Post on 06-Aug-2015
PENDEKATAN SISTEM
A. Sifat Dasar Sistem
1. Pengantar
Dari uraian yang telah disajikan, telah diketahui bahwa ada sifat dasar tertentu yang
mencirikan sesuatu sistem sebagai sebuah entitas. Sifat-sifat tersebut melekat secara
umum pada semua sisitem yang ada. Sifat-sifat dalam sistem itu penting untuk
dijadikan landasan dalam memahami bidang teori sistem yang sedang berkembang
dapat diterapkan terhadap organisasi dan manajemen pada umumnya.
2. Perilaku yang Memiliki Tujuan
Salah satu sifat pokok semua sistem adalah orientasi objektifnya dan perilaku yang
memiliki tujuan. Pada umumnya, dapat dikatakan bahwa tujuan suatu sistem adalah
menciptakan nilai dengan jalan mengombinasi dan memanfaatkan sumber daya
dengan cara tertentu. Contoh :
a. Mobil Sumber Daya yang Digunakan
b. Bensin atau solar
c. Minyak pelumas
d. Air
e. Manusia Pangan dan air
f. Sandang
g. Buku
h. Nilai yang diciptakan dengan
bantuan sumber daya tersebut
mencerminkan tujuan sisitem yang
bersanagkutan.
Contoh :
a. Mobil Tujuan Sistem yang
Bersangkutan
b. Transportasi
c. Bepergian secara ekonomis
d. Kenyamanan
e. Status
f. Penggunaan dalam bidang bisnis
Catatan :
Masing-masing sistem memiliki tujuan berganda yang masing-masing mungkin
memiliki prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan tujuan lain.
3. Pengertian “Wholism” (Kadang-kadang “Holism”)
1
Hal yang bersifat sentral bagi konsep wholism, yaitu teori yang menyatakan bahwa
faktor-faktor yang mendeterminasi merupakan keseluruhan yang tidak dapat diurai
adalah ide bahwa keseluruhan melebihi jumlah dari bagian-bagiannya. Ide tersebut
juga merupakan landasan sinergi, atau tindakan yang terkombinasi.
Contoh untuk menjelaskan konsep wholism adalah :
a. Sebuah mobil, melebihi suatu kumpulan logam, karet, dan bagian-bagian serta
komponen-komponen plastik;
b. Seorang manusia melebihi suatu kombinasi tulang, otot, syaraf, dan sebagainya;
c. Sebuah organisasi bisnis melebihi suatu bauran sumber daya manusia dan sumber
daya fisik;
d. Sebuah tim sepak bola melebihi sebelas orang pemain bola;
e. Sebuah perkumpulan mahasiswa, melebihi satu kelompok mahasisiwa.
Dari contoh-contoh yang disajikan dapat ditarik kesimpulan bahwa sinergi berkaitan
dengan kemampuan bagian-bagian untuk mencapai suatu tujuan atau sasaran umum
bersama, untuk keseluruhan. Dalam pengertian wholism, terkandung pula makna
adanya suboptimasi sasaran individual dalam rangka mengoptmalkan pencapaian
sasaran sistem yang bersangkutan secara keseluruhan.
4. Soal keterbukaan
Interksi dengan lingkungan merupakan sebuah filsafat dasar dari semua sistem
terbuka. Andaikata ada sisitem tertutup riil, berarti mereka gagal berinteraksi dengan
lingkungan mereka dalam satu atau lain cara. Sistem riil, sebagai sistem terbuka
dipengaruhi oleh lingkungan, tetapi juga memengaruhi lingkungan. Lingkungan
merupakan sumber penyuplai sumber daya yang digunakan oleh sistem terbuka, dan
sebagai pemakai nilai yang diciptakan oleh sisem tersebut. Sistem terbuka juga
menunjukkan ciri yang disebut equifinality, yang berarti yang berarti bahwa suatu
keadaan final sistem tertentu dapat dicapai dari berbagai macam kondisi awal yang
berbeda, dan sebaliknya. Konsep equifinality menimbulkan implikasi penting bagi
manajemen sistem keorganisasian. Artinya, bahwa dimunculkan kebutuhan akan
pendekatan situasional multidimensional terhadap pemecahan problem dan
pengambilan keputusan. Inilah intisari pandangan sistem yang dihubungkan dengan
manajemen.
2
5. Persoalan Transportasi
Seperti sudah dinyatakan sebelumnya, suatu sistem menciptakan nilai melalui jalan
memenfaatkan dan mengonversi atau mentransformasi sumber daya menjadi output
guna merealisasi tujuan-tujuannya.
Contoh berikut lebih menjelaskan apa yang dimaksud.
6. Persoalan Antarketerkaitan
Konsep antarketerkaitan berhubungan dengan interaksi internal dan interdependensi
berbagai bagian dari sesuatu sistem, beserta interaksi sistem yang bersangkutan
dengan lingkungan. Konsep tingkatan juga penting bagi suatu sistem keorganisasian.
Sebagai contoh dapat dikatakan bahwa sebuah perusahaan bisnis besar secara tipikal
dibagi dalam berbagai macam divisi, yang dibagi lagi dalam berbagai departemen,
dan sebagainya. Pembagian tingkatan secara tradisional demikian, memusatkan
perhatian pada antarketerkaitan vertiakal dari berbagai bagian sesuatu organisasi,
sedangkan sifat transformasi input-output memusatkan perhatian pada
antarketerkaitan horizontal dari berbagai kesatuan fungsional yang ada.
7. Persoalan Mekanisme Pengawasan
Mengingat sifat terbuka suatu sistem dan keterkaitan antarbagian-bagiannya, setiap
sisitem harus responsif terhadap lingkungan dan kebutuhan internalnya. Dengan
perkataan lain, setiap sistem harus dapat mengatur dirinya sendiri sewaktu
berkembang melalui siklus kehidupan. Kebanyakan sistem nyata menunjukkan ciri-
ciri “lingkaran tertutup” (close loop) yang memungkinkan mereka bertahan dan
mengatur diri mereka sendiri. Untuk kebanyakan sistem terbuka yang beroperasi
dalam lingkungan-lingkungan yang kompleks, keadaan keseimbangan yang terus-
menerus mengalami perubahan, kadang disebut sebagai “keseimbangan dinamik”.
