Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...

41
2 LAPORAN PENELITIAN STIMULUS UJI KOLIMASI DAN UJI KETEGAKLURUSAN BERKAS MENGGUNAKAN COLLIMATOR TEST TOOL DAN METODE KOIN PADA PESAWAT SINAR-X KONVENSIONAL Oleh Purwantiningsih, S.Si, M.Sc Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas Nasional J a k a r t a 2021 Bantuan Dana dari Universitas Nasional

Transcript of Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...

Page 1: Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...

2

LAPORAN PENELITIAN STIMULUS

UJI KOLIMASI DAN UJI KETEGAKLURUSAN BERKAS

MENGGUNAKAN COLLIMATOR TEST TOOL DAN METODE KOIN PADA

PESAWAT SINAR-X KONVENSIONAL

Oleh

Purwantiningsih, S.Si, M.Sc

Program Studi Fisika

Fakultas Teknik dan Sains

Universitas Nasional

J a k a r t a

2021

Bantuan Dana dari

Universitas Nasional

Page 2: Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...

3

HALAMAN PENGESAHAN _______________________________________________________________________________

1. Judul Penelitian : UJI KOLIMASI DAN UJI KETEGAKLURUSAN

BERKAS MENGGUNAKAN COLLIMATOR TEST TOOL DAN METODE

KOIN PADA PESAWAT SINAR-X KONVENSIONAL

2. Sebagai Ketua Tim

a. N a m a : Purwantiningsih, S.Si, M.Sc

b. Jenis Kelamin : Perempuan

c. NIDN : 0613078501

d. Pangkat/Golongan : IIIC

e. Jabatan Fungsional : Lektor

f. Program Studi : Fisika

g. Fakultas : Teknik dan Sains

h. Alamat Kantor : Jl. Sawo Manila, Pejaten, Pasar Minggu

Jakarta Selatan (12520)

i. Telepon/Faks. : 021-7891753/021-7891753

j. Alamat Rumah : Jl. Arjuna no.c2, Dirgantara 3, Halim

Perdanakusuma

k. Telepon/HP : 081393561011

l. E-mail : [email protected]

3. Jumlah Biaya Keseluruhan : Rp. 8.750.000,-

(delapan juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah)

Cash Universitas Nasional : Rp. 3.750.000,-

In Kind Universitas Nasional : Rp. 5.000.000,-

Jakarta, Maret 2021

Page 3: Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...

4

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN …………...............……………………,,,,.... 2

DAFTAR ISI …………………………...............………………………....... 3

BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 7

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................. 8

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 16

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 32

LAMPIRAN ...................................................................................................... 33

Page 4: Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...

5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan kesehatan telah berkembang dengan pesat, namun

masih banyak hal yang perlu dibenahi terutama dalam menghadapi era globalisasi

saat ini. Salah satu upaya yang merupakan prioritas utama adalah meningkatkan

mutu pelayanan kesehatan, yang berkesinambungan untuk meningkatkan efisiensi

pelayanan kesehatan, yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan

kualitas hidup individu dan derajat kesehatan masyarakat.[1]

Pemeriksaan radiologi merupakan salah satu layanan kepada pasien di

bidang medis yang sangat penting untuk menegakkan diagnosa suatu penyakit dan

sebagai terapi suatu penyakit. Hasil kualitas citra radiografi yang baik mempunyai

peranan yang sangat penting dalam penegakan diagnosa suatu penyakit, kualitas

citra radiografi yang bagus sangat tergantung pada beberapa faktor antara lain:

faktor peralatan (unit X-ray, kaset, dan processing film), faktor teknik dan faktor

sumber daya manusia serta pasien. Radiasi yang digunakan di Radiologi di samping

bermanfaat untuk membantu menegakkan diagnosis, juga dapat menimbulkan

bahaya bagi pekerja radiasi, bahaya radiasi tersebut ditentukan oleh besarnya

radiasi, jarak dari sumber dan ada tidaknya pelindung radiasi. Salah satu upaya

untuk melindungi pekerja radiasi dari ancaman bahaya radiasi dapat dilakukan

dengan menggunakan pesawat radiasi yang memenuhi persyaratan keamanan

radiasi.

