Post on 10-Feb-2016
description
Ana HanifahCahya Siti Laelasari
Intan Andanari PutriKhaerunnisa NurbaniM. Ridwan Pratama
NurifaRina Riani
Roby Ahmad Munggaran
3 - TPPG
NON DESTRUCTIVE TEST
Kelompok 3
GROUND PENETRATING RADAR
• Pengertian Ground Penetrating Radar adalah metode geofisika yang menggunakan radar untuk menggambarkan daerah bawah permukaan. Radar ini dapat digunakan dengan media apapun, seperti beton, batu, tanah, es, air dan bangunan.
• Fungsi
a. Digunakan untuk survey benda-benda yang terpendam di tempat yang dangkal, tempat yang dalam, dan pemeriksaan beton.
b. Digunakan untuk mencari lokasi pipa, tank, drum, pencitraan beton, studi arkeologi.
GPR untuk Pemeriksaan BetonPara profesional konstruksi memerlukan alat yang handal dengan cara non-destruktif untuk mencari target dalam struktur beton sebelum pengeboran atau memotong. Structure Scan dioptimalkan untuk aplikasi tertentu seseorang. Structure Scan adalah alat pilihan profesional beton berdasarkan kemudahan penggunaan, daya tahan yang terbukti di lapangan, dan akurasi untuk mencari rebar, kabel pre-stress dan conduits.
a. Menggunakan GPR untuk Cari Rebar
Profesional di bidang beton dan konstruksi menggunakan Ground Penetrating Radar untuk mencari dengan aman struktur dalam beton sebelum pengeboran, memotong atau coring. Efektif karena mencari target secara real time, dengan akses yang mudah.
b. Mencari Conduits dalam Slabs Beton dengan GPRMendeteksi apa yang ada di bawah permukaan sebelum memotong atau coring beton. StructureScan memungkinkan professional beton dan konstruksi untuk mengidentifikasi lokasi aman conduits, sehingga terhindar dari biaya yang mahal dan kondisi berbahaya
c. Menetapkan Lokasi dan Kedalaman Kabel Post-TensionMenetapkan Lokasi dan Kedalaman Kabel Post-Tension
dalam Beton dengan GPR. StructureScan membantu profesional beton dan kontraktor menemukan lokasi dan kedalaman kabel post-tension.StructureScandapat mengidentifikasi karakteristik daerah survei, seperti di mana kabel digantungkan, untuk meningkatkan keamanan.
d. Mendeteksi Tebal dari Slab Beton dengan GPR
Kontraktor dan insinyur sama-sama menggunakan StructureScan untuk menentukan ketebalan yang diragukan dari beton bertulang.
e. Mendeteksi Lubang dalam Slab Beton dengan GPR
Profesional beton dan insinyur tertarik dalam mendeteksi keberadaan void atau lubang yang dapat mempengaruhi stabilitas struktural beton.
f. Menggunakan GPR untuk Penilaian Kondisi Beton
Insinyur dan profesional beton menggunakan informasi selimut beton untuk menentukan apakah penulangan baja dilindungi dari dampak lingkungan, dan untuk mengidentifikasi daerah-daerah di mana selimut beton tidak menutup sebagai mana mestinya.
• Prinsip kerjaSeperti pada sistem radar pada umumnya, sistem GPR terdiri atas pengirim (trasmiter), 2 yaitu antena yang terhubung kesumber pulsa, dan bagianpenerima (receiver), yaitu antena yang terhubung ke unit pengolahan sinyal dan citra. Ada pun dalam menentukan tipe antena yang digunakan, sinyal yang ditransmisikan dan metode pengolahan sinyal tergantung pada beberapa hal, yaitu:
• Jenis objek yang akan dideteksi• Kedalaman Objek, dan• Karakteristik elektrik medium tanah
• Keuntungan dan kekurangan
Keuntungan :
• relative mudah untuk dilakukan• tidak merusak. • Antenna tidak harus bersentuhan secara langsung dengan permukaan
tanah.• Data GPR acapkali dapat ditafsirkan dengan benar pada tanah tanpa
pemrosesan data.• Keuntungan utama dari teknik GPR adalah bahwa antenna tidak harus
bersentuhan secara langsung dengan permukaan tanah, dengan cara demikian dapat mempermudah dan mempercepat pengukuran.
