MENTERI KEUANGAN - fiskal.kemenkeu.go.idPENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR...

Post on 19-Feb-2021

7 views 0 download

Transcript of MENTERI KEUANGAN - fiskal.kemenkeu.go.idPENGENAAN BEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPOR...

  • MENTEfIIl

  • MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

    - 2 -

    ,

    Memperhatikan

    Menetapkan

    3. Peraturan Pemerintah Nomor: 34 Tahun 2011' tentangTindakan Anti Dumping, Tindakan Imbalan, dan TindakanPengamanan Perdagangan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2011 Nomor 66, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5226);

    -4, Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2012 tentan'gPerlakuan Kepabeanan, Perpajakan, dan Cukai Serta TataLaksana Pemasukan dan Pengeluaran Barang Ke dan DariSerta Berada Di Kawasan Yang TelahDitetapkan SebagaiKawasan Perdagangan Bebas dan Pe1abuhan, Bebas(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor17, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5277);

    5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentangKedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara SertaSusunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon IKementerian Negara;

    1. Surat Menteri Perdagangan Nomor 1386/M-DAG/SD/6/2013 tanggal 13 Juni 2013 perihal UsulanPemberlakuan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP)Atas Impor Produk Casing dan Tubing;

    2. Surat Menteri Perdagangan Nomor 670/M-DAG/SD/4/2013tanggal 2 April 2013 perihal Pemberlakuan Bea MasukTindakan Pengamanan (BMTP);

    3. Surat Menteri Perdagangan Nomor 324/M-DAG/SD/2/2013tanggal 19 Februari 2013 perihal Usulan Pengenaan BeaMasuk Tindakan Pengamanan (BMTP) terhadap imporbarang Pipa Casing dan Tubing dengan Nomor HarmonizedSystem (HS) 7304.29.00.90;

    4. Laporan Komite Pengamanan Perdagangan, Indonesiatentang Hasil Penyelidikan Untuk Tindakan PengamananPerdagangan (Safeguard) atas Impor Pipa Casing dan Th.bingdengan Nomor Harmonized System (HS) 7304.29.00.90;

    MEMUTUSKAN:

    PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PENGENAANBEA MASUK TINDAKAN PENGAMANAN TERHADAP IMPORPRODUK CASING DAN TUBING.

    ~,.

    f~

    KEMENKEURectangle

  • MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

    - 3 -

    Pasal 1·

    Terhadap impor produk berupa casing dan tubing dari besi ataubaja, tanpa kampuh, dengan ukuran diameter 2 %inci sampaidengan 14 inci, dengan yield strength 75.000 PSI atau lebih,yang ujungnya belum atau sudah dikerjakan, dengan pos tarifex 7304.29.00:90 dikenakan Sea· Masuk TindakanPengamanan.

    Pasa12

    Sea Masuk Tindakan Pengamanan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 1 dikenakan selama 4 (empat)tahun terhitungmulai tanggal diundangkannya Peraturan Menteri ini, denganketentuan sebagai berikut :

    Tarif Sea Masuk

    No. Periode TindakanPengamanan

    1. Tahun Pertama, dengan periode 1 Rp 28.439 per(satu) tahun sejak tanggal kilogramdiundangkannya PeraturanMenteri ini

    2. Tahun Kedua, dengan periode 1 Rp 28.001 per(satu) tahun sejak tanggal kilogram·berakhirnya periode TahunPertama

    3. Tahun Ketiga, dengan periode 1 Rp 27.564 per(satu) tahun sejak tanggal kilogramberakhirnya periode Tahun Kedua

    4. Tahun Keempat, dengan periode 1 Rp 27.126 per(satu) tahun sejak tanggal kilogramberakhirnya periode Tahun Ketiga

    Pasal3

    Sea Masuk Tindakan Pengamanan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 1 dikenakan terhada,p importasi dari semuanegara, kecuali terhadap barang sebagaimana dimaksud dalamPasal 1 yang diproduksi dari negara-negara seb,agaimana yangtercantum dalam Lampiran yang merupakan .bagian yang tidak·terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. .