Kegiatan kendali mutu (Quality Control) untuk pesawat sinar-X untuk

pengujian terhadap tabung kolimasi terdiri atas tiga kegiatan pengujian yaitu uji

efisiensi celah (shutter) kolimator, uji iluminasi lampu kolimator dan uji

kesamaan berkas cahaya kolimator. Dimana untuk uji kesamaan berkas cahaya

kolimator telah diteliti oleh Andi Pasinringi.[2]

Larasati dkk (2014) melakukan penelitian Penggunaan Kolimator Pada

Pesawat Sinar-X adanya celah (Shutter) pada diafragma vertikal dan horizontal yang

tergambar pada film radiografi adanya penghitaman pada film radiografi

Page 5: Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...

6

maka celah (Shutter) kolimator pada pesawat sinar-X tidak efisien. Nilai paparan

radiasi yang tidak aman bagi pekerja radiasi ditunjukkan pada penggunaan variasi

kV (60kV, 80kV,dan 90kV) dan variasi mAs (2,5 mAs dan 18 mAs) pada diafragma

vertikal penggunaan variasi 90 kV dan variasi mAs dan pada diafragma horiz ontal

penggunaan 60 kV, 80 kV dan 16 mAs. Penggunaan 80 kV dan 16 mAs pada

diafragma tertutup keduanya masing-masing menghasilkan nilai paparan radiasi

diatas 10 µ Sv/jam. Tingkat iluminasi lampu kolimator yang dihasilkan 156, 63

lux.

Martina dkk (2015) menyatakan bahwa penyimpangan atau

ketidaksesuaian luas lapang kolimator dengan luas lapang berkas sinar-X

dilakukan dengan mengevaluasi batas tegas garis yang dibentuk oleh sumbu X

dan sumbu Y, kemudian mennetukan titik pusat tengah antara batas tegas garis

dan batas radiasi hambur. Hasil penyimpangan disimpulkan bahawa pesawat

sinar-X tersebut mengalami penyimpangan melebihi toleransi ≤2 % FFD yang

terjadi pada bagian vertikal.

Salah satu permasalahan yang biasa ditemukan pada pesawat sinar-X

adalah ketidaktepatan luas lapang kolimator terhadap luas lapang berkas sinar-X.

Pada pengukuran kesesuaian luas lapang berkas radiasi terhadap berkas cahaya,

apabila hasil yang didapatkan adalah berhimpit atau tidak, maka dapat ditentukan

ada atau tidaknya pergeseran antara luas lapang berkas radiasi terhadap berkas

cahaya. Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis ingin melakukan studi

kasus tentang pengujian kolimasi yang merupakan salah satu program kendali

mutu (Quality Control) untuk pesawat sinar-X. Dari referensi diatas penulis akan

mengambil tema mengenai uji kolimasi pesawat sinar- X dengan judul

“ANALISIS HASIL UJI KOLIMASI DAN UJI KETEGAKLURUSAN BERKAS

DENGAN MENGGUNAKAN COLLIMATOT TEST TOOL DAN METODE

KOIN PADA PESAWAT SINAR-X KONVENSIONAL”.

1.2 Perumusan Masalah

Bagaimana kesesuaian berkas kolimasi pada pesawat sinar-X

konvensional dari hasil pengujian kesesuaian luas lapang kolimator dengan luas

Page 6: Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...

7

lapang berkas sinar-X dengan menggunakan Beam Alligment Test dan Metode

Koin .

1.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, yang akan diteliti adalah pengujian kesesuaian berkas

sinar -X dengan perbandingan antara Metode Alat Kolimator Beam Alligment

Test Tool dengan Metode Koin pada jarak focus (FFD) 90 cm, 100 cm dan 150

cm.

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan :

1. Mengetahui hasil pengujian kesesuaian luas lapangan kolimator dengan

luas lapangan berkas sinar x sebagai salah satu program Quality Control

(QC) pada pesawat sinar X bahwa gambaran pertengahan lapangan berkas

sinar berada diantara 2% (maksimum) dari jarak fokus ke bidang film /

Focus Film Distance (FFD ) terhadap pertengahan lapangan penyinaran

berkas cahaya kolimator dalam perencanaan bayangan.