• Keuntungan lain dari sistem radar adalah kemampuannya dalam mendeteksi tipe sasaran tertentu yang diberikan dan menghasilkan gambar sasaran dalam 3 dimensi.
Kekurangan :• Keterbatasan utama GPR adalah lokasi capaiannya
yang spesifik, dan antena GPR secara umum dioptimasi hanya untuk durasi pulsa tertentu.
• Interpretasi radar gramsumumnya non-intuitif untuk pemula.
• Keahlian yang diperlukan untuk merancang secara efektif, perilaku, dan menafsirkan survei GPR.
• Konsumsi energi yang relatif tinggi dapat menjadi masalah bagi survei lapangan yang luas.
INFRA-RED THERMOMETER TEST
• Pengertian
Infrared thermography adalah suatu sistem pemeriksaan NDT (Non Destructive Test) yang menggunakan Kamera Infra merah untuk memeriksa peralatan listrik dan mekanik (M.E) pada pabrik-pabrik, industri pertambangan, gedung bertingkat, supermall, rumah sakit, bandara, pelabuhan,dan fasilitas umum lainnya. Pemakaian kamera inframerah di lingkungan sipil mencakup kegiatan Non Destructive Test (NDT), riset dan pengembangan.
PRINSIP KERJA IR THERMOGRAPHY
semua permukaan suatu objek akan
memancarkan energi dalam bentuk radiasi
elektromagnetik
kerusakan di bawah permukaan beton
mempengaruhi sistem perpindahan panas pada struktur
beton
CARA KERJA IR THERMOGRAPHY
Teknologi ini memanfaatkan energi panas yang dipancarkan oleh permukaan suatu benda untuk mengkarakterisasi kondisi di bawah permukaannya. Penyakit di bawah permukaan beton, seperti retakan, delaminations dan spalling mempengaruhi laju perpindahan panas melalui ketebalan beton dan karenanya menghasilkan perbedaan temperatur pada permukaan beton, dibandingkan dengan temperatur pada daerah yang sehat. Temperatur permukaan beton-uji diperoleh dari kamera termografi dalam bentuk gambar real time, yang selanjutnya datanya dianalisis untuk mengdiagnosis kerusakan di bawah permukaan beton-uji.
APLIKASI TEKNOLOGI INFRAMERAH
Upaya mengatasi bahaya
kebakaran
Penciptaan aspek rasa
aman
1. Teknologi Inframerah Menunjang Program Keselamatan Kerja
2. Aplikasi Teknologi Inframerah untuk Gedung/Bangunan
mengetahui kondisi thermal insulation of wall
mengetahui kondisi thermal insulation of surface
mengetahui titik-titik losses dan Air Conditioning
mengetahui titik-titik terjadi Thermal Bridges
mengetahui kondisi lembab dan moisture penetrations
mengetahui kondisi baik atau kerusakan water proofing
mendeteksi seluruh kondisi electrical equipments, losses energi listrik, life time material dan titik potensial terjadinya kebakaran
mendeteksi seluruh kondisi mechanical equipments seperti pompa, genset, chiller/AHU, plumbing, lift, escalator dll
building diagnostic
KEGUNAAN INFRARED SECARA UMUM
Dapat secara tepat menunjuk kelemahan dan kehandalan pada jaringan atau peralatan elektrikal, mekanical, dan proses
• Teknologi inframerah mampu mendeteksi secara dini adanya masalah pada peralatan elektrikal, mekanikal dan proses
Pemeriksaan dgn peralatan inframerah, terutama yang bekerja pada gelombang panjang (8-12 micron)
• Teknologi Inframerah dapat secara dini mengetahui kondisi kelainan, kerusakan dan kebocoran yang tidak dapat diraba dan dilihat oleh mata, yang terdapat pada suatu instalasi atau peralatan tanpa harus menghentikan sistem
