MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

118
MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 4 - 5 TAHUN DI TK WISANGGENI DEPOK SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : Nama : Fia Rahmawati NIM : 2011817016 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2018

Transcript of MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

Page 1: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

i

MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK MELALUI METODE

DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 4 - 5 TAHUN DI TK WISANGGENI DEPOK

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

Nama : Fia Rahmawati NIM : 2011817016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2018

Page 2: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

i

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Skripsi Agustus 2018 Fia Rahmawati (2011817016) MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK WISANGGENI DEPOK xv + 78 Halaman + 4 Tabel + 4 Gambar + 15 lampiran

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) Bagaimana pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik sebelum diterapkan metode demonstrasi, (2) Apakah pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik dapat ditingkatkan melalui metode demonstrasi, (3) Informasi proses peningkatan pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik melalui metode demonstrasi pada anak usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni, Depok. Penelitian ini dilaksanakan di TK Wisanggeni, Depok. Metode yang digunakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan dengan mengumpulkan data melalui: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah anak usia 4-5 tahun sebanyak 16 orang. Hasil penelitian diketahui: (1) Pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik pada anak usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok sebelum diterapkan metode demonstrasi sangat buruk sekali, (2) Metode demonstrasi dapat meningkatkan pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik pada anak usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok, terlihat dari prosentase ketercapaian pra siklus sebesar 46.6%, terjadi peningkatan 20.1% menjadi 66.7% pada siklus I, pada siklus II kembali terjadi peningkatan 18.5% menjadi 85.2%, penelitian tindakan kelas dihentikan pada siklus II, (3) Proses pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik melalui metode demonstrasi, yaitu guru memberikan contoh jenis sampah organik dan anorganik, memberikan fasilitas atau media pendukung seperti, media gambar, bak atau tempat sampah organik dan anorganik sehingga anak dengan mudah mampu menerima dan menyerap materi yang disampaikan guru.

Kata Kunci : Pembiasaan Membuang Sampah, Demonstrasi, Usia 4-5 Tahun

Daftar Pustaka: 35 buku (2003 – 2014)

Page 3: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

i

Page 4: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

ii

Page 5: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

iii

Page 6: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

iv

Page 7: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK PENINGKATAN AKADEMIK

Sebagai sivitas Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta, saya yang bertandatangan di bawahini: Nama : Fia Rahmawati No. Pokok : 2011817016 Program Studi : Pendidikan Guru Anak Usia Dini Fakultas : Ilmu Pendidikan JenisKarya : Skripsi Demi pengembangan ilmu pendidikan menyetujui untuk memberikan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta Hak Bebas Royalty Non Eksklusif (Non Exlussive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

Meningkatkan Pembiasaan Membuang Sampah Organik dan Anorganik Melalui Metode Demonstrasi Pada Anak Usia 4-5 Tahun di TK.Wisanggeni Depok

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan ini hak bebas royalty Fakultas Ilmu Pendidikan berhak menyimpan, menggali media mengelola dalam bentuk perangkat data (data base), merawat dan mempublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Dibuat di Jakarta, Pada tanggal, Agustus 2018

Fia Rahmawati

Page 8: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

vi

PERSEMBAHAN

Puji Syukur kepada Allah SWT,yang telah memberikan saya tugas berat yaitu Skripsi. Sholawat dan salam kepada junjungan Nabi Muhammad

S.A.W Semoga Hidayah nya dan Syafaatnya diberikan kepada Mahasiswi semester Akhir yang sedang Berjihad di Medan Skripsi.

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Orang tua saya yang selalu mendoakan putra dan putrinya menuju

gerbang kehidupan

2. Suami tercinta Taher Anwar yang selalu mensupport dan dengan

sabar menanti kelulusan

3. Bapak dan Ibu Mertua yang selalu mendoakan saya dan membantu

menjaga kedua anak saya dengan sepenuh hati.

4. Anak-anakku yang selalu bertannya kapan ibu selesainya,

Alhamdulilah nak akhirnya selesai sudah.

5. Dosen Pembimbing Bapak Dr. Farihen, M.Ag., yang selalu

menyempatkan waktunya.

6. Teman-teman seperjuangan PG PAUD UMJ angkatan 2011

Page 9: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

vii

MOTTO

“Yakin dengan kemampuan yang kita miliki,

semua akan ada hasilnya”

Page 10: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, akhirnya penulis menyelesaikan skripsi ini dengan

baik dan lancar. Puji syukur tak lupa dipanjatkan kehadirat Allah SWT,

serta shalawat dan salam tak lupa disanjungkan kepada Rasulullah SAW,

keluarga dan para sahabatnya.

Skripsi yang berjudul ”Meningkatkan Pembiasaan Membuang

Sampah Organik dan Anorganik Melalui Metode Demonstrasi Pada

Anak Usia 4-5 Tahun di TK Wisanggeni Depok” ini disadari masih terdapat

kekurangannya, baik dalam penulisan maupun penyajiannya. Oleh karena

itu, kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat diharapkan.

Pada kesempatan ini, tidak lupa diucapkan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada para pihak yang telah membantu hingga

selesainya skripsi ini, terutama ditujukan kepada:

1. Bapak Dr. Iswan, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Jakarta.

2. Ibu Dr. Diah Andika Sari, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGPAUD

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

3. Bapak Dr. Farihen M.Ag., selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktunya serta memberikan bimbingan dan arahannya.

4. Seluruh Civitas Akademika Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Jakarta, terima kasih atas segala-galanya hingga

dapat terselesaikannya studi ini.

Page 11: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

ix

5. Ibu Jaronah, S.Pd.I., selaku Kepala Sekolah TK Wisanggeni, terima

kasih atas izin dan motivasinya.

6. Guru-guru TK Wisanggeni, terima kasih atas motivasinya.

7. Suami tercinta Taher Anwar beserta Ibu dan anak-anakku tercinta

terima kasih atas doa dan bantuannya baik moril maupun spirituil yang

tidak henti-hentinya.

8. Teman-teman angkatan 2011, Program Studi Pendidikan Anak Usia

Dini (PG-AUD), Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Jakarta, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

9. Semua pihak yang telah menjadi jalan kemudahan dalam

penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah membalas segala kebaikan dengan balasan yang

setimpal. Amin.

Jakarta, Agustus 2018 Penulis,

Fia Rahmawati

Page 12: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

x

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK………………………………………………………………… LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………

i ii

LEMBAR PERSETUJUAN PANITIA UJIAN SKRIPSI……………… iii LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………… FAKTA INTEGRITAS…………………………………………………… PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH………………

iv v vi

PERSEMBAHAN………………………………………………………… vii MOTTO…………………………………………………………………… viii KATA PENGANTAR……………………………………………………… ix DAFTAR ISI……………………………………………………………… xi DAFTAR TABEL………………………………………………………… xiii DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… xiv DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… xv

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................... 1

B. Fokus Masalah ............................................................. 4

C. Rumusan Masalah ........................................................ 4

D. Tujuan Penelitian .......................................................... 5

E. Manfaat Penelitian ....................................................... 5

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ................................................................... 7

1. Hakikat Pembiasaan Membuang Sampah..... ......... 7

2. Hakikat Model Demonstrasi ...................................... 22

B. Kerangka Berpikir ......................................................... 32

C. Hipotesis Tindakan ....................................................... 34

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................... 35

B. Metode Penelitian ......................................................... 35

Page 13: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

xi

C. Subyek Penelitian ......................................................... 37

D. Rancangan Tindakan .................................................... 37

E. Kriteria Keberhasilan Tindakan ..................................... 39

F. Desain dan Prosedur Tindakan .................................... 40

G. Sumber Data ................................................................. 41

H. Instrumen Penelitian ..................................................... 42

I. Teknik Analisis Data ..................................................... 44

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ............................................................. 46

B. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................... 71

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................... 76

B. Saran ............................................................................ 77

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 79

LAMPIRAN ........................................................................................... 82

RIWAYAT HIDUP .................................................................................. 103

Page 14: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Hasil Observasi Pra Siklus................................................. 49

Tabel 4.2 Hasil Observasi Siklus I ..................................................... 56

Tabel 4.3 Hasil Observasi Siklus II .................................................... 65

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Observasi Pra Siklus, Siklus I, dan II .... 69

Page 15: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Peningkatan Pembiasaan Membuang Sampah

Organik dan Anorganik Melalui Metode Demonstrasi

Pada Anak Usia 4-5 Tahun di TK Wisanggeni, Depok

Pra Siklus ..................................................................... 51

Gambar 4.2 Peningkatan Pembiasaan Membuang Sampah

Organik dan Anorganik Melalui Metode Demonstrasi

Pada Anak Usia 4-5 Tahun di TK Wisanggeni, Depok

Siklus I .......................................................................... 57

Gambar 4.3 Peningkatan Pembiasaan Membuang Sampah

Organik dan Anorganik Melalui Metode Demonstrasi

Pada Anak Usia 4-5 Tahun di TK Wisanggeni, Depok

Siklus II ......................................................................... 66

Gambar 4.3 Rekapitulasi Peningkatan Peningkatan Pembiasaan

Membuang Sampah Organik dan Anorganik Melalui

Metode Demonstrasi Pada Anak Usia 4-5 Tahun di TK

Wisanggeni, Depok Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ... 70

Page 16: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Kegiatan Harian (RKH) ................................. 82 Lampiran 2 Data hasil observasi pra siklus .................................... 90 Lampiran 3 Data hasil observasi siklus I ........................................ 91 Lampiran 4 Data hasil observasi siklus II ....................................... 92 Lampiran 5 Instrumen Penelitian .................................................... 93 Lampiran 6 Catatan Lapangan Pra Siklus ..................................... 94 Lampiran 7 Catatan Lapangan Siklus I ........................................... 95 Lampiran 8 Catatan Lapangan Siklus II .......................................... 96 Lampiran 9 Foto Hasil Kegiatan Pra Siklus ................................... 97 Lampiran 10 Foto Hasil Kegiatan Siklus I ......................................... 98 Lampiran 11 Foto Hasil Kegiatan Siklus II ........................................ 99 Lampiran 12 Surat Keterangan Penelitian ........................................ 100 Lampiran 13 Lembar Bimbingan ....................................................... 101 Lampiran 14 Daftar Riwayat Hidup Kolaborator ............................... 102 Lampiran 15 Daftar Riwayat Hidup Penulis ...................................... 103

Page 17: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu upaya untuk membentuk anak yang

cerdas, ceria dan berahlak mulia dan merupakan salah satu tujuan

pendidikan nasional. Pendidikan bagi anak merupakan suatu hal yang

penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini

dalam upaya meningkatkan potensi anak agar tumbuh dan

berkembang secara optimal.

Menurut Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

(2013:25) tertulis bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah

suatu upaya yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia

enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan

untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani

agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Mengenali dan memahami tumbuhkembang anak bagi orang

tua adalah sangat penting artinya demi menjaga dan mempertahankan

perkembangan dan pertumbuhan agar anak tumbuh sehat, cerdas,

kuat, serta mendapatkan banyak pengalaman. Hal ini sangat penting

agar kelak anak dapat berhasil dalam kehidupannya.

Pendidikan anak usia dini (PAUD) diarahkan untuk memfasilitasi

tumbuh kembang anak secara sehat dan optimal sesuai dengan nilai,

Page 18: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

2

norma, dan harapan masyarakat. Pemberian rangsangan pendidikan

untuk anak usia dini yang kondusif dapat dilaksanakan secara efektif

dengan bantuan lembaga-lembaga pendidikan yang menyediakan

wahana bermain untuk anak-anak sebagai taman pendidikan

prasekolah dasar.

Selain pendidikan kehidupan yang sehat merupakan keinginan

dan dambaan semua orang, jika tubuh sakit perasaan tidak akan

senang dan tentu saja tubuh akan merasa sakit, kekayaan menjadi

tidak menyenangkan dan kapandaian menjadi tidak teramalkan bila

tubuh sakit.

Kesehatan mempengaruhi tingkat kepuasan anak dalam

bermain aktif. Anak yang sehat dapat meluangkan lebih banyak waktu

untuk bermain dengan teman-temannya, serta mendapat tingkat

kesenangan yang lebih tinggi dari pada anak-anak yang kurang

sehat.Hal ini karena anak yang kuran sehat cenderung cepat lelah

sehingga tidak dapat menikmati waktu bermain bersama temannya.

Anak usia sekolah, adalah usia yang merupakan periode emas

untuk menanamkan nilai-nilai penting kesehatan. Dalam kegiatan

sehari hari anak-anak menghabiskan sebagian waktu dalam

lingkungan sekolah. Jika tidak dikelola dengan baik, sebagian tempat

belajar mengajar di sekolah merupakan tempat yang rawan untuk

penularan penyakit bagi komunitas di dalamnya.

Page 19: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

3

Pendidikan anak usia dini jangan hanya sekedar mengejar

target kurikulum, keinginan masyarakat dan orang tua, seperti

kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Tetapi pendidikan yang

sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Pada

kenyataannya masih terdapat sekolah yang hanya mengedepankan

intelektualitas, dan dipihak lain perhatian orang tua terkadang

dikalahkan dengan urusan ekonomi, dan hanya menuntut anaknya

bisa membaca dan menulis pada usia dini, sementara pemahaman

pentingnya membuang sampah organik dan anorganik masih sangat

kurang.

Mengingat pentingnya menanamkan pembiasaan untuk

membuang sampah organik dan anorganik ke dalam masing-masing

bak sampah yang tersedia, maka diharapkan akan berdampak baik

pada kebersihan lingkungan sekolah.

Berdasarkan survey sebelum penelitian yang dilakukan pada

anak usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok, diketahui pemahaman

anak terhadap pentingnya membuang sampah organik dan anorganik

pada tempatnya masih sangat kurang. Oleh sebab itu, penting bagi

guru atau pendidik untuk memberikan contoh membiasakan kepada

anak untuk membuang sampah organik dan anorganik ke dalam

masing-masing bak sampah yang tersedia. Upaya yang dilakukan guru

salah satunya melalui metode demonstrasi.

Page 20: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

4

Berdasarkan uraian di atas, dalam rangka upaya mengatasi

kondisi anak yang belum terbiasa membuang sampah organik dan

anorganik pada masing-masing bak sampah yang tersedia di

lingkungan sekolah. Maka peneliti tertarik untuk mencari solusi dari

masalah yang terjadi dengan mengangkat obyek “Meningkatkan

Pembiasaan Membuang Sampah Organik dan Anorganik Melalui

Metode Demonstrasi pada Anak Usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni

Depok”.

B. Fokus Masalah

Dari beberapa masalah yang terdapat pada latar belakang,

peneliti hanya memfokuskan pada penelitian untuk meningkatkan

pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik pada anak

usia 4-5 tahun melalui kegiatan metode Demonstrasi di TK Wisanggeni

Depok agar mampu membuang sampah dengan teratur dan benar.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar permasalahan yang telah dikemukakan di

atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan:

1. Bagaimana pembiasaan membuang sampah organik dan

anorganik pada anak usia 4-5 tahun sebelum diterapkan metode

demonstrasi?

2. Apakah pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik

pada anak usia 4-5 tahun dapat ditingkatkan melalui metode

demonstrasi?

