Post on 10-Nov-2021
i
MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK MELALUI METODE
DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 4 - 5 TAHUN DI TK WISANGGENI DEPOK
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
Nama : Fia Rahmawati NIM : 2011817016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2018
i
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Skripsi Agustus 2018 Fia Rahmawati (2011817016) MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK WISANGGENI DEPOK xv + 78 Halaman + 4 Tabel + 4 Gambar + 15 lampiran
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) Bagaimana pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik sebelum diterapkan metode demonstrasi, (2) Apakah pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik dapat ditingkatkan melalui metode demonstrasi, (3) Informasi proses peningkatan pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik melalui metode demonstrasi pada anak usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni, Depok. Penelitian ini dilaksanakan di TK Wisanggeni, Depok. Metode yang digunakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan dengan mengumpulkan data melalui: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah anak usia 4-5 tahun sebanyak 16 orang. Hasil penelitian diketahui: (1) Pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik pada anak usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok sebelum diterapkan metode demonstrasi sangat buruk sekali, (2) Metode demonstrasi dapat meningkatkan pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik pada anak usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok, terlihat dari prosentase ketercapaian pra siklus sebesar 46.6%, terjadi peningkatan 20.1% menjadi 66.7% pada siklus I, pada siklus II kembali terjadi peningkatan 18.5% menjadi 85.2%, penelitian tindakan kelas dihentikan pada siklus II, (3) Proses pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik melalui metode demonstrasi, yaitu guru memberikan contoh jenis sampah organik dan anorganik, memberikan fasilitas atau media pendukung seperti, media gambar, bak atau tempat sampah organik dan anorganik sehingga anak dengan mudah mampu menerima dan menyerap materi yang disampaikan guru.
Kata Kunci : Pembiasaan Membuang Sampah, Demonstrasi, Usia 4-5 Tahun
Daftar Pustaka: 35 buku (2003 – 2014)
i
ii
iii
iv
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK PENINGKATAN AKADEMIK
Sebagai sivitas Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta, saya yang bertandatangan di bawahini: Nama : Fia Rahmawati No. Pokok : 2011817016 Program Studi : Pendidikan Guru Anak Usia Dini Fakultas : Ilmu Pendidikan JenisKarya : Skripsi Demi pengembangan ilmu pendidikan menyetujui untuk memberikan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta Hak Bebas Royalty Non Eksklusif (Non Exlussive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
Meningkatkan Pembiasaan Membuang Sampah Organik dan Anorganik Melalui Metode Demonstrasi Pada Anak Usia 4-5 Tahun di TK.Wisanggeni Depok
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan ini hak bebas royalty Fakultas Ilmu Pendidikan berhak menyimpan, menggali media mengelola dalam bentuk perangkat data (data base), merawat dan mempublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Dibuat di Jakarta, Pada tanggal, Agustus 2018
Fia Rahmawati
vi
PERSEMBAHAN
Puji Syukur kepada Allah SWT,yang telah memberikan saya tugas berat yaitu Skripsi. Sholawat dan salam kepada junjungan Nabi Muhammad
S.A.W Semoga Hidayah nya dan Syafaatnya diberikan kepada Mahasiswi semester Akhir yang sedang Berjihad di Medan Skripsi.
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Orang tua saya yang selalu mendoakan putra dan putrinya menuju
gerbang kehidupan
2. Suami tercinta Taher Anwar yang selalu mensupport dan dengan
sabar menanti kelulusan
3. Bapak dan Ibu Mertua yang selalu mendoakan saya dan membantu
menjaga kedua anak saya dengan sepenuh hati.
4. Anak-anakku yang selalu bertannya kapan ibu selesainya,
Alhamdulilah nak akhirnya selesai sudah.
5. Dosen Pembimbing Bapak Dr. Farihen, M.Ag., yang selalu
menyempatkan waktunya.
6. Teman-teman seperjuangan PG PAUD UMJ angkatan 2011
vii
MOTTO
“Yakin dengan kemampuan yang kita miliki,
semua akan ada hasilnya”
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, akhirnya penulis menyelesaikan skripsi ini dengan
baik dan lancar. Puji syukur tak lupa dipanjatkan kehadirat Allah SWT,
serta shalawat dan salam tak lupa disanjungkan kepada Rasulullah SAW,
keluarga dan para sahabatnya.
Skripsi yang berjudul ”Meningkatkan Pembiasaan Membuang
Sampah Organik dan Anorganik Melalui Metode Demonstrasi Pada
Anak Usia 4-5 Tahun di TK Wisanggeni Depok” ini disadari masih terdapat
kekurangannya, baik dalam penulisan maupun penyajiannya. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat diharapkan.
Pada kesempatan ini, tidak lupa diucapkan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada para pihak yang telah membantu hingga
selesainya skripsi ini, terutama ditujukan kepada:
1. Bapak Dr. Iswan, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
2. Ibu Dr. Diah Andika Sari, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGPAUD
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
3. Bapak Dr. Farihen M.Ag., selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya serta memberikan bimbingan dan arahannya.
4. Seluruh Civitas Akademika Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Jakarta, terima kasih atas segala-galanya hingga
dapat terselesaikannya studi ini.
ix
5. Ibu Jaronah, S.Pd.I., selaku Kepala Sekolah TK Wisanggeni, terima
kasih atas izin dan motivasinya.
6. Guru-guru TK Wisanggeni, terima kasih atas motivasinya.
7. Suami tercinta Taher Anwar beserta Ibu dan anak-anakku tercinta
terima kasih atas doa dan bantuannya baik moril maupun spirituil yang
tidak henti-hentinya.
8. Teman-teman angkatan 2011, Program Studi Pendidikan Anak Usia
Dini (PG-AUD), Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Jakarta, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
9. Semua pihak yang telah menjadi jalan kemudahan dalam
penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah membalas segala kebaikan dengan balasan yang
setimpal. Amin.
Jakarta, Agustus 2018 Penulis,
Fia Rahmawati
x
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK………………………………………………………………… LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………
i ii
LEMBAR PERSETUJUAN PANITIA UJIAN SKRIPSI……………… iii LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………… FAKTA INTEGRITAS…………………………………………………… PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH………………
iv v vi
PERSEMBAHAN………………………………………………………… vii MOTTO…………………………………………………………………… viii KATA PENGANTAR……………………………………………………… ix DAFTAR ISI……………………………………………………………… xi DAFTAR TABEL………………………………………………………… xiii DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… xiv DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… xv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................... 1
B. Fokus Masalah ............................................................. 4
C. Rumusan Masalah ........................................................ 4
D. Tujuan Penelitian .......................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ....................................................... 5
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ................................................................... 7
1. Hakikat Pembiasaan Membuang Sampah..... ......... 7
2. Hakikat Model Demonstrasi ...................................... 22
B. Kerangka Berpikir ......................................................... 32
C. Hipotesis Tindakan ....................................................... 34
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................... 35
B. Metode Penelitian ......................................................... 35
xi
C. Subyek Penelitian ......................................................... 37
D. Rancangan Tindakan .................................................... 37
E. Kriteria Keberhasilan Tindakan ..................................... 39
F. Desain dan Prosedur Tindakan .................................... 40
G. Sumber Data ................................................................. 41
H. Instrumen Penelitian ..................................................... 42
I. Teknik Analisis Data ..................................................... 44
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................. 46
B. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................... 71
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................... 76
B. Saran ............................................................................ 77
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 79
LAMPIRAN ........................................................................................... 82
RIWAYAT HIDUP .................................................................................. 103
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Hasil Observasi Pra Siklus................................................. 49
Tabel 4.2 Hasil Observasi Siklus I ..................................................... 56
Tabel 4.3 Hasil Observasi Siklus II .................................................... 65
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Observasi Pra Siklus, Siklus I, dan II .... 69
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Peningkatan Pembiasaan Membuang Sampah
Organik dan Anorganik Melalui Metode Demonstrasi
Pada Anak Usia 4-5 Tahun di TK Wisanggeni, Depok
Pra Siklus ..................................................................... 51
Gambar 4.2 Peningkatan Pembiasaan Membuang Sampah
Organik dan Anorganik Melalui Metode Demonstrasi
Pada Anak Usia 4-5 Tahun di TK Wisanggeni, Depok
Siklus I .......................................................................... 57
Gambar 4.3 Peningkatan Pembiasaan Membuang Sampah
Organik dan Anorganik Melalui Metode Demonstrasi
Pada Anak Usia 4-5 Tahun di TK Wisanggeni, Depok
Siklus II ......................................................................... 66
Gambar 4.3 Rekapitulasi Peningkatan Peningkatan Pembiasaan
Membuang Sampah Organik dan Anorganik Melalui
Metode Demonstrasi Pada Anak Usia 4-5 Tahun di TK
Wisanggeni, Depok Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ... 70
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Kegiatan Harian (RKH) ................................. 82 Lampiran 2 Data hasil observasi pra siklus .................................... 90 Lampiran 3 Data hasil observasi siklus I ........................................ 91 Lampiran 4 Data hasil observasi siklus II ....................................... 92 Lampiran 5 Instrumen Penelitian .................................................... 93 Lampiran 6 Catatan Lapangan Pra Siklus ..................................... 94 Lampiran 7 Catatan Lapangan Siklus I ........................................... 95 Lampiran 8 Catatan Lapangan Siklus II .......................................... 96 Lampiran 9 Foto Hasil Kegiatan Pra Siklus ................................... 97 Lampiran 10 Foto Hasil Kegiatan Siklus I ......................................... 98 Lampiran 11 Foto Hasil Kegiatan Siklus II ........................................ 99 Lampiran 12 Surat Keterangan Penelitian ........................................ 100 Lampiran 13 Lembar Bimbingan ....................................................... 101 Lampiran 14 Daftar Riwayat Hidup Kolaborator ............................... 102 Lampiran 15 Daftar Riwayat Hidup Penulis ...................................... 103
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu upaya untuk membentuk anak yang
cerdas, ceria dan berahlak mulia dan merupakan salah satu tujuan
pendidikan nasional. Pendidikan bagi anak merupakan suatu hal yang
penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini
dalam upaya meningkatkan potensi anak agar tumbuh dan
berkembang secara optimal.
Menurut Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003
(2013:25) tertulis bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah
suatu upaya yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Mengenali dan memahami tumbuhkembang anak bagi orang
tua adalah sangat penting artinya demi menjaga dan mempertahankan
perkembangan dan pertumbuhan agar anak tumbuh sehat, cerdas,
kuat, serta mendapatkan banyak pengalaman. Hal ini sangat penting
agar kelak anak dapat berhasil dalam kehidupannya.
Pendidikan anak usia dini (PAUD) diarahkan untuk memfasilitasi
tumbuh kembang anak secara sehat dan optimal sesuai dengan nilai,
2
norma, dan harapan masyarakat. Pemberian rangsangan pendidikan
untuk anak usia dini yang kondusif dapat dilaksanakan secara efektif
dengan bantuan lembaga-lembaga pendidikan yang menyediakan
wahana bermain untuk anak-anak sebagai taman pendidikan
prasekolah dasar.
Selain pendidikan kehidupan yang sehat merupakan keinginan
dan dambaan semua orang, jika tubuh sakit perasaan tidak akan
senang dan tentu saja tubuh akan merasa sakit, kekayaan menjadi
tidak menyenangkan dan kapandaian menjadi tidak teramalkan bila
tubuh sakit.
Kesehatan mempengaruhi tingkat kepuasan anak dalam
bermain aktif. Anak yang sehat dapat meluangkan lebih banyak waktu
untuk bermain dengan teman-temannya, serta mendapat tingkat
kesenangan yang lebih tinggi dari pada anak-anak yang kurang
sehat.Hal ini karena anak yang kuran sehat cenderung cepat lelah
sehingga tidak dapat menikmati waktu bermain bersama temannya.
Anak usia sekolah, adalah usia yang merupakan periode emas
untuk menanamkan nilai-nilai penting kesehatan. Dalam kegiatan
sehari hari anak-anak menghabiskan sebagian waktu dalam
lingkungan sekolah. Jika tidak dikelola dengan baik, sebagian tempat
belajar mengajar di sekolah merupakan tempat yang rawan untuk
penularan penyakit bagi komunitas di dalamnya.
3
Pendidikan anak usia dini jangan hanya sekedar mengejar
target kurikulum, keinginan masyarakat dan orang tua, seperti
kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Tetapi pendidikan yang
sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Pada
kenyataannya masih terdapat sekolah yang hanya mengedepankan
intelektualitas, dan dipihak lain perhatian orang tua terkadang
dikalahkan dengan urusan ekonomi, dan hanya menuntut anaknya
bisa membaca dan menulis pada usia dini, sementara pemahaman
pentingnya membuang sampah organik dan anorganik masih sangat
kurang.
Mengingat pentingnya menanamkan pembiasaan untuk
membuang sampah organik dan anorganik ke dalam masing-masing
bak sampah yang tersedia, maka diharapkan akan berdampak baik
pada kebersihan lingkungan sekolah.
Berdasarkan survey sebelum penelitian yang dilakukan pada
anak usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok, diketahui pemahaman
anak terhadap pentingnya membuang sampah organik dan anorganik
pada tempatnya masih sangat kurang. Oleh sebab itu, penting bagi
guru atau pendidik untuk memberikan contoh membiasakan kepada
anak untuk membuang sampah organik dan anorganik ke dalam
masing-masing bak sampah yang tersedia. Upaya yang dilakukan guru
salah satunya melalui metode demonstrasi.
4
Berdasarkan uraian di atas, dalam rangka upaya mengatasi
kondisi anak yang belum terbiasa membuang sampah organik dan
anorganik pada masing-masing bak sampah yang tersedia di
lingkungan sekolah. Maka peneliti tertarik untuk mencari solusi dari
masalah yang terjadi dengan mengangkat obyek “Meningkatkan
Pembiasaan Membuang Sampah Organik dan Anorganik Melalui
Metode Demonstrasi pada Anak Usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni
Depok”.
B. Fokus Masalah
Dari beberapa masalah yang terdapat pada latar belakang,
peneliti hanya memfokuskan pada penelitian untuk meningkatkan
pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik pada anak
usia 4-5 tahun melalui kegiatan metode Demonstrasi di TK Wisanggeni
Depok agar mampu membuang sampah dengan teratur dan benar.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar permasalahan yang telah dikemukakan di
atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan:
1. Bagaimana pembiasaan membuang sampah organik dan
anorganik pada anak usia 4-5 tahun sebelum diterapkan metode
demonstrasi?
2. Apakah pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik
pada anak usia 4-5 tahun dapat ditingkatkan melalui metode
demonstrasi?
5
3. Bagaimana proses pembiasaan membuang sampah organik dan
anorganik pada anak usia 4-5 tahun dapat ditingkatkan melalui
metode demonstrasi?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian permasalahan di atas dapat dirumuskan
bahwa penelitian bertujuan:
1. Untuk mengetahui bagaimana pembiasaan membuang sampah
organik dan anorganik pada anak usia 4-5 tahun sebelum
diterapkan metode demonstrasi.
