Aqidah Ruhaniyah

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Segala sesuatu yang Allah SWT ciptakan bukan tanpa sebuah tujuan. Allah SWT menciptakan bumi beserta isinya, menciptakan sebuah kehidupan di dalamnya, bukanlah tanpa tujuan yang jelas. Sama halnya dengan Allah SWT menciptakan manusia. Manusia diciptakan oleh Allah SWT tidak sia-sia, manusia diciptakan sebagai khalifah di bumi untuk mengatur atau mengelola apa yang ada di bumi beserta segala sumber daya yang ada. Di samping kita sebagai manusia harus pandai- pandai mengelola sumber daya yang ada, sebagai seorang manusia juga tidak boleh lupa akan kodratnya yakni menyembah sang Pencipta, Allah SWT, oleh karena itu manusia harus mempunyai aqidah yang lurus agar tidak menyimpang dari apa yang diperintahkan Allah SWT. Penyempurna aqidah yang lurus kepada Alla SWT tidak luput dari aqidah yang benar kepada Malaiakat- Malaikat Allah, Kitab- kitab yang diturunkan oleh Allah kepada para Rosul-rosul Allah untuk disampaikan kepada kita, para umat manusia.

description

Aqidah

Transcript of Aqidah Ruhaniyah

Page 1: Aqidah Ruhaniyah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Segala sesuatu yang Allah SWT ciptakan bukan tanpa sebuah tujuan. Allah SWT menciptakan bumi beserta isinya, menciptakan sebuah kehidupan di dalamnya, bukanlah tanpa tujuan yang jelas. Sama halnya dengan Allah SWT menciptakan manusia. Manusia diciptakan oleh Allah SWT tidak sia-sia, manusia diciptakan sebagai khalifah di bumi untuk mengatur atau mengelola apa yang ada di bumi beserta segala sumber daya yang ada.

Di samping kita sebagai manusia harus pandai-pandai mengelola sumber daya yang ada, sebagai seorang manusia juga tidak boleh lupa akan kodratnya yakni menyembah sang Pencipta, Allah SWT, oleh karena itu manusia harus mempunyai aqidah yang lurus agar tidak menyimpang dari apa yang diperintahkan Allah SWT.

Penyempurna aqidah yang lurus kepada Alla SWT tidak luput dari aqidah yang benar kepada Malaiakat-Malaikat Allah, Kitab- kitab yang diturunkan oleh Allah kepada para Rosul-rosul Allah untuk disampaikan kepada kita, para umat manusia.

Page 2: Aqidah Ruhaniyah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aqidah Ruhaniyah

Kata “aqidah” diambil dari kata “al-aqdu” yaitu ar-rabth (ikatan), al ibraam (pengesahan), al-ikhram (penguatan), at-tawatstsuq (menjadi kokoh, kuat), at-tawassuk (pengokohan) dan al-itsbaatu (penetapan)

Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil keputusan. Sedang pengertian aqidah dalam agama maksudnya adalah berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan. Seperti aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya pada Rasul. Bentuk jamak dari aqidah adalah aqa-id. (Lihat kamus bahasa: Lisaanul ‘Arab, al-Qaamuusul Muhiith dan al-Mu'jamul Wasiith: (bab: ‘Aqada).

Jadi kesimpulannya, apa yang telah menjadi ketetapan hati seorang secara pasti adalah aqidah; baik itu benar ataupun salah.

Dengan kata lain, keimanan yang pasti tidak terkandung suatu keraguan apapun pada orang yang  menyakininya. Dan harus sesuai dengan kenyataannya; yang tidak menerima keraguan atau prasangka. Jika hal tersebut tidak sampai pada singkat keyakinan yang kokoh, maka tidak dinamakan aqidah. Dinamakan aqidah, karena orang itu mengikat hatinya diatas hal tersebut.

2.2 Urgensi Keimanan Kepada Alam Dan Makluk Gaib

Alam ghaib menyimpan rahasia tersendiri. Rahasia alam ghaib, ada yang Allah khususkan untuk diri-Nya semata dan tidak diberitakan kepada seorang pun dari hamba-Nya, sebagaimana dalam firman-Nya:

“Dan hanya di sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib. Tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula). Dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidaklah ada sesuatu yang basah atau pun yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (Al-An’am: 59)

Tentang hal ini, Nabi Nuh u berkata, sebagaimana dalam firman Allah:

Page 3: Aqidah Ruhaniyah

“Dan aku tidak mengatakan kepada kalian (bahwa): ‘Aku mempunyai gudang-gudang rizki dan kekayaan dari Allah, dan aku tiada mengetahui yang ghaib’.” (Hud: 31)

Demikian pula Nabi Muhammad n diperintahkan Allah untuk mengatakan:

“Katakanlah: ‘Aku tidak mampu menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku berbuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” (Al-A’raf: 188)Di antara perkara ghaib yang Allah I khususkan untuk diri-Nya semata adalah apa yang terkandung dalam firman-Nya:

“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya semata pengetahuan tentang (kapan terjadinya) hari kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang bisa mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dia dapatkan di hari esok. Dan tiada seorang pun yang bisa mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Luqman: 34)

Hal ini sebagaimana yang dinyatakan Rasulullah n ketika ditanya Malaikat Jibril tentang kapan terjadinya hari kiamat:

