Epidemiologi Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( Ispa )

26
Oleh: KELOMPOK 1 Zumrotun Titi Husniawati Irda Septiani EPIDEMIOLOGI INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT ( ISPA )

Transcript of Epidemiologi Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( Ispa )

Page 1: Epidemiologi Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( Ispa )

Oleh:KELOMPOK 1

ZumrotunTiti HusniawatiIrda Septiani

EPIDEMIOLOGI INFEKSI SALURAN PERNAFASAN

AKUT ( ISPA )

Page 2: Epidemiologi Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( Ispa )

P O K O K B A H A S A N

DEFINISI ISPA

KLASIFIKASI PENYAKIT

ISPA

PERKEMBANGAN PENYAKIT ISPA

KONSEP H-A-E

RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT

PENCEGAHAN

PENYEBAB PREVALENSI ISPA MASIH TINGGI DI INDONESIA 

PROGRAM PENANGGULANGAN ISPA

ETIOLOGI

Page 3: Epidemiologi Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( Ispa )

Infeksi Saluran Pernafasan Akutsuatu keadaan dimana kuman penyakit berhasil menyerang alat-alat tubuh yang

dipergunakan untuk bernafas yaitu mulai dari hidung, hulu kerongkongan,

tenggorokan, batang tenggorokan sampai ke paru-paru, dan berlangsung tidak lebih dari

14 hari.

Page 4: Epidemiologi Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( Ispa )

Klasifikasi ispa Menurut Rasmaliah (2004)

ISPA Pneumonia

viral

bakterialis

Bukan Pneumonia

Rhinitis

Faringitis

Laringitis

Infeksi saluran nafas bawah

Infeksi saluran nafas atas

Page 5: Epidemiologi Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( Ispa )

Lanjutan...Menurut WHO (2002), ISPA digolongkan berdasarkan lokasi anatomiknya :

ISPaA

ISPaB

ISPA

Infeksi yang menyerang hidung sampai epiglotis,

misalnya rhinitis akut, faringitis akut,

sinusitus akut dsb

Mulai dari bagian bawah

epiglotis sampai alveoli paru misalnya trakhetis,

bronkhitis akut, pneumoni dsb

pneumonia pada anak umur 2

bulan hingga 5 tahun

pneumonia pada bayi muda yg berumur kurang dari dua bulan.

Page 6: Epidemiologi Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( Ispa )

lanjutanMenurut tingkat keparahan

ISPA ringan

gejala-gejala:1. Batuk2. Pilek dengan atau tanpa demam

ISPA sedanggejala-gejala:1. Batuk2. Pilek dengan atau tanpa demam3. Pernapasan cepat- Umur <1 tahun : 50 kali per menit atau lebih- Umur 1-5 tahun : 40 kali per menit4. Wheezing (mengi) 5. keluar cairan dari telinga6. campak

ISPA beratgejala-gejala:1. Batuk2. Pilek dengan atau tanpa demam3. Pernapasan cepat- Umur <1 tahun : 50 kali /menit atau lebih- Umur 1-5 tahun : 40 kali/menit4. Wheezing 5.keluar cairan dari telinga6.Bercak kemerahan (campak)7. Penarikan dinding dada8. Kesadaran menurun9. Bibir/kulit pucat kebiruan10. Stridor yaitu suara napas seperti mengorok

Page 7: Epidemiologi Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( Ispa )

bakteri

virus

ricketsia

genus streptokokus, stafilokokus,

pneumokokus, hemofilus, bordetella dan korinebakterium.

golongan miksovirus, adnevirus, koronovirus,

pikornavirus

Koksiela burnetti

Page 8: Epidemiologi Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( Ispa )

Pada penyakit Pneumonia, etiologi penyakitnya didasarkan pada

kelompok umur tertentu, yaitu :

Pneumonia pada anak balita,paling sering disebabkan oleh virus pernafasan dan

puncaknya terjadi pada umur 2-3 tahun, sedangkan pada anak umur sekolah, paling sering disebabkan oleh bakteri Mycoplasma

pneumonia. Pada bayi dan anak-anak penyebab paling sering adalah virus sinsisial

pernapasan, adenovirus. Pneumonia lainnya pada orang dewasa antara lain: virus, mycoplasma dan jamur tertentu. Orang dewasa yang rentan / mudah terkena

pneumonia adalah :peminum alkohol, perokok, penderita Diabetes Melitus, penderita gagal

jantung, Penderita PPOM ( Penyakit Paru Obstruktif Menahun )

Infeksi saluran nafas bawah terutama pneumonia banyak diderita orang usia lanjut penyebabnya

antara lain, penurunan proses Imunologik. Penyebab lainnya yaitu oleh kolonisasi kuman di

orofaring yang terisap ke saluran bawah.