Page 21: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

5

3. Bagaimana proses pembiasaan membuang sampah organik dan

anorganik pada anak usia 4-5 tahun dapat ditingkatkan melalui

metode demonstrasi?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian permasalahan di atas dapat dirumuskan

bahwa penelitian bertujuan:

1. Untuk mengetahui bagaimana pembiasaan membuang sampah

organik dan anorganik pada anak usia 4-5 tahun sebelum

diterapkan metode demonstrasi.

2. Untuk mengetahui apakah pembiasaan membuang sampah.

organik dan anorganik pada anak usia 4-5 tahun dapat ditingkatkan

melalui metode demonstrasi.

3. Untuk mendapatkan informasi bagaimana proses peningkatan

pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik melalui

metode demonstrasi pada anak usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni,

Depok.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini sangat penting bagi anak, orang tua maupun guru.

Adapun manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Bagi Guru

a. Dapat meningkatkan ketrampilan dalam penggunaan metode

yang tepat dalam proses pembelajaran.

Page 22: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

6

b. Dapat meningkatkan kesadaran guru akan pentingnya

membuang sampah organik dan anorganik yang benar.

c. Dapat meningkatkan minat untuk melakukan penelitian.

2. Manfaat Bagi Anak

a. Dapat meningkatkan pembiasaan membuang sampah organik

dan anorganik pada anak.

b. Dapat meningkatkan kesadaran anak akan pentingnya menjaga

kebersihan di lingkungan sekolah.

3. Manfaat Bagi Orang Tua

a. Dapat meningkatkan kesadaran orang tua akan pentingnya

membuang sampah organik dan anorganik sejak dini pada

anak.

b. Dapat meningkatkan pemahaman tentang pembiasaan

membuang sampah organik dan anorganik.

Page 23: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Konseptual

1. Hakikat Pembiasaan Membuang Sampah

a. Pengertian Pembiasaan

Tim Pustaka (2010:125), secara etimologis, pembiasaan

berasal dari kata “biasa”, yakni seperti sedia kala atau seperti

yang sudah-sudah. Maunah (2009:93), dengan adanya prefiks

“pe” dan sufiks “an” menunjukkan arti proses, sehingga

pembiasaaan dapat diartikan dengan proses membuat

sesuatu/seseorang menjadi terbiasa.

Pembiasaan (habituation) merupakan proses

pembentukan sikap dan perilaku yang relatif menetap dan

bersifat otomatis melalui proses pembelajaran yang berulang-

ulang. Sikap atau perilaku yang menjadi kebiasaan mempunyai

ciri; perilaku tersebut relatif menetap, umumnya tidak

memerlukan fungsi berpikir yang cukup tinggi, misalnya untuk

dapat mengucapkan salam cukup fungsi berpikir berupa

mengingat atau meniru saja, bukan sebagai hasil dari proses

kematangan, tetapi sebagai akibat atau hasil pengalaman atau

belajar, dan tampil secara berulang-ulang sebagai respons

terhadap stimulus yang sama.

Page 24: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

8

Menurut Arif (2002:110), pembiasaan dapat diartikan

sebagai sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan

anak didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan

tuntutan ajaran islam. Pembiasaan dinilai efektif jika

penerapannya dilakukan terhadap peserta didik yang berusia

kecil. Karean memiliki “rekaman” ingatan yang kuat dan kondisi

kepribadian yang belum matang, sehingga mereka mudah

terlarut dengan kebiasaan-kebiasaan yang mereka lakukan

sehari-hari.

Menurut Aly (2003:184), pembiasaan dapat diartikan

sebagai sebuah metode dalam pendidikan berupa proses

penanaman kebiasaan. Inti dari pembiasaan ialah pengulangan.

Ahmad (2010:144), mengatakan jika guru setiap masuk kelas

mengucapkan salam, itu telah dapat diartikan sebagai usaha

membiasakan.

Pembiasaan merupakan upaya praktis dalam pendidikan

dan pembinaan anak. Hasil dari pembiasaan yang dilakukan

seorang pendidik adalah terciptanya suatu kebiasaan bagi anak

didiknya. Seorang anak yang terbiasa mengamalkan nilai-nilai

ajaran Islam lebih dapat diharapkan dalam kehidupannya nanti

akan menjadi seorang muslim yang saleh. Pembiasaan yang

dilakukan sejak dini akan membawa kegemaran dan kebiasaan

Page 25: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

9

tersebut menjadi semacam kebiasaan sehingga menjadi bagian

tidak terpisahkan dari kepribadiannya.

Al-Ghazali dalam Muhammad (2006:109), mengatakan:

anak adalah amanah orang tuanya, hatinya yang bersih adalah

permata berharga nan murni, yang kosong dari setiap tulisan

dan gambar. Hati itu siap menerima setiap tulisan dan

cenderung pada setiap yang ia inginkan. Oleh karena itu, jika

dibiasakan mengerjakan yang baik, lalu tumbuh di atas

kebaikan itu maka bahagialah ia di dunia dan akhirat, orang

tuanya pun mendapat pahala bersama.

Ibnatul, dkk (2013:1) mengatakan bahwa pembiasaan

merupakan kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang agar

sesuatu tersebut dapat menjadi kebiasaan. Pembiasaan adalah

segala sesuatu yang dilakukan secara berulang untuk

membiasakan individu dalam bersikap, berperilaku, dan berpikir

dengan benar. Dalam proses pembiasaan berintikan

pengalaman, sedangkan yang dibiasakan adalah sesuatu yang

diamalkan.

Sementara itu, menurut Aristoteles dalam Saptono

(2011:58), keutamaan hidup didapat bukan pertama-tama

melalui pengetahuan (nalar), melainkan melalui habitus, yaitu

kebiasaan melakukan yang baik. Karena kebiasaan itu

menciptakan struktur hidup sehingga memudahkan seseorang

Page 26: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

10

untuk bertindak. Melalui habitus, orang tak perlu susah payah

bernalar, mengambil jarak atau memberi makna setiap kali

hendak bertindak.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

pembiasaan merupakan proses kegiatan yang dilakukan secara

berulang-ulang yang bertujuan untuk membuat individu menjadi

terbiasa dalam bersikap, berperilaku dan berpikir sesuai dengan

tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan dari proses pembiasaan di

sekolah untuk membentuk sikap dan perilaku siswa yang relatif

menetap karena dilakukan secara berulang-ulang baik di dalam

proses pembelajaran maupun di luar proses pembelajaran.

b. Tujuan Pembiasaan

Daradjat (2009:61) hendaknya seorang pendidik

menyadari bahwa dalam pembinaan pribadi anak sangat

diperlukan pembiasaan-pembiasaan dan latihan-latihan yang

cocok dan sesuai dengan perkembangan jiwa anak. Karena

pembiasaan dan latihan tersebut akan berdampak pada sikap

tertentu anak, dan lambat laun sikap itu akan bertambah jelas

dan kuat, akhirnya tidak tergoyahkan lagi karena telah masuk

menjadi bagian dari pribadinya. Dengan kata lain, tujuan

dilakukannya pembiasaan adalah untuk melatih serta

membiasakan anak didik secara konsisten dan berkelanjutan

(countinue) dengan sebuah tujuan, sehingga apa yang

Page 27: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

11

diinginkan benar-benar tertanam pada diri anak dan akhirnya

menjadi kebiasaan yang sulit dilupakan dan ditinggalkan di

kemudian hari.

Syah (2008:123), mengatakan pembiasaan adalah

proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan

kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Pembiasaan selain

menggunakan perintah, suri teladan, dan pengalaman khusus,

juga menggunakan hukuman dan ganjaran. Tujuannya agar

siswa memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan baru

yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan

kebutuhan ruang dan waktu (kontekstual). Selain itu, arti tepat

dan positif di atas ialah selaras dengan norma dan tata nilai

moral yang berlaku, baik yang bersifat religius maupun

tradisional dan cultural.

Dari penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

tujuan dilakukannya pembiasaan adalah untuk melatih serta

membiasakan peserta didik secara konsisten dan kontinyu

dengan sebuah tujuan, sehingga benar-benar tertanam pada

diri anak dan akhirnya menjadi kebiasaan yang sulit ditinggalkan

di kemudian hari.

c. Teori Belajar Behavioristik

Djaali (2008:78), mengemukakan psikologi behavioristik

merupakan salah satu dari tiga aliran psikologi pendidikan yang

Page 28: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

12

tumbuh dan berkembang secara beruntun dari periode ke

periode. Dalam perkembangannya tersebut bermunculan teori

belajar, yang secara garis besar dikelompokkan pada dua teori

belajar, yaitu teori belajar conditioning dan teori belajar

connectionism.

Prawira (2012:241), behaviorisme artinya serba tingkah

laku. Perkembangan psikologi behaviorisme terjadi di Rusia

dengan munculnya tokoh-tokoh psikologi seperti Ivan Pavlov.

Namun, sejauh itu perkembangan psikologi behaviorisme

tampak paling pesat di Amerika Serikat. Di antara tokoh-tokoh

psikologi behaviorisme yang sangat konsen pada penelitian-

penelitian di bidang psikologi behaviorisme adalah J.B. Watson

dan Clarck C. Hull. Tokoh lain yang masuk dalam aliran

behaviorisme adalah Guthrie dengan teori conditioning dan

Edward Lee Thorndike dengan teori connectionism. Pada

pertengahan abad ke20 mengemuka tokoh psikologi

behaviorisme yang dianggap banyak berjasa dalam bidang

praktik pendidikan yaitu B. F. Skinner. Kehebatan Skinner yaitu

kepiawaiannya dalam mengembangkan mesin belajar (teaching

machine) dan belajar berprogram (programmed learning)

Kondisioning klasik (classical conditioning) menurut Ivan

Pavlov dalam Islamudin (2012:78) adalah sebuah teori yang

menjelaskan bagaimana kita terkadang mempelajari respons

Page 29: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

13

baru sebagai hasil dari dua stimulus yang muncul pada waktu

yang hampir bersamaan. Teori ini menganalisis kejadian tingkah

laku dengan mempelajari latar belakang penguatan

(reiforcement) terhadap tingkah laku tersebut. Conditioning

adalah bentuk belajar yang memungkinkan organisme

memberikan respons terhadap suatu rangsangan yang

sebelumnya tidak menimbulkan respons itu. Jadi classical

conditioning sebagai pembentuk tingkah laku melalui proses

persyaratan dan Pavlov beranggapan bahwa tingkah laku

organisme dapat dibentuk melalui pengaturan dan manipulasi

lingkungan.

Sementara itu, menurut Watson dalam Islamudin

(2012:78), belajar merupakan suatu proses perubahan yang

terjadi karena adanya syarat-syarat (conditioning) yang

kemudian menimbulkan reaksi.

Sukmadinata (2005:168), ada beberapa ciri dari rumpun

teori ini, yaitu mengutamakan unsur-unsur atau bagian-bagian

kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan,

mementingkan pembentukan reaksi atau respon, dan

menekankan banyaknya latihan.

Menurut Ormrod (2008:422) asumsi-asumsi dasar teori

belajar behavioristik tentang belajar yaitu:

Page 30: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

14

1) Perilaku orang sebagian besar merupakan hasil dari

pengalaman mereka dengan stimulus-stimulus lingkungan.

2) Belajar dapat digambarkan dalam kerangka asosiasi antara

stimulus dan respons. Stimulus adalah objek atau kejadian

spesifik yang mempengaruhi pembelajaran atau perilaku

individu. Sedangankan respons adalah perilaku spesifik

yang dimunculkan oleh seorang individu.

3) Belajar melibatkan perubahan perilaku.

4) Belajar cenderung terjadi ketika stimulus dan respons

muncul dalam waktu yang berdekatan.

5) Banyak spesies hewan, termasuk manusia, belajar dengan

cara-cara yang sama.

Soemanto (1998:123), mengemukakan guru-guru yang

menganut pendangan ini berpendapat bahwa tingkah laku murid

merupakan reaksi behavioral terhadap lingkungan mereka dan

setiap tingkah laku adalah hasil belajar.

Teori belajar dapat dipahami sebagai kumpulan prinsip

umum yang saling berhubungan dan merupakan penjelasan

atas sejumlah fakta dan penemuan yang berkaitan dengan

peristiwa belajar. Maka teori belajar terpadu yang selaras

dengan idealisme Islam adalah kumpulan penjelasan tentang

prinsip-prinsip yang berkaitan dengan peristiwa belajar yang

bersumber dari al-Qur‟an, al-Sunah, dan khazanah pemikiran

Page 31: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

15

intelektual Islam serta mengambil segi positif dari Barat yang

sesuai dengan idealisme Islam.

Teori belajar Behavioristik-Akhlak ini lebih menekankan

kepada pembentukan perilaku, melalui hubungan antara

stimulus dan respon. Dalam hal ini bisa menggunakan tiga

hukum dalam belajar dari eksperimen Thorndike dalam Rusuli

(2014:51), yaitu:

1) Law of readiness (hukum kesiapan). Belajar akan berhasil

apabila individu memiliki kesiapan. Oleh karena itu, dalam

Islam peserta didik yang akan belajar dianjurkan mempunyai

niat yang benar dan berdo‟a terlebih dahulu, sebagai bentuk

kesiapan peserta didik agar dalam aktivitas selanjutnya bisa

dilakukan secara optimal.

2) Law of exercise (hukum latihan), yaitu belajar akan berhasil

apabila banyak latihan atau ulangan dilakukan. Tentang hal

ini, Islam sangat menghargai perbuatan yang dilakukan

secara terusmenerus walaupun itu sedikit. Jika dilakukan

secara terus-menerus akan menjadi kebiasaan yang

selanjutnya menjadi akhlaknya.

3) Law of effect, yaitu belajar akan bersemangat apabila

mengetahui atau mendapatkan hasil yang baik. Dalam hal

ini,reward (tsawab) memainkan peran yang dominan, artinya

ketika peserta didik belajar dan ia mendapatkan reward,

Page 32: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

16

maka ia akan senantiasa melakukannya. Akan tetapi, reward

dalam Islam di samping bersifat duniawi (tsawab al-Dunya)

juga bersifat ukhrawi (tsawab alakhirah) yang bersifat

futuristik, yang akan diberikan kelak di kemudian hari. Hal ini

sebagaimana yang termaktub dalam makna Surat Ali „Imran,

Ayat 148, sebagai berikut:

Artinya:

“Maka Allah berikan ganjaran kepada mereka di dunia dan

akhirat dengan ganjaran yang baik. Dan Allah mencintai

orang-orang yang berbuat baik” (QS. Ali-Imran: 148).

Selain itu, dalam pembentukan akhlak, cara yang

digunakan adalah uswah hasanah yang menjadikan nabi

Muhammad sebagai role model utama dengan menggunakan

teknik yang dikemukakan oleh al-Ghazali dalam Rusuli

(2014:52), yaitu dengan mengosongkan diri dari sifat-sifat

tercela (takhalli), menghiasi diri dengan sifat-sifat terpuji (tahalli),

dan mengagungkan Allah (tajalli).

