Post on 14-Oct-2015
5/24/2018 Menilai Resiko Patah Tulang Lengan Pada Wanita Post Menopause
1/16
Menilai Resiko Patah Tulang Lengan Pada Wanita
Post Menopause
Abstrak
Ringkasan Bermacam-macam susunan dari kepadatan tulang, struktur , dan parameter kekuatan
tulang secara signifikan berkaitan dengan fraktur tulang lengan bawah pada wanita setelah
menopause, tapi kebanyakan dari mereka juga berkorelasi dengan area kepadatan mineral tulang
di leher femoral (aBMD) yang mana menyediakan ukuran yang cukup untuk yang kerapuhan
pada tulang di pergelangan tangan dengan tujuan klinis yang rutin.
Pengantar Penelitian ini bertujuan untuk menguji kegunaan klinis pendekatan untuk menilai
resiko patah tulang lengan bawah.
Metode Diantara 100 wanita setelah menopause dengan fraktur tulang lengan bawah bagian
distal (kasus) dan 105 wanita dengan tanpa riwayat osteoporosis fraktur (control) , mengukur
aBMD dan menilai volumetric dari kepadatan mineral tulang radius , geometri, dan
mikrostruktur, kegagalan pada beban di ultradistal radius di evaluasi dengan menggunakan
model elemen microfinite ( FE) .
Hasil Kasus-kasus fraktur memiliki kepadatan tulang yang lebih rendah, geometri, microstruktur,
dan kekuatan. Sebagian besar hal yang menentukan secara signifikan dari fraktur ada 5 kategori
yaitu kepadatan tulang (leher femoralis aBMD; odds ratio (OR) per standar deviasi (SD) ,
2,0;95% Interval kepercayaan (CI),1.4-2.8), geometry (ketebalan korteks , OR,1.5;95% CI, 1.1-
2.1), mikrostruktur (indeks model stuktur (SMI); OP, 0.5;95% CI 0.4-0 .7), dan kekuatan ( FE
beban kegagalan; OR, 1.8; 95% CI ,1.3-2 .5); faktor risiko (diterapkan beban dalam jatuh
kedepan beban kegagalan FE) adalah 15% lebih buruk dalam beberapa kasus (OR, 1,9,
95% CI ,1.4-2 .6). Wilayah kurva karakteristik operasi (AUC) berkisar antara 0,62-0,68. Itu
merupakan prediktor risiko patah tulang lengan bawah yang masuk kedalam model
multivariabel adalah leher femoralis aBMD dan SMI (gabungan AUC, 0.71).
5/24/2018 Menilai Resiko Patah Tulang Lengan Pada Wanita Post Menopause
2/16
Kesimpulan structur tulang yang lengkap dan ukuran kekuatan tulang memberikan pengetahuan
tentang pathogenesis fraktur pada lengan bawah, tetapi femoral leher aBMD menunjukkan hasil
yang tepat untuk diagnosis pada gejala klinis pada pemeriksaan rutin.
Kata kunci Kepadatan tulang, kualitas tulang, Colles'fracture ,Penilaian Faktor resiko,
epidemiologi
Pengantar
Resolusi tinggi kuantitatif perifer computer tomography (HRpQCT) dapat mengukur berbagai
makro dan mikrostruktural variabel dalam radius distal, bersama dengan volumetric kepadatan
mineral tulang (vBMD) dari tulang tulang kortikal dan trabecular secara terpisah. Memang ,
Boutroy dan rekan menunjukan bahwa radius distal vBMD dan Parameter structur mikro yang
lebih baik dijadikan perbandingan dari 35 wanita setelah menopause dengan patah tulang
campuran dari 78 kasus wanita post menopause dengan patah tulang dari wilayah kepadatan
mineral tulang (aBMD) dari pinggul atau tulang belakang oleh dual energy X-ray absorptiometry
(DXA). Dalam permulaan pelajaran , kami selalu menemukan variasi dari kepadatan tulang,
geometry, micro structural, dan kekuatan parameter yang diskriminatif pada 18 wanita
postmenopause di Rochester, Minnesota dengan fraktur lengan distal ( Colles) dari jumlah yang
sama pada kontrol kecocokan usia wanita yang tidak memiliki riwayat patah tulang karena
