka pembelajaran kosakata menjadi perhatian penting dalam
pembelajaran Bahasa Inggris. Mempelajari kosakata Bahasa Inggris bukanlah
hal yang mudah karena seringkali siswa mengalami kesulitan dalam perolehan
kosakata baru itu. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan mencoba menggunakan media flascard dalam pembelajaran
kosakata Bahasa Inggris dengan harapan dapat meningkatkan kekampuan
kosakata siswa. Tujuan melaksanakan penelitian ini adalah Untuk mengetahui
proses pembelajaran dan peningkatan kemampuan kosakata siswa dalam
pembelajaran Bahasa Inggris dengan menggunakan media flashcard di Kelas
IIMI Ar-rochman Samarang Garut. Metode penilitian yang digunakan adalah
penelitian tindakan kelas (PTK) dengan tahap-tahap sebagai berikut:
perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan
(observing) dan refleksi (reflecting). Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) tes, (2) wawancara, (3) observasi.
Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah untuk pelaksanaan tindakan
pertama pembelajaran belum mencapai hasil yang maksimal, hal ini dapat
dilihat masih adanya siswa yang kurang melibatkan diri dalam penggunaan
media flashcard dan masih adanya siswa merasa bingung dengan apa yang
diintruksikan guru sehingga nilai rata-rata yang didapat siswa pada siklus I
adalah 68, dengan ketuntasan belajar sekitar 72%. Dengan melihat Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditentukan di MI Ar-Rochman yaitu
65, ada 13 0rang yang mencapai kriteria tuntas, artinya hanya 72% sedangkan
menurut KTSP suatu pembelajaran dikatakan tuntas apabila nilai ketuntasan
yang didapat siswa ≥ 75% dari jumlah siswa.Adapun pada siklus II mengalami
peningkatan dengan nilai rata-rata yang didapat siswa pada siklus II adalah 84,
dengan ketuntasan belajar sekitar 100%.
7. Ida Ayu Nyoman Lilis Trisnanti, Luh Ayu Tirtayani Dan I Ketut Adnyana
Putra dalam skripsinya “Pengaruh Media Flash Card Billingual Terhadap
Kemampuan Kosa kata Bahasa Inggris Permulaan Anak Kelompok B TK
Gugus Mawa” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media
Flashcard Bilingual terhadap kemampuan kosakata Bahasa Inggris permulaan
anak kelompok B di TK Gugus Mawa Kecamatan Denpasar Selatan Tahun
Pelajaran 2017/2018. Penelitian yang dilaksanakan ini merupakan penelitian
eksperimen semu (quasi eksperimen). Desain eksperimen yang digunakan
yaitu “nonequivalent control group design”. Sampel dalam penelitian ini
adalah anak kelompok B2 TK PP Kumara Loka berjumlah 24 anak sebagai
kelompok eksperimen yang dibelajarkan dengan media flashcard bilingual
terhadap kemampuan kosakata Bahasa Inggris permulaan dan anak kelompok
B2 TK Laksana Kumara berjumlah 24 anak sebagai kelompok kontrol yang
dibelajarkan dengan tidak menggunakan media flashcard bilingual terhadap
kemampuan kosakata Bahasa Inggris permulaan. Data hasil kemampuan
kosakata.Bahasa Inggris permulaan dikumpulkan dengan teknik observasi
yang dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan
statistik inferensial dengan uji-t. Berdasarkan hasil analisis dapat diperoleh
thitung = 3,39 pada taraf signifikansi 5% dengan dk = 46, sedangkan nilai
ttabel = 2,021, sehingga thitung = 3,39 > ttabel = 2,021. Berdasarkan kriteria
pengujian maka H0 ditolak dan Ha diterima. Adapun nilai rata-rata
kemampuan kosakata Bahasa Inggris permulaan anak yang dibelajarkan
dengan media flashcard bilingual adalah 81,38, sedangkan pada kelompok
yang dibelajarkan dengan tidak menggunakan media media flashcard
bilingual adalah 72,50. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh media flashcard bilingual terhadap kemampuan kosakata Bahasa
Inggris permulaan pada anak kelompok B di TK Gugus Mawa Kecamatan
Denpasar Selatan Tahun Pelajaran 2017/2018.