2. Untuk mengetahui apakah pembiasaan membuang sampah.
organik dan anorganik pada anak usia 4-5 tahun dapat ditingkatkan
melalui metode demonstrasi.
3. Untuk mendapatkan informasi bagaimana proses peningkatan
pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik melalui
metode demonstrasi pada anak usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni,
Depok.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini sangat penting bagi anak, orang tua maupun guru.
Adapun manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Bagi Guru
a. Dapat meningkatkan ketrampilan dalam penggunaan metode
yang tepat dalam proses pembelajaran.
6
b. Dapat meningkatkan kesadaran guru akan pentingnya
membuang sampah organik dan anorganik yang benar.
c. Dapat meningkatkan minat untuk melakukan penelitian.
2. Manfaat Bagi Anak
a. Dapat meningkatkan pembiasaan membuang sampah organik
dan anorganik pada anak.
b. Dapat meningkatkan kesadaran anak akan pentingnya menjaga
kebersihan di lingkungan sekolah.
3. Manfaat Bagi Orang Tua
a. Dapat meningkatkan kesadaran orang tua akan pentingnya
membuang sampah organik dan anorganik sejak dini pada
anak.
b. Dapat meningkatkan pemahaman tentang pembiasaan
membuang sampah organik dan anorganik.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Konseptual
1. Hakikat Pembiasaan Membuang Sampah
a. Pengertian Pembiasaan
Tim Pustaka (2010:125), secara etimologis, pembiasaan
berasal dari kata “biasa”, yakni seperti sedia kala atau seperti
yang sudah-sudah. Maunah (2009:93), dengan adanya prefiks
“pe” dan sufiks “an” menunjukkan arti proses, sehingga
pembiasaaan dapat diartikan dengan proses membuat
sesuatu/seseorang menjadi terbiasa.
Pembiasaan (habituation) merupakan proses
pembentukan sikap dan perilaku yang relatif menetap dan
bersifat otomatis melalui proses pembelajaran yang berulang-
ulang. Sikap atau perilaku yang menjadi kebiasaan mempunyai
ciri; perilaku tersebut relatif menetap, umumnya tidak
memerlukan fungsi berpikir yang cukup tinggi, misalnya untuk
dapat mengucapkan salam cukup fungsi berpikir berupa
mengingat atau meniru saja, bukan sebagai hasil dari proses
kematangan, tetapi sebagai akibat atau hasil pengalaman atau
belajar, dan tampil secara berulang-ulang sebagai respons
terhadap stimulus yang sama.
8
Menurut Arif (2002:110), pembiasaan dapat diartikan
sebagai sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan
anak didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan
tuntutan ajaran islam. Pembiasaan dinilai efektif jika
penerapannya dilakukan terhadap peserta didik yang berusia
kecil. Karean memiliki “rekaman” ingatan yang kuat dan kondisi
kepribadian yang belum matang, sehingga mereka mudah
terlarut dengan kebiasaan-kebiasaan yang mereka lakukan
sehari-hari.
Menurut Aly (2003:184), pembiasaan dapat diartikan
sebagai sebuah metode dalam pendidikan berupa proses
penanaman kebiasaan. Inti dari pembiasaan ialah pengulangan.
Ahmad (2010:144), mengatakan jika guru setiap masuk kelas
mengucapkan salam, itu telah dapat diartikan sebagai usaha
membiasakan.
Pembiasaan merupakan upaya praktis dalam pendidikan
dan pembinaan anak. Hasil dari pembiasaan yang dilakukan
seorang pendidik adalah terciptanya suatu kebiasaan bagi anak
didiknya. Seorang anak yang terbiasa mengamalkan nilai-nilai
ajaran Islam lebih dapat diharapkan dalam kehidupannya nanti
akan menjadi seorang muslim yang saleh. Pembiasaan yang
dilakukan sejak dini akan membawa kegemaran dan kebiasaan
9
tersebut menjadi semacam kebiasaan sehingga menjadi bagian
tidak terpisahkan dari kepribadiannya.
Al-Ghazali dalam Muhammad (2006:109), mengatakan:
anak adalah amanah orang tuanya, hatinya yang bersih adalah
permata berharga nan murni, yang kosong dari setiap tulisan
dan gambar. Hati itu siap menerima setiap tulisan dan
cenderung pada setiap yang ia inginkan. Oleh karena itu, jika
dibiasakan mengerjakan yang baik, lalu tumbuh di atas
kebaikan itu maka bahagialah ia di dunia dan akhirat, orang
tuanya pun mendapat pahala bersama.
Ibnatul, dkk (2013:1) mengatakan bahwa pembiasaan
merupakan kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang agar
sesuatu tersebut dapat menjadi kebiasaan. Pembiasaan adalah
segala sesuatu yang dilakukan secara berulang untuk
membiasakan individu dalam bersikap, berperilaku, dan berpikir
dengan benar. Dalam proses pembiasaan berintikan
pengalaman, sedangkan yang dibiasakan adalah sesuatu yang
diamalkan.
Sementara itu, menurut Aristoteles dalam Saptono
(2011:58), keutamaan hidup didapat bukan pertama-tama
melalui pengetahuan (nalar), melainkan melalui habitus, yaitu
kebiasaan melakukan yang baik. Karena kebiasaan itu
menciptakan struktur hidup sehingga memudahkan seseorang
10
untuk bertindak. Melalui habitus, orang tak perlu susah payah
bernalar, mengambil jarak atau memberi makna setiap kali
hendak bertindak.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
pembiasaan merupakan proses kegiatan yang dilakukan secara
berulang-ulang yang bertujuan untuk membuat individu menjadi
terbiasa dalam bersikap, berperilaku dan berpikir sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan dari proses pembiasaan di
sekolah untuk membentuk sikap dan perilaku siswa yang relatif
menetap karena dilakukan secara berulang-ulang baik di dalam
proses pembelajaran maupun di luar proses pembelajaran.
b. Tujuan Pembiasaan
Daradjat (2009:61) hendaknya seorang pendidik
menyadari bahwa dalam pembinaan pribadi anak sangat
diperlukan pembiasaan-pembiasaan dan latihan-latihan yang
cocok dan sesuai dengan perkembangan jiwa anak. Karena
pembiasaan dan latihan tersebut akan berdampak pada sikap
tertentu anak, dan lambat laun sikap itu akan bertambah jelas
dan kuat, akhirnya tidak tergoyahkan lagi karena telah masuk
menjadi bagian dari pribadinya. Dengan kata lain, tujuan
dilakukannya pembiasaan adalah untuk melatih serta
membiasakan anak didik secara konsisten dan berkelanjutan
(countinue) dengan sebuah tujuan, sehingga apa yang
11
diinginkan benar-benar tertanam pada diri anak dan akhirnya
menjadi kebiasaan yang sulit dilupakan dan ditinggalkan di
kemudian hari.
Syah (2008:123), mengatakan pembiasaan adalah
proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan
kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Pembiasaan selain
menggunakan perintah, suri teladan, dan pengalaman khusus,
juga menggunakan hukuman dan ganjaran. Tujuannya agar
siswa memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan baru
yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan
kebutuhan ruang dan waktu (kontekstual). Selain itu, arti tepat
dan positif di atas ialah selaras dengan norma dan tata nilai
moral yang berlaku, baik yang bersifat religius maupun
tradisional dan cultural.
Dari penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
tujuan dilakukannya pembiasaan adalah untuk melatih serta
membiasakan peserta didik secara konsisten dan kontinyu
dengan sebuah tujuan, sehingga benar-benar tertanam pada
diri anak dan akhirnya menjadi kebiasaan yang sulit ditinggalkan
di kemudian hari.
c. Teori Belajar Behavioristik
Djaali (2008:78), mengemukakan psikologi behavioristik
merupakan salah satu dari tiga aliran psikologi pendidikan yang
12
tumbuh dan berkembang secara beruntun dari periode ke
periode. Dalam perkembangannya tersebut bermunculan teori
belajar, yang secara garis besar dikelompokkan pada dua teori
belajar, yaitu teori belajar conditioning dan teori belajar
connectionism.
Prawira (2012:241), behaviorisme artinya serba tingkah
laku. Perkembangan psikologi behaviorisme terjadi di Rusia
dengan munculnya tokoh-tokoh psikologi seperti Ivan Pavlov.
Namun, sejauh itu perkembangan psikologi behaviorisme
tampak paling pesat di Amerika Serikat. Di antara tokoh-tokoh
psikologi behaviorisme yang sangat konsen pada penelitian-
penelitian di bidang psikologi behaviorisme adalah J.B. Watson
dan Clarck C. Hull. Tokoh lain yang masuk dalam aliran
behaviorisme adalah Guthrie dengan teori conditioning dan
Edward Lee Thorndike dengan teori connectionism. Pada
pertengahan abad ke20 mengemuka tokoh psikologi
behaviorisme yang dianggap banyak berjasa dalam bidang
praktik pendidikan yaitu B. F. Skinner. Kehebatan Skinner yaitu
kepiawaiannya dalam mengembangkan mesin belajar (teaching
machine) dan belajar berprogram (programmed learning)
Kondisioning klasik (classical conditioning) menurut Ivan
Pavlov dalam Islamudin (2012:78) adalah sebuah teori yang
menjelaskan bagaimana kita terkadang mempelajari respons
13
baru sebagai hasil dari dua stimulus yang muncul pada waktu
yang hampir bersamaan. Teori ini menganalisis kejadian tingkah
laku dengan mempelajari latar belakang penguatan
(reiforcement) terhadap tingkah laku tersebut. Conditioning
adalah bentuk belajar yang memungkinkan organisme
memberikan respons terhadap suatu rangsangan yang
sebelumnya tidak menimbulkan respons itu. Jadi classical
conditioning sebagai pembentuk tingkah laku melalui proses
persyaratan dan Pavlov beranggapan bahwa tingkah laku
organisme dapat dibentuk melalui pengaturan dan manipulasi
lingkungan.
Sementara itu, menurut Watson dalam Islamudin
(2012:78), belajar merupakan suatu proses perubahan yang
terjadi karena adanya syarat-syarat (conditioning) yang
kemudian menimbulkan reaksi.
Sukmadinata (2005:168), ada beberapa ciri dari rumpun
teori ini, yaitu mengutamakan unsur-unsur atau bagian-bagian
kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan,
mementingkan pembentukan reaksi atau respon, dan
menekankan banyaknya latihan.
Menurut Ormrod (2008:422) asumsi-asumsi dasar teori
belajar behavioristik tentang belajar yaitu:
14
1) Perilaku orang sebagian besar merupakan hasil dari
pengalaman mereka dengan stimulus-stimulus lingkungan.
2) Belajar dapat digambarkan dalam kerangka asosiasi antara
stimulus dan respons. Stimulus adalah objek atau kejadian
spesifik yang mempengaruhi pembelajaran atau perilaku
individu. Sedangankan respons adalah perilaku spesifik
yang dimunculkan oleh seorang individu.
3) Belajar melibatkan perubahan perilaku.
4) Belajar cenderung terjadi ketika stimulus dan respons
muncul dalam waktu yang berdekatan.
5) Banyak spesies hewan, termasuk manusia, belajar dengan
cara-cara yang sama.
Soemanto (1998:123), mengemukakan guru-guru yang
menganut pendangan ini berpendapat bahwa tingkah laku murid
merupakan reaksi behavioral terhadap lingkungan mereka dan
setiap tingkah laku adalah hasil belajar.
Teori belajar dapat dipahami sebagai kumpulan prinsip
umum yang saling berhubungan dan merupakan penjelasan
atas sejumlah fakta dan penemuan yang berkaitan dengan
peristiwa belajar. Maka teori belajar terpadu yang selaras
dengan idealisme Islam adalah kumpulan penjelasan tentang
prinsip-prinsip yang berkaitan dengan peristiwa belajar yang
bersumber dari al-Qur‟an, al-Sunah, dan khazanah pemikiran
15
intelektual Islam serta mengambil segi positif dari Barat yang
sesuai dengan idealisme Islam.
Teori belajar Behavioristik-Akhlak ini lebih menekankan
kepada pembentukan perilaku, melalui hubungan antara
stimulus dan respon. Dalam hal ini bisa menggunakan tiga
hukum dalam belajar dari eksperimen Thorndike dalam Rusuli
(2014:51), yaitu:
1) Law of readiness (hukum kesiapan). Belajar akan berhasil
apabila individu memiliki kesiapan. Oleh karena itu, dalam
Islam peserta didik yang akan belajar dianjurkan mempunyai
niat yang benar dan berdo‟a terlebih dahulu, sebagai bentuk
kesiapan peserta didik agar dalam aktivitas selanjutnya bisa
dilakukan secara optimal.
2) Law of exercise (hukum latihan), yaitu belajar akan berhasil
apabila banyak latihan atau ulangan dilakukan. Tentang hal
ini, Islam sangat menghargai perbuatan yang dilakukan
secara terusmenerus walaupun itu sedikit. Jika dilakukan
secara terus-menerus akan menjadi kebiasaan yang
selanjutnya menjadi akhlaknya.
3) Law of effect, yaitu belajar akan bersemangat apabila
mengetahui atau mendapatkan hasil yang baik. Dalam hal
ini,reward (tsawab) memainkan peran yang dominan, artinya
ketika peserta didik belajar dan ia mendapatkan reward,
16
maka ia akan senantiasa melakukannya. Akan tetapi, reward
dalam Islam di samping bersifat duniawi (tsawab al-Dunya)
juga bersifat ukhrawi (tsawab alakhirah) yang bersifat
futuristik, yang akan diberikan kelak di kemudian hari. Hal ini
sebagaimana yang termaktub dalam makna Surat Ali „Imran,
Ayat 148, sebagai berikut:
Artinya:
“Maka Allah berikan ganjaran kepada mereka di dunia dan
akhirat dengan ganjaran yang baik. Dan Allah mencintai
orang-orang yang berbuat baik” (QS. Ali-Imran: 148).
Selain itu, dalam pembentukan akhlak, cara yang
digunakan adalah uswah hasanah yang menjadikan nabi
Muhammad sebagai role model utama dengan menggunakan
teknik yang dikemukakan oleh al-Ghazali dalam Rusuli
(2014:52), yaitu dengan mengosongkan diri dari sifat-sifat
tercela (takhalli), menghiasi diri dengan sifat-sifat terpuji (tahalli),
dan mengagungkan Allah (tajalli).
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa menanamkan pembiasaan pada anak cara yang
digunakan adalah uswah hasanah dengan menggunakan
teknik, yaitu dengan mengosongkan diri dari sifat-sifat tercela
17
(takhalli), menghiasi diri dengan sifat-sifat terpuji (tahalli), dan
mengagungkan Allah (tajalli).
d. Prinsip-prinsip Teori Belajar Behavioristik (Pembelajaran
Perilaku)
1) Konsekuensi
Konsekuensi adalah kondisi yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan yang terjadi sesudah perilaku dan
mempengaruhi frekuensi perilaku pada masa mendatang.