osteoporosis. Hasil serupa telah dilaporkan diantara 34 wanita postmenopause dengan patah
tulang lengan bawah dibandingkan dengan 34 kecocokan usia control. Salah satu yang lebih
menarik adalah variabel dalam studi terakhir adalah adanya pemisahan distribusi trabecular
(Tb.Sp.SD), sebuah ukuran dari homogenitas struktur tulang, yang 75% lebih berat (buruk)
diantara para wanita dengan riwayat patah tulang. Demikian juga , Tb.Sp.SD adalah 36 % lebihbesar diantara pasien dengan patah tulang lengan bawah di penelitian awal, tetapi perbedaan
secara statistic tidak signifikan mengingat terbatasnya ukuran sampel. Terlebih lagi , sebagian
besar struktur tulang dan variabel kepadatan yang berkorelasi dan mungkin tidak terdeteksi
sebelumnya untuk mengidentifikasi predictor terbaik dari resiko patah tulang. Dalam laporan ini
, kami telah mengevaluasi tentang mikro struktur dan parameter kekuatan yang diperoleh dari
5/24/2018 Menilai Resiko Patah Tulang Lengan Pada Wanita Post Menopause
3/16
peningkatan unsur microinfinite (FE) model biomekanikal, termasuk penilaian porositas
kortikal, hipotesis yang berhubungan erat dengan resiko patah tulang lengan dalam populasi
yang jauh lebih besar dalam rangka untuk menguji kegunaan klinis ini dalam berbagai
pendekatan untuk penilaian resiko terhadap fraktur.
Bahan dan metode
Subjek penelitian
Setelah disetujui oleh dewan Mayo Clinic Instituional , kami mengidentifikasi 100 wanita
postmenopause dari Olmsted Country , Minnesota yangbaru didiagnosa dengan Fraktur Colles
pada 2001 2008. Tak satupun dari mereka telah termasuk dalam penelitian awal kami.
Seandainya timbul fraktur yang ditandai dengan apa yang tertera pada skema palvanen dan
rekan. Subyek control tidak secara individual cocok untuk kasus tetapi lebih pada pada
persamaan frekuensi dalam populasi ini untuk fraktur lengan bawah. Hasil dari populasi itu
didapati 105 postmenopause control kami mengambil beberapa simulasi dati study kohort yang
mana kami ambil sampel secara acak dari populasi local (n=66), diperbanyak dengan komunitas
wanita yang datang ke Mayo Clinic paling sedikit untuk yang datang pada periode 2003-2005
(=-39) dan kami mengidentifikasi dengan cara yang sama. Tak satu pun dari control yang
memiliki sejarah dari fraktur osteoporosis , I,e, pinggul, tulang belakang , lengan atau fraktur
yang terjadi setelah usia 35 tahun. Persetujuan tertulis diperoleh dari semua mata pelajaran
sebelum partisipasi dalam studi tersebut.
Pengukuran Kepadatan Tulang
Areal kepadatan mineral tulang (g/cl tubuh (m) berasal dari pengukuran DXA scan yangmenampilkan hasil dari kepadatan tulang pada pergelangan tangan , pangkal tulang paha, tulang
lumbar, dan total tubuh (Lunar prodigy sistem, GE, perawatan kesehatan, Madison, Wisconsin ,
A.S). Total, kortikal, dan trabecular vBMD (mg/cm3), adalah juga dipakai sebagai pengukur
untuk struktur tulang, yang dimana diperoleh dari hasil non dominan (atau tidak fraktur) pada
pergelangan tangan pada seluruh subjek penilaian dari XtremeCT (Scanco Medical AG,
5/24/2018 Menilai Resiko Patah Tulang Lengan Pada Wanita Post Menopause
4/16
Bruttisellen, Switzerland). Dimulai 9,55mm dari garis sumber yang ditetapkan secara manual
pada bagian ujung saraf jari, data yang didapat diperoleh berdasarkan hasil 3 dimensi dari 110
tumpukan resolusi tinggi irisan tomography dengan ukuran anisotropik voxel 82m,
menggunakan energy sebesar 60kV, luas permukaan 125,9 m, dan gambaran dari matrix sebesar
1,536x1,536 pixel.
