Post on 26-Aug-2021
i
PENGARUH DEBT FINANCING DAN EQUITY FINANCING TERHADAP PROFIT EXPENSE RATIO PADA
PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2015-2019
SKRIPSI
Oleh:
IRMA SANTI
NIM 105731129916
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR 2021
ii
HALAMAN JUDUL
PENGARUH DEBT FINANCING DAN EQUITY FINANCING TERHADAP PROFIT EXPENSE RATIO PADA
PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2015-2019
SKRIPSI
Oleh IRMA SANTI
NIM 105731129116
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Rangka Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Sastra 1 Akuntansi
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2021
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
PERSEMBAHAN
Karya ilmiah sederhana penulis persembahkan kepada:
Allah Swt atas rahmat yang diberikan
Kedua orang tua tercinta Ayahanda Sainal Abdi dan Ibunda Nuriati
serta Adik dan semua keluarga yang tak henti-hentinya mendoakan
dan memberi dukungan
Teman-teman dan sahabat yang selalu men-support dan memberi
motivasi
Serta semua orang yang terlibat dalam pembuatan skripsi saya.
MOTTO HIDUP
„‟Setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan dalam hidupnya, jatuh
berkali-kali kemudian bangkit kembali tapi tidak ada yang salah dengan itu
semua. Karena proses untuk sukses harus penuh pengorbanan. Yakinkan
dalam hati dengan doa,usaha,niat dan kerja keras yang tulus atas izin
ALLAH Swt akan membuahkan hasil terbaik karena dari proses itu kita
akan mengerti betapa berkesan dan berartinya suatu perjuangan.‟‟ (Irma
Santi)
iv
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Judul Penelitian : “Pengaruh Debt Financing Dan Equity Financing
Terhadap Profit Expense Ratio Pada Perbankan
Syariah Di Indonesia Periode 2015-2019”
Nama Mahasiswa : Irma Santi
No. Stambuk/ NIM : 105731129916
Program Studi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
PerguruanTinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar
Telah diujiankan serta dipertahankan di hadapan penguji pada Ujian Skripsi
yang dilaksanakan pada tanggal 30 Januari 2021 di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis di Ruangan IQ 7.1 Gedung Iqra Unismuh Makassar.
Makassar, 30 Januari 2021
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Agus Salim Harrang, SE., MM Linda Arisanty Razak, SE.,M.Si.Ak.CA
NIDN: 0911115703 NBM: 0920067702
Mengetahui Ketua Program Studi Akuntansi,
Dr. Ismail Badollahi, SE.,M.Si.Ak.CA.CSP NBM. 1 073428
Jalan. Sultan Alauddin No.259 Telp. 0411-866972 HP. 085230309264 Fax. 0411-865588 Makassar 90221 Gedung Iqra Lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar - Sulawesi Selatan
v
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi atas Nama IRMA SANTI, NIM :105731129916, diterima dan
disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi berdasarkan Surat Keputusan Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor: 0003/SK-Y/62201/091004/2021.
Pada tanggal 17 Jumadil Akhir 1442 H/ 30 Januari 2021 M, sebagai salah satu
syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
17 Jumadil Akhir 1442 H
Makassar,
30 Januari 2021 M
PANITIA UJIAN
1. Pengawas Umum : Dr. H. Ambo Asse.,M.A (………….)
(Rektor Unismuh Makassar)
2. Ketua : Ismail Rasulong, SE.,MM (...………..)
(Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis)
3. Sekretaris : Dr. Agus Salim HR, SE.,MM (...………..)
(WD I Fakultas Ekonomi Dan Bisnis)
4. Penguji : 1. Linda Arisanty Razak, SE., M.Si.Ak.CA (………….)
2. Muchriana Muchran, SE., M.Si.Ak.CA (………….)
3. Nurul Fuada, S.ST.,M.Si (………….)
4. Samsul Rizal, SE.,MM (………….)
Jalan. Sultan Alauddin No.259 Telp. 0411-866972 HP. 085230309264 Fax. 0411-865588 Makassar 90221
Gedung Iqra Lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar - Sulawesi Selatan
vi
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Irma Santi
Stambuk : 105731129916
Jurusan : Akuntansi
Dengan judul :“Pengaruh Debt Financing Dan Equity Financing
Terhadap Profit Expense Ratio Pada Perbankan
Syariah Di Indonesia Periode 2015 - 2019”
Dengan ini menyatakan bahwa :
Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah ASLI hasil karya sendiri, bukan hasil jiplakan dan tidak dibuat oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, 30 Januari 2021
Yang Membuat Pernyataan
Irma Santi NIM: 105731129916
Diketahui Oleh :
Dekan Ketua Program Studi
Ismail Rasulong, SE.,MM Dr. Ismail Badollahi, SE.,M.Si.Ak.CA.CSP NBM: 903078 NBM: 1073428
Jalan. Sultan Alauddin No.259 Telp. 0411-866972 HP. 085230309264 Fax. 0411-865588 Makassar 90221 Gedung Iqra Lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar - Sulawesi Selatan
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu.
Alhamdulillahi rabbil „alamin, puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua
dan tak lupa pula penulis kirimkan shalawat dan salam kepada junjungan nabi
besar muhammad SAW yang telah membawa manusia dari alam kegelapan
menuju alam yang terang menderang seperti sekarang. Atas segala nikmat yang
diberikan oleh Allah SWT Sang Pencipta, maka penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Debt Financing Dan Equity Financing terhadap
Profit Expense Ratio Pada Perbankan Syariah Di Indonesia Periode 2015-2019.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
pihak yang telah membantu, memberikan motivasi, arahan, bimbingan, dan doa,
serta semangat dalam penyusunan skripsi ini. Rasa terima kasih terutama dan
teristimewa penulis ucapkan kepada kedua orang tua, ayah dan ibu tercinta yang
senantiasa memberikan kasih sayang dan cinta, semangat, perhatian, dorongan
moriil dan materi serta doa restunya dengan tulus dan tanpa pamrih. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada saudara-saudaraku dan seluruh keluarga
besar karena telah memberikan semangat dan dukungan hingga akhir studi ini.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Prof Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Bapak Ismail Rasullong, SE., MM, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Makassar.
viii
3. Bapak Ismail Badollahi, SE.,M.Si. Ak, selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Dr. Agus Salim HR, SE.,MM selaku Pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga
skripsi dapat diselesaikan.
5. Bapak/Ibu Linda Arisanti Razak, SE.,M.Si.Ak.CA, selaku Pembimbing II yang
telah berkenan membantu selama penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.
6. Bapak/ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya
kepada penulis selama mengikuti kuliah.
7. Para staf karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi
angkatan 2016 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit bantuannya
dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna maka
dari itu diharapkan kepada semua pihak terutama yang membaca skripsi ini
untuk memberikan saran dan kritik yang membangun.
Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak utamanya
kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.
Billahi fisabilil Haq fastabiqul khairat, Wassalamualaikum Wr.Wb
Makassar, 20 0ktober 2020
IRMA SANTI
ix
ABSTRAK
Irma Santi, 2021. Pengaruh Debt Financing Dan Equity Financing Terhadap Profit Expense Ratio Pada Perbankan Syariah Di Indoneisia. Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing Oleh Pembimbing I Agus Salim Harrang dan Pembimbing II Linda Arisanty Razak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh debt financing dan equity financing terhadap profit expense ratio pada Perbankan Syariah di Indonesia. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan pendekatan eskplanatori.Penelitian ini menggunakan data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah di Indonesia periode 2015-2019. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling. Sampel berjumlah 9 perbankan dari 12 Bank Umum Syariah dengan menggunakan laporan keuangan triwulan periode 2015-2019 sehingga data penelitian yang dianalisis berjumlah 180 dengan menggunakan metode pengumpulan data dokumentasi melalui website resmi Otoritas Jasa Keuangan. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif, uji asumsi klasik, koefisisen determinasi dan uji hipotesis dengan menggunakan bantuan spss 21.
Hasil temuan pertama dalam penelitian ini menyatakan bahwa debt financing berpengaruh positif dan signifikan terhadap profit expense ratio. Artinya semakin tinggi debt financing perusahaan, maka semakin meningkat profit
expense ratio. Hasil temuan kedua dalam penelitian ini menyatakan bahwa equity financing berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profit expense ratio. Artinya Pendapatan atau keuntungan yang diperoleh dari usaha equity finaning ditentukan dari modal yang disalurkan. Semakin besar modal yang disalurkan semakin besar pula keuntungan yang didapatkan. Namun pada sistem bagi hasil bukan hanya berbagi keuntungan saja tapi siap pula berbagi kerugian dari hasil usaha yang dilakukan.
Kata Kunci : Debt Financing, Equity Financing, Profit Expense Ratio
x
ABSTRACT
Irma Santi, 2021. The Effect of Debt Financing and Equity Financing on the Profit Expense Ratio in Islamic Banking in Indonesia. Thesis of Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by Supervisor I Agus Salim Harrang and Supervisor II Linda Arisanty Razak.
This research was conducted to determine the effect of debt financing and equity financing on profit expense ratio in Indonesian Islamic banking. This type of research used in this research is quantitative. The approach used in this research is an explanatory approach. This research uses secondary data. The population in this study is Islamic banking in Indonesia for the 2015-2019 period. Samples were taken using purposive sampling technique. The sample consisted of 9 banks from 12 Islamic commercial banks using the 2015-2019 quarterly financial reports so that the research data analyzed was 180 using the documentation data collection method through the official website of the Financial Services Authority. The data analysis method used is descriptive data analysis, classic assumption test, coefficient of determination and hypothesis testing using the assistance of SPSS 21.
The first findings in this study state that debt financing has a positive and significant effect on profit expense ratio. This means that the higher the debt financing company, the higher the profit expense ratio. The second finding in this study states that equity financing has a negative and significant effect on profit expense ratio. This means that the income or profit obtained from the equity finaning business is determined from the capital channeled. The greater the capital distributed, the greater the benefits obtained. However, the profit sharing system is not only about sharing the profits but also being ready to share the losses from the results of the business being carried out.
Keywords: Debt Financing, Equity Financing, Profit Expense Ratio
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI .................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN .................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................. vii
ABSTRAK ............................................................................................................... ix
ABSTRACT ............................................................................................................. x
DAFTAR ISI ........................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Stewardship Theory ................................................................................. 9
B. Commercial Loan Theory ....................................................................... 10
C. Pengertian Bank Syariah ....................................................................... 10
D. Pembiayaan............................................................................................ 11
E. Debt Financing ......................................................................................... 15
xii
F. Equity Financing ...................................................................................... 20
G. Profit Expense Ratio ................................................................................ 23
H. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 24
I. Kerangka Konsep .................................................................................... 28
J. Hipotesis .................................................................................................. 28
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 31
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ................................................................. 31
C. Defenisi Operasional Variabel Dan Pengukuran ................................... 31
D. Populasi Dan Sampel ............................................................................. 33
E. Jenis Dan Sumber Data........................................................................35
F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 35
G. Metode Analisis ...................................................................................... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................................... 40
B. Hasil Penelitian ...................................................................................... 53
C. Pembahasan .......................................................................................... 61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 65
B. Saran ..................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
1.1 Penyaluran Pembiyaan Bank Umum Syariah ...................................................5
2.1 PenelitianTerdahulu .........................................................................................24
3.1 Operasional Variabel .......................................................................................33
3.2 Sampel Penelitian ............................................................................................34
4.1 Deskripsi Data Penelitian .................................................................................53
4.2 Hasil Uji Normalitas (K-S TEST) ......................................................................55
4.3 UjI Heteroskedastisitas ....................................................................................56
4.4 Uji Multikoenaritas ...........................................................................................57
4.5 Hasil Pengujian Hipotesis ................................................................................58
4.6 Hasil Koefesien Determinasi............................................................................60
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konsep ..............................................................................28
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Tabel perhitungan Debt Finacing ....................................................71
Lampiran 2 : Tabel Perhitungan Equity Financing ................................................72
Lampiran 3 : Tabel Perhitungan Profit Expense Ratio ..........................................73
Lampiran 4 : Uji SPSS ...........................................................................................74
Lampiran 5 : Surat Balasan ................................................................................79
Lampiran 6 : Uji Turnitin .......................................................................................80
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perbankan sangat berperan penting terhadap pertumbuhan ekonomi
di Indonesia. Di mana sektor perbankan berada pada posisi strategis dalam
melakukan usaha untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan
memberikan modal ataupun investasi dari pemilik dana (Firdaus dan
Prasetyo, 2016). Perbankan merupakan lembaga yang menghubungkan
antara unit ekonomi yang memerlukan dana dengan unit yang memiliki
kelebihan dana. Unit yang memilki kelebihan dana memberikan kepada
pihak yang membutuhkan agar dapat bermanfaat bagi kedua belah pihak
(Indriyanto et al, 2018). Menurut Machmud (2010:7) dalam penelitian
(Firdaus dan Prasetyo, 2016) Keberhasilan yang didapatkan kemudian
disalurkan kepada pemilik modal agar tercipta suasana yang harmoni.
Perkembagan perbankan di Indonesia yang selalu mengalami
peningkatan sangat berpengaruh terhadap aktivitas bank, dengan kinerja
dan pengelolaan yang baik akan mengurangi resiko-resiko yang dihadapi
perbankan syariah. Akan tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa terdapat
kelemahan yang sering terjadi pada perbankan seperti manajemen yang
tidak mendukung, terjadinya kredit bermasalah dapat berdampak pada
penurunan kinerja bank. Penurunan kinerja tersebut akan berpengaruh
terhadap penurunan kepercayaan masyarakat untuk mengelola dana
Haryanto (2017). Oleh karena bank harus memiliki kemampuan dalam
meningkatkan profitabilitasnya. Laba (profitabilitas) yang dihasilkan bank
syariah berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi bank syariah.
1
2
Untuk meningkatkan pertumbuhan bank ke arah yang lebih baik, dibutuhkan
suatu usaha dalam pencapaian keberhasilan yaitu memperoleh profitabilitas
tinggi. Dengan profitabilitas yang meningkat menunjukkan bahwa bank
syariah melakukan kinerja dengan baik, termasuk dalam memperoleh
keuntungan. Sebaliknya jika profit pada bank syariah rendah
mengindikasikan bank syariah tidak berkinerja dengan baik, terutama dalam
menghasilkan laba. Oleh karena itu untuk menjaga agar profitabiltas tidak
mengalami penurunan maka harus diperhatikan faktor yang
mempengaruhinya, agar memungkinkan suatu usaha dalam meningkatkan
pertumbuhan laba. Perbankan syariah harus mengetahui faktor yang dapat
berpengaruh terhadap peningkatan profitabilitas sehingga apabila bank
berpotensi lemah tidak terjadi penurunan profitabilitas. Maka dari itu sangat
diperlukan identifikasi terhadap faktor yang dapat berpengaruh terhadap
profitabilitas pada bank syariah, terutama yang harus diperhatikan adalah
kinerja internal bank syariah itu sendiri (Haq, 2015).