Page 9: Epidemiologi Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( Ispa )

Agen penyakit bakteri dan virus di udara bebas akan masuk dan menempel pada saluran pernapasan bagian atas ( tenggorokan dan hidung)

Akhirnya terjadi peradangan yang disertai demam, pembengkakan pada jaringan tertentu hingga berwarna kemerahan.

Infeksi dapat menjalar ke paru-paru, dan menyebabkan sesak atau pernapasan terhambat, oksigen yang dihirup berkurang, anak menjadi kejang bahkan bila tidak segera ditolong bisa menyebabkan kematian.

Page 10: Epidemiologi Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( Ispa )
Page 11: Epidemiologi Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( Ispa )

Data epidemiologis kasus ISPA/pneumonia di Indonesia

berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2007, menunjukkan prevalensi

nasional ISPA 25,5% (16 provinsi di atas angka nasional), angka kesakitan (morbiditas) pneumonia bayi 2,2 %,

angka kesakitan (morbiditas) pneumonia balita 3%, kematian bayi

karena pneumonia (mortalitas) 23,8%, atau kematian balita karena pneumonia

(mortalitas) 15,5%.

Page 12: Epidemiologi Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( Ispa )

Diagram penyebab kematian Balita di Indonesia :

Di dunia, dari 9 juta kematian Balita lebih dari 2 juta Balita meninggal setiap

tahun akibat pneumonia atau sama dengan 4 Balita meninggal setiap menitnya. Dari Lima kematian Balita,

satu diantaranya disebabkan pneumonia.

Kondisi di tahun 2003, tak berbeda jauh dengan

kondisi pada tahun 2007, dan berdasarkan Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) penyebab

kematian umur 1-4 tahun adalah pneumonia (ISPA)

15,5 persen, diare 25,2 persen, campak 5,8 persen,

dan DBD 6,8 persen.

Page 13: Epidemiologi Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( Ispa )

host

environment

agent

Usia

Jenis Kelamin

Status Gizi

Status Imunisasi

Pemberian suplmntasi vit. A

Pemberian ASI

Pencemaran Udara

Tempat tinggal

Geografis

Lingkungan iklim global

Kebiasaan merokok anggota keluarga

Page 14: Epidemiologi Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( Ispa )

usia•Infeksi saluran pernafasan sering mengenai anak usia dibawah 3 tahun, terutama bayi kurang dari 1 tahun. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak pada usia muda akan lebih sering menderita ISPA daripada usia yang lebih lanjut (Koch et al, 2003).

Jns kelamin

•Meskipun secara keseluruhan di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia masalah ini tidak terlalu diperhatikan, namun banyak penelitian yang menunjukkan adanya perbedaan prevelensi penyakit ISPA terhadap jenis kelamin tertentu.

Status Gizi

•Pada KKP, ketahanan tubuh menurun dan virulensi pathogen lebih kuat sehingga menyebabkan keseimbangan yang terganggu dan akan terjadi infeksi, sedangkan salah satu determinan utama dalam mempertahankan keseimbangan tersebut adalah status gizi anak.

Page 15: Epidemiologi Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( Ispa )

Status imunisasi

• Tupasi (1985) mendapatkan bahwa ketidakpatuhan imunisasi berhubungan dengan peningkatan penderita ISPA sesuai dengan penelitian lain yang mendapatkan bahwa imunisasi yang lengkap dapat memberikan peranan yang cukup berarti dalam mencegah kejadian ISPA (Koch et al, 2003).

Pemberian suplementasi

vit. A

• Pemberian vitamin A pada balita sangat berperan untuk masa pertumbuhannya, daya tahan tubuh dan kesehatan terutama pada penglihatan, reproduksi, sekresi mukus dan untuk mempertahankan sel epitel yang mengalami diferensiasi.

