Post on 30-Oct-2021
MODUL PRATIKUM BLOK 3
ANATOMI SISTEM DIGESTIF DAN SISTEM ENDOKRIN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM - BANDA ACEH
2019
LEMBAR PENGESAHAN
MODUL PRATIKUM BLOK 3
ANATOMI SISTEM DIGESTIF DAN SISTEM ENDOKRIN
Banda Aceh, 20 Agustus 2019
Koordinator Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
Dr.dr.Dedy Syahrizal, M.Kes
NIP. 197912032003121001
1
BLOK 3 PRATIKUM ANATOMI
SISTEM DIGESTIF DAN SISTEM ENDOKRIN
FAKULTAL KEDOKTERANUNIVERSITAS
SYIAH KUALA
SEMESTER GANJIL 2019/2020
BUKU PENUNTUN PRATIKUM ANATOMI
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
DENGAN METODE PROBLEM-BASED
LEARNING
2
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
PENUNTUN PRATIKUM
BLOK 3
PRATIKUM ANATOMI
SISTEM DIGESTIF DAN SISTEM ENDOKRIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
Darussalam-Banda Aceh 23111
Telepon / Fax: (0651) 7551843
Home Page : www.fk-unsyiah.com
Email : unitmeufkunsyiah@yahoo.com
3
PRATIKUM ANATOMI
SISTEM DIGESTIF DAN SISTEM ENDOKRIN
BLOK 3
BUKU PENUNTUN PRATIKUM
Copyright ®2020 oleh Bagian Anatomi-Histologi
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
Diterbitkan oleh
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Semua hak cipta
terpelihara
Penerbitan ini dilindungi oleh Undang-undang Hak Cipta dan harus ada izin oleh penerbit
sebelum memperbanyak, disimpan, atau disebar dalam bentuk elektronik, mekanik, foto kopi,
dan rekaman atau bentuk lainnya.
4
PENYUSUN BUKU
STAF BAGIAN ANATOMI-HISTOLOGI FK UNSYIAH
dr. Muhammad Mizfaruddin, M.Kes., Sp.S
Dr.dr.Mulkan Azhari, M.Sc., Sp.P
dr. Ika Waraztuty, M.Biomed
dr. Roziana, M.Ked., Sp.OG
dr. Reza Maulana, M.Si
dr. Ichsan, M.Sc
5
KATA PENGANTAR
Pendidikan metode Problem Based Learning (PBL) dilaksanakan dengan
pendekatan utama berpusat pada aktivitas belajar secara mandiri oleh mahasiswa,
terstruktur dengan baik, berdasarkan masalah nyata, terintegrasi, berbasis masyarakat
dan pendekatan klinis yang terintegrasi sejak awal.
Di Indonesia pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan
menggunakan metode PBL berpedoman pada SK Menteri KesehatanNo.
1457/MOH/SK/X/2003, dan SK Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) tentang Standar
Kompetensi Dokter yang diterbitkan pada Desember 2012. Pelaksanaan metode PBL
diharapkan dapat menghasilkan dokter layanan primer/keluarga yang profesional, serta
mampu mengembangkan, menerapkan serta mengikuti perkembangan ilmu kedokteran
mutakhir.
Penerapan KBK menggunakan metode PBL untuk pendidikan kedokteran
dasardi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala telah dilaksanakan sejak tahun
akademik 2006/2007.Diharapkan metode ini akan menghasilkan kemampuan
komunikasi dan keterampilan belajar yang optimal, sejak pendidikan hingga dalam
profesi memberi pelayanan sebagai dokter dikemudian hari. Untuk mencapai hal
tersebut telah dibuat pemetaan kurikulum yang berkesinambungan dimulai dengan
Blok Introduksi Kedokteran, berikutnya beberapa blok dasar, dilanjutkan dengan blok
sistim organ, blok fase kehidupan, serta blok riset dan penulisan ilmiah.
Untuk kegiatan pratikum dibuat buku penuntun untuk mahasiswa. Dengan
adanya buku penuntun pratikum diharapkan dapat menuntun mahasiswa kegiatan
pratikum terutama dalam hal materi pratikum untuk pencapaian tujuan belajar yang
maksimal.
.
Darussalam, September 2019
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
Prof. Dr. dr. Maimun Syukri, Sp.PD-KGH,FINASIM
NIP. 196112251990021001
6
DAFTAR ISI
Halaman judul...............................................................................................................................1
Penyusun Buku ............................................................................................................................4
Kata Pengantar .............................................................................................................................5
Daftar Isi ......................................................................................................................................6
Pengantar Anatomi ......................................................................................................................7
Sistem Digestif..............................................................................................................................8
Lapisan Dinding Abdomen...........................................................................................................9
Traktus Digestivus........................................................................................................................12
Faring............................................................................................................................................18
Oesophagus...................................................................................................................................20
Gaster / Ventriculus......................................................................................................................22
Duodenum ....................................................................................................................................24
Jejenum dan Ileum........................................................................................................................27
Caecum......................................................................................................................................... 31
Colon Ascendens......................................................................................................................... .38
Colon Transversum.......................................................................................................................40
Daftar Pustaka...............................................................................................................................67
7
PENGANTAR PRAKTIKUM ANATOMI
Pendahuluan
Anatomi merupakan suatu bidang ilmu dasar yang mempelajari struktur tubuh
manusia. Dalam mempelajari anatomi dapat digunakan melalui tiga pendekatan, yaitu
anatomi sistematis, anatomi regional, dan anatomi klinis.
Anatomi sistematis mempelajari tubuh manusia sebagai rangkaian sistem, misalnya
sistem respirasi, sistem reproduksi, dan lainnya. Anatomi regional adalah ilmu anatomi yang
mempelajari anatomi pada regio/area tertentu, misalnya regio thorax, regio abdomen, dan
lainnya. Sedangkan anatomi klinis mempelajari struktur anatomi tubuh terkait dengan
fungsinya yang penting dalam praktik kedokteran, kedokteran gigi, dan kesehatan terkait.
Pendekatan di bidang ini menggabungkan baik pendekatan secara regional maupun sintesis
dan menitikberatkan penerapannya secara klinis.
