Transcript of Pengantar ekonomi makro
- 1. Oleh: YANTO AZIE SETYA, SE., M.Si
- 2. Materi Perkuliahan Ruang lingkup analisis makro ekonomi
Penghitungan pendapatan nasional Penentuan kegiatan ekonomi:
klasik, Keynes, dan masa kini Keseimbangan ekonomi dua sektor,
Keseimbangan ekonomi tiga sektor, Keseimbangan perekonomian terbuka
Keseimbangan AD-AS Uang, institusi keuangan dan penawaran uang
Penawaran uang dan kegiatan ekonomi negara Penganguran, inflasi,
dan kebijakan pemerintah Perdagangan luar negeri, proteksi dan
globalisasi Neraca pembayaran, kurs valuta asing, dan kegiatan
perekonomian terbuka
- 3. PERKEMBANGAN ILMU EKONOMI MODERN Dimulai pada saat Adam
Smith (1723- 1790) menerbitkan bukunya yang berjudul An Inquiri
into the Nature and Causes of the Wealth of Nations, yang kemudian
dikenal sebagai Wealth of Nations (1776)
- 4. Adam Smith menyatakan bahwa seperti alam semesta yang
berjalan serba teratur, sistem ekonomi pun akan mampu memulihkan
dirinya sendiri (self adjustment), karena ada kekuatan pengatur
yang disebut sebagai tangan- tangan tak terlihat (invisible
hands).
- 5. Dalam bahasa yang sederhana, tangan gaib tersebut adalah
mekanisme pasar, yaitu mekanisme alokasi sumber daya ekonomi
berlandaskan interaksi kekuatan permintaan dan penawaran. Adam
Smith sangat percaya bahwa mekanisme pasar akan menjadi alat
alokasi sumber daya yang efisien, jika pemerintah tidak ikut campur
dalam perekonomian
- 6. Jean Baptiste Say (1767-1832) Mematangkan pemikiran Smith
dengan melontarkan pendapat yang sekarang dikenal sebagai hukum Say
(Say's law), "...supply creates it's own demand..." dalam bukunya :
A Treatise on Political Economy (1803). Maksud dari pernyataan
tersebut adalah bahwa barang dan jasa yang diproduksi pasti
terserap oleh permintaan sampai tercapai keseimbangan pasar.
- 7. Asumsi-asumsi Yang Melatar Belakangi Model Mekanisme Pasar
Menurut Adam Smith Dan JB Say 1. Struktur pasar merupakan
persaingan sempurna; informasi sempurna dan simetris; input dan
output adalah homogen; para pelaku ekonomi bersifat rasional dan
bertujuan memaksimumkan kegunaan atau keuntungan. 2. Netralitas
uang (money neutrality) yang mempunya konsekuensi harga bersifat
fleksibel, dapat berubah seketika itu juga (price flexibility
- 8. John Maynard Keynes
- 9. Kritik Keynes terhadap Teori Klasik 1. Tabungan bukan
ditentukan oleh tingkat suku bunga tetapi oleh tingkat pendapatan
masyarakat. 2. Suku bunga bukan ditentukan oleh penawaran dana
untuk tabungan dan permintaan dana untuk investasi, namun
ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang 3. Tingkat upah tidak
fleksibel, walaupun terdapat banyak pengangguran tingkat upah tidak
akan turun dan pengangguran tetap wujud. 4. Pendapatan nasional
bukan faktor-faktor produksi yang tersedia tetapi oleh pengeluaran
agregat (AE). Pengeluaran agregat yang wujud dalam ekonomi selalu
kurang dari pendapatan nasional potensial dan menyebabkan
pengangguran tenaga kerja selalui wujud
- 10. Pandangan Keynes Tingkat kegiatan ekonomi ditentukan oleh
permintaan efektif yaitu pengeluaran agregat yang akan wujud dalam
suatu perekonomian dalam suatu waktu tertentu. Pengeluaran agregat:
konsumsi rumah tangga, investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah
dan ekspor Nilai pengeluaran dari keempat komponen di atas akan
menentukan kegiatan perekonomian, kesempatan kerja dan pendapatan
nasional.
