Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...
Transcript of Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...
2
LAPORAN PENELITIAN STIMULUS
UJI KOLIMASI DAN UJI KETEGAKLURUSAN BERKAS
MENGGUNAKAN COLLIMATOR TEST TOOL DAN METODE KOIN PADA
PESAWAT SINAR-X KONVENSIONAL
Oleh
Purwantiningsih, S.Si, M.Sc
Program Studi Fisika
Fakultas Teknik dan Sains
Universitas Nasional
J a k a r t a
2021
Bantuan Dana dari
Universitas Nasional
3
HALAMAN PENGESAHAN _______________________________________________________________________________
1. Judul Penelitian : UJI KOLIMASI DAN UJI KETEGAKLURUSAN
BERKAS MENGGUNAKAN COLLIMATOR TEST TOOL DAN METODE
KOIN PADA PESAWAT SINAR-X KONVENSIONAL
2. Sebagai Ketua Tim
a. N a m a : Purwantiningsih, S.Si, M.Sc
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIDN : 0613078501
d. Pangkat/Golongan : IIIC
e. Jabatan Fungsional : Lektor
f. Program Studi : Fisika
g. Fakultas : Teknik dan Sains
h. Alamat Kantor : Jl. Sawo Manila, Pejaten, Pasar Minggu
Jakarta Selatan (12520)
i. Telepon/Faks. : 021-7891753/021-7891753
j. Alamat Rumah : Jl. Arjuna no.c2, Dirgantara 3, Halim
Perdanakusuma
k. Telepon/HP : 081393561011
l. E-mail : [email protected]
3. Jumlah Biaya Keseluruhan : Rp. 8.750.000,-
(delapan juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah)
Cash Universitas Nasional : Rp. 3.750.000,-
In Kind Universitas Nasional : Rp. 5.000.000,-
Jakarta, Maret 2021
4
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN …………...............……………………,,,,.... 2
DAFTAR ISI …………………………...............………………………....... 3
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 7
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................. 8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 16
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 32
LAMPIRAN ...................................................................................................... 33
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan kesehatan telah berkembang dengan pesat, namun
masih banyak hal yang perlu dibenahi terutama dalam menghadapi era globalisasi
saat ini. Salah satu upaya yang merupakan prioritas utama adalah meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan, yang berkesinambungan untuk meningkatkan efisiensi
pelayanan kesehatan, yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan
kualitas hidup individu dan derajat kesehatan masyarakat.[1]
Pemeriksaan radiologi merupakan salah satu layanan kepada pasien di
bidang medis yang sangat penting untuk menegakkan diagnosa suatu penyakit dan
sebagai terapi suatu penyakit. Hasil kualitas citra radiografi yang baik mempunyai
peranan yang sangat penting dalam penegakan diagnosa suatu penyakit, kualitas
citra radiografi yang bagus sangat tergantung pada beberapa faktor antara lain:
faktor peralatan (unit X-ray, kaset, dan processing film), faktor teknik dan faktor
sumber daya manusia serta pasien. Radiasi yang digunakan di Radiologi di samping
bermanfaat untuk membantu menegakkan diagnosis, juga dapat menimbulkan
bahaya bagi pekerja radiasi, bahaya radiasi tersebut ditentukan oleh besarnya
radiasi, jarak dari sumber dan ada tidaknya pelindung radiasi. Salah satu upaya
untuk melindungi pekerja radiasi dari ancaman bahaya radiasi dapat dilakukan
dengan menggunakan pesawat radiasi yang memenuhi persyaratan keamanan
radiasi.
