Post on 26-Jun-2019
BAB 4 KEUANGAN DAERAH
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010 45
BAB 4 : KEUANGAN DAERAH
Realisasi belanja APBD Provinsi Gorontalo triwulan III-2010 mencapai 60,94%, lebih
tinggi dibandingkan realisasi triwulan III-2009 sebesar 57,85%, realisasi pendapatan juga
mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada triwulan
III-2010 realisasi pendapatan sebesar 78,22%, lebih tinggi dibandingkan realisasi triwulan
III-2009 sebesar 74,33%.
4.1 PENDAPATAN DAERAH
Meningkatnya realisasi pendapatan APBD Prov. Gorontalo pada triwulan III-2010
lebih didorong oleh meningkatnya penerimaan pajak daerah khususnya pada
penghimpunan pajak kendaraan bermotor sementara penerimaan dari sisi dana
perimbangan relatif sama.
Secara nominal, realisasi pendapatan triwulan III-2010 sebesar Rp 417,03 Miliar
dengan capaian 78,22% dari anggaran APBD-P 2010, capaian ini meningkat dibandingkan
triwulan III-2009 sebesar Rp 410,01 Miliar dengan capaian 74,33% dari anggaran APBD-P
2009. Kondisi tersebut didorong oleh meningkatnya Pendapatan Asli Daerah, pada triwulan
III-2010 PAD Prov. Gorontalo sebesar Rp 85,36 Miliar dengan capaian 82,65% sementara
pada triwulan III-2009 realisasi sebesar Rp 70,57 Miliar dengan capaian 76,14%. Sementara
disisi dana perimbangan relatif sama dibandingkan tahun sebelumnya.
Tabel 4.1
Anggaran Induk dan Realisasi Pendapatan APBD Provinsi Gorontalo
Sumber : Badan Keuangan Prov. Gorontalo
Meningkatnya pendapatan asli daerah terutama didorong oleh peningkatan
penghimpunan pajak kendaraan bemotor yang meningkat hampir dua kali lipat dari target
anggaran 2010. Pajak kendaraan bermotor sampai dengan triwulan III-2010 mencapai Rp
25,68 Miliar sementara target anggaran 2010 sebesar Rp 11,74 Miliar. Kondisi ini
Nominal Pencapaian
(%)Nominal
Pencapaian
(%)
Pendapatan Asli Daerah 92,678,000,000 70,566,138,368 76.14 103,283,066,210 85,365,508,635 82.65
Pajak daerah 83,313,210,857 60,073,298,096 72.11 93,420,724,011 79,006,778,558 84.57
Pajak Kendaraan Bermotor 29,350,472,100 19,347,032,450 65.92 11,742,615,224 25,679,167,128 218.68
Pajak Kendaraan di Air 25,000,000 - 25,000,000 - -
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 29,606,754,069 24,564,390,000 82.97 57,322,124,099 37,854,799,800 66.04
Bea Balik Nama Kendaraan Di Air 15,000,000 - - 15,000,000 - -
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 24,180,984,688 16,086,070,792 66.52 24,180,984,688 15,419,303,555 63.77
Pajak Air Permukaan 120,000,000 65,348,260 54.46 120,000,000 43,337,610 36.11
Pajak Air Bawah Tanah 15,000,000 10,456,594 69.71 15,000,000 10,170,465 67.80
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 500,000,000 - - 550,000,000 - -
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 8,864,789,143 10,492,840,272 118.37 9,312,342,199 6,358,730,077 68.28
Dana Perimbangan 458,934,916,658 339,445,701,979 73.96 430,749,380,658 322,583,179,848 74.89
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 19,263,660,658 9,692,259,979 50.31 19,263,660,658 13,968,886,848 72.51
Dana Alokasi Umum 388,325,256,000 291,243,942,000 75.00 400,750,820,000 300,563,118,000 75.00
Dana Alokasi Khusus 51,346,000,000 38,509,500,000 75.00 10,734,900,000 8,051,175,000 75.00
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah - - - - 9,794,250,000 -
Jumlah Pendapatan 551,612,916,658 410,011,840,347 74.33 534,032,446,868 417,742,938,483 78.22
III-2009
APBD-P 2009Pendapatan Daerah
III-2010
APBD-P 2010
BAB 4 KEUANGAN DAERAH
46 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010| BANK INDONESIA
meningkatkan share dari self financing anggaran pemerintah sebesar 18,91% lebih baik
dibandingkan triwulan III-2009 sebesar 14,65%
Sementara itu realisasi dana perimbangan relatif secara nominal mengalami penurunan
walaupun secara persentase terhadap target anggaran mengalami peningkatan terkait
menurunnya target anggaran dana perimbangan pada APBD-P 2010 dibandingkan APBD-P
2009. Penerimaan dana perimbangan pada triwulan III-2010 sebesar Rp 322,58 Miliar
menurun dibandingkan triwulan III-2009 sebesar Rp 339,45 Miliar. Penurunan terutama
disebabkan berkurangnya Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Pemerintah Pusat dibandingkan
tahun sebelumnya. Pada triwulan III-2010, realisasi DAK mencapai Rp 8,05 Miliar lebih
rendah dibandingkan realisasi triwulan III-2009 yang mencapai Rp 38,51 Miliar. Komposisi
dana perimbangan masih mendominasi APBD triwulan III-2010 sebesar 77,22% lebih
rendah dibandingkan triwulan III-2009 sebesar 82,79%. Menurunnya komposisi dana dari
pemerintah pusat merupakan sinyal positif bagi kemandirian keuangan daerah yang
diindikasikan meningkatnya komposisi pendapatan asli daerah.
Tabel 4.2 Komposisi Pendapatan APBD Provinsi Gorontalo (dalam %)
4.2 BELANJA DAERAH
Meningkatnya penyerapan anggaran belanja APBD Prov. Gorontalo pada triwulan III-
2010 lebih didorong oleh meningkatnya belanja tidak langsung khususnya pada belanja
pegawai sementara penyerapan anggaran belanja langsung relatif sama.
Penyerapan belanja Provinsi Gorontalo pada triwulan III-2010 lebih tinggi
dibandingkan triwulan III-2009. Pada triwulan laporan, tercatat Rp 346,27 Miliar dana APBD
telah dibelanjakan dengan persentase realisasi mencapai 60,94%, lebih tinggi dibandingkan
triwulan III-2009 dengan pencapaian realisasi sebesar Rp 391,17 Miliar dengan persentase
realisasi mencapai 57,85%. Kondisi tersebut didorong oleh meningkatnya Belanja Tidak
Langsung pada triwulan III-2010 sebesar Rp 173,19 Miliar dengan capaian 66,12%
Nominal Komposisi (%) Nominal Komposisi (%)
Pendapatan Asli Daerah 92,678,000,000 70,566,138,368 17.21 103,283,066,210 85,365,508,635 20.43
Pajak daerah 83,313,210,857 60,073,298,096 14.65 93,420,724,011 79,006,778,558 18.91
Pajak Kendaraan Bermotor 29,350,472,100 19,347,032,450 4.72 11,742,615,224 25,679,167,128 6.15
Pajak Kendaraan di Air 25,000,000 - 25,000,000 - -
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 29,606,754,069 24,564,390,000 5.99 57,322,124,099 37,854,799,800 9.06
Bea Balik Nama Kendaraan Di Air 15,000,000 - - 15,000,000 - -
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 24,180,984,688 16,086,070,792 3.92 24,180,984,688 15,419,303,555 3.69
Pajak Air Permukaan 120,000,000 65,348,260 0.02 120,000,000 43,337,610 0.01
Pajak Air Bawah Tanah 15,000,000 10,456,594 0.00 15,000,000 10,170,465 0.00
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 500,000,000 - - 550,000,000 - -
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 8,864,789,143 10,492,840,272 2.56 9,312,342,199 6,358,730,077 1.52
Dana Perimbangan 458,934,916,658 339,445,701,979 82.79 430,749,380,658 322,583,179,848 77.22
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 19,263,660,658 9,692,259,979 2.36 19,263,660,658 13,968,886,848 3.34
Dana Alokasi Umum 388,325,256,000 291,243,942,000 71.03 400,750,820,000 300,563,118,000 71.95
Dana Alokasi Khusus 51,346,000,000 38,509,500,000 9.39 10,734,900,000 8,051,175,000 1.93
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah - - - - 9,794,250,000 100.00
Jumlah Pendapatan 551,612,916,658 410,011,840,347 100.00 534,032,446,868 417,742,938,483 100.00
III-2009
APBD-P 2009Pendapatan Daerah
III-2010
APBD-P 2010
BAB 4 KEUANGAN DAERAH
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010 47
sementara pada triwulan III-2009 penyerapan sebesar Rp 145,19 Miliar dengan capaian
62,36%. Sementara disisi penyerapan Belanja Langsung relatif sama dibandingkan tahun
sebelumnya.
