Post on 27-Apr-2019
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG SISTEM
TATA SURYA PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI KEDUNGWADUK 2
KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN
TAHUN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh :
S U N A R
X7111539
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Sunar
NIM : X7111539
Jurusan/Program Studi : PGSD/FKIP
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul :
“ MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG SISTEM
TATA SURYA PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI KEDUNGWADUK 2
KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN
TAHUN 2011 / 2012 “ ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri.
Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah dikutip dalam
teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas berbuatan saya.
Surakarta, 03 April 2012
Yang membuat pernyataan
S u n a r
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG SISTEM
TATA SURYA PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI KEDUNGWADUK 2
KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN
TAHUN 2011/2012
Oleh :
S U N A R
X7111539
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan
Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Unuversitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, 09 Mei 2012
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Usada, M. Pd Drs. Hadi Mulyono, M. Pd NIP. 19510908 198003 1 002 NIP. 19561009 198212 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan.
Hari : Selasa
Tanggal : 19 Juni 2012
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua Penguji : Drs. Kartono, M. Pd ....................................
Sekretaris Penguji : Drs. Hasan Mahfud, M. Pd ....................................
Penguji Satu : Drs. Usada, M. Pd ....................................
Penguji Dua : Drs. Hadi Mulyono, M. Pd ....................................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
a.n. Dekan,
Pembantu Dekan I
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M. Si
NIP. 196604151991031002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
SUNAR NIM : X7111539 “MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPE
RATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA
TENTANG SISTEM TATA SURYA PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI
KEDUNGWADUK 2 KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN
SRAGEN TAHUN 2011 / 2012”.
Penelitlan Tindakan Kelas : Fakultas Keguruan dan llmu Pendldikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta 2012.
Tujuan penelitian ini adalah:
Meningkatkan hasil belajar IPA tentang sistem tatasurya pada siswa kelasVI SDN
Kedungwaduk 2 Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen Tahun 2011/2012.
Peneltian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas(PTK). Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri Kedungwaduk 2 Kecamatan
Karangmalang Kabupaten Sragen Tahun 2011/2012 sebanyak 28 siswa. Tehnik
pengumpulan data adalah test.Tehnik analisis data yang digunakan adalah analitis
deskiptif komperatif dengan membandingka dan menganalisis capaian hasil
belajar siswa per siklus.
Hasil yang diperoleh dari siklus pertama dan kedua dengan tujuan
meningkatkan hasil belajar IPA sudah memuaskan. Keberhasilan tersebut dapat
diketahui pada siklus pertama rata-rata nilai ulangan 87,59 pada siklus kedua
menjadi 89,81 berarti ada kenaikan 2,2 atau 6,16%. Aspek keaktifan siswa siklus
pertama rata-rata 31,72% menjadi 65,08%. Ada kenaikan 33,36%.Aspek
kooperatif siswa dari 35,22% menjadi 58,68% ada kenaikan 22,46%.
Ketuntasan belajar siswa pada siklus pertama 26 siswa atau 89,28% pada
siklus kedua 28 siswa atau 100%. Dengan demikian hipotesisis yang menyatakan
bahwa:"Ada pengaruh pembelajaran kooperatif model STAD terhadap hasil
belajar IPA siswa kelas VI SD Negeri Kedungwaduk 2 Kecamatan Karangmalang
Kabupaten Sragen Tahun 2011/2012 dapat dibuktikan kebenarannya.
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Sunar NIM: X7111539 THE STAD TYPE OF COOPERATIVE LEARNING
MODEL USE TO IMPROVE THE SCIENCE LEARNING
ACHIEVEMENT ABOUT SOLAR SYSTEM IN THE VI GRADERS OF SD
NEGERI KEDUNGWADUK 2 OF KARANGMALANG SUBDISTRICT OF
SRAGEN REGENCY IN THE SCHOOL YEAR OF 2011/2012”.
Classroom Action Research: Teacher Training and Education Faculty, Sebelas
Maret University, Surakarta, 2012.
The objective of research is to improve the learning achievement of
science about solar system in the VI graders of SD Negeri (Public elementary
School) Kedungwaduk 2 of Karangmalang Subdistrict of Sragen Regency in the
School Year of 2011/2012.
This study was a classroom action research (CAR). The population of
research was the VI graders of SD Negeri Kedungwaduk 2 of Karangmalang
Subdistrict of Sragen Regency in the School Year of 2011/2012 containing 28
students. Technique of collecting data used was test. Technique of analyzing data
used was a descriptive comparative analysis by comparing and analyzing the
achievement of student learning per cycle.
The result obtained in the first and second cycle by improving the Science
learning achievement had been satisfying. Such the success could be seen from
the mean quiz value of 87.59 in the first cycle that increased to 89.81 in second
cycle, meaning there was an increase by 2.2 or 6.16%. The student’s activeness
aspect in the first cycle was 31.72% on the average that increased to 65.08%.
There was an increase by 33.36%. The student’s cooperative aspect in the first
cycle was 35.22% on the average that increased to 58.68%; there was an increase
by 22.46%.
In the first cycle 26 students or 89.28% passed the learning successfully,
and this number increased to 28 students or 100% in the second cycle. Thus, the
hypothesis stating that: “There was an effect of STAD type of cooperative
learning on the Science learning achievement about solar system in the VI graders
of SD Negeri Kedungwaduk 2 of Karangmalang Subdistrict of Sragen Regency in
the School Year of 2011/2012” could be proved for its truth.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
"Jadikanlah sabar dan sholat
sebagai penolongmu. Dan
sesungguhnya yang demikian itu
sungguh berat bagi orang yang
khusu' (yaitu orang yang
meyakini bahwa mereka akan
menemukan Tuhannya dan bahwa
mereka akan kembali pada-
Nya)".
Jadilah orang yang mengerti
bahwa dirimu mengerti, dan
jangan jadi orang yang tidak
mengerti dan tidak mengerti
bahwa dirimu tidak mengerti.
(AlGhozali)
Untuk lebih baik berarti harus
berubah, untuk mendapatkan
kesempurnaan sering melakukan
perubahan.
(Winslon Churchill)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan
kepada :
1. Ibu dan Ayah terhormat
2. Istriku tercinta
3. Anak-anakku tersayang
4. Sahabat-sahabatku terkasih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT, karena
telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan Skripsi ini.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari sesungguhnya bahwa skripsi ini tidak dapat selesai
tanpa bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberi izin untuk menyusun Skripsi .
2. Ketua Program Studi Pendidikan yang telah memberi izin untuk menyusun
skripsi
3. Drs. Usada, M. Pd Selaku Dosen Pembimbing I yang telah senantiasa
memberi bimbingan dan pengarahan dalam menyusun skripsi ini.
4. Drs. Hadi Mulyono, M. Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah
senantiasa memberi bimbingan dan pengarahan dalam menyusun skripsi.
5. Drs. Kartono, M. Pd selaku Dosen Pengampu mata kuliah PTK yang telah
mengajarkan dan memberi bimbingan selama kuliah.
6. Drs. Hasan Mahfud, M. Pd selaku Dosen Pengampu mata kuliah PTK
yang telah mengajarkan dan memberi bimbingan selama kuliah
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah
mengajarkan dan memberi bimbingan selama kuliah..
8. Kepala SD Negeri Kedungwaduk 2 yang selalu memberi motivasi dan
dorongan serta telah memberi izin penelitian.
9. Semua rekan-rekan guru yang mengajar di SD Negeri Kedungwaduk 2,
yang selalu memberi motivasi dan dorongan dalam menyelesaikan tugas
akhir ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
10. Rekan-rekan di bangku kuliah yang telah membantu, baik moral maupun
spiritual.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam menyusun skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Hal ini semata-
mata karena keterbatasan kemampuan penulis. Untuk ini kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis
dan pembaca yang budiman serta dunia pendidikan pada umumnya.
Surakarta, 03 April 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
Halaman :
HALAMAN JUDUL .................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN .................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN ....................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN ................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ........................................................... vi
HALAMAN MOTTO ............................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................ x
DAFTAR ISI ............................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................. 1
A. Latar Belakang .......................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ....................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ..................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA.........................……………... 8
A. Landasan Teori .......................................................... 8
B. Kerangka Berpikir ...................................................... 29
C. Hipotesis ................................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN....................................... 32
A. Tempat Penelitian ....................................................... 32
B. Waktu Penelitian ....................................................... 32
C. Subyek Penelitian ...................................................... 33
D. Teknik dan alat Pengumpulan Data ............................ 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
E. Validitas Data ........................................................... 36
F. Teknik Analisis Data ...............…………………...... 37
G. Indikator Kinerja ...................................................... 37
H. Prosedur Penelitian ................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .... 42
A. Deskripsi Pratindakan ................................................ 42
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus........................ 43
C. Perbandingan Hasil Tindakan Tiap Siklus ............... 50
D. Pembahasan .............................................................. 54
BAB. V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............. 56
A. Simpulan .................................................................. 56
B. Implikasi ................................................................... 56
C. Saran ......................................................................... 57
DAFTAR PUSATAKA .......................................................... 58
LAMPIRAN – LAMPIRAN ................................................... 60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel : Halaman :
1. Rekap nilai kondisi awal .............................................................. 1
2. Jadwal pelaksanaan penelitian ................................................... 30
3. Jadwal pelajaran kelas VI SDN Kedungwaduk 2 ...................... 31
4 Aktifitas siswa siklus 1 .................................................................. 43
5. Kooperatif siswa siklus 1 ............................................................. 43
6. Nilai hasil evaluasi siklus 1 .......................................................... 44
7 Aktifitas siswa siklus 2 .................................................................. 46
8. Kooperatif siswa siklus 2 ............................................................. 46
9. Nilai hasil evaluasi siklus 2 .......................................................... 47
10. Peningkatan Keaktifan siswa siklus 1 dan 2 .............................. 50
11. Peningkatan kooperatif siswa siklus 1 dan 2 .............................. 51
12. Rekapitulasi siswa yang telah tuntas belajar .............................. 52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR / DIAGRAM
Gambar / Diagram : Halaman :
1. Alur kerangka berpikir .............................................................. 29
2. Alur penelitian tindakan kelas .................................................. 39
3. Diagram hasil evaluasi siklus 1 ................................................. 44
4. Diagram hasil evaluasi siklus 2 ................................................. 47
5. Hasil evaluasi siklus 1 dan 2 serta peningkatannya ................... 50
6. Diagram peningkatan kooperatif siswa siklus 1 dan 2 ................. 51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Hal.
LAMPIRAN 1 : Data Prasiklus ........................................................ 61
LAMPIRAN 2 : Silabus .................................................................... 62
LAMPIRAN 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) 1 ...... 63
LAMPIRAN 4 : Lembar Soal Diskusi Siswa Siklus 1 ..................... 68
LAMPIRAN 5 : Kisi-Kisi Soal Siklus 1........................................... 69
LAMPIRAN 6 : Soal-Soal Tes Siklus 1 .......................................... 70
LAMPIRAN 7 : Kunci Jawaban Soal Siklus 1 ................................ 72
LAMPIRAN 8 : Daftar Nilai Ulangan Siklus 1 .............................. 73
LAMPIRAN 9 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) 2 ..... 74
LAMPIRAN 10 : Lembar Soal Diskusi Siswa Siklus 2 ................... 80
LAMPIRAN 11 : Kisi-Kisi Soal Siklus 2 .......................................... 81
LAMPIRAN 12 : Soal-Soal Tes Siklus 2 .......................................... 82
LAMPIRAN 13 :Kunci Jawaban Soal Siklus 2 ................................. 84
LAMPIRAN 14 : Daftar Nilai Ulangan Siklus 2 ............................... 85
LAMPIRAN 15 : Lembar Observasi Siswa Kelompok 1 .................. 86
LAMPIRAN 16 : Lembar Observasi Siswa Kelompok 2 .................. 87
LAMPIRAN 17 : Lembar Observasi Siswa Kelompok 3 .................. 88
LAMPIRAN 18 : Lembar Observasi Siswa Kelompok 4 .................. 89
LAMPIRAN 19 : Lembar Observasi Siswa Kelompok 5 .................. 90
LAMPIRAN 20 : Lembar Observasi Siswa Kelompok 6 .................. 91
LAMPIRAN 21 : Lembar Observasi Siswa Kelompok 7 .................. 92
LAMPIRAN 22 : Lembar Observasi Guru Siklus 1 .......................... 93
LAMPIRAN 23 : Lembar Observasi Guru Siklus 2 .......................... 94
LAMPIRAN 24 : Daftar Nama-Nama Kelompok Siswa .................. 95
LAMPIRAN 25 : Pembatasan Waktu Proses Pembelajaran .............. 96
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Menurut pengamatan sementara peneliti, dari 28 siswa kelas VI SD
Negeri Kedungwaduk 2 Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen, pada
ulangan harian IPA materi tentang sistem tata surya menunjukkan siswa yang
mendapat nilai diatas KKM hanya 13 siswa ( 46,43 % ). Sedangkan yang
mendapat nilai dibawah KKM 15 siswa ( 53,57% ). Nilai rata-rata kelas hanya
mencapai 56,93. Sedangkan KKM nya 65. Data tersebut dapat kita lihat pada
rekap nilai dibawah ini :
No Rentang Nilai Jumlah Siswa Keterangan
1 85 keatas 3 Tuntas
2 75 – 85 4 Tuntas
3 65 – 75 6 Tuntas
4 55 – 65 9 Belum Tuntas
5 55 kebawah 6 Belum Tuntas
Tabel 1 Rekap Nilai Kondisi Awal
Data selengkapnya pada lampiran 1 halaman 58.