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa menanamkan pembiasaan pada anak cara yang

digunakan adalah uswah hasanah dengan menggunakan

teknik, yaitu dengan mengosongkan diri dari sifat-sifat tercela

Page 33: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

17

(takhalli), menghiasi diri dengan sifat-sifat terpuji (tahalli), dan

mengagungkan Allah (tajalli).

d. Prinsip-prinsip Teori Belajar Behavioristik (Pembelajaran

Perilaku)

1) Konsekuensi

Konsekuensi adalah kondisi yang menyenangkan atau tidak

menyenangkan yang terjadi sesudah perilaku dan

mempengaruhi frekuensi perilaku pada masa mendatang.

(Slavin, 2008:184).

2) Penguatan (reinforcement) atau hadiah (reward)

Tindakan penguatan (reinforcerment) didefinisikan sebagai

setiap konsekuensi yang memperkuat (meningkatkan

frekuensi) perilaku. Dalam dunia pendidikan, reinforcer lazim

dipahami sebagai sesuatu yang berarti reward (hadiah),

meskipun dalam psikologi istilah ini memiliki makna khusus.

3) Hukuman (punishment)

Hukuman merupakan konsekuensi dengan menghadirkan

atau memberikan sebuah situasi yang tidak menyenangkan

atau sesuatu yang ingin dihindari untuk menurunkan tingkah

laku. (Wahyuni, 2009:66).

4) Pembentukan (shaping)

Istilah pembentukan (shaping) digunakan dalam teori

pembelajaran perilaku untuk merujuk pada pengajaran

Page 34: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

18

kemampuan atau perilaku baru dengan memperkuat pelajar

untuk mendekati perilaku akhir yang diinginkan atau

pengajaran perilaku baru melalui tahap-tahap kecil menuju

sasaran yang diinginkan.(Ormrod, 2008:192).

5) Kepunahan perilaku (extinction)

Kepunahan perilaku atau pelenyapan (extinction) muncul

ketika perilaku yang sebelumnya mendapat penguatan, tidak

lagi dikuatkan, dan terdapat kecenderungan penurunan

perilaku. (King, 2014:365).

6) Pemeliharaan (maintenance)

Pemeliharaan merupakan prinsip kesinambungan perilaku.

Artinya ketika perilaku baru diperkenalkan, penguatan untuk

memperoleh tanggapan yang benar seharusnya sering

diberikan dan dapat diperkirakan. (Slavin, 2008:201).

7) Peran anteseden

Anteseden adalah rangsangan yang mendahului suatu

perilaku. Dalam teori belajar behavioristik, anteseden

memberikan informasi tentang perilaku mana yang akan

menimbulkan konsekuensi positif dan mana yang akan

menimbulkan konsekuensi tidak menyenangkan. Ada

beberapa contoh anteseden yaitu cueing (isyarat) atau

prompt (dorongan). Cueing (isyarat) adalah pemakaian

isyarat untuk menunjukkan bahwa perilaku tertentu

Page 35: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

19

diinginkan atau bahwa perilaku tertentu harus dihentikan.

Sedangkan prompt (dorongan) adalah stimulus tambahan

atau isyarat tambahan yang diberikan sebelum respons dan

meningkatkan kemungkinan respons itu akan terjadi.

(Santrock, 2010:314)

8) Kesegaran (immediacy) konsekuensi

Kesegaran konsekuensi adalah konsekuensi yang diberikan

secepat mungkin mengikuti perilaku. Konsekuensi yang

segera mengikuti perilaku akan lebih mempengaruhi perilaku

daripada konsekuensi yang lambat datangnya. (Dahar,

2011:21).

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan

prinsip-prinsip teori belajar behavioristik (pembelajaran

perilaku), meliputi: Konsekuensi, Penguatan (reinforcement)

atau hadiah (reward), Hukuman (punishment), Pembentukan

(shaping), Kepunahan perilaku (extinction), Pemeliharaan

(maintenance), Peran anteseden, dan Kesegaran (immediacy)

konsekuensi.

e. Pengertian dan Jenis Sampah

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008

tentang Pengelolaan Sampah, definisi sampah adalah sisa

kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang

berbentuk padat. Kemudian dalam Peraturan Pemerintah No.81

Page 36: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

20

Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan

Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga dijelaskan lagi

tentang definisi sampah rumah tangga adalah sampah yang

berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga yang

tidak termasuk tinja dan sampah spesifik. Sampah sejenis

sampah rumah tangga adalah sampah rumah tangga yang

berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan

khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas

lainnya.

Menurut Sucipto (2009: 2-3), berdasarkan bahan asalnya

sampah dibagi menjadi dua jenis yaitu sampah organik dan

anorganik.

1) Sampah Organik

Sampah organik yaitu buangan sisa makanan

misalnya daging, buah, sayuran dan sebagainya. Contoh

sampah dari zat anorganik adalah: potongan-potongan/

pelat-pelat dari logam, berbagai jenis batu-batuan, pecahan-

pecahan gelas, tulang,belulang, dan lain-lain. Sampah jenis

ini, melihat fisiknya keras maka baik untuk peninggian tanah

rendah atau dapat pula untuk memperluas jalan setapak.

Tetapi bila rajin mengusahakannya sampah dari logam

dapat kembali dilebur untuk dijadikan barang yang berguna,

batu-batuan untuk mengurung tanah yang rendah atau

Page 37: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

21

memperkeras jalan setapak, pecahan gelas dapat dilebur

kembali dan dijadikan barangbarang berguna, dan tulang-

belulang bila dihaluskan (dan diproses) dapat untuk pupuk

dan lain-lain.

2) Sampah anorganik

Sampah anorganik yaitu sisa material sintetis

misalnya plastik, kertas, logam, kaca, keramik dan

sebagainya. Melihat proses penghancurannya oleh jasad-

jasak mikroba, maka sampah zat organik terdiri atas:

a) Zat organik dari bahan plastik

Dengan perkembangnya ilmu pengetahuan dan

disertai berkembangnya Industri, maka banyak barang-

barang atau perkakas dibuat dari bahan plastik. Bahan-

bahan plastik termasuk zat organic. Kita ketahui semua

zat organik dapat dihancurkan oleh jasad-jasad mikroba,

akan tetapi zat plastik tidak dapat. Bila dibuang

sembarangan maka zat plastik ini hancurnya memakan

waktu lama, yaitu antara 40-50 tahun, sehingga

dikhawatirkan akan bertimbun-timbun sampah dari

plastik. Salah satu usaha yang dapat menghancurkan zat

plastik adalah sinar ultraviolet dari matahari. Ini pun akan

memakan waktu yang lama juga, dibandingkan dengan

penghancuran zat organik lainnya oleh mikroba-mikroba.

Page 38: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

22

Jalan tercepat menghancurkan plastik dapat

dimanfaatkan kembali bersama sampah lainnya dapat

pula untuk mengurung tanah yang lebih rendah.

b) Zat organik non-plastik

Sampah zat organik bukan dari plastik banyak

sekali macamnya, misalnya: kayu, kertas, bekas pakaian,

karet, sisa-sisa daging, dana lain-lain. Semua sampah

zat organik dapat diuraikan oleh mikroba-mikroba hingga

menjadi bahan mineral. Bahan mineral-mineral hasil

penguraian ini baik sekali untuk pupuk. Buangan bahan

berbahaya dan beracun (B3), yaitu buangan yang

memiliki karakteristik mudah terbakar, korosif, reaktif, dan

beracun. B3 kebanyak merupakan buangan dari industri,

namun ada juga sebagian kecil merupakan buangan dari

aktifitas masyarakat kota atau desa misalnya baterai, aki,

disinfektan dan sebagainya..

2. Hakikat Metode Demonstrasi

a. Pengertian Metode Demonstrasi

Menurut Rusminiati (2007: 2) metode demonstrasi adalah

pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa, pada

sampai penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat

dipahami peserta didik baik secara nyata maupun tiruan.

Page 39: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

23

Menurut Moedjiono (2005:73) metode demonstrasi

adalah adanya seorang guru, orang luar yang diminta untuk

memperlihatkan suatu proses kepada seluruh kelas.

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan

cara memperagakan suatu benda tertentu yang tidak terlepas

dari penjelasan secara lisan oleh seorang guru.

Menurut Sanjaya W (2006:152) metode demonstrasi

yaitu penyajian pelajaran dengan memperagakan dan

mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi

atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar

tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas

dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses

demonstrasi peran siswa hanya sekedar memperhatikan, akan

tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih

konkret dalam setrategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.

Sedangkan menurut Daryanto (2009:403) metode

demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan

meragakan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses

situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik

sebenarnya ataupun tiruan yang sering disertai penjelasan

Iisan.

Menurut Muhibbin Syah (2008: 208) demonstrasi adalah

metode mengajar dengan cara memperagakan barang,

Page 40: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

24

kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara

langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang

relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang

disajikan.

Sedangkan menurut Aminuddin Rasyad (2006:8)

mengemukakan metode demonstrasi adalah cara pembelajaran

dengan meragakan, mempertunjukkan atau memperlihatkan

sesuatu di hadapan murid di kelas atau di luar kelas.

Demonstrasi dapat dilakukan dengan menunjukkan

benda baik yang sebenarnya, model, maupun tiruannya dan

disertai dengan penjelasan lisan. Demonstrasi akan menjadi

aktif jika dilakukan dengan baik oleh guru dan selanjutnya

dilakukan oleh siswa. Metode ini dapat dilakukan untuk kegiatan

yang alatnya terbatas tetapi akan dilakukan terus-menerus dan

berulang-ulang oleh siswa.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat

disimpulkan bahwa metode demonstrasi merupakan metode

penyajian pelajaran dengan memperagakan dan

mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses situasi

atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan

yang dilakukan baik di dalam maupun di luar kelas.

Page 41: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

25

b. Fungsi, Kegunaan dan Tujuan Metode Demonstrasi

Menurut Djamarah (2006:102) fungsi dan kegunaan dari

metode demonstrasi yang digunakan antara lain:

1) Untuk memberikan keterangan dan keterampilan tertentu

kepada anak didik.

2) Untuk memudahkan penjelasan, hingga mudah dipahami

sebab penggunaan bahasa dalam pengajaran memiliki sifat

keterbatasan.

3) Untuk menghindari verbalisme dalam pengajaran.

4) Untuk meneliti sejumlah fakta dan objek tertentu.

5) Perhatian murid menjadi terpusat kepada proses belajar

semata-mata.

6) Proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih

berkesan secara mendalam, sehingga membentuk

pengertian dengan baik dan sempurna.

7) Siswa dapat mengamati dan memperlihatkan apa yang

diperlihatkan selama pelajaran berlangsung

Menurut Hamdani (2011:57) tujuan metode demonstrasi

sebagai berikut:

1) Untuk memberikan latihan keterrampilan tertentu kepada

anak didik.

2) Untuk memudahkan penjelasan yang diberikan agar anak

didik langsung mengetahui dan dapat tampil melakukannya.

Page 42: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

26

3) Untuk membantu anak didik dalam memahami suatu proses

secara cermat dan teliti.

4) Untuk menunjukkan suatu standar penampilan.

5) Untuk menumbuhkan motivasi anak didik tentang

latihan/praktik yang kita laksanakan.

6) Untuk menyederhanakan penyelesaian kegiatan yang

panjang.

c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi

Setiap metode pembelajaran pasti memiliki kelebihan

dan kekurangan. Menurut Sanjaya (2009:150) beberapa

kelebihan dan kekurangan dari metode demonstrasi. Sebagai

suatu metode pembelajaran, demonstrasi memiliki beberapa

kelebihan, di antaranya:

1) Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan

dapat dihindari, sebab siswa langsung memperhatikan

bahan pelajaran yang dijelaskan.

2) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak

hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.

3) Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan

mendapatkan kesempatan membandingkan antara teori dan

kenyataan. Sehingga siswa akan lebih meyakini kebenaran

materi pembelajaran.

Page 43: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

27

Dari kelebihan-kelebihan di atas metode demonstrasi

dapat menanamkan keyakinan pada siswa akan kepastian

sesuatu karena metode demonstrasi merupakan cara yang

wajar atau alamiah sesuai dengan proses perkembangan jiwa

anak untuk belajar memahami sesuatu atau obyek perbuatan.

Dengan melihat sendiri obyeknya timbul hasrat untuk

mengetahui lebih dalam dan terperinci tentang obyek yang

dilihatnya. Dengan demikian siswa di didik untuk mengamati

sesuatu dengan sikap kritis.

Mengamati sesuatu dengan cermat, baik dengan alat

indera mata, telinga maupun indera lainnya bukan pekerjaan

yang mudah bagi siswa kalau tempat duduknya tidak berpindah-

pindah maka siswa hanya melihat dari satu pihak saja, obyek

yang didemonstrasikan. Hal ini dapat menimbulkan kekeliruan

tanggapan dan pengertian mengenai obyek yang diamati.

Apabila siswanya hanya dengan berpindah-pindah tempat dapat

menibulkan kegaduhan. Untuk mengatasinya guru harus

menentapkan garis-garis besar, langkah-langkah demonstrasi

yang akan dilaksanakan.

Menurut Sanjaya (2009:151) di samping memiliki

beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki

beberapa kekurangan, di antaranya:

Page 44: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

28

1) Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih

matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi

bisa saja gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini

tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan

suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya

terlebih dahulu sehingga dapat memakan waktu yang

banyak.

2) Demonstrasi memerlukan bahan-bahan, peralatan dan

tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini

memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan

dengan metode ceramah.

3) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan

guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih

profesional. Di samping itu, demonstrasi juga memerlukan

kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan

proses pembelajaran siswa.

Sedangkan menurut Syaiful (2010: 210) kekurangan

metode ini adalah:

1) Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus,

karena tanpa ditunjang dengan hal-hal itu, pelaksanaan

metode demonstrasi akan tidak efektif.

2) Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai

tidak selalu tersedia dengan baik.

Page 45: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

29

3) Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang

matang di samping sering memerlukan waktu yang cukup

panjang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam

pelajaran lain.

Dari kelemahan-kelemahan di atas sebaiknya guru

mengarahkan demonstrasi itu sedemikian rupa sehingga siswa

memperoleh pengertian dan gambaran yang benar tentang apa

yang sedang didemonstrasikan sebaiknya sebelum demonstrasi

itu dimulai guru telah mengadakan uji coba supaya kelak dalam

pelaksanaannya tepat.

d. Langkah-langkah Metode Demonstrasi

Menurut Sanjaya (2009: 151-152) langkah-langkah yang

dapat dilakukan dalam pembelajaran dengan metode

demonstrasi adalah sebagai berikut:

1) Tahap persiapan

Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus

dilakukan untuk melaksanakan metode demonstrasi:

a) Merumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa

setelah proses demonstrasi berakhir.

Tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti aspek

pengetahuan, sikap, atau keterampilan tertentu.

b) Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi

yang akan dilakukan.

Page 46: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

30

Garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi

diperlukan sebagai panduan untuk menghindari

kegagalan dalam melaksanakan demonstrasi.

c) Melakukan uji coba demonstrasi.

Uji coba meliputi segala peralatan yang diperlukan.

2) Tahap pelaksanaan

a) Langkah pembukaan

Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang

perlu diperhatikan, di antaranya:

(1) Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua

siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang

sedang didemonstrasikan.

(2) Kemungkinan tujuan apa yang harus dicapai oleh

siswa.

