Post on 14-Dec-2015
description
MINYAK ATSIRI PADA PROSES KEHAMILAN DAN PERSALINAN
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Perfumery, Aromacology, Aromatheraphy
Oleh :1. dr. Liza Deviyanti Hadiwijaya, MM 54132200192. Nur Aji, S.Farm., Apt 54132200253. Ayu Nuki4. Nita
PROGRAM MAGISTER FARMASIFAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA 2015
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
pertolongan-Nya kami dapat menyelesaiakan makalah dengan judul ” MINYAK ATSIRI
PADA PROSES KEHAMILAN DAN PERSALINAN”.
Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses
pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Perfumery, Aromacology dan Aromatheraphy yang telah membantu kami
dalam mengerjakan tugas ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-
teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak
langsung dalam pembuatan karya ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada institusi dan
masyarakat dari hasil karya ini. Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat
menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.
Jakarta, Agustus 2015
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
Hal.
KATA
PENGANTAR………………………………………………………
i
DAFTAR
ISI………………………………………………………………...
ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………..….
…
A. Latar Belakang…………………………………………………….….
B. Rumusan Masalah……………………………………………….……
C. Tujuan Makalah………………………………………………………
1
1
3
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………..
…….
A. KEHAMILAN
………………………………………………………….
B. PERSALINAN………………………………………………………
….
C. MINYAK ATSIRI UNTUK KEHAMILAN DAN PERSALINAN
…
D. MINYAK YANG KERAS PADA KEHAMILAN
…………………
E. KEWASPADAAN DALAM PENGGUNAAN MINYAK
ESENSIAL PADA WANITA HAMIL
……………………………….
1. Emenagogum atau Abortifisien………………………………...
…...
2. Kewaspadaaan ………………………………………………..
…….
3. Minyak Esensial Emenagogum …………………………...
………..
4. Minyak Esensial Hormonal ………………………………...
………
4
4
10
13
17
19
19
19
20
22
22
22
23
23
24
24
24
27
32
ii
F. INDIKASI UMUM BAGI PEMAKAIAN PADA
KEHAMILAN ...
1. Antenatal…………………………………………………………
…..
2. Persalinan………………………………………………………….
....
3. Posnatal……………………………………………………………
....
4. Minyak Esensial Uterotonik Dalam
Persalinan……………………...
G. PENELITIAN
PERCONTOHAN……………………………………..
1. Mengurangi Nyeri Saat
Persalinan…………………………………..
2. Mengatasi Mual dan
Muntah………………………………………...
BAB III PENUTUP…….
…………………………………………………...
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………….
33
iii
BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehamilan merupakan proses berkesinambungan yang dimulai dari ovulasi,
konsepsi, nidasi, implantasi dan perkembangan embrio di dalam uterus hingga aterm.
Setiap proses dalam kehamilan merupakan kondisi krisis yang memerlukan adaptasi
psikologis dan fisiologis terhadap pengaruh hormon kehamilan dan tekanan mekanis
akibat pembesaran uterus dan jaringan lain.1
Kehamilan mempengaruhi tubuh ibu secara keseluruhan dengan
menimbulkan perubahan-perubahan fisiologi yang terjadi di seluruh sistem organ,
sebagian besar perubahan pada tubuh ibu kebanyakan disebabkan oleh kerja
hormonal. Perubahan ini terjadi akibat adanya ketidakseimbangan hormon
progestrogen dan estrogen yakni hormon kewanitaan yang ada di dalam tubuh ibu
sejak terjadinya proses kehamilan. Wanita hamil sebanyak 50% mengalami Emesis
Gravidarum atau lebih dikenal dengan Morning Sickness (rasa mual di pagi hari)
yang ditimbulkan karena ketidakseimbangan hormonal. 2
Emesis gravidarum ini menyebabkan penurunan nafsu makan sehingga
terdapat perubahan keseimbangan elektrolit dengan kalium, kalsium dan natrium
yang menyebabkan perubahan metabolisme tubuh. Emesis gravidarum akan
bertambah berat menjadi hiperemesis gravidarum yang menyebabkan ibu muntah
setiap minum atau makan, akibatnya tubuh semakin lemah, pucat, dan frekuensi
buang air kecil menurun drastis sehingga cairan tubuh berkurang dan darah menjadi
kental (hemokonsentrasi) sehingga melambatkan peredaran darah yaitu oksigen dan
jaringan sehingga dapat menimbulkan kerusakan jaringan yang dapat
membahayakan kesehatan ibu dan perkembangan janin yang dikandungnya. 3
Wanita hamil sebanyak 66% pada trimester pertama mengalami mual dan
gejala yang sering terjadi pada 60-80 % primigravida (ibu yang baru pertama
mengalami proses kehamilan) dan 40-60 % multigravida (ibu yang sudah beberapa
kali mengalami proses kehamilan), namun sekitar 12 % ibu hamil masih mengalami
mual muntah hingga sampai usia kehamilan sembilan bulan. 4
Setelah menjalani prose kehamilan selama 9 bulan, ibu hamil dihadapkan
dengan persiapan persalinan. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi
yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan atau melalui jalan lain
1
dengan bantuan. Proses persalinan dimulai pada saat terjadi konstraksi uterus yang
teratur dan progresif serta akan diakhir dengan keluarnya janin. Nyeri persalinan
merupakan suatu kondisi yang fisiologis. Nyrei persalinan merupakan perasaan yang
tidak menyenangkan yang terjadi selama proses persalinan. 5
Nyeri persalinan dapat menimbulkan kecemasan pada ibu hamil yang dapat
menyebabkan timbulnya hiperventilasi sehingga kebutuhan oksigen meningkat dan
peningkatan tekanan darah. Aromaterapi dapat digunakan sebagai alternatif untuk
menurunkan tingkat nyeri tanpa menimbulkan efek yang merugikan seperti
pemberian oabat farmakologi. Aromaterapi akan menstimulasi hipotalamus untuk
mengeluarkan mediator kimia yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit dan
menghasilkan perasaan nyaman. 5
Penangganan dan pengawasan nyeri persalinan terutama pada kala I fase aktif
sangat penting, karena hal ini sebagai titik penentu apakah seorang ibu bersalin dapat
menjalani persalinan normal atau harus dibantu dengan suatu tindakan medis karena
adanya penyulit yang diakibatkan nyeri hebat. 5
Minyak aromaterapi sudah dikenal lama di dunia kecantikan dan diketahui
memiliki efek positif bila digunakan selama kehamilan dan masa persalinan. Minyak
tersebut memiliki efek menenangkan, merilekskan, atau membangkitkan mood, dan
mengurangi nyeri pada saat persalinan, tergantung dari jenis minyak yang dipilih.
Minyak yang bersumber dari batang, daun, atau kelopak bunga juga dipercaya dapat
menyeimbangkan kondisi hormonal selama kehamilan dan persalinan terutama kala
1 aktif. 6
Menggunakan aromaterapi saat kehamilan akan membantu meningkatkan
relaksasi sekaligus melatih pernapasan yang bermanfaat dalam persalinan. Minyak
esensial (atsiri) yang digunakan dalam aromaterapi juga mampu memelihara kulit
serta menghaluskan jaringan parut yang umum timbul pada masa kehamilan.
Menggunakan minyak aromaterapi jahe, jeruk manis, spearmint, atau lemon juga
dapat membantu meringankan mual di pagi hari (morning sickness). 7
Manfaat menggunakan aromaterapi saat kehamilan juga mencakup
menurunkan tekanan darah dan kecemasan. Manfaat relaksasi menggunakan
aromaterapi amat bermanfaat mempersiapkan calon ibu saat melahirkan. Mandi air
panas dan pijat menggunakan minyak aromaterapi penting untuk mempromosikan
relaksasi. 7
2
Meskipun memiliki berbagai manfaat, minyak aromaterapi baru aman
digunakan setelah kehamilan memasuki trismester kedua. Berbagai jenis minyak
dapat dipilih untuk diaplikasikan pada peralatan tidur dan untuk mandi serta
perawatan tubuh lainnya untuk ibu hamil. Akan tetapi, perhatikan aturan
penggunaannya. Beberapa contoh minyak aromaterapi yang disarankan aman untuk
digunakan pada wanita hamil dan untuk proses kehamilan yaitu bergamot oil,
lavender, lemon, neroli, rosewood, sandalwood, tangerine, chamomile, eucalyptus,
ylang-ylang oil. 6
Meskipun ada banyak manfaat aromaterapi untuk ibu hamil baik untuk
kelancaran kehamilan, persalinan dan sampai melahirkan, namun tidak semua
aromaterapi aman untuk ibu hamil. Beberapa aromaterapi memiliki pengaruh yang
kuat terhadap tubuh ibu hamil yang rentan yang dapat mempengaruhi plasneta dan
dapat mempengaruhi kondisi kehamilan. 8
Sebelum memutuskan untuk menggunakan aromaterapi untuk ibu hamil,
sebiaknya ibu mengetahui terlebih dahulu jenis-jenis aromaterapi yang tidak aman
digunakan oleh ibu hamil. Beberapa contoh aromaterapi yang harus dihindari oleh
ibu hamil yaitu minyak anis, camphor, cedarwood, cinnamon, fennel, juniper,
jasmine, myrrh, rosemary, thyme. 8
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah kandungan minyak atsiri dapat memiliki manfaat positif bagi masa
kehamilan dan persalinan ?