8. Oktavia Triami Putri dalam skripsinya “Peningkatan Penguasaan Kosa kata
Bahasa Inggris Menggunakan Media Flash Card Di SD Negeri Surokarsan 2
Yogyakarta” Bahwa Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan
kosakata bahasa Inggris melalui penggunaan media flashcard di SD Negeri
Surokarsan 2 Yogyakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian
Tindakan Kelas dengan menggunakan model Kemmis dan Taggart. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas 2 yang berjumlah 22 siswa. Penelitian
berlangsung dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari tiga kali
pertemuan.Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, tes unjuk kerja,
dan catatan lapangan. Teknik analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif
dan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan
media flashcard dapat meningkatkan penguasaan kosakata pada siswa. Pada
pratindakan, nilai rata-rata kelas sebesar 39,55 dengan nilai tertinggi 65 dan
nilai terendah 32,5 lalu mengalami peningkatan sebesar 13,35 pada siklus I
menjadi sebesar 52,9. Sedangkan nilai dari siklus I juga mengalami
peningkatan sebesar 20,83 pada siklus II menjadi sebesar 73,73 pada rentang
skor 0-100. Siswa yang mendapatkan nilai ≥60 sudah mencapai 90% dan
melalui penggunaan media flashcard.
9. Futtihatir Rohmah Dan M. Shodiq A.M dalam skripsinya “Permainan Flash
Card dalam Menyusun Kalimat Sederhana Bahasa Inggris bagi Siswa
Tunarungu” Bahwa Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk
mendiskripsikan pengaruh permainan Flash card terhadap hasil belajar
menyusun kalimat sederhana Bahasa Inggris pada siswa tunarungu. Penelitian
ini menggunkan rancangan penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen,
menggunakan desain Quasi Experiment atau pretest-posttest (One Group-
Pretest-Posttest Design.) Teknik pengumpulan data menggunakan uji
Wilcoxon. Berdasarkan hasil tabel Thitung= 0. Sedangkan harga Ttabel pada
tabel dengantaraf signifikan 5% sebesar= 2,571. Dari kriteria pengujian yang
telah ditetapkan, maka Ho ditolak karena Thitung < Ttabel. Kesimpulan dari
hasil di atas adalah terdapat pengaruh media kartu flash card terhadap hasil
belajar menyusun kalimat sederhana Bahasa Inggris bagi siswa tunarungu.
C. Kerangka Berfikir
Berdasarkan landasan teori di atas, maka dapat dikemukakan landasan
sebagai berikut:
1) Dalam belajar bahasa Inggris, penggunaan Flash card sebagai media ajar
perlu dioptimalkan, karena mengingat sifat anak –anak yang masih senang
bermain dan tertarik pada gambar-gambar yang berwarna-warni dibanding
gambar hitam putih yang ada pada LKS..
2. Respon anak berbeda bila diajar bahasa Inggris dengan menggunakan media
flash card, dibanding tanpa menggunakan media ajar.
3. Penguasaan vocabulary dalam pembelajaran bahasa Inggris bagi siswa
Sekolah Dasar sangat penting dan merupakan salah satu dasar penguasaan
keterampilan berbahasa.
D. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara yang belum terbukti kebenarannya.
Bardasarkan landasan teori di atas, maka penulis mencoba untuk merumuskan
hipotesis.
Dalam pengajaran bahasa Inggris SD kelas V diduga akan terdapat
perbedaan penguasaan vocabulary antara siswa yang diajar dengan media flash
card dengan siswa yang diajar hanya menggunakan gambar ilustrasi pada buku
LKS.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada Sekolah Dasar Islam Terpadu Dauroh di
Kabupaten Tangerang Banten.
2. Waktu Penelitian
Adapun waktu penelitian yaitu pada tanggal Juli 2019 – Mei 2020
tahun ajaran 2019 – 2020 dengan alokasi sebagai berikut :
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
No Jadwal Kegiatan
Bulan Pelaksanaan 2019 - 2020
Jul-19 Feb-20 Mar-20 Apr-20 May-20
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pra Pelaksanaan Penelitian
a. Survei
b.Menentukan Judul Dan Topik Penelitian
c.Pembuatan Proposal
d.Menyelesaikan Administrasi Penelitian
e.Menentukan Instrumen Penelitian
2 Pelaksanaan
a.Pengumpulan Data
b.Proses Bimbingan
c.Pengolahan Data
3 Penyusunan Laporan
a.Penyusunan Data
b.Pengetikan Data
c.Penggandaan Laporan Penelitian
B. Metode Penelitian
Sugiyono (2012:3) menyatakan metode penelitian diartikan sebagai cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu dan metode
penelitian pendidikan diartikan sebagai sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan
data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan,
suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.