Struktur tulang
Seperti yang dijelaskan oleh yang lainnya, volume tulang/total volum (BT/TV,%) dari jari-jari
radius distal adalah berasal dari trabecular vBMD dan ketebalan struktur trabecular ekstraksi
yang digunakan untuk mengindentifkasi 3 daerah dimensi ( pusat poin dari trabecular) , nomor
trabecular (Tb.N,mm-1) yang kemudian diambil sebagai kebalikan dari rata-rata jarak dari
daerah tersebut. dianalogikan dengan standar histomorpometry, ketebalan trabecular (Tb.Th. m)
yang dikalkulasikan sebagai BV/TV : Tb. N dan jarak trabecular (Tb.Sp. m) sebagai (1-
BV/TV) : Tb.N. Pemisahan distribusi trabecular , standar deviasi Tb.Sp. adalah ukuran dari
variasi trabecular. Validitas studi menunjukkan korelasi yang sangat baik (R0.96) untuk
parameter hubungan dengan teknik gold standar ex vivo CT (resolusi 20 m). konektivitas
kepadatan (Conn.D, 1/mm3) adalah ukuran yang lain untuk gangguan bentuk dari trabecular ,
sementara untuk sruktur model indeks (SMI) menilai trabecular lebih kepada ujung saraf atau
badan saraf yang melaluinya.
Seperti yang didefinisikan oleh sumbernya, korteks tersegmentasi dari gambaran skala abu-abu
dengan Gaussian Filter (sigma =2 dan support = 3 voxels) dan berikutnya pengukuran di 160
permile dari jangkauan ukuran detector dynamic, sesuai dengan kepadatan rata-rata 560 mg/cm3.
vBMD kortikal dan derah pengukurannya diukur secara langsung dan diameter periosteum
dihitung dari kontur, lalu kemudian dihitung dengan ketebalan kortikal (Ct.Th.mm) sebagai
perbandingan area : diameternya. Korelasi sangat baik (R=0,98) telah ditunjukkan dengan Ct
dengan pengukuran oleh CT. selain itu bagian lapisan dari cortical secara otomatis ditetapkan
untuk struktur tulang untuk mendapatkan pengukuran untuk kortikal tulang, diikuti oleh tanpa
inversi yang mengakibatkan gambaran negative yang hanya disertai pori kortikal , kepadatan
5/24/2018 Menilai Resiko Patah Tulang Lengan Pada Wanita Post Menopause
5/16
pori-pori kortikal didefinisikan sebagai rasio dari volume pori kortikal untuk volume tulang
kortikal.
Parameter kekuatan tulang
Kekuatan tulang bagian jari-jari distal radius diukur langsung dari model FE seperti yang
dijelaskan lainnya. Kegagalan beban dengan demikian dihitung dari contoh FE sangat
berkorelasi (R=0,87) dengan beban tekan yang dihasilkan oleh fraktur colles tulang lengan pada
54 cadaver. Selain itu , beban relatif didukung oleh kortikal disbanding dengan tulang trabecular
di radius yang dinilai dengan menghitung energy regangan yang disebar dikortek sebagai
pecahan dari energy total total ketegangannya. Energy regangan didefinisikan sebagai potensi
energy yang disimpan dalam volume berdasarkan elastisitas deformitas, yang sama dengan
pekerjaan yang harus dilakukan menghasilkan deformasi tersebut.
Beban dikekuatan ratio
Kami juga menilai rasio dari jatuhnya beban untuk secara keseluruhan kekuatan tulang,
sebagaimana ditentukan oleh FE, untuk memperkirakan faktor dari risiko. Dengan jatuhnya
beban sebagai pembilang dan kekuatan tulang sebagai penyebut , nilai-nilai yang lebih tinggi
menunjukkan peningkatan resiko terjadinya fraktur. Untuk analisis ini, beban diperkirakaan
didapati ketika terjadinya proses penguluran tangan yang berdampak pada saat jatuh. Data
individu yang digunakan untuk mempirakan perihal beban yang diterapkan secara spesifik
menggunakan p formula , 670 Ns = m*2*9:81(*tinggi 2)
Analisis statistic
Variabel tulang diringkas menggunakan sarana dan standar penyimpangan. Mengingat usia
serupa dalam dua kelompok, siswa-siwa dites untuk digunakan sebagai pembandingkan
perbedaan dalam kasus fraktur dan control. Koeffisien korelasi perseorangan yang digunakan
untuk mengevalusi hubungan antara kunci kepadatan tulang, struktur, dan variabel kekuatan.
