Post on 28-Feb-2018
PROGRAM AKSELERASI PENINGKATAN GIZI MASYARAKAT
Oleh :Dr. Sri Astuti Soeparmanto MSc(PH)
Direktur Jenderal Bina Kesehatan MasyarakatDepartemen Kesehatan
SEMINAR DALAM RANGKA MEMPERINGATI HPS 2007
Landasan HukumUUD 1945 pasal 28 ayat (1) dan UU nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan; Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan.UU nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak; Pemerintah wajibmemenuhi hak-hak anak, yaitu kelangsungan hidup, pertumbuhan danperkembangannya serta perlindungan demi kepentingan terbaik anak. UU nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah dan nomor 33tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah; Peranan pemerintah daerah (propinsi, kabupaten/kota) dan pusat dalam pemenuhan hak-hak dasar anak.Kesepakatan global yang dituangkan dalam Millenium Development Goals(MDGs) ditegaskan bahwa pada tahun 2015 setiap negara diharapkandapat menurunkan kemiskinan dan kelaparan separuh dari kondisi 1990. Salah satu sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2005-2009 Bidang Kesehatan adalah menurunnya prevalensi gizi kurang menjadi setinggi-tingginya 20% (termasuk penurunan prevalensi gizi buruk menjadi 5 %).
UU No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan
Ketahanan Pangan
Kondisi Terpenuhinya Pangan Bagi Setiap RumahTangga Yang Tercermin Dari Tersedianya Pangan Yang Cukup Baik Jumlah Maupun Mutunya, Aman Merata Dan Terjangkau.
FAO: Ketahanan Pangan Adalah Kondisi Semua KeluargaTerhadap Pangan Baik Secara Fisik Maupun Ekonomi, Sehingga Setiap Keluarga Tidak Mempunyai RisikoKekurangan Gizi
Lanjutan …………………
UU NO 7 1996 TENTANG PANGAN PASAL 3
TUJUAN PENGATURAN, PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PANGAN :
• TERSEDIANYA PANGAN YG MEMENUHI PERSYA RATAN KEAMANAN, MUTU DAN GIZI BAGI KEPENTINGAN KESEHATAN MANUSIA
• TERCIPTANYA PERDAGANGAN PANGAN YG JUJUR DAN BERTANGGUNG JAWAB
• TERWUJUDNYA TINGKAT KECUKUPAN PANGAN DENGAN HARGA YG WAJAR DAN TERJANGKAU SESUAI DENGAN KEBUTUHAN MASYARAKAT
- 11 juta anak pendek- 10 juta anemia gizi besi- 3,4 juta risiko GAKY
31 Juta - 3,5 juta remaja putri (15-19 tahun) dan WUS anemia gizi besi
- 30 juta kelompok usia produktif (Laki-laki dan perempuan) Kurang Energi Kronis
- 2 juta bumil anemia gizi - 1 juta Kurang Energi
Kronis10 juta
118 juta
350 ribu BBLR setiap tahun
18 juta
- 5 juta balita Gizi Kurang- 8,1 juta anak anemia
gizi besi- 10 juta anak KVA
sub klinis
Asuhan gizi keluarga
Ketersediaan pangan tingkat rumah
tangga Status kesehatan (penyakit
infeksi, kecacingan)
9 juta
5 juta anemi gizi besi
Jenis dan besaran masalah gizi di Indonesia 2005
4 Juta
4 Juta Ibu Hamil
9 juta Usila
KEMISKINAN DAN KERWANAN PANGAN
PENDUDUK MISKIN :
• TAHUN 2005 : 36,80 JUTA (16,69%)
• TAHUN 2006 : 39,30 JUTA (17,75%)
• TAHUN 2007 : 37,17 JUTA (16,58%)
RENTAN TERHADAP RAWAN PANGAN
PENDUDUK SANGAT RAWAN PANGAN TH 2005 (70% AKG): 5,105 JUTA JIWA (2,32%)PENDUDUK SANGAT RAWAN PANGAN TH 2006 : 10,04 JUTA JIWA (4,52%)127,9 JUTA JIWA (60%) MENGKONSUMSSI ENERGI 1332-1998 KKAL/KAP/HR
