Post on 02-Feb-2018
Panduan Pengembangan KTSP
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah ii
KATA PENGANTAR
Panduan Pengembangan KTSP
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 1
B. Tujuan ........................................................................................................................................ 2
C. Ruang Lingkup .......................................................................................................................... 2
D. Landasan Hukum ...................................................................................................................... 2
BAB II PENGERTIAN DAN ACUAN PENGEMBANGAN KTSP ............................................................ 5
A. Pengertian KTSP ....................................................................................................................... 5
B. Komponen KTSP ....................................................................................................................... 6
C. Pengembangan KTSP ............................................................................................................... 6
BAB III LANGKAH KERJA PENGEMBANGAN DAN SISTEMATIKA KTSP ...................................... 12
A. Pengorganisasian .................................................................................................................... 12
B. Langkah Kerja Pengembangan KTSP ................................................................................. 12
C. Sistematika KTSP Buku 1 Jenjang SMA ............................................................................... 23
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................................ 36
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................. 37
Panduan Pengembangan KTSP
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum 2013 digulirkan sebagai langkah pengembangan kurikulum berbasis
kompetensi yang telah dirilis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, dan mulai tahun
pelajaran 2013/2014 diimplementasikan secara bertahap mulai dikelas X jenjang
Sekolah Menengah Atas (SMA) di 1.270 sekolah. Pada tahun pelajaran 2014/2015
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengimplementasikan Kurikulum 2013 di
kelas X dan kelas X1 di semua SMA sejumlah 12.637 sekolah, sehingga pada tahun
pelajaran 2015/2016 semua SMA melaksanakan ujian sesuai dengan kompetensi
Kurikulum 2013.
Elemen perubahan kurikulum fokus pada empat standar yaitu, Standar Kompetensi
Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian. Dengan demikian
perubahan akan terjadi pada penyesuaian beban belajar, penguatan proses,
pendalaman dan perluasan materi, penataan pola pikir dan tata kelola, serta program
peminatan dan lintas minat dengan rambu-rambu dan ketentuan yang berbeda.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(SNP) mengamanatkan setiap satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah untuk menyusun kurikulumnya dengan mengacu kepada SNP dan Kurikulum
2013 yang baru.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun
oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan, yang berfungsi sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang
mencakup tiga domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus
terintegrasi, serta dapat menggambarkan kesesuaian dan kekhasan kondisi dan potensi
daerah, satuan pendidikan dan peserta didik.
2 Panduan Pengembangan KTSP
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Dengan pemberlakuan Kurikulum 2013 di jenjang SMA mulai tahun pelajaran
2014/2015, semua SMA juga harus melaksanakan peminatan dan lintas minat sesuai
dengan tuntutan Kurikulum 2013. Oleh sebab itu diperlukan model atau panduan dalam
menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan dan pelaksanaan peminatan, lintas
minat, dan pendalaman peminatan agar terjadi proses pendidikan yang efektif dan
efisien. Untuk keperluan tersebut, Direktorat Pembinaan SMA menyusun naskah ini
sebagai salah satu upaya untuk membantu sekolah.
B. Tujuan
Naskah ini disusun sebagai acuan bagi SMA dalam:
1. Mengembangkan KTSP yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 dengan
sistematika dan kandungan isi yang benar.
2. Menyusun Program Peminatan dan Lintas Minat untuk kelas X.
3. Menyusun kalender pendidikan.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Model Pengembangan KTSP dan Peminatan ini terdiri atas:
Bab I: Pendahuluan yang terdiri atas Latar Belakang, Tujuan, Ruang Lingkup, dan
Landasan Hukum.
Bab II: Pengertian dan Acuan Pengembangan KTSP
Bab III: Langkah Kerja Pengembangan Dan Sistematika KTSP
Bab IV: Penutup.
D. Landasan Hukum
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
PendidikanNasional.
Kompetensi pada Kurikulum
2013 mencakup kompetensi
sikap, pengetahuan, dan
keterampilan
3 Panduan Pengembangan KTSP
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Wewenang antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 tentang
Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007
tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2007
tentang Standar Pengelolaan oleh Pemerintah Daerah.
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008
tentang Pembinaan Kesiswaan.
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Standar Isi Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian Pendidikan.
12. Pedoman Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah.
13. Pedoman Muatan Lokal Kurikulum 2013.
14. Pedoman Kegiatan Ektrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah.
15. Pedoman Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
16. Pedoman Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah
17. Pedoman Sistem Kredit Semester pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah.
18. Pedoman Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah
4 Panduan Pengembangan KTSP
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
19. Pedoman Evaluasi Kurikulum 2013.
20. Pedoman Peminatan pada Pendidikan Menengah.
21. Pedoman Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah.
22. Pedoman Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
23. Surat Edaran Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor
156928/MPK.A/KR/2013 , tanggal 8 November 2013, perihal Implementasi
Kurikulum 2013.
24. Surat Edaran bersama Menteri Dagri No 420/176/SJ dan Mendikbud No
0258/MPK.A/KR/2014 tgl 9 jan 2014 perihal Implementasi kur 2013.
5 Panduan Pengembangan KTSP
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
BAB II
PENGERTIAN DAN ACUAN PENGEMBANGAN KTSP
A. Pengertian KTSP
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (PP Nomor 32
Tahun 2013). Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian
dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik.
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan. Pengembangan KTSP jenjang pendidikan
dasar dan menengah mengacu pada Standar Nasional Pendidikan, Kerangka Dasar
dan Struktur Kurikulum, dan pedoman implementasi Kurikulum. KTSP dikembangkan
oleh satuan pendidikan dengan melibatkan komite sekolah/madrasah, dan kemudian
disahkan oleh kepala dinas pendidikan atau kantor kementerian agama provinsi dan
kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.