Semakin tinggi laba yang diperoleh menunjukkan bahwa manajemen
perusahaan dalam mengelola aset dan modal yang dimilikinya berkinerja
dengan baik karena dapat meningkatkan profitabilitas. (Kuraesin dan
Suryaman, 2017). Profitabilitas adalah salah satu indikator yang digunakan
dalam mengukur kinerja perusahaan. Untuk mengukur kinerja profitabilitas
biasanya digunakan rasio yaitu Return On Equity (ROE) dan Return On
Asset (ROA) (Haryanto, 2017). Namun dalam penelitian ini, profitabilitas
pada perbankan syariah diukur menggunakan Pofit Expense Ratio (PER).
Penelitian Susilawati (2017) menyatakan bahwa Profit Expense Rasio
digunakan pada perbankan syariah untuk menilai kinerja dalam
3
menghasilkan profitabilitas tinggi dengan beban-beban yang akan
ditanggungnya. Menurut Kamaruddin konsep efisiensi adalah hal yang
sangat penting dalam perbankan syariah. Dalam pandangan islam, konsep
efisiensi sesuai dengan prinsip syariah dalam mencapai tujuan organisasi
(Firdaus dan Prasetyo, 2016).
Menurut Anto dan Wibowo dalam mengukur kinerja perbankan dilihat
dari laba yang dimiliki bank tersebut. Laba yang didapatkan dipengaruhi oleh
dua faktor, yaitu faktor dari dalam (internal) dan faktor dari luar (eksternal).
Faktor internal meliputi kinerja pembiayaan, kualitas aset atau modal dan
produk pembiayaan bank. Faktor eksternal meliputi inflasi (kenaikan harga
secara terus menerus), struktur pasar, regulasi perbankan, tingkat suku
bunga dan tingkat pertumbuhan pasar (Kholis dan Kurniawati, 2018). Namun
dalam penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas pada
perbankan syariah yaitu produk debt financing (jual beli) dan equity financing
(bagi hasil). Adapun Debt Financing yaitu Murabahah, Istishna, Salam, Ijarah
dan Qardh, dan Equity Financing yaitu Mudharabah serta Musyarakah
(Indriyanto et al, 2018).
Debt financing adalah pembiayaan pada bank syariah dengan
keuntungan bank telah ditetapkan di awal dan merupakan bagian dari harga
atas produk atau jasa yang dijual, debt financing menggunakan teknik jual-
beli (Anita, 2017). Seiring dengan perkembangan perbankan syariah yang
begitu pesat dengan aset yang dimiliki terdapat suatu masalah di mana pada
tahun pada tahun 2017 mayoritas pembiayaan disalurkan pada debt
financing yaitu sebesar Rp.7.093.552 dengan komposisi murabahah yang
paling tinggi, sedangkan pembiayaan equity financing hanya sebesar
4
Rp.901.193 yang di dalamnya terdapat pembiayaan mudharabah dan
musyarakah. Seperti yang diketahui pada awal perkembangan perbankan
syariah pembiayaan yang disalurkan lebih dominan pada produk debt
financing sebagian orang memandang hal tersebut dalam batas wajar,
mengingat terdapat beberapa kendala yang terjadi dalam pembiyaan bagi
hasil (equity financing). Kendala tersebut dapat berasal dari dalam (internal)
maupun dari luar (eksternal) pada bank syariah (Indriyanto et al, 2018).
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan Firdaus dan
Prasetyo (2017) dan Susilawati, (2017) menyatakan bahwa debt financing
berpengaruh signifikan terhadap Profit expense ratio. Dimana semakin besar
tingkat debt financing maka semakin tinggi tingkat PER yang dihasilkan. Hal
ini disebabkan banyak masyarakat yang lebih memilih pembiayaan debt
financing dibandingkan dengan pembiayaan equity financing akan tetapi hal
tersebut tidak sesuai dengan tujuan awal didirakannya perbankan syariah.
Menurut Firdaus dan Prasetyo, (2017) Pembiayaan equity financing
berpengaruh signifikan terhadap Profit expense ratio. Karena penyaluran
dana kepada nasabah dengan sistem bagi hasil lebih pada penggunaan
modal kerja. Dengan modal yang dimiliki mereka dapat menjalankan
usahanya dengan kesepakatan keuntungan maupun kerugian ditanggung
kedua belah pihak, agar meminimalkan resiko kebangkrutan dengan
ketentuan keduanya harus menanamkan sikap jujur pada pelaksanaan
kegiatan usahanya. Sehingga besar kemungkinan akan terjadi perubahan
pola pikir masyarakat yang menggunakan pembiayaan konvensional beralih
pada bank syariah.
5
Penurunan kualitas pembiayaan menandakan bahwa bank umum
syariah belum mampu menjalankan kegiatan pembiayaan secara efektif dan
efisien, ada beberapa Bank Umum Syariah saja yang sudah melakukan
pembiayaan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu diperlukan penelitian
lebih lanjut mengenai pengaruh debt financing dan equity financing terhadap
profit expense ratio.
Tabel 1.1 Penyaluran Pembiayaan Pada Bank Umum Syariah
(Dalam Miliar Rp) 2016-2018
AKAD 2016 2017 2018
Debt Financing 117.735 125.503 131.066
Equity Financing 61.629 67.049 74.122
Sumber: Statistik Perbankan Syariah Januari 2019, data diolah
Berdasarkan dari tabel 1.1 di atas diketahui bahwa pertumbuhan
Debt Financing lebih mondiminasi dibandingkan dengan Equity Financing
dalam pembiayaan Perbankan Syariah. Hal ini tidak sejalan dengan tujuan
pendirian Bank Syariah menurut A. Wirman Syafei dalam penelitian Ika
Susilawati (2017) yaitu untuk mencapai falaah (kemenangan di dunia
maupun akhirat) dan dapat bermanfaat untuk kehidupan yang lebih baik ke
depannya. Tingkat Debt Financing lebih mendominasi dalam pembiayaan
Perbankan Syariah hal itu disebabkan Equity Financing memiliki beberapa
kendala di mana kendala dalam pelaksanaannya. Bank Syariah menilai
equity Financing memiliki resiko kerugian lebih tinggi karena bukan hanya
berbagi keuntungan tetapi siap pula untuk berbagi resiko kerugian, kecuali
bila resiko kerugian tersebut bukan berasal dari pihak yang diberi
pembiayaan. Maka dari itu, sangat dibutuhkan tingkat kepercayaan yang
tinggi dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat yang membutuhkan
6
dana. Jika dilihat equity Financing lebih mempunyai kelebihan dibanding
debt financing karena sistem yang digunakan dalam equity financing yaitu
bagi hasil di mana pembagiannya dilakukan secara adil dalam berbagi
keuntungan maupun kerugian sehingga pengelola dana dapat meningkatkan
kinerja usahanya karena tanggung jawab ditanggung kedua belah pihak dan
adanya group control di mana dilakukan pengawasan oleh pihak bank dari
pengelola dana sehingga dalam menjalankan usahanya dapat berjalan
dengan baik, berbeda dengan debt financing pihak bank mempercayakan
kepada peminjam dana tanpa dilakukan pengawasan sehingga dana yang
dikelola dipercayakan sepenuhnya kepada pengelola. (Susilawati, 2017).
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka peneliti
mengangkat penelitian yang berjudul “Pengaruh Debt Financing dan Equity
Financing Terhadap Profit Expense Ratio Pada Perbankan Syariah di
Indonesia Periode 2015-2019’’.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah debt financing berpengaruh terhadap profit expense ratio
terhadap Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2015-2019?
2. Apakah equity financing berpengaruh terhadap profit expense ratio
terhadap Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2015-2019?
7
C. Tujuan Penelitian
Dilihat dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui debt financing berpengaruh secara positif dan
signifikan atau tidak terhadap Profit Expense Ratio Pada Perbankan
Syariah di Indonesia Periode 2015-2019.
2. Untuk mengetahui equity financing berpengaruh secara positif dan
signifikan atau tidak terhadap Profit Expense Ratio Pada Perbankan
Syariah di Indonesia Periode 2015-2019.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
menambah pengetahuan tentang kegiatan pembiayaan pada perbankan
syariah yang berkaitan dengan penyaluran dana dalam hal ini
pembiayaan debt financing, equity financing serta ilmu tentang
akuntansi syariah dan dapat memberikan referensi dalam melakukan
penelitian mengenai pembiayaan pada Perbankan Syariah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Investor
Hasil Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu
pertimbangan bagi investor dalam memutuskan untuk melakukan
investasi.
b. Bagi Perusahaan
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu
acuan untuk mengetahui komitmen organisasi karyawan.
8
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi
peneliti selanjutnya mengenai pembiayaan pada Perbankan Syariah
di Indonesia.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Stewardship Theory
Stewardship theory merupakan keadaan manajer sebagai
steward melakukan kinerja bukan untuk tujuan individu tetapi
mengutamakan pada kepentingan bersama (principal). Teori ini juga
berpendapat dalam mencapai tujuan bersama kepentingan antara steward
dan principal bisa sejalan namun apabila keduanya memilki tujuan yang
berbeda, manajer harus tetap mengutamakan kebersamaan sehingga
dapat tercipta suasana yang harmoni dalam mencapai tujuan organisasi
yang sebenarnya.
Stewardship teori berada dalam ruang lingkup pembiayaan
lembaga perbankan syariah. Bank syariah yang merupakan pemilik dana
menyerahkan dana kepada nasabah (steward) yang telah dipercaya untuk
mengelolanya kemudian mengembalikan dana tersebut kepada pihak bank
syariah. Bank syariah memberikan kepercayaan penuh sehingga nasabah
dalam mengelola dana berjalan sesuai kesepakatan pada saat awal akad
pembiayaan agar tercapai tujuan dengan harapan kedua belah pihak
mendapatkan keuntungan. Keuntungan yang didapatkan dalam
pembiayaan tersebut akan menghasilkan pendapatan sehingga terjadi
peningkatan laba bank syariah agar kinerja keuangan berjalan dengan
lancar.
9
10
B. Commercial Loan Theory
Commercial loan theory berpendapat bahwa bank hanya dapat
memberikan pinjaman dengan surat dagang jangka pendek yang bisa
dicairkan dengan sendirinya (Self Liquiditing). Self Liquiditing merupakan
pembayaran kembali (angsuran) atas kredit atau pembiayaan tersebut
sebagai sumber untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (likuiditas).
Teori ini menjelaskan apabila dalam pembiayaan yang disalurkan banyak
nasabah menggunakan kredit perdagangan jangka pendek maka suatu
bank akan tetap liquid (Short Term) dan dicairkan dalam keadaan bisnis
tidak bermasalah (Hernawati dan Puspasari, 2018).
C. Pengertian Bank Syariah
Bank syariah merupakan badan usaha yang dalam
menjalankan kegiatannya selalu berpegang teguh pada ajaran islam dan
berpedoman pada prinsip-prinsip syariah untuk mencapai tujuan
organisasi. Dari berbagai jenis institusi keuangan, sektor perbankan paling
berpengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi. Secara umum
tujuan utama bank syariah yaitu untuk meningkatkan perekonomian
masyarakat dengan melakukan kegiatan perbankan, finansial (keuangan),
pembiayaan dan investasi berdasarkan syariat islam.
Menurut Undang-Undang tahun 2008 mengenai perbankan
syariah dan bank syariah adalah:
1. Perbankan syariah adalah segala kegiatan usaha yang di dalamnya
terkait tentang bank syariah.
2. Bank syariah adalah bank yang seluruh kegiatannya didasari pada
prinsip syariah. Bank syariah terdiri dari Bank Umum Syariah
11
(BUS), Unit Usaha
Syariah (UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)
(Adrianto dan Firmansyah, 2019)
Menurut Siswanto dan Sulhan (2008) dalam penelitian Rahayu
et, al (2016: 62) Bank syariah merupakan bank yang kegiatan usahanya
dijalankan sesuai syariat islam. Bank syariah dikatakan juga sebagai bank
islam tanpa sistem bunga, tidak hanya bergerak pada bidang usaha untuk
memperoleh keuntungan semata tetapi bank syariah juga mempunyai
tujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Fungsi bank
syariah yang pertama adalah sebagai manajer investasi, nasabah yang
menitipkan dana pada pihak bank kemudian dana tersebut akan dikelola
sebagai investasi. Fungsi kedua yaitu sebagai investor dana dari bank
syariah maupun dari nasabah yang dipercayakan akan diinvestasikan.
Fungsi ketiga sebagai penyedia jasa keuangan dan untuk pembayaran
seperti insako, transfer, kliring, letter of credit dan sebagainya.
D. Pembiayaan
Pembiayaan diartikan sebagai financing atau pembelanjaan, yaitu
dana yang digunakan dalam kegiatan investasi yang telah direncanakan
diawal baik dilakukan oleh individu maupun dilakukan bersama orang lain.
Menurut Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang perbankan
menyatakan pembiayaan sesuai dengan prinsip syariah yaitu adanya
kesepakatan dari pihak bank dan pihak lain untuk menyediakan dana dalam
melakukan kegiatan usaha setelah itu pihak yang telah dibiayai kemudian
mengembalikan uang atau dana dengan jangka waktu yang telah
ditentukan pada saat akad dengan keuntungan yang didapatkan dibagi
12
sesuai kesepakatan nasabah dan pihak bank (Adrianto dan Firmansyah,
2019).
Kebijakan pembiayaan suatu bank pada dasarnya merupakan
pernyataan secara garis besar tentang arah dan tujuan dari pembiayaan
pada bank tersebut. Arah dan tujuan harus sejalan dengan visi, misi dan
fungsi dari organisasi. Jika aktiva neraca bank umum diamati dengan
cermat maka akan terlihat bahwa sebagian besar dana operasional bank
umum diputarkan dalam pembiayaan yang telah diberikan, menurut
Adrianto dan Firmansyah, (2019) Ada beberapa proses atau tahapan yang
harus dilakukan dalam mengajukan pembiayaan hal tersebut berdasarkan
pada kebijakan yang diterapakan pada masing-masing bank. Tahapan
dalam proses pembiayaan yaitu:
1. Inisiasi
Adalah tahap pertama untuk menentukan kriteria calon
nasabah pembiayaan, agar dapat memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan oleh pihak bank. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan
yaitu:
a. Solisitasi, adalah pencarian calon nasabah yang memenuhi
kriteria dari pihak bank. Seperti menentukan pangsa pasar,
bisnis yang dituju, contohnya pemberian pembiayaan kepada
PNS, karyawan, dan lain- lain.
b. Evaluasi, adalah proses penilaian atau pengumpulan data
nasabah yang akan melakukan pembiayaan, yaitu pihak bank
berkunjung ke tempat nasabah kemudian membuat daftar
kunjungan, pengumpulan data yang dilakukan seperti
13
mengumpulkan data lengkap dari nasabah (KTP, KK, NPWP,
Nomor Rekening, Surat keterangan gaji, Proyeksi aliran khas
usaha, Jaminan dan proposal usaha yang dibiayai), kemudian
data-data tersebut di simpan pada file pembiayaan setelah itu
dilakukan identifikasian (persetujuan, profit nasabah, laporan
kunjungan dari pihak bank), tahapan evaluasi lanjutan yaitu
menilai kelayakan dari usaha tersebut apakah dapat dibiayai
atau tidak, tujuan dari pengambilan pembiayaan, mengetahui
latar belakang nasabah, jaminan yang diberikan dan checking.
c. Approval adalah tahap lanjutan dari evaluasi di mana pada
tahap ini Account Officer akan mempresentasikan usulan
pembiayaan pada komite pembiayaan. Setelah itu ditentukan
pembiayaan diterima atau ditolak, apabila ditolak maka pihak
bank akan mengembalikan semua berkas-berkas yang telah
dimasukkan, tetapi jika diterima berkas- berkas akan langsung
ditanda tangani oleh pihak bank dan nasabah akan diberikan
offering later yaitu dokumen yang akan menyatakan persetujuan
bank yang akan membiayai usaha yang dilakukan oleh
nasabah.