Rendahnya hasil belajar ilmu pengetahuan alam tentang sistem tata surya
disinyalir merupakan akibat dari :
Kurang bervariasi model pembelajaran sehingga siswa kurang
termotivasi dalam proses pembelajaran IPA. Penerapan sistem pengajaran
dengan menggunakan model atau metode yang tepat akan memberikan suatu
motivasi belajar yang lebih baik bagi anak didik. Dalam meningkatkan kualitas
proses belajar mengajar tersebut selain pendidiknya harus kreatif, dituntut pula
adanya partisipasi aktif dari siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.
Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga siswa
mendapatkan kesempatan untuk berinteralksi satu sama lain. Dalam interaksi ini,
siswa akan membentuk komunitas yang memungkinkan mereka untuk mencintai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
proses belajar dan mencintai satu sama lain. Dalam suasana belajar yang penuh
dengan persaingan dan pengisolasian siswa, sikap dan hubungan yang negative
akan terbentuk dan mematikan semangat siswa. Suasana seperti ini akan
menghambat pembentukan pengetahuan secara aktif. Oleh karena itu,pengajar
perlu menciptakan suasana belajar sedemikian rupa sehingga siswa bekerja sama
secara gotong royong. Dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia
berkualitas melalui jalur pendidikan khususnya Ilmu Pengetahuan Alam, arah
perkembangannya tidak terlepas dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), yang bertujuan memahami dan mampu menggunakan ketrampilan proses
serta metode ilmiah. Sumber daya manusia berkualitas yang dimaksud adalah
terbentuknya pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas belajar
mengajar.
Penerapan pembelajaran di dalam kelas belum sepenuhnya berpusat
pada siswa sehingga proses pembelajaran masih tergantung pada guru.
Mengajar tidak lagi sebagai proses menyampaikan ilmu pengetahuan dari guru ke
peserta didik, melainkan lebih sebagai tugas mengatur aktivitas-aktivitas dan
lingkungan yang bersifat kompleks dari peserta didik dalam usahanya mencapai
tujuan pembelajaran. Guru bukanlah satu-satunya sumber belajar. Paparan
pembelajaran yang berpusat pada guru, dimana peserta didik terbiasa menerima
ilmu pengetahuan secara instant, menjadikannya kurang aktif dalam menggali
ilmu pengetahuan dari berbagai sumber belajar. Sehingga untuk menyiasati perlu
membuat strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan materi pembelajaran
dan kemampuan dasar peserta didik/siswa. Strategi pembelajaran yang tepat akan
membina siswa untuk berpikir mandiri dan menumbuhkan daya kreatifitas, dan
sekaligus adaptif terhadap berbagai situasi. Guru perlu berusaha mengembangkan
kompetensi dan kemampuan siswa. Kegiatan belajar mengajar harus lebih
menekankan pada proses daripada hasil. Setiap orang pasti mempunyai potensi.
Paradigma lama mengklasifikasikan siswa dalam kategori hasil belajar seperti
dalam penilaian ranking dan hasil -hasil tes. Paradigma lama ini menganggap
kemampuan sebagai sesuatu yang sudah mapan dan tidak dipengaruhi oleh usaha
dan pendidikan.Poaradigma baru mengembangkan kompetensi dan potensi siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
berdasarkan asumsi bahwa usaha dan pendidikan bisa meningkatkan kemampuan
mereka.Tujuan pendidikan adalah meningkatkan kemampuan siswa sampai
setinggi yang dia bisa.
Belum adanya pemakaian model pembelajaran yang dapat
mempermudah pemahaman siswa terhadap materi dengan melalui kegiatan yang
menarik dan dapat meningkatkan kreatifitas siswa dalam proses belajar mengajar.
Tugas guru disamping menyampaikan materi juga menciptakan suasana dan
lingkungan belajar yang kondusif serta menarik bagi siswa untuk lebih giat belajar
dan dapat memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam proses belajarnya. Sehingga
diharapkan dengan rancangan pembelajaran yang tepat yang dibuat oleh guru
maka siswa akan memiliki hasil belajar yang maksimal. Untuk itu guru perlu
menguasai dan dapat menerapkan berbagai model pembelajaran, agar dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang sangat beranekaragam dan
kompleks.Tidaklah cukup bagi guru hanya menggantungkan diri pada satu
pendekatan atau model pembelajaran. Bermodalkan kemampuan melaksanakan
berbagai model pembelajaran, guru dapat memilih model yang sangat baik dan
tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu atau yang sangat sesuai
dengan lingkungan belajar atau sekelompok siswa tertentu serta dapat melibatkan
secara aktif dalam proses belajar mengajar. Karena pada hakekatnya belajar
adalah suatu kegiatan yang dilakukan siswa, bukan sesatu yang dilakukan
terhadap siswa. Ada persepsi umum yang sudah berakar dalam dunia pendidikan
dan juga sudah menjadi harapan masyarkat.Persepsi umum ini menganggap
bahwa sudah merupakan tugas guru untuk mengajar dan menyodori siswa dengan
muatan-muatan informasi dan pengetahuan. Guru perlu bersikap atau setidaknya
dipandang oleh siswa sebagai yang maha tahu dan sumber informasi. Tampaknya,
perlu adanya perubahan paradigma dalam menelaah proses belajar siswa dan
interaksi antar siswa dan guru. Sudah seyogyanyalah kegiatan belajar mengajar
juga lebih mempertoimbangkan siswa. Siswa bukanlah sebuah botol kosong
yang bisa diisi dengan muatan-muatan informasi apa saja yang dianggap perlu
oleh guru. Selain itu, alur proses belajar tidak harus berasal dari guru menuju
siswa. Siswa bisa juga saling mengajar dengan sesame siswa yang lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Bahkan, banyak penelitian menunjukkan bahwa pengajaran oleh rekan sebaya
(peerTeaching) ternya lebih efektif daripada pengajaran oleh guru.
Sistem “pembelajaran gotong- royong” atau Cooperatif Learning. Dalam sistem
ini, guru bertindak sebagai fasilitator.
Jadi Implementasi model pembelajaran STAD dalam mata pelajaran IPA
siswa kelas VI SDN Kedungwaduk 2 merupakan jalan yang strategis untuk
meningkatkan hasil belajar IPA pada materi tentang sistem tata surya.
Ada beberapa alasan penting mengapa sistem pengajaran ini perlu dipakai lebih
serimg di sekolah-sekolah. Seiring dengan proses globalisasi, juga terjadi
transformasi sosial, ekonomi, dan demografis yang mengharuskan sekolah dan
perguruan tinggi untuk lebih menyiapkan anak didik dengan ketrampilan-
ketrampilan baru untuk bisa berpartisipasi dalam dunia yang berubah dan
berkembang pesat (Anita Lie, 2007: 12 ).
Menurut Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) pendekatan
terpadu dalam IPA sering disebut dengan pendekatan interdisipliner. Model
pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu sistem pembelajaran
yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif
mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistic
dan otentik (Depdikbud, 2006: 3).Salah satu diantaranya adalah memadukan
kopentensi dasar melalui pembelajaran terpadu siswa dapat memperoleh
pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima,
menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya.
Dengan demikian, siswa terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep
yang dipelajari. Salah satu bentuk pem,belajaran yang berorientasi pada teori ini
adalah model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu
model pem,belajaran di mana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang
memilki tingkat kemampuan yang berbeda dalam menyelesaikan tugas kelompok,
setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan
pembelajaran. Menurut Manning dan Lucking (1992: 70), bahwa belajar
kooperatif mempunyai aspek yang menarik yaitu memungkinkan lingkungan
yang kompetitif yang mendidik dan memacu siswa untuk bersaing satu sama lain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
dan bukan hanya bekerja sama. Pembelajaran kooperatif turut menambah unsur-
unsur interaksi sosial pada pembelajaran IPA. Di dalam pembelajaran kooperatif
siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil dan saling membantu
satu sama lain. Suasana kerjasama tersebut dapat menumbuhkan motivasi siswa
belajar yang terlihat dalam aktifitas pembelajaran melalui kemauan bekerja sama
dengan orang lain sehingga siswa dapat meraih prestasi yang optimal.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang akan mencoba
mengantisipasi kondisi di atas dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD (Student Team Achievenment Division) pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam Kelas VI Sekolah Dasar Negeri Kedungwaduk 2 Kecamatan
Karangmalang Kabupaten Sragen Tahun pelajaran 2011/2012. Penerapan
pembelajaran kooperatif ini berdasarkan kajian teori yang menjabarkan efektifitas
pembelajaran kooperatif dikelas dan didukung hasil-hasil positif dari penerapan
pembelajaran kooperatif.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
Apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams
Achievement Devisions) dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang
sistem tata surya pada siswa Kelas VI SD Negeri Kedungwaduk 2
Tahun Pelajaran 2011/2012 ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan masalah penelitian yang muncul, secara umum
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningatkan hasil belajar IPA
materi sistem tata surya dan posisi penyusun tata surya melalui model
pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (StudentTeams Achievement Divisions) pada
siswa Kelas VI SD Negeri Kedukwaduk 2 Tahun Pelajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat secara teoritis
a. Memberikan sumbangan pemikiran secara ilmiah, menambah dan
memperluas cakrawala pengetahuan khususnya di bidang pembelajaran.
b. Mendukung teori yang telah ada dan sebagai salah satu sumber acuan
bagi penelitian lain yang akan mengadakan penelitian ini lebih lanjut.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa :
1) Meningkatkan minat dan keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran.
2) Siswa akan merasakan pembelajaran yang menyenangkan dan
inovatif.
b. Bagi Guru :
1) Guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
dalam pembelajaran yang lain.
2) Guru dapat termotivasi agar bisa menerapkan variatif metode
pembelajaran yang menyenangkan demi tercapainya tujuan
pembelajaran.
c. Bagi Sekolah :
1) Meningkatkan perbaikan dan keberhasilan proses pembelajaran di
sekolah.
2) Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam upaya
pengadaan inovasi metode pembelajaran di sekolah.
3) Hasil penelitian juga dapat meningkatkan kualitas pendidikan
sekolah yang semakin maju.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
a. Model Pembelajaran :
Model pembelajaran sangat diperlukan oleh guru sebagai pedoman
dalam merencanakan tujuan pembelajaran, hal ini sesuai dengan pendapat
Bruce Joice, Marsha Weil dan Emily Calhoun (200: 6), menyatakan bahwa :
“Model pembelajaran merupakan model belajar, dengan model tersebut guru
dapat membantu siswa untuk mendapatkan atau memperoleh informasi, ide,
ketrampilan, cara berfikir, dan mengekpresikan ide diri sendiri. Selain itu
mereka juga mengajarkan bagaimana mereka belajar”.
Menurut Teoti Soekamto dan Udin Syarifudin Winataputra
(1996: 78), model pembelajaran secara umum dapat didefinisikan
sebagai suatu kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran
dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar
mengajar. Dengan demikian aktivitas belajar mengajar benar-benar
merupakan kegiatan kegiatan yang tertata secara sistimatis.
Menurut Ella Yulaellawati (2004:50) menjelaskan keterkaitan
berbagai komponen dalam suatu pola pemikiran yang disajikan secara utuh.