Selanjutnya untuk SMA disebut Kurikulum SMA, disesuaikan dengan nama SMA yang
bersangkutan. Contoh “KURIKULUM SMA NEGERI 26 BANDUNG”
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan bahan acuan dalam
pelaksanaan proses pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan
nasional yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 yaitu pencapaian kompetensi
yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
KTSP: Kurikulum operasional yang
disusun dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan
6 Panduan Pengembangan KTSP
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
B. Komponen KTSP
Komponen KTSP meliputi 3 dokumen, yaitu:
1. Dokumen 1 yang disebut dengan Buku I KTSP berisi sekurang-kurangnya visi,
misi, tujuan, muatan, pengaturan beban belajar, dan kalender pendidikan.
Buku 1 dikembangkan oleh sekolah dibawah tanggungjawab kepala sekolah
SMA yang bersangkutan
2. Dokumen 2 yang disebut dengan Buku II KTSP berisi silabus yang telah
disediakan oleh Pemerintah Pusat, dan
3. Dokumen 3 yang disebut dengan Buku III KTSP berisi rencana pelaksanaan
pembelajaran yang disusun sesuai potensi, minat, bakat, dan kemampuan
peserta didik di lingkungan belajar. Pengembangan/penyusunan Dokumen 3
menjadi tanggungjawab masing-masing guru mata pelajaran.
C. Pengembangan KTSP
Pengembangan KTSP jenjang SMA mengacu kepada SNP dan Kurikulum 2013. KTSP
dikembangkan, ditetapkan dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan, sehingga dapat
membantu implementasinya di sekolah, sesuai dengan relevansinya oleh setiap
kelompok atau satuan pendidikan di bawah
koordinasi dan supervisi dinas pendidikan
kabupaten/kota. Dengan demikian maka KTSP
yang dibuat juga harus mengacu kepada visi dan
misi dinas pendidikan atau daerah setempat
Acuan pengembangan KTSP meliputi;
1. Acuan Operasional
a. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pengembangan kepribadian
peserta didik secara utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat
meningkatkan iman, takwa, dan akhlak mulia.
b. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama
Acuan Operasionanal
diperlukan untuk
pemngembangan KTSP
7 Panduan Pengembangan KTSP
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Kurikulum dikembangkan untuk memelihara dan meningkatkan toleransi
dan kerukunan interumat dan antarumat beragama.
c. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan
kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya
memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh
karena itu, kurikulum harus menumbuhkembangkan wawasan dan sikap
kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan
bangsa dalam wilayah NKRI.
d. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan
Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik
Pendidikan merupakan proses holistik/sistemik dan sistematik untuk
meningkatkan harkat dan martabat manusia yang memungkinkan potensi
diri (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) berkembang secara optimal.
Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi,
bakat, minat, serta tingkat perkembangan kecerdasan; intelektual,
emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.
e. Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang holistik dan berkeadilan dengan memperhatikan
kesetaraan warga negara memperoleh pendidikan bermutu.
f. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kompetensi peserta didik yang diperlukan antara lain berpikir kritis dan
membuat keputusan, memecahkan masalah yang kompleks secara lintas
bidang keilmuan, berpikir kreatif dan kewirausahaan, berkomunikasi dan
berkolaborasi, menggunakan pengetahuan kesempatan secara inovatif,
mengelola keuangan, kesehatan, dan tanggung jawab warga negara.
g. Tuntutan Dunia Kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya
pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai
8 Panduan Pengembangan KTSP
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu mengembangkan jiwa
kewirausahaan dan kecakapan hidup untuk membekali peserta didik
dalam melanjutkan studi dan/atau memasuki dunia kerja. Terlebih bagi
peserta didik pada satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang
tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
h. Perkembangan Ipteks
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa
masyarakat berbasis pengetahuan di mana Ipteks sangat berperan
sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus
melakukan penyesuaian terhadap perkembangan Ipteks sehingga tetap
relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum
harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan
dengan perkembangan Ipteks.
i. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan
karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan
yang sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-
hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat keragaman tersebut untuk
menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan
daerah dan lingkungan.
j. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media
pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong
partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional.
Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara
kepentingan daerah dan nasional.
k. Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian, baik pada
individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan
oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat
9 Panduan Pengembangan KTSP
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai
kemampuan untuk hidup berdampingan dengan bangsa lain.
l. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial
budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman
budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat
ditumbuhkembangkan terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari
daerah dan bangsa lain.
m. Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan
pendidikan
2. Prinsip pengembangan KTSP:
a. Berpusat pada potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
dan lingkungannya pada masa kini dan yang
akan datang.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan
prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi
sentral untuk mengembangkan kompetensinya
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut
pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan
lingkungan pada masa kini dan yang akan datang. Memiliki posisi sentral
berarti bahwa kegiatan pembelajaran harus berpusat pada peserta didik.
b. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan
Pengembangan KTSP
harus mengacu pada
Prinsip
Pengembangan KTSP
10 Panduan Pengembangan KTSP
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan
manusia seutuhnya.
c. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi (sikap,
pengetahuan, dan keterampilan) bidang kajian keilmuan dan mata
pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan
antarjenjang pendidikan.
3. Prosedur operasional pengembangan KTSP
Prosedur operasional pengembangan KTSP
sekurang-kurangnya meliputi:
a. Analisis mencakup:
analisis ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai Kurikulum;
analisis kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan
lingkungan; dan
analisis ketersediaan sumber daya pendidikan.
b. Penyusunan mencakup:
perumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan;
pengorganisasian muatan kurikuler satuan pendidikan;
pengaturan beban belajar peserta didik dan beban kerja pendidik
tingkat kelas;
penyusunan kalender pendidikan satuan pendidikan;
penyusunan silabus muatan atau mata pelajaran muatan lokal; dan
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan
pembelajaran.
