Post on 26-Feb-2021
i
METODE PEMBELAJARAN FISIKA
BERDASARKAN TEORI MULTIPLE INTELEGENCE PADA MATERI PERPINDAHAN KALOR
Oleh,
Galuh Kusuma Wardhani
NIM: 192010009
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika
guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2015
ii
METODE PEMBELAJARAN FISIKA BERDASARKAN TEORI MULTIPLE INTELEGENCE
PADA MATERI PERPINDAHAN KALOR
Oleh , Galuh Kusuma Wardhani
192010009
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika
guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Disetujui Oleh :
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA
2015
Pembimbing Utama, Dra. Marmi Sudarmi, M.Si.
Pembimbing Pendamping, Prof. Ferdy .S.Rondonuwu, S.Pd., M.Sc., Ph.D
Diketahui oleh, Kaprogdi
Dra. Marmi Sudarmi, M.Si.
Disahkan oleh, Dekan
Dr. Suryasatriya Trihandaru, M.Sc.nat
iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS TUGAS AKHIR
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Galuh Kusuma Wardhani gguhnya bahwa
Nim : 192010009
Program Studi : Pendidikan Fisika
Fakultas : Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir, judul :
METODE PEMBELAJARAN FISIKA
BERDASARKAN TEORI MULTIPLE INTELEGENCE
PADA MATERI PERPINDAHAN KALOR
Yang dibimbing oleh :
1. Dra. Marmi Sudarmi, M.Si
2. Prof. Ferdy Semuel Rondonuwu, S.Pd., M.Sc., Ph.D
Adalah benar- benar karya saya
Didalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau
gagasan orang lain yang saya ambil dngan cara menyalin atau meniru dalam bentuk
rangkaian kalimat atau gambar serta simbol yang saya aku seolah – olah sebagai karya
saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis atau sumber aslinya.
Salatiga, 28 Oktober 2014
Galuh Kusuma Wardhani
PERNYATAAN PERSETUJUAN
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya bertanda tangan
di bawah ini :
Nama : Galuh Kusuma Wardhani
NIM : 192010009
Program Studi : Pendidikan Fisika
Fakultas : Sains dan
Jenis Karya : Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada UKSW Hak
Bebas Royalti non – ekslusif
berjudul :
BERDASARKAN
beserta perangkat yang ada (jika perlu).
Dengan hak bebas royalti non
mengalihmedia/mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk perangkat data, merawat, dan
mempublikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya .
Pembimbing Utama,
Dra. Marmi Sudarmi,
iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya bertanda tangan
Nama : Galuh Kusuma Wardhani
NIM : 192010009
Program Studi : Pendidikan Fisika
Fakultas : Sains dan Matematika
Jenis Karya : Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada UKSW Hak
ekslusif (non-exclusive royalty free right) atas karya ilmiah saya yang
METODE PEMBELAJARAN FISIKA
BERDASARKAN TEORI MULTIPLE INTELEGENCE
PADA MATERI PERPINDAHAN KALOR
beserta perangkat yang ada (jika perlu).
Dengan hak bebas royalti non – ekslusif ini, UKSW berhak menyimpan
mengalihmedia/mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk perangkat data, merawat, dan
blikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya .
Mengetahui,
Dibuat di : SalatigaPada tanggal : 15 Desember 2014Yang menyatakan,
Galuh Kusuma Wardhani
Pembimbing Utama,
Dra. Marmi Sudarmi, M.Si.
Pembimbing Pendamping, Prof. Ferdy .S.Rondonuwu, S.Pd., M.Sc., Ph.D
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya bertanda tangan
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada UKSW Hak
atas karya ilmiah saya yang
MULTIPLE INTELEGENCE
ekslusif ini, UKSW berhak menyimpan
mengalihmedia/mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk perangkat data, merawat, dan
blikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
Dibuat di : Salatiga Pada tanggal : 15 Desember 2014
Galuh Kusuma Wardhani
Pembimbing Pendamping,
Rondonuwu, S.Pd., M.Sc., Ph.D
v
Motto
Jangan menunggu terlalu lama, Semua hal baik datang kepada yang menunggu,
tapi bukan kepada yang menunggu terlalu lama. Mengetahui kapan saat berhenti untuk menunggu, adalah seni menemukan awal baru yang lebih baik.
-Mario Teguh -
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat kasih
karunia dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Tugas akhir ini ditulis dan disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana pendidikan (S.Pd.) Fisika di Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga.
Penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.
Atas segala bantuan dan dukungan tersebut, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Marmi Sudarmi, M.Si. selaku dosen pembimbing I dan Prof. Ferdy S.
Rondonuwu, S.Pd., M.Sc., Ph.D selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing, memberikan masukan,
dorongan, dan pengertian dengan penuh kesabaran kepada penulis selama
penelitian hingga tugas akhir ini selesai.
2. Seluruh Dosen FSM UKSW, khususnya Dosen Fisika dan Pendidikan Fisika:
Bapak Adita Sutrisno, Ibu Diane Noviandini, Ibu Santi, Bapak Surya Satria
Trihandaru, Bapak Andreas, Ibu Marmi, Bapak Ferdi S Rondonuwu, Bapak Wahyu
H.K., Bapak Nur Aji Wibowo, Ibu Debora Natalia S, dan Bapak Alva atas
bimbingan dan ilmu yang diberikan kepada penulis selama kuliah.
3. Mas Tri, Mas Sigit, dan Pak Tafip selaku Laboran Fisika dan Pendidikan Fisika
FSM UKSW atas segala bantuannya selama ini. Maaf jika selama ini selalu
merepotkan.
4. Keluarga tercinta Ayah dan Ibu terima kasih atas dukungan doa, materil,
semangat, dan perhatiannya selama ini.
5. Teman-teman Pendidikan Fisika dan Fisika 2010. Ice, Dian, Erfi, Ucik, Kukuh,
Wahyu dan teman-teman lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima
kasih atas segala bantuan dan semangat yang kalian berikan.
6. Teman- teman dari fakultas lain, Elleva(pend.Matematika 2010) dan Effi (PGSD
2010)yang telah bersedia menjadi pengamat saat penulis mengadakan penelitian di
sekolah.
7. Kepala sekolah dan semua guru SMP Sammaratungga yang telah mengizinkan
dan membantu penulis melaksanakan penelitian, serta seluruh siswa kelas VIII
yang telah bersedia menjadi subyek dalam penelitian ini.
8. Segenap pihak yang turut membantu dan terlibat dalam pelaksanaan penelitian
dan penyusunan tugas akhir ini.
vii
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan dan penyelesaian
tugas akhir ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun bagi perbaikan penulis. Apabila dalam penyusunan tugas akhir ini ada kata-kata
yang kurang berkenan di hati pembaca, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Akhirnya penulis berharap tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi
pihak-pihak yang berkepentingan.