(Diolah : Badan Ketahanan Pangan Deptan 2007)
29.526.4
24.7 26.1 27.3 27.5 28.0
10.18.1 7.5 6.3
8 8.3 8.8
0
10
20
30
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2005
Tahun
Prev
alen
si (%
)
Gizi KurangGizi Buruk
PREVALENSI GIZI KURANG DAN BURUK DI INDONESIAPREVALENSI GIZI KURANG DAN BURUK DI INDONESIATAHUN 1998TAHUN 1998--20052005
Susenas 1998-2005
22,315,07,3DKI JAKARTA10
27,517,310,2KEP.RIAU9
25,717,08,7BABEL8
23,916,77,2LAMPUNG7
26,619,67,0BENGKULU6
26,017,58,5SUMSEL5
24,218,75,5JAMBI4
25,816,59,3RIAU3
30,4129,610,8SUMBAR2
28,718,210,5SUMUT1
BURUK+KURANGGIZI KURANG
GIZI BURUK
PREVALENSI GIZI BURUK,GIZI KURANG BALITA TAHUN 2005 (%)PROPINSINO
27,417,210,2KALTENG20
32,821,211,6KALBAR19
41,028,013,0NTT18
33,324,98,4NTB17
20,515,45,1BALI16
26,219,27,0BANTEN15
23,818,15,7JAWA TIMUR14
15,111,04,1DI YOGYAKARTA13
23,918,15,8JAWA TENGAH12
22,016,25,8JAWA BARAT11
BURUK+KURANGGIZI KURANG
GIZI BURUK
PREVALENSI GIZI BURUK,GIZI KURANG BALITA TAHUN 2005 (%)PROPINSINO
31,317,513,8PAPUA30
27,317,110,2MALUT29
33,718,515,2MALUKU28
41,526,115,4GORONTALO27
29,319,310,0SULTRA26
30,121,58,6SULSEL25
31,421,010,4SULTENG24
23,114,78,4SULUT23
25,918,37,6KALTIM22
35,824,511,3KALSEL21
BURUK+KURANGGIZI KURANG
GIZI BURUK
PREVALENSI GIZI BURUK,GIZI KURANG BALITA TAHUN 2005 (%)PROPINSINO
< 20%
20-29.9%30-39.9%
≥ 40%t. a. d
75 Kab/Kota191 Kab/Kota109 Kab/Kota
42 Kab/Kota23 Kab/kota
PREVALENSI GIZI KURANG BALITA INDONESIA MENURUT KABUPATEN/KOTA (SUSENAS 2005)
Aceh tidak dikumpulkan data antropometri
KlasifikasiKabupaten/Kota Menurut PrevGizi KurangTahun 2003
Klasifikasi Kabupaten/Kota Menurut Prevalensi Gizi Kurang
Tahun 2005 Total Kab/Kota
<10 10-19,9 20-29,9 ≥30
<10 1 1 4 2 8
10-19,9 3 32 31 13 79
20-29,9 0 14 75 32 121
≥30 1 6 42 54 103
Total Kab/Kota 5 53 152 101 311
MembaikMemburukTidak berubah
:
:: 162
8366
PERKEMBANGAN KABUPATEN/KOTA DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN GIZI BURUK TAHUN 2003 & 2005
Permasalahan Umum Pada100 Kabupaten Rawan Pangan
• Masalah ketersediaan pangan• Masalah kesehatan dan gizi• Masalah kemiskinan• Masalah sarana (akses jalan, listrik, air
bersih, pelayanan kesehatan)
3362,1Papua2268,4Jatim1171,0Jambi3262,4NTB2168,5Sulteng1071,1Bengkulu3163,6NTT2068,8Banten971,3Sumbar
3064,8Papua Barat
1968,8Lampung872,1Sumut2965,7Sulbar1869,0NAD772,2Kep Riau2866,2Kalbar1769,2Maluku672,9Kaltim2767,0Malut1669,8Jateng573,3Kalteng2667,4Kalsel1569,8Bali473,5DI Yogya2567,5Gorontalo1469,9Jabar373,6Riau2467,7Sultra1370,2Sumsel274,3Sulawesi Utara2368,2Sulsel1270,7Babel176,1DKI Jakarta
UrutanIPMPropinsiUrutanIPMPropinsiUrutanIPMPropinsi
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA INDONESIA 2005
Sumber: BPS
RENDAH < 10%SEDANG 10 - 19%TINGGI 20 - 29%SANGAT TINGGI > 29%
Pengelompokan kategori status wilayah berdasarkan prevalensi gizi kurang (BB/U)
menurut WHO (1999)
KAITAN ANTARA PERBAIKAN GIZI, PENINGKATAN SDM DAN KEMISKINAN
PeningkatanProduktivitas
Ekonomi Meningkat