Prosedur
Pengembangan
perlu dipahami
oleh TPK
11 Panduan Pengembangan KTSP
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
c. Penetapan dilakukan kepala sekolah/madrasah berdasarkan hasil rapat
dewan pendidik satuan pendidikan dengan melibatkan komite
sekolah/madrasah.
d. Pengesahan dilakukan oleh pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangannya
12 Panduan Pengembangan KTSP
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
BAB III
LANGKAH KERJA PENGEMBANGAN DAN SISTEMATIKA KTSP
A. Pengorganisasian
Pengembangan Kurikulum Sekolah dilaksanakan oleh TPK Sekolah, Kepala Sekolah,
Komite Sekolah, dan Guru, serta pengawas pembina dengan pendampingan atau
bimbingan dan kerjasama Dinas Pendidikan Kab./Kota, , atau Dinas/Instansi lain yang
terkait. Kerjasama dengan dinas/instansi terkait dapat dilakukan untuk menambah
atau memperkaya muatan Kurikulum Sekolah sesuai dengan karakteristik sekolah,
keunggulan lokal, dan sosial budaya lingkungan setempat. Kurikulum Sekolah yang
telah disusun dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab oleh setiap
pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah yang
bersangkutan, dengan terlebih dahulu
disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah
setelah disahkan oleh Dinas Pendidikan
Kab./Kota.
Kegiatan di Sekolah secara teknis dikoordinasikan
oleh Kepala Sekolah dan atau TPK Sekolah dengan
melibatkan Komite Sekolah dan bekerjasama dengan
Pengawas Pembina sekolah sebagai representasi Dinas Pendidikan Kab./Kota.
B. Langkah Kerja Pengembangan KTSP
Memperhatikan prosedur operasional seperti di atas, langkah kerja pengembangan
KTSP jenjang SMA dapat digambarkan seperti pada bagan 1 berikut;
KTSP Dilaksanakan
dengan penuh
tenggungjawab
13 Panduan Pengembangan KTSP
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Bagan 1: Langkah Kerja Pengembangan KTSP Jenjang SMA
Pada bagan 1 di atas terdapat 5 (lima) besaran kegiatan yaitu; 1) Kegiatan Koordinasi
dan Persiapan, 2) Pelaksanaan Pengembangan, 3) Supervisi, 4) Sosialisasi dan
Implementasi, dan 5) Evaluasi. Masing-masing kegiatan tersebut akan dijelaskan
berikut ini.
1. Kegiatan Persiapan dan Koordinasi
Kegiatan persiapan terdiri atas beberapa kegiatan yang dilakukan di sekolah
dengan koordinasi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota yang dalam hal ini dapat
diwakili oleh pengawas SMA, berupa bimbingan dalam penyusunan KTSP
dengan substansi yang mencakup antara lain 1) penentuan jenis dan strategi
pelaksanaan muatan lokal; 2) penentuan jadwal penyusunan dan
pendampingan; dan 3) perumusan kalender pendidikan.
Kegiatan persiapan yang dapat dilakukan antara lain;
a. Kepala SMA berkoordinasi dengan pengawas membentuk atau melakukan
revitalisasi fungsi Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Sekolah dan
14 Panduan Pengembangan KTSP
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
memberi pengarahan teknis untuk melakukan pengembangan KTSP,
antara lain tentang;
1) Analisis keberhasilan, kendala, kekurangan, atau revisi Kurikulum
tahun sebelumnya, baik pada dokumennya
maupun pada saat implementasinya.
2) Dasar pelaksanaan pengembangan
Kurikulum Sekolah, antara lain
implementasi Kurikulum 2013, Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan yang meliputi perubahan SKL, SI, Standar Proses,
Standar Penilaian, dan Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum.
3) Analisis konteks, yaitu analisis pemenuhan terhadap Standar
Pendidikan Nasional yang telah dicapai sekolah, antara lain Standar
Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Pendidik
dan Tenaga Kependidikan, serta Standar Sarana dan Prasarana.
4) Tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan Kurikulum
Sekolah, difokuskan pada pencapaian kompetensi Kurikulum 2013
yang terpadu berkaitan dengan SKL, SI, Standar Proses, dan
Standar Penilaian yang mencakup tiga domain sikap, pengetahuan
dan keterampilan.
5) Manfaat pengembangan Kurikulum Sekolah sebagai acuan dalam
implementasi kurikulum.
6) Hasil yang diharapkan dari kegiatan pengembangan Kurikulum
Sekolah terkait dengan pengembangan potensi peserta didik yang
mencakup tiga domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
7) Unsur-unsur yang terlibat dan uraian tugasnya dalam pelaksanaan
pengembangan Kurikulum Sekolah..
b. Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Sekolah menyusun rencana, jadwal,
materi, dan strategi pengembangan Kurikulum untuk tahun berjalan.
Pada kegiatan ini dapat melibatkan pengawas atau nara sumber lain yang
kompeten, sehingga diperoleh suatu pemahaman untuk diaplikasikan
Hasil Analisis
Konteks
menentukan
kesiapan sekolah
15 Panduan Pengembangan KTSP
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
dalam penyusunan kurikulum sekolah. Kegiatan tersebut meliputi antara
lain;
1) Penyamaan persepsi terhadap Kurikulum 2013 berikut peraturan-
peraturan yang berlaku, antara lain PP No. 32 Tahun 2013,
Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 tentang SKL, Permendikbud
Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi, Permendikbud Nomor
65 tentang Standar Proses, Permendikbud Nomor 66 tentang
Standar Penilaian, dan Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013
tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum.
2) Pengumpulan data dan informasi yang berkaitan dengan
keberhasilan dan kendala pelaksanaan Kurikulum yang dilakukan
melalui kajian analisis terhadap dokumen kurikulum tahun
sebelumnya, serta kemungkinan kendala dalam pelaksanaan
Kurikulum Sekolah yang akan disusun untuk tahun berjalan. Tabel
1 berikut adalah contoh hasil Analisis dokumen Kurikulum;
Tabel 1: Contoh Hasil Analisis dan Revisi Kurikulum SMA ….
tahun 2013-2014
No.
Komponen
Kurikulum SMA….
2013-2014
Kurikulum SMA …
2014-2015
1. Pengemban
gan
Kurikulum
Pengembangan
kurikulum sesuai
dengan Analisis
Konteks tahun
2012
(hal. 4)
- Disesuaikan Analisis
kondisi riil sekolah dan
Karakteristik Kurikulum
2013 (hal. 4)
2. Struktur
Kurikulum
Alokasi waktu
(hal. 16)
Penambahan alokasi
waktu:
1. Kelas X:
- menggunakan struktur
kurikulum 2013 dengan
penambahan mata
16 Panduan Pengembangan KTSP
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
No.
