Post on 08-Apr-2016
description
1
TUGAS MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM AQIDAH I
“kitab kitab dari langit”
Disusun oleh:
Wendy Wijaya (10060312018)
Mohamad Ridwan Faturohman (10060312011)
Agnes Dwi Charina (10060312010)
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Islam Bandung
1434H-2013M
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “kitab kitab dari langit”.
Penulisan makalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam Aqidah I Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Bandung.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada :
1. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.
2. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Bandung, Desember 2013
Penulis
3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................................2
Daftar Isi................................................................................................................................3
Bab I Pendahuluan.................................................................................................................4
Latar Belakang..............................................................................................................4
Rumusan Masalah.........................................................................................................4
Tujuan...........................................................................................................................5
Bab II Pembahasan................................................................................................................6
Kitab-kitab yang tercatat...............................................................................................6
Al Qur’an Alkarim adalah kitab yang terakhir.............................................................11
Keistimewaan Al Qur’an Alkarim................................................................................11
Pengubahan Taurat........................................................................................................17
Pengubahan Injil...........................................................................................................19
Pembenaran Al Qur’an pada kitab-kitab yang dahulu..................................................20
Jalan kepada Hakikat....................................................................................................21
Bab III Penutup......................................................................................................................24
Kesimpulan...................................................................................................................24
Daftar Pustaka........................................................................................................................25
BAB I
4
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Agama merupakan salah satu hak yang paling asasi dari manusia. Kebutuhan diri
manusia akan adanya Tuhan merupakan pangkal dari arti pentingnya sebuah agama karena di
dalam agamalah terdapat ajaran tentang ketuhanan.
Salah satu bukti adanya Tuhan adalah dengan adanya kitab suci yang di dalamnya
berisi tentang kebenaran, perintah, larangan, pujian, tata cara peribadatan kepada Tuhan.
Kitab suci secara umum di bagi ke dalam dua kelas yaitu kelas kitab suci Samawi
(berdasarkan wahyu) dan kitab suci Thabi’i (karangan pendiri, pendeta, rahib, pemimpin
agama).
Perbedaan tersebut menjadikan agama terpecah juga menjadi dua yaitu agama ardhi
dan agama samawi. Agama ardhi merupakan agama yang berasal dari penokohan orang alim
atau berilmu dn pada selanjutnya mendapatkan penganut dalam perkembangannya,
sedangkan agama sanawi meruakan agama yang berasal dari Tuhan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis utarakan di atas, maka rumusan
masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa saja kitab kitab yang tercatat
2. Bagaimana Keistimewaan Al Qur’an Alkarim
3. Apa penyebab kitab Taurat terjadi perubahan
4. Apa penyebab kitab Injil terjadi pertubahan
5. Apa pebenaran Al Qur’an pada kitab-kitab yang terdahulu
6. Bagaimana Jalan kepada Hakikat
1.3 Tujuan
5
Makalah yang disusun bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama
Islam Aqidah I. Selain itu, makalah ini juga disusun untuk menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan tentang pemahaman agama Islam bagi penulis maupun pembaca.
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kitab-kitab yang tercatat
Sesungguhnya Allah Ta’ala itu mempunyai beberapa ajaran dan wasiat yang
diwahyukan kepada para rasul dan nabiNya. Setiap nabi pasti mendapatkan risalat yang wajib
disampaikan kepada ummut dan kaumnya.
Allah Ta’ala berfirman :
Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para
nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar,
untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihka.
(S.Baqarah 213)
Allah Ta’ala berfirman pula :
,,Jikalau mereka itu mendustakan engkau (Muhammad), maka sesungguhnya rasul-rasul
sebelummupun pernah didustakan. Mereka datang dengan membawa keterangan-keterangan
yang nyata, surat-surat dan kitab-kitab yang memberikan penerangan”. (S. Ali’Imran 184)
7
Adapun kitab-kitab yang tercatat ialah :
Kitab Taurat yang diturunkan kepada nabiullah Musa a.s.
Allah Ta’ala berfirman :
Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya
(yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-
nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta
mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi
saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah
kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit.
Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu
adalah orang-orang yang kafir.(S. Maidah 44)
Allah Ta’ala berfirman pula :
8
,,Mereka itu tidak menghargai Allah dengan penghargaan yang semestinya, ketika mereka
mengatakan :,, Allah tidak menurunkan sesuatu apapun kepada manusia”.