- 11. Golongan Monetaris (Milton Firedman) Sistem pasar bebas
cukup efisien dalam mengatur kegiatan ekonomi dan mampu menyebabkan
perekonomian selalu beroperasi pada kesempatan kerja penuh Peranan
penawaran uang dalam menentukan kegiatan ekonomi Menyukai kebijakan
pemerintah yang berbentuk kebijakan moneter
- 12. Golongan Ekspektasi Rasional (Klasik Baru) Semua pelaku
kegiatan ekonomi bertindak secara rasional mengetahui seluk beluk
kegiatan ekonomi dan mempunyai informasi yang lengkap mengenai
peristiwa-peristiwa dalam perekonomian Semua jenis pasar beroperasi
secara efisien dan dapat dengan cepat membuat
penyesuaian-penyesuaian ke atas perubahan yang berlaku
- 13. Ekonomi Segi Penawaran Mempertinggi efisiensi kegiatan
perusahaan sehingga kegiatan ekonomi dapat ditingkatkan, pendapatan
nasional riil dan kesempatan kerja bertambah serta tingkat harga
dapat distabilkan Tujuan: a. Para pekerja akan bekerja lebh giat
dan efisien b. Efisiensi kegiatan usaha dapat ditingkatkan dan
biaya produksi dikurangi c. Mengembangkan peranan pihak swasta dan
mendorong lebih banyak persaingan
- 14. Keynesian Baru Berkeyakinan bahwa ada ketidaksempurnaan
pasar barang dan pasar faktor produksi Kebijakan pemerintah masih
cukup diperlukan untuk menstabilkan kegiatan ekonomi dan
mengusahakan agar perekonomian tetap mencapai kesempatan kerja
penuh.
- 15. DEFINISI EKONOMI MAKRO Analisis dalam ilmu ekonomi yang
menerangkan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan ekonomi. Isu
isu utama dalam ekonomi makro: 1. faktor-faktor apakah yang
menentukan tingkat kegiatan suatu perekonomian? 2. Mengapa
pertumbuhan ekonomi tidak selalu teguh? 3. Mengapa kegiatan ekonomi
tidak berkembang dengan stabil? 4. Mengapa pengangguran dan
kenaikan harga selalu berlaku?
- 16. Tujuan kebijakan makro ekonomi 1. Menstabilkan kegiatan
ekonomi, meliputi: (a) tingkat penggunaan tenaga kerja adalah
tinggi; (b) tingkat harga-harga tidak menunjukkan perubahan yang
berarti; (c) terdapat keseimbangan diantara ekspor dan impor dan
lalu lintas modal dari/ke luar negeri. 2. Penggunaan tenaga kerja
penuh tanpa inflasi 3. Menghindari masalah inflasi, penyebab: (a)
ketidakstabilan politk dan ekonomi negara; (b) permintaan
masyarakat yang berlebihan, pertambahan penawaran uang yang
berlebihan, dan kenaikan biaya dalam produksi.
- 17. 4. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang teguh, tujuan: (a)
menyediakan kesempatan kerja; (b) menaikkan tingkat kemakmuran
masyarakat. 5. Mengukuhkan neraca pembayaran dan kurs valuta
asing.
- 18. KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI 1. Kebijakan fiskal:
langkah-langkah pemerintah membuat perubahan dalam bidang
perpajakan dan pengeluaran pemerintah dengan maksud untuk untuk
mempengaruhi pengeluaran agregat dalam perekonomian. 2. Kebijakan
moneter: langkah-langkah pemerintah yang dilaksanakan oleh Bank
Sentral (Bank Indonesia) untuk mempengaruhi (mengubah) penawaran
uang dalam perekonomian atau mengubah suku bunga, dengan maksud
untuk mempengaruhi pengeluaran agregat. 3. Kebijakan segi
penawaran: bertujuan untuk mempertinggi efisiensi kegiatan-kegiatan
perusahaan sehingga dapat menawarkan barang-barangnya dengan harga
yang lebih murah atau dengan mutu yang lebih baik.
- 19. PENDAPATAN NASIONAL (Y) 1.Merupakan nilai barang dan jasa
yang dihasilkan sesuatu negara dalam suatu tahun tertentu. 2.
Jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang
digunakan untuk memproduksi barang dan jasa dalam suatu tahun
tertentu.
- 20. 3 Cara Penghitungan Pendapatan Nasional 1. Cara
pengeluaran: menjumlahkan nilai pengeluaran/perbelanjaan ke atas
barang-barang dan jasa yang diproduksi dalam negara tersebut. 2.
