Analisa Kebijakan Investigasi Anti Dumping Cina Terhadap Impor Produk Ayam Dan Otomotif Amerika...

23
Page | 1 Analisa Kebijakan Investigasi Anti-Dumping Cina terhadap Impor Produk Ayam dan Otomotif Amerika Serikat Disusun oleh : Erika 0706291243 Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Tugas Makalah Akhir Mata Kuliah Rejim Perdagangan Internasional Program Studi S1 Reguler Ilmu Hubungan Internasional Semester Ganjil 2009/2010 DEPARTEMEN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS INDONESIA 2009

Transcript of Analisa Kebijakan Investigasi Anti Dumping Cina Terhadap Impor Produk Ayam Dan Otomotif Amerika...

Page 1: Analisa Kebijakan Investigasi Anti Dumping Cina Terhadap Impor Produk Ayam Dan Otomotif Amerika Serikat

Page | 1

Analisa Kebijakan Investigasi Anti-Dumping Cina terhadap

Impor Produk Ayam dan Otomotif Amerika Serikat

Disusun oleh :

Erika

0706291243

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Tugas Makalah Akhir

Mata Kuliah Rejim Perdagangan Internasional

Program Studi S1 Reguler Ilmu Hubungan Internasional

Semester Ganjil 2009/2010

DEPARTEMEN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS INDONESIA

2009

Page 2: Analisa Kebijakan Investigasi Anti Dumping Cina Terhadap Impor Produk Ayam Dan Otomotif Amerika Serikat

Page | 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Beberapa tahun terakhir, terjadi perubahan dalam struktur perekonomian

negara-negara dunia. Jika dulunya perekonomian dunia seperti dikuasai oleh Amerika Serikat

dan negara Eropa lainnya, sekarang tren itu telah bergeser ke arah negara-negara berkembang

yang semakin menunjukkan eksistensinya dalam perekonomian internasional. Di antara

semua negara berkembang tersebut, ada empat negara yang disebut-sebut akan menggantikan

posisi Amerika Serikat (AS) sebagai poros perekonomian internasional yaitu Brazil, Rusia,

India, dan Cina—atau yang lebih dikenal dengan singkatan BRIC, empat negara emerging

giants dalam perdagangan internasional kala ini. Pertumbuhan ekonomi yang pesat, didorong

dengan besarnya kontribusi keempat negara tersebut dalam perdagangan internasional,

menjadikan keempat negara tersebut sebagai pemain besar dalam perdagangan internasional.

Di antara keempat negara tersebut, Cina disebut-sebut sebagai negara dengan kans terbesar

yang dapat menggantikan posisi AS sebagai pusat perekonomian internasional, terutama

paska krisis finansial global yang sukses menghancurkan perekonomian AS. Karena itu,

sangatlah menarik untuk memperhatikan perekonomian Cina, terutama memperhatikan

hubungan perdagangan Cina dan AS sebagai dua kekuatan ekonomi besar dunia.

Hubungan perdagangan antara Cina dan AS sebagai dua kekuatan ekonomi besar

dunia, merupakan hubungan yang rumit. Walaupun kedua negara tersebut saling

membutuhkan satu sama lain—Cina bergantung pada ekspornya ke AS untuk mengendalikan

pertumbuhan ekonominya, sementara AS memerlukan investasi dari Cina untuk membiayai

defisit perekonomiannya yang besar—Beijing dan Washington secara rutin sering bertengkar

mengenai berbagai isu sensitif antar keduanya.1 Hingga kini, berbagai sengketa perdagangan

telah terjadi antara keduanya. Sengketa perdagangan paling baru terjadi pada 11 September

2009 kemarin, saat pemerintahan Obama mengumumkan kenaikan tarif impor pada ban-ban

1 Michael Schuman, Why the China-US Trade is Heating Up. http://www.time.com/time/business/article/

0,8599,1922155,00.html, diakses pada 4 November 2009, pukul 05.20.

Page 3: Analisa Kebijakan Investigasi Anti Dumping Cina Terhadap Impor Produk Ayam Dan Otomotif Amerika Serikat

Page | 3

produksi Cina menjadi 35%. Dua hari kemudian, Departemen Perdagangan Cina

mengumumkan bahwa Cina akan mulai melakukan investigasi anti-dumping terhadap produk

ayam dan otomotif dari AS. Walaupun kementrian Cina sama sekali tidak menyebutkan

kaitan investigasi anti-dumping tersebut dengan kenaikan tarif ban yang diterapkan AS,

jangka waktu yang relatif singkat dengan pengumuman kenaikan tarif ban, menjadikan

kebijakan Cina tersebut seakan merupakan reaksi2 terhadap keputusan Obama. Spekulasi

terhadap faktor utama yang mendasari penerapan kebijakan investigasi anti-dumping yang

diterapkan pemerintah Cina terhadap impor ayam dan otomotif AS pun terus bergulir.

Makalah ini kemudian akan mencoba menganalisa faktor-faktor utama yang mendasari

penerapan kebijakan tersebut.

1.2. Pertanyaan Permasalahan

Makalah ini akan mencoba menjawab pertanyaan: Mengapa pemerintah Cina

menerapkan kebijakan perdagangan berupa investigasi anti-dumping terhadap impor

produk ayam dan otomotif Amerika Serikat?

1.3. Kerangka Konsep

1.3.1. Kebijakan Anti-Dumping dalam Perdagangan Internasional

Dalam kerangka perdagangan internasional, World Trade Organization (WTO)

mengijinkan anggotanya untuk melindungi industri domestik pada suatu kesempatan tertentu

dan dengan metode tertentu. Metode ini, yang oleh John Ruggie diistilahkan sebagai

―embedded liberalism‖, mengajak negara untuk meliberalisasikan perekonomiannya,

sekaligus mengijinkan mereka untuk mengadopsi metode-metode tertentu untuk

memperingan tekanan pada buruh domestik dan pada kepentingan bisnis tertentu.3 Kebijakan

anti-dumping, karenanya, diperbolehkan penggunaannya untuk melawan berbagai praktik

tidak adil dari perdagangan internasional, seperti misalnya lewat pelaksanaan dumping dan 2 Michael Schuman menyebut keputusan Cina ini sebagai an-eye-for-an-eye reaction to Obama’s decision.

Lihat Ibid. 3 John G. Ruggie, ―Embedded Liberalism Revisited: Institutions and Progress in International Economic

Relations‖, dalam E. Adler dan B. Crawford (ed.), Progress in Postwar International Relations, (New York:

Columbia University Press, 1991), hal. 201–234.