Kegiatan kendali mutu (Quality Control) untuk pesawat sinar-X untuk
pengujian terhadap tabung kolimasi terdiri atas tiga kegiatan pengujian yaitu uji
efisiensi celah (shutter) kolimator, uji iluminasi lampu kolimator dan uji
kesamaan berkas cahaya kolimator. Dimana untuk uji kesamaan berkas cahaya
kolimator telah diteliti oleh Andi Pasinringi.[2]
Larasati dkk (2014) melakukan penelitian Penggunaan Kolimator Pada
Pesawat Sinar-X adanya celah (Shutter) pada diafragma vertikal dan horizontal yang
tergambar pada film radiografi adanya penghitaman pada film radiografi
6
maka celah (Shutter) kolimator pada pesawat sinar-X tidak efisien. Nilai paparan
radiasi yang tidak aman bagi pekerja radiasi ditunjukkan pada penggunaan variasi
kV (60kV, 80kV,dan 90kV) dan variasi mAs (2,5 mAs dan 18 mAs) pada diafragma
vertikal penggunaan variasi 90 kV dan variasi mAs dan pada diafragma horiz ontal
penggunaan 60 kV, 80 kV dan 16 mAs. Penggunaan 80 kV dan 16 mAs pada
diafragma tertutup keduanya masing-masing menghasilkan nilai paparan radiasi
diatas 10 µ Sv/jam. Tingkat iluminasi lampu kolimator yang dihasilkan 156, 63
lux.
Martina dkk (2015) menyatakan bahwa penyimpangan atau
ketidaksesuaian luas lapang kolimator dengan luas lapang berkas sinar-X
dilakukan dengan mengevaluasi batas tegas garis yang dibentuk oleh sumbu X
dan sumbu Y, kemudian mennetukan titik pusat tengah antara batas tegas garis
dan batas radiasi hambur. Hasil penyimpangan disimpulkan bahawa pesawat
sinar-X tersebut mengalami penyimpangan melebihi toleransi ≤2 % FFD yang
terjadi pada bagian vertikal.
Salah satu permasalahan yang biasa ditemukan pada pesawat sinar-X
adalah ketidaktepatan luas lapang kolimator terhadap luas lapang berkas sinar-X.
Pada pengukuran kesesuaian luas lapang berkas radiasi terhadap berkas cahaya,
apabila hasil yang didapatkan adalah berhimpit atau tidak, maka dapat ditentukan
ada atau tidaknya pergeseran antara luas lapang berkas radiasi terhadap berkas
cahaya. Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis ingin melakukan studi
kasus tentang pengujian kolimasi yang merupakan salah satu program kendali
mutu (Quality Control) untuk pesawat sinar-X. Dari referensi diatas penulis akan
mengambil tema mengenai uji kolimasi pesawat sinar- X dengan judul
“ANALISIS HASIL UJI KOLIMASI DAN UJI KETEGAKLURUSAN BERKAS
DENGAN MENGGUNAKAN COLLIMATOT TEST TOOL DAN METODE
KOIN PADA PESAWAT SINAR-X KONVENSIONAL”.
1.2 Perumusan Masalah
Bagaimana kesesuaian berkas kolimasi pada pesawat sinar-X
konvensional dari hasil pengujian kesesuaian luas lapang kolimator dengan luas
7
lapang berkas sinar-X dengan menggunakan Beam Alligment Test dan Metode
Koin .
1.3 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, yang akan diteliti adalah pengujian kesesuaian berkas
sinar -X dengan perbandingan antara Metode Alat Kolimator Beam Alligment
Test Tool dengan Metode Koin pada jarak focus (FFD) 90 cm, 100 cm dan 150
cm.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Mengetahui hasil pengujian kesesuaian luas lapangan kolimator dengan
luas lapangan berkas sinar x sebagai salah satu program Quality Control
(QC) pada pesawat sinar X bahwa gambaran pertengahan lapangan berkas
sinar berada diantara 2% (maksimum) dari jarak fokus ke bidang film /
Focus Film Distance (FFD ) terhadap pertengahan lapangan penyinaran
berkas cahaya kolimator dalam perencanaan bayangan.