Dalam penggunaan istilah anatomi saat ini, sudah ada kesepakatan internasional untuk
menggunakan dua bahasa yang lazim yaitu bahasa Inggris dan bahasa latin. Kepada
mahasiswa dianjurkan untuk mengetahui istilah dalam kedua bahasa tersebut. Di Indonesia
misalnya masih menggunakan istilah dalam bahasa latin, sedangkan di Malaysia dan sebagian
besar negara barat sudah menggunakan bahasa Inggris. Dan di FK Unsyiah sudah dimulai
penggunaan bahasa Inggris mendampingi bahasa latin, dan mahasiswa diperkenankan dan
dianjurkan untuk mengetahui dan menggunakan kedua bahasa tersebut. Hal ini termasuk
dalam buku-buku rujukan yang dipergunakan, seperti Atlas Netter dalam bahasa Inggris dan
Atlas Sobotta dalam bahasa latin, demikian juga buku buku teks yang dipergunakan.
8
SISTEM DIGESTIF
REGIO ABDOMEN
Regio abdomen dapat dibagi berdasarkan 9 regio dan 4 regio
• Abdominopelvic Regions (9 regio)
✓ Hipokondrium dextra : hepar, vesica fellea, duodenum pars superior
✓ Epigastrium : hepar, gaster, pancreas, aorta
✓ Hipokondrium sinistra : lien, setengah gaster, gland. Supra renal
✓ Lumbal dextra : colon ascenden, setengah bawah ginjal, sebagian duodenum
dan jejunum
✓ Umbilical : jejunum, ileum, colon transversa
✓ Lumbal sinistra : colon descenden, setengah bawah ginjal, sebagian jejunum dan ileum
✓ Iliaca dextra : caecum, appendix, ureter dextra
✓ Hipogastrium : setengah colon sigmoid, rectum, vesica urinaria
✓ Iliaca sinistra : setengah colon descenden, setengah colon sigmoid, ureter sinistra
Abdominopelvic Quadrants ( 4 regio)
✓ Kanan atas
✓ Kiri atas
✓ Kanan bawah
✓ Kiri bawah
Dibagi oleh 4 garis yaitu :
• Horizontal : Linea subcostalis, antara arkus costae dex et sin Linea interspinalis, antara spinailiaca
9
Vertikal : Linea vertical dextra Linea vertical sinistra
LAPISAN DINDING ABDOMEN
Kulit Fascia Superficial Fascia Profunda Fascia Transversa Perito
Kulit
▪ Fascia superficial : ~ fascia camperi (panniculus adiposus)
fascia scarpae (stratum membranacea) ▪ Fascia Profunda :
✓ Lateral
: m. obliquus externus abdominis
m. obliquus internus abdominis m. transversus abdominis
✓ Medial : aponeurosis
Musculi recti abdominis ▪ Fascia Transversa
▪ Fascia Extraperitoneal / lemak ekstraperitoneal
▪ Peritoneum : ~ peritoneum parietal
~peritoneum visceral
10
Cavitas Peritoneal (kantung besar) : terletak diantara peritoneum visceral dan parietal,
berisi cairan peritoneal sebagai pelumas untuk memudahkan pergerakan.
Bursa Omentalis (kantung kecil) : terletak dibelakang gaster
Foramen omentale/epiploicum : menghubungkan cavitas peritoneal dan bursa omentale
Ligamentum peritoneal : penghubung organ padat dan abdomen
Organ Intraperitoneal : gaster, duodenum superior, lien, hepar, jejunum, ileum, caecum,
colon transversa dan sigmoid
Organ Extraperitoneal : pancreas, colon ascenden, colon descenden, duodenum (ascenden,
horizontal,descenden), vesica urinaria
11
Mesenteria : lipatan peritoneum berlapis dua yang menghubungkan usus ke dinding
posterior abdomen
1. Mesenterium intestinum tenue ~ Mesenterium superior : fiksasi usus atas ~ Mesenterium inferior : fiksasi usus bawah
2. Mesocolon : fiksasi colon ~ Mesocolon transversum ~ Mesocolon sigmoideum
Omentum : lipatan peritoneum berlapis ganda yang menghubungkan gaster dengan
organ berongga lainnya
1. Omentum mayus : fiksasi gaster dan colon transversum ( kurvatura mayor gaster dan
colon transversum)
2. Omentum minus : fiksasi gaster dan hepar (kurvatura minor gaster dan porta hepatica
pada permukaan hepar)
12
5
13
TRAKTUS DIGESTIVUS
Cavitas oris → pharynx → oesophagus → gaster→ duodenum → jejunum → ileum → caecum
→ colon ascenden → colon transversa → colon descenden → sigmoid → rectum → anus
Cavum Oris
Batas-batas pada cavum oris
Anterior
: dens dan gingival
Posterior
: isthmus faucium
Superior
: palatum mole dan palatum durum
Lateral
: buccal
Inferior
: lingua
❖ Rima oris : celah antara bibir atas dan bibir bawah
❖ Vestibulum oris : celah antarabibir dan gigi
❖ Cavitas oris propria : dibelakang oral vestibule sampai arcus palatoglossus
❖ Angulus oris : sudut bibir
❖ Faucets (throat) : batas posterior oropharing
14
Dens terdiri dari :
✓ Incisivus ✓ Caninus ✓ Premolar ✓ molar
Desidua : gigi susu berjumlah 20 densi dengan 4 incisivus, 2 caninus, 4 molar
Permanen: 32 dens dengan 4 incisivus, 2 caninus, 4 premolar, 6 molar
Lingua (Glossus)
Terdiri dari 2 pars : pars oralis (2/3 anterior) dan pars faringeal (1/3 posterior)
2 fascies : F.dorsal dan F.inferior
Struktur
1. Sulcus
✓ Sulcus lingua media : membagi kanan dan kiri
✓ Sulcus lingua terminalis : berada di radix lingua
2. Frenulum lingua : selaput ditengah lidah bagian inferior
3. Septum lingua
15
Os Hyoid (tulang lidah)
Suprahyoid : m. geniohyoid, m. stylohyoid, m.digastricus, m.mylohyoid
Infrahyoid : m. omohyoid, m.sternohyoid, m.tyrohyoid, m.sternotyroid
Otot ekstrinsik lidah
M.Palatoglossus → elevasi posterior lidah, depresi palatum mole, mengangkat radix lingua dan lingua ke atas
❖ M.Styloglossus → memendekkan dan mengangkat lidah, mengangkat lingua ke atas dan kebelakang
❖ M.Genioglossus → depresi-protraksi lidah, deviasi lidah ke lateral kontra, menjulurkan lidah
❖ M.Hyoglossus → depresi dan memendekkan lidah, menelan, menurunkan lidah
Otot intrinsik lidah
M.Longitudinalis lingual
❖ M.Transversa lingualis
❖ M.Vertikalis lingualis
16
Papila (kuncup kecap)
❖ Papila filiformis : paling banyak, berbentuk seperti api ❖ Papila fungiformis : berbentuk seperti jamur ❖ Papila foliate : bersifat rudimenter ❖ Papila Circumfalata
17
Otot rima oris