Page 4: Analisa Kebijakan Investigasi Anti Dumping Cina Terhadap Impor Produk Ayam Dan Otomotif Amerika Serikat

Page | 4

pemberian subsidi4, terutama apabila ada bukti-bukti bahwa penjual luar negeri melakukan

dumping. Tarif untuk melawan dumping ini diizinkan dalam International Anti Dumping

Code yang ditandatangani oleh kebanyakan anggota GATT dalam tahun 1967.5 Dumping

sendiri didefinisikan sebagai diskriminasi harga secara internasional di mana suatu

perusahaan yang mengekspor menjual di pasar luar negeri dengan harga yang lebih rendah

daripada di pasar-pasar (biasanya di dalam negerinya sendiri) lain.6 Praktik dumping sendiri

dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu dumping yang bersifat perampasan (predatory

dumping), yang terjadi bila perusahaan melakukan diskriminasi dan menguntungkan untuk

sementara pembeli di luar negeri dengan tujuan untuk menghilangkan beberapa saingan dan

setelah saingan itu menyingkir, harga kembali dinaikkan; dan dumping yang bersifat

terus-menerus (persistent dumping) yang berlangsung tanpa batas waktu.7

Praktik dumping sendiri dapat terjadi karena pemerintah suatu negara cenderung

menerapkan hambatan tinggi dalam perdagangan (high trade barriers), menyediakan subsidi,

atau membiarkan adanya kartel sehingga para eksporter di negara tersebut dapat memperoleh

keuntungan maksimal dari penjualan produknya di suatu negara, dan keuntungan itu

kemudian digunakan untuk mempermurah harga jual produk tersebut di negara lain. Sehingga

yang terjadi adalah harga impor suatu barang akan lebih rendah dibanding harga barang

sejenis dari negara lain yang tidak menerapkan high trade barriers, subsidi, atau kartel. Bila

suatu negara terbukti melakukan dumping, negara ―korban‖ dapat menerapkan tarif terhadap

produk dumping tersebut, sebesar jumlah yang sama dengan ―dumping margin‖8.

Pertemuan GATT tahun 1947 mendefinisikan dumping sebagai praktik perdagangan

di mana produk sebuah negara diperdagangkan ke negara lain pada harga yang lebih rendah

dari nilai sebenarnya produk tersebut. Awalnya dumping didefinisikan sebagai kebijakan

menjual dengan harga lebih rendah daripada harga yang adil, ―less than fair value‖ (LTFV),

akan tetapi seiring perkembangannya, terjadi berbagai amandemen terhadap definisi dumping

4 Scott Kennedy, ―China’s Porous Protectionism: The Changing Political Economy of Trade Policy‖, dalam Ka

Zeng (ed.), China’s Foreign Trade Policy: The New Constituencies, (New York: Routledge, 2007), hal. 76. 5 Peter H. Lindert, dan Charles P. Kindleberger. Ekonomi Internasional, dalam Rudy Sitompul (ed.), (Jakarta:

Penerbit Erlangga, 1987), hal. 181. 6 Ibid, hal. 179.

7 Ibid.

8 ―dumping margin‖ dimengerti sebagai perbedaan antara harga ekspor suatu produk dengan harga normal

produk tersebut tanpa praktik dumping.

Page 5: Analisa Kebijakan Investigasi Anti Dumping Cina Terhadap Impor Produk Ayam Dan Otomotif Amerika Serikat

Page | 5

dalam perdagangan internasional. The Tokyo Round pada tahun 1979, misalnya, menyebutkan

bahwa definisi LTFV tersebut diperluas tidak hanya dalam diskriminasi harga, tetapi juga

dalam penjualan di bawah harga normal.9 Berbagai perubahan definisi pada kebijakan

dumping ini tentunya berpengaruh pada kebijakan anti-dumping itu sendiri, karena kebijakan

anti-dumping baru dapat dijalankan apabila suatu negara terbukti melakukan praktik dumping.

Dalam hal ini, kebijakan anti-dumping berupa pajak dumping dapat dikenakan apabila aksi

dumping tersebut dapat menyebabkan ―kerugian material‖ pada industri domestik.10

Unsur ―kerugian material‖ pada industri domestik yang menjadi prasayarat

penerapan kebijakan anti-dumping pun pada perkembangannya terus berkembang. Patrick

Low menyebutkan bahwa setiap industri yang merasa dirinya diperlakukan tidak adil oleh

perusahaan asing dan dapat membuktikannya melalui petisi pengajuan kebijakan

anti-dumping, memiliki kesempatan besar untuk membuktikan dirinya mengalami ―kerugian

material‖.11

Perkembangan yang terus-menerus terjadi pada definisi dumping dan pada definisi

―kerugian material‖ tersebut menjadikan penerapan praktik kebijakan anti-dumping menjadi

berbeda-beda di setiap negara. Yang menjadi persamaan dari setiap kebijakan anti-dumping

itu adalah semua kebijakan anti-dumping negara-negara dunia pasti berdasar pada the WTO

guidelines anti-dumping code, di mana WTO guidelines itu sendiri sebenarnya masih ―kabur‖.

Tidak mengherankan, masih ―kabur‖nya aturan dari WTO mengenai kebijakan anti-dumping

membuat terdapat berbagai variasi substansial mengenai undang-undang anti-dumping, di

mana setiap negara akan mengklaim kebijakannya sebagai yang paling adil.12

1.3.2. Kebijakan Anti-Dumping di Cina

Awalnya, Cina belum mengenal adanya kebijakan anti-dumping (AD). Akan tetapi,

seiring dengan pengajuan kebijakan AD pada produk-produk ekspor Cina, Cina mulai

memahami pentingnya penggunaan AD untuk melindungi industri domestiknya dari berbagai

9 Peter H. Lindert, dan Charles P. Kindleberger, op.cit., hal. 255.

10 Bruce A. Blonigen, dan Thomas J. Prusa, ―Antidumping‖, dalam E. Kwan Choi dan James Harrigan,

Handbook of International Trade, (Oxford: Blackwell Publishing, 2003), hal. 254. 11

Patrick Law, Trading Free: The GATT and US Trade Policy. (New York: The Twentieth Century Fund Press,

1993), hal. 86. 12

Blonigen dan Prusa, op.cit., hal. 256.

Page 6: Analisa Kebijakan Investigasi Anti Dumping Cina Terhadap Impor Produk Ayam Dan Otomotif Amerika Serikat

Page | 6

praktik perdagangan internasional yang tidak adil. Pemakaian kebijakan AD di Cina sendiri

dimulai pada tahun 1980-an, ketika pembicaraan mengenai pentingnya AD muncul di

berbagai universitas yang mempelajari mengenai hukum perdagangan internasional. Salah

satu universitas yang ketika itu dominan membicarakan mengenai penggunaan kebijakan AD

adalah University of International Business and Economics (UIBE). Dari universitas itulah,

lahir dua pemikir Cina yang sangat berpengaruh pada pembuatan kebijakan AD di Cina, yaitu

Zhou Shijian dan Wang Xuehua. Zhou dan Wang kemudian memperkenalkan kebijakan AD

di Cina, melalui berbagai seminar dan kantor-kantor hukum. WTO pun mulai

memperkenalkan kebijakan AD di Beijing melalui training seminar yang

diselenggarakannya.13

Berbagai seminar dan training ini kemudian melahirkan

kelompok-kelompok spesialis serta melahirkan kesadaran Cina akan hak dan tanggung

jawabnya sebagai anggota WTO kini.