2. Membandingkan Metode pengukuran antara Metode Alat Beam
Alignment Test Tool dengan Metode Koin sebagai salah satu program QC
(Quality Control) yang dilakukan oleh Fisikawan Medik
1.4 Target Luaran
Target luaran penelitian:
1. Publikasi pada Jurnal GIGA di Fakultas Teknik dan Sains
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gandosari, Sriyatun, Gita Putri Wahyuni, 2017. Studi tentang uji
efisiensi celah (Shutter) kolimasi dengan metode kualitatif deskriptif penelitian
ditemukan bahwa, ada tidaknya kebocoran shutter kolimasi dengan ditandai
adanya penghitaman pada film radiografi.
Hannah Broookfiled,Anthony Manning Stanley, Andrew , 2015. Studi
penelitian dengan menganalisis pembatas kolimator pesawat X-Ray. Penelitian
dilakukan dengan menggunakan phantom dengan mengukur batasan kolimasi
yang terkecil dapat mengurangi dosis area (Dosis Area Product) yang diterima
oleh pasien sebesar 0,4 %.
Akaagerger et al, 2015. Penelitian evaluasi dari kendali mutu dari
ketegaklurusan dan uji kolimasi pada pesawat sinar-X. Hasil penelitian
menunjukkan kesalahan pengukuran 0,2 cm pada 60 kV, 10 mAs, FFD 100 cm
menggunakan ukuran film 8x10 cm menunjukkan kesalahan pengukuran dari 0,6
cm pada 24 mAs, FFD 81 cm dengan film 8x10cm memperlihatkan kesalahan
dengan batas 2,0 cm yang telah direkomendasikan
9
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Pada penelitian ini penulis menggunakan desain penelitian secara
kuantitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan pengujian.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Instalasi Radiologi RS Hermina Bogor
Taman Yasmin Kota Bogor dan RS Hermina Mekarsari Cileungsi Bogor .
Adapun alasan pemilihan lokasi tersebut disebabkan peneliti dapat
mengaplikasikan penelitian pada pesawat sinar X milik RS Hermina Bogor
dan RS Hermina Mekarsari Cileungsi Bogor.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penengambilan data dilakukukan oleh penulis dimulai pada bulan Juni -
Juli 2017 di RS Hermina Bogor dan RS Hermina Mekarsari Cileungsi Bogor.
3.3 Alat dan Bahan
3.3.1 Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian meliputi :
1. Pesawat Sinar-X
Merk : Toshiba/JapanKXO 32 S
Type/Model : KXO 32 S
No.Seri : K4B11X2030
Tahun pembuatan : 2013
Tabung
a. Tube Housing : DRX-1824 B/14D601
b. Insert Tube : DR-2834/4D0234
10
Gambar 3.1 Pesawat Sinar X Toshiba KXO 32S
3. Pesawat Sinar-X
Merk : Toshiba/Japan KXO 15 R
Type/Model : KXO 15 R
No.Seri : C2545259
Tahun pembuatan : 2002
Tabung
c. Tube Housing : DRX-163B
d. Insert Tube : 2C066
Gambar 3.2 Pesawat Sinar X Toshiba KXO 15 R
11
4. Collimator Test Tool
Yaitu alat yang digunakan yang terdiri dari plat dengan garis berbentuk
empat persegi panjang (rectangular) yang tidak tembus radiasi
(radioopaque) dan sebuah silinder dengan bolabaja di bagian tengah
setiap dasarnya yang tidak tembus radiasi. Jika gambar yang ada pada
bola overlap dengan gambar yang ada di bola bawah, maka
penyimpangannya ≤ 0,5 ⁰. Jika gambar dari bola atas ada pada lingkaran
dalam maka penyimpangannya 1,5⁰ dan untuk lingkaran terluar maka
penyimpangannya 3⁰.
Gambar 3.3 Collimator test tool
5. Beam Alligment Test Tool adalah suatu alat untuk mengukur ketepatan
pusat berkas sinar radiasi. Interpretasi citra yang dihasilkan dari film
memberikan informasi nilai ketidaksesuaian dengan melihat garis
rectangular sebagai identitas kolimasi dan berkas radiasi yang
menembus film radiografi.