Model dapat membantu kita melihat kejelasan keterkaitan secara lebih cepat,
Utuh, konsisten dan menyeluruh. Dengan mencermati model, kita dapat
membaca uraian tentang banyak hal dalam sebuah pola yang mencerminkan
alur pikir dan pola tindakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki
oleh strategi atau prosedur tertentu. Ciri-ciri tersebut ialah :
1) Rasional teoritis yang logis yang disusun oleh parapengembangnya
2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar
(tujuan pembelajaran yang akan dicapai)
3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut
dapat dilaksnakan dengan berhasil; dan
4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran
itu dapat tercapai.
Setiap model pembelajaran memerlukan sistem pengelolaan dan
lingkungan belajar yang berbeda.Setiap pendekatan memberikan peran yang
berbeda kepada siswa, pada ruang fisik, dan pada sistem sosial kelas.
(Trianto, 2007: 5).
Model pembelajaran dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi
yang penting, apakah yang dibicarakan adalah tentang mengajar di kelas,
diluar kelas atau mengawasi anak-anak. Karena itu, proses belajar mengajar
tidak hanya memilki makna deskriptif dan kekinian, akan tetapi juga
pembelajaran tertentu memungkinkan guru dapat mencapai tujuan tertentu
dan berorientasi pada jangka panjang bukan tujuan pembelajaran yang lain.
Dari beberapa pengertian model pembelajaran dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran adalah kerangka kontekstual yang melukiskan
prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi
perancang pembelajaran dan cara guru dalam merancang dari melaksnakan
pembelajaran, model menggambarkan keseluruhan urutan alur langkah yang
pada umumnya diikuti oleh serangkaian kegiatan-kegiatan apa yang perlu
dilakukan oleh guru atau siswa, urutan kegiatan-kegiatan tersebut, dan tugas-
tugas apa yang perlu dilakukan oleh siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
b. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning ) :
Menurut Kagan dan Olsen (1992: 8), model pembelajaran
kooperatif (Cooperative Learning) di definisikan sebagai berikut :
“Pembelajaran Kooperatif merupakan model pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk saling berkomunikasi dan bekerja sama serta
berinteraksi dengan susunan dan rancangan tugas yang dibuat oleh guru ,
sehingga tercipta kesempatan munculnya suatu aktivitas berupa kerjasama
secara wajar”.
Terkait dengan model pembelajaran kooperatif, Bill Combs (dalam
Keren I. Medsker and Kristina M. Holdsworth, 2001: 285) menambahkan :
“Pembelajaran kooperatif merupakan lingkungan sosial tempat pembelajaran
berlangsung. Dengan mengasumsikan bahwa seorang pelajar pada akhirnya
akan mendemonstrasikan pembelajarannya ditengah-tengah orang lain,
pembelajaran kooperatif menuntut orang lain agar terlihat dalam proses
pembelajaran. Pendukung dari model ini mengambil posisi yaitu dalam
konteks kelompok kecil, sehingga individual menjadi bertanggungjawab tidak
hanya terhadap pembelajaran mereka sendiri tetapi juga dari orang lain. Oleh
karena itu, mereka tidak hanya memperoleh pengetahuan yang dikuasai tetapi
peningkatan konsep diri, mnotivasi, dan kendaraan menuju pencapaian hasil”.
Lebih lanjut, Bill Combs (2001: 286) mendeskripsikan bahwa :
“Pembelajaran kooperatif bergantung pada kelompok kecil belajar”
pembelajaran kooperatif mempersatukan kelompok-kelompok kecil
sehingga para anggota bekerja sama untuk memaksimalkan
pembelajaran diri mereka sendiri dan dari masing-masing yang lain.
Masing-masing anggota bertanggung jawab untuk menolong rekan
tim mereka untuk belajar.Saat kerjasama ini berlangsung, tim menciptakan
suatu atmosfir lanjut oleh Linda Laundgren (1994: 6), “Pembelajaran
menunjukkan bahwa teknik pembelajaran kooperatif lebih dari sekedar
persaingan antar individu”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Menurut Robert E. Slavin (1995: 5), Cooperative Learning
adalah suatu model pembelajaran yang mengharuskan siswa belajar
dan bekerja dalam kelompok kecil secara kolaboratif dengan struktur
kelompok yang bersifat heterogen. Keberhasilan kelompok tergantung
kemampuian dan aktovitas anggota kelompok baik individual maupun
kelompok. Nurhadi (2004: 112) mendefinisikan Cooperative Learning
adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan
kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan
kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Model pembelajaran kooperatif juga sangat membantu
siswa dalam menumbuhkan kerja sama , berpikirkritis, kemampuan
membantu teman sekelompok dalam memahami materi dan
menyelesaikan tugas-tugas bersama serta pembelajaran kooperatif
dapat meningkatkan penilaian siswa terhadap belajar akademik dan
perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar.
Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar
belajar dalam kelompok. Menurut Anita Lie (2007: 41), terdapat
unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya
yaitu:
- Pembagian kelompok secara heterogen yang merupakan ciri-ciri yang
menonjol dalam model pembelajaran kooperatif.
- Kelompok yang heterogen dapat dibnetuk dengan memperhatikan
keanekaragaman jenis kelamin, latar belakang agama, sosial-ekonomi
dan etnik, serta kemampuan akademis.
- Dalam hal kemampuan akademis, kelompok dalam pembelajaran
kooperatif biasanya terdiri dari satu orang yang memiliki kemampuan
akademis tinggi, dua orang dengan kemampuian sedang dan satu atau
dua lainnya dari kelompok kemampuan akademisnya kurang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Penggunaan model pembelajaran kooperatif dalam proses
pembelajaran memberikan manfaat yang sangat banyak.
Meurut Depdikbud (1999:3), manfaat model pembelajaran kooperatif dalam
proses pembelajaran antara lain :
1) Mengembangkan dan menggunakan ketrampilan berpikir
kritis dan kerjasama kelompok
2) Menyuburkan hubungan antara pribadi yang positif dantar siswa yang
berasal dari latar belakang berbeda (suku, tingkat social, ekonomi ,
kepandaian, dan lain-lain)
3) Menerapkan bimbingan oleh teman (peer Coaching)
4) Menciptakan lingkungan yang menghargai nilai-nilai ilmiah
5) Membangun suasana kerjasama.
Disamping itu manfaat model pembelajaran kooperatif bagi siswa
yang memiliki prestasi belajar yang rendah adalah :
1) Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas,
2) Memilki rasa harga diri yang lebih tinggi,
3) Perilaku mengganggu lebih kecil,
4) Sikap apatis berkurang,
5) Pemahaman lebih mendalam,
6) Hasil belajar lebih tinggi, serta
7) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.
Model Pembelajaran Kooperatif menurut adanya kerjasama
siswa dan saling ketergantungan dalam struktur tugas, tujuan dan
penghargaan. Menurut Anita Lie (2007: 18), yang diperkenalkan
dalam pembelajaran kooperatif bukan sekedar kerja kelompoknya, melainkan
pada penstrukturnya. Jadi, sistem pengajaran cooperative learning bisa
didefinisikan sebagai sistem kerja/belajar kelompok yang
terstruktur.Pembelajaran gotong-royong atau kooperatif disusun secara
terstruktur sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota dalam satu
kelompok melaksanakan tugas dan tanggungjawab pribadinya karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
ada sistem penilaian individu. Siswa tidak bisa begita saja membonceng jerih
payah rekannya dan usaha setiap siswa akan dihargai sesuai dengan poin-poin
perbaikannya.
Lebih lanjut dikemukakan oleh Anita Lie (2007: 31), untuk mencapai
hasil yang maksimal, ada lima unsur model pembelajaran koopreatif yang
harus diterapkan, yaitu :
1) Saling Ketergantungan Positif
Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap
anggotanya.Semua orang dalam kelompok bekerja untuk mencapai tujuan
yang telah digariskan oleh guru.Untuk menciptakan kelompok kerja yang
efektif, guru perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap
anggota harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar tujuan kelompok dapat
dicapai.
2) Tanggung jawab Perorangan
Setiap anggota kelompok harus mempunyai tanggung jawab sendiri agar
tugas selanjutnya dalam kelompok bisa dilaksanakan, setiap anggota
kelompok akan menuntutnya untuk melaksanakan tugas agar tidak
menghambat yang lainnya.
3) Tatap Muka
Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan
berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajaran
untk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dan
sinergi adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan
mengisi kekurangan masing-masing anggota.
4) Komunikasi Antar Anggota
Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para
anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka
untuk mengutarakan pendapat mereka.proses komunikasi ini sangat
bermanfaat dan perlu ditempuh memperkaya pengalaman belajar dan
pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
5) Evaluasi Proses kelompok
Evaluasi dilaksnakan baik secara individu maupun secara
kelompok.Evaluasi individu dilaksanakan untuk mengetahui
pemahaman masing-masing siswa terhadap materi dengan tes yang
diberikan. Pada saat mengikuti tes diusahakan tidak ada kerja sama,
dan pada saat itu siswa harus menunjukkan apa yang mereka pelajari
sebagai individu.
Secara umum, kelompok heterogen disukai oleh para guru
yang memakai model pembelajaran Cooperative Learning karena beberapa
alasan. Pertama, kelompok heterogen memberikan kesempatan untuk saling
mengajar (peer tutoring ) dan saling mendukung. Kedua, kelompok ini
meningkatkan relasi dan interaksi antar ras,etnik, dan agama.
Terakhir, kelompok heterogen memudahkan pengelolaan kelas
karena dengan adanya satu orang yang berkemampuan akademis tinggi, guru
mendapatkan satu asisten untuk setiap tiga orang. Ketrampilan kooperatif
sebagai suatu ketrampilan belajar ternyata memilki tingkat-tingkat, yaitu
tingkat awal, tingkat menengah dan tingkat mahir. Dalam setiap tingkat
terdapat beberapa ketrampilan yang perlu dimiliki siswa agar dapat
melaksanakan pembelajaran kooperatif secara baik.
Menurut Linda Lundgren (1994:L 22-26), ada tiga tingkatan
ketrampilan kooperatif dalam pembelajaran kooperatif, yaitu :
1).Ketrampilan kooperatif tingkat awal, meliputi: menggunakan kesepakatan,
menghargai kontribusi, menggunakan suara pelan, mengambil giliran dan
berbagai tugas, berada dalam kelompok, berada dalam tugas, mendorong
partispasi, mengundang orang lain untuk berbicara, menyelesaikan tugas
tepat pada waktunya, menyebutkan nama dan memandang pembicara ,
mengatasi gangguan, menolong tanpa memberikan jawaban, menghormati
perbedaan individu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
2).Ketrampilan kooperatif tingkat menengah, meliputi : menunjukkan
penghargaan dan simpati, menggunakan pesan “saya”, mengungkapkan
ketidaksetujuan dengan cara yang dapat diterima, mendengarkan dengan
aktif, bertanya, membuat ringkasan, menafsirkan, mengatur dan
mengorganisir, memeriksa ketepatan, menerima tanggungjawab,
menggunakan kesabaran.
3).Ketrampilan kooperatif tingkat mahir, meliputi : mengelaborasi,
memeriksa secara cermat, menanyakan kebenaran, menganjurkan suatu
posisi, menetapkan tujuan, berkompromi, menghadapi masalah-masalah
khusus.
Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas dapat
diambil kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif atau cooperative learning
adalah model pembelajaran yang menekankan kepada sikap atau perilaku
bekerjasama secara teratur antara anggota kelompok dengan struktur
dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif, dan setiap siswa berparsipasi
dalam tugas yang telah ditentukan secara jelas, dan setiap siswa kesempatan
yang sangat luas bagi siswa untuk membangun pengetahuannya melalui
bekerja sama antar siswa dalam kelompok belajar guna mencapai tujuan dari
pembelajaran.
c. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams
AchievenmentDivisionns)
Model pembelajaran kooperatif ada beberapa macam.Menurut
Robert Slavin (1995: 3) ada lima model pembelajaran kooperatif, yaitu :
1) Student Teams-Achivement Divisions (STAD),
2) Team Game Tournaments (TGT),3) Jigsaw,
4) Cooperative Integratid Reading and Composition (CIRC), dan
5) Team Accelerated Instruction (TAI).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD. Adapun langkah-langkah pembalajaran kooperatif
secara umum yang digunakan adalah :
1) Menjelaskan tujuan dan memberikan penekanan pada berbagai hal
attau aspek yang akan diukur maupun yang ingin dikembangkan atau
harus dipelajari oleh siswa, baik mengenai materi pelajaran, sikap,
maupun ketrampilan sosial selama pembelajaran berlangsung.