Penerapan kebijakan AD di Cina sendiri secara resmi dimulai pada 1997, ketika

Cina mulai mengeluarkan undang-undang anti-dumpingnya yang pertama, yang bersumber

dari GATT/WTO guidelines. Peraturan AD di Cina ini kemudian direvisi pada tahun 2001

seiring dengan masuknya Cina sebagai anggota WTO; berbagai peraturan implementasi AD

juga dikeluarkan pada 2002, hingga akhirnya direvisi kembali pada tahun 2004. Revisi

terakhir undang-undang AD di Cina dibuat semirip mungkin dengan WTO Antidumping

Agreement, bahkan sampai secara kata per kata.14

Perubahan pada undang-undang AD di

Cina kemudian memungkinkan investigasi anti-dumping dilakukan dengan berbagai cara

selain membandingkan harga impor produk dengan harga jual di negara asal, misalnya

membandingkannya biaya produksi (setelah ditambah dengan profit margin), atau

membandingkan harga jual impor suatu produk dengan harga produk tersebut di negara

ketiga. Sementara untuk menyelidiki unsur ―kerugian material‖, sebuah investigasi harus

menemukan koeksistensi dari praktik dumping dan performa industri domestik yang buruk,

untuk membuktikan hubungan antar keduanya.15

Dalam melaksanakan kebijakan AD itu sendiri, Cina mengadopsi cara yang relatif

mirip dengan Amerika Serikat, yaitu dengan menggunakan dua agensi terpisah, 13

Scott Kennedy, op.cit., hal. 78-79. 14

Ibid, hal. 79. 15

Ibid, hal. 80.

Page 7: Analisa Kebijakan Investigasi Anti Dumping Cina Terhadap Impor Produk Ayam Dan Otomotif Amerika Serikat

Page | 7

masing-masing untuk menyelidiki apakah praktik dumping benar-benar terjadi, dan apakah

praktik dumping tersebut menyebabkan kerugian pada industri yang dimiliki pengaju petisi.

Agensi penyelidik praktik dumping tersebut adalah Ministry of Foreign Trade and Economic

Cooperation (MOFTEC) Fair Trafe Bureau for Imports and Exports, sementara agensi

penyelidik kerugian material pada industri domestik adalah State Economic and Trade

Commission (SETC) Industry Injury Investigation Bureau. Kedua agensi ini terletak di bawah

pimpinan Departemen Perdagangan, dan dibentuk sejak Maret 2003.16

Pelaksanaan

kebijakan AD di Cina sendiri memiliki banyak kemiripan dengan pelaksanaan kebijakan AD

di mayoritas negara-negara industri maju dunia.

16

Ibid, hal. 81-82.

Page 8: Analisa Kebijakan Investigasi Anti Dumping Cina Terhadap Impor Produk Ayam Dan Otomotif Amerika Serikat

Page | 8

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Permulaan Sengketa Perdagangan antara Amerika Serikat dan Cina: Kenaikan

Tarif Impor pada Produk Ban Cina oleh Amerika Serikat

Sengketa perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Cina dimulai pada 11

September 2009 lalu, ketika Presiden Obama mengumumkan kenaikan tarif impor pada

produk ban Cina sebesar 35%, di luar pajak sebesar 4% yang sudah diterapkan sebelumnya.

Tarif impor ini sendiri akan berlaku selama tiga tahun ke depan, dengan rincian 35% pada

tahun pertama, 30% pada tahun kedua, dan 25% pada tahun ketiga. Kebijakan perdagangan

yang dikeluarkan Presiden Obama tersebut mendapat reaksi negatif dari berbagai kalangan

dunia, yang mengatakan langkah tersebut seperti bertentangan dengan prinsip dasar

perdagangan bebas, yaitu keharusan menerapkan tarif yang rendah dalam perdagangan

internasional yang ditetapkan oleh General Agreements of Tariff and Trade (GATT).17

Menanggapi berbagai kritik sehubungan dengan kebijakan perdagangan yang baruy

dikeluarkannya tersebut, Presiden Obama mengatakan bahwa perjanjian perdagangan

haruslah dipaksakan untuk memastikan sistem perdagangan global tetap berfungsi dengan

baik.18

Kebijakan kenaikan tarif ban ini sendiri dikeluarkan Obama dengan

mempertimbangkan beberapa faktor, salah satunya adalah karena adanya tuntutan dari United

Steelworkers, yang mengatakan telah kehilangan 5.000 pekerjaan sejak tahun 2004 karena

ban-ban Cina berharga rendah memenuhi pasar.19

Adapun sebenarnya, kenaikan tarif yang

diajukan United States International Trade Commission (USITC)—lembaga yang bertugas

memberikan saran pada Presiden dan Konggres mengenai perdagangan—adalah sebesar 55%

di tahun pertama, dan 45% serta 35% di tahun-tahun berikutnya, dengan argumen keberadaan

17

Ketentuan rendahnya tarif impor dalam GATT ini akhirnya justru memunculkan berbagai macam hambatan

non-tarif dalam perdagangan, lihat Cletus C. Coughlin dan Geoffrey E. Wood, An Introduction to Non Tariff

Barriers to Trade, diakses dari http://research.stlouisfed.org/publications/review/89/01/

Trade_Jan_Feb1989.pdf, 27 Oktober 2009, pukul 17.15. 18

Michael Schuman, op.cit. 19

Jason Simpkins, US Trade Spat with China Escalates, But Is Unlikely to Cause a Significant Rift.

http://www.moneymorning.com/2009/09/14/u.s.-china-trade/, diakses pada 4 November 2009, pukul 05.45.

Page 9: Analisa Kebijakan Investigasi Anti Dumping Cina Terhadap Impor Produk Ayam Dan Otomotif Amerika Serikat

Page | 9

ban dari Cina tersebut merusak perekonomian AS.20

2.2. Reaksi Cina Menanggapi Kebijakan Tarif Ban AS

2.2.1. Protes Keras Sehubungan dengan Kenaikan Tarif Impor Ban Cina

Sesaat setelah Presiden Obama mengumumkan diterapkannya kenaikan tarif impor

atas produk ban Cina selama tiga tahun ke depan, pemerintah Cina pun segera memberikan

komentar. Menurut pemerintah Cina, kebijakan perdagangan yang diambil AS ini sangatlah

proteksionis21

dan bertentangan dengan konsep perdagangan bebas yang diakui kedua negara.

Kebijakan AS ini juga dinilai tidak sesuai dengan komitmennya dalam G20 Financial Summit,

yang dapat membahayakan hubungan perdagangan dan perekonomian Cina-AS di masa

mendatang. Pemerintah Cina sendiri telah berulang kali menyampaikan kritik kerasnya atas

kebijakan perdagangan AS ini, seperti misalnya yang disampaikan salah seorang juru bicara

Departemen Luar Negeri Cina, Jiang Yu, yang menyatakan ketidaksetujuannya pada

kebijakan AS, yang dinilai sebagai bentuk proteksionisme.22

Ketidaksetujuan Cina pada

kebijakan perdagangan AS juga didukung fakta bahwa kebijakan tersebut akan sangat

berpengaruh pada kehidupan perekonomian Cina, di mana pemerintah mengatakan kenaikan

tarif ban tersebut akan berpengaruh pada 100.000 tenaga kerja Cina, serta bahwa tarif

ban tersebut akan merugikan ekspor Cina senilai 1 bilyun Dollar AS.23

Respon negatif tidak hanya datang dari kalangan pemerintah Cina, tetapi juga datang

dari masyarakat Cina secara keseluruhan. Seorang ekonom dari Chinese Academy of Social

Sciences di Beijing bernama Yu Yongding mengatakan bahwa langkah pemerintah AS ini

akan merusak hubungan Sino-Amerika, terutama di waktu sekarang di mana kerjasama untuk

20

Ibid. 21

Bendjamin Stokson, World Markets Shaken by the US-China Trade Dispute.

http://bendjaminstokson.vox.com/library/post/world-markets-shaken-by-us-china-trade-dispute.html, diakses

pada 4 November 2009, pukul 05.42. 22

Jiang Yu mengatakan ―We hereby express our strong discontent and firm opposition to the US decision‖.