❖ M.Orbicularis oris ❖ M.Buccinator ❖ M.Risorius ❖ M.Depresor labii dan levator labii
Otot mastikasi
❖ M.Temporalis : mempengaruhi tulang rahang, retraksi mandibula, tutup mulut ❖ M. Masseter : angkat mandibula, tutup mulut, protraksi mandibula ❖ M.Pterygoideus lateral dan media : protraksi mandibula, depresi dagu, geser rahang
kontralateral
Glandula Saliva
Mayor → ~G.Parotis : berada didepan telinga, bermuara ke vestibulum oris
~G. sublingual : berada di bawah lidah, bermuara ke plica sublingual
~G. submandibula : berada di os mandibula, bermuara ke frenulum lingua
~G. submaksila
18
Minor → ~ G.Buccalis
~G.Palatin ~G.Labiales ~G.Lingualis
Ring of Waldeyer ( imunitas)
~Tonsila lingua
~Tonsila palatine
~Tonsila faringea
Tonsila tubaria
Vaskularisasi
lidah : a.carotis externa → a.lingualis : dorsal (radix/posterior)
profunda (anterior)
v. lingualis dorsalis et profunda → vena jugularis interna
Inervasi lidah : sensorik 2/3 anterior oleh n.fascialis , 1/3 posterior oleh
n.glossofaringeus
motorik n.hypoglossus dan n.vagus
19
Faring
Skeletopi
- Nasofaring : Basis Cranii →VC II (corpus os sphenoid – isthmus faringeus)
- Orofaring : VC II – VC IV (epiglotis)
- Laringofaring : VC IV – VC VI (cartilago cricoidea)
Otot
• M. Constrictor Faringeus : ✓
Superior : Menyempitkan rongga faring
✓ Media : Mendorong makanan ke esophagus dan menyempitkan rongga faring
✓ Inferior : Menutup additus laringeus dan membentuk penyempitan pada esophagus
• M.Cricopharyngeus → spinchter pada ujung bawah faring
• M. Stylopharyngeus → mengangkat laring selama proses menelan
• M. Salphingopharyngeus → mengangkat faring
• M. Palatopharyngeus → mengangkat dinding faring, menarik lengkung
palatopharyngeal ke medial
20
Inervasi : Nasofaring → nervus maxillaries (V2)
Orofaring → nervus glossopharyngeus
Laringofaring → ramus laryngeus internus dari nervus vagus
Vaskularisasi : a.pharyngea ascendens, cabang-cabang tonsilar a.fascialis, cabang-
cabang a.maxillaris, dan a.lingualis
21
Oesophagus
Skeletopi
Pars
: VC 6 (cartilago cricoids) – VT 10 (hiatus esophageal)
: ~ Pars Cervicalis VC 6 – VT 1
~ Pars Thoracica VT 1 – VT 10
~ Pars Abdominal VT 10 – orificium cardiac gaster
Lapisan Otot : ~ Sirkular → bagian dalam
~ Longitudinal → bagian luar
1/3 superior : otot lurik
1/3 media : otot lurik dan otot polos
1/3 inferior : otot polos
22
Penyempitan : ▪ Constrictio Pharyngo-Esophageal → karena perubahan faring ke esophagus
▪ Constrictio Broncho-aortica → karena penekanan bronkus principalis dan arcus aorta
▪ Constrictio Gastroesophageal/diafragma → karena memasuki hiatus esophageal
dan penebalan otot sirkular esophagus
Inervasi : Simpatis → truncus simpaticus
Parasimpatis → N.Vagus
Vaskularisasi :
1/3 superior → a.thyroidea inferior – v.thyroidea inferior
1/3 media → aorta thoracalis ramus esophagealis – v.azygos
1/3 inferior → a.gastrica sinistra – v.porta hepatica & v.gastrica sinistra
23
Gaster / Ventriculus
Skeletopi
: VT10–VL3
Topografi : Bawah arcus costae sinistra, regio ; epigastrium, umbilicalis,
hipokondrium sinistra, lumbal sinistra.
Bagian Gaster :
1. Cardiac → bagian pertama setelah keluar dari esophagus
2. Fundus → bagian yang tipis berisi udara
3. Corpus → bagian yang memiliki banyak rugae/plica gastric.
Rugae tersebut berfungsi untuk memperluas permukaan lambung dan
mencegah over dilatasi gaster
4. Phylorus → ✓
Antrum Pylori
✓ Canalis Pyloricus
✓ Ostium Pylorus
✓ M. Sphincter Pylorus
Merupakan modifikasi stratum circulare yang mengalami
penebalan, berfungsi untuk mengatur banyaknya makanan ke
duodenum
Curvatura :
1. Curvatura minor → pinggir kanan gaster, berhubungan dengan omentum minus dan
hepar 2. Curvatura mayor → pinggir kiri gaster, berhubungan dengan omentum mayus dan
colon transversum Incisura :
1. Incisura angularis → bagian bawah curvatura minor 2. Inciura Cardiaca → di curvatura mayor
24
Lapisan Otot :
1. Stratum longitudinal → paling dalam, dominan di curvature 2. Stratum circulare → tengah, dominan di corpus dan pylorus 3. Stratum oblique → paling luar, dominan di fundus
Vaskularisasi :
• A.Gastrica dextra et sinistra & v.portahepatica → curvature minor • A.Gastrica brevis & v.lienalis → fundus (curvature mayor) • A.Gastroomentica sinistra & v.lienalis → corpus (curvature mayor) • A.Gastroomentica dextra & vena mesenterica superior → antrum (curvature
mayor)
Inervasi :
Simpatik → Plexus Coeliacus
Parasimpatik → Nervus vagus
25
Intestinum Tenue
Duodenum
Skeletopi
: VL 1 – VL 3 , regio epigastrium dan umbilicalis
Bagian /Pars
:
1. Pars Superior (bulbus duodenum) / Part 1 ✓
Panjang : 2 inchi/5cm , dimana inchi pertama adalah intraperitoneal dan inchi kedua hingga seterusnya dalah retroperitoneal
✓ Tidak ada plica sircular
✓ Terdapat ligamentum hepatoduodenales (fiksasi duodenum dan hepar)\
2. Pars Descenden / Part 2 ✓
Panjang : 3 inchi/8cm
✓ Terdapat 2 papilla duodeni :
Papilla duodeni mayor
Merupakan muara ductus coleduccus dan ductus pancreaticus
mayor/wirsungi. Gabungan kedua ductus membentuk ampula
vateri (lubang m.sphincter oddi)
M.Sphincter oddi dipengaruhi oleh hormone Cholecystokinin (CCK) ,
berfungsi untuk mengendalikan getah pancreas
Papilla duodeni minor
Muara ductus pancreaticus minor/santhorini/assesorius
3. Pars Horizontal / Part 3 ✓
Setentang VL 3
✓ Panjang : 3 inchi/8cm
4. Pars Ascenden / Part 4 ✓
Panjang : 2 inchi/5cm
✓ Terdapat ligamentum treitz (m.suspensorium duodeni) yang merupakan
pembatas saluran cerna atas dan bawah dan memfiksasi serta membuat
belokan/lengkungan yang disebut flexura duodenojejunales.