Upaya mempertahankan kondisi keseimbangan tersebut mengharuskan sistem yang
bersangkutan mengevaluasi kondisi-kondisi yang berubah dan menyesuaikan diri
melalui proses umpan balik (feedback) dan penyesuaian (adaptation) dengan jalan
memanfaatkan tipe mekanisme tertentu.
B. PERSOALAN MODEL DALAM PENDEKATAN SISTEMIK
1. Model dan Konstruksi model
3
Ilmu ekonomi modern, seperti halnya sejumlah disiplin sosial lainnya merupakan
sebuah ilmu empiris. Sebagai ilmu empiris, ia berkaitan dengan dunia nyata. Seperti
halnya ilmu-ilmu lainnya, ia harus pula mengembangkan teori-teori tentang dunia
kompleks kehidupan. Akan tetapi, teori-teori demikian agar dapat bermanfaat, harus
berlandaskan fakta dan hubungan yang divalidasi tentang dunia yang sedang
dianalisis. Dunia nyata teramat kompleks karena terdapat jutaan konsumen, jutaan
perusahaan, ratusan ribu produk. Maka, dalam menghadapi kompleksitas yang
demikian hebatnya, kita perlu mencari cara tertentu untuk meyederhanakan sesuatu
yang kita hadapi dan dipelajari untuk menjadi proporsi yang dapat kita cerna. Jadi,
tugas pertama adalah melaksanakan simplifikasi atau penyederhanaan.
2. Penggunaan Model yang Disederhanakan: Teori
Dalam rangka melakukan tindakan simplifikasi, seorang ahli ekonomi seperti halnya
pula para ilmuwan lainnya, mengawali kegiatannya dengan mengembangkan sebuah
kerangka dasar analitis atau model tentang realitas yang sedang dipelajari olehnya.
Model-model yang disimplifikasi tersebut seringkali disebut dengan istilah teori. Jelas
bahwa tidak ada pretensi sama sekali bahwa model tersebut merupakan deskripsi
akurat tentang perekonomian nyata. Andaikata model-model tersebut menjadi
deskripsi yang akurat tentang perekonomian nyata, tujuan pokok mereka akan
terbengkalai karena orang akan kembali pada hal-hal yang terlampau detail. Perlu
diingat bahwa pada dasarnya, model merupakan abstraksi yang disimplifikasi tentang
elemen dasar realitas, terhadap hal yang akan diterapkan.
Sebuah model dapat kita nyatakan sebagai sebuah diagram yang disederhanakan yang
menunjukkan elemen-elemen dasar dalam suatu situasi tertentu, dan interaksi-
interaksi pokok yang terjasi antara elemen-elemen tersebut. Makin kuat tervalidasinya
hubngan tersebut melalui observasi empiris pada banyak kasus, makin yakin kita
dalam menggunakan model kita.
Ada model-model yang teramat simpel yang memberikan pelukisan secara samar-
samar Very Ketchy, tetapi ada pula model-model yang sangat kompleks. Sebuah
model ekonomi dapat kita sajikan dalam berbagai macm bentuk misalnya dalam
bentuk :
4
a. Verbal (dalam bentuk kata-kata)
b. Diagram;
c. Matematis.
3. Validitas Model
Upaya mengonstruksi model merupakan sebuah upaya yang cukup pelik. Seringkali
kita mengalami kesulitan dalam mengetahui apakah sesuatu model yang berhasil kita
konstruksi akan memiliki validitas (valid). Pengujian suatu model dan hasilnya
bergantung pada umpan balik informasi, baik sebelum maupun sesudah dilaksanakan
implementasi model. Hal tersebut merupakan bagian dari evaluasi yang
berkelanjutan, dan siklus penilaian kembali yang bersifat inheren dengan analisis
sistem. Validitas suatu model harus diverifikasi agar berguna dalam proses
pengambilan keputusan.
Setiap model perlu didasarkan atas suatu deskripsi akurat tentang, dan
berdasarkan sejumlah asumsi yang valid sehubungan dengan situasi riil yang diwakili
olehnya. Dalam kasus tertentu, validasi tersebut dapat dicapai secara eksperimental
dengan menggunakan uji akurat. Akhirnya model yang bersangkutan diuji dengan
menerapkannya dalam praktik nyata kemudian hasilnya dibandingkan dengan
pengalaman sebelumnya. Apabila dalam pengalaman sebelumnya tidak tersedia,
harus digunakan orang penilaian tepat pada periode percobaan sampai cukup banyak
pengalaman yang diperoleh. Jadi, validitas suatu model mungkin tidak membatasi
kegunaannya, tetapi sudah pasti membatasi manfaatnya.
Model analog mewakili sebuah system (atau objek penelitian), dengan jalan
memanfaatkann sekelompok sifat yang berbeda dibandingkan dengan apa yang
dimiliki system orisinal. Contohnya, pada computer analog merupakan representasi
fisikal (mekanis atau elektrik) dari variabel-variabel yang ada pada sesuatu problem.
Warna-warna yang berbeda pada sebuah peta mungkin mewakili air, padang pasir,
kontinen-kontinen dan sebagainya. Sebuah peta jalan merupakan sebuah model
analog, yang menunjukkann jalan, kota,dan hubungan antara mereka. Model grafis,
model skematik, dan model analog lebih mudah dimanipulasi, dan bersifat lebih
umum dibandingkan dengan model fisikal.
5
Model matematis atau simbolik bersifat tepat, sangat abstrak dengan sifat yang
lebih umum daripada spesifik, dan dapat dimanipulasi dengan jalan memanfaatkan
hokum-hukum matematis. Model matematis, misalnya, untuk sebuah garis lurus,
adalah Y = a + bX ; a dan b masing-masing merupakan intercept dan slope garis yang
bersangkutan.
c. Klasifikasi Berdasarkan Ciri-ciri Perilaku
klasifikasi model ketiga dikembangkan oleh J.W.Forrester, dimana klasifikasinya
didasarkan atas ciri-ciri perilaku khusus, bermanfaat untuk memahami sifat dan peranan model
dalam mewakili perilaku manajemen dan perilaku ekonomi organisasi. Hal yang menarik dari
klasifikasi ini adalah kategori model statis versus model dinamis dan model linier, versus model
nonlinier.