Gambar 3.4. Beam Alignment test tool
12
6. Mistar.
7. Koin/uang logam Rp. 1000,-
8. Processing Film.
Gambar 3.5 Alat Processing Film Radiografi
9. Kaset dan Film Radiografi
Gambar 3.6 Kaset dan film radiografi
3.4 Metode Penelitian
3.4.1 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan variable terikat dan
variable bebas dengan batasan :
13
Variabel Bebas : Pengujian kolimator untuk mengetahui kesesuaian luas`
lapangan kolimator dengan luas lapangan berkas sinar –X dengan variasi jarak
(FFD) dan variasi faktor eksposi.
Variabel Terikat : Pengujian kolimator untuk mengetahui seberapa besar
penyimpangan ketidaksesuaian dari alat X-Ray dengan menggunakan 2
(dua) metode berbeda yaitu dengan menggunakan alat ukur Kolimator dan
Koin.
3.4.2. Metode Pengambilan Data
Teknik pengambilan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi
Melakukan Penelitian dengan melakukan observasi di Instalasi radiologi RS
Hermina Bogor Jawa Barat
2. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data dan informasi dengan
melakukan kegiatan kepustakaan melalui buku-buku, jurnal nasional
maupun internasional, penelitian terdahulu dan lain sebagainya yang berkaitan
dengan penelitian yang akan dilakukan.
3.4.3. Teknik Analisis Data
1. Pengambilan data Pengukuran
Data pengujian berkas sinar kolmasi diambil secara langsung pada saat
pengumpulan data. Untuk keakurasian hasil pengukuran, pengambilan data
dilakukan sebanyak 12 (dua belas) kali.
3.4.4. Teknik Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, kemudian data akan diolah dengan hasil
pengukuran 2 (dua) metode berbeda.
14
3.5. Prosedur dan Langkah Kerja Penelitian
Gambar 3.7 Skema Uji Kolimasi berkas sinar-X
Adapun langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut :
1. Pesawat sinar x konvensional dalam keadaan siap pakai
2. Atur tabung dan pastikan posisi tabung dan alat X-Ray konvensional tidak
dalam kondisi miring.
Gambar 3.8 Posisi tabung X-Ray dan FFD
3. Atur FFD dengan beberapa variasi jarak yaitu 90 cm, 100 cm, 150 cm.dan
menempatkan Collimator Tool dan Beam Alligment Tool Test diatas
15
permukaan kaset radiografi ukuran 24 x 30 cm diatas meja pemeriksaan.
Sentrasi dipusatkan pada titik tengah kaset.
4. Atur kolimator sedemikian rupa sehingga bidang lampu kolimator sebangun
dengan garis rectangular yang berada di plat Collimator Tool seperti pada
gambar 3.8.
5. Setelah semua alat dan bahan siap seperti pada gambar 3.8 Kemudian lakukan
penyinaran agar dapat diperoleh densitas yang dapat dilihat dengan
menggunakan beberapa faktor eksposi anatara lain:
1. 60 kV, 0,125s, 32 mA
2. 65 kV, 0,125s, 32 mA
3. 78 kv, 0,125s, 32 mA
Menghitung tingkat kemiringan titik pusat
berkas sinar-X
dengan
menggunakan persamaan :
Dimana :
θ = Sudut penyimpangan
FFD = Jarak pusat berkas ke Film
h = Tinggi beam alligment
x = Jarak Objek ke film
r = Jarak beam dengan simpangan beam
16
Gambar 3.9 Kemiringan Titik Pusat Berkas Sinar-X
6. Melakukan processing film (pencucian film radiografi)
7. Mencatat hasil pengujian berkas kolimator
8. Melakukan analisis data dan pengolahan Data
9. Membuat kesimpulan dan saran
17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Hasil Dan Pembahasan
4.1.1 Pengujian Kesesuaian luas lapangan kolimator dengan luas lapangan sinar
X dilakukan di Instalasi Radiologi RS Hermina Bogor dengan menggunakan alat
Collimator Tool dan Beam Alligment Test Tool. Data yang dihasilkan dalam bentuk
gambar radiografi. Masing-masing data tersebut dievaluasi dengan melihat batas
tegas garis yang dibentuk oleh sumbu X dan sumbu Y, kemudian menentukan
titik tengah antar batastegas garis dan batas radiasi hambur. Jarak antar titik
tengah dengan batas garis pada sumbu X merupakan nilai Xn dan pada sumbu Y
merupakan nilai Yn yang dapat digunakan untuk menghitung penyimpangan yang
terjadi.