Tabel 4.3 Anggaran Induk dan Realisasi Belanja APBD Provinsi Gorontalo
Kualitas APBD Gorontalo triwulan III-2010 lebih diarahkan pada kepentingan
konsumsi sementara tujuan investasi relatif menurun. Komposisi pos belanja modal
menurun secara signifikan dari 27,64% pada triwulan III-2009 menjadi hanya berkisar
13,83% pada triwulan III-2010. Sementara komposisi pos belanja konsumsi meningkat dari
72,36% pada triwulan III-2009 menjadi 86,17% pada triwulan III-2010. Hal ini perlu
mendapat perhatian mengingat kegiatan investasi lebih memberikan multiplier effect bagi
pengembangan ekonomi daerah dibandingkan kegiatan konsumsi.
Tabel 4.4 Komposisi Belanja APBD Provinsi Gorontalo
Nominal Pencapaian (%) Nominal Pencapaian (%)
Belanja Tidak Langsung 232,835,353,600 145,189,884,749 62.36 261,960,951,852.00 173,195,955,367 66.12
Belanja Pegawai 150,952,011,350 101,096,056,474 66.97 173,594,813,052.00 124,785,601,771 71.88
Belanja Subsidi 14,278,912,250 3,311,715,000 23.19 5,300,000,000.00 1,000,000,000 18.87
Belanja Hibah 15,649,405,000 8,301,000,000 53.04 8,500,000,000.00 9,047,400,000 106.44
Belanja Bantuan Sosial 3,326,025,000 2,263,400,000 68.05 3,000,000,000.00 2,256,433,582 75.21
Belanja Bagi Hasil Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. Desa 39,539,000,000 22,492,915,875 56.89 38,500,000,000.00 23,121,754,774 60.06
Belanja Bantuan Keuangan Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. Desa 8,840,000,000 7,724,797,400 87.38 30,566,138,800.00 12,851,715,240 42.05
Belanja Tidak Terduga 250,000,000 - - 2,500,000,000.00 133,050,000 5.32
Belanja Langsung 443,353,139,430 245,975,960,329 55.48 306,256,934,706.00 173,074,386,848 56.51
Belanja Pegawai 27,600,364,078 14,567,856,573 52.78 23,969,649,454.00 13,420,785,886 55.99
Belanja Barang dan Jasa 219,564,551,400 123,281,040,667 56.15 170,441,404,162.00 111,768,451,727 65.58
Belanja Modal 196,188,223,952 108,127,063,089 55.11 111,845,881,090.00 47,885,149,235 42.81
Jumlah Belanja 676,188,493,030 391,165,845,078 57.85 568,217,886,558 346,270,342,215 60.94
III-2009APBD-P 2009Belanja Daerah
III-2010APBD-P 2010
Nominal Komposisi (%) Nominal Komposisi (%)
Belanja Tidak Langsung 232,835,353,600 145,189,884,749 37.12 261,960,951,852.00 173,195,955,367 50.02
Belanja Pegawai 150,952,011,350 101,096,056,474 25.84 173,594,813,052.00 124,785,601,771 36.04
Belanja Subsidi 14,278,912,250 3,311,715,000 0.85 5,300,000,000.00 1,000,000,000 0.29
Belanja Hibah 15,649,405,000 8,301,000,000 2.12 8,500,000,000.00 9,047,400,000 2.61
Belanja Bantuan Sosial 3,326,025,000 2,263,400,000 0.58 3,000,000,000.00 2,256,433,582 0.65
Belanja Bagi Hasil Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. Desa 39,539,000,000 22,492,915,875 5.75 38,500,000,000.00 23,121,754,774 6.68
Belanja Bantuan Keuangan Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. Desa 8,840,000,000 7,724,797,400 1.97 30,566,138,800.00 12,851,715,240 3.71
Belanja Tidak Terduga 250,000,000 - - 2,500,000,000.00 133,050,000 0.04
Belanja Langsung 443,353,139,430 245,975,960,329 62.88 306,256,934,706.00 173,074,386,848 49.98
Belanja Pegawai 27,600,364,078 14,567,856,573 3.72 23,969,649,454.00 13,420,785,886 3.88
Belanja Barang dan Jasa 219,564,551,400 123,281,040,667 31.52 170,441,404,162.00 111,768,451,727 32.28
Belanja Modal 196,188,223,952 108,127,063,089 27.64 111,845,881,090.00 47,885,149,235 13.83
Jumlah Belanja 676,188,493,030 391,165,845,078 100.00 568,217,886,558 346,270,342,215 100.00
III-2009APBD-P 2009Belanja Daerah
III-2010APBD-P 2010
BAB 4 KEUANGAN DAERAH
48 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010| BANK INDONESIA
4.3. KONTRIBUSI REALISASI APBD GORONTALO TERHADAP SEKTOR RIIL DAN
UANG BEREDAR
Kinerja fiskal selama tahun 2010 belum menunjukkan perubahan yang signifikan
terhadap stimulan sektor riil. Realisasi anggaran konsumsi pemerintah memberikan pangsa
14,15%, sementara itu belanja modal memberikan pangsa 3,39%.
Tabel 4.5 Stimulus Fiskal APBD terhadap Sektor Riil
Disisi pengaruhnya terhadap uang beredar, realisasi anggaran APBD Gorontalo
sampai dengan akhir triwulan III-2010 menunjukkan kontraksi. Kontraksi terjadi karena
realisasi dari pendapatan APBD lebih besar dibandingkan penyerapan belanja APBD.
Surplus penerimaan mencapai Rp 71,48 Miliar lebih tinggi dibandingkan periode yang sama
tahun sebelumnya sebesar Rp 18,84 Miliar. Pemerintah Provinsi Gorontalo dalam rapat
koordinasi dengan seluruh jajaran SKPD pada bulan Oktober 2010 telah menginstruksikan
untuk melakukan percepatan penyerapan anggaran untuk mendukung pertumbuhan
ekonomi.