26
Ductus yang bermuara ke duodenum :
1. Ductus Hepaticus Communis 2. Ductus Cystius 3. Ductus Coleduccus (D.Hepaticus Communis + D.Cystius)
4. Ductus Pankreaticus Mayor / Wirsungi + D.Coleduccus Ampula Vateri
5. Ductus Pancreaticus Minor / Assesorius / Santhorini
27
Vaskularisasi :
A.pancreaticoduodenales superior (cabang a.gastroduodenalis) & V.Pancreaticoduodenales
inferior (cabang v.mesenterica superior)
Inervasi :
Simpatis → memperlambat peristaltic → plexus coeliacus
Parasimpatis → mempercepat peristaltic → N.Vagus, plexus coeliacus dan plexus mesenterica
superior
28
Jejenum dan Ileum
Panjang jejunum dan ileum yaitu 6m/20 inchi → 2/5 jejenum : 2,5 m
→ 3/5 ileum : 3,6 m
Batas-Batas :
Awal : Junctura duodenales (flexura duodenales)
Akhir : Junctura ileocaecal (ileocaecal junction)
Anterior : Omentum mayus, dinding anterior abdomen
Posterior : Organ retroperitoneal, dinding posterior abdomen
Mesenterium/penggantung usus :
✓ Mesenterium intestinum tenue → mesenterium superior et inferior
✓ Mesocolon → mesocolon tranversum et sigmoid
✓ Mesoapendix →appendix
29
Perbedaan Jejenum dan Ileum
Jejenum Ileum
Letak Cavitas peritoneal bagian atas, Cavitas Peritoneal
dekat colon sigmoid sinistra bagian bawah masuk ke
regio umbilical dan lumbal bagian rongga pelvis
sinistra regio hipogastrium
Lumen-ketebalan Lebar - tebal Kecil – tipis
Warna Lebih merah Lebih pucat
Plica Sirkularis (rapat) Semisirkularis (jarang)
Arcade Aa.Jejunales (cabang Aa.Iliales (cabang
a.mesenterica superior) a.mesenterica superior)
- Renggang
- Rapat
- Jarang - Pembuluh darah
- Pembuluh darah panjang Pendek
30
- Berjumlah 1-2 - Berjumlah 3-4
Jaringan lemak Sedikit (awal dan akhir) Seluruhnya (awal-akhir)
Nodus Lymphoid Soliter Agregatio (peyer patch)
Letak Mesenterium Sinistra superior aorta Dextra inferior aorta
Vaskularisasi a.jejunales a.iliales , a.ileocaecal
v.jejunales
v.iliales
Yang berperan Asam folat Vitamin B12
dalam absorbsi
Vasa recta Panjang Pendek
31
Inervasi :
Simpatik → plexus mesenterica superior
Parasimpatik → nervus vagus
Vaskularisasi :
Arcade jejunales
Arcade iliales
Perbedaan Intestinum tenue dan intestinum crassum
Intestinum Tenue Intestinum Crassum
Plica Sirkular dan semisirkular Plica semilunar
Otot melekat Otot membentuk taenia coli
Tidak ada haustra Ada haustra
Mesentrium Mesocolon
Mobile Terfiksasi sempurna
Diameter lebih kecil Diameter lebih besar
Lemak seluruhnya Lemak berbentuk cacing (appendix
epiploicum)
Ada vili chorialis Tidak ada vili chorialis
Taenia Coli :
✓ Taenia Coli Libera → terletak di anterior
✓ Taenia Coli Mesocolica → berhubungan dengan mesocolon , terletak di posterolateral
✓ Taenia Coli Omentalis → berhubungan dengan omentum, terletak di posteromedia
32
intenstinum crassum
Caecum Panjang : 6 cm
Letak: fossa iliaca dextra
Penghubung antara ileum dan caecum disebut ileocaecal junction. Pintu masuk ileum dan
caecum disebut valve ileocaecal (katup bauhin) yang dibentuk oleh labium superior dan labium
inferior.
Vaskularisasi : A.V caecalis anterior et posterior
Inervasi: Simpatik → truncus simpaticus
Parasimpatik → N.Vagus melalui plexus mesentricus superior
Appendix Vermiformis
Panjang : sekitar 1 inchi (2,5 cm)
Letak: posteromedial caecum fossa iliaca dextra
Lubang yang terbentuk oleh appendix di caecum dinamakan orificium/ostium appendix
vermiformis. Appendix vermiformis difiksasi oleh mesoappendix
Vaskularisasi : A.V appendicularis
Inervasi: Simpatik → truncus simpaticus
Parasimpatik → N.Vagus melalui plexus mesentricus superior
Colon Ascendens
Panjang: 5 inchi (13 cm)
Peralihan colon ascenden - transversum membentuk flexura coli dextra/flexura hepatica
yang terbentuk karena ligamentum hepatocolica
Vaskularisasi : A.V ileocolica dan colica dextra
Inervasi : Simpatik→ truncus simpaticus
Parasimpatik → N.Vagus melalui plexus mesentricus superior
33
Colon Transversum
Panjang : 15 inchi (38 cm)
Difiksasi oleh :
- Mesocolon transversum → bagian atas colon transversum dan caput pancreas
- Omentum mayus → bagian bawah colon transversum dan kurvatura mayor
gaster
Peralihan colon transversum – descenden membentuk flexura coli sinistra/flexura lienalis
yang terbentuk karena ligamentum phrenicocolicum.