Cara produksi/produk netto: menjumlahkan nilai produksi barang dan
jasa yang diwujudkan oleh berbagai sektor (lapangan usaha) dalam
perekonomian 3. Cara pendapatan: menjumlahkan pendapatan yang
diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan untuk
mewujudkan pendapatan nasional.
- 21. Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Nilai barang dan jasa dalam
suatu negara yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik
warga negara tersebut dan negara asing yang berusaha di wilayah
Indonesia
- 22. Pendapatan Nasional Bruto (PNB) Nilai barang dan jasa dalam
suatu negara yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik
warga negara yang berusaha di Indonesia dan warga negara Indonesia
yang berusaha di luar negeri
- 23. Metode Penghitungan Pendapatan Nasional Pendekatan Produksi
Pendekatan Pendapatan Pendekatan Pengeluaran
- 24. Pendekatan Produksi Produk nasional atau Produk Domestik
Bruto diperoleh dengan menjumlahkan nilai pasar dari seluruh barang
dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor di dalam perekonomian
dalam periode tertentu. Dengan demikian, PNB atau GDP menurut
metode ini, jumlah dari harga setiap masing-masing barang dan jasa
dikalikan dengan jumlah atau kuantitas barang dan jasa yang
dihasilkan. Pendapatan nasional menurut metode produksi dapat
dirumuskan sebagai berikut : Y = (P1xQ1)+(P2xQ2)+......(PnxQn)
Keterangan : Y = Produk Nasional atau Produk Domestik Bruto (PNB
atau GDP) P = Harga Barang dari unit ke-I hingga unit ke-n Q =
Jumlah barang dari jenis ke-I hingga jenis ke-n
- 25. 11 Sektor Pendekatan Produksi Pertanian, Peternakan,
Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan penggalian Industri dan
pengolahan Listrik, gas, dan air minum Bangunan Perdagangan, hotel,
restoran Pengangkutan dan telekomunikasi Bank dan Lembaga keuangan
lainnya Pemerintahan dan Pertahanan Jasa-jasa lainnya
- 26. Pendekatan Pendapatan Pendapatan nasional adalah hasil
penjumlahan seluruh penerimaan yang diterima para pemilik faktor
produksi di dalam suatu negara selama periode tertentu (biasanya
satu tahun). Pendapatan nasional menurut metode penerimaan
merupakan penjumlahan dari sewa, upah, bunga modal, dan laba yang
diterima masyarakat pemilik faktor produksi selama satu tahun
- 27. Empat Komponen dalam Pendekatan Pendapatan Sewa (rent=r)
yang diterima pemilik faktor produksi alam. Upah (wages=w) atau
Gaji (Salary) yang diterima pemilik faktor produksi tenaga kerja
Bunga modal (interest=i) yang diterima pemilik faktor produksi
modal. Laba (profit=p) yang diterima pemilik faktor produksi
kewirausahaan (entrepreneurship) Rumus: Y = r + w + i + p
- 28. Pendekatan Pengeluaran Y = C + I + G + (X M) Keterangan : Y
= Pendapatan Nasional C = Pengeluaran konsumsi Rumah Tangga
Konsumen I = Pengeluaran Investasi Rumah Tangga Produsen G =
Pengeluaran pemerintah dari Rumah Tangga Pemerintah X = Ekspor M =
Impor
- 29. Pertumbuhan Ekonomi Kenaikan jangka panjang dalam kemampuan
suatu negara untuk menyediakan semakin banyak barang- barang
ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan
kemajuan teknologi, penyesuaian kelembagaan, dan ideologi yang
diperlukannya
- 30. Rumus Pertumbuhan Ekonomi (g) g = [(Pnriilt
PNriil0)/PNriil0] x 100 Contoh: Pendapatan nasional riil tahun 2001
adalah Rp 120,2 T. Sedangkan pada tahun 2002 pendapatan nasional
riil meningkat menjadi Rp 128,8 T. Hitunglah tingkat pertumbuhan
ekonomi negara tersebut! Jawab: g2002 = [(128,8 120,2)/120,2] x 100
= 7 %
- 31. Pada tahun 2001 PDB menurut harga berlaku bernilai Rp 198,5