Tidak ada variabel yang secara signifikan membantah asumsi dari hasil tes. Risiko relatif fraktur
5/24/2018 Menilai Resiko Patah Tulang Lengan Pada Wanita Post Menopause
6/16
terkait dengan tulang yang berbeda. Parameter ini diperkirakan oleh rasio peluang. Diperoleh
dari model regresi logistic, dimana status kasus adalah variabel dependen dan kepadatan tulang,
geometri, mikro, dan kekuatan (semua/ penurunan SD) dan beban untuk kekuatan rasio (per
peningkatan SD) adalah predictor potensial. Terdapat 5 variabel utama yang terpenting. Variabel
kategori dipilih untuk mewakili kategori tersebut. langkah metode yang dipilih adalah dipilih
kedepan dan ke belakang bangsal penghapusan yang kemudian untuk memilih variabel
indenpenden dari pilih parameter untuk metode akhir. Sebagai ekspresi tambahan fraktur
diskriminasi, area dibawah karakteristik penerima operasi (ROC). Kurva (AUC) dinilai oleh
indeks kemungkinan (c-index), juga diperoleh dari regresi logistic model. Perdingan ini adalah
sebagai dasar tidak ia nilai-0 nilai prediktif dari model logistic. Semua analisis yang digunakan
menggunakan SAS (SAS institute inc, Cary, North Carolina, AS) dan S plus (mendalam Corp,
Seattle, Washington, USA).
Hasil
100 wanita postmenopause dengan riwayat fraktur Colless (usia rata-rata 63 tahun, range (OR)
kuartil, inter 56 tahun71 tahun ) mengalami fraktur rata-rata 7 bulan sebelum studi (IQR, 3-13
bulan). Lima puluh enam dari patah tulang telah terjadi pada sisi kiri dan 44 disebelah kanan dan
scan dilakukan pada pergelangan tangan berlawanan. Delapan puluh Sembilan scan dilakukan
pada pergelangan tangan berlawanan. Delapan puluh Sembilan fraktur akibat jatuh dari
ketinggian berdiri, smentara tujuh adalah akibat jatuh dari ketinggian kurang dari dan 4 dari
beberapa lebih daripada ketinggian dengan posisi berdiri (misalnya tergelincir dari pohon).
Sebagai ilustrasi di Fig. 1,53 jatuh adalah kearah depan atau samping, 46 kebelakang atau sisi
dan satu orientasi kejatuhan adalah pasti.
Frekuensi kasus fraktur dicocokkan dengan 105 kontrol yang dibandingkan usia (p=0,484)
perempuan (median , 62 tahun) IQR 59-72 tahun dengan hasil fraktur pada osteoporosis
sebelumnya. Dalam kelompok ini, penggelangan tangan kiri (non dominan) di scan pada 96
perempuan dan sembilan yang benar. Mencerminkan etnis wanita post menopause di
masyarakat dengan komposisi (96% kulit putih pada tahun 2000), yang hanya 2% yang tidak
terjadi kulit putih. Tiga puluh tiga persen dari kausu dibandingkan dengan 29% kasus komtrol,
5/24/2018 Menilai Resiko Patah Tulang Lengan Pada Wanita Post Menopause
7/16
sedang dirawat dengan anti resorpsi agen pada saat waktu pengujian tersebut (kebanyakan
bifosfat di kasus dan esterogen dalam control), sementara 18% dari kasus dan 24 % control
berada di penggantian tiroid. Fraktur kasus dan control telah indektik rata-rata ketinggian (mean
SD , 161.4 6,1 versus 161.4 5.7 cm ) dan beban serupa (73.6 17.1 versus 73.8 14.5 kg)
serta 2 indeks sebagai massa tubuh (28.2 6.1 vs28.4 5,7 kg/m). akibatnya , perkiraan beban
traumatis berarti pada radius distal , dimana dengan posisi jatuh dengan tangan yang dijulurkan
kebelakang, yang secara praktis identic dalam kasus dan control pada wanita (2,666 5,1 versus
2,665 47 N, p = 0.968). oleh karena itu , hanya kerangka variabel saja yang
mendiskriminasikan kasus dari control.
Pada kasus fraktur kasus dengan aBMD rendah terjadi disemua pengukuran DXA di lengan.
Nilai-nilai yang lebih rendah 12% pada jari-jari distal, fraktur colles, dan aBMD ultra distal
radius dibandingkan kasus dari control lebih baik daripada 1/3 aBMD jari-jari total aBMD.