Vaskularisasi :
2/3 proksimal → A.V colica media
1/3 distal → A.V colica sinistra
Inervasi :
2/3 proksimal → Simpatik → truncus simpaticus Parasimpatik → N.Vagus melalui plexus
mesentricus superior
1/3 distal → Simpatik → truncus simpaticus Parasimpatik → nervi splanchnici pelvic
melalui plexus mesentricus inferior
Colon Descendens
Panjang: 10 inchi (25 cm)
Saat berjalan melewati linea terminalis dan rongga pelvis, colon descendens akan
melanjutkan diri sebagai colon sigmoid
Vaskularisasi : A.V colica sinistra dan sigmoidea
Inervasi: Simpatik → truncus simpaticus
Parasimpatik → nervi splanchnici pelvici melalui plexus mesentricus inferior
34
Colon Sigmoideum
Panjang: 10-15 inchi ( 25-38 cm)
Colon sigmoid akan berlanjut sebagai rectum yang terletak didepan vertebrae sacralis ketiga
Vaskularisasi : A.V sigmoidea
Inervasi: Simpatik → truncus simpaticus
Parasimpatik → plexus hypogastricus inferior
35
Rectum
Panjang : 5 inchi (13 cm)
Skeletopi : VS III – os.coccygeus
Pelebaran bagian bawah rectum disebut ampula recti yaitu tempat penampungan feses terakhir
Lipatan pada rectum disebut plicae transversales recti yang terdiri dari tiga lipatan semisirkular
yaitu dua terdapat pada sisi kiri dinding rectum dan satu pada sisi kanan dinding rectum.
Vaskularisasi :
- A.V rectalis superior - A.V rectalis media - A.V rectalis inferior
Inervasi :
Simpatik → truncus simpatikus
Parasimpatik → nervi splanchnici melalui plexus hypogastricus inferior
36
Anus
Panjang : 1,5 inchi (4cm)
Musculus pada anus
✓ Musculus spinchter ani externus : volunteer, pars profunda, pars superficialis, pars
subcutanea ✓ Musculus spinchter ani internus : involunter ✓ Musculus levator ani : involunter
Tunica mukosa setengah bagian atas canalis analis memperlihatkan lipatan-lipatan
vertical yang dinamakan columnae anales. Columnae ini dihubungkan satu dengan yang lain
pada ujung bawahnya oleh plica semilunaris kecil yang dinamakan valvulae anales. Sinus analis
adalah cekungan yang berada dibawah columna analis, berupa alur yang memisahkan columna
analis satu sama lain.
Pembatas antara canalis analis setengah bagian atas dan setengah bagian bawah adalah
linea dentate
Zona- zona canalis analis :
Anorectal junction/linea dentata
Zona columnae/columnae anales
Linea Pectinata
Pecten analis
Linea Anocutanea
Zona Cutaneus
Kulit
Vaskularisasi :
Setengah atas → a. rectalis superior
Setengah bawah → a. rectalis inferior
37
Inervasi :
Setengah atas → plexus hypogastricus (peka terhadap regangan)
Setengah bawah → nervus rectalis inferior (peka terhadap nyeri, suhu, dan raba)
38
Organ Tambahan yang Berkaitan dengan Sistem Digestif
Vesica Biliaris / vesica felea
Bagian: ✓
Fundus
✓ Corpus
✓ Collum
Fungsi :
✓ Menampung cairan empedu yang dikeluarkan
✓ Memekatkan cairan empedu
Ductus :
Ductus Cystius + Ductus Hepaticus Communis → Ductus Biliaris (Ductus Coleduccus)
Inervasi :
Simpatis → serabut plexus coeleacus
Parasimpatis → nervus vagus
Vaskularisasi : a.v cystic
39
Hepar
Letak : superior cavum abdominal , inferior diafragma
Regio : hipokondrium dextra dan epigastrium
Batas : Superior → diafragma
Inferior → cavum abdominal
Berat : 2% tubuh → 1,4-1,8 kg
Fungsi :
- Sintesis dan seksresi empedu
- Metabolisme zat gizi utama
- Detoksifikasi
- Menyaring darah
Topografi : dibawah arcus costae dextra
Facies : F. diafragmatica dan F.visceralis / posteroinferior
Lobus :
Lobus dextra → lobus quadrates
Lobus sinistra -lobus caudatus
Impressio:
- Lobus dextra o Impressio Renalis → kiri dan kanan atas o Impressio Suprarenalis → atas impression renalis o Impressio Duodenum → bawah impression renalis
Impressio Coelica→ paling bawah - Lobus Sinistra
o Impressio Gastrica → tengah lobus o Impressio Esophageal → sedikit lateral lobus
Hilus hepaticum :
- Ducutus Hepaticum
- A. hepatica propria
- V. porta hepatica
- Serabut saraf simpatis dan parasimpatis
Ligamentum Hepar :
✓ Ligamentum teres hepatis , merupakan bekas vena umbilikalis pada fetus
40
✓ Ligamentum coronarium, menggantung hepar ke diafragma ✓ Ligamentum falciform, membatasi lobus dextra et sinistra ✓ Ligamentum triangular dextra et sinistra ✓ Ligamentum venosum arantii, merupakan sisa dari ductus venosus
Vaskularisasi :
Arteri hepatica propria, cabang arteri coelica (truncus coeliacus)
Vena Hepaticae yang bermuara ke vena cava inferior
Inervasi :
Simpatik dan parasimpatik → plexus coeliacus
41
Pankreas
Letak : regio epigastrium dan kuadran kiri atas posterior abdomen
Topografi : posterior abdomen dibelakang peritoneum
Fungsi :
o Endokrin Terdiri dari pulau-pulau langerhans, yang mengandung beberapa jenis sel :
- Sel α → menghasilkan hormon glukagon yang berfungsi untuk menaikkan kadar gula dalam darah
- Sel β → menghasilkan hormon insulin yang berfungsi untuk
menurunkan kadar gula dalam darah
- Sel → menghasilkan hormon somatostatin yang berfungsi mengatur pelepasan hormon dari sel α dan sel β
- Sel PP → menghasilkan polipeptida pancreas yang berfungsi untuk mengatur
kerja enzim eksokrin
o Eksokrin
Terdiri dari asini-asini dan menghasilkan enzim serta alkali Sel asinar menghasilkan enzim sebagai berikut :
- Amilase → mengurai amilum - Tripsin → anabolisme protein - Lipase → mengurai lipid
Sel sentroasinar menghasilkan larutan kaya garam dan bikarbonat
Bagian-bagian pancreas :
- Caput , berbentuk cakram dan terletak dibagian dalam bagian cekung duodenum.