(Slavin, 2008:184).
2) Penguatan (reinforcement) atau hadiah (reward)
Tindakan penguatan (reinforcerment) didefinisikan sebagai
setiap konsekuensi yang memperkuat (meningkatkan
frekuensi) perilaku. Dalam dunia pendidikan, reinforcer lazim
dipahami sebagai sesuatu yang berarti reward (hadiah),
meskipun dalam psikologi istilah ini memiliki makna khusus.
3) Hukuman (punishment)
Hukuman merupakan konsekuensi dengan menghadirkan
atau memberikan sebuah situasi yang tidak menyenangkan
atau sesuatu yang ingin dihindari untuk menurunkan tingkah
laku. (Wahyuni, 2009:66).
4) Pembentukan (shaping)
Istilah pembentukan (shaping) digunakan dalam teori
pembelajaran perilaku untuk merujuk pada pengajaran
18
kemampuan atau perilaku baru dengan memperkuat pelajar
untuk mendekati perilaku akhir yang diinginkan atau
pengajaran perilaku baru melalui tahap-tahap kecil menuju
sasaran yang diinginkan.(Ormrod, 2008:192).
5) Kepunahan perilaku (extinction)
Kepunahan perilaku atau pelenyapan (extinction) muncul
ketika perilaku yang sebelumnya mendapat penguatan, tidak
lagi dikuatkan, dan terdapat kecenderungan penurunan
perilaku. (King, 2014:365).
6) Pemeliharaan (maintenance)
Pemeliharaan merupakan prinsip kesinambungan perilaku.
Artinya ketika perilaku baru diperkenalkan, penguatan untuk
memperoleh tanggapan yang benar seharusnya sering
diberikan dan dapat diperkirakan. (Slavin, 2008:201).
7) Peran anteseden
Anteseden adalah rangsangan yang mendahului suatu
perilaku. Dalam teori belajar behavioristik, anteseden
memberikan informasi tentang perilaku mana yang akan
menimbulkan konsekuensi positif dan mana yang akan
menimbulkan konsekuensi tidak menyenangkan. Ada
beberapa contoh anteseden yaitu cueing (isyarat) atau
prompt (dorongan). Cueing (isyarat) adalah pemakaian
isyarat untuk menunjukkan bahwa perilaku tertentu
19
diinginkan atau bahwa perilaku tertentu harus dihentikan.
Sedangkan prompt (dorongan) adalah stimulus tambahan
atau isyarat tambahan yang diberikan sebelum respons dan
meningkatkan kemungkinan respons itu akan terjadi.
(Santrock, 2010:314)
8) Kesegaran (immediacy) konsekuensi
Kesegaran konsekuensi adalah konsekuensi yang diberikan
secepat mungkin mengikuti perilaku. Konsekuensi yang
segera mengikuti perilaku akan lebih mempengaruhi perilaku
daripada konsekuensi yang lambat datangnya. (Dahar,
2011:21).
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan
prinsip-prinsip teori belajar behavioristik (pembelajaran
perilaku), meliputi: Konsekuensi, Penguatan (reinforcement)
atau hadiah (reward), Hukuman (punishment), Pembentukan
(shaping), Kepunahan perilaku (extinction), Pemeliharaan
(maintenance), Peran anteseden, dan Kesegaran (immediacy)
konsekuensi.
e. Pengertian dan Jenis Sampah
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008
tentang Pengelolaan Sampah, definisi sampah adalah sisa
kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat. Kemudian dalam Peraturan Pemerintah No.81
20
Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga dijelaskan lagi
tentang definisi sampah rumah tangga adalah sampah yang
berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga yang
tidak termasuk tinja dan sampah spesifik. Sampah sejenis
sampah rumah tangga adalah sampah rumah tangga yang
berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan
khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas
lainnya.
Menurut Sucipto (2009: 2-3), berdasarkan bahan asalnya
sampah dibagi menjadi dua jenis yaitu sampah organik dan
anorganik.
1) Sampah Organik
Sampah organik yaitu buangan sisa makanan
misalnya daging, buah, sayuran dan sebagainya. Contoh
sampah dari zat anorganik adalah: potongan-potongan/
pelat-pelat dari logam, berbagai jenis batu-batuan, pecahan-
pecahan gelas, tulang,belulang, dan lain-lain. Sampah jenis
ini, melihat fisiknya keras maka baik untuk peninggian tanah
rendah atau dapat pula untuk memperluas jalan setapak.
Tetapi bila rajin mengusahakannya sampah dari logam
dapat kembali dilebur untuk dijadikan barang yang berguna,
batu-batuan untuk mengurung tanah yang rendah atau
21
memperkeras jalan setapak, pecahan gelas dapat dilebur
kembali dan dijadikan barangbarang berguna, dan tulang-
belulang bila dihaluskan (dan diproses) dapat untuk pupuk
dan lain-lain.
2) Sampah anorganik
Sampah anorganik yaitu sisa material sintetis
misalnya plastik, kertas, logam, kaca, keramik dan
sebagainya. Melihat proses penghancurannya oleh jasad-
jasak mikroba, maka sampah zat organik terdiri atas:
a) Zat organik dari bahan plastik
Dengan perkembangnya ilmu pengetahuan dan
disertai berkembangnya Industri, maka banyak barang-
barang atau perkakas dibuat dari bahan plastik. Bahan-
bahan plastik termasuk zat organic. Kita ketahui semua
zat organik dapat dihancurkan oleh jasad-jasad mikroba,
akan tetapi zat plastik tidak dapat. Bila dibuang
sembarangan maka zat plastik ini hancurnya memakan
waktu lama, yaitu antara 40-50 tahun, sehingga
dikhawatirkan akan bertimbun-timbun sampah dari
plastik. Salah satu usaha yang dapat menghancurkan zat
plastik adalah sinar ultraviolet dari matahari. Ini pun akan
memakan waktu yang lama juga, dibandingkan dengan
penghancuran zat organik lainnya oleh mikroba-mikroba.
22
Jalan tercepat menghancurkan plastik dapat
dimanfaatkan kembali bersama sampah lainnya dapat
pula untuk mengurung tanah yang lebih rendah.
b) Zat organik non-plastik
Sampah zat organik bukan dari plastik banyak
sekali macamnya, misalnya: kayu, kertas, bekas pakaian,
karet, sisa-sisa daging, dana lain-lain. Semua sampah
zat organik dapat diuraikan oleh mikroba-mikroba hingga
menjadi bahan mineral. Bahan mineral-mineral hasil
penguraian ini baik sekali untuk pupuk. Buangan bahan
berbahaya dan beracun (B3), yaitu buangan yang
memiliki karakteristik mudah terbakar, korosif, reaktif, dan
beracun. B3 kebanyak merupakan buangan dari industri,
namun ada juga sebagian kecil merupakan buangan dari
aktifitas masyarakat kota atau desa misalnya baterai, aki,
disinfektan dan sebagainya..
2. Hakikat Metode Demonstrasi
a. Pengertian Metode Demonstrasi
Menurut Rusminiati (2007: 2) metode demonstrasi adalah
pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa, pada
sampai penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat
dipahami peserta didik baik secara nyata maupun tiruan.
23
Menurut Moedjiono (2005:73) metode demonstrasi
adalah adanya seorang guru, orang luar yang diminta untuk
memperlihatkan suatu proses kepada seluruh kelas.
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan
cara memperagakan suatu benda tertentu yang tidak terlepas
dari penjelasan secara lisan oleh seorang guru.
Menurut Sanjaya W (2006:152) metode demonstrasi
yaitu penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi
atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar
tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas
dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses
demonstrasi peran siswa hanya sekedar memperhatikan, akan
tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih
konkret dalam setrategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.
Sedangkan menurut Daryanto (2009:403) metode
demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan
meragakan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses
situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik
sebenarnya ataupun tiruan yang sering disertai penjelasan
Iisan.
Menurut Muhibbin Syah (2008: 208) demonstrasi adalah
metode mengajar dengan cara memperagakan barang,
24
kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara
langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang
relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang
disajikan.
Sedangkan menurut Aminuddin Rasyad (2006:8)
mengemukakan metode demonstrasi adalah cara pembelajaran
dengan meragakan, mempertunjukkan atau memperlihatkan
sesuatu di hadapan murid di kelas atau di luar kelas.
Demonstrasi dapat dilakukan dengan menunjukkan
benda baik yang sebenarnya, model, maupun tiruannya dan
disertai dengan penjelasan lisan. Demonstrasi akan menjadi
aktif jika dilakukan dengan baik oleh guru dan selanjutnya
dilakukan oleh siswa. Metode ini dapat dilakukan untuk kegiatan
yang alatnya terbatas tetapi akan dilakukan terus-menerus dan
berulang-ulang oleh siswa.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa metode demonstrasi merupakan metode
penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses situasi
atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan
yang dilakukan baik di dalam maupun di luar kelas.
25
b. Fungsi, Kegunaan dan Tujuan Metode Demonstrasi
Menurut Djamarah (2006:102) fungsi dan kegunaan dari
metode demonstrasi yang digunakan antara lain:
1) Untuk memberikan keterangan dan keterampilan tertentu
kepada anak didik.
2) Untuk memudahkan penjelasan, hingga mudah dipahami
sebab penggunaan bahasa dalam pengajaran memiliki sifat
keterbatasan.
3) Untuk menghindari verbalisme dalam pengajaran.
4) Untuk meneliti sejumlah fakta dan objek tertentu.
5) Perhatian murid menjadi terpusat kepada proses belajar
semata-mata.
6) Proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih
berkesan secara mendalam, sehingga membentuk
pengertian dengan baik dan sempurna.
7) Siswa dapat mengamati dan memperlihatkan apa yang
diperlihatkan selama pelajaran berlangsung
Menurut Hamdani (2011:57) tujuan metode demonstrasi
sebagai berikut:
1) Untuk memberikan latihan keterrampilan tertentu kepada
anak didik.
2) Untuk memudahkan penjelasan yang diberikan agar anak
didik langsung mengetahui dan dapat tampil melakukannya.
26
3) Untuk membantu anak didik dalam memahami suatu proses
secara cermat dan teliti.
4) Untuk menunjukkan suatu standar penampilan.
5) Untuk menumbuhkan motivasi anak didik tentang
latihan/praktik yang kita laksanakan.
6) Untuk menyederhanakan penyelesaian kegiatan yang
panjang.
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi
Setiap metode pembelajaran pasti memiliki kelebihan
dan kekurangan. Menurut Sanjaya (2009:150) beberapa
kelebihan dan kekurangan dari metode demonstrasi. Sebagai
suatu metode pembelajaran, demonstrasi memiliki beberapa
kelebihan, di antaranya:
1) Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan
dapat dihindari, sebab siswa langsung memperhatikan
bahan pelajaran yang dijelaskan.
2) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak
hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
3) Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan
mendapatkan kesempatan membandingkan antara teori dan
kenyataan. Sehingga siswa akan lebih meyakini kebenaran
materi pembelajaran.
27
Dari kelebihan-kelebihan di atas metode demonstrasi
dapat menanamkan keyakinan pada siswa akan kepastian
sesuatu karena metode demonstrasi merupakan cara yang
wajar atau alamiah sesuai dengan proses perkembangan jiwa
anak untuk belajar memahami sesuatu atau obyek perbuatan.
Dengan melihat sendiri obyeknya timbul hasrat untuk
mengetahui lebih dalam dan terperinci tentang obyek yang
dilihatnya. Dengan demikian siswa di didik untuk mengamati
sesuatu dengan sikap kritis.
Mengamati sesuatu dengan cermat, baik dengan alat
indera mata, telinga maupun indera lainnya bukan pekerjaan
yang mudah bagi siswa kalau tempat duduknya tidak berpindah-
pindah maka siswa hanya melihat dari satu pihak saja, obyek
yang didemonstrasikan. Hal ini dapat menimbulkan kekeliruan
tanggapan dan pengertian mengenai obyek yang diamati.
Apabila siswanya hanya dengan berpindah-pindah tempat dapat
menibulkan kegaduhan. Untuk mengatasinya guru harus
menentapkan garis-garis besar, langkah-langkah demonstrasi
yang akan dilaksanakan.
Menurut Sanjaya (2009:151) di samping memiliki
beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki
beberapa kekurangan, di antaranya:
28
1) Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih
matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi
bisa saja gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini
tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan
suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya
terlebih dahulu sehingga dapat memakan waktu yang
banyak.
2) Demonstrasi memerlukan bahan-bahan, peralatan dan
tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini
memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan
dengan metode ceramah.
3) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan
guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih
profesional. Di samping itu, demonstrasi juga memerlukan
kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan
proses pembelajaran siswa.
Sedangkan menurut Syaiful (2010: 210) kekurangan
metode ini adalah:
1) Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus,
karena tanpa ditunjang dengan hal-hal itu, pelaksanaan
metode demonstrasi akan tidak efektif.
2) Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai
tidak selalu tersedia dengan baik.
29
3) Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang
matang di samping sering memerlukan waktu yang cukup
panjang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam
pelajaran lain.
Dari kelemahan-kelemahan di atas sebaiknya guru
mengarahkan demonstrasi itu sedemikian rupa sehingga siswa
memperoleh pengertian dan gambaran yang benar tentang apa
yang sedang didemonstrasikan sebaiknya sebelum demonstrasi
itu dimulai guru telah mengadakan uji coba supaya kelak dalam
pelaksanaannya tepat.
d. Langkah-langkah Metode Demonstrasi
Menurut Sanjaya (2009: 151-152) langkah-langkah yang
dapat dilakukan dalam pembelajaran dengan metode
demonstrasi adalah sebagai berikut:
1) Tahap persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus
dilakukan untuk melaksanakan metode demonstrasi:
a) Merumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa
setelah proses demonstrasi berakhir.
Tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti aspek
pengetahuan, sikap, atau keterampilan tertentu.
b) Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi
yang akan dilakukan.
30
Garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi
diperlukan sebagai panduan untuk menghindari
kegagalan dalam melaksanakan demonstrasi.
c) Melakukan uji coba demonstrasi.
Uji coba meliputi segala peralatan yang diperlukan.
2) Tahap pelaksanaan
a) Langkah pembukaan
Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, di antaranya:
(1) Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua
siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang
sedang didemonstrasikan.
(2) Kemungkinan tujuan apa yang harus dicapai oleh
siswa.
(3) Kemungkinan tugas-tugas apa yang harus dilakukan
oleh siswa, misalnya siswa diperintahkan untuk
mencatat hal-hal penting dari pelaksanaan
demonstrasi.
b) Langkah pelaksanaan
Setelah melaksanakan langkah pembuka, demonstrasi
dapat mulai dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
(1) Memulai demonstrasi dengan hal-hal yang
merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui
31
pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki
sehingga mendorong siswa untuk tertarik
memperhatikan demonstrasi.