2. Membandingkan Metode pengukuran antara Metode Alat Beam

Alignment Test Tool dengan Metode Koin sebagai salah satu program QC

(Quality Control) yang dilakukan oleh Fisikawan Medik

1.4 Target Luaran

Target luaran penelitian:

1. Publikasi pada Jurnal GIGA di Fakultas Teknik dan Sains

Page 7: Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Gandosari, Sriyatun, Gita Putri Wahyuni, 2017. Studi tentang uji

efisiensi celah (Shutter) kolimasi dengan metode kualitatif deskriptif penelitian

ditemukan bahwa, ada tidaknya kebocoran shutter kolimasi dengan ditandai

adanya penghitaman pada film radiografi.

Hannah Broookfiled,Anthony Manning Stanley, Andrew , 2015. Studi

penelitian dengan menganalisis pembatas kolimator pesawat X-Ray. Penelitian

dilakukan dengan menggunakan phantom dengan mengukur batasan kolimasi

yang terkecil dapat mengurangi dosis area (Dosis Area Product) yang diterima

oleh pasien sebesar 0,4 %.

Akaagerger et al, 2015. Penelitian evaluasi dari kendali mutu dari

ketegaklurusan dan uji kolimasi pada pesawat sinar-X. Hasil penelitian

menunjukkan kesalahan pengukuran 0,2 cm pada 60 kV, 10 mAs, FFD 100 cm

menggunakan ukuran film 8x10 cm menunjukkan kesalahan pengukuran dari 0,6

cm pada 24 mAs, FFD 81 cm dengan film 8x10cm memperlihatkan kesalahan

dengan batas 2,0 cm yang telah direkomendasikan

Page 8: Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...

9

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Pada penelitian ini penulis menggunakan desain penelitian secara

kuantitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan pengujian.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Instalasi Radiologi RS Hermina Bogor

Taman Yasmin Kota Bogor dan RS Hermina Mekarsari Cileungsi Bogor .

Adapun alasan pemilihan lokasi tersebut disebabkan peneliti dapat

mengaplikasikan penelitian pada pesawat sinar X milik RS Hermina Bogor

dan RS Hermina Mekarsari Cileungsi Bogor.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penengambilan data dilakukukan oleh penulis dimulai pada bulan Juni -

Juli 2017 di RS Hermina Bogor dan RS Hermina Mekarsari Cileungsi Bogor.

3.3 Alat dan Bahan

3.3.1 Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian meliputi :

1. Pesawat Sinar-X

Merk : Toshiba/JapanKXO 32 S

Type/Model : KXO 32 S

No.Seri : K4B11X2030

Tahun pembuatan : 2013

Tabung

a. Tube Housing : DRX-1824 B/14D601

b. Insert Tube : DR-2834/4D0234

Page 9: Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...

10

Gambar 3.1 Pesawat Sinar X Toshiba KXO 32S

3. Pesawat Sinar-X

Merk : Toshiba/Japan KXO 15 R

Type/Model : KXO 15 R

No.Seri : C2545259

Tahun pembuatan : 2002

Tabung

c. Tube Housing : DRX-163B

d. Insert Tube : 2C066

Gambar 3.2 Pesawat Sinar X Toshiba KXO 15 R

Page 10: Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...

11

4. Collimator Test Tool

Yaitu alat yang digunakan yang terdiri dari plat dengan garis berbentuk

empat persegi panjang (rectangular) yang tidak tembus radiasi

(radioopaque) dan sebuah silinder dengan bolabaja di bagian tengah

setiap dasarnya yang tidak tembus radiasi. Jika gambar yang ada pada

bola overlap dengan gambar yang ada di bola bawah, maka

penyimpangannya ≤ 0,5 ⁰. Jika gambar dari bola atas ada pada lingkaran

dalam maka penyimpangannya 1,5⁰ dan untuk lingkaran terluar maka

penyimpangannya 3⁰.