Lihat Bangkok Post, China Hits Back in US Trade Dispute. http://www.bangkokpost.com/

breakingnews/154254/china-hits-back-in-us-tyre-import-dispute, diakses pada 6 November 2009, pukul

07.16. 23

Terence Poon, et.all., China Seeks Talk at WTO Over Tire-Import Tariff. http://online.wsj.com/article/

SB125292818818208401.html, diakses pada 4 November 2009, pukul 06.35.

Page 10: Analisa Kebijakan Investigasi Anti Dumping Cina Terhadap Impor Produk Ayam Dan Otomotif Amerika Serikat

Page | 10

menghadapi krisis global sedang sangat dibutuhkan.24

Sebuah situs berita resmi Cina,

Xinhua menyebutkan bahwa proteksionisme merupakan penyebab utama dari Great

Depression di masa lampau, dan bahwa tindakan AS untuk menaikkan tarif terhadap produk

ban Cina merupakan salah satu bentuk proteksionisme, yang dapat membawa dunia kembali

pada kondisi Great Depression seperti dahulu.25

The Global Times, sebuah koran yang sering

menampilkan pandangan nasionalisme keras di Cina juga pernah mengeluarkan front-page

headline berbunyi ―America has Erred Before the World‖.26

Reaksi negatif juga datang dari

dunia maya, di mana berbagai opini negatif terhadap kebijakan AS muncul di berbagai blog,

seperti misalnya komentar terkenal dari seorang pengguna internet yang berkata "Americans

are shameless, ..., They always blame others for their own problems."27

Berbagai komentar

negatif di dunia maya ini juga lantas meminta pemerintah Cina untuk mengambil langkah

retaliasi yang tegas dalam menyikapi kebijakan tarif ban AS tersebut.

2.2.2. Investigasi Anti-Dumping terhadap Impor Ayam dan Otomotif AS

Dua hari setelah pemerintahan Obama mengeluarkan kebijakan perdagangan berupa

kenaikan tarif impor pada produk ban Cina, pemerintah Cina pun mengeluarkan sebuah

investigasi anti-dumping terhadap produk impor ayam dan otomotif AS. Departemen

Perdagangan Cina mengatakan bahwa investigasi tersebut dikeluarkan menyusul adanya

laporan bahwa AS menerapkan praktek dumping pada produk otomotif dan ayamnya, atau

bahwa kedua produk tersebut merupakan produk yang banyak mendapat subsidi dari

pemerintah AS sehingga harganya relatif lebih murah dibanding harga produk sejenis dari

negara lain.28

Juru bicara Departemen Perdagangan juga mengatakan bahwa impor ayam dan

otomotif dari AS tersebut telah ―memberikan pukulan pada industri domestik‖.29

Kementrian perdagangan, melalui website resminya, juga mengatakan bahwa ia

menerima laporan dari industri domestik bahwa produk impor ayam dan otomotif dari AS

24

Michael Schuman, loc.cit. 25

Ibid. 26

The Economist print edition. The Tyre Wars, Playing with Fire. http://www.economist.com/world/

unitedstates/displaystory.cfm?story_id=14460069, diakses pada 4 November 2009, pukul 05.32. 27

Michael Schuman, loc.cit. 28

The New Zealand Herald, US China Trade Dispute Worsens. http://www.nzherald.co.nz/business/news/

article.cfm?c_id=3&objectid=10597173, diakses pada 4 November 2009, pukul 05.26. 29

Ibid.

Page 11: Analisa Kebijakan Investigasi Anti Dumping Cina Terhadap Impor Produk Ayam Dan Otomotif Amerika Serikat

Page | 11

tersebut telah memasuki Cina melalui praktik dumping, subsidi, dan berbagai praktik

perdagangan tidak adil lainnya—tanpa memberikan detail lebih spesifik mengenai produk

apa yang disebut-sebut memasuki Cina melalui praktik-praktik tidak adil tersebut.30

Seorang

juru bicara Departemen Perdagangan Cina, Yao Jian mengatakan bahwa langkah Cina untuk

melaksanakan investigasi anti-dumping dan anti-subsidi pada produk impor ayam dan

otomotif AS merupakan langkah yang ―didasari pada fakta‖.31

Yao juga mengatakan bahwa Departemen Perdagangan Cina telah menerima

permintaan dari berbagai asosiasi perdagangan hewan Cina untuk melakukan investigasi

terkait masalah praktik dumping dan subsidi tersebut. Ma Chuang, wakil ketua dari China

Animal Agriculture Association (CAAA) mengatakan bahwa sebanyak 17 perusahaan

anggota CAAA, bersama dengan berbagai perusahaan domestik lainnya, telah mengajukan

permohonan investigasi pada Departemen Perdagangan Cina.32

Adanya permohonan

investigasi dari berbagai asosiasi perdagangan hewan domestik ini melegitimasi langkah

pemerintah Cina untuk melaporkan dan meminta pada World Trade Organization (WTO)

untuk mengadakan investigasi anti-dumping terhadap AS.

Sementara dari sisi produk otomotif, Menteri Perdagangan Cina, Chen Deming

mengatakan bahwa Beijing akan mulai menginvestigasi hubungan antara bantuan finansial

yang diberikan Washington tahun ini pada General Motors, Ford, dan Chrysler dan efeknya

pada ekspor produk otomotif dari perusahaan tersebut di Cina,33

karena boleh jadi bantuan

finansial yang diberikan pemerintah AS membantu menurunkan harga jual produk otomotif

tersebut di Cina—hal yang tentu saja membuktikan adanya praktek dumping di AS pada

industri otomotifnya. Menyinggung bantuan finansial yang diterima ketiga industri otomotif

tersebut, Edward Harrison mengatakan bahwa General Motors dan Chrysler memang

menerima bantuan sebesar 60 bilyun Dollar Amerika,34

walaupun Harrison tidak

30

Jason Simpkins, op.cit. 31

Xinhua, China Says Anti-Dumping Probe Into US Auto, Chicken Products “Based on Facts.

http://english.people.com.cn/90001/90776/90883/6758489.html, diakses pada 7 November 2009, pukul

09.23. 32

Ibid. 33

Geoff Dyer. China and US Move to Defuse Trade Row. http://edition.cnn.com/2009/BUSINESS/

10/29/china.us.trade.ft/index.html, diakses pada 6 November 2009, pukul 07.20. 34

Edward Harrison, China Launches Retaliatory Investigation Into U.S. Auto Subsidies.

http://www.creditwritedowns.com/2009/10/china-launches-retaliatory-investigation-into-u-s-auto-subsidies.h

tml, diakses pada 8 November 2009, pukul 07.25.

