Pemicu 2 Hepato Setiadi

Post on 06-Dec-2015

240 views 3 download

description

nbkjb

Transcript of Pemicu 2 Hepato Setiadi

Pemicu 2

Setiadi Winata

Hepatitis Virus Akut

Hepatitis Virus

• Merupakan infeksi sistemik yang dominan menyerang hati

• Hampir semua kasus hepatitis disebabkan oleh salah satu dari 5 virus yaitu :– HAV– HBV– HCV– HDV– HEV– HGV

Hepatitis A

Hepatitis A Virus

• Close personal contact

(e.g., household contact, sex contact, child day care centers)

• Contaminated food, water(e.g., infected food handlers, kerang mentah)

• Blood exposure (rare)(e.g., injecting drug use, transfusion)

Hepatitis A Virus Transmission

Receptor binding : HAV cr-1, 451-amino acid class 1 integralmembran mucin-like glycoprotein

Hepatitis A

Temuan Klinis– Awitan : mendadak dalam 24 jam– Penyembuhan sempurna terjadi pada sebagian

besar kasus– Relaps dapat terjadi 1-4 bulan setelah gejala

menghilang

Akibat Anak Dewasa

Infeksi subklinis 80 – 95 % 10 – 25%

Ikterik 5 – 20% 75 – 90%

Sembuh sempurna >98% > 98%

Penyakit kronik Tidak ada Tidak ada

Mortalitas 0,1 % 0,3 – 2,1 %

Akibat infeksi virus hepatitis A

Tanda & GejalaMasa Tunas 2-4 minggu Gejala mirip flu-like syndrome

Fase-Preikterik 2-7 hari • Jaundice• Dark Urine• Anoreksia• nyeri & rasa tidak enak di perut• tinja pucat, dll

Fase Ikterik 10-14 hari Urine kuning pekat seperti air teh sklera & kulit kuning

Fase Penyembuhan

6 bulan • Ikterus mulai menghilang• penderita merasa segar kembali

Laboratory Diagnosis

• infeksi akut didiagnosa oleh deteksi HAV-IgM dalam serum oleh EIA.

• Infeksi lalu kekebalan yaitu ditentukan oleh deteksi HAV-IgG oleh EIA.

• Kultur sel - sulit dan memakan waktu hingga 4 minggu, tidak rutin dilakukan Langsung Deteksi - EM, RT-PCR dari tinja.

• Banyak kasus terjadi di masyarakat luas– tidak ada faktor risiko yang diidentifikasi

untuk kebanyakan kasus – serangan tertinggi tarif pada usia 5-14 tahun – anak-anak berfungsi sebagai reservoir infeksi

• Orang pada peningkatan risiko infeksi– travelers– homosexual men– injecting drug users

Hepatitis A Vaccination Strategies

Epidemiologic Considerations

Hepatitis B Kronik

Definisi

• Suatu keadaan yang berupa persistensi virus hepatitis B lebih dari 6 bulan.

Epidemiologi

• Hepatitis B kronik merupakan masalah kesehatan besar terutama di Asia, dimana terdapat sedikitnya 75% dari seluruhnya 300 juta individu HBsAg positif menetap di seluruh dunia.

Perjalanan penyakit hati

• Terbagi menjadi 3 fase :– Fase imunotoleransi– Fase imunoaktif– Fase nonreplikatif

Fase imunotoleransi

• Pd masa anak – anak/pd masa dewasa muda, sistem imun tubuh toleran terhadap VHB shgg konsentrasi virus dlm darah dpt sedemikian tingginya, ttp tdk terjadi peradangan hati yg berarti. Dlm keadaan itu VHB ada dlm fase replikatif dgn titer HBsAg yg sangat ↑, HBeAg +, anti-Hbe -, titer DNA VHB ↑.

Fase imunoaktif

• Pada sekitar 30% individu dgn persistensi VHB akibat terjadinya replikasi VHB yg berkepanjangan, terjadi nekroinflamasi yg tampak dari kenaikan konsentrasi ALT. pada keadaan ini pasien mulai kehilangan toleransi imun thdp VHB.