(3) Kemungkinan tugas-tugas apa yang harus dilakukan

oleh siswa, misalnya siswa diperintahkan untuk

mencatat hal-hal penting dari pelaksanaan

demonstrasi.

b) Langkah pelaksanaan

Setelah melaksanakan langkah pembuka, demonstrasi

dapat mulai dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:

(1) Memulai demonstrasi dengan hal-hal yang

merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui

Page 47: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

31

pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki

sehingga mendorong siswa untuk tertarik

memperhatikan demonstrasi.

(2) Menciptakan suasana yang menyejukkan dengan

menghindari suasana yang menegangkan.

(3) Meyakinkan diri bahwa semua siswa mengikuti

jalannya demonstrasi dengan cara memperhatikan

reaksi seluruh siswa.

(4) Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif

memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang

dilihat dari proses demonstrasi itu.

c) Langkah akhiran

Setelah demonstrasi selesai dilakukan, proses

pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-

tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan

demonstrasi dan proses pencapaian tujuan

pembelajaran. Hal itu diperlukan untuk meyakinkan

apakah siswa memahami proses demonstrasi yang telah

dilakukan atau tidak. Selain memberikan tugas yang

relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi

bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk

perbaikan selanjutnya.

Page 48: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

32

B. Kerangka Berpikir

Sampah merupakan sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau

proses alam yang berbentuk padat. Kemudian dalam Peraturan

Pemerintah No.81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah

Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga dijelaskan lagi

tentang definisi sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal

dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinja

dan sampah spesifik. Sampah sejenis sampah rumah tangga adalah

sampah rumah tangga yang berasal dari kawasan komersial, kawasan

industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau

fasilitas lainnya.

Sampah dapat menimbulkan berbagai macam penyakit baik

secara langsung maupun tidak langsung akibat udara kotor yang

ditimbulkannya. Oleh sebab itu, penting bagi pendidik untuk

memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada anak agar

mengetahui dampak negatif dari sampah. Salah satu upaya yang

dilakukan yaitu dengan menjaga lingkungan.

Sejak dini seharusnya anak sudah diajarkan untuk terbiasa

membuang sampah pada tempatnya agar lingkungan tetap bersih dan

nyaman. Hal ini mengingat banyak dampak negatif yang ditimbulkan

oleh sampah terutama banjir, sumber penyakit, udara tidak nyaman

dan sebagainya.

Page 49: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

33

Pemahaman anak terhadap pentingnya membuang sampah

organik dan anorganik pada tempatnya masih sangat kurang. Oleh

sebab itu, penting bagi guru atau pendidik untuk memberikan contoh

membiasakan kepada anak untuk membuang sampah organik dan

anorganik ke dalam masing-masing bak sampah yang tersedia. Upaya

yang dilakukan guru salah satunya melalui metode demonstrasi.

Melalui metode demonstrasi kegiatan pembelajaran diharapkan

lebih menarik perhatian anak, sehingga anak diharapkan akan mampu

menyerap dengan baik tentang sampah, jenis-jenisnya, manfaat dan

diharapkan anak akan berperilaku sesuai dengan harapan guru yaitu

membuang sampah pada tempatnya. Diharapkan melalui metode

demonstrasi akan berdampak positif terhadap perubahan perilaku dan

sikap anak untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang

sampah organik dan anorganik ke dalam masing-masing bak sampah

yang tersedia.

Berdasarkan uraian permasalahan dan landasan teori yang

digunakan, maka kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat

digambarkan ke dalam bagan berikut ini.

Page 50: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

34

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis merupakan dugaan sementara dalam sebuah

penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: kebiasaan

anak membuang sampah organik dan anorganik pada anak usia 4-5

tahun di TK Wisanggeni Depok dapat ditingkatkan melalui metode

demonstrasi.

Kondisi Awal

Pelaksanaan Metode Demonstrasi

Kondisi Akhir

- Anak kurang memahami tentang

sampah dan jenisnya

- Kebiasaan anak membuang sampah

pada tempatnya masih rendah

- Menjelaskan pengertian sampah,

jenisnya, serta dampak negatifnya

- Mengajarkan anak manfaat menjaga

kebersihan lingkungan

- Mendemonstrasikan membuang

sampah pada tempatnya sesuai

jenisnya

- Pemahaman anak tentang sampah

meningkat

- Pemahaman anak terhadap

pentingnya menjaga kebersihan

lingkungan meningkat

- Anak terbiasa membuang sampah

pada tempatnya sesuai jenisnya

Page 51: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Taman-kanak Wisanggeni

pada kelompok A usia 4-5 tahun yang berlokasi Jl.Keadilan

Komplek Arco, Rangkapan Jaya Baru, Pancoran Mas, Depok, Jawa

Barat.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan

Juli tahun 2018. Hal ini meliputi berbagai rencana persoalan

penelitian yang dilakukan, sehingga dapat memberi suatu

pemahaman yang lebih mendalam mengenai penelitian lakukan.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas

dengan menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

dikembangkan oleh Mc. Taggart dalam Tampubolon (2014:27).

Desain PTK Model Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri dari empat

tahapan, yaitu planning, acting, observing, dan reflecting. Namun, ada

perbedaan di mana tahapan acting dan observating disatukan dalam

satu kotak, artinya pelaksanaan tindakan dilaksanakan secara simultan

Page 52: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

36

dengan observasi, sehingga bentuknya sering dinamakan sebagai

bentuk spiral, dalam bentuk siklus seperti bagan di bawah ini:

Sumber: Mc. Taggart dalam Tampubolon (2014:27)

Gambar 3.1

Desain PTK Model Kemmis & McTaggart

Pada gambar di atas dijelaskan bahwa penelitian ini terdiri

siklus. Masing-masing siklus dalam penelitian ini terdiri atas tiga

kegiatan pokok yaitu: planning, acting dan observating, reflecting.

Kegiatan ini berlangsung secara simultan yang urutannya dapat

mengalami modifikasi disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.

Planning

Acting/observating

Reflecting

Revised Planning

Acting/observating

Reflecting Next

Page 53: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

37

C. Subyek Penelitian

Subjek penelitian dalam PTK ini adalah peserta didik kelompok

Bermain usia 4-5 tahun di Taman Kanak-kanak Wisanggeni Depok

tahun pelajaran 2017/2018 sebanyak 16 anak, yang terdiri dari 10

anak laki-laki dan 6 anak perempuan.

D. Rancangan Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus

kegiatan, yang akan dilanjutkan dengan siklus berikutnya bila kriteria

keberhasilan tindakan belum terpenuhi. Masing-masing siklus terdiri

dari 4 tahap kegiatan yaitu: (1) Menyusun rencana tindakan, (2)

Melaksanakan tindakan, (3) melakukan observasi, (4) Membuat

analisis dan (5) refleksi sebagai dasar perencanaan untuk siklus

berikutnya.

1. Refleksi Pra Siklus

Refleksi Prasiklus dimaksudkan sebagai kegiatan penjajagan

yang dimanfaatkan untuk mengumpulkan informasi tentang situasi-

situasi yang relevan dengan tema penelitian.Peneliti bersama

kolaborator melakukan pengamatan pendahuluan untuk mengenali

dan mengetahui situasi yang sebenarnya. Berdasarkan hasil

refleksi prasiklus dapat dilakukan pemfokusan masalah yang

selanjutnya dirumuskan menjadi masalah penelitian. Berdasarkan

rumusan masalah tersebut maka dapat ditetapkan tujuan penelitian.

Sewaktu melaksanakan refleksi prasiklus, paling tidak peneliti

Page 54: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

38

sudah menelaah teori-teori yang relevan dengan masalah-masalah

yang akan diteliti.

2. Siklus I

a. Penyusunan Rencana Tindakan

Berdasarkan pada identifikasi masalah yang dilakukan

pada tahap prasiklus, disusun rencana tindakan yang mencakup

semua langkah tindakan secara rinci. Mulai dari bahan ajar,

media/alat peraga, instrumen observasi, serta kegiatan yang

akan diberikan sebagai tindakan, dipersiapkan dengan matang.

Juga diperhitungkan segala kendala yang mungkin timbul pada

saat tahap implementasi berlangsung. Dengan melakukan

antisipasi, diharapkan pelaksanaan PTK dapat berlangsung

dengan baik sesuai dengan hipotesis yang telah ditentukan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tahap ini merupakan pelaksanaan dan monitoring dari

semua rencana yang telah disusun. Tahap ini adalah realisasi

dari semua teori dan teknik mengajar yang telah disiapkan

sebelumnya. Langkah-langkah yang dilakukan guru tetap

mengacu pada kurikulum yang berlaku. Keterlibatan kolaborator

untuk membantu peneliti dalam pelaksanaan tindakan dan

untuk dapat lebih mempertajam refleksi dan evaluasi yang

dilakukan terhadap apa yang terjadi dalam penelitian.

Page 55: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

39

c. Observasi/Pengamatan Tindakan

Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang

pelaksanaan tindakan dari rencana yang sudah dibuat serta

dampaknya terhadap proses pelaksanaan tindakan, yang

dikumpulkan dengan alat bantu instrumen pengamatan yang

dikembangkan oleh peneliti. Dalam tahap observasi ini peneliti

dibantu oleh kolaborator. Hanya saja pengamat tidak boleh

terlibat terlalu dalam dan mengintervensi terhadap pengambilan

keputusan tindakan yang dilakukan oleh peneliti.

d. Analisis dan Refleksi Data

Tahapan ini merupakan tahapan untuk memproses data

yang didapat saat pengamatan. Data tersebut kemudian

ditafsirkan, dalam proses pengkajian data ini dimungkinkan

untuk melibatkan kolaborator. Proses refleksi ini segala

pengalaman dan pengetahuan yang dikuasai, menjadi bahan

pertimbangan dan perbandingan sehingga dapat ditarik suatu

kesimpulan yang valid. Untuk memudahkan dalam refleksi bisa

juga dimunculkan kelebihan dan kekurangan setiap tindakan

dan dijadikan dasar perencanaan siklus selanjutnya.

E. Kriteria Keberhasilan Tindakan

Tindakan pada penelitian ini dikatakan berhasil jika terjadi

peningkatan pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik

Page 56: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

40

anak pada siklus I dibandingkan prasiklus, dan peningkatan pada

siklus II dibandingkan siklus I dan seterusnya sampai pengembangan

pemahaman pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik

anak tercapai dengan nilai anak rata-rata 75%, yaitu:

Skor observasi

Skor maksimal

Keterangan :

P = Prosentase yang dicari

Skor observasi = Skor yang diperoleh

Skor maksimal = Skor yang seharusnya dicapai.

F. Desain dan Prosedur Tindakan

1. Desain Tindakan

a. Pra siklus

Dalam tahap ini peneliti membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran, membuat media pembelajaran, menyusun

evaluasi pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap kedua ini pelaksanaan tindakan adalah

implementasi atau penerapan dari isi rancangan tindakan. Di

tahap ini guru berusaha mentaati apa yang sudah dibuat atau

dirumuskan dalam rancangan tindakan. Dan harus berlaku apa

adanya.

= 75% P =

Page 57: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

41

c. Tahap Pengamatan atau observasi

Tahapan ketiga adalah proses pengamatan yang

dilakukan oleh pengamatan, pengamatan ini dilaksanakan pada

saat pelaksanaan rancangan tindakan dilakukan, kemudian

mencatat setiap tindakan yang terjadi, sehingga mendapatkan

data yang akurat untuk perbaikan selanjutnya.

d. Tahap Refleksi

Tahap ke empat ini merupakan kegiatan untuk

menguraikan kembali hasil pemantauan dan refleksi yang

berkaitan dengan proses yang dilakukan oleh guru rancangan

tindakan yang telah dilakukan guru, dan menentukan apakah

hal-hal yang telah dilaksanakan sudah memuaskan atau masih

kurang, sehingga perlu diadakan perbaikan kembali pada siklus

berikutnya.

G. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru

dan mitra mengajar di TK Wisanggeni Depok serta seluruh peserta

didik yang berjumlah 16 anak kelompok usia 4-5 tahun yang mengikuti

proses pembelajaran selama siklus penelitian berlangsung.

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa sumber

yaitu: siswa, guru dan teman sejawat.

Page 58: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

42

1. Peserta didik kelompok A usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok

sebanyak 16 anak yang terdiri dari 10 anak laki-laki dan 6 anak

perempuan.

2. Guru

Untuk melihat keberhasilan dalam melakukan metode demonstrasi

dilakukan serta pembiasaan membuang sampah organik dan

anorganik.

3. Teman sejawat

Teman sejawat yang dimaksud adalah siswa dan guru untuk

melihat penelitian tindakan kelas secara komprehensip.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan salah satu sarana

pengumpulan data yang mempunyai andil cukup besar terhadap

keberhasilan suatu penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan

dalam peneltitian tindakan kelas ini meliputi hasil observasi, hasil

catatan lapangan, hasil tes formatif dan dokumentasi foto. Adapun hal

tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui peningkatan

pengetahuan dan pemahaman anak tentang sampah dan

kebiasaan anak membuang sampah pada tempatnya sesuai

dengan jenisnya melalui metode demonstrasi.

Page 59: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

43

2. Lembar Catatan Lapangan

Lembar catatan lapangan merupakan catatan lapangan saat

penelitian dilakukan pada tiap siklusnya guna diketahui

perkembangan pengetahuan dan pemahaman anak tentang

sampah dan kebiasaan anak membuang sampah pada tempatnya

sesuai dengan jenisnya melalui metode demonstrasi.

3. Instrumen Pengambilan Data

a. Definisi Konseptual

1) Pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik

adalah membiasakan membuang sampah sesuai dengan

tempatnya masing-masing.

2) Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara

memperagakan suatu benda tertentu yang tidak terlepas dari

penjelasan secara lisan oleh seorang guru.

b. Definisi Operasional

Pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik pada

anak usia 4-5 tahun digunakan indikator kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Siswa mendapatkan skor 4, apabila Berkembang

Sangat Baik (BSB), diberi skor 3 apabila Berkembang Sesuai

Harapan (BSH), diberi skor 2, apabila Mulai Berkembang (MB),

dan diberi skor 1, apabila Belum Berkembang (BB)

c. Kisi-kisi Instrumen

Instrumen penelitian atau instrumen pengumpulan data

adalah alat bantu (yang dapat diwujudkan dalam benda) yang

Page 60: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

44

dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya

mengumpulkan data, sesuai dengan metode yang digunakan.

Variabel Aspek Indikator Item Skor

Pembiasaan

membuang

sampah Kognitif

1. Anak mengenal sampah

organik dan anorganik

2. Anak mengetahui jenis-

jenis sampah organik dan

anorganik

1,2

3,4

Afektif

1. Anak memahami sampah

organik dan anorganik

2. Anak memahami dampak

negatif sampah organik

dan anorganik

5,6

7,8

Psikomotorik

1. Anak memiliki rasa peduli

dengan lingkungan dan

kesehatan

2. Anak terbiasa membuang

sampah pada tempatnya

sesuai jenisnya

9,10

11,12

Penilaian:

a. Belum Berkembang (BB) diberi skor 1

b. Mulai Berkembang (MB) diberi skor 2

c. Berkembang Sesuai Harapan (BSH) diberi skor 3

d. Berkembang Sangat Baik (BSB) diberi skor 4

I. Teknik Analisa Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif

kualitatif. Dalam penelitian ini, analisis data dimulai sejak awal sampai

Page 61: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

45

akhir pengumpulan data. Data yang terbentuk kata-kata atau kalimat

dari hasil observasi diolah menjadi kalimat-kalimat yang bermakna dan

dianalisis secara kualitatif. Analisis data ini kemudian dikerjakan

secara intensif sesudah penelitian selesai. Di samping berbentuk

kualitatif, data yang diperoleh dari penelitian ini juga berbentuk data

deskriptif kuantitatif yang berupa angka-angka sederhana yang

diperoleh dari hasil perhitungan lembar observasi pada saat tindakan

dilakukan dan disajikan dalam bentuk terstruktur sehingga mudah

dipahami.

