PERIMBANGAN KEUANGAN PUSAT-DAERAH

download PERIMBANGAN KEUANGAN PUSAT-DAERAH

of 30

description

PERIMBANGAN KEUANGAN PUSAT-DAERAHOLEH : SUNING, SE., MT

Transcript of PERIMBANGAN KEUANGAN PUSAT-DAERAH

  • PERIMBANGAN KEUANGAN PUSAT-DAERAHDAU & DAK

  • PENGERTIANsuatu sistem pembagian keuangan yang adil, proporsional, demokratis, transparan, dan efisien dalam rangka pendanaan penyelenggaraan Desentralisasi, dengan memper-timbangkan potensi, kondisi, dan kebutuhan daerah, serta besaran pendanaan penyelenggaraan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

  • Penyelenggaraan pembangunanDesentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah.Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada Daerah dan/atau desa atau sebutan lain dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan.

    Note: Desentralisasi, Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan alokasi barang dan jasa publik

  • DANA BAGI HASIL (PERIMBANGAN)

  • PERIMBANGAN KEUANGAN:Dana Perimbangan:Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan DesentralisasiTRANSFER

  • PEMERINTAH Fungsi AlokasiFungsi DistribusiFungsi StabilisasiPemerintahPusatPemerintahPusat dan Daerah

  • DANA PERIMBANGANDana Bagi Hasil; Dana Alokasi Umum; danDana Alokasi Khusus.

  • Hubungan Keuangan Pusat-Daerah

    APBNAPBDA. Pen Dlm Neg & Hibah - Pen Pajak - Pen Bukan Pajak/SDA B. Belanja Negara - Belanja Pusat - Belanja Daerah (Bagi Hasil, DAU, DAK)C. Keseimb PrimerD. Surplus/DefisitE. Pembiayaan - Dlm Negeri - Luar NegeriA. Penerimaan Daerah - PAD - Bagi Hasil Pajak & SDA - DAU - DAKB. Belanja Daerah - Rutin - PembangunanC. Surplus/DefisitD. Pembiayaan

  • DANA BAGI HASIL

  • DANA BAGI HASILdana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi.

    Dana Bagi Hasil bersumber dari pajak dan sumber daya alam.

  • KONSEP DANA BAGI HASILpajak :Pajak Bumi dan Bangunan (PBB); Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB); dan Pajak Penghasilan (PPh) sumber daya alam :kehutanan;pertambangan umum;perikanan; pertambangan minyak bumi;pertambangan gas bumi; danpertambangan panas bumi.

    Note: Proporsi pembagian lihat UU No.33 Tahun 2004

  • DANA ALOKASI UMUM(DAU)

  • DANA ALOKASI UMUM (DAU):Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar-Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi.

  • KONSEP DAUJumlah keseluruhan DAU ditetapkan sekurang-kurangnya 25% dari APBN.DAU dialokasikan atas dasar celah fiskal dan alokasi dasar.Celah fiskal = kebutuhan fiskal dikurangi dengan kapasitas fiskal Daerah.Kebutuhan fiskal Daerah = kebutuhan pendanaan Daerah untuk melaksanakan fungsi layanan dasar umum jumlah penduduk, luas wilayah, Indeks Kemahalan Konstruksi, Produk Domestik Regional Bruto per kapita, dan Indeks Pembangunan Manusia.Kapasitas fiskal Daerah = sumber pendanaan Daerah yang berasal dari PAD dan Dana Bagi Hasil.Alokasi dasar = jumlah gaji Pegawai Negeri Sipil Daerah

    Note: ketentuan teknis DAU lihat UU No.33 Tahun 2004

  • Variabel DAU

  • Parameter Tolak Ukur Perhitungan DAU

  • Penetapan DAU dan Dana Penyesuaian untuk Daerah Pemekaran

  • Sistematika Penyusunan DAU

  • PENERIMAAN DAUDaerah yang memiliki nilai celah fiskal = 0 (kapasitas fiskal sama dengan kebutuhan fiskal) menerima DAU sebesar Alokasi DasarDaerah yang mempunyai nilai celah fiskal negatif dan nilai nilai tersebut lebih kecil dari Alokasi Dasar, maka Daerah tersebut menerima DAU sebesar Alokasi Dasar setelah diperhitungkan dengan nilai celah fiskalDaerah yang mempunyai nilai celah fiskal negatif dan nilainya sama atau lebih besar dari Alokasi Dasar, maka Daerah tersebut tidak menerima DAU

  • CONTOH PERHITUNGAN DAUKebutuhan Fiskal sama dengan Kapasitas Fiskal Kebutuhan Fiskal =Rp 100 miliarKapasitas Fiskal =Rp 100 miliarAlokasi Dasar =Rp 50 miliarCelah Fiskal =Kebutuhan Fiskal Kapasitas Fiskal =Rp 100 miliar Rp100 miliar = 0 DAU =Alokasi DasarTotal DAU =Rp 50 miliar