Dampak APBD terhadap Uang Beredar
Nominal %PDRB Nominal %PDRB
Konsumsi Pemerintah 480.000.269.078 283.038.781.989 16,20 456.372.005.468 298.385.192.980 14,15
Belanja Pegawai 178.552.375.428 115.663.913.047 6,62 197.564.462.506 138.206.387.657 6,55
Belanja Subsidi 14.278.912.250 3.311.715.000 0,19 5.300.000.000 1.000.000.000 0,05
Belanja Hibah 15.649.405.000 8.301.000.000 0,48 8.500.000.000 9.047.400.000 0,43
Belanja Bantuan Sosial 3.326.025.000 2.263.400.000 0,13 3.000.000.000 2.256.433.582 0,11
Belanja Bagi Hasil Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. Desa 39.539.000.000 22.492.915.875 1,29 38.500.000.000 23.121.754.774 1,10
Belanja Bantuan Keuangan Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. Desa 8.840.000.000 7.724.797.400 0,44 30.566.138.800 12.851.715.240 0,61
Belanja Tidak Terduga 250.000.000 - - 2.500.000.000 133.050.000 0,01
Belanja Barang dan Jasa 219.564.551.400 123.281.040.667 7,06 170.441.404.162 111.768.451.727 5,30
Pembentukan Modal Tetap Bruto 196.188.223.952 108.127.063.089 6,19 111.845.881.090 47.885.149.235 2,27
Belanja Modal 196.188.223.952 108.127.063.089 6,19 111.845.881.090 47.885.149.235 2,27
APBD-P 2010III-2010
Belanja Daerah APBD-P 2009III-2009
Nominal %PDRB Nominal %PDRB
Pendapatan 551,612,916,658.00 410,011,840,346.64 21.74 534,032,446,868.00 417,742,938,482.94 20.97
Pendapatan Asli Daerah 92,678,000,000.00 70,566,138,367.64 3.74 103,283,066,210.00 85,365,508,634.94 4.29
Dana Perimbangan 458,934,916,658.00 339,445,701,979.00 18.00 430,749,380,658.00 322,583,179,848.00 16.19
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 19,263,660,658.00 9,692,259,979.00 0.51 19,263,660,658.00 13,968,886,848.00 0.70
Dana Alokasi Umum 388,325,256,000.00 291,243,942,000.00 15.45 400,750,820,000.00 300,563,118,000.00 15.09
Dana Alokasi Khusus 51,346,000,000.00 38,509,500,000.00 2.04 10,734,900,000.00 8,051,175,000.00 0.40
Dana Darurat - -
Dana Penyesuaian - - - - 9,794,250,000.00 0.49
Belanja 676,188,493,030.00 391,165,845,078.00 20.75 568,217,886,558.00 346,270,342,215.00 17.38
Belanja Pegawai 178,552,375,428.00 115,663,913,047.00 6.13 197,564,462,506.00 138,206,387,657.00 6.94
Belanja Subsidi 14,278,912,250.00 3,311,715,000.00 0.18 5,300,000,000.00 1,000,000,000.00 0.05
Belanja Hibah 15,649,405,000.00 8,301,000,000.00 0.44 8,500,000,000.00 9,047,400,000.00 0.45
Belanja Bantuan Sosial 3,326,025,000.00 2,263,400,000.00 0.12 3,000,000,000.00 2,256,433,582.00 0.11
Belanja Bagi Hasil Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. Desa 39,539,000,000.00 22,492,915,875.00 1.19 38,500,000,000.00 23,121,754,774.00 1.16
Belanja Bantuan Keuangan Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. Desa8,840,000,000.00 7,724,797,400.00 0.41 30,566,138,800.00 12,851,715,240.00 0.65
Belanja Tidak Terduga 250,000,000.00 - - 2,500,000,000.00 133,050,000.00 0.01
Belanja Barang dan Jasa 219,564,551,400.00 123,281,040,667.00 6.54 170,441,404,162.00 111,768,451,727.00 5.61
Belanja Modal 196,188,223,952 108,127,063,089 5.73 111,845,881,090 47,885,149,235 2.40
Surplus/Defisit (124,575,576,372) 18,845,995,269 1.00 (34,185,439,690) 71,472,596,268 3.59
Pembiayaan Netto (124,575,576,372) - - (34,185,439,690) - -
DAMPAK RUPIAH - 18,845,995,269 1.00 - 71,472,596,268 3.59
APBD-P 2009III-2009
APBD APBD-P 2010III-2010
BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010 49
BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN
Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan III-2010 diwarnai oleh net
inflow dan peningkatan uang kartal layak edar. Sementara itu, sistem pembayaran non tunai
menunjukkan berkembangnya transaksi RTGS.
5.1 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN TUNAI
5.1.1 ALIRAN UANG KARTAL (INFLOW/OUTFLOW)
Kegiatan kas titipan di Gorontalo sepanjang triwulan III-2010 mengalami net inflow
sebesar Rp73,59 miliar. Aliran uang kartal yang masuk ke dalam khasanah kas titipan lebih
besar dibandingkan dengan aliran uang kartal yang keluar dari khasanah kas titipan.
Sumber: Bank Indonesia
Grafik 5.1 Netflow Kas Titipan Gorontalo Grafik 5.2 Perkembangan Netflow Bulanan
Kondisi net inflow pada triwulan laporan disebabkan karena uang yang beredar untuk
kegiatan transaksi pada bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri telah kembali masuk ke
kasanah kas titipan. Secara bulanan, pada Agustus 2010 aliran uang tercatat net outflow
sebesar Rp38,50 miliar yang disebabkan karena maraknya transaksi masyarakat terkait
bulan Ramadhan dan perayaan Hari Raya Idul Fitri, sementara pada September 2010 aliran
uang tercatat net inflow sebesar Rp93,47 miliar yang disebabkan kembalinya uang yang
telah ditarik masyarakat ke perbankan.
5.1.2 PENYEDIAAN UANG KARTAL LAYAK EDAR
Uang layak edar yang tersedia pada kas titipan Gorontalo pada triwulan III-2010
sebesar Rp129,91 miliar lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp56,30
miliar. Adapun rincian uang layak edar dimaksud sebesar Rp129,89 miliar untuk uang kertas
dan Rp19 juta untuk uang logam. Sementara itu, uang lusuh yang terdapat pada kas titipan
sebesar Rp42,68 miliar. Pecahan uang kertas sebesar Rp1000,- merupakan pecahan yang
memiliki tingkat kelusuhan tertinggi yaitu sebanyak 550.000 lembar, kemudian diikuti oleh
BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN
50 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010| BANK INDONESIA
pecahan uang kertas sebesar Rp5000,- yang memiliki tingkat kelusuhan sebanyak 312.500
lembar.
Tabel 5.1 Rincian Pecahan Uang di Kas Titipan Gorontalo (Dalam Rp.ribu)
Sumber : Bank Indonesia
5.1.3 UANG PALSU
Tabel 5.2 Perkembangan Uang Palsu di Gorontalo
Pecahan / Tahun Emisi 2009 Triwulan II-2010 Triwulan III-2010
100.000 / 2004 1 6 6
50.000 / 2005 7 10 10
10.000 / 2005 0 1 1
5.000 / 2001 0 3 3
Jumlah 8 20 20
Pada triwulan-III 2010 tidak teridentifikasi tambahan uang palsu dibandingkan
triwulan II-2010. Sehingga uang palsu yang telah teridentifikasi hingga triwulan III-2010
sebanyak 20 lembar lebih tinggi dibandingkan tahun 2009 yang hanya teridentifikasi
sebanyak 8 lembar. Adapun rincian uang palsu yang teridentifikasi hingga Juni 2010
adalah pecahan Rp100.000,- tahun emisi 2004 sebanyak 6 lembar, pecahan Rp50.000,-
tahun emisi 2005 sebanyak 10 lembar, pecahan Rp10.000,- tahun emisi 2005 sebanyak
1 lembar, dan pecahan Rp5.000,- tahun emisi 2001 sebanyak 3 lembar.