Investasi sektor sosial (Gizi, Kes, Pendidikan)
Peningkatan KualitasSDM
Perbaikan Gizi, Tumbuh kembang
fisik dan mental anak
Sumber: Martorell, 1992
Kemiskinankurang
ISPA, 19
Malaria, 5
Diare, 19
Campak, 7Perinatal,
18
Lain2, 32
Gizi Kurang54%
PeranPeran Gizi Gizi KurangKurang terhadapterhadap Kematian Bayi dan BalitaKematian Bayi dan Balita
WHO, 2002WHO, 2002
Gizi, Kesehatan dan Kualitas SDM
Daya tahan rendahMudah sakitKematian
Daya tahan rendahAbsensi meningkatProduktivitas rendahPendapatan rendah
Tumbuh kembang otaktidak optimalGangguan kecerdasan& mentalPotensi pendidikanrendah
UmurHarapan
Hidup
Pendapatanper kapita
Tingkatmelek huruf
Janin,
Bayi dan Balita
Usiasekolah
danProduktif
Usia lanjut
Status Gizi
ASUPANGIZI
INFEKSIPENYAKIT
Perilaku/asuhanIbu dan Anak
KetersediaanPangan tingkatRumah Tangga
KEMISKINAN, PENDIDIKAN RENDAH,KETERSEDIANAN PANGAN, KESEMPATAN KERJA
KRISIS POLITIK DAN EKONOMI
PenyebabLANGSUNG
PenyebabTAK
LANGSUNG
MasalahUTAMA
MasalahDASAR
PenyebabPenyebab MasalahMasalah GiziGizi (UNICEF, 1998)(UNICEF, 1998)
Pelayanankesehatan
KONSEP KERJA SKPGSangatKEGAGALAN
PRODUKSI
KRISIS EKONOMI
KetersediaanPangan di
Masy kurang
Daya belimenurun
Pendapatanmenurun
KetersediaanPangan RT
kurangAsupanZat gizikurang
KURANGGIZI
dini
Cukupdini
Kurangdini
PREVENTIF
KURATIF
Peningkatandengan cepat
ukuran selMembangun beratbadan potensial
Periode Pertumbuhan Kritis
Peningkatandengan cepat
jumlah sel
Menentukan tinggibadan potensial
Untuk Mencapai Tinggi dan Beratbadan optimal
Seluruh zat gizi secara
seimbang
Enersi,
Vitamin, mineral
Konsepsi 20 mg LAHIR 2 TAHUN
Kehamilan & Pertumbuhan Janin Pertumbuhan Bayi & Anak
Vitamin, mineralprotein
Peningkatandengan cepat
ukuran sel
Menentukan beratbadan potensial
80% sel otak manusia dibentuk pada saat janin sampai usia 2 tahun
Sumber : Unicef, Mei 2004
5 th
Tum
buh
kem
bang
otak
Investasi terlambat, Mutu SDM rendahInvestasi tepat waktu
umur2 th
80%
lahir
100%
PRIORITAS INTERVENSI PADA MASA“EMAS” DAN KRITIS
6 bl
ASI
Eks
klus
if
ASI &MP-ASI
Surat Al Baqarah ayat 233“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitubagi yang ingin menyempurnakan penyusuan”
Sumber: FKM-UI, Ascobat Gani
-2
-1.5
-1
-0.5
0
0.5
1
1.5
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
Umur (bulan)
Kea
daan
giz
i men
urut
BB
/U
1999 2000 2002
• Gangguan pertumbuhan telah terjadi sejak usia 4-6 bulan pertamakehidupan bayi; terjadi baik di desa maupun kota
• Mulai umur 6 bulan gangguan pertumbuhan makin nyata dan mencapaipuncaknya pada umur 11 bulan
• Kurva pertumbuhan masih tetap menurun hingga umur 23 bulan• Sesudah 23 bulan kurva pertumbuhan relatif mendatar
DATANG KEPOSYANDU
BB ANAK DICATAT & DI PLOT KE KMS
DIDAFTAR DITIMBANG
DINILAI STATUS PERTUMBUHANBERDASARKAN KURVA BB ANAK
N = NAIK
T = TIDAKNAIK
BGM, PERTAMADITIMBANG
KONFIRMASI
GIZI BURUK
TIDAKGIZI
BURUK
DIRUJUK
KO
NSE
LIN
GPELAYANAN GIZIDAN KESEHATAN
DASAR
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU
2 x T
Menggerakkan danmemberdayakan
masyarakat untukhidup sehat.