T dan pada tahun 2002 nilainya menjadi Rp 225,7 T. Indeks Harga
pada tahun 2001 adalah 152 dan tahun 2002 indeks harganya menjadi
160.Hitunglah tingkat pertumbuhan ekonominya! Jawab: PN riil 2002 =
(152/160) x 225,7 T = Rp 214,4 T (PDB 2002) g2002 = [(214,4
198,5)/198,5] x 100 = 8 %
- 32. TENAGA KERJA & PENGANGGURAN Angkatan kerja : jumlah
tenaga kerja yang terdapat dalam suatu perekonomian pada suatu
waktu tertentu. Informasi yang diperlukan: 1. Penduduk usia kerja
(15 65 tahun) 2. Penduduk usia 15-65 tahun yang tidak ingin bekerja
(pelajar,mahasiswa, ibu rumah tangga, penganggur sukarela) disebut
bukan angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja = jml angkatan kerja
jml bukan angkatan kerja
- 33. Tingkat partisipasi angkatan kerja=angkatan kerja dibagi
dengan penduduk usia kerja. Contoh: Penduduk usia kerja=14.891.761
Angkatan kerja= 9.124.458 Dari angkatan kerja itu sebanyak
8.528.571 mempunyai pekerjaan Tingkat partisipasi angkatan
kerja=(9.124.458/14.891.761) x 100 % = 61,3% Jumlah
pengangguran=9.124.458 8.528.571=595.887 Tingkat
pengangguran=(595.887/9.124.458)x 100%=6,5%
- 34. NERACA PEMBAYARAN Data yang memberi gambaran tentang lalu
lintas perdagangan dan dana dari suatu negara ke berbagai negara
lain dalam satu tahun tertentu. 1.Neraca perdagangan : data
mengenai ekspor dan impor 2. Neraca keseluruhan:data mengenai
ekspor dan impor serta aliran modal jangka pendek dan jangka
panjang.
- 35. PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) ATAU GROSS DOMESTIC PRODUCT
(GDP) Nilai barang dan jasa dala suatu negara yang diproduksikan
oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut dan negara
asing.
- 36. PRODUK NASIONAL BRUTO (PNB) ATAU GROSS NATIONAL PRODUCT
(GP) Nilai barang dan jasa yang diproduksikan oleh faktor- faktor
produksi yang dimiliki oleh warga negara dari negara yang
pendapatan nasionalnya dihitung. Nilai produk berupa barang dan
jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama
satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan
oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk
hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara
tersebut.
- 37. RUMUS PERHITUNGAN PDBhp = PNBhp PFN dari Luar Negeri PFN =
pendapatan faktor-faktor produksi yang diterima dari luar negeri
dikurangi dengan pendapatan faktor-faktor produksi yang dibayarkan
ke luar negeri PNBhp = PNhf + Pajak tak langsung Subsidi +
Depresiasi Harga pasar = harga faktor + Pajak tak langsung -
Subsidi Harga pasar =nilai suatu barang (produksi negara) yang
ditentukan oleh pembayaran yang dilakukan konsumen atau pengguna
lain untuk memperoleh barang tersebut. Harga faktor = nilai sesuatu
barang (pendapatan negara) yang dihitung berdasarkan pembayaran
kepada faktor-faktor produksi yang digunakan untuk mewujudkan
barang tersebut (produksi negara)
- 38. 1. Pajak tak langsung: pungutan pemerintah yang dikenakan
atas barang dan jasa pada saat barang tersebut dijual kepada pihak
lain, terutama konsumen, atau diimpor dari luar negara.contoh:
pajak penjualan dan pajak impor. 2. Subsidi: bantuan dalam bentuk
barang atau uang kepada produsen ataupun konsumen untuk mengurangi
biaya produksi (produsen) atau mengendalikan harga (konsumen)
- 39. CARA PENGELUARAN 1.Konsumsi rumah tangga (household
consumption)=C 2. Konsumsi pemerintah (government consumption)=G 3.
Pengeluaran investasi (investment expenditure)=I 4. Ekspor netto
(Net export)= Export (X) Import (M) Y = C + I + G + (X M)
- 40. CARA PRODUK NETTO/NILAI TAMBAH Jenis kegiatan Nilai
Penjualan (ribu Rp) Nilai Tambah 1. Mengambil kayu hutan 50 50 2.