Meskipun mereka memiliki tinggi dan berat yang sama, namun total kandungan mineral tulang
tubuh adalah 7 % yang mana kurang dari kasus control yang dimiliki (p= 0,001) dan femoralis
leher dan tulang belakang lumbal aBMD lebih rendah diantara pasien yang juga mengalami
fraktur. Total, vBMD trabecular dan kortikal dalam ultra distal radius adalah juga secara
signifikan lebih rendah dalam kasus ini, meskipun deficit trabecular tulang adalah relatif lebih
besar dari pada tulang kortikal, dan ultra distal radius trabecular vBMD membandingkan proses
patah yang terjadi dari control yang lebih baik daripada VBMD yang lain. Paling signifikan
faktor predisposisi terjadinya resiko fraktur colles diantara semua parameter adalah kepadatan
tulang. Analisis multivarian adalah leher femoralis aBMD (atau per SD menurun, 2.0 :95%
Cl,1.4-2,8). Namun , sebagian besar tulang kepadatan parameter dilakukan perbandingan yang
sama dalam membedakan kasus dari control, dengan AUCs mulai dari 0.59-0,67 anatara control.
SMI adalah 9% lebih besar antara para wanita dengan fraktur, menunjukkan sebagian perubahan
ke arah batang trabecular. Yang terbaik dari variabel struktur tulang makro stuktur adalah Ct.Th
(OR 1,5;95%,Cl,1.1-2.1), dimana sebagai makro struktur terpenting parameter adalah SMI (OR,0.5;95%Cl,0,4-0,7) sehingga setiap penurunan SD mengurangi setengah risiko terjadinya fraktur.
Sekali lagi, bagaimanapn, variabel structural mikro berkaitan gangguan bentuk trabecular
dibandingkan kasus fraktur dari kasus control untuk disebandingkan.
5/24/2018 Menilai Resiko Patah Tulang Lengan Pada Wanita Post Menopause
8/16
Kegagalan perkiraan beban (kekuatan) distal radius di bawah kompresi adalah secara signifikan
lebih besar di antara kasus control . dalam tulang kortikal, ketegangan kerapatan energy
didefinisikan sebagai energy rata-rata ketegangan yang dihamburkan setiap volume unit tulang.
Apakah kasus-kasus yang tidak berbeda dibandingkan 3 kontrol (0.26 0.03 versus 0.26 0.02
J/mm; p = 0,142). Namun tulang intratrabecular sedikit lebih rendah antara 3 kasus (0.150.03
versus 0.160.03J/mm; p = 0.003) sebagai proporsi beban yang ditanggung oleh tulang kortikal
beberapa kasus fraktur yang lebih besar. Ketika FE beban mengalami kegagalan yang berkaitan
dengan beban traumatis yang diperkiraan akibat jatuhnya yang dialami subjek, maka rasio beban
ditetapkan untuk kegagalan yaitu 15% lebih tinggi atau buruk antara kasus fraktur. Variabel
kekuatan tulang yang terbaik memprediksi resiko fraktur lengan adalah kekuatan tulang FE
(atau 1.8; 95% CI, 1,3-2.5), dimana sebagai rasio peluang yang terkait dengan setiap kenaikan
SD adalah 1.9 (95%Cl.1.4-2.6). Peluang rasio memiliki hasil dibawah kurva ROC dank arena
rasio peluang yang sama besarnya, AUC bervariasi hanya dari 0,50 sampai 0,68, sebagai
penggambaran ditampilkan didalam tabel 1. ini adalah sebagian bagian yang ditampilkan
diantara variabel lain. Untuk contoh,, relatif terdapat pada femoralis leher aBMD, korelasi
dengan ct.Th,SMI,FE kekuatan tulang dan berada 0,45 yaitu 0,39, 0,57 dan 0,50 masing-
masing dengan (p=0,001). Seperti biasanya kekuatan tulang adalah positif berkorelasi dengan
Ct.Th (0.59; p < 0.001) dan negative dengan SMI (0,65; p < 0.001). bila parameter ini diangggap
bersama-sama dalam analisis multivarian , leher femoralis aBMD telah paling signifikan asosiasidengan resiko terjadi fraktur colles (p=0,002). Namun model akhir menunjukkan hanya terjadi
peningkatan yang sederhana AUC dibandingkan dengan leher femoralis aBMD sendiri (0.71
versus0.66; p = 0.078). Perhatikan lebih lanjut bahwa banyak variabel yang dapat persimpangan.