2. Apa saja indikasi umum pemakaian minyak aromaterapi selama masa
kehamilan dan persalinan ?
3. Minyak aromaterapi apa saja yang aman digunakan dan harus dihindari pada
masa kehamilan dan persalinan ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui apakah kandungan minyak atsiri dapat memiliki manfaat positif
bagi masa kehamilan dan persalinan
2. Mengetahui apa saja indikasi umum pemakaian minyak aromaterapi selama
masa kehamilan dan persalinan
3. Mengetahui minyak aromaterapi apa saja yang aman digunakan dan harus
dihindari pada masa kehamilan dan persalinan
3
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
A. KEHAMILAN
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) di hitung dari hari pertama
haid terakhir. Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan yaitu triwulan I dimulai sejak
konsepsi sampai umur kehamilan 3 bulan, triwulan II dimulai dari bulan keempat
sampai umur kehamilan enam bulan dan triwulan III dimulai dari umur kehamilan
ketujuh sampai sembilan bulan. 10
Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta
perubahan sosial di dalam keluarga. Disini keluarga diharapkan dapat memberikan
dukungan kepada ibu hamil. Pada umumnya kekhamilan tumbuh normal dan pada
akhirnya bayi lahir sehat cukup bulan melalui jalan lahir bila perawatan dalam masa
kehamilannya baik namun terkadang tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Sulit
diketahui sebelumnya bahwa akan diketahui masalah pada kehamilan. Ibu hamil
sebaiknya di anjurkan untuk sedini mungkin memeriksakan kehamilannya dengan
cara mengunjungi tempat pelayanan kesehatan yang ada atau datang ke tenaga
kesehatan (bidan, dokter, dll) yang dekat dengan tempat tinggal ibu hamil untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan. 9
Kehamilan matur (cukup bulan) berlangsung kira-kira 40 minggu (280 hari)
dan tidak lebih dari 43 minggu (300 hari). Kehamilan yang berlangsung antara 28
dan 36 minggu disebut kehamilan prematur, sedangkan bila lebih dari 43 minggu
disebut kehamilan postmatur
1. Usia Kehamilan
Menurut usia kehamilan, kehamilan dibagi menjadi:
a. Kehamilan trimester pertama: 0-14 minggu
Trimester pertama sering dikatakan sebagai masa penentuan untuk
membuktikan bahwa wanita dalam keadaan hamil. Peningkatan hormone
ekstrogen dan progesterone akan mempengaruhi perubahan fisik yang berakibat
pada psikologis seperti merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan, dan
kesedihan.
Tanda dan gejala:
- Pembesaran uterus
4
- Kontraksi braxton hicks dan souffle (lunak, suara berhembus dari arah dalam
arteri uterus yang singkron dengan post ibu)
- Sering miksi
Kemungkinan penyebab: Karena adanya Pertumbuhan rahim yang
menekan kandung kemih dankarena adanya perubahan hormonal.
- Konstipasi
Kemungkinan penyebab: Hal ini karena peningkatan hormon
progesterone yang menyebabkan relaksasi otot-otot sehingga usus kurang
efisien.
- Morning sickness
Kemungkinan penyebab: Mual terhadap makanan tertentu, bahkan hanya
karena mencium bau makanan tertentu saja. Hal ini terjadi karena adanya
peningktan hormonal.
b. Kehamilan trimester kedua: 14-28 minggu
Kehamilan trimester kedua pada minggu ke 14 sampai minggu ke 28
kehamilan. Pada trimester kedua kehamilan biasanya sudah jelas, wanita dan
keluarganya sudah mengatur waktunya untuk kehamilan dan kunjungan
pertama atau keduanya sudah sudah lengkap.
Tanda dan Gejala:
- Menetap, kadang-kadang muntah : Penyebab Hipertensi Gravidarum
- Keluar cairan dari vagina, bleeding, cairan, amnion: Penyebeb Membran
pecah sebelum waktunya, keguguran
- Demam, panas, kencing panas, diare : Penyebab Infeksi
- Perubahan gerakan janin. Tak ada gerakan janin setelah gerakan lebih
cepat, ada perubahan yang tidak biasa dalam jumlah atau polanya
- Penyebab Janin beresiko atau intrauteris fetal Death (IUFD)
c. Kehamilan trimester ketiga: 28-42 minggu
Trimester ini adalah trimester terakhir kehamilan, periode pertumbuhan
janin dalam rentang waktu 28-42 minggu. Janin ibu sedang berada di dalam
tahap penyempurnaan Dan akan semakin bertambah semakin besar dan besar
samapi memenuhi seluruh rongga rahim. Hal-hal yang perlu diperhatikan
pada masa ini adalah peningkatan berat badan dan tekanan darah, rasa
ketidaknyamanan dan aktifitas seksual.
Tanda dan gejala :
5
- Sakit punggung, karena peningkatan beban berat badan
- Konstipasi, karena tekanan rahim yang membesar ke arah usus dan
peningkatan hormon progesteron
- Pernapasan. Pada kehamilan 33 – 36 minggu banyak ibu hamil akan
mersa susah bernafashal itu karena bayi yang berada di bawah diafragma
menekan perut ibu, tetapisetelah kepala bayi sudah turun ke rongga
panggul ini biasanya pada 2 – 3minggu sebelum persalinan.
- Varises, akibat peningkatan volume darah dan alirannya selama
kehamilan akan menekan daerah panggung dan vena di kaki yang
menyebabkan vena menonjol.
- Kram kaki, karena berhubungan dengan perubahan sirkulasi tekanan
saraf di kaki atau karena rendahnya kadar kalsium
- Bengkak
Pertumbuhan bayi akan meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan
pergelangan kaki anda, kadang tangan bengkak juga. Ini disebut edema,
disebabkan oleh perrubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan.
Gambar 2.1 Trimester dalam Kehamilan
2. Perubahan Fisiologi Wanita Hamil
a. Sistem Reproduksi
1) Uterus
Uterus bertambah besar, dari yang beratnya 30 gram menjadi 1000
gram. Dengan ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm dan ukuran muka belakang
22 cm. Pembesaan ini disebabkan oleh hipertrofi dari otot-otot rahim, tetapi
pada kehamilan muda terbentuk juga sel-sel otot yang baru.
6
Dalam bulan-bulan pertama pertumbuhan uterus disebut pertumbuhan
aktif, karena memang dinding rahim menjadi tebal disebabkan pengaruh
hormone estrogen pada otot-otot rahim. 9
Perubahan-perubahan pada uterus, meliputi : 9, 10
- Segmen Bawah Rahim
Meregangnya dinding rahim pada kehamilan 16 minggu karena
adanya pertumbuhan dan perkembangan janin menyebabkan OUI semakin
tertarik dan menipis, SBR lebih jelas dalam persalinan karena diregang oleh
kontraksi dan relaksasi otot rahim.
- Tanda Piskacek
Pertumbuhan uterus tidak rata, uterus lebih cepat tumbuh di bagian
implantasi ovum dan sekitar plasenta.
- Kontraksi Braxton Hicks
Bila rahim dapat diraba dari luar, maka kontraksi ini dapat dirasakan
dengan palpasi, kontraksi Braxton hicks tidak terasa sakit dan terjadi bersama
di seluruh bagian rahim.
- Perubahan pada serviks
Menjadi lebih lunak karena pembuluh darah dalam serviks bertambah
dan karena timbulnya oedema dari servik dan hiperplasi kelenjar-kelenjar
serviks
2) Vagina dan Vulva
Karena pengaruh esterogen terjadi hipervaskularisasi menyebabkan
vagina dan vulva tampak lebih merah dan kebiru-biruan, disebut tanda
Chadwick.
3) Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum gravidarum
sampai terbentuk plasenta pada kehamilan 16 minggu. Lambat laun fungsi
korpus luteum digantikan plasenta.
4) Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai
persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak
dapat dilepaskan dari pengaruh hormone saat kehamilan, yaitu esterogen,
progesterone, dan somatomammotropin. Pengeluaran ASI belum berlangsung
karena prolaktin belum berfungsi, karena hambatan dari PIH (Prolaktine
7
Inhibiting Hormone) untuk mengeluarkan ASI. Setelah persalinan, hambatan
prolaktin tidak ada sehingga pembuatan ASI dapat berlangsung.
b. Sistem Kardiovaskular 10
Peningkatan estrogen dan progesterone menyebabkan perubahan
pembuluh darah menjadi lebih lebar. Serta terjadi peningkatan volume darah
sebesar 25-30% dan peningkatan sel darah sebanyak 20% dari jumlah
sebelum hamil. Sel darah meningkat sampai 33% tetapi karena peningkatan
volume plasma yang lebih besar dari pada eritrosit dalam darah sehingga
menyebabkan viskositas darah berkurang yang disebut dengan hemodilusi
atau pengenceran darah. Hemodilusi atau pseudonemia dapat menyebabkan
anemi fisiologis pada kehamilan.
c. Sistem Respirasi 9
Pada kehamilan terjadi perubahan system respirasi untuk dapat memenuhi
kebutuhan O2. disamping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan
rahim yang membesar pada umur hamil 32 minggu. Sebagai kompensasi
terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan
bernafas lebih dalam sekitar 20 sampai 25 % dari biasanya.
d. Sistem Pencernaan (Gastrointestinal) 9
Karena pengaruh esterogen, pengeluaran asam lambung meningkat yang
dapat menyebabkan pengeluaran air liur yang berlebihan (hipersalivasi),
terjadi mual dan pusing kepala terutama pagi hari, yang disebut morning
sickness, untah yang disebut emesis gravidarum.
e. Sistem Urinarius 9
Karena pengaruh desakan rahim yang membesar pada hamil muda dan
turunnya kepala bayi ke dalam panggul pada hamil tua menyebabkan
kandung kemih tertekan sehingga terjadi gangguan miksi dalam bentuk
sering kencing. Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat terasa
penuh. Hal ini mulai timbul pada minggu ke 16.
f. Sistem Integumen (Kulit) 9
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena
pengaruh melanophore stimulating hormone lobus hipofisis anterior dan
pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae
gravidarum livide atau alba, areola mamae, papilla mamae, linea nigra, pipi
(cloasma gravidarum). Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan
8
menghilang. Baik kelenjar perspirasi atau kelenjar lemak menjadi lebih aktif
selama masa kehamilan. Sebagai akibatnya, wanita hamil mungkin
mengalami gangguan bau badan, banyak mengeluarkan keringat dan rambut
yang berminyak sehingga sulit merapikannya
g. Sistem Metabolisme 9
Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan
yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan
janin dan persiapan memberikan ASI. Metabolisme basal naik sebesar 15 %
sampai 20 % dari semula, terutama pada trimester III. Berat badan ibu hamil
akan bertambah antara 6,5 kg sampai 16,5 kg selama hamil atau terjadi
kenaikan berat badan sekitar 0,5 kg per minggu.
h. Sistem Muskuluskeletal 10
Selama masa kehamilan wanita membutuhkan kurang lebih sepertiga
lebih banyak kalsium dan fosfor. Karies gigi tidak disebabkan oleh
dekasifikasi sejak kalsium gigi telah dibentuk. Terdapat bukti bahwa pada
saliva yang asam pada saat hamil membantu aktivitas penghancuran bakteri
email yang menyebabkan karies.
Postur tubuh wanita secara bertahap akan mengalami perubahan karena
janin yang membesar dalam abdomen. Untuk mengkompensasi penambahan
berat badan ini, bahu lebih tertarik ke belakang dan tulang belakang lebih
melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur dan dapat menyebabkan
nyeri punggung pada wanita.
Persendian panggul akan lebih longgar karena ligament-ligamen akan
melunak. Juga terjadi sedikit pelebaran pada ruang persendian. Apabila
jumlah kalsium yang diperlukan janin dari asupan makanan ibu tidak
terpenuhi maka kalsium maternal pada tulang-tulang panjang akan diambil
sebagai penggantinya.
Kram otot tungkai dan kaki merupakan masalah umum selama
kehamilan. Penyebabnya belum diketahui, tetapi mungkin berhubungan
dengan metabolism kalsium dan fosfor, kurangnya drainase sisa metabolism
otot atau postur yang tidak seimbang. Kram kaki biasanya terjadi setelah
berdiri sepanjang hari dan pada malam hari setelah tubuh istirahat. Sedikit
gerakan dan penggunaan kompres hangat dapat sedikit membantu
menghilangkan keluhan tersebut.
9
3. Perubahan Psikologi Wanita Hamil
Setiap orang mempunyai respon yang berbeda terhadap diagnosa kehamilan.
Macam-macam respon terhadap kehamilan : 10
a. Ambivalen
Kadang-kadang respon wanita terhadap kehamilan bersifat mendua,
bahkan kehamilan yang sudah direncanakan.
b. Pengakuan
Perasaan yang bercampur aduk atau mendua, biasanya akan berubah
dengan semakin majunya kehamilan dan terjadinya adaptasi tubuh terhadap
perubahan-perubahan tersebut.
c. Labilitas emosional
Perasaan gembira yang bergantian dengan perasaan sedih atau kadang-
kadang campuran kedua perasaan tersebut
B. PERSALINAN 10
Setelah kehamilan mencapai aterm, yaitu saat janin dikatakan cukup bulan
apabila usia kehamilannya mencapai 38-42 minggu, secara alamiah tubuh
mempersiapkan diri untuk proses kelahiran. Tubuh mulai menunjukkan beberapa
tanda-tanda persalinan, seperti adanya rasa mulas yang sering dan teratur, keluar
lendir darah dan keluar air ketuban. Kelahiran merupakan proses dimana janin dan
ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. Bayi keluar dari rahim ibu melewati
tulang panggul ibu yang keras dan lubang vagina yang sempit serta ada beberap
tahapan/mekanisme persalinan normal. Kelahiran normal terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi letak belakang kepala
(LBK) yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu ataupun
janin.
10
Gambar 2.2 Proses Persalinan
Faktor penyebab terjadinya persalinan:
1. Teori Keregangan
Otot rahim mempunyai keregangan/kemampuan meregang dalam batas-
batas tertentu, setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga
persalinan dapat dimulai.
2. Teori Penurunan Progesteron
a. Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim
b. Estrogen meninggikan ketegangan otot-otot rahim
c. Selama kehamilan terhadap keseimbangan antara progesteron dan estrogen
dalam darah, tapi pada akhir kehamilan progesteron menurun sehingga
adanya his
3. Teori Oksitosin
a. Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar Hipofisi Pars Posterior
b. Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka
oksitosin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dapat dimulai.
Partus dibagi menjadi 4 kala. Pada kala I serviks membuka sampai terjadi
pembukaan 10 cm. Kala I dinamakan pula kala pembukaan. Kala II disebut pula kala
pengeluaran, oleh karena berkat kekuatan his dan kekuatan mengedan janin didorong ke luar
sampai lahir. Dalam kala III atau kala uri, plasenta terlepas dari dinding uterus dan
dilahirkan. Kala IV mulai dari lahirnya plasenta dan lamanya 1 jam. Dalam kala itu
diamati apakah ada perdarahan postpartum.
11
1. Kala I
Klinis dapat dinyatakan partus dimulai bila timbul his dan wanita tersebut
mengeluarkan lendir bersemu darah (bloody show). Lendir yang bersemu
darah ini berasal dari pembuluh – pembuluh kapiler yang berada di sekitar
kanalis servikalis itu pecah karena pergeseran – pergeseran ketika serviks
membuka.
Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi:
a. Fase laten
Merupakan periode waktu dari awal persalinan pembukaan mulai
berjalan secara progresif, yang umunya dimulai sejak kontraksi mulai muncul
hingga pembukaan 3-4 cm atau permulaan fase aktif berlangsung dalam 7-8
jam.
b. Fase aktif
Merupakan periode waktu dari awal kemajuan aktif pembukaan menjadi
komplit dan mencakup fase transisi, pembukaan pada umumnya dimulai 3-4
cm hingga 10 cm berlangsung selama 6 jam. Penurunan bagian presentasi
janin yang progresif terjadi selama akhir fase aktif selama kala dua
persalinan. Fase aktif dibagi menjadi tiga fase yaitu:
- Fase akselerasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi
meningkat menjadi 4 cm
- Fase dilatasi maksimal waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat
cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm
- Fase deselerasi yaitu Pembukaan menjadi lambat kembali dalam 2 jam
pembukaan 9 cm menjadi lengkap
2. Kala II
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3
menit sekali. Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masuk di
ruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar
panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Wanita
merasa pula tekanan kepada rektum dan hendak buang air besar. Kemudian
perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia
mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva
pada waktu his. Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi, kepala janin tidak
12
masuk lagi di luar his, dan dengan his dan kekuatan mengedan maksimal
kepala janin dilahirkan dengan suboksiput di bawah simfisis dan dahi, muka,
dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk
mengeluarkan badan, dan anggota gerak bayi. Pada primigravida kala II
berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multipara rata-rata 0,5 jam.
3. Kala III
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas
pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan
plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit
setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri.
Permukaan maternal harus diperiksa secara hati-hati untuk memastikan tidak
ada fragmen plasenta yang tertinggal di uterus.
4. Kalla IV
Kala pengawasan selama 2 jam setelah plasenta lahir untuk mengamati
keadaan ibu terutama bahaya perdarahan postpartum.
C. MINYAK ATSIRI UNTUK KEHAMILAN DAN PERSALINAN
Terapi aroma (Aromaterapi) adalah teknik perawatan tubuh dengan
menggunakan/ memanfaatkan minyak atsiri (essential oil) yang berkhasiat; dapat
dengan cara penghirupan, pengompresan, pengolesan di kulit, perendaman dan akan
lebih efektif disertai dengan pijatan. Bahan yang digunakan adalah zat aktif yang
diambil dari sari tumbuh tumbuhan aromatik (ekstraksi dari bunga, daun, akar,
batang/ranting, buah biji dll) yang memberikan efek stimulasi atau relaksasi20.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1205/Menkes/Per/X/2004, tentang
Pedoman Persyaratan kesehatan Pelayanan Sehat pakai air (SPA) mengemukakan
beberapa persyaratan minyak yang dapat digunakan sebagai aroma teraphy aantara
lain20.
1. Minyak Atsiri20
Produk minyak atsiri (essential oil) yang digunakan minimal berkualitas dan
atau berlabel “Therapeutical grade” dan “Natural”.
2. Bentuk produk minyak atsiri (essential oil) yang lebih tinggi kualitasnya
harus berlabel “Pure plant essential oil”.
13
3. Minyak atsiri yang berkualitas dan atau berlabel “Fragrance oil” dan
“Parfume oil” sama sekali tidak boleh digunakan pada perawatan terapi
aroma.
4. Pada kemasan harus ada informasi tentang nama latin Tanaman asal, cara
pengolahan dan konsentrasi minyak esensial atau untuk produk import
tercantum peraturan CIHP2 tahun 1994 (Chemical Hazard Information and
Packaging for Supply) dengan memuat nama dan lokasi supplier, identifikasi
produk, komposisi kandungan, untuk perlindungan konsumen dari akibat
negatif bahaya penggunaan bahan kimia.
5. Tidak dibolehkan/dilarang menggunakan minyak atsiri bukan dari hasil
sulingan (steam distilasi) dan hasil Rekonstruksi atau RCO/Reconstructed
Oil (minyak ini khusus untuk produk minyak wangi), berhubung minyak
atsiri jenis RCO telah ditambah atau dikurangi unsur aslinya di laboratorium
guna penyesuaian bagi pengunaan dalam industri makanan dan wewangian.
6. Wadah minyak atsiri harus terbuat dari gelas berwarna gelap, dengan tutup
yang rapat dan mempunyai pipet.
7. Harus disimpan ditempat yang sejuk dan kering (kelembaban kecil), tidak
terkena sinar matahari langsung dan aman dari jangkauan anak-anak. Untuk
stock/persediaan harus terisi penuh dan tertutup rapat.
8. Bahan penutup kemasan harus tahan terhadap minyak atsiri. Tidak
menggunakan plastik atau logam sebab minyak atsiri dapat melarutkan
plastik dan menyebabkan karat dan harus berwarna gelap dan tidak dari
gabus (dengan sil).
Pada umunya pengguanaan aromaterapi sangat lekat dengan beberapa terapi
untuk menghasilkan rileksasi. Aromaterapi dihasilkan dari bahan yang mudah
menguap atau lebih dikenal dengan minyak esensial yang diekstrak dari tanaman.
Manfaat dari minyak esensial atau aromaterapi dapat membantu untuk bersantai,
meredakan sakit dan nyeri yang muncul saat masa kehamilan dan persalinan. 11
Dalam sebuah studi baru-baru ini di Doncaster, 84% wanita menyatakan minat
terhadap aromaterapi dan 45% telah mencoba alternatif alami selama kehamilan dan
persalinan. Meskipun penelitian dengan bukti terbatas saat ini, temuan sebuah studi
besar lebih dari 8.000 ibu menunjukkan bahwa aromaterapi memiliki dampak positif.
Keuntungannya
14
menggunakan aromaterapi adalah bahwa hal itu mengurangi kecemasan dan
membantu relaksasi. 12
Beberapa rumah sakit bersalin di berbagai negera sudah menawarkan
aromaterapi untuk membantu melahirkan. Aromaterapi biasanya tidak digunakan
dalam tiga bulan pertama kehamilan. Ada sedikit risiko bahwa minyak esensial dapat
menyebabkan mual dan sakit kepala pada beberapa ibu hamil. 12
Aromaterapi dapat digunakan dalam berbagai cara: mandi, pijat, mandi kaki,
kompres, diffuser, inhalasi dan lavage perineum. 12
Contoh minyak yang dapat digunakan: 12
a. Lavender adalah minyak yang sangat serbaguna dan menenangkan. Hal ini
berguna untuk mengurangi rasa sakit rahim kontraksi. Akan tetapi,
penggunaan minyak lavender adalah kontroversial di kehamilan awal. Hal ini
dianjurkan untuk tidak menggunakannya sebelum minggu ke-36 kehamilan
b. Eucalyptus
adalah dekongestan pendinginan dan antiseptik, bermanfaat untuk relakasi
otot sakit dan nyeri. Ini meredakan banyak gejala infeksi pernapasan,
dan membantu dalam kasus asma. Eucalyptus berguna untuk inhalasi pada
jaringan atau diffuser.
c. Peppermint berguna untuk menghilangkan sakit dan sakit kepala yang terjadi
di tenaga kerja. Hal ini juga berguna sebagai inhalasi selama persalinan.
Peppermint tidak untuk digunakan jika wanita hamil sudah menggunakan
obat homeopati.
d. Bergamot ( Citrus bergamia ) : Insomnia , kecemasan , kelelahan , menambah
semangat,
e. Cypress ( Cupressus sempervirens ) : Varises, wasir dan pergelangan kaki
bengkak
f. Eucalyptus ( Eucalyptus radiata ) : sakit otot dan nyeri , pilek.
g. Frankincense/ Kemenyan ( Boswelli carteri ) : Pencegahan stretchmark ,
kecemasan, stres.
h. Geranium ( Pelargonium graveolens ) : Insomnia, pencegahan stretchmark ,
varises , wasir , pergelangan kaki bengkak , kecemasan, stres .
i. Jahe ( Zingiber officinale ): mengatasi Mual , morning sickness , sembelit .
j. Sandalwood ( Santalum album ) : Insomnia, pergelangan kaki bengkak, nyeri
otot dan nyeri, stres
15
k. Sebuah kompres dibuat dengan minyak esensial Clary Sage akan
memberikan bantuan nyeri dari kontraksi. Karena sifat anti spasmodik dan
analgesik minyak esensial Jasmine akan membantu untuk mengurangi rasa
sakit rahim dan memperkuat kontraksi untuk memperpendek persalinan
Aroma terapi merupakan salah satu metode yang bisa digunakan untuk
mengurangi penyebab dari rasa nyeri. Aroma yang berasal dari aromaterapi bekerja
mempengaruhi emosi seseorang dengan limbic ( lewat system olfaktori ) dan pusat
emosi otak. Bau yang berasal dari aromaterapi diterima oleh reseptor di hidung
kemudian dikirimkan ke bagian medulla spinalis di otak, di dalam hal ini kemudian
akan meningkatkan gelombang- gelombang alfa di otak dan gelombang- gelombang
alfa inilah yang membantu untuk merasa relaksasi. Relaksasi sendiri dapat dipercaya
menurunkan nyeri dengan merileksasikan ketegangan otot yang menunjang nyeri.