Penggunaan metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dimana
metode eksperimen menurut Sugiyono (2012:107) metode eksperimen
merupakan metode yang menjadi bagian dari metode kuantitatif yang mempunyai
ciri khas tersendiri, yaitu dengan adanya kelompok kontrolnya. Desain
eksperimen yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design yang
merupakan bentuk metode penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen) .
Desain penelitian disajikan pada Tabel di bawah
Tabel 3.2 Desain Penelitian
Kelompok Perlakuan Posttest
Eksperimental Menggunakan media gambar
pada flash card
Hasil belajar
Kontrol Menggunakan gambar ilustrasi
pada buku LKS tanpa flash
card
Hasil Belajar
C. Populasi Dan Sample
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDIT
Dauroh Kabupaten Tangerang Banten.
Tabel 3.3 Data siswa kelas V SDIT Dauroh
Kelas Jumlah Siswa
Kelas V Pria 40
Kelas V Wanita 40
Jumlah 80
Sumber: Tata Usaha
2. Sampel
Dalam penelitian ini penulis menggunakan 2 kelompok sample yaitu
kelompok eksperimen yang diajar menggunakan media gambar pada flash
card terdiri dari 20 siswa yang diambil secara acak dari seluruh siswa kelas V
SDIT Dauroh dan kelompok pengendali yang diajar hanya menggunakan
gambar ilustrasi pada buku LKS tanpa flash card terdiri dari 20 siswa yang
diambil secara acak dari seluruh siswa kelas V SDIT Dauroh .
3. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini adalah :
1. Variabel bebas
Penggunaan flash card pada pengajaran bahasa Inggris pada siswa
kelas V SDIT Dauroh .
2. Variabel terikat
Penguasaan vocabulary pada siswa kelas V SDIT Dauroh sebagai
akibat dari penerapan flash card pada proses pembelajaran.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data penelitiannya. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes.
1. Tes
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen tes
yang digunakan untuk mengukur hasil belajar bahasa inggris siswa. Dengan
cara tes pada akhir pembelajaran (posttest), hasil posttest inilah yang
merupakan data hasil belajar bahasa inggris siswa. Tes ini diberikan kepada
siswa secara individual, pemberiannya ditujukan untuk mengukur peningkatan
hasil belajar siswa. Tes yang digunakan adalah tes pilihan ganda yang terdiri
dari 20 butir soal.Tes yang diberikan pada setiap kelas soal-soal untuk posttest
adalah sama.
E. Instrumen Penelitian
1. Pengertian Variabel
Menurut Arikunto Suharsimi (2010:96) variabel adalah objek penelitian
atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Ada dua variabel
dalam penelitian ini, yakni variabel bebas dan variabel terikat. Kedua
variabel tersebut diidentifikasikan ke dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas (X) yang memengaruhi variabel terikat. Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah “Penggunaan flash card pada pengajaran bahasa Inggris
pada siswa kelas V SDIT Dauroh”.
b. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat (Y) yang menjadi akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel
bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah “Penguasaan vocabulary
pada siswa kelas V SDIT Dauroh sebagai akibat dari penerapan flash card
pada proses pembelajaran”
2. Variabel Penggunaan flash card pada pengajaran bahasa Inggris
a. Definisi Konseptual
Flash card adalah kartu ukuran besar, biasanya menggunakan kertas
yang agak tebal, kaku, dan ukurannya A4. Flash card memperlihatkan
gambar atau tulisan kata - kata. Biasanya flash card terdiri atas perangkat
yang dikelompokkan menurut jenis atau kelasnya, misalnya kelompok
gambar makanan , buah - buahan ,sayur - sayuran, alat rumah tangga , alat
transportasi , dan pakaian ( Leach, 1986:5 ).
b. Definisi Operasional
Berdasarkan kajian teori di atas, penelitian ini menyimpulkan dua
definisi operasional yang mewakili seluruh isi penelitian. Definisi
operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Media kartu gambar merupakan media pembelajaran berupa kartu kecil yang
berukuran 25 x 30 cm yang berbentuk segiempat yang didalamnya memuat
gambar yang menunjang topik pembelajaran yang diajarkan. Media kartu
gambar memuat mengenai nama dari obyek gambar yang ada dalam sebuah
kartu. Nama tersebut di tuliskan dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia,
serta dicantumkan pula bagaimana gambar tersebut apabila diucapkannya
dalam bahasa Inggris. Media kartu gambar dapat digunakan oleh siswa dan
guru. Siswa dapat menggunakan media kartu gambar untuk mengenal dan
membaca kosakata bahasa Inggris dan guru dapat menggunakan media kartu
gambar sebagai perantara dalam menyampaikan materi pembelajaran agar
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
2. Media flash card merupakan perantara pembelajaran yang berupa gambar
berwarna Gambar di flash card dibuat secara kelompok berdasarkan jenisnya.