Meningkatkan aksesmasyarakat terhadappelayanan kesehatan
yang berkualitas
Meningkatkan sistemsurveilans,
monitoring daninformasi kesehatan
Meningkatkanpembiayaankesehatan
Masyarakatyang Mandiriuntuk Hidup
Sehat
V I S I
MembuatRakyatSehat
M I S I
STRATEGI
• Berpihak pd rakyat
• Bertindakcepat dantepat
• Kerjasama• Integritas
yang tinggi• Transparan
danakuntabel
N I L A I
70%70%KeluargaKeluarga makanmakan beranekaberaneka ragamragam77
80%80%KeluargaKeluarga mengkonsumsimengkonsumsi garamgaramberyodiumberyodium
66
80%80%BayiBayi, , balitabalita, , bumilbumil dandan bufasbufasmendapatmendapat suplementasisuplementasi zatzat gizi gizi mikromikro
55
60%60%BalitaBalita GAKIN 6GAKIN 6--24 24 bulanbulan mendapatmendapatMPMP--ASIASI
4460%60%IbuIbu menyusuimenyusui eksklusifeksklusif33
100%100%BalitaBalita Gizi Gizi BurukBuruk GAKIN GAKIN ditanganiditanganisesuaisesuai standarstandar
22
70%70%BADUTA BADUTA ditimbangditimbang secarasecara teraturteratur didiPosyanduPosyandu
11TARGETTARGETINDIKATORINDIKATORNONO
INDIKATOR DAN TARGET KADARZI 2007
1. Peningkatan pendidikan gizi.2. Penanggulangan kurang energi protein,
anemia gizi besi, gangguan akibat kurangyodium, kurang vitamin A dan kurang zatgizi mikro lainnya.
3. Penanggulangan gizi lebih.4. Pemberdayaan masyarakat.5. Peningkatan surveilans gizi.
Khusus:1. Meningkatnya cakupan deteksi dini gizi buruk melalui
penimbangan balita di Posyandu, Puskesmas dan jaringannya.
2. Meningkatnya cakupan tata laksana kasus gizi buruk di Rumah Sakit, Puskesmas dan Rumah Tangga.
3. Meningkatnya kualitas tata laksana kasus gizi buruk di Rumah Sakit, Puskesmas dan Rumah Tangga.
4. Meningkatnya kemampuan dan ketrampilan keluargadalam menerapkan keluarga sadar gizi.
5. Berfungsinya sistem kewaspadaan pangan dan gizi.
Umum: Menurunnya prevalensi gizi kurang pada balitamenjadi setinggi-tingginya 20% dan prevalensi giziburuk menjadi setinggi-tingginya 5% pada tahun 2009.
TUJUAN
KEBIJAKANKEBIJAKANPencegahan dan Penanggulangan Gizi Buruk:
•• Program NasionalProgram Nasional. Perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dilaksanakan secara berkesinambungan antara pusat dan daerah
•• Pendekatan komprehensifPendekatan komprehensif, dengan mengutamakan upaya pencegahan dan upaya peningkatan, yang didukung upaya pengobatan dan pemulihan.
• Semua kabupaten/kota secara terus menerus, dengan koordinasi koordinasi lintas instansi/dinas dan organisasi masyarakatlintas instansi/dinas dan organisasi masyarakat.
•• MenggalangMenggalang kemitraankemitraan antara pemerintahan, dunia usaha dan masyarakat di berbagai tingkat.
•• Pendekatan Pemberdayaan masyarakatPendekatan Pemberdayaan masyarakat serta keterlibatan dalam proses pengambilan keputusan.
1. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat :
Mengaktifkan kembali Posyandu dan meningkatkan kembali partisipasi keluarga & masyarakat dlm memantau tumbuh-kembang balita, dan menanggulangi secara dini balita yang mengalami gangguan tumbuh kembang.Mewujudkan keluarga sadar gizi melalui promosi gizi, advokasi dan sosialisasi tentang makanan sehat dan bergizi seimbang dan pola hidup bersih dan sehat
STRATEGISTRATEGI
2. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas :
Pencegahan dan penanggulangan gizi buruk dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota, Perhatian khusus pada 151 Kabupaten-Kota dg prevalensi gizi kurang > 30%Meningkatkan kemampuan petugas, dalam manajemen dan melakukan tatalaksana gizi buruk untuk mendukung fungsi Posyandu yang dikelola oleh masyarakat melalui revitalisasi PuskesmasMenanggulangi secara langsung masalah gizi yang terjadi pada kelompok rawan melalui pemberian intervensi gizi (suplementasi), seperti kapsul Vitamin A, MP-ASI dan makanan tambahan.
STRATEGISTRATEGI
STRATEGISTRATEGI3. Meningkatkan Sistem Surveilance,
Monitoring dan informasi kesehatanMengaktifkan kembali Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPGSKPG) melalui revitalisasi SKPG dan Sistem Kewaspadaan Dini (SKDSKD) Gizi Buruk,
4. Meningkatkan Pembiayaan Kesehatantermasuk Perbaikan Gizi MasyarakatPemerintah Pusat dan Daerah memberikan prioritaspembiayaan bagi Program Kesehatan dan Gizi. Menggalang kerjasama lintas sektor dan kemitraan dengan swasta/dunia usaha dan masyarakat untuk mobilisasi sumberdaya, dalam rangka Perbaikan Gizi Masyarakat.