(2) Menciptakan suasana yang menyejukkan dengan
menghindari suasana yang menegangkan.
(3) Meyakinkan diri bahwa semua siswa mengikuti
jalannya demonstrasi dengan cara memperhatikan
reaksi seluruh siswa.
(4) Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif
memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang
dilihat dari proses demonstrasi itu.
c) Langkah akhiran
Setelah demonstrasi selesai dilakukan, proses
pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-
tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan
demonstrasi dan proses pencapaian tujuan
pembelajaran. Hal itu diperlukan untuk meyakinkan
apakah siswa memahami proses demonstrasi yang telah
dilakukan atau tidak. Selain memberikan tugas yang
relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi
bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk
perbaikan selanjutnya.
32
B. Kerangka Berpikir
Sampah merupakan sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau
proses alam yang berbentuk padat. Kemudian dalam Peraturan
Pemerintah No.81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga dijelaskan lagi
tentang definisi sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal
dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinja
dan sampah spesifik. Sampah sejenis sampah rumah tangga adalah
sampah rumah tangga yang berasal dari kawasan komersial, kawasan
industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau
fasilitas lainnya.
Sampah dapat menimbulkan berbagai macam penyakit baik
secara langsung maupun tidak langsung akibat udara kotor yang
ditimbulkannya. Oleh sebab itu, penting bagi pendidik untuk
memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada anak agar
mengetahui dampak negatif dari sampah. Salah satu upaya yang
dilakukan yaitu dengan menjaga lingkungan.
Sejak dini seharusnya anak sudah diajarkan untuk terbiasa
membuang sampah pada tempatnya agar lingkungan tetap bersih dan
nyaman. Hal ini mengingat banyak dampak negatif yang ditimbulkan
oleh sampah terutama banjir, sumber penyakit, udara tidak nyaman
dan sebagainya.
33
Pemahaman anak terhadap pentingnya membuang sampah
organik dan anorganik pada tempatnya masih sangat kurang. Oleh
sebab itu, penting bagi guru atau pendidik untuk memberikan contoh
membiasakan kepada anak untuk membuang sampah organik dan
anorganik ke dalam masing-masing bak sampah yang tersedia. Upaya
yang dilakukan guru salah satunya melalui metode demonstrasi.
Melalui metode demonstrasi kegiatan pembelajaran diharapkan
lebih menarik perhatian anak, sehingga anak diharapkan akan mampu
menyerap dengan baik tentang sampah, jenis-jenisnya, manfaat dan
diharapkan anak akan berperilaku sesuai dengan harapan guru yaitu
membuang sampah pada tempatnya. Diharapkan melalui metode
demonstrasi akan berdampak positif terhadap perubahan perilaku dan
sikap anak untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang
sampah organik dan anorganik ke dalam masing-masing bak sampah
yang tersedia.
Berdasarkan uraian permasalahan dan landasan teori yang
digunakan, maka kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat
digambarkan ke dalam bagan berikut ini.
34
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan dugaan sementara dalam sebuah
penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: kebiasaan
anak membuang sampah organik dan anorganik pada anak usia 4-5
tahun di TK Wisanggeni Depok dapat ditingkatkan melalui metode
demonstrasi.
Kondisi Awal
Pelaksanaan Metode Demonstrasi
Kondisi Akhir
- Anak kurang memahami tentang
sampah dan jenisnya
- Kebiasaan anak membuang sampah
pada tempatnya masih rendah
- Menjelaskan pengertian sampah,
jenisnya, serta dampak negatifnya
- Mengajarkan anak manfaat menjaga
kebersihan lingkungan
- Mendemonstrasikan membuang
sampah pada tempatnya sesuai
jenisnya
- Pemahaman anak tentang sampah
meningkat
- Pemahaman anak terhadap
pentingnya menjaga kebersihan
lingkungan meningkat
- Anak terbiasa membuang sampah
pada tempatnya sesuai jenisnya
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Taman-kanak Wisanggeni
pada kelompok A usia 4-5 tahun yang berlokasi Jl.Keadilan
Komplek Arco, Rangkapan Jaya Baru, Pancoran Mas, Depok, Jawa
Barat.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan
Juli tahun 2018. Hal ini meliputi berbagai rencana persoalan
penelitian yang dilakukan, sehingga dapat memberi suatu
pemahaman yang lebih mendalam mengenai penelitian lakukan.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas
dengan menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dikembangkan oleh Mc. Taggart dalam Tampubolon (2014:27).
Desain PTK Model Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri dari empat
tahapan, yaitu planning, acting, observing, dan reflecting. Namun, ada
perbedaan di mana tahapan acting dan observating disatukan dalam
satu kotak, artinya pelaksanaan tindakan dilaksanakan secara simultan
36
dengan observasi, sehingga bentuknya sering dinamakan sebagai
bentuk spiral, dalam bentuk siklus seperti bagan di bawah ini:
Sumber: Mc. Taggart dalam Tampubolon (2014:27)
Gambar 3.1
Desain PTK Model Kemmis & McTaggart
Pada gambar di atas dijelaskan bahwa penelitian ini terdiri
siklus. Masing-masing siklus dalam penelitian ini terdiri atas tiga
kegiatan pokok yaitu: planning, acting dan observating, reflecting.
Kegiatan ini berlangsung secara simultan yang urutannya dapat
mengalami modifikasi disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.
Planning
Acting/observating
Reflecting
Revised Planning
Acting/observating
Reflecting Next
37
C. Subyek Penelitian
Subjek penelitian dalam PTK ini adalah peserta didik kelompok
Bermain usia 4-5 tahun di Taman Kanak-kanak Wisanggeni Depok
tahun pelajaran 2017/2018 sebanyak 16 anak, yang terdiri dari 10
anak laki-laki dan 6 anak perempuan.
D. Rancangan Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus
kegiatan, yang akan dilanjutkan dengan siklus berikutnya bila kriteria
keberhasilan tindakan belum terpenuhi. Masing-masing siklus terdiri
dari 4 tahap kegiatan yaitu: (1) Menyusun rencana tindakan, (2)
Melaksanakan tindakan, (3) melakukan observasi, (4) Membuat
analisis dan (5) refleksi sebagai dasar perencanaan untuk siklus
berikutnya.
1. Refleksi Pra Siklus
Refleksi Prasiklus dimaksudkan sebagai kegiatan penjajagan
yang dimanfaatkan untuk mengumpulkan informasi tentang situasi-
situasi yang relevan dengan tema penelitian.Peneliti bersama
kolaborator melakukan pengamatan pendahuluan untuk mengenali
dan mengetahui situasi yang sebenarnya. Berdasarkan hasil
refleksi prasiklus dapat dilakukan pemfokusan masalah yang
selanjutnya dirumuskan menjadi masalah penelitian. Berdasarkan
rumusan masalah tersebut maka dapat ditetapkan tujuan penelitian.
Sewaktu melaksanakan refleksi prasiklus, paling tidak peneliti
38
sudah menelaah teori-teori yang relevan dengan masalah-masalah
yang akan diteliti.
2. Siklus I
a. Penyusunan Rencana Tindakan
Berdasarkan pada identifikasi masalah yang dilakukan
pada tahap prasiklus, disusun rencana tindakan yang mencakup
semua langkah tindakan secara rinci. Mulai dari bahan ajar,
media/alat peraga, instrumen observasi, serta kegiatan yang
akan diberikan sebagai tindakan, dipersiapkan dengan matang.
Juga diperhitungkan segala kendala yang mungkin timbul pada
saat tahap implementasi berlangsung. Dengan melakukan
antisipasi, diharapkan pelaksanaan PTK dapat berlangsung
dengan baik sesuai dengan hipotesis yang telah ditentukan.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tahap ini merupakan pelaksanaan dan monitoring dari
semua rencana yang telah disusun. Tahap ini adalah realisasi
dari semua teori dan teknik mengajar yang telah disiapkan
sebelumnya. Langkah-langkah yang dilakukan guru tetap
mengacu pada kurikulum yang berlaku. Keterlibatan kolaborator
untuk membantu peneliti dalam pelaksanaan tindakan dan
untuk dapat lebih mempertajam refleksi dan evaluasi yang
dilakukan terhadap apa yang terjadi dalam penelitian.
39
c. Observasi/Pengamatan Tindakan
Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang
pelaksanaan tindakan dari rencana yang sudah dibuat serta
dampaknya terhadap proses pelaksanaan tindakan, yang
dikumpulkan dengan alat bantu instrumen pengamatan yang
dikembangkan oleh peneliti. Dalam tahap observasi ini peneliti
dibantu oleh kolaborator. Hanya saja pengamat tidak boleh
terlibat terlalu dalam dan mengintervensi terhadap pengambilan
keputusan tindakan yang dilakukan oleh peneliti.
d. Analisis dan Refleksi Data
Tahapan ini merupakan tahapan untuk memproses data
yang didapat saat pengamatan. Data tersebut kemudian
ditafsirkan, dalam proses pengkajian data ini dimungkinkan
untuk melibatkan kolaborator. Proses refleksi ini segala
pengalaman dan pengetahuan yang dikuasai, menjadi bahan
pertimbangan dan perbandingan sehingga dapat ditarik suatu
kesimpulan yang valid. Untuk memudahkan dalam refleksi bisa
juga dimunculkan kelebihan dan kekurangan setiap tindakan
dan dijadikan dasar perencanaan siklus selanjutnya.
E. Kriteria Keberhasilan Tindakan
Tindakan pada penelitian ini dikatakan berhasil jika terjadi
peningkatan pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik
40
anak pada siklus I dibandingkan prasiklus, dan peningkatan pada
siklus II dibandingkan siklus I dan seterusnya sampai pengembangan
pemahaman pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik
anak tercapai dengan nilai anak rata-rata 75%, yaitu:
Skor observasi
Skor maksimal
Keterangan :
P = Prosentase yang dicari
Skor observasi = Skor yang diperoleh
Skor maksimal = Skor yang seharusnya dicapai.
F. Desain dan Prosedur Tindakan
1. Desain Tindakan
a. Pra siklus
Dalam tahap ini peneliti membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran, membuat media pembelajaran, menyusun
evaluasi pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap kedua ini pelaksanaan tindakan adalah
implementasi atau penerapan dari isi rancangan tindakan. Di
tahap ini guru berusaha mentaati apa yang sudah dibuat atau
dirumuskan dalam rancangan tindakan. Dan harus berlaku apa
adanya.
= 75% P =
41
c. Tahap Pengamatan atau observasi
Tahapan ketiga adalah proses pengamatan yang
dilakukan oleh pengamatan, pengamatan ini dilaksanakan pada
saat pelaksanaan rancangan tindakan dilakukan, kemudian
mencatat setiap tindakan yang terjadi, sehingga mendapatkan
data yang akurat untuk perbaikan selanjutnya.
d. Tahap Refleksi
Tahap ke empat ini merupakan kegiatan untuk
menguraikan kembali hasil pemantauan dan refleksi yang
berkaitan dengan proses yang dilakukan oleh guru rancangan
tindakan yang telah dilakukan guru, dan menentukan apakah
hal-hal yang telah dilaksanakan sudah memuaskan atau masih
kurang, sehingga perlu diadakan perbaikan kembali pada siklus
berikutnya.
G. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru
dan mitra mengajar di TK Wisanggeni Depok serta seluruh peserta
didik yang berjumlah 16 anak kelompok usia 4-5 tahun yang mengikuti
proses pembelajaran selama siklus penelitian berlangsung.
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa sumber
yaitu: siswa, guru dan teman sejawat.
42
1. Peserta didik kelompok A usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok
sebanyak 16 anak yang terdiri dari 10 anak laki-laki dan 6 anak
perempuan.
2. Guru
Untuk melihat keberhasilan dalam melakukan metode demonstrasi
dilakukan serta pembiasaan membuang sampah organik dan
anorganik.
3. Teman sejawat
Teman sejawat yang dimaksud adalah siswa dan guru untuk
melihat penelitian tindakan kelas secara komprehensip.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan salah satu sarana
pengumpulan data yang mempunyai andil cukup besar terhadap
keberhasilan suatu penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan
dalam peneltitian tindakan kelas ini meliputi hasil observasi, hasil
catatan lapangan, hasil tes formatif dan dokumentasi foto. Adapun hal
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui peningkatan
pengetahuan dan pemahaman anak tentang sampah dan
kebiasaan anak membuang sampah pada tempatnya sesuai
dengan jenisnya melalui metode demonstrasi.
43
2. Lembar Catatan Lapangan
Lembar catatan lapangan merupakan catatan lapangan saat
penelitian dilakukan pada tiap siklusnya guna diketahui
perkembangan pengetahuan dan pemahaman anak tentang
sampah dan kebiasaan anak membuang sampah pada tempatnya
sesuai dengan jenisnya melalui metode demonstrasi.
3. Instrumen Pengambilan Data
a. Definisi Konseptual
1) Pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik
adalah membiasakan membuang sampah sesuai dengan
tempatnya masing-masing.
2) Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara
memperagakan suatu benda tertentu yang tidak terlepas dari
penjelasan secara lisan oleh seorang guru.
b. Definisi Operasional
Pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik pada
anak usia 4-5 tahun digunakan indikator kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Siswa mendapatkan skor 4, apabila Berkembang
Sangat Baik (BSB), diberi skor 3 apabila Berkembang Sesuai
Harapan (BSH), diberi skor 2, apabila Mulai Berkembang (MB),
dan diberi skor 1, apabila Belum Berkembang (BB)
c. Kisi-kisi Instrumen
Instrumen penelitian atau instrumen pengumpulan data
adalah alat bantu (yang dapat diwujudkan dalam benda) yang
44
dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan data, sesuai dengan metode yang digunakan.
Variabel Aspek Indikator Item Skor
Pembiasaan
membuang
sampah Kognitif
1. Anak mengenal sampah
organik dan anorganik
2. Anak mengetahui jenis-
jenis sampah organik dan
anorganik
1,2
3,4
Afektif
1. Anak memahami sampah
organik dan anorganik
2. Anak memahami dampak
negatif sampah organik
dan anorganik
5,6
7,8
Psikomotorik
1. Anak memiliki rasa peduli
dengan lingkungan dan
kesehatan
2. Anak terbiasa membuang
sampah pada tempatnya
sesuai jenisnya
9,10
11,12
Penilaian:
a. Belum Berkembang (BB) diberi skor 1
b. Mulai Berkembang (MB) diberi skor 2
c. Berkembang Sesuai Harapan (BSH) diberi skor 3
d. Berkembang Sangat Baik (BSB) diberi skor 4
I. Teknik Analisa Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif
kualitatif. Dalam penelitian ini, analisis data dimulai sejak awal sampai
45
akhir pengumpulan data. Data yang terbentuk kata-kata atau kalimat
dari hasil observasi diolah menjadi kalimat-kalimat yang bermakna dan
dianalisis secara kualitatif. Analisis data ini kemudian dikerjakan
secara intensif sesudah penelitian selesai. Di samping berbentuk
kualitatif, data yang diperoleh dari penelitian ini juga berbentuk data
deskriptif kuantitatif yang berupa angka-angka sederhana yang
diperoleh dari hasil perhitungan lembar observasi pada saat tindakan
dilakukan dan disajikan dalam bentuk terstruktur sehingga mudah
dipahami.