Salatiga, 15 Desember 2014
Penulis
1
METODE PEMBELAJARAN FISIKA
BERDASARKAN TEORI MULTIPLE INTELEGENCE
PADA MATERI PERPINDAHAN KALOR
Galuh K.Wardhani, Ferdy S. Rondonuwu, Marmi Sudarmi
Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Sains dan Matematika - Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711, Jawa Tengah – Indonesia
email: beauty_tayuya@yahoo.com
Abstrak
Di Indonesia masih banyak kegiatan pembelajaran menggunakan pembelajaran klasikal
padahal tidak semua siswa memiliki kecerdasan yang sama. Sehingga guru perlu
mengetahui MI (Multiple Intelegence) yang dominan di kelasnya, supaya
pembelajarannya bisa disesuaikan. Pada kenyataannya ada siswa yang memiliki MI
cenderung mengarah ke kecerdasan naturalis, maka dibutuhkan RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran) yang sesuai dengan kecerdasan siswa sehingga penyerapan
materi pada siswa dapat maksimal serta merancang strategi pembelajaran yang sesuai
dengan kecenderungan kecerdasan siswa dan bagaimana dampak penggunaan strategi
pembelajaran tersebut terhadap pemahaman siswa pada materi perpindahan kalor.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) dimana guru
bertindak sebagai peneliti. Penelitian ini terbagi menjadi empat tahap yaitu tahap
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pada tahap perencanaan,
kecerdasan majemuk siswa dinilai dengan cara memberikan tes kecerdasan majemuk.
Hasil tes kemudian dianalisa untuk mengetahui kecenderungan kecerdasan dan gaya
belajar setiap siswa. Selanjutnya guru menyusun instrumen penelitian berupa RPP
berdasarkan kecenderungan kecerdasan yang dominan dalam kelas, soal evaluasi, dan
pedoman obsevasi. Pada tahap pelaksanaan, RPP diterapkan dalam pembelajaran di
kelas dan jalannya pembelajaran direkam dalam lembar observasi. Pada tahap refleksi,
hasil evaluasi dianalisis untuk mencari nilai rata-rata dan prosentase keberhasilan
belajar siswa, sedangkan data pada lembar observasi dianalisis secara deskriptif-
kualitatif. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa 22 dari 27 siswa atau sebesar 81% siswa
mendapatkan nilai sama atau lebih dari 70. Hasil tersebut menunjukkan bahwa strategi
pembelajaran berdasarkan kecenderungan kecerdasan yang dominan dalam kelas dapat
membantu siswa memahami materi perpindahan kalor.
Kata kunci: kecerdasan naturalis, gaya belajar, perpindahan kalor
I. PENDAHULUAN
Di Indonesia masih banyak kegiatan pembelajaran menggunakan pembelajaran
klasikal padahal tidak semua siswa memiliki kecerdasan yang sama. Sehingga guru perlu
mengetahui MI (Multiple Intelegence) yang dominan di kelasnya, supaya
pembelajarannya bisa disesuaikan.
Pada kenyataannya ada siswa yang memiliki MI cenderung mengarah ke kecerdasan
naturalis, maka dibutuhkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang sesuai
dengan kecerdasan siswa sehingga penyerapan materi pada siswa dapat maksimal.
2
Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah” Bagaimana membuat RPP
yang berdasarkan MI yang dominan dalam kelas?” dan ” Apakah setelah diterapkan
model pembelajaran berdasarkan teori MI yang dominan dalam kelas dapat membuat
70% siswa memahami materi perpindahan kalor?”Berdasarkan rumusan masalah
tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah merancang strategi pembelajaran yang sesuai
dengan kecenderungan kecerdasan siswa serta bagaimana dampak penggunaan strategi
pembelajaran tersebut terhadap pemahaman siswa pada materi perpindahan kalor.
Untuk mengatasi masalah diatas diperlukan strategi pembelajaran yang tepat yang
sesuai dengan kecenderungan kecerdasan siswa karena siswa akan mudah mempelajari
materi yang diajarkan apabila materi itu disampaikan sesuai dengan kecenderungan
kecerdasan siswa tersebut [1]. Meskipun demikian, jumlah siswa dalam satu kelas bukan
hanya seorang saja. Oleh karena itu, pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran
umum dan khusus sekaligus. Artinya, kita melihat kecenderungan kecerdasan umum di
kelas dan kecenderungan kecerdasan khusus per-siswa [9].
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi siswa dan guru. Siswa diharapkan
lebih mudah memahami materi pelajaran sedangkan bagi guru, penelitian ini dapat
dimanfaatkan sebagai salah satu contoh strategi pembelajaran fisika dalam kelas.
II. LANDASAN TEORI
A. Multiple Intellegence (Kecerdasan Majemuk)
Kecerdasan dalam teori kecerdasan majemuk memiliki arti kemampuan
menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia atau kemampuan problem
solving yaitu kemampuan menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan,
dan kemampuan menciptakan sesuatu atau kemampuan menghasilkan produk yang akan
menimbulkan penghargaan atas kebudayaan manusia[2]. Kecerdasan majemuk, sesuai
namanya menginformasikan adanya lebih dari satu kecerdasan manusia [3].
Seseorang mempunyai delapan aspek yang disebut dengan istilah kecerdasan
majemuk. Kedelapan aspek itu adalah kecerdasan verbal-linguistik, kecerdasan logika-
matematika, kecerdasan kinestetik-badani, kecerdasan spasial (ruang-tempat), kecerdasan
bermusik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal,dan kecerdasan naturalis.
Setiap siswa memiliki kecerdasan majemuk, tetapi pada masing-masing mereka ada
aspek-aspek yang paling menonjol. Menurut Gardner, siswa ternyata lebih mudah belajar
atau menangkap bahan yang diajarkan guru apabila bahan yang disajikan sesuai dengan
kecerdasan siswa yang menonjol. Salah satunya kecerdasan naturalis, siswa dengan MI
naturalis ahli dalam membedakan anggota-anggota spesies, mengatasi eksistensi spesies
lain, dan memetakan hubungan antara beberapa spesies, baik secara formal maupun non-
formal serta berkemampuan meneliti gejala-gejala alam[4]. Kecenderungan kecerdasan
seseorang mencerminkan gaya belajar orang tersebut. Misalnya, seseorang dengan
kecerdasan naturalis tinggi akan memiliki gaya belajar dengan pola-pola naturalis. Seperti
praktik belajar langsung, belajar di alam terbuka, menghubungkan fenomena alam dengan
materi belajar, menyukai gejala alam.
Fisika merupakan pengetahuan yang disusun berdasarkan fakta, fenomena-fenomena
alam, hasil pemikiran dan eksperimen. Salah satu cara untuk mencapai
keberhasilan dalam pembelajaran fisika adalah siswa memahami konsep dan mengetahui
manfaat serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
3
Setiap anak memiliki kedelapan kecerdasan dan dapat mengembangkan setiap
kecerdasan sampai tingkat kompetensi yang cukup tinggi. Namun saat menginjak usia
sekolah, anak-anak mungkin telah mengembangkan cara belajar yang lebih banyak
menggunakan salah satu kecerdasan dibandingkan dengan kecerdasan yang lain. Howard
Gardner menyebut perilaku ini sebagai “kecenderungan” atau inklinasi terhadap
kecerdasan tertentu. Namun, kebanyakan anak mempunyai kelebihan di beberapa wilayah
tertentu, sekurang-kurangnya dua atau tiga kecerdasan [5].
B. Perpindahan Kalor
Perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai perpindahan partikel-pertikel zat
tersebut dinamakan konduksi. Zat yang dapat menghantarkan kalor dengan baik disebut
konduktor. Sedangkan penghantar kalor yang buruk disebut isolator. Pada umumnya,
benda logam seperti besi, alumunium, tembaga dan kuningan merupakan konduktor.