2. Dokumentasi
Dalam tahap dokumentasi nasabah menyerahkan berkas-
berkas yang telah disetujui pihak bank. Ada dua kegiatan yang
dilakukan dalam tahap ini yaitu dokumentasi sebelum
penandatanganan dan dokumentasi sebelum pencarian dana
nasabah.
14
3. Monitoring
Monitoring dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu monitoring
aktif dan monitoring pasif. Monitoring aktif adalah kunjungan
langsung yang dilakukan pihak bank ke tempat nasabah dan
memberikan laporan atas kunjungan yang dilakukan sedangkan
monitoring pasif adalah mengecek pembayaran dari nasabah setelah
itu melakukan evaluasi seperti memberikan perpanjangan atau
pengurangan jangka waktu dari dana yang telah dipinjam.
Menurut Rivai (2007) dalam penelitian Firdaus dan Prasetyo (2017)
tujuan dari pembiayaan adalah untuk memperoleh profit yang didapatkan
dari usaha yang dijalankan secara bersama-sama. Bank syariah dalam
memberikan pembiayaan akan mendapatkan keuntungan baik dari bagi
hasil maupun komisi. Namun pendapatan yang diperoleh dari bagi hasil dan
komisi sebagian digunakan untuk administrasi dalam jumlah tertentu,
setelah itu pendapatan dari perhitungan pembiayaan adalah laba yang
akan diperoleh bank syariah.
Menurut Kartini dan Arianto (2008) dalam penelitian Firdaus dan
Prasetyo (2017) Apabila dalam melakukan pembiayaan terjadi peningkatan
maka berpengaruh terhadap laba yang didapatkan pihak bank. Keputusan
pendanaan harus dilakukan dengan tepat agar tidak menimbulkan bentuk
biaya dalam modal yang tinggi sehingga tidak mengakibatkan rendahnya
profitabilitas perusahaan. Karena keputusan pendanaan atau struktur
modal sangat berpengaruh terhadap tinggi dan rendahnya profitabilitas
suatu perusahaan.
15
E. Debt Financing
Debt financing (pembiayaan piutang) adalah pembiayaan yang
dilakukan dalam bentuk pinjaman, dan merupakan aktiva bank yang dikelola
untuk menghasilkan pendapatan. Semakin seimbang antara dana yang
disalurkan untuk pembiayaan dengan pendapatan yang diperoleh
menandakan bahwa pihak manajemen bank melakukan kinerja dengan
baik dalam mengefisienkan penggunaan aset bank agar dapat
menghasilkan profit. Untuk mengukur tingkat efisiensi digunakan rasio
profitabilitas.
Menurut Gitman (2006) pendanaan pada Debt financing yaitu
“memberikan uang dalam bentuk pinjaman (hutang) untuk mendapatkan
dana. debt financing dibagi menjadi dua:
1. Short Term debt financing yaitu dana yang dikeluarkan untuk
membiayai kegiatan sehari-hari. Seperti membeli perlengkapan yang
dibutuhkan karyawan atau membeli persediaan. Short term debt
Financing dikatakan hutang jangka pendek karena jangka waktunya
kurang dari satu tahun.
2. Long term debt financing yaitu dana yang dikeluarkan untuk
membiayai asset. Seperti gedung atau bangunan, tanah,
perlengkapan dan mesin. Dikatakan hutang jangka panjang karena
pengembaliannya lebih dari satu tahun (Anita, 2017: 72)
Dalam Islam telah diharamkan melipat gandakan atau penambahan
nilai terhadap pinjaman seperti adanya suku bunga dalam bank
konvensional. Sedangkan Islam memperbolehkan jual beli karena
keuntungan yang dihasilkan merupakan marjin keuntungan dari selisih
16
antara harga jual dengan harga beli.
Berdasarkan firman Allah swt. dalam Q.S. Ar-Ruum ayat 39
menjelaskan tentang jual beli dan larangan riba yaitu.
وما آتيتم كاة تريدون وجه الل من ز وما آتيتم من ربا ليربو في أموال الناس فل يربو عند الل
ئك هم المضعفون فأول
Terjemahan:
“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).” (Kementrian Agama RI).
Firman Allah swt. dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 275 pula
menegaskan bahwa jual beli diperbolehkan dalam Islam yaitu.
ب م الر البيع وحر وأحل اللTerjemahan:
“Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (Kementrian Agama RI).
Kandungan dalam Q.S. Ar-Ruum ayat 39 di atas menjelaskan
tentang riba yaitu memberi untuk memperoleh lebih. Riba merupakan
pengembalian lebih dari hutang. Dalam ayat ini menegaskan bahwa
kegiatan bisnis yang megandung riba tidak mendapatkan berkah dari Allah
SWT dan tidak memperoleh pahala dari- Nya karena pemberian tersebut
sama halnya tdk ada ke ikhlasan di dalamnya sehingga Allah SWT
mengharamkan riba dan menghalalkan jual beli. Sedangkan dalam Q.S. Al-
Baqarah, 2: 275 menjelaskan bahwa Allah SWT menegaskan bahwa jual
beli dihalalkan dan riba diharamkan. Namun, banyak yang beranggapan
bahwa jual beli dan riba sama karena keduanya menghasilkan
keuntungan. Padahal, substansi keduanya sangat berbeda. Hal ini
17
disebabkan karena riba merugikan salah satu pihak dan jual beli
menguntungkan kedua belah pihak (Kementrian Agama RI).
Debt financing terdiri atas lima pembiayaan yaitu:
1. Murabahah
Murabahah merupakan transaksi jual–beli antara pihak
bank dan nasabah dengan jumlah keuntungan diberitahukan oleh
pihak bank (Anita, 2017). Menurut (Fadhila, 2015) murabahah yaitu
jual beli barang dengan tambahan keuntungan yang telah disepakati
sebelumnya. Dalam sistem murabahah, penjual akan memberi tahu
berapa harga dari produk yang dibelinya kemudian menentukan
tingkat keuntungannya (Dharma dan Pristianda,2018: 30).
Menurut Karim dalam penelitian Haq (2015) Murabahah
merupakan jenis pembiayaan dengan sistem jual beli barang dari
pihak bank dan nasabah. Bank membelikan produk atau barang dari
supplier sesuai kebutuhan yang diinginkan nasabah. Setelah itu bank
menjual barang yang di beli kepada nasabah dengan menambahkan
harga beli sesuai akad yang disepakati di awal agar pihak bank
mendapatkan keuntungan. Nasabah dapat melakukan pembiayaan
dengan memilih jenis transaksi berdasarkan metode yang
diinginkannya sesuai dengan kesanggupan. Metode transaksi dapat
dilakukan dengan cara tunai, cicilan, maupun tangguhan.
2. Istishna'
Istishna' adalah jual beli dengan pembayaran dilakukan
secara bertahap dan barang akan diberikan pada akhir periode
sesuai dengan akad. Mekanisme dari akad Istisnah‟ yaitu:
18
a. Nasabah mengajukan permohonan atas barang yang diinginkan
pada pihak bank.
b. Pihak bank dan nasabah melakukan negoisasi terkait
persyaratan, harga barang, dan sistem pembayaran.
c. Pihak bank dan nasabah telah sepakat menjalankan transaksi
dengan akad Istisnah‟.
d. Bank membeli barang dari supplier sesuai dengan keinginan
nasabah.
a. Nasabah melakukan pembayaran sebesar harga pokok margin
kepada bank dengan melakukan angsuran. (Adrianto dan
Firmansyah, 2019: 49).
3. Salam
Menurut Adrianto dan Firmansyah, (2019) akad salam adalah
akad transaksi yang berbasis jual beli sama seperti pembiayaan
murabahah. Akan tetapi ada perbedaan pada delivery barang yang
menjadi objek transaksi. Jika pada pembiayaan murabahah barang
diserahkan diawal, pada pembiayaan salam barang menjadi objek
transaksi yang dilakukan di belakang. Salam merupakan transaksi
jual beli barang dalam bentuk pesanan di mana pembayaran di awal
dan penyerahan setelah beberapa waktu sesuai dengan akad yang
disepakati kedua belah pihak. Pembiayaan akad salam, antara lain
pembiayaan modal kerja perkebunan atau pertanian pembiayaan
investasi barang modal, dan lain-lain. Mekanisme akad salam antara
lain:
19
a. Nasabah mengajukan permohonan atas barang yang
diinginkan kepada pihak bank.
b. Bank dan nasabah telah sepakat menjalankan transaksi
dengan akad salam.
c. Bank membelikan barang untuk nasabah sesuai
keinginannya.
d. Nasabah akan membayar angsuran sebesar harga pokok dan
margin. .
4. Ijarah
Ijarah adalah sewa-menyewa untuk mendapatkan upah
tenaga kerja tanpa ada perubahan kepemilikan terhadap sesuatu
yang diperjanjikan (Adrianto dan Firmansyah, 2019). Transaksi ijarah
yaitu adanya perpindahan manfaat. Pada dasarnya prinsip ijarah
memilki kesamaan dengan prinsip jual- beli, yang membedakan
hanya pada objek transaksi. Dalam ijarah objek transaksinya adalah
jasa sedangkan jual beli objeknya adalah barang. Pada akhir sewa
bank bisa saja menjual barang yang telah disewakan sebelumnya.
Oleh karena itu dalam perbankan syariah dikenal dengan ijarah
muntahiyyah bittamlik (sewa yang diikuti dengan berpindahnya
kepemilikan). Harga sewa sesuai dengan akad yang di sepakati pada
awal transaksi (Anita, 2017: 72).
Menurut Nilam Sari (2015) Sewa (ijārah) merupakan akad
sewa-menyewa barang. Dalam perbankan syariah dengan
pelayanan al-ijārah, pembayarannya dapat dilakukan dengan cicilan.
Namun banyak perbankan syariah lebih memilih menggunakan
20
ijārah al-muntahiya bi al-tamlīk karena lebih sederhana dari segi
akutansi. Selain itu, bank tidak perlu melakukan pemeliharaan
terhadap aset tersebut.
5. Qardh
Qardh adalah pemberian sejumlah harta kepada orang lain
dalam bentuk pinjaman yang dapat ditagih tanpa mengharapkan
imbalan (Anita, 2017). Menurut Nilam Sari (2015). Beberapa hal yang
biasanya diterapakan pada akad qardh adalah sebagai berikut:
1. Termasuk produk pelengkap untuk nasabah yang memiliki sifat
jujur dan ikhlas, yang memerlukan dana tambahan dalam
jangka waktu pendek. Nasabah akan mengembalikan dana
yang telah dipinjam dengan segera sesuai akad.
2. Memberikan kemudahan kepada nasabah yang membutuhkan
dana segera, tetapi nasabah tidak dapat mengeluarkan
dananya karena di simpan dalam bentuk deposito.
3. Memberikan produk yang dapat bermanfaat bagi usaha kecil
atau membantu sektor sosial yang membutuhkan.
Dari penjelasan seluruh transaksi pembiayaan debt financing
maka rumus yang dipakai adalah :
Debt Financing : Jumlah Murabahah+Istishna+Salam+Ijarah+Qardh × 100% Total Pembiayaan
F. Equity Financing
Menurut Anita (2017) equity financing adalah “Pembiayaan yang
dilakukan bank syariah di mana tingkat keuntungan bank ditentukan dari
besarnya keuntungan usaha sesuai dengan prinsip bagi hasil. Sedangkan
menurut Gitman equity financing merupakan dana yang didapat dari laba
21
ditahan dan saham .laba ditahan didapat dari sisa net income setelah
dikurangi dividen yang dibagikan kepada pemegang saham.
Allah berfirman dalam Q.S. Al-Muzzammil ayat 20 yaitu sebagai berikut.
وآخرون يضربون في الرض يبتغون من فضل الل ...
Terjemahan:
“....dan sebagian mereka berjalan di bumi mencari karunia Allah....”
(Kementrian Agama RI).
Kandungan Q.S. Al-Muzammil ayat 20 di atas menjelaskan bahwa
pembiayaan bagi hasil diperbolehkan dalam syariah Islam yang dapat
melakukan kerjasama dalam mencari rezeki yang Allah SWT telah tebarkan
di muka bumi ini. Hal ini disebabkan karena mencari rezeki merupakan
pekerjaan yang sangat mulia, bermanfaat dan harus dikerjakan sesuai
dengan perintah Allah swt dan dianjurkan pula untuk membantu sesama,
baik individu ataupun secara organisasi. Dengan pinjaman seperti itu
agama ini bisa ditegakkan dan urusan sosial kemasyarakatan bisa
terlaksana dengan baik (Kementrian Agama RI).
Ada 2 jenis pembiayaan equity financing yaitu:
1. Mudharabah
Pengertian pembiayaan mudharabah menurut (Inti Dwi
Permata et al., 2014), adalah perjanjian kerja sama usaha dua pihak
yaitu pihak pertama (shahibul maal) memberikan modal secara penuh
(100%), dan pihak kedua yang mengelola modal tersebut.
Keuntungan yang didapatkan dari usaha mudharabah dibagi sesuai
akad yang telah disepakati, dan jika terjadi kerugian maka yang
menanggung adalah pemilik modal selama kerugian bukan
22
disebabkan kelalaian dari pengelola (Darma dan Pristianda, 2018: 30).
Menurut (Janwari, 2015) dalam penelitian Anjani dan Hasmarani
(2016:39) Mudharabah merupakan akad antara dua belah pihak, yaitu
pihak bank akan memberikan modal dan pihak lainnya mengelola
modal dalam bentuk usaha, dan keuntungan yang didapatkan akan
dibagi secara adil sesuai dengan ketentuan bersama pada awal
perjanjian.
2. Musyarakah
Menurut Anita (2017: 73) Musyarakah merupakan akad
kerjasama antara dua pihak atau lebih dalam melakukan usaha dan
setiap pihak akan memberikan kontribusi dana. Menurut Rivai dalam
penelitian Rahayu et, al (2016) Pembiayaan musyarakah adalah
pembiayaan yang dilakukan pihak bank sebagai pemilik modal yang
akan turut serta mengelola usaha bersama dengan nasabah. Profit
yang di dapatkan dilihat dari berapa besarnya modal yang di
investasikan sesuai dengan akad sebelumnya dari pihak yang
bersangkutan. Apabila terjadi kegagalan dalam usaha maka
kerugian ditanggung bersama sesuai dengan seberapa besar modal
yang disertakan..