Evaluasi dilakukan untuk menghasilkan penelitian yang lebih baik.
Evaluasi meliputi :
a. Standar toleransi penyimpangan luas lapangan kolimator dengan luas
lapangan sinar X
Xn ≤ 2 % FFD
Yn ≤ 2 % FFD dengan
Xn = X1 + X2
Yn = Y1 + Y2
b. Standar toleransi penyimpangan titik pusat berkas sinar X yaitu θ ≤ 3 º
18
Gambar 3.10 Ilustrasi pengukuran penyimpangan titik pusat
berkas sinar-X
Permasalahan yang sering terjadi pada kolimator :
1. Penyimpangan Iluminasi
Pada pengujian Iluminasi sering ditemukan bahawa iluminasi kurang dari
100 lux. JIka terjadi penyimpangan tersebut makasolusinya harus
diperbaiki dengan penggantian lampu kolimator. Ada beberapa hal yang
ditemukan saat melakukan pengukuran iluminasi,seperti :pengukuran
iluminasi latar sering dipengaruhi oleh bayangan kita. Jadi harus diingat
bahwa jangan menghalangi sinar lampu ruangan isban alat ukur
iluminasi.Sehingga tidak ada kontribusi penyimpangan dari personil
penguji.
2. Penyimpangan Penyimpangan lapangan kolimasi dengan berkas radiasi.
Terjadinya penyimpangan lapang kolimasi dapat disebabkanoleh
kolimator yang pernah dibongkar karena perbaikan atau penggantian
lampu kolimator, kolimator sering diputar-putar, dan adanya goncangan
sehingga terjadi pergeseran plat timbal dan atau cerminnya. Penyimpangan
19
lapang kolimasi dapat diperbaiki dengan mengatur posisi kemiringan cermin
atau dengan mengatur posisi plat timbale atau diserahkan pada teknisi yang
berpengalaman
3. Penyimpangan Ketegaklurusan Berkas Radiasi.
Jika terjadi penyimpangan lapang kolimasi biasanya diiringi dengan
penyimpangan ketegaklurusan berkas. Penyimpangan ini dapat disebabkan
oleh posisi kolimator yang berubah atau rotasi tabung sinar-X yang memiliki
tingkat kedataran rendah.
Pengujian kesesuaian luas lapang kolimator dengan luas lapangan sinar-X dengan
menggunakan Collimator Tool dan Beam Alligment Test Tool dan Metode Koin
dapat menghasilkan data dalam bentuk gambar radiografi. Masing-masing data
tersebut dievaluasi dengan melihat batat tegasgaris yang dibentuk oelh sumbu X dan
sumbu Y. Jarak antar titik tengah dengan batas garis pada sumbu X merupakan
nilai Xn dan pada sumbu Y merupakan Yn yang digunakan untuk menghitung
penyimpangan titik pusat berkas sinar-X yang terjadi.
Gambar 3.11 Penyimpangan titik pusat berkas sinar-X
Dalam penelitian ini untuk menentukan ketepatan titik pusat berkas sinar-
X batas toleransi yang ditetapkan oleh Radiation safety Act 1975,
Diagnosti X-Ray Uquipment Complience Test 2000 serta National
Council on Radioation Protectional and Measurement (NRCP) yaitu 3⁰.