Analisis data kualitatif digunakan untuk memperoleh data
persentase rata-rata (mean) dari hasil tes siswa pada saat tindakan
dilakukan. Anas Sudijono (2008:81) mengemukakan rata-rata nilai
dapat dihitung dengan rumus:
Keterangan
Mx = mean yang dicari
∑x = jumlah dari nilai-nilai yang ada
N = banyaknya nilai-nilai itu sendiri
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil observasi sebelum dilakukan penelitian
tindakan peneliti menemukan bahwa pada anak usia 4-5 tahun di TK
Wisanggeni Depok, diketahui pemahaman anak terhadap pentingnya
membuang sampah organik dan anorganik pada tempatnya masih
sangat kurang. Oleh sebab itu, penting bagi guru atau pendidik untuk
memberikan contoh membiasakan kepada anak untuk membuang
sampah organik dan anorganik ke dalam masing-masing bak sampah
yang tersedia. Upaya yang dilakukan guru salah satunya melalui
metode demonstrasi. Oleh karena itu, peneliti melakukan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dengan tahapan sikus sebagai berikut:
1. Pra Siklus
Pada tahapan ini peneliti belum melakukan tindakan ataupun
kolaborasi dengan kolaborator. Pada tahap pra siklus peneliti
hanya melakukan observasi pengetahuan dan pemahaman anak
tentang sampah organik dan anorganik melalui metode
demonstrasi dan wawancara dengan kolaborator tentang
meningkatkan pembiasaan membuang sampah organik dan
anorganik melalui metode demonstrasi pada anak usia 4-5 tahun di
TK Wisanggeni Depok sebagai subyek penelitian. Penelitian
46
47
Tindakan Kelas (PTK) pra siklus sebelum memasuki tahap siklus I,
dilaksanakan untuk mengetahui tindakan yang akan dilakukan pada
siklus I. Berikut adalah kegiatan pra siklus atau sebelum dilakukan
tindakan.
Tahap pra siklus dilaksanakan pada hari Senin, 26 Maret
2018. Pada pertemuan pertama, peneliti melakukan pengamatan
yang dimulai sejak anak mulai ikrar/berbaris sampai masuk kelas
dan melakukan proses pembelajaran dengan gurunya. Proses
pembelajaran diawali dengan kegiatan berbaris, salam, berdoa
sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran. Di awal pertemuan
ini terlihat jelas pengetahuan anak tentang sampah dan jenis
sampah organik dan anorganik masih sangat rendah. Anak juga
belum mengetahui dampak negatif dari sampah terhadap
kesehatan. Selain itu, ada juga belum terbiasa membuang sampah
pada tempatnya.Hampir keseluruhan anak terlihat:
a. Belum mengerti tentang sampah
b. Belum mengetahui jenis-jenis sampah
c. Belum memahami tentang sampah
d. Belum memahami dampak negatif sampah
e. Belum memiliki rasa peduli dengan lingkungan dan kesehatan
f. Belum terbiasa membuang sampah pada tempatnya sesuai
jenisnya.
48
Pembelajaran dilanjutkan dengan pembahasan sub tema
yang dimulai dengan:
a. Apersepsi (tanya jawab tentang sampah)
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran untuk memotivasi
semangat belajar anak.
c. Guru menyiapkan media pembelajaran berupa media papan
tulis, media gambar, dan bak sampah.
Di kegiatan inti, guru dan anak aktif melakukan kegiatan
sebagai berikut:
a. Anak menyimak penjelasan guru tentang sampah dan jenisnya.
b. Guru memberikan contoh jenis-jenis sampah organik dan
anorganik.
c. Guru memberikan contoh bagaimana membuang sampah
sesuai dengan jenisnya ke dalam bak sampah yang telah
disediakan.
d. Anak diberikan tugas membuang sampah ke dalam bak sampah
sesuai dengan jenisnya secara bergantian.
e. Guru melakukan penilaian
f. Anak dan guru menyimpulkan hasil
Pada kegiatan pra siklus terlihat pengetahuan dan
pemahaman anak tentang sampah dan pembiasaan membuang
sampah organik dan anorganik melalui metode demonstrasi pada
anak usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok masih sangat rendah,
49
bahkan jauh dari hasil yang diharapkan sesuai target. Masih
banyak anak yang belum mengerti dan memahami tentang sampah
dengan baik. Anak juga belum bisa membedakan jenis-jenis
sampah. Selain itu, anak belum memahami dampak negatif atau
buruk sampah bagi kesehatan. Rasa peduli anak dengan
lingkungan dan kesehatan masih rendah dan anak belum terbiasa
membuang sampah pada tempatnya sesuai jenisnya.
Hasil observasi pada pra siklus pembiasaan membuang
sampah organik dan anorganik melalui metode demonstrasi pada
anak usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok, sebagai berikut:
Tabel 4.1
Pra Siklus
No Nama
Butir Pengamatan
X % 1 2 3 4 5 6
1 AF 3 2 1 2 2 2 12 2.0 50
2 AN 3 3 2 1 1 1 11 1.8 46
3 AQ 2 1 2 1 1 1 8 1.3 33
4 DF 1 1 1 1 1 1 6 1.0 25
5 EZ 4 3 3 2 2 1 15 2.5 63
6 FR 3 3 3 1 1 1 12 2.0 50
7 KE 4 4 3 2 2 2 17 2.8 71
8 KH 2 2 2 1 1 1 9 1.5 38
9 KN 1 1 1 1 1 1 6 1.0 25
10 NB 2 2 2 1 1 1 9 1.5 38
11 OZ 3 3 2 2 2 1 13 2.2 54
12 PT 3 3 2 1 1 1 11 1.8 46
13 RA 4 4 3 2 2 2 17 2.8 71
14 RN 3 3 2 2 2 2 14 2.3 58
15 SN 3 2 2 2 1 1 11 1.8 46
16 QA 2 2 1 1 1 1 8 1.3 33
43 39 32 23 22 20 179 29.8 746
X 1.9 46.6
50
Keterangan:
Belum Berkembang (BB) diberi skor 1
Mulai Berkembang (MB) diberi skor 2
Berkembang Sesuai Harapan (BSH) diberi skor 3
Berkembang Sangat Baik (BSB) diberi skor 4
Berdasarkan hasil observasi di atas pada pra siklus
diketahui pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik
melalui metode demonstrasi pada anak usia 4-5 tahun di TK
Wisanggeni Depok masih sangat rendah yaitu sebesar 46,6%. Hal
ini mengindikasikan bahwa pembiasaan membuang sampah
organik dan anorganik melalui metode demonstrasi pada anak usia
4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok belum sepenuhnya terlihat baik
dan masih jauh dari target keberhasilan yaitu 80%, sehingga
dilakukan penelitian tindakan kelas siklus I.
Di bawah ini adalah grafik prosentase pembiasaan
membuang sampah organik dan anorganik melalui metode
demonstrasi pada anak usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok,
pada pra siklus digambarkan dalam diagram batang.
51
Grafik 4.1 Pra Siklus
2. Siklus I
Dalam tahapan ini peneliti akan melakukan tindakan berupa
pemberian materi tentang sampah, jenisnya, dampak negatif bagi
lingkungan dan kesehatan, pembiasaan membuang sampah pada
tempatnya sesuai dengan jenisnya melalui pembelajaran
demonstrasi. Tahapan siklus I adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Pada tahapan perencanaan peneliti bersama kolabolator
peneliti mengidentifikasi masalah, merumuskan dan
menetapkan tujuan penelitian, sehingga mampu (1) menyusun
Rencana Kegiatan Harian (RKH) dengan metode demonstrasi
yang dibuat, (2) menyiapkan media yang sesuai tindakan yang
diberikan kepada anak, media tersebut berupa papan tulis,
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Pembiasaan Membuang Sampah
AF AN AQ DF EZ FR KE KH KN NB OZ PT RA RN SN QA
52
gambar sampah organik dan non organik, gambar dampak
negatif atau buruk sampah terhadap lingkungan dan kesehatan,
dan tempat sampah plastic, (3) menyiapkan alat pengumpulan
data berupa lembar observasi, catatan lapangan, dan alat
dokumentasi berupa kamera.
b. Tindakan
Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada hari
Senin, 2 April 2018, pertemuan kedua Rabu, 4 April 2018,
dengan alokasi waktu masing-masing 2 x 35 menit. Dalam
penelitian ini, peneliti bertindak sebagai guru dan observer
sedangkan kolabolator bertindak sebagai observer. Adapun
proses belajar mengajar mengacu pada Rencana Kegiatan
Harian (RKH) yang telah disiapkan. Berikut adalah kegiatan
siklus I:
1) Pertemuan ke-1
Pertemuan dilakukan pada hari Senin, 2 April 2018.
Sebelum masuk ke dalam kelas, diawali dengan kegiatan
berbaris, salam, berdoa sebelum melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Kegiatan diawali dengan percakapan awal
tentang sampah dan jenisnya. Lalu guru menjelaskan
kepada anak tentang tema pembelajaran. Guru menjelaskan
materi pelajaran tentang sampah dan jenisnya.
53
Pada kegiatan inti guru memberikan contoh jenis-jenis
sampah yang ada dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan
sekitar. Guru juga memberikan media bantuan dalam
menjelaskan materi tentang sampah dan jenisnya yaitu
berupa media gambar. Hal ini dimaksudkan agar anak lebih
senang dan tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran.
Setelah itu, guru memberikan tugas kepada anak secara
bergantian untuk menunjuk gambar mana yang sesuai
dengan perintah guru, misalnya: coba kalian tunjuk gambar
sampah organik, dan anorganik?.
Pada kegiatan penutup guru melakukan tanya jawab
tentang aktivitas yang telah dilakukan. Hal ini dimaksudkan
untuk mengetahui pengetahuan dan pemahaman anak
tentang sampah dan jenisnya. Guru juga memberikan pujian
kepada anak yang mulai berkembang dan berkembang
dengan baik. Bagi anak yang belum berkembang guru dan
kolaborator memberikan perhatian khusus dengan
melakukan tanya jawab kepada anak.
2) Pertemuan ke-2
Pertemuan terjadi pada Rabu, 4 April 2018. Sebelum
masuk ke dalam kelas, diawali dengan kegiatan berbaris,
salam, berdoa sebelum melaksanakan kegiatan
pembelajaran.
54
Kegiatan awal guru mereview kegiatan yang telah
dilakukan pada pertemuan sebelumnya tentang sampah dan
jenisnya. Lalu guru menjelaskan kembali kepada anak
tentang sampah dan jenisnya menggunakan metode
demonstrasi. Guru kembali menjelaskan materi tentang
sampah dan jenisnya. Kali ini guru menggunakan media
papan tulis, media gambar dan 2 (dua) buah tempat sampah
plastik.
Pada kegiatan inti guru memberikan contoh jenis-jenis
sampah organik dan anorganik serta guru memberikan
contoh bagaimana membuang sampah sesuai dengan
jenisnya. Setelah itu, guru menugaskan kepada anak secara
bergantian untuk memilih sampah organik dan anorganik
serta menugaskannya untuk membuang sampah tersebut ke
dalam bak atau tempat sampah yang telah disediakan.
Pada kegiatan akhir atau penutup guru melakukan
tanya jawab tentang kegiatan yang telah dilakukan untuk
mengetahui peningkatan pengetahuan dan pemahaman
anak tentang sampah dan jenisnya serta bagaimana cara
membuang sampah yang baik dan benar sesuai dengan
jenis sampahnya. Hal ini dimaksudkan agar anak terbiasa
membuang sampah pada tempatnya sesuai dengan jenis
55
sampahnya. Kegiatan juga dimaksudkan mengajarkan anak
untuk peduli terhadap lingkungan dan kesehatan.
c. Observasi
Setelah tahap tindakan, selajutnya adalah tahap
observasi atau tahap pengamatan.Pada tahapan ini dilakukan
observasi secara langsung dengan memakai format observasi
yang telah disusun dan melakukan penilaian terhadap hasil
tindakan yang telah dilakukan. Dari hasil observasi diketahui
upaya guru dalam meningkatkan pembiasaan membuang
sampah organik dan anorganik melalui metode demonstrasi
pada anak usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok mengalami
peningkatan dari siklus sebelumnya.
Untuk lebih jelasnya, hasil observasi siklus I mengenai
upaya guru dalam meningkatkan pembiasaan membuang
sampah organik dan anorganik melalui metode demonstrasi
pada anak usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok sebagai
berikut:
56
Tabel 4.2
Siklus I
No Nama
Butir Pengamatan
X % 1 2 3 4 5 6
1 AF 4 3 2 2 2 2 15 2.5 63
2 AN 4 4 3 2 2 2 17 2.8 71
3 AQ 3 2 3 2 2 2 14 2.3 58
4 DF 2 2 2 2 1 1 10 1.7 42
5 EZ 4 4 4 2 2 2 18 3.0 75
6 FR 4 4 4 2 2 2 18 3.0 75
7 KE 4 4 4 3 2 2 19 3.2 79
8 KH 3 3 3 2 2 2 15 2.5 63
9 KN 2 1 2 2 1 1 9 1.5 38
10 NB 3 3 3 2 2 2 15 2.5 63
11 OZ 4 4 3 3 3 2 19 3.2 79
12 PT 4 4 3 2 2 2 17 2.8 71
13 RA 4 4 4 3 3 3 21 3.5 88
14 RN 4 4 3 2 3 2 18 3.0 75
15 SN 4 3 3 3 2 2 17 2.8 71
16 QA 3 3 2 2 2 2 14 2.3 58
56 52 48 36 33 31 256 42.7 1067
X 2.7 66.7
Keterangan:
Belum Berkembang (BB) diberi skor 1
Mulai Berkembang (MB) diberi skor 2
Berkembang Sesuai Harapan (BSH) diberi skor 3
Berkembang Sangat Baik (BSB) diberi skor 4
Berdasarkan hasil observasi di atas pada siklus I
perkembangan peningkatan pembiasaan membuang sampah
organik dan anorganik melalui metode demonstrasi pada anak usia
4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok sebesar 66,7%. Hal ini
mengindikasikan bahwa peningkatan pembiasaan membuang
57
sampah organik dan anorganik melalui metode demonstrasi pada
anak usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok belum sepenuhnya
terlihat baik dan masih jauh dari target keberhasilan yaitu 80%,
sehingga dilakukan penelitian tindakan kelas siklus II.