Komponen
Kurikulum SMA….
2013-2014
Kurikulum SMA …
2014-2015
pelajaran Bahasa Sunda di
Mata Pelajaran Wajib B.
- Mata Pelajaran Prakarya
diisi dengan keterampilan
- Peminatan kelas X
dilaksankan dengan
penjaringan minat dan
lintas minat melalui
format isian orang tua dan
peserta didik yang
didistribusikan ke
SMP/MTs sejak bulan Mei
2013
- Berdasarkan hasil angket
tidak ada Peminatan
Bahasa dan Budaya,
tetapi ada lintas Minat ke
Peminatan Bahasa
(Bahasa Inggris)
3. Ketuntasan
Belajar
Kriteria ketuntasan
mengacu kepada
Permendikbud Nomor 81 A
Tahun 2013 tentang
implementasi kurikulum
4. Kenaikan
Kelas dan
Kelulusan
Syarat kenaikan
kelas, kelulusan
dan penjurusan.,
(hal. 29)
- Melengkapi syarat
kenaikan kelas, kelulusan
ujian sekolah, dan
peminatan.
17 Panduan Pengembangan KTSP
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
No.
Komponen
Kurikulum SMA….
2013-2014
Kurikulum SMA …
2014-2015
- Kenaikan kelas
disesuaikan dengan
aturan yang dimuat dalam
Permendikbud Nomor 66
Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian.
- Syarat kelulusan mengacu
kepada PP 32 Tahun 2013
sebagai perubahan PP 19
Tahun 2005 tentang SNP,
pasal 72. tentang kriteria
kelulusan
(hal. 41)
5. Silabus dan
RPP
RPP disusun berdasarkan
pembelajaran dengan
pendekatan saintifik
dengan materi yang
faktual, konseptual, dan
prosedural dengan
mencakup domain sikap,
pengetahuan, dan
keterampilan, serta
menerapkan penilaian
autentik (hal. 41)
6. Kalender
Pendidikan
Waktu belajar
(hal. 39)
Disesuaikan dengan aturan
sesuai Kurikulum 2013
7. Lampiran RPP menerapkan
pendekatan pembelajaran
18 Panduan Pengembangan KTSP
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
No.
Komponen
Kurikulum SMA….
2013-2014
Kurikulum SMA …
2014-2015
saintifik dan penilaian
autentik
8. Dst.....
3) Analisis kondisi riil sekolah terutama yang berkaitan dengan tenaga
pendidik dan sarana dan prasarana yang akan dijadikan dasar
dalam menyusun program peminatan, lintas minat, dan
pendalaman minat (lihat lampiran Mekanisme dan Prosedur
Peminatan, Lintas Minat, Pendalaman Minat). Hasil analisis tersebut
merupakan gambaran kondisi riil sekolah, terutama tentang
ketersediaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan,serta
sarana-prasarana sekolah sebagai acuan dalam menyusun program
peminatan, lintas minat, dan pendalaman minat. Tabel 2 berikut
adalah contoh hasil analisis terhadap sarana dan prasarana, dan
pendidik dan tenaga kependidikan.
Tabel 2: Contoh hasil analisis sarana dan prasarana, dan tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan di SMA ....
No Kondisi Ideal Kondisi Riil Kesenjanga
n
Tindak
Lanjut
(kolom ini diisi sesuai
dengan tuntutan
Permendiknas atau
Permendikbud yang
berlaku)
(kolom ini
diisi sesuai
dengan
kondisi riil
sekolah)
Standar Sarana dan
Prasarana
19 Panduan Pengembangan KTSP
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
No Kondisi Ideal Kondisi Riil Kesenjanga
n
Tindak
Lanjut
1. Bangunan:
a. Ruang Belajar
(ruang Kelas);
jumlah ruang kelas
minimal sama
dengan jumlah
rombongan belajar
a. ruang
belajar
ada 30
ruang
dan
jumlah
rombel
kelas XI
dan XII
ada 18
rombel
a. masih
sisa
ruang
sebanya
k 12
ruang,
sehingga
memung
kinkan
untuk
menerim
a
minimal
9 rombel
kelas X
Rencana
penerimaa
n siswa
kelas X
sebanyak
10 rombel
dengan
peminatan
dan lintas
minat
disesuaikan
dengan
hasil
angket dan
wawancara
b. Perpustakaan
c. dst
………………. ……………. ………………
.
2. Lahan
a. ……………dst
………………. ………………. ………………
.
3. Dst
Standar Pendidik
dan Tenaga
Kependidikan
1 Kualifikasi
20 Panduan Pengembangan KTSP
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
No Kondisi Ideal Kondisi Riil Kesenjanga
n
Tindak
Lanjut
a. Pendidikan
b. Jumlah Guru
c. Beban Kerja Guru
Semua
Pendidik
minimal S1
Rasio Guru
dan Siswa
maksimal 1
: 20
Minimal 24
Jam Tatap
Muka
52 orang
guru S1, 4
orang S2
dan 1 orang
S3, D3 ada
3 orang
Rasio guru
dan siswa
1 : 14
Rata-rata
jumlah jam
tatap muka
setiap guru
adalah 20
Jam
pelajaran
Studi
lanjutan
bagi guru
yang yang
masih D3
Analisis
struktur
kurikulum
2013 dalam
penyusuna
n program
peminatan
dan lintas
minat
untuk kelas
X
(pelaksana
Kurikulum
2013)
21 Panduan Pengembangan KTSP
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
No Kondisi Ideal Kondisi Riil Kesenjanga
n
Tindak
Lanjut
c. dst
2 Dst. ……………
……
……………
……
……………
……
4) Perencanaan penambahan mata pelajaran Wajib B, penambahan
jam dan mata pelajaran, sesuai hasil analisis kondisi riil sekolah atau
berdasarkan keputusan kepala daerah kab./kota atau provinsi
masing-masing, misalnya penambahan Bahasa Daerah.