Analisis data kualitatif digunakan untuk memperoleh data

persentase rata-rata (mean) dari hasil tes siswa pada saat tindakan

dilakukan. Anas Sudijono (2008:81) mengemukakan rata-rata nilai

dapat dihitung dengan rumus:

Keterangan

Mx = mean yang dicari

∑x = jumlah dari nilai-nilai yang ada

N = banyaknya nilai-nilai itu sendiri

Page 62: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil observasi sebelum dilakukan penelitian

tindakan peneliti menemukan bahwa pada anak usia 4-5 tahun di TK

Wisanggeni Depok, diketahui pemahaman anak terhadap pentingnya

membuang sampah organik dan anorganik pada tempatnya masih

sangat kurang. Oleh sebab itu, penting bagi guru atau pendidik untuk

memberikan contoh membiasakan kepada anak untuk membuang

sampah organik dan anorganik ke dalam masing-masing bak sampah

yang tersedia. Upaya yang dilakukan guru salah satunya melalui

metode demonstrasi. Oleh karena itu, peneliti melakukan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) dengan tahapan sikus sebagai berikut:

1. Pra Siklus

Pada tahapan ini peneliti belum melakukan tindakan ataupun

kolaborasi dengan kolaborator. Pada tahap pra siklus peneliti

hanya melakukan observasi pengetahuan dan pemahaman anak

tentang sampah organik dan anorganik melalui metode

demonstrasi dan wawancara dengan kolaborator tentang

meningkatkan pembiasaan membuang sampah organik dan

anorganik melalui metode demonstrasi pada anak usia 4-5 tahun di

TK Wisanggeni Depok sebagai subyek penelitian. Penelitian

46

Page 63: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

47

Tindakan Kelas (PTK) pra siklus sebelum memasuki tahap siklus I,

dilaksanakan untuk mengetahui tindakan yang akan dilakukan pada

siklus I. Berikut adalah kegiatan pra siklus atau sebelum dilakukan

tindakan.

Tahap pra siklus dilaksanakan pada hari Senin, 26 Maret

2018. Pada pertemuan pertama, peneliti melakukan pengamatan

yang dimulai sejak anak mulai ikrar/berbaris sampai masuk kelas

dan melakukan proses pembelajaran dengan gurunya. Proses

pembelajaran diawali dengan kegiatan berbaris, salam, berdoa

sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran. Di awal pertemuan

ini terlihat jelas pengetahuan anak tentang sampah dan jenis

sampah organik dan anorganik masih sangat rendah. Anak juga

belum mengetahui dampak negatif dari sampah terhadap

kesehatan. Selain itu, ada juga belum terbiasa membuang sampah

pada tempatnya.Hampir keseluruhan anak terlihat:

a. Belum mengerti tentang sampah

b. Belum mengetahui jenis-jenis sampah

c. Belum memahami tentang sampah

d. Belum memahami dampak negatif sampah

e. Belum memiliki rasa peduli dengan lingkungan dan kesehatan

f. Belum terbiasa membuang sampah pada tempatnya sesuai

jenisnya.

Page 64: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

48

Pembelajaran dilanjutkan dengan pembahasan sub tema

yang dimulai dengan:

a. Apersepsi (tanya jawab tentang sampah)

b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran untuk memotivasi

semangat belajar anak.

c. Guru menyiapkan media pembelajaran berupa media papan

tulis, media gambar, dan bak sampah.

Di kegiatan inti, guru dan anak aktif melakukan kegiatan

sebagai berikut:

a. Anak menyimak penjelasan guru tentang sampah dan jenisnya.

b. Guru memberikan contoh jenis-jenis sampah organik dan

anorganik.

c. Guru memberikan contoh bagaimana membuang sampah

sesuai dengan jenisnya ke dalam bak sampah yang telah

disediakan.

d. Anak diberikan tugas membuang sampah ke dalam bak sampah

sesuai dengan jenisnya secara bergantian.

e. Guru melakukan penilaian

f. Anak dan guru menyimpulkan hasil

Pada kegiatan pra siklus terlihat pengetahuan dan

pemahaman anak tentang sampah dan pembiasaan membuang

sampah organik dan anorganik melalui metode demonstrasi pada

anak usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok masih sangat rendah,

Page 65: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

49

bahkan jauh dari hasil yang diharapkan sesuai target. Masih

banyak anak yang belum mengerti dan memahami tentang sampah

dengan baik. Anak juga belum bisa membedakan jenis-jenis

sampah. Selain itu, anak belum memahami dampak negatif atau

buruk sampah bagi kesehatan. Rasa peduli anak dengan

lingkungan dan kesehatan masih rendah dan anak belum terbiasa

membuang sampah pada tempatnya sesuai jenisnya.

Hasil observasi pada pra siklus pembiasaan membuang

sampah organik dan anorganik melalui metode demonstrasi pada

anak usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok, sebagai berikut:

Tabel 4.1

Pra Siklus

No Nama

Butir Pengamatan

X % 1 2 3 4 5 6

1 AF 3 2 1 2 2 2 12 2.0 50

2 AN 3 3 2 1 1 1 11 1.8 46

3 AQ 2 1 2 1 1 1 8 1.3 33

4 DF 1 1 1 1 1 1 6 1.0 25

5 EZ 4 3 3 2 2 1 15 2.5 63

6 FR 3 3 3 1 1 1 12 2.0 50

7 KE 4 4 3 2 2 2 17 2.8 71

8 KH 2 2 2 1 1 1 9 1.5 38

9 KN 1 1 1 1 1 1 6 1.0 25

10 NB 2 2 2 1 1 1 9 1.5 38

11 OZ 3 3 2 2 2 1 13 2.2 54

12 PT 3 3 2 1 1 1 11 1.8 46

13 RA 4 4 3 2 2 2 17 2.8 71

14 RN 3 3 2 2 2 2 14 2.3 58

15 SN 3 2 2 2 1 1 11 1.8 46

16 QA 2 2 1 1 1 1 8 1.3 33

43 39 32 23 22 20 179 29.8 746

X 1.9 46.6

Page 66: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

50

Keterangan:

Belum Berkembang (BB) diberi skor 1

Mulai Berkembang (MB) diberi skor 2

Berkembang Sesuai Harapan (BSH) diberi skor 3

Berkembang Sangat Baik (BSB) diberi skor 4

Berdasarkan hasil observasi di atas pada pra siklus

diketahui pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik

melalui metode demonstrasi pada anak usia 4-5 tahun di TK

Wisanggeni Depok masih sangat rendah yaitu sebesar 46,6%. Hal

ini mengindikasikan bahwa pembiasaan membuang sampah

organik dan anorganik melalui metode demonstrasi pada anak usia

4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok belum sepenuhnya terlihat baik

dan masih jauh dari target keberhasilan yaitu 80%, sehingga

dilakukan penelitian tindakan kelas siklus I.

Di bawah ini adalah grafik prosentase pembiasaan

membuang sampah organik dan anorganik melalui metode

demonstrasi pada anak usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok,

pada pra siklus digambarkan dalam diagram batang.

Page 67: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

51

Grafik 4.1 Pra Siklus

2. Siklus I

Dalam tahapan ini peneliti akan melakukan tindakan berupa

pemberian materi tentang sampah, jenisnya, dampak negatif bagi

lingkungan dan kesehatan, pembiasaan membuang sampah pada

tempatnya sesuai dengan jenisnya melalui pembelajaran

demonstrasi. Tahapan siklus I adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Pada tahapan perencanaan peneliti bersama kolabolator

peneliti mengidentifikasi masalah, merumuskan dan

menetapkan tujuan penelitian, sehingga mampu (1) menyusun

Rencana Kegiatan Harian (RKH) dengan metode demonstrasi

yang dibuat, (2) menyiapkan media yang sesuai tindakan yang

diberikan kepada anak, media tersebut berupa papan tulis,

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Pembiasaan Membuang Sampah

AF AN AQ DF EZ FR KE KH KN NB OZ PT RA RN SN QA

Page 68: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

52

gambar sampah organik dan non organik, gambar dampak

negatif atau buruk sampah terhadap lingkungan dan kesehatan,

dan tempat sampah plastic, (3) menyiapkan alat pengumpulan

data berupa lembar observasi, catatan lapangan, dan alat

dokumentasi berupa kamera.

b. Tindakan

Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada hari

Senin, 2 April 2018, pertemuan kedua Rabu, 4 April 2018,

dengan alokasi waktu masing-masing 2 x 35 menit. Dalam

penelitian ini, peneliti bertindak sebagai guru dan observer

sedangkan kolabolator bertindak sebagai observer. Adapun

proses belajar mengajar mengacu pada Rencana Kegiatan

Harian (RKH) yang telah disiapkan. Berikut adalah kegiatan

siklus I:

1) Pertemuan ke-1

Pertemuan dilakukan pada hari Senin, 2 April 2018.

Sebelum masuk ke dalam kelas, diawali dengan kegiatan

berbaris, salam, berdoa sebelum melaksanakan kegiatan

pembelajaran. Kegiatan diawali dengan percakapan awal

tentang sampah dan jenisnya. Lalu guru menjelaskan

kepada anak tentang tema pembelajaran. Guru menjelaskan

materi pelajaran tentang sampah dan jenisnya.

Page 69: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

53

Pada kegiatan inti guru memberikan contoh jenis-jenis

sampah yang ada dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan

sekitar. Guru juga memberikan media bantuan dalam

menjelaskan materi tentang sampah dan jenisnya yaitu

berupa media gambar. Hal ini dimaksudkan agar anak lebih

senang dan tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran.

Setelah itu, guru memberikan tugas kepada anak secara

bergantian untuk menunjuk gambar mana yang sesuai

dengan perintah guru, misalnya: coba kalian tunjuk gambar

sampah organik, dan anorganik?.

Pada kegiatan penutup guru melakukan tanya jawab

tentang aktivitas yang telah dilakukan. Hal ini dimaksudkan

untuk mengetahui pengetahuan dan pemahaman anak

tentang sampah dan jenisnya. Guru juga memberikan pujian

kepada anak yang mulai berkembang dan berkembang

dengan baik. Bagi anak yang belum berkembang guru dan

kolaborator memberikan perhatian khusus dengan

melakukan tanya jawab kepada anak.

2) Pertemuan ke-2

Pertemuan terjadi pada Rabu, 4 April 2018. Sebelum

masuk ke dalam kelas, diawali dengan kegiatan berbaris,

salam, berdoa sebelum melaksanakan kegiatan

pembelajaran.

Page 70: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

54

Kegiatan awal guru mereview kegiatan yang telah

dilakukan pada pertemuan sebelumnya tentang sampah dan

jenisnya. Lalu guru menjelaskan kembali kepada anak

tentang sampah dan jenisnya menggunakan metode

demonstrasi. Guru kembali menjelaskan materi tentang

sampah dan jenisnya. Kali ini guru menggunakan media

papan tulis, media gambar dan 2 (dua) buah tempat sampah

plastik.

Pada kegiatan inti guru memberikan contoh jenis-jenis

sampah organik dan anorganik serta guru memberikan

contoh bagaimana membuang sampah sesuai dengan

jenisnya. Setelah itu, guru menugaskan kepada anak secara

bergantian untuk memilih sampah organik dan anorganik

serta menugaskannya untuk membuang sampah tersebut ke

dalam bak atau tempat sampah yang telah disediakan.

Pada kegiatan akhir atau penutup guru melakukan

tanya jawab tentang kegiatan yang telah dilakukan untuk

mengetahui peningkatan pengetahuan dan pemahaman

anak tentang sampah dan jenisnya serta bagaimana cara

membuang sampah yang baik dan benar sesuai dengan

jenis sampahnya. Hal ini dimaksudkan agar anak terbiasa

membuang sampah pada tempatnya sesuai dengan jenis

Page 71: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

55

sampahnya. Kegiatan juga dimaksudkan mengajarkan anak

untuk peduli terhadap lingkungan dan kesehatan.

c. Observasi

Setelah tahap tindakan, selajutnya adalah tahap

observasi atau tahap pengamatan.Pada tahapan ini dilakukan

observasi secara langsung dengan memakai format observasi

yang telah disusun dan melakukan penilaian terhadap hasil

tindakan yang telah dilakukan. Dari hasil observasi diketahui

upaya guru dalam meningkatkan pembiasaan membuang

sampah organik dan anorganik melalui metode demonstrasi

pada anak usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok mengalami

peningkatan dari siklus sebelumnya.

Untuk lebih jelasnya, hasil observasi siklus I mengenai

upaya guru dalam meningkatkan pembiasaan membuang

sampah organik dan anorganik melalui metode demonstrasi

pada anak usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok sebagai

berikut:

Page 72: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

56

Tabel 4.2

Siklus I

No Nama

Butir Pengamatan

X % 1 2 3 4 5 6

1 AF 4 3 2 2 2 2 15 2.5 63

2 AN 4 4 3 2 2 2 17 2.8 71

3 AQ 3 2 3 2 2 2 14 2.3 58

4 DF 2 2 2 2 1 1 10 1.7 42

5 EZ 4 4 4 2 2 2 18 3.0 75

6 FR 4 4 4 2 2 2 18 3.0 75

7 KE 4 4 4 3 2 2 19 3.2 79

8 KH 3 3 3 2 2 2 15 2.5 63

9 KN 2 1 2 2 1 1 9 1.5 38

10 NB 3 3 3 2 2 2 15 2.5 63

11 OZ 4 4 3 3 3 2 19 3.2 79

12 PT 4 4 3 2 2 2 17 2.8 71

13 RA 4 4 4 3 3 3 21 3.5 88

14 RN 4 4 3 2 3 2 18 3.0 75

15 SN 4 3 3 3 2 2 17 2.8 71

16 QA 3 3 2 2 2 2 14 2.3 58

56 52 48 36 33 31 256 42.7 1067

X 2.7 66.7

Keterangan:

Belum Berkembang (BB) diberi skor 1

Mulai Berkembang (MB) diberi skor 2

Berkembang Sesuai Harapan (BSH) diberi skor 3

Berkembang Sangat Baik (BSB) diberi skor 4

Berdasarkan hasil observasi di atas pada siklus I

perkembangan peningkatan pembiasaan membuang sampah

organik dan anorganik melalui metode demonstrasi pada anak usia

4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok sebesar 66,7%. Hal ini

mengindikasikan bahwa peningkatan pembiasaan membuang

Page 73: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

57

sampah organik dan anorganik melalui metode demonstrasi pada

anak usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok belum sepenuhnya

terlihat baik dan masih jauh dari target keberhasilan yaitu 80%,

sehingga dilakukan penelitian tindakan kelas siklus II.