2) Menjelaskan prosedur pembelajaran yang akan dilakukan secara jelas,
serta menjelaskan metode dan prosedur penilaian yang akan digunakan
selama proses belajar mengajar.
3) Mengondisikan siswa untuk mau dan mampu mengembangkan
kerjasama selama pembelajaran berlangsung, serta membentuk kelompok
siswa berdasarkan rancangan yang disiapkan oleh guru.
4) Membagikan materi atau tugas yang harus dipelajari/dikerjakan
oleh setiap kelompok, serta mengamati kegiatan kerja/belajar
siswa dalam masing-masing kelompok.
5) Melakukan evalusai terhadap hasil kerja/belajar masing-masing
kelompok, serta melakukan evaluasi terhadap materi atau pokok
bahasan yang telah dipelajari siswa/ kelompok secara individual.
6) Memberikan pujian kepada siswa /kelompok yang telah bekerja
dengan baik.
7) Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengajak siswa untuk
mengevaluasi unjuk kerja mereka selama proses pembelajaran,
dan menunjukkan beberapa sikap atau perilaku siswa yang perlu
dikoreksi dan diperbaiki.
Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh
Robert E. Slavin dari The John Hopkins Universty adalah model
pembelajaran kooperatif tipe STAD, model pembelajaran kooperatif tipe
STAD ini dalam pelaksanaannya lebih sederhana dibandingkan dengan model
pembelajaran kooperatif yang lain, dikatakan oleh Slavin (1995: 71)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
“STAD merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang
paling sederhana, sehingga tipe ini dapat digunakan oleh guru-guru yang baru
mulai menggunakan model pembelajaran kooperatif”.
Guru yang menggunakan model membelajaran tipe STAD juga
mengacu pada belajar kelompok serta menyajian informasi akademik baru
kepada siswa dengan menggunakan presentase verbal maupun teks.tekanan
utama untuk model ini adalah keberhasilan target kelompok dengan asumsi
hanya dapat dicapai jika setiap anggota tim berusaha menguasai subyek yang
menjadi bahasan.
Menurut Arends (1997: 71), STAD merupakan kelompok-kelompok
yang memiliki kemampuan yang heterogen dan dalam penilaiannya diberikan
dengan penilaian individu maupun kelompok. Jadi pada model pembelajaran
STAD, yang dilaksanakan adalah lebih menekankan pada proses kerja sama
di dalam kelompok yang heterogen baik kemampuan,jenis kelamin, ras dan
sebagainya serta dalam penilaiannya dilakukan dengan penilaian individu
maupun kelompok dengan tes.
Ada tiga konsep dalam model pembelajaran ini, yaitu :
1) Penghargaan terhadap tim
2) Penghargaan individu, dan
3) Kesempatan yang sama untuk mencapai kesuksesan.
Pada penghargaan tim, hal ini dapat diperoleh apabila tim berhasil
memperoleh point tertinggi dalam suatu periode tertentu, pada
pertanggungjawaban individu, bahwa setiap individu memiliki peran atau
tanggungjawab sendiri-sendiri dalam memperoleh point yang tinggi.
Untuk itu setiap anggota tim harus mampu serta bersedia untuk membantu
rekan satu tim memahami materi agar siap menghadapi soal atau kuis yang
diberikan. Kesempatan yang sama untuk sukses mengidentifikasikan bahwa
apa yang diberikan oleh anggota tim terhadap kelompoknya adalah suatu
perbaikan terhadap keslahan yang telah dilakukan.point dari masing-masing
anggota tim dijumlahkan untuk mendapatkan skor tim sehingga tim dapat
memperoleh penghargaan sebagai tim dengan skor tinggi. Sebaliknya anggota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
yang semula memperoleh nilai atau skor tes rendah harus berusaha mencapai
nilai rata-rata. Lebih lanjut Slavin (1995: 71-85) mengemukakan bahwa
komponen utama dalam tahap atau langkah model pembelajaran tipe STAD
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Tahap Penyajian Materi (class presentations)
Pada tahap ini materi pelajaran diperkenalkan melalui
penyajian kelas, guru menjelaskan materi sesuai topik
pembelajaran.Penyajian materi pelajaran dilakukan secara
langsung dengan menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai, memotivasi siswa tentang perlunya mempelajari materi,
menyajikan materi pokok pembelajaran, memantau pemahaman tentang
materi pokok yang diajarkan.
2) Kegiatan Kelompok (teams)
Selama siswa berada dalam kegiatan kelompok, masing-masing
anggota kelompok bertugas mempelajari materi yang telah disajikan oleh
guru dan membantu teman sekelompok untuk menguasai materi tersebut.
Guru membagi lembar kegiatan kemudian siswa mengerjakan lembar
yang diberikan. Setiap siswa harus mengerjakan secara mandiri dan
selanjutnya saling mencocokkan jawaban dengan teman sekelompoknya.
Guru harus menekankan pada kegiatan tutorial yang maksudnya
bahwa lembar kegiatan untuk dipelajari bukan untuk diisi atau diserahkan
pada guru. Jika siswa mempunyai pertanyaan sebaiknya ditanyakan
terlebih dahulu pada anggota kelompoknya (baru kemudian ditanyakan
pada guru jika tidak terjawab).Adapun langkah-langkah pelaksanaannya
adalah guru melatih ketrampilan kooperatif pada siswa dengan meminta
tiap kelompok mendiskusikan dan mengerjakan lembar kegiatan
kemudian memonitoring kegiatan masing-masing kelompok, serta
memberi penjelasan pada kelompok jika kelompok tersebut mengalami
kesulitan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Adapun langkah-langkah kegiatan siswa pada tahap ini adalah
bekerja sama dalam kelompok untuk mendiskusikan dan mengerjakan
lembar kegiatan siswa,salaing membantu anggota kelompok yang
berjumlah 4-5 orang siswa untuk memahami materi pokok pembelajaran
dalam rangka mengerjakan lembar kegiatan siswa, mengajukan aktifitas
dalam belajar kelompok.
3) Pelaksanaan Kuis Individual ( Quizzes)
Pelaksanaan kuis individual berlangsung kira-kira setelah satu atau
dua periode penyampaian materi oleh guru dan setelah satu atau dua
periode kerja kelompok. Dalam pelaksanaan kuis individual akan
menentukan posisi siswa dalam kelompok dan posisi kelompoknya
diaantara kelompok-kelompok lain. Maksudnya adalah hasil kuis
individual yang dicapai siswa menunjukkan kompetensi yang mampuu
dicapai siswa tersebut dan hasil kuis individual masing-masing siswa
dalam satu kelompok akan dijumlah dan dirata-rata sehingga diperoleh
nilai perkembangan kelompok yang menunjukkan prestasi kelompok.
4) Nilai Perkembangan Individu ( individual improvement scores )
Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui serta menunjukkan
seberapa jauh siswa menguasi yang telah disampaikan dan keterlibatan
dalam proses pembelajaran yang telah berlangsung. Setelah masing-
masing siswa mendapat nilai dan dapat mengetahui posisi mereka di dalam
kelompok, maka mereka harus selalu berusaha agar nilai selanjutnya lebih
baik dari pada hasil yang diperoleh sekarang.
Nilai peningkatan prestasi siswa diperoleh dan poin peningkatan yang
terjadi antara hasil tes awal dengan tes berikutnya pada topik pengajaran
tertentu serta memperhatikan betas an skor atau nilai minimal yang dibuat.
Perbaikan skor berdasarkan per an dari jawaban yang benar dari kuis yang
diberikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
5) Penghargaan Kelompok ( team Recognition )
Setelah melakukan kuis, diperoleh tiga tingkat penghargaan
yangdiberikan untuk prestasi kelompok yaitu kelompok yang istimewa,
kelompok hebat dan kelompok baik. Kelompok akan memperoleh
penghargaan berupa sertifat atau Kriteria yang biasa digunakan yaitu :
kelompok dengan skor rata-rata 15 disebut dengan Goodteam. Skor rata-
rata 20 disebut Greafteam, dan skor rata-rata 25 disebut dengan
Superteam.
Jadi dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada model
pembelajaran Kooperatif tipe STAD, langkah langkahnya yaitu, para siswa
dikelompokkan dalam tim belajar yang beranggotakan 4-5 orang yang
merupakan gabungan dari berbagai tingkatan kinerja, jenis kelamin
maupun etnik atau kelompok yang heterogen. Guru menyajikan pelajaran,
dan kemudian siswa bekerja di dalam tim mereka untuk memastikan
bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya,
seluruh siswa dikenai kuis tentang suatu materi, dan pada saat kuis mereka
mengerjakan secara individual.
2. Hasil Belajar IPA Tentang Sistem Tata Surya
a. Pengertian Belajar.
Gagne dalam Gredler, (1991: 186) mengatakan bahwa belajar
merupakan perangkat kegiatan yang kompleks dalam merubah memori siswa
dari satu keadaan ke adaan yang lain sebagai hasil belajar yang menunjukkan
kapabilitasnya. Setelah belajar siswa akan memilki ketrampilan, pengetahuan,
sikap dan nilai. Sehingga dalam menyusun rancangan pembelajaran perlu
dipertimbangkan untuk memelihara hubungan timbal balik antara siswa,
memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk mengembangkan
kemampuan berfikir logis dan berlatih bekerjasama dengan siswa lain.
Lebih lanjut dikatakan oleh Bruce Joice, Marsha Weil dan Emily
Calhoun (2000: 7) bahwa Pembelajaran yang efektif mengambil informasi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
gagasan, dan kebijaksanaan dari guru-guru mereka dan menggunakan sumber
pembelajaran guru dan siswa secara efektif dapat meningkatkan
kemampuannya, dengan melalui tahapan-tahapan atau langkah,
seperti yang dikemukakan oleh Piaget (dalam Gredler, 1991: 353) bahwa
proses pembelajaran dilakukan melalui empat langkah yaitu :
1) Menentukan topik yang dapat dipelajari,
2) Memilih dan menentukan sktivitas kelas dengan topik yang telah
ditentukan
3) Mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk
mengemukakan pertanyaan yang menunjang proses pemecahan masalah.
4) Menilian pelaksanaan setiap kegiatan, memeperhatikan
keberhasilan dan melakukan revisi.
Menurut Morgan (dalam Toeti Soekarno dan Udin Syaripudin
Winataputra, 1996: 8) belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan tingkah
laku yang relative tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau
pengalaman.Definisi ini menekankan tiga unsure, yaitu :
1) belajar adalah perubahan tingkah laku,
2) perubahan tersebut terjadi karena latihan atau pengalaman,
3) sebelum dikatakan belajar, perubahan tersebut harus relative tetap ada
untuk waktu yang cukup lama.
Belajar adalah aktif dan merupakan fungsi dari situasi di sekitar
individu yang belajar serta diarahkan oleh tujuan dan terdiri dari bertingkah
laku, yang menimbulkan adanya pengalaman-pengalaman dan keinginan
untuk memahami sesuatu.
Belajar adalah proses untuk memilki pengetahuan. Pengertian
belajar meliputi dua hal yaitu proses dan hasil. Proses sebagai perubahan
internal dalam diri individu merupakan inti dari belajar. Sedangkan hasil
belajar diwujudkan dalam perbuatan dan hasilnya dapat diukur. Proses belajar
yang dilakukan individu akan memperoleh hasil belajar yang merupakan
perubahan atau perkembangan dalam diri individu yang dapat berupa sikap-
sikap, nilai-nilai, tingkah laku intelektualnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
W. S. Winkel (1996: 53) mengemukakan bajhwa belajar adalah :
“Suatu aktifitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan-pengetahuan, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat
secara relative konstan dan berbekas.”Belajar merupakan kegiatan mental
yang tidak dapat disaksikan dari luar. Apa yang sedang terjadi dalam diri
seseorang yang sedang belajar, tidak dapat diketahui secara langsung hanya
dengan mengamati orang itu. Bahkan,
, maka berdasarkan perilaku yang disaksikan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
seseorang telah belajar.
Abd. Rachman Abror (1993: 67), mengatakan bahwa: “Belajar
merupakan sejenis perubahan perilaku yang diperhatikan dalam perubahan
tingkah laku, yang keadaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam
situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu”.