“…termasuk dari lima perkara (ghaib) yang tidak diketahui kecuali oleh Allah semata. Kemudian Nabi membaca ayat (dari surat Luqman tersebut,-pen.).” (HR Al-Bukhari dalam Shahih-nya no. 50, dari shahabat Abu Hurairah z)Al-Imam Al-Qurthubi berkata: “Berdasarkan hadits ini, tidak ada celah sedikit pun bagi seorang pun untuk mengetahui (dengan pasti) salah satu dari lima perkara (ghaib) tersebut. Dan Nabi telah menafsirkan firman Allah Al-An’am: 59 (di atas) dengan lima perkara ghaib (yang terdapat dalam Luqman: 34, -pen.) tersebut, sebagaimana yang terdapat dalam Shahih (Al-Bukhari, -pen.).” (Fathul Bari, karya Al-Hafizh Ibnu Hajar 1/150-151)

Di antara perkara ghaib, ada yang diberitakan Allah I kepada para Rasul yang diridhai-Nya, termasuk di antaranya Nabi Muhammad n. Allah berfirman:

“(Dialah Allah I) Yang Maha Mengetahui perkara ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang perkara ghaib itu, kecuali yang Dia ridhai dari kalangan Rasul.” (Al-Jin: 26-27)

“Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kalian perkara-perkara ghaib, akan tetapi Allah memilih siapa saja yang dikehendaki-Nya di antara para Rasul-Nya.” (Ali `Imran: 179)

Maka dari itulah, perkara ghaib tidak mungkin diketahui secara pasti dan benar kecuali dengan bersandar pada keterangan dari Allah dan Rasul-Nya. Lalu

Page 4: Aqidah Ruhaniyah

bagaimana-kah dengan orang-orang yang mengaku mengetahui perkara ghaib tanpa bersandar kepada keterangan dari keduanya?

Al-Imam Al-Qurthubi t berkata: “Barangsiapa mengaku bahwa dirinya mengetahui perkara ghaib tanpa bersandar kepada keterangan dari Rasulullah n, maka dia adalah pendusta dalam pengakuannya tersebut.” (Fathul Bari, karya Al-Hafizh Ibnu Hajar, 1/151)

Apakah jin (setan) mengetahui perkara ghaib? Jawabannya adalah: Tidak. Jin tidak mengerti perkara ghaib, sebagaimana yang Allah nyatakan:

“Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjuk-kan kepada mereka (tentang kematiannya) itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui perkara ghaib tentulah mereka tidak akan berada dalam kerja keras (untuk Sulaiman) yang menghinakan.” (Saba`: 14)Adapun apa yang mereka beritakan kepada kawan-kawannya dari kalangan manusia (dukun, paranormal, orang pintar, dll.) tentang perkara ghaib, maka itu semata-mata dari hasil mencuri pendengaran di langit2. Sebagaimana firman Allah I:

“Dan Kami menjaganya (langit) dari tiap-tiap setan yang terkutuk. Kecuali setan yang mencuri-curi (berita) yang dapat didengar (dari malaikat) lalu dia dikejar oleh semburan api yang terang.” (Al-Hijr: 17-18)

2.3 Macam-Macam Makhluk ghoib

Alam dibedakan atas alam ghaib (seperti Allah, malaikat, jin, surga, dan neraka) dan alam tampak. Ghaib menurut bahasa berarti yang tidak tampak. Allah-lah yang paling mengetahui kedua alam tersebut. “Dialah Allah yang tidak ada ilah kecuali Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang tampak (QS Al-Hasyr : 22)”. “Sesungguhnya Aku mengetahui segala yang ghaib di langit dan di bumi dan Aku mengetahui apa yang kalian tampakkan dan apa yang kalian sembunyikan (QS Al-Baqarah : 33)”.

Kita harus beriman kepada yang ghaib. “Kitab ini tidak ada keraguan didalamnya sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib … (QS Al-Baqarah : 2-3)”. Tetapi kita hanya bisa mengetahui yang ghaib secara benar dengan cara ikhbari, yakni sejauh apa yang dikemukakan oleh Allah dan Rasul-Nya (Al-Qur’an dan As-Sunnah).

Alam ghaib yang diciptakan oleh Allah merupakan ujian bagi manusia selama dia hidup di dunia. Manusia diuji apakah ketika di dunia dia beriman kepada Allah, Hari Akhir, surga, neraka, pahala akhirat dan sebagainya – yang mana semuanya itu tidak tampak – ataukah dia mengingkarinya.

Page 5: Aqidah Ruhaniyah

 

Malaikat

Malaikat merupakan tentara-tentara Allah yang ditugaskan untuk urusan-urusan tertentu. Diantara malaikat-malaikat Allah kita mengenal antara lain malaikat yang sepuluh, delapan malaikat yang mengusung Arsy Allah (QS Al-Haaqqah : 17), dan malaikat-malaikat yang ditugaskan untuk menolong orang-orang mukmin yang sedang berjihad (QS Al-Anfal : 9).

Sifat-sifat malaikat :

1)Memiliki dua, tiga, atau empat sayap (QS Faathir : 1), kecuali Jibril - yang merupakan malaikat yang paling besar -  memiliki 600 atau 700 sayap (Shahih Al-Bukhari). 