Penambahan ini dapat dipadukan pada mata pelajaran wajib B atau
berdiri sendiri sebagai mata pelajaran Muatan Lokal (Mulok)
5) Penyusunan rencana program peminatan dan lintas minat untuk
kelas X berdasarkan hasil analisis tenaga pendidik, kondisi sarana-
prasarana, dan hasil angket peserta didik kelas X tentang minat dan
lintas minat (lihat lampiran tentang mekanisme dan prosedur
peminatan, lintas minat, dan pendalaman minat).
2. Pengembangan KTSP
Hasil analisis pada kegiatan persiapan dan koordinasi,
dijadikan bahan dan materi, serta strategi
pengembangan kurikulum sekolah dengan langkah
kegiatan antara lain;
a. Menyusun Draf KTSP
TPK mengembangkan draf KTSP untuk tahun
berjalan berdasarkan hasil analisis tersebut di atas, serta hasil evaluasi
terhadap KTSP tahun sebelumnya. Pada saat pengembangan, TPK dapat
berkoordinasi dengan pengawas atau unsur Dinas Pendidikan lain, serta
unsur dinas/instansi terkait sesuai dengan kebutuhan.
Pengesahan KTSP
oleh Dinas
Pendidikan
Kab/Kota
22 Panduan Pengembangan KTSP
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
b. Kegiatan Review, Revisi, dan Finalisasi
Setelah draf KTSP jadi, maka TPK melakukan review, revisi, dan finalisasi
untuk memastikan kebenaran dan keterlaksanaannya. Kegiatan ini dapat
melibatkan pengawas atau stakeholder lain, misalnya orang atau sumber
yang berkaitan dengan pelaksanaan muatan lokal. Review dan revisi juga
harus dilakukan terhadap RPP, sehingga RPP yang dikembangkan benar-
benar sudah mencakup kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan
tuntutan kurikulum yang berlaku. Kegiatan pengembangan RPP dilakukan
oleh guru mata pelajaran dengan mengembangkan kegiatan
pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik yang mencakup
tiga domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan mengacu kepada
silabus dan buku yang diterbitkan oleh Kementerin Pendidikan (lihat E-
Katalog untuk buku).
(lihat model Pengembangan RPP, Model Pengembangan Penilaian, dan
Analisis Hasil Belajar Peserta Didik).
c. Pemantapan dan Penilaian
Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan hasil finalisasi, yang dilakukan
oleh TPK sekolah dengan melibatkan Kepala Sekolah dan Pengawas atau
Kepala Seksi Kurikulum Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota (dapat
menggunakan instrumen verifikasi/validasi), serta persetujuan dari
Komite Sekolah.
d. Pengesahan oleh Kepala Sekolah
Kepala SMA dan ketua Komite Sekolah menandatangani dokumen
kurikulum hasil pemantapan dan penilaian dan menetapkan
pemberlakuan kurikulum tersebut di sekolahnya, kemudian
mengirimkannya ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk
direkomendasikan ke Dinas Pendidikan Provinsi.
Tim Pengembang Kurikulum menggandakan dokumen kurikulum dan
Kurikulum SMA siap untuk disosialisasikan dan diimplementasikan.
23 Panduan Pengembangan KTSP
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
3. Supervisi
Kegiatan supervisi disini tidak diartikan sebagai supervisi pada saat
implementasinya di sekolah, tetapi merupakan kegiatan “penilaian atau
judgement ” terhadap kelayakan KTSP yang telah dikembangkan oleh sekolah.
Pada kegiatan ini Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota (dapat dilakukan oleh
pengawas sekolah) melakukan verifikasi, untuk selanjutnya mengesahkan
kurikulum sekolah yang bersangkutan.
4. Sosialisasi dan Pelaksanaan
Sosialisasi Kurikulum dapat dilakukan sebelum atau setelah dokumen Kurikulum
disahkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, tetapi telah
ditandatangani dan ditetapkan oleh Kepala Sekolah Komite Sekolah sebagai
bukti pemberlakuannya.
Pelaksanaan Kurikulum yang telah disusun merupakan tanggung jawab
bersama seluruh unsur satuan pendidikan yakni kepala sekolah/madrasah,
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Dengan demikian, maka untuk
pelaksanaan dengan optimal memerlukan daya dukung yang mencakup
kebijakan, ketersediaan tenaga, dan sarana dan prasarana pendidikan.
5. Evaluasi
Evaluasi KTSP dilaksanakan secara berkesinambungan dan berkala yang
dilakukan oleh sekolah (guru, Kepala Sekolah, dan Komite Sekolah) minimal
satu semester dua kali untuk Dokumen 1, dan oleh guru mata pelajaran yang
melakukan evaluasi dan revisi RPP sesuai kebutuhan
C. Sistematika KTSP Buku 1 Jenjang SMA
Sistematika KTSP jenjang SMA dapat digambarkan seperti tampak pada tabel 3
berikut:
Sistematika
Kurikulum SMA
Penjelasan
Cover Berisi judul, logo sekolah dan atau logo pemda,
tahunpelajaran, dan alamat sekolah.
24 Panduan Pengembangan KTSP
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Sistematika
Kurikulum SMA
Penjelasan
LEMBAR PENGESAHAN
Ditandatangani oleh Kepala Sekolah, Ketua Komite
Sekolah, dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
KATA PENGANTAR Cukup jelas
DAFTAR ISI Cukup jelas
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang a. Berisi dasar pemikiran pengembangan KTSP serta
pemberlakuan Kurikulum 2013.
b. Untuk sekolah yang melaksanakan Sistem Kredit
Semester (SKS) uraikan pula tentang dasar pemikiran
pengembangan/pelaksanaan SKS tersebut.