Keuntungan Investigasi dengan Infrared Thermal Imaging Radiometers
• Dapat menunjukan kelemahan dan kehandalan peralatan/system
• Dapat mengetahui/memprediksi kondisi dini kerusakan yang akan terjadi pada peralatan
• Dapat melihat kondisi peralatan yang tidak dapat diraba dan dilihat oleh mata manusia
• Sangat membantu para teknisi maintenance untuk menentukan prioritas perbaikan suatu peralatan/instalasi
Keuntungan Investigasi dengan Infrared Thermal Imaging Radiometers
• Dari hasil data investigasi inframerah maka dapat dibuat perencanaan waktu perbaikan, penggantian suku cadang, overhoule dan jumlah teknisi yang dibutuhkan untuk perbaikan
• Akan menghasilkan suatu sistem perawatan/perbaikan yang lebih tepat dan terarah
• Dapat memperkecil timbulnya kerusakan dan kerugian serta bahaya kebakaran
• Dapat membantu menekan loss energi listrik yang timbul sebagai akibat kebocoran daya listrik
Keuntungan Investigasi dengan Infrared Thermal Imaging Radiometers
• Dapat menciptakan rasa aman kepada pemakai peralatan/instalasi dan pengelola gedung
• Menaikkan waktu produksi, menurunkan down time, meningkatkan efisiensi perawatan meningkatkan lifetime peralatan dan keselamatan
• Dapat memprediksi gejala dini dan titik potensial yang akan menyebabkan terjadinya kebakaran yang ditimbulkan oleh peralatan/instalasi listrik
• Meningkatkan mutu penampilan/citra perusahaan pada pemakai jasa/konsumen
Carbonation Test
Pengujian Korosi Beton dengan Uji Karbonasi
• Karbonasi adalah salah satu dari penyebab utama perkaratan tulangan beton disamping. Karbonasi terjadi ketika karbondioksida di udara masuk kedalam beton, dan dengan kondisi lembab, bereaksi dengan kalsium hidroksida menghasilkan kalsium karbonat. Kecepatan karbonasi tergantung pada kualitas dan kelembaban yang terkandung dalam beton dan lingkungan. Proses karbonasi akan menurunkan nilai pH dalam beton sampai pada batas di mana tulangan akan berkarat.
Gambar 2. Permukaan beton telah terkarbonasi (transparan)
Gambar 3. Areal beton di sekitar tulangan belum terkarbonasi (warna merah muda)
Proses karbonasi juga disebut depassivation. Fungsi dari uji karbonasi ini antara lain adalah untuk mengidenti kasi tingkat karbonasi pada beton.Pengujian ini dilakukan dengan menyemprotkan larutan Phenolphthalein pada benda uji silinder yang diperoleh dari hasil core masing-masing komponen struktur.
Indikator akan berubah menjadi berwarna merah muda (pink) jika disemprotkan pada beton berkarbonasi rendah atau tidak berkarbonasi (pH tinggi). Sebaliknya indikator tetap tidak berwarna jika disemprotkan pada beton berkarbonasi tinggi (pH rendah).Alat pengujian :
Alat penyemprot (sprayer)Reagen larutan Phenolphthalein
Dalam uji karbonasi, sangat penting untuk menentukan :a) total kedalaman penutup betonb) kedalaman karbonasiFungsi lain dari pengujian ini adalah untuk mengetahui kedalaman/ketebalan intrusi air laut (pada konstruksi dermaga) ataupun karbondioksida dalam pori-pori pada struktur beton dengan proses persenyawaan kimia dan hal ini akan menyebabkan korosi pada tulangan.