Relaksasi juga dapat menurunkan ketegangan fisiologis yang diakibatkan nyeri di
abdomen. 13
Relaksasi mempengaruhi bahan transmiter yang ikut terlibat dalam sistem
analgesia, khususnya enkefalin dan serotonin. Serotonin menyebabkan neuron lokal
medula spinalis mensekresi enfekalin. Enfekalin dianggap dapat menimbulkan
hambatan presinaptik pada serabut nyeri tipe C dan tipe A. Serabut ini mungkin
mencapai inhibisi presinaptik dengan penghambatan saluran kalsium dalam
membran ujung saraf dan mengaktifkan sistem analgesia sehingga dapat menekan
seluruh atau hampir seluruh sinyal yang masuk melewati saraf perifer dan
menurunkan sampai mehilangkan nyeri. 13
Penggunaan aromaterapi selama 30 menit dapat menurunkan nyeri yang
dirasakan pada masa persalinan, dimana aroma yang berasal dari aromaterapi bekerja
mempengaruhi emosi melalui sistem limbic (system olfaktori ) dan pusat emosi otak.
Ketika aromaterapi dihirup, molekul yang mudah menguap dari minyak tersebut
dibawa oleh arus udara ke “ atap “ hidung di mana silia –silia yang lembut muncul
dari sel-sel reseptor. Ketika molekul-molekul itu menempel pada rambut-rambut
tersebut, suatu pesan elektrokimia akan ditransmisikan melalui saluran olfactory ke
dalam system limbic. Hal ini akan merangsang memori dan respons emosional.
Hipotalamus berperan sebagai relay dan regulator, memunculkan pesan-pesan yang
harus disampaikan kebagian lain otak serta bagian badan yang lain. Pesan yang
diterima itu kemudian diubah menjadi tindakan yang berupa pelepasan senyawa
16
neurokimia seperti serotonin dan enkefalin yang menyebabkan euphoria, relaks, dan
sedative. 14
Teknik penggunaan aromaterapi juga relative mudah. Aroma terapi dapat
diberikan dengan cara kompres, mandi, aromaterapi masase atau pijat serta inhalasi
menggunakan oil burner. Pada penelitian ibu, ibu bersalin menggunakan metode
inhalasi dengan oil burner. Penghirupan dianggap sebagai cara penyembuhan paling
langsung dan paling cepat, karena molekul- molekul minyak esensial yang mudah
menguap tersebut bertindak langsung pada organ-organ penciuman dan langsung
dipersepsikan oleh otak. 14
D. MINYAK YANG KERAS PADA KEHAMILAN 17
Ada beberapa minyak esensial dengan efek terapi yang tidak diperlukan
selama kehamilan trimester pertama, misalnya minyak esensial dengan efek
emenagogik, sehingga kita harus menghindari pemakaiannya. Namun demikian,
sebagian minyak ini dapat digunakan dengan benar dan aman dalam tahap akhir
kehamilan. Kurangnya informasi membuat banyak aromaterapis menghindari
penggunaan dalam keseluruhan periode gestasi, jenis- jenis minyak yang dituduh
tidak aman sekalipun beberapa diantaranya tidak selalu membahayakan kehamilan.
Sebagai contoh minyak esensial yang umumnya terdapat dalam daftar yang tidak
pernah digunakan kadang- kadang dikacaukan dengan minyak yang diperlukan
dalam kehamilan etapi membutuhkan kecermatan dalam pemakaiannya. Demikian
pula banyak daftar minyak esensial yang dihindari pemakaiannya dalam kehamilan
dan daftar ini mencakup jenis- jenis minyak yang mengandung aldehin dan fenol
seperti minyak Cymbopogon citratus (Lemongrass) dan Syginium aromaticum
(Clove bud; kuncup bunga cengkeh) yang toksisitasnya menyebabkan efek iritasi
kulit. Kontra indikasi pemakaian kedua jenis minyak tersebut tidak memiliki
hubungan spesifik terhadap kehamilan tetapi harus diwaspadai oleh setiap pemakai.
Aromaterapis yang sudah mahir harus mengatahui semua efek toksik yang
mungkin terjadi dan kontra indikas yang melekat pada setiap minyak esensial.
Sehingga merek dapat membedakan dan memilih jenis- jenis minyak yang paling
berkhasiat dan aman. Ini berarti jika minyak yang potensial berbahaya diperlukan
diperlukan dalam pemakaian periode awal kehamilan untuk pemberian sekali- sekali
saja misalnya ninyak Hyssopus officinalis maka diperlukan pengenceran 50% ,
minyak tersebut dapat digunakan tanpa ketakutan akan efek yang merugikan.
17
Toksisitas komponen utama minyak esensial tidak selalu merupakan bukti
bahwa suatu minyak esensial tersebut toksik bagi manusia. Takaran yang digunakan
untuk masase aroma terapi 100,000 kali lebih kecil dan lebih aman dari pada yang
digunakan dalam dalam percoban binatang (Tisserand dan Balacs, 1991).
Penggunaan minyak esensial jika digunakan dengan dosis yang kecil dan
untuk waktu yang terbatas maka minyak yang digolongkan toksikpun biasanya tidak
membahayakan kesehatan, namun demikian bahaya akibat penyalahgunaan apakah
jenis yang dianggap aman ataukah toksik, juga sudah terdapat dalam catatan.
Berikut adalah contoh kasus- kasus penyalahgunaan minyak esensial :
1. Untuk menimbulkan haid, seorang wanita menggunakan sekitar 15 ml
minyak pennyroyal dan menderita gastritis akut namun berhasil sembuh total
(Allen 1987).
2. Seorag wanita membuat sendiri larutan sekitar 15 ml pennyroyal yang
dicampur dengan rum, dia menderita mual 10 menit kemudian setelah
meneguk larutan tersebut dia langsung tidak sadarkan diri. Begitu sadar
wanita tersebut muntah- muntah dan keesokan harinya sembuh (Braithwaite
1906). Jelas bahwa rum telah memperberat efek dari pennyroyal.
3. Untuk menimbulkan abortus seorang wanita hamil berusia 22 tahun
meminum kurang lebih 10 ml minyak pennyroyal (Sullivan 1979)
4. Seorang ibu berusia 24 tahun mencoba melakukan aborts dengan
menggunakan minyak pennyroyal dalam takaran yang tidak diketahui
dengan dua kali pemberian (sore dan pagi hari berikutnya) dan dia berhasil
menimbulkan abortus (vallace 1955).
5. Seorang remaja putri amerika berusia 18 tahun menggunakan sekitar 30 ml
minyak pennyroyal karena mengira dirinya hamil. Setelah mengalami
muntah- muntah yang hebat pendarahan pervaginapun terjadi,
cardiopulmonary arest pada hari ke- 4 dan meninggal pada minggu ke 2
(Sulivan 1979).
Minyak yang umumnya dianggap bersifat neuro toksik dan abortif
mengandung senyawa- senyawa keton tertentu (misalnyad- pulegon), oksida (1,8-
cineole sinonim eucaliptol yang juga disebut eter bisiklik) atau fenolat (misal
miristisin) dengan presentasi yang tinggi. Meskipun tidak semua minyak esensial
menganduk komponen bersifat emenagogik, namun kita harus berhati- hati terhadap
semua jenis pemakaian. Minyak ini hanya boleh digunakan oleh terapis yang
18
profesional. Berikut beberapa contoh minyak esensial yang toksik, neuro toksik dan
abortifyang tidak digunakan dalam minyak aroma terapi : Calamus (eter phenolat 75
%), Buchu (keton 60 %), Wormwood (keton 35 %), Artemisia afra (keton 40 %),
Artemisia annua (keton 28) juga bekerja sebagai hormon, Artemisia arborescens
(Keton 55 %), Artemisia herba alba (Keton 60 %), Davana (keton 40 %), Mugwort
(juga bersifat emenagogik), Brasica nigra (alil-iso-tiosianat 99 %), Cedrus deodora
(keton 50 %), Wormseed (oksida 60 %), Blue cypress (Keton 50 %), Turmeric
(keton 60%), Bitter fennel (Anetol 60 %), Bulgarian geranium (Keton 50 %),
Wintegreen (metil salisilat 95 %), Star anise (eter fenolat 80 % juga bekerja sebagai
hormon), Juniper tar, Lavender cotton (keton 35 %), Sassafras (eterfenolat 85 %).