Gambar 3.3 Collimator test tool

5. Beam Alligment Test Tool adalah suatu alat untuk mengukur ketepatan

pusat berkas sinar radiasi. Interpretasi citra yang dihasilkan dari film

memberikan informasi nilai ketidaksesuaian dengan melihat garis

rectangular sebagai identitas kolimasi dan berkas radiasi yang

menembus film radiografi.

Gambar 3.4. Beam Alignment test tool

Page 11: Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...

12

6. Mistar.

7. Koin/uang logam Rp. 1000,-

8. Processing Film.

Gambar 3.5 Alat Processing Film Radiografi

9. Kaset dan Film Radiografi

Gambar 3.6 Kaset dan film radiografi

3.4 Metode Penelitian

3.4.1 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan variable terikat dan

variable bebas dengan batasan :

Page 12: Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...

13

Variabel Bebas : Pengujian kolimator untuk mengetahui kesesuaian luas`

lapangan kolimator dengan luas lapangan berkas sinar –X dengan variasi jarak

(FFD) dan variasi faktor eksposi.

Variabel Terikat : Pengujian kolimator untuk mengetahui seberapa besar

penyimpangan ketidaksesuaian dari alat X-Ray dengan menggunakan 2

(dua) metode berbeda yaitu dengan menggunakan alat ukur Kolimator dan

Koin.

3.4.2. Metode Pengambilan Data

Teknik pengambilan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Melakukan Penelitian dengan melakukan observasi di Instalasi radiologi RS

Hermina Bogor Jawa Barat

2. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data dan informasi dengan

melakukan kegiatan kepustakaan melalui buku-buku, jurnal nasional

maupun internasional, penelitian terdahulu dan lain sebagainya yang berkaitan

dengan penelitian yang akan dilakukan.

3.4.3. Teknik Analisis Data

1. Pengambilan data Pengukuran

Data pengujian berkas sinar kolmasi diambil secara langsung pada saat

pengumpulan data. Untuk keakurasian hasil pengukuran, pengambilan data

dilakukan sebanyak 12 (dua belas) kali.

3.4.4. Teknik Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, kemudian data akan diolah dengan hasil

pengukuran 2 (dua) metode berbeda.

Page 13: Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...

14

3.5. Prosedur dan Langkah Kerja Penelitian

Gambar 3.7 Skema Uji Kolimasi berkas sinar-X

Adapun langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut :

1. Pesawat sinar x konvensional dalam keadaan siap pakai

2. Atur tabung dan pastikan posisi tabung dan alat X-Ray konvensional tidak

dalam kondisi miring.

Gambar 3.8 Posisi tabung X-Ray dan FFD

3. Atur FFD dengan beberapa variasi jarak yaitu 90 cm, 100 cm, 150 cm.dan

menempatkan Collimator Tool dan Beam Alligment Tool Test diatas

Page 14: Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...

15

permukaan kaset radiografi ukuran 24 x 30 cm diatas meja pemeriksaan.

Sentrasi dipusatkan pada titik tengah kaset.

4. Atur kolimator sedemikian rupa sehingga bidang lampu kolimator sebangun

dengan garis rectangular yang berada di plat Collimator Tool seperti pada

gambar 3.8.

5. Setelah semua alat dan bahan siap seperti pada gambar 3.8 Kemudian lakukan

penyinaran agar dapat diperoleh densitas yang dapat dilihat dengan

menggunakan beberapa faktor eksposi anatara lain:

1. 60 kV, 0,125s, 32 mA

2. 65 kV, 0,125s, 32 mA

3. 78 kv, 0,125s, 32 mA

Menghitung tingkat kemiringan titik pusat

berkas sinar-X

dengan

menggunakan persamaan :

Dimana :

θ = Sudut penyimpangan

FFD = Jarak pusat berkas ke Film

h = Tinggi beam alligment

x = Jarak Objek ke film

r = Jarak beam dengan simpangan beam

Page 15: Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...

16

Gambar 3.9 Kemiringan Titik Pusat Berkas Sinar-X

6. Melakukan processing film (pencucian film radiografi)

7. Mencatat hasil pengujian berkas kolimator

8. Melakukan analisis data dan pengolahan Data

9. Membuat kesimpulan dan saran

Page 16: Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...