2)Suka berkumpul di majelis-majelis dzikir / ilmu sembari memohonkan ampun bagi yang ada disitu dan mengepak-ngepakkan sayap mereka sebagai tanda ridha. 

3)Merupakan tentara-tentara Allah yang tidak pernah bermaksiat (membangkang) atas perintah Allah kepada mereka dan senantiasa mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah kepada mereka. 

4)Tidak menikah, tidak makan, dan tidak minum. 

5)Tidak memasuki rumah yang didalamnya terdapat patung-patung atau gambar-gambar yang diharamkan. 

6)Menyukai tempat-tempat yang bersih.

 

Jin

Jin dan manusia yang dua makhluq Allah yang dibebani dengan syariat agama, sehingga dikenai pahala dan siksa. Semua jin bisa meninggal dunia kecuali Iblis dan keturunannya yang ditangguhkan kematiannya sampai Hari Kiamat. Iblis dahulunya juga jin tetapi setelah menolak sujud kepada Adam atas perintah Allah, ia beserta keturunannya dilaknat oleh Allah. Jadi Iblis dan keturunannya kafir seluruhnya, berbeda dengan jin yang terdiri atas mukmin dan kafir. Jin yang kafir ini sering juga disebut sebagai syaithan karena memiliki sifat yang serupa. Disamping itu, istilah syaithan juga dipakai untuk manusia yang memiliki sifat-sifat syaithan. Adapun jin yang muslim, sebagaimana manusia, ada yang benar-benar taat dan ada pula yang suka berbuat maksiat.

Syaithan dan jin menikah, makan, dan juga minum. Keduanya tingal di alam yang tidak terlihat oleh manusia, tetapi mereka bisa melihat manusia. Tetapi jika mereka menampakkan diri di alam tampak dalam wujud alam tampak maka manusia bisa melihat mereka.

Page 6: Aqidah Ruhaniyah

Syaithan dan jin yang ingkar menyukai tempat-tempat yang kotor dan juga rumah-rumah yang tidak dibacakan Al-Qur’an didalamnya dan rumah-rumah yang penghuninya tidak pernah berdzikir kepada Allah.

Page 7: Aqidah Ruhaniyah

5 perkara ghaib

1.    Hari Kiamat2.    Turunnya Hujan3.    Apa Yang Ada Di Dalam Rahim4.    Apa Yang Dikerjakan/Diperolah Besok Hari5.    Di Bumi Mana Manusia Akan Meninggal

Hari KiamatTidak ada makhluk didunia ini, jin, manusia, nabi dan malaikatnya

yang mengtahui kapan terjadinya hari kiamat, tahun apa, bulan apa, minggu apa, hari apa, jam berapa dan menit berapa, melainkan Allah satu-satunya, juga hambaNYa Dalam ayat lain Allah menceritakan,

 “mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang kiamat, ‘kapan terjadinya?’ katakanlah!, ‘sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu ada pada tuhanku, tidak ada seorangpun yang dapat menjelaskan kapan terjadinya kecuali Dia.” (QS Al-A’rof 187)

Dalam hadits JIbril yang masyhur, Rasul ditanya tentang hari kiamat, kemudian beliau menjawab “mal-mas’uulu ‘anha bi a’lama minas-sa’il (yang ditanya tidak lebih tahu dari pada yang bertanya)”, artinya yang ditanya dan yang bertanya sama-sama tidak tahu. Kemudian rasul hanya menjelaskan tentang tanda-tandanya saja. 

Kemarin kita dihebohkan dengan wacana yang dikeluarkan oleh salah satu suku di negeri jauh sana yang menyatakan bahwa kiamat akan terjadi pada tahu 2012, bahkan ini difilmkan dan filmnya laris manis menjadi tontonan dan perbincangan disetiap Negara bahkan.

Apakah benar kiamat akan terjadi pada tahun 2012 seperti yang mereka katakana? Jawabannya : bisa lebih cept, bisa juga lebih lambat, wallahu a’lam. Tidak ada yang mengetahui kepastian kiamat kecuali Allah SWT. Sudah dijelaskan diatas bahwa Rasul dan JIbrilpun yang sudah jelas kedekatannya dengan Allah saja tidak tahu, apalagi orang biasa yang tidak jelas apakah ia sholeh atau tidak.

2.    Turunnya HujanBegitu juga dengan hujan, tidak ada seorangpun yang mengetahui

dengan pasti kapan hujan akan turun. Dan ketika hujan turun tidak ada seorangpun yang tahu kapan hujan ini akan berhenti. Dan dimana hujan itu akan turun. Namun jika Allah memrintahkan maka malaikat yang bertugas akan tahu kapan dan dimana hujan itu turun.

Kapan, dimana hujan akan turun, juga dengan detail Allah mengathui berpa debit air yang turun ketika itu. Dan tidak ada ilmu pengetahuan manapun yang mampu mejelaskan ini. Adapun prakiraan-prakiraan cuaca yang sering kita saksikan di tv-tv berita, itu hanya sekedar pra kira berdasarkan sifat-sifat alam yang terjadi, bukan suatu kepastian tentang turunnya hujan.