Model statis tidak memperhatikan dampak dari perubahan-perubahan yang terjadi selama
perencanaan dimana model tersebut independen dipandang dari sudut waktu. Dalam model statis
hanya diperlukan keputusan untuk jangka waktu tertentu. Model dinamis dicirikan oleh fakta
bahwa dalam situasi tertentu, bukan hanya sebuah keputusan, melainkan suatu seri (sekuens)
keputusan harus diambil oleh manajer organisasi yang bersangkutan.
Pada umumnya model dinamis menganggap bahwa waktu sebagai salah satu variabel,
dan diakuinya dampak perubahan yang ditimbulkan oleh waktu. Inti dari model ini adalah
adanya konsep tahapan. Model linier dicirikan oleh fakta atau asumsi bahwa masing-masing
komponen yang ada dalam model yang bersangkutan, menunjukkan perilaku linier. Model
nonlinier dicirikan oleh fakta atau asumsi bahwa sebuah atau lebih banyak komponen model
yang bersangkutan menunjukkan perilaku nonlinier.
d. Klasifikasi Berdasarkan Tingkatan Kepastian
Pada tingkatan ini, model dapat diklasifikasikan pada tingkat kepastian yang diasumsi,
diantaranya :
6
1) Model deterministik, adalah model yang mengasumsi adanya kondisi-kondisi kepastian
sempurna dan pengetahuan sempurna. Hal ini mengandung maksud bahwa setiap
keputusan atau strategi menyebabkan timbulnya hasil atau dampak tertentu yang
diketahui. Contoh dari model ini adalah model linear programming, model transportasi,
dan model penugasan.
2) Model probabilistic, adalah model yang menangani situasi berupa dampak atau hasil dari
tindakan manajerial yang tidak dapat diprediksi dengan kepastian. Hal ini berarti bahwa
setiap keputusan atau strategi, dapat mencapai lebih dari satu macam hasil. Yang
berhubungan dengan model ini adalah model-model simulasi.
e. Klasifikasi Berdasarkan Bentuk (Struktur)
bentuk berhubungan dengan struktur problem, yakni cara yang dengan apa berbagi
komponen problem yang bersangkutan berhubungan satu sama lain. Isi berhubungan dengan
situasi yang diwakili oleh problem yang bersangkutan menurut desainnya. Beberapa model yang
diklasifikasikan berdasarkan bentuk adalah sebagai berikut.
1) Model alokasi, yaitu model yang berkaitan dengan problem mengalokasi sumber daya
langka yang langka, antara kegiatan-kegiatan yang saling bersaingan. Alokasi dilakukan
berdasarkan sebuah kriterium keputusan, seperti maksimal laba, atau minimal biaya.
Model linier programming, model transportasi dengan struktur khusus, dan model
penugasan adalah contoh model alokasi.
2) Model persediaan (inventory models), yaitu model yang berhubungan dengan kelompok
problem “Apabila sesuatu yang disimpan untuk menghadapi masa yang akan datang”.
3) Model antrian (queuing models), yaitu model yang didesain untuk memecahkan
kelompok problem sejumlah pelanggan tiba untuk mendapatkan pelayanan pada sejumlah
tempat fasilitas pelayanan.
4) Model pengganti (replacement models), yaitu model yang digunakan untuk memecahkan
kelompok problem peralatan tertentu, atau onderdil tertentu harus diganti karena faktor
using atau kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik.
5) Model kompetitif (competitive models), yaitu model yang membantu menganalisis situasi
dua macam/lebih komponen rasional terlibat dalam memilih strategi, dalam rangka
7
mengoptimalkan suatu patokan efektivitas. Model ini termasuk dalam kategori teori
permainan (game theory).
f. Klasifikasi Berdasarkan Prosedur atau Solusi
Dapat dikatakan bahwa pada umumnya solusi terhadap model matematis dapat dicapai
dengan jalan menggunakan dua macam tipe prosedur, yakni :
1) Prosedur analitis, dua macam kategori dapat diidentifikasi. Pada kategori pertama, kita
memiliki solusi umum dalam bentuk abstrak (solusi dispesifikasikan melalui symbol-
simbol) dan dapat dipergunakan secara langsung untuk memecahkan problem spesifik
tertentu dimana kita dapat mencapai strategi optimal dengan cara noniteraktif. Pada
kategori kedua, kita memiliki suatu metodologi umum (dinamakan juga algoritme yang
merupakan sebuah prosedur selangkah demi selangkah guna memecahkan problem
tertentu), diterapkan (secara induktif) guna memecahkan problem spesifik tertentu.
Prosedur ini bersifat iteratif (berangka). Pasda kasus iteratif, problem spesifik yang
bersangkutan, tidak dipecahkan secara langsung. Justru metodologi umum (algoritme)
yang bersangkutan diterapkan guna menghasilkan sebuah solusi numerik tertentu, dan
berdasarkan percobaan berturut-turut (iterasi), diperoleh solusi yang lebih “baik” sampai
kita mengidentifikasi solusi optimal.
2) Prosedur simulasi, solusi tidak dicapai secara deduktif. Justru, orang melakukan
eksperimen dengan model yang bersangkutan, dengan jalan memasukkan ke dalam
model tersebut dengan nilai-nilai spesifik dari variabel yang dapat dikendalikan
berdasarkan kondisi-kondisi yang diasumsi, kemudian diobservasi dampaknya atas
variabel kriteria. Jadi, tergantung pada prosedur solusi yang digunakan, dimana kita dapat
mengklasifikasi model dalam kategori :
a. Model analitis, memiliki suatu struktur matematis yang terspesifikasi dan dapat
dipecahkan dengan bantuan teknik analitis atau matematis
b. Model simulasi merupakan model di mana orang melakukan eksperimentasi (dengan
computer atau manual) terhadap sebuah struktur matematis dari sebuah system
kehidupan nyata, dalam menerangkan dan mengevaluasi perilaku system tersebut,
melalui waktu riil, berdasarkan aneka macam asumsi.
