Post on 28-Oct-2020
PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA DESA TERHADAP
AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI
KECAMATAN KANGAYAN
Oleh
NAELAVIKA
NPM : 714.2.2.0775
Program Studi : Akuntansi
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WIRARAJA
2018
1
PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA DESA TERHADAP
AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI
KECAMATAN KANGAYAN
Naelavika1, Akuntansi E-mail : Naelavika@yahoo.com
Hafidhah2, Akuntansi
E-mail : hafidhah@wiraraja.ac.id
Mohammad Herli3, Akuntansi
E-mail : mohammad herli@wiraraja.ac.id
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Wiraraja, Sumenep, Indonesia
ABSTRAK
Tujuan Penelitian- Kepemimpinan Kepala Desa adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh
Kepala Desa untuk mempengaruhi orang lain atau masyarakat desa dalam rangka untuk mencapai
tujuan yang sudah diprogramkan sebelumya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji adanya
pengaruh kepemimpinan Kepala Desa terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa di
Kecamatan Kangayan.
Metode Penelitian- Variabel dalam penelitian ini yaitu kepemimpinan Kepala Desa sebagai
variabel bebas dan akuntabilitas pengelolaan keuangan desa adalah variabel terikat. Jenis penelitian
ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Data dalam penelitian ini
adalah data primer dengan teknik pengumpulan data menggunakan angket atau kuesioner.
Pengukuran yang digunakan adalah skala likert. Teknik pengujian statistik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji validitas, reliabilitas, uji asumsi klasik, uji regresi linear sederhana, uji t dan
koefisien determinasi dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 20.0.
Hasil Penelitian- Hasil uji validitas menunjukkan bahwa data dinyatakan layak untuk mengukur
variabel yang diteliti dan berdasarkan uji normalitas data sudah dinyatakan berdistribusi normal.
Berdasarkan pengujian hipotesis dengan koefisien determinasi dapat diketahui bahwa
kepemimpinan Kepala Desa memiliki pengaruh signifikan terhadap akuntabilitas pengelolaan
keuangan desa sebesar 70,9% sedangkan sisanya 29,1% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar
penelitian yang tidak teramati.
Kata kunci : Kepemimpinan; Kepala Desa; Akuntabilitas dan Pengelolaan Keuangan Desa.
ABSTRACT
Research Purposes- Leadership of headvillage is ability owned by headvillage to influence another
people or community to reach goal who has programmed before. This research have goals to test
there is influence leadership of headvillage to management accountability of village financial in
Kangayan sub District.
Research Methods- The variable in this research is leadership of headvillage as free variable and
management accountability of village financial is bound variable. The kind of this research is
approach quantitative research. Data in this research is data primary with use technique data
collection use questionnaire. The measurement use likert scale. Technique statistic testing in this
research use validity test, reliability, classic assumption test, simple linear regression test, t test,
and coefficient of determination with use help software SPSS version 20.0.
Research Result- Result of validity test show that data declared feasible to measure variable which
researched and based data normality test has declared normally distributed. Based of hypothesis
test with determination coefficient can knew that the leadership of headvillage have importance
influence to management accountability of village financial as big as 70,9% while the rest 29,1%
influenced by another factors in out research is not observed.
Keywords : Leadership, Headvillage, Accountability and Management of Village Financial
1. PENDAHULUAN
2
Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan memperoleh pengikut atau
gaya yang digunakan pemimpin dalam mempengaruhi kegiatan seseorang
untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan. Tugas kepemimpinan pada
dasarnya terdiri dari dua bidang, yaitu pencapaian tujuan birokrasi dan
kekompakan orang yang dipimpinnya. Ruang lingkup dalam penugasan
kepemimpinan selain mengatur dan mendukung dalam suatu organisasi, juga
harus memberikan penilaian dan menyimpulkan sebagai landasan untuk
memikirkan lebih lanjut (Kartono, 2014:6).