Namun sudah menjadi rahasia umum, bahwa yang terjadi di kalangan masyarakat, apalagi mereka yang ingin mengadakan suatu walimah atau resepsi, mereka menggunakan jasa pawang hujan. Entah mungkin ada nama lain buat si  pawang ini yang bertugas agar huja  tidak

Page 8: Aqidah Ruhaniyah

turun ketika agenda tersebut dilaksanakan. Tapi yang jelas ini adalah kebohongan yang nyata dan jelas melanggar syariat, karena telah jelas si pawang mengaku-ngaku tahu akan hujan, padahal jelas hanya Allah lah yang tahu.

“Dia (Allah) mengatahui yang ghaib dan Dia tidak memperlihatkan kepada siapa pun tentang yang ghaib itu” (QS Al-Jinn 26)

Kalaupun hujan benar-benar tidak turun pada hari itu, ya itu memang sudah ditentukan oleh Allah, bukan karena mantra si pawang. Juga sebaliknya jika hujan itu turun setelah dilakukan ritual, itu karena Allah menakdirkan hujan turun ketika itu, dan bukan karena ritual. Karena ritual dan sejenisnya itu tidak mempunyai kekuatan apa-apa.

3.    Apa Yang Ada Di Dalam RahimMemang dengan berkembangnya teknologi modern zaman

sekarang, orang sudah bisa mengetahui apa yang sedang dikandung oleh para istri mereka. Laki-laki atau perempuan kah bayi yang sedang dikandung, dan besar kecilnya, juga cacat atau tidak.

Tapi subhanallah  tidak ada seorang pun yang tahu apakah anak ini akan selamat ketika ibunya melahirkannya, berimankah ia setelah dilahirkan atau kufur, bahagia kah ia atau celaka.

Belum tentu bayi yang keluar dari rahim ibu yang miskin akan menjadi miskin pula besarnya nanti, tidak juga bayi yang keluar dari rahim ibu yang sholihah akan menjadi sholihah juga. Tidak ada yang mengetahuinya keculi Allah SWT.

 Rasul SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh syaikhoni dari sahabat Ibnu mas’ud ra,

� ي�وما أرب�عين� ه م�أ� ب�ط�ن في ه� ل�ق� خ� م�ع� ي�ج� د�ك�م� أح� إن�

ث�ل� م غ�ة� م�ض� ي�ك�ون� ث�م� ، ذلك� ث�ل� م ة� ع�ل�ق� ي�ك�ون� ث�م� ، ة� ن�ط�ف�ر� م� ي�ؤ� و� ، وح� الر4 يه ف خ� ي�ن�ف� ف� ، ل�ك� الم� ل� س� ي�ر� ث�م� ، ذلك�

ز� : ر بك�ت�ب ات> ك�لم� ب�ع و� بأر�� أ ي? ق و�ش� له و�ع�م� له و�أج� ه ق

Cيدع س�“sesunguhnya seseorang diantara engkau semua dikumpulkan

kejadiannya dalam rahim ibunya selama 40 hari sebagai mani, kemudian menjadi segumpal darah dalam waktu 40 hari, kemudian menjadi segumpal daging dalam waktu 40 hari pula. Kemudian diutuslah seorang malaikat, lalu ia meniupkan ruh kedalam janin tersebut. Dan diperintahkah malaikat tersebut dengan (menuliskan) 4 perkara; rezekinya; ajalnya; amalnya; dan apakah ia termasuk golongan orang-orang celaka atau bahagia.”

4.    Apa Yang Dikerjakan/Diperolah Besok HariSetiap manusia, apapun keilmuannya, kesaktiannya, kesholihannya

tidak akan mengetahui apa yang akan ia lakukan atau ia peroleh dengan pasti esok hari. Dalam segala hal, termasuk rezki, nasib, keuntungan, dan sebagainya. Kebiakkan kah yang akan ia peroleh atau keburukan? Karen perkara hari esok adalah perkara yang ghaib dan hanya Allah lah yang menguasai semua perkara ghaib.

Page 9: Aqidah Ruhaniyah

Setiap manusia hanya berkata : “saya akan begini”, “saya akan begitu”, “saya akan mendapatkan ini”, “saya akan mendapatkan itu”, tapi apakah benar keesokkan harinya ia akan melakukan atau menperoleh semua yang ia rencanakan kemarin? Tentu semua itu Allah yang menentukan. Manusia hanya bisa berharap dan berdo’a.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Baihaqi dalam kitabnyasyu’abul-iman, Rasul SAW menegaskan bahwa, “sesungguhnya rezki Allah tidak akan tertarik(didapati) oleh usaha seseorang, dan tidak akan ditolah oleh kebencian seseorang.” Seberapapun usaha manusia untuk mendatangkan rizki tapi Allah tidak menghendakinya, maka tak akan datang rezki tersebut. Dan juga sebaliknya, seberapapun usaha seseorang untuk mencegah datangnya rezki kepada salah seorang diantaranya tapi Allah menghendaki untuknya rezki, maka sia-sialah usaha tersebut.

Karena tidak ada yang terjadi dibumi ini kecuali atas kehendakNya, bahkan daun jatuh pun dari pohon dan kapan daun itu jatuh ke bumi itu semua atas pengetahuan Allah SWT.

“tidak ada sesuatu apa pun yang kami luputkan di dalam kitab (lauh mahfuz).”(QS Al-An’am 38)

5.    Di Bumi Mana Manusia Akan MeninggalDr. Aidh Al-Qorniy dalam salah satu tulisannya pernah mengutip

sebuah cerita yang terjadi pada zaman Nabi Sulaiman Alayh salam. Dikisahkan bahwa Nabi Sulaiman sedang berkumpul dengan para pengikutnya.