17

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Hasil Dan Pembahasan

4.1.1 Pengujian Kesesuaian luas lapangan kolimator dengan luas lapangan sinar

X dilakukan di Instalasi Radiologi RS Hermina Bogor dengan menggunakan alat

Collimator Tool dan Beam Alligment Test Tool. Data yang dihasilkan dalam bentuk

gambar radiografi. Masing-masing data tersebut dievaluasi dengan melihat batas

tegas garis yang dibentuk oleh sumbu X dan sumbu Y, kemudian menentukan

titik tengah antar batastegas garis dan batas radiasi hambur. Jarak antar titik

tengah dengan batas garis pada sumbu X merupakan nilai Xn dan pada sumbu Y

merupakan nilai Yn yang dapat digunakan untuk menghitung penyimpangan yang

terjadi.

Evaluasi dilakukan untuk menghasilkan penelitian yang lebih baik.

Evaluasi meliputi :

a. Standar toleransi penyimpangan luas lapangan kolimator dengan luas

lapangan sinar X

Xn ≤ 2 % FFD

Yn ≤ 2 % FFD dengan

Xn = X1 + X2

Yn = Y1 + Y2

b. Standar toleransi penyimpangan titik pusat berkas sinar X yaitu θ ≤ 3 º

Page 17: Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...

18

Gambar 3.10 Ilustrasi pengukuran penyimpangan titik pusat

berkas sinar-X

Permasalahan yang sering terjadi pada kolimator :

1. Penyimpangan Iluminasi

Pada pengujian Iluminasi sering ditemukan bahawa iluminasi kurang dari

100 lux. JIka terjadi penyimpangan tersebut makasolusinya harus

diperbaiki dengan penggantian lampu kolimator. Ada beberapa hal yang

ditemukan saat melakukan pengukuran iluminasi,seperti :pengukuran

iluminasi latar sering dipengaruhi oleh bayangan kita. Jadi harus diingat

bahwa jangan menghalangi sinar lampu ruangan isban alat ukur

iluminasi.Sehingga tidak ada kontribusi penyimpangan dari personil

penguji.

2. Penyimpangan Penyimpangan lapangan kolimasi dengan berkas radiasi.

Terjadinya penyimpangan lapang kolimasi dapat disebabkanoleh

kolimator yang pernah dibongkar karena perbaikan atau penggantian

lampu kolimator, kolimator sering diputar-putar, dan adanya goncangan

sehingga terjadi pergeseran plat timbal dan atau cerminnya. Penyimpangan

Page 18: Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...

19

lapang kolimasi dapat diperbaiki dengan mengatur posisi kemiringan cermin

atau dengan mengatur posisi plat timbale atau diserahkan pada teknisi yang

berpengalaman

3. Penyimpangan Ketegaklurusan Berkas Radiasi.

Jika terjadi penyimpangan lapang kolimasi biasanya diiringi dengan

penyimpangan ketegaklurusan berkas. Penyimpangan ini dapat disebabkan

oleh posisi kolimator yang berubah atau rotasi tabung sinar-X yang memiliki

tingkat kedataran rendah.

Pengujian kesesuaian luas lapang kolimator dengan luas lapangan sinar-X dengan

menggunakan Collimator Tool dan Beam Alligment Test Tool dan Metode Koin

dapat menghasilkan data dalam bentuk gambar radiografi. Masing-masing data

tersebut dievaluasi dengan melihat batat tegasgaris yang dibentuk oelh sumbu X dan

sumbu Y. Jarak antar titik tengah dengan batas garis pada sumbu X merupakan

nilai Xn dan pada sumbu Y merupakan Yn yang digunakan untuk menghitung

penyimpangan titik pusat berkas sinar-X yang terjadi.

Gambar 3.11 Penyimpangan titik pusat berkas sinar-X

Dalam penelitian ini untuk menentukan ketepatan titik pusat berkas sinar-

X batas toleransi yang ditetapkan oleh Radiation safety Act 1975,

Diagnosti X-Ray Uquipment Complience Test 2000 serta National

Council on Radioation Protectional and Measurement (NRCP) yaitu 3⁰.