Di bawah ini adalah grafik prosentase peningkatan

pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik melalui

metode demonstrasi pada anak usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni

Depok, pada siklus I digambarkan dalam diagram batang.

Grafik 4.2 Siklus I

d. Refleksi

Upaya yang dilakukan peneliti dan kolaborator pada

siklus I peningkatan pembiasaan membuang sampah organik

dan anorganik melalui metode demonstrasi pada anak usia 4-5

tahun di TK Wisanggeni Depok, yaitu guru menggunakan

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Pembiasaan Membuang Sampah

AF AN AQ DF EZ FR KE KH KN NB OZ PT RA RN SN QA

Page 74: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

58

beberapa media bantuan kegiatan pembelajaran seperti papan

tulis, media gambar sampah organik dan anorganik, tempat

sampah plastik.

Kegiatan yang dilakukan guru pada siklus I melalui

metode demonstrasi yaitu guru dengan suara lantang

menjelaskan kepada anak tentang macam-macam dan jenis

sampah organik dan anorganik melalui media gambar. Hal ini

dimaksudkan agar anak mampu mendengar dengan jelas apa

yang disampaikan guru. Selain itu, media gambar yang

digunakan guru dimaksudkan agar kegiatan pembelajaran lebih

menarik dan anak mudah mengenal serta memahami jenis-jenis

sampah organik dan anorganik. Anak juga ditugaskan untuk

mengimplementasikan kegiatan sesuai dengan arahan guru

yaitu membuang sampah jenis organik dan anorganik ke tempat

sampah yang telah disediakan secara bergantian ke muka

kelas.

Hasil kegiatan pembelajaran menggunakan metode

demonstrasi guna meningkatkan pembiasaan membuang

sampah organik dan anorganik pada anak usia 4-5 tahun di TK

Wisanggeni Depok pada siklus I ternyata terjadi peningkatan

sebesar 20.1% dari tahap pra siklus dengan nilai prosentase

sebesar 46.6% menjadi 66.7%. Dari hasil tersebut ternyata

Page 75: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

59

belum memenuhi target peningkatan yang diharapkan yaitu

80% sehingga peneliti perlu melanjutkan pada tahapan siklus II.

Pada siklus I masih ditemukan 8 (delapan) anak belum

sepenuhnya berkembang sesuai harapan. Hampir keseluruhan

siswa mulai berkembang memahami dampak negatif sampah,

memiliki rasa peduli dengan lingkungan dan kesehatan, terbiasa

membuang sampah pada tempatnya sesuai jenisnya. Namun

demikian, ada beberapa anak yang berkembang sesuai

harapan bahkan berkembang sangat baik terutama tentang

pengetahuan dan pemahamannya terhadap sampah dan

jenisnya kecuali (DF) dan (KN) yang mulai berkembang.

Oleh sebab itu, berdasarkan hasil refleksi, maka perlu

dilakukan penelitian tindakan kelas selanjutnya atau siklus II

untuk mengatasi permasalahan dan kendala yang ditemukan

pada siklus I.

3. Siklus II

Dalam tahapan ini merupakan perbaikan siklus sebelumnya.

Peneliti akan melakukan tindakan berupa upaya perbaikan

peningkatan pembiasaan membuang sampah organik dan

anorganik melalui metode demonstrasi pada anak usia 4-5 tahun di

TK Wisanggeni Depok. Pada siklus II peneliti dan kolaborator

berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan pembiasaan anak

membuang sampah organik dan anorganik, mengingat pada siklus

Page 76: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

60

I masih ditemukan 8 (delapan) anak belum sepenuhnya

berkembang sesuai harapan terutama terhadap (DF) dan (KN).

Tahapan siklus II adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Pada tahapan perencanaan peneliti bersama kolabolator

peneliti mengidentifikasi masalah berdasarkan hasil temuan

pada siklus I, merumuskan dan menetapkan tujuan penelitian,

(1) menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH) dengan metode

demonstrasi, (2) menyiapkan media yang sesuai tindakan yang

diberikan kepada anak, media tersebut berupa jenis-jenis

sampah organik dan anorganik yang ada di lingkungan sekitar

dekat sekolah, tempat atau bak sampah, (3) menyiapkan alat

pengumpulan data berupa lembar observasi, catatan lapangan,

dan alat dokumentasi berupa kamera.

b. Tindakan

Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari

Senin, 9 April 2018, pertemuan kedua hari Rabu, 11 April 2018,

dengan alokasi waktu masing-masing 2 x 35 menit. Dalam

penelitian ini, peneliti bertindak sebagai guru dan observer

sedangkan kolabolator bertindak sebagai observer. Adapun

proses belajar mengajar mengacu pada Rencana Kegiatan

Harian (RKH) yang telah disiapkan. Berikut adalah kegiatan

siklus II:

Page 77: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

61

1) Pertemuan ke-3

Pertemuan dilakukan pada hari Senin, 9 April 2018.

Sebelum masuk ke dalam kelas, diawali dengan kegiatan

berbaris, salam, berdoa sebelum melaksanakan kegiatan

pembelajaran.

Kegiatan diawali dengan mengulang kembali materi

tentang sampah dan jenisnya. Hal ini dimaksudkan untuk

meningkatkan pengetahuan dan pemahaman anak tentang

sampah dan jenisnya. Guru juga menjelaskan dampak

negatif sampah terhadap lingkungan dan kesehatan

menggunakan media gambar.

Pada kegiatan inti, guru memberikan contoh

beberapa macam dampak negatif sampah terhadap

lingkungan dan kesehatan melalui media gambar. Hal ini

dimaksudkan untuk meningkatkan rasa kepedulian anak

terhadap lingkungan dan kesehatan akibat dampak buruk

atau negatif sampah. Guru juga memberikan beberapa cara

untuk menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan

dengan membuang sampah pada tempatnya sesuai dengan

jenisnya. Dengan suara lantang guru terus berusaha untuk

memberikan penjelasan materi agar didengar dengan baik

oleh anak. Setelah itu, guru memberikan tugas kepada anak

untuk memilih beberapa jenis sampah dan membuangnya ke

Page 78: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

62

dalam bak sampah sesuai dengan jenisnya secara

bergantian.

Anak terlihat begitu antusias mengikuti kegiatan

pembelajaran. Anak termotivasi dan aktif mengikuti kegiatan

pembelajaran, hal ini terlihat dari kemampuan anak untuk

menaruh atau membuang sampah pada tempatnya sesuai

dengan jenis sampah yang dipilihnya yaitu sampah organik

dan anorganik.

Pada kegiatan akhir guru melakukan tanya jawab

tentang kegiatan yang telah dilakukan untuk mengetahui

peningkatan pembiasaan membuang sampah organik dan

anorganik melalui metode demonstrasi pada anak usia 4-5

tahun di TK Wisanggeni Depok.

2) Pertemuan ke-4

Pertemuan terjadi pada Rabu, 11 April 2018. Sebelum

masuk ke dalam kelas, diawali dengan kegiatan berbaris,

salam, berdoa sebelum melaksanakan kegiatan

pembelajaran.

Pada kegiatan awal guru mengulang kembali

penjelasan materi tentang sampah sesuai dengan

pertemuan sebelumnya. Hal ini dimaksudkan untuk

meningkatkan daya ingat anak tentang sampah, jenis dan

Page 79: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

63

bahanya atau dampak negatif sampah terhadap lingkungan

dan kesehatan.

Pada kegiatan inti, guru kembali memberikan contoh

jenis sampah organik dan anorganik. Guru juga memberikan

contoh membiasakan membuang sampah pada tempatnya

sesuai dengan jenis sampahnya organik dan anorganik. Kali

ini guru bersama kolaborator memberikan tugas kepada

anak siapa yang dapat memilih jenis sampah dan

membuangnya ke tempat sampah sesuai dengan jenis

sampah. Anak sangat antusias menjawab pertanyaan guru

dan bergegas membuang sampah pada tempatnya sesuai

dengan jenis sampah organik dan anorganik yang telah

dipilihnya.

Hal tersebut dimaksudkan untuk membangkitkan

motivasi anak dan kepedulian anak untuk selalu membuang

sampah pada tempatnya dan sesuai dengan jenisnya. Selain

itu, hal ini juga dimaksudkan agar anak benar-benar

memahami tentang sampah, jenis dan bahaya atau dampak

negatifnya dan diharapkan anak memiliki rasa kepedulian

yang tinggi terhadap lingkungan dan kesehatan untuk

menjaga kelestarian alam dan kesehatan dengan

membuang sampah pada tempatnya sesuai dengan jenis

sampahnya.

Page 80: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

64

Pada kegiatan akhir guru melakukan tanya jawab

tentang kegiatan yang telah dilakukan untuk mengetahui

peningkatan pembiasaan membuang sampah organik dan

anorganik melalui metode demonstrasi pada anak usia 4-5

tahun di TK Wisanggeni Depok. Pertanyaan yang diajukan

berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman anak

tentang sampah. Guru juga menanyakan tentang jenis

sampah organik dan anorganik yang ada di lingkungan

sekitar. Hal ini dimaksudkan agar anak mampu

membedakan sampah organik dan anorganik. Guru juga

menanyakan apakah anak mengetahui dampak negatif atau

bahaya sampah terhadap lingkungan dan kesehatan. Hal ini

dimaksudkan agar anak memiliki rasa kepedulian terhadap

lingkungan dan kesehatan.

c. Observasi

Pada tahapan ini dilakukan observasi secara langsung

dengan memakai format observasi yang telah disusun dan

melakukan penilaian terhadap hasil tindakan yang telah ada.

Diketahui peningkatan pembiasaan membuang sampah organik

dan anorganik melalui metode demonstrasi pada anak usia 4-5

tahun di TK Wisanggeni Depok, pada siklus II sebagai berikut:

Page 81: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

65

Tabel 4.3 Siklus II

No Nama

Butir Pengamatan

X % 1 2 3 4 5 6

1 AF 4 4 3 3 3 3 20 3.3 83

2 AN 4 4 4 3 3 3 21 3.5 88

3 AQ 4 3 4 3 3 3 20 3.3 83

4 DF 3 3 3 3 2 2 16 2.7 67

5 EZ 4 4 4 3 3 3 21 3.5 88

6 FR 4 4 4 3 3 4 22 3.7 92

7 KE 4 4 4 3 3 3 21 3.5 88

8 KH 4 4 4 2 3 3 20 3.3 83

9 KN 3 2 3 3 3 2 16 2.7 67

10 NB 4 4 4 3 2 3 20 3.3 83

11 OZ 4 4 4 4 4 3 23 3.8 96

12 PT 4 4 4 3 3 3 21 3.5 88

13 RA 4 4 4 4 3 4 23 3.8 96

14 RN 4 4 4 3 4 3 22 3.7 92

15 SN 4 4 3 4 3 3 21 3.5 88

16 QA 4 4 3 3 3 3 20 3.3 83

62 60 59 50 48 48 327 54.5 1363

X 3.4 85.2

Keterangan:

Belum Berkembang (BB) diberi skor 1

Mulai Berkembang (MB) diberi skor 2

Berkembang Sesuai Harapan (BSH) diberi skor 3

Berkembang Sangat Baik (BSB) diberi skor 4

Berdasarkan hasil observasi di atas pada siklus II

perkembangan peningkatan pembiasaan membuang sampah

organik dan anorganik melalui metode demonstrasi pada anak usia

4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok sebesar 85,2%. Hal ini

mengindikasikan bahwa peningkatan pembiasaan membuang

sampah organik dan anorganik melalui metode demonstrasi pada

Page 82: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

66

anak usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok sudah mencapai

target keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya bahkan telah

melampaui 80%, sehingga penelitian tindakan kelas dihentikan

pada siklus II.

Di bawah ini adalah grafik prosentase peningkatan

pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik melalui

metode demonstrasi pada anak usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni

Depok, pada siklus II digambarkan dalam diagram batang.

Grafik 4.3 Siklus II

d. Refleksi

Upaya yang dilakukan peneliti dan kolaborator pada

siklus II guna memperbaiki kekurangan pada siklus

sebelumnya yaitu dengan mengajak anak ke luar kelas. Jadi,

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Pembiasaan Membuang Sampah

AF AN AQ DF EZ FR KE KH KN NB OZ PT RA RN SN QA

Page 83: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

67

anak diajak langsung untuk mengenal jenis sampah organik dan

anorganik yang ada di dekat lingkungan sekolah.

Guru menyiapkan 2 (dua) buah bak sampah dan ditaruh

di lapangan. Selain itu, guru juga mengambil berbagai macam

jenis sampah organik dan anorganik yang ada di lingkungan

sekolah seperti, botol plastik minuman, ranting pohon, daun,

sedotan dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan agar anak mudah

mengenali jenis sampah organik dan anorganik. Selain itu, hal

ini juga untuk merangsang kepedulian anak terhadap

lingkungan untuk selalu menjaga kebersihan.

Kegiatan yang dilakukan guru pada siklus II melalui

metode demonstrasi hampir sama dengan siklus sebelumnya

yaitu guru dengan suara lantang menjelaskan kepada anak

tentang macam-macam dan jenis sampah organik dan

anorganik yang ada di lingkungan sekolah. Hal ini dimaksudkan

agar anak mampu mendengar dengan jelas apa yang

disampaikan guru. Selain itu, guru mengajak anak-anak untuk

terjun langsung ke lapangan, hal ini dimaksudkan agar anak

dengan mudah mengenali secara langsung jenis sampah

organik dan anorganik yang ada di lingkungan sekolah.

Kegiatan pembelajaran terkesan lebih menarik antusias anak

agar lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan. Secara

bergantian setiap anak ditugaskan untuk mengimplementasikan

Page 84: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

68

kegiatan sesuai dengan arahan guru yaitu membuang sampah

jenis organik dan anorganik yang ada di lingkungan sekitar.

Hasil observasi pada siklus II ternyata kembali terjadi

peningkatan sebesar 18.5% menjadi 85.2% pada siklus II. Dari

hasil tersebut ternyata telah memenuhi bahkan melampaui

target peningkatan yang diharapkan yaitu 80% sehingga

penelitian tindakan kelas dihentikan pada tahapan siklus II.

Pada siklus II terlihat secara keseluruhan anak mengerti dan

memahami tentang sampah dan mengerti sampah organik dan

anorganik. Keseluruhan anak berkembang sesuai harapan

(BSH) bahkan hampir keseluruhan anak berkembang sangat

baik (BSB) yaitu: AF, AN, AQ, EZ, FR, KE, KH, NB, OZ, PT, RA,

RN, SN, QA, kecuali DF dan KN, berkembang sesuai harapan.

Pada siklus II keseluruhan anak mampu memahami

indikator meskipun belum secara keseluruhan, anak mampu:

a. Mengerti dan memahami tentang sampah

b. Mengetahui jenis-jenis sampah organik dan anorganik

c. Memahami dampak negatif sampah

d. Memiliki rasa peduli dengan lingkungan dan kesehatan

e. Mulai terbiasa membuang sampah pada tempatnya sesuai

jenisnya.