Kepala Desa sebagai seorang pemimpin dalam suatu organisasi desa
mempunyai tanggungjawab untuk mempengaruhi bawahannya atau
masyarakat desa dalam upaya untuk mencapai tujuan yang diperogramkan
sebelumnya. Salah satu tanggungjawab Kepala Desa sebagai seorang
pemimpin yaitu melaksanakan pengelolaan keuangan desa sesuai dengan
peraturan yang sudah ditetapkan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014
tentang bagaimana cara pengelolaan keuangan desa, yang terdapat di pasal 2
ayat 12 menjelaskan bahwa “pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa
adalah Kepala Desa atau sebutan nama lain yang karena jabatannya
mempunyai kewenangan menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan
keuangan desa”. Pengelolaan keuangan desa dikhususkan untuk peningkatan
pembangunan desa, namun untuk saat ini berbanding terbalik dengan keadaan
sebenarnya, karena terjadi banyak penyelewengan yang berkaitan dengan
pengelolaan keuangan desa, seperti yang telah terjadi di Kabupaten Purworejo
Jawa Tengah dan yang terjadi di Pulau Kangean desa Arjasa Kecamatan
Arjasa.
Terjadinya penyelewengan keuangan desa disebabkan karena salah satu
faktor, yaitu penyalahgunaan kekuasaan yang dimiliki oleh Kepala Desa.
Dimana semua keputusan yang menyangkut desa serta pengelolaan keuangan
desa menjadi tanggungjawab Kepala Desa sebagai seorang pemimpin dalam
organisasi desa.
3
Dari pernyataan di atas, peneliti berinisiatif untuk menguji pengaruh
kepemimpinan Kepala Desa terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa
yang berada di Kecamatan Kangayan. Alasan peneliti memilih Kecamatan
Kangayan karena kepemimpinan Kepala Desa yang berada di Kecamatan
Kangayan rata-rata kurang bertanggungjawab atas apa yang terjadi di desa,
dalam artian Kepala Desa sering mengabaikan masalah atau kepentingan di
desa, dikarenakan Kepala Desa sering tidak ada ditempat. Dimana Kepala Desa
jarang melakukan pengawasan terhadap semua kegiatan yang terjadi di desa.
Melihat fenomena yang terjadi di Kecamatan Kangayan, maka akan
berdampak negatif terhadap terlaksananya pembangunan desa serta
pengelolaan keuangan desa, Sehingga perkembangan pembangunan desa yang
berada di Kecamatan Kangayan Kabupaten Sumenep akan berkurang.
Demikian penjelasan yang sudah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Desa
Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa di Kecamatan
Kangayan”.
2. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
a. Kepemimpinan
Kartono (2014:6) menjabarkan bahwa kepemimpinan adalah
kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain atau sekelompok
orang untuk mencapai tujuan yang sudah diprogramkan sebelumya.
Sedangkan Arifin (2012:41) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah
proses pengarahan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan
tugas dari anggota kelompok.
Sunanto (2014) menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah aktifitas
yang bersifat seni dalam rangka untuk menciptakan kesesuaian
pemahaman, jadi setiap pemimpin harus melakukan kerja sama dengan
sebaik mungkin serta harus mampu mempengaruhi bawahan dengan tujuan
untuk mencapai hasil yang sudah ditetapkan.
4
Dari devinisi diatas dapat disimpulkan, bahwa kepemimpinan
merupakan suatu hubungan dimana seseorang mempunyai kemampuan
mempengaruhi orang lain agar saling bekerja sama dalam rangka untuk
mencapai tujuan yang sudah ditentukan oleh pemimpin dan bawahan.
Kepemimpinan merupakan orang yang memiliki kewenangan untuk
memberikan sebuah tugas.
Kartono (2006: 93) menjelaskan fungsi kepemimpinan adalah
menuntun, memandu, membimbing, membangunkan motivasi dan selalu
menjalin atau menjaga dengan baik komunikasi yang positif, serta
mempengaruhi para pengikutnya kepada cara atau jalan yang dituju, yang
sesuai dengan perencanaan yang sudah ditentukan bersama.