Sebagian caput meluas ke kiri di belakang vasa mesenterica superior yang
dinamakan processus uncinatus
- Collum , bagian yang mengecil dan menghubungkan caput dan corpus dan terletak
didepan pangkal vena porta dan tempat dicabangkannya a.mesenterica superior
- Corpus , berjalan ke atas dan kiri, menyilang garis tengah
- Cauda , berjalan ke depan di dalam ligamentum lienorenale dan berhubungan dengan hilus lienalis
42
Ductus Pancreas :
Ductus Panceraticus → D.pancreaticus minor → papilla duodeni minor
→ D. pancreaticus mayor + D.coleduccus → papilla duodeni mayor
43
Vaskularisasi :
- A.V lienalis/splenica
- A.V pancreatico duodenale superior
- A.V pancreatico duodenale inferior
Inervasi :
Serabut saraf simpatik dan parasimpatik (N.Vagus)
Lien
Topografi : Inferior diafragma , dekat costae IX,X,XI
Fungsi :
- Membentuk sel limfosit (organ limfoid terbesar) - Menghancurkan sel darah yang
rusak
Ekstremitas :
- Anterior , berbentuk lebih tumpul dan terdapat lekukan yaitu incisura lienalis
- Posterior , berbentuk lebih tajam
Ligamentum :
- Ligamentum gastrolienalis
- Ligamentum lienorenalis
Kedua ligamentum tersebut melindungi hilum splenicum yang terdiri dari a.v lienalis
Facies lien :
- Facies diafgragmatica → anterior - Facies gastric → posterosuperior - Facies colica →posteromedial
- Facies renalis →
posteroinferior
Margo lien :
- Superior , berbentuk lebih lengkung dan terdapat incisura lienalis
- Inferior , sberbentuk lebih datar
44
Vaskularisasi : A.V lienalis
Inervasi :
Simpatis → truncus coeliacus
Parasimpatis → N.Vagus
45
SISTEM ENDOKRIN
GLANDULA ENDOKRIN DI KEPALA DAN LEHER
Hipotalamus
Topografi : dekat thalamus pada dinding bawah/lantai ventrikel III cerebri dan
dibelakang chiasma opticum
Fungsi : mengatur keadaan tubuh seperti peningkatan denyut jantung, keseimbangan cairan
tubuh, dan aktifitas kelenjar hipofisis
Hormon : Releasing hormone dan inhibiting hormone ( TRH,CRH,GnRH,
GHRH, GHIH,PRH,PIH)
46
Hipofisis Cerebri / Glandula Pituitari
Topografi : melekat pada permukaan bawah otak oleh infundibulum (tangkai) , di sella turcica ossis sphenoidalis
Lobus-Lobus :
1. Lobus Anterior (Adenohypofisis) - Pars anterior (pars distalis)
- Pars intermedia - Pars tuberalis , merupakan tonjolan dari pars anterior yang meluas ke atas
sepanjang facies anterior dan lateralis tangkai pituitary
Hormon : GH, TSH,ACTH, FSH,LH,proklaktin,hormone pertumbuhan
2. Lobus Posterior (Neurohypofisis)
Hormon : Vasopresin/ADH dan oksitosin
Batas-batas: :
Anterior
→ sinus sphenoidalis Posterior
→ dorsum sellae, arteri basilaris, dan pons Superior
→ diaphragm sellae, yang mempunyai aperture centralis sebagai tempat
lewatnya infundibulum. Diafragma sellae memisahkan lobus anterior
dari chiasma opticum.
Inferior → corpus sphenoidalis, sinus sphenoidalis
Lateral → sinus cavernosus dan isinya
Vaskularisasi :
Arteri Hypophysialis superior et inferior, cabang arteri carotis interna
Venanya bermuara ke sinus intercavernosus
47
Glandula Pineal
Topografi : Menonjol ke posterior dari ujung posterior atas ventriculus tertius cerebri
pada midline otak
Hormon : Melatonin , zat ini akan dikirim ke lobus anterior pituitari untuk
menjalankan fungsinya
Glandula pineal terdiri atas sekelompok sel penting yaitu pinealosit , yang disokong oleh sel-sel
glia.
Glandula pineal mempunyai banyak aliran daah dan dipersarafi oleh serabut saraf
posganglionik simpatik
48
Glandula Thyroid
Topografi : melekat pada inferior laring atau sekitar superolateral trakea
Glandula thyroid terdiri atas dua lobus yaitu lobus dextra dan lobus sinistra yang
dihubungkan oleh isthmus yang sempit.
Isthmus meluas melintasi garis tengah didepan cincin trakea kedua,ketiga dan keempat.
Sering terdapat lobus pyramidalis, yang menonjol ke atas dari isthmus, biasanyake sebelah kiri
garis tengah.
Batas-batas lobus :
✓ Anterolateral → m. sternothyroideus, m.sternohyoideus,pinggir anterior, m.sternocleidomastoideus
✓ Posterolateral → selubung carotis dengan a.carotis communis, vena jugularis interna, dan nervus vagus
✓ Medial → larynx, trachea, pharynx, dan oesophagus
49
Hormon : Triiodotironin(T3), thyroxin(T4), calsitonin
Vaskularisasi :
- A. thyroidea superior, cabang a.carotis externa, berjalan menuju kutub atas setiap lobus
- A.thyroidea inferior , cabang dari truncus thyrocervicalis, berjalan ke atas dibelakang
glandula sampai setinggi cartilago cricoidea kemudian membelok ke posterior glandula
- A.thyroidea ima, jika ada merupakan cabang dari arteri brachiocephalica atau
arcus aorta, berjalan ke atas didepan trachea menuju isthmus
- Vena thyroidea superior, bermuara ke vena jugularis interna
- Vena thyroidea media, bermuara ke vena jugularis interna
- Vena thyroidea inferior, bermuara ke vena brachiocephalica
Inervasi :
Ganglion sympaticum cervical superius, medium, dan inferius
50
Glandula Parathyroid
Topografi : Pinggir posterior glandula thyroidea, terletak didalam bungkus fascianya
Glandula parathyroid berjumlah dari 4 buah yang terdiri dari :
✓ Glandula parathyroid superior, terletak setinggi pertengahan posterior glandula
thyroid ✓ Glandula parathyroid inferior, terletak dekat kutub inferior glandula thyroid
Vaskularisasi :
- A.thyroidea superior et inferior
- V.thyroidea superior, medius, et inferior
Inervasi :
Ganglion sympaticum cervical superius atau medius
51
Glandula Thymus
Topografi : diantara sternum dan pericardium didalam mediastinum anterior.