Layak edar Lusuh Layak edar Lusuh
Uang Kertas 100000 24,600,000 1,000,000 25,600,000 68,800,000 20,000,000 88,800,000
50,000 20,350,000 2,000,000 22,350,000 48,800,000 17,000,000 65,800,000
20,000 6,720,000 1,300,000 8,020,000 5,880,000 3,000,000 8,880,000
10,000 3,320,000 700,000 4,020,000 3,730,000 1,500,000 5,230,000
5,000 940,000 450,000 1,390,000 1,460,000 625,000 2,085,000
2,000 300,000 - 300,000 1,140,000 - 1,140,000
1,000 10,000 305,000 315,000 76,000 550,000 626,000
Total 56,240,000 5,755,000 61,995,000 129,886,000 42,675,000 172,561,000
Uang Logam 500 50,000 18,000 - 18,000
100 10,000 1,000 - 1,000
Total 60,000 - - 19,000 - 19,000
TOTAL UANG 56,300,000 5,755,000 61,995,000 129,905,000 42,675,000 172,580,000
Tw. II 2010Jumlah
Tw. III 2010JumlahJenis Pecahan (Rp)
BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010 51
5.2 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN NON TUNAI
5.2.1 KLIRING NON BI DI GORONTALO
Jumlah nominal perputaran warkat kliring non BI di Gorontalo pada triwulan laporan
sebesar Rp261,00 miliar dengan pertumbuhan sebesar -15,23% (qtq) lebih rendah
dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,51% (qtq). Adapun jumlah warkat sebanyak
11.123 lembar dengan pertumbuhan sebesar -13.26% (qtq). Sementara itu, rata-rata harian
nominal kliring Non BI di Gorontalo pada triwulan III-2010 sebesar Rp3,96 miliar atau
tumbuh -20,29% (qtq). Sedangkan rata-rata harian jumlah warkat sebanyak 169 lembar atau
tumbuh sebesar -18,69% (qtq).
Sumber: Bank Indonesia
Grafik 5.3 Perputaran Kliring di Gorontalo Grafik 5.4 Rata-Rata Perputaran Kliring Per Hari
Rasio jumlah nominal Cek/BG kosong per hari terhadap total keseluruhan nominal
warkat yang dikliringkan tercatat mengalami kenaikan dari 0,35% pada triwulan II-2010
menjadi 0,59% pada triwulan III-2010. Sementara itu, jumlah rasio warkat Cek/BG kosong
per hari terhadap total keseluruhan warkat yang dikliringkan juga mengalami kenaikan
dari 0,47% pada triwulan II-2010 menjadi 0,59% pada triwulan III-2010.
Sumber : Bank Indonesia
Grafik 5.5 Rasio Warkat dan Nominal Cek/BG Kosong Kliring Non BI di Gorontalo
BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN
52 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010| BANK INDONESIA
5.2.2 REAL TIME GROSS SETTLEMENT (RTGS)
Transaksi RTGS mendominasi dalam sistem pembayaran non tunai di Gorontalo.
Hal ini disebabkan karena BI RTGS mempunyai keunggulan mempercepat penyelesaian
transaksi (seketika) dan memperkecil risiko penyelesaian transaksi. Perkembangan
penyelesaian transaksi RTGS rata-rata per bulan (dari dan ke Gorontalo) selama triwulan III-
2010 secara nominal sebesar Rp587 miliar atau tumbuh secara triwulanan sebesar 31.08%
(qtq) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,48% (qtq). Sementara itu,
secara volume penyelesaian transaksi RTGS rata-rata per bulan selama triwulan III-2010
tercatat sebanyak 1.423 transaksi atau tumbuh secara triwulanan sebesar 48,47% (qtq)
lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 30,97% (qtq). Perkembangan
transaksi RTGS menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi Provinsi Gorontalo pada triwulan III-
2010 lebih tinggi terkait dengan pelaksanaan Ibadah Ramadhan dan perayaan Hari Raya
Idul Fitri.
Tabel 5.3 Perkembangan Transaksi RTGS di Gorontalo
Sumber : Bank Indonesia
Nilai Nilai Nilai
(Miliar Rp) (Miliar Rp) (Miliar Rp)
Januari 108 334 367 354 475 688
Februari 121 362 287 322 408 684
Maret 143 414 260 410 403 824
Rata-rata tw I-10 124 370 305 362 429 732
Pertumbuhan (qtq) -48.78% -35.54% -15.70% -40.23% -28.96% -37.95%
April 160 472 225 412 385 884
Mei 151 474 233 404 384 878
Juni 185 554 389 560 574 1114
Rata-rata tw II-10 165 500 282 459 448 959
Pertumbuhan (qtq) 33.49% 35.14% -7.36% 26.70% 4.44% 30.97%
Juli 216 636 402 630 618 1266
Agustus 210 758 402 771 612 1529
September 160 720 371 755 531 1475
Rata-rata tw III-10 195 705 392 719 587 1423
Pertumbuhan (qtq) 17.97% 40.93% 38.76% 56.69% 31.08% 48.47%
Bulan
FROM TO FROM + TO
Volume Volume Volume
BAB 6 KESEJAHTERAAN
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010 53
BAB 6 : KESEJAHTERAAN
Tingkat kesejahteraan masyarakat di Provinsi Gorontalo meningkat yang ditandai
oleh tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan yang menurun. Kondisi diperkirakan
sebagai dampak dari mulai membaiknya kinerja sektor pertanian sebagai sektor terbesar
penyerap tenaga kerja di Gorontalo.
6.1. PENGANGGURAN
Jumlah angkatan kerja (berusia 15 tahun ke atas) di Gorontalo relatif meningkat dari
tahun ke tahun. Pada bulan Februari 2010, jumlah angkatan-kerja mencapai 484.834 atau
meningkat 8,39% dibandingkan kondisi Agustus 2009. Sementara itu jumlah penduduk yang
bekerja tumbuh sebesar 9,36% dibandingkan bulan Agustus 2009. Selama periode 1 tahun,
tingkat pengangguran terbuka menurun, yaitu dari 5,89 % pada Agustus 2009 menjadi
5,05% pada Februari 2010.
Tabel 6.1.
Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas Menurut Kegiatan
Sumber : BPS Prov. Gorontalo
Apabila dilihat berdasarkan lapangan usaha penduduk yang bekerja, sektor
pertanian merupakan lapangan usaha yang paling banyak digeluti penduduk Provinsi
Gorontalo yaitu 194.987 orang (Februari 2010) atau 42,36 % dari total penduduk yang
bekerja. Jumlah tersebut tumbuh 13,28% jika dibandingkan dengan tahun lalu. Sektor
lainnya dengan pangsa pasar jumlah tenaga kerja yang cukup besar adalah sektor jasa
perdagangangan (18,93%) dan sektor jasa kemasyarakatan sebesar 17,52%. Kedua sektor
ini mengalami pertumbuhan jumlah tenaga kerja masing-masing sebesar 25,72% dan
11,96% dibandingkan bulan Agustus 2009. Sementara sektor industri merupakan sektor
yang mengalami pertumbuhan tertinggi dalam jumlah tenaga kerja.
Februari Agustus Februari Agustus Februari
Penduduk Usia 15 Tahun Keatas 677,430 688,081 697,073 701,495 711,683
Angkatan Kerja 423,376 429,384 462,889 447,313 484,834
Bekerja 393,567 405,126 439,460 420,962 460,355
Tidak Bekerja 29,809 24,258 23,429 26,351 24,479
Bukan Angkatan Kerja 254,054 258,697 234,265 254,182 226,849
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 62.50 62.40 66.40 63.77 68.12
Tingkat Pengangguran Terbuka 7.04 5.65 5.06 5.89 5.05
201020092008Kegiatan Utama
BAB 6 KESEJAHTERAAN
54 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010| BANK INDONESIA
Tabel 6.2.
Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja
Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Februari 2008-Agustus 2009
Sumber: Berita Resmi Statistik, BPS Provinsi Gorontalo
6.2. KEMISKINAN
Persentase penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan pada tahun 2010
(data bulan Maret) di Provinsi Gorontalo sebesar 23,19% atau mengalami penurunan
dibandingkan periode Maret 2009 yang tercatat sebesar 25,01%. Kemiskinan Gorontalo
masih yang tertinggi di Sulawesi serta masih jauh di atas persentase nasional yang berada
di tingkatan 14,15%. Sementara itu garis kemiskinan di Provinsi Gorontalo pada bulan Maret
2010 sebesar Rp171.371 per kapita per bulan atau mengalami kenaikan sebesar Rp 9.182
perkapita per bulan dibandingkan dengan bulan Maret 2007 yang tercatat sebesar
Rp162.189 perkapita per bulan.
Tabel 6.3.
Persentase Penduduk Miskin Provinsi Gorontalo (%)
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, Sakernas
Februari Agustus Februari Agustus Februari
Pertanian 213,275 184,148 208,636 172,130 194,987
Industri 28,340 34,268 32,462 32,431 41,393
Perdagangan 45,195 59,610 71,911 69,315 87,167
Angkutan 26,177 32,214 31,227 35,301 25,350
Jasa Kemasyarakatan 59,540 63,720 72,325 72,051 80,668
Lainnya 21,040 31,166 22,899 39,734 30,790
Total 393,567 405,126 439,460 420,962 460,355
20102009Kegiatan Utama
2008
BAB 6 KESEJAHTERAAN
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010 55
Jika dilihat berdasarkan sebarannya di tahun 2010, persentase penduduk miskin di
provinsi Gorontalo terbesar berada di wilayah pedesaaan. Persentase penduduk miskin
pedesaan sebesar 30,18% sementara di perkotaan sebesar 6,29% Untuk mengatasi
permasalahan kemiskinan diperlukan manajemen sumber daya lokal, penerimaan fiskal
yang berpihak pada masyarakat miskin, dan juga alokasi anggaran pendidikan dan
kesehatan yang proporsional dan berkeadilan.
6.3. RASIO GINI
Perkembangan angka rasio gini Gorontalo dalam 3 (tiga) tahun terakhir mengalami
peningkatan. Pada Tahun 2007 indeks gini tercatat 0,39 mengalami kenaikan dibandingkan
indeks gini tahun 2005 lalu yang tercatat sebesar 0,36. Kondisi ini menunjukkan
kesenjangan pendapatan antara lapisan penduduk semakin meningkat. Namun demikian
berdasarkan strukturnya, persentase pendapatan yang dinikmati oleh 20% penduduk
berpenghasilan tertinggi menjadi semakin meningkat dari 44,38% menjadi 47,67%.
Fenomena yang menarik adalah terjadinya shifting dari sebagian penduduk di kelompok
40% menengah ke 40% ke bawah dan 20% teratas.
BAB 6 KESEJAHTERAAN
56 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010| BANK INDONESIA
Halaman ini sengaja dikosongkan
BAB 7 OUTLOOK EKONOMI
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2010 57
BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI
Perekonomian Gorontalo pada triwulan IV-2010 diperkirakan tumbuh seiring
percepatan realisasi anggaran Pemerintah Daerah. Sementara itu kegiatan konsumsi
swasta akan tetap tumbuh walaupun dengan besaran yang lebih rendah dibandingkan
triwulan III-2010. Disisi sektoral kegiatan konstruksi dan perdagangan diperkirakan
meningkat sementara sektor pertanian akan mengalami penurunan terkait curah hujan yang
semakin tinggi dan berpotensi menimbulkan banjir.
7.1 OUTLOOK MAKROEKONOMI REGIONAL
Perekonomian Gorontalo pada triwulan IV-2010 diperkirakan tumbuh 7,1 – 7,6 %
(y.o.y) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan III-2010 (5,71 % y.o.y). Pemerintah
Daerah diperkirakan akan merealisasikan percepatan belanja modal maupun non modal.
Target penyelesaian proyek infrastruktur sebelum tahun anggaran berakhir diharapkan
memberikan dorongan positif bagi perkembangan sektor konstruksi, pertambangan dan sub
sektor jasa pemerintahan umum.
Sementara itu efek lonjakan konsumsi swasta pada triwulan III-2010 terkait lebaran
diperkirakan telah berangsur-angsur normal. Hal ini tercermin dari hasil liason yang telah
dilaksanakan pada awal bulan Oktober terhadap beberapa pelaku usaha retail di Kwandang,
Marisa dan kota Gorontalo yang mengkonfirmasi bahwa angka penjualan komoditas
kebutuhan harian masyarakat telah berangsur normal.
Grafik 7.1 Grafik 7.2 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo SKDU Triwulan III-2010
Hasil survei kegiatan dunia usaha menunjukkan bahwa tingkat ekspektasi pelaku
usaha terhadap kondisi dunia usaha pada triwulan IV akan menunjukkan peningkatan. Hal
ini ditunjukkan oleh nilai SBT yang meningkat di level 15,90. Optimisme ini dibangun bahwa
diakhir tahun pemerintah akan melakukan percepatan realisasi anggaran sehingga
permintaan akan barang dan jasa akan mengalami peningkatan.
BAB 7 OUTLOOK EKONOMI
58 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2010| BANK INDONESIA
7.2 OUTLOOK INFLASI
Grafik 7.3
Proyeksi Inflasi Tahunan (yoy) Provinsi Gorontalo (%)
Inflasi Gorontalo pada akhir tahun diperkirakan pada kisaran 7 ± 1% didukung oleh
meredanya permintaan masyarakat yang telah melewati masa puncaknya pada saat
perayaan Idul Fitri. Namun, diperkirakan tekanan inflasi Gorontalo akan terus berlangsung
hingga akhir tahun 2010 terkait dengan potensi kenaikan permintaan masyarakat karena
adanya perayaan Hari Raya Idul Adha, Natal, dan Tahun Baru walaupun tidak setinggi saat
Idul Fitri. Tekanan administered price turut berkontribusi dalam memberi tekanan inflasi
kedepan seiring dengan diberlakukannya kebijakan kenaikan harga TDL, sementara
imported inflation turut meningkat sejalan dengan tren kenaikan harga-harga internasional
dan nasional seperti emas, tepung terigu, dan minyak goreng. Meningkatnya tekanan inflasi
Gorontalo juga didukung oleh pergeseran kondisi cuaca yaitu musim hujan yang
berkepanjangan sehingga mengurangi produktivitas tanaman bahan makanan dan
perikanan.
Sumber: Survei Konsumen Provinsi Gorontalo
Grafik7.4
Perubahan Umum 3 Bulan Yang Akan Datang
BAB 7 OUTLOOK EKONOMI
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2010 59
7.3 PROSPEK PERBANKAN
Penghimpunan dana pihak ketiga melalui tabungan pada triwulan IV-2010
diperkirakan mengalami peningkatan seiring dengan telah kembalinya dana masyarakat ke
perbankan pasca Ramadhan-Idul Fitri. Sementara itu, pada triwulan IV-2010 perbankan juga
akan menggiatkan penghimpunan dana pihak ketiga melalui program Gerakan Sekolah
Menabung (GSM) yang dicanangkan pada November 2010. GSM merupakan program
perbankan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran menabung masyarakat
khususnya di kalangan pelajar. Hasil Survei Konsumen (SK) mengkonfirmasi peningkatan
tabungan pada triwulan depan melalui Indeks Ekspektasi Tabungan Dalam 6 Bulan Yang
Akan Datang yang menunjukkan tren kenaikan.