Misalnya, membuat set yang terdiri dari lima gambar buah yaitu banana,
grapes, apple, orange, dan strawberry. Gambar-gambar pada Flash card
dapat dibuat menggunakan tangan / foto, atau memanfaatkan gambar / foto
yang sudah ada yang ditempelkan pada lembaran-lembaran flashcard.
Gambar-gambar yang ada pada flashcard merupakan rangkaian pesan yang
disajikan dengan keterangan setiap gambar yang dicantumkan pada bagian
belakangnya.
3. Variabel Penguasaan vocabulary pada siswa kelas V SDIT Dauroh
sebagai akibat dari penerapan flash card pada proses pembelajaran
a. Definisi Konseptual
Kosa kata (Inggris: vocabulary) adalah himpunan kata yang diketahui
maknanya/ dan dapat digunakan oleh seseorang dalam suatu bahasa,.
Kosakata seseorang didefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang
dimengerti oleh orang tersebut atau semua kata-kata yang kemungkinan akan
digunakan oleh orang tersebut untuk menyusun kalimat baru. Kekayaan
kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan gambaran dari
intelegensia atau tingkat pendidikannya.
b. Definisi Operasional
Berdasarkan kajian teori di atas, penelitian ini menyimpulkan dua
definisi operasional yang mewakili seluruh isi penelitian. Definisi
operasional dalam penelitian ini adalah:
1. penguasaan kosakata bahasa Inggris materi yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah cara meningkatkan proses menguasai perbendaharaan kata benda
berupa istilah dalam bahasa Inggris. Penguasaan yang dimaksud adalah
listening and repeating words, spelling dan word meaning
2. Pengusaan kosakata bahasa Inggris adalah kemampuan seseorang dalam
mengetahui dan memahami kosakata bahasa Inggris. Siswa kelas V SDIT
Dauroh telah menguasai kosakata bahasa Inggris apabila siswa telah dapat
membaca,mengartikan dan memahami kosakata bahasa Inggris yang
diajarkan.
4.Kisi-Kisi Instrumen
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen
Variable Kompeten
si Dasar Indikator
Format Tes
Nomer Item Ranah
Penguasaan kosakata Bahasa Inggris melalui Media Kartu Gambar
kosakata bahasa Inggris
Siswa mampu membaca , memahami , mengartikan ,mengulang dan menambah kosakata bahasa Inggris dengan pelafalan bahasa Inggris dan intonasi yang tepat.
Tes Pilihan Ganda
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20
C1 , C2 dan C3
Instrumen penelitian yang digunakan penulis berupa tes tertulis yaitu tes
vocabulary berbentuk soal pilihan ganda yang berjumlah 20 butir soal dimana
tiap butir soal disediakan 4 pilihan jawaban ( a, b, c, dan d ).
Sebelum diberikan pada kelompok sampel, instrumen tersebut penulis uji
pada sejumlah siswa yang mempunyai karakteristik yang sama dengan sampel
melalui tes try out yaitu pada 20 siswa kelas V pada SDIT Dauroh yang diambil
secara acak. Hal tersebut guna mengetahui apakah tes tersebut memenuhi kriteria.
Antara lain :
a. Valid
b. Reliabel
1. Realibilitas
Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang mempunyai
asal kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut
sebagai pengukuran yang reliable. Walaupun reliabilitas mempunyai berbagai
nama lain seperti keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, dan
sebagainya, namun ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah
sejauhmana hasil suatu pengukuran dapatdipercaya. ( Arikunto, 1997 : 170 )
Untuk mengetahui realibilitas tes, peneliti menggunakan rumus korelasi
Product Moment Pearson dengan teknik skor belahan awal dan skor belahan akhir.