Tymus berbentuk pipih, berlobus dua, berwarna dadu dan merupakan tempat
pembentukan limfosit T yang didistribusikan ke seluruh tubuh.
Hormon
: Timosin , yang mempengaruhi kematangan
fungsi limfosit
didalan
thymus dan diseluruh tubuh
Vaskularisasi :
A.thyroidea inferior dan a.thoracica interna
52
GLANDULA ENDOKRIN DI ABDOMEN DAN PELVIS
Glandula Suprarenal
Topografi : Organ retroperitoneal yang berwarna kekuningan pada polus superior ren
Glandula Suprarenal dikelilingi oleh fascia renalis tetapi dipisahkan dari ginjal oleh lemak
perirenal/corpus adiposum perirenal. Setiap kelenjar mempunya 2 lapisan yaitu cortex yang
berwarna kuning dan medulla yang berwarna cokelat tua.
Perbedaan glandula suprarenal dextra dan sinistra :
Glandula Suprarenal Dextra Glandula Suprarenal Sinistra
Berbentuk piramid Berbentuk bulan sabit
Melingkupi polus superior ren dextra Melingkupi polus superior ren
sinistra
Terletak di belakang lobus hepatis Terletak dibelakang pancreas,
dextra dan terbentang ke medial
omentum minus, dan gaster serta
dibelakang vena cava inferior, terletak posterior Terhadap
posterior terhadap diafragma diafgragma
Hormon :
Korteks mineralokortikoid,glukortikoid,androgen
Medulla Epinefrin dan Norepinefrin
Vaskularisasi :
A.phrenica inferior, aorta dan a.renalis
Vena pada sisi kanan: vena cava inferior dan vena pada sisi kiri: vena renalis
Inervasi :
Serabut preganglionik simpatik berasal dari nervus splanchnicus
53
Insulae Pancreaticae Langerhans
Topografi : dinding posterior abdomen di belakang peritoneum
Bagian-bagian:
- Caput , terletak didalam cekungan duodenum
- Collum
- Corpus - Cauda, terbentang ke kiri dan berhubungan langsung dengan hilum renalis
54
Sebagian besar glandula menghasilkan secret eksokrin ke duodenum oleh sel asinar.
Bagian endokrin glandula dibentuk oleh sekelompok sel yang disebut insulae langerhans
yang tersebar diantara asini eksokrin. Insulae langerhans paling banyak terdapat di cauda
pancreas dibandingkan di corpus, collum, atau caput pancreas.
Hormon :
- Sel α → menghasilkan hormon glukagon - Sel β → menghasilkan hormon insulin - Sel → menghasilkan hormon somatostatin - Sel PP → menghasilkan polipeptida pancreas
Vaskularisasi :
- A.V lienalis/splenica
- A.V pancreatico duodenale superior
- A.V pancreatico duodenale inferior
Inervasi:
Serabut saraf simpatik dan parasimpatik (N.Vagus)
Testis
Topografi :
Terletak di dalam skrotum masing-masing testis merupakan glandula eksokrin dan endokrin.
Bagian eksokrin tersusun dari tubulus seminiferus yang berfungsi menghasilkan
spermatozoa yang berjalan melewati duktus ke uretra
Bagian endokrin tersusun dari kelompok sel interstisial berbentuk bulat (sel leydig) yang
tertanam didalam jaringan ikat diantara tubulus seminiferus
Hormon : testosterone, dihidrotestosterone, dan androstenedion
55
Ovarium
Topografi : didalam cavitas peritoneal pada cekungan kecil di dinding posterior ligamentum
latum, diujung tuba fallopi.
Ovarium difiksasi oleh ligamentum ovarii proprium dan ligamentum suspensorium ovarii.
Masing-masing ovarium mempunyai lapisan cortex diluar dan medulla didalam, tetapi batas
keduanya tidak begitu jelas. Dibagian jaringan ikat cortex ovarii terdapat folliculi ovarici yang
menghasilkan hormone.\
Hormon: estrogen dan progesterone
56
Kelompok sel tambahan yang membentuk sebagian kecil
sistem endokrin:
▪ Sel-sel gastroenteroendokrin
- Gaster : Sel G menghasilkan hormone gastrin
Sel parietal menghasilkan HCl
57
▪
▪
▪
Hormon Ghrelin - Duodenum : Hormon Sekretin dan Cholecystokinin (CCK)
Sel-sel renalis - Hormon renin dan eritropoietin Sel-sel pulmo - hCE (human carboxylesterase) Sel-sel adipose - Hormon Leptin
SISTEM LIMFATIK
\ Limfe adalah nama yang diberikan untuk cairan jaringan begitu cairan ini masuk ke
dalam pembuluh limfe. Limfe dari anyaman kapiler perifer berjalan ke dalam pembuluh
pengumpul yang lebih besar. Pada tempat di sepanjang perjalanan pembuluh ini terdapat
masa kecil berbentuk oval jaringan limfatik yang disebut nodus lymphaticus.