Sedangkan benda selain logam seperti kaca, kayu, plastic, udara dan air merupakan
isolator.
Konveksi atau aliran adalah perpindahan kalor disertai dengan perpindahan partikel-
pertikel zat tersebut karena perbedaan massa jenis zat.
Konveksi dalam zat cair dapat diperlihatkan dalam pemanasan air. Air dikalorkan akan
memuai sehingga massa jenisnya akan berkurang. Karena massa jenisnya berkurang, air
bergerak naik. Tempatnya digantikan oleh air yang suhunya lebih rendah, bergerak turun
karena massa jenisnya lebih besar.
Konveksi pada gas terjadi ketika udara yang kalor naik dan udara yang lebih dingin
turun. Konveksi pada udara dapat dilakukan dengan percobaan lilin yang dinyalakan di
dalam kotak . udara di sekitar lilin terkalori sehingga naik melalui salah satu cerobong.
Tempatnya diganti oleh udara dingin yang masuk melalui cerobong yang satunya lagi.
Keadaan tersebut selalu terjadi sehingga menimbulkan aliran udara. Aliran udara tersebut
terlihat apabila kamu membakar kertas cerobong tempat masuknya udara karena asap dari
kertas akan terbawa aliran udara.
Perpindahan kalor secara radiasi adalah perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara.
Banyaknya radiasi kalor yang dipancarkan ataupun yang diserap oleh suatu benda
bergantung pada warna benda [10].
C. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
PTK adalah penelitian tindakan action research yang dilakukan dengan tujuan
memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. PTK terdiri atas rangkaian empat
kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan yang ada pada setiap
siklus, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi [6].
III. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di SMP. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII
yang berjumlah 27 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes
kecerdasan majemuk [7], RPP, Lembar Kerja Siswa (LKS), soal evaluasi dan lembar
observasi KBM. Tes kecerdasan majemuk digunakan untuk mengetahui kecenderungan
kecerdasan setiap siswa, soal evaluasi digunakan untuk menilai hasil belajar siswa
sedangkan lembar observasi KBM digunakan untuk menilai aspek afektif siswa selama
pembelajaran berlangsung.
4
Penelitian ini menggunakan metode PTK dimana guru bertindak sebagai peneliti.
Peneliti yang berperan sebagai guru menentukan masalah yang akan diselesaikan [11],
merancang tindakan yang akan digunakan untuk mengatasi masalah tersebut, menerapkan
dan melaksanakan rancangan tindakan dalam pembelajaran, serta mengevaluasi penelitian
yang telah dilakukan [8]. PTK terdiri dari empat kegiatan, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Tahap perencanaan diawali dengan menilai kecerdasan majemuk siswa menggunakan
tes kecerdasan majemuk. Hasil tes kemudian dianalisa untuk mengetahui kecenderungan
kecerdasan dan gaya belajar setiap siswa. Selanjutnya guru menyusun RPP berdasarkan
gaya belajar siswa dengan kecenderungan kecerdasan yang dominan dalam kelas dan
menyusun instrumen pengumpul data berupa soal evaluasi dan observasi KBM.
Pada tahap pelaksanaan, guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan
RPP yang telah dibuat. Masing-masing siswa diberikan LKS sebagai panduan praktikum
perpindahan kalor. Selama KBM berlangsung, observer merekam aspek afektif siswa
berupa aktivitas siswa dalam lembar observasi KBM. Di akhir pembelajaran guru
memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan masing-masing siswa.
Pada tahap refleksi, data-data yang telah terkumpul dari tahap pelaksanaan yaitu dari
hasil tes evluasi dan lembar observasi KBM dianalisis. Penelitian ini dikatakan berhasil
apabila minimal 70% siswa memperoleh nilai sama atau lebih dari 70 dan nilai rata-rata
siswa dengan kecenderungan kecerdasan yang dominan dalam kelas lebih tinggi daripada
nilai rata-rata siswa dengan kecenderungan kecerdasan yang tidak dominan.
Teknik analisa data yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif-
kualitatif. Aspek yang diamati dalam penelitian ini menggunakan instrumen : Angket
Kecerdasan Majemuk [11], Lembar Observasi, Lembar Kuesioner, dan Soal Evaluasi.
Aspek-aspek yang diamati sebagai berikut :
Tabel 1. Kecenderungan kecerdasan Siswa
No
Nama
Usia Kecerdasan
1 2 3 4 5 6 7 8
1 A
2 B
...dst ...dst
Jumlah
Keterangan:
(1) Linguistik, (2) matematis-logis, (3) visual-spasial, (4) kinestetik, (5) musikal, (6)
interpersonal, (7) intrapersonal, (8) naturalis.
Tabel 2. Lembar observasi
No Aktivitas Siswa Point
1 Siswa dengan MI naturalis lebih ahli
dalam soal kualitatif.
2 Siswa dengan MI naturalis kurang
ahli dalam soal kuantitatif.
...dst ...dst
5
Point :
Kurang baik =1
Cukup baik = 2
Baik = 3
Sangat baik = 4
Tabel 3.Hasil tes evaluasi
No Nama Nilai
1 A
2 B
...dst ...dst
Untuk mengetahui prosentase tes menggunakan penilaian seperti berikut :
% 100siswajumlah
70 nilaidengan siswajumlah 70 diatas nilai %
Jika hasil prosentase menunjukkan minimal 70% siswa memiliki nilai ≥70 maka
penelitian ini dihentikan. Tetapi jika prosentase tidak mencapai 70% maka penelitian ini
harus diulang sampai memenuhi target.
IV. HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN
A. Penilaian Kecerdasan Majemuk Siswa
Penilaian kecerdasan majemuk siswa dilakukan untuk mengetahui kecenderungan
kecerdasan setiap siswa. Penilaian ini dilakukan dengan cara memberikan tes kecerdasan
majemuk kepada siswa.
Tabel 4. Kecenderungan kecerdasan siswa
No
Nam
a
Usi
a
Kecerdasan
Lin
guis
tik
Mat
emat
is-l
ogis
Vis
ual
-Sp
asia
l
Kin
este
tik
Mu
sik
al
Inte
rper
son
al
Intr
aper
son
al
Nat
ura
lis
1 A 13 √ √ √ √
2 B 14 √ √ √
3 C 15 √ √ √
4 D 13 √ √ √
5 E 13 √ √ √ √
6 F 13 √ √ √
7 G 13 √ √ √
8 H 13 √ √
9 I 14 √ √ √
10 J 12 √ √ √
11 K 14 √
12 L 14
13 M 14 √
14 N 15
15 O 14 √
16 P 13
17 Q 12
18 R 15
19 S 13 √
20 T 12
21 U 14
22 V 14
23 W 13
24 X 13 √
25 Y 12 √
26 Z 14 √
27 A
B
13
Jumlah 11
Data-data pada tabel di atas menunjukkan bahwa setiap siswa sekurang
memiliki dua kecenderungan kecerdasan. Distribusi kecenderungan kecerdasan siswa
disajikan pada gambar di bawah ini :
Gambar 1. Prosentase Tingkat Kecenderungan Kecerdasan Siswa
6
√
√ √
√
√
√
√ √
√ √
√
√
√
√ √
√ √
√ √
√
√
√
√ √ √
13 2 3 10 11
data pada tabel di atas menunjukkan bahwa setiap siswa sekurang
memiliki dua kecenderungan kecerdasan. Distribusi kecenderungan kecerdasan siswa
gambar di bawah ini :
Prosentase Tingkat Kecenderungan Kecerdasan Siswa
√
√
√
√ √
√
√ √
√ √
√
√ √
√ √
√ √
√
√
√
√
√
15 20
data pada tabel di atas menunjukkan bahwa setiap siswa sekurang-kurangnya
memiliki dua kecenderungan kecerdasan. Distribusi kecenderungan kecerdasan siswa
Prosentase Tingkat Kecenderungan Kecerdasan Siswa
7
Berdasarkan data-data tersebut, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan yang dominan
dalam kelas adalah kecerdasan naturalis(74,07%). Strategi pembelajaran yang sesuai
dengan gaya belajar siswa dengan kecenderungan kecerdasan naturalis yaitu belajar di
alam terbuka, menghubungkan materi pelajaran dengan fenomena alam.
B. Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan pertama berlokasi di halaman sekolah, sebelumnnya siswa ditannya
pengalaman saat mereka upacara bendera di bawah sinar matahari yang terik, setelah itu
siswa ditannya lagi, bagaimana kalor matahari bisa sampai ke bumi. Dengan buku yang
sudah di sediakan siswa mengaitkan gejala- gejala alam dengan informasi di dalam buku
“ di antara bumi dan matahari terdapat ruang hampa” Dengan pengalaman upacara yang
mereka alami, berdiri di bawah terik matahari sekitar 30 menit lama kelamaan badan
terasa panas, itu membuktikan bahwa matahari sampai ke bumi tidak memerlukan
medium , setelah mengetahui hal tersebut, di informasikan bahwa proses tersebut
merupakan perpindahan kalor secara radiasi. Untuk mengecek pemahaman siswa, siswa
mensimulasikan proses perpindahan kalor secara radiasi. Simulasi ini menganalogikan
kalor matahari yang sampai ke bumi. Satu orang siswa sebagai matahari sedangkan siswa
yang lain berada di sekeliling siswa tersebut sebagai penerima kalor. Setelah formasi
terbentuk siswa sebagai matahari melemparkan kertas sebagai kalor ke siswa lain, dan
siswa lain menangkap kertas tersebut, melihat hal ini mengindikasikan bahwa siswa
sudah paham dengan materi perpindahan kalor secara radiasi.
Kegiatan 2, Siswa melihat video fenomena alam tentang angin darat dan angin laut.
Terlihat pohon kelapa di pinggir pantai pada waktu siang dan malam dengan posisi daun
yang berbeda, karena pengaruh angin. Untuk mengetahui proses terjadinya angin darat
dan angin laut, dilakukan percoaan tentang arah aliran udara pada suhu yang lebih rendah
ke suhu yang lebih tinggi sehingga dilakukan penyelidikan aliran udara di atas dan di
samping api, karena udara tidak bisa di amati, maka digunakan asap obat nyamuk yang
molekulnya dapat di amati. Percobaan di lakukan dengan tempat yang sudah di
kondisikan agar pergerakan asap tidak terganggu. Siswa dengan kecenderungan naturalis
terlihat antusias dengan percobaan ini, terlihat beberapa siswa ingin segera mencobanya.
Setelah mengetahui bahwa asap bergerak menuju api yang suhunya lebih tinggi, tanpa
sengaja siswa mulai berfikir bahwa udara yang lebih dingin bergerak menuju udara yang
lebih panas, terbukti ada siswa yang mengatakan “ Asapnya bergerak menuju api.”
Setelah mengetahui hal itu, selanjutnya menganalogikan dengan proses terjadinya angin
darat dan angin laut. Didapatkan kesimpulan “Pada siang hari, daratan lebih panas dari
pada lautan akibatnya suhu udara daratan lebih tinggi dari pada suhu udara lautan,
sehingga terjadi perbedaan tekanan antara udara lautan dengan udara daratan.Tekanan
udara di darat lebih kecil dari pada tekanan udara di laut, terjadi gerakan udara dari yang
bertekanan tinggi ke rendah. Gerakan udara ini disebut angin, karena angin bergerak dari
laut ke darat maka disebut angin laut.” Di lanjutkan dengan proses terjadinya angin darat
di dapatkan kesimpulan “Pada malam hari, lautan lebih panas dari pada daratan akibatnya
suhu udara lautan lebih tinggi dari pada suhu udara daratan, sehingga terjadi perbedaan
tekanan antara udara daratan dengan udara lautan. Tekanan udara di laut lebih kecil dari
pada tekanan udara di darat, terjadi gerakan udara dari yang bertekanan tinggi ke rendah.
Gerakan udara ini disebut angin, karena angin bergerak dari darat ke laut maka disebut
angin darat” Kemudian di informasikan bahwa peristiwa angin darat dan angin laut
8
merupakan peristiwa konveksi. Untuk mengecek pemahaman siswa, siswa ditugaskan
untuk mensimulasikan perpindahan kalor secara koveksi, siswa dengan kecerdasan
naturalis mensimulasikan dengan benar namun ada beberapa yang salah, sedangkan siswa
dengan kecerdasan lain ada beberapa anak yang benar.
Kegiatan 3, Sejenak kegiatan belajar mengajar berlangsung di halaman sekolah,
dilanjutkan dengan berjalan-jalan di luar sekolah. Sambil berjalan- jalan siswa ditugaskan
untuk mengamati batu yang berada di jalanan, apakah panas dari atas batu merambat ke
bagian batu yang lain. Tak sengaja terdengar ketika ada salah satu siswa sedang
berbincang dengan siswa lain bahwa dia tidak berkonsentrasi jika belajar di alam terbuka,
ternyata siswa tersebut bukan siswa yang memiliki kecerdasan naturalis (lihat lampiran
4). Sesaat setelah mengobservasi batu dan melihat benda – benda sejenisnya, kegiatan
belajar mengajar kembali ke halaman sekolah karena akan melakukan percobaan dengan
tungku yang lengkap dengan wajannya, wajan tersebut sebagai bahan konduktor untuk
melelehkan mentega yang telah dioleskan secara berurutan. Mentega meleleh secara
berurutan, yang menunjukkan urut- urutan jalannya kalor pada peristiwa konduksi.
Setelah siswa mengetahui peristiwa konduksi siswa ditugaskan kembali untuk
mensimulasikan perpindahan kalor tersebut , banyak siswa dengan kecenderungan
naturalis benar dalam melakukan simulasi.
Setelah selesai percobaan dilanjutkan dengan latihan soal, terdiri dari dua macam soal,
soal tentang konsep dan soal hitungan. Siswa dengan kecerdasan naturalis lebih
mendominasi saat tanya jawab tentang pembahasan soal konsep.Berdasarkan hal tersebut
terlihat bahwa siswa yang mempunyai kecerdasan naturalis lebih memahami soal-soal
yang berkaitan dengan konsep (lihat lampiran 4).
Berdasarkan uraian KBM diatas, apresiasi siswa berupa respon dalam menanggapi
pertanyaan dan tugas menandakan bahwa mereka mempunyai semangat belajar yang
cukup tinggi dan KBM bisa dikatakan berjalan dengan lancar.