Di bawah ini adalah grafik prosentase peningkatan
pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik melalui
metode demonstrasi pada anak usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni
Depok, pada siklus I digambarkan dalam diagram batang.
Grafik 4.2 Siklus I
d. Refleksi
Upaya yang dilakukan peneliti dan kolaborator pada
siklus I peningkatan pembiasaan membuang sampah organik
dan anorganik melalui metode demonstrasi pada anak usia 4-5
tahun di TK Wisanggeni Depok, yaitu guru menggunakan
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pembiasaan Membuang Sampah
AF AN AQ DF EZ FR KE KH KN NB OZ PT RA RN SN QA
58
beberapa media bantuan kegiatan pembelajaran seperti papan
tulis, media gambar sampah organik dan anorganik, tempat
sampah plastik.
Kegiatan yang dilakukan guru pada siklus I melalui
metode demonstrasi yaitu guru dengan suara lantang
menjelaskan kepada anak tentang macam-macam dan jenis
sampah organik dan anorganik melalui media gambar. Hal ini
dimaksudkan agar anak mampu mendengar dengan jelas apa
yang disampaikan guru. Selain itu, media gambar yang
digunakan guru dimaksudkan agar kegiatan pembelajaran lebih
menarik dan anak mudah mengenal serta memahami jenis-jenis
sampah organik dan anorganik. Anak juga ditugaskan untuk
mengimplementasikan kegiatan sesuai dengan arahan guru
yaitu membuang sampah jenis organik dan anorganik ke tempat
sampah yang telah disediakan secara bergantian ke muka
kelas.
Hasil kegiatan pembelajaran menggunakan metode
demonstrasi guna meningkatkan pembiasaan membuang
sampah organik dan anorganik pada anak usia 4-5 tahun di TK
Wisanggeni Depok pada siklus I ternyata terjadi peningkatan
sebesar 20.1% dari tahap pra siklus dengan nilai prosentase
sebesar 46.6% menjadi 66.7%. Dari hasil tersebut ternyata
59
belum memenuhi target peningkatan yang diharapkan yaitu
80% sehingga peneliti perlu melanjutkan pada tahapan siklus II.
Pada siklus I masih ditemukan 8 (delapan) anak belum
sepenuhnya berkembang sesuai harapan. Hampir keseluruhan
siswa mulai berkembang memahami dampak negatif sampah,
memiliki rasa peduli dengan lingkungan dan kesehatan, terbiasa
membuang sampah pada tempatnya sesuai jenisnya. Namun
demikian, ada beberapa anak yang berkembang sesuai
harapan bahkan berkembang sangat baik terutama tentang
pengetahuan dan pemahamannya terhadap sampah dan
jenisnya kecuali (DF) dan (KN) yang mulai berkembang.
Oleh sebab itu, berdasarkan hasil refleksi, maka perlu
dilakukan penelitian tindakan kelas selanjutnya atau siklus II
untuk mengatasi permasalahan dan kendala yang ditemukan
pada siklus I.
3. Siklus II
Dalam tahapan ini merupakan perbaikan siklus sebelumnya.
Peneliti akan melakukan tindakan berupa upaya perbaikan
peningkatan pembiasaan membuang sampah organik dan
anorganik melalui metode demonstrasi pada anak usia 4-5 tahun di
TK Wisanggeni Depok. Pada siklus II peneliti dan kolaborator
berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan pembiasaan anak
membuang sampah organik dan anorganik, mengingat pada siklus
60
I masih ditemukan 8 (delapan) anak belum sepenuhnya
berkembang sesuai harapan terutama terhadap (DF) dan (KN).
Tahapan siklus II adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Pada tahapan perencanaan peneliti bersama kolabolator
peneliti mengidentifikasi masalah berdasarkan hasil temuan
pada siklus I, merumuskan dan menetapkan tujuan penelitian,
(1) menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH) dengan metode
demonstrasi, (2) menyiapkan media yang sesuai tindakan yang
diberikan kepada anak, media tersebut berupa jenis-jenis
sampah organik dan anorganik yang ada di lingkungan sekitar
dekat sekolah, tempat atau bak sampah, (3) menyiapkan alat
pengumpulan data berupa lembar observasi, catatan lapangan,
dan alat dokumentasi berupa kamera.
b. Tindakan
Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari
Senin, 9 April 2018, pertemuan kedua hari Rabu, 11 April 2018,
dengan alokasi waktu masing-masing 2 x 35 menit. Dalam
penelitian ini, peneliti bertindak sebagai guru dan observer
sedangkan kolabolator bertindak sebagai observer. Adapun
proses belajar mengajar mengacu pada Rencana Kegiatan
Harian (RKH) yang telah disiapkan. Berikut adalah kegiatan
siklus II:
61
1) Pertemuan ke-3
Pertemuan dilakukan pada hari Senin, 9 April 2018.
Sebelum masuk ke dalam kelas, diawali dengan kegiatan
berbaris, salam, berdoa sebelum melaksanakan kegiatan
pembelajaran.
Kegiatan diawali dengan mengulang kembali materi
tentang sampah dan jenisnya. Hal ini dimaksudkan untuk
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman anak tentang
sampah dan jenisnya. Guru juga menjelaskan dampak
negatif sampah terhadap lingkungan dan kesehatan
menggunakan media gambar.
Pada kegiatan inti, guru memberikan contoh
beberapa macam dampak negatif sampah terhadap
lingkungan dan kesehatan melalui media gambar. Hal ini
dimaksudkan untuk meningkatkan rasa kepedulian anak
terhadap lingkungan dan kesehatan akibat dampak buruk
atau negatif sampah. Guru juga memberikan beberapa cara
untuk menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan
dengan membuang sampah pada tempatnya sesuai dengan
jenisnya. Dengan suara lantang guru terus berusaha untuk
memberikan penjelasan materi agar didengar dengan baik
oleh anak. Setelah itu, guru memberikan tugas kepada anak
untuk memilih beberapa jenis sampah dan membuangnya ke
62
dalam bak sampah sesuai dengan jenisnya secara
bergantian.
Anak terlihat begitu antusias mengikuti kegiatan
pembelajaran. Anak termotivasi dan aktif mengikuti kegiatan
pembelajaran, hal ini terlihat dari kemampuan anak untuk
menaruh atau membuang sampah pada tempatnya sesuai
dengan jenis sampah yang dipilihnya yaitu sampah organik
dan anorganik.
Pada kegiatan akhir guru melakukan tanya jawab
tentang kegiatan yang telah dilakukan untuk mengetahui
peningkatan pembiasaan membuang sampah organik dan
anorganik melalui metode demonstrasi pada anak usia 4-5
tahun di TK Wisanggeni Depok.
2) Pertemuan ke-4
Pertemuan terjadi pada Rabu, 11 April 2018. Sebelum
masuk ke dalam kelas, diawali dengan kegiatan berbaris,
salam, berdoa sebelum melaksanakan kegiatan
pembelajaran.
Pada kegiatan awal guru mengulang kembali
penjelasan materi tentang sampah sesuai dengan
pertemuan sebelumnya. Hal ini dimaksudkan untuk
meningkatkan daya ingat anak tentang sampah, jenis dan
63
bahanya atau dampak negatif sampah terhadap lingkungan
dan kesehatan.
Pada kegiatan inti, guru kembali memberikan contoh
jenis sampah organik dan anorganik. Guru juga memberikan
contoh membiasakan membuang sampah pada tempatnya
sesuai dengan jenis sampahnya organik dan anorganik. Kali
ini guru bersama kolaborator memberikan tugas kepada
anak siapa yang dapat memilih jenis sampah dan
membuangnya ke tempat sampah sesuai dengan jenis
sampah. Anak sangat antusias menjawab pertanyaan guru
dan bergegas membuang sampah pada tempatnya sesuai
dengan jenis sampah organik dan anorganik yang telah
dipilihnya.
Hal tersebut dimaksudkan untuk membangkitkan
motivasi anak dan kepedulian anak untuk selalu membuang
sampah pada tempatnya dan sesuai dengan jenisnya. Selain
itu, hal ini juga dimaksudkan agar anak benar-benar
memahami tentang sampah, jenis dan bahaya atau dampak
negatifnya dan diharapkan anak memiliki rasa kepedulian
yang tinggi terhadap lingkungan dan kesehatan untuk
menjaga kelestarian alam dan kesehatan dengan
membuang sampah pada tempatnya sesuai dengan jenis
sampahnya.
64
Pada kegiatan akhir guru melakukan tanya jawab
tentang kegiatan yang telah dilakukan untuk mengetahui
peningkatan pembiasaan membuang sampah organik dan
anorganik melalui metode demonstrasi pada anak usia 4-5
tahun di TK Wisanggeni Depok. Pertanyaan yang diajukan
berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman anak
tentang sampah. Guru juga menanyakan tentang jenis
sampah organik dan anorganik yang ada di lingkungan
sekitar. Hal ini dimaksudkan agar anak mampu
membedakan sampah organik dan anorganik. Guru juga
menanyakan apakah anak mengetahui dampak negatif atau
bahaya sampah terhadap lingkungan dan kesehatan. Hal ini
dimaksudkan agar anak memiliki rasa kepedulian terhadap
lingkungan dan kesehatan.
c. Observasi
Pada tahapan ini dilakukan observasi secara langsung
dengan memakai format observasi yang telah disusun dan
melakukan penilaian terhadap hasil tindakan yang telah ada.
Diketahui peningkatan pembiasaan membuang sampah organik
dan anorganik melalui metode demonstrasi pada anak usia 4-5
tahun di TK Wisanggeni Depok, pada siklus II sebagai berikut:
65
Tabel 4.3 Siklus II
No Nama
Butir Pengamatan
X % 1 2 3 4 5 6
1 AF 4 4 3 3 3 3 20 3.3 83
2 AN 4 4 4 3 3 3 21 3.5 88
3 AQ 4 3 4 3 3 3 20 3.3 83
4 DF 3 3 3 3 2 2 16 2.7 67
5 EZ 4 4 4 3 3 3 21 3.5 88
6 FR 4 4 4 3 3 4 22 3.7 92
7 KE 4 4 4 3 3 3 21 3.5 88
8 KH 4 4 4 2 3 3 20 3.3 83
9 KN 3 2 3 3 3 2 16 2.7 67
10 NB 4 4 4 3 2 3 20 3.3 83
11 OZ 4 4 4 4 4 3 23 3.8 96
12 PT 4 4 4 3 3 3 21 3.5 88
13 RA 4 4 4 4 3 4 23 3.8 96
14 RN 4 4 4 3 4 3 22 3.7 92
15 SN 4 4 3 4 3 3 21 3.5 88
16 QA 4 4 3 3 3 3 20 3.3 83
62 60 59 50 48 48 327 54.5 1363
X 3.4 85.2
Keterangan:
Belum Berkembang (BB) diberi skor 1
Mulai Berkembang (MB) diberi skor 2
Berkembang Sesuai Harapan (BSH) diberi skor 3
Berkembang Sangat Baik (BSB) diberi skor 4
Berdasarkan hasil observasi di atas pada siklus II
perkembangan peningkatan pembiasaan membuang sampah
organik dan anorganik melalui metode demonstrasi pada anak usia
4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok sebesar 85,2%. Hal ini
mengindikasikan bahwa peningkatan pembiasaan membuang
sampah organik dan anorganik melalui metode demonstrasi pada
66
anak usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok sudah mencapai
target keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya bahkan telah
melampaui 80%, sehingga penelitian tindakan kelas dihentikan
pada siklus II.
Di bawah ini adalah grafik prosentase peningkatan
pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik melalui
metode demonstrasi pada anak usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni
Depok, pada siklus II digambarkan dalam diagram batang.
Grafik 4.3 Siklus II
d. Refleksi
Upaya yang dilakukan peneliti dan kolaborator pada
siklus II guna memperbaiki kekurangan pada siklus
sebelumnya yaitu dengan mengajak anak ke luar kelas. Jadi,
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pembiasaan Membuang Sampah
AF AN AQ DF EZ FR KE KH KN NB OZ PT RA RN SN QA
67
anak diajak langsung untuk mengenal jenis sampah organik dan
anorganik yang ada di dekat lingkungan sekolah.
Guru menyiapkan 2 (dua) buah bak sampah dan ditaruh
di lapangan. Selain itu, guru juga mengambil berbagai macam
jenis sampah organik dan anorganik yang ada di lingkungan
sekolah seperti, botol plastik minuman, ranting pohon, daun,
sedotan dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan agar anak mudah
mengenali jenis sampah organik dan anorganik. Selain itu, hal
ini juga untuk merangsang kepedulian anak terhadap
lingkungan untuk selalu menjaga kebersihan.
Kegiatan yang dilakukan guru pada siklus II melalui
metode demonstrasi hampir sama dengan siklus sebelumnya
yaitu guru dengan suara lantang menjelaskan kepada anak
tentang macam-macam dan jenis sampah organik dan
anorganik yang ada di lingkungan sekolah. Hal ini dimaksudkan
agar anak mampu mendengar dengan jelas apa yang
disampaikan guru. Selain itu, guru mengajak anak-anak untuk
terjun langsung ke lapangan, hal ini dimaksudkan agar anak
dengan mudah mengenali secara langsung jenis sampah
organik dan anorganik yang ada di lingkungan sekolah.
Kegiatan pembelajaran terkesan lebih menarik antusias anak
agar lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan. Secara
bergantian setiap anak ditugaskan untuk mengimplementasikan
68
kegiatan sesuai dengan arahan guru yaitu membuang sampah
jenis organik dan anorganik yang ada di lingkungan sekitar.
Hasil observasi pada siklus II ternyata kembali terjadi
peningkatan sebesar 18.5% menjadi 85.2% pada siklus II. Dari
hasil tersebut ternyata telah memenuhi bahkan melampaui
target peningkatan yang diharapkan yaitu 80% sehingga
penelitian tindakan kelas dihentikan pada tahapan siklus II.
Pada siklus II terlihat secara keseluruhan anak mengerti dan
memahami tentang sampah dan mengerti sampah organik dan
anorganik. Keseluruhan anak berkembang sesuai harapan
(BSH) bahkan hampir keseluruhan anak berkembang sangat
baik (BSB) yaitu: AF, AN, AQ, EZ, FR, KE, KH, NB, OZ, PT, RA,
RN, SN, QA, kecuali DF dan KN, berkembang sesuai harapan.
Pada siklus II keseluruhan anak mampu memahami
indikator meskipun belum secara keseluruhan, anak mampu:
a. Mengerti dan memahami tentang sampah
b. Mengetahui jenis-jenis sampah organik dan anorganik
c. Memahami dampak negatif sampah
d. Memiliki rasa peduli dengan lingkungan dan kesehatan
e. Mulai terbiasa membuang sampah pada tempatnya sesuai
jenisnya.