B. Landasan Berisi landasan hukum pengembangan KTSP termasuk PP
No. 32 Tahun 2013 sebagai pengganti atas PP No. 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan berikut
Permendikbud yang mengiringinya
C. Tujuan Berisi Tujuan Pengembangan KTSP termasuk pencapaian
kompetensi yang mencakup tiga domain sikap,
pengetahuan, dan keterampilan
BAB II. TUJUAN SATUAN
PENDIDIKAN
A. Tujuan Pendidikan
Menengah
Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut dengan memiliki
keseimbangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
terpadu dalam kehidupan sehari-hari
B. Visi a. Dirumuskan berdasarkan masukan dari warga sekolah
dan pihak yang berkepentingan, selaras dengan visi
25 Panduan Pengembangan KTSP
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Sistematika
Kurikulum SMA
Penjelasan
institusi di atasnya dan visi pendidikan nasional, dan
diputuskan dalam rapat dewan pendidik.Visi sekolah
harus mencerminkan domain Sikap, Pengetahuan dan
Keterampilan.
b. Merupakan cita-cita yang menggambarkan dan
memberi inspirasi, motivasi, dan kekuatan untuk
kepentingan masa mendatang.
c. Mengacu pada SKL Satuan Pendidikan (SMA) dan
Kompetensi Inti SMA yang mencakup kompetensi Sikap,
Pengetahuan, dan Keterampilan.
(Lihat Juknis analisis Standar Pengelolaan dan
Permendikbud No. 54 Tahun 2013 tentang SKL, atau
mengacu kepada panduan lain tentang penyusunan Visi
SMA)
C. Misi Sekolah a. Dirumuskan berdasarkan masukan dari warga sekolah
dan pihak yang berkepentingan, dan diputuskan dalam
rapat dewan pendidik
b. Memberi arah dalam mewujudkan visi sekolah sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional
c. Merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun
waktu tertentu
d. Menjadi dasar program pokok sekolah
e. Menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan
mutu lulusan yang diharapkan oleh sekolah mencakup
tiga domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan
(Lihat Juknis analisis Standar Pengelolaan dan
Permendikbud No. 54 Tahun 2013 tentang SKL)
26 Panduan Pengembangan KTSP
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Sistematika
Kurikulum SMA
Penjelasan
D. Tujuan SMA ...... a. Menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai
dalam jangka waktu tertentu yang mencakup domain
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
b. Mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan
nasional,visi dan misi daerah setempat, serta relevan
dengan kebutuhan masyarakat
c. Mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah
ditetapkan oleh sekolah dan Pemerintah
d. Mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang
berkepentingan termasuk komite sekolah dan
diputuskan dalam rapat dewan pendidik yang dipimpin
oleh kepala sekolah.
BAB III. STRUKTUR DAN
MUATAN KURIKULUM
A. Kerangka Dasar Dapat disalin dari;
a. Permendikbud tentang Kurikulum 2013, ditambah
dengan landasan lain yang menjadi landasan kerangka
dasar yang sesuai dengan karakteristik daerah atau
sekolah, misalnya untuk penambahan muatan lokal pada
mata pelajaran wajib B.
b. Peraturan Daerah tentang kebijakan pelaksanaan
muatan lokal.
Landasan Filosofis,
Landasan Teoritis,
dan
Landasan Yuridis.
B. Struktur Kurikulum a. Pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh
oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran,
termasuk muatan lokal, penambahan mata pelajaran,
peminatan, lintas minat dan pendalaman minat serta
kegiatan pengembangan diri.
27 Panduan Pengembangan KTSP
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Sistematika
Kurikulum SMA
Penjelasan
b. Disusun berdasarkan kebutuhan dan minat peserta didik
dan sekolah terkait dengan upaya pencapaian SKL yang
mencakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan
sesuai dengan struktur kurikulum yang meliputi mata
pelajaran wajib dan mata pelajaran pilihan (peminatan,
lintas minat, dan pendalaman minat)
c. Mengatur alokasi waktu pembelajaran tatap muka
seluruh mata pelajaran minimal 42 jam pelajaran per
minggu.
d. Beban belajar tatap muka, penugasan tersetruktur, dan
kegiatan mandiri, baik Sistem Paket maupun yang
melaksanakan Sistem Kredit Semester (SKS).
e. Beban belajar tambahan : Satuan pendidikan dapat
menambah beban belajar perminggu sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik, baik dalam jam
pelajaran maupun dalam satuan kredit semester (sks).
f. Mencantumkan jenis mata pelajaran muatan lokal yang
dilaksanakan yang dapat dicantumkan pada mata
pelajaran wajib B, baik terintegrasi pada mata pelajaran
yang tersedia atau berdiri sendiri.
g. Bagi sekolah yang melaksanakan SKS uraikan tentang
struktur dan jam pelajaran dalam sks, serta jumlah sks
maksimal dan minimal yang harus ditempuh oleh peserta
didik, per semester, per tahun, atau selama masa
pendidikan di SMA sesuai dengan hasil analisis dan
perhitungan internal sekolah serta mengacu kepada
Permendikbud Nomor 81 A tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum.
28 Panduan Pengembangan KTSP
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Sistematika
Kurikulum SMA
Penjelasan
1. Muatan Kurikuler 1. Muatan KTSP terdiri atas muatan nasional dan muatan
lokal..
a. Muatan kurikulum pada tingkat nasional terdiri atas
kelompok mata pelajaran A, kelompok mata pelajaran
B, dan kelompok mata pelajaran C (peminatan),
termasuk bimbingan konseling dan ekstrakurikuler
wajib pendidikan kepramukaan.
b. Muatan lokal yang dikembangkan oleh pemerintah
daerah provinsi atau kabupaten/kota dan/atau satuan
pendidikan dapat berbentuk sejumlah bahan kajian
terhadap keunggulan dan kearifan daerah setempat.
Dapat dilaksanakan sebagai bagian mata pelajaran di
kelompok B atau mata pelajaran yang berdiri sendiri
jika pengintegrasian tidak dapat dilakukan.