Katakanlah : ,,Siapakah yang menurunkan kitab yang dibawa oleh Musa, menjadi penerang
dan petunjuk untuk seluruh manusia ? Kamu menjadikan tulisan-tulisan itu bercerai-berai,
kamu memperlihatkan sebahagiannya dan kamu sembunyikan sebahagian besarnya”.
(S. An’am 91)
Kitab yang tercatat lagi ialah Injil yang diturunkan kepada nabiullah Isa a.s.
Allah Ta’ala berfirman :
,,Kami iringkan jejak mereka dengan mengutus Isa putera Maryam untuk membenarkan apa
yang terdahulu dari padanya yaitu Taurat. Kami memberikan Injil kepadanya, didalamnya
berisi petunjuk dan cahaya kebenaran, membenarkan apa yang telah dahulu dari padanya
yaitu Turat untuk menjadi petunjuk dan nasihat bagi orang-orang yang bertaqwa”.
(S. Maidah 46)
Selain Taurat dan Injil, Allah Ta’ala juga menurunkan Zabur kepada nabiullah Dawud a.s.
Allah Ta’ala berfirman :
9
Dan Tuhan-mu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. Dan sesungguhnya
telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan
Zabur kepada Daud. (S. Isra’ 55)
Diantara yang tercatat lagi ialah beberapa shahifah (lembar-lembar suci) yang diturunkan
kepada nabiullah Ibrahim a.s.
Allah Ta’ala berfirman :
,,Apakah belum diberikan dalam shahifah-shahifah Musa ? Dan yang diberikan kepada
Ibrahim yang selalu memenuhi kewajiban ? (surat : An-Najm Ayat : 36)
dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji?(S. An-Najm Ayat : 37)
(yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain
(surat : An-Najm Ayat : 38)
dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya,
(surat : An-Najm Ayat : 39)
dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya). (surat : An-Najm Ayat : 40)
Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna,
(surat : An-Najm Ayat : 41)
10
dan bahwasanya kepada Tuhamulah kesudahan (segala sesuatu) (surat : An-Najm Ayat : 42)
Dan firmanNya :
Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman),
(surat : Al-A'laa Ayat : 14)
dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang. (Al-A'laa Ayat : 15)
Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. (Al-A'laa Ayat : 16)
Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.surat : (Al-A'laa Ayat : 17)
Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, ( Al-A'laa Ayat : 18)
(yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa (Al-A'laa Ayat : 19)
11
2.2 ALQURAN ALKARIM ADALAH KITAB LANGIT TERAKHIR
Allah Ta’ala berfirman :
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus
menerus mengurus makhluk-Nya (surat : Ali Imran Ayat : 2)
Dia menurunkan Al Kitab (Al-Qur'an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab
yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil,
(surat : Ali Imran Ayat : 3)
sebelum (Al-Qur'an), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al Furqaan
[182]. Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh
siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa).
(surat : Ali Imran Ayat : 4)
2.3 KEISTIMEWAAN-KEISTIMEWAAN ALQURAN ALKARIM
Kitab suci Alquran Alkarim itu memiliki keistimewaan-keistimewaan yang dapat dibedakan
dari kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya dan diantaranya :
1. Al Qur’an itu memuat ringkasan dari ajaran-ajaran ketuhanan yang pernah dimuat
oleh kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya seperti Taurat, Zabur, Injil, dan
lain-lain lagi. Juga ajaran-ajaran dari Tuhan yang berupa wasiat. Al Qur’an juga
12
mengokohkan perihal kebenaran yang pernah didakwahkan oleh kitab-kitab suci
dahulu-dahulu itu yang berhubungan dengan kepribadatan kepada Allah yang Maha
Esa, beriman kepada para rasul, membenarkan adanya balasan pada hari akhir,
keharusan menegakkan hak dan keadilan, berperangai dengan akhlak yang luhur serta
budi yang muliah dan lain-lain lagi.
Allah Ta’ala berfirman :
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur'an dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya)
dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka
menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka
dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat
diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak
menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat
kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya
kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,(surat : Al-Maidah Ayat : 48)
13
Jelaslah bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala itu sudah menurunkan kitab suci
Al Qur’an Alkarim kepada nabiullah Muhammad s.a.w dengan disertai kebenaran
mengenai apa saja yang terkandung di dalamnya.
Oleh karena itu Al Qur’an dengan terus terang dan tanpa ragu-ragu
menetapkan mana-mana yang benar, tetapi juga menjelaskan mana-mana yang
merupakan pengubahan, pergantian, penyelundupa dan pertukaran dari murni dan asli.