Fungsi kepemimpinan itu sendiri dikelompokkan dalam dua dimensi,
sebagai berikut:
1) Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan
serta mempengaruhi dalam tindakan seorang pemimpin, yang ternilai
pada hasil orang-orang yang dipimpinnya dan;
2) Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan serta bimbingan
yang melibatkan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan
tugas kelompok.
b. Kepala Desa
Hamzah (2015:31) menjelaskan bahwa Kepala Desa adalah kepala
pemerintahan desa yang memimpin atas semua kegiatan yang terlaksana
dan juga sebagai penanggungjawab atas segala sesuatu yang terjadi baik
terhadap masyarakat ataupun tugas yang diberikan oleh Negara. Kepala
Desa memiliki peran penting dalam kedudukannya sebagai wakil dari suatu
Negara, yang mempunyai fungsi pemimpin masyarakat di desa dan
mengelolah seluruh keuangan desa.
Kepala Desa merupakan suatu jabatan resmi yang telah diatur dan
diberikan oleh pemerintah yang mempunyai kemampuan untuk bertindak
secara tegas dan adil, dengan meliputi proses mempengaruhi orang lain
5
dalam menentukan tujuan suatu organisasi, dengan cara memotivasi
perilaku atau sifat pengikut untuk mencapai tujuan (Yulindra 2013).
Kepala Desa merupakan pimpinan dari Pemerintah Desa dengan
segala tugas yang harus dipertanggungjawabkan, Kepala Desa memiliki
masa jabatan selama 6 (enam) tahun sesuai peraturan yang telah ditentukan,
tapi dapat diperpanjang lagi untuk satu kali masa jabatan berikutnya.
Kepala Desa merupakan penyelenggara dan sekaligus sebagai penanggung
jawab atas berjalannya kegiatan pemerintahan dan pembangunan di
masing-masing wilayah.
Dalam pernyataan Hamzah (2015:32) Kepala Desa mempunyai tugas
untuk melaksanakan pemerintahan desa, melaksanakan pembangunan
desa, pembinaan masyarakat, dan pemberdayaan masyarakat. Dalam
melaksanakan tugas, kepala desa berwenang:
1. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa;
2. Mengangkat dan memberhentikan Perangkat Desa;
3. Memegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa dan aset desa;
4. Menetapkan peraturan desa;
5. menetapkan anggaran pendapatan serta belanja desa;
6. Membina kehidupan masyarakat desa;
7. Membina ketentraman dan ketertiban masyarakat desa;
8. Membina dan meningkatkan perekonomian desa agar mencapai
perekonomian yang efektif untuk terwujudnya kemakmuran
masyarakat;
9. Mengembangkan sumber pendapatan desa;
10. Mengembangkan dan meningkatkan kehidupan sosial budaya
masyarakat;
11. Memanfaatkan teknologi sesuai kebutuhan yang bermakna dan;
12. Mengelolah serta mengawasi pembangunan desa secara benar dan
terbuka.
6
c. Akuntabilitas
Nasirah (2016) menyatakan bahwa akuntabilitas merupakan suatu
instrumen untuk kegiatan kontrol terutama untuk pencapaian hasil dalam
pelayanan publik. Dalam hubungan kegiatan dengan pelayanan publik
diperlukan evaluasi kerja yang dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh
mana hasil pencapaian serta bagaimana cara-cara yang digunakan untuk
mencapai tujuan. Sedangkan Rambe (2015:21) menyatakan akuntabilitas
adalah mempertanggungjawabkan aktifitas sumber daya dan kegiatan
kebijakan yang diberikan kepada yang bertanggungjawab atas pelaporan
untuk mencapai tujuan.
Akuntabilitas merupakan perwujudan kewajiban seseorang untuk
mempertanggungjawabkan pengelolaan dari awal hingga akhir dalam
rangka untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Hubungan
akuntabilitas dengan kepemimpinan Kepala Desa berarti dapat
disimpulkan bahwa akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban
Pemerintah Desa dalam mengelolah keuangan desa yang sesuai dengan
amanah dan kepercayaan yang diberikan oleh Pemerintah Negara.
Bertanggungjawab berarti mengelolah keuangan dengan baik, jujur, tidak
melakukan penyelewengan (tidak makan uang rakyat).