SELURUH KELUARGA
1. Penyuluhan/Konseling Gizi;a. ASI eksklusif dan MP-ASIb. Gizi seimbangc. Pola asuh ibu dan anak
2. Pemantauan pertumbuhan anak3. Penggunaan garam beryodium4. Pemanfaatan pekarangan5. Peningkatan daya beli
KELUARGA MISKIN6. Bantuan pangan darurat;
a. PMT balita, ibu hamilb. Raskin
POSYANDUPOSYANDU• Penimbangan
balita (DD)• Konseling• Suplementasi gizi• Pelayanan
kesehatan dasar
• PMT Pemulihan• Konseling
Puskesmas
Rumah Sakit
BB Tidaknaik (T), Gizi kurang
Sembuh, tidak perlu PMTSembuh perlu PMT
Intervensijangkamenengah/ panjang
Intervensijangkapendek, darurat
KELUARGA
MASYARAKAT dan LINTAS SEKTOR
PELAYANAN KESEHATAN
emuaBalitaPunya
KMS
Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi
Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi
Sehat, BB Naik (NN)
BGM, Gizi buruk, sakit
Sehat, BB Naik (N)
POKOK KEGIATANPOKOK KEGIATAN1. Revitalisasi Posyandu
a) Pelatihan/orientasi petugas Puskesmas dan lintas sektor
b) Pelatihan ulang kader c) Pembinaan dan pendampingan kaderd) Penyediaan sarana terutama dacin, KMS/Buku
KIA, panduan Posyandu, media KIE, sarana pencatatan.
e) Penyediaan biaya operasionalf) Pemberdayaan ekonomi kader melalui penyediaan
modal usaha kader melalui Usaha Kecil Menengah (UKM)
POKOK KEGIATANPOKOK KEGIATAN (lanjutan)
2. Revitalisasi Puskesmasa) Pelatihan manajemen program gizi di puskesmas bagi
pimpinan dan petugas puskesmas dan jaringannyab) Penyediaan biaya operasional Puskesmas untuk
pembinaan posyandu, pelacakan kasus, kerjasama LS tingkat kecamatan, dll
c) Pemenuhan sarana antropometri dan KIE bagi puskesmas dan jaringannya
d) Pelatihan tatalaksana gizi buruk bagi petugas rumah sakit dan puskesmas perawatan
3. Intervensi Gizi dan Kesehatan a. Perawatan/pengobatan gratis di Rumah Sakit dan Puskesmas balita
gizi buruk dari keluarga miskinb. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berupa MP-ASI bagi anak 6-23
bulan dan PMT pemulihan pada anak 24-59 bulan kepada balitagizi kurang dari keluarga miskin
c. Pemberian suplementasi gizi (kapsul vitamin A, tablet Fe)
4. Promosi Keluarga Sadar Gizia. Menyusun strategi (pedoman) promosi norma keluarga sadar gizib. Mengembangkan, menyediakan dan menyebarluaskan materi promosi
ke masyarakat, organisasi kemasyarakatan, institusi pendidikan,tempat kerja, tempat-tempat umum.
c. Melakukan kampanye secara bertahap, tematik menggunakan media efektif terpilih
d. Menyelenggarakan diskusi kelompok terarah melalui dasawisma dengan dukungan petugas
POKOK KEGIATANPOKOK KEGIATAN (lanjutan)
POKOK KEGIATANPOKOK KEGIATAN (lanjutan)
5. Pemberdayaan keluargaa. Pemberdayaan di bidang ekonomi b. Pemberdayaan di bidang pendidikan c. Pemberdayaan di bidang kesehatan d. Pemberdayaan di bidang ketahanan pangan
6. Advokasi dan pendampingan
a. Menyiapkan materi/strategi advokasib. Diskusi dan rapat kerja dengan DPRD secara berkalac. Melakukan pendampingan di kabupaten
POKOK KEGIATANPOKOK KEGIATAN (lanjutan)
7. Revitalisasi SKPG a. Memfungsikan sistem isyarat dini dan intervensi, serta
pencegahan KLBb. Memfungsikan sistem pelaporan, diseminasi informasi dan
pemanfaatannyac. Penyediaan data gizi secara reguler (pemantauan status gizi,
pemantauan konsumsi gizi, analisis data susenas).