Mengacu pada beberapa pengertian belajar di atas dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang disengaja atau secara
sadar dan bertujuan untuk memperoleh perubahan-perubahan padsa
kepribadian yang lebih maju dari sebelumnya, baik berupa pengertian-
pengertian, pengetahuan, sikap atau tingkah laku yang merupakan hasil
pelatihan dan pengalaman.
b. Pengertian Hasil Belajar
Hasil artinya sesuatu yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan).
sedang belajar merupakan suatu aktifitas yang dilakukan manusia dengan
tujuan dapat melakukan sesuatu yang baru. Dalam usaha untuk mencapai
suatu tujuan belajar yang diinginkan adalah hasil belajar. Hasil belajar
merupakan suatu nilai yang menunjukkan hasil belajar dari aktifitas yang
berlangsung dalam interaksi aktif sebagai perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman ketrampilan dan nilai sikap menurut kemampuan. Hasil belajar
adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa dari suatu proses belajar mengajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
yang dilakukan sehingga menimbulkan reaksi berupa kecakapan, sikap,
kepandaian, kebiasaan, atau suatu pengabdian.
Pengertian hasil belajar susuai sepereti tersebut dalam Kamus
Psikologi adalah : “Suatu tingkatan khusus yang diperoleh sebagai hasil dari
kecakapan kepandaian, keahlian dan kemampuan di dalam karya akademik
yang dinilai oleh guru atau melalui tes hasil” (J.P.Chaplin, 1972: 159).
Dengan demikian hasil itu berupa perubahan perilaku pada individu
di sekolah itu terjadi setelah individu yang bersangkutan mengalami proses
belajar mengajar tertentu. Adapun pengertian belajar menurut Ngalim
Purwanto (1983: 86) adalah perubahan dalam pribadinya yang menyatakan
diri sebagai pola baru daripada reaksi diri yang berupa kecakapan, sikap,atau
kebiasaan, kepandaian atau suatu pengabdian.
Lebih lanjut Nasution (1972: 45), berpendapat bahwa hasil belajar
adalah kemampuan anak didik berdasarkan hasil dari pengalaman atau
pelajran setelah mengikuti program belajar secara periodic. Dengan
selesainya proses belajar mengajar pada umumnya dilanjutkan dengan adanya
suatu evaluasi. Dimana evaluasi ini mengandung maksud untuk mengetahui
kemajuan belajar attau penguasaan siswa atau terhadap materi yang diberikan
oleh guru. Dari hasil evaluasi ini akan dapat diketahui hasil belajar siswa
yang biasanya dinayatakan dalam bentuk nilai atau angka.
Dari pengertian di atasa dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah
hasil yang telah dicapai oleh siswa dari suatu proses belajar mengajar yang
dilakukan sehingga menimbulkan reaksi berupa kecakapan, sikap,
kepandaian, kebiasaan, atau suatu pengabdian. Hasil belajar merupakan suatu
nilai yang menunjukkan hasil belajar dari aktifitas yang berlangsung dalam
interaksi aktif sebagai perubahan dalam pengetahuan, pemahaman
ketrampilan dan nilai sikap menurut kemampuan anak dalam perubahan baru.
c. Pengertian Ilmu pengetahuan Alam (IPA)
Ilmu Pengetahuan Alam atau lebih dikenal dengan Sains berkaitan
dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistimatis, sehingga sains
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
bukan hanya pengauasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan. Pendidikan Sains di sekolah dasar diharapkan dapat menjadi
wahana bagi siswa untukmempelajari diringya sendiri dan alam sekitarnya.
(Depdiknas, 2006: 2).
Tujuan mempelajari Mata Pelajaran IPA di SD adalah sebagai
berikut :
1) Mengembangkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif
terhadap sains, teknologi dan masyarakat.
2) Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki
alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
3) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains yang
akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
4) Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains dalam
kehidupan sehari-hari.
5) Mengalihgunakan pengetahuan, ketrampilan dan pemahaman ke bidang
pengajaran lainnya.
6) Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestyarikan lingkungan alam.
7) Menghargai berbagai macam bentuk ciptaan Tuhan di alam semsta ini
untuk dipelajari dan dimanfaatkan lebih jauh (Depdiknas,2006: 4).
Setelah mengikuti Mata Pelajaran IPA pada jenjang SD, para siswa
diharapkan memilki kemampuan dan sikap sebagai berikut :
1) Siswa menyadari bahwa setiap orang mempunyai hak untuk dihargai dan
merasa aman, dalam kaitan ini siswa memahami hak-hak dan kewajiban
serta menjalankannya secara bertanggungjawab.
2) Siswa menggunakan bahasa untuk memahami, mengembangkan, dan
mengkomunikasikan gagasan dan informasi, serta untuk berinteraksi
dengan orang lain.
3) Siswa memilih , memadukan dan menerapkan konsep-konsep dan teknik-
teknik numeric, dan spasial, serta mampu menyusun pola, struktur, dan
hubungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
4) Siswa menyadari apa teknologi dan informasi yang diperlukan,
ditemukan, dan diperolehnya dan berbagai sumber dan mampu menilai,
menggunakan dan berbagai informasi dengan orang lain.
5) Siswa memahami dan menghargai dunia fisik, makhluk hidup, dan
teknologi dan mempunyai pengetahuan dan ketrampilan, dan nilai-nilai
untuk mengambil keputusan yang tepat.
6) Siswa memahami konteks budaya, geografi dan sejarah, serta memilki
pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai untuk berpartisipasi aktif dalam
kehidupannya, serta berinteraksi dan berkomunikasi dalam masyarakat dan
budaya global.
7) Siswa memahami dan berpartisipasi dalam kegiatan kreatif di
lingkungannya untuk menghargai karya artistik, budaya, dan intelektual
serta menerapkan nilai-nilai luhur untuk meningkatkan kematangan
pribadi menuju masyarakat beradab.
8) Siswa menunjukkan kemampuan untuk berfikir konsekuen, berfikir lateral,
memperhitungkan peluang dan potensi, serta siap untuk menghadapi
berbagai kemungkinan (Depdiknas, 2006: 4)
Adapun kompetensi umum IPA di SD adalah :
1) Mampu bersikap ilmiah dengan penekanan pada sikap ingin tahu,
bertanya, kerja sama, dan peka terhadap makhluk hidup dan lingkungan.
2) Mampu menterjemahkan perilaku alam tentang diri dan lingkungan di
sekitar rumah dan sekolah.
3) Mampu memahami proses pembentukan ilmu dan melakukan inkuiri
ilmiah melalui pengamatan dan sesekali melakukan penelitian sederhana
dalam lingkup pengalamannya.
4) Mampu memanfaatkan sains dan merancang/ membuat produk teknologi
sederhana menerapkan prisndip sains dan mampu mengelola lingkungan di
sekitar rumah dan sekolah serta memilki saran/usul untuk mengatasi
dampak negative teknologi di sekitar rumah dan sekolah
(Depdiknas, 2006: 5)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Lingkup Materi Pokok Sains Di Sekolah Dasar Mencakup :
1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, ayitu manusia, hewan, tumbuhan
dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan;
2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaanya meliputi : cair, padat, dan gas;
3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya dan pesawat sederhana;
4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda
langit lainnya.
5) Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat meliputi usaha merancang
dan membuat, setidaknya memikirkan kemungkinan tentang suatu karya
teknologi sederhana dengan menerapkan konsep sains yang dipalejari saat
itu sambil berusaha mengurangi atau meghilangkan kemungkinan dampak
negative yang dapat ditimbulkan pada lingkungan dan masyarakat.
Jadi Ilmu Pengetahuan Alam atau lebih dikenal dengan Sains
adalah ilmu yang mempelajari banyak hal yang berkaitan dengan alam
secara sistimatis, yaitu tentang fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-
prinsip dan juga proses penemuannya.
d. Penilaian dalam Pembelajaran IPA
Menurut Nana Sudjana (2006: 2) bahwa :”Kegiatan penilaian adalah
suatu tindakan atau kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan-tujuan
instruksional telah dapat dicapai atau dikuasi oleh siswa dalam bentuk hasil-
hasil belajar yang diperlihatkannya setelah mereka menempuh pengetyahuan
belajarnya (proses belajar mengajar)”.
Lebih lanjut pengertian penilaian juga dikatakan oleh Asnawi Zainul,
Noehi Nasution (2001: 8), “Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil
keputusan dengan menggunakan instrument tes maupun non tes”.Jadi maksud
penilaian adalah memberi nilai tentang kualitas sesuatu.Tidak hanya sekedar
mencari jawaban terhadap pertanyaan tentang apa , tetapi lebih diarahkan
kepada menjawab pertanyaan bagaimana atau seberapa jauh sesuatu proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
atau suatu hasil yang diperoleh seseorang atau suatu program.” Penilaian
disini diartikan sebagai padanan kata evaluasi”.
Depdiknas (2004: 12) memberikan batasan, “Penilaian adalah
penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk
memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar siswa atau
ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) siswa. Penilaian menjawab
pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau hasil belajar seseorang. Salah satu
kemampuan dasar yang seharusnya dimiliki seorang guru adalah kemampuan
menilai hasil belajar siswa untuk kepentingan pengajaran.
Beberapa kriteria atau hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penilaian antara lain :
1. Penilaian harus mencakup tiga aspek kemampuan, yaitu : pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap.
2. Menggunakan berbagai cara penilaian pada waktu kegiatan belajar sedang
berlangsung, misalnya : mendengarkan, obserfasi, mengajukan pertanyaan,
mengamati hasil kerja siswa, memberikan tes.
3. Pemilihan cara dan bentuk penilaian berd atas tuntutan kompetensi dasar.
4. Mengacu kepada tujuan dan fungsi peniulaian, misalnya pemberian umpan
balik, pemberian informasi kiepada siswa tentang tingkat keberhasilan
belajarnya, memberikan laporan kepada orang tua.
5. Mengacu kepada prinsip-prinsip diferensiasi, yakni memberikan peluang
kepada siswa untuk menunjukkan apa yang diketahui, yang dipahami, dan
mampu dilakukannya.
6. Tidak berlaku diskriminatif (tidak memilih-milih mana siswa yang berhasil
dan mana yang gagal dalam menerima pembelajaran)
(Depdiknas, 2003: 20).
Adapun pemilihan bentuk penilaian dapat berupa : penilaian tertulis
(paper and pencil test), hasil karya (product), untuk kerja (performancxe),
penugasan (project), dan kumpulan hasil kerja siswa (portofolio), dangan
memperhatikan kemampuan-kemampuan yang dapat mendorong kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
penalaran dan kreativitas siswa serta sesuai dengan ciri khas dari mata
pelajaran yang bersangkutan (dalam hal ini mata pelajaran IPA).
Senada dengan hal tersebut diatas Etin Solihatin dan Raharjo
(2007:43) mengatakan bahwa “Dewasa ini, pelaksanaan evaluasi IPA telah
mengalami perluasan. Penekanan secara khusus diarahkan pada apa yang
disebut sebagai ketrampilan dasar yang meliputi ketrampilan membaca
bermakna, menulis, dan ketrampilan matematis ketrampilan dasar ini
merupakan kompetensi minimum(kompetensi minimal dalam penyajian IPA).
Dalam evaluasi jenis ini,yang sangat ditekankan adalah aspek informalitas
prosedular dalam pengevaluasian. Dengan kata lain, evaluasi atau penilaian
dalam pencapaian kompetensi belajar IPA harus menerapkan prinsip
keseimbangan antara formal tes dan nonformal tes dengan alat evaluasi tes
dan non tes.
Lebih lanjut dikatakan oleh Mulyasa (2006: 38) bahwa kompetensi
yang harus dikuasai peserta didik perlu dinyatakan sedemikian rupa agar
dapat dinilai, sebagai wujud hasil belajar peserta didik yang mengacu pada
pengalaman langsung. Berdasarkan kinerja peserta didik, dengan bukti
penguasaan mereka terhadap pengetahuan , ketrampilan, nilai dan sikap
sebagai hasil belajar. Dengan demikian dalam pembelajaran yang dirancang
berdasarkan kompetensi, penilaian tidak dilakukan berdasarkan pertimbangan
yang bersifat subyektif tetapi dilakukan secara obyektif.
Dari beberapa pengertian penilaian diatas dapat disimpulkan bahwa
penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis,
dan mentafsirkan data tentang proses dan hsil belajar siswa yang dilakukan
secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang
bermakna dalam pengambilan keputusan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
B. KERANGKA BERPIKIR
Dalam kondisi awal siswa kelas VI SD Negeri Kedungwaduk 2,
Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen kurang antusias dalam
mengikuti pembelajaran dan mengalami kesulitan dalam memahami konsep
sistem tata surya dan posisi penyusun tata surya. Hal ini dapat terjadi mungkin
karena proses penerjemahan materi yang masih abstrak atau metode
pendekatan yang kurang tepat. Sehingga hasil ulangan IPA tentang sistim tata
surya sangatlah rendah. Dari 28 pada ulangan harian IPA materi tentang sistem
tata surya menunjukkan siswa yang mendapat nilai diatas KKM hanya 13
siswa ( 46,43 % ). Sedangkan yang mendapat nilai dibawah KKM 15 siswa (
53,57% ). Nilai rata-rata kelas hanya mencapai 56,93. Sedangkan KKM nya
65.