Akuntabilitas publik terdiri atas 2 macam menurut (Arista Widiyanti:
2017).
1. Akuntabilitas Vertikal
Pertanggungjawaban vertikal merupakan pertanggung jawaban
kepada pimpinan yang lebih tinggi, misalnya pertanggungjawaban
unit kerja kepada Pemerintah Daerah, pertanggungjawaban
Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat.
2. Akuntabilitas Horizontal
Pertanggungjawaban horizontal adalah pertanggung jawaban kepada
masyarakat umum. Akuntabilitas perlu dilakukan melalui media yang
akan dapat dikomunikasikan kepada pihak internal dan eksternal
(publik).
7
d. Pengelolaan Keuangan Desa
Hamzah (2015:147) menyatakan keuangan desa adalah semua yang
menjadi hak dan kewajiban desa yang bisa diukur melalui uang yang
berhubungan dengan segala kegiatan yang terjadi di desa. Pengelolaan
keuangan desa adalah semua yang mencakup atas kegiatan yang terjadi di
desa, yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan
dan pertanggungjawaban (Hamzah, 2015:174).
Nurcholis (2011:81) menjelaskan keuangan desa berasal dari
pendapatan desa dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa).
Penyelenggaraan urusan pemerintahan desa yang menjadi tanggungjawab
kewenangan desa mendapat dana dari APBDesa. bantuan pemerintahan
pusat, dan bantuan pemerintah daerah. Penyelenggaraan urusan pemerintah
daerah yang disegelenggarakan oleh Pemerintah Desa didanai oleh
APBDesa. Adapun tahapan pengelolaan keuangan desa diatur secara garis
besar dari tahap perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan
pertanggungjawaban.
e. Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah
terdapat pengaruh antara kepemimpinan Kepala Desa terhadap
akuntabilitas pengelolaan keuangan desa.
3. METODE PENELITIAN
a. Jenis Penelitian dan Gambaran Populasi
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah data kuantitatif dengan cara
menyusun dan mengolah data-data nilai dari suatu pengaruh atau penelitian
yang mengungkapkan besar kecilnya suatu pengaruh antar variabel yang
dinyatakan dalam angka-angka (Muslich, 2010:2-3). Pada penelitian ini,
peneliti menggunakan populasi Kepala Desa, Sekretaris Desa, Bendahara
Desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Lembaga Kemasyarakatan
Desa (LKD) dan Pelaksana Kewilayahan.
8
b. Sampel
Sampling jenuh merupakan metode yang akan digunakan dalam
penelitian ini, adapun sampel yang digunakan dalam penelitian tersebut
adalah keseluruhan yang menjadi populasi digunakan sebagai sampel,
dimana peneliti tanpa melakukan pertimbangan atau secara acak, yaitu
Kepala Desa, Sekretaris Desa, Bendahara Desa, Badan Permusyawaratan
Desa (BPD), Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD) dan Pelaksana
Kewilayahan.
c. Sumber dan Jenis Data
Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif yang merupakan data primer sehingga teknik pengumpulan
datanya dengan penyebaran kuesioner. Didalam penelitian ini peneliti
menggunakan kuesioner tertutup, dengan kata lain hasil dari jawaban dari
pernyataan yang ada dalam kuesioner telah diarahkan oleh peneliti, agar
para responden mudah dalam memilih jawaban yang telah disediakan
sesuai dengan pendapat dari responden itu sendiri.
d. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Uji validitas dengan tujuan untuk mengetahui tingkat seberapa besar
butir-butir pernyataan mewakili konsep yang diukur, dalam artian
dilakukan untuk mengidentifikasi item pernyataan, yaitu dimaksudkan
untuk menghilangkan pernyataan atau pertanyaan yang tidak relevan,
dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat kevalidan data dengan
membandingkan nilai r tabel dan nilai r hitung, dimana jika nilai r
hitung lebih tinggi dari r tabel maka data dikatakan valid.
2. Uji reliabilitas dengan tujuan untuk mengetahui apakah data sudah
realibel dengan menggunakan kriteria nilai Cronbach’s Alpha harus
lebih besar dari 0,6.