Khususnya, ada tidak ada perbedaan signifikan secara statistik prediktif berkuasa antara
Ct.Thand SMI (p = 0.267), antara tulang FE kekuatan dan leher femoralis aBMD (p = sedang
0,766), atau antara leher femoralis aBMD dan ultra distal radius trabecular vBMD(p=0.823).
Demikian sebuah penilaian yang menggunakan hanya pergelangan tangan Variabel HRpQCT,
misalnya, trabecular vBMD, berkurangAUC hanya untuk 0,67 dari 0,71 untuk aBMD pinggul
dan SMI dikombinasikan. Tidak ada hasil yang berubah secara signifikan yang terjadi pada
penelitian ini setelah pasien diberikan treatment untuk osteoporosis dan tyroid.
5/24/2018 Menilai Resiko Patah Tulang Lengan Pada Wanita Post Menopause
9/16
Diskusi
Meskipun aBMD oleh DXA telah terbukti secara klinis berguna untuk memperkirakan risiko
patah tulang di masa depan , tetapi tes ini memiliki terbatassensitivitas dan spesifisitas .Hal ini
telah mendorong pencarian untuk cara yang lebih baik untuk menilai tulang kerapuhan dalam
praktek, terutama yang berkaitan dengan aspek-aspek dari "kualitas" tulang tidak tercakup oleh
pengukuran kepadatan tulang .Dalam studi awal, kami menunjukkan bahwa 18 postmenopause
wanita dengan Colles fraktur memperlihatkan defisit susunan dalam tulang macrostructure,
mikro, dan kekuatan dibandingkan dengan usia cocok kontrol, tetapi sampel terbatas ukuran
menghalangi salah menilai parameter yang kerangka mungkin terbaik untuk mengevaluasi risiko
fraktur. Saat ini, banyak penelitian besar menemukan hasil yang sama di sejauh sebanyak
aspek kepadatan tulang dan struktur yang terkait dengan distal lengan patah tulang. Dalam
pemodelan multivarian, aBMD diukur pada jari-jari distal ultra dilakukan lebih baik pengukuran
pergelangan tangan DXA lainnya. Di sisi lain, aBMD pada leher femoralis adalah situs rangka
pilihan untuk rutin penggunaan klinis , dan itu dilakukan serta dan adalah yang paling
signifikan prediksi fraktur Colles' ketika potensi faktor-faktor risiko rangka dinilai bersama-sama
dalam analisis multivarian.Sebagian, hal ini karena aBMD malu karena ukuran tulang, prediktor
independen dari lengan Patah risiko [9]. Catatan, namun, aBMD femoralis leher itu tidak
diperlukan untuk penilaian risiko fraktur lengan karena banyak kerangka parameter di
pergelangan tangan dilakukan comparably dalam membedakan Colles' patah dari kontrol.Dengan demikian, area di bawah kurva ROC adalah 0.66 untuk leher femoralis aBMD tapi 0,65
untuk aBMD ultra distal radius, 0,67 untuk vBMD trabecular ultra distal radius, dan 0,65 untuk
FE-model kekuatan tulang jari-ja ri. Hanya tulang parameter lain dalam hasil akhir model
multivarian adalah SMI, nilai yang lebih rendah yang telah pelindung dalam model multivarian.
Telah ditunjukkan SMI tergantung pada resolusi gambar di kompleks cara, mungkin mencegah
perbandingan langsung lain studi yang menggunakan resolusi yang berbeda . tidak kurang, SMI
adalah 9% lebih tinggi di antara kasus-kasus, menunjukkan perubahan dari serabut saraf seperti
trabeculae. Meskipun berkorelasi dengan leher femoralis aBMD (0.39; p < 0.001), kontribusi
SMI menunjukkan bahwa Colles' patah tulang terkait dengan gangguan trabecular asitektur. Ini
adalah didukung oleh 12% pengurangan jumlah trabecular, 15% meningkatkan dalam
Tb.Sp,19% penurunan kepadatan konektivitas, dan 28% peningkatan Tb.Sp. SD dibandingkan
dengan Tb.Th, . Hal ini dicatat layak dalam hal ini bahwa usia - terkait reduksi pada distal
5/24/2018 Menilai Resiko Patah Tulang Lengan Pada Wanita Post Menopause
10/16
radius vBMD laki-laki, yang lengan Patah risiko jauh lebih rendah dibandingkan pada wanita,
disertai dengan penipisan trabecular daripada hilangnya trabecula pada penuaan wanita .