Sumber: Survei Konsumen,
Bank Indonesia Gorontalo
Grafik 7.5
Indeks Ekspektasi Tabungan 6 bulan yad
1. MAKROEKONOMI REGIONAL
Tabel 1.A PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ATAS DASAR HARGA KONSTAN
TAHUN 2000 UNTUK PROVINSI GORONTALO (dalam jutaan rupiah)
Tabel 1.B PERTUMBUHAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2000 UNTUK PROVINSI GORONTALO
(dalam persen)
Sumber : BPS Prov. Gorontalo
I II III IV I II III
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 468.554 479.928 502.657 503.256 519.781 546.905 579.341
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 6.601 6.802 7.319 7.285 7.397 7.752 7.934
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 407.314 431.145 459.888 484.907 485.027 511.523 537.237
Pembentukan Modal Tetap Bruto 295.604 309.129 318.403 354.891 353.215 370.095 388.376
Perubahan Stok (316.662) (335.889) (346.198) (453.864) (424.270) (470.035) (502.863)
Ekspor Barang dan Jasa 100.658 105.039 100.094 103.622 104.819 110.995 118.846
Impor Barang dan Jasa 314.934 320.974 323.267 330.570 344.759 352.582 368.958
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 647.134 675.180 718.895 669.528 701.210 724.653 759.912
2009KOMPONEN
2010
I II III IV I II III
1. PERTANIAN 199.867,15 208.963,63 220.032,24 172.006,54 202.911,00 211.788,00 222.714,85
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 6.598,38 7.201,25 8.075,46 8.100,89 7.961,24 8.142,00 8.682,90
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 49.541,55 50.217,76 54.645,14 54.674,27 55.015,76 55.405,00 58.447,51
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 3.671,48 3.717,00 3.956,30 3.975,53 3.955,07 4.057,00 4.179,22
5. BANGUNAN 51.741,84 55.806,71 61.951,72 63.211,36 61.705,00 62.975,00 67.440,50
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 89.093,06 91.504,41 96.618,96 96.677,34 97.125,00 100.459,00 106.849,22
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 66.344,73 70.067,35 72.850,58 73.236,47 74.180,78 76.493,00 79.482,14
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 56.112,23 57.160,68 60.347,79 60.994,17 60.804,00 62.594,00 65.824,82
9. JASA-JASA 124.164,08 130.541,17 140.416,72 136.651,22 137.724,96 142.740,00 146.291,19
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 647.134,48 675.179,94 718.894,91 669.527,79 701.210,22 724.653,00 759.912,34
2009SEKTOR
2010
I II III IV I II III
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 11,66 12,57 11,11 8,17 10,93 13,96 15,26
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 14,48 21,69 21,43 19,64 19,08 18,64 16,82
Pembentukan Modal Tetap Bruto 23,85 27,52 18,88 13,26 19,49 19,72 21,98
Ekspor Barang dan Jasa (6,18) (2,24) 5,69 (4,43) 4,13 5,67 18,73
Impor Barang dan Jasa 23,81 42,34 10,13 5,15 9,47 9,85 14,13
PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN 7,66 7,22 6,60 8,78 8,36 7,33 5,71
2009KOMPONEN
2010
I II III IV I II III
1. PERTANIAN 7,74 5,42 (2,89) 5,18 1,52 1,35 1,22
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 9,23 12,91 20,17 14,82 20,65 13,06 7,52
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 6,38 2,32 4,76 1,48 11,05 10,33 6,96
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 7,51 6,53 7,85 4,30 7,72 9,15 5,63
5. BANGUNAN 9,78 12,86 18,91 15,87 19,26 12,84 8,86
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 7,60 8,20 10,35 8,46 9,02 9,79 10,59
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 8,56 9,82 11,01 7,29 11,81 9,17 9,10
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 6,92 7,23 10,95 11,00 8,36 9,51 9,08
9. JASA-JASA 7,00 7,49 11,82 13,60 10,92 9,34 4,18
PERTUMBUHAN EKONOMI 7,66 7,22 6,60 8,78 8,36 7,33 5,71
2009SEKTOR
2010
2. INFLASI
Tabel 2.A PERKEMBANGAN INFLASI PROVINSI GORONTALO
Tabel 2.B DISAGREGASI INFLASI PROVINSI GORONTALO
JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AUG SEPT
UMUM 4.07 4.89 3.59 2.74 2.69 2.73 3.91 7.28 7.6
BAHAN MAKANAN 5.26 7.98 5.1 3.54 2.34 2.03 3.13 12.76 15.63
Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 5.41 9.06 7.46 4.17 3.36 5.97 7.25 19.29 16.62
Daging dan Hasil-hasilnya -4.86 -1.62 0.31 1.59 0.86 0.63 0.68 3.72 5.29
Ikan Segar 5.18 5.74 5.58 -0.55 -10.89 -8.8 -4.83 6.68 15.86
Ikan Diawetkan 0.75 8.67 10.14 7.56 7.8 9.94 6.66 8.44 8.01
Telur, Susu dan Hasil-hasilnya -5.81 -2.3 -2.47 -4.7 -5.14 -2.91 -0.81 -1.01 -0.92
Sayur-sayuran -7.25 8.55 25.92 10.17 21.99 30.25 -11.72 14.53 21.8
Kacang - kacangan 11.58 10.85 4.09 1.65 6.85 9.04 9.65 10.77 4.57
Buah - buahan 29.04 40.99 27.79 24.31 24.21 -4.61 2.61 25.87 20.07
Bumbu - bumbuan 21.23 8.32 -17.84 9.74 44.9 26.78 47.83 43.11 49
Lemak dan Minyak 5.86 7.34 6.45 2.8 -8.82 -7.23 -7.61 -7.29 -7.73
Bahan Makanan Lainnya 2.49 5.01 2.3 0.95 0.95 0.95 1.87 1.87 0.83
MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 8.13 8.52 5.93 4.09 5.83 5.56 8.41 8.22 7.87
Makanan Jadi 2.13 2.13 2.13 2.14 2.21 2.21 2.42 2.97 1.57
Minuman yang Tidak Beralkohol 15.78 17.46 13.53 11.04 9.95 8.38 12.91 14.58 13.21
Tembakau dan Minuman Beralkohol 10.83 10.83 6.4 3.13 7.43 7.43 11.96 10.26 11.34
PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN BAKAR 3.57 3.17 3.06 2.98 3.06 3.57 4.45 5.42 3.45
Biaya Tempat Tinggal 5.13 4.38 4.23 4.78 5.04 5.74 7.23 7.86 4.08
Bahan Bakar, Penerangan dan Air 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.04 0.07 3.11 3.11
Perlengkapan Rumahtangga 1.13 1.5 1.12 1.12 1.48 2.29 2.03 0.79 2.12
Penyelenggaraan Rumahtangga 4.08 4.14 4.35 0.85 0.04 0.25 0.47 0.65 1.68
SANDANG 2.63 0.42 -0.18 0.27 1.17 2.25 2.3 3.21 3.05
Sandang Laki-laki 0.23 0.23 0.23 0.23 0.23 0.46 0.39 3.68 3.43
Sandang Wanita 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.49 0.45 0.22 0.55
Sandang Anak-anak 0 0 0 0 0 0 0 0.75 0.75