Persamaan dari equity financing adalah:
Equity Financing=Jumlah Mudharabah+Musyarakah × 100%
Total Aset
23
G. Profit Expense Ratio
Profit Expense Ratio yaitu cara mengukur profitabilitas dengan
beban-beban yang harus ditanggungnya. Efisiensi adalah salah satu
kinerja yang mendasari keseluruhan dari kinerja organisasi. Manajemen di
dalam suatu badan usaha, niaga, jasa dan industry perbankan, didorong
untuk mendapatkan keuntungan (profit) yang tinggi. Namun jika ingin
mendapatkan profit yang tinggi, manajemen harus memilik kinerja yang
baik. Setiap manajer atau pengusaha harus memiliki kepribadian yang baik
kapan pun dan di mana pun mereka berada, seperti pada pelayanan publik,
organisasi bisnis, maupun organisasi kemasyarakatan sosial (Firdaus dan
Prasetyo, 2017).
Persamaan dari PER adalah:
Profit Expense Ratio = Profit ×100%
Total Expense
24
H. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Peneliian Terdahulu
NO NAMA
PENELITI
JUDUL
PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
1. Teguh Yuli
Indriyanto,
Rusdiah
Iskandar, Dwi
Risma Deviyanti
(2018)
Akuntabel 15
(2), 2018 139-
147
Pengaruh debt
financing dan
equity financing
terhadap return
on equity pada
bank syariah
yang terdaftar
di bank
indonesia
Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa debt
financing berpengaruh secara positif dan
singnifikan terhadap ROE. Hal ini
menunjukkan bahwa besar kecilnya Debt
financing berpengaruh terhadap ROE,
Semakin tinggi atau semakin besanya Debt
Financing maka ROE semakin tinggi atau
semakin besar. Debt financing berpengaruh
positif dan signifikan terhadap ROE
dikarenakan Debt financing adalah
pembiayaan berdasarkan pada piutang bank
syariah yang berarti semakin tinggi
presentase pembiayaan semakin meningkat
profitabilitas Bank Syariah, ini terjadi karena
setiap bulan nasabah harus melunasi semua
kewajibannya kepada bank beserta dengan
margin yang telah ditentukan di awal
perjanjian. Hasil Penelitian ini menunjukkan
bahwa Equity financing berpengaruh negatif
signifikan terhadap ROE. Hal ini menunjukkan
bahwa besar kecilnya Equity financing
berpengaruh terhadap ROE, semakin tinggi
atau semakin besarnya Equity
financing maka ROE semakin rendah atau
kecil.
2. Amanda
Maulidiyah
Firdaus dan
Ari Prasetyo
(2017)
Firdaus, Et
Al/Jurnal
Ekonomi
Syariah Teori
Dan Terapan
Vol. 4 No. 6
Juni 2017.
Pengarug debt
financing dan
equity financing
terhadap profit
expense ratio
Perbankan
Umum Syariah
Periode
2011-2015
1. Debt financing dan Equity Financing
memiliki pengaruh signifikan terhadap
Profit Expense Ratio
2. Debt financing memiliki pengaruh signifikan
terhadap Profit Expense Ratio.
3. Equity Financing berpengaruh signifikan
terhadap Profit Expense Ratio.
25
3. Aneu Kuraesin
dan Suryaman
(2017)
Prosiding
Sentrinov Tahun
2017
Volume 3-
Issn: 2477-
2097
Analisis debt
financing dalam
meningkatka n
profitabilitas
Perbankan
Syariah
menggunaka n
regresi data
panel
Dari penelitian tersebut kesimpulan yang
dapat diambil adalah: 1. Berdasarkan analisis
regresi data panel, dihasilkan informasi bahwa
dalam jangka panjang Debt financing memiliki
pengaruh terhadap ROA 2. Berdasarkan
analisis regresi data panel, dihasilkan
informasi bahwa dalam jangka pendek debt
financing secara signifikan tidak berpengaruh
terhadap ROA. 3. Berdasarkan nilai speed of
adjustment ada sebesar 83.4 persen ketidak
seimbangan pada pengaruh jangka pendek
X1, X2 yang terkoreksi setiap
periodenya.
4. Dian Anita
(2018) STAR –
Study &
Accounting
Research | Vol
XIV No.2
– 2017
Pengaruh Debt
Financing Dan
Equity
Financing
Terhadap Profit
Expense Ratio
Bank Muamalat
dan Bank Jabar
Banten Syariah
di Kota
Bandung
Penelitian mengenai debt financing, equity
financing dan profit expanse ratiio di
simpulkan bahwa:
1. Secara keseluruhan variabel Debt
financing dan Equity financing secara
bersama-sama berpengaruh sebesar
61.6% terhadap Profit Expence . Angka
61.6% artinya perubahan yang terjadi
pada Profit Expence sebesar 61.6%
dipengaruhi oleh perubahan variabel
Debt Financing dan Equity Financing
.Adapun sebesar 38.4% disebabkan
adanya variabel lain yang tidak terlibat
dalam penelitian ini, antara lain DER.
BOPO dan lain-lain.
2. Dari hasil uji hipotesis secara parsial Debt
Financing berpengaruh 2.215 terhadap
Profit Expence sedangkan Equity
Financing pengaruhnya yaitu
sebesar 2.015 terhadap Profit Expence.
5. Nur Kholis dan
Lintang
Kurniawati
(2018)
Jurnal Ekonomi
& Keuangan
Islam, Vol. 4
No. 2, Juli
2018: 75-80
Pengaruh
Pembiayaan
Bagi Hasil, Non
Performing
Financing
(NPF) Dan
Biaya
Operasional
Pendapatan
Operasional
(BOPO)
Terhadap
Return On
Assets (ROA)
Berdasarkan hasil penelitian maka di tarik
kesimpulan bahwa pembiayaan bagi hasil,
NPF dan BOPO berpengaruh secara parsil
terhadap ROA pada bank umum syariah yang
ada di seluruh Indonesia. Pembiayaan bagi
hasil secara parsial tidak berpengaruh
terhadap ROA Bank Umum Syariah.
26
Pada Bank
Umum
Syariah
6. Nadia Arini Haq
(2015)
Perbanas
Review Volume
1,
Nomor 1,
November 2015
Pengaruh
Pembiayaan
Dan Efisiensi
Terhadap
Profitabilitas
Bank Umum
Syariah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pembiayaan murabahah berpengaruh
signifikan positif terhadap profitabilitas. Nilai
koefisien regresi pembiayaan murabahah
menunjukkan elastisitas pengaruh
pertumbuhan pembiayaan murabahah
terhadap profitabilitas. Kecilnya nilai koefisien
regresi yang hanya 0,0035 menunjukkan
bahwa pertumbuhan pembiayaan murabahah
bersifat inelastis terhadap profitabilitas
BUS.
7. Yulius Dharma
dan
Ade Pristianda
(2018)
Jurnal
Ekonomika
Indonesia
volume VII
Nomor 02
Desember 2018
Pengaruh
Pembiayaan
Mudharabah
Dan
Murabahah
Terhadap
Profitabilitas
(Return On
Assets) Bank
Pembiayaan
Rakyat Syariah
Di Indonesia
2012-2016
Dari analisis data dapat disimpulkan bahwa
mudharabah berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap Profitabilitas (Return On
Asset) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di
Indonesia. Artinya banyak sedikit pembiayaan
yang disalurkan dengan akad mudharabah ke
masyarakat, tidak akan mempengaruhi Return
On Asset Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
di Indonesia. Dan murabahah berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap
Profitabilitas (Return On Asset) Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia.
Artinya banyak sedikit pembiayaan yang
disalurkan dengan akad murabahah ke
masyarakat, tidak akan mempengaruhi Return
On Asset Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah di Indonesia.
8. Novi Fadhila
(2015)
Jurnal Riset
Akuntansi Dan
Bisnis Volume
15 No.1/ Maret
2015
Analisis
Pembiayaan
Mudharabah
Dan
Murabahah
Terhadap Laba
Bank Syariah
Mandiri
Dari hasil pengujian ditemukan bahwa
mudharabah tidak berpengaruh terhadap laba
Bank Syariah Mandiri, hal ini diakibatkan
karena pada pembiayaan mudharabah
meningkatkan biaya yang dikeluarkan oleh
bank sehingga laba yang didapat
kemungkinan tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Sedangkan
murabahah berpengaruh positif terhadap laba
Bank Syariah Mandiri, disebabkan
pengelolaan pembiayaan ini nyaris tanpa
resiko. Pengujian secara bersama-sama
mudharabah dan murabahah
berpengaruh positif terhadap laba Bank
Syariah Mandiri. Ditemukan juga bahwa
hubungan yang sangat erat antara
pembiayaan mudharabah dan
27
murabahah dengan laba
9. Yeni Susi
Rahayu ,
Achmad Husaini
dan Devi Farah
Azizah
(2016)
Jurnal
Administrasi
Bisnis (JAB)|Vol.
33 No. 1
April 2016
Pengaruh
Pembiayaan
Bagi Hasil
Mudharabah
Dan
Musyarakah
Terhadap
Profitabilitas
(Studi Pada
Bank Umum
Syariah Yang
Terdaftar Pada
Bursa Efek
Indonesia
Periode 2011-
2014)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada
Bank Umum Syariah berjudul “Pengaruh
Pembiayaan Bagi Hasil Mudharabah dan
Musyarakah Terhadap Profitabilitas (Return
On Equity)” (studi kasus Bank Umum Syariah
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2011-2014). Ada beberapa kesinpulan
yang di dapatkan dari olah data yaitu:
1. Pembiayaan bagi hasil mudharabah dan
musyarakah berpengaruh signifikan
secara simultan terhadap profitabilitas
(ROE).
2. Pembiayaan bagi hasil mudharabah
berpengaruh positif terhadap tingkat ROE.
3. Pembiayaan bagi hasil musyarakah
berpengaruh signifikan negatif terhadap
tingkat ROE.
4. Pembiayaan bagi hasil mudharabah
berpengaruh lebih dominan
terhadap tingkat profitabilitas (ROE) dari
pada pembiayaan bagi hasil musyarakah.
10. Rivalah Anjani
dan Maulidiyah
Indira
Hasmarani
(2016)
jurnal Ekonomi
& Keuangan
Islam, Vol. 2
No. 2, Juli
2016: 38-45
Pengaruh
Pembiayaan
Mudharabah,
Musyarakah
Dan
Murabahah
Terhadap
Profitabilitas
BPRS Di
Indonesia
Periode 2012-
2015
Berdasarkan hasil analisis data yang
dilakukan maka kesimpulannya adalah:
Secara parsial, pembiayaan Mudharabah
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
profitabilitas BPR Syariah yang diukur dengan
ROE. Pengaruh negatif ini disebabkan resiko
karena apabila pembiayaan mudharabah
mengalami kerugian akan berdampak pada
pengembalian modal. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pembiayaan
Musyarakah berpengaruh positif dan
signifikan terhadap profitabilitas BPRS di
Indonesia. Hasil tersebut
mengindikasikan bahwa setiap kenaikan satu
persen berpengaruh terhadap profitabilitas.
Sedangkan pembiayaan Murabahah tidak
signifikan sehingga tidak ada pengaruh
terhadap profitabilitas BPR Syariah. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa secara
simultan pembiayaan Mudharabah.
Musyarakah dan Murabahah memiliki
pengaruh signifikan terhadap profitabilitas
BPRS.
28
Debt Financing
(X1)
Profit Expense
Ratio
(Y)
Equity Financing
(X2)
I. Kerangka Konsep
Berdasarkan dari judul penelitian yaitu "Pengaruh Debt
Financing dan Equity Financing terhadap Profit Expense Ratio Pada
Perbankan Syariah di Indonesia " maka variabel X1 adalah debt Finaning,
X2 adalah equity financing dan Y adalah profit expense ratio. Di dalam
pembiayaan perbankan syariah di kenal dengan prinsip jual beli (debt
financing) dan bagi hasil (equity financing). Berdasarkan uraian di atas
maka kerangka konsep yang digunakan untuk mendeskripsikan pernyataan
tersebut adalah:
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
J. Hipotesis
Menurut Priyono (2016: 66) Hipotesis merupakan suatu jawaban
sementara atas pertanyaan dari peneliti.
1. Pengaruh Debt Financing Terhadap Profit Expense Ratio
Debt financing (pembiayaan piutang) adalah pembiayaan yang
dilakukan dalam bentuk pinjaman, dan merupakan aktiva bank yang
dikelola untuk menghasilkan pendapatan. Semakin seimbang antara
29
dana yang disalurkan untuk pembiayaan dengan pendapatan yang
diperoleh menandakan bahwa pihak manajemen bank melakukan
kinerja dengan baik dalam mengefisienkan penggunaan aset bank
agar dapat menghasilkan profit.
Dalam menguji debt financing terhadap profit expense ratio
ada beberapa peneliti yang telah mengujinya. Beberapa penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Firdaus dan Prasetyo (2017), dan
Susilawati (2016) menyatakan bahwa debt financing berpengaruh
positif secara signifikan terhadap profit expense ratio. Karena
semakin banyak nasabah mengambil pembiayaan debt financing
maka akan menghasilkan profit expense ratio yang semakin tinggi
pula. Sehingga dalam pembiayaan debt financing dapat
menghasilkan keuntungan yang maksimal.
Berdasarkan kajian teori dan penelitian terdahulu, maka
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
H1 = Diduga debt financing berpengaruh positif secara signifikan
terhadap profit expense ratio.
2. Pengaruh Equity Financing Terhadap Profit Expense Ratio
Menurut Anita (2017) equity financing adalah “Pembiayaan
yang dilakukan bank syariah di mana tingkat keuntungan bank
ditentukan dari besarnya keuntungan usaha sesuai dengan prinsip
bagi hasil. Sedangkan menurut Gitman equity financing merupakan
dana yang didapat dari laba ditahan dan saham .laba ditahan
didapat dari sisa net income setelah dikurangi dividen yang
dibagikan kepada pemegang saham.
30
Mudharabah dan musyarakah adalah kunci dari pembiayaan
equity financing, di mana keduanya menggunakan sistem bagi hasil
dengan akad yang jelas. Modal equity financing berasal dari pihak
bank yang merupakan pemilik modal dan nasabah sebagai
pengelola modal tersebut Priyadi dan Tandika (2018). Menurut
Susilawati (2016) equity financing memiliki pangsa pasar khusus
dalam memenuhi kebutuhan para nasabah. karena semakin banyak
masyarakat yang telah memahami konsep perbankan yang
berdasarkan syariah Islam dan terbukti pula bahwa equity financing
memiliki perkembangan yang sangat baik dimasa depan dengan
jumlah pembiayaan yang terus meningkat setiap tahunnya.
Dalam menguji pengaruh equity financing terhadap profit
expense ratio telah ada beberapa peneliti yang telah mengujinya.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Firdaus dan Prasetyo (2017)
menyatakan bahwa equity financing berpengaruh positif secara
signifikan terhadap profit expense ratio. Karena pembiayaan equity
financing yang di lakukan oleh nasabah berpengaruh terhadap
keuntungan yang di dapatkan pihak bank dalam meningkatkan
profit expense rationya. Hal ini menyebabkan semakin besar tingkat
equity financing maka semakin besar pula tingkat profit expense
ratio.
Berdasarkan kajian teori dan penelitian terdahulu di atas, maka
hipotesis yang diajukan pada penelitian ini sebagai berikut.