Dimana pada Colllimator Test Tool sudah diketahui jarak antara pusat berkas

sinar-X dan lingkaran kecil 4 mm (0,4cm) pada kemiringan 1,5⁰ ,

Page 19: Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...

20

sedangkan lingkaran besar dengan jarak 8 mm (0,8cm) pada kemiringan

3⁰.

Pengujian penyimpangan titik pusat berkas sinar-X terhadap pesawat

sinar-X konvensional di RS Hermina Bogor untuk variasi FFD maupun

variasi faktor eksposi menunjukkan bahwa semua hasil pengujian masih

dalam batas toleransi yang ditetapkan yaitu rata-rata pada penyimpangan

1,5 ⁰ dan pemyimpangan terbesar hanya sebesar <3⁰.

Tabel 1. Hasil pengukuran dengan Metode Alat

No Sumbu Tinggi(cm) Jarak Fokus ke Film (FFD) Batas Toleransi

90 cm 100 cm 150 cm

X 3,1⁰ 2,6⁰ 1,6⁰

1 10

Y

X 3,8⁰ 3,7⁰ 3,2⁰ ≤ 3⁰ 2 20

Y

X 3,9⁰ 4,2⁰ 4,4⁰ 3 30

Y

Pada tabel 1 menunjukan bahwa nilai penyimpangan bagian horizontal

(Xn) dan bagian vertikal (Yn) tertinggi terjadi pada pengukuran dengan

menggunakan FFD tertinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa besar

penyimpangan berbanding lurus dengan penambahan FFD. Hasil

pengukuran penyimpangan arah sinar X untuk semua variasi FFD dan variasi

faktor eksposi yaitu Faktor Eksposi yaitu 1 (60 kV, 0,125 s, 32 mA),

Faktor Eksposi 2 (65 kV, 0,125 s, 32 mA) dan Faktor Eksposi 3 (78 nV,

0,125 s, 32 mA) dengan nilai batas toleransi yang didapat masing- masing

adalah pada setiap citra radiografi yang diperoleh selengkapnya tertuang

dalam Tabel 2.

Page 20: Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...

21

Tabel 2. Hasil Pengujian Penyimpangan Titik Pusat Berkas Sinar X

Metode Alat

NO FFD FE 1 FE 2 FE 3

(cm) (60kV) (65kV) (78kV)

1

90

< 3º

˃1,5º

< 3º

2

100

1,5º

1,5º

1,5º

3

150

1,5º

1,5º

1,5º

Hasil pengujian pada Tabel 2 menunjukan perbedaan yang tidak

signifikan pada penyimpangan titik pusat berkas sinar X yang

dipengaruhi oleh variasi FFD dan faktor eksposi. Tabel tersebut juga

menunjukkan semua hasil pengujian masih dalam toleransi

penyimpangan titik pusat berkas sinar X yaitu ≤ 3⁰.

Tabel 1. Hasil pengukuran dengan Metode Koin

No Sumbu Tinggi(cm) Jarak Fokus ke Film (FFD) Batas Toleransi

90 cm 100 cm 150 cm

X 3,4⁰ 2,1⁰ 1,5⁰

1 10 Y

X 3,7⁰ 3,6⁰ 3,2⁰ ≤ 3⁰ 2 20

Y

X 3,5⁰ 4,2⁰ 4,3⁰ 3 30

Y

Page 21: Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...

2727

27

Tabel 2. Hasil Pengujian Penyimpangan Titik Pusat Berkas Sinar X

Metode Koin

NO FFD FE 1 FE 2 FE 3

(cm) (60kV) (65kV) (78kV)

1

90

< 3º

˃1º

< 3º

2

100

1,5º

1,5º

1,5º

3

150

Pada Tabel 1 dan 2 pengukuran dengan menggunakan Metode Koin menunjukkan

hasil penyimpangan antara luas lapang kolimator dengan lapang sinar X pada bagian

horizontal dan vertikal, dari semua pengujian menunjukkan terjadi penyimpangan

pada bagian vertikal.