Dimana pada Colllimator Test Tool sudah diketahui jarak antara pusat berkas
sinar-X dan lingkaran kecil 4 mm (0,4cm) pada kemiringan 1,5⁰ ,
20
sedangkan lingkaran besar dengan jarak 8 mm (0,8cm) pada kemiringan
3⁰.
Pengujian penyimpangan titik pusat berkas sinar-X terhadap pesawat
sinar-X konvensional di RS Hermina Bogor untuk variasi FFD maupun
variasi faktor eksposi menunjukkan bahwa semua hasil pengujian masih
dalam batas toleransi yang ditetapkan yaitu rata-rata pada penyimpangan
1,5 ⁰ dan pemyimpangan terbesar hanya sebesar <3⁰.
Tabel 1. Hasil pengukuran dengan Metode Alat
No Sumbu Tinggi(cm) Jarak Fokus ke Film (FFD) Batas Toleransi
90 cm 100 cm 150 cm
X 3,1⁰ 2,6⁰ 1,6⁰
1 10
Y
X 3,8⁰ 3,7⁰ 3,2⁰ ≤ 3⁰ 2 20
Y
X 3,9⁰ 4,2⁰ 4,4⁰ 3 30
Y
Pada tabel 1 menunjukan bahwa nilai penyimpangan bagian horizontal
(Xn) dan bagian vertikal (Yn) tertinggi terjadi pada pengukuran dengan
menggunakan FFD tertinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa besar
penyimpangan berbanding lurus dengan penambahan FFD. Hasil
pengukuran penyimpangan arah sinar X untuk semua variasi FFD dan variasi
faktor eksposi yaitu Faktor Eksposi yaitu 1 (60 kV, 0,125 s, 32 mA),
Faktor Eksposi 2 (65 kV, 0,125 s, 32 mA) dan Faktor Eksposi 3 (78 nV,
0,125 s, 32 mA) dengan nilai batas toleransi yang didapat masing- masing
adalah pada setiap citra radiografi yang diperoleh selengkapnya tertuang
dalam Tabel 2.
21
Tabel 2. Hasil Pengujian Penyimpangan Titik Pusat Berkas Sinar X
Metode Alat
NO FFD FE 1 FE 2 FE 3
(cm) (60kV) (65kV) (78kV)
1
90
< 3º
˃1,5º
< 3º
2
100
1,5º
1,5º
1,5º
3
150
1,5º
1,5º
1,5º
Hasil pengujian pada Tabel 2 menunjukan perbedaan yang tidak
signifikan pada penyimpangan titik pusat berkas sinar X yang
dipengaruhi oleh variasi FFD dan faktor eksposi. Tabel tersebut juga
menunjukkan semua hasil pengujian masih dalam toleransi
penyimpangan titik pusat berkas sinar X yaitu ≤ 3⁰.
Tabel 1. Hasil pengukuran dengan Metode Koin
No Sumbu Tinggi(cm) Jarak Fokus ke Film (FFD) Batas Toleransi
90 cm 100 cm 150 cm
X 3,4⁰ 2,1⁰ 1,5⁰
1 10 Y
X 3,7⁰ 3,6⁰ 3,2⁰ ≤ 3⁰ 2 20
Y
X 3,5⁰ 4,2⁰ 4,3⁰ 3 30
Y
2727
27
Tabel 2. Hasil Pengujian Penyimpangan Titik Pusat Berkas Sinar X
Metode Koin
NO FFD FE 1 FE 2 FE 3
(cm) (60kV) (65kV) (78kV)
1
90
< 3º
˃1º
< 3º
2
100
1,5º
1,5º
1,5º
3
150
2º
2º
2º
Pada Tabel 1 dan 2 pengukuran dengan menggunakan Metode Koin menunjukkan
hasil penyimpangan antara luas lapang kolimator dengan lapang sinar X pada bagian
horizontal dan vertikal, dari semua pengujian menunjukkan terjadi penyimpangan
pada bagian vertikal.