H2 = Diduga equity financing berpengaruh positif secara signifikan
terhadap profit expense ratio.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
eksplanatori dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang dilakukan dengan memperoleh data berupa angka atau
data kuantitatif yang diangkakan. Penelitian kuantitatif ini digunakan untuk
mengetahui pengaruh variabel bebas (debt financing dan equity financing)
terhadap variabel terikat (profit expense ratio).
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini yaitu Galeri Investasi Bursa Efek
Universitas Muhammaiyah Makassar dengan mengambil data laporan
keuangan perbankan syariah di indonesia melalui website resmi Otoritas
Jasa Keuangan (OJK). Adapun waktu penelitian yaitu kurang lebih selama
dua bulan yaitu diperkirakan pada bulan agustus sampai september 2020.
C. Defenisi Operasional Variabel Dan Pengukuran
Definisi operasional adalah suatu kegiatan atau tindakan yang
telah ditetapkan untuk mengukur variabel. Definisi operasional diperlukan
untuk menjelaskan masing-masing variabel yang didefinisikan sebagai
upaya pemahaman dalam penelitian. Operasional Variabel dalam
penelitian ini yaitu:
31
32
1. Variabel Independen
Variabel independen merupakan variabel yang
mempengaruhi variabel lain. Variabel independen dalam penelitian
ini yaitu debt financing (X1) dan equity financing (X2).
a) Debt Financing (X1)
Menurut Anita (2017) Debt financing adalah
pembiayaan pada bank syariah dengan keuntungan bank
telah ditetapkan di awal dan merupakan bagian dari harga
atas produk atau jasa yang dijual, dengan menggunakan
teknik jual-beli. Debt financing terdiri dari pembiayaan
murabahah, istishna’, salam, ijarah, dan qardh.
b) Equity financing (X2)
Menurut Anita (2017) equity financing adalah
“Pembiayaan yang dilakukan bank syariah di mana tingkat
keuntungan bank ditentukan dari besarnya keuntungan usaha
sesuai dengan prinsip bagi hasil.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen disebut juga sebagai variabel terikat yaitu
variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah profit expense ratio (Y).
a) Profit Expense Ratio (PER)
Profit Expense Ratio yaitu menunjukkan profit yang
tinggi dengan beban yang harus ditanggungnya. Efisiensi
adalah salah satu kinerja yang mendasari keseluruhan dari
kinerja organisasi. Manajemen di dalam suatu badan usaha,
33
niaga, jasa dan industry perbankan, didorong untuk
mendapatkan keuntungan (profit) yang tinggi. Namun jika
ingin mendapatkan profit yang tinggi, manajemen harus
memilik kinerja yang baik. Setiap manajer atau pengusaha
harus memiliki kepribadian yang baik kapan pun dan di mana
pun mereka berada, seperti pada pelayanan publik, organisasi
bisnis, maupun organisasi kemasyarakatan sosial (Firdaus
dan Prasetyo, 2017).
Tabel 3.1 Operasional Variabel
VARIABEL INDIKATOR (RUMUS)
1 2
Debt Financing
Debt Financing : Jumlah Murabahah+Istishna+Salam+Ijarah+Qardh × 100%
Total Pembiayaan
Equity
Financing
Jumlah Mudharabah+Musyarakah Equity Financing= ×100%
Total Aset
Profit
Expense Ratio
Profit Profit Expense Ratio= ×100% Total Expense
D. Populasi Dan Sampel
a. Populasi
Populasi pada penelitian ini yaitu pada perbankan syariah di
Indonesia. Berdasarkan populasi Perbankan Syariah periode 2015-
2019. Penelitian ini menggunakan beberapa sampel Perbankan yang
aktif dalam pelaporan keuangannya. Tahun penelitian yang dipilih
34
dalam penelitian ini yaitu 2015-2019. Periode pengamatan dilakukan
selama lima tahun sehingga peneliti dapat mengamati dan
menganalisis perkembangan perbankan syariah selama periode
tersebut. Selama lima tahun kondisi perbankan dapat berubah karena
dipengaruh oleh faktor internal maupun eksternal.
b. Sampel
Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode
purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut:
a. Termasuk kelompok Bank Umum Syariah (BUS)
b. Laporan keuangan triwulan yang dipublikasikan oleh BUS.
c. Laporan keuangan triwulan yang dipublikasikan pada
periode tahun 2015– 2019.
Tabel 3.2
Sampel Penelitian
NO. NAMA BANK SYARIAH
1. PT. Bank BRI Syariah
2. PT. Bank BNI Syariah
3. PT. Bank Syariah Mandiri
4. PT. Bank Mega Syariah
5. PT. Bank Syariah Bukopin
6. PT. Bank Muamalat Indonesia
7. PT. Victoria Syariah
8. PT. Bank Jabar Banten Syariah
9. PT. Bank Net Syariah
Sumber. perbankan syariah di Indonesia (data diolah)
Dilihat dari kriteria sampel di atas, maka jumlah sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 9 perbankan dalam lima tahun
pengamatan dengan mengobservasi laporan keuangan triwulan perbankan
syariah. Jadi dalam penelitian ini terdapat 180 titik pengamatan (5x4x 9=
96).
35
E. Jenis Dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif dan berupa data sekunder yang diakses dari website resmi
OJK pada Perbankan Syariah di Indonesia. Data tersebut termasuk
kategori data time series yang diambil dari tahun 2015 – 2019.
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder, yaitu mengambil data berupa laporan keuangan publikasi
BUS yang ada di Indonesia 2015 – 2019 terutama laporan keuangan
triwulan pembiayaan yang dapat diperoleh dari website resmi OJK
serta perbankan yang bersangkutan, yaitu www.ojk.go.id.
F. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah dokumentasi.
Dokumentasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk
memperoleh data, dokumentasi meliputi peraturan-peraturan, buku-
buku yang relevan, foto maupun laporan kegiatan. Dokumentasi yang
dilakukan pada penelitian ini yaitu untuk memperoleh data-data tertulis
dari laporan keuangan triwulan pada bank yang telah dipublikasikan
BUS dan terdaftar di OJK.
36
G. Metode Analisis a. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi berganda merupakan hubungan secara
linear antara dua atau lebih variabel independen (X1…X2...Xn)
dengan variabel dependen (Y). Analisis ini digunakan untuk
mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen apakah masing-masing variabel independen
berhubungan positif atau negatif terhadap variabel dependen.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
analisis regresi berganda untuk mengetahui pengaruh Debt
Financing dan Equity Financing Terhadap Proit Expense Ratio
Pada Perbankan Syariah di Indonesia. Untuk memperoleh hasil dari
analisis regresi berganda ini peneliti menggunakan bantuan
program Statistical Program for Social Science (SPSS) dan
menggunakan perhitungan Matematika. Untuk mencarinya
digunakan rumus sebagai berikut:
+ E Keterangan : Y = Profit Expense Ratio
a = Konstanta
b1 = Koefisien Variabel X1 yaitu Debt Financing
b2 = Koofisien Variabel X2 yaitu Equity Financing
b. Analisis data deskriptif
Analisis data deskriptif merupakan analisis yang digunakan
untuk menganalisa data dengan cara menggambarkan atau
mendeskripsikan data yang telah terkumpul. Analisis ini bertujuan
37
untuk menggambarkan karakteristik dari sampel ataupun populasi
yang diamati dan dapat digambarkan lewat tabel atau gambar.
Analisis deskriptif tidak dilakukan dan uji klasik. Namun hasil analilis
ini dapat memberikan informasi yang baik jika akan digunakan
sebagia dasar pengambilan keputusan.
c. Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi Klasik diperlukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik atas persamaan regresi linear
berganda yang digunakan. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini
terdiri dari uji normalitas, uji heteroskedastisitas dan uji
multikolerasi.
Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah uji untuk mengukur apakah data yang
didapatkan memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai
dalam statistik parametric (statistik inferensial).
Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varians dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka terjadi
homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas
dan model yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu
38
adanya hubungan linear antar variabel independen dan model
regresi. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
atau independen. Untuk mendeteksi multikolinearitas dapat
dilihat pada nilai VIF<10 maka tidak ada gejala
multikolinearitas.
d. Analisis Koefisien Determinasi (Uji R2)
Koefisien Determinasi merupakan uji yang dilakukan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen dalam satuan persen. Koefisien
determinasi pada intinya digunakan untuk mengukur seberapa
besar kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel
terikatnya. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.
Jika nilai R2 kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menerangkan variabel dependen sangat terbatas dan
sebaliknya jika R2 besar berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menerangkan variasi variabel dependen lebih
besar.
e. Uji Hipotesis (Uji Parsial t)
Uji Hipotesis merupakan pengujian yang dilakukan untuk
mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
secara parsial. Penilaian pada uji ini adalah jika t hitung > t tabel
atau sig < α = 0,05, maka Ho ditolak artinya bahwa variabel
independen memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen. Apabila nilai dari uji ini berkebalikan dari nilai
yang telah ditentukan atau jika t hitung < t tabel atau sig > α = 0,05,
maka Ho diterima, sehingga variabel independen tidak memberikan
39
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen secara
parsial (Rahayu et al:2016).
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. PT. BANK BRI SYARIAH
Pendirian PT Bank BRI Syariah Tbk tidak lepas dari akuisisi yang
dilakukan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terhadap Bank Jasa Arta
pada 19 Desember 2007. Setelah memperoleh izin usaha dari pihak Bank
Indonesia melalui surat no. 10/67/Kep.GBI/ DPG/2008 pada 16 Oktober 2008
BRI syariah resmi beroperasi pada 17 November 2008 dengan nama PT Bank
BRI syariah dan seluruh kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah
Islam. Pada 19 Desember 2008, Unit Usaha Syariah PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk bergabung dalam PT Bank BRI Syariah. Proses spin off berlaku
efektif pada tanggal 1 Januari 2009 dengan penandatanganan yang dilakukan
oleh Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk dan Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT Bank BRI syariah. BRI
syariah telah melihat adanya potensi besar dalam segmen perbankan syariah.
Dengan niat untuk menghadirkan bisnis keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah, Bank BRI berkomitmen untuk produk serta layanan terbaik yang
mensejahterakan, BRI syariah terus tumbuh dan berkembang dengan baik. BRI
syariah fokus dalam berbagai segmen di masyarakat. Basis nasabah yang
terbentuk secara luas di seluruh penjuru Indonesia menunjukkan bahwa BRI
Syariah memiliki kapabilitas tinggi sebagai bank ritel modern terkemuka dengan
layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah.
40
41
2. PT. BANK BNI SYARIAH
Berdasakan Undang-Undang No.10 Tahun 1998, pada tanggal 29
April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI dengan 5 kantor cabang di
Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS
BNI berkembang dengan 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang
Pembantu. Bukan hanya itu nasabah juga bisa menikmati layanan syariah di
Kantor Cabang BNI Konvensional (office channelling) dengan lebih kurang
1500 outlet yang tersebar di wilayah Indonesia. Pada pelaksanaan
operasional perbankan syariah, BNI Syariah selalu memperhatikan prinsip-
prinsip syariah dalam pelayanannya . Dengan Dewan Pengawas Syariah
(DPS) yang saat ini diketuai oleh KH.Ma‟ruf Amin, semua produk BNI Syariah
telah melalui pengujian dari DPS sehingga telah memenuhi standar dan
aturan yang berlaku. Di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun 2000
ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin off
tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan
beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi
waktu spin off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor eksternal berupa
aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No.19 tahun
2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No.21 tahun
2008 tentang Perbankan Syariah. Disamping itu, komitmen Pemerintah
terhadap 55 pengembangan Perbankan Syariah semakin meningkat dengan
kesadaran terhadap keunggulan produk yang diberikan oleh Perbankan
Syariah.
42
3. PT. BANK SYARIAH MANDIRI
BSM berawal sejak tahun 1999. Telah diketahui bahwa selama dua
tahun sebelum kehadiran bank BSM, Indonesia dalam keadaan krisis ekonomi
dan moneter yang begitu hebat sejak bulan juli 1997 yang berlanjut dengan
dampak krisis di seluruh sendi kehidupan bangsa Indonesia terutama yang
terjadi di dunia usaha. Dampak yang ditimbulkan bagi bank-bank konvensional
dimasa itu mengharuskan pemerintah mengambil kebijakan dengan melakukan
restrukturisasi dan merekapitalisasi sejumlah bank di Indonesia.
Bank konvensional saat itu yang merasakan dampak krisis diantaranya
: PT. Bank Susila Bakti (BSB) milik Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP), PT.
Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB
saat itu berupaya untuk keluar dari krisis dengan melakukan merger atau
penggabungan dengan sejumlah bank lain serta mengundang investor asing.
Kemudian di saat bersamaan, pada tanggal 31 Juli 1999 pemerintah melakukan
merger empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan
Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT. Bank Mandiri (Persero).
Kebijakan ini juga menempatkan sekaligus menetapkan PT. Bank Mandiri
(Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.
PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk kemudian melakukan konsolidasi
dengan membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah sebagai follow up
atau tindak lanjut dari keputusan merger oleh pemerintah. Tim yang dibentuk
bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah dikelompok
perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10
tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah
(dual banking system).
43
Tim yang bekerja tersebut memandang bahwa berlakunya UU No. 10
Tahun 1998 menjadi momentum tepat untuk melakukan konversi PT. Bank
Susila Bakti sebagai bank konvensional menjadi bank syariah. Karena itu, Tim
Pengembangan Perbankan Syariah segera menyiapkan infrastruktur dan
sistemnya, sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah
dari bank konvensional menjadi bank syariah dengan nama PT. Bank Syariah
Mandiri dengan Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999.
Kegiatan usaha BSB yang berubah menjadi bank umum syariah
dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/
KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, via Surat Keputusan Deputi
Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui
perubahan nama menjadi PT. Bank Syariah Mandiri. Dengan ini, PT. Bank
Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak hari Senin tanggal 25 Rajab
1420 H atau tanggal 1 November 1999 Masehi sampai sekarang. Tampil,
tumbuh dan berkembang sebagai bank yang melandasi kegiatan operasionalnya
dengan memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai Islam. Inilah yang
menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di
Perbankan Indonesia.
4. PT. BANK MEGA SYARIAH
Berawal dari PT. Bank Umum Tugu (Bank Tugu). Bank umum yang
didirikan pada 14 Juli 1990 melalui Keputusan Menteri Keuangan RI
No.1046/KMK/013/1990 tersebut, diakuisisi CT Corpora (d/h Para Group) melalui
Mega Corpora (d/h PT. Para Global Investindo) dan PT. Para Rekan Investama
pada 2001. Sejak awal, para pemegang saham ingin mengonversi bank umum
konvensional menjadi bank umum syariah. Keinginan tersebut terlaksana sejak
44
Bank Indonesia mengizinkan Bank Tugu dikonversi menjadi bank syariah melalui
Keputusan Deputi Gubernur Bank Indonesia No.6/10/KEP.DpG/2004 menjadi
PT. Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI) pada 27 Juli 2004, sesuai dengan
Keputusan Deputi Gubernur Bank Indonesia No.6/11/KEP.DpG/2004.
Pengonversian tersebut dicatat dalam sejarah perbankan Indonesia sebagai
upaya pertama pengonversian Bank Umum Konvensional menjadi Bank Umum
Syariah.