3. Uji normalitas berguna untuk menguji akan sebuah data apakah
berdistribusi secara normal atau tidak. Dalam pengujian ini digunakan
metode Kolmogorof Sminov, yaitu dapat dikatakan data berdistribusi
9
normal apabila nilai signifikan yang dihasilkan harus lebih besar dari
0,05.
4. Uji heteroskedastisitas merupakan uji asumsi klasik yang mempunyai
tujuan untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidak
samaan varian dan residual dari pengamatan satu ke pengamatan yang
lain dengan cara melihat gambar Scatterplot, data tidak mengalami
masalah heteroskedastisitas apabila titik-titik menyebar secara acak dan
tidak berbentuk pola apapun.
5. Uji autokorelasi dilakukan bertujuan untuk mengetahui ada atau
tidaknya masalah autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin –
Watson.
6. Uji t dilakukan untuk menguji apakah terdapat pengaruh antara variabel
bebas terhadap variabel terikat dengan melihat nilai signifikan harus
lebih kecil daripada 0,05.
7. Uji determinasi merupakan tingkat berapa besar variabel bebas mampu
mempengaruhi variabel terikatnya dengan kriteria Apabila besarnya R2
mendekati angka 1 model dapat dikatakan semakin tepat.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hasil Analisis
Responden yang dipilih dalam penelitian ini dengan cara dibagikan
kuesioner adalah Kepala Desa, Sekretaris Desa, Bendahara Desa, Badan
Permusyawaratan Desa (BPD), Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD)
dan Pelaksana Kewilayahan. Jumlah kuesioner yang disebar adalah enam
kuesioner untuk masing-masing desa yang berada di Kecamatan Kangayan
dengan jumlah keseluruhan Sembilan desa, sehingga total kuesioner yang
disebar yaitu 54 kuesioner.
Adapun hasil analisis data adalah sebagai berikut :
10
1. Uji Validitas
Tabel 1
Hasil Uji Validitas
NO. Variabel R
hitung
R
tabel
Ket
1 Bebas (X)
P1 0,546 0.273 Valid
P2 0,330 0.273 Valid
P3 0,331 0.273 Valid
P4 0,737 0.273 Valid
P5 0,418 0.273 Valid
P6 0,592 0.273 Valid
P7 0,498 0.273 Valid
P8 0,514 0.273 Valid
P9 0,367 0,273 Valid
P10 0,643 0.273 Valid
P11 0,635 0.273 Valid
P12 0,543 0.273 Valid
P13 0,568 0.273 Valid
P14 0,680 0.273 Valid
P15 0,599 0.273 Valid
2 Terikat (Y)
P1 0,510 0.273 Valid
P2 0,696 0.273 Valid
P3 0,602 0.273 Valid
P4 0,562 0.273 Valid
P5 0,546 0.273 Valid
P6 0,692 0.273 Valid
P7 0,419 0.273 Valid
P8 0,513 0.273 Valid
P9 0,695 0.273 Valid
P10 0,669 0.273 Valid
P11 0,658 0.273 Valid
P12 0,592 0.273 Valid
P13 0,716 0.273 Valid
P14 0,504 0.273 Valid
P15 0,716 0.273 Valid
P16 0,437 0.273 Valid Sumber : Output SPSS 20.0
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa Hasil uji validitas
menunjukkan setiap butir pernyataan pada variabel kepemimpinan Kepala
Desa dan variabel akuntabilitas pengelolaan keuangan desa mendapatkan
hasil r hitung lebih besar dari nilai r tabel. Sehingga dapat dinyatakan
11
bahwa seluruh pernyataan pada kedua variabel tersebut valid atau layak
digunakan sebagai instrumen penelitian.
2. Uji Reliabilitas
Tabel 2 :
Hasil Uji Reliabilitas
NO. Variabel Cronbach’s
Alpha
Nilai
Minimal
Ket
1 Bebas (X) 0,876 0,6 Realibel
2 Terikat (Y) 0,911 0,6 Realibel Sumber : Output SPSS 20.0
Dari hasil tabel di atas menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha pada
variabel kepemimpinan Kepala Desa (0,876) dan variabel akuntabilitas
pengelolaan keuangan desa (0,911), sehingga nilai dari kedua variabel
lebih besar dari 0,6 maka data dinyatakan realibel.