Berdasarkan kondisi awal yang telah diuraikan di depan, maka
tindakan yang akan ditempuh peneliti adalah penggunaan model
pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar. Pada penelitian ini
penulis menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Pada
pembelajaran kooperatif siswa bekerjasama dengan siswa lain dalam satu
kelompok untuk mempelajari serta memahami materi pelajaran. Jadi intinya,
dalam pembelajaran kooperatif siswa selalu terlibat aktif dalam proses belajar
mengajar. Dengan menitikberatkan pada adanya kesederhanaan dari model
pembelajaran kooperatif tipe STAD akan memberikan kemudahan bagi siswa
untuk mengaplikasikannya dalam proses pembelajaran di kelas sehingga akan
memberi kemudahan bagi siswa untuk mencapai kompetensi belajar yang
telah ditetapkan.
Pada kondisi akhir diharapkan dengan model pembelajaran tipe
Students Teams Achievements Divisions (STAD) dapat meningkatkan
pencapaian hasil belajar IPA tentang tata surya pada siswa kelas VI SD
Negeri Kedungwaduk 2, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen.
Diharapkan setidak tidaknya 80 % dari jumlah siswa mendapat nilai diatas
KKM yaitu 65.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Secara grafis pemikiran yang dilakukan oleh peneliti dapat
digambarkan dengan bentuk diagram sebagai berikut:
Gambar 1 Alur Kerangka Berpikir
C. HIPOTESIS
Berdasarkam landasan teori dan kerangka berpikir yang telah
diuraikan diatas, maka hipoteisis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams
Achievement Devisioans) diduga dapat meningkatkan hasil belajar IPA
tentang sistem tata surya siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri
Kedungwaduk 2 Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen
Tahun Pelajaran 2011/2012
Diduga dengan model pembelajaran Kooperatif
tipe STAD hasil belajar IPA tentang sistem tata
surya meningkat
Penerapan Model
Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD
Tindakan
Sikklus II
Tindakan
Siklus I
Tindakan
Kondisi Akhir
Kondisi Awal
Metode pembelajaran yang
diterapkan guru kurang
bervariasi/cenderung
monoton Siswa bersikap
pasif, bosan, dan tidak
tertarisk dalam
pembelajaran
Hasil belajar IPA tentang
system tata surya rendah
29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. TEMPAT PENELITIAN
Tempat penelitian ini adalah SD Negeri Kedungwaduk 2 , Kecamatan
Karangmalang Kabupaten Sragen Propinsi Jawa tengah.Dalam penelitian ini
penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan penulis bekerja
pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu
yang luas dan subyek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis.
B. WAKTU PENELITIAN
Agar penelitian Tindakan kelas ini tidak mengganggu proses belajar
mengajar, maka disusun jadwal penelitian seperti pada tabel di bawah ini.
1.
U
n
t
u
Tabel 2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian:
No Kegiatan
BULAN
Bulan ke
I
Bulan ke
II
Bulan ke
III
1. Menyusun Proposal PTK
2. Menyusun Instrumen
Penelitian
3. Pengumpulan Data dengan
melakukan tindakan
a. Sikuls I
b. Siklus 2
4. Analisis Data
5. Pembahasan / Diskusi
6. Menyusun laporan Hasil
Penelitian
7. Penyusunan laporan
penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Untuk mengupayakan adanya keterpaduan dengan jadwal penelitian,
kegiatan ini menyesuaikan dengan jadwal pelajaran Kelas VI SD Negeri
Kedungwaduk 2 Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen Tahun 2011/2012.
NO WAKTU HARI
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
1 07.00-07.35 Upcr IPA MAT MAT BI IPA
2 07.35-08.10 BI IPA MAT MAT BI IPA
3 08.10-08.45 BI IPA MAT AGM KOMP OR
08.45-08.55 ISTIRAHAT
4 08.55-09.30 BI B.Inggris PKn OR KOMP OR
5 09.30-10.05 IPS B.Inggris PKn OR AGM KKG
6 10.05-10.40 IPS B Jawa SBK SBK AGM KKG
10.40-1050 ISTIRAHAT
7 10.50-11.25 IPS B Jawa SBK SBK KKG
Tabel 3 Jadwal Pelajaran Kelas VI SD Negeri Kedungwaduk 2
Tahun Pelajaran 2011/2012
C. SUBYEK PENELITIAN
Subyek penelitian ini adalah siswa Kelas VI SD Negeri Kedukwaduk 2
Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 28 siswa, terdiri dari 14 siswa laki-
laki dan 14 siswa perempuan.
Karakteristik Siswa secara umum adalah :
Berasal dari latar belakang sosial yang beragam dan cenderung berasal dari
keluarga ekonomi menengah kebawah.
Kelas ini termasuk kelas yang kemampuan belajarnya menengah, tetapi
tergolong kelas yang tidak nakal.
Kompetensi kebahasaan anak sedang dan budaya baca relatif rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
D. TEHNIK DAN ALAT PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan lembar tes dan lembar observasi. Adapun alat yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tes
Tes ini digunakan alat penelitian tindakan kelas yang menggunakan tes
berbentuk pilihan ganda.Tes ini dipilih sesuai dengan tujuan penelitian
tindakan kelas untuk mengukur kemampuan siswa Kelas VI dalam
mendeskripsikan yang terkait dengan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Jumlah tes yang digunakan untuk setiap kali tindakan kelas, 15 soal pilihan
ganda. Jumlah ini sudah cukup untuk setiap tindakan kelas dengan waktu yang
tersedia 2 jam pelajaran (2 X 35 menit ). Tes yang dikumpulkan dari 2
tindakan yang direncanakan.
Ketuntasan belajar siswa tiap-tiap siklus dapat digambarkan dalam bentuk tabel
berikut :
Jumlah
Siswa
Siklus 1 Siklus 2
Tuntas Tdk Tnts % Tuntas Tdk Tnts %
28 Sw
Contoh Daftar ketuntasan Belajar Siswa Tiap Siklus
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui peningkatan Ketuntasan
belajar IPA pada setiap siklus. Prosentase peningkatan hasil IPA dapat dilihat
dalam bentuk grafik sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Contoh Grafik peningkatan ketuntasan siswa tiap siklus :
Keterangan :
0 = Ketuntasan belajar IPA siswa sebelum diberi tindakan
1 = Ketuntasan belajar IPA siswa pada siklus I
2 = Ketuntasan belajar IPA siswa pada siklus II
3 = Ketuntasan belajar IPA siswa pada siklus n
2. Observasi
Lembar pengamatan (observasi) digunakan untuk mendokumentasikan
semua kegiatan di dalam pembelajaran baik yang dilakukan guru maupun
siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Faktor-faktor pendukung yang
diobservasi akan dapat membantu mendeskripsikan kemampuan siswa maupun
guru dalam penerapan metode yang digunakan dengan cara memberi cek pada
kolom pilihan adapun skor diberi kriteria sangat baik, baik, cukup dan kurang.
Perhitungan nilai dilihat dari peningkatan nilai yang diperoleh setiap kali
tindakan . Nilai tersebut akan ditabelkan untuk dapat melihat kemampuan
siswa dalam belajar dan guru sebagai pengajar. Dari data dapat dilihat
peningkatan hasil belajar siswa atau sebaliknya dari beberapa kali tindakan
yang dilakukan.
0%
20%
40%
60%
80%
100%
0 1 2 n
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Lembar Observasi Diskusi Siswa dapat digambarkan dalam bentuk tabel
sebagai berikut :
No Aspek yang diamati Kategori
4 3 2 1
1 Mengemukakan hasil kelompok
2 Aktivitas kelompok menanggapi kelompok
lain
3 Menyusun kesimpulan
4 Aktivitas siswa dalam melakukan refleksi
Jumlah
Prosentase
Contoh Lembar Observasi Diskusi Siswa
Keterangan
Kategori : 4 sangat baik : 90-100 %
3 baik : 80-89 %
2 cukup : 60-79 %
1 kurang : Kurang dari 60 %
E. VALIDITAS DATA
Data hasil penelitian yang utama adalah nilai hasil belajar siswa kelas VI
SD Negeri Kedungwaduk 2 tentang sistem tata surya, oleh sebab itu yang
divalidasi adalah alatnya ( tesnya ) dengan menggunakan validitas isi.
Menurut Azwar (1986). Validitas isi merupakan validitas yang
diperhitumgkan melalui pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional.
Pertanyaan yang dicari jawabannya dalam validasi ini adalah "sejauh mana item-
item dalam suatu alat ukur mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak
diukur oleh alat ukur yang bersangkutan?" atau berhubungan dengan representasi
dari keseluruhan kawasan. Pengertian "mencakup keseluruhan kawasan isi" tidak
saja menunjukkan bahwa alat ukur tersebut harus komprehensif isinya akan tetapi
harus pula memuat hanya isi yang relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan
ukur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Walaupun isi atau kandungannya komprehensif tetapi bila suatu alat ukur
mengikutsertakan pula item-item yang tidak relevan dan berkaitan dengan hal-hal
di luar tujuan ukurnya, maka validitas alat ukur tersebut tidak dapat dikatakan
memenuhi ciri validitas yang sesungguhnya.
F. TEHNIK ANALISIS DATA
Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Diskriptif komperatif.(Sarwiji Suwandi, 2009:61). Yaitu data hasil penelitian
dibandingkan dengan indikator kinerja/keberhasilan. Disamping itu dianalisis pula
perubahan hasil belajar sebelum dan sesudah mengalami tindakan, tergantung
berapa banyak siklusnya. Selanjutnya data hasil tes antar siklus dibandingkan
sehingga dapat mencapai batas ketercapaian atau ketuntasan yang diharapkan.
G, INDIKATOR KINERJA PENELITIAN
Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan
atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan keefektifan penelitian.
Yang menjadikan indikator kinerja dalam penelitian ini adalah apabila 80 % dari
jumlah siswa dalam mengerjakan soal tes mendapat nilai ≥ 65, maka penelitian
ini dapat dikatakan berhasil.
H. PROSEDUR PENELITIAN
1. Siklus ke-1
a. Rencana Tindakan 1
Guna memperlancar pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yang
akan dilakukan dalam siklus tindakan 1 ini, terlebih dahulu dilakukan
persiapan-persiapan yang berhubungan dengan pembelajaran model
Implementasi Pembelajaran Kooperatif TipeSTAD. Persiapan itu antara lain :
membuat “Skenario Pembelajaran “ model Implementasi Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD, mempersiapkan bahan dan alat pembelajaran serta tes
bagi siswa, serta setting kelas yang memungkinkan kelancaran kerja siswa,
serta menciptakan suasana “kelas” yang nyaman untuk belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Yang tidak kalah pentingnya dalam perencanaan ini adalah
mengadakan pertemuan antara peneliti, pengamat dan siwa sebelum
pelaksanaan tindakan, untuk menyamakan persepsi.
b. Pelaksanaan Tindakan 1
Pelaksanaan program kegiatan Implementasi Pembelajaran
Kooperatif ini berorientasi pada faktor kebutuhan individu siswa, sehingga
implementasi pembelajaran disusun dengan menekankan pada hal sebagai
berikut :
1. Merencanakan pembelajaran sesuai dengan perkembangan mental siswa
(developmentally appropriate)
2. Membentuk group atau kelompok belajar yang saling tergantung positif
(interdependent learning groups).
3. Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri (self-
regulated learning) dengan 3 karakteristik umumnya (kesadaran berpikir,
penggunaan strategi, dan motivasi berkebutuhan).
4. Menggunakan teknik bertanya (questioning)
5. Mengembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna jika
ia diberi kesempatan untuk bekerja, menemukan, dan mengkontruksik
sendiri pengetahuan dan ketrampilan baru ( Contructive Knowledge)
berdasarkan pemprosesan informasi yang didapatkan.
6. Menciptakan masyarakat belajar (learning community) dengan membangun
kerjasama antar siswa.
7. Memodelkan (modeling) sesuatu agar siswa dapat menirunya untuk
memp[eroleh pengetahuan dan ketrampilan baru.
