Post on 08-Jan-2016
description
Oktober 2008
SabdaSabda
KehidupaKehidupa
nn
“Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang
tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu”. (Luk 6:38)
(Lc 6,38)
Pernahkah anda
menerima sebuah
hadiah dari seorang
teman dan merasa
berkewajiban untuk
membalasnya,
bukan karena merasa terpaksa untuk membalas kembali melainkan karena kasih murni dan rasa terima
kasih? Pasti ya!
Jika kita merasa demikian, terlebih lagi Allah, Dia yang adalah
Kasih.
Dia selalu membalas setiap pemberian yang kita berikan kepada sesama kita di dalam nama-Nya. Inilah yang sering dialami oleh orang-orang kristen sejati. Setiap kali hal ini
terjadi, mereka melihatnya sebagai sebuah campur tangan Tuhan yang tak terduga.
Kita tidak akan pernah dapat membayangkan bagaimana Tuhan
membalas. Saya dapat memberikan ribuan bahkan puluhan ribu contoh
mengenai hal ini. Bahkan saya dapat menulis sebuah buku tentang hal ini
saja,
dan anda akan menyadari betapa benar ayat yang
berbunyi: “..suatu takaran yang
baik, yang dipadatkan, yang
digoncang dan yang tumpah ke
luar akan dicurahkan ke
dalam ribaanmu”. Tuhan membalas secara berlimpah.
"Berikut ini satu contoh pengalaman tentang hal ini; “Hari sudah larut malam. Di sebuah apartemen di lantai
satu tinggal sekelompok gadis yang berkomitmen menghidupi Injil. Malam itu mereka sudah hendak pergi
tidur,
ketika itu juga bel berbunyi. Siapa gerangan yang datang pada jam seperti ini? Di depan pintu ada seorang pria yang kelihatan cemas dan bingung. Esok harinya dia dan seluruh keluarganya akan
diusir dari rumah kontrakan mereka karena mereka tidak sanggup lagi membayar uang sewa rumah.
Tanpa ragu mereka memberikan
semuanya kepada pria itu.
Para gadis itu saling memandang satu sama lain
dan sepakat membuka sebuah laci di mana
tersimpan sisa gaji mereka serta uang untuk membayar
tagihan gas, telepon dan listrik di amplop-amplop
yang terpisah.
Malam itu mereka pergi tidur dengan gembira. Mereka percaya
Seseorang yang lain akan memikirkan mereka.
Pria yang sama menelpon dan berkata: “Saya akan datang sekarang naik taksi”. Semua heran dengan perkataan pria
itu.
Sebelum fajar tiba, telepon berdering.
Ketika dia tiba, mereka langsung dapat melihat
dari wajahnya bahwa sesuatu telah terjadi.
Pria itu berkata: “Semalam, setibanya di rumah, saya mendapat satu warisan yang tidak
pernah saya sangka akan saya terima. Hati
saya mengatakan bahwa saya harus
memberikan setengahnya kepada
kalian”. Jumlah yang dia berikan persis dua kali
lipat dari uang yang telah mereka berikan
kepadanya”
“Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke
dalam ribaanmu”.
Cobalah melakukannya.
Tetapi lakukanlah itu bukan karena
anda ingin melihat
hasilnya, melainkan
karena anda mengasihi Allah.
Apakah anda juga pernah mengalami hal yang sama? Jika belum,
ingatlah bahwa pemberian itu harus
diberikan tanpa pamrih kepada siapapun yang
memintanya, tanpa mengharapkan balasan.
Jika kita mau, kita mempunyai harta yang tidak akan pernah habis: yakni waktu, hati kita, senyuman, nasehat,
pengetahuan kita, rasa damai, kata-kata untuk meyakinkan orang-orang yang mampu untuk memberi
kepada orang yang berkekurangan.
Mungkin anda akan mengatakan: “Saya tidak mempunyai apa-apa”.
Itu tidak benar.
Lihatlah sekitar anda: ingatkah anda akan orang sakit itu yang sedang dirawat di rumah sakit, atau janda yang selalu merasa
sendirian itu, atau teman sekolahmu yang tidak lulus dan putus asa, atau pemuda itu yang sedih karena tidak mendapat pekerjaan, atau adikmu yang membutuhkan bantuanmu, atau teman yang sedang
dipenjara, atau karyawan baru yang merasa ragu-ragu karena belum banyak tahu tentang pekerjaannya? Di dalam diri mereka semua ada
Kristus yang menunggu anda.
Mungkin anda masih berkata: “Tetapi saya tidak tahu kepada siapa saya harus memberi.”
Kenakanlah sikap yang baru yang berasal dari Injil, yang menjadi tanda
orang kristen sejati. Sikap yang bertolak belakang dengan
ketertutupan dan memikirkan diri sendiri.
Berhentilah menaruh harapanmu pada harta
duniawi, melainkan bersandarlah pada Allah. Ini
akan menunjukkan iman anda akan Tuhan, dan iman ini akan
diperkuat oleh pemberian Tuhan yang anda terima.
Tetapi jelas sekali bahwa Tuhan bertindak demikian bukan untuk menjadikan kita kaya. Dia bertindak demikian agar banyak orang, dengan melihat mukjizat-mukjizat kecil yang kita alami karena kita memberi, mereka juga terdorong
untuk melakukan hal yang sama.
Tuhan bertindak demikian sebab semakin banyak yang kita miliki maka semakin banyak yang dapat kita berikan;
sehingga sebagai ‘administrator’ harta milik Allah sendiri, kita dapat membagi-bagikannya kepada anggota komunitas
di sekitar kita sehingga dapat dikatakan kembali sebagaimana komunitas perdana di Yerusalem: ‘tidak ada
seorangpun yang berkekurangan di antara mereka’.
Tidakkah anda
merasa bahwa
melalui sikap
seperti ini anda
memberi jiwa yang
benar kepada
revolusi sosial yang
sedang dinantikan
oleh seluruh dunia?
“Berilah dan kamu akan diberi”. Tentu saja ketika Yesus mengatakannya, Ia sedang berpikir pertama-tama tentang imbalan yang akan kita terima di Surga, tetapi semua yang
kita alami di dunia ini sudah merupakan antisipasi dan jaminannya.
“Sabda Kehidupan”, renungan bulanan Gerakan Focolare.Teks oleh Chiara Lubich
Grafik oleh Anna Lollo dan p. Placido D’Omina (Sisilia - Italia)