Pada pengujian diambil perhitungan rata-rata penyimpangan dari variasi faktor
eksposi yang digunakan, data yang didapat ditunjukkan pada Tabel 1 untuk bagian
horizontal dan Tabel 2 untuk bagian vertikal. Tabel 1 menunjukkan bahwa pada
bagian horizontal terjadi penyimpangan yang masih dalam toleransi ≤ 2 % FFD
pada setiap variasi FFDnya. Untuk bagian vertikal pada Tabel 2 menunjukkan
bahwa terjadi penyimpangan yang melebihi batas toleransi ≤ 2% FFD pada setiap
variasi FFDnya. Hal ini disebabkan pada pesawat sinar-X konvensional merk
Toshiba KXO 32 S untuk posisi tabung sinar-X terjadi kemiringan. Hasil
pengujian kesesuaian luas lapang kolimator dengan luas lapang sinar-X
menggunakan variasi FFD dan rata-rata faktor eksposi menunjukkan semakin
besar jarak FFD maka penyimpangan kesesuaian luas lapang kolimator dengan luas
lapang sinar-X semakin besar pula ataupun sebaliknya.
Dua parameter dalam program pengujian quality control ( QC ) yang dilakukan
meliputi:
1. Kesesuaian luas lapang kolimator dengan luas lapang berkas sinar X.
Pengujian ini dilakukan untuk menentukan akurasi kesamaan antara luas
2828
28
lapang kolimator dengan luas lapang sinar X. Perbandingan hasil
pengujian batas berkas sinar X dan sianr kalimator masih dalam 2% dari
FFD dengan syarat:
X1 + X2 ≤ 2% FFD
Y1 + Y2 ≤ 2% FFD
2. Ketepatan titik pusat berkas sinar X
Ketepatan titik pusat berkas sinar X merupakan faktor yang penting untuk
menentukan Resolusi parsial dalam gambaran radiografi. Resolusi parsial adalah
kemampuan suatu alat dalam menampilkan gambaran dua obyek yang kecil dan
saling berdekatan. Jika terjadi penyimpangan terhadap ketepatan titik pusat sinar
X maka dapat mengakibatkan terjadinya magnifikasi dan distorsi pada gambaran
radiografi. Dalam pengujian ini penentuan ketepatan titik pusat berkas sinar X batas
toleransi yang ditetapkan ≤ 3º .
Pengujian penyimpangan titik pusat berkas sinar X terhadap pesawat sinar-X
merk Toshiba dengan variasi FFD dan variasi faktor eksposi menunjukan bahwa
semua hasil pengujian masih dalam batas toleransi yang ditetapkan yaitu rata-rata
pada penyimpangan 1,5º dan penyimpangan terbesar hanya sebesar <3º.
Sesuai dengan penjelasan 2 parameter yang dilakukan dalam pengujian Quality
Control (QC) maka pesawat sinar X merk/Tipe Toshiba KSO32S memiliki nilai
penyimpangan yang melebihi batas toleransi pada bagian vertikal sehingga
pesawat sinar X tersebut dinyatakan dalam keadaan kurang baik. Keadaan tersebut
dapat menyebabkan penurunan kualitas citra hasil radiografi dan jumlah paparan
radiasi yang melebihi standar yang ditentukan.
Berikut adalah citra hasil pengujian Kolimasi pesawat sinar-X :
2929
29
Gambar 3.8 Hasil Uji Kolimasi dengan metode Alat
Hasil pengujian kesesuaian luas lapangan kolimator dengan luas lapangan berkas
sinar-X dengan menggunakan metode Alat terlihat bahwa gambaran pertengahan
lapangan sinar-X sebesar ˃ 3% maksimum dari jarak focus ke bidang film/Focus
Film Distance (FFD) terhadap pertengahan lapangan penyinaran berkas cahaya
kolimator.
30
Gambar 3.9 Hasil Uji Kolimasi dengan Metode Koin
Berbeda dengan hasil pengujian kesesuaian luas lapangan kolimator dengan luas
lapangan berkas sinar-X dengan menggunakan metode Koin terlihat bahwa
gambaran pertengahan lapangan sinar-X berada ˃ 2% maksimum dari jarak focus
ke bidang film/Focus Film Distance (FFD) terhadap pertengahan lapangan
penyinaran berkas cahaya kolimator.