Dan juga berikut daftar minyak esensial yang bersifat neuro toksik dan/ atau
abortif : Milfoil, Aniseed (keton 50 %), Tarragon (eterphenolat 65 %), Caraway
(keton 50 %), Atlas cedarwood (Keton 20 %), Camphor (Keton dan Oksida 70 %),
Hyssop (Keton 50 %), Pennyroyal (keton 80% juga bersifat emenagogik), Spearmint
(Keton 60 %), Romary (Keton 60 %), Tagette (Keton 45 %).
E. KEWASPADAAN DALAM PENGGUNAAN MINYAK ESENSIAL PADA
WANITA HAMIL 17
1. Emenagogum atau abortifisien17
Valnet (1980 hal. 268) emenagogum diartikan sebagai bahan yang
menimbulkan dan mengatur haid serta abortifisien yang memicu abortus. Ini
berarti emenagogu menstimulasi kejadian yang pada wanita bersifat alami
tetapi mungkin terlambat karena gangguan emosional atau sebab- sebab
lainnya. Sementara abortifisien merupakan bahan toksik yang selalu
mempunyai khasiat yang kuat menentang alam bukan membantunya.
2. Kewaspadaaan 17
Pada penggunaan minyak esensial ada beberapa tindakan penjagaan yang
harus dipatuhi dengan ketat pada keadaan tersebut sekalipun aroma terapi
dilakukan dengan minyak esensial yang sangat diencerkan dan untuk
periode yang sangat pendek. Di bawah ini merupakan tindakan pencegahan
yang harus diperhatikan.
a. Pada wanita hamil dengan riwayatobsteri yang jelek, pemakaian semua
jenis minyak yang bersifat emenagogik atau abortif harus dihindari.
19
b. Riwayat medis pasien harus selalu diteliti untuk menetahui
adanyakontra indikasi aromaterapi, misalnya epilepsi, kenaikan tekanan
darah tinggi, penyakit ginjal dan lain- lain.
c. Perawat yang belum pernah mendapatkan kualifikasi khusus dalam
aroma terapi atau aromatologi hanya boleh menggunakan minyak
esensial dengan petunjuk aroma terapis atau aromatologis yang
berijasah.
d. Minyak esensial harus digunakan pada wanita hamil dengan kekuatan
50 % dari kekuatan normal baik bagi pemakaian secara berendam
maupun pemakaian lokal dan masase, misal 8 tetes minyak esensial
untuk 50 ml pembawa atau lotion (ini berarti 1 tetes dalam 5 ml atau
sekitar satu sendok teh) sehingga pengenceran dibawah 1 %.
Penggunaan dosisi setengahnya digunakan karena 2 alasan :
1) Wanita hamil yang kepekaan indra pembaunya tinggi
2) Dosis normal terlalu poten bagi janin
e. Jika ibu yang menyusui menggunakan minyak esensial pada payudara
untuk merangsang laktasi atau menyembuhkan mastitis minyak
dioleskan setelah menyusui, putting haris dibersihkan dulu dengan
minyak netral sebelum menyusui berikutnya.
3. Minyak esensial emenagogum 17
Penggunaan minyak esensial emenagogik dianjurkan untuk digunakan
sebagai peancar haid. Jenis –jenis minyak esensial dibawah ini merupakan
berkahasiat sebagai emenagogik. Minyak tersebut tidak boleh digunkan
dalam trimester pertama kehamilan.
a. Achillea millefolium (Yarrow) tidak atau hanya sedikit mengandung
senyawa thujone sehingga berbeda dengan minyak sage yang dapat
menganduk senyawa tersebut hingga 50%; namun demikian minyak
tanaman ini pernah digunakan sebagai preparatif abortif di masa lalu
(Chandler et al1982).
b. Foeniculum vulgare juga memiliki sifat sebagai hormon, diuretik dan
galaktogogik; minyak ini memperlancar persalinan (kandungan eter
fenolatnya rata- rata 60%)
20
c. Myristica fragrance (Nutmeg) juga memperlancar persalinan, minyak
ini bersifat halusinogenik jika diberikan dengan dengan takaran berlebih
(kandungan eter fenolatnya rata- rata 6%)
d. Petroselinum sativum (Parsley seed) (kandungan eter fenolatnya rata-
rata 83 %)
e. Pimpinela anisum juga bersifat seperti hormon (kandungan eter
fenolatnya rata- rata 35 %)
Jenis minyak esensial berikut merupakan minyak esensial dengan khasiat
emenagogik dan harus digunakan hati- hati pada kehamilan :
a. Chamaelum nobile mengandung sekitar 13 % keton kaitannya
denagn amenore disebabkan oleh permasalahan nervous.
b. Chamomille recutita minyak memiliki sifat menyerupai hormon
mengandung sekitar 20- 30 % senyawa oksida.
Kedua minyak diatas dianjurkan untuk amenore, namun sifat- sifat
emenagogik umumnya dianggap sangat ringan.
f. Chamipora myrrha. Mur memiliki khasiat emenagogik yang mungkin
karena sifat hormonalnya.
g. Juniperus communis. tanaman ini memiliki efek diuretik; mengandung
kurang lebih 87 % terpena serta alkohol dalam persentasi kecil dan tidak
mengandung keton. Kadang- kadang efek diuretik ini dijadikan alasan
mengapa minyak tanaman tersebut harus dihindari pada kehamilan
stadium dini.
h. Levisticum officinale . tanaman ini memiliki efek diuretik mengandung
sekitar 50 % senyawa ftalida,.
i. Melaleuca cajuputi kerjanya seperti preparat hormonal mengandung
sekitar 30- 40 % senyawa oksida.
j. Mentha piperata memiliki kerja seperti preparat hormon; mengandung
20- 50 % alkohol, 15- 40 % keton. Kandungan plugeon dalam tanaman
ini sekitar 0,3- 0,6 %, dalam hal kerjanya seperti hormon untuk
mengatur fungsi ovarium.
k. Origanum majora mengandung sekitar 40 % terpena dan 50 % alkohol.
l. Rosa demascena memiliki kerja seperti hormon, mengandung lebih dari
60% alkohol.
21
4. Minyak Esensial Hormonal 17
Penggunaan beberapa jenis minyak esensial yang berkhasiat
hormonal tetapi tidak bersifar neurotoksik atau abortif kadang- kadang
merupakan kontra indikasi pada paruh pertama kehamilan contoh- contoh
minyak esensial tersebut adalah minyak Salvia sclera serta R. centifolia.
Minyak pengatur hormon tidak selalu mempengaruhi uterus dengan
cara yang sama seperti preparat emenagogum. Sebaliknya minyak tersebut
mempengaruhi sistem endokrin dan sebagian diantaranya cukup efektif
untuk mengatasi banyak permasalahan wanita yang berkitan dengan kerja
hormon seperti aminore primer atau sekunder, haid yang jarang dan tidak
teratur, PMS (Premensrual Syndrome), kesulitan pada kehamilan dan
monopouse.
Minyak esensial dengan sifat- sifat hormonal bukan hanya mambantu
kontraksi rahim tetapi juga berkhasiat setelah persalinan untuk mendukung
miningkatkan produksi prolaktin. Contoh Foeniculum vulgare diketahui
melancarkan laktasi. Berikut ini merupakan minyak esensial pengatur
hormon dengan khasiat seperti hormon :
a. Chamomilla recutita
b. Comiphora myrha
c. Foeniculum vulgare
d. Melaleuca cajuputi
e. Pimpinella anisum
f. Salvia officinalis
g. Rosa damascena
F. INDIKASI UMUM BAGI PEMAKAIAN PADA KEHAMILAN 17, 18
1. Antenatal17, 18
a. Pegal- pegal pada punggung
1) Lavender, jahe, roman chamomile- mandi, rendam massage.
2) Lavender, rosmeri, roman chamomile- mandi, rendam dioleskan
3) Sweet marjoram, rosmeri- mandi, rendam, dioleskan dengan
minyakmpembawa
4) Lada hitam, sweet marjoram, roman chamomille- mandi, rendam,
masase.
22
b. Konstipasi
1) Lada hitam, sweet orange- masase abdomen, refleksi swis
2) Lada hitam, Roman chamomille, sweet orange- masase abdomen,
refleksi swis
c. Kram
Sweet marjoram, cypress- masase, mandi rendam
d. Gangguan emosional
Clary, rosewood- inhalasi dari kertas tisu
e. Sakit kepala
1) Lavender 1 tetes di oleskan pada bagian pelipis, atau pakai kompres
dingin
2) Basil- di hirup atau inhaasi
f. Hipertensi
1. Sebelum 36 minggu
Rosewood, sandalwood, kenanga
2. Sesudah 36 minggu
Lavender, sweet majoram, kenanga- 5 tetes dalam air mandi rendam
3. Induksi kehamilan
Kenanga, mandi rendam; lemon 1 tetes- dalam teh.
g. Morning sickness 18
10 tete sminyak jahe, 8 tetes sandalwood oil
Tambahkan jahe dan sandalwood ke dalam botol kaca kecil hirup uap
minyak dari botol.