3. Uji Normalitas
Tabel 3 :
Hasil Uji Normalitas
One Kolmogorov-Smirnov Nilai Sig Keterangan
Unstandardized Residual 0,069 Data Normal Sumber : Output SPSS 20.0
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai asymp.sig
sebesar 0,069 > 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa data tersebut
berdistribusi normal.
4. Uji Heteroskedastisitas
Gambar 1
Scatterplot Sumber : Output SPSS 20.0
Berdasarkan gambar Scatterplot di atas dapat terlihat bahwa titik-titik
menyebar secara acak dan penyebaran titik-titik tersebut tidak membentuk
12
suatu pola apapun, sehingga dapat disimpulkan bahwa gambar Scatterplot
pada uji heteroskedastisitas diatas tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas.
5. Uji Autokorelasi
Tabel 4 :
Hasil Uji Autokorelasi
Nilai
Durbin – Watson dU 4-dU Keterangan
2,278 1,5917 2,41 Tidak Mengalami
Autokorelasi Sumber : Output SPSS 20.0
Berdasarkan hasil uji autokorelasi menunjukkan bahwa nilai dU ≤
DW ≤ (4 - dU) dimana 1,5917 ≤ 2,278 ≤ (2,41), sehingga dapat
disimpulkan bahwa data tersebut tidak terjadi masalah autokorelasi.
6. Uji t
Tabel 5 :
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 9,202 8,369 1,100 ,277
Kepemimpinan Kepala
Desa (X) ,966 ,086 ,842 11,260 ,000
a. Dependent Variable: Akuntabilita Pengelolaan Keuangan Desa (Y)
Sumber : Output SPSS 20.0
Berdasarkan hasil olahan data uji parsial di atas dapat disimpulkan
bahwa variabel kepemimpinan Kepala Desa (X) memiliki nilai t sebesar
10,748 dan nilai signifikan variabel kepemimpinan Kepala Desa (0,000) <
(0,05), hal ini menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan Kepala Desa
signifikan karena kurang dari 5% dan hipotesis diterima. Dapat
disimpulkan bahwa variabel kepemimpinan Kepala Desa secara statistik
berpengaruh signifikan terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa.
7. Uji Koefisien Determinasi (R Square)
13
Tabel 6 :
Hasil Uji Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,842a ,709 ,704 3,275 2,278
a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan Kepala Desa (X)
b. Dependent Variable: Akuntabilita Pengelolaan Keuangan Desa (Y)
Sumber : Output SPSS 20.0
Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa koefisien korelasi (R = 0,842)
artinya variabel bebas yaitu kepemimpinan Kepala Desa mempunyai
pengaruh terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa. Sedangkan
koefisien determinasi atau R Square sebesar 0,709 yang berarti 70,9%.
Variabel bebas mampu mempengaruhi variabel terikat sebesar 70,9%
sedangkan sisanya 29,1% dipengaruhi variabel yang tidak diteliti seperti
pengawasan, hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Naimah 2017.
b. Pembahasan
Pengaruh Kepemimpinan Kepala Desa Terhadap Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan Desa
Berdasarkan hasil uji t dengan nilai signifikan sebesar 0,000 yang
dinyatakan lebih kecil dari 0,05 maka diperoleh keterangan bahwa variabel
kepemimpinan Kepala Desa memiliki pengaruh signifikan terhadap
akuntabilitas pengelolaan keuangan desa dalam artian (Ha) diterima.
Sedangkan hasil dari uji determinasi atau R Square sebesar 0,709 yang
berarti 70,9%. Pada hal ini dapat dinyatakan bahwa variabel bebas yaitu
kepemimpinan Kepala Desa mempengaruhi variabel terikat yaitu
akuntabilitas pengelolaan keuangan desa sebesar 70,9%, sedangkan
sisanya 29,1% dipengaruhi variabel yang tidak diteliti seperti pengawasan,
hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Naimah 2017. sehingga dapat
dinyatakan bahwa semakin baik kepemimpinan Kepala Desa maka
semakin meningkat pula terjadinya akuntabilitas pengelolaan keuangan
desa.