Page 85: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

69

Tabel 4.4 Rekapitulasi Peningkatan Pembiasaan Membuang Sampah Organik

dan Anorganik Melalui Metode Demonstrasi Pada Anak Usia 4-5 Tahun Di TK Wisanggeni Depok

Pra siklus, SIklus I, dan II

No Nama Anak

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Jml % Jml % Jml %

1 AF 12 50 15 63 20 83

2 AN 11 46 17 71 21 88

3 AQ 8 33 14 58 20 83

4 DF 6 25 10 42 16 67

5 EZ 15 63 18 75 21 88

6 FR 12 50 18 75 22 92

7 KE 17 71 19 79 21 88

8 KH 9 38 15 63 20 83

9 KN 6 25 9 38 16 67

10 NB 9 38 15 63 20 83

11 OZ 13 54 19 79 23 96

12 PT 11 46 17 71 21 88

13 RA 17 71 21 88 23 96

14 RN 14 58 18 75 22 92

15 SN 11 46 17 71 21 88

16 QA 8 33 14 58 20 83

Total 179 746 256 1067 327 1363

Rata-rata 46.6 66.7 85.2

Grafik rekapitulasi peningkatan pembiasaan membuang

sampah organik dan anorganik melalui metode demonstrasi

pada anak usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok, pada Pra

siklus, SIklus I, dan II sebagai berikut:

Page 86: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

Grafik 4.4 Rekapitulasi Peningkatan Pembiasaan Membuang Sampah Organik dan Anorganik Melalui Metode Demonstrasi Pada Anak Usia 4-5 Tahun Di Tk Wisanggeni Depok

Pra siklus, SIklus I, dan II

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

AF AN AQ DF EZ FR KE KH KN NB OZ PT RA RN SN QA

Pra Siklus Siklus I Siklus II

70

Page 87: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

45

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Upaya guru dalam meningkatkan pembiasaan membuang

sampah organik dan anorganik melalui metode demonstrasi pada anak

usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok yaitu dengan memberikan

penjelasan materi tentang sampah, jenis sampah organik dan

anorganik, dampak negatif sampah terhadap lingkungan dan

kesehatan menggunakan berbagai macam media pendukung atau

bantuan, antara lain: media gambar, papan tulis, dan tempat atau bak

sampah.

Strategi lain yang digunakan guru dalam meningkatkan antusias

atau semangat belajar anak mengikuti kegiatan pembelajaran yaitu

dengan melibatkan siswa secara bergantian memilih jenis sampah dan

membuangnya ke tempat sampah sesuai dengan jenis sampah yang

diambil. Strategi ini cukup berhasil meningkatkan semangat anak dan

pemahaman anak tentang sampah dan jenisnya.

Selain itu, strategi yang digunakan guru ini dimaksudkan pula

agar anak terbiasa membuang sampah pada tempatnya sesuai

dengan jenis sampahnya sehingga mampu menimbulkan kepedulian

anak terhadap lingkungan dan kesehatan. Guru dengan seksama

mengawasi dan mengevaluasi perkembangan peningkatan

pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik melalui

metode demonstrasi pada anak usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni

Depok. Hal ini dilakukan guru dengan mengajak anak-anak ke

Page 88: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

46

lapangan terbuka di sekolah. Guru memperhatikan siapa saja anak

yang mengerti dan mampu membuang sampah pada tempatnya

sesuai dengan jenis sampah yang diambil anak. Hal ini dimaksudkan

agar anak memiliki kebiasaan untuk membuang sampah pada

tempatnya sesuai dengan jenisnya dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan yang dilakukan guru dan kolaborator dalam

meningkatkan pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik

melalui metode demonstrasi pada anak usia 4-5 tahun di TK

Wisanggeni Depok mengacu pada Rencana Kegiatan Harian (RKH)

yang telah disiapkan sebelumnya. Guru juga menyiapkan media yang

sesuai tindakan yang diberikan kepada anak, dan guru menyiapkan

alat pengumpulan data berupa lembar observasi, catatan lapangan,

dan alat dokumentasi berupa kamera. Hal ini dimaksudkan agar

perkembangan atau peningkatan yang terjadi pada anak mudah

diketahui dan dievaluasi sehingga kegiatan berjalan lebih efektif.

1. Interpretasi Pra Siklus

Pada pra siklus diketahui pembiasaan membuang sampah

organik dan anorganik melalui metode demonstrasi pada anak usia

4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok masih sangat rendah yaitu

sebesar 46,6%. Pengetahuan dan pemahaman anak tentang

sampah dan jenisnya masih sangat rendah. Masih banyak anak

yang belum mengerti dan memahami tentang sampah dengan baik.

Anak juga belum bisa membedakan jenis-jenis sampah. Selain itu,

Page 89: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

47

anak belum memahami dampak negatif atau buruk sampah bagi

kesehatan. Rasa peduli anak dengan lingkungan dan kesehatan

masih rendah dan anak belum terbiasa membuang sampah pada

tempatnya sesuai jenisnya.

2. Interpretasi Siklus I

Hasil siklus I diketahui terjadi peningkatan sebesar 20.1%

dari tahap pra siklus dengan nilai prosentase sebesar 46.6%

menjadi 66.7% pada siklus I. Pada siklus I masih ditemukan 2

anak belum berkembang. Hampir keseluruhan siswa berkembang

sesuai harapan (BSH) memahami sampah dan jeninsnya, dan rata-

rata keseluruhan anak mulai berkembang (MB) memahami dampak

negatif sampah, memiliki rasa peduli dengan lingkungan dan

kesehatan, terbiasa membuang sampah pada tempatnya sesuai

jenisnya. Namun demikian, ada beberapa anak yang berkembang

sesuai harapan (BSH) bahkan berkembang sangat baik (BSB)

terutama tentang pengetahuan dan pemahamannya terhadap

sampah dan jenisnya kecuali (DF) dan (KN).

3. Interpretasi Siklus II

Pada siklus II perkembangan peningkatan pembiasaan

membuang sampah organik dan anorganik melalui metode

demonstrasi pada anak usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok

terjadi peningkatan sebesar 18.5% pada siklus I sebesar 66.7%

Page 90: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

48

menjadi 85.2% pada siklus II. Secara keseluruhan anak mengerti

dan memahami tentang sampah dan mengerti sampah organik dan

anorganik. Keseluruhan anak berkembang sesuai harapan (BSH)

bahkan hampir keseluruhan anak berkembang sangat baik (BSB)

yaitu: AF, AN, AQ, EZ, FR, KE, KH, NB, OZ, PT, RA, RN, SN, QA,

kecuali DF dan KN berkembang sesuai harapan.

Hasil observasi menunjukkan bahwa metode demonstrasi

mampu meningkatkan pembiasaan membuang sampah organik dan

anorganik melalui metode demonstrasi pada anak usia 4-5 tahun di TK

Wisanggeni Depok. Hal ini terbukti dari hasil observasi siklus II terlihat

secara keseluruhan anak mengerti dan memahami tentang sampah

dan mengerti sampah organik dan anorganik. Keseluruhan anak

berkembang sesuai harapan (BSH) bahkan hampir keseluruhan anak

berkembang sangat baik (BSB).

Prosentase pembiasaan membuang sampah organik dan

anorganik melalui metode demonstrasi pada anak usia 4-5 tahun di TK

Wisanggeni Depok pada pra siklus hanya sebesar 46.6%. Pada siklus

I terjadi peningkatan sebesar 20.1% yaitu menjadi 66.7%. Sementara

itu, pada siklus II kembali terjadi peningkatan sebesar 18.5% sehingga

menjadi 85.2%, diketahui bahwa peningkatan pembiasaan membuang

sampah organik dan anorganik melalui metode demonstrasi pada anak

usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok sesuai dengan target yang

Page 91: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

49

telah ditetapkan bahkan melampauinya yaitu sebesar 80%, sehingga

penelitian tindakan kelas dihentikan pada siklus II.

Page 92: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

50

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat

ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik pada anak

usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok sebelum diterapkan

metode demonstrasi sangat buruk sekali. Masih banyak anak yang

belum mengerti dan memahami tentang sampah dengan baik.

Anak juga belum bisa membedakan jenis-jenis sampah. Selain itu,

anak belum memahami dampak negatif atau buruk sampah bagi

kesehatan. Rasa peduli anak dengan lingkungan dan kesehatan

masih rendah dan anak belum terbiasa membuang sampah pada

tempatnya sesuai jenisnya.

2. Metode demonstrasi dapat meningkatkan pembiasaan membuang

sampah organik dan anorganik pada anak usia 4-5 tahun di TK

Wisanggeni Depok. Hal ini dapat terlihat dari prosentase

ketercapaian indikator yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada pra

siklus hanya sebesar 46.6%, terjadi peningkatan sebesar 20.1%

yaitu menjadi 66.7% pada siklus I. Sementara itu, pada siklus II

kembali terjadi peningkatan sebesar 18.5% sehingga menjadi

85.2%, sehingga penelitian tindakan kelas dihentikan pada siklus II.

Page 93: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

51

3. Proses pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik

pada anak usia 4-5 tahun di TK Wisanggeni Depok dapat

ditingkatkan melalui metode demonstrasi. Guru memberikan contoh

jenis sampah organik dan anorganik. Selain itu, guru memberikan

fasilitas atau media pendukung seperti, media gambar, bak atau

tempat sampah organik dan anorganik sehingga anak dengan

mudah mampu menerima dan menyerap materi yang disampaikan

guru. Hal ini dapat terlihat dari kemampuan anak mengerti dan

memahami sampah, jenis sampah organik dan anorganik. Anak

mulai terbiasa membuang sampah pada tempatnya sesuai dengan

jenis sampahnya. Anak mulai memiliki kepedulian terhadap

lingkungan dan kesehatan karena anak memahami dampak negatif

sampah.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diberikan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi sekolah diharapkan terus berupaya meningkatkan fasilitas dan

sarana pendukung kegiatan pembelajaran baik di internal kelas

maupun arena bermain agar anak lebih termotivasi dan antusias

mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga diharapkan kegiatan

pembelajaran berjalan lebih efektif dan sesuai harapan.

Page 94: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

52

2. Bagi para guru diharapkan terus berupaya meningkatkan mutu atau

kualitas pembelajaran dengan mengembangkan model atau media

yang digunakan khususnya media yang mudah dimengerti dan

diminati anak.

3. Bagi orang tua diharapkan mampu terus memberikan perhatian dan

pengawasan terhadap perkembangan anaknya agar

perkembangan anak sesuai dengan harapan bersama.

4. Bagi peneliti, diharapkan dapat mengembangkan indikator yang

diteliti terutama berkaitan dengan pembiasaan membuang sampah

organik dan anorganik.

Page 95: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

53

DAFTAR PUSTAKA Ahmad Tafsir, 2010. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya. Aly, Heri Noer. 2003. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. Anas Sudijono. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada. Azmi, Muhammad. 2006. Pembinaan Akhlak Anak Usia PraSekolah.

Makasar: Belukar. Dahar, Ratna Wilis, 2011. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:

Erlangga. Daradjat, Zakiah, Dkk, 2009. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara Daryanto. 2009. Demonsrasi Sebagai Metode Belajar. Jakata: Depdikbud Djaali. H. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Djamarah, Bahri, Syaiful, dan Aswan Zain, 2006. Strategi Belajar

Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta. Hamdani, 2011. Strategi Belajar Mengajar, Bandung: CV Pustaka Setia

Bandung. Hasibuan, J.J. dan Moedjiono, 2005. Proses Belajar Mengajar, Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya. Ibnatul, Anis, M, dkk. 2013. Pendidikan Nasionalisme melalui Pembiasaan

di SD Negeri Kuningan 02 Semarang Utara. Jurnal: UNES. Islamuddin, Haryu. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar. Jeanne Ellis Ormrod, 2008. Psikologi Pendidikan: Membantu Siswa

Tumbuh dan Berkembang, terjemahan Wahyu Indiyati, dkk. Jakarta: Erlangga.

King, Laura A., 2010. Psikologi Umum, terjemahan Brian Marwendsy,

Jakarta: Salemba Humanika. Maunah, Binti. 2009. Landasan Pendidikan. Yogyakarta: Teras

Page 96: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

54

Peraturan Pemerintah No.81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.

Prawira, Purwa Atmaja, 2012. Psikologi Umum Dengan Perspektif Baru

Yogyakarta : ArRuzz Media. Rasyad, Aminuddin, 2003, Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta:

Uhamka Press. Rusminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD.

Jakarta: Depdiknas. Rusuli, I.2014. Refleksi Teori Belajar Behavioristik Dalam Perspektif Islam,

Jurnal Pencerahan, 8(1), 38-54. Sadiman, Arief. 2002. Media Pembelajaran dan Proses Belajar Mengajar,

Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta : Prenada Media Group ___________. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group. Santrock, John W. 2010. Psikologi Pendidikan, terjemahan Tri Wibowo

Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Saptono. 2011. Dimensi-Dimensi Pendidikan Karakter. Salatiga: Erlangga Slavin, Robert E. 2008. Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik,

terjemahan Marianto Samosir, Jakarta: PT. Indeks. Soemanto, Wasty, 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Sucipto, Cecep, Dani, 2009. Teknologi Pengolahan Daur Ulang Sampah,

Jakarta: Goysen Publishing. Syah Muhibbin, 2009. Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Raja Grapindo

Persada. Syaodih, Nana, Sukmadinata, 2005. Landasan Psikologi Proses

Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Tampubolon, Saur. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Erlangga

Page 97: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

55

Tim Pustaka, 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Wahyuni, Esa Nur, 2009. Motivasi dalam Pembelajaran. Malang: UIN-

Malang Press.

Page 98: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

56

Lampiran

CATATAN LAPANGAN

PRA SIKLUS

Awal pertemuan guru memberikan penjelasan tentang sampah dan jenisnya. Guru memberikan contoh jenis-jenis sampah organik dan anorganik. Guru memberikan contoh bagaimana membuang sampah sesuai dengan jenisnya ke dalam bak sampah yang telah disediakan. Anak diberikan tugas membuang sampah ke dalam bak sampah sesuai dengan jenisnya secara bergantian.

Pada kegiatan pra siklus terlihat pengetahuan dan pemahaman anak tentang sampah dan pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik masih sangat rendah, bahkan jauh dari hasil yang diharapkan sesuai target. Masih banyak anak yang belum mengerti dan memahami tentang sampah dengan baik. Anak juga belum bisa membedakan jenis-jenis sampah. Selain itu, anak belum memahami dampak negatif atau buruk sampah bagi kesehatan. Rasa peduli anak dengan lingkungan dan kesehatan masih rendah dan anak belum terbiasa membuang sampah pada tempatnya sesuai jenisnya. Refleksi: g. Pengetahuan anak tentang tentang sampah organik dan anorganik

masih rendah, sehingga guru dan kolaborator berusaha meningkatkan pengetahuan anak dengan metode demonstrasi.

h. Anak belum memahami dampak negatif sampah. Oleh sebab itu, pada siklus selanjutnya guru dan kolaborator memberikan contoh nyata dampak negatif akibat membuang sampah sembarang.

i. Kepedulian anak terhadap lingkungan dan kesehatan masih rendah. Oleh sebab itu, guru dan kolaborator berusaha memotivasi dan memberikan penyadaran kepada anak untuk membuang sampah pada tempatnya. Guru dan kolaborator juga menyiapkan media tambahan berupa bak sampah dan jenis sampah organik dan anorganik.

j. Sebagian besar anak belum terbiasa membuang sampah pada tempatnya dan sesuai jenisnya. Guru dan kolaborator memberikan pembiasaan membuang sampah pada tempatnya melalui metode demonstrasi pada siklus selanjutnya.