Menggergaji papan 200 150 3. Membuat perabot 600 400 4. Menjual
perabot di toko 800 200 Jumlah nilai penjualan dan nilai tambah
1650 800
- 41. CARA PENDAPATAN Menghitung pendapatan yang diterima dari
penggunaan faktor produksi: 1. Pendapatan para pekerja: gaji dan
upah 2. Pendapatan dari usaha perseorangan 3. Pendapatan dari sewa
4. Bunga netto:seluruh nilai pembayaran bunga yang dilakukan
dikurangi bunga ke atas pinjaman konsumsi dan bunga ke atas
pinjaman pemerintah 5. Keuntungan perusahaan
- 42. PEREKONOMIAN 4 SEKTOR Y = C + I + G + (X M) Merupakan suatu
negara yang mempunyai hubungan ekonomi dengan negara-negara lain.
Terdiri dari: 1. Sektor rumah tangga (C) 2. Sektor perusahaan (I)
3. Sektor pemerintah (G) 4. Sektor luar negeri (X M)
- 43. KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL DALAM PEREKONOMIAN 4
SEKTOR a. Y = C+I+G+(X-M) b. I+G+X (SUNTIKAN)=S+T+M (BOCORAN)
- 44. MULTIPLIER PEREKONOMIAN 4 SEKTOR Y=C+I+G+(X-M)
Y=C0+bYd+I0+G0+X0-mY Y=C0+b(Y-tY)+I0+G0+X0-mY
Y=C0+bY-btY+I0+G0+X0-mY Y-bY+btY+mY = C0+I0+G0+X0 Y(1-b+bt+m) =
C0+I0+G0+X0 1 Y= (C0+I0+G0+X0) (1-b+bt+m)
- 45. EKSPOR NAIK SEBANYAK X Pendapatan Nasional yang baru(Y1): 1
Y1= (C0+I0+G0+X0+X0) (1-b+bt+m) 1 Y1-Y = X (1-b+bt+m) 1 Y = X
(1-b+bt+m)
- 46. MASALAH PENGANGGURAN DAN INFLASI Keadaan ekonomi suatu
negara: Mencapai tingkat konsumsi tenaga kerja penuh Menghadapi
masalah pengangguran Menghadapi masalah inflasi
- 47. Mencapai tingkat konsumsi Tenaga Kerja Penuh Dalam
perekonomian yang mencapai tingkat konsumsi tenaga kerja penuh,
pengeluaran agregat yang sebenarnya wujud adalah sama dengan
pengeluaran agregat yang diperlukan untuk mencapai tingkat konsumsi
tenaga kerja penuh (AE = AEF ) AE Y=AE AE=AEF E Y=YF Y
- 48. MASALAH PENGANGGURAN Jurang deflasi adalah jumlah
kekurangan pembelanjaan agregat yang diperlukan untuk mencapai
konsumsi tenaga kerja penuh (AE < AEF ). Jarak dari A ke B
adalah jurang deflasi AE AEF A B AE Y Yf Y
- 49. MASALAH INFLASI Jurang inflasi adalah kelebihan dalam
pengeluaran agregat di atas pengeluaran agregat pada konsumsi
tenaga kerja penuh yang menimbulkan kekurangan barang dan
seterusnya kenaikan harga (AE > AEF ) AE AE E AEF Jurang inflasi
Yf Y Y
- 50. Peran Kebijakan Fiskal dalam mengatasi jurang deflasi dan
inflasi Untuk mengatasi jurang deflasi pemerintah melakukan
penambahan pengeluarannya, mengurangi pajak yang dipungut dari para
penerima pendapatan dan perusahaan. Langkah ini disebut kebijakan
anggaran belanja defisit. Untuk mengatasi jurang inflasi pemerintah
melakukan pengurangan pengeluarannya, meningkatkan tingkat dan
jumlah pajak yang dipungut dari berbagai golongan masyarakat.
Langkah ini disebut kebijaka anggaran belanja surplus.
- 51. Contoh Kebijakan fiskal diskresioner Pendapatan nasional
potensial (dicapai saat full employment)=Rp 800 T = Yf Pendapatan
nasional sebenarnya (Y) = Rp 750 T MPC pandapatan disposable=0,75
Pajak proporsional (20% dari Y). Maka terdapat tiga alternatif
kebijakan fiskal diskresioner: 1. Pemerintah menaikkan
pengeluarannya saja 2. Pemerintah menurunkan pajak saja 3.