Namun ada salah satu pengikutnya yang merasa tidak nyaman duduk berkumpul karena ada seseorang yang tepat duduk disamping Nabi Sulaiman terusmelototinya. Kemudian dengan gelisah ia bertanya kepada Nabi Sulaiman, “siapakah gerangan orang tersebut yang sangat tajam melotot kepada ku itu?”. Nabi Sulaiman menjawab, “ia adalah Malaikat Maut yang menyamar sebagai manusia.” Mendengar jawaban tersebut, pengikut tersebut kaget dan ketakutan, menyangka bahwa ajal akan tiba. Kemudian ia berkata kepada Nabi Sulaiman, “wahai nabi! Mintalah kepada Allah agar memindahkan aku dengan anginNya ketempat yang sangat jauh!.”Kemudian nabi berdo’a maka hilanglah pengikut tersebut. Dalam suatu riwayat ia diterbangkan oleh angin ke negeri India.

Tak lama setelah itu, Nabi Sulaiman bertanya kepada malaikat Maut tersebut,“kenapa kamu melototi orang tersebut seperti itu?.” Kemudian ia menjawab, “aku heran wahai Nabi. Aku mendapat perintah dari Allah untuk mencabut nyawa orang ini siang nanti di negeri India, tapi mengapa pagi ini ia masih berada disini?.”

Kematia adalah suatu misteri yang tidak ada seorang pun yang tahu kapan, dimana dan bagaimana ia meninggalkan dunia ini. Maka sejogjanyalah kita sebagai seorang muslim yang tak punya daya apa-apa untuk selalu memohon kepada Allah agar kita diwafatkan dalam keadaan yang husnul khotimah.

Inilah 5 perkara ghaib yang tidak ada satu makhluk pun didunia ini baik jin, manusia bahkan malaikat yang mengetahui hakikatnya kecuali Allah SWT semata. Jadi perkara ghaib bukan semata perkara mistis, atau

Page 10: Aqidah Ruhaniyah

perkara dunia lain yang menyeramkan, atau pula perkara berhubungan dengan makhluk lain. Tetapi perkara ghaib ialah perkara yang kita sama sekali tidak punya kuasa untuk mengetahuinya, dan tak terlihat, baik dengan mata, pikiran atau hayalan.

Dan ini menjadi penting untuk diketahui, agar kita menjadi yakin akan kekuasaan Allah. Dan agar terhindar dari ikut campur atau masuk ke dalam 5 perkara ghaib tersebut.

Artinya siapa yang mengaku-ngaku mengetahui tentang 5 hal tersebut maka ia kafir. Atas dasar bahwa ia telah mengingkari apa yang ada dalam Al-qur’an. Dan Ijma’ulama bahwa siapa yang mengingkari apa yang ada dalam al-qur’an satu hururf saja maka ia telah menjadi kafir

Page 11: Aqidah Ruhaniyah

Ayat yang sering kita baca akan Engkau aku menyembah dan akan Engkau aku minta pertolongan (Al-Fatihah: 50) merupakan salah satu pondasi aqidah bagi kita, dimana ayat ini menekankan bahwa hanya Allah lah tempat bagi kita untuk minta pertolongan. Ustadz Sayyid Qutb dalam tafsir Fi Zilalil Qur’annya mengomentari ayat ini “Ini satu lagi 'aqidah pokok yang lahir dari 'aqidah-'aqidah pokok yang lepas yang telah diterangkan dalam surah ini, yaitu 'aqidah tiada 'ibadat melainkan untuk Allah dan tiada permohonan pertolongan melainkan kepada Allah”.

Kemudian juga dalam ayat yang lain Allah berfirman Allah tempat bergantung (QS Al-Ikhlas: 2). Ust Sayyid Qutb dalam tafsirnya menjelaskan ayat ini “Dialah sahaja yang ditujukan untuk memenuhi hajat-hajat dan Dialah sahaja yang menyahut seruan hamba-hamba-Nya yang mempunyai hajat. Dialah sahaja yang memutuskan segala perkara dengan keizinan-Nya dan tiada siapa yang turut membuat keputusan bersama-sama-Nya”.

Jika kita menimbang kedua ayat diatas dengan permintaan kepada pawang hujan untuk menghentikan atau memindahkan hujan, maka jelas menyalahi ayat ini. Jika ayat ini berisi tentang tuntunan aqidah yang lurus, maka berarti permintaan kepada pawang hujan menyalahi aqidah yang lurus.

Ada mungkin kita yang beralasan bahwa sebenarnya kita juga memohon kepada Allah, pawang hujan hanya menjadis sarana/perantara bagi kita dalam berdoa. Maka komentar ini bisa kita jawab, kenapa kita harus meminta orang lain untuk berdoa? Kenapa tidak kita saja yang langsung berdoa kepada Allah. Bukankah doa kita dengan doa sang pawang sama. Bukan tempat yang kita minta sama, yaitu Allah, atau jangan-jangan permohonan yang disampaikan sang pawang bukan kepada Allah?!.