C. Hasil dan Analisa Soal Evaluasi Siswa
Setelah KBM selesai, siswa diberikan soal evaluasi tentang penerapan konsep
perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari yang bertujuan untuk menguji
pemahaman siswa pada materi perpindahan kalor. Nilai siswa dapat dilihat pada tabel 5 .
Tabel 5. Nilai Siswa
No Nama Usia Kecerdasan
Naturalis Non - naturalis
1 A 13 - 55
2 B 14 80 -
3 C 15 70 -
4 D 13 75 -
5 E 13 85 -
6 F 13 35
7 G 13 55 -
8 H 13 - 70
9 I 14 75 -
9
10 J 12 85 -
11 K 14 80 -
12 L 14 75 -
13 M 14 85 -
14 N 15 70 -
15 O 14 - 55
16 P 13 85 -
17 Q 12 - 55
18 R 15 80 -
19 S 13 - 55
20 T 12 85 -
21 U 14 65 -
22 V 14 80 -
23 W 13 - 35
24 X 13 75 -
25 Y 12 85 -
26 Z 14 70 -
27 AB 13 80 -
Rata- rata 77 43,57
Ralat nilai rata-rata ±8,01 ±12,48
Data pada tabel 5 tampak bahwa 18 dari 20 siswa dengan kecerdasan naturalis
berhasil memenuhi standar kelulusan. Sedangkan hanya 1 dari 7 siswa dengan kecerdasan
non - naturalis yang memenuhi standar kelulusan. Berikut ini prosentase tingkat
keberhasilan siswa :
Tabel 6. Prosentase tingkat keberhasilan siswa
No Kecerdasan Prosentase (%)
1 Naturalis 90
2 Non – naturalis 14,28
Pada tabel 6 nampak bahwa prosentase siswa yang memiliki kecerdasan naturalis
lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki kecerdasan non - naturalis, tingkat
keberhasilan yang dicapai untuk siswa dengan kecerdasan naturalis 90% sedangkan siswa
non - naturalis hanya 14,28% .Sehingga jika diakumulasikan prosentase keberhasilan
dari 27 siswa adalah 78%.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa RPP yang
dibuat berdasarkan teori MI dapat diimplementasikan sebagai strategi pembelajaran untuk
mengajar kelas dengan kecenderungan kecerdasan naturalis.
10
PUSTAKA
[1] Suparno, Paul. Teori Inteligensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah. Yogyakarta:
Kanisius. 2004
[2] Campbell, Linda, Campbell, B., dan Dickinson, D. 2002. Multiple Intelligences:
MetodeTerbaru Melesatkan Kecerdasan. Depok: Inisiasi Press.
[3] Hernowo. 2004. Bu Slim dan Pak Bil: Kisah tentang Kiprah Guru “Multiple
Intelligences” di Sekolah. Bandung: MLC
[4] Chatib, Munif. 2012. Sekolahnya Manusia: Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di
Indonesia. Bandung: Kaifa.
[5] Armstrong, Thomas. 2004.Sekolah Para Juara: Menerapkan Multiple Intelligences di
Dunia Pendidikan. Bandung: Kaifa.
[6] Chatib, Munif. 2012.Orangtuanya Manusia: Melejitkan Potensi dan Kecerdasan
dengan Menghargai Fitrah setiap Anak. Bandung: Kaifa.
[7] Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, Supardi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Bumi Aksara
[8] Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas: Untuk
Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya.
[9] Paud, Andi. “Multiple Intelligences Kecerdasan Menurut Howard Gardner dan
Implementasinya (Strategi Pengajaran Di Kelas) Part 2.”
http://www.umprodipaud.blogspot.com/2010/11/multiple-intelligences-
kecerdasn_18.html (diakses tanggal 1 oktober 2014)
[10] Ardi.psychologymania”Teori Perpindahan Kalor”
http://www.psychologymania.com/2013/04/teori-perpindahan-kalor.html (diakses
tanggal 10 oktober 2014)
[11] Winarto, Paulus. “Maximizing Your Talent (Menemukan dan Memaksimalkan
Potensi Diri Anda).” http://blog.pauluswinarto.com/ttalentaweb.pdf (diakses tanggal
6 oktober 2014)
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran 1. RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMP. Smaratungga Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Materi Pokok : Perpindahan Kalor Alokasi Waktu : 2x45 menit
A. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
1.Menghargai dan menghayati ajaran
agama yang dianutnya.
1.1.Mengagumi keteraturan dan
kompleksitas ciptaan
Tuhan tentang aspek fisik dan
kimiawi,kehidupan dalam
ekosistem dan peranan manusia
dalam lingkungan serta
mewujudkannya dalam
pengamalan ajaran agama yang
dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku
jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
2.1.Menunjukan perilaku ilmiah
(memiliki rasa ingin
tahu;objektif;jujur;teliti;cermat;
hati-hati;bertanggung
jawab;terbuka;kritis;kreatif;ino
vatif dan peduli
lingkungan) dalam aktifitas
sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam
melakukan percobaan dan
berdiskusi.
3. Memahami pengetahuan (faktual,
konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
3.1.Memahami konsep suhu,
pemuaian, kalor, perpindahan
kalor, dan penerapannya dalam
mekanisme menjaga kestabilan
suhu tubuh pada manusia dan
hewan serta dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji
dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi,
dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai
4.1.Melakukan eksperimen untuk
menyelidiki suhu dan
perubahannya serta pengaruh
kalor terhadap perubahan suhu
dan perubahan wujud benda.
dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
5.1.Melakukan penyelidikan
terhadap cara berisi penambahan
kalor secara konduksi, konveksi,
dan radiasi.
B. Indikator
1. Membedakan peristiwa perpindahan kalor cara radiasi,konveksi dan
konduksi
2. Menjelaskan proses terjadinya angin darat dan angin laut.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui berbagai percobaan yang sesuai dengan kecerdasan majemuk, siswa
mampu membedakan antara konduksi, konveksi dan radiasi.
2. Siswa dapat menjelaskan proses terjadinya angin darat dan angin laut.
D. Materi Pembelajaran
Perpindahan Kalor :
1). Radiasi 2). Konveksi 3). Konduksi
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scentifik
Metode : Multiple Intelegensi (kecerdasan Majemuk)
F. Tipe Kecerdasan Majemuk
Kecerdasan Naturalis
G. Media Pembelajaran
Laboratorium Alam (lingkungan sekitar, sungai, lapangan dll)
H. Langkah-langkah Pembelajaran
a. Pendahuluan(10 menit)
1) Guru memberi salam kepada siswa.
2) Siswa bersama guru berdoa untuk memulai pelajaran.
3) Siswa memahami tujuan pembelajaran yang disampaikan guru.
b. Kegiatan Inti ( 80 menit)
Kegiatan 1 (Radiasi)
1. Mengamati :
(Sebelumnya siswa ditanya tentang , apa yang mereka rasakan saat mengikuti upacara ) 1) Kenapa pada saat upacara kalian harus memakai topi? (biar tidak
panas)
2) Dari manakah panas itu berasal ? ( dari matahari)
2. Menanya :
Bagaimana panas matahari bisa sampai kebumi? 3. Mencoba :
(Dari buku menginformasikan, bahwa diantara bumi dan matahari terdapat ruang hampa)
Pertanyaan menggiring mengamati : 1). Apakah diantara bumi dan matahari terdapat ruang hampa? Hasil Pengamatan : Diantara bumi dan matahari terdapat ruang hampa
4. Menalar
Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan : Apakah cahaya matahari sampai ke bumi memerlukan medium? ( tidak) ( guru menginformasikan kepada siswa bahwa peristiwa tersebut di sebut peristiwa radiasi, jadi apa yang dimaksud dengan radiasi?)
