PEMERIKSAAN FISIK THT

Post on 27-Jan-2016

285 views 12 download

description

PF stase THT

Transcript of PEMERIKSAAN FISIK THT

Penilaian Pengecapan

• Pasien diminta untuk mengecap kemudian menentukan zat yang bervariasi terhadap empat dasar rasa : manis, asam, pahit dan asin.

• Pada beberapa kasus, pasien diminta mengisap zat kemudian meludah, lalu menjabarkan rasanya.

• Alternatif lain, pemeriksaan ini menggunakan berbagai bahan kimia berbeda yang langsung dibubuhi pada daerah spesifik lidah.

• Pasien juga akan diminta untuk membandingkan rasa atau menjelaskan bagaimana intensitas perkembangan rasa ketika konsentrasi zat diperkuat

• Pemeriksaan ini dilakukan selama 10-20 menit• Persarafan Lidah

• N.VII pengecapan 2/3 anterior lidah• N.IX pengecapan 1/3 posterior lidah• N.XII pergerakan otot-otot lidah

Manuver Valsava

• Untuk melihat patensi tuba eustachius (TE)• Pasien diminta untuk menarik napas dalam

dan menutup mulut. Selanjutnya pasien menutup hidungnya dan kemudian menghembuskan napasnya secara perlahan. Prosedur dilakukan sambil pemeriksa mengamati Membran Timpani, jika Membran Timpani bergerak maka Tuba Eustachius paten

Pembersihan meatus auditorius externus dengan usapan

• Hindarkan penggunaan kapas lidi komersial, karena traumatiik dan daya serap rendah.

• Pergunakan kapas biasa yang sudah dipintal dengan aplikator kapas.

• Daun telinga ditarik ke belakang atas atau belakang bawah.• Masukkan pintalan kapas, putar sekali searah jarum jam di

dalam liang telinga dan selanjutnya ditarik.• Kapas yang sama jangan diputar berulang kali dalam liang

telinga.• Prosedur dapat diulang berkali-kali dengan menggunakan

kapas baru hingga kapas bersih.• Tetes telinga dapat diberikan setelah liang telinga bersih.

Pengambilan serumen

• Menggunakan kait serumen dan forsep buaya (alligator forcep)

• Irigasi telinga dengan menggunakan air hangat (sesuai temperatur tubuh)

• Menggunakan pelunak serumen (misal H2O2 3%) dan alat penghisap (suction)

• Dalam melakukan ekstraksi serumen, daun telinga tetap harus ditarik ke belakang atas atau belakang bawah untuk meluruskan liang telinga

• Dalam melakukan irigasi telinga, perhatikan aliran air haruslah ditujukan ke atap liang telinga

• Jangan lakukan irigasi telinga pada pasien dengan riwayat perforasi membran timpani atau telinga berair

• Jika pasien mengeluhkan rasa sakit, tindakan harus dihentikan

Pengambilan Benda Asing di Telinga

a) Daun telinga ditarik ke belakang atas atau belakang bawah selama melakukan prosedur.

b) Sumber cahaya dari lampu kepala.c) Jangan gunakan pinset jika benda asing berbentuk bulat.

Gunakan tang korpus alienum atau kait serumen.d) Jika benda asing adalah benda hidup, matikan terlebih

dahulu dengan (misalnya) minyak kelapa. Setelah benda asing mati, baru dikeluarkan sedikit demi sedikit dengan menggunakan forcep buaya.

e) Benda asing berupa larva, dapat langsung ditarik menggunakan forcep buaya.

f) Benda asing yang lembut (kapas) dapat ditarik menggunakan forcep buaya.

Menghentikan Perdarahan Hidung

Bantuan Pertama

• Baringkan pasien dengan posisi berbaring terlentang dengan posisi kepala lebih tinggi dan miring kanan/kiri atau dudukkan pasien dengan posisi kepala lebih menunduk.

• Tekan bagian cuping hidung (bukan pada punggung hidung)

• Letakkan bantalan es pada nasal bridge• Hindari menelan darah

Resusitasi pada kasus epistaksis berat

• Nilai blood loss• Pulse dan tekanan darah• Akses intravena• Periksa darah (periksa faktor hemostasis dan

koagulasi)

• Periksa hidung menggunakan spekulum hidung, identifikasi site of bleeding (Little’s area sebagai tempat perdarahan anterior)

• Jika bleeding point terlihat, dapat dilakukan cauter hidung dengan menggunakan AgNO3. jika bleeding point tidak terlihat, lakukan pemasangan tampon anterior hidung.

• Jika perdaraha berasal dari posterior, lakukan pemasangan tampon posterior hidung (Bellocque tampon), dengan prinsip : menutup kavum nasi, menutup nares anterior dan posterior.

Pengambilan Benda Asing dari Hidung

• Prinsip sama dengan prosedur ekstraksi korpus alienum telinga.

• Posisi duduk pasien (umumnya anak-anak):– Pasien dipangku orang tua, menghadap ke depan

(pemeriksa)– Kaki pasien dijepit di antara kaki orang tua yang

disilangkan– Tangan orang tua mendekap badan pasien– Kepala pasien dipegang asisten dari belakang orang

tua pasien

• Cavum nasi diperiksa sambil mengidentifikasi benda asing dengan menggunakan spekulum hidung.

• Jika benda asing licin dan bulat, keluarkan dengan menggunakan tang corpus alineum. Caranya : lewatkan ujung tang dari benda asing dan selanjutnya keluarkan ke arah menuju pemeriksa.

• Jika benda asing lembut dan mempunyai tepi bebas (misal kertas) atau benda hidup (larva), keluarkan dengan menggunakan forcep buaya.

• Selalu periksa kedua lubang hidung dan kemungkinan adanya benda asing kedua.