Tabel dari Paul Loomba berikut merupakan intisari klasifikasi model-model.
8
Tabel 5.1. Klasifikasi Model
Kriterium Klasifikasi Kategori Model
Tujuan Model : Deskriptif, Eksplanatoris,
Prediktif, Preskriptif
Tingkat Abstraksi Model : Fisikal, Grafis, Skematik,
analog, Matematis
Ciri-ciri Perilaku Spesifik Model : Statis, Dinamis, Linier, Non-
Linier
Tingkat Kepastian Model : Deterministik, Probabilistik,
Kepastian, Risiko, Ketidakpastian
Bentuk atau Struktur Model : Alokasi, Persediaan, Antrian,
Penggantian, Kompetitif
Prosedur atau Metode Solusi Model : Analitis, Simulasi
F. KONSTRUKSI MODEL MATEMATIS
1. Pengantar
Dalam menilai model, David Miller dan Martin Starr berpendapat bahwa “…Kita
tidak dapat mengatakan bahwa yang telah ditemukan suatu cara yang baru saja sama
sekali yang dinamakan konstruksi model. Lebih tepatnya dikatakan bahwa ialah tersebut
mencirikan. Hal yang baru adalah tekanannya dan apa yang menjadi hasilnya.
Penggunaan istilah tersebut menyebabkan adanya upaya untuk memperhatikan model
menjadi eksplisit, dan memusatkan perhatian pada relevansinya” (Miller, Starr, 1969).
Dalam kasus konstruksi matematis, jelas kiranya bahwa perkembangan komputer
digital elektronik modern telah merangsang perhatian orang dalam konstruksi model
untuk memecahkan problem-problem kompleks. Alat komputer telah memungkinkan
orang mengkonstruksi model yang lebih canggih dibandingkan dengan peralatan
matematis dan statistic yang tersedia sebelumnya. Ada dua tipe model matematis yang
digunakan untuk melukiskan problem, yakni :
9
a. Model normatif
Model normatif memiliki tipe kriteria tertentu untuk memilih antara berbagai
macam situasi deskriptif (alternatif) problem yang bersangkutan. Cirinya adalah
bagaimana pemilihan dilakukann guna mencapai alternatif optimal yang berkaitan
dengan kriteria sasaran yang ada. model normatif juga merupakan model
eksplanatoris (model tersebut mencakup variabel-variabel keputusan/dikendalikan).
Model ini bermanfaat untuk kegiatan pengawasan , dan ada hubungannya kausal
antara produksi dan model persediaan.
b. Model deskriptif
Model ini tidak memiliki kriteria sasaran dan pada umumnya dikonstruksi
untuk memahami problem yang dihadapi, sebelum dikonstruksi sebuah model
normatif. Model deskriptif tidak memiliki model eksplanatoris sama halnya dengan
model normatif. Model deskriptif bermanfaat untuk kegiatan prediksi, yaitu hubungan
kausal tidak perlu dipahami secara mendalam, seperti halnya pada model preskriptif.
2. Model Umum
Model umum menghubungkan variabel-variabel yang dapat dikendalikan, atau
variabel-variabel input keputusan (strategi) dan variabel-variabel input yang tidak dapat
dikendalikan dengan pengukur efektivitas output. Dari model tersebut orang
mengkonstruksi model keputusan manajerial yang digunakan untuk mencapai solusi
optimal untuk berbagai macam tipe situasi problem yang dapat dibuat modelnya secara
matematis. Untuk mengkonstruksi model keputusan manajerial spesifik, biasanya
mencakup suatu proses tiga langkah :
a. Mengidentifikasi variabel-variabel yang dapat dikendalikan dan yang tidak dapat
dikendalikan;
b. Merumuskan struktur matematis model yang bersangkutan;
10
c. Menspesifikasi pengukuran efektivitas.
C. TUJUAN MODEL
1. Pengantar
2. Klasifikasi Model
a. Pengantar
Kita dapat menetapkan macam-macam klasifikasi model, tergantung pada tujuan
atau kriteria klasifikasi yang akan digunakan. Sebelumnya, kita telah mengenal
klasifikasi berdasarkan tujuan, yang terdiri dari empat macam kategori yakni :
1) Model deskriptif;
2) Model eksplanatoris;
3) Model prediktif;
4) Model preskriptif.
b. Klasifikasi Berdasarkan Tingkat Abstraksi
Suatu model tiga dimensional yang mirip dengan hal yang riil, tetapi yang
ukurannya diperkecil (misalnya sebuah pesawat terbang mainan) atau yang
diskalakan (misalnya sebuah model plastik jantung manusia) dapat kita namakan
sebuah model fisik atau ikonik. Model fisik mudah diobservasi, dibentuk
(dibangun) dan diterangkan, tetapi sulit dimanipulasi, dan tidak terlalu bermanfaat
untuk melakukan prediksi. Sebuah peta organisasi merupakan sebuah model
grafis (tipe blok) yang melukiskan sistem yang diintensi atau hubungan otoritas-
tanggung jawab keorganisasian. Sebuah peta proses arus yang menunjukkan apa
yang terjadi (misalnya pengoperasian, penyimpanan, keterlambatan/gangguan,
inspeksi, dan sebagainya), pada tahapan yang berbeda-beda dalam pemprosesan
lengkap suatu produk dapat kita namakan sebuah model skematik. Model
skematik sangat bermanfaat bagi kita karena memberikan gambaran visual
tentang sistem yang sedang dipelajari.
D. Perlunya Pendekatan Sistem
Pendekatan system merupakan pendekatan terpadu yang memandang suatu
persoalan sebagai suatu system, dimana sifat masalahnya kompleks dan mungkin pula
11
bersifat antar disiplin.Pendekatan ini berdasarkan pada teori system.Sebagai teori
dibakukan oleh Ludwig von Bertalanffy 1940 an dengan nama General Sistem Teori
dengan tiga cirinya, yaitu:
1. Merupakan pendekatan yang bersifat umum.
2. Bersifat intern_disiplin.
3. Dan cenderung deskriptif daripada prespektif.
Pendekatan system dalam manajemen dirancang untuk memanfaatkan analisis ilmiah
didalam organisasi yang kompleks dengan maksud:
a. Mengembangkan dan mengelola system operasi.
b. Mendesain system informasi dalam proses pengambilan keputusan.