2. Jumlah mata pelajaran:
a. Jumlah mata pelajaran di kelas X minimal 15 mata
pelajaran yang terdiri atas 6 mata pelajaran wajib A
sebagai muatan kurikulum nasional seluruhnya,
minimal 3 mata pelajaran wajib B yang dapat
ditambah dengan muatan daerah, 5 mata pelajaran
peminatan.
b. Untuk mata pelajaran peminatan peserta didik dapat
minimal memilih 3 (tiga) dari 4 (empat) mata
pelajaran dalam satu kelompok (IPA, IPS, atau Ilmu
Bahasa dan Budaya), dan maksimal 3 (tiga) mata
pelajaran dari kelompok lain sebagai lintas minat,
kecuali untuk peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya
dapat memilih 6 mata pelajaran dalam kelompoknya.
29 Panduan Pengembangan KTSP
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Sistematika
Kurikulum SMA
Penjelasan
Misalnya untuk kelas X terdiri atas 16 mata pelajaran
dengan 6 mata pelajaran wajib A, 4 mata pelajaran
wajib B, 3 mata pelajaran dalam satu kelompok
peminatan, dan 3 mata pelajaran dari kelompok
yang lain sebagai lintas minat.
c. Jumlah mata pelajaran di kelas XI dan kelas XII
untuk semua peminatan Ilmu Pengetahuan Alam,
peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial , dan peminatan
Ilmu Bahasa dan Budaya minimal 14 mata pelajaran
yang terdiri atas 6 mata pelajaran wajib A, minimal
3 mata pelajaran wajib B, 5 mata pelajaran
peminatan yang sebaiknya tetap dari kelas X.
d. Khusus untuk kelas XII dapat dilaksanakan
pendalaman minat yang bekerja sama dengan
perguruan tinggi.
30 Panduan Pengembangan KTSP
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Sistematika
Kurikulum SMA
Penjelasan
1. Kegiatan
Ekstrakurikuler
a. Kegiatan Ekstrakurikuler diselenggarakan dengan
tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat,
minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan
kemandirian peserta didik secara optimal dalam
rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan
nasional yang terdiri atas ekstrakurikuler wajib dan
ekstrakurikuler pilihan.
b. Bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler yang dilaksanakan
stauan pendidikan, dapat berupa:
1) Krida, misalnya: Kepramukaan, Latihan
Kepemimpinan Siswa (LKS), Palang Merah
Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS),
Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), dan
lainnya;
2) Karya ilmiah, misalnya: Kegiatan Ilmiah Remaja
(KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan
kemampuan akademik, penelitian, dan lainnya;
3) Latihan olah-bakat latihan olah-minat, misalnya:
pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya,
pecinta alam, jurnalistik, teater, teknologi
informasi dan komunikasi, rekayasa, dan lainnya;
4) Keagamaan, misalnya: pesantren kilat, ceramah
keagamaan, baca tulis alquran, retreat; atau
5) Bentuk kegiatan lainnya.
c. Kegiatan Kepramukaan dilaksanakan melalui tiga
kegiatan, yaitu ;
1) Kegaitan Blok (wajib untuk semua peserta
didik) dapat dilakukan pada saat MOPD atau
pada libur semester
Kegiatan
Ekstrakurikuler;
menemukan dan
mengembangkan
potensi peserta didik,
memberikan manfaat
sosial dalam
mengembangkan
kemampuan
berkomunikasi,
bekerja sama
31 Panduan Pengembangan KTSP
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Sistematika
Kurikulum SMA
Penjelasan
2) Aktualisasi Mata Pelajaran (wajib untuk semua
peserta didik); kegiatan-kegiatan sebagai
aktualisasi mata pelajaran yang dirancang oleh
guru mata pelajaran untuk dilaksanakan
kepada pembina pramuka dan dilaksanakan
pada kegaiatn kepramukaan, wajib 120 menit
perminggu.
3) Gugus Depan (untuk peserta didik yang
berminat.
(lihat pedoman/peraturan pelaksanaan
ekstrakurikuler
dan
Kepramukaan)
2. Pengaturan Beban
Belajar
a. Beban belajar dalam KTSP jenjang SMA diatur dalam
bentuk Sistem Kredit Semester (SKS) dengan satuan
kredit semester atau Sistem Paket dengan jam
pelajaran
b. Beban belajar tatap muka, penugasan terstruktur,
dan kegiatan mandiri untuk SKS dan Sistem Paket
disesuaikan dengan ketentuan masing-masing
Kepramukaan Wajib????
Proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan
di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan
menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah,
praktis yang dilakukan di alam terbuka, yang
sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak,
dan budi pekerti luhur
32 Panduan Pengembangan KTSP
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Sistematika
Kurikulum SMA
Penjelasan
c. Beban belajar tambahan disesuaikan dengan hasil
analisis kondisi riil sekolah yang menjadi
tanggungjawab sekolah masing-masing.
d. pengaturan pola belajar harus memperhatikan 14
prinsip pembelajaran sesuai Lampiran Permendikbud
No. 65 Tahun 2013 halaman 1 – 2 yang mencakup
domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan .
e. Proses pembelajaran mencakup pengetahuan
faktual, konseptual, dan prosedural (untuk kelas X)
ditambah dengan metakognitif (untuk kelas XI dan
XII) dengan menggunakan pendekatan saintifik
(Scientific Approach) dan penilaian autentik
(authentic assessment).
(lihat Lampiran 4 Permendikbud nomor 81 A Tahun
2013 dan Pedoman Pelaksanaan SKS).
3. Ketuntasan Belajar a. Ketuntasan minimal merupakan kriteria ketuntasan
belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan
dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi
Dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik
peserta didik dengan tetap mengacu kepada ketentuan
penilaian yang berlaku dengan minimal perolehan nilai
2,67 (B) untuk pengetahuan dan baik untuk sikap dan
keterampilan.
(lihat Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang
Penilaian, Model Analisis Hasil Belajar, dan Model
Pengembangan Penilaian).
33 Panduan Pengembangan KTSP
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Sistematika
Kurikulum SMA
Penjelasan
4. Kriteria Kelulusan
dan Kenaikan
Kelas
Berisi tentang kriteria kenaikan kelas dan kelulusan, serta
strategi penanganan peserta didik yang tidak naik atau tidak
lulus yang diberlakukan oleh sekolah, dengan
memperhatikan ketentuan kenaikan kelas dan kelulusan
melalui uji pencapain kompetensi mengacu kepada
Permendikbud No. 66 Tahun 2013 (lihat juga Panduan
Pengembangan Penilaian.