Kalaupun kita minta didoakan, kenapa meminta doanya tidak kepada para ulama yang sudah jelas aqidahnya. Biasanya ketika menemui pawang, maka ada syarat-syarat yang diminta, maka ini adalah sebuah kejanggalan, karena dalam berdoa Allah tidak meminta apapun, yang meminta syarat-syarat tertentu biasanya adalah para jin, syetan, dan para sekutunya. Kalau memang benar permintaannya kepada makhluk Allah (jin atau syetan), maka sudah jelaslah kesyirikannya.

Dengan kita sangat yakin saja dengan pawang, itu bisa dikhawatirkan jatuh kepada kesyirikan, karena sebenarnya kita percaya akan kekuatan sang pawang. Kita percaya pawang bisa menahan dan memindahkan hujan, ini adalah pikiran yang menyimpang dari aqidah yang lurus.

Hujan adalah sesuatu yang menjadi rahasia Allah dan menjadi ranah kekuasaan Nya, dalam sebuah hadist Rasulullah SAW bersabda: “Ada lima kunci ghaib yang tidak diketahui seorangpun kecuali Allah: Tidak ada seorangpun yang mengetahui apa yang akan terjadi esok hari, tidak ada seorangpun yang mengetahui apa yang terdapat dalam rahim, tidak ada satu jiwapun yang tahu apa yang akan diperbuatnya esok, tidak ada satu jiwapun yang tahu di bumi mana dia akan mati, dan tidak ada seorangpun yang mengetahui kapan turunnya hujan.” (HR. Al-Bukhari no. 1039).

Hujan adalah perkara ghaib. Karenanya, barangsiapa yang mengklaim bisa menurunkan hujan atau mengklaim bisa menahan turunnya hujan (pawang hujan)

Page 12: Aqidah Ruhaniyah

maka dikhwatirkan jatuh kepada kesyirikan berdasarkan dalil-dalil yang sangat banyak yang menjelaskan kafirnya makhluk yang mengklaim mengetahui perkara ghaib.

Lalu bagaimana dengan prediksi cuaca oleh BMKG, maka perlu ditekankan itu bukan berarti mengetahui pasti turunnya hujan, terbukti ada banyak prediksi yang kurang tepat. Bahkan bahasa yang BMKG gunakan adalah Perkiraan Cuaca.

Allah SWT berfirman: “Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Fathir: 2). Sebagian ulama seperti penulis tafsir Al Jalalain mengatakan bahwa rahmat yang dimaksudkan di sini adalah rizki dan hujan.

Al Qurthubi mengatakan bahwa sebagian ulama menafsirkan rahmat dalam ayat di atas dengan hujan atau rizki. Mereka mengatakan, “Hujan atau rizki yang Allah datangkan pada mereka, tidak ada satu pun yang dapat menahannya. Jika Allah menahannya untuk turun, maka tidak ada seorang pun yang dapat menurunkan hujan tersebut.”

Seperti yang disampaikan sebelumnya, hujan adalah perkara ghaib, maka selaku orang beriman, kita meyakini hanya Allah yang mengetahui perkara yang ghaib dan manusia/makhluk tidak punya pengetahuan apa-apa tentang yang ghaib. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Luqman: 34).

Karena memang pawang hujan menyalahi aqidah dan tidak luput dari bantuan makhluk halus (jin dan syetan), maka terkadang akan berdampak kepada orang memohon kepada pawang. Bantuan yang diberikan oleh para jin dan syetan tentu tidak gratis. Maka kenapa terkadang kita melihat ketika setelah acara yang didalamnya menggunakan jasa pawang hujan, terdapat sesuatu yang tidak kita inginkan, kita tidak merasa tenang, terjadi perselisihan dengan sesama kita, terjadi permusuhan, atau lebih dari itu. Bahkan yang jauh lebih mahal dari itu semua adalah aqidah kita yang tergadaikan.

Memohon kepada Allah supaya Allah tidak menurunkan hujan ketika kita sedang punya hajat dengan cara dan doa yang benar sesuai dengan tuntunan tentu tidak menjadi masalah. Tapi masalahnya adalah ketika cara yang kita tempuh itu adalah salah.

JENIS DAN CARA KERJA PAWANG HUJAN:

1. "Pawang hujan" yang sifatnya ilmiah biasa dilakukan oleh Tim BPPT/BMKG memakai teknologi modifikasi cuaca antara lain dengan cara memasang generator aerroso (pembangkit) berbahan baku kimia yang dilarutkan dan dibakar sehingga menghasilkan partikel hygroscopis dengan ketebalan dibawah 1 mikron. Alat yang

Page 13: Aqidah Ruhaniyah

menghasilkan partikel ini berfungsi untuk memandulkan awan yang berpotensi hujan menjadi awan putih dan hilang dari lokasi target yang diinginkan. Profesi "pawang hujan" seperti ini menurut para ulama diperbolehkan dalam islam. Allahu a'lam.

2. Pawang hujan yang memakai sihir. Sang pawang dengan prosesi ritual tertentu (misalnya menancapkan bawang, cabe dan lainnya) meminta bantuan jin dan sejenisnya untuk memindahkan/meniup awan dari satu tempat ke tempat lain (tentunya dengan izin Allah). Praktek semacam ini jelas termasuk syirik akbar/besar dan haram dalam islam.