Pendekatan sistem muncul dengan alasan:
1. Meningkatnya kompleksitas masalah organisasi yang disebabkan oleh faktor-faktor
revolusi teknologi, penelitian dan pengembangan perubahan produk dan ledakan
informasi.
2. Kemajuan dalam manajemen.
3. Kebutuhan akan metode baru untuk mengatasi permasalahan yang rumit.
4. Permasalahan yang dihadapi sanagat rumit dan tidak terstruktur.
5. Sistem masyarakat terasa semakin rumit.
6. Memahami akan system makain terasa penting untuk mampu mengendalikan atau
mengantisipasi perubahan yang terjadi.
7. Pendekatan system berkembang semakin luas dan semakin penting.
8. Dalam masyarakat industri, system sudah mendominasi kehidupan kita semua, baik
dalam bentuk system ekonomi dan sebagainya.
Langkah-langkah dalam pendekatan sistem menurut aliran analisis sistem adalah
sebagai berikut:
1. Mendefinisikan masalah.
2. Pengumpulan data untuk memperjelas masalah.
3. Identifikasi alternatif solusi.
4. Evaluasi alternatif.
12
5. Pemilihan alternatif terbaik.
6. Implementasi solusi dan tindak lanjut untuk menjamin agar solusi yang dipilih benar-
benar efektif.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memecahkan masalah dengan pendekatan
sistem adalah:
1. Melihat masalah sebagai suatu sistem.
2. Mengenali sistem lingkungan.
3. Identifikasi subsistem yang ada pada sistem.
4. Analisis bagian sistem secara berurutan.
a. Evaluasi tujuan.
b. Membandingkan keluaran dengan tujuan.
c. Mengevaluasi manajemen.
d. Mengevaluasi sistem pengolah informasi.
e. Mengevaluasi sumber daya.
f. Mengevaluasi proses transformasi.
E. Prinsip-prinsip yang Mempeengaruhi Sisitem
a. Prinsip Holistik
Prinsip holistik adalah menentukan faktor pembentuk sistem secara keseluruhan ,
sebagai contoh:
1. Manusia melebihi kombinasi dari kerangka otot, syaraf, dan sebagainya.
2. Organisasi bisnis melebihi campuran manusia dan sumber-sumber fisik.
3. Tim sepak bola melebihi sebelas pemain.
Seorang bernama A.Angyal 1969 mengemukakan perbedaan antara sesuatu
keseluruhan dan representasinya melalui sebuah sistem.Istilah suatu keseluruhan (a
whole) dibatasi hingga to designate the concrete organized object sedangkan
organization itself, the way of arrangement of part dinamakan sistem.Karl R.Popper
1977 menggunakan kata rasionalisme untuk menunjukkan secara garis bessar suatu
sikap yang berusaha memecahakn sebanyak mungkin masalah dengan bersandar pada
13
akal, yaitu pikiran jernih dan pengalaman yang lebih, dari pada bersandar pada
perasaan dan nafsu.
b. Prinsip Teleologik
Prinsip teleologik berusaha untuk memfungsionalisasikan elemen dan atribut-
atribut sistem.Teleologik berasal dari kata Yunani teleos yang berarti tujuan dan logos
berarti kata atau pikiran.Dalam teori ini yang terpenting adalah tujuan dan
akibat.Prinsip teleologis mengikatkan dirinya pada konteks masalah, sebab suatu
sistem bisa saja memiliki elemen yang tetap, tetapi bila tujuannya berbeda maka
atribut yang ditinjau juga berbeda.
c. Prinsip Dialektika
Prinsip dialektika menyangkut prinsip-prinsip umum mengenai gerakan atau
kecenderungan dan perkembangan sistem.Prinsip dialektika menuntut adanya
pengembangan asumsi-asumsi tentang sistem pada masa yang akan datang.Martin
Landau 1972 mengetengahkan konsep perkembangan sistem seiring berjalannya atau
berubahnya waktu, yaitu sebagai berikut:
1. Suatu sistem cenderung untuk terspesialisasi.
2. Suatu sistem cenderung ke sentralisasi.
3. Sistem yang hidup cenderung membentuk hirarki.
F. Kemampuan Pendukung dalam Pendekatan Sistem
Penerapan pendekatan sistem memerlukan dukungan kemampuan sebagai berikut:
1. Pengetahuan dasar atas fakta.
2. Pengetahuan atas prinsip-prinsip .
3. Kemampuan melakukan analisis.
4. Kemampuan melakukan evaluasi.
Kemampuan-kemampuan diatas, meskipun sanagt penting belum memadai dan belum
disertai dengan adanya kualitas sebagai berikut:
1. Kreativitas.
2. Imajinasi.
14
3. Kepekaan pada realita.
4. Kualitas helikopter.
G. Metode Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem merupakan jawaban untuk mengenali keadaan yang kompleks dan
mungkin memerlukan pengetahuan yang interdisiplin.Pendekatan sistem mencoba untuk
mengenali apa yang tidak dari elemen-elemen sistem persoalan, sebab hanya elemen-
elemen terpenting yang memiliki kontribusi yang signifikan terhadap tujuan sistemlah
yang diperhatikan.Meredith, Wong, Woodhead dan Wortman 1985 mengemukakan
metode yang dapat dipakai dalam melakukan pendekatan sistem dan dianggap mampu
mengakomodasikan kedua syarat tersebut, yaitu pendekatan kotak hitam, pendekatan
teori status, pendekatan integrasi komponen, dan pendekatan proses keputusan.