Pengamatan yang sama dengan baru saja dibuat oleh Boutroy dan rekan-rekan, yang
menemukan potongan 20% di Tb.N,29% menjadi Tb.Sp, dan 48% greaterin Tb.Sp.S Din33
kasus lengan Patah dibandingkan dengan jumlah yang sama antara usiayang cocok pada wanita
post menopause sebagai kasus kontrol. Semua ini menunjukkan perbedaan yang signifikan
secara statistik, seperti 8% penurunan Tb.yang sedikit studi mereka.Kelompok tersebut
menyimpulkan bahwa trabecular. arsitektur memberikan kontribusi hanya 12% dari total jenis
kekuatan tulang.Namun, nilai ini diperoleh hanya setelah menyesuaikan untuk lain kepadatan
tulang dan kekuatan tulang yang diperkirakan ,termasuk vBMD yang berkorelasi dengan
struktur mikro tulang, dan lain-lain telah dikaitkan secara lebih pada biomekanis adalah penting
untuk trabecular komponen dalam berat badan distal radius.
Fokus pada struktur mikro trabecular adalah tidak untuk menyangkal peran untuk tulang kortikal
dalam patogenesis fraktur Colles'.Kekuatan tulang kortikal membuat kontribusi penting untuk
lengan bawah risiko fraktur seperti yang ditunjukkan oleh ex vivo studi . analisis kami, tulang
kortikal dilakukan 68% dari beban pada jari-jari antara patah tulang kasus, dan Ct.Th adalah
11% kurang dalam kelompok. Hasil ini menyerupai sebelumnya Laporan , tetapi proporsi beban
yang dibawa oleh kortikal tulang di ultra distal radius tidaklah sekuat prediktor fraktur risiko
dalam penelitian kami. Namun, sejak lama diperkirakan bahwa kortikal porositas juga bisapenting menentukan risiko fraktur Colles' dan, khususnya, itu dapat menjelaskan kejadian seperti
patah tulang sebelum menopause dan remaja dari kedua jenis kelamin, yang telah dikaitkan
dengan peningkatan resiko fraktur tulang sementara. PBB diharapkan, indeks kortikal porositas
berasal dari HRpQCT scan [10] adalah tidak terkait dengan patah tulang Colles' dalam analisis
ini. Namun, pendekatan kami terbatasi oleh adanya penyelesaian HRpQCT . Meskipun pada
laki-laki setuju didapati hasil yang rendah seperti yang dilaporkan pada Histologi dan CT .
Indeks
kortikal porositas bergantung pada segmentasi korteks sehingga yang menghasilkan hasil yang
sebanding selama terdapat pendekatan standar pada segmentasi sedang digunakan. Bahkan
kemudian, prosedur ini dikenal bermasalah dengan korteks yang sangat tipis. Selain itu,
perempuan ini adalah, dirata-rata, satu dekade luar menopause ketika akut estrogen defisiensi
5/24/2018 Menilai Resiko Patah Tulang Lengan Pada Wanita Post Menopause
11/16
mengarah pada peningkatan tulang yang meberikan kekuatan pada tulang, diperkirakan oleh
FE di pergelangan tangan fraktur pada COLLES' dan 12% lebih rendah antara kasus.Selain itu,,
itu rasio beban tulang untuk bone kekuatan, juga dikaitkan dengan patah tulang dalam studi ini,
mencerminkan pentingnya proses penyusunan component tulang dalam menilai lengan bawah
risiko fraktur. Ini masuk akal karena patah tulang colles hampir tidak pernah tidak adanya
trauma (biasanya digambarkan sebagai jatuh ke depan dengan tangan menjulur), yang adalah
beban tulang di Analisis ini . Namun, sebenarnya orientasi yang diendapkan fraktur Colles'
dalam studi ini yang jauh lebih beragam.Hanya sekitar seperempat yang tercermin secara klasik
dalam gambaran masalah, tema dalam kasus adalah 1.3, sebagai diharapkan dari oretical
gagasan bahwa faktor-dari-risiko melebihi 1.0 menandakan kemungkinan peningkatan fraktur
.Sebaliknya, control menyarankan pengabaian modulus elastis jaringan, yang masih tidak ada
konsensus nilainya.