2. Persalinan17
a. Pegal dan nyeri
Lavender 5 tetes- mandi rendam
Black paper, sweet majoram- masase
b. Stres dan ansietas
Clary, Rose otto, Kenanga- inhalasi, masae
3. Posnatal17
a. Mengurangi pendarahan
Cypres, lavender- Mandi rendam
b. Bekas luka sectio caesarea
Avender, tea tree- mandi rendam, kompres
23
Frankincense, neroli, rose otto- lotion
c. Meningkatkan laktasi
Fennel tea- satu sendok teh serbuk biji fennel dalam 1 cangkir air
mendidih
7 tetes minyak fennel dalam 50 ml minyak pembawa- masase
Anised dan lemongrass- masase
d. Menurunkan laktasi
Geranium- mandi, rendam atau kompres
Peppermint- mandi rendam atau kompres
4. Minyak Esensial Uterotonik dalam Persalinan17
Oksitosin hormon yang menstimulasi uterus agar berkontraksi dapat
didukung kerjaya oleh beberapa jenis minyak esensial yang bersifat
uterotonik. Dengan bantuan minyak esensial tersebut dapat membantu
menghasikan kontraksi uterus. Minyak esensial yang mengandung keton dan
fenol juga berkhasiat bila digunakan.
Berikut ini merupakan jenis- jenis minyak esensial yang melancarkan
proses melahirkan :
a. Cymbopogon martinii
b. Syzygium aromaticum
c. Foeniculum vulgare
d. Mentha piperata
e. Myristica fragrans
f. Pimenta dioica
g. Pimpinela anisum
h. Thymus vulgaris
Jenis- jenis minyak esensial ini harus digunakan 2- 3 minggu terakhir
kehamilan dengan cara masase pada perut dan punggung dua kali sehari.
Minyak esensial tersebut juga berkhasiat jika digunakan selama persalinan.
G. PENELITIAN PERCONTOHAN
1. Mengurangi nyeri saat persalinan
a. Pengaruh Pemberian Lilin Aromaterapi Lavender Terhadap
Perubahan Intensitas Nyeri Persalinan Normal Kala I Fase Aktif
24
Pada Primigravida Di Bpm Ny. “R” Kecamatan Sumbersari
Kabupaten Jember 19
Oleh : Sultanah Zahariah
Penatalaksanaan nyeri meliputi dua tipe dasar intervensi keperawatan
yaitu intervensi farmakologi dan non farmakologi. Penatalaksanaan nyeri
secara farmakologi lebih efektif dibanding dengan metode
nonfarmakologi, namun metode farmakologi lebih mahal dan sebagian
besar memiliki efek yang merugikan sedangkan metode nonfarmakologi
lebih murah, sederhana, efektif, dan tanpa efek yang merugikan.
Aromaterapi merupakan salah satu terapi nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri persalinan, sebuah terapi komplementer yang
melibatkan penggunaan wewangian berasal dari minyak esensial.
Lavendula atau biasa disebut lavender adalah tumbuhan berbunga dalam
suku lamiaceae yang memiliki 25-30 spesies. Minyak aromaterapi
lavender dikenal sebagai minyak penenang, efek sedative lavendula
angustifolia terjadi karena adanya senyawa-senyawa coumarin dalam
minyak tersebut sekalipun kandungannya rendah yaitu 0,25 %. Secara
teoritis aromaterapi lavender bekerja dengan mempengaruhi tidak hanya
fisik tetapi juga tingkat emosi. Kandungan lavender oil yang terdiri
dari :linalool, linalyl acetate, α dan β-pinene dan 1,8-cineole dapat
menurunkan , mengendorkan, dan melemaskan secara spontan kontraksi
uterus pada tikus yang sedang mengalami spasme pada otot intestinalnya.
Apabila aromaterapi masuk ke rongga hidung melalui penghirupan
langsung, akan bekerja lebih cepat karena molekul-molekul minyak
esensial mudah menguap oleh hipotalamus karena aroma tersebut diolah
dan dikonversikan oleh tubuh menjadi suatu aksi dengan pelepasan
substansi neurokimia berupa zat endorphin dan serotonin sehingga
berpengaruh langsung pada organ penciuman dan dipersepsikan oleh
otak untuk memberikan reaksi yang membuat perubahan fisiologis pada
tubuh, pikiran, jiwa dan menghasilkan efek menenangkan pada tubuh.
b. Efektivitas Pemberian Aromaterapi (Minyak Lavender) Untuk
Menurunkan Kecemasan Ibu Hamil Trimester Iii Dalam Persiapan
Menghadapi Persalinan Di Bidan Praktek Mandiri Suprijati Desa
Bagi Kecamatan/ Kabupaten Madiun 20
25
Oleh : Suprijati
Kecemasan yang dialami ibu antara lain kecemasan terhadap persiapan
persalinan karena trimester III. Prevalensi (angka kesakitan) gangguan
kecemasan berkisar pada 6-7% dari populasi umum. Penelitian yang
dilakukan dengan menggunakan Hamilton anxiety Rating Scale,
prevalensi gangguan kecemasan sebesar 8- 12%. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui efektivitas aromaterapi dalam menurunkan
kecemasan pada Ibu hamil trimester III saat persiapan menghadapi
persalinan. Metode penelitian adalah quasi experimental dengan pre and
post test one group design. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 32 ibu
hamil dan sampelnya sebanyak 32 ibu hamil yang memeriksakan
kehamilannya di Bidan Praktek Mandiri Suprijati Desa Bagi. Teknik
sampling yang digunakan total sampling. Instrumen penelitian
menggunakan skala kecemasan terpakai yaitu HARS (Hamilton Anxiety
Rating Scale). Hasil penelitian menunjukkan : 1) tingkat Kecemasan ibu
hamil sebelum diberi aromaterapi sebagian besar pada kategori cemas
berat l yaitu 14 (43,75%), 2) tingkat Kecemasan ibu hamil setelah diberi
aromaterapi kategori cemas sedang banyak yaitu sebanyak 15 (46,88%).
Hasil penelitian ini adalah pemberian aromaterapi memberikan pengaruh
yang bermakna, pada hasil pengujian dengan metode Wilcoxon Signed
Rank Test.
c. Efektifitas terapi aroma lavender terhadap tingkat nyeri dan
kecemasan persalinan primipara kala I di rumah sakit dan Klinik
Bersalin Purwokerto 21
Oleh : Dina Indrati Dyah Sulistyowati
Latarbelakang : Kebanyakan ibu primipara mempunyai masalah nyeri
dan cemas pada waktu melahirkan, sehingga petugas kesehatan mencari
terapi alternatif untuk mengatasi nyeri dan cemas persalinan.
Aromaterapi telah dilakukan untuk pasien dirawat di rumah sakit
khususnya nyeri persalinan. Aromaterapi juga dipakai untuk relaksasi
pada pasien cemas. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi
hubungan factor; faktor demografi dengan nyeri and cemas persalinan,
membandingkan pre; test nyeri and cemas persalinan antara kelompok
control dan eksperimen, membandingkan pre dan post test dalam
26
kelompok control dan eksperimen, dan membandingkan selisih pre; post
test antara kelompok control dan eksperimen. Metode : Design quasi;
eksperimen dua group dilakukan di penelitian ini. Jumlah sampel 54 ibu
primipara direkruit dirumah sakit Margono Soekarjo dan klinik bersalin
di Purwokerto. Analisis penelitian ini menggunakan korelasi, pair t; test,
dan independent t test. Hasil : Umur, jenis kelamin, pendidikan dan lama
di ruang bersalin berhungan secara signifikan dengan nyeri diukur
dengan VAS dan FPRS dan cemas persalinan kala I. Hasil pre; test nyeri
dan cemas persalinan antara kelompok control dan eksperimen tidak
berbeda signifikan (p>0.05). Hasil pre dan posttest nyeri dan cemas
persainan dalam kelompok control berbeda signifikan (p<0.05). Hasil
pre dan posttest nyeri dan cemas persainan dalam kelompok eksperimen
berbeda signifikan (p<0.05). Hasil selisih pre post test nyeri dan cemas
persalinan antara kelompok control dan eksperimen berbeda signifikan.