Kesimpulan:
Radiasi adalah perpindahan panas tanpa memerlukan zat perantara.
5.Mengomunikasikan Siswa mensimulasikan perpindahan kalor secara radiasi
Kegiatan 2 ( Konveksi )
1. Mengamati :
(Siswa mengamati daun pohon kelapa suasana laut di pagi dan malam hari )
Angin darat ( malam hari) Angin laut ( siang hari)
2. Menanya :
Bagaimana terjadinya angin darat dan angin laut ? (setelah menyaksikan video tentang angin darat dan angin laut, siswa diajak keluar kelas untuk melakukan percobaan )
Siswa mensimulasikan perpindahan kalor secara radiasi
2 ( Konveksi )
Mengamati :
(Siswa mengamati daun pohon kelapa suasana laut di pagi dan malam
Angin darat ( malam hari) Angin laut ( siang hari)
Bagaimana terjadinya angin darat dan angin laut ? menyaksikan video tentang angin darat dan angin laut, siswa diajak
keluar kelas untuk melakukan percobaan )
Sebagai matahari
(Siswa mengamati daun pohon kelapa suasana laut di pagi dan malam
Angin darat ( malam hari) Angin laut ( siang hari)
menyaksikan video tentang angin darat dan angin laut, siswa diajak
3. Mencoba :
(Kita ingin menyelidiki aliran udara di atas dan di samping api, Karena udara tidak dapat diamati, maka digunakan asap obat diamati) 1).
Pertanyaan menggiring mengamati :1. Kemana gerak asap, ketika di atas api ?2. Kemana gerak asap, ketika di samping api?Hasil pengamatan :1. Di atas api, asab bergerak ke atas2. Di samping api asab bergerak menuju apiPertanyaan menggiring menarik kesimpulan :
1. Bagaimana gerakan udara panas ? ( bergerak ke atas)
2. Jika adadua area panas dan dingin, udara bergerak dari mana
? (dari udara dingin ke udara panas )
Kesimpulan : 1. Udara panas bergerak ke atas2. Udara dingin bergerak menuju ke udara yang panas
Asap obat nyamuk di atas api
Kita ingin menyelidiki aliran udara di atas dan di samping api, Karena udara tidak dapat diamati, maka digunakan asap obat nyamuk yang molekulnya dapat
Pertanyaan menggiring mengamati : 1. Kemana gerak asap, ketika di atas api ? 2. Kemana gerak asap, ketika di samping api? Hasil pengamatan : 1. Di atas api, asab bergerak ke atas 2. Di samping api asab bergerak menuju api Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan :
Bagaimana gerakan udara panas ? ( bergerak ke atas)
Jika adadua area panas dan dingin, udara bergerak dari mana
? (dari udara dingin ke udara panas )
1. Udara panas bergerak ke atas 2. Udara dingin bergerak menuju ke udara yang panas
Asap obat nyamuk di atas api
Asap obat nyamuk di samping api
Kita ingin menyelidiki aliran udara di atas dan di samping api, Karena udara nyamuk yang molekulnya dapat
Bagaimana gerakan udara panas ? ( bergerak ke atas)
Jika adadua area panas dan dingin, udara bergerak dari mana ke mana
4. Menalar 2). A. Proses terjadinya angin laut Pada siang hari
Pertanyaan menggiring mengamati :
Pada siang hari, lebih panas (Q) mana antara daratan dan lautan ? ( daratan )
Mana yang memiliki suhu(T) lebih tinggi ? ( daratan )
Lebih tinggi mana suhu udara (TUD ) darat dan laut ? (suhu udara di darat)
Hasil Pengamatan : Pada siang hari,
Daratan lebih panas (Q) dari pada lautan.
Suhu (T)daratan lebih tinggi daripada suhu lautan.
Suhu udara di darat(T UD darat ) lebih tinggi dari pada suhu udara di laut( TUD
laut.)
Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan : 1. Jika suhu udara lebih besar di darat , besar mana antara tekanan udara (PUD)
di darat dan di laut? ( lebih besar tekanan udara (PUD) di laut)
2. Apa yang terjadi jika ada perbedaan tekanan (ΔP) ? (Akan menimbulkan
gerakan udara)
3. Dari mana ke mana gerakan udaranya ? (dari tekanan udara tinggi ke
tekanan udara yang rendah ( P↑ P↓)
4. Jika PUD darat < PUD laut kemana gerak udaranya ? laut ke darat
Pada siang hari suhu daratan lebih panas dari pada suhu laut ( angin laut)
Kesimpulan :
Pada siang hari, daratan lebih panas dari pada lautan akibatnya suhu udara daratan lebih tinggi dari pada suhu udara lautan, sehingga terjadi perbedaan tekanan antara udara lautan dengan udara daratan.Tekanan udara di darat lebih kecil dari pada tekanan udara di laut, terjadi gerakan udara dari yang bertekanan tinggi ke rendah. Gerakan udara ini disebut angin, karena angin bergerak dari laut ke darat maka disebut angin laut.
B. Proses terjadinya angin Darat Pada malam hari
Pertanyaan menggiring mengamati : 1. Pada malam hari, lebih panas (Q) mana antara daratan dan lautan ? ( lautan )
2. Mana yang memiliki suhu(T) lebih tinggi ? ( lautan)
3. Lebih tinggi mana suhu udara (TUD ) darat dan laut ? (suhu udara di laut)
Hasil Pengamatan : Pada malam hari,
Lautan lebih panas (Q) dari pada daratan.
Suhu (T)lautan lebih tinggi daripada suhu daratan.
Suhu udara di laut(T UD laut ) lebih tinggi dari pada suhu udara di darat( TUD
darat)
Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan :
1. Jika suhu udara lebih besar di laut , besar mana antara tekanan udara (PUD) di
darat dan di laut? ( lebih besar tekanan udara (PUD) di darat)
2. Apa yang terjadi jika ada perbedaan tekanan (ΔP) ? (Akan menimbulkan
gerakan udara)
3. Dari mana ke mana gerakan udaranya ? (dari tekanan udara tinggi ke tekanan udara yang rendah ( P↑ P↓)
Pada malam hari suhu lautan lebih panas dari pada suhu daratan (Agin darat)
konveksi adalah perpindahan panas yang disertai perpindahan partikel-partikelnya yang mengalir dari daerah yang bersuhu rendah ke daerah yang bersuhu tinggi
4. Jika PUD darat > PUD laut kemana gerak udaranya ? darat ke laut
Kesimpulan :
Pada malam hari, lautan lebih panas dari pada daratan akibatnya suhu udara lautan lebih tinggi dari pada suhu udara daratan, sehingga terjadi perbedaan tekanan antara udara daratan dengan udara lautan. Tekanan udara di laut lebih kecil dari pada tekanan udara di darat, terjadi gerakan udara dari yang bertekanan tinggi ke rendah. Gerakan udara ini disebut angin, karena angin bergerak dari darat ke laut maka disebut angin darat. ( Info : peristiwa tersebut di sebut peristiwa konveksi, jadi apa yang dimaksud konveksi ?) Kesimpulan: 5.Mengomunikasikan Siswa mensimulasikan perpindahan kalor secara konveksi Kegiatan 3( Konduksi) ; 1. Mengamati :
(siswa ditugaskan untuk mengamati batu yang permukaannya terkena sinar matahari, dan ditugaskan mengidentifikasi apakah sisi batu yang lain ikut panas atau tidak)
Siswa ditanya : Apakah sisi lain/balik batu ikut panas ? 2. Menanya :
Bagaimana panas merambat di dalam batu ? 3. Mencoba :
Pertanyaan menggiring mengamati :
1. Bagaimana urutan
2. Bagaimana bentuk
(tetap)
Hasil Pengamatan :
1. Mentega meleleh secara berurutan
2. Bentuk wajan tetap sebelum dan sesudah di panasi
4. Menalar
Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan :
1. Jika urutan melelehnya mentega
panasnya? Apakah
2. Apakah wajan termasuk zat padat ?
3. Ketika dipanaskan bentuk wajan tetap,bagaimana degnan partikelnya ? (tetap
juga), Apakah partikelnya ikut bergerak ?
( guru menginformasikan kepada siswa bahwa peristiwa tersebut di sebut peristiwa konduksii, jadi apa yang dimaksud dengan konduksi ?)
Apakah sisi lain/balik batu ikut panas ?
Bagaimana panas merambat di dalam batu ?
Pertanyaan menggiring mengamati :
Bagaimana urutan melelehnya mentega? (mentega 1, 2, 3)
Bagaimana bentuk wajan sebelum dan sesudah dipanasi? Berubah atau tetap?
Mentega meleleh secara berurutan
Bentuk wajan tetap sebelum dan sesudah di panasi
Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan :
melelehnya mentega seperti itu, bagaimana jalannya rambatan
? Apakah berurutan atau melompat-lompat? (berurutan)
Apakah wajan termasuk zat padat ?
Ketika dipanaskan bentuk wajan tetap,bagaimana degnan partikelnya ? (tetap
juga), Apakah partikelnya ikut bergerak ? (tidak)
( guru menginformasikan kepada siswa bahwa peristiwa tersebut di sebut peristiwa konduksii, jadi apa yang dimaksud dengan konduksi ?)
Mentega 1,2,3
sebelum dan sesudah dipanasi? Berubah atau tetap?
seperti itu, bagaimana jalannya rambatan
lompat? (berurutan)
Ketika dipanaskan bentuk wajan tetap,bagaimana degnan partikelnya ? (tetap
( guru menginformasikan kepada siswa bahwa peristiwa tersebut di sebut peristiwa konduksii, jadi apa yang dimaksud dengan konduksi ?)
Mentega 1,2,3
Kesimpulan:
Konduksi adalah perpindahan panas secara berurutan tanpa diikuti oleh perpindahan partikel-partikel zat padat
5.Mengomunikasikan
Siswa mensimulasikan perpindahan kalor secara konduksi
c. Penutup (5 menit)
1) Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian atau bentuk penghargaan lain
yang relevan) kepada kelompok yang berkinerja baik.
Lampiran 2. Soal Evaluasi
No Indikator Soal
Membedakan
peristiwa
perpindahan
kalor secara
radiasi,
konveksi,
dan
konduksi.
1. Apa perbedaan perpindahan kalor secara
radiasi, konveksi, dan konduksi ?
2. Saat kalian berada di dekat api, lama kelamaan
tubuh akan terasa panas, padahal kalian tidak
memegang api.Apa saja perpindahan kalor
yang terjadi dalam peristiwa ini? Jelaskan !
3. Perhatikan gambar di bawah ini !
a. Untuk mencegah peristiwa apa, kayu pada
setlika?
b. Logam pada setlika bertujuan memanfaatkan
peristiwa perpindahan panas secara apa?
Menjelaskan
proses
terjadinya
angin darat
dan angin
laut.
4. Nelayan berlayar mencari ikan pada malam
hari, sedangkan pada pagi hari kembali kedarat,
mengapa demikian? Jelaskan berdasarkan
proses terjadinya angin darat dan angin laut!
kayu
besi
Lampiran 3. Tes Kecerdasan Majemuk PENGANTAR DAN PETUNJUK TES
Sebelum anda memulai tes ini, bacalah dulu dengan saksama beberapa hal penting berikut: Tes ini bukanlah sebuah ujian. Nikmatilah prosesnya.
Tidak ada jawaban yang benar dan salah dalam tes ini.
Isilah dengan jujur (sesuai dengan keadaan anda) dan kerjakan dengan secepat mungkin pada setiap kolom yang tersedia.
Isilah jawaban anda pada kolom skor. 1 = sangat tidak setuju 2 = tidak setuju 3 = agak setuju 4 = setuju 5 = sangat setuju
Selamat Mengerjakan
SKOR 1 Saya suka bercerita,
termasuk cerita dongeng dan cerita yang lucu.
2 Saya memiliki ingatan yang baik untuk hal- hal yang sepele.
3 Saya menyukai permainan kata-kata (seperti scrabble dan puzzle)
4 Membaca buku adalah hobi saya.
5 Saya seorang pembicara yang baik( hampir setiap waktu)
6 Dalam berargumentasi, saya cenderung menggunakan kata- kata sindiran.
7 Saya senang membicarakan dan menulis ide-ide saya.
8 Jika saya harus mengingat sesuatu saya menciptakan irama-irama atau kata-kata yang membantu saya untuk mengingatnya.
9 Jika sesuatu rusak dan tidak berfungsi,saya akan membaca buku panduannya terlebih dahulu.
10 Dalam kerja kelompok (untuk menyiapkan sebuah presentasi), Saya lebih memilih untuk menulis dan melakukan riset pustaka
Jumlah Skor
SKOR 1 Saya sangat menikmati
pelajaran matematika
2 Saya menyukai permainan yang menggunakan logika, seperti teka-teki angka.
3 Dapat memecahkan soal- soal hitungan adalah hal yang menyenangkan bagi saya.
4 Jika saya harus mengingat sesuatu, saya cenderung menempatkan setiap kejadian dalam urutan yang logis.
5 Saya senang mencari tahu bagaimana cara kerja setiap benda.
6 Saya menyukai komputer dan berbagai permainan angka-angka.
7 Saya suka bermain catur atau monopoli.
8 Dalam berargumentasi, saya mencoba mencari solusi yang adil dan logis
9 Jika sesuatu rusak dan tidak berfungsi, saya melihat bagian-bagiannya ( atau komponen – komponennya) dan mencari tahu bagaimana cara kerjanya.
10 Dalam kerja kelompok, saya lebih memilih membuat diagram dan grafik.
Jumlah Skor
Kecerdasan Majemuk 1 Kecerdasan Majemuk 2
SKOR 1 Saya lebih memilih peta
daripada petunjuk tertulis dalam mencari sebuah alamat.
2 Saya sering melamun. 3 Saya menikmati
hobisaya dalam bidang fotografi.