Pemerintah menaikkan pengeluarannya sebanyak Rp 10 T dan usaha
mengatasi pengangguran dilakukan juga dengan mengurangi pajak.
- 52. Kenaikan Pengeluaran Pemerintah Jurang pendapatan nasional
(Y)=Yf-Y=800-750=50 1 Y = G 1 b + bt 1 50 = G 1 0,75 + 0,75(0,2) 50
= 2,5 G G = 50/2,5 = 20 Jadi untuk mencapai konsumsi tenaga kerja
penuh pemerintah perlu menaikan pengeluarannya sebanyak Rp 20
T
- 53. Pengurangan Pajak b Y = T 1 b + bt 0,75 50 = T 1 0,75 +
0,75(0,2) 50 = 0,75/0,4 (T) T = 1,875/50 = 26,6667 Jadi pajak perlu
dikurangi sebanyak Rp 26,6667 T
- 54. Pemerintah menaikkan pengeluarannya dan mengurangi pajak
Pemerintah menaikkan pengeluarannya sebanyak Rp 10 T, maka: 1 Y = G
1 b + bt 1 Y = (10) 1 0,75 + 0,75(0,2) Y =2,5 (10) = 25 Kenaikan
pendapatan nasional yang masih diperlukan untuk mencapai full
employment= 50-25 = 25 T
- 55. b Y = T 1 b + bt 0,75 25 = T 1 0,75 + 0,75(0,2) 25 =
0,75/0,4 (T) T = 1,875/25 = 13,3333 Maka jumlah pajak yang harus
diturunkan oleh pemerintah adalah sebanyak Rp 13,3333
- 56. JENIS PENGANGGURAN 1) Pengangguran Friksional (Frictional
Unemployment) Pengangguran ini bersifat sementara, biasanya terjadi
karena adanya kesenjangan waktu, informasi maupun karena kondisi
geografis antara pencari kerja dan kesempatan (lowongan) kerja.
Mereka yang masuk dalam kategori pengangguran sementara, umumnya
rela menganggur (voluntary unemployment) untuk mendapat
pekerjaan.
- 57. 2) Pengangguran Struktural (Structural Unemployment)
Dikatakan pengangguran struktural karena sifatnya yang mendasar.
Pencari kerja tidak mampu memenuhi persyaratan yang dibutuhkan
untuk lowongan pekerjaan yang tersedia. Hal ini terjadi dalam
perekonomian yang berkembang pesat. Makin tinggi dan rumitnya
proses produksi dan atau teknologi produksi yang digunakan,
menuntut persayaratan tenaga kerja yang juga makin tinggi.
- 58. 3) Pengangguran Musiman (Seasonal Unemployment) Adalah
pengangguran yang terjadi akibat faktor musim, umumnya terjadi pada
sektor pertanian
- 59. INFLASI Suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum
dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang
dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi
masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang
memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat
adanya ketidak lancaran distribusi barang.
- 60. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya
nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu
peristiwa, bukan tinggi- rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat
harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi
adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap
terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus
dan saling pengaruh-mempengaruhi.
- 61. JENIS INFLASI BERDASARKAN CAKUPAN PENGARUH TERHADAP HARGA
1. Inflasi tertutup (Closed Inflation), Jika kenaikan harga yang
terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu. 2.