Dalam ayat di atas disebutkan pula bahwa Allah Ta’ala memerintahkan
kepada nabiNya supaya dalam memutuskan segala persoalan yang timbul diantara
seluruh ummat manusia ini dengan menggunakan hukum dari Al Qur’an itu, baik
orang-orang yang beragama Islam ataupun yang termasuk golongan ahlul-kitab
(Kaum Nasrani dan Jahudi) dan jaringan sampai mengikuti bahwa nafsu mereka
sendiri saja.
Dijelaskan pula bahwa setiap ummat itu oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala
diberinya syari’at dan jalan dalam hal-hal hukum-hukum amaliah yang sesuai sekali
dengan persiapan serta kemampuan mereka.
Adapun yang berhubungan dengan persoalan akidah, ibadat, adab kesopanan
serta hal halal dan haram, juga yang ada hubungannya dengan sesuatu yang tidak akan
berbeda karena perubahan masa dan tempat, maka semuanya itu dijadikan seragam
dan hanya satu macam, sebagaimana yang juga tertera dalam agama-agama lain yang
bersumber dari wahyu Ilahi.
Allah Ta’ala berfirman
14
,,Allah telah menetapkan agama untukmu semua yang telah diwasiatkan
olehNya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepada Ibrahim, Musa dan
Isa, (yang semua itu serupa saja) yakni hendaklah kamu semua menegakkan agama
yang benar dan janganlah kamu sekalian berpecah-belah.
(surat : Asy-Syuura Ayat : 13)
Seterusnya lalu dibuanglah beberapa hukum yang berhubungan dengan
amaliah yang dahulu-dahulu itu dan diganti dengan syari’at Islamiah, yang
merupakan hukum-hukum penghabisan yang kekal serta sesuai untuk diterapkan
dalam dalam segala waktu dan tempat.
Oleh sebab itu, maka akidahpun menjadi satu macam sedang syari’atnyapun
seragam pula untuk seluruh ummat manusia sedunia.
2. Ajaran-ajaran yang termuat dalam Al Qur’an adalah kalimat Allah yang terakhir
untuk memberikan petunjuk dan pemimpin yang benar kepada ummat manusia dan
inilah yang dikehendaki oleh Allah Ta’ala supaya tetap sepanjang masa, kekal untuk
selama-lamanya.
Allah Ta’ala berfirman :
Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari Al-Qur'an ketika Al-Qur'an itu datang
kepada mereka, (mereka itu pasti akan celaka), dan sesungguhnya Al-Qur'an itu
adalah kitab yang mulia. (surat : Fushshilat Ayat : 41)
15
Yang tidak datang kepadanya (Al-Qur'an) kebatilan baik dari depan maupun dari
belakangnya, yang diturunkan dari Rabb Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.
(surat : Fushshilat Ayat : 42)
Allah Ta’ala berfirman pula :
,,Sesungguhnya Kami (Allah) menurunkan peringatan (Al Qur’an) itu dan
sesungguhnya Kami pasti senantiasa melindunginya (dari kepalsuan)”. (S. Hijr 9)
Adapun tujuan menjaga dan melindungi Alquran dari kebathilan, kepalsuan
dan pengubahan itu tidak lain hanyalah agar supaya hujah Allah akan tetap tegak di
atas seluruh manusia, sehingga Allah Ta’ala dapat mewarisi bumi ini dan siapa-siapa
yang ada di atas permukaannya.
3. Kitab suci Al Qur’an yang dikehendaki oleh Allah Ta’ala akan kekekalannya itu,
tidak mungkin pada suatu hari nanti akan terjadi bahwa suatu ilmu pengetahuan akan
mecapai titik hakikat yang bertentangan dengan hakikat yang tercantum didalam ayat
Al Qur’an. Sebabnya ialah tidak lain, karena Al Qur’an itu adalah firman Allah
Ta’ala, sedang keadaan yang terjadi di dalam alam semesta ini semuanya merupakan
buah karya Allah Ta’ala pula. Sudah dapat dipastikan bahwa firman dan amal
perbuatan Allah itu tidak mungkin akan bertentangan antara yang satu dengan yang
lainnya. Bahkan yang dapat terjadi ialah bahwa yang satu akan membenarkan yang
lainnya.
Dari sudut inilah maka kita menyaksikan sendiri betapa bayaknya hakikat
yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern tiba-tiba sesuai dan cocok benar
dengan apa yang terkandung dalam Al Qur’an. Jadi apa-apa yang ditentukan itu
16
adalah memperkokoh dan mentahkikkan kebenaran dari apa yang sudah difirmankan
oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sendiri.