4 Saya senang menggambar dan menciptakan sesuatu.
5 Jika saya harus mengingat sesuatu,saya mengambar diagram untuk membantu saya mengingatnya.
6 Saya senang membuat coret-coretan dikertas kapan pun saya bisa.
7 Ketika membaca majalah, saya lebih suka melihat gambarnya daripada membaca teksnya.
8 Dalam berargumentasi, saya mencoba menjaga jarak, tetap berdiam diri, atau memvisualisasikan beberapa solusi.
9 Jika sesuatu rusak dan tidak berfungsi, saya cenderung mempelajari diagram mengenai cara kerjanya.
10 Dalam kerja kelompok, saya lebih memilih menggambar hal-hal yang penting.
Jumlah Skor
SKOR 1 Sejak suka berolahraga,
senam menjadi olah raga favorit saya.
2 Saya menyukai kegiatan- kegiatan seperti pertukangan, menjahit dan membuat bentuk- bentuk.
3 Ketika melihat benda- benda, saya senang menyentuhnya.
4 Saya tidak dapat duduk diam dalam waktu yang lama.
5 Saya menggunakan banyak gerakan tubuh ketika berbicara.
6 Jika saya harus mengingat sesuatu, saya menulisnya berkali-kali sampai saya memahami.
7 Saya cenderung mengetuk-ngetuk jari saya atau memainkan pena/pensil selama jam pelajaran
8 Dalam berargumentasi, saya cenderung menyerang atau menghindarinya.
9 Jika sesuatu rusak dan tidak berfungsi, saya cenderung memisah setiap bagian lalu menggabungkannya kembali.
10 Dalam kerja kelompok, saya lebih memilih memindahkan barang atau membuat suatu bentuk.
Jumlah Skor
Kecerdasan Majemuk 3 Kecerdasan Majemuk 4
SKOR 1 Saya senang
mendengarkan musik dan radio.
2 Saya cenderung bersenandung ketika sedang bekerja.
3 Saya suka bernyanyi 4 Saya bisa memainkan
salah satu alat musik dengan baik.
5 Saya suka mendengarkan musik sambil belajar atau sambil membaca buku.
6 Jika saya harus mengingat sesuatu, saya mencoba untuk membuat irama tentang hal tersebut.
7 Dalam berargumentasi, saya cenderung bertindak atau memukul(meja/benda) atau bergerak dalam suatu irama.
8 Saya bisa menghafal nada-nada dari banyak lagu.
9 Jika sesuatu rusak dan tidak berfungsi, saya cenderung mengetuk-ngetuk jari saya membentuk suatu irama sambil mencari jalan keluar.
10 Dalam kerja kelompok,saya lebih suka menggunakan kata-kata baru pada nada atau musikyang sudah dikenal.
Jumlah Skor
SKOR 1 Saya pandai bergaul
dengan oranglain.
2 Saya senang berkumpul dan berorganisasi.
3 Saya mempunyai beberapa teman dekat.
4 Saya suka membantu dan mengajar murid-murid lain.
5 Saya senang bekerja sama dalam kelompok.
6 Teman-teman sering meminta saran dari saya karena saya terlihat sebagai pemimpin alamiah.
7 Jika saya harus mengingat sesuatu, saya meminta seseorang untuk menguji saya, apakah saya sudah memahaminya.
8 Dalam berargumentasi, saya cenderung meminta bantuan teman atau pihak-pihak yang memiliki otoritas (ahli) dalam bidang tersebut.
9 Jika sesuatu rusak dan tidak berfungsi, saya mencari seseorang yang dapat menolong saya.
10 Dalam kerja kelompok, saya lebih memilih mengatur tugas dalam kelompok.
Jumlah Skor
Kecerdasan Majemuk 5 Kecerdasan Majemuk 6
SKOR 1 Saya sangat memperhatikan
sekeliling dan apa yang sedang terjadi di sekitar saya.
2 Saya senang berjalan-jalan di hutan(atau taman) dan melihat –lihat pohon serta bunga.
3 Saya senang berkebun. 4 Saya suka mengoleksi barang-
barang seperti batu-batuan, kartu olahraga,perangko,dsb.
5 Ketika dewasa, saya ingin pergi dari kota yang ramai ke tempat yang masih alamiah untuk menikmati alam.
6 Jika saya harus mengingat sesuatu, saya cenderung mengkategorikan dalam kelompok- kelompok.
7 Saya senang mempelajari nama-nama makluk hidup di lingkungan tempat saya berada, seperti bunga dan pohon.
8 Dalam berargumentasi, saya cenderung membandingkan lawan saya dengan seseorang atau sesuatu yang pernah saya baca atau dengar lalu bereaksi.
9 Jika sesuatu rusak dan tidak berfungsi, saya memperhatikan sekeliling saya untuk melihat apa yang bisa saya temukan untuk memperbaikinya.
10 Dalam kerja kelompok, saya lebih memilih mengatur dan mengelompokkan informasi dalam kategori- kategori sehingga mudah dimengerti.
Jumlah Skor
SKOR 1 Saya suka bekerja
sendirian tanpa ada ganguan orang lain.
2 Saya suka menulis buku harian.
3 Saya menyukai diri saya(hampir semua waktu).
4 Saya tidak suka keramaian.
5 Saya tahu kelebihan dan kekurangan diri saya.
6 Saya memiliki tekad yang kuat,mandiri dan berpendirian kuat(tidak mudah ikut-ikutan orang lain).
7 Jika saya harus mengingat sesuatu saya cenderung menutup mata saya dan mendalami (merasakan) situasi yang sedang terjadi.
8 Dalam berargumentasi, saya biasanya menghindar ( keluar ruangan) hingga saya dapat menenangkan diri.
9 Jika sesuatu rusak dan tidak berfungsi, saya mempertimbangkan apakah benda tersebut layak untuk diperbaiki.
10 Dalam kerja kelompok, saya senang mengkontribusikan sesuatu yang unik berdasarkan apa yang saya rasakan dan miliki.
Jumlah Skor
Kecerdasan Majemuk 7 Kecerdasan Majemuk 8
Keterangan:
Kecerdasan majemuk 01 = kecerdasan verbal/linguistik
Kecerdasan majemuk 02 = kecerdasan logis/matematis
Kecerdasan majemuk 03 = kecerdasan visual/spasial
Kecerdasan majemuk 04 = kecerdasan kinestetik
Kecerdasan majemuk 05 = kecerdasan musikal
Kecerdasan majemuk 06 = kecerdasan interpersonal
Kecerdasan majemuk 07 = kecerdasan intrapersonal
Kecerdasan majemuk 08 = kecerdasan naturalis
Lampiran 4. Lembar observasi
Tabel 1. Lembar observasi
No Aktivitas Siswa Point
1 Siswa dengan MI naturalis lebih ahli
dalam soal kualitatif. 3
2 Siswa dengan MI naturalis kurang ahli
dalam soal kuantitatif. 2
3 Siswa dengan MI naturalis lebih
memahami materi jika pembelajaran
di alam terbuka menggunakan
laboratorium alam
4
4. Siswa dengan MI naturalis lebih
memahami materi jika pembelajaran
di kondisikan seperti halnya di
laboratorium.
2
5. Siswa dengan MI naturalis lebih ahli
dalam menjawab pertanyaan tentang
konsep.
3
Point : Kurang baik =1 Cukup baik = 2 Baik = 3 Sangat baik = 4