5. Kriteria
peminatan,lintas
minat, dan
pendalaman minat
Berisi tentang
a. kriteria peminatan dan lintas minat, serta tata cara
pemilihan mata pelajaran lintas minat sesuai hasil
analisis kondisi riil sekolah (lihat Panduan Peminatan,
Lintas Minat, dan Pendalaman Minat) untuk kelas X,
antara lain waktu penentuan pemilihan minat
(sebelum atau sesudah diterima), dan penyediaan
menu mata pelajaran pilihan.
b. peserta didik dapat memilih 4 atau tiga mata
pelajaran peminatan, dan 2 atau 3 mata pelajaran
lintas minat.
c. peraturan pindah peminatan atau pindah lintas
minat, antara lain batas waktu perpindahan dan
penanggulangan mata pelajaran dalam
peminatan/lintas minat pilihan baru.
(lihat Permerdikbud tentang Peminatan dan Lintas
Minat, dan lampiran tentang Mekanisme Peminatan
dan Lintas Minat)
d. tata cara dan strategi pelaksanaan pendalaman
minat yang dilakukan melalui kerjasama dengan
Pemintan sebagai
wahana
pengembangan
potensi peserta
didik
34 Panduan Pengembangan KTSP
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Sistematika
Kurikulum SMA
Penjelasan
perguruan tinggi sesuai dengan tuntutan Kurikulum
2013.
(lihat Program Pendalaman Minat di SMA)
6. Pendidikan
Kecakapan Hidup
Berisi tentang pendidikan kecakapan hidup yang
dilaksanakan di sekolah. Dapat berupa implementasi dari
mata pelajaran pada domain sikap, pengetahuan, dan
keterampilan, atau pembiasaan yang dilakukan di sekolah.
9. Pendidikan
Kewirausahaan
a. Sekolah melakukan analisis internal sekolah dan
dukungan lingkungan (eksternal sekolah) untuk
memperoleh jenis kewirausahaan yang sesuai untuk
dilaksanakan.
b. Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dapat dipadukan
pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan,
dengan mengambil Kompetensi Dasar pada
Kewirausahaan yang sesuai dengan hasil analisis.
c. Dapat diwujudkan dalam kegiatan, misalnya Pameran
seni.
(lihat Panduan Pelaksanaan Kewirausahaan di SMA)
BAB IV.
KALENDERPENDIDIKAN
a. Berisi tentang kalender pendidikan dan rencana kegiatan
yang akan dilaksanakan, dan disusun berdasarkan
kalender pendidikan yang ditetapkan oleh Dinas
Pendidikan setempat, disesuaikan dengan kebutuhan
dan karakteristik sekolah, serta kebutuhan peserta didik
dan masyarakat, dengan memperhatikan aturan
kalender pendidikan sebagaimana tercantum dalam
Standar Isi.
35 Panduan Pengembangan KTSP
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Sistematika
Kurikulum SMA
Penjelasan
b. Rencana Kegiatan atau jadwal memuat antara lain;
kegiatan awal tahun, jumlah minggu efektif (Proses
Pembelajaran, Ujian, Ulangan, dll), dan hari libur.
c. Alokasi waktu untuk setiap kegiatan
(Contoh kalender pendidikan terlampir).
Lampiran a. Hasil analisis keterkaitan kompetensi dengan materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian,
36 Panduan Pengembangan KTSP
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
BAB IV
PENUTUP
Pada tahun pelajaran 2014-2015 seluruh kelas X dan XI SMA melaksanakan Kurikulum 2013,
sehingga semua SMA berkewajiban untuk mengimplementasikan semua peraturan yang
berkaitan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 sebagai Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasinya.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan
proses pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Dengan demikian
pengembangan KTSP harus mempertimbangkan acuan, prinsip, dan prosedur pengembangan
kurikulum yang berlaku, sehingga menunjang kepada pelaksanaan proses pendidikan yang
maksimal. Proses pendidikan tersebut harus dapat mengembangkan potensi peserta didik
sehingga mencapai perkembangan yang seimbang antara kebutuhan fisik, psikis, dan spritual
yang mencakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Naskah ini disusun sebagai salah satu bahan untuk membantu pelaksana atau TPK sekolah
dalam menyusun dokumen kurikulum sekolahnya, melaksanakan peminatan dan lintas minat,
serta pendalaman minat, sesuai dengan kondisi dan karakteristik sekolahnya masing-masing.
Untuk selanjutnya, kritikan dan saran demi peningkatan dan perbaikan sangat diharapkan
37 Panduan Pengembangan KTSP
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standar Nasional Pendidikan (2010). Penduan Penyusunan KTSP. Jakarta
Depdiknas (2005). Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional. Jakarta
Depdiknas (2003). Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003.
Jakarta.
Depdiknas. (2002). Pedoman Penyususunan Standar Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.
Kemdikbud (2013). Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 sebagai Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta
Kemdikbud (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun
2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta
Kemdikbud (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi. Jakarta
Kemdikbud (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun
2013 tentang Standar Proses. Jakarta
Kemdikbud (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian. Jakarta
Kemdikbud (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun
2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA. Jakarta
Kemdikbud (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81a Thun 2013 tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta
Kemdikbud (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Peminatan
dan Lintas Minat. Jakarta
Direktorat Pembinaan SMA (2010). Petunjuk Teknis Penyusunan KTSP. Jakarta Direktorat Pembinaan SMA (2012). Model Pengembangan Peminatan dan Lintas Minat.
Jakarta
Direktorat Pembinaan SMA (2014). Panduan Pelaksanaan Kewirausahaan di SMA. Jakarta
38 Panduan Pengembangan KTSP
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Direktorat Pembinaan SMA (2014). Panduan Muatan Lokal di SMA. Jakarta
Direktorat Pembinaan SMA (2014). Panduan Penilaian di SMA. Jakarta