Dalam hal ini baikalh kita ambil firmanNya :
,,Akan kami (Allah) perlihatkan kepada mereka kelak bukti-bukti kekuasaan
Kami disegenap penjuru dunia ini dan bahkan pada diri mereka sendiri, sampai
jelaslah kepada mereka bahwa Al Qur’an itu adalah benar. Belum cukupkah bahwa
Tuhanmu itu Maha menyaksikan segala sesuatu?”. (S. Fushshilat 53).
4. Allah Subhanahu wa Ta’ala berkehendak supaya kalimatNya itu disebar luaskan dan
disampaikan kepada semua akal fikiran dan pendengaran, sehingga menjadi suatu
kenyataan dan perbuatan. Kehendakan semacam ini tidak mungkin akan berhasil,
kecuali jikalau kalimat-kalimat itu sendiri benar-benar mudah untuk diingat,
dihafalkan serta difahamkan. Oleh karena itu Al Qur’an sengaja diturunkan oleh Allah
Ta’ala dengan suatu gaya bahasa yang istimewa mudahnya, tidak sukar bagi siapapun
untuk memahamkannya dan tidak sukar pula mengamalkannya, asalkan disertai
dengan keikhlasan hati dan kemauan baik.
Allah Ta’ala berfirman :
,,Sungguh Kami (Allah) telah membuat mudah pada Al Qur’an itu untuk
diingat dan difahamkan. Tetapi adakah orang yang mengambil pelajaran?”
(S. Qamar 17)
17
Diantara hal-hal yang membuktikan kemudahannya bahasa yang digunakan
oleh Al Qur’an itu ialah banyak sekali orang-orang yang hafal diluar kepala, baik dari
kaum lelaki, wanita, anak-anak, orang-orang tua, orangkaya atau miskin dan lain-lain
sebagainya. Mereka mengulang-ulangkan bacaannya itu dalam rumah atau mesjid.
Tidak henti-hentinya suara ahli baca Al Qur’an itu berkumandang diseluruh penjuru
bumi. Rasanya tidak ada satu kitabpun selain Al Qur’an ini yang mendapatkan
keistimewaan, apalagi yang melebihi, sedang yang menyamainya saja takkan
ditemukan.
Bahkan dengan berbagai keistimewaan sebagaimana yang diurutkan di atas
itu, maka jelas bahwa Al Qur’an itu tidak ada tara atau bandingannya dalam hal
membekasnya dalam kalbu atau kehebatan pimpinan dan cara memberikan
petunjuknya, juga tidak dapat dicarikan persamaan dalam hal maudlu’nya serta
ketinggian tujuannya. Oleh sebab itu dapatlah diyakinkan bahwa Al Qur’an
memanglah sebaik-baik dan seutama-utama kitab secara mutlak.
2.4 PENGUBAHAN TAURAT
Beriman kepada kitab suci Taurat yang diturunkan kepada Nabiullah Musa a.s adalah
salah satu rukun dari rukun-rukun keimanan. Allah Ta’ala juga telah memberitahukan bahwa
didalam kitab itu terdapatlah cahaya penerangan serta petunjuk yang baik, malahan dipujinya
dengan firmanNya :
,,Sesungguh Kami (Allah) telah memberikan kitab pemisahan (antara yang baik dan
yang buruk) kepada Musa dan Harun dan menjadi cahaya serta peringatan bagi orang-
orang yang bertaqwa”. (S. Anbia’ 48)
18
Hanya saja kitab taurat yang pernah diturunkan kepada Nabiullah Musa a.s. itu kini
sudah tidak ada sama sekali yang murni, sebagaimana yang sudah diketengahkan oleh
seluruh alim ulama dan kaum cendekiawan.
Adapun kitab Taurat yang beredar sekarang ini, maka sebenarnya adalah merupakan
karangan yang ditulis oleh lebih dari seorang penyusun dan pula ditulisnya itu dalam masa
yang berlain-lainan.
Sudah jelas bahwa di dalam itu banyak terdapat perubahan
Almarhum Ustadz Alkabir Farid Wajdi berkata :
,,Salah satu bukti bahwa kitab Taurat itu sudah berubah dari kemurniannya ialah bahwa
Taurat yang beredar ditangan kaum Nasrani adalah berbeda jauh dengan Taurat yang beredar
ditangan kaum Yahudi”.