8. Mengarahkan siswa untuk merefleksikan (reflecting) tentang apa yang
sudah dipelajari.
9. Menerapkan penilaian autentik (authentic assessment).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
c. Observasi 1
Pelaksanaan observasi dilakukan oleh peneliti dan guru Kelas
VI SD Negeri Kedungwaduk 2 sebagai pengamat (kolaborator).Kolaborator
dilibatkan dengan tujuan agar pengamatan lebih tajam dan spesifikasinya
tinggi.Siswa juga dilibatkan dalam kegiatan obeservasi secara tidak langsung
dengan menjawab kuesioner pengamatan siswa yang telah
disediakan.Perpaduan beberapa hasil pengamatan akan sangat bermanfaat bagi
proses tindakan selanjutnya.
d. Refleksi 1
Pada tahab ini dilakukan evaluasi program dan proses dalam setiap
tindakan, untuk menemukan kekurangan,kelemahan,kelebihan dan kekuatan,
berdasarkan hasil pengamatan dari peneliti, kolaborator, dan kuisioner siswa.
Hasil dari refleksi ini digunakan sebagai acuan pada langkah tindakan
berikutnya, terutama dalam tahap perencanaan tindakan pada siklus 2.
2. Siklus ke-2
a. Rencana Tindakan 2
Rencana tindakan pada siklus tindakan 2 ini didasari dari refleksi
tindakan pada siklus 1.Berdasar pada hasil refleksi pada siklus I tersebut,
rencana tindakan pada siklus 2 ini ditingkatkan dengan memberikan informasi
yang lebih luas dan kontekstual.Diharapkan siswa semakin berkembang
kompetensi kebahasaannya serta informasi yang didapat oleh siswa dapat
dikembangkan menjadi ide baru secara kreatif dalam konteks siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan 2
Pelaksanaan tindakan pada siklus 2 ini juga relatif sama dengan
pelaksanaan tindakan pada siklus 1. Hanya terdapat sedikit perbedaan
pada pemprosesan informasi yang memiliki struktur lebih tinggi,
dengan adanya kontrol guru.Ungkapan kreatifitas siswa lebih terbuka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
untuk semua informasi yang semakin mengglobal.Dalam pelaksanaan tindakan
siklus II ini guru dan siswa berpartisipasi bersama dalam pengungkapan
gagasan. Dalam pelaksanaannya siswa dapat menggunakan sumber materi,
diskusi antar siswa, mengadakan sharing dalam kelompok dan diskusi dengan
guru atau nara sumber lain.
c. Observasi 2
Kolaborasi observasi pada siklus II ini semakin memfokus pada
kemampuan siswa mengembangkan kompetensi kebahasaan siswa menjadi ide
baru secara kreatif dalam konteks siswa.
d. Refleksi 2
Kegiatan refleksi pada siklus tindakan 2 ini relatif sama dengan yang
dilakukan pada siklus 1, dengan penekanan pada sejauh mana kekuatan
implementasi pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan
kompetensi siswa menjadi ide-ide baru yang kreatif.
Adapun perubahan-perubahan yang terjadi pada diri guru sebagai
peneliti, yaitu: peningkatan pengetahuan tentang pengelolaan kelas.
Kepercayaan diri, peningkatan ketrampilan mengajar. Perubahan pada suasana
kelas disajikan seperti suasana kelas yang mendorong pembelajaran,
penampilan kelas yang menyajikan hasil belajar siswa, suasana kelas yang
lebih akrab .Apabila dalam tahap ini, peneliti belum merasa puas dapat
dikembangkan berbagai alternatif yaitu guru dapat menyempurnakan
intervensi sehingga pada tahap kedua dikembangkan intervensi yang sama dan
yang disempurnakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Gambaran Alur Penelitian Tindakan Kelas dapat dilihat sebagai berikut
Gambaran 2 Alur Penelitian Tindakan Kelas
( Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2007: 16 )
Simpulan dan
saran PTK
Kondisi Awal
Refleksi 1
Tindakan 1
Perencanaan
Observasi I
Refleksi 2
Tindakan 2
Perencanaan 2
Observasi 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI PRATINDAKAN
Penelitian Tindakakan Kelas (PTK) termasuk dalam penelitian
tindakan (action research ), yaitu penelitian yang dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas. Dalam pelaksanaannya
penelitian tindakan kelas tidak ada perlakuan khusus terhadap siswa sebagai
peserta didik dan guru mengajar, sehingga proses belajar mengajar berlangsung
seperti biasa.
Penelitian dilakukan oleh guru sendiri untuk memperbaiki proses
belaja rmengajar dalam kelas sekaligus untuk meningkatkan hasil belajar
siswa. Maka peristiwa yang terjadi di dalam kelas merupakan refleksi antara
guru dan peserta didik.
Dalam kondisi awal siswa kelas VI SD Negeri Kedungwaduk 2,
Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen kurang antusias dalam
mengikuti pembelajaran dan mengalami kesulitan dalam memahami konsep
sistem tata surya dan posisi penyusun tata surya. Hal ini dapat terjadi mungkin
karena proses penerjemahan materi yang masih abstrak atau metode
pendekatan yang kurang tepat.
Kejadian tersebut peneliti berusaha mengubah metode pendekatan
dengan memperbaiki cara mengajar menerapkan pembelajaran kooperutif
dengan metode diskusi dengan tujuan agar siswa dapat selalu aktif dalam
mengikuti proses belajar mengajar dan dapat menemukan informasi yang
bermakna. Proses tindakan ini guru sebagai peneliti didampingi seorang
pengamat yang membantu mengamati proses pembelajaran yang berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
B. DESKRIPSI HASIL TINDAKAN TIAP SIKLUS
1. Penelitian siklus pertama.
Proses pembelajaran mata pelajaran IPA materi Standar Kompetensi
memahami matahari sebagai pusat tata surya dan interaksi bumi dalam tata
surya pada siswa kelas VI SD Negeri Kedungwaduk 2, Kecamatan
Karangmalang, Kabupaten Sragen terdapat permasalahan sebagai berikut:
Minat belajar rendah, terlihat ketika guru menjelaskan materi siswa
kurang antusias bahkan sering berbicara dengan temannya.
Mudah bosan, yaitu ketika guru bercecamah siswa hanya sebagai
pendengar/siswa pasif.
Kesulitan memahami konsep, walaupun hafal materinya tetapi
kebanyakan tidak memahami maksudnya karena konsepnya
merupakan materi yang abstrak.
a. Perencanaan Penelitian
Perencanaan Tindakan Penelitian
1). Menyusun Rencana Pembelajaran
2). Membuat lembar kerja siswa berupa pertanyaan yang akan
digunakan untuk diskusi.
3). Menyiapkan lembar observasi untuk mengetahui aktifitas
siswa.
4). Membuat soal-soal untuk evaluasi.
5). Membuat nomor dada siswa untuk memudahkan penilaian.
6). Menyiapkan kelas sebagai tempat pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dilakukan sesuai dengan jadwal mengajar dan
urutan materi dalam program semester yaitu pada hari Sabtu tanggal, 11
Pebruari 2012 dan hari Selasa Tanggal,14 Pebruari 2012, sampai selesai
dari pra siklus sampai dengan siklus II.
Setelah siswa masuk kelas, berdoa, kemudian guru member salam
memeriksa kehadiran siswa. Guru member pengarahan agar bergabung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
pada kelompok belajarnya masing-masing. Guru menyampaikan kompetensi
dasar yang akan dibahas.
Guru memberi motivasi agas siswa tertarik dengan pembelajaran yang
berlangsung. Guru meminta siswa yang mempunyai nomor dada sama untuk
membentuk kelompok ahli. Kemudian guru membagikan LKS untuk
didiskusikan dengan cara mengerjakan soal-soal yang sesuai dengan nomor
dada. Guru juga aktif untuk memantau atau mengamati kegiatan siswa
tersebut dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan.
Setelah diskusi di kelompok ahli selesai, mereka kembali
kekelompoknya masing-masing untuk berdiskusi dalam kelornpoknya yaitu
membahas tentang jawaban yang diperoleh dari kelompok ahli tersebut.
Kegiatan selanjutnya adalah masing-masing kelompok mempresentasikan
hasil diskusinya sedangkan guru memberikan penilaian dan penghargaan
terhadap kelompok yang paling baik kerjanya diakhir kegiatan, guru
bersama siswa untuk membuat kesimpulan atau rangkuman materi
kemudian dievaluasi oleh guru.
c. Observasi
1) Observasi Guru
Observasi guru yang dilakukan oleh pengangamat ditemukan hal hal
sebagai berikut :
a). Guru belum menggunakan strategi yang tepat sehingga masih banyak
siswa yang belum aktif,mereka tidak ikut serta diskusi.
b). Kegiatan guru masih mendominasi dalam proses pembelajaran,
banyak siswa yang belum paham proses pembelajarannya.
c). Setrategi pembelajaran belum sepenuhnya dilaksanakan dengan baik
sehingga minat belajar siswa kurang.
d) Pendekatan pembelajaran masih kurang kooperatif siswa belum
tampak.
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 22 halaman : 90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
2) Observasi Siswa
Hasil Observasi siswa selengkapnya dapat dilihat pada lampiran
15 – 21. Halaman 83 - 89
Tabel hasil observsi sebagai berikut:
Tabel 4 aktivitas siswa Siklus 1
No Aspek Aktifitas Siswa Jumlah Persentase
1. Mengambil giliran dan berbagi tugas 6 21,43
2. Kerjasama 10 35,71
3. Aktifberdiskusi 10 35,71
4. Kebcranian menyampaikan pendapat 9 32,15
5. Memberi kesempatan orang lain 13 46,43
6. Menghargai pendapat orang lain 15 53,57
7. Kemampuan mcmbuat kesimpulan 8 28,57
Rata-rata 36,22
Tabel 5 kooperatif siswa Siklus 1
No Aspek Aktifitas Siswa Jumlah Persentase
1. Kesiapan siswa menerima pelajaran 15 53,57
2. Mendengarkan infonnasi dari guru 13 46,43
3. Mencatat materi penting 9 32,15
4. Mengajukan pertanyaan 2 7,15
5. Mengerjakan tugas kelompok 10 35,71
6. Mencari jawaban dari buku pelajaran 9 32,15
7. Menulis hasil diskusi 6 21,43
8. Menjadi pembicara dalam kelompok 6 21,43
9 Membuat rangkurnan. 10 35,71
Rata-rata 31,72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
d. Refleksi
Dengan hasil observasi kegiatan belajar mengajar pada siklus
pertama ternyata belum sesuai dengan yang diharapkan, maka masih perlu
perbaikan mulai dari perencanaan maupun pelaksanaan tindakan sehingga
kekurangan dan kelemahan dapat dikurangi bahkan dapat dihilangkan.
Proses pembelajaran dipertegas yaitu siswa yang belum aktif diberi
motivasi agar lebih aktif sehingga penggunaan waktu diskusi seefisien
mungkin.
Melalui siklus pertama, hasil evaluasi yang diperoleh siswa dapat
dilihat melalui tabel sebagai berikut.
No Rentang Nilai Jumlah Siswa Keterangan
1 64 kebawah 2 Belum Tuntas
2 65 – 74 - Tuntas
3 75 – 84 4 Tuntas
4 85 – 94 16 Tuntas
5 95 keatas 6 Tuntas
Tabel 6 Distribusi Nilai Hasil Evaluasi Siklus 1
Gambar 3 Diagram Hasil Evaluasi Siklus I
0
5
10
15
20
<64 65-74 75-84 85-94 >95 RentangNilai
Jml Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
2. Penelitian Siklus kedua
a. Perencanaan penelitian
Rencana program penelitian siklus kedua disusun berdasarkan
masalah-masalah yang ditemukan pada siklus pertama dengan harapan
pada siklus kedua proses pembelajaran dapat lebih baik danhasil yang
dicapai siswa lebih optimal.