14
Kepemimpinan Kepala Desa merupakan suatu hal yang sangat
penting adanya di setiap desa, karena pada hakikatnya Kepala Desa
mempunyai tanggungjawab dalam terlaksananya pengelolaan keuangan
desa yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu dari proses perencanaan,
pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban secara
baik. Adapun penjelasan pada proses pengelolaan keuangan desa yang
terjadi di Kecamatan Kangayan adalah sebagai berikut :
Pada tahap perencanaan yang merupakan tahap pertama yaitu dalam
kepemimpinan yang sudah terjadi di Kecamatan Kangayan, Pemerintah
Desa menyusun perencanaan pembangunan desa meliputi RPJM Desa dan
RKP Desa dan mengikutsertakan masyarakat dalam musyawarah. Kedua
yaitu tahap pelaksanaan, dalam rangka pengelolaan keuangan desa pada
kepemimpinan di Kecamatan Kangayan dapat dinyatakan kuat, karena
semua penerimaan dan pengeluaran desa dalam rangka pengelolaan
keuangan desa dilaksanakan melalui rekening desa. Ketiga tahap
penatausahaan, untuk kepemimpinan Kepala Desa yang ada di Kecamatan
Kangayan sudah terlaksana, karena Bendahara Desa melakukan pencatatan
setiap penerimaan dan pengeluaran dengan bentuk laporan setiap akhir
bulan secara tertib. Keempat tahap pelaporan, desa yang berada di
Kecamatan Kangayan dapat dikatakan berhasil karena Kepala Desa
menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa (APBD) kepada Bupati/Walikota berupa laporan baik pada
tahap pertama dan tahap akhir. Kelima tahap pertanggungjawaban yaitu di
Kecamatan Kangayan dapat dikatakan baik karena laporan
pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa (APBD) terdiri dari pendapatan, belanja dan pembiayaan.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Edi Sunanto dan Ismanudin
(2014) dan juga penelitian Musriadi (2012) yang menyatakan bahwa hasil
penelitian tersebut menunjukkan pengaruh kepemimpinan Kepala Desa
terhadap pelayanan administrasi pemerintahan bidang layanan sipil cukup
kuat dan signifikan.
15
8. RINGKASAN DAN KESIMPULAN
a. Ringkasan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kepemimpinan
Kepala Desa terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa di
Kecamatan Kangayan. Peneliti melakukan pengamatan terhadap desa yang
berada di Kecamatan Kangayan yang dilakukan terhadap perangkat desa
yang sudah ditentukan untuk menjadi responden yaitu Kepala Desa,
Sekretaris Desa, Bendahara Desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD),
Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD) dan Pelaksana Kewilayahan pada
masing-masing desa, sehingga jumlah responden 54 orang diperoleh dari
(9 desa x 6 orang/desanya). Hasil penelitian menunjukkan bukti bahwa
kepemimpinan Kepala Desa dapat mempengaruhi terjadinya akuntabilitas
pengelolaan keuangan desa dengan baik.
b. Kesimpulan
Kepemimpinan Kepala Desa berpengaruh signifikan terhadap
akuntabilitas pengelolaan keuangan desa, dibuktikan dengan nilai
signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Dalam hal tersebut
dikarenakan Kepala Desa selalu dapat memantau dan bertanggungjawab
atas semua kegiatan di desa meskipun Kepala Desa tidak selalu mengawasi
secara langsung. Hal ini dikarenakan Kepala Desa berkoordinasi dengan
Perangkat Desa, dimana Perangkat Desa berpartisipasi serta melaporkan
semua hasil kegiatan kepada Kepala Desa. Sedangkan hasil dari pengujian
koefisien determinasi atau R Square Variabel bebas mampu
mempengaruhi variabel terikat sebesar 70,9% sedangkan sisanya 29,1%
dipengaruhi variabel yang tidak diteliti seperti pengawasan, hal tersebut
sesuai dengan hasil penelitian Naimah 2017.