Juga, kriteria yang digunakan untuk menentukan kekuatan tulang dari Linear relastic FE
simulasi termasuk asumsi-asumsi yang dapat memprovokasi pengabaian . Sementara perkiraan
mungkin tidak tepat, tidak pernah kurang pasca menopause wanita berada pada risiko fraktur
Colles pada saat terjatuh , yang dapat membantu menjelaskan mengapa itu sangat sulit untuk
mengidentifikasi klinis faktor risiko yang jelas membedakan wanita dengan patah lengan distal
dari kontrol .
Studi ini memiliki keuntungan negara negara secara in vivo dengan penilaian struktur tulangoleh HRpQCT ("non invasif tulang biopsi") dan tulang kekuatan oleh tehnik dFE , yang
diterapkan untuk menilai lengan risiko fraktur dalam kelompok yang lebih besar komunitas
wanita daripada sebelumnya dievaluasi dengan cara ini. Namun, HRpQCT scan yang
menampilkan standar yang terlepas dari lengan panjang, dan spesifik fraktur yang tidak
diidentifikasi. Lebih dari itu, penilaian FE dasar ini tidak menggambar secara sempurna.
Simulasi dari beberapa jenis beban bahwa wanita yang berpengalaman dalam distal radius.
Secara khusus, analisis FE simulasi kompresi aksial distal radius ultra ini dianggap penting
loading mekanisme yang menyebabkan patah tulang Colles' , dan penilaian dilakukan paling
distal wilayah radius muncul untuk memberikan ukuran terbaik dari kekuatan radius.Efek dari
membungkuk tidak disimulasikan dalam FE karena besar lintas - bagian dari jari-jari
dibandingkan dengan tumpukan relatif kecil tulang diukur dengan HRpQCT tidak akan
mengarah ke hasil yang bermakna. Dalam Selain itu, sifat-sifat materi tulang mungkin
5/24/2018 Menilai Resiko Patah Tulang Lengan Pada Wanita Post Menopause
12/16
berkontribusi dengan patogenesis Colles' fraktur , tapi kita tidak bisa menilai mereka secara in
vivo. Akhirnya, temuan kami dibatasi oleh Desain studi retrospektif dan sesuai penundaan antara
fraktur dan sub penilaian berturut-turut. Meskipun beberapa parameter rangka telah berubah
dalam. Sementara, tidak ada yang signifikan berkorelasi dengan durasi keterlambatan kecuali
untuk kaitan positif marjinal dengan Lumbar tulang BMD (p = 0.042).Meskipun keterbatasan ini,
kami menemukan, seperti orang lain , risiko fraktur lengan bermakna dikaitkan dengan adiverse
macam kepadatan tulang, struktur, dan parameter kekuatan. Pertimbangan potensi tulang
loading juga tampak penting, walaupun pekerjaan tambahan diperlukan untuk menggambarkan
beban yang benar-benar ditemui diberbagai proses terjadinya jatuh yang menyebabkan patah
tulang Colles' .Sementara pengamatan ini memberikan dasar yang kuat atas untuk
mendefinisikan patogenesis Colles' patah tulang, paling struktur dan kekuatan variabel
berkorelasi dengan femoralis leher aBMD, yang muncul untuk memberikan ukuran memadai
kerapuhan tulang pada pergelangan tangan untuk rutin keperluan klinis .
Ucapan terima kasih
Penulis ingin daripada kMargaret Holets untuk pengukuran HRpQCT, Lisa McDaniel,R.N. dan
Louise McCready,R.N., untuk inrecruiting bantuan mereka dan mengelolaKajian subyek, James
M.Peters untuk bantuan dengan data manajemen dan file penyimpanan, dan Mary Roberts untuk
assistan mempersiapkan script.Konflik kepentingan tidak ada.
5/24/2018 Menilai Resiko Patah Tulang Lengan Pada Wanita Post Menopause
13/16
CRITIKAL APPRAISAL
Judul dan Pengarang
Abstrak
5/24/2018 Menilai Resiko Patah Tulang Lengan Pada Wanita Post Menopause
14/16
Kata kunci
Pendahuluan
5/24/2018 Menilai Resiko Patah Tulang Lengan Pada Wanita Post Menopause
15/16
Metode
Hasil
5/24/2018 Menilai Resiko Patah Tulang Lengan Pada Wanita Post Menopause
16/16
Pembahasan , kesimpulan, daftar pustaka