1).Menyusun RPP
2). Membuat soal untuk bahan diskusi siswa
3). Membuat soal-soal evaluasi
4). Menyiapkan meja diskusi
5). Menyiapkan lembar observasi
b. Pelaksanaan Penelitian
Dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal, 03 Maret 2012 dan hari
Selasa tanggal, 06 Maret 2012 karena siswa sudah paham dengan sistem
pembelajarannya, maka langsung duduk pada kelompoknya masing-
masing setelah melakukan kegiatan rutin. Gurumenyampaikan tujuan
pembelajaran dan mempertegas proses pembelajaran dan memotivasi
agar siswa lebih aktif.
c. Observasi
1) Observasi guru
Pada siklus kedua ini, sudah ada perubahan. Guru hanya
sebagai fasilitator sudah tidak mendominasi proses pembelajaran siswa
sudah terfokus pada proses pembelajaran, kejasama antara anggota
kelompok bagus dan aktif mencari informasi dari buku pelajaran dan
aktif menulis hasil diskusi. Penggunaan waktu untuk diskusi sudah
efisien..Hasil observasi guru pada siklus ke 2 ini dapat dilihat pada
lampiran 23 halaman 92.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
2) Observasi siswa
Dari hasil observasi siswa pada siklus ke 2, keaktifan, maupun
kooperatif siswa semakin meningkat. Data selengkapnya dapat dilihat
pada lampiran 15 – 21 halaman 83 - 89
tabel hasil observasi siswa sebagai berikut.
No Aspek Jumlah %
1 Kesiapan siswa menerima pelajaran 24 85,71
2 Mendengarkan infpormasi dari guru 22 78,57
3 Mencari materi penting 22 78,57
4 Mengajukan pertanyaan 6 21,43
5 Mengerjakan tugas kelompok 25 89,29
6 Mencari informasi dari buku pelajaran 14 50,00
7 Menulis hasil diskusi 23 82,14
8 Menjadi pembicara dalam kelompok 6 21,43
9 Membuat rangkuman 22 78,57
Rata-rata 65,08
Tabel 7 Aktivitas Siswa Siklus 2
Tabel 8 Kooperatif Siswa Siklus 2
No Aspek Kooperatif Siswa Jumlah %
1 Ambil giliran berbagi tugas 11 39,29
2 Kerjasama 18 64,29
3 Aktif berdiskusi 25 89,29
4 Keberanian menyampaikan pendapat 14 50,00
5 Memberi kesempatan orang lain bicara 18 64,29
6 Menghargai pendapat teman 15 53,57
7 Kemampuan membuat kesimpulan 14 50,00
Rata-rata 58,68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
d. Refleksi
Dari hasil observasi pada siklus kedua sudah ada kemajuan dari
siswa baik aspek keaktifan siswa maupun aspek kooperatif siswa terbukti
hasil belajar siswa juga meningkat. Hasil evaluasi yang diperoleh siswa
dapat dilihat melalui tabel sebagai berikut.
No Rentang Nilai Jumlah Siswa Keterangan
1 64 kebawah - Belum Tuntas
2 65 – 74 6 Tuntas
3 75 – 84 2 Tuntas
4 85 – 94 11 Tuntas
5 95 keatas 9 Tuntas
Tabel 9 Distribusi Nilai Hasil Evaluasi Siklus 2
Gambar 4 Diagram hasil Evaluasi Siklus II
Berdasarkan hasil belajar pada siklus II diketahui bahwa
tindakan yang dilakukan guru berupa pembelajaran kooperatif tepe
STAD ternyata dapat meningkatkan prestadsi belajar IPA dibandingkan
dengan hasil pre test meskipun peningkatan tersebut belum signifikan
karena rata-rata secara klasikal sudah berada di atas Krieteria
0
5
10
15
<64 65-74 75-84 85-94 >95 RentangNilai
Jml Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Ketuntatasan Minimal (65) apabila dilihat secara individu, semua siswa
telah mencapai nilai KKM dari semula 2 siswa yang mendapat nilai di
bawah KKM pada siklus I, mengingat semua siswa telah mencapai nilai
minimal sesuai KKM pada siklus II , maka guru berpendapat untuk
menghentikan siklus berikutnya.
C. PERBANDINGAN HASIL TINDAKAN ANTAR SIKLUS
1. Evaluasi tindakan antar siklus
Proses penelitian dalam setiap putaran meliputi perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Berdasarkan refleksi tersebut dapat
diambil sebagai pedoman untuk melangkah dan melakukan perbaikan pada
siklus selanjutnya.Dari hasil evaluasi tersebut ditemukan beberapa masalah
sebagai berikut:
a. Siklus pertama
1). Perencanaan kegiatan dibuat oleh peneliti sendiri sehingga masih
ditemukan adanya kekurangan dan kelemahan dalam proses
pembelajaran.
2).Pengelolaan waktu yang kurang efektif, karena masih ditemukan
beberapa siswa dalam berdiskusi tidak fokus pada materi justru bercanda
dengan teman.
3). Pengelolaan kelas belum maksimal, karena masih ada siswa yang aktif
bermain-main dan tidak aktif berdiskusi.
4). Refleksi dari siklus pertama adalah usaha untuk mengefektifkan proses
pembelajaran kooperatif dengan metode diskusi sehingga siswa dapat
mengembangkan pengetahuan dengan sendirinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
b. Siklus kedua
1).Rencana kegiatan dibuat oleh peneliti bersama pengamat dengan melihat
kekurangan pada siklus pertama dengan tujuan mengurangi bahkan
menghilangkan kekurangan-kekurangan pada siklus pertama.
2).Observasi siklus kedua sudah ada perubahan-perubahan pada peserta
didik yang dapat dilihat dari meningkatnya aktifitas peserta didik,
peserta didik lebih kooperatif yang disertai meningkatnya hasil belajar.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif
dengan metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
3).Refleksi dari siklus kedua ini cukup baik sudah mendekati sempuma
sesuai dengan yang diharapkan.
2. Evaluasi Hasil Antar Siklus
a. Siklus pertama.
Berdasarkan hasil observasi dan refleksi selama tindakan
dilakukan proses pembelajaran, ternyata masih terjadi kekurangan dan
kelemahan. Kelemahan yang paling mendominasi adalah masih banyaknya
peserta didik yang belum aktif sehingga materi ajar kurang bisa
berkembang. Hal tersebut dapat dilihat dari keaktifan peserta didik dan
kooperatif peserta didik yang masih kurang sehingga hasil evaluasi belum
memuaskan.
b. Siklus kedua
Setelah diadakan perbaikan-perbaikan maka pada siklus yang
kedua sudah ada peningkatan yang signifikan dalam proses
pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif dengan metode
diskusi. Pada kegiatan pembelajaran terjadi interaksi antar siswa dan
antara siswa dengan guru. Dengan demikian penelitian sudah berhasil
karena penggunaan pembelajaran kooperatif metode diskusi dapat
meningkatkanaktifitas siswa, artinya kerjasama dan hasil belajar siswa
meningkat., nilai hasil belajar juga meningkat. Peningkatan keaktifan dan
kooperatif peserta didik dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
No Aktifitas Siswa
Siklus I Siklus II Peningka
tan
% Siswa
aktif %
Siswa
aktif %
1 Kesiapan menerima pelajaran 15 53,57 24 85,71 27.80
2. Mendengarkan infonnasi guru 13 46,43 22 78,57 27.80
3 Mencata materi penting 9 32,15 22 78,57 46,42
4 bertanya 2 7,15 6 21,43 14,28
5 Mengerjakan tugas kelompok 10 35,71 25 89,29 53,58
6 Mencari infonnasi dari buku lain 9 32,15 14 50,00 17,85
7 Menulis hasil diskusi 6 21,43 23 82,14 60.71
8 Menjadi pembicara dalam
kelompok
6 21,43 6 21,43 00
9 Membuat rangkuman 10 35,71 22 78,57 42,86
Rata-rata 31,72 65,08 33,36
Tabel 10 Peningkatan keaktifan siswa siklus 1 dan siklus II
Diagram 5 Hasil Evaluasi Siklus I, II Dan Peningkatannya.
Dari tabel di atas dapat dilihat keaktifan peserta didik pada siklus pertama
rata-rata 31,72 % sedangkan pada siklus kedua menjadi 65,08 % sehingga terjadi
peningkatan 33,36 %.Disamping keaktipan,Kooperatif siawa juga meningkat.
0
10
20
30
40
50
60
70
Siklus I
Siklus II
% Peningkatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Peningkatan Kooperatif siswa dapat dilihat tabel berikut ini.
No
Kooperatif Siswa
Siklus I Siklus II Pening
katan
% Ssw
koop %
Ssw
koop %
1 Ambil giliran dan berbagi tugas 6 21,43 11 39,29 17,86
2. Kerjasama kimpok 10 35,71 18 64,29 28,58
3 Aktif'diskusi 10 35,71 25 89,29 53,58
4 Keberanian menyampaikan pendapat 9 32,15 14 50,00 17,85
5 Memberi kesempatan orang lain 13 46,43 18 64,29 17,86
6 Menghargai pendapat orang lain 15 53,57 15 53,57 00
7 Kemampuan membuat kesimpulan 8 28,57 14 50,00 21,43
Rata-rata 36,22 58,68 22,46
Tabel 11 Peningkatan kooperatif siswa siklus 1 dan siklus 2
Gambar 6 Diagram Peningkatan kooperatif siswa siklus 1 dan siklus 2
0102030405060708090
Siklus I
Siklus II
% Peningkatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Kooperatif siswa terjadi peningkatan dari siklus pertama yaitu 36,22 %
meningkat menjadi 58,68 % berarti terjadi peningkatan sebesar 22,46 %.
Disamping keaktipan dan Kooperatif siswa meningkat, Juga diikuti Peningkatan
hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Jumlah
Siswa
Siklus 1 Siklus 2
Tuntas Tdk Tnts % Tuntas Tdk Tnts %
28 Sw 26 2 89,28 28 0 100
Tabel 12 Rekapitulasi Siswa yang Telah Tuntas Belajar
Ketuntasan belajar siswa pada siklus pertama 25 siswa atau 89,28 % pada
siklus kedua 28 siswa atau 100% telah tuntas.
D. PEMBAHASAN
Dari serangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan dalam penelitian
tindakan kelas yang meliputi siklus pertama dan kedua dengan tujuan
meningkatkan hasil belajar IPA sudah berhasil/tercapai.
Keberhasilan tersebut dapat diketahui adanya peningkatan hasil
belajar siswa. Pada siklus pertama rata-rata nilai ulangan 87,59 pada siklus
keduamenjadi 89,81 berarti ada kenaikan 2,2 atau 6,16 %. Aspek keaktifan
siswa siklus pertama rata-rata 31,72 % menjadi 65,08 % ada kenaikan 33,36 %
Aspek kooperatif siswa dari 36,22 % menjadi 58,68 % ada kenaikan 22,46 %.
Ketuntasan belajar siswa pada siklus pertama 25 siswa atau 89,28 % pada
siklus kedua 28 siswa atau 100%.
Sampai dengan siklus II ini penelitian tindakan kelas yang penulis
lakukan telah menunjukkan hasil yang maksimal sehingga siklus berikutnya
tidak perlu diadakan lagi. Dengan demikian penggunaan pembelajaran tipe
STAD siswa menjadi aktif, kooperatif, rasa sosial tinggi dan guru hanya
sebagai fasilitator.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa,
pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang
sistem tata surya pada siswa kelas VI SD Negeri Kedungwaduk 2 karangmalang
Sragen tahun 2011/2012.
B. IMPLIKASI
Hasil penelitian selama tindakan, menggambarkan bahwa secara umum
aspek keaktifan dan kooperatif yang dimiliki siswa meningkat, sehingga dapat
digunakan sebagai langkah awal bagi peneliti, yang selanjutnya dapat
dipergunkan sebagai tolok ukur peningkatan dan pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya dalam pengembangan model pembelajaran IPA.
Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
melalui metode diskusi dapat mendorang siswa untuk lebih aktif dan kooperatif
sehingga hasil belajar IPA tentang sistem tata surya makin meningkat.
C. SARAN
1. Bagi Guru
a. Guru hendaknya dapat menyajikan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD dengan baik mulai dari persiapan sampai evaluasi, sehingga dapat
tujuan pembelajaran.
b. Guru hendaknya lebih kreatif dalam pemilihan metode pembelajaran dan
dapat menggunakan media yang sebaik baiknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
2. Bagi Siswa
a. Siswa perlu mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD menyadari
kelebihan dan kekurangannya dalam rangka membentuk jati diri yang
kuat.
c. Perlu menyadari pentingnya kerjasama dalam kelompok agar dapat
memecahkan permasalahan dengan cepat dan tepat sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar IPA.
3. Bagi Sekolah
a. Sekolah supaya menyediakan sarana prasarana dan media pembelajaran
yang memadai sehingga dapat memperlancar proses belajar mengajar.
b. Penyediaan Sarana pembelajaran sesuai dengan kebutuhan setiap
matapelajaran