CARA MENGHENTIKAN HUJAN SESUAI SUNNAH

Islam telah mengajarkan teknik/cara untuk menghentikan atau memindahkan hujan. Cara tersebut sama sekali tidak mahal seperti yang dilakukan tim BPPT/BMKG yang bisa menghabiskan biaya ratusan juta untuk satu kali project. Cara ini juga bisa diterapkan secara cepat dan bisa dilakukan oleh semua kaum muslimin hanya dengan menengadahkan tangan, berdoa dengan penuh kekhusyu'an. Dan yang paling penting dari itu semua, cara ini adalah cara yang bebas dan aman 100 % dari kesyirikan bahkan merupakan bagian dari pengamalan sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

�م� ق�ائ �م� ل و�س� ه� �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى �ه� الل س�ول� و�ر� �ر� ب م�ن ال و�ج�اه� �ان� ك �اب ب م�ن ج�م�ع�ة� ال �و م� ي د�خ�ل� ج�ال- ر� ن�� أ

: م�و�اش�ي ال �ك�ت ه�ل �ه� الل س�ول� ر� �ا ي ف�ق�ال� �م-ا ق�ائ �م� ل و�س� ه� �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى �ه� الل س�ول� ر� �ل� �ق ب ت ف�اس �خ ط�ب� ي : : . �ه�م� الل ف�ق�ال� ه� �د�ي ي �م� ل و�س� ه� �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى �ه� الل س�ول� ر� ف�ع� ف�ر� ق�ال� �ا �ن �غ�يث ي �ه� الل ف�اد ع� �ل� ب Aالس ق�ط�ع�ت و�ان

�ا ق�ن اس �ه�م� الل �ا ق�ن اس �ه�م� الل �ا ق�ن .اس ت �ي ب م�ن ع ل س� ن� �ي و�ب �ا �ن ن �ي ب و�م�ا -ا ئ ي ش� و�ال� ع�ة- ق�ز� و�ال� ح�اب س� م�ن م�اء� الس� ف�ي ى �ر� ن م�ا �ه� و�الل و�ال� �س� �ن أ ق�ال� . : . ت م ط�ر�

� أ �م� ث ت ر� �ش� ت ان م�اء� الس� �و�س�ط�ت ت �م�ا ف�ل Aر س� الت ل� م�ث �ة� اب ح� س� �ه� ائ و�ر� م�ن �ع�ت ف�ط�ل ق�ال� د�ار و�ال�Pا: ت س� م س� الش� �ا ن �ي أ ر� م�ا �ه� و�الل .ق�ال�

Dari Syarik bin Abdillah bin Abi Namir bahwa dia mendengar Anas bin Malik menceritakan:

“Ada seorang laki-laki masuk ke dalam masjid pada hari Jumat dari pintu yang berhadapan dengan mimbar, sedangkan saat itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sedang berdiri menyampaikan khutbah. Orang itu kemudian menghadap ke arah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sambil berdiri seraya berkata, “Wahai Rasulullah, hewan ternak telah binasa dan jalan-jalan terputus. Maka mintalah kepada Allah agar menurunkan hujan kepada kami!” Anas berkata, “Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengangkat kedua tangannya seraya berdoa: “ALLAHUMMASQINA, ALLAHUMMASQINA, ALLAHUMMASQINA (Ya Allah berilah kami hujan, Ya Allah berilah kami hujan, Ya Allah berilah kami hujan).”

Anas melanjutkan kisahnya, “Demi Allah, sebelum itu kami tidak melihat sedikitpun awan baik yang tebal maupun yang tipis. Juga tidak ada antara tempat kami dan bukit itu rumah atau bangunan satupun.” Anas berkata, “Tiba-tiba dari bukit itu tampaklah awan bagaikan perisai. Ketika sudah membumbung sampai ke tengah langit, awan itupun menyebar dan hujan pun turun.” Anas melanjutkan, “Demi Allah, sungguh kami tidak melihat matahari selama enam hari.”

�خ ط�ب� ي �م� ق�ائ �م� ل و�س� ه� �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى �ه� الل س�ول� و�ر� �ة� �ل م�ق ب ال ج�م�ع�ة� ال ف�ي �اب� ب ال �ك� ذ�ل م�ن ج�ل� ر� د�خ�ل� �م� ث : ه�ا ك �م س� ي �ه� الل ف�اد ع� �ل� ب Aالس ق�ط�ع�ت و�ان م و�ال�

� األ �ك�ت ه�ل �ه� الل س�ول� ر� �ا ي ف�ق�ال� �م-ا ق�ائ �ه� �ل �ق ب ت .ف�اس

Page 14: Aqidah Ruhaniyah

Anas berkata selanjutnya, “Kemudian pada Jumat berikutnya, ada seorang lelaki lagi yang masuk dari pintu yang sama sementara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sedang berdiri menyampaikan khutbahnya. Kemudian orang itu menghadap beliau sambil berdiri seraya berkata, “Wahai Rasulullah, harta benda telah binasa dan jalan-jalanpun terputus. Maka mintalah kepada Allah agar menahan hujan!”