• Pada fase ini tubuh berusaha menghancurkan virus dan menimbulkan pecahnya sel – sel hati yg terinfeksi VHB.

Fase imunoaktif

• Pada keadaan ini titer HBsAg rendah dengan HBeAh yang menjadi negatif dan anti-Hbe yang menjadi positif secara spontan

Fase residual

• Pada sebagian pasien dlm fase ini, pada waktu terjadi serokonversi HBeAg positif menjadi anti-Hbe justru sudah terjadi sirosis. Hal ini disebabkan karena terjadinya fibrosis setelah nekrosis yg terjd pd kekambuhan yg berulang – ulang sebelum terjadiny serokonversi tsb.

• Dalam fase residual, replikasi VHB sudah mencapai titik minimal

Gambaran Klinis

• Secara sederhana manifestasi klinis hepatitis B kronik dikelompokkan menjadi 2 yaitu:– Hepatitis B kronik yg masih aktif– Carrier VHB inaktif

Gambaran Klinis

• Hepatitis B kronik yg masih aktif :– Pada pasien sering didapatkan tanda – tanda

penyakit hati kronik. Pada biopsi hati didapatkan gambaran peradangan yg aktif + kenaikan ALT yg menetap/intermiten.

• Carrier VHB inaktif :– Pada pemeriksaan histologik terdapat kelainan

jaringan yang minimal. Konsentrasi ALT normal

Terapi dengan imunomodulator

• Interferon (IFN) alfa. IFN adalah kel protein interselular yg normal ada dlm tubuh dan diproduksi oleh berbagai macam sel.

• Beberapa khasiat IFN adalah antivirus, imunomodulator, anti proliferatif, dan anti fibrotik.

• IFN adalah salah satu pilihan utk pengobatan hepatitis B kronik dengan HBeAg positif, dengan aktivitas penyakit ringan sampai sedang, yg belum mengalami sirosi

Efek samping IFN

• Gejala seperti flu• Tanda – tanda supresi sumsum tulang• Flare up• Depresi • Rambut rontok• Berat badan turun• Gangguan fungsi tiroid

Terapi antivirus

• Lamivudin -> berkhasiat menghambat enzim reverse transkriptase yg berfungsi dlm transkripsi balik dari RNA menjadi DNA yg terjadi dlm replikasi VHB.

• Khasiat lamivudin semakin meningkat bila diberikan dalam waktu yg lebih panjang.

• Kerugian -> sering timbul kekebalan.

Hepatitis C

Pendahuluan

• Infeksi VHC merupakan masalah yg besar karena pd sebagian besar kasus menjadi hepatitis kronik yg dpt membawa pasien pd sirosis hati dan kanker hati.

Epidemiologi

• Infeksi VHC didapatkan diseluruh dunia. Dilaporkan lebih 170 jt orang diseluruh dunia terinfeksi virus ini. Prevalensi VHC berbeda – beda diseluruh dunia. Di Indonesia pada studi populasi umum di jakarta prevalensi VHC lebih kurang 4%.

Perjalanan penyakit

• Progresifitas hepatitis kronik menjadi sirosis hati tergantung beberapa faktor resiko yaitu : asupan alkohol, ko-infeksi dgn virus hepatitis B atau Human immunodeficiency Virus.

• Di Indonesia permasalahan ko-infeksi VHC dan HIV banyak ditemukan pada pengguna narkotika suntik yg menggunakan alat suntik bergantian.

Gambaran klinis

• Dpt timbul manifestasi ekstra hepatik :– Krioglobulinemia – Porphyria cutanea tarda– Sicca syndrome– Lichen planus

Tatalaksana

• Pengobatan hepatitis C dapat dengan menggunakan interferon alfa dan ribavirin.