a. Pendekatan Kotak Hitam
Pendekatan kotak hitam digunakan bilamana tidak ada atau sedikit sekali
yang diketahui, atau hanya diketahui sebagian atau diabaika, mengenai kaitan atau
komposisi intern dari suatu sistem.Contoh masalah kotak hitam adalah sebagai
berikut:
1. Persoalan analisis.
2. Persoalan sintesa.
3. Persoalan instrumentasi.
4. Persoalan pengendalian.
5. Persoalan estimasi keadaan.
6. Persoalan estimasi parameter.
b. Pendekatan Teori Status
Pendekatan ini lebih menyederhanakan kerja dan respons intern sistem
kedalam bentuk seperangkat indikator sistem yang konsisten.Pendekatan teori ini
dimulai dengan pengembangan seperangkat variabel-variabel yang dapat
15
mewakili sistem.Secara umum, gambaran vektor status dari suatu sistem akan
melibatkan bermacam variabel status atau variable yang memantau atau yang
diperlukan untuk berbagai kepentingan dalam pendekatan teori sistem.Ilustrasi
dari berbagai kelompok variabel status yang mungkin relevan dengan teori sistem
diberikan dalam daftar berikut:
1. Karakteristik sistem yang berkaitan dengan jumlah komponen struktur sistem.
2. Variabel yang menerangkan konfigurasi sistem saat ini, komponen yang saat
beroperasi lokasi spesial dan relatif.
3. Variabel yang menerangkan konfigurasi sistem masa lalu.
4. Parameter masukan saat ini.
5. Variabel yang menerangkan masukan sistem masa lalu.
6. Variabel yang menunjukkan seperangkat status sistem berikutnya yang mungkin
saat ini.
7. Variabel yang menunjukkan sejarah masa lalu dari status sistem berikutnya yang
mungkin ditambah dengan sejarah status yang secara aktual dicapai.
8. Variabel-variabel dengan tujuan khusus atau variabel peringkat terpadu.
c. Pendekatan Integrasi Komponen
Pendekatan ini berusaha menetapkan respons sistem dalam bentuk
perilaku komponen yang diketahui dan kaitan-kaitan komponen ini yang secara
spesifik dikenali akan ditentukan. Masalah pendekatan ini yang mendasar adalah
meramalkan perilaku dan respons sistem dalam bentuk masukan pengetahuan
total tentang sifat komponen dan sifat konfigurasinya. Perkiraan perubahan
inkremental(marginal) dalam perilaku dan respons sistem akibat adanya
perubahan tertentu pada perlilaku dan hubungan komponen. Desain dimulai
dengan memilih komponen yang progresif untuk mencapai sasaran sistem secara
keseluruhan yang diinginkan,juga mencakup masalah penetapan konfigurasi
sistem yang dikehendaki serta jumlah komponen yang dihasilkan sebelum desain
komponen secara parsial. Pendekatan ini diterapkan pada situasi yang
menyangkut tindakan berurutan(sequantial), proses kerja dan lain-lain.
16
d. Pendekatan Proses Keputusan
Keputusan dapat dipandang sebagai pemilihan alternatif yang disukai,atau
serangkaian tindakan,diantara alternatif yang diketahui dan tersedia bagi
pengambil keputusan . pengambil keputusan dapat mengambil
keputusan,bilamana keinginan akan hasil tertentu dievaluasi dengan cara tertentu
berdasarkan satu atau lebih kriteria. Jika laternatif, hasil dan kriteria terlupakan
pada suatu titik keputusan tertentu dalam proses keputusan,maka tidak akan
diperoleh keputusan yang valid.
Proses keputusan haruslah meliputi hanya hubungan logis dan kendalanya
saja bila batasan ini ada, dan mengingatkan pengambil keputusan akan perlunya
memasukkan preferensi,kriteria, dan lain-lain yang bersifat subyektif.
Terdapat banyak metode dalam pendekatan ini, antara lain pohon
keputusan,analisis keputusan dengan banyak kriteria,analisis proses hirarki dan
lain-lain.
H. Diagram Sistem
Diagram menyajikan koneksi-koneksi,hubungan-hubungan dan tatanan yang penting
dalam suatu sistem, yang mencirikan suatu bagian untuk mewakili keseluruhan,nilai-nilai
relatif, kondisi asal dan perkembangannya,kronologi perubahan,dan distribusi.
Berdasarkan pengertian itu,kita dapat membedakan dua jenis diagram,yakni:
1. Diagram yang menunjukkan relasi sebagai suatu bagian(parsial) dari keseluruhan
2. Diagram lainnya yang menunjukkan kerangka acuan.
Tipe pertama,terdiri dari apa yang kita sebut dengan diagram sistem,memiliki
elemen-elemen dan hubungan yang paling sedikit dapat digambarkan dengan sebuah
diagram tipe jaringan, di mana simpul mewakili elemen dan garis mewakili hubungan.
Diagram sistem dapat dibagi menjdai dua kelompok,yakni penyajian suatu situasi yang
terstruktur dengan baik dan situasi yang tidak terstruktur. Diagram yang termasuk dalam
kelompok pertama adalah skematik,dalam arti hubungan dengan mengembangkan atau
memformalkan konsepsi. Diagram sistem “keras” termasuk dalam kelompok ini diagram
sistem keras berupaya menjelaskan keberadaan konvensidala pembuatan diagram untuk
17
menunjukkan suatu sistem yang dimaksud. Diagram sistem lunak termasuk dalam
kelompok kedua, yang kerap berhadapan dengan situasi yang kompleks.
Graf
Teori graf pertama kali diperkenalkan oleh Leonard Euler,seorang pakar matematika
asal Swiss pada tahun 1736 untuk menggambarkan suatu persoalan jembatan
Konigsberg. Graf kemudian banyak digunakan dalam bentuk permainan atau teka-
teki. Biasanya graf dipakai untuk menunjukkan hubungan obyek diskret dalam suaatu
himpunan dengan aturan tertentu,misalnya anggota himpunan kota-kota di Jawa Barat
yang disinggahi oleh seorang salesman. Disini aturannya adalah “disinggahi” atau
“dilalui”.
