Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Phbs Di Tatanan Rumah Tangga Dan Kejadian Infeksi Saluran...

Post on 04-Dec-2015

11 views 0 download

description

ispa

Transcript of Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Phbs Di Tatanan Rumah Tangga Dan Kejadian Infeksi Saluran...

25

Jurnal Ners Indonesia, Vol.3, No.1, September 2012PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI TATANANRUMAH TANGGA DAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT

(ISPA) PADA BALITA

Reni Zulfitri1, Agrina2

Dosen Jiwa dan Komunitas Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau1,2

Email: renz_emi@yahoo.com

Abstrak

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan perilaku hidup bersih dan sehat ((PHBS) tatanan rumah tanggaterhadap kejadian infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) pada balita. Lokasi penelitian di kelurahan Rejosari Pekanbaru. Desainyang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 97 ibu – ibu yang mempunyaibalita yang memenuhi kriteria inklusi, dengan teknik pengambilan sampel proportional cluster sampling. Analisa data padapenelitian ini bersifat univariat dan bivariat (uji Chi Square). Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh yangsignifikan antara penerapan perilaku hidup bersih dan sehat tatanan rumah tangga terhadap kejadian ISPA pada balita (p value =0,046) Dengan demikian penting sekali perawat Puskesmas dalam meningkatkan berbagai kegiatan di masyarakat untuk memotivasimasyarakat dalam menerapkan PHBS di tatanan rumah tangga dengan baik.

Kata kunci: Perilaku hidup bersih, sehat, rumah tangga, ISPA, balita.

Abstract

The research objective was to determine the effect of the application of healthy and clean behavior in households on theincidence of acute respiratory infections (ARI) in infants. Research took place in Rejosari Pekanbaru. The design used wasdescriptive with cross sectional correlation. Total sample of 97 mothers who have children who met the inclusion criteria wereinvolved with a proportional sampling cluster technique. The data analysis in this study were univariate and bivariate (ChiSquare test). The results showed that the presence of a significant effect between application behavior and healthy householdarrangement on the incidence of respiratory infection in infants (p value = 0.046). Thus, it is important for public health centernurses to improve activities in the community to motivate people in order to implement PHBS at home.

Keywords: The clean life behavior, healthy, households, acute respiratory infections, children

PENDAHULUANMasa perkembangan tercepat dalam kehidupan

anak terjadi pada masa balita. Balita adalah anakyang berusia dari 0-59 bulan (Depkes, 2006). Masabalita merupakan masa yang sangat rentan terkenapenyakit dibanding masa anak maupun dewasa yangpertumbuhan dan perkembangannya sudah lengkap.Hal ini disebabkan karena daya tahan tubuh padabalita masih belum kuat (Sastroasmoro, 2007). Salahsatu penyakit infeksi yang paling sering terjadi padaanak-anak yaitu penyakit Infeksi Saluran PernapasanAkut (ISPA).

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)merupakan salah satu penyakit utama penyebabkematian bayi dan sering menempati urutan pertamaangka kesakitan balita. Penanganan dini terhadappenyakit ISPA terbukti dapat menurunkan kematian(Widoyono, 2008). Komplikasi lanjut penyakit ISPAseperti pneumonia dapat menyebabkan kematian.Kematian akibat penyakit ISPA mencapai 14 jutapada anak golongan umur 0-4 tahun, setiap tahun diseluruh dunia. Kematian akibat ISPA ini mayoritasterjadi pada bayi (dua pertiganya), yaitu golongan

0-1 tahun, sebanyak 90% kematian ini terjadi dinegara berkembang, berarti setiap 8 detik terjadi satukematian karena penyakit ISPA (Putro, 2008).

Indonesia merupakan salah satu dari negaraberkembang dengan angka kejadian ISPA yangcukup tinggi dan menjadi pembunuh utama kematianpada bayi dan balita (WHO, 2003, dalam Putro,2008). Hal tersebut merujuk pada hasil KonferensiInternasional mengenai ISPA di Canberra, Australiapada bulan Juli 1997, yang menemukan empat jutabayi dan balita di negara-negara berkembangmeninggal setiap tahun karena ISPA. Kematianakibat pneumonia pada akhir tahun 2000, mencapailima kasus di antara 1000 bayi dan balita. Ini berarti,ISPA mengakibatkan 150 ribu bayi dan balitameninggal setiap tahunnya, atau 12.500 korban perbulan, atau 416 kasus sehari, atau 17 anak per jam,atau seorang bayi tiap lima menit (Silalahi, 2004,dalam Putro, 2008).

Kondisi ini juga terjadi di Provinsi Riau.Berdasarkan rekapitulasi laporan bulanan DinasKesehatan Provinsi Riau, didapatkan data balitapenderita ISPA dari bulan Januari-September 2010