    It

    KEMENKEURectangle

  • MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

    - 4 -

    Pasal4

    (1) Pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 1 merupakan:

    a. tambahan bea masuk umum (Most Favored Nation); atau

    b. tambahan bea masuk preferensi·. berd~sarkan 'skema-skema perjanjian perdagangan barang internasionaJyang berlaku, dalam hal impor dilakukan dari negara-negara yang termasuk dalam skema-skema perjanjianperdagangan barang internasional dimaksud danmemenuhi ketentuan dalam skema-skema perjanjianperdagangan barang internasional.

    (2) Dalam hal ketentuan dalam skema-skema perjanjianperdagangan barang internasional tidak dipenuhi,pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan atasimportasi dari negara-negara yang termasuk dalam skema-skema perjanjian perdagangan barang internasionalsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakantambahan bea masuk umum (Most Favored Nation).

    Pasal 5

    Terhadap impor barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1yang berasal dari negara-negara yang dikecualikan daripengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 3 dan negara-negara yang memiliki kerjasama perdagangan dengan Indonesia sebagaimana dimaksuddalam Pasal 4 ayat (1) huruf b, importir wajib menyerahkandokumen Surat Keterangan Asal (Certificate of Origin).

    Pasal6

    Ketentuan mengenai pengenaan tarif Bea Masuk TindakanPengamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 berlakusepenuhnya terhadap impor barang . yang dokumenpemberitahuan pabean impor dimaksud mendapat nomorpendaftaran dari Kantor Pabean pelabuhan pemasukan sejaktanggal berlakunya Peraturan Menteri ini.

    PasaI7

    Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

    f~

    KEMENKEURectangle

  • ~~'~r1-''-t~~-, -.~.!ilJIlV

    Ji\o-",,·Vj\

    MENTERlI(EUANGANREPUBLlI( INDDNESIA

    - 5 -

    Agar setiap orang mengetahuinya,pengundangan Peraturan Menteri ini dengandalam Berita Negara Republik Indonesia.

    memerintahkanpenempatannya

    Ditetapkan di Jakartapada tanggal30 Juli 2013MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

    ttd.

    MUHAMAD CHATIB BASRI

    Diundangkan di Jakartapada tangga16 Agustus 2013MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

    REPUBLIK INDONESIA,

    ttd.

    AMIR SYAMSUDIN

    BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 985Salinan sesuai dengan aslinyaKEPALA BIRO UM-UM

    """'~,.....•. l~'~;'!,~~):j. q I r!I, (I

  • t,l~V

  • · ,

    MENTEflll(EUANGANREPUOLlI( INDONESIA

    - 2 -

    NO. NAMANEGARA NO. NAMA NEGARA

    7I. Mongolia 94. Senegal

    72. Morocco 95. Sierra Leone

    73. Mozambique 96. Solomon Islands

    74. Myanmar 97. South Africa

    75. Namibia 98. Sri Lanka

    76. Nepal 99. Suriname

    77. Nicaragua 100. Swaziland

    78. Niger lOI. Tanzania

    79. Nigeria 102. Thailand

    80. Oman 103. Togo

    8I. Pakistan 104. Tonga

    82. Panama 105. Trinidad and Tobago

    83. Papua New Guinea 106. Tunisia

    84. Paraguay 107. Turkey

    85. Peru 108. Uganda

    86. Philippines 109. Ukraine

    87. Qatar 110. United Arab Emirates

    88. Romania 11I. Uruguay

    89. Rwanda 112. Venezuela, Bolivarian Republic of

    90. Saint Kitts and Nevis 113. Vietnam

    9I. Saint Lucia 114. Zambia

    92. Saint Vincent and the 115. ZimbabweGrenadines

    93. Saudi Arabia

    Salinan sesuai ~~g~~SlinYaKEPALA Bl~~,?;l~1,V~~~.c~

    KEPAL;'~~~~:i:M,~~!rERIANIhft{ I 6\1\0 UM'II.1 ) )\

    GlARTO ~ - \ __.._--~ ./NIP 1959(j~t5~40210(P;/

    ~" J"~'-:._::. ./;

    MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

    ttd.

    MUHAMAD CHATIB BASRI