Secara formal suatu graf terdiri dari himpunan sejumlah obyek yang terhingga,obyek
dinotasikan dengan simpul dan dinyatakan dengan N, dan suatu himpunan ganda E
yang merupakan himpunan pasangan unsur-unsur dari N yang disebut dengan sisi
atau bsusr. Dengan demikian suatu graf G dapat dituliskan sebagai G=(N,E), dimana
N adalah himpunan simpul, dan E adalah himpunan sisi yang merupakan himpunan
bagian dari NxN. Bila suatu sisi e =E, dan e=(x,y) dengan x,y= N, maka dikatakan e
menghubungkan x dan y, atau dengan pernyataan lain, x dan y bertemu pada sisi e.
Jika hubungan ditunjukkan sebagai suatu garis panah yang menyatakan arah
pengaruh,maka jaringan ini diistilahkan sebagai diagraf. Tetapi bila ada beberapa sisi
atau hubungan anta dua variabel atau simpul, maka disebut multigraf atau grafganda.
Suatu graf ganda dapat mewakili tingkat kerumitan yang diperlukan daalm identifkasi
suatu sistem.
Memang agak sulit untuk membubuhkan tanda pada hubungan langsung suatu sisi.
Tanda positif berati bahwa jika suatu variabel sasaran dinaikkan atau diturunkan,
maka variabel sasaran itu akan mengalami kenaikan (penurunan) juga. Hunungan
semacam ini disebut hubungan menghambat(inhibiting). Kedua sifat tersebut disebut
sisi berarah,yakni bahwa sisi(p,q), tidak sama dengan hubungan sisi(q,p). Tetapi bial
suatu sisi (p,q)=(q,p) maka sisi tak berarah atau graf saja. Pada suatu graf,suatu
simpul p = N dikatakan bersebelahan dengan simpul q= N,bila ada e=(p,q) =
E,dengan pernyataan lain,bahwa p dikatakan bersebelahan dengan q,bila ada sisi yang
menghubungkan p dan q dalam E.
18
Suatu luf dalam diagraf dapat diidentifikasikan dengan mengikuti aliran logis seluruh
jaringan dan menemukan satu/lebih sisi yang kembali pada titik awalnya,atau dapat
ditulis e=(p,p). Lup dapat diklasifikasikan menjadi positif dan negatif. Lup positif
bersifat tumbuh dan berkembang,sedangkan lup negatif bersifat stabil. Untuk model
stabil perlu adanya beberapa lup negatif untuk mengimbangi pertumbuhan lup positif.
Diagram pengaruh (sebab akibat) adalah salah satu jenis diagraf yang digunakan
dalam metode sistem dinamis untuk sistem-sistem ekonomi sosial. Perbedaan penting
antara diagraf dan diagram pengaruh adalah atuyran logis simbol dari perilaku
elemen.
Penggambaran sistem dinamis untuk menunjukkan interaksi umpan balik elemen-
elemen sistem dilakukan dengan menggunakan dua jenis diagram,yakni diagram
kausal dan diagram aliran laju (rate) dan tingkat(level).
Elemen-elemen sistem dihubungkan dengan garis-garis panah yang dilengkapi
dengan tanda hubungan yang terjadi. Dua jenis hubungan yang mungkin terjadi
adalah hubungan postif maupun negatif
Suatu lup umpan balik dikatakn berniali posiitf jika jumlah hubungan negatifnya
adalah genap, dan negatif jika jumlah hubungan negatifnya adalah ganjil.
Hubungan-hubungan sebab akibat ini baru akan terlihat dalam diagarm kausal.
Diagram ini tidak menggambarkan proses akumulasi dan jenis
aliran(material/informasi) yang terjadi. Setelah diagram kausal terbentuk maka
kemudian dilakukan penentuan aliran rate dan level.
Ada dua jenis variabel utama yang digunakan dalam pendekatan sistem dinamsi yaitu
variabel level dan rate. Level adalah variabel yang menyatakan keadaan sistem pada
suatu waktu, dan berfungsi mengakumulasikan hasil tiap tindakan. Rate menyatakan
suatu tindakan atau kebijaksanaan,yang menggambarkan “laju perubahan” suatu
level. Diagram rate dan level mengandung simbol-simbol yang saling berhubungan
yang menyatakan interaksi umpan balik elemen sistem,proses akumulasi dan jenis
aliran terjadi. Semua simbol itu dapat dikategorikan menjadi lima yaitu simbol
19
variabel, aliran, parameter/konstanta, sumber dan endapan,dan simbol fungsi
khusus.
Ada empat variabel yang disimbolkan dalam diagram aliran,yaitu:
1. Variabel Level
Levels(tingkat),suatu besaran fisik yang bisa diukur secara lansung. Variabel ini
menyatakan proses akumulasi di dalam lup umpan balik. Simbolnya dibuat
berupa empat persegi panjang.
2. Variabel Rate
Rate atau laju adalah laju tumbuh yang mempengaruhi tingkat. Variabel ini
menyatakan aliran yang menyebabkan penambahan dan pengurangan nilai suatu
level. Simbolnya adalah berupa katup.
3. Variabel Tambahan (Auxiliary)
Berfungsi untuk menyederhanakan hubungan informasi antara variabel level
dengan rate. Variabel tambahan masih merupakan bagian dari variabel rate.
Variabel-variabel tambahan yang mempengaruhi persamaan-persamaan laju
tumbuh dinyatakan dengan lingkaran.
4. Variabel Eksogen(Exogenous)
Variabel yang berasal dari luar sistem yang mempengaruhi sistem yang diamati.
Simbolnya adalah lingkaran ganda.ada dua jenis aliran atau arus utama yang
digambarkan dalam diagram aliran rate dan level,yaitu aliran
material(barang,manusia,uang,dan sebagainya) dan aliran informasi(hubungan
sebab akibat). Aliran material sebagai garis lurus,sedang aliran informasi
digabarkan sebagai garis putus-putus. Aliran informasi tidak mempengaruhi isi
variabel yang bersangkutan.
Titik awal aliran informasi digambarkan sebagai suatu lingkaran kecil.
Konstanta adalah suatu besaran yang tidak berubah nilainya selama waktu
simulasi. Konstanta dapat berfungsi sebagai parameter dengan mengubah-ubah
nilai-nilainya sesuai percobaan simulasi. Simbolnya adalah berupa garis pendek
dengan titik awal informasi di tengahnya. Jarak waktu diungkapkan dengan
segiempat-segiempat kecil.