69
Tabel 4.4 Rekapitulasi Peningkatan Pembiasaan Membuang Sampah Organik
dan Anorganik Melalui Metode Demonstrasi Pada Anak Usia 4-5 Tahun Di TK Wisanggeni Depok
Pra siklus, SIklus I, dan II
No Nama Anak
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Jml % Jml % Jml %
1 AF 12 50 15 63 20 83
2 AN 11 46 17 71 21 88
3 AQ 8 33 14 58 20 83
4 DF 6 25 10 42 16 67
5 EZ 15 63 18 75 21 88
6 FR 12 50 18 75 22 92
7 KE 17 71 19 79 21 88
8 KH 9 38 15 63 20 83
9 KN 6 25 9 38 16 67
10 NB 9 38 15 63 20 83
11 OZ 13 54 19 79 23 96
12 PT 11 46 17 71 21 88
13 RA 17 71 21 88 23 96
14 RN 14 58 18 75 22 92
15 SN 11 46 17 71 21 88
16 QA 8 33 14 58 20 83
Total 179 746 256 1067 327 1363
Rata-rata 46.6 66.7 85.2
Grafik rekapitulasi peningkatan pembiasaan membuang
sampah organik dan anorganik melalui metode demonstrasi
pada anak usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok, pada Pra
siklus, SIklus I, dan II sebagai berikut:
Grafik 4.4 Rekapitulasi Peningkatan Pembiasaan Membuang Sampah Organik dan Anorganik Melalui Metode Demonstrasi Pada Anak Usia 4-5 Tahun Di Tk Wisanggeni Depok
Pra siklus, SIklus I, dan II
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
AF AN AQ DF EZ FR KE KH KN NB OZ PT RA RN SN QA
Pra Siklus Siklus I Siklus II
70
45
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Upaya guru dalam meningkatkan pembiasaan membuang
sampah organik dan anorganik melalui metode demonstrasi pada anak
usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok yaitu dengan memberikan
penjelasan materi tentang sampah, jenis sampah organik dan
anorganik, dampak negatif sampah terhadap lingkungan dan
kesehatan menggunakan berbagai macam media pendukung atau
bantuan, antara lain: media gambar, papan tulis, dan tempat atau bak
sampah.
Strategi lain yang digunakan guru dalam meningkatkan antusias
atau semangat belajar anak mengikuti kegiatan pembelajaran yaitu
dengan melibatkan siswa secara bergantian memilih jenis sampah dan
membuangnya ke tempat sampah sesuai dengan jenis sampah yang
diambil. Strategi ini cukup berhasil meningkatkan semangat anak dan
pemahaman anak tentang sampah dan jenisnya.
Selain itu, strategi yang digunakan guru ini dimaksudkan pula
agar anak terbiasa membuang sampah pada tempatnya sesuai
dengan jenis sampahnya sehingga mampu menimbulkan kepedulian
anak terhadap lingkungan dan kesehatan. Guru dengan seksama
mengawasi dan mengevaluasi perkembangan peningkatan
pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik melalui
metode demonstrasi pada anak usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni
Depok. Hal ini dilakukan guru dengan mengajak anak-anak ke
46
lapangan terbuka di sekolah. Guru memperhatikan siapa saja anak
yang mengerti dan mampu membuang sampah pada tempatnya
sesuai dengan jenis sampah yang diambil anak. Hal ini dimaksudkan
agar anak memiliki kebiasaan untuk membuang sampah pada
tempatnya sesuai dengan jenisnya dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan yang dilakukan guru dan kolaborator dalam
meningkatkan pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik
melalui metode demonstrasi pada anak usia 4-5 tahun di TK
Wisanggeni Depok mengacu pada Rencana Kegiatan Harian (RKH)
yang telah disiapkan sebelumnya. Guru juga menyiapkan media yang
sesuai tindakan yang diberikan kepada anak, dan guru menyiapkan
alat pengumpulan data berupa lembar observasi, catatan lapangan,
dan alat dokumentasi berupa kamera. Hal ini dimaksudkan agar
perkembangan atau peningkatan yang terjadi pada anak mudah
diketahui dan dievaluasi sehingga kegiatan berjalan lebih efektif.
1. Interpretasi Pra Siklus
Pada pra siklus diketahui pembiasaan membuang sampah
organik dan anorganik melalui metode demonstrasi pada anak usia
4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok masih sangat rendah yaitu
sebesar 46,6%. Pengetahuan dan pemahaman anak tentang
sampah dan jenisnya masih sangat rendah. Masih banyak anak
yang belum mengerti dan memahami tentang sampah dengan baik.
Anak juga belum bisa membedakan jenis-jenis sampah. Selain itu,
47
anak belum memahami dampak negatif atau buruk sampah bagi
kesehatan. Rasa peduli anak dengan lingkungan dan kesehatan
masih rendah dan anak belum terbiasa membuang sampah pada
tempatnya sesuai jenisnya.
2. Interpretasi Siklus I
Hasil siklus I diketahui terjadi peningkatan sebesar 20.1%
dari tahap pra siklus dengan nilai prosentase sebesar 46.6%
menjadi 66.7% pada siklus I. Pada siklus I masih ditemukan 2
anak belum berkembang. Hampir keseluruhan siswa berkembang
sesuai harapan (BSH) memahami sampah dan jeninsnya, dan rata-
rata keseluruhan anak mulai berkembang (MB) memahami dampak
negatif sampah, memiliki rasa peduli dengan lingkungan dan
kesehatan, terbiasa membuang sampah pada tempatnya sesuai
jenisnya. Namun demikian, ada beberapa anak yang berkembang
sesuai harapan (BSH) bahkan berkembang sangat baik (BSB)
terutama tentang pengetahuan dan pemahamannya terhadap
sampah dan jenisnya kecuali (DF) dan (KN).
3. Interpretasi Siklus II
Pada siklus II perkembangan peningkatan pembiasaan
membuang sampah organik dan anorganik melalui metode
demonstrasi pada anak usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok
terjadi peningkatan sebesar 18.5% pada siklus I sebesar 66.7%
48
menjadi 85.2% pada siklus II. Secara keseluruhan anak mengerti
dan memahami tentang sampah dan mengerti sampah organik dan
anorganik. Keseluruhan anak berkembang sesuai harapan (BSH)
bahkan hampir keseluruhan anak berkembang sangat baik (BSB)
yaitu: AF, AN, AQ, EZ, FR, KE, KH, NB, OZ, PT, RA, RN, SN, QA,
kecuali DF dan KN berkembang sesuai harapan.
Hasil observasi menunjukkan bahwa metode demonstrasi
mampu meningkatkan pembiasaan membuang sampah organik dan
anorganik melalui metode demonstrasi pada anak usia 4-5 tahun di TK
Wisanggeni Depok. Hal ini terbukti dari hasil observasi siklus II terlihat
secara keseluruhan anak mengerti dan memahami tentang sampah
dan mengerti sampah organik dan anorganik. Keseluruhan anak
berkembang sesuai harapan (BSH) bahkan hampir keseluruhan anak
berkembang sangat baik (BSB).
Prosentase pembiasaan membuang sampah organik dan
anorganik melalui metode demonstrasi pada anak usia 4-5 tahun di TK
Wisanggeni Depok pada pra siklus hanya sebesar 46.6%. Pada siklus
I terjadi peningkatan sebesar 20.1% yaitu menjadi 66.7%. Sementara
itu, pada siklus II kembali terjadi peningkatan sebesar 18.5% sehingga
menjadi 85.2%, diketahui bahwa peningkatan pembiasaan membuang
sampah organik dan anorganik melalui metode demonstrasi pada anak
usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok sesuai dengan target yang
49
telah ditetapkan bahkan melampauinya yaitu sebesar 80%, sehingga
penelitian tindakan kelas dihentikan pada siklus II.
50
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat
ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik pada anak
usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok sebelum diterapkan
metode demonstrasi sangat buruk sekali. Masih banyak anak yang
belum mengerti dan memahami tentang sampah dengan baik.
Anak juga belum bisa membedakan jenis-jenis sampah. Selain itu,
anak belum memahami dampak negatif atau buruk sampah bagi
kesehatan. Rasa peduli anak dengan lingkungan dan kesehatan
masih rendah dan anak belum terbiasa membuang sampah pada
tempatnya sesuai jenisnya.
2. Metode demonstrasi dapat meningkatkan pembiasaan membuang
sampah organik dan anorganik pada anak usia 4-5 tahun di TK
Wisanggeni Depok. Hal ini dapat terlihat dari prosentase
ketercapaian indikator yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada pra
siklus hanya sebesar 46.6%, terjadi peningkatan sebesar 20.1%
yaitu menjadi 66.7% pada siklus I. Sementara itu, pada siklus II
kembali terjadi peningkatan sebesar 18.5% sehingga menjadi
85.2%, sehingga penelitian tindakan kelas dihentikan pada siklus II.
51
3. Proses pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik
pada anak usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok dapat
ditingkatkan melalui metode demonstrasi. Guru memberikan contoh
jenis sampah organik dan anorganik. Selain itu, guru memberikan
fasilitas atau media pendukung seperti, media gambar, bak atau
tempat sampah organik dan anorganik sehingga anak dengan
mudah mampu menerima dan menyerap materi yang disampaikan
guru. Hal ini dapat terlihat dari kemampuan anak mengerti dan
memahami sampah, jenis sampah organik dan anorganik. Anak
mulai terbiasa membuang sampah pada tempatnya sesuai dengan
jenis sampahnya. Anak mulai memiliki kepedulian terhadap
lingkungan dan kesehatan karena anak memahami dampak negatif
sampah.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diberikan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi sekolah diharapkan terus berupaya meningkatkan fasilitas dan
sarana pendukung kegiatan pembelajaran baik di internal kelas
maupun arena bermain agar anak lebih termotivasi dan antusias
mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga diharapkan kegiatan
pembelajaran berjalan lebih efektif dan sesuai harapan.
52
2. Bagi para guru diharapkan terus berupaya meningkatkan mutu atau
kualitas pembelajaran dengan mengembangkan model atau media
yang digunakan khususnya media yang mudah dimengerti dan
diminati anak.
3. Bagi orang tua diharapkan mampu terus memberikan perhatian dan
pengawasan terhadap perkembangan anaknya agar
perkembangan anak sesuai dengan harapan bersama.
4. Bagi peneliti, diharapkan dapat mengembangkan indikator yang
diteliti terutama berkaitan dengan pembiasaan membuang sampah
organik dan anorganik.
53
DAFTAR PUSTAKA Ahmad Tafsir, 2010. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya. Aly, Heri Noer. 2003. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. Anas Sudijono. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada. Azmi, Muhammad. 2006. Pembinaan Akhlak Anak Usia PraSekolah.
Makasar: Belukar. Dahar, Ratna Wilis, 2011. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Erlangga. Daradjat, Zakiah, Dkk, 2009. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara Daryanto. 2009. Demonsrasi Sebagai Metode Belajar. Jakata: Depdikbud Djaali. H. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Djamarah, Bahri, Syaiful, dan Aswan Zain, 2006. Strategi Belajar
Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta. Hamdani, 2011. Strategi Belajar Mengajar, Bandung: CV Pustaka Setia
Bandung. Hasibuan, J.J. dan Moedjiono, 2005. Proses Belajar Mengajar, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya. Ibnatul, Anis, M, dkk. 2013. Pendidikan Nasionalisme melalui Pembiasaan
di SD Negeri Kuningan 02 Semarang Utara. Jurnal: UNES. Islamuddin, Haryu. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. Jeanne Ellis Ormrod, 2008. Psikologi Pendidikan: Membantu Siswa
Tumbuh dan Berkembang, terjemahan Wahyu Indiyati, dkk. Jakarta: Erlangga.
King, Laura A., 2010. Psikologi Umum, terjemahan Brian Marwendsy,
Jakarta: Salemba Humanika. Maunah, Binti. 2009. Landasan Pendidikan. Yogyakarta: Teras
54
Peraturan Pemerintah No.81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
Prawira, Purwa Atmaja, 2012. Psikologi Umum Dengan Perspektif Baru
Yogyakarta : ArRuzz Media. Rasyad, Aminuddin, 2003, Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta:
Uhamka Press. Rusminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD.
Jakarta: Depdiknas. Rusuli, I.2014. Refleksi Teori Belajar Behavioristik Dalam Perspektif Islam,
Jurnal Pencerahan, 8(1), 38-54. Sadiman, Arief. 2002. Media Pembelajaran dan Proses Belajar Mengajar,
Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta : Prenada Media Group ___________. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group. Santrock, John W. 2010. Psikologi Pendidikan, terjemahan Tri Wibowo
Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Saptono. 2011. Dimensi-Dimensi Pendidikan Karakter. Salatiga: Erlangga Slavin, Robert E. 2008. Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik,
terjemahan Marianto Samosir, Jakarta: PT. Indeks. Soemanto, Wasty, 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Sucipto, Cecep, Dani, 2009. Teknologi Pengolahan Daur Ulang Sampah,
Jakarta: Goysen Publishing. Syah Muhibbin, 2009. Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Raja Grapindo
Persada. Syaodih, Nana, Sukmadinata, 2005. Landasan Psikologi Proses
Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Tampubolon, Saur. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Erlangga
55
Tim Pustaka, 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Wahyuni, Esa Nur, 2009. Motivasi dalam Pembelajaran. Malang: UIN-
Malang Press.
56
Lampiran
CATATAN LAPANGAN
PRA SIKLUS
Awal pertemuan guru memberikan penjelasan tentang sampah dan jenisnya. Guru memberikan contoh jenis-jenis sampah organik dan anorganik. Guru memberikan contoh bagaimana membuang sampah sesuai dengan jenisnya ke dalam bak sampah yang telah disediakan. Anak diberikan tugas membuang sampah ke dalam bak sampah sesuai dengan jenisnya secara bergantian.
Pada kegiatan pra siklus terlihat pengetahuan dan pemahaman anak tentang sampah dan pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik masih sangat rendah, bahkan jauh dari hasil yang diharapkan sesuai target. Masih banyak anak yang belum mengerti dan memahami tentang sampah dengan baik. Anak juga belum bisa membedakan jenis-jenis sampah. Selain itu, anak belum memahami dampak negatif atau buruk sampah bagi kesehatan. Rasa peduli anak dengan lingkungan dan kesehatan masih rendah dan anak belum terbiasa membuang sampah pada tempatnya sesuai jenisnya. Refleksi: g. Pengetahuan anak tentang tentang sampah organik dan anorganik
masih rendah, sehingga guru dan kolaborator berusaha meningkatkan pengetahuan anak dengan metode demonstrasi.
h. Anak belum memahami dampak negatif sampah. Oleh sebab itu, pada siklus selanjutnya guru dan kolaborator memberikan contoh nyata dampak negatif akibat membuang sampah sembarang.
i. Kepedulian anak terhadap lingkungan dan kesehatan masih rendah. Oleh sebab itu, guru dan kolaborator berusaha memotivasi dan memberikan penyadaran kepada anak untuk membuang sampah pada tempatnya. Guru dan kolaborator juga menyiapkan media tambahan berupa bak sampah dan jenis sampah organik dan anorganik.
j. Sebagian besar anak belum terbiasa membuang sampah pada tempatnya dan sesuai jenisnya. Guru dan kolaborator memberikan pembiasaan membuang sampah pada tempatnya melalui metode demonstrasi pada siklus selanjutnya.