Page 99: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

57

Lampiran

CATATAN LAPANGAN SIKLUS I

Guru memberikan penjelasan tentang sampah dan jenisnya melalui

metode demonstrasi yaitu guru dengan suara lantang menjelaskan kepada anak tentang macam-macam dan jenis sampah organik dan anorganik melalui media gambar sampah organik dan non organik, gambar dampak negatif atau buruk sampah terhadap lingkungan dan kesehatan, dan tempat sampah plastik.

Kegiatan inti siklus I guru memberikan contoh jenis-jenis sampah yang ada dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekitar. Guru memberikan contoh bagaimana membuang sampah sesuai dengan jenisnya. Setelah itu, guru memberikan tugas kepada anak secara bergantian untuk menunjuk gambar mana yang sesuai dengan perintah guru, misalnya: coba kalian tunjuk gambar sampah organik, dan anorganik?. Guru menugaskan kepada anak secara bergantian untuk memilih sampah organik dan anorganik serta menugaskannya untuk membuang sampah tersebut ke dalam bak atau tempat sampah yang telah disediakan.

Pada kegiatan akhir atau penutup guru melakukan tanya jawab tentang kegiatan yang telah dilakukan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan dan pemahaman anak tentang sampah dan jenisnya serta bagaimana cara membuang sampah yang baik dan benar sesuai dengan jenis sampahnya. Hal ini dimaksudkan agar anak terbiasa membuang sampah pada tempatnya sesuai dengan jenis sampahnya. Kegiatan juga dimaksudkan mengajarkan anak untuk peduli terhadap lingkungan dan kesehatan.

Refleksi:

Pada siklus I masih ditemukan 8 (delapan) anak belum sepenuhnya berkembang sesuai harapan. Namun demikian, hampir keseluruhan siswa mulai berkembang memahami dampak negatif sampah, memiliki rasa peduli dengan lingkungan dan kesehatan, terbiasa membuang sampah pada tempatnya sesuai jenisnya. Namun demikian, ada beberapa anak yang berkembang sesuai harapan bahkan berkembang sangat baik terutama tentang pengetahuan dan pemahamannya terhadap sampah dan jenisnya kecuali (DF) dan (KN) yang mulai berkembang.

Guru dan kolaborator berusaha meningkatkan pengetahuan dan pemahaman serta pembiasaan membuang sampah organik dan anorganik dengan melibatkan anak langsung ke kehidupan sehari-hari, yaitu anak akan di bawa ke lapangan sekolah untuk secara nyata melakukan kegiatan mengenal sampah organik dan anorganik pada siklu selanjutnya.

Page 100: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

58

Lampiran

CATATAN LAPANGAN

SIKLUS II

Guru mengulang kembali penjelasan tentang sampah dan jenisnya melalui metode demonstrasi melalui media gambar sampah organik dan non organik, gambar dampak negatif atau buruk sampah terhadap lingkungan dan kesehatan, dan tempat sampah plastik.

Pada kegiatan inti, guru mengajak anak ke lapangan halaman sekolah, guru memberikan contoh beberapa macam dampak negatif sampah terhadap lingkungan dan kesehatan melalui media gambar. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan rasa kepedulian anak terhadap lingkungan dan kesehatan akibat dampak buruk atau negatif sampah. Guru juga memberikan beberapa cara untuk menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan dengan membuang sampah pada tempatnya sesuai dengan jenisnya. Dengan suara lantang guru terus berusaha untuk memberikan penjelasan materi agar didengar dengan baik oleh anak. Setelah itu, guru memberikan tugas kepada anak untuk memilih beberapa jenis sampah dan membuangnya ke dalam bak sampah sesuai dengan jenisnya secara bergantian.

Pada kegiatan akhir atau penutup guru melakukan tanya jawab tentang kegiatan yang telah dilakukan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan dan pemahaman anak tentang sampah dan jenisnya serta bagaimana cara membuang sampah yang baik dan benar sesuai dengan jenis sampahnya. Hal ini dimaksudkan agar anak terbiasa membuang sampah pada tempatnya sesuai dengan jenis sampahnya. Kegiatan juga dimaksudkan mengajarkan anak untuk peduli terhadap lingkungan dan kesehatan.

Refleksi:

Hasil observasi pada siklus II terjadi peningkatan 85.2%, telah memenuhi target peningkatan yang diharapkan yaitu 80% sehingga penelitian tindakan kelas dihentikan pada tahapan siklus II. Pada siklus II terlihat secara keseluruhan anak mengerti dan memahami tentang sampah dan mengerti sampah organik dan anorganik. Keseluruhan anak berkembang sesuai harapan (BSH) bahkan hampir keseluruhan anak berkembang sangat baik (BSB) yaitu: AF, AN, AQ, EZ, FR, KE, KH, NB, OZ, PT, RA, RN, SN, QA, kecuali DF dan KN, berkembang sesuai harapan. Pada siklus II keseluruhan anak mampu memahami indikator meskipun belum secara keseluruhan. Lampiran 14

Page 101: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

59

DAFTAR RIWAYAT HIDUP KOLABORATOR

Nama : Maryam, S.Pd.

Tempat / Tanggal Lahir : Bogor, 15 April 1978

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Jabatan : Guru Kelompok A

Lama Mengajar : 17 Tahun

Riwayat Pendidikan :

1. MI Al-Hidayah, Tahun 1991

2. MTS Al-Hamidiyah, Tahun 1994

3. MAN 7 Jakarta Selatan, Tahun 1997

4. Sekolah Tinggi Agama Islam Citra Didaktika, Tahun 1998

5. Universitas Indraprasta PGRI Jakarta, Tahun 2009

Page 102: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

60

Lampiran

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Fia Rahmawati

Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 10 Desember 1984

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Kampung Grogol RT.006/RW.01, No.69

Kelurahan Rangkapan Jaya Kecamatan

Pancoran Mas Depok

Riwayat Pendidikan :

2. SDN 15 Pondok Labu, Tahun 1996

3. SMPN 96, Jakarta, Tahun 1999

4. SMK Al-Hidayah 1 Jakarta, Tahun 2002

5. Sekolah Tinggi Agama Islam CITRA DIDAKTIKA Diploma 2 Tahun

2008

6. Kuliah Program Strata Satu (S1), Program Studi Pendidikan Guru

Anak Usia Dini (PG-AUD), Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas

Muhammadiyah Jakarta, Tahun 2011.

Page 103: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

61

Lampiran FOTO KEGIATAN PRA SIKLUS

Page 104: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

62

Page 105: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

63

Lampiran

FOTO KEGIATAN SIKLUS I

Page 106: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

64

Lampiran

FOTO KEGIATAN SIKLUS II

Page 107: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

65

Page 108: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

66

Lampiran

INSTRUMEN PENELITIAN Pembiasaan Membuang Sampah

Di Taman-kanak Wisanggeni pada kelompok A usia 4-5 tahun

Nama

Indikator

Total Skor

Mengenal sampah Organik dan anorganik

Mengetahui jenis-jenis sampah Organik

dan anorganik

Memahami sampah Organik dan anorganik

Memahami dampak negatif sampah Organik

dan anorganik

Memiliki rasa peduli dengan lingkungan dan kesehatan

Terbiasa membuang

sampah pada

tempatnya sesuai

jenisnya

AF

AN

AQ

DF

EZ

FR

KE

KH

KN

NB

OZ

PT

RA

RN

SN

QA

Total Skor

Rata-rata

Penilaian:

e. Belum Berkembang (BB) diberi skor 1

f. Mulai Berkembang (MM) diberi skor 2

g. Berkembang Sesuai Harapan (BSH) diberi skor 3

h. Berkembang Sangat Baik (BSB) diberi skor 4

Page 109: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

67

Page 110: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

68

Page 111: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

69

Lampiran

RENCANA KEGIATAN HARIAN

Semester / Bulan / Minggu : II / April / XVI Hari / Tanggal : Senin / 02 April 2018 Kelompok / Usia : A / 4 – 5 Tahun Tema / Sub Tema : Tanah airku / Kehidupan didesa (Adat istiadat didesa) Materi : Menjawab pertanyaan dengan sopan Menyebutkan tentang adat istiadat didesa

Mengenal adat istiadat didesa Keaksaraan awal tentang kata adat Doa belajar

Fisik Motorik Kasar : Berlari sambil mengambil sampah organik atau anorganik Kegiatan Main : 1. Mengenal, menyebutkansampah organik dan anorganik (bahasa) 2. Mewarnai gambar sampah organik dan anorganik (seni) 3. Menghitung sampah organik dan anorganik (kognitif)

PROSES KEGIATAN :

A. Pembukaan 1. Bernyanyi “Desaku” 2. Bertepuk dengan 2 pola 3. Menyebutkan tentang adat istiadat didesa 4. Berdiskusi tentang adat istiadat didesa 5. Berdoa sebelum belajar 6. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain.

B. Fisik Motorik Kasar (BODY) 1. Berlari sambil melompat

C. Inti

1. Mengenal dan menyebutkan sampah organik dan anorganik (bahasa)

2. Mewarnai sampah organik dan anorganik (seni) 3. Menghitung sampah organik dan anorganik (kognitif)

Recalling :

1. Merapikan mainan 2. Diskusi tentang adat istiadat didesa 3. Menceritakan dan menunjukkan hasil karya

Page 112: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

70

4. Penguatan dan pengetahuan yang didapat anak

D. Penutup 1. Menanyakan perasaan selama hari ini 2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkan hari ini,

mainan apa yang paling disukai 3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan 4. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari 5. Berdoa setelah makan 6. Berdoa keluar kelas 7. Berdoa naik kendaraan

Mengetahui, Kepala TK Wisanggeni Guru Kelas Guru Praktek

( Jaronah,S.Pd.I ) ( Maryam,S.Pd ) ( Fia Rahmawati )

Page 113: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

71

RENCANA KEGIATAN HARIAN

Semester / Bulan / Minggu : II / April / XVI Hari / Tanggal : Rabu / 4 April 2018 Kelompok / Usia : A / 4 – 5 Tahun Tema / Sub Tema : Tanah airku / Kehidupan didesa (Mata pencaharian rakyat desa) Materi : Menjawab pertanyaan dengan sopan Menyebutkan tentang mata pencaharian rakyat desa

Mengenal permainan apa saja yang ada pekerjaan didesa

Keaksaraan awal tentang kata bertani Doa belajar

Fisik Motorik Kasar : Berjalan berjinjit Kegiatan Main : 1. Mengenal, menyebutkan sampah organik dan anorganik (bahasa) 2. Mencocok gambar sampah organik dan anorganik (seni) 3. Menghitung sampah organik dan anorganik (kognitif)

PROSES KEGIATAN :

A. Pembukaan 1. Bernyanyi “Desaku” 2. Bertepuk dengan 2 pola 3. Menyebutkan tentang mata pencaharian didesa 4. Berdiskusi tentang pekerjaan didesa 5. Berdoa sebelum belajar 6. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain.

B. Fisik Motorik Kasar (BODY) 1. Berjalan berjinjit

C. Inti

1. Mengenal dan menyebutkan sampah organik dan anorganik (bahasa)

2. Mencocok gambar sampah organik dan anorganik (seni) 3. Menghitung sampah organik dan anorganik (kognitif)

Recalling :

1. Merapikan mainan 2. Diskusi tentang mata pencaharian rakyat desa 3. Menceritakan dan menunjukkan hasil karya 4. Penguatan dan pengetahuan yang didapat anak

Page 114: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

72

D. Penutup 1. Menanyakan perasaan selama hari ini 2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkan hari ini,

mainan apa yang paling disukai 3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan

Page 115: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

73

RENCANA KEGIATAN HARIAN

Semester / Bulan / Minggu : II / April / XVII Hari / Tanggal : Senin/ 9 April 2018 Kelompok / Usia : A / 4 – 5 Tahun Tema / Sub Tema : Alam Semesta / Matahari,Bulan & Bintang (Bintang) Materi : Menjawab pertanyaan dengan sopan Menyebutkan tentang benda langit

Mengenal apa itu bintang Keaksaraan awal tentang kata bintang Doa belajar

Fisik Motorik Kasar : Berjalan sambil melompat Kegiatan Main : 1. Menyebutkan sampah organik dan anorganik

(bahasa) 2. Membuat sate dengan memilah sampah

organik / anorganik (seni) 3. Menghitung berapa sampah yang tertusuk di

sate (kognitif)

PROSES KEGIATAN : A. Pembukaan

1. Bernyanyi “Bintang Kecil” 2. Bertepuk dengan 2 pola 3. Menyebutkan apa saja benda langit 4. Berdiskusi tentang bintang 5. Berdoa sebelum belajar 6. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain.

B. Fisik Motorik Kasar (BODY) 1. Berjalan sambil melompat

C. Inti

1. Menyebutkan sampah organik dan anorganik (bahasa) 2. Membuat sate dengan memilah sampah organik / anorganik (seni) 3. Menghitung berapa sampah yang tertusuk di sate (kognitif)

Recalling :

1. Merapikan mainan 2. Diskusi tentang bintang 3. Menceritakan dan menunjukkan hasil karya 4. Penguatan dan pengetahuan yang didapat anak

D. Penutup

1. Menanyakan perasaan selama hari ini

Page 116: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

74

2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkan hari ini, mainan apa yang paling disukai

3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan 4. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari

Page 117: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

75

RENCANA KEGIATAN HARIAN Semester / Bulan / Minggu : II / April / XVII Hari / Tanggal : Rabu / 11 April 2018 Kelompok / Usia : A / 4 – 5 Tahun Tema / Sub Tema : Alam Semesta / Matahari,Bulan & Bintang (Planet) Materi : Menjawab pertanyaan dengan sopan Menyebutkan tentang planet

Mengenal apa itu planet Keaksaraan awal tentang kata planet Doa belajar

Fisik Motorik Kasar : Melompat sambil berjongkok Kegiatan Main : 1. Menyebutkan huruf apa saja dari macam-macam sampah (bahasa) 2. Mewarnai (seni) 3. Mengumpulkan sampah organik dan anorganik (kognitif)

PROSES KEGIATAN :

A. Pembukaan 1. Bernyanyi 2. Bertepuk dengan 2 pola 3. Menyebutkan tentang mata pencaharian didesa 4. Berdiskusi tentang alam semesta 5. Berdoa sebelum belajar 6. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain.

B. Fisik Motorik Kasar (BODY)

1. Melompat sambil berjongkok

C. Inti 1. Menyebutkan huruf apa saja dari macam-macam sampah

(bahasa) 2. Mewarnai (seni) 3. Mengumpulkan sampah organik dan anorganik (kognitif)

Recalling :

1. Merapikan mainan 2. Diskusi tentang planet 3. Menceritakan dan menunjukkan hasil karya 4. Penguatan dan pengetahuan yang didapat anak

D. Penutup

Page 118: MENINGKATKAN PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH …

76

1. Menanyakan perasaan selama hari ini 2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkan hari ini,

mainan apa yang paling disukai 3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan 4. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari 5. Berdoa setelah makan