Pemberian ASI

•ASI dapat memberikan imunisasi pasif melalui penyampaian antibodi dan sel-sel imunokompeten ke permukaan saluran pernafasan atas (William and Phelan, 1994).

Page 16: Epidemiologi Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( Ispa )

Pencemaran udara

Secara umum efek pencemaran udara terhadap saluran pernafasan dapat

menyebabkan pergerakan silia hidung

menjadi lambat dan kaku bahkan dapat

berhenti sehingga tidak dapat membersihkan saluran pernafasan akibat iritasi oleh bahan pencemar.

Tempat tinggal

Menurut (Entjang Indan, 2000), Hubungan rumah yang terlalu sempit dan

kejadian penyakit di antaranya mempengaruhi kebersihan udara, karena

rumah terlalu sempit maka ruangan-ruangan akan kekurangan oksigen

sehingga akan menyebabkan menurunnya

daya tahan tubuh karena mudahnya perpindahan

bibit penyakit dari manusia yang satu ke manusia yang

lain.

Geografis

Pengaruh geografis dapat mendorong

terjadinya peningkatan kasus maupun

kematian penderita akibat ISPA.

Page 17: Epidemiologi Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( Ispa )

Lingkungan dan iklim global

• Pencemaran lingkungan seperti asap karena kebakaran hutan, gas buang sarana transportasi dan polusi udara dalam rumah merupakan ancaman kesehatan terutama penyakit ISPA. Demikian pula perubahan iklim gobal terutama suhu, kelembapan, curah hujan, merupakan beban ganda dalam pemberantasan

penyakit ISPA.

Kebiasaan merokok anggota keluarga

• Pada keluarga yang merokok, secara statistik anaknya mempunyai kemungkinan terkena ISPA 2 kali lipat dibandingkan dengan anak dari keluarga yang tidak merokok. Selain itu dari penelitian lain didapat bahwa episode ISPA meningkat 2 kali lipat akibat orang tua merokok (Koch et al, 2003).

Page 18: Epidemiologi Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( Ispa )

RAP

PREPATOGENESIS

Interaksi antara agen-environment

Interaksi antara host-environment

PATOGENIESIS

Tahap inkubasi

Tahap penyakit dini

Tahap penyakit lanjut

Tahap penyakit akhir

Page 19: Epidemiologi Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( Ispa )

Periode Prepatogenesis

Interaksi antara agen-environment

Sebagai daerah tropis, Indonesia memiliki potensi daerah endemis

beberapa penyakit infeksi yang setiap saat dapat menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat. Pengaruh

geografis dapat menyebabkan mudahnya agen berkembang. Perubahan cuaca yang

begitu cepat juga menjadi penyebab penyebaran virus dan bakteri. 

Interaksi antara host-environment

Pencemaran lingkungan seperti asap karena kebakaran hutan, gas buang sarana transportasi dan polusi udara dalam rumah

dapat menimbulkan penyakit ISPA jika terhirup oleh host.

Penyebab telah ada tetapi belum menunjukkan reaksi apa-apa

Page 20: Epidemiologi Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( Ispa )

Tahap Patogenesis

Tahap Inkubasi

Tahap penyakit dini

Tahap Penyakit Lanjut

Tahap penyakit akhir

agen penyebab penyakit ISPA telah merusak

lapisan epitel dan lapisan mukosa yang notabennya

merupakan pelindung utama

pertahanan system saluran pernafasan

kita. Akibatnya, Tubuhpun menjadi

lemah apalagi diperparah dengan keadaan gizi dan daya tahan yang

sebelumnya rendah.

Tahap ini mulai dengan munculnya

Gejala-gejala klinis dapat

karena adanya interaksi

Merupakan tahap

dimana penyakit

memerlukan pengobatan yang tepat

untuk menghindari akibat lanjut yang kurang

baik.

• Dapat sembuh sempurna,

• sembuh dengan

ateletaksis,• menjadi

kronis dan • dapat

meninggal akibat

pneumonia.

Page 21: Epidemiologi Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( Ispa )

PENCEGAHAN PENYAKIT ISPA

a. Pencegahan tingkat pertama (Primary prevention)

Sasaran pencegahan tingkat pertama, yaitu

mengurangi penyebab,

mengatasi/modifikasi lingkungan,

meningkatkan daya tahan host.