Pada pengujian diambil perhitungan rata-rata penyimpangan dari variasi faktor

eksposi yang digunakan, data yang didapat ditunjukkan pada Tabel 1 untuk bagian

horizontal dan Tabel 2 untuk bagian vertikal. Tabel 1 menunjukkan bahwa pada

bagian horizontal terjadi penyimpangan yang masih dalam toleransi ≤ 2 % FFD

pada setiap variasi FFDnya. Untuk bagian vertikal pada Tabel 2 menunjukkan

bahwa terjadi penyimpangan yang melebihi batas toleransi ≤ 2% FFD pada setiap

variasi FFDnya. Hal ini disebabkan pada pesawat sinar-X konvensional merk

Toshiba KXO 32 S untuk posisi tabung sinar-X terjadi kemiringan. Hasil

pengujian kesesuaian luas lapang kolimator dengan luas lapang sinar-X

menggunakan variasi FFD dan rata-rata faktor eksposi menunjukkan semakin

besar jarak FFD maka penyimpangan kesesuaian luas lapang kolimator dengan luas

lapang sinar-X semakin besar pula ataupun sebaliknya.

Dua parameter dalam program pengujian quality control ( QC ) yang dilakukan

meliputi:

1. Kesesuaian luas lapang kolimator dengan luas lapang berkas sinar X.

Pengujian ini dilakukan untuk menentukan akurasi kesamaan antara luas

Page 22: Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...

2828

28

lapang kolimator dengan luas lapang sinar X. Perbandingan hasil

pengujian batas berkas sinar X dan sianr kalimator masih dalam 2% dari

FFD dengan syarat:

X1 + X2 ≤ 2% FFD

Y1 + Y2 ≤ 2% FFD

2. Ketepatan titik pusat berkas sinar X

Ketepatan titik pusat berkas sinar X merupakan faktor yang penting untuk

menentukan Resolusi parsial dalam gambaran radiografi. Resolusi parsial adalah

kemampuan suatu alat dalam menampilkan gambaran dua obyek yang kecil dan

saling berdekatan. Jika terjadi penyimpangan terhadap ketepatan titik pusat sinar

X maka dapat mengakibatkan terjadinya magnifikasi dan distorsi pada gambaran

radiografi. Dalam pengujian ini penentuan ketepatan titik pusat berkas sinar X batas

toleransi yang ditetapkan ≤ 3º .

Pengujian penyimpangan titik pusat berkas sinar X terhadap pesawat sinar-X

merk Toshiba dengan variasi FFD dan variasi faktor eksposi menunjukan bahwa

semua hasil pengujian masih dalam batas toleransi yang ditetapkan yaitu rata-rata

pada penyimpangan 1,5º dan penyimpangan terbesar hanya sebesar <3º.

Sesuai dengan penjelasan 2 parameter yang dilakukan dalam pengujian Quality

Control (QC) maka pesawat sinar X merk/Tipe Toshiba KSO32S memiliki nilai

penyimpangan yang melebihi batas toleransi pada bagian vertikal sehingga

pesawat sinar X tersebut dinyatakan dalam keadaan kurang baik. Keadaan tersebut

dapat menyebabkan penurunan kualitas citra hasil radiografi dan jumlah paparan

radiasi yang melebihi standar yang ditentukan.

Berikut adalah citra hasil pengujian Kolimasi pesawat sinar-X :

Page 23: Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...

2929

29

Gambar 3.8 Hasil Uji Kolimasi dengan metode Alat

Hasil pengujian kesesuaian luas lapangan kolimator dengan luas lapangan berkas

sinar-X dengan menggunakan metode Alat terlihat bahwa gambaran pertengahan

lapangan sinar-X sebesar ˃ 3% maksimum dari jarak focus ke bidang film/Focus

Film Distance (FFD) terhadap pertengahan lapangan penyinaran berkas cahaya

kolimator.

Page 24: Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...

30

Gambar 3.9 Hasil Uji Kolimasi dengan Metode Koin

Berbeda dengan hasil pengujian kesesuaian luas lapangan kolimator dengan luas

lapangan berkas sinar-X dengan menggunakan metode Koin terlihat bahwa

gambaran pertengahan lapangan sinar-X berada ˃ 2% maksimum dari jarak focus

ke bidang film/Focus Film Distance (FFD) terhadap pertengahan lapangan

penyinaran berkas cahaya kolimator.