Penentuan Kedalaman Karbonasia) Sampel
Untuk inti •maka harus dibagi sepanjang sumbu longitudinal dan sedekat mungkin dengan diameter inti
Untuk fragmen besar (biasanya dengan dimensi
terkecil sekitar 50mm)
•maka harus dibagi sedekat mungkin tegak lurus ke permukaan eksternal beton
Untuk fragmen kecil
•tidak harus dibagi lebih lanjut tetapi diuji segera setelah mereka dipindahkan/dikeluarkan dari struktur
Untuk permukaan beton yang baru mengalami
kerusakan
•maka harus dibersihkan dari partikel debu dan kotoran ringan lainnya tanpa menggunakan air atau abrasi
Untuk pengeboran•pengeboran berturut-turut dapat digunakan jika uji karbonasi tidak mungkin dilakukan dengan memecahkan/mematahkan potongan beton yang tepat, tetapi itu hanya untuk estimasi perkiraan
b) Indikator Phenolphthalein1g larutan indikator phenolphthalein biasanya dilarutkan dalam 70 ml etil alkohol dan diencerkan sampai 100 ml dalam air suling atau deionisasi
c) Dimulainya Pengujian• Semprot larutan indikator phenolphthalein secukupnya
untuk membasahi permukaan beton tanpa mengalir di permukaan
• Gunakan alat ukur kedalaman untuk memastikan dan mencatat perubahan warna yang terjadi dari permukaan terluar beton dari zona merah-ungu dalam waktu 30 detik setelah penyemprotan
• Catatan : hasilnya mungkin tidak akurat jika warna berubah secara perlahan-lahan karena itu dapat menunjukkan zona karbonasi parsial. Metode alternatif yang dapat diterapkan untuk mengkonfirmasi hasil tes salah satunya adalah pemeriksaan petrografi
d) Hasil Pengujian• Beton non-karbonasi
nilai pH > sekitar 9beton yang disemprotkan memberikan
warna ungu merah. Hal ini menunjukkan bahwa beton cukup basa untuk memberikan passivity untuk baja• Beton berkarbonasi
nilai pH < sekitar 9beton yang disemprotkan tidak akan
memberikan warna apapun
e) Laporan Pengujian• Tanggal dan waktu pengujian
• Nama orang yang melakukan tes
• Kondisi umum cuaca selama pengujian in-situ
• Identifikasi dan lokasi masing-masing sampel dan eksposur, misalnya terlindung dari atau terkena hujan, internal atau eksternal
• Ukuran dan jenis spesimen yang digunakan
• Komposisi larutan indikator yang digunakan
• Nilai kedalaman karbonasi
• Catatan profil karbonasi seperti yang disebutkan BS EN 14630: 2006
• Setiap pengamatan lain yang relevan dan informasi yang dibuat pada saat memperoleh sampel seperti desain campuran, umur beton, setiap admixtures polimer atau perawatan
RAPID CHLORIDE PERMEABILITY TEST
• PengertianDaerah tepi pantai merupakan daerah yang memiliki
tingkat korosif yang cukup tinggi dan dapat membuat elemen struktur bangunan yang ada mengalami korosi pada tulangannya, yang dapat menyebabkan penurunan umur bangunan sehingga masa layannya tidak sebagaimana mestinya, dan untuk mengetahui tingkat korosif digunakan RCPT (Rapid Chloride Permeability Test). Standar pengujian RCPT yang digunakan adalah AASHTO T 277 atau ASTM C 1202.
Prinsip Kerja RCPT
Pengukuran RCPT didasarkan pada pengukuran konduksi elektrik pada sebuah benda uji beton yang berbentuk silinder dan berdasarkan ilmu fisika.
Pengukuran yang dilakukan dapat dimodelkan sebagai sebuah metode pengukuran yang virtual yang berfungsi sebagai simulasi performa pengujian berdasarkan laboratorium.
Hasil dari nilai korosif beton yang diketahui dari hasil pengujian RCPT digunakan untuk menentukan mix design yang benar benar optimal.
Dari mix design yang diperoleh penambahan komposisi material semen maupun silica fume tentu akan meningkatkan kekedapan dari material beton untuk memperlambat laju korosi yang ada.
• Indikator pengujian:
Manfaat RCPT• Penggunaannya dalam bidang teknik sipil
sudah cukup luas dan biasanya digunakan sebagai spesifikasi suatu konstruksi, kontrol kualitas (QC) dan penelitian durabilitas beton.
• Salah satu yang pernah mealkukan pengujian RCPT yaitu (Feldman RF& Snyder K A), hal ini menyebabkan RCPT menjadi salah satu pilihan dalam mengevaluasi dan memprediksi performa beton diwaktu yang akan datang yang sudah distandarisasi.
Keuntungan dan Kerugian RCPT
1. Relatif cepat dan dapat digunakan untuk pengendalian kualitas2. Memiliki pengaturan dan prosedur yang mudah dan sederhana3. Memberikan hasil yang mudah untuk ditafsirkan4. Berkorelasi baik dengan 90-hari uji genangan klorida
1. Mungkin tidak mewakili permeabilitas yang benar (atau permeabilitas yang berpotensi) untuk beton yang berisi bahan semen tambahan atau admixtures kimia2. Memungkinkan pengukuran tercapai sebelum keadaan stabil3. Dapat menyebabkan perubahan fisik dan kimia dalam spesimen, menghasilkan nilai-nilai yang tidak realistis4. Mungkin tidak cocok untuk beton yang mengandung bahan yang dapat mengalirkan panas (seperti serat baja atau karbon)