Al Qur’an sendiri menetapkan adanya perubahan ini dan mencela sekali kepada
ummat Yahudi yang memasukkan perubahan dan pengubahan pada kitab suci tersebut.
Allah Ta’ala menjelaskan hal itu dengan firmanNya :
,,Apakah kamu semua menaruh harapan yang besar bahwa mereka itu akan beriman
padamu, padahal sebagai dari mereka itu mendengar firman Allah kemudian mereka
mengubahnya sesudah mereka mengerti dan merekapun mengetahui mana yang
sebenarnya?” (surat : Al-Baqarah Ayat : 75)
Jadi nyatalah bahwa kaum durhaka sudah berani mengubah kitab suci yang
diturunkan oleh Allah Ta’ala. Tujuan pengubahan itu ialah untuk menutupi mana-mana yang
haq dan benar dan mereka lalaikanlah bagian yang terpenting dari apa-apa yang disebutkan
oleh Allah Ta’ala dalam kitab Taurat itu.
19
Maka dari itu Taurat yang kini ada di tangan mereka itu tidak seluruhnya benar, tetapi
hanya sebagian saja.
Allah Ta’ala berfirman :
,,Diantara ummat Yahudi ada orang-orang yang mengubah kalimat-kalimat Allah
dari yang semestinya”. (S. Nisa 46)
2.5 PENGUBAHAN INJIL
Kitab Injil yang diturunkan kepada Nabiullah Isa a.s. adalah sama halnya dengan
kitab Taurat yang diturunkan kepada nabiullah Musa a.s. Keduanya adalah firman Allah
Ta’ala yang juga merupakan petunjuk dan cahaya penerangan bagi manusia. Hanya saja Injil
itupun senasib juga dengan Taurat yakni sudah dihinggapi oleh berbagai perubahan dan
penggantian yang dilakukan oleh tangan manusia.
Allah Ta’ala berfirman :
,,Dan diantara orang-orang yang mengatakan : ,,Sesungguhnya kita ini orang-orang
Nasrani (keristen). Kami mengambil perjanjian dari mereka. Tetapi mereka melupakan
sebagaian dari apa yang telah diperingatkan kepada mereka. Oleh sebab itu Kami timbulkan
permusuhan dan kebencian diantara mereka sampai hari kiamat. Nanti Allah akan
memberitahukan kepada mereka apa-apa yang telah mereka kerjakan. (S. Mai’dah 14-15)
20
Hai Ahli Kitab (Nasrani dan Yahudi) ! Sesungguhnya telah datang utusan Kami
kepadamu semua untuk menjelaskan kepadamu semua banyak dari isi Kitab yang kamu
semua sembunyikan dan banyak (pula yang) dibiarkannya”. (S. Mai’dah 15)
Kitab-kitab Injil sebagaimana disebutkan di atas itu adalah memuat tulisan da catatan
perihal kehidupan atau sejarah hidupnya nabiullah Isa a.s. Para pengarangnya dimaklumi dan
nama-nama merekapun tercantum disitu. Para pengecam dari golongan ummat keristen sudah
mengakui bahwa apa-apa yang kini menjadi ‘akidah atau kepercayaan yang tertera dalam
kitab Injil semata-mata pendapat Paulus saja dan bukan pendapat kaum hawari (pengikut)
nabiullah Isa a.s. dan bukan pula pendapat orang-orang yang terdekat sekali kepada beliau
a.s. itu.
2.6 PEMBENERAN ALQURAN PADA KITAB-KITAB YANG DAHULU
Manakala perubahan dan penggantian dalam kitab-kitab Taurat dan Injil sudah bukan
suatu yang perlu disangsikan lagi yakni sudah pasti secara hakiki, bahkan tidak perlu diragu-
ragukan lagi hal itu sebab telah dijelaskan sendiri dengan nashnya Al Qur’an dari satu sudut,
juga dengan bukti yang dapat dirasakan dari sudut lainnya, maka apakah pengertiannya
bahawa Al Qur’an itu datang untuk membenarkan kitab-kitab suci Tuhan yang telah ada lebih
dulu itu?
Pengertiannya adalah bahwa Al Qur’an itu datang untuk mengokohkan haq dan
kebenaran yang terdapat juga dalam kitab-kitab dahulu itu yaitu sebagaimana yang pernah
diuraikan di muka mengenai penyembahan Allah Subhanahu wa Ta’ala, beriman kepada
rasul-rasulNya, mempercayai adanya balasan di akhirat, melindungi hak dan keadilan serta
menganjurkan seluruh manusi agar menghiasi dirinya dengan akhlak yang tinggi dan budi
pekerti yang luhur.