Page 25: Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...

31

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengujian kesesuaian

luas lapangan kolimator dengan luas lapang berkas sinar X pada pesawat sinar x

konvensional di Rumah Sakit Hermina Bogor dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Dari hasil variasi pengukuran uji kesesuaian kolimator dengan arah sinar

Vertikal dan Horiziontal pada pesawat sinar X tersebut mengalami

penyimpangan melebihi batas toleransi acuan ≤ 2 % FFD (Focus Film

Distance) yang terjadi pada bagian arah sinar vertikal. Sesuai dengan

persyaratan, batas toleransi maksimum kongruensi kolimasi adalah (X1 +

X2), (Y1 + Y2) ≤ 2 % jarak focus ke film (FFD) dan [(X1 + X2) + (Y1 +

Y2)] ≤ 3 %.

2. Pengujian kesesuaian luas lapang kolimasi dan ketegaklurusan berkas pada

pesawat sinar-X konvensional dapat dilakukan dengan 2 (dua) metode yakni

Metode Alat dan Metode Koin. Pengujian dengan Beam Alligment Test Tool

terlihat lebih akurat dibandingkan dengan metode koin tetapi selain

menggunakan Beam Allignment Test Tool tetapi instansi atau pelayanan

kesehatan dalam melakukan Quality Control terhadap alat X-Ray yang

dimiliki dapat menggunakan metode koin sebagai alternative pengujian

kolimasi dan ketegaklurusan berkas sinar yang lebih mudah dan efisien.

Page 26: Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...

32

DAFTAR PUSTAKA

[1] Anonim 2009, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1250/MENKES/SK/XII/ 2009. Pedoman Kendali Mutu (Quality Control)

Peralatan Radiodiagnostik. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

[2] Body M S. 2013, Pengaruh Radiasi Hambur terhadap Kontras Radiografi

Akibat Variasi Ketebalan Objek dan Luas Lapangan Penyinaran. Skrispi.

Makasar: Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin

[3] Busher J.2011, The Essensial Physics of Medical Imaging 2th ed. New York

Lippingcotti William& Wilkins.New York

[4] Charlton, Richard R and Mc Kenne, Arlene. 1992. Principles of Radiographic

Imaging An Art and Science, Delmar Publisher Inc

[5] Fluke Biomedical.2005. Nuclear Associates 07-661-7662 Collimator/Beam

Alligment Test Tool. USA:Fluke Coorporation

[6] Gando Sari , Sriyatun, Gita Pertiwi Wahyuni. 2017. Efficiency Test of Collimator

Shutter The X Ray Tube In Radiodiagnostic Laboratory of POLTEKKES

Jakarta 2 and Two Clinical Hopitals In Jakarta.

[7] G.Azzopardi, G. Valentino A.Muscat, University of Malta, Msida, Malta,

B.Salvachua, A. Mereghetti, S. Redaelli, CERN. Automatic Angular Of LHC

Collimator. ICALEPCS 2017, Barcelona Spain

[8] Hannah Brookfiled, Anthony Manning Stanley, Andrew England. Light Beam

Diaphragm Collimation Errors and Theit Effect on Radiation Dose

Page 27: Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...

Pelvic Radiography. Radiologic Technology, March/April 2015, volume 86,

Nomber 4.

[9] Jeffrey Papp, 2010, Quality Management in The Imaging Sciences. Fourth

Edition. Glen Ellyn, Illinois.

[10] Krane, Kenneth Terjemahan Hans, J, Wospakrik. 1982. Fisika Modern. UI

Press: Jakarta.

[11] Michael Mc Donald. A Method to measure the detective effisciency of

Radiographic System in a Clinical Setting. The University of Western

Ontario, Canada.2012: 16-17.

[12] Nana Waris Mahdi. 1996. Teknik Pesawat Radiologi.

Page 28: Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...
Page 29: Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...
Page 30: Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...
Page 31: Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...
Page 32: Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...
Page 33: Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...
Page 34: Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...
Page 35: Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...
Page 36: Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...
Page 37: Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...
Page 38: Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...
Page 39: Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...
Page 40: Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...
Page 41: Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains Universitas ...