Pada 25 Agustus 2004, BSMI resmi beroperasi. Hampir tiga tahun
kemudian, pada 7 November 2007, pemegang saham telah memutuskan
merubah bentuk logo BSMI ke bentuk logo bank umum konvensional yang
menjadi sister company-nya, yakni PT. Bank Mega, Tbk., tetapi berbeda warna.
Sejak 2 November 2010 sampai dengan sekarang, melalui Keputusan Gubernur
Bank Indonesia No.12/75/KEP.GBI/DpG/2010, PT. Bank Syariah Mega
Indonesia berganti nama menjadi PT Bank Mega Syariah.
Untuk mewujudkan visi "Tumbuh dan Sejahtera Bersama Bangsa", CT
Corpora sebagai pemegang saham mayoritas memiliki komitmen dan tanggung
jawab penuh untuk menjadikan Bank Mega Syariah sebagai Bank Umum Syariah
terbaik di industri Perbankan Syariah Nasional. Komitmen tersebut dibuktikan
dengan terus memperkuat modal bank. Dengan demikian, Bank Mega Syariah
akan mampu memberikan pelayanan terbaik dalam menghadapi persaingan
yang semakin ketat dan kompetitif di industri Perbankan Nasional. Misalnya,
pada 2010, sejalan dengan perkembangan bisnis, melalui rapat umum
pemegang saham (RUPS), pemegang saham meningkatkan modal dasar dari
Rp400 miliar menjadi Rp1,2 triliun dan modal disetor bertambah dari Rp150,060
miliar menjadi Rp318,864 miliar. Saat ini, modal disetor telah mencapai
45
Rp787,204 miliar.
Di sisi lain, pemegang saham bersama dengan jajaran manajemen Bank
Mega Syariah selalu bekerja keras, berpegang teguh terhadap prinsip kehati-
hatian, serta menjunjung tinggi asas keterbukaan dan profesionalisme dalam
melakukan kegiatan usaha. Beragam produk juga terus dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat ataupun nasabah serta didukung infrastrukur
layanan perbankan yang semakin lengkap dan luas, termasuk dukungan
sejumlah kantor cabang di seluruh Indonesia. Untuk meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat dan juga mengukuhkan semboyan "Untuk Kita Semua",
pada 2008, Bank Mega Syariah mulai memasuki pasar perbankan mikro dan
gadai. Strategi tersebut ditempuh karena ingin berperan lebih besar dalam
peningkatan perekonomian masyarakat yang mayoritas memang berbisnis di
sektor usaha mikro dan kecil. Sejak 16 Oktober 2008, Bank Mega Syariah telah
menjadi bank devisa. Dengan status tersebut, bank ini dapat melakukan
transaksi devisa dan terlibat dalam perdagangan internasional. Artinya, status itu
juga telah memperluas jangkauan bisnis bank ini, sehingga tidak hanya
menjangkau ranah domestik, tetapi juga ranah internasional. Strategi peluasan
pasar dan status bank devisa itu akhirnya semakin memantapkan posisi Bank
Mega Syariah sebagai salah satu Bank Umum Syariah terbaik di Indonesia.
Selain itu, pada 8 April 2009, Bank Mega Syariah memperoleh izin dari
Departemen Agama Republik Indonesia (Depag RI) sebagai bank penerima
setoran biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPS BPIH). Dengan demikian, bank
ini menjadi bank umum kedelapan sebagai BPS BPIH yang tersambung secara
online dengan Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Depag RI. Izin itu
tentu menjadi landasan baru bagi Bank Mega Syariah untuk semakin melengkapi
46
kebutuhan perbankan syariah umat Indonesia.
5. PT. BANK SYARIAH BUKOPIN
Bank Syariah Bukopin adalah lembaga keuangan yang berjenis Jasa
Keuangan Perbankan. Sebagai salah satu bank nasional di Indonesia, sejarah
Perseroan dimulai pada 1990 dengan meleburnya 2 (dua) bank pasar, yakni
BPR Gunung Sindoro dan BPR Gunung Kendeng di Samarinda, Kalimantan
Timur. Proses peleburan ini termasuk dalam Akta Nomor 102 tanggal 29 Juli
1990 dan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1659/KMK.013/1990
tanggal 31 Desember 1990. Dengan peleburan ini, statusnya pun meningkat
menjadi bank umum dengan nama PT. Bank Swansarindo International.
Berdasarkan Surat Keputusan Bank Indonesia Nomor 24/I/UPBD/PBD2/Smr
tanggal 1 Mei 1991, PT. Bank Swansarindo International memperoleh izin usaha
sebagai bank umum dan pemindahan kantor pusat ke Jakarta.
Dalam perkembangannya, atas dasar pertimbangan bisnis pada akhir
2002, Muhammadiyah salah satu organisasi kemasyarakatan Islam di Indonesia,
mengakuisisi PT. Bank Swansarindo International. Dengan persetujuan Bank
Indonesia (BI) yang dicantumkan dalam Surat Keputusan Nomor 5/4/KEP.
DGS/2003 tanggal 24 Januari 2003 dan dituangkan dalam Akta Nomor 109
tanggal 31 Januari 2003, PT Bank Swansarindo International berubah nama
menjadi PT. Bank Persyarikatan Indonesia. Untuk mengembangkan bisnis
perusahaan, selama 2005-2008 PT. Bank Bukopin, Tbk. terlibat dalam asistensi
kegiatan operasional PT Bank Persyarikatan Indonesia. Tambahan modal juga
diberikan PT. Bank Bukopin, Tbk. untuk memperkuat bisnis PT. Bank
Persyarikatan Indonesia. Setelah beberapa tahun di bawah asistensi PT. Bank
Bukopin, Tbk. dan melihat peluang bisnis di Perbankan Syariah, PT. Bank
47
Persyarikatan Indonesia mengubah arah bisnisnya dari bank konvensional
menjadi bank syariah. Izin usaha berdasarkan prinsip syariah pun diperoleh dari
Bank Indonesia yang dituangkan dalam Surat Keputusan Gubernur Bank
Indonesia Nomor 10/69/KEP.GBI/DpG/2008 tanggal 27 Oktober 2008. Atas
dasar surat keputusan tersebut, nama PT. Bank Persyarikatan Indonesia
berubah menjadi PT. Bank Syariah Bukopin. Secara resmi Perseroan melakukan
kegiatan operasional berdasarkan prinsip syariah pada Selasa, 11 Zulhijah 1430.
6. PT. BANK MUAMALAT INDONESIA
PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (“Bank Muamalat Indonesia”)
memulai perjalanan bisnisnya sebagai Bank Syariah pertama di Indonesia pada
1 November 1991 atau 24 Rabi‟us Tsani 1412 H. Pendirian Bank Muamalat
Indonesia digagas oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ikatan Cendekiawan
Muslim Indonesia (ICMI) dan pengusaha muslim yang kemudian mendapat
dukungan dari Pemerintah Republik Indonesia. Sejak resmi beroperasi pada 1
Mei 1992 atau 27 Syawal 1412 H, Bank Muamalat Indonesia terus memberikan
inovasi dan mengeluarkan produk keuangan syariah seperti Asuransi Syariah
(Asuransi Takaful), Dana Pensiun Lembaga Keuangan Muamalat (DPLK
Muamalat) dan multifinance syariah (Al-Ijarah Indonesia Finance) yang
seluruhnya menjadi terobosan di Indonesia. Selain itu produk Bank yaitu Shar-e
yang diluncurkan pada tahun 2004 juga merupakan tabungan instan pertama di
Indonesia. Produk Shar-e Gold Debit Visa yang diluncurkan pada tahun 2011
tersebut mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI)
sebagai Kartu Debit Syariah dengan teknologi chip pertama di Indonesia serta
layanan e-channel seperti internet banking, mobile banking, ATM, dan cash
management. Seluruh produk-produk tersebut menjadi pionir produk syariah di
48
Indonesia dan menjadi tonggak sejarah penting di industri Perbankan Syariah.
Pada 27 Oktober 1994, Bank Muamalat Indonesia mendapatkan izin
sebagai Bank Devisa dan terdaftar sebagai perusahaan publik yang tidak listing
di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tahun 2003, Bank dengan percaya diri
melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) dengan Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak 5 (lima) kali dan merupakan lembaga
perbankan pertama di Indonesia yang mengeluarkan Sukuk Subordinasi
Mudharabah. Aksi korporasi tersebut semakin menegaskan posisi Bank
Muamalat Indonesia di peta industri Perbankan Indonesia.
Seiring kapasitas Bank yang semakin diakui, Bank semakin melebarkan
sayap dengan semakin bertambahnya kantor cabang yang tersebar di seluruh
Indonesia. Pada tahun 2009, Bank mendapatkan izin untuk membuka kantor
cabang di Kuala Lumpur, Malaysia dan menjadi bank pertama di Indonesia serta
satu-satunya yang mewujudkan ekspansi bisnis di Malaysia. Hingga saat ini,
Bank telah memiliki 325 kantor layanan termasuk 1 (satu) kantor cabang di
Malaysia. Operasional Bank juga didukung oleh jaringan layanan yang luas
berupa 710 unit ATM Muamalat, 120.000 jaringan ATM Bersama dan ATM
Prima, serta lebih dari 11.000 jaringan ATM di Malaysia melalui Malaysia
Electronic Payment (MEPS).
Pada Usianya yang ke-20 pada tahun 2012, Bank Muamalat Indonesia
melakukan rebranding pada logo Bank untuk semakin meningkatkan awareness
terhadap image sebagai Bank syariah Islami, Modern dan Profesional. Bank pun
terus mewujudkan berbagai pencapaian serta prestasi yang diakui baik secara
nasional maupun internasional. Hingga saat ini, Bank beroperasi bersama
beberapa entitas anaknya dalam memberikan layanan terbaik yaitu Al-Ijarah
49
Indonesia Finance (ALIF) yang memberikan layanan pembiayaan syariah, (DPLK
Muamalat) yang memberikan layanan dana pensiun melalui Dana Pensiun
Lembaga Keuangan, dan Baitulmaal Muamalat yang memberikan layanan untuk
menyalurkan dana Zakat, Infakdan Sedekah (ZIS). Sejak tahun 2015, Bank
Muamalat Indonesia bermetamorfosa untuk menjadi entitas yang semakin baik
dan meraih pertumbuhan jangka panjang. Dengan strategi bisnis yang terarah
Bank Muamalat Indonesia akan terus melaju mewujudkan visi menjadi “The Best
Islamic Bank and Top 10 Bank Indonesia”.
7. PT. BANK VICTORIA SYARIAH
PT. Bank Victoria Syariah didirikan dengan nama PT Bank Swaguna
berdasarkan Akta Nomor 9 tanggal 15 April 1966. Akta tersebut kemudian diubah
dengan Akta Perubahan Angggaran Dasar Nomor 4 tanggal 5 September 1967
yang telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
(d/h Menteri Kehakiman) berdasarkan Surat Keputusan Nomor: JA.5/79/5
tanggal 7 November 1967 dan telah didaftarkan pada Daftar Perusahaan di
Kantor Panitera Pengadilan Negeri I di Cirebon masing-masing di bawah Nomor
1/1968 dan Nomor 2/1968 pada tanggal 10 Januari 1968, serta telah diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 42 tanggal 24 Mei 1968.
Tambahan Nomor 62.
PT Bank Swaguna menjadi PT Bank Victoria Syariah sesuai dengan
Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Nomor 5 tanggal 6 Agustus 2009
yang dibuat dihadapan Erni Rohainin SH, MBA, Notaris Daerah Khusus Ibukota
Jakarta yang berkedudukan di Jakarta Selatan. Perubahan tersebut telah
mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan
Surat Keputusan Nomor : AHU-02731.AH.01.02 tahun 2010 tanggal 19 Januari
50
2010, Serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 83
tanggal 15 Oktober 2010. Tambahan Nomor 31425.
Terakhir, Anggaran Dasar PT Bank Victoria Syariah diubah degan Akta
Nomor 45 tanggal 30 Maret 2010 yang dibuat dihadapan Sugih Haryati, SH, MK
sebagai pengganti dari Notaris Erni Rohaini, SH, MBA, Notaris Daerah Khusus
Ibukota Jakarta yang berkedudukan di Jakarta Selatan. Perubahan Anggaran
Dasar tersebut ditujukan untuk merubah pasal 10 ayat 3. Perubahan tersebut
telah diterima dan di catat dalam database Sisminbakum Departemen Hukum
dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Nomor: AHU-AH.01.10-16130
tanggal 29 Juni 2010.
Perubahan kegiatan usaha Bank Victoria Syariah dari Bank Umum
Konvensional menjadi Bank Umum Syariah telah mendapatkan izin dari Bank
Indonesia berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor :
12/8/KEP.GBI/DpG/2010 tertanggal 10 Februari 2010. Bank Victoria Syariah
mulai beroperasi dengan prinsip syariah sejak tanggal 1 April 2010. Adapun
kepemilikan saham Bank Victoria pada Bank Victoria Syariah adalah sebesar
99.99%.
Dukungan penuh dari perusahaan induk PT Bank Victoria International
Tbk telah membantu tumbuh kembang Bank Victoria Syariah yang selalu terus
berkomitmen untuk membangun kepercayaan nasabah dan masyarakat melalui
pelayanan dan penawaran produk yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah
serta memenuhi kebutuhan nasabah.
8. PT. BANK NET INDONESIA SYARIAH
Bank Net Indonesia Syariah merupakan perusahaan yang bergerak
dalam bidang perbankan dan bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini
51
didirikan pada tahun 1994. Pada awalnya, perusahaan bernama Maybank Nusa
International yang merupakan patungan usaha antara Maybank dan Bank Nusa
Nasional. Kemudian, pada tahun 2000, nama perusahaan berubah menjadi Bank
Maybank Indocorp karena pengalihan saham Bank Nusa kepada Menteri
Keuangan Republik Indonesia Perusahaan Pengelola Aset (sebelumnya Badan
Penyehatan Perbankan Nasional). Pada tahun 2010, perusahaan mulai
beroperasi dengan prinsip syariah dengan nama baru Bank Maybank Syariah
Indonesia. Kemudian, pada tahun 2011, saham milik Menteri Keuangan Republik
Indonesia dialihkan kepada PT Prosperindo.
Pada Mei 2019, Maybank dan Prosperindo menandatangani Perjanjian
Pembelian Saham dengan NTI Global Indonesia dan Berkah Anugerah Abadi,
dimana NTI dan Berkah bertindak sebagai pembeli saham. Setelahnya, pada
Desember 2019 kepemilikan perusahaan oleh NTI dan Berkah mulai resmi
berjalan, ditandai dengan persetujuan akuisisi oleh OJK, di mana masing masing
perusahaan memegang 70% dan 30% saham perusahaan, yang dilanjutkan
dengan perubahan nama perusahaan pada akhir Desember 2019 dan
penandatanganan akta akuisisi oleh kedua pihak pada Januari 2020.
NTI dan Berkah adalah dua perusahaan yang tercatat pernah memiliki
saham Kioson Komersial Indonesia, sebuah perusahaan teknologi dengan basis
mitra UMKM. Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Kioson
pernah mengumumkan perubahan nama kedua perusahaan ini, masing masing
perusahaan sebelumnya bernama Sinar Mitra Investama dan Seluler Makmur
Sejahtera. Dalam pengumuman akuisisi yang ditampilkan di website, kedua
investor baru ini memiliki niat untuk memperluas cakupan perbankan dengan
sektor UMKM.