Page 12: Analisa Kebijakan Investigasi Anti Dumping Cina Terhadap Impor Produk Ayam Dan Otomotif Amerika Serikat

Page | 12

menyebutkan apakah bantuan itu memang berpengaruh terhadap harga jual impor kedua

industri tersebut di Cina.

Lebih lanjut lagi, bila paska investigasi anti-dumping, AS terbukti melakukan

dumping pada produk ayam dan otomotifnya, Cina kemudian dapat mengeluarkan kebijakan

perdagangan berupa kenaikan tarif pada produk impor ayam dan otomotif AS tersebut, sesuai

dengan aturan dalam WTO. Bila AS terbukti melakukan praktik dumping, hal ini tentu saja

akan berpengaruh besar pada kondisi perdagangan internasional secara keseluruhan, di mana

negara-negara dunia kemudian juga akan menaikkan tarif impor terhadap produk ayam dan

otomotif AS secara khusus, dan produk impor AS lainnya secara umum, dengan alasan

ketakutan akan adanya praktik dumping untuk produk AS lainnya. Hal ini akan secara

langsung berdampak pada perekonomian AS, yang hingga saat ini sedang berjuang

memperbaiki kondisi perekonomiannya.

2.3. Analisa Investigasi Anti-Dumping Cina terhadap Impor Ayam dan Otomotif AS

Jika menggunakan pengertian kebijakan anti-dumping seperti yang disampaikan

pada kerangka konsep di awal, maka kebijakan anti-dumping diperbolehkan apabila terdapat

dua unsur, yaitu unsur keberadaan praktik dumping itu sendiri (baik berupa adanya perbedaan

harga jual yang lebih rendah dibandingkan harga normalnya, ataupun berupa adanya

pemberian subsidi, kartel, dan berbagai praktik perdagangan lainnya yang dapat membantu

eksporter sehingga harga jual impor menjadi lebih tinggi), dan unsur kerugian material yang

menimpa industri domestik. Bagian ini akan mencoba menganalisa pengajuan investigasi

anti-dumping Cina pada produk impor ayam dan otomotif AS dari kedua unsur tersebut,

adanya praktik dumping dan kerugian material yang menimpa industri Cina.

2.3.1. Analisa Investigasi Anti-Dumping Cina terhadap Impor Ayam AS

Berdasarkan data yang diperoleh dari China customs data, sejak tahun 2005 sampai

tahun 2008, Amerika Serikat menduduki posisi pertama dalam urutan negara dengan jumlah

impor produk peternakan terbesar di Cina (lihat tabel 1), diikuti oleh Brazil, Argentina, Chili,

dan Perancis. Sejak tahun 2005, jumlah impor produk peternakan AS mencapai angka

54,32% dari keseluruhan impor peternakan Cina. Jumlah ini terus meningkat hingga tahun

Page 13: Analisa Kebijakan Investigasi Anti Dumping Cina Terhadap Impor Produk Ayam Dan Otomotif Amerika Serikat

Page | 13

2008. Pada tahun 2008, persentase jumlah impor produk peternakan dari AS ke Cina bahkan

mencapai 72,96% dari keseluruhan impor produk peternakan dari negara-negara dunia

lainnya. Jumlah ekspor yang semakin meningkat ini menunjukkan besarnya permintaan Cina

pada produk ayam AS.

Tabel 1 : Data Impor Produk Peternakan Cina pada Tahun 2005-200835

Tabel 2 : Ekspor Ayam AS ke Cina Tahun 2004-200836

Sementara itu, tabel 2 menunjukkan bahwa dari keseluruhan ekspor ayam AS ke Cina sejak

35

US Department of Agriculture, International Egg and Poultry Review. http://search.ams.usda.gov/

MNDMS/2009/01/PY20090127WIntlPoultryandEgg.pdf, diakses pada 8 November 2009, pukul 08.11. 36

Ibid.

Page 14: Analisa Kebijakan Investigasi Anti Dumping Cina Terhadap Impor Produk Ayam Dan Otomotif Amerika Serikat

Page | 14

tahun 2004 hingga tahun 2008, mayoritas bagian yang paling banyak diekspor adalah bagian

kaki/ceker ayam, di mana jumlahnya mencapai lebih dari 300.000 metrik ton pada tahun

2007, dan mencapai 400.000 metrik ton pada tahun 2008, sementara bagian lainnya relatif

kurang diminati oleh rakyat Cina (ditunjukkan dengan sedikitnya jumlah ekspor pada bagian

lain selain ceker ayam tersebut).

Kedua tabel di atas menunjukkan persentasi ekspor AS yang besar pada produk

ayam impor Cina, terutama untuk bagian ceker ayam. Sehingga, jika Cina ingin

mengadakan investigasi anti-dumping pada produk ayam AS, maka seharusnya

investigasi itu diadakan secara spesifik untuk impor ceker ayam AS, karena impor

produk peternakan lainnya relatif tidak besar sehingga tidak begitu berpengaruh pada

perekonomian Cina, mengingat tujuan diterapkannya kebijakan AD seperti yang telah

disebutkan di muka adalah untuk melindungi industri domestik dari praktik perdagangan

internasional yang tidak adil. Lebih lanjut lagi, keabsahan sebuah investigasi anti-dumping

akan mengacu pada dua bukti, bukti adanya penerapan praktik dumping pada impor ceker

ayam dari negara pengekspor—dalam hal ini, AS—dan bukti adanya kerugian material dari

industri domestik di negara pengimpor—dalam hal ini industri yang menjual produk ayam di

Cina.

Untuk bukti pertama berupa penerapan praktik dumping, sebenarnya kurang begitu

terbukti dalam kasus impor ceker ayam AS ke Cina. Menurut USA Poultry and Egg Export

Council (USAPEEC), harga jual ceker ayam di Cina mencapai 40 sen Dollar AS per pon, di

mana di AS harga jualnya hanya mencapai 2 sen Dollar AS per pon,37

sehingga jelas

eksporter AS tidak melakukan praktik dumping pada produk impor ceker ayamnya di

Cina, karena harga jual domestik ceker ayam di AS jauh lebih rendah daripada di Cina

dikarenakan bagian ceker ayam memang kurang diminati di AS. Adapun harga 2 sen dan 40

sen Dollar AS per pon itu adalah harga jual produk ceker ayam masing-masing di AS dan di

Cina, harga yang sudah termasuk biaya-biaya tambahan lainnya. Harga jual impor ceker

ayam AS di Cina itu, lebih lanjut lagi, disebabkan hanya karena tingginya biaya transportasi

37

Global Times. MOFCOM Launches US Chicken Anti-Dumping Case. http://business.globaltimes.cn/

china-economy/2009-09/472508.html, diakses pada 7 November 2009, pukul 09.19

Page 15: Analisa Kebijakan Investigasi Anti Dumping Cina Terhadap Impor Produk Ayam Dan Otomotif Amerika Serikat

Page | 15

dari AS ke Cina.38

Jika dibandingkan dengan harga jual ceker ayam di negara lain pun, AS

terbukti tidak melakukan praktik dumping karena bagian ceker ayam ini memang kurang

diminati di negara lain selain Cina, sehingga harga jualnya pun relatif lebih rendah daripada

di Cina.