31
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengujian kesesuaian
luas lapangan kolimator dengan luas lapang berkas sinar X pada pesawat sinar x
konvensional di Rumah Sakit Hermina Bogor dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dari hasil variasi pengukuran uji kesesuaian kolimator dengan arah sinar
Vertikal dan Horiziontal pada pesawat sinar X tersebut mengalami
penyimpangan melebihi batas toleransi acuan ≤ 2 % FFD (Focus Film
Distance) yang terjadi pada bagian arah sinar vertikal. Sesuai dengan
persyaratan, batas toleransi maksimum kongruensi kolimasi adalah (X1 +
X2), (Y1 + Y2) ≤ 2 % jarak focus ke film (FFD) dan [(X1 + X2) + (Y1 +
Y2)] ≤ 3 %.
2. Pengujian kesesuaian luas lapang kolimasi dan ketegaklurusan berkas pada
pesawat sinar-X konvensional dapat dilakukan dengan 2 (dua) metode yakni
Metode Alat dan Metode Koin. Pengujian dengan Beam Alligment Test Tool
terlihat lebih akurat dibandingkan dengan metode koin tetapi selain
menggunakan Beam Allignment Test Tool tetapi instansi atau pelayanan
kesehatan dalam melakukan Quality Control terhadap alat X-Ray yang
dimiliki dapat menggunakan metode koin sebagai alternative pengujian
kolimasi dan ketegaklurusan berkas sinar yang lebih mudah dan efisien.
32
DAFTAR PUSTAKA
[1] Anonim 2009, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1250/MENKES/SK/XII/ 2009. Pedoman Kendali Mutu (Quality Control)
Peralatan Radiodiagnostik. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
[2] Body M S. 2013, Pengaruh Radiasi Hambur terhadap Kontras Radiografi
Akibat Variasi Ketebalan Objek dan Luas Lapangan Penyinaran. Skrispi.
Makasar: Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin
[3] Busher J.2011, The Essensial Physics of Medical Imaging 2th ed. New York
Lippingcotti William& Wilkins.New York
[4] Charlton, Richard R and Mc Kenne, Arlene. 1992. Principles of Radiographic
Imaging An Art and Science, Delmar Publisher Inc
[5] Fluke Biomedical.2005. Nuclear Associates 07-661-7662 Collimator/Beam
Alligment Test Tool. USA:Fluke Coorporation
[6] Gando Sari , Sriyatun, Gita Pertiwi Wahyuni. 2017. Efficiency Test of Collimator
Shutter The X Ray Tube In Radiodiagnostic Laboratory of POLTEKKES
Jakarta 2 and Two Clinical Hopitals In Jakarta.
[7] G.Azzopardi, G. Valentino A.Muscat, University of Malta, Msida, Malta,
B.Salvachua, A. Mereghetti, S. Redaelli, CERN. Automatic Angular Of LHC
Collimator. ICALEPCS 2017, Barcelona Spain
[8] Hannah Brookfiled, Anthony Manning Stanley, Andrew England. Light Beam
Diaphragm Collimation Errors and Theit Effect on Radiation Dose
Pelvic Radiography. Radiologic Technology, March/April 2015, volume 86,
Nomber 4.
[9] Jeffrey Papp, 2010, Quality Management in The Imaging Sciences. Fourth
Edition. Glen Ellyn, Illinois.
[10] Krane, Kenneth Terjemahan Hans, J, Wospakrik. 1982. Fisika Modern. UI
Press: Jakarta.
[11] Michael Mc Donald. A Method to measure the detective effisciency of
Radiographic System in a Clinical Setting. The University of Western
Ontario, Canada.2012: 16-17.
[12] Nana Waris Mahdi. 1996. Teknik Pesawat Radiologi.