Barang Pribadi dan Sandang Lain 14.86 1.87 -1.32 1.02 5.97 10.81 11.29 10.55 9.34
KESEHATAN 7.81 8.1 9.35 7.86 7.31 7.36 7.64 7.86 2.37
Jasa Kesehatan 31.53 31.53 31.53 31.53 31.53 31.53 31.53 31.53 0
Obat-obatan 8.7 9.45 15.78 9.54 8.05 7.94 8.11 8.11 7.23
Jasa Perawatan Jasmani 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Perawatan Jasmani dan Kosmetika 1.12 1.36 1.24 0.88 0.5 0.63 1.07 1.48 1.65
PENDIDIKAN, REKREASI, DAN OLAHRAGA 0.53 0.28 0.36 0.18 0.35 0.35 0.47 0.52 0.41
Jasa Pendidikan 0 0 0 0 0 0 -0.13 -0.13 -0.13
Kursus-kursus/Pelatihan 42.16 42.16 42.16 42.16 42.16 42.16 42.16 42.16 0
Perlengkapan/Peralatan Pendidikan 0.93 0.51 0.51 0.08 0.62 0.62 1.82 1.98 2.22
Rekreasi -0.93 -1.55 -1.29 -1.65 -1.36 -1.36 -1.36 -1.25 0.46
Olahraga -0.46 -0.46 -0.46 -0.46 -0.46 -0.46 -0.46 -0.46 0.07
TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN -0.97 -0.09 -0.06 -0.2 -0.36 -0.4 0.65 0.94 2.57
Transpor -0.89 0.36 0.41 0.21 0.21 0.16 0.4 0.43 2.2
Komunikasi dan Pengiriman -1.83 -1.83 -1.83 -1.83 -2.98 -2.98 -1.25 -0.12 1.71
Sarana dan Penunjang Transpor 0.4 0.4 0.4 0.4 1.78 1.78 12.79 13.9 14.08
Jasa Keuangan 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0 0
Kelompok / Sub kelompok
2010
SEPT OCT NOV DEC JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AUG SEPT
Volatile Food 5.641668 6.925454 11.41945 7.894748 5.308639 7.968764 5.051623 3.502179 2.283854 1.951187 3.094673 12.80052 15.71105
Core Inflation 3.577331 3.275802 3.283502 3.430102 3.886369 3.54585 3.318744 3.052773 3.090518 3.412682 4.457398 5.026778 3.402737
Administered Price 2.528307 2.48624 1.231114 1.626394 2.76057 3.353625 2.128387 1.0676 2.408434 2.39036 3.912485 4.170666 5.302316
Disagregasi (YOY)2009 2010
0
2
4
6
8
10
12
SEPT OCT NOV DEC JAN FEB MAR APR
2009 2010
Dis
agre
gasi
Infl
asi (
yoy)
Volatile Food
Core Inflation -4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
6
7
SEPT OCT NOV DEC JAN FEB MAR APR
2009 2010
Dis
agre
gasi
Infl
asi (
mtm
)
Volatile Food
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo (diolah)
3. PERBANKAN
Tabel 3.A
PERKEMBANGAN BANK UMUM PROVINSI GORONTALO
MAR JUN SEP DES MAR JUN SEP
Jumlah Bank umum 10 10 10 10 11 11 12
Jumlah kantor 58 59 60 65 66 66 74
Asset Bank Umum 2.482.231 2.601.819 2.835.580 2.904.673 3.032.713 3.282.757 3.460.909
DPK (Jutaan Rp) 1.850.958 1.860.937 1.867.702 1.823.599 1.836.064 1.987.339 2.063.241
Giro 307.986 331.795 296.879 253.202 334.492 384.186 412.236
Deposito 633.622 557.588 577.321 459.354 532.690 521.669 566.145
Tabungan 909.350 971.554 993.502 1.111.043 968.882 1.081.484 1.084.860
Kredit Sektoral - Outstanding (Jutaan Rp) 2.093.630 2.292.940 2.458.410 2.583.642 2.775.870 3.026.366 3.183.337
Pertanian 80.052 87.200 100.730 81.517 47.049 44.102 51.143
Pertambangan 2.700 2.525 1.849 1.886 123 694 1.363
Industri 31.329 32.490 28.176 18.357 18.660 18.629 18.395
Listrik, Gas & Air - - - - - 19 17
Konstruksi 46.446 59.973 86.084 69.701 102.703 98.713 118.318
Perdagangan 652.904 729.028 748.801 821.188 757.824 838.314 845.296
Angkutan 11.609 11.858 8.418 7.371 7.993 7.583 11.028
Jasa Dunia Usaha 27.236 29.243 24.207 29.998 27.613 13.906 4.444
Jasa Sosial 4.637 4.242 4.259 5.329 19.383 29.619 22.629
Lainnya 1.236.717 1.336.381 1.455.886 1.548.295 1.794.522 1.974.787 2.110.704
Kredit - Berdasarkan Bank Pelapor (Jutaan Rp)2.093.630 2.292.940 2.458.410 2.583.642 2.775.870 3.026.366 3.183.337
Investasi 111.907 136.338 145.917 153.781 169.737 181.673 203.553
Modal Kerja 774.563 842.335 880.504 899.179 944.593 1.003.778 1.020.235
Konsumsi 1.207.160 1.314.267 1.431.989 1.530.682 1.661.540 1.840.915 1.959.549
Kredit UMKM -Plafon s.d. 5 M (Jutaan Rp) 1.364.910 1.434.461 1.522.032 1.514.132 2.308.435 2.534.219 2.704.187
L D R (%) - Berdasarkan Bank Pelapor 113,11 123,21 131,63 141,68 151,19 152,28 154,29
Pendapatan Bunga 91.094 188.661 292.953 404.837 142.267 303.394 470.972
Beban Bunga 22.579 45.455 65.631 84.098 34.324 80.172 129.279
NIM 68.515 143.206 227.322 320.739 107.943 223.222 341.693
NPLs Gross sektoral (Jutaan Rp) 63.523 72.733 79.068 58.101 66.121 61.465 60.523
Pertanian 2.658 2.757 3.757 1.676 1.953 1.108 3.298
Pertambangan - - - 3 3 -
Industri 3.914 4.463 4.540 3.419 1.912 1.188 979
Listrik, Gas & Air - - - - - - -
Konstruksi 4.292 3.082 3.449 2.004 3.529 3.360 2.665
Perdagangan 29.239 35.216 40.561 27.576 31.204 31.434 28.962
Angkutan 573 642 763 696 132 98 77
Jasa Dunia Usaha 1.115 1.760 1.032 323 1.217 754 250
Jasa Sosial 269 130 343 248 803 1.106 1.000
Lainnya 21.463 24.683 24.623 22.159 25.368 22.414 23.292
Rasio NPLs Gross sektoral (%) 3,03 3,17 3,22 2,25 2,38 2,03 1,90
Pertanian 3,32 3,16 3,73 2,06 4,15 2,51 6,45
Pertambangan 0,00 0,00 0,00 0,00 2,44 0,43 -
Industri 12,49 13,74 16,11 18,63 10,25 6,38 5,32
Listrik, Gas & Air 0,00 0,00 0,00 0,00 1,00 0,00 -
Konstruksi 9,24 5,14 4,01 2,88 3,44 3,40 2,25
Perdagangan 4,48 4,83 5,42 3,36 4,12 3,75 3,43
Angkutan 4,94 5,41 9,06 9,44 1,65 1,29 0,70
Jasa Dunia Usaha 4,09 6,02 4,26 1,08 4,41 5,42 5,63
Jasa Sosial 5,80 3,06 8,05 4,65 4,14 3,73 4,42
Lainnya 1,74 1,85 1,69 1,43 1,41 1,14 1,10
2009KOMPONEN
2010
Sumber: Bank Indonesia
Tabel 3.A PERKEMBANGAN BPR PROVINSI GORONTALO
MAR JUN SEP DES MAR JUN SEP
Jumlah BPR 4 4 4 4 4 4 4
Jumlah kantor BPR 9 8 8 8 8 8 9
ASSET (Jutaan Rp) 20.437 21.833 22.711 23.719 25.882 30.444 31.333
DPK (Jutaan Rp) 8.096 9.076 9.772 10.453 11.306 12.330 9.136
Deposito 4.307 4.512 4.982 5.620 6.766 7.175 5.407
Tabungan 3.789 4.564 4.790 4.833 4.540 5.155 3.728
Kredit - Berdasarkan Bank Pelapor (Jutaan Rp) 16.007 19.063 20.732 19.780 20.303 20.759 20.640
Investasi 403 353 468 433 395 402 400
Modal Kerja 10.627 12.840 13.654 12.656 12.629 12.510 12.293
Konsumsi 4.977 5.870 6.610 6.691 7.279 7.846 7.947
Kredit Sektoral - Outstanding (Jutaan Rp) 16.007 19.063 20.732 19.780 20.303 20.759 20.640