Rumusnya yaitu:
rxy = N∑xy-(∑x)(∑y)
222
2
)( yyNxxN
( Arikunto, 1990:130 )
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi antara Variabel X dan Y
n : Jumlah sample
X : Skor belahan awal
Y : Skor belahan akhir
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa :
n = 20 ∑x² = 1007
∑x = 141 ∑y2
= 1092
∑y = 146 ∑xy = 1041
rxy = 20.1041 - (141)(146)
22 )146(1092.20)141(1007.20
= 20820 – 20586
21316218401988120140
= 234
524.259
= 234
135716
= 234
368,396
= 0,636
Kemudian, hasil dari uji korelasi dimasukkan dalam rumus untuk
memperoleh indeks reliabilitas dengan rumus Spearman Brown, yaitu :
r11 = 2X r 1/21/2
( 1 + r 1/21/2)
Keterangan :
r l/2l/2 .Indeks korelasi antara dua belahan instrument
rll : Realibilitas instrument
maka = 2 X 0,636
( 1 + 0,636)
= 1,272 = 0,775
1,636
Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh harga r hitung 0,775 setelah
dikonsultasikan ke r tabel dengan N = 20 dan d = 5 %, maka diperoleh harga r tabel
sebesar 0,444. Berarti rll lebih besar daripada rt ( 0,775 > 0,444 ). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel. Tabel dapat dilihat pada
lampiran.
2. Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan
dan kecermatan suatu alat ukur dalarn melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau
instrument pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat
tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukurnya yang sesuai
dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.
Untuk menguji validitas tes, penulis menggunakan teknik korelasi product moment
dari person dengan rumus :
rxy = N∑xy-(∑x)(∑y)
222
2
)( yyNxxN
( Arikunto, 1990:130 )
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
n : Jumlah sample
X : Nilai tes hasil try-out
Y : Nilai tes ulangan harian
Dari tabel pada lampiran dapat diketahui bahwa :
∑N = 20 ∑X² = 1045,25
∑X = 137 ∑Y² = 705
∑Y = 117 ∑XY = 845,55
rxy = N∑xy-(∑x)(∑y)
222
2
)( yyNxxN
rxy = 20.845,55 – (137)(117)
22 )117(705.20)137(25,1045.20
rxy = 16911 - 16029
13689141001876920905
rxy = 882
411.2136
= 882
877896
= 882 = 0,941
936,961
Dari hasil perhitungan tersebut, diperoleh harga r product moment 0, 941
setelah dikonsultasikan ke r tabel dengan taraf signifikasi 5 % maka diperoleh r tabel
0,444.
Dengan n = 20 dan d = 0,05 maka r hitung lebih besar dari pada r tabel (
0,941> 0,444 ), jadi dapat disimpulkan bahwa tes uji coba tersebut valid. Tabel dapat
dilihat pada lampiran
F. Penyajian Instrumen
Penelitian ini dilaksanakan menggunakan 2 kelompok :
a. Kelompok I : Sebagai sampel penelitian terdiri dari 20 siswa yang
diajar dengan media flash card beserta LKS.
b. Kelompok II : Sebagai sampel pengendali terdiri dari 20 siswa yang
diajar hanya menggunkan LKS
G. Metode Pengumpulan Data Penelitian
Dalam teknik pengumpulan data, penulis memberikan test tertulis berupa test
vocabulary berisi test pilihan ganda berisi 20 soal dengan 4 pilihan jawaban (a, b,
c, dan d) di setiap butir tesnya.
H. Metode Analisa Data Penelitian
Teknik analisa data penelitian ini yaitu dengan rumus :
1. Mencari Mean
Yaitu mencari rata - rata nilai siswa
Rumus :
X : X
N
( Arikunto, 2002 )
Keterangan :
X : nilai rata - rata
∑ X : jumlah nilai
N : jumlah siswa
2. Standar Deviasi
Menggunakan rumus :
SD : )( XXi²
N
( Arikunto, 2002 )
Keterangan :
SD = Standar Deviasi
S(Xi-X)² = Deviasi dari Mean Kuadrat
N = Jumlah Sampel
3. Standar Deviasi Gabungan
Menggunakan rumus:
S² : ( n1 – 1 ) S² + ( n2 – 1 ) S²
n1 + n2 - 2
( Arikunto, 2002 )
Keterangan :
S1 = Standar Deviasi dari Kelompok I
S2 = Standar Deviasi dari Kelompok II
n1 = Jumlah Sampel Kelompok I
n2 = Jumlah Sampel Kelompok II
4. t-test
t = 21 XX
S
nn 21
11
( Arikunto, 2002 )
Keterangan :
1x = Mean Kelompok I
2x = Mean Kelompok II
S = Varians Gabungan
n1 = Jumlah Sampel Kelompok I
n2 = Jumlah Sampel Kelompok II
Dengan taraf signifikasi 0,05 bila hasil t hitung lebih besar dari pada t
tabel maka Ho ( Hipotesis nihil ) ditolak dan HI ( Hipotesis Penelitian)
diterima, begitu juga sebaliknya