Kesimpulan : Aromaterapi efektif dapat digunakan mengatasi nyeri dan
cemas persalinan kala I. Faktor; faktor demografi: umur, jenis kelamin,
pendidikan, lama di ruang bersalin dapat mempengaruhi nyeri dan cemas
persalinan.
2. Mengatasi mual dan muntah
a. Pengaruh Aromaterapi Blended Peppermint dan Ginger Oil
terhadap Rasa Mual pada Ibu Hamil Trimester Satu di Puskesmas
Rengel Kabupaten Tuban22
Oleh : Dwi Rukma Santi
Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60%
multigravida. Seratus dari seribu kehamilan, gejala mual dapat menjadi
berat bila tidak ditatalaksana dengan baik. Jumlah kunjungan ibu hamil
di Puskesmas Rengel didapatkan 58,14% mengeluhkan mual. Oleh
karena itu, perlu dilakukan terapi nonfarmakologi yang bersifat
noninstruktif, noninfasif, murah, sederhana, efektif, dan tanpa efek
samping yang merugikan berupa aromaterapi blended peppermint dan
ginger oil untuk menurunkan rasa mual pada ibu hamil. Penelitian ini
bertujuan membuktikan pengaruh aromaterapi blended peppermint dan
ginger oil terhadap rasa mual pada ibu hamil trimester satu di Puskesmas
Rengel Kabupaten Tuban. Penelitian ini merupakan penelitian pre
27
eksperimental dengan desain One Group Pre-Post Test Design. Populasi
adalah seluruh ibu hamil trimester satu periode Bulan September sampai
Oktober Tahun 2013 di Puskesmas Rengel Kabupaten Tuban. Besar
sampel adalah 41 orang dengan teknik sampling Purposive Sampling.
Pengumpulan data dilakukan secara langsung melalui observasi. Analisis
data menggunakan uji statistik Wilcoxon Sign Rank Test. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai p= 0,0001 (p < 0,05), maka H1
diterima dan H0 ditolak artinya terdapat pengaruh aromaterapi blended
peppermint dan ginger oil terhadap rasa mual pada ibu hamil trimester
satu di Puskesmas Rengel Kabupaten Tuban. Saat ini penggunaan
aromaterapi blended peppermint dan ginger oil oleh ibu hamil trimester
satu adalah salah satu cara alternatif untuk menurunkan frekuensi rasa
mual karena terbukti penggunaannya mudah, sederhana, efektif, dan
tanpa efek samping serta tidak merugikan kondisi ibu dan calon bayi.
b. Efektifitas Minuman Jahe Dalam Mengurangi Emesis Gravidarum
Pada Ibu Hamil Trimester I 23
Oleh : SaswitaS Yulia Irvani Dewi^, Bayhaldd^
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan minuman
jahe dalam mengurangi emesis gravidarum.
Penelitian ini menggunakan "Quasy Experiment" dengan pre-test dan
post-test pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Jumlah
sampel yang digunakan adalah 30 orang dengan teknik gambilan sampel
secara purposive sampling dengan memperhatikan kriteria inklusi. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan penurunan rata-rata mual dan muntah
sebelum diberikan intervensi sebesar 3,87 dan setelah diberikan
intervensi 2,78. P value 0,014 (<a = 0,05). Dapat disimpulkan bahwa
jahe efektif dalam mengurangi mual dan muntah selama kehamilan
trimester pertama. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan untuk
dapat mengaplikasikan minuman jahe dengan komposisi yang tepat
khususnya di pelayanan kesehatan.
BAB IIIPENUTUP
28
Mayoritas wanita yang masuk rumah sakit mempunyai kaitan sengan
kehamilan dan kelahiran yang bukan merupakan permasalahan kesehatan jika tidak
disertai komplikasi. Kehamilan merupakan bidang yang paling menarik minar bagi
arime terapis, perawat serta bidan dan dengan demikian sejumlah besar pengalaman
tersimpan di dalam bangsal- bangsal kebidanan dan oleh para bidan. Yang menolong
persalinan di luar rumah sakit. Uji coba pemakaian minyak esensial pada sekala kecil
pada proses persalinan di Inggris telah memberikan hasil- hasil yang
menggembirakan. Penelitian terkontrol dalam sekala yang lebih besar diharapkan
dapat mendukung hasil- hasil ini sehingga penggunaan aroma terapi oleh para
profesional yang berijasah dalam situasi antenatal, maternitas, dan posnatal akan
menjadi semarak lagi.
DAFTAR PUSTAKA
29
1. Bobak, Lowdermilk, & Jensen. (2005). Buku ajar keperawatan maternitas (Maria A. Wijayarini, et.al. Terj). Jakarta: EGC.
2. Koesno. (2009). Pengaruh pemberian aromaterapi jeruk dengan penurunan mual muntah pada ibu hamil trimester I. Jakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan.
3. Neil, A. M & Nelson. (2006). Hyperemesis gravidarum. Journal Obstetrics & Genecology. Vol. 5: p.204.
4. Suwarni. (2007). Hubungan karakteristik ibu hamil trimester i denganmorning sickness di poliklinik kebidanan dan penyakit kandungan badan pelayanan kesehatan rsu dr zainal abidin banda aceh tahun 2007.
5. Evariny A. 2007. Melahirkan tanpa Rasa Sakit. Jakarta: Bhuanan Ilmu Populer.
6. Anomin. 10 Jenis Minyak Aromaterapi yang Bagus untuk Ibu Hamil. Dalam www.balitapedia.com diakses pada 11 Agustus 2015.
7. Anonim. Manfaat dan Efek Samping Aromaterapi selama Kehamilan. Dalam
http://www.amazine.co/17099/manfaat-dan-efek-samping-aromaterapi-selama-kehamilan/ diakses pada 11 Agustus 2015
8. Anonim. 2015. Aromaterapi untuk Ibu Hamil, dari Manfaat, yang dianjurkan dan yang harus di Hindari. Dalam www.resepbayi.com diakses pada 11 Agustus 2015.
9. Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta
10. Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. EGC : Jakarta
11. Rachmi P. (2002) Aromaterapi perawatan alami untuk sehat dan cantik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
12. Aromatherapy. Doncaster and Bassetlaw Hospital. WPR 21180.
13. Taizhen Luo, Meiling Huang, et al. Aromatherapy for Laboring Women: A- Merta Analysisof Randomized Controlled Trial. Open Jurnal of Nursing , 2014, 4, 163-168.
14. Smith CA, et al. Aromatherapy for Pain Management in Labour (Review). The Cochrane Library 2011, Issue 8.
15. Chatur Dian, Sri Utami, Siti Rahmalia. Perbandingan Efektivitas Pemberian Rebusan Jahe dan Daun Mint terhadap Mual dan Muntah pada Ibu Hamil. Universitas Riau.
16. Tarsikah, Herman Susanto, Herri S. Sastramihardja. Penurunan Nyeri Persalinan Primagravida Kala I Fase Aktif Pascapenghirupan Aromaterapi Lavender. Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung.
30
17. Shirley Price dan Len Price. Aroma Terapi Bagi Profesi Kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran : 1997. Hal. 162- 181.
18. Wilson dan Roberta. Complete Guide to Understanding & Using Aromatheraphy. Paragon Press : 1951. Hal. 168.
19. Sultanah Zahariah. Pengaruh Pemberian Lilin Aromaterapi Lavender Terhadap Perubahan Intensitas Nyeri Persalinan Normal Kala I Fase Aktif Pada Primigravida Di Bpm Ny. “R” Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember.
20. Suprijati. Efektivitas Pemberian Aromaterapi Untuk Menurunkan Kecemasan Ibu Hamil Trimester Iii Dalam Persiapan Menghadapi Persalinan Di Bidan Praktek Mandiri Suprijati Desa Bagi Kecamatan/ Kabupaten Madiun. Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo. Hal 1.
21. Dina Indrati Dyah Sulistyowati. Efektifitas terapi aroma lavender terhadap tingkat nyeri dan kecemasan persalinan primipara kala I di rumah sakit dan Klinik Bersalin Purwokerto.
22. Dwi Rukma Santi. Pengaruh Aromaterapi Blended Peppermint dan Ginger Oil terhadap Rasa Mual pada Ibu Hamil Trimester Satu di Puskesmas Rengel Kabupaten Tuban. STIKES Nahdlatul Ulama, Tuban. Jurnal Sain Med, Vol. 5. No. 2 Desember 2013: Hal 52.
23. SaswitaS Yulia Irvani Dewi, Bayhaldd. b. Efektifitas Minuman Jahe Dalam Mengurangi Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I. Jurnal Ners Indonesia. Vol 1. No. 2. Maret 2011. Hal 1.
31