52
9. PT. BANK PANIN DUBAI
Panin Dubai Syariah Bank didirikan berdasarkan Akta Perseroan
Terbatas No. 12 tanggal 8 Januari 1972, yang dibuat oleh Moeslim Dalidd,
Notaris di Malang dengan nama PT. Bank Pasar Bersaudara Djaja.Panin
Dubai Syariah Bank telah beberapa kali melakukan perubahan nama,
berturut-turut menjadi PT. Bank Bersaudara Djaja, berdasarkan Akta Berita
Acara Rapat No. 25 tanggal 8 Januari 1990, yang dibuat oleh Indrawati
Setiabudhi, S.H., Notaris di Malang.
Kemudian menjadi PT. Bank Harfa berdasarkan Akta Berita Acara
No.27 tanggal 27 Maret 1997 yang dibuat oleh Alfian Yahya, S.H., Notaris di
Surabaya. Kemudian menjadi PT. Bank Panin Syariah sehubungan bank
perubahan kegiatan usaha dari semula menjalankan kegiatan usaha
perbankan konvensional menjadi kegiatan usaha Perbankan Syariah dengan
prinsip bagi hasil berdasarkan syariat Islam, berdasarkan Akta Berita Acara
RUPS Luar Biasa No. 1 tanggal 3 Agustus 2009, yang dibuat oleh Drs.
Bambang Tedjo Anggono Budi, S,H., M.Kn., pengganti dari Sutjipto, S.H.,
Notaris di Jakarta.
Selanjutnya, nama Panin Dubai Syariah Bank diubah kembali menjadi
PT. Bank Panin Syariah Tbk, sehubungan dengan perubahan status Panin
Dubai Syariah Bank dari semula perseroan tertutup menjadi perseroan
terbuka, berdasarkan Akta Berita Acara RUPS Luar Biasa No. 71 tanggal 19
Juni 2013 yang dibuat oleh Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta. Pada
2016, nama Panin Dubai Syariah Bank berubah menjadi PT. Bank Panin
Dubai Syariah Tbk sehubungan dengan masuknya Dubai Islamic Bank PJSC
53
sebagai salah satu pemegang saham pengendali bank, berdasarkan Akta
Pernyataan Keputusan RUPS Luar Biasa No. 54 tanggal 19 April 2016.
B. Hasil Penelitian
a. Analisis Data Deskriptif
Penelitian ini dilakukan di Galeri Investasi Bursa Efek Universitas
Muhammadiyah Makassar dengan mengambil data laporan keuangan
perbankan syariah di Indonesia melalui website resmi Otoritas Jasa
Keuangan (OJK). Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan
teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan kriteria
tertentu seperti perusahaan tersebut secara periode mengeluarkan
laporan keuangan tiap bulannya selama periode pengamatan, dan
perusahaan yang memiliki kelengkapan data keuangan untuk menghitung
Debt Financing, Equity Financing dan Profit Expense Ratio. Berdasarkan
variabel yang ada dalam penelitian, maka deskriptif statistik sebagai
berikut.
Tabel 4. 1
DESKRIPISI DATA PENELITIAN
Statistics
Debt Financing Equity Financing
Profit Expense
Ratio
N Valid 8 8 8
Missing 0 0 0
Mean .8418 1.2737 .4311
Median 1.0558 1.1512 .4714
Mode .21a .43
a -.47
a
Std. Deviation .52983 .70715 .43961
Variance .281 .500 .193
Minimum .21 .43 -.47
Maximum 1.58 2.40 .94
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Sumber data: Hasil Data Olahan (2020)
54
1. Deskripsi Data Debt Financing (X1)
Berdasarkan tabel 4.1 hasil uji data diketahui bahwa data Debt
Financing (X1) diperoleh nilai tertinggi sebesar 1,58, nilai terendah
sebesar 0,21, rata-rata sebesar 0.8418, median sebesar 1.0558,
modus sebesar 0.21, standar deviasi sebesar 0.052983 serta varian
sebesar 0.281. Berdasarkan data olahan menunjukkan bahwa Data
Debt Financing perusahaan perbankan syariah tahun 2015 – 2019
yang paling besar, Bank BNI Syariah dan paling kecil Bank Victoria
Syariah.
2. Deskripsi Data Equity Financing (X2)
Berdasarkan tabel 4.1 hasil uji data diketahui bahwa data
Equity Financing (X2) diperoleh nilai tertinggi sebesar 2.40, nilai
terendah sebesar 0.43, rata-rata sebesar 1.2737, median sebesar
1.2737, modus sebesar 0.43, standar deviasi sebesar 0.70715 serta
varian sebesar 0.500. Berdasarkan data olahan menunjukkan bahwa
Data Equity Financing perusahaan perbankan syariah tahun 2015 –
2019 yang paling besar, Bank Victoria Syariah dan paling kecil Bank
Net Syariah.
3. Deskripsi Data Profit Expense Ratio (Y)
Berdasarkan tabel 4.1 hasil uji data diketahui bahwa data Profit
Expense Ratio (Y) diperoleh nilai tertinggi sebesar 0.94, nilai
terendah sebesar -0.47, rata-rata sebesar 0.4311, median sebesar
0.4714, modus sebesar -0.47, standar deviasi sebesar 0,43961.
Berdasarkan data olahan menunjukkan bahwa Data Profit Expense
Ratio perusahaan perbankan syariah tahun 2015 – 2019 mengalami
55
pasang surut dimana banyak bank mengalami kerugian di antaranya
Bank Mega tahun 2015, Bank Net Syariah 2015 , Bank Victoria
Syariah tahun 2015.
b. Hasil Asumsi Klasik
1. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas adalah langka awal yang harus dilakukan untuk
mengukur apakah data yang didapatkan memiliki distribusi normal
sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik (statistik
inferensial).
Uji normalitas dapat juga dilakukan dengan menguji nilai residual
dengan Kolmogorov-Smirnov. Untuk menguji distribusi residual
normal atau tidak, maka dapa dilakukan metode iju Kolmogorov-
Smirnov. Hasil uji normalitas disajikan sebagai berikut terlihat pada
tabel 4.2 di bawah ini:
Tabal 4.2
HASIL UJI NORMALITAS (K-S TEST)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 8
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .16130253
Most Extreme Differences Absolute .141
Positive .140
Negative -.141
Kolmogorov-Smirnov Z .400
Asymp. Sig. (2-tailed) .997
a. Test distribution is Normal.
Sumber data : Hasil Data Olahan (2020)
56
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan Nilai K-S sebesar 0,400 (sig
0,997) untuk semua variabel tersebut diatas 0,05 maka dapat diambil
kesimpulan bahwa variabel Debt Financing (X1), Equity Financing
(X2), Profit Expense Ratio (Y) dinyatakan bahwa data dari masing-
masing variabeI peneIitian tersebut secara statistik telah terdistribusi
secara normal dan layak digunakan sebagai data penelitian.
2. Uji Heteroskedasitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lainnya, jika varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka terjadi homokedastisitas
dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model yang baik adalah
tidak terjadi heteroskedastisitas.
PeneIitian ini untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas
daIam modeI regresi digunakan anaIisis dengan uji glejser. Tabel di
bawah ini memperlihatkan uji Heteroskedastisitas.
Tabel 4.3
UJI HETEROSKEDASTISITAS (GLEJSER)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -8.360 2.374 -3.522 .017
Debt Financing .106 1.516 .023 .070 .947
Equity Financing 2.527 1.136 .738 2.225 .077
a. Dependent Variable: Abs_RES
Sumber data : Hasil Data Olahan (2020)
57
Berdasarkan data hasil uji glejser pada tabel 4.3 menunjukkan
bahwa tidak ada satu pun variabel independen signifikan secara
statistic mempengaruhi variabel independen. Hal ini terlihat bahwa
nilai sig > alpa (5%) jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak
mengandung adanya heteroskedastisitas.
3. Hasil Uji Multikolinearitas
Pengujian Multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada atau
tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu menguji
apakah modal regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
atau independent. Sebuah modeI regresi dikatakan muItikoIinearitas
apabiIa terjadi hubungan Iinear yang sempurna atau pasti diantara
beberapa atau semua variabeI bebas dari suatu modeI regresi.
Akibatnya akan kesuIitan untuk dapat meIihat pengaruh variabeI
independen terhadap variabeI dependennya. ModeI regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi koreIasi diantara variabeI bebas (tidak terjadi
MuItikoIinearitas). Tabel 4.4 di bawah ini memperlihatkan Uji
Multikolinearitas.
Tabel 4.4
UJI MULTIKOLINEARITAS
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .576 .231
Debt Financing .410 .148 .494 .849 1.177
Equity Financing -.385 .111 -.619 .849 1.177
a. Dependent Variable: Pofit Expense Ratio
Sumber data: Hasil Data Olahan (2020)
58
Berdasarkan tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa nilai
Tolerance semua variabel lebih besar 0,05(>5%) serta nilai VIF
semua variabel independen lebih kecil dari 10 (VIF<10). Maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas.
4. Hasil Uji Hipotesis
Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dilakukan
dengan menggunakan metode enter di mana semua variabel
dimasukkan untuk mencari pengaruh antara variabel independen dan
variabel dependen. Hasil analisis regresi berganda ini menggunakan
program SPSS yang sudah tercantum pada tabel 4.5 di bawah ini:
Tabel 4.5
HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
T Sig.
KET
B Std. Error
1 (Constant) .576 .231 .576 .055
Debt Financing .410 .148 .410 .039 Signifikan H1
Equity Financing -.385 .111 -.385 .018 Signifikan H2
R .812a
a. Dependent Variable: Profit Expense Ratio
Sumber data: Hasil Olahan 2020
Dari hasil analisis data di atas, maka hasil persamaan regresi
adalah sebagai berikut:
1. AnaIisis Data lnferensiaI
Sebelum melakukan pengujian hipotesis penelitian terlebih
dahulu dilakukan analisis regresi linear berganda. Berdasarkan
hasil analisis diperoleh persamaan regresi linear berganda
59
sebagai berikut:
Y = 0,576 + 0,410 -0,385
Adapun interpretasi dari persamaan regresi linear berganda
tersebut adalah
a. Konstanta (a)
Ini berarti bahwa jika variabel Debt Financing (X1), Equity
Financing (X2), tidak mengalami perubahan maka nilai Profit
Expense Ratio (Y) sebesar 0,576.
b. Debt Financing (X1) terhadap Profit Expense Ratio (Y)
Nilai koefisien leverage untuk variabel X1 bertanda positive
sebesar 0,410. Hal ini mengandung arti bahwa setiap
kenaikan sebesar 1, maka variabel dependen juga mengalami
peningkatan sebesar 0,410. Dengan asumsi tidak ada
penambahan (konstan) nilai Equity Financing (X2).
c. Equity Financing (X2) Terhadap Profit Expense Ratio (Y)
Nilai koefisien leverage untuk variabel X2 bertanda negative
sebesar -0,385. Hal ini mengandung arti bahwa setiap
kenaikan sebesar 1, maka variabel dependen juga mengalami
penurunan sebesar -0,385. Dengan asumsi tidak ada
penambahan (konstan) nilai Debt Financing (X1).
2. Hasil Uji Regresi Secara Parsial (Uji t)
Uji ini mengetahui dari masing-masing variabel independen
terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikansi a < 0,05, maka
dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara
variabel independen dengan variabel dependen secara individu.
60
Sebaliknya jika signifikansi a> 0,05 maka tidak terjadi pengaruh
yang signifikan. Berikut hasil uji regresi (uji t) dicantumkan dalam
tabel 4.5 yang telah dibahas pada uji analisis regresi linear
berganda:
a. Debt Financing (X1) menunjukkan Coefficients Beta bertanda
positive sebesar 0,410 pada tingkat signifikansi 0,039, karena
tingkat signifikansi 0,039 < 0,05. Hal ini berarti variabel Debt
Financing (X1) berpengaruh terhadap Profit Expense Ratio (Y)
dengan demikian hipotesis H0 diterim, H1 terima.
b. Equity Financing (X2) menunjukkan Coefficients Beta bertanda
negative sebesar -0,385 pada tingkat signifikansi 0,018,
karena tingkat signifikansi 0,015 < 0,05. Hal ini berarti variabel
Equity Financing (X2) berpangaruh terhadap Profit Expense
Ratio (Y) dengan demikian hipotesis H2 diterima.
3. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Jika (R2) yang diperoIeh mendekati 1 (satu) maka
dapat dikatakan semakin kuat modeI tersebut menerangkan
hubungan antar variabeI bebas dengan variabeI terikat.
Tabel 4.6
HASIL KOEFISIEN DETERMINASI Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .930a .865 .812 .19086 1.814
a. Predictors: (Constant), Equity Financing, Debt Financing
b. Dependent Variable: Profit Expense Ratio
Sumber data: Hasil Olahan 2020
61
Berdasarkan tabel 4.6 di atas terlihat bahwa nilai koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,812. Arti dari koefisien ini adalah
bahwa pengaruh yang diberikan oleh kombinasi variabel Debt
Financing (X1), Equity Financing (X2), terhadap Profit Expense
Ratio (Y) adalah sebesar 81,2%, sedangkan sisanya dipengaruhi
oleh variabel lain sebesar 19,8%.
C. Pembahasan
1. Hasil temuan hipotesis H1 Debt Financing (X1)
Hasil temuan pertama dalam penelitian ini menyatakan bahwa
variabel tingkat debt financing berpengaruh positif dan signifikan terhadap
variabel profit expense ratio. Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan
melihat tabel 4.5 di mana nilai tingkat signifikansi 0,039, karena tingkat
signifikansi 0,039 < 0,05. Artinya semakin tinggi debt financing
perusahaan, maka semakin meningkat profit expense ratio. Sebaliknya
semakin turun debt financing perusahaan, maka profit expense ratio
perusahan tersebut akan mengalami penurunan. Oleh sebab itu hipotesis
H1 dalam penelitian ini terbukti.
Hal tersebut menjelaskan tingkat pembiayaan Debt Financing (jual
beli) mempengaruhi Bank Syariah dalam meningkatkan laba perusahaan.
Terbukti mayoritas laba perusahaan Bank Syariah di Bursa Efek, pada
tahun 2015 - 2019 meningkat. Seperti Bank Muamalat, Bank Syariah
Mandiri, Bank Bri Syariah, dan Bank Net Syariah pada Tahun 2015 -2019
debt financing selalu meningkat dengan laba perusahaan. Dengan
besarnya pembiayaan ini beban operasional maupun non operasional
yang dihasilkan akan mempengaruhi Profit Expense Ratio Bank Syariah
62
yang bersangkutan.
Hasil penelitian sesuai dengan Stewardship theory yang
menyatakan bahwa Bank syariah yang merupakan pemilik dana
menyerahkan dana kepada nasabah (steward) yang telah dipercaya
untuk mengelolanya kemudian mengembalikan dana tersebut kepada
pihak bank syariah. Bank syariah memberikan kepercayaan penuh
sehingga nasabah dalam mengelola dana berjalan sesuai kesepakatan
pada saat awal akad pembiayaan agar tercapai tujuan dengan harapan
kedua belah pihak mendapatkan keuntungan. Keuntungan yang
didapatkan dalam pembiayaan tersebut akan menghasilkan pendapatan
sehingga terjadi peningkatan laba bank syariah agar kinerja keuangan
berjalan dengan lancar.