20
Sumber (sources) dan endapan (sinks) menyatakan suatu di luar sistem yang
sifatnya tidak terbatas atau tidak pernah habis. Tujuan dan asal aliran yang tidak
mempengaruhi sistem digambarkan menuju suatu endapan atau datang dari suatu
sumber. Simbol awan mengungkapkan sumber atau endapan yang tidak penting
bagi tingkah laku model sistem dinamis.
Fungsi-fungsi khusus digunakan untuk membantu menjalankan proses yang
terjadi pada sistem nyata yang diamati melalui model. Beberapa diantaranya
adalah fungsi delay,tabel,logika,matematik dan fungsi uji masukan.
Diagram blok suatu sistem adalah suatu penyajian bergambar dari fungsi yang
dilakukan oleh tiap komponen atau elemen dan aliran sinyalnya. Diagram bok
biasanya mewakili variabel dan hubungan yang terkuantifikasi dan selalu
digambarkan untuk menyatakan suatu set persamaan.diagram semacam ini
melukiskan hubungan timbal balik yang ada diantara berbagai komponen.
Dalam suatu diagram blok semua variabel sistem saling berhubungan dengan blok
fungsional. Blok fungsional /biasa disebut blok saja adalah suatu simbol operasi
matematik pada sinyal masukan blok yang menghasilkan keluaran. Fungsi alih
dari suatu komponen biasanya ditulis di dalamm blok, yang dihubungkan dengan
anak panah untuk menunjukkan arah aliran sinyal. Sinyal hanya dapat mengalir
pada arah yang menunjukkan oleh anak parah sehingga dimensi sinyal keluaran
dari blok sama dengan dimensi sinyal masukan dikalikan dengan dimensi fungsi
alih dalam blok.
Diagram blok suatu sistem tidak unik,dpat digambarkan dengan beberapa diagram
blok yang berbeda,tergantung pada titik pandang analis.
Keuntungan utama diagram blok dibandingkan dengan penyajian matematika
yang abstrak belaka adalah:
1. Aliran sinyal dapat diusut atau ditelusuri dengan mudah melalui diagram set
persamaan.
2. Lup positif dan negatif dapat dengan mudah diidentifikasi
3. Sifat model dapat dengan mudah dinilai,yakni apakah nonlinier.linear dan
sebagainya.
21
4. Mudah untuk membentuk diagram blok keseluruhan sistem hanya dengan
enghubungkan blok-blok komponen sesuai dengan aliran sinyal dan
memungkinkan perhitungan kontribusi tiap komponen pada performansi
keseluruhan sistem.
Perlu dperhatiakan bahwa suatu diagram blok secara umum digunakan sebagai
draf yang terkuantifikasikan,yakni diagraf parametrik dengan hubungan
kuantitatif yang eksplisit. Diagram blok juga dapat digunaka dalam situasi dengan
ide yang kontroversial atau bidang dengan pengetahuan yang lemah.
Diagram blok sering dipakai untuk menyajikan sistem kontrol secara grafis.
Walaupun demikian,untuk sistem yang sangat kompleks,proses penggambaran
dan penyederhanaan (penciutan) memerlukan waktu yang cukup
lama,membosankan,dan kadang-kadang sulit dilakukan. Cara lain untuk
menentukan hubungan besaran-besaran antar variabel telah dikembangkan oleh
S.J Mason (Ogata,1970) yang berlandaskan pada gambaran sistem dengan ruas-
ruas garis. Keuntungan cara jalur jalan,yang disebut cara grafik aliran
sinyal,adalah tersedianya rumus penguatan grafik alir yang disebut rumus
penguatan Mason, yang memberikan hubungan antara variabel-variabel sistem
tanpa perlu melaksanakan penciutan dan manipulasi pada grafik alir.
Grafik aliran sinyal terdiri dari suatu jaringan cabang-cabang berarah yang
menghubungkan simpul-simpul. Tiap simpul menyatakan suatu variabel sistem,
dan tiap cabang yang menghubungkan dua buah simpul berfungsi sebagai pengali
sinyal. Sinyal hanya mengalir pada satu arah. Arah aliran sinyal ditunjukkan
dengan anak panah yang ditempatkan pada cabag tersebut,sementara faktor
pengali ditunjukkan pada sepanjang cabang tersebut. Grafik aliran sinyal
menggambarkan aliran sinyal dari suatu titik pada sistem ke titik yang lain dan
memberikan hubungan antara sinyal-sinyal tersebut. Informasi pada grafik aliran
sinyal pada dasarnya hampir sama dengan diagram blok.biasanya dalam teknik
kontrol automatik,grafik aliran sinyal digunakan untuk menggambarkan
seperangkat persamaan diferensial simultan. Untuk menggunakan metode grafik
aliran sinyal pada sistem kontrol, pertama kali harus mengubah persamaan
diferensial menjadi persamaan aljabar dalam s dengan transformasi Laplace.
22
Diagram Sistem Lunak
Checkland(1979) mengemukakan bahwa suatu diagram yang mencoba
menggambarkan situasi lunak (soft),biasanya menyangkut sistem aktivitas
manusia,misalnya,garis panah dengan jenis yang sama biasanya menggambarkan
“adalah bagian dari”. Kemudian ia menyatakan bahwa tidak dipungkiri bahwa
pembuat dan pengguna model dapat memahami diagram yang dibuatnya.
Sayangnya diagram tersebut tidak dapat dibaca oleh oranglain,karena sifatnya
yang tidak umum. Checkland kemudian mengajukan penggunaan suatu set simbol
dan aturan untuk mengembangkan diagram sistem lunak yang diharapkan mampu
menggambarkan bagian terpenting dari sistem dan merupakan struktur awal
proses konseptualisasi sistem.
Ide diagram berasal dari pengertian kalimat-kalimat yang dapat diuraikan atau
dipecah lagi menjadi ungkapan-ungkapan dimana ungkapan atau kalimat itu
menghubungkan elemen-elemen sistem. Beberapa ungkapan tersebut merupakan
awal,akhir atau irisan/bagian dalam dari satu atau lebih kalimat.
23