Sementara untuk bukti kedua, yaitu adanya kerugian material dari industri domestik,

hingga kini masih belum dapat dibuktikan. Penulis tidak menyangkal, memang ada—seperti

yang telah disebutkan sebelumnya—laporan dan pengajuan petisi dari China Animal

Agriculture Association (CAAA), yang mencakup sebanyak 17 perusahaan anggota CAAA

dan berbagai perusahaan domestik lainnya, mengenai kerugian-kerugian yang diderita

industri domestik Cina terkait impor produk ayam dari AS tersebut. Akan tetapi hingga

tulisan ini dibuat, penulis masih belum menemukan data yang memadai terkait kerugian

material tersebut. Sehubungan dengan permintaan produk ayam di Cina, Reuters mengatakan

bahwa masyarakat Cina mengkonsumsi 11 juta ton ayam per tahunnya, di mana 10% dari

konsumsi tersebut berasal dari impor, dan AS adalah suplier terbesar dari impor tersebut.39

Data tersebut membuktikan bahwa sebenarnya impor ayam AS seharusnya tidak terlalu

membahayakan kelangsungan industri ayam domestik di Cina, karena produk impor ayam

tersebut hanya mencapai 10% dari keseluruhan konsumsi ayam di Cina. Sehingga seharusnya,

tidaklah beralasan jika pemerintah Cina mengeluarkan investigasi anti-dumping terhadap

produk ayam AS dengan alasan untuk menyelamatkan industri domestik dari ―kerugian

material‖, seperti yang disyaratkan oleh WTO sebagai prasyarat diajukannya investigasi

anti-dumping.

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa pengajuan investigasi

anti-dumping yang dilakukan Cina atas produk impor ayam AS sebenarnya kurang beralasan

karena dua faktor yang merupakan prasyarat diajukannya kebijakan anti-dumping tidaklah

terpenuhi. Pertama, penerapan praktik dumping jelas tidak terbukti pada produk ayam AS,

yang dibuktikan dari harga jual ceker ayam di Cina lebih tinggi dibanding harga jual produk

tersebut di AS sendiri maupun di negara lainnya. Kedua, masuknya impor ayam AS

38 Hal ini disampaikan oleh China Animal Agriculture Association (CAAA), dapat diakses secara online melalui

http://news.alibaba.com/article/detail/agriculture/100172059-1-factbox-u.s.-china-poultry-trade-tensions.html 39

― ―, Factbox-US-China Poultry Trade Tensions. http://news.alibaba.com/article/detail/agriculture/

100172059-1-factbox-u.s.-china-poultry-trade-tensions.html, diakses pada 8 November 2009, pukul 07.46.

Page 16: Analisa Kebijakan Investigasi Anti Dumping Cina Terhadap Impor Produk Ayam Dan Otomotif Amerika Serikat

Page | 16

seharusnya tidak terlalu membahayakan ataupun mendatangkan ―kerugian material‖ bagi

industri ayam domestik di Cina karena impor ayam AS hanya mencapai 10% dari total

konsumsi ayam di Cina, sementara sisanya dipenuhi oleh industri ayam domestik Cina.

2.3.2. Analisa Investigasi Anti-Dumping Cina terhadap Impor Otomotif AS

Sama seperti analisa pada investigasi anti-dumping Cina terhadap impor ayam AS,

penulis akan menganalisa investigasi anti-dumping Cina terhadap impor otomotif AS

berdasarkan dua faktor, yaitu faktor keberadaan praktik dumping, pemberian subsidi, atau

kartel pada industri otomotif AS yang mengekspor produknya ke Cina, serta faktor ―kerugian

material‖ yang diderita industri otomotif domestik di Cina.

Pertama, faktor keberadaan praktik dumping. Seperti telah disebutkan sebelumnya,

investigasi anti-dumping muncul karena adanya kecurigaan industri otomotif AS yang

mengekspor produknya ke Cina mendapat bantuan keuangan berupa pemberian subsidi dari

pemerintah AS paska krisis finansial global kemarin. Penulis juga telah menyebutkan bahwa

memang benar tiga industri otomotif besar dunia—General Motors, Ford, dan

Chrysler—menerima bantuan finansial dari pemerintah AS, terutama General Motor dan

Chrysler yang menerima bantuan sebesar 60 bilyun Dollar Amerika. Akan tetapi, yang

menjadi pertanyaan adalah, seberapa besar peran ketiga industri otomotif tersebut dalam

ekspor otomotif di Cina? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis akan menyajikan data

dari sebuah situs otomotif Cina pada tabel 3 berikut ini.

Page 17: Analisa Kebijakan Investigasi Anti Dumping Cina Terhadap Impor Produk Ayam Dan Otomotif Amerika Serikat

Page | 17

Tabel 3 : Sepuluh Besar Industri Otomotif dan Penjualannya pada September 2009

Dari tabel 3 tersebut, dapat dilihat bahwa sebenarnya General Motors, sebagai salah

satu penjual otomotif utama di Cina, memproduksi produknya secara lokal (ditandai dengan

nama perusahaan yang bernama Shanghai GM, berarti perusahaan tersebut merupakan

General Motors cabang Shanghai, yang berarti produksinya dilakukan di Shanghai, bukan

produk ekspor). Posisi dua sampai sembilan juga tidak satupun yang diduduki oleh Ford

ataupun Chrysler, yang disebut-sebut menerima banyak bantuan finansial dari pemerintah AS.

Hal yang sama terjadi pada Ford Motor Co. yang—sama seperti General Motors

Co.—memproduksi mayoritas kendaraan yang dijual di Chinanya secara lokal, sehingga

seharusnya investigasi anti-dumping yang dilakukan Cina tidak akan berpengaruh banyak

pada dua industri otomotif tersebut.40

Hal yang berbeda akan dialami Chrysler, yang

memang bergantung pada impor sedan Jeep SUV, 300C dan Sebring—tiga produk Chrysler

yang banyak diminati di Cina. Akan tetapi, walaupun Chrysler terbukti mendapat bantuan

finansial dari pemerintah AS, kehadiran ekspor produknya dalam perdagangan otomotif Cina

terbilang kecil yaitu hanya menjual 4.000 unit selama periode Januari-September 2009,

jumlah yang sangat kecil jika dibandingkan dengan penjualan Shanghai General Motors yang

mencapai angka 1,29 juta unit dan Ford yang menjual 228.000 unit kendaraan pada periode

40

Gasgoo Automotive News. China Starts Investigating Some US Auto Imports. http://autonews.gasgoo.com/

auto-news/1012849/China-starts-investigating-some-U-S-auto-imports.html, diakses pada 8 November 2009,

pukul 08.23.

Page 18: Analisa Kebijakan Investigasi Anti Dumping Cina Terhadap Impor Produk Ayam Dan Otomotif Amerika Serikat

Page | 18

yang sama.41

Lebih lanjut lagi, sebuah data menyebutkan bahwa penjualan ekspor otomotif di

Cina sebenarnya lebih berfokus pada kendaraan dari Jepang dan Korea Selatan, bukan dari

AS.42

Sehingga seharusnya walaupun industri otomotif AS banyak mendapat bantuan

finansial berupa subsidi dari pemerintah AS, penjualan produk otomotif tersebut tidak akan

mendatangkan ―kerugian material‖ pada industri otomotif domestik Cina karena impor

industri otomotif AS di Cina terbilang sangat kecil. Data dari China Association of

Automobile Manufactures juga mengatakan bahwa dari 6,22 juta unit kendaraan yang terjual

di Cina pada periode Januari-Agustus 2009, kurang dari 200.000 unit berasal dari produk

impor; dan dari jumlah unit impor tersebut, hanya 27.000 unit yang berasal dari AS43

—berarti

hanya 0,43% produk otomotif Cina yang berasal dari AS, jumlah yang sangat kecil untuk

mengindikasikan terjadinya ―kerugian material‖ pada industri otomotif domestik Cina.

Dari berbagai uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa sebenarnya investigasi

anti-dumping pada impor otomotif AS merupakan kebijakan yang tidak perlu dilakukan dan

tidak mempunyai alasan yang kuat. Hal tersebut dikarenakan, walaupun terbukti bahwa

beberapa industri otomotif AS mendapat bantuan subsidi dari pemerintah AS, penjualan

kendaraan-kendaraan impor tersebut hanya mencakup sebagian kecil dari seluruh penjualan

otomotif di Cina. Sehingga seharusnya pemberian subsidi tidak akan terlalu berpengaruh

pada pertumbuhan industri otomotif domestik, atau dengan kata lain praktik dumping yang

terjadi pada impor produk otomotif AS tidak akan menimbulkan “kerugian material”

pada industri domestik, yang merupakan salah satu syarat utama diajukannya kebijakan

anti-dumping di suatu negara.

2.4. Investigasi Anti-Dumping Cina pada Impor Ayam dan Otomotif AS dan Kaitannya

dengan Kenaikan Tarif Impor Ban Cina oleh AS

Sebelas September 2009 lalu, Presiden Obama mengumumkan adanya kenaikan tarif

pada impor ban dari Cina sebesar 35%. Keputusan ini melahirkan protes dari berbagai pihak 41

Ibid. 42

MercoPress. Beijing Reacts to Higher Tyre’ Tariff With Probes Into US Poultry and Cars.

http://en.mercopress.com/2009/09/14/beijing-reacts-to-higher-tyre-tariffs-with-probes-into-us-poultry-and-ca

rs, diakses pada 7 November 2009, pukul 09.40. 43

Gasgoo Automotive News, op.cit.

Page 19: Analisa Kebijakan Investigasi Anti Dumping Cina Terhadap Impor Produk Ayam Dan Otomotif Amerika Serikat

Page | 19

terutama dari pihak Cina yang memandang kebijakan Obama itu sebagai kebijakan yang

proteksionis. Dua hari setelah kebijakan tarif ban itu diumumkan, pemerintah Cina

mengumumkan bahwa Cina akan melakukan investigasi anti-dumping pada impor ayam dan

otomotif dari Cina, dengan alasan kedua produk tersebut memasuki pasar Cina dengan cara

yang tidak adil, dengan didukung adanya praktik dumping dan pemberian subsidi oleh

pemerintah AS. Jangka waktu yang sangat singkat atas pengeluaran kebijakan investigasi

anti-dumping dengan kebijakan AS berupa kenaikan tarif ban Cina mengundang spekulasi

dari berbagai pihak, yang menyebutkan kebijakan investigasi anti-dumping Cina sebagai

langkah retaliasi atas kebijakan tarif ban AS.

Adapun dari berbagai analisis sebelumnya, penulis telah membuktikan bahwa

sebenarnya investigasi anti-dumping Cina terhadap impor ayam dan otomotif AS merupakan

kebijakan yang cenderung mengada-ada dan tidak memiliki alasan yang jelas, karena produk

impor ayam dan otomotif tersebut jelas tidak memenuhi dua kriteria utama diajukannya

kebijakan anti-dumping (AD), yaitu adanya penerapan praktik dumping di negara pengekspor

(dalam hal ini, AS), dan adanya ―kerugian material‖ pada industri domestik di negara

pengimpor (dalam hal ini, Cina). Tidak dipenuhinya dua faktor tersebut meyakinkan

anggapan penulis bahwa kebijakan investigasi ini sebenarnya hanyalah merupakan langkah

pemerintah Cina untuk ―membalas‖ kebijakan kenaikan tarif ban yang dikeluarkan AS atas

impor ban Cina.

Terlalu singkatnya jangka waktu pengeluaran kebijakan tarif ban AS dengan

kebijakan investigasi anti-dumping Cina, yaitu hanya berselang dua hari, juga memperkuat

dugaan utama penulis. Penulis berpendapat, adapun kebijakan pemerintah Cina ini diambil

untuk menunjukkan pada AS bahwa Cina tidak senang dengan kebijakan perdagangan yang

baru AS keluarkan tersebut. Sehingga memang apa yang ditargetkan pemerintah Cina,

menurut penulis, bukanlah penurunan penjualan ekspor ayam dan otomotif AS ke Cina, akan

tetapi lebih kepada efek dari kebijakan investigasi anti-dumping itu sendiri terhadap

kepercayaan pasar internasional pada produk-produk ekspor AS. Penulis berkesimpulan,

dengan menyebarkan dugaan bahwa produk ayam dan otomotif AS memasuki pasar Cina

dengan praktik-praktik perdagangan tidak adil seperti dumping dan pemberian subsidi,

pemerintah Cina bermaksud mengirimkan sinyal pada negara-negara pengimpor produk AS

Page 20: Analisa Kebijakan Investigasi Anti Dumping Cina Terhadap Impor Produk Ayam Dan Otomotif Amerika Serikat

Page | 20

lain, bahwa ada kemungkinan produk-produk impor AS lainnya juga merupakan hasil praktik

perdagangan internasional yang tidak adil. Sehingga, menurut penulis, alasan sesungguhnya

di balik kebijakan investigasi anti-dumping Cina atas impor ayam dan otomotif AS bukanlah

didasarkan pada kepentingan ekonomi—yaitu untuk menyelamatkan industri domestik Cina

dari serbuan produk impor AS—melainkan lebih ke alasan politik, yaitu untuk mengirimkan

pesan pada AS bahwa Cina tidak takut dan tidak senang pada kebijakan tarif ban AS,

sekaligus berusaha mempengaruhi negara pengimpor produk AS lain agar berhati-hati pada

produk dari AS.

Page 21: Analisa Kebijakan Investigasi Anti Dumping Cina Terhadap Impor Produk Ayam Dan Otomotif Amerika Serikat

Page | 21

BAB III

KESIMPULAN

Dalam pernyataannya, pemerintah Cina menyebutkan bahwa kebijakan investigasi

anti-dumpingnya sama sekali tidak berhubungan dengan kebijakan perdagangan kenaikan

tarif impor ban Cina yang baru saja dikeluarkan Presiden Obama dua hari sebelum

pengeluaran keputusan kebijakan investigasi anti-dumping Cina. Kebijakan investigasi

anti-dumping itu sendiri dikeluarkan menyusul adanya laporan bahwa eksporter ayam dan

otomotif dari Amerika Serikat melakukan praktik dumping pada penjualannya di Cina. Cina

pun memutuskan untuk melakukan investigasi anti-dumping pada impor ayam dan otomotif

Amerika Serikat (AS), langkah yang harus diambil sebelum menerapkan kebijakan

anti-dumping. Adapun kebijakan anti-dumping dapat dilaksanakan setelah proses investigasi

anti-dumping dilakukan, yaitu apabila negara eksportir terbukti melakukan praktik dumping,

atau apabila produk impor tersebut mendatangkan ―kerugian material‖ pada industri domestik

negara pengimpor. Dua faktor ini ternyata, hingga tulisan ini dibuat, belum dapat dibuktikan

kebenarannya sehingga alasan Cina mengeluarkan kebijakan investigasi anti-dumping pun

semakin diragukan.

Pemerintah Cina awalnya beralasan investigasi ini diambil demi alasan ekonomi,

yaitu untuk melindungi industri domestik Cina dari praktik perdagangan internasional yang

tidak adil dari AS. Akan tetapi, analisis dalam makalah ini membuktikan bahwa alasan

ekonomi itu sesungguhnya tidak cukup kuat. Sebaliknya, alasan politik justru memegang

peranan besar dalam menjelaskan kebijakan investigasi anti-dumping ini. Penulis melihat,

alasan utama pemerintah Cina mengeluarkan kebijakan investigasi anti-dumping terhadap

impor ayam dan otomotif AS sebenarnya lebih sebagai upaya pembalasan terhadap kebijakan

kenaikan tarif ban AS, sebuah alasan politik untuk membuktikan ketidaksetujuan pemerintah

Cina pada kebijakan perdagangan AS tersebut.

Page 22: Analisa Kebijakan Investigasi Anti Dumping Cina Terhadap Impor Produk Ayam Dan Otomotif Amerika Serikat

Page | 22

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Blonigen, Bruce A., dan Thomas J. Prusa. 2003. ―Antidumping‖, dalam E. Kwan Choi dan

James Harrigan, Handbook of International Trade. Oxford: Blackwell Publishing.

Kennedy, Scott. 2007. ―China’s Porous Protectionism: The Changing Political Economy of

Trade Policy‖, dalam Ka Zeng (ed.), China’s Foreign Trade Policy: The New

Constituencies. New York: Routledge.

Law, Patrick. 1993. Trading Free: The GATT and US Trade Policy. New York: The

Twentieth Century Fund Press.

Lindert, Peter H., dan Charles P. Kindleberger. 1987. Ekonomi Internasional, dalam Rudy

Sitompul (ed.). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Ruggie, John G. 1991. ―Embedded Liberalism Revisited: Institutions and Progress in

International Economic Relations‖, dalam E. Adler dan B. Crawford (ed.), Progress in

Postwar International Relations. New York: Columbia University Press.

Sumber Internet:

Bangkok Post, China Hits Back in US Trade Dispute. http://www.bangkokpost.com/

breakingnews/154254/china-hits-back-in-us-tyre-import-dispute, diakses pada 6

November 2009, pukul 07.16.

Coughlin, Cletus C., dan Geoffrey E. Wood, An Introduction to Non Tariff Barriers to Trade,

diakses dari http://research.stlouisfed.org/publications/review/89/01/Trade_Jan_

Feb1989.pdf, 27 Oktober 2009, pukul 17.15.

Dyer, Geoff. China and US Move to Defuse Trade Row.

http://edition.cnn.com/2009/BUSINESS/ 10/29/china.us.trade.ft/index.html, diakses pada

6 November 2009, pukul 07.20.

Gasgoo Automotive News. China Starts Investigating Some US Auto Imports.

http://autonews.gasgoo.com/auto-news/1012849/China-starts-investigating-some-U-S-aut

o-imports.html, diakses pada 8 November 2009, pukul 08.23.

Global Times. MOFCOM Launches US Chicken Anti-Dumping Case. http://business.global

times.cn/china-economy/2009-09/472508.html, diakses pada 7 November 2009, pukul

Page 23: Analisa Kebijakan Investigasi Anti Dumping Cina Terhadap Impor Produk Ayam Dan Otomotif Amerika Serikat

Page | 23

09.19

Harrison, Edward. China Launches Retaliatory Investigation Into U.S. Auto Subsidies.

http://www.creditwritedowns.com/2009/10/china-launches-retaliatory-investigation-into-u

-s-auto-subsidies.html, diakses pada 8 November 2009, pukul 07.25

MercoPress. Beijing Reacts to Higher Tyre’ Tariff With Probes Into US Poultry and Cars.

http://en.mercopress.com/2009/09/14/beijing-reacts-to-higher-tyre-tariffs-with-probes-int

o-us-poultry-and-cars, diakses pada 7 November 2009, pukul 09.40.

Poon, Terence, et.all., China Seeks Talk at WTO Over Tire-Import Tariff.

http://online.wsj.com/article/ SB125292818818208401.html, diakses pada 4 November

2009, pukul 06.35.

Schuman, Michael. Why the China-US Trade is Heating Up. http://www.time.com/time/

business/article/0,8599,1922155,00.html, diakses pada 4 November 2009, pukul 05.20.

Simpkins, Jason. US Trade Spat with China Escalates, But Is Unlikely to Cause a Significant

Rift. http://www.moneymorning.com/2009/09/14/u.s.-china-trade/, diakses pada 4

November 2009, pukul 05.45.

Stokson, Bendjamin. World Markets Shaken by the US-China Trade Dispute.

http://bendjaminstokson.vox.com/library/post/world-markets-shaken-by-us-china-trade-di

spute.html, diakses pada 4 November 2009, pukul 05.42.

The Economist print edition. The Tyre Wars, Playing with Fire. http://www.economist.com/

world/unitedstates/displaystory.cfm?story_id=14460069, diakses pada 4 November 2009,

pukul 05.32.

The New Zealand Herald, US China Trade Dispute Worsens. http://www.nzherald.co.nz/

business/news/article.cfm?c_id=3&objectid=10597173, diakses pada 4 November 2009,

pukul 05.26.

US Department of Agriculture, International Egg and Poultry Review. http://search.ams.

usda.gov/MNDMS/2009/01/PY20090127WIntlPoultryandEgg.pdf, diakses pada 8

November 2009, pukul 08.11.

Xinhua, China Says Anti-Dumping Probe Into US Auto, Chicken Products “Based on Facts.

http://english.people.com.cn/90001/90776/90883/6758489.html, diakses pada 7

November 2009, pukul 09.23.

.― ―, Factbox-US-China Poultry Trade Tensions. http://news.alibaba.com/

article/detail/agriculture/100172059-1-factbox-u.s.-china-poultry-trade-tensions.html,

diakses pada 8 November 2009, pukul 07.46.