Hasil tersebut senada dengan hasil penelitian terdahulu oleh
Amanda Maulidiyah Firdaus dan Ari Prasetyo (2017) dengan judul
“Pengaruh debt financing dan equity financing terhadap profit expense
ratio Perbankan Umum Syariah Periode 2011-2015” dalam penelitiannya
menunjukkan bahwa Debt financing dan Equity Financing memiliki
pengaruh signifikan terhadap Profit ExpenseRatio
2. Hasil temuan hipotesis H2 Equity Financing (X2)
Hasil temuan kedua dalam penelitian ini menyatakan bahwa
variabel equity financing berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
profit expense ratio. Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan melihat tabel
4.5 di mana nilai tingkat signifikansi 0,018, karena tingkat signifikansi
0,018 < 0,05. Artinya Pendapatan atau keuntungan yang diperoleh dari
usaha equity finaning ditentukan dari modal yang disalurkan. Semakin
63
besar modal yang disalurkan semakin besar pula keuntungan yang
didapatkan. Sebaliknya semakin kecil modal yang disalurkan semakin
kecil pula pendapatan yang didapatkan. Namun pada sistem bagi hasil
bukan hanya berbagi keuntungan saja tapi siap pula berbagi kerugian dari
hasil usaha yang dilakukan.
Penelitian ini ada beberapa bank yang mengalami penurunan
laba (rugi) dari tahun ketahun seperti Bank Mega Syariah pada tahun
2015, Bank Net Syariah pada tahun 2018 dan 2019 dan Bank Victoria
pada tahun 2015. Pada equity financing kunci pembiayaan terletak pada
mudharabah dan musyarakah, keduanya sama sama menawarkan sistem
bagi hasil dengan akad yang jelas
Dari penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa nasabah yang
menggunakan sistem pembiayaan equity financing lebih berorientasi
pada modal kerja. Masyarakat ataupun nasabah memanfaatkanya untuk
membiayai usaha mereka dengan kesepakatan keuntungan maupun
kerugian ditanggung secara bersama sama sehingga resiko
kebangkrutan dapat diminimalkan dengan syarat kedua belah pihak
sama- sama menerapkan sikap jujur dalam pelaksanaanya.
Hasil penelitian sesuai dengan Stewardship theory merupakan
keadaan manajer sebagai steward melakukan kinerja bukan untuk tujuan
individu tetapi mengutamakan pada kepentingan bersama (principal).
Teori ini juga berpendapat dalam mencapai tujuan bersama kepentingan
antara steward dan principal bisa sejalan namun apabila keduanya
memilki tujuan yang berbeda, manajer harus tetap mengutamakan
kebersamaan sehingga dapat tercipta suasana yang harmoni dalam
64
mencapai tujuan organisasi yang sebenarnya.
Hasil tersebut senada dengan hasil penelitian Rahayu et al yang
menyatakan bahwa pembiyaan bagi hasil berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap Profitabilitas. Karena pembiayaan equity financing
yang dilakukan oleh nasabah berpengaruh terhadap keuntungan yang
didapatkan pihak bank dalam meningkatkan profit expense rationya.
Setahun setelahnya Dian Anita (2018) melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Debt Financing dan Equity Financing Terhadap
Profit Expense Ratio Bank Muamalat dan Bank Jabar Banten Syariah di
Kota Bandung” dalam penelitiannya mengatakan bahwa secara
keseluruhan variabel Debt financing dan Equity financing secara
bersama-sama telah memberikan pengaruh terhadap Profit Expense
Ratio.
65
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pambahasan pada bab sebelumnya,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Debt financing berpengaruh positif dan signifikan terhadap profit expense
ratio. Artinya semakin tinggi debt financing perusahaan, maka semakin
meningkat Profit Expense Ratio. Terbukti mayoritas laba perusahaan bank
syariah di Bursa Efek Indonesia, pada tahun 2015 -2019 mengalami
peningkatan.
2. Equity Financing berpengaruh negatif signifikan terhadap Profit Expense
Ratio. Artinya Pendapatan atau keuntungan yang diperoleh dari usaha
tersebut ditentukan dari modal yang disalurkan. Apabila modal yang
disalurkan besar maka keuntungannya akan besar juga. Namun pada
sistem bagi hasil bukan hanya berbagi keuntungan saja tapi siap pula
berbagi kerugian dari hasil usaha yang dilakukan.
3. Hasil uji koefisien determinasi (R2) sebesar 0,812. Arti dari koefisien ini
adalah bahwa pengaruh yang diberikan oleh kombinasi variabel Debt
Financing (X1), Equity Financing (X2), terhadap Profit Expense Ratio (Y)
adalah sebesar 81,2%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain
sebesar 19,8%.
65
66
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, adapun saran sebagai berikut:
1. Bagi Bank Umum Syariah
a. Bank Umum Syariah harus lebih meningkatkan pendapatan melalui
pembiayaan bagi hasil, karena pada hakikatnya pembiayaan dengan
sistem bagi hasil merupakan pembiayaan yang keuntungan dan
kerugian akan ditanggung oleh kedua belah pihak.
b. Bank Umum Syariah harus lebih meningkatkan penyaluran
pembiayaan secara meluas dalam hal bidang usaha, agar dapat
menigkatkan profitabilitas perusahaan, sehingga masyarakat lebih
percaya pada Bank Umum Syariah dalam mengelola dana.
c. Bank Umum Syariah harus lebih meningkatkan laba dan mengurangi
masalah kerugian akibat pembiayaan bermasalah, karena hal tersebut
akan menurunkan kualitas dan profitabilitas perusahaan.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Penelitian ini akan lebih sempurna apabila variabel yang digunakan
lebih banyak untuk mendukung dan menunjang penelitian.
b. Periode penelitian akan lebih baik apabila diperpanjang, sehingga
dapat memberikan gambaran yang lebih luas tentang keadaan Bank
Umum Syariah di masa lalu.
c. Hasil penelitian akan lebih akurat apabila pengujian dilakukan
menggunaan lebih dari 1 metode, sehingga hasil penelitian dapat
dibandingkan mana yang lebih akurat.
67
DAFTAR PUSTAKA
Anita, Dian. 2017. Pengaruh Debt Financing Dan Equity Financing Terhadap Profit
Expense Ratio Bank Muamalat dan Bank Jabar Banten Syariah di Kota Bandung
Anto & Wibowo, M.G. (2012). Faktor-Faktor Penentu Tingkat Profitabilitas Bank
Umum Syariah Di Indonesia. Jurnal Ekonomi Islam La Riba. 6 (2),147-160 Anjani, R., dan Hasmarani, M.I. 2016. Pengaruh pembiayaan mudharabah,
musyarakah dan murabahah terhadap profitabilitas BPRS di Indonesia periode 2012-2015
A.wirman Syafeii.2014.Majalah Ekonomi Syariah:”Pengukuran Kinerja Bank
Syariah” Jakarta EKABA Universitas Trisakti
Adrianto dan Firmansyah. M.A. Manajemen Bank Syariah (Implementasi Teori dan Praktek). CV. Penerbit Kiara Media.
Dharma, Y., dan Pristianda, A. 2018. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah Dan
Murabahah Terhadap Profitabilitas (Return On Assets) Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah Di Indonesia 2012-2016 Fadhila, Novi. 2015. Analisis Pembiayaan Mudharabah Dan Murabahah Terhadap
Laba Bank Syariah Mandiri Firdaus, M.F., dan Prasetyo, A. 2016. Pengaruh Debt Financing Dan Equity
Financing Terhadap Profit Expense Ratio Perbankan Umum Syariah Periode 2011-2015
Firman Allah SWT dan Terjemahannya, Al-Baqarah ayat 275. Kementrian Agama
RI.
Firman Allah SWT dan Terjemahannya, Q.S. Al-Muzzammil ayat 20. Kementrian
Agama RI.
Firman Allah SWT dan Terjemahannya, Q.S. Ar-Ruum ayat 39. Kementrian
Agama RI.
Gitman.2006. Principles Manajemen Perbankan. Bandung : Kappa.Sigma Harianto, Syawal. 2017. Rasio Keuangan Dan Pengaruhnya Terhadap
Profitabilitas Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Di Indonesia Haq, N.A. 2017 Pengaruh Pembiayaan Dan Efisiensi Terhadap Profitabilitas Bank
Umum Syariah Hernawati, Herni dan Puspasari, O.R. 2018. Pengaruh Faktor Makroekonomi
terhadap Pembiayaan Bermasalah.
67
68
Indriyanto et al. 2018. Pengaruh Debt Financing Dan Equity Financing Terhadap
Return On Equity Pada Bank Syariah Yang Terdaftar Di Bank Indonesia. Janwari, Y. (2015). Lembaga Keuangan Syariah. (A. Kamsyach, Ed.) (Pertama). Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Karim, A. (2014). Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: Rajawali
pres. Kartini, dan Arianto. 2008. Struktur Kepemilikan, Profitabiltas, Pertumbuhan Aktiva
dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Keuangan dan Perbankan. Vol 12. No 1. Hal 11-21
Kamaruddin, Badrul Hisham,et.al. 2008. Assesing Production Efficiency of Islamic
Banks and Conventional Bank Islamic Window in Malaysia. International Journal of Business and Management Science, Vol 1(2),pp.31- 48Ismail, 2011, Perbankan Syariah, Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Kholis, N., dan Kurniawati, L. 2018. Pengaruh pembiayaan bagi hasil, Non
Performing Financing (NPF) dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Return On Assets (ROA) pada bank umum syariah
Kuraesin, A., dan Suryaman. 2017. Analisis Debt Financing Dalam Meningkatkan
Profitabilitas Machmud, Amir, Rukmana. 2010. Bank Syariah : Teori, Kebijakan dan Studi
Empiris di Indonesia. Jakarta: Erlangga. Nizar, A.S., dan Anwar, M.K. 2015. Pengaruh Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan
Bagi Hasil Dan Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah.
Rahayu et al. 2016. Musyarakah Terhadap Profitabilitas (Studi Pada Bank Umum
Syariah Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014) Raharjo, Eko. 2007. “Teori Agensi dan Teori Stewardship dalam Perspektif
Akuntansi”. Jurnal Fokus Ekonomi, Vol. 2, No. 1, Hal: 37-46. Rivai, V., dan Veithzal, A.P. 2008. Islamic Financial Riyadi, Slamet dan Yulianto, Agung. 2014. ”Pengaruh Pembiayaan bagi Hasil,
Pembiayaan Jual Beli, Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia”. Accounting Analysis Journal. Vol. 3 (4), Hal: 466-474
Sulhan, Ely Siswanto. 2008. Manajemen Bank (Konvensional dan Syariah).
Malang: UIN press.
69
Sulhan, Ely Siswanto. 2008. Manajemen Bank (Konvensional dan Syariah). Malang: UIN press.
Sari, Nilam. 2015. Kontrak (Akad) dan Implementasinya Pada Perbankan Syariah di Indonesia. Yayasan PeNA Banda Aceh, Jl. Tgk. Chik Ditiro No. 25
Gampong Baro Susilawati, Ika. 2017. Pengaruh Tingkat Debt Financing Dan Equity Financing
Terhadap Profit Expense Ratio Perbankan Syariah. Syafi‟i, Muhammad. 2001. Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktek Jakarta : Gema
Insani Press. Priyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif. Zifatama Publishing. Jl. Taman
Pondok Jati, J3 Taman Sidoarjo Pujiono, Arif. 2004. Posisi dan Prospek Perbakkan Syari’ah Dalam Dunia
Bisnis. Priyadi, M.A., dan Tandika, D. 2017. Pengaruh Tingkat Debt Financing dan Equity
Financing terhadap Profit Expense Ratio Bank Umum Syariah Periode 2014-2017.
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-
Undang no 10 tahun 1992 tentang perbankan.
70
LAMPIRAN
71
Lampiran 1 : Tabel Perhitungan Debt Financing
72
Lampiran 2 : Tabel Perhitungan Equity Financing
73
Lampiran 3 : Tabel Perhitungan Profit Expense Ratio
74
Lampiran 4 : Uji SPSS
Statistics
Debt Financing Equity Financing
Profit Expense
Ratio
N Valid 8 8 8
Missing 0 0 0
Mean .8418 1.2737 .4311
Median 1.0558 1.1512 .4714
Mode .21a .43
a -.47
a
Std. Deviation .52983 .70715 .43961
Variance .281 .500 .193
Minimum .21 .43 -.47
Maximum 1.58 2.40 .94
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Profit Expense Ratio .4311 .43961 8
Debt Financing .8418 .52983 8
Equity Financing 1.2737 .70715 8
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 Equity
Financing, Debt
Financinga
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Profit Expense Ratio
75
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .930a .865 .812 .19086 1.814
a. Predictors: (Constant), Equity Financing, Debt Financing
b. Dependent Variable: Profit Expense Ratio
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.171 2 .585 16.069 .007a
Residual .182 5 .036
Total 1.353 7
a. Predictors: (Constant), Equity Financing, Debt Financing
b. Dependent Variable: Profit Expense Ratio
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .576 .231 2.491 .055
Debt Financing .410 .148 .494 2.775 .039 .849 1.177
Equity Financing -.385 .111 -.619 -3.478 .018 .849 1.177
a. Dependent Variable: Profit Expense Ratio
76
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 8
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .16130253
Most Extreme Differences Absolute .141
Positive .140
Negative -.141
Kolmogorov-Smirnov Z .400
Asymp. Sig. (2-tailed) .997
77
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 8
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .16130253
Most Extreme Differences Absolute .141
Positive .140
Negative -.141
Kolmogorov-Smirnov Z .400
Asymp. Sig. (2-tailed) .997
a. Test distribution is Normal.
78
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -8.360 2.374 -3.522 .017
Debt Financing .106 1.516 .023 .070 .947
Equity Financing 2.527 1.136 .738 2.225 .077
a. Dependent Variable: Abs_RES
79
Lampiran 5 : Surat Balasan
80
Lampiran 6 : Uji Turnitin
81
BIOGRAFI PENULIS
Irma Santi panggilan Irma lahir di Paccing pada
tanggal 29 September 1999 dari pasangan suami
istri Bapak Sainal Abdi dan Ibu Nuriati. Peneliti
adalah anak Pertama dari tiga bersaudara. Peneliti
sekarang bertempat tinggal di Desa Paccing Kec.
Patimpeng Kab. Bone.
Pendidkan yang telah ditempuh oleh peneliti yaitu TK Mapaccing Pulana
lulus tahun 2004, SD Negeri 251 Paccing lulus tahun 2010, SMP Negeri 2
Tonra lulus tahun 2013, SMA Negeri 1 Libureng lulus tahun 2016, dan
mulai tahun 2016 mengikuti program S1 Akuntansi Kampus Universitas
Muhammadiyah Makassar sampai dengan sekarang. Sampai dengan
Penulisan skripsi ini peneliti masih terdaftar sebagai mahasiswi Program
S1 Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.