16
DAFTAR PUSTAKA :
Amalia, Ridha Amalia. (2016). Pengaruh Kepemimpinan Kepala Desa Terhadap
Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Program Simpanan Keluarga
Sejahtera (Psks) (Studi di Desa Karang Anyar Kecamatan Jati Agung
Kabupaten Lampung Selatan). Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Lampung.
Arifin, Syamsul. (2012) LEADERSHIP ilmu dan seni kepemimpinan. Jakarta: Mitra
Wacan Media.
Erlina, Omar, dan Rasdianto. (2015). Akuntansi Keuangan Daerah berbasis akrual.
Jakarta: Salemba Empat.
Hamzah, Ardi. (2015). Tata Kelola Pemerintahan Desa Menuju Desa Mandiri,
Sejahtera dan Partisipatoris. Surabaya: Pustaka.
Hoesada, Jan. (2016) Akuntansi Pemerintahan. Jakarta: Salemba Empat.
Kartono, Kartini. (2014). Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Rajawali.
Marselinus, Ajang. (2015). Peran Kepemimpinan Kepala Desa Dalam
Meningkatkan Kinerja Aparatur Desa Di Desa Ujoh Bilang Kecamatan
Long Bagun Kabupaten Mahakam Ulu. Jurnal ilmu pemerintahan, 3(4).
Mulyana, Devi. (2015). peran kepemimpinan kepala desa dalam pembangunan
infrastruktur desa dendun kabupaten bintan tahun 2011-2013. Universitas
Maritim Raja Haji. Tanjung pinang.
Muslich, Muhammad. (2010). Metode Pengambilan Keputusan Pada Kuantitatif.
Jakarta Timur: PT Bumi Aksara.
Musriadi. (2012) Pengaruh Kepemimpinan Kepala Desa Terhadap Partisipasi
Masyarakat Dalam Pembangunan Di Desa Tanjung Batu Kecamatan
Tenggarong Seberang. Jurnal ilmu sosial MAHAKAM, 1(1).
Nurchalis, Hanif. (2011). Pertumbuhan dan Penyelenggaraan pemerintahan desa.
Jakarta: Erlangga.
Pasolong, Harbani. (2013) Kepemimpinan Birokrasi. Bandung: Alfabeta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005. Tentang Desa
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 113 Tahun 2014.
Tentang Pengelolaan Keuangan Desa
Sugiyono. (2017). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sunanto, Edi dan Ismanudin. (2014). Pengaruh Kepemimpinan Kepala Desa
Terhadap Pelayanan Administrasi Pemerintahan Bidang Layanan Sipil di
17
Desa Renjeng Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu. Jurnal aspirasi
(5)1.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014. Tentang Desa
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2015.
Widiyanti, Arista. (2017). Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan Alokasi
Dana Desa. (Studi Pada Desa Sumberejo dan Desa Kandung di Kecamatan
Winongan Kabupaten Pasuruan). Jurusan Akuntansi Fakultas ekonomi.
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim. Malang.
Widarjono, Agus. (2013). EKONOMETRIKA Pengantar dan Aplikasinya.
Yogyakarta: UPPP STIM YKPN.
Windayani, Fina. (2016). Pengaruh Kepemimpinan Kepala Desa Terhadap Tingkat
Partisipasi Masyarakat Dalam Program Ecovillage (Desa Mekarwangi,
Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung). Fakultas Ekologi Manusia Institut
Pertanian Bogor.
https://m.detik.com/news/berita-jawa-tengah/d-3613030/14-kades-di-purworejo-
tersangkut-kasus-korupsi-dana-desa.
https://m.akurat.co///id-78434-read-diduga-korupsi-dana-desa-kejati-sumut-tahan
kades-percut.
http://googleweblight.com/?lite_url=http://www.corongindonesia.com/2014/07/ko
rupsi-dana
desacalegterpilihdi.html&ei=r_cD3mTN&lc=idID&s=1&m=597&host=w
ww.google.co.id&ts=1513313731&sig=AOyes_SGVuTtMxwTOFSCBTa
Ve6cxsl-dOw