Pertanian 326 437 410 368 337 338 301
Industri 381 402 352 318 331 322 313
Perdagangan, Restoran dan Hotel 7.918 9.726 10.642 10.030 9.873 9.846 9.431
Jasa-jasa 2.148 2.489 2.427 2.199 2.309 2.227 2.466
Lainnya 5.235 6.008 6.901 6.865 7.454 8.026 8.129
Kredit UMKM -Plafon s.d. 5 M (Jutaan Rp) 16.007 19.063 20.732 19.780 20.303 20.759 20.640
L D R (%) - Berdasarkan Bank Pelapor 197,71 210,04 212,15 189,22 179,57 168,36 225,92
NPLs Gross sektoral (Jutaan Rp) 2.561 3.422 4.082 3.734 3.860 3.639 4.207
Pertanian 73 142 141 124 N/A 132 149
Industri 35 47 54 50 N/A 36 47
Perdagangan, Restoran dan Hotel 1.761 2.639 2.808 2.801 N/A 2.622 3.015
Jasa-jasa 310 267 491 386 N/A 357 373
Lainnya 381 326 587 372 N/A 492 624
NPLs Netto setelah dikurangi PPAP (Jutaan Rp) 2.021 2.915 3.475 3.129 3.229 2.933 3.403
Rasio NPLs Gross sektoral (%) 16,00 17,95 19,69 18,88 19,01 17,53 20,38
Pertanian 22,44 32,55 34,51 33,72 N/A 39,10 49,38
Industri 9,20 11,71 15,29 15,81 N/A 11,20 15,17
Perdagangan, Restoran dan Hotel 22,24 27,13 26,39 27,93 N/A 26,63 31,96
Jasa-jasa 14,42 10,74 20,25 17,57 N/A 16,03 15,11
Lainnya 7,29 5,43 8,51 5,43 N/A 6,13 7,68
Rasio NPLs Netto (%) 12,63 15,29 16,76 15,82 16,03 14,13 16,49
20102009KOMPONEN
Sumber: Bank Indonesia
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN
Inflasi Kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa secara
umum dan bersifat persisten. Perubahan (laju) inflasi
umumnya diukur dengan melihat perubahan harga pada
sejumlah barang dan jasa yang dikonsumsi oleh
masyarakat, seperti tercermin pada perkembangan indeks
harga konsumen (IHK). Berdasarkan faktor penyebabnya,
inflasi dapat dipengaruhi baik dari penawaran maupun dari
permintaan.
Food Inflation Inflasi yang disebabkan oleh perubahan harga dari jenis
barang-barang makanan.
Administered Inflation Inflasi yang disebabkan oleh perubahan harga sekelompok
barang yang harganya diatur/ dikendalikan oleh pemerintah,
seperti: BBM, Tarif listrik, telpon, dll.
Traded Inflation Inflasi yang diukur berdasarkan perubahan harga kategori
barang yang dapat diperdagangkan secara international.
Inflation Month to Month Perbandingan atau nisbah indeks harga konsumen pada
bulan yang diukur dengan IHK pada bulan sebelumnya
(inflasi bulanan), dan sering disingkat (m-t-m)
Inflasi Year to Date Inflasi kumulatif merupakan inflasi yang mengukur
perbandingan harga (nisba) perubahan harga indeks
konsumen bulan bersangkutan dibandingkan akhir bulan
pada tahun sebelumnya, sehingga merupakan angka total
dan disingkat (y-t-d)
Inflasi Year on Year Atau inflasi tahunan adalah Inflasi yang mengukur
perbandingan harga (nisbah) perubahan harga indeks
konsumen bulan bersangkutan dibandingkan IHK pada
bulan yang sama tahun sebelumnya, atau sering disingkat
(Y-o-Y)
Inflasi Quarter to Quarter Atau inflasi triwulan adalah inflasi yang mengukur
perbandingan harga (nisbah)/perubahan indeks harga
konsumen pada akhir triwulan yang bersangkutan
dibandingkan IHK akhir triwulan sebelumnya, atau sering
disebut (q-t-q)
PDB dan PDRB Atau produk domestik bruto, sedangkan untuk skala daerah
(kota/kebupaten) disebut PDRB (produk domestik regional
bruto)
Pertumbuhan Year on
Year
Atau pertumbuhan tahunan adalah pertumbuhan yang
mengukur perbandingan PDRB atas dasar harga konstan
triwulan laporan dibandingkan PDRB atas dasar harga
konstan triwulan yang sama tahun sebelumnya, atau sering
disingkat (Y-o-Y)
Pertumbuhan Melambat Pertumbuhan tahunan masih menunjukkan nilai positif
namun lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya
M1 Disebut sebagai narrow money (uang beredar dalam arti
sempit), terdiri dari uang kartal dan uang giral
M2 Disebut broad money atau uang beredar dalam arti luas,
merupakan indicator tingkat likuiditas perekonomian, terdiri
dari uang kartal, uang giral dan uang kuasi (tabungan dan
deposito baik dalam mata uang rupiah maupun asing).
Mo Disebut uang primer (base money) merupakan kewajiban
otoritas moneter (di dalam neraca bank sentral), terdiri dari
uang kartal pada bank umum dan masyarakat ditambah
dengan saldo giro bank umum dan masyarakat dibank
sentral.
Uang Kartal Uang kertas dan uang logam yang berlaku, tidak termasuk
uang kas pada kas negara (KPKN) dan bank umum.
Uang Giral Terdiri dari rekening giro masyarakat masyarakat dibank,
kiriman uang, simpanan berjangka dan tabungan yang
sudah jatuh tempo yang seluruhnya merupakan simpanann
penduduk dalam rupiah pada sistem moneter.
NIM Singkatan dari Net Interest Margin adalah selisih antara
pendapatan bunga yang diperoleh oleh bank dengan biaya
bunga yang harus dibayar.
NPLs Singkatan dari non performing loan disebut juga kredit
bermasalah, dengan kolektibiltas kurang lancar (3),
diragukan(4) dan macet (5) menurut ketentuan BI.
Restrukturisasi kredit Upaya yang dilakukan bank dalam kegiatan usaha
perkreditan agar debitur dapat memenuhi kewajibannya
yang dilakukan antara lain dengan melalui : restrukturisasi,
re-scheduling atau konversi kepemilikan.
UMKM Singkatan dari Sektor Usaha Mikri, Kecil Menengah yang
mempunyai skala pinjaman antara Rp50 Juta s/d Rp 5
Milyar.
UYD
Singkatan dari uang yang diedarkan, adalah uang
kartalyang berada dimasyarakat ditambah dengan uang
yang berada di kas bank.
Inflow Uang kartal yang masuk ke BI, melalui kegiatan setoran
yang dilakukan oleh bank umum.
Outflow Uang kartal yang keluar dari BI melaui proses penarikan
uang tunai bank umum dari giro di BI atau pembayaran
tunai melalui BI.
Netflow Selisih antara outflow and inflow.
PTTB Pemberian tanda tidak berharga, adalah bagian dari
kegiatan untuk menarik uang yang sudah tidak layak edar,
sehingga uang yang disediakan oleh BI tersebut dapat
berada dalm kondisi layak dan segar (fit for circulation)
untuk bertransaksi.