Page 22: Epidemiologi Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( Ispa )

Lanjutan…

c. Pencegahan tingkat kedua (Secondary prevention)

Pemberian antibiotic dapat mengatasi penumonia yang disebabkan oleh bakteri, mikoplasma dan beberapa kasus rickettsia.

Untuk pneumonia oleh virus sampai saat ini belum ada panduan khusus, meski beberapa obat antivirus telah digunakan. Pada pasien

yang berusia pertengahan, diperlukan istirahat lebih panjang untuk mengembalikan kondisi tubuh.

d. Pencegahan tingkat ketiga (Rehabilitasi)

Mereka yang sudah sembuh dari pneumonia mikoplasma akan letih lesu dalam waktu yang panjang. Secara rutin, pasien yang sudah sembuh dari

pneumonia jangan dilarang kembali melakukan aktifitasnya. Namun mereka perlu diingatkan untuk tidak langsung melakukan yang berat-

berat. Soalnya, istirahat cukup merupakan kunci untuk kembali sehat.

Page 23: Epidemiologi Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( Ispa )

Program pengendalian penyakit ISPA ( p2ispa ) di Indonesia dimulai tahun

1984, bersamaan dengan dilancarkannya pengendalian

penyakit ISPA di tingkat global oleh WHO. Sejak tahun 1990,

pengendalian penyakit ISPA menitikberatkan kegiatannya pada penanggulangan pneumonia pada

Balita.

p2ispa

Usia dibawah 2 bln

Pnemonia Berat

Bukan Pnemonia

Usia 2 bln-5 thn

Pneumonia

Pneumonia Berat

Bukan Pneumonia

Bukan pneumonia ( BALITA )

Batuk2, tonsilitis, faringitis..

Page 24: Epidemiologi Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( Ispa )

•Menurunkan morbiditas dan mortalitas pada balita akibat penyakit ISPA.

tujuan

•Menemukan dan mengobati ISPA secara dini dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor.

Kebijaksanaan

•Upaya pemerintah dalam menekan angka kematian akibat pneumonia diantaranya melalui penemuan kasus pneumonia Balita sedini mungkin di pelayanan kesehatan dasar.

Strategi

Page 25: Epidemiologi Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( Ispa )

Pengendalian ISPA di Indonesia me

miliki

banyak kendala

Mahalnya Vaks

in

PENYEBAB ISPA MASIH TINGGI DI INDONESIA

Page 26: Epidemiologi Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( Ispa )

DAFTAR PUSTAKA

• Misnadiarly. 2008 . Penyakit Saluran Nafas Pneumonia Pada Anak Balita, Orang Dewasa, Usia Lanjut. Jakarta : Penerbit Usaha Pustaka Obor Populer.

• Widoyono. 2008. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, & Pemberantasannya. Jakarta : Penerbit Airlangga.

• http://ridwanamiruddin.wordpress.com/2007/05/05/capaian-kesehatan-indonesia/

• http://www.mediaindonesia.com/read/2009/11/02/103538/71/14/Pneumonia-Pembunuh-Utama-Balita-Indonesia

• http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=48• http://www.suarapembaruan.com/News/2009/11/08/Kesehata/kes01.ht

m• http://zainulmunasichin.blogspot.com/2009/11/pneumonia-penyebab-k

ematian-utama.html• http://knol.google.com/k/pneumonia#• http://rajawana.com/artikel/kesehatan/429-ispa.html• http://putraprabu.wordpress.com/2009/01/04/infeksi-saluran-pernafasa

n-akut-ispa/• http://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:cnRgQ8qLPZ4J:library.

usu.ac.id/download/fkm/fkm-rasmaliah9.pdf+epidemiologi+penyakit+ISPA&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESg-kKy_6wzOVuW09ZpUyRIByOugPkgY2sAhUtvGqLrHGXHSJvjW3csnjxtNQZTNpxpFNdXzo6wKwt7-zVTJMuHt99xZ12LFh4co-ECHyHyKQevwa91gxNAMMJdmLYvK3S_lHE8f&sig=AHIEtbQfVvw7BvhlAQunJ8veNxAgJi-wIQ

• http://elsyaif13.blogspot.com/ ( PENELITIAN KINGKUNGAN )• http://hidayat2.wordpress.com/2009/04/24/askep-ispa-pada-anak/