21
Tetapi disamping mengokohkan hal-hal sebagaimana di atas itu, Al Qur’an juga
menunjukan, menjelaskan dan menyingkapkan semua kesalahan dan kekeliruan yang terdapat
di dalam kitab-kitab yang dahulu-dahulu yang tentunya disebabkan karena pengotor tangan
manusia yang membuat perubahan, penggantian, penukaran serta meletakkan mana-mana
yang bukan semestinya.
Andaikata kesalahan-kesalahan dan kekeliruan-kekeliruan yang dimasukkan oleh para
pemimpin agama kedalam kitab-kitab suci dari langit itu tidak ada dan ditunjukkannya kitab-
kitab suci dari langit itu tidak ada dan ditunjukkannya kitab-kitab itu dengan sebenarnya atas
nama Allah, maka sudah pastilah bahwa apa yang haq itu akan tampak, benar akan kelihatan
dan sudah tentu pula bahwa, Taurat dan Injil itu akan sejalan dengan Al Qur’an.
Allah Ta’ala berfirman :
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga
kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al-Qur'an yang diturunkan kepadamu
dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu
akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka
janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.
( surat : Al-Maidah Ayat : 68)
Menjalankan kitab Taurat dan Injil itu tentu tidak dapat dilaksanakan dengan
sempurna sesuai dengan hakikatnya, kecuali lebih dulu harus, dibersihkan dan dimurnikan
dari pemalsuan.
2.7 JALAN KEPADA HAKIKAT
Sebenarnya seseorang yang mencari kebenaran yang hakiki dan ingin memperoleh
ajaran-ajaran Ketuhanan yang shahih, maka tidak ada jalan lain baginya kecuali harus
mematuhi apa-apa yang tercantum dalam kitab suci Al Qur’an.
22
Sebabnya tidak lain, karena memang Al Qur’an itulah satu-satunya kitab suci yang
masih murni dan asli, terjaga benar pangkal dan pokoknya, ajaran-ajarannya masih selamat
dan sentausa dari perubahan dan penggantian. Itulah kitab suci yang berasal dari wahyu
diterima oleh Rasulullah Muhammad s.a.w dari Jibril dan Jibril dari Allah Ta’ala, kemudian
Nabi Besar s.a.w. sendiri yang mengajarkan kepada ummatnya tanpa selisih sedikitpun dari
keasliannya. Bukankah ini suatu hal yang amat sempurna yang tidak mungkin dapat dicapai
oleh kitab manapun juga dan sama sekali tidak ada yang dapat membandinginya ?
Al Qur’an itulah yang memuat segala macam mabda’ yang tertinggi, jalan yang
paling lurus yang wajib ditempuh serta nizham dan peraturan yang sebagus-bagusnya untuk
dilaksanakan.
Al Qura’an mengandung serta menghimpun segala hal yang amat diperlukan oleh
ummat manusia, baik yang berupa persoalan-persoalan peribadatan, adab kesopanan, cara
bermua’amalat (hubungan antara sesama manusia seperti berdagang dan lain-lain), juga soal-
soal ketentuan yang pasti seperti ikatan perjanjian dan lain-lain lagi.
Al Qur’an sajalah satu-satunya ajaran yang pasti dapat menjamin untuk dapat
membentuk pribadi manusia yang luhur, keluarga yang utama, masyarakat yang harmonis
dan baik, pemerintahan yang adil, alat kekuatan yang kokoh yang dapat menegakkan haq dan
keadilan, melenyapkan penganiayaan, menghilangkan permusuhan dan perselisihan dan lain-
lain sebagainya.
Malahan lebih dari itu pula yakni Al Qur’an itu sajalah yang cukup mampu untuk
merealisasikan kekhilafatan di atas permukaan bumi, sesuai dengan pernyataan Tuhan bahwa
bumi ini diwariskannya kepada hamba-hambaNya yang shalih.
Allah Ta’ala berfirman :
Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu
banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya.
Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan
(surat : Al-Maidah Ayat : 15)
23
Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan
keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap
gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke
jalan yang lurus (surat : Al-Maidah Ayat : 15)
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
25
DAFTAR PUSTAKA
Sabiq, Sayyid. 1974. Aqidah Islam. Bandung : Diponegoro.
alquran-indonesia, http://www.alquran-indonesia.com/web/contact/
diunduh tanggal 22 desember 2013