: :� �ام ك اآل ع�ل�ى �ه�م� الل �ا ن �ي ع�ل و�ال� �ا ن �ي ح�و�ال �ه�م� الل ق�ال� �م� ث ه� �د�ي ي �م� ل و�س� ه� �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى �ه� الل س�ول� ر� ف�ع� ف�ر� ق�ال� : . م س� الش� ف�ي �م ش�ي ن �ا ن ج و�خ�ر� ق�ط�ع�ت ف�ان ق�ال� ج�ر� الش� �ت� �اب و�م�ن �ة� و د�ي

� و�األ اب� و�الظVر� � ج�ام و�اآل �ال� ب ج� و�ال

Anas berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lantas mengangkat kedua tangannya seraya berdoa: “Ya Allah turunkanlah hujan di sekitar kami saja dan jangan membahayakan kami. Ya Allah turunkanlah dia di atas bukit-bukit, gunung-gunung, bendungan air (danau), dataran tinggi, jurang-jurang yang dalam serta pada tempat-tempat tumbuhnya pepohonan.” Anas berkata, “Maka hujan berhenti. Kami lalu keluar berjalan-jalan di bawah sinar matahari.”

(HR. Al-Bukhari no. 1013 dan Muslim no. 897).

Syaikh Sholih As Sadlan mengatakan bahwa do’a di atas dibaca ketika hujan semakin lebat atau khawatir hujan akan membawa dampak bahaya seperti banjir dan kerusakan di mana-mana. Wallahu ta'ala a'lam

1. Malaikat Jibril, yang bertugas menyampaikan wahyu dan mangajarkannya kepada para nabi dan rasul.

2. Malaikat Mikail, yang bertugas membagi rezeki kepada seluruh mahluk.

3. Malaikat Israfil, yang bertugas meniup sangkakala kepada seluruh mahluk pada hari kiamat.

4. Malaikat Munkar dan Nakir, yang bertugas memeriksa amal manusia di alam barzah.

5. Malaikat Izrail, yang bertugas mencabut nyawa seluruh mahluk.

6. Malaikat Ridwan, yang bertugas menjaga pintu syurga.

7. Malaikat Malik, yang bertugas menjaga pintu neraka.

8. Malaikat Zabaniah, 19 malaikat penyiksa dalam neraka yang sangat bengis dan kasar.

9. Malaikat Hamalat Al’ Arsy, 4 malaikat pembawa Arsy Allah.SWT saat ini dan pada hari kiamat akan ditambah jumlahnya menjadi 8.

Page 15: Aqidah Ruhaniyah

10. Malaikat Harut dan Marut, kedua malaikat yang akan turun di negeri Babil.

11. Malaikat Dar’dail, yang bertugas mencari manusia yang berdoa, bertaubat dan lainnya pada bulan ramadhan.

12. Malaikat Kiraman Katibin, yang bertugas sebagai pencatat yang mulia kepada Jin dan Manusia.

13. Malaikat Mu’aqqibat, yang bertugas memelihara manusia dari kematian sampai waktu yang telah ditetapkan yang datang silih berganti.

14. Malaikat Arham, yang bertugas untuk menetapkan rezeki, ajal, keberuntungan dan lainnya pada 4 bulan kehamilan.

15. Malaikat Jundallah, yang bertugas sebagai malaikat perang yang membantu nabi dalam peperangan.

16. Malaikat Ad-Dam’u, malaikat yang selalu menangis jika melihat kesalahan manusia.

17. Malaikat An-Nuqmah, malaikat yang selalu berurusan dengan unsur api dan duduk di singgasana berupa nyala api. Dia memiliki wajah kuning tembaga.

18. Malaikat Ahlul Adli, malaikat yang memiliki ukuran besar melebihi ukuran bumi beserta isinya dan dia memiliki 70 ribu kepala.

19. Malaikat berbadan api dan salju, malaikat yang memiliki ukuran besar dengan tubuh setengah api dan setengah salju serta dikelilingi oleh pasukan malaikat yang tidak pernah berhenti berdzikir.

20. Malaikat pengurus hujan, yang bertugas mengurus hujan menurut kehendak Allah.SWT.

21. Malaikat penjaga matahari, 9 malaikat yang bertugas menghujani matahari dengan salju.

22. Malaikat Rahmat, yang bertugas sebagai penyebar keberkahan, rahmat, permohonan ampun dan pembawa roh orang-orang saleh, ia datang bersama Malaikat Maut dan Malaikat Azab.

23. Malaikat Azab, yang bertugas sebagai pembawa roh orang-orang kafir, zalim, munafik. Ia datang bersama Malaikat Rahmat dan Malaikat Maut.

24. Malaikat Pembeda Haq dan Bathil, yang bertugas membedakan antara tindakan yang benar dan salah kepada manusia.

Page 16: Aqidah Ruhaniyah

25. Malaikat Penentram Hati, yang bertugas meneguhkan pendirian seorang mukmin.

26. Malaikat Penjaga 7 pintu langit, yang bertugas menjaga 7 pintu langit. Mereka diciptakan oleh Allah.SWT sebelum langit dan bumi ada.

27. Malaikat Pemberi Salam Ahli Surga, yang bertugas sebagai pemberi salam kepada ahli-ahli surga.

28. Malaikat Pemohon Ampun Untuk Orang Beriman, para malaikat yang berada disekeliling Arsy yang memohonkan ampunan bagi kaum yang beriman.

29. Malaikat Pemohon Ampun Bagi Manusia dibumi, para malaikat yang bertasbih memuji Allah.SWT dan memohonkan ampun bagi manusia-manusia dibumi.

Page 17: Aqidah Ruhaniyah