Inflasi terbuka (Open Inflation), apabila kenaikan harga terjadi
pada semua barang secara umum 3. Inflasi yang tidak terkendali
(hiperinflasi), apabila serangan inflasi demikian hebatnya sehingga
setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang
tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus
merosot
- 62. TINGKAT PARAHNYA INFLASI Inflasi ringan : kurang dari 10% /
tahun Inflasi sedang: antara 10% sampai 30% / tahun Inflasi berat:
antara 30% sampai 100% / tahun Hiperinflasi: lebih dari 100% /
tahun
- 63. PERDAGANGAN INTERNASIONAL Keunggulan Mutlak adalah
keuntungan yang diperoleh sesuatu negara dari mengkhususkan
kegiatanya kepada memproduksikan barang-barang dengan efisiensi
yang lebih tinggi dari negara-negara lain. Keuntungan berbanding
Contoh:(asumsi hanya menggunakan 2 faktor produksi) Keadaan 1:
Produksi sebelum spesialisasi Negara Produksi Mobil Produksi TV
Harga Relatif Jepang 20 1200 1 m: 60 TV AS 50 1500 1 m:30 TV
- 64. Dari keadaan 1 disimpulkan bahwa harga relatif mobil lebih
murah di AS karena untuk memperoleh satu buah mobil hanya
dibutuhkan 30 buah TV , sebaliknya harga relatif TV lebih murah di
Jepang. Hal ini berarti AS akan memproduksi mobil sedangkan Jepang
hanya akan memproduksi TV. Keadaan 2: Produksi setelah spesialisasi
Negara Produksi Mobil Produksi TV Jepang - 2400 AS 100 - Nilai
produksi AS = 50 x 2 faktor produksi = 100 mobil Nilai produksi
Jepang=1200 x 2 = 2400 TV
- 65. Keadaan 3: Konsumsi sesudah perdagangan (kurs pertukaran= 1
mobil : 40 TV) dan AS akan membeli 1600 TV dari Jepang Negara
Konsumsi Mobil Konsumsi TV Jepang 40 800 AS 60 1600 Jumlah 100
2400
- 66. Keuntungan Perdagangan 1. Produksi mobil meningkat (dari 70
jadi 100 unit), tetapi produksi TV berkurang (dari 2700 jadi 2400
unit). Kekurangan 300 unit TV dapat diganti dengan kenaikan
produksi 7,5 unit mobil (300 : 40). Berarti tambahan 30 unit
produksi mobil sama nilainya dengan 1200 TV (30 x 40). Jumlah ini
lebih besar dari pengurangan produksi TV yang berlaku sesudah
perdagangan. 2. AS menikmati keuntungan yang nyata, karena mobil
dan TV yang dinikmati melebihi dari jumlah yang dapat diproduksikan
3. Jumlah TV di Jepang berkurang 1200-800=400 unit, tapi jumlah
mobil meningkat sebanyak 40-20=20 unit. Nilai mobil tambahan ini
adalah 20 x 40=800 unit TV
- 67. Kurs Valuta Asing 1. Menunjukkan harga atau nilai mata uang
sesuatu negara yang dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain.
2. Jumlah uang domestik yang dibutuhkan yaitu banyaknya rupiah yang
dibutuhkan untuk memperoleh satu unit mata uang asing
- 68. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kurs 1. Perubahan dalam
citrarasa masyarakat 2. Perubahan harga barang ekspor dan impor 3.
Kenaikan harga umum (inflasi) dengan akibat: a.Inflasi menyebabkan
harga dalam negeri lebih mahal dari harga di luar negeri, hal ini
menyebabkan permintaan valas meningkat b. Inflasi menyebabkan harga
barang ekspor menjadi lebih mahal (akan mengurangi ekspor), hal ini
menyebabkan penawaran atas valuta asing berkurang maka valas akan
bertambah (harga mata uang negara yang mengalami inflasi merosot)
4. Perubahan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi. Jika
suku bunga dan tingkat pengembalian investasi rendah, modal akan
mengalir ke luar negeri, hal ini menyebabkan nilai mata uang
menjadi rendah, demikian sebaliknya.
- 69. Permintaan Agregat (Agregat Demand) Nilai riil pengeluaran
yang akan dilakukan dalam perekonomian pada berbagai tingkat harga
umum. Pengeluaran ini dibedakan kepada 5 komponen: konsumsi RT,
investasi swasta dan pemerintah, pengeluaran konsumsi pemerintah,
ekspor, dan impor.
- 70. Penawaran Agregat (Agregat Supply) Nilai pendapatan
nasional riil (produksi nasional) yang ditawarkan
perusahaan-perusahaan dala suatu perekonomian pada berbagai tingkat
harga umum.
- 71. Neraca Pembayaran Suatu catatan aliran keuangan yang
menunjukkan nilai transaksi perdagangan dan aliran dana yang
dilakukan di antara suatu negara dengan negara lain dalam suatu
tahun tertentu. Dibagi 2: a. Neraca berjalan b. Neraca modal