Limfe mencapai aliran darah melalui dua duktus yaitu :
- Ductus Thoracicus
Ductus ini mengalirkan semua cairan limfe dari extremitas inferior, rongga pelvis, rongga abdomen, sisi kiri thorax, sisi kiri kepala, leher, dan extremitas superior kiri
- Ductus Lymphaticus Dexter
Ductus ini mengalirkan semua cairan limfe dari sisi kanan kepala dan leher, extremitas superior kanan, dan sisi kanan thorax
58
ALIRAN LIMFE KEPALA DAN LEHER
Kelompok regional nodi lymphoidei :
▪
▪
▪
▪
▪
▪
▪
▪
▪
▪
▪
Nodi lymphoidei occipitales
Nodi lymphoidei retroauriculares(mastoidei)
Nodi lymphoidei parotidei
Nodi lymphoidei submandibulares
Nodi lymphoidei buccinatorius (faciales)
Nodi lymphoidei submentales
Nodi lymphoidei cervicales anterior
Nodi lymphoidei cervicales superficiales
Nodi lymphoidei retropharyngeales Nodi lymphoidei laryngeales
Nodi lymphoidei tracheales (paratracheales)
Kelompok nodi lymphoidei cervicales profundi :
▪
▪
Nodus Jugulodigastricus
Nodus Juguloomohyoideus
59
ALIRAN LIMFE EXTREMITAS SUPERIOR
Nodi lymphoidei axillares :
▪
▪
▪
▪
▪
▪
Nodi lymphoidei anteriores(pectorales)
Nodi lumphoidei posteriors (subscapulares)
Nodi lymphoidei laterales
Nodi lymphoidei centrales
Nodi lymphoidei intraclaviculares(deltopectorales)
Nodi lumphoidei apicales
Nodus lymphoideus supratrochlearis (Cubitalis)
60
ALIRAN LIMFE THORAX
▪
▪
▪
▪
▪
▪
▪
Nodi lymphoidei axillares
Nodi lymphoidei thoracis internae
Nodi lumphoidei intercostales
Nodi lymphoidei diaphragmaticae
Nodi lymphoidei brachiocephalica
Nodi lymphoidei mediastinales posteriors
Nodi lymphoidei tracheobronchiales
Aliran limfe di pulmo :
Pembuluh limfe berasal dari plexus superficialis dan plexus profundus.
Plexus superficialis bermuara ke nodi bronchopulmales dan plexus profundus berjalan melalui
nodi pulmones yang bermuara ke nodi bronchopulmonales
61
Aliran limfe di oesophagus :
Pars cervicalis bermuara ke nodi lymphoidei cervicales profundi, pars medius bermuara
ke nodi lymphoidei mediastinales posteriors dan pars abdominalis bermuara ke nodi
lymphoideus gastric sinistra dan kemudian ke nodi lymphoidei coeliaci
ALIRAN LIMFE ABDOMEN DAN PELVIS
Nodi lymphoidei preaortici
▪
▪
▪
Kelompok Coeliaci
Nodi mesentrici superiores
Nodi mesentrici inferiores
62
Nodi lymphoidei paraaortici (aortic laterales atau nodi lumbales)
▪
▪
▪
Nodi iliaci interni
Nodi iliaci externi
Nodi iliaci communes
Aliran limfe pars abdominalis Oesophagus
▪ Nodi gastric sinistri
63
Aliran limfe gaster
▪
▪
▪
▪
Nodi gastrici sinistri (setengah kiri curvature minor)
Nodi gastric dextri ( setengah kanan curvature minor) Nodi gastroomentales sinistri dan nodi pancreaticolienales(fundus dan setengah kiri curvature mayor) Nodi gastroomentales dextri dan nodi gastroduodenales(setengah kanan curvature mayor)
Aliran limfe setengah atas duodenum
▪
▪
Nodi pyloric (nodi pancreaticoduodenales superiores)
Nodi gastroduodenales
Aliran limfe setengah bagian bawah duodenum, jejunum, ileum, caecum, appendix, colon ascendens, dan 2/3 proximal colon transversum
▪ Nodi lymphoidei mesentrici superiores
Aliran limfe 1/3 bagian distal colon transversum, colon descendens, colon sigmoideum, rectum, dan stengah bagian atas canalis analis
▪ Nodi lymphoidei mesentrici inferiors
Aliran limfe hepar
▪ Nodi hepatici kemudian ke nodi coeliaci
Aliran limfe pancreas
▪
▪
▪
Nodi pancreaticoduodenales
Nodi lienales
Nodi coeliaci
Aliran limfe lien
▪ Nodi pancreaticolienales
Aliran limfe glandula suprarenalis dan ren
▪ Nodi aortic laterales
Aliran limfe vesica urinaria
▪ Nodi iliaci interni et externi
64
Aliran limfe testis dan ovarium
▪ Nodi aortici laterales setimggi vertebrae lumbalis I
Aliran limfe prostat
▪ Nodi iliaci interni
Aliran limfe penis dan scrotum
▪
▪
▪
▪
Nodi inguinales superficiales
Nodi inguinales profundi
Nodi iliaci externi
Nodi iliaci interni
65
Aliran limfe uterus
▪ Nodi iliaca interni et externi
▪ Nodi lymphoidei aortic laterales
▪ Nodi inguinales superficiales
Aliran limfe vagina
▪
▪
Nodi iliaci interni et externi
Nodi ingunales superficiales
66
Aliran limfe setengah bagian bawah canalis analis
▪ Nodi inguinales superficiales
ALIRAN LIMFE EXTREMITAS INFERIOR
Nodi lymphoidei inguinales superficiales
Nodi lymphoidei inguninales profundi
Nodi poplitei
67
THYMUS
Thymus merupakan salah satu organ paling penting untuk mekanisme pertahanan
terhadap infeksi serta tempat untuk pembentukan sel limfosit T (thymic). Thymus mencapai
ukuran terbesarnya pada bayi yang abru lahir dan terus berkembang sampai pubertas, tetapi
setelah iyu mengalami involusi.
LIEN
Lien pada bagian dalam diisi dengan pulpa lienalis.
Pada penampang, lien terlihat mempunyai dua jenis pulpa yaitu pulpa alba dan rubra.
Pulpa alba terdiri dari jaringan limfoid berselubung di sekeliling cabang-cabang kecil arteria
lienalis. Pulpa rubra terdiri dari sel-sel darah yang bersirkulasi melalui anyaman serabut
reticularis.
NODULI LYMPHATICI
Noduli lymphatici merupakan jaringan limfatik berbentuk bulat yang ditemukan di
dalam cortex nodi lymphoidei di dalam lien
TONSILA
Tonsila membentuk cincin jaringan limfatik yang tidak utuh di sekitar pintu masuk dari
mulut dan hidung ke pharynx. Tonsila secara strategis terletak di pintu masuk sistem respirasi
dan digestif serta berperan dalam respons immunologis terhadap antigen asing yang masuk ke
dalam kedua sistem ini.
68
Daftar Pustaka
Netter,Frank H.2016.Atlas of Human Anatomy 6th
Edition.Singapore:Elsevier.
Snell,Richard S.2015.Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem.Jakarta:EGC.
Paulsen,F&Waschke,J.2013.Sobotta:Atlas Anatomi Manusia.Jakarta:EGC.