  • CONTOH PERHITUNGAN DAUDalam hal celah fiskal negatif maka jumlah DAU yang diterima Daerah adalah sebesar Alokasi Dasar setelah diperhitungkan dengan celah fiskalnya. Kebutuhan Fiskal=Rp 100 miliarKapasitas Fiskal =Rp 125 miliarAlokasi Dasar =Rp 50 miliarCelah Fiskal =Kebutuhan Fiskal Kapasitas Fiskal=Rp 100 miliar Rp 125 miliar= Rp-25 miliar (-)DAU=Alokasi Dasar + Celah FiskalTotal DAU =Rp50 miliar + Rp-25 miliar = Rp25 miliar

  • CONTOH PERHITUNGAN DAUContoh perhitungan : Celah Fiskal (negatif) melebihi Alokasi DasarKebutuhan Fiskal =Rp 100 miliarKapasitas Fiskal =Rp 175 miliar Alokasi Dasar =Rp 50 miliarCelah Fiskal =Kebutuhan Fiskal Kapasitas Fiskal=Rp 100 miliar Rp 175 miliar = Rp-75 miliar (-)DAU=Celah Fiskal + Alokasi DasarTotal DAU=Rp-75 miliar + Rp 50 miliar= Rp-25 miliar atau disesuaikan menjadi Rp 0 (nol)

  • Perkembangan DAU 1994/1995 - 2005

  • DANA ALOKASI KHUSUS(DAK)

  • Dana Alokasi Khusus (DAK)Dana Alokasi Khusus (DAK) merupakan dana yang dialokasikan dari APBN ke Daerah tertentu untuk mendanai kebutuhan khusus yang merupakan urusan daerah dan juga prioritas nasional antara lain: kebutuhan kawasan transmigrasi, kebutuhan beberapa jenis investasi atau prasarana, pembangunan jalan di kawasan terpencil, saluran irigasi primer, dll.Dasar penetapan (i) kriteria umum dengan pertimbangan kemampuan keuangan daerah dalam APBD, (ii) kriteria khusus dengan pertimbangan peraturan perundang-undangan dan karakteristik daerah, serta (iii) kriteria teknis yang ditetapkan kementrian negara/departemen teknis.Dibawah UU baru, wilayah yang menerima DAK harus menyediakan dana penyesuaian setidaknya 10% dari DAK yang ditransfer ke wilayah, dan dana penyesuaian ini harus dianggarkan dalam anggaran daerah (APBD). Walaupun demikian, wilayah dengan pengeluaran personil lebih besar dari penerimaan tidak perlu menyediakan dana penyesuaian.

  • KONSEP DAKkriteria DAK yang meliputi kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.Kriteria umum ditetapkan dengan mempertimbangkan kemampuan Keuangan Daerah dalam APBD. Kriteria khusus ditetapkan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan dan karakteristik Daerah. Kriteria teknis ditetapkan oleh kementerian Negara/departemen teknis. Note: tidak semua daerah menerima DAK DAK bertujuan untuk pemerataan

  • KRITERIA ALOKASI DAKKriteria UmumKriteria KhususKriteria TeknisKemampuan Fiskal DaerahPeraturan yang Berlaku dan Karakteristik KewilayahanDitetapkan oleh Menteri Teknis TerkaitIndeks Fiskal NettoPerlakuan Khusus dan Indeks KewilayahanIndeks Teknis Per Bidang

  • Kriteria UmumPengalokasian DAK diprioritaskan untuk Daerah-Daerah yang memiliki kemampuan fiskal rendah atau di bawah rata-rata.Kemampuan Fiskal Daerah sebagaimana dimaksud didasarkan pada selisih antara realisasi Penerimaan Daerah (Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Pinjaman Daerah, dan lain-lain penerimaan yang sah) tidak termasuk Sisa Anggaran Lebih (SAL) dengan Belanja Pegawai Negeri Sipil Daerah (fiskal netto) pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.Perhitungan Indeks Fiskal Netto suatu Daerah didasarkan pada pembagian antara kemampuan fiskal suatu Daerah dengan kemampuan fiskal seluruh Daerah, kemudian dikalikan dengan jumlah seluruh Daerah.Daerah yang memiliki Kemampuan Fiskal dibawah rata-rata adalah Daerah yang memiliki Indeks Fiskal Netto dibawah 1 (satu).

  • Kriteria KhususPengalokasian DAK memperhatikan Daerah Daerah tertentu yang memiliki dan/atau berada di wilayah:

    Provinsi Papua dan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang merupakan Daerah otonomi khusus;Provinsi Maluku dan Maluku Utara sebagai Daerah Pasca Konflik; Kawasan Timur Indonesia, Pesisir dan Kepulauan, Perbatasan Darat, Tertinggal/Terpencil, Penampung Program Transmigrasi, Rawan Banjir dan Longsor.

  • KESIMPULANDana bagi hasil, DAU, DAK merupakan sumber2 penerimaan daerah untuk pembiayaan pembangunan (transfer)Dana Bagi Hasil, DAU, DAK sumber penerimaan konvensional (masih melalui skema anggaran)

    *