• Ribavirin dapat menyebabkan penurunan Hb

Hepatitis E

Hepatitis E Virus

Hepatitis E Virus

Source ofvirus

feces blood/blood-derived

body fluids

blood/blood-derived

body fluids

blood/blood-derived

body fluids

feces

Route oftransmission

fecal-oral percutaneouspermucosal

percutaneouspermucosal

percutaneouspermucosal

fecal-oral

Chronicinfection

no yes yes yes no

Prevention pre/post-exposure

immunization

pre/post-exposure

immunization

blood donorscreening;

risk behaviormodification

pre/post-exposure

immunization;risk behaviormodification

ensure safedrinking

water

Type of HepatitisA B C D E

Clinical

• Masa inkubasi: Rata-rata 40 hariRange 15-60 hari

• Kasus-fatality rate: Secara keseluruhan, 1% - 3% perempuan hamil,

15% -25%• Penyakit keparahan: Peningkatan dengan umur• Kronis gejala sisa: Tidak ada diidentifikasi

Pencegahan dan Pengendalian Usaha Wisatawan ke Daerah HEV-Endemik

• Hindari minum air (dan minuman dengan es) kemurnian diketahui, kerang mentah, dan buah mentah / sayuran tidak dikupas atau dipersiapkan oleh traveler.

Hepatitis G

Hepatitis G

• GBV-A dan GBV-B merupakan virus yang menginfeksi binatang, sedangkan GBV-C adalah virus penyebab hepatitis pada manusia

• Virus hepatitis VHG/GBV-C mempunyai 29% asam amino identik dengan virus hepatitis C (VHC).

Gejala klinik• HVG ditandai dengan peningkatan minimal

aminotransferase kurang dari 230 U/l tanpa disertai hiperbilirubinemia setelah 10 minggu dan bertahan selama 6 bulan.

• Manifestasi klinis HVG akut, pada umumnya lebih ringan dibandingkan infeksi VHC dan sering asimtomatik.

• Gejala prodromal berupa malaise, nyeri otot dan kepala serta dispepsia, tidak ada yang berat apalagi fulminan.

• sulit menentukan HVG kronik karena perjalanan penyakit HVG sebagian besar bersama dengan infeksi VHB dan VHC

• Dan sebagai innocent bystander virus (virus penyerta yang tidak berpengaruh).

Respon Imun thd VHG

• Virus hepatitis G telah berhasil diisolasi dari serum pasien hepatitis non A-E dengan metode reversed transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR)

• metode pemeriksaan antibodi terhadap protein VHG, di mana respon imun humoral terhadap protein E2 dihubungkan dengan hilangnya VHG dalam tubuh

• yang pernah terpapar VHG ditemukan antibodi anti E-2

• yang sedang terinfeksi VHG ditemukan VHG-C/VHG-RNA

Pencegahan • Sejak dipakainya serologi HBs Ag dan anti-HCV sebagai

penyaring donor darah, angka kejadian hepatitis post transfusi menurun pesat, Namun tidak menurunkan risiko infeksi VHG

• sehingga perlu uji saring terhadap VHG secara tersendiri.

Penatalaksanaaan • istirahat total dengan diet rendah lemak dan tinggi

protein serta kalori yang cukup. • Pemberian IFN sebesar 5 juta unit setiap hari atau 10

juta unit 3 kali seminggu selama minimal 6 bulan dapat menekan replikasi VHG, namun hampir semua kasus kambuh setelah IFN dihentikan

Skistosomiasis

Schistosoma Japonicum

• Hospesny adalah manusia dan berbagai macam binatang seperti anjing, kucing, rusa, tikus sawah, sapi, babi, rusa dll.

• Cacing ini hidupny di vena mesentrika superior• Patologi & gejala klinis :– Stadium I : urtikaria, intoksikasi disertai demam,

hepatomegali dan eosinofilia tinggi– Stadium II : sindrom disentri– Stadium III : ditemukan sirosis hati dan splenomegali

Daur hidup Schistosoma