57
Lampiran
CATATAN LAPANGAN SIKLUS I
Guru memberikan penjelasan tentang sampah dan jenisnya melalui
metode demonstrasi yaitu guru dengan suara lantang menjelaskan kepada anak tentang macam-macam dan jenis sampah organik dan anorganik melalui media gambar sampah organik dan non organik, gambar dampak negatif atau buruk sampah terhadap lingkungan dan kesehatan, dan tempat sampah plastik.
Kegiatan inti siklus I guru memberikan contoh jenis-jenis sampah yang ada dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekitar. Guru memberikan contoh bagaimana membuang sampah sesuai dengan jenisnya. Setelah itu, guru memberikan tugas kepada anak secara bergantian untuk menunjuk gambar mana yang sesuai dengan perintah guru, misalnya: coba kalian tunjuk gambar sampah organik, dan anorganik?. Guru menugaskan kepada anak secara bergantian untuk memilih sampah organik dan anorganik serta menugaskannya untuk membuang sampah tersebut ke dalam bak atau tempat sampah yang telah disediakan.
Pada kegiatan akhir atau penutup guru melakukan tanya jawab tentang kegiatan yang telah dilakukan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan dan pemahaman anak tentang sampah dan jenisnya serta bagaimana cara membuang sampah yang baik dan benar sesuai dengan jenis sampahnya. Hal ini dimaksudkan agar anak terbiasa membuang sampah pada tempatnya sesuai dengan jenis sampahnya. Kegiatan juga dimaksudkan mengajarkan anak untuk peduli terhadap lingkungan dan kesehatan.
Refleksi:
Pada siklus I masih ditemukan 8 (delapan) anak belum sepenuhnya berkembang sesuai harapan. Namun demikian, hampir keseluruhan siswa mulai berkembang memahami dampak negatif sampah, memiliki rasa peduli dengan lingkungan dan kesehatan, terbiasa membuang sampah pada tempatnya sesuai jenisnya. Namun demikian, ada beberapa anak yang berkembang sesuai harapan bahkan berkembang sangat baik terutama tentang pengetahuan dan pemahamannya terhadap sampah dan jenisnya kecuali (DF) dan (KN) yang mulai berkembang.
Guru dan kolaborator berusaha meningkatkan pengetahuan dan pemahaman serta pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik dengan melibatkan anak langsung ke kehidupan sehari-hari, yaitu anak akan di bawa ke lapangan sekolah untuk secara nyata melakukan kegiatan mengenal sampah organik dan anorganik pada siklu selanjutnya.
58
Lampiran
CATATAN LAPANGAN
SIKLUS II
Guru mengulang kembali penjelasan tentang sampah dan jenisnya melalui metode demonstrasi melalui media gambar sampah organik dan non organik, gambar dampak negatif atau buruk sampah terhadap lingkungan dan kesehatan, dan tempat sampah plastik.
Pada kegiatan inti, guru mengajak anak ke lapangan halaman sekolah, guru memberikan contoh beberapa macam dampak negatif sampah terhadap lingkungan dan kesehatan melalui media gambar. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan rasa kepedulian anak terhadap lingkungan dan kesehatan akibat dampak buruk atau negatif sampah. Guru juga memberikan beberapa cara untuk menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan dengan membuang sampah pada tempatnya sesuai dengan jenisnya. Dengan suara lantang guru terus berusaha untuk memberikan penjelasan materi agar didengar dengan baik oleh anak. Setelah itu, guru memberikan tugas kepada anak untuk memilih beberapa jenis sampah dan membuangnya ke dalam bak sampah sesuai dengan jenisnya secara bergantian.
Pada kegiatan akhir atau penutup guru melakukan tanya jawab tentang kegiatan yang telah dilakukan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan dan pemahaman anak tentang sampah dan jenisnya serta bagaimana cara membuang sampah yang baik dan benar sesuai dengan jenis sampahnya. Hal ini dimaksudkan agar anak terbiasa membuang sampah pada tempatnya sesuai dengan jenis sampahnya. Kegiatan juga dimaksudkan mengajarkan anak untuk peduli terhadap lingkungan dan kesehatan.
Refleksi:
Hasil observasi pada siklus II terjadi peningkatan 85.2%, telah memenuhi target peningkatan yang diharapkan yaitu 80% sehingga penelitian tindakan kelas dihentikan pada tahapan siklus II. Pada siklus II terlihat secara keseluruhan anak mengerti dan memahami tentang sampah dan mengerti sampah organik dan anorganik. Keseluruhan anak berkembang sesuai harapan (BSH) bahkan hampir keseluruhan anak berkembang sangat baik (BSB) yaitu: AF, AN, AQ, EZ, FR, KE, KH, NB, OZ, PT, RA, RN, SN, QA, kecuali DF dan KN, berkembang sesuai harapan. Pada siklus II keseluruhan anak mampu memahami indikator meskipun belum secara keseluruhan. Lampiran 14
59
DAFTAR RIWAYAT HIDUP KOLABORATOR
Nama : Maryam, S.Pd.
Tempat / Tanggal Lahir : Bogor, 15 April 1978
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Jabatan : Guru Kelompok A
Lama Mengajar : 17 Tahun
Riwayat Pendidikan :
1. MI Al-Hidayah, Tahun 1991
2. MTS Al-Hamidiyah, Tahun 1994
3. MAN 7 Jakarta Selatan, Tahun 1997
4. Sekolah Tinggi Agama Islam Citra Didaktika, Tahun 1998
5. Universitas Indraprasta PGRI Jakarta, Tahun 2009
60
Lampiran
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Fia Rahmawati
Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 10 Desember 1984
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Kampung Grogol RT.006/RW.01, No.69
Kelurahan Rangkapan Jaya Kecamatan
Pancoran Mas Depok
Riwayat Pendidikan :
2. SDN 15 Pondok Labu, Tahun 1996
3. SMPN 96, Jakarta, Tahun 1999
4. SMK Al-Hidayah 1 Jakarta, Tahun 2002
5. Sekolah Tinggi Agama Islam CITRA DIDAKTIKA Diploma 2 Tahun
2008
6. Kuliah Program Strata Satu (S1), Program Studi Pendidikan Guru
Anak Usia Dini (PG-AUD), Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Jakarta, Tahun 2011.
61
Lampiran FOTO KEGIATAN PRA SIKLUS
62
63
Lampiran
FOTO KEGIATAN SIKLUS I
64
Lampiran
FOTO KEGIATAN SIKLUS II
65
66
Lampiran
INSTRUMEN PENELITIAN Pembiasaan Membuang Sampah
Di Taman-kanak Wisanggeni pada kelompok A usia 4-5 tahun
Nama
Indikator
Total Skor
Mengenal sampah Organik dan anorganik
Mengetahui jenis-jenis sampah Organik
dan anorganik
Memahami sampah Organik dan anorganik
Memahami dampak negatif sampah Organik
dan anorganik
Memiliki rasa peduli dengan lingkungan dan kesehatan
Terbiasa membuang
sampah pada
tempatnya sesuai
jenisnya
AF
AN
AQ
DF
EZ
FR
KE
KH
KN
NB
OZ
PT
RA
RN
SN
QA
Total Skor
Rata-rata
Penilaian:
e. Belum Berkembang (BB) diberi skor 1
f. Mulai Berkembang (MM) diberi skor 2
g. Berkembang Sesuai Harapan (BSH) diberi skor 3
h. Berkembang Sangat Baik (BSB) diberi skor 4
67
68
69
Lampiran
RENCANA KEGIATAN HARIAN
Semester / Bulan / Minggu : II / April / XVI Hari / Tanggal : Senin / 02 April 2018 Kelompok / Usia : A / 4 – 5 Tahun Tema / Sub Tema : Tanah airku / Kehidupan didesa (Adat istiadat didesa) Materi : Menjawab pertanyaan dengan sopan Menyebutkan tentang adat istiadat didesa
Mengenal adat istiadat didesa Keaksaraan awal tentang kata adat Doa belajar
Fisik Motorik Kasar : Berlari sambil mengambil sampah organik atau anorganik Kegiatan Main : 1. Mengenal, menyebutkansampah organik dan anorganik (bahasa) 2. Mewarnai gambar sampah organik dan anorganik (seni) 3. Menghitung sampah organik dan anorganik (kognitif)
PROSES KEGIATAN :
A. Pembukaan 1. Bernyanyi “Desaku” 2. Bertepuk dengan 2 pola 3. Menyebutkan tentang adat istiadat didesa 4. Berdiskusi tentang adat istiadat didesa 5. Berdoa sebelum belajar 6. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain.
B. Fisik Motorik Kasar (BODY) 1. Berlari sambil melompat
C. Inti
1. Mengenal dan menyebutkan sampah organik dan anorganik (bahasa)
2. Mewarnai sampah organik dan anorganik (seni) 3. Menghitung sampah organik dan anorganik (kognitif)
Recalling :
1. Merapikan mainan 2. Diskusi tentang adat istiadat didesa 3. Menceritakan dan menunjukkan hasil karya
70
4. Penguatan dan pengetahuan yang didapat anak
D. Penutup 1. Menanyakan perasaan selama hari ini 2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkan hari ini,
mainan apa yang paling disukai 3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan 4. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari 5. Berdoa setelah makan 6. Berdoa keluar kelas 7. Berdoa naik kendaraan
Mengetahui, Kepala TK Wisanggeni Guru Kelas Guru Praktek
( Jaronah,S.Pd.I ) ( Maryam,S.Pd ) ( Fia Rahmawati )
71
RENCANA KEGIATAN HARIAN
Semester / Bulan / Minggu : II / April / XVI Hari / Tanggal : Rabu / 4 April 2018 Kelompok / Usia : A / 4 – 5 Tahun Tema / Sub Tema : Tanah airku / Kehidupan didesa (Mata pencaharian rakyat desa) Materi : Menjawab pertanyaan dengan sopan Menyebutkan tentang mata pencaharian rakyat desa
Mengenal permainan apa saja yang ada pekerjaan didesa
Keaksaraan awal tentang kata bertani Doa belajar
Fisik Motorik Kasar : Berjalan berjinjit Kegiatan Main : 1. Mengenal, menyebutkan sampah organik dan anorganik (bahasa) 2. Mencocok gambar sampah organik dan anorganik (seni) 3. Menghitung sampah organik dan anorganik (kognitif)
PROSES KEGIATAN :
A. Pembukaan 1. Bernyanyi “Desaku” 2. Bertepuk dengan 2 pola 3. Menyebutkan tentang mata pencaharian didesa 4. Berdiskusi tentang pekerjaan didesa 5. Berdoa sebelum belajar 6. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain.
B. Fisik Motorik Kasar (BODY) 1. Berjalan berjinjit
C. Inti
1. Mengenal dan menyebutkan sampah organik dan anorganik (bahasa)
2. Mencocok gambar sampah organik dan anorganik (seni) 3. Menghitung sampah organik dan anorganik (kognitif)
Recalling :
1. Merapikan mainan 2. Diskusi tentang mata pencaharian rakyat desa 3. Menceritakan dan menunjukkan hasil karya 4. Penguatan dan pengetahuan yang didapat anak
72
D. Penutup 1. Menanyakan perasaan selama hari ini 2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkan hari ini,
mainan apa yang paling disukai 3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan
73
RENCANA KEGIATAN HARIAN
Semester / Bulan / Minggu : II / April / XVII Hari / Tanggal : Senin/ 9 April 2018 Kelompok / Usia : A / 4 – 5 Tahun Tema / Sub Tema : Alam Semesta / Matahari,Bulan & Bintang (Bintang) Materi : Menjawab pertanyaan dengan sopan Menyebutkan tentang benda langit
Mengenal apa itu bintang Keaksaraan awal tentang kata bintang Doa belajar
Fisik Motorik Kasar : Berjalan sambil melompat Kegiatan Main : 1. Menyebutkan sampah organik dan anorganik
(bahasa) 2. Membuat sate dengan memilah sampah
organik / anorganik (seni) 3. Menghitung berapa sampah yang tertusuk di
sate (kognitif)
PROSES KEGIATAN : A. Pembukaan
1. Bernyanyi “Bintang Kecil” 2. Bertepuk dengan 2 pola 3. Menyebutkan apa saja benda langit 4. Berdiskusi tentang bintang 5. Berdoa sebelum belajar 6. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain.
B. Fisik Motorik Kasar (BODY) 1. Berjalan sambil melompat
C. Inti
1. Menyebutkan sampah organik dan anorganik (bahasa) 2. Membuat sate dengan memilah sampah organik / anorganik (seni) 3. Menghitung berapa sampah yang tertusuk di sate (kognitif)
Recalling :
1. Merapikan mainan 2. Diskusi tentang bintang 3. Menceritakan dan menunjukkan hasil karya 4. Penguatan dan pengetahuan yang didapat anak
D. Penutup
1. Menanyakan perasaan selama hari ini
74
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkan hari ini, mainan apa yang paling disukai
3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan 4. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari
75
RENCANA KEGIATAN HARIAN Semester / Bulan / Minggu : II / April / XVII Hari / Tanggal : Rabu / 11 April 2018 Kelompok / Usia : A / 4 – 5 Tahun Tema / Sub Tema : Alam Semesta / Matahari,Bulan & Bintang (Planet) Materi : Menjawab pertanyaan dengan sopan Menyebutkan tentang planet
Mengenal apa itu planet Keaksaraan awal tentang kata planet Doa belajar
Fisik Motorik Kasar : Melompat sambil berjongkok Kegiatan Main : 1. Menyebutkan huruf apa saja dari macam-macam sampah (bahasa) 2. Mewarnai (seni) 3. Mengumpulkan sampah organik dan anorganik (kognitif)
PROSES KEGIATAN :
A. Pembukaan 1. Bernyanyi 2. Bertepuk dengan 2 pola 3. Menyebutkan tentang mata pencaharian didesa 4. Berdiskusi tentang alam semesta 5. Berdoa sebelum belajar 6. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain.
B. Fisik Motorik Kasar (BODY)
1. Melompat sambil berjongkok
C. Inti 1. Menyebutkan huruf apa saja dari macam-macam sampah
(bahasa) 2. Mewarnai (seni) 3. Mengumpulkan sampah organik dan anorganik (kognitif)
Recalling :
1. Merapikan mainan 2. Diskusi tentang planet 3. Menceritakan dan menunjukkan hasil karya 4. Penguatan dan pengetahuan yang didapat anak
D. Penutup
76
1. Menanyakan perasaan selama hari ini 2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkan hari ini,
mainan apa yang